BAB III TINJAUAN KHUSUS KERJA PRAKTEK 1.1.
Latar Belakang
Tower crane merupakan elemen yang penting dalam proses konstruksi. Pada saat ini diperkirakan belasan unit tower crane sedang digunakan atau akan digunakan pada proyek proyek konstruksi di pekanbaru. Tower crane biasa digunakan pada lokasi konstruksi yang berdekatan dengan daerah pemukiman atau perkantoran. Walaupun jarang terjadi, keruntuhan tower crane dapat menyebabkan kecederaan baik pada personel konstruksi di dalam lokasi konstruksi maupun pada masyarakat di luar lokasi konstruksi.
1.2.
Penyebab-Penyebab Keruntuhan
Walaupun kejadian keruntuhan tower crane jarang terjadi namun kecelakaan dan kejadian yang hampir mendekati kecelakaan dapat terjadi.
Hal ini umumnya berasal dari kejadian-
kejadian, baik tunggal maupun kombinasi, yang belum diantisipasi; kejadian atau tindakan yang menyebabkan pembebanan yang tak terduga atau kesalahan selama proses erection; penggunaan atau pembongkaran. Kegagalan dalan setiap bagian crane atau sistem pengangkukat beban dapat menyebabkan kecelakaan serius-biasanya melibatkan operator, personel lapangan maupun masyarakat umum. 1.3.
Jenis-Jenis Bahaya
Operasi yang melibatkan erection, pengaturan ulang dan pembongkaran crane biasanya mengandung hal-hal yang berbahaya. Ketika crane sedang dalam penggunaan, operasi yang buruk, atau kegagalan alat peringatan atau elemen struktur merupakan hal utama yang dapat menimbulkan kecelakaan serius. Semua personel yang terlibat dalam pemilihan, pengadaan, perencanaan, erecting, dan operasi tower crane, termasuk juga orang-orang yang berada disekitarnya, harus mengerti tentang bahaya-bahaya penggunaan dan stabilitas tower crane. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut haruslah orang yang terlatih dan berpengalaman.
Beberapa peralatan penting pada tower crane mengharuskan tower crane agar memiliki sumber tenaga yang tidak terganggu dan hal ini harus diperhitungkan pada perencanaan awal. 1.3.1. Bahaya pada Saat Erection, Climbing dan Dismantling
Kegagalan crane selama operasi kritis ini merupakan penyebab yang sering mengakibatkan kecelakaan fatal tower crane. Kondisi cuaca pada saat operasi ini dilakukan, terutamanya yang berhubungan dengan kecepatan angin maksimum, merupakan hal penting, karenaya kecepatan angin harus diperkirakan pada lokasi yang sesuai. Selama operasi ini, crane tidak boleh digunakan untuk mengangkat beban. Komponen-komponen tower crane harus dinaikkan dengan menggunakan crane yang lain dan dapat berada pada kondisi tidak stabil sampai dipasangi baut atau pada saat pembukaan baut dan pembongkaran. Urutan yang tepat dalam perakitan atau pembongkaran komponen merupakan hal yang vital untuk memastikan bahwa komponen-komponen yang sudah terpasang tetap stabil. Climbing tower crane atau menambah tinggi tower crane dengan menggunakan frame external melibatkan bahaya tertentu yang berhubungan dengan pengangkatan beban yang tidak seimbang selama operasi.
Gambar 3.1. Erection tower tower crane
1.3.2. Beban Berlebih
Penggunaan indikator kapasitas atau pembatas beban telah mengurangi tingkat kecelakaan. Namun struktur crane dan stabilitasnya dapat terganggu ketika beban yang diangkat melebihi kapasitas pada radius tertentu tidak sesuai dengan kondisi angin atau konfigurasi crane. Oleh karena itu, adalah sangat penting bahwa semua proses pengangkatan disertai dengan perencanaan pengangkatan dan aktiifitas tersebut harus diawasi oleh personel yang terlatih. 1.3.3. Beban Angin yang Besar
Struktur crane dan bebannya dipengaruhi oleh gaya angin. Beban yang melebihi batas desain dapat merusak stabilitas crane. Spanduk iklan dan semacamnya yang ditempatkan pada crane dapat menambah beban angin secara signifikan. 1.3.4. Kegagalan Struktur
Keruntuhan tower crane dapat disebabkan oleh kegagalan elemen-elemen struktur dan pondasinya sendiri yang bisa berasal dari perakitan yang tidak benar bena r atau gagal akibat kelebihan beban dan fatigue. 1.3.5. Kegagalan Beban dan Benturan
Walaupun tidak berhubungan dengan stabilitas tower crane, sejumlah besar kecederaan disebabkan oleh beban yang slip, atau kegagalan aksesori angkat yang menyebabkan beban jatuh ketanah atau ke struktur yang sedang dibangun. Bahaya yang lain berhubungan dengan kontrol yang buruk terhadap beban selama pengangkatan dan pemindahan sehingga dapat mengenai pekerja atau struktur. Pelepasan beban secara tiba-tiba, atau benturan beban yang jatuh juga dapt merusak crane dan stabilitasnya. 1.3.6. Proximity
Keruntuhan atau kegagalan tower crane disebabkan oleh benturan dengan crane lain atau bangunan lain. Adalah sangat penting bahwa prosedur operasi memasukkan pengaruh bahaya proximity proximity dan pemilihan crane serta sistem kerja yang aman harus dikembangkan. Juga sangat penting untuk tidak hanya mengandalkan sistem anti-benturan saja untuk memperingatkan
kedekatan dengan struktur yang lain. Sistem penzonaan merupakan bantuan yang berguna dalam mencegah beban dan/atau bagian tower cranedari memasuki ruang yang dilarang.
Gambar 3.2. Proximity/ kedekatan tower crane dengan bangunan disebelahnya. kedekatan
1.4.Tipe dan Kelengkapan Tower Crane
Tower crane memiliki beberapa kelengkapan yang berbeda-beda, yang bervariasi menurut konstruksinya. Menara atau mast memberikan ketinggian yang diperlukan crane untuk beroperasi. Menara mendukung kabin operator, jib/lengan beban utama, dan lengan belakang dimana terdapat motor crane/winches crane/winches dan counterweight berada.
Gambar 3.3. Kelengkapan dasar tower crane
1.5.
Tipe Umum Crane
1.5.1. Tipe Frame A ( hor izontal trol ley/saddle ley/saddle ji b)
Tower crane jenis ini memiliki lengan jib jib yang ditopang secara horizontal oleh batang ikat/tie ikat/tie bars bars yang terhubung pada frame A pada ujung atas tower crane. Panjang lengan horizontal tidak bisa diubah/ fixed kait/hook digantung digantung pada trolley yang bergerak di fixed dan kait/hook sepanjang lengan untuk mengubah radius kait. Tower crane jenis ini memberikan kapasitas angkat yang besar. Proses erection erection di dalam gedung dimungkinkan namun memerlukan akses untuk erection dan pembongkaran. Radius lengan yang tidak dapat diubah untuk kondisi out of service. Tower service. Tower crane jenis ini akan sulit digunakan dengan tower crane yang lain dalam jumlah yang banyak.
Gambar 3.4. Tower crane tipe frame A
or saddle saddle ji b) 1.5.2. Tipe Rata Atas ( hor izontal tr oll ey or
Gambar 3.5. Tower crane tipe flat top
Pada tower crane tipe ini, lengan kantilever horizontal dihubungkan langsung ke bagian atas menara dan tidak memerlukan batang ikat yang terhubung pada frame A. Hal ini dapat mengurangi tinggi keseluruhan yang berguna pada lokasi yang padat, didekat bandara atau di dekat crane yang lebih tinggi. Kait digantung pada trolley yang bergerak di sepanjang lengan untuk mengubah radius kait. Tower crane ini lebih berat untuk kapasitas tertentu karena sifat lengannya yang murni kantilever. Tower crane jenis ini dapat dinaikkan di dalam gedung namun memerlukan ruang akses untuk erection dan erection dan pembongkaran serta radius lengan yang tidak dapat diubah untuk kondisi out of service. service. Tower crane jenis ini akan sulit digunakan dengan tower crane yang lain dalam jumlah yang banyak. 1.5.3. Luff ing jib
Sudut lengan dapat diubah untuk mereposisi beban pada berbagai radius. Lengan bisa berupa lengan tunggal atau lengan multi-komponen, jika lengan multi komponen maka bisa dibengkokkan membentuk seperti leher angsa. Kapasitas angkat
lebih rendah daripada tipe
trolley horizontal namun memberikan ketinggian menara yang lebih rendah. Radius dapat diubah untuk menghindari halangan yang bisa berguna pada lokasi yang padat. Perhatian khusus perlu diberikan pada kondisi out of service service dan kecepatan angin tinggi karena lengan dapat tertiup kebelakang jika radius lengan terlalu kecil. Tower crane ini dapat dinaikkan di dalam bangunan. Kecepatannya relatif lebih lambat dibandingkan tipe horizontal trolley dan memerlukan sumber tenaga yang lebih besar untuk kapasitas yang sama karena membutuhkan motor tambahan untuk mengubah sudut lengan.
Gambar 3.6. Tower crane tipe luffin g jib
-erectorr crane 1.5.4. Self -erecto
Self -erector -erector cr ane Gambar 3.7. Self
Biasanya dijadikan alternatif untuk tower crane top slew atau mobile crane. Seperti jenis crane lainnya, crane jenis ini juga membutuhkan ruang untuk akses erection dan pembongkaran. Tower crane jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil dari tower crane jenis lainnya namun memiliki kelebihan dalam hal mobilitas karena diletakkan pada casis beroda, casis crawler , atau casis yang dilengkapi dengan rel sehingga dapat dipindahkan ke posisi yang diinginkan pada saat tidak mengangkat beban.
1.6.
Pemilihan Tower Crane
Dapat diketahui bahwa tower crane tersedia dalam berbagai bentuk dan karakteristik dari berbagai macam crane harus dipertimbangkan sehubungan dengan kebutuhan kerja. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih tower crane yaitu : a. Berat, dimensi dan karakteristik beban Dimensi dan karakteristik beban serta potensi dari beban yang tidak normal (beban angin tambahan), akan menentukan persyaratan untuk kapasitas crane. Walaupun crane memiliki indikator pembatas kapasitas untuk mencegah crane mengangkat beban yang melebihi berat beban yang bisa diangkat oleh crane dan peralatannya, cara ini tidak boleh digunakan secara rutin untuk membatasi beban. Beban yang mendekati kapasitas crane pada radius yang diperlukan harus bisa diidentifikasi sebelum proses pengangkatan dilakukan. Beberapa beban bisa menimbulkan pembebanan nonvertikal jika diangkat dengan cara yang salah. b. Kecepatan operasi, radius, ketinggian angkat dan daerah pergerakan Tingkat operasi dan daerah yang diperlukan oleh crane harus diperiksa terhadap rencana dan jadwal konstruksi. pemeriksaan perlu dilakukan terhadap bahaya proximity, bahaya proximity, jumlah crane yang diperlukan dan yang paling penting tinggi bebas crane. c. Jumlah, frekuensi, dan tipe operasi pengangkatan Jumlah dan frekuensi pengangkatan perlu dievaluasi untuk memastikan persyaratan program konstruksi dapat dipenuhi. Tingkat penggunaan harus dikonsultasikan dengan penyuplai tower crane. d. Jangka waktu dimana crane diperlukan atau umur rencana yang diharapkan untuk crane yang dipasang permanen. Konstruksi jangka pendek akan lebih efektif jika menggunakan crane yang bisa digerakkan di sekitar lokasi seperti, crane rel atau self-erector atau self-erector crane. e. Lokasi, tanah dan kondisi lingkungan atau batasan yang timbul dari penggunaan bangunan yang telah ada. Kondisi tanah dapat menentukan tipe dasar crane yang bisa dibangun dan dapat membatasi kapasitas crane. Beban yang harus didukung oleh tanah baik selamaerection, selamaerection, pengoperasian maupun pembongkaran harus diperhitungkan. Perencana pe ndukung tower
crane harus memperhatikan setiap tambahan beban yang bisa terjadi pada tanah dan apakah hal tersebut dapat mempengaruhi pondasi bangunan yang telah ada atau konstruksi disekitarnya. Kondisi tanah juga harus diperhitungkan jika mobile crane diperlukan untuk melakukan proses erection atau pembongkaran dimana crane jenis ini membutuhkan dukungan dibawah rodanya dan pijakannya. f. Tower crane crane mampu menjangkau 100% area bangunan dan mampu mengangkat beban terberat pada radius yang diperlukan.
Gambar 3. 8. Radius tower crane pada lokasi proyek.
g. Ruang yang tersedia tersedia untuk akses crane, erection, erection, operasi dan pembongkaran. Komponen-komponen tower crane bisa diangkut ke lokasi menggunakan truck. Dalam kasus ini, akses yang baik ke lokasi crane diperlukan. Dalam beberapa kasus, diperlukan ruang untuk komponen tower crane sebelum dilakukan erection. erection. Proses-proses pada tower crane juga memerlukan bantuan mobile crane sehingga crane sehingga ruang untuk mobile crane juga harus dipertimbangkan.
Gambar 3.9. Ruang untuk mobil e crane dan komponen tower crane
1.7.
Komponen-Kompone Tower Crane
a. Tower Mast (Menara) Tower Mast (Rangka) terdiri dari basic/mast section section dan section. section. Basic/mast Basic/mast section terletak di awal berdirinya rangka utama tower crane.Biasanya crane.Biasanya panjangnya mencapai 10 – 12 12 meter.
dasar Gambar 3.10.Base tower m ast/mast dasar
b. Jib (Lengan) Jib adalah Jib adalah lengan dari tower crane yang crane yang memiliki jangkauan/ radius sebagai tempat berjalannya
trolley
pulley. pulley. Jib Jib
iniberfungsi
untuk
memindahkan, mengangkat dan menurunkan beban.
menjangkau,
memutar,
Gambar 3.11. Jib/ lengan lengan utama
c. Counter Jib (Lengan Belakang) Counter jib jib adalahlengan tower crane yang terletak pada bagian yang berlawanan dengan lengan utama dan memiliki panjang yang lebih pendek daripada lengan utama. Counter jib merupakan tempat dimana terdapat counterjib ballast dan winch.
Counter jib Gambar 3.12. Counter pada saat pemasangan pada
d. Counter Jib Ballast (Pemberat Lengan) Counterjib Ballast biasa disebut bobot imbang adalah bagian dari tower crane yang berfungsi untuk mengimbangi berat dari jib dari jib..
ast Gambar 3.13. Counterjib ball ast
e. Trolley(Troli) Trolley(Troli) TrolleyPulley berfungsi sebagai tempat bergantungnya bergantungnya spreader kait dan juga untuk menggerakkan hoisting rope, hoisting block, hook ( kait) kait) pada saat mengangkat dan menurunkan beban atau muatan.Trolley muatan.Trolley Pulley terletak Pulley terletak pada bagian jib. jib.
Gambar 3.14. Trolley
f.
Winch(Motor Winch(Motor Penggerak) Winch terdapat pada bagian counterjib dan counterjib dan terdiri atas motor penggerak yang menarik atau mengulur trolley beserta trolley beserta drum untuk drum untuk menggulung kabel trolley.
Gambar 3.15. Winch
g. Hoisting Block (Kerek) (Kerek) Hoisting Block (kerek) (kerek) adalah alat yang berbentuk cakra bundar beralur sebagai tempat bergantungnya hook dan berfungsi sebagai laluan tali baja.
block Gambar 3.16. H oisting block
h. Hook (Kait) (Kait) Kait adalah alat sebagai tempat menggantungkan beban.
Gambar 3.17. Hook / / kait
i.
Operator Cab(Kabin Cab(Kabin Operator) Disebut juga dengan kabin, berfungsi sebagai kedudukan dari operator/ orang yang mengoperasikan tower crane. Di dalam kabin ini, terdapat rem yaitu alat yang digunakan untuk menghentikan pergerakan motor penggerak, baik itu pada mekanisme pengangkat, trolley trolley ataupun slewing dan indikator beban yang dapat membatasi jumlah beban yang bisa diangkat oleh tower crane.
Operator Cabin Gambar 3.18. Operator
j. Hydraulic Panel/ Panel Panel Hidrolik Panel hidrolik merupakan alat untuk mengoperasikan fasilitas hidrolik/hydraulic hidrolik/hydraulic jack pada tower crane.
panel Gambar 3.19. H ydrauli c panel
k. Hydraulic Jack/ Pengangkat Pengangkat Hidrolik Pengangkat hidrolik merupakan alat yang digunakan pada saat proses self erection tower crane untuk mengangkat climbing cage/ kerangka kerangka panjat.
ack Gambar 3.20. Hydraulic j ack
l.
Climbing Cage/Kerangka Cage/Kerangka Panjat Climbing cage merupakan rangka tower crane yang menyelimuti tower mast . Pada saat self erection erection tower crane, sambungan antara climbing cage dengan tower mast akan dibuka dan dengan bantuan roda, climbing cage dapat bergerak naik hingga ke atas tower mast dan dan memberikan ruang untuk mast section yang lain.
cage sebelum (kiri) dan setelah dipasang (kanan) Gambar 3.21. Cli mbing cage
m. Slewing Gear /Gir /Gir Putar Slewing gear merupakan alat yang digunakan untuk memutar jib memutar jib dan counterjib pada counterjib pada poros tower.Slewing tower.Slewing gear terletak terletak di atas tower mast dan dan di atas climbing cage cage pada saat proses self proses self erection.
gear Gambar 3.22. Slewing gear
1.8.
Desain Tower Crane
1.8.1. Tipe Pembebanan
Pembebanan yang terjadi pada tower crane terdiri atas pembebanan yang terjadi ketika crane beroperasi, misalnya pengangkatan dan pemindahan beban, dan ketika crane tidak beroperasi. Struktur tower crane, komponen-komponennya dan pondasi harus aman untuk
mengangkut beban-beban ini. Struktur crane sudah harus didesain untuk bisa mengangkut beban beban ini termasuk di dalamnya pengaruh beban dan pergerakan crane dan angin. 1.8.1.1.Beban Struktural
Beban struktural berasal dari beban sendiri tower crane, komponen-komponennya, dan beban yang yang diangkut serta posisinya sehubungan dengan tower crane. Beban yang diangkut pada ujung lengan menghasilkan momen guling yang lebih besar daripada beban yang dekat dengan sumbu menara. 1.8.1.2.Beban Angin
Angin terdiri atas komponen turbulensi yang dapat terjadi pada suatu kecepatan angin rerata sehingga menghasilkan suatu kecepatan angin yang sangat tinggi ( gust gust wind speed). Kecepatan angin juga bertambah seiring dengan pertambahan ketinggian sehingga apa yang terasa seperti hembusan kecil pada level tanah akan terasa semakin kuat pada kabin tower crane. Sebagai contoh pada lokasi di tengah kota kecepatan angin kencang ( gust gust wind) pada wind) pada ketinggian 100 m akan menjadi sekitar dua kali lebih kuat daripada kecepatan angin kencang pada level tanah dengan mengabaikan pengaruh gedung disekitarnya. Setiap struktur yang terkena aliran angin akan mengalami pembebana Besarnya beban tergantung pada sifat ketakteraturan aliran, yang bervariasi berdasarkan bentuk element struktur. Gaya angin pada struktur atau elemen didapatkan dengan mengalikan tekanan angin dinamis dengan koefisien tekanan atau gaya dan luas penampang dimana beban angin bekerja. Penentuan beban angin sederhana secara konseptual namun cukup kompleks jika dilakukan. Perhitungan dilakukan oleh produsen crane berdasarkan standar yang berlaku. Urutan perhitungan yang sama dugunakan walaupun standar perhitungan yang berbeda akan memberikan kecepatan angin dan koefisien gaya yang berbeda. Sebagai cotoh, berdasarkan standar FEM (1.001, 1998) perhitungan kecepatan angin dilakukan dengan mengasumsikan angin horizontal dari segala arah dan reaksi statik dari struktur tower crane. Kecepatan angin pada saat beroperasi (in (in service) dan tidak beroperasi (out (out of service) ditentukan service) ditentukan dari : a. Kecepatan angin maksimum dimana crane didesain untuk dapat beroperasi yang bervariasi antara 14 dan 28 m/s. b. Kecepatan angin maksimum dimana crane didesain untuk tetap stabil dalam kondisi tidak beroperasi yang bervariasi antara 36 dan 48 m/s tergantung pada ketinggian dari permukaan tanah.
1.8.1.3.Beban pada Saat Beroperasi
Beban pada saat beroperasi terdiri atas : a. Beban mati, yaitu berat komponen tower crane, b. Beban yang diberikan, yaitu beban yang diangkat, dan c. Beban hidup, yaitu beban angin. Pengaruh dinamika dapat menyebabkan beban tambahan yang disebabkan oleh pergerakan seperti : a. Hoisting ( pengaitan), b. Slewing ( putaran), c. Trolleying ( katrol), katrol), d. Luffing ( perubahan lengan), dan e. Travelling ( perpindahan). Semua beban dinamika tersebut memengaruhi baik beban mati maupun beban hidup dan sudah termasuk ke dalam perhitungan beban pondasi yang disediakan oleh produsen tower crane. 1.8.1.4.Pembebanan pada Saat Tidak Beroperasi
Pembebanan ini terdiri dari : a. Beban mati, yaitu berat komponen tower crane, dan b. Beban hidup, yaitu beban angin.
1.8.1.5.Beban yang Bekerja pada Pondasi
Pondasi tower crane harus didesain dengan memperhitungkan baik beban pada saat beroperasi maupun beban pada saat tidak beroperasi. Hal ini menghasilkan gaya dan momen pada dasar tower crane yang harus ditahan oleh pondasi tower crane agar tetap tegak.
Gambar 3.23. Pembebanan Pembebanan yang bekeraja pada pondasi tower crane tipe angkur cast in situ.
1.9.
Tahapan Pekerjaan Erection Tower Crane
Tower crane merupakan bagian yang biasa terdapat pada lokasi konstruksi besar. Tower crane dapat mencapai tinggi puluhan meter. Pekerja konstruksi biasanya menggunakan tower crane untuk mengangkat tulangan besi, beton, peralatan besar-seperti generator, dan bermacammacam material bangunan lainnya. Tower crane biasanya disewa dari perusahaan penyewaan tower crane. Adalah sangat penting bagi perusahaan pemilik tower crane agar dapat terlibat sedini mungkin agar solusi crane yang paling efektif dapat ditemukan. Bagian paling penting dari pengadaan tower crane adalah penilaian terhadap perusahaan pemilik tower crane untuk memastikan bahwa mereka memiliki cukup sumberdaya dan
pengetahuan untuk u ntuk melakukan penyuplaian, erection, erection, perawatan dan pembongkaran tower crane secara efisien dan aman. Erection Erection tower crane hampir selalu dilakukan oleh perusahaan pemilik, yang harus berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini. Tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen proses erection erection tetap berada pada kontraktor utama yang harus menunjuk orang yang sesuai secara pengalaman dan pengetahuan untuk memastikan agar proses erection erection dilakukan secara aman dan efisien. Elemen-elemen tower crane diangkut ke lokasi proyek dengan menggunakan truk. Elemen – elemen elemen tersebut kemudian dikumpulkan pada suatu lokasi yang berdekatan dengan titik erection tower erection tower crane namun tetap memberikan akses jalan bagi pekerjaan lain. 3.8.1. Pekerjaan Base Tower Crane
Langkah-langkah pengerjaan base tower crane adalah : a. Konstruksi pondasi untuk base tower crane Pondasi yang digunakan adalah bor pile yang memiliki diameter 600 mm dan 800 mm serta panjang 38 m. b. Pekerjaan pemotongan/pembobokan borpile Pembobokan adalah proses pemotongan tiang pancang yang dilakukan secara manual yang sesuaikan dengan elevasi gambar rencana. Pembobokan menggunakan pahat dan palu. Pembobokan dilakukan pada bagian beton
kepala tiang pancang seperti yang
terlihat pada Gambar 1, dengan menyisakan besi bagian atas sepanjang 40D cm untuk keperluan joint dengan pile dengan pile cap hingga cap hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi untuk pengikat dengan pile dengan pile cap. cap.
Gambar 3.24. Pembobokan bor pile
c. Pekerjaan lantai kerja dan bekisting pile cap Sebagai landasan pile landasan pile cap, cap , dibuat lantai kerja kerja terlebih dahulu setebal setebal ±5 cm seperti pada Gambar
2.Pengecoran
lantai
kerja
menggunakan
campuran
pasir
dan
semen
PCC. pengecoran pengecoran lantai kerja selain sebagai tempat para pek erja merakit tulangan pile tulangan pile cap juga berguna sebagai bagian bawah bekisting pile cap.Selanjutnya cap.Selanjutnya adalah melakukan pemasangan bekisting yang terbuat dari batako berukuran 40x15x10 cm.
Gambar 3.25. Pembuatan lantai kerja untuk pile cap tower crane
d. Pekerjaan pembesian base tower crane. Setelah lantai kerja selesai, pekerjaan pembesian pile pembesian pile cap dilakukan pada pile cap tower crane dengan merakit tulangan-tulangan yang telah dipotong dan dibengkokkan sesuai kebutuhan.Sebelumnya lantai kerja diberi tanda atau marking dengan menggunakan kapur untuk mempermudah pemasangan tulangan pile cap.Tulangan cap.Tulangan yang digunakan untuk pembesian pile cap cap yaitu tulangan dengan diameter D13 dan D22 yang diikat dengan menggunakan kawat bendrat. e.
Gambar 3.26. Pembesian pile cap tower crane
f. Pemasangan angkur/anchor angkur/anchor tower crane oleh teknisi dari pihak pemilik tower crane.
Anchor/ angkur angkur adalah komponen tower crane yang menghubungkan tower crane dan mengirimkan beban tower crane ke pile cap serta bor pile. Angkur disediakan oleh pemilik tower crane sehingga pemasangannya juga harus dilakukan oleh teknisi dari pemilik tower crane. Detail angkur disertakan di dalam manual yang diberikan oleh produsen tower crane.
Gambar 3.27. Pemasangan angkur tower crane
g. Pengecoran zona tower crane Proses pengecoran pile cap cap dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting selesai. Beton yang digunakan untuk pengecoran pile pengecoran pile cap ini cap ini yaitu beton K-350. Pertama sekali yang harus dilakukan sebelum pengecoran dilakukan yaitu melakukan pengecekan kembali terhadap bekisting, tulangan dan kebersihan lokasi agar proses pengecoran berjalan lancar sesuai rencana.Pada saat proses pengecoran berlangsung, perlu diperhatikan cara penuangan betonnya. Penuangan dilakukan secara merata dan dipastikan kelancaran kapasitas dan kontinuitas penyediaan beton serta diatur agar beton tidak menunggu terlalu lama sebelum dituang karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kekentalan beton serta tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 150 cm. Agar beton dapat terbagi rata dan padat ke setiap segmen pile cap cap digunakan concrete vibrator . Setelah proses pengecoran hampir selesai, beberapa proses finishing proses finishing pun pun dilakukan, yakni diantaranya meratakan permukaan beton sehingga sesuai dengan dimensi yang sudah direncanakan. Pile cap yang telah selesai dapat dilihat pada Gambar 3.29.
Gambar 3.28. Pile cap tower crane yang telah selesai dicor
3.8.2.
Pemasangan Komponen-Komponen Awal Tower Crane
Proses erection tower crane dilakukan 14 hari setelah pengecoran. Sebelum erection dilakukan, pihak pengguna tower crane harus lebih dulu mengajukan perizinan kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Beberapa informasi dalam perizinan tersebut adalah data spesifikasi tower crane yang disediakan oleh pihak pemilik tower crane dan pondasi tower crane. Pada tahap awal erection, erection, digunakan alat berat berupa mobile crane type crane type Kato NK-300 dengan kapasitas angkut maksimal sebesasr 30 ton untuk menyusun elemen-elemen awal tower crane. Untuk pekerjaan ini penting agar tersedia ruang yang cukup untuk pergerakan mobile crane serta crane serta pemindahan komponen-komponen tower crane dari tempat penyimpanan ke tempat yang berdekatan dengan base tower crane agar memudahkan proses pemasangan. Selain itu, kondisi tanah juga harus bisa menahan beban mobile crane dan pijakan luarnya (outrigger) (outrigger).. Dalam pekerjaan ini digunakan beberapa plat baja untuk memperkuat tanah.
Gambar 3.29. Mobile crane Kato-NK300 untuk pemasangan tower crane
3.8.3.
Komponen-Komponen Awal Tower Crane
Komponen-komponen awal tower crane merupakan bagian-bagian dasar dari tower crane yang dapat mendukung pengoperasian awal tower crane sebelum self sebelum self erection tower crane dilakukan. Urutan pemasangan komponen-komponen awal tower crane tersebut adalah: a. Pemasangan tiang bawah (base (base mast ) setinggi 12 m yang terdiri atas 2 mast section.
Gambar 3.30. Base mast section
b. Pemasangan Climbing Frame Section dengan tinggi yang sama dengan base mast section atau dua kali ketinggian mast section yang section yang dilengkapi fitur hidrolik pada bagian atasnya yang nantinya akan digunakan untuk mengangkat slewing mengangkat slewing gear dan memberikan ruang bagi penambahan mast section.
cage Gambar 3.31. Cli mbing cage sebelum di rakit
c. Pemasangan Platform Platform yang memberikan ruang bagi teknisi tower crane pada 3 sisi climbing cage dan cage dan keseluruhannya terdapat 2 tingkat platform pada climbing cage.
Gambar 3.32. Platform
d. Pemasangan Gir Putar (Slewing (Slewing Gear)
Gambar 3.33. Slewing gear
Gambar 3.34. Komponen-komponen awal tower crane.
e. Pemasangan cathead/A frame di frame di atas slewing gear sebagai sebagai penopang kedua lengan ( jib) jib) tower crane.
Gambar 3.35. Cathead
f.
Pemasangan lengan mesin (counterjib) (counterjib) dimana dimana terdapat winch motor yang sudah dirakit terlebih dahulu. Kemudian dengan menggunakan mobile crane, bagian crane, bagian ini disusun diatas mast section dan slewing dan slewing gear.
Gambar 3.36. Pemasangan counterjIb
g. Pemasangan beban Beton (Counterjib ballast/counterweight)sebagai ballast/counterweight)sebagai pemberat dan penyeimbang tower crane.
Gambar 3.37. Counterweight
h. Pemasangan lengan utama (jib) beserta perangkat-perangkat pengangkatan berada pada lengan utama seperti :trolley, :trolley, hoist block, hook, dan beberapa lampu.
Gambar 3.38. Pemasangan lengan utama (jib)
Gambar 3.39. Komponen-komponen Komponen-komponen awal tower crane yang telah selesai dipasang
3.9.
Self Self Er ection Tower Crane
Agar dapat mengikuti kemajuan pekerjaan konstruksi gedung atau untuk melewati gedung disekitarnya untuk memberikan ruang yang aman bagi pengoperasi tower crane maka ketinggian tower crane harus ditambah. Ketinggian tower crane ditambah dengan cara menambah satu demi satu mast section yang masing-masingnya berukuran 3,7 m. Untuk melakukan hal ini, tower crane menggunakan climbing cage yang dilengkapi dengan jack hidrolik yang memungkinkan climbing cage bergerak cage bergerak ke atas dan memberikan ruang bagi mast section yang baru.
1.
Meletakkan mast section di mulut
2.
Me m miindahkan mast
climbing cage
sectiondaritempat penyimpanan
3.
Membu Membuka ka samb sambun ungan gan anta antara ra slewing gear dan dan mast section yang sudah
dipasang
4.
Menaikkan climbing cage dengan hydraulic jack
5.
Memasukkan dan memasang sambungan mast section dengan slewing gear dan mast section di bawahnya
Gambar 3.40. Proses self erection tower cran e
Tower crane ini dapat mencapai ketinggian free standing atau tinggi bebas tanpa tali pengikat ke gedung disekitarnya, sebesar 45 m. Jika tower crane c rane dinaikkan din aikkan melebihi ketinggian tersebut maka tower crane harus ditahan dengan cara diikat ke gedung di sekitarnya.
Gambar 3.41. Tower crane yang telah siap untuk digunakan
3.10.
Kapasitas Tower Crane
Beban yang bisa diangkat oleh tower crane bervariasi berdasarkan radius lengan jib) (jib) tower crane. Semakin jauh dari sumbu tiang, beban yang bisa diangkat oleh tower crane akan semakin kecil dan beban terbesar berada pada titik yang mendekati sumbu tiang. Untuk tower crane yang dipakai pada proyek ini yaitu dengan tipe Comedil CT 651, panjang maksimum lengan adalah 65 m dan berat counterweight adalah adalah 20 ton.
L2 G
L1 Ge
P
Pada saat beroperasi atau in service condition berat condition berat tower crane bekerja eksentris eks entris pada 2.5 m dari sumbu tower. Berdasarkan manual tower crane didapatkan data-data sebagai berikut : Gc
= 20 ton
Ge
= 54.8 ton
L2
= 17 m
L1
= 65 m
( ) ( ( ) 20x17 = (54,8x2.5)+(Px65) 204
= P(65)
P
= 3.12 ton Beban P merupakan beban kombinasi antara beban angkat W, beban trolley trolley dan beban
hoist block . Dari manual tower crane didapatkan berat trolley dan dan hoist block masing-masing adalah 0,6 ton. Maka, W
= P – W Wtrolley – Whoist block
W
= 3,12 – 0,6 0,6 – 0,6 0,6
W
= 1,92 ton
Besar beban W akan bertambah seiring dengan berkurangnya nilai L1 hingga 24,8 m dimana besar beban W akan konstan sebesar 6 ton yaitu sebesar beban maksimal yang mampu ditahan oleh hoist block. Nilai block. Nilai beban terhadap jarak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.42. Diagram beban tower crane (sumber : manual tower crane)
3.11.
Stabilitas Base Tower Crane
Langkah awal dalam penilaian stabilitas tower crane adalah penentuan jenis base, base, penentuan jenis pondasi dan penentuan beban-beban yang diakibatkan oleh tower crane. Pada proyek ini jenis base yang digunakan adalah base beton dengan pondasi tiang. Pondasi tiang yang digunakan adalah pondasi tiang bor sebanyak lima buah dengan diameter tiang 600 mm dan 800 mm. Susunan tiang dapat dilihat pada gambar 3.43. 3.11.1. Titik Berat Susunan Tiang
Berdasarkan gambar 3.42, a. Sumbu x 5x
= (1 x 600) + (1 x 4800) + (1 x 800) + (1 x 5100) + (1 x 6900)
x
= 18200 / 5 = 3,64 ≈ 3,7 m (dari kanan)
b. sumbu y 5y
= (2 x 600 ) + (2 x 6600) + (1 x 3600)
y
= 18300 / 5 = 3,66 ≈ 3,7 m (dari bawah)
3.11.2. Titik Berat M ast ast Secti Section on
Berdasarkan gambar 3.43, mast section memiliki dimensi 1,5 m x 1,5 m. Titik berat mast section terletak pada, x
= 3.30 m (dari kanan)
y
= 3.60 m (dari bawah)
Gambar 3.43. Dimensi Base tower crane
3.11.3. Titik Berat Pile Cap Tower Crane
Berdasarkan gambar 3.44 2
A1
= 1600 x 4000
= 6,4 m
A2
= 200 x 1850
= 0,37 m
A3
= 400 x 1500
= 0,60 m
A4
= (3240 x 1800)/2
= 2,92 m
A5
= (1600 x 2880)/2
= 2,30 m
A6
= 4000 x 6000
= 24 m
2
2
2
2
2
A7
= 1200 x 3000
2
= 3,6 m
Gambar 3.44. Luasan base tower crane
Atotal
= A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 = 6,40 + 0,37 + 0,54 + 2,92 + 2,30 + 23,36 + 3,60 2
= 39,49 m
a. Sumbu x 39,49x = (6,40 x 6,89) + (0,37 x 4,92) + (0,54 x 5,17) + (2,92 x 2,92) + (2,30 x 3,54) + (23,36 x 2,92) + (3,60 x 6,00) x
= 152,88/ 39,49
x
= 3,87 m (dari kanan pada Gambar 3.44)
b. Sumbu y
39,49x = (6,40 x 6,60) + (0,37 x 5,70) + (0,54 x 1,40) + (2,92 x 6,20) + (2,30 x 1,07) + (23,36 x 3,60) + (3,60 x 0,60) y
= 152,81/ 39,49
y
= 3,87 m (dari kanan pada Gambar 3.44)
1.12.4. Jumlah Jarak Kuadrat
a. Sumbu x 2
Σx
2
2
2
2
2
= 36,02 m 2
Σy
2
= (-3.56) + (-1,16) + (-3,26) + (-1,46) + 3,04 2
2
2
2
= 3 + 3 + (-3) + (-3) 2
= 36 m
1.12.5. Eksentrisitas
a. Pile cap Eksentrisitas sumbu x, ex1 = 3,7 - 3,87 = -0,17 m Eksentrisitas sumbu y, ey1 = 3,87 – 3,7 3,7 = 0,17 m
b. Mast section Eksentrisitas sumbu x, ex2 = 3,7 – 3,6 3,6 = 0,1 m Eksentrisitas sumbu y, ey2 = 3,3 - 3,7 = -0,4 m
1.12.6. Gaya-Gaya pada Base Tower Crane
a. Gaya akibat tower crane V = 845 kN M = 4238 kNm
b. Gaya akibat pile cap G = 39,49 x 1,2 x 24 = 1137,31 kN
1.12.7. Beban Kerja Pondasi
Beban kerja pondasi dihitung dengan rumus berikut :
n
∑
∑
(3.1)
= 5 buah
V total = V + G = 845 + 1137,31 kN
Mx
= M + (G x e x1) + ( V x ex2)
= 4238 + (1137,31 x -0,17) + (845 x 0,1) = 4127,66 kNm My
= M + (G x e y1) + ( V x ey2) = 4238 + (1137,31 x 0,17) + (845 x -0,4) = 4092,90 kNm
Perhitungan selanjutnya dilakukan pada table 3.1 dengan menggunakan rumus 3.1 dan gambar 3.44. Tabel 3. 1. Perhitungan beban kerja pondasi tiang
NOMOR TIANG
Diameter
JARAK DARI TITIK BERAT TOWER
( mm)
CRANE (m) x
y
P (kN)
P (ton)
1
800
-3,56
3
1011,50
101,15
2
800
-1,16
3
1284,36
128,44
3
600
-3,26
-3
358,05
35,80
4
600
-1,46
-3
562,69
56,27
5
600
3,04
0
1418,08
141,81
Dari table 3.1 didapat : a. Beban kerja maksimum pondasi diameter 800 mm = 128,44 ton b. Beban kerja maksimum pondasi diameter 600 mm = 141,81 ton
1.12.8. Perbandingan Beban Kerja dan Daya Dukung Pondasi Tiang Berdasarkan Hasil PDA Test
Tabel 3. 2. Daya Dukung Tiang Uji Berdasarkan Berdasarkan Analisa CAPWAP
Analisa CAPWAP No
Diameter (mm)
Qu Rencana
Bearing Capacity
Tahanan Selimut
Tahanan Ujung
(ton)
(ton)
(ton)
(ton)
1
800
550
574,2
392,3
181,9
3
600
350
419,8
309,6
110,2
Sumber : Final : Final Report PDA test PT PT Putri Aulia Dita Medica Dita Medica
Berdasarkan table 3.2 didapatkan : a. Beban kerja maksimum pondasi diameter 800 mm = 128,44 ton < daya dukung pondasi = 574,20 ton b. Beban kerja maksimum pondasi diameter 600 mm = 141,81 ton < daya dukung pondasi = 419,80 ton