Nama : Fitriana Roselly Nim : F34150038 Tugas : Teknologi Pengendalian Pencemaran Industri Kasus : Pencemaran limbah B3 di Jawa Timur Timur Penggiat lingkungan hidup di Provinsi Jawa Timur mengirimkan surat kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang pencabutan izin bagi PT. Putra Restu Ibu Abadi. Perusahaan yang telah diberi izin untuk mengangkut, mengelola dan memanfaatkan limbah B3 tersebut dianggap telah melakukan pencemaran di lingkungan Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Anggapan pencemaran tersebut tidak dituduhkan begitu saja, namun didasarkan pada bukti- bukti berupa foto dan video, serta kajian ilmiah. Penelitian yang dilakukan penggiat lingkungan hidup Jawa Timur menjelaskan bahwa penduduk yang tinggal di sekitar perusahaan pengolah limbah tersebut mengalami berbagai penyakit karena polusi udara. Banyak warga yang menderita batuk, sesak napas, demam tinggi dan mengalami iritasi pada kulit. Pelanggaran izin yang didakwakan pada perusahaan pengelola limbah tersebut diantaranya adalah mempekerjakan warga sekitar untuk memilah limbah tanpa membekali pekerja dengan alat pelindung. Pelanggaran lainnya yakni penampungan limbah cair tidak dilapisi dilapisi dengan bahan kedap air sehingga cairan merembes dan menyebabkan polusi tanah dan air di sekitar perusahaan. RESUME Limbah B3 harus dikelola agar tidak menimbulkan polusi air maupun tanah. Ada berbagai macam teknik untuk mengelola limbah B3 ini. Lima teknik yang bisa digunakan untuk mengelola limbah B3 diantaranya adalah teknik netralisasi, teknik pengendapan, koagulasi & flokasi, teknik evaporasi dan teknik insinerasi. Teknik Teknik yang pertama adalah netralisasi. Cara ini tergolong dalam pengolahan limbah secara kimiawi. Teknik netralisasi perlu dilakukan jika pH atau kadar keasaman limbah berada di luar kisaran 6 – 8. Limbah yang sudah diluar kisaran pH tersebut sudah sangat beracun dan dapat mencemari lingkungan. Hal yang dilakukan dalam teknik netralisasi ini yakni mencampurkan limbah yang pH nya rendah dengan cairan kimia yang ber-pH tinggi. Proses pencampuran kedua jenis limbah ini dilakukan d ilakukan di dalam tangki netralisasi. Teknik pengendapan pengendap an dilakukan pada limbah dengan kandungan logam berat yang cukup tinggi. Logam berat tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu dengan cara diendapkan. Cairan yang digunakan untuk mengendapkan logam berat yakni berupa soda kaustik atau larutan kapur. Teknik ketiga yakni koagulasi dan flokasi. Kedua cara ini juga merupakan pengolahan limbah secara kimiawi. Cara melakukan koagulasi yakni dengan mencampurkan senyawa- senyawa koagulan ke dalam cairan limbah. Salah satu koagulan yang biasa digunakan dalam proses ini adalah tawas. Teknik Evaporasi yaitu limbah yang merupakan sisa proses produksi biasanya mengandung pelarut. Pelarut tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum membuang limbah. Teknik evaporasi ini digunakan untuk memisahkan pelarut dari limbah. Pelarut memiliki titik didih yang berbeda dengan senyawa- senyawa lain sehingga proses pelarutannya dilakukan dengan cara diuapkan. Teknik Insinerasi adalah dengan membakar sampah padat. Alat yang digunakan untuk membakar disebut insinerator. Pembakaran tersebut mempunyai tujuan untuk menghancurkan zat- zat berbahaya yang terkandung dalam limbah limbah sehingga limbah tak lagi mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Dimensi, fungsi dan fitur dari insinerator dibuat sesuai dengan jenis dan
banyaknya limbah yang akan diproses. Insinerator juga disertai dengan fungsi untuk mencegah pencemaran atau polusi udara sehingga standar emisi alat ini terpenuhi. Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri (kegiatan utama). Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya pro dak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Sifat dan Klasifikasi Limbah B3 yaitu limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar. Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet. Berbahaya bagi lingkungan, limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin. Karsinogenik, Teratogenik, Mutagenik, limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom. Limbah B3 masuk kelingkungan melalui media air, tanah, udara, dan hewan/biota yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan seketika, teratur dan tidak teratur. Limbah B3 meracun I makhluk hidup melalui rantai makanan sehingga menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan dan manusia) terpapar oleh zat-zat beracun. Pengaruh Limbah B3 terhadap Kesehatan dan Lingkungan dengan karakteistik yang dimilikinya, B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksi kakut dan kronis) bagi manusia. Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ketubuh manusia melalui: Oral yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai peredaran darah, Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah, Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah, Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran.