BAB I PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BELAK BELAKANG ANG
Perilaku kekerasan biasa disebut juga dengan perilaku yang bersifat agre agresi siff yang yang meni menimb mbul ulka kan n suat suatu u peri perila laku ku kasa kasarr atau atau kata kata-k -kat ataa yang ang menggambarkan perilaku permusuhan, mengamuk dan potensi untuk merusak secara fisik yang dapat menimbulkan kerusakan dan membahayakan baik bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. lingkungan. (As’ad & Soetjipto, !!!" #asalah yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan ini selain merusak dirinya sendiri, juga merusak orang lain dan lingkungan, contoh dari merusak oran orang g lain lain,, misal misalny nyaa memu memuku kuli li oran orang g lain lain,, menc mencid idera eraii oran orang g lain lain dan dan memandang memandang tajam orang tersebut seperti memandang memandang orang tersebut sebagai sebagai musuh terbesarnya, kemudian contoh dari lingkungan, misalnya merusak dan mengot mengotori ori lingku lingkunga ngan n tersebu tersebutt juga juga termasu termasuk k dalam dalam perila perilaku ku kekeras kekerasan. an. (As’ad & Soetjipto, !!!" $lien $lien yang yang biasa biasa data datang ng ke unit unit psiak psiakat atri, ri, bias biasany anyaa datan datang g dalam dalam keadaan keadaan mekani mekanisme sme koping koping yang yang tidak tidak adekua adekuat. t. Selama Selama masa-m masa-masa asa stress stress klien, klien, sering sering terjadi terjadi perilak perilaku u agresif agresif dan meluka melukai. i. %leh %leh karena karena itu, itu, peran peran peraat sangatlah penting dalam melakukan pencegahan dan penanganan perilaku kekerasan, dikarenakan peraat lebih banyak menghabiskan aktunya aktunya bersama klien dibanding dibanding dengan profesi lain. 'amun hal ini lebih beresiko pula pada peraat untuk menjadi korban dari perilaku klien. $arena alasan tersebut, maka kita sebagai calon peraat, harus dapat mengkaji klien dengan beresiko perilaku kekerasan dan menginterensinya secara efektif. Peran Peran peraa peraatt dalam dalam memban membantu tu pasien pasien perilak perilaku u kekera kekerasan san adalah adalah dengan dengan memberi memberikan kan asuhan asuhan kepera keperaatan atan perilak perilaku u kekeras kekerasan. an. Pember Pemberian ian asuhan keperaatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
)
kerjasama antara peraat dengan pasien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ($eliat dkk, )***".
+. TUJUAN PENULISAN ). ujuan juan mum mum #ah #ahasis sisaa
mamp ampu
mema emahami ami
konsep sep
dasar
dan
asu asuhan
keperaatan pada klien perilaku kekerasan secara teoritis. . ujuan juan $hus $husus us a. #enjel #enjelaska askan n tentang tentang konsep konsep dasar dasar perilak perilaku u kekerasa kekerasan n b. #enjelaskan tentang asuhan keperaatan pada pasien dengan perilaku kekerasan secara teoritis. c. #eng #engga gamb mbark arkan an asuh asuhan an kepe kepera raata atan n pada pada pasie pasien n deng dengan an peri perilak laku u kekerasan C. METODE METODE PENULI PENULISAN SAN
#etode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskriptif deskriptif dan menggunaka menggunakan n pendekatan pendekatan teknik studi kepustakaa kepustakaan n yaitu dengan mempelajari teori dan membaca literatur yang berhubungan dengan judul makalah.
D. RUANG RUANG LINGKU LINGKUP P PENUL PENULISA ISAN N
#enyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup penulisannya, yaitu pada Asuhan $eperaatan $eperaatan Pada $lien dengan dengan masalah #asalah Sosial Perilaku $ekerasan.
E. SISTEM SISTEMAT ATIKA IKA PENUL PENULIS ISAN AN
Adapun sistematika penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut +A+ +A+ /
Pend Pendah ahu uluan luan yang ang meli melip puti uti lata latarr bela belak kang, ang, tuju tujuan an pen penulis ulisan an,, ruang ruang lingku lingkup p penuli penulisan san,, metode metode penuli penulisan san,, dan sistemat sistematika ika penulisan
+A+ //
in injau jauan an eoriti eoritiss yang yang terdi terdiri ri dari dari $onsep $onsep Perilak Perilaku u $eker $ekerasan asan,, dan Asuhan $eperaatan Secara Secar a eoritis.
+A+ +A+ /// ///
Stu Studi $asu $asuss yang ang terd terdir irii dari ari $asu asus, sert sertaa Aplika likasi si Asuh suhan $eperaatan.
+A+ /0
Penut Penutup up yang yang terdiri terdiri dari kesimpu kesimpulan lan dan saran saran
1A2A3 PSA$A
4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP PERILAKU KEKERASAN 1. Pengertian Perilaku $ekerasan adalah kegiatan intens, kasar, atau membahayakan
terhadap orang lain atau lingkungan dapat berakibat cedera atau kerusakan (kamus collind, (!!4" dalam Stuart and 5araia !!6" Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik baik terhadap dirinya, orang lain, maupun lingkungan (Stuart dan Sundeen ()**6" dalam buku Ade 7erman !)). 7al )4)" . Suatu keadaan dimanana indiidu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau oarang lain (osend ()**8" dalam buku Ade 7erman !)). 7al )4)" . Suatu kedaan dimana klien mengalami
perilaku
yang
dapat
membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang barang (#aramis ()**8" dalam buku Ade 7erman !)). 7al )4)" .
2. Proe ter!a"in#a $aa%a& #enurut onsend ()**9" dalam 'ita 2itria. (!))" .proses terjadinya
masalah dalam prilaku kekerasan meliputi faktor predisposisi, 2aktor presipitasi, Sumber $oping, #ekanisme koping, dan 3entang respon a. 'a(tor )re"i)oii #enurut onsend ()**9" dalam 'ita 2itria. (!))", dan Stuart & Sunden (!!6", terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang faktor predisposisi prilaku kekerasan diantaranya sebagai berikut )" +iologik +erdasarkan teori biologik ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut a" Pengaruh neurofisiologi, beragam komponen sistem neurologis mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat
:
impuls agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respons agresif. b" Pengaruh biokimia, berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, dan serotonin" sangat berperan dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan norepinefrin serta penurunan serotonin dan ;A+A (9 dan <" pada cairan serebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada seseorang. c" Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitannya dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe =>>, yang umumnya dimiliki oleh penghuni penjara perilaku tindak kriminal (narapidana" d" ;angguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai gangguan cerebral tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus temporal" trauma otak, penyakit ensofalitis, epilepsi, (epilepsi lobus temporal" terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan. Sedangkan menurut stuart & sunden !!6. a) Characteristics of violent families Multigenerational transmission Pada tahap ini menjelaskan baha yang menjadi faktor kekerasan dimulai pada masa kanak-kanak, yang mana prilaku bisa di pelajari sesuai apa yang dilihatnya, misal keluarga sering menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah anak juga akan menggunakan kekerasan juga dalam mengatasi masalahnya tapi tidak semua anak b" /solasi sosial, $ekerasan keluarga juga menjadi isolasi sosial. >ang mana jika terjadi kekerasan dalam keluarga, keluarga akan mengurung diri demi tidak diketahui oleh orang banyak. c" Use and Abuse of Power ? penggunaan dan penyalah gunaan kekuasaan, di faktor ini kekerasan disebabkan oleh adanya penyalah gunaan kekuasaan untuk mengunakan kekerasan.
6
#isal antara suami-istri, suami lebih mempunyai kekuasaan dari pada istri. d" Alcohol and Drug Abuse ?Alkohol dan Penyalahgunaan 'arkoba, dalam masalah kekerasan orang yang mengkonsumsi alkohol dan narkoba salah satu faktor melakukan kekerasan tapi tidak semua orang yang mengkonsumsi alkohol dan narkoba melakukan kekerasan itu. " Psikologik #enurut onsend ()**9" dalam 'ita 2itria. (!))". 7al ):4, eori ini menjelaskan baha tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam kehidupannya. eori lainnya berasumsi baha
perilaku
agresif
dan
tindak
kekerasan
merupakan
pengungkapan secara terbuka terhadap ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan. Pandangan
psikologi
lainnya
mengenai
perilaku
agresif,
mendukung pentingnya peran dari perkembangan predisposisi atau pengalaman hidup. /ni menggunakan pendekatan baha manusia mampu memilih mekanisme koping yang sifatnya tidak merusak. +eberapa contoh dari pengalaman tersebut a" $erusakan otak organik, retardasi mental, sehingga tidak mampu untuk menyelesaikan secara efektif b" Severe emotional deprivation atau rejeksi yang berlebihan pada masa kanak-kanak atau seduction parental, yang mungkin telah merusak hubungan saling percaya dan harga diri. c" erpapar kekerasan selama masa perkembangan termasuk child abuse atau mengobserasi kekerasan dalam keluarga, sehingga membentuk pola pertahanan atau koping. d" eori pembelajaran. Perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari, indiidu yang memiliki pengaruh biologic terhadap perilaku kekerasan lebih enderung untuk dipengaruhi
9
oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologic. 4" Sosiokultural #enurut onsend ()**9" dalam 'ita 2itria. (!))". 7al )::, kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan. Social-learning theory, teori ini mengemukakan agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi dapat dipelajari melalui obserasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. @adi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara
agresif
sesuai
dengan
respon
yang
dipelajarinya.
Pembelajaran ini bisa internal atau ekternal. ontoh internal orang yang mengalami keterbangkitan seksual karena menonton film erotis menjadi lebih agresif dibandingkan mereka yang tidak menonton film tersebutB seorang anak yang marah karena tidak boleh membeli es kemudian ibunya memberinya es agar si anak berhenti marah. Anak tersebut akan belajar baha bila ia marah maka ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. ontoh eksternal seorang anak menunjukan perilaku agresif setelah melihat seorang deasa mengekspresikan berbagai bentuk perilaku agresif terhadap sebuah boneka. $ultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu indiidu untuk mengekspresikan marah dengan cara asertif.
*. 'a(tor )rei)itai
#enurut 'ita 2itria. (!))". 7al )::, faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal yaitu
<
)" /nternal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dll. " Cksternal adalah penganiayan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis, dll. #enurut Shies ()**8" dalam 'ita 2itria. (!))". 7al )::. hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai berikut )" $esulitan kondisi sosial ekonomi. " $esulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu. 4" $etidaksiapan seorang ibu dalam meraat
anaknya
dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang deasa. :" Pelaku mungkin mempunyai riayat anti sosial seperti penyalahgunaan obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi. 6" $ematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan
tahap
perkembangan,
atau
perubahan
tahap
perkembangan keluarga.
+. S,$*er Ko)ing #enurut Stuart & 5araia (!!6, hal 98", sumber koping dapat
berupa aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan, teknik defensif, dukungan sosial, dan motiasi. 7ubungan antara indiidu, keluarga, kelompok dan masyarakat sangat berperan penting pada saat ini. Sumber koping lainnya termasuk kesehatan dan energi, dukungan spiritual, keyakinan positif, keterampilan menyelesaikan masalah dan sosial, sumber daya sosial dan material, dan kesejahteraan fisik.
$eyakinan spiritual dan melihat diri positif dapat berfungsi sebagai dasar harapan dan dapat mempertahankan usaha seseorang mengatasi hal yang
paling buruk. $eterampilan
kemampuan
untuk
pemecahan
mencari informasi,
masalah
termasuk
mengidentifikasi masalah,
menimbang alternatif, dan melaksanakan rencana tindakan. keterampilan
8
sosial memfasilitasi penyelesaian masalah yang melibatkan orang lain, meningkatkan
kemungkinan
untuk
mendapatkan
kerjasama
dan
dukungan dari orang lain, dan memberikan kontrol sosial indiidu yang lebih besar. akhirnya, aset materi berupa barang dan jasa yang bisa dibeli dengan uang. Sumber koping sangat meningkatkan pilihan seseorang mengatasi di hampir semua situasi stres. Pengetahuan dan kecerdasan yang lain dalam menghadapi sumber daya yang memungkinkan orang untuk melihat cara yang berbeda dalam menghadapi stres. Akhirnya, sumber koping juga termasuk kekuatan ego untuk mengidentifikasi jaringan sosial, stabilitas budaya, orientasi pencegahan kesehatan dan konstitusional.
". Me(ani$e (o)ing
#enurut
'ita
2itria.
(!))".
7al
):6,
peraat
perlu
mengidentifikasikan mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam mengekspresikan kemarahannya. #ekanisme
koping yang umum
digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti
sublimasi,
proyeksi, represi, reaksi formasi, displacement. #enurut Stuart & 5araia (!!6, hal 9*", mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara lain
a. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal. #isalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah. b. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik. #isalnya seseorang anita muda yang menyangkal baha ia mempunyai perasaan seksual terhadap
*
rekan sekerjanya, berbalik menuduh baha temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya. c. 3epresi, yaitu mencegah pikiran
yang
menyakitkan
atau
membahayakan masuk ke alam sadar. #isalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil baha membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh uhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya. d. 3eaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlaanan dan menggunakannya sebagai rintangan. #isalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar. e. Displacement , yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. #isalnya anak berusia : tahun marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya. 1ia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.
Perilaku kekerasan biasanya diaali dengan situasi berduka yang berkepanjangan dari seseorang karna ditinggal oleh orang yang dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. +ila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah diri (713", sehingga sulit untuk bergaul dengan orang lain. +ila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suarasuara atau bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan. 7al tersebut dapat berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain. Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan, dukungan keluarga yang kurang baik dalam menghadapi kondisi klien dapat
)!
mempengaruhi perkembangannya. 7al ini tentunya menyebabkan klien keluar masuk 3S atau menimbulkan kekambuhan karena dukungan keluarga yang tidak maksimal.
e. Rentang re)on
+erikut ini adalah skema 3entang 3espon yang terjadi pada prilaku kekerasan dari adaptif ke mal adaptif
3espon Adaptif
Asertif
3espon #aladaptif
2rustasi
Pasif
Agresif
$ekerasan Skema .) rentang respon prilaku kekerasan
))
Sumber $eliat ()***" dalam Ade 7erman. !)). 7al )44 $eterangan )" Asertif /ndiidu dapat mengungkapakan tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan. " 2rustasi /ndiudu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan tidak dapat menemukan alternatif. 4" Pasif /ndiidu tidak dapat mengungkapkan perasaannya :" Agresif Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol 6" $ekerasan Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya control. -. Penata%a(anaan a. Me"i #enurut Stuart dan 5araia (!!6, hlm. 9:4", beberapa kategori obat yang digunakan untuk mengatasi perilaku kekerasan adalah sebagai berikut. ) Antian!iety dan Sedative "ipnotics %bat-obatan ini dapat mengendalikan agitasi yang akut. +enDodiaDepines seperti 5oraDepam dan lonaDepam, sering digunakan didalam kedaruratan psikiatrik untuk menenangkan perlaanan klien. api obat ini direkomendasikan untuk dalam aktu
lama karena
dapat
menyebabkan
kebingungan
dan
ketergantungan, juga bisa memperburuk gejala depresi. Selanjutnya pada beberapa klien yang mengalami disinhibiting effect dari +enDodiaDepines dapat mengakibatkan peningkatan perilaku agresif. +uspirone obat AntianEiety, efektif dalam mengendalikan
perilaku
kekerasan
yang
berkaitan
dengan
kecemasan dan depresi. /ni ditunjukkan dengan menurunnya perilaku agresif dan agitasi klien dengan cedera kepala, demensia dan ’deelopmental disability’. #) Antidepressant
)
Penggunaan obat ini mampu mengontrol impulsif dan perilaku agresif klien yang berkaitan dengan perubahan mood. Amitriptyline dan raDodone, efektif untuk menghilangkan agresiitas yang berhubungan dengan cedera kepala dan gangguan mental organik. $) Mood Stabili%ers Penelitian menunjukkan baha pemberian lithium efektif untuk agresif karena manik. Pada beberapa kasus, pemberiannya menurunkan perilaku agresif yang disebabkan oleh gangguan lain seperti retardasi mental, cedera kepala, SkiDofrenia, gangguan kepribadian. Pada klien dengan epilepsi lobus temporal, bisa meningkatkan perilaku agresif. Pemberian arbamaDepines dapat mengendalikan perilaku agresif pada klien dengan kelainan CC; (electroencephalogram". &) Antipsychotic %bat-obatan ini biasanya dipergunakan untuk peraatan perilaku agresif. +ila agitasi terjadi karena delusi, halusinasi atau perilaku psikotik lainnya, maka pemberian obat ini dapat membantu, namun diberikan hanya untuk )- minggu sebelum efeknya dirasakan. 6" #edikasi lainnya +anyak kasus menunjukkan baha pemberian 'altreEone (anatagonis opiat", dapat menurunkan perilaku mencedrai diri. +etablockers seperti Propanolol dapat menurunkan perilaku kekerasan pada anak dan pada klien dengan gangguan mental organik. 9" #etode psikososial Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seseorang pasien yang dilakukan oleh seseorang yang terlatih dalam hubungan profesional secara sukarela, dengan maksud hendak menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu dan mengembangkan
pertumbuhan
(#aramis, !!*, hlm. :<8". <" Pemeriksaan diagnostik
)4
kepribadian
secara
positif
#eskipun pemeriksaan diagnostik merupakan pemeriksaan penunjang, tetapi peranannya penting dalam menjelaskan dan mengkuantifikasi disfungsi neurobiologis, memilih pengobatan, dan memonitor respon klinis (#aramis, !!*, hlm. !6". #enurut 1oenges ()**6, hlm. 64", pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk penyakit fisik yang dapat menyebabkan gejala reersibel seperti kondisi defisiensi?toksik, penyakit neurologis, gangguan metabolik?endokrin. Serangkaian tes diagnostik yang dapat dilakukan pada SkiDofrenia Paranoid adalah sebagai berikut a) Computed 'omograph (C') Scan 7asil yang ditemukan pada pasien dengan SkiDofrenia berupa abnormalitas otak seperti atrofi lobus temporal, pembesaran entrikel dengan rasio entrikel-otak meningkat yang dapat dihubungkan dengan derajat gejala yang dapat dilihat. b) Magnetic esonance *maging (M*) #3/ dapat memberi gambaran otak tiga dimensi, dapat memperlihatkan gambaran yang lebih kecil dari lobus frontal rata-rata, atrofi lobus temporal (terutama hipokampus, girus parahipokampus, dan girus temporal superior". c) Positron +mission 'omography (P+') Alat ini dapat mengukur aktiitas metabolik dari area spesifik otak dan dapat menyatakan aktiitas metabolik yang rendah dari lobus frontal, terutama pada area prefrontal dari korteks serebral. d) egional Cerebral ,lood low (C,) Alat yang dapat memetakan aliran darah dan menyatakan intensitas aktiitas pada daerah otak yang berariasi e) ,rain +lectrical Activity Mapping (,+AM) Alat yang dapat menunjukkan respon gelombang otak terhadap ransangan yang berariasi disertai dengan adanya respons yang terhambat dan menurun, kadang-kadang di lobus frontal dan sistem limbik. f) Addiction Severity *nde! (AS*)
):
AS/
dapat
menentukan
masalah
ketergantungan
(ketergantungan Dat", yang mungkin dapat dikaitkan dengan penyakit mental, dan mengindikasikan area pengobatan yang diperlukan. g) +lectroensephalogram (++.) 1ari pemeriksaan didapatkan hasil yang mungkin abnormal, menunjukkan ada atau luasnya kerusakan organik pada otak. *. Ke)eraatan )" Pengkajian a" Pada pengkajian biodata atau identitas klien dapat kita kaji
meliputi nama, umur, jenis kelamin (l?p", nomor 3#, ruang raat, tanggal masuk. b" Penanggung @aab klien meliputi orang tua, ali, atau, orang lain c" anda dan gejala prilaku kekerasan #enurut /yus >osep. !)). Peraat dapat mengidentifikasi dan mengobserasi tanda dan gejala prilaku kekerasan ()" 2isik iri- ciri pada penampilan fisik dapat ditandai dengan muka merah dan tegang, mata melotot?pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, postur tubuh kaku, dan jalan mondar-mandir. (" 0erbal Penampilan erbal yang tampak meliputi bicara kasar, suara tinggi, membentak atau berteriak, mengancam secara erbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor dan ketus (4" Perilaku Perilaku yang biasa ditunjukan biasanya melempar atau memukul benda?orang lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak lingkungan dan amuk?agresif. (:" Cmosi idak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam
dan
jengkel,
tidak
berdaya,
bermusuhan,
mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut )6
(6" /ntelektual #endominasi, cereet, kasar, berdebat, meremehkan, dan sarkasme (9" Spiritual #erasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar. (<" Sosial #enarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran. (8" Perhatian +olos, mencuri, melarikan diri, dan penyimpangan seksual. d" #enurut /yus >osep. !)), peraat perlu memahami dan membedakan berbagai perilaku yang ditampilkan klien. 7al ini dapat dianalisa dari perbandingan berikut A)e(
Pai/
Ii
'egatif,
)e$*i+araan
merendahkan
Aerti/
Positif diri,
misalnya saya
mela0u0an hal itu1 ,isa0ah
#enyombongkan diri,
diri, menaarkan
misalnya /,isa0ah
Agrei/
anda
mela0u0annya 1
/Saya saya
merendahkan lain, misalnya
mampu2 bisa2
anda
/3amu bisa2
pasti 0amu
/
selalu
pernah menurut2 0amu tida0 a0an bisa4
5ambat, mengeluh.
Sedang.
$eras ngotot.
Poii *a"an
#enundukkan
egap dan santai.
$aku,
kepala
Pena$)i%an
tida0
boleh2 anda dapat melanggar2 0amu tida0
Te(anan ,ara
Jara(
orang
condong
kedepan.
#enjaga
jarak #empertahankan
Siap
dengan
sikap jarak
akan menyerang orang
yang
dengan
mengabaikan .
nyaman.
lain.
5oyo, tidak dapat
Sikap tenang.
#engancam,
)9
jarak
posisi
Konta( $ata
tenang.
menyerang.
Sedikit?sama sekali #empertahankan
#ata
tidak.
dipertahankan.
kontak mata sesuai
melototot
dan
dengan hubungan. " Pohon masalah #enurut Stuart dan Sudden ()**<, dalam buku /yus >osep. !)), hal 6!" menindentifikasi pohon masalah perilaku kekerasan sebagai berikut
3esiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Perubahan persepsi sensori halusin Perilaku kekerasan 4" 1iagnosa keperaatan /nefektif1iagnosa proses terapi harga diridengan kronis perilaku /solasi sosial yang dapat;angguan diambil pada klien kesehatan ( /yus >osep. !)) " sebagai berikut a" 3esiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b" Perilaku kekerasanB harga diri rendah +erduka disfungsional $oping keluarga tidak efektif c" Perubahan persepsi sensori halusinasi d" /solasi sosial e" +erduka disfungsional f" /nefektif proses terapi g" $oping keluarga tidak efektif :" indakan $eperaatan indakan keperaatan Perilaku $ekerasan a" ujuan keperaatan ()" Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
)<
(" Pasien
dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda
perilaku
kekerasan (4" Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang dapat dilakukannya (:" Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya (6" Pasien
dapat
menyebutkan
cara
mencegah
atau
mengendalikan perilaku kekerasannya (9" Pasien dapat mencegah atau mengendalikan perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial dan dengan cara terapi psikofarmaka
b" indakan keperaatan ()" +ina hubungan saling percaya 1alam membina hubungan saling percaya, pasien harus merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan peraat. 1engan cara (a" (b" (c" (d"
#engucapkan salam terapeutik +erjabat tangan #enjelaskan tujuan dan interaksi #embuat kontrak topik, aktu dan tempat setiap bertemu pasien
(" 1iskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan sekarang dan yang lalu (4" 1iskusikan perasaan, tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan secara fisik, psikologis, sosial, spiritual dan intelektual
)8
(:" 1iskusikan bersama pasien tentang perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara erbal terhadap orang lain, diri sendiri dan lingkungan. (6" 1iskusikan bersama pasien akibat kekerasan yang klien lakukan (9" 1iskusikan bersama pasien cara mengendalikan perilaku kekerasan, yaitu dengan cara berikut (a" 2isik pukul kasur atau bantal, tarik napas dalam (b" %bat (c" Sosial atau erbal menyatakan secara asertif rasa marahnya (d" Spiritual beribadah sesuai keyakinan pasien (<" +antu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik (8" +antu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial atau erbal (a" +antu mengungkapkan rasa marah secara erbal menolak dan memintakan dengan baik, mengunhkap perasaan dengan baik (b" Susun jadal latihan mengungkapkan marah secara erbal (*" +antu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (a" +antu pasien mengendalikan marah secara spiritual kegiatan ibadah yang biasa yang biasa dilakukan (b" +uat jadal latihan ibadah dan berdo’a ()!"
+antu pasien mengendalikan perilaku kekerasan
dengan patuh minum obat
)*
(a" +antu pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar aktu minum obat, dan benar dosis obat" desrtai penjelasan mengenai kegunaan obat dan akibat berhenti minum obat. (b" Susun jadal minum obat secar teratur ())"/kut sertakan pasien dalam A$ stimulasi persepsi untuk mengendalikan perilaku kekerasan 6" Caluasi #enurut /yus >osep. !)). 7al )64. 1ibaah ini beberapa perilaku yang dapat mengindikasikan ealuasi yang positif a" /dentifikasi situasi yang dapat membangkitkan kemarahan klien b" +agaimana keadaan klien saat marah dan benci pada orang tersebut c" Sudahkah klien menyadari akibat dari marah dan pengaruhnya pada yang lain. d" +uatlah komentar yang kritikal. e" Apakah klien sudah mampu mengekspresikan sesuatu yang berbeda. f" $lien mampu menggunakan aktiitas secara fisik untuk mengurangi perasaan marahnya g" #ampu mentoleransi rasa marahnya. h" $onsep diri klien sudah meningkat i" $emandirian dalam berfikir dan aktiitas meningkat.
BAB II STUDI KASUS
$lien ibu 2 :4, tahun masuk rsj dengan alasan mengamuk, membanting barang-barang, gelisah tidak bisa tidur, berendam dikamar mandi berjam-jam (4 jam". Sudah 4 kali diraat dengan alasan yang sama yaitu mengamuk.
!
Penyebab klien mengamuk biasanya karena ditegur atas kesalahannya (data dari klien dan keluarga". $lien mengatakan mudah kesal dan marah dan membanting-banting barang. #erasa barang tersebut tidak ada harganya. $lien kelihatan sangat bersemangat, ajahnya tegang, mukanya merah ketika menceritakan masalah, apalagi ketika menceritakan suaminya yang sangat kejam dan sering memukulinya. Seaktu hamil 9 bulan, suaminya menginjak-injak perutnya, suaminya menyuruh klien menggugurkan kandungannya sehingga klien mengamuk. Sejak itu suaminya pergi meninggalkan klien dan tidak kembali sampai sekarang. $akak dan adiknya adalah sarjana hukum. $lien merasa minder apabila berada dilingkungan keluarga. #enurut keluarganya (ibu dan adiknya" klien mudah marah, cepat tersinggung, dan selalu merusak lingkungan (membanting barang" sejak gagal dalam pendidikan dan perkainannya. $lien juga biasanya hanya berendam dikamar mandi berjam-jam ketika marah. +ila sedang marah, ayah klien tambah memarahinya sehingga klien biasanya mengamuk. $lien tidak mau mandi bila tidak disuruh. $lien tampak kotor, kusut (seperti tidak pernah disisir rambutnya", gigi kotor dan kuning, kuku panjang dan hitam?kotor, kulit banyak daki dan kering klien merngatakan malas mandi dan mandi ketika perlu saja. 1ari hasil obserasi didapatkan data muka klien tampak merah dan tangannya mengepal saat menceritakan suaminya, bicara kasar, mengumpat dengan kata-kata kotor dan suara keras, melempar benda yang ada di sekitarnya, cereet.
A. /dentitas klien 'ama mur @enis kelamin Agama Alamat
'y. 2 6 ahun Perempuan /slam @ln. Panglima A’im
)
Pekerjaan Pendidikan 'o 3# Penanggung @aab
/bu rumah tangga S#A )6!)!)) keluarga 'y. 2
+. Proses keperaatan ). $ondisi klien 1ata subjektif Pasien $lien mengancam • $lien mengumpat dengan kata-kata kotor • $lien mengatakan demam dan jengkel • $lien mengatakan ingin berkelahi • $lien menyalahkan dan menuntut • $lien meremehkan • $eluarga
•
$eluarga mengatakan (ibu dan adiknya" klien mudah marah cepat tersinggung selalu merusak lingkungan (membanting barang" sejak gagal
•
dalam pendidikan dan perkainannya $lien biasanya berendam dikamar mandi berjam-jam ketika
• •
marah, +ila sedang marah, ayah klien tambah memarahinya •
sehingga klien biasanya mengamuk. $eluarga mengatakan tidak tahu bagaimana cara mengatasi, apabila klien sudah menimbulkan marah
1ata objektif Pasien muka klien tampak merah • tangannya mengepal saat menceritakan suaminya • bicara kasar • mengumpat dengan kata-kata kotor dan suara keras • melempar benda yang ada di sekitarnya • cereet. •
$eluarga
•
$eluarga terlihat lebih tenang saat menghadapi klien yang sedang marah
. 1iagnosa keperaatan a. $ekerasan, resiko tinggi b. $oping indiidu tidak efektif c. 7arga diri rendah kronis d. /ntoleransi aktiitas e. 1efisit peraatan diri mandi dan berhias f. $oping keluarga tidak efektif ketidak mampuan keluarga meraat klien dirumah 4. indakan Pasien •
+ina hubungan saling percaya antara peraat-pasien
•
1iskusikan bersama pasien apa penyebab pasien mudah marah dan kesal
•
1iskusikan perasaan pasien ketika sedang marah secara fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan intelektual
•
1iskusikan kepada pasien apa yang dilakukan ketika pasien sedang marah kepada orang lain, diri sendiri, dan lingkungan
•
1iskusikan kepada pasien jika sedang marah akibat apa yang ditimbulkan
•
1iskusikan bersama klien cara mengendalikan rasa marah dengan meliputi, fisik, obat, sosial, dan spiritual
$eluarga •
1iskusikan bersama keluarga cara menghadapi saat pasien sedang marah
4
•
1iskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam meraat pasien
•
1iskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan meliputi (penyebab, tanda, dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut"
•
1iskusikan bersama keluarga kondisi klien yang perlu segera dilaporkan keperaat
•
Caluasi pengetahuan keluarga tentang marah
•
Anjurkan keluarga untuk memotiasi melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh peraat
•
Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien jika pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
•
1iskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan jika pasien menunjukan gejala-gejala perilaku kekerasan
. Strategi Pelaksanaan SP ) pasien membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang di rasa kan, prilaku kekerasan yang dilakukan,akibat, dan cara mengendalikan prilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (latihan nafas dalam" ). %rientasi FAssalamualaikum selamat pagi ibu, (peraat tersenyum" perkenalkan nama saya suster 2adillah saya biasa dipanggil dengan suster dilla, saya peraat yang dinas di sini dari pukul < pagi sampai jam siang, saya yang akan meraat ibu selama ibu berada di sini, apakah benar ini ibu 2atimah, ibu senangnya dipanggil ibu apaGF . Caluasi?alidasi H+agaimana perasaan ibu ima hari iniG $alau saya boleh tahu, /bu ima sudah berapa lama disiniG, Apakah ibu ima ingat siapa yang membaa
:
ibu kemariG $alau saya lihat ibu ima tampak kesal ya, apa yang membuat ibu ima kesalGF 4. $ontrak aktu H/bu ima, bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang membuat ibu marah atau kesal, gak lama kok bu sekitar )6 menit aja kok, ibu maunya kita bicara disini atau ditempat lain misalnya ditaman GF :. ahap kerja H'ah, sekarang coba ibu ima ceritakan apa yang membuat ibu ima sangat kesal dan membuat ibu ima marahGF H%h gitu ya bu, sebenarnya yang membuat ibu kesal karena mengingat suami atau ada hal-hal lainGF (fasilitasi saat klien mengeluarkan semua perasaannya". Hkalau ibu marah biasanya apa yang ibu lakukanGF. HSetelah melakukan hal itu apa yang ibu rasakanGF #enurut ibu apa dampak yang terjadi setelah ibu melakukan hal itu. (berikan edukasi tentang dampak yang telah ibu lakukan" H@adi, +agaimana kalau kita belajar mengatasi marah ibu ima, agar tidak menimbulkan dampak negatie, disini saya punya : cara yang bisa mengatasi marah ibu yaitu a. arik nafas dalam, agar ibu lebih rileks b. #emukul bantal supaya ibu bisa melampiaskan marah ibu dengan objek bantal c. /bu bercerita dengan orang yang ibu percaya agar terasa lebih lega d. Spiritual , yakni dengan mendekatkan diri kepada allah, agar hati ibu lebih tenang e. #inum obat penenang, agar ibu merasa tenang dari ke 6 cara tersebut mana yang ingin ibu lakukanGF H%h tarik nafas dalam ya buGF Hbegini bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah ibu imah rasakan, ibu berdiri, lalu tarik nafas dalam dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan ? tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus... tahan dan tiup melalui mulut. 'ah, lakukan 6 kali. +agus sekali, ibu ima sudah bisa melakukannnya. +agaimana perasaannya inu GF
6
H'ah, sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin sehingga bila seaktu-aktu rasa marah itu muncul ibu ima sudah biasa melakukannya.F 6. erminasi a. Caluasi subjektif dan objektif H+agaimana ibu perasaan ibu sekarang, apakah udah terasa lega ibuIGF Hya, saya juga lihat ibu juga sekarang sudah tampak rilek.F
b. indak lanjut 'ah, bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam kegiatan sehari-hari ibu, terus ibu maunya kita latihan ini setiap hari dan pada jam berapaG $alau ibu marah, ibu bisa melakukan teknik ini untuk melampiaskan kemarahan ibu,, c. $ontrak lanjut H'ah, tindakan yang kita lakukan tadi itu merupakan salah satu tindakan teknik mengatasi marah, bagsimana kalau nanti siang sekitar jam siang, kita mempelajari teknik napas dalam, agar ibu bisa melakukannya setiap ibu marah.F Hempatnya disini saja ya ibuGF H%k ibu, saya permisi dulu ya ibu, dan kita akan bertemu lagi nanti siang ya bu,, selamat pagi ibu, assalamualaikum ibuF
9
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik baik terhadap dirinya, orang lain, maupun lingkungan. Perilaku kekerasan timbul karena adanya campuran perasaan frustasi dan benci atau marah yang bersatu dalam suatu
keadaan emosi yang secara mendalam dari setiap orang
sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan. Akibat yang ekstrim yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan adalah amarah atau ketakutan (panic". Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang yang
<
dapat menimbulkan kerusakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Sebagai
peraat
ataupun
tenaga
kesehatan
lain
hendaknya
memberikan saran, motiasi bahkan cara yang dapat meminimalkan dan bahkan mencegah terjadinya amuk dan perilaku kekerasan pada klien sehingga klien dapat menyalurkan kemarahannya pada tempat dan situsai yang benar dan positif sehingga tidak membahayakan pasien sendiri maupun orang lain. Peraat juga bisa memberikan aktiitas ataupun kegiatan yang dapat mengurangi dari tingkat amuk dan kemarahan klien sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. %leh sebab itulah peran dari setiap aspek dan orang terdekat klien sangat berpengaruh pada timbulnya perilaku kekerasan yang dilakukan oleh klien.
B. SARAN
+erdasarkan kesimpulan diatas, maka kelompok mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperaatan. Saran-saran adalah sebagai berikut ). ntuk 3umah Sakit +agi rumah sakit hendaknya memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan membuat suasana lingkungan menjadi lebih nyaman agar klien tidak melakukan perilaku kekerasan kepada pihak rumah sakit beserta petugas lainnya. sahakan memberikan saran, nasehat dan motiasi kepada klien agar klien
mendapatkan cara tentang
bagaimana mengontrol frustasi, marah dan perilaku kekerasannya.
8
. ntuk Peraat +agi seorang peraat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara teoritis maupun praktek tentang perilaku kekerasan agar dapat memberikan nasehat, motiasi, dorongan dan memantau ketat pada klien yang melakukan perilaku kekerasan agar tidak terjadi halhal yang membahayakan klien sendiri ataupun orang lain dan memberikan dorongan serta support positif kepada keluarga yang mungkin mengalami stress, cemas, dan takut akan kondisi klien dan tindakan yang dilakukan klien. 4. ntuk $eluarga Apabila sudah mengetahui dan memahami akibat yang akan dilakukan oleh klien yang melakukan perilaku kekerasan, maka sebagai orang terdekat ? keluarga harus memberikan motiasi dan nasehat
agar
pasien
dapat
mengontrol
marah,
frustasi
dan
kekerasannya.
DA'TAR PUSTAKA
+udiana, $eliat 5!). Model Pra0ti0 3eperawatan Professional 6iwa. @akarta C;
Stuart, ;ail J & 5araia, #ichele . (!!6". Principles and Practice of Psychiatric 7ursing 8th +dition5 #osby, /nc. All right resered
>osep, /yus. !!8. 3eperawatan 9iwa5 @akarta 3eflika Aditama
*