PAPER TIMPANOSKLEROSIS
DISUSUN OLEH:
Karina Dwi Swastika 090100060
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UTARA DEPARTEMEN DEPARTEMEN ILMU KESEHAT KE SEHATAN AN THT RS HAI ADAM MALIK MEDAN !01"
i
KATA PEN#ANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Tema makalah ini adalah mengenai Timpanosklerosis. Diharapkan dengan ini, para dokter dapat memahami mengenai pemeriksaan dan tatalaksana timpanosklerosis dalam praktek sehari-hari. ritik dan saran yang bersi!at membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. "khir kata, penulis mengu#apkan terima kasih.
Medan, $uli %&'(
Penulis
ii
DAFTAR ISI
"T" PEN)"NT"*++++++++++++++++++++.......
i
D"T"* ++++++++++++++++++++++++.....
ii
/"/ ' PEND"0121"N+++++++++++++++++++ /"/ % TN$"1"N P1T""+++++++++++++++++ %.' De!inisi dan lasi!ikasi+++++++++++++++......... %.% "natomi+++++++++++++++++++++++ %.3 Etiologi++++++++++++++++++++++...... %.( )ambaran linis+++++++++++++++.................... %.4 Patogenesis+++++++++++++++++.................... %.5 Diagnosis+++++++++++++++++++++++ %.6 Penatalaksanaan+++++++++++++++++++..... /"/ 3 EMP12"N++++++++++++++++++........ D"T"* P1T""++++++++++++++++++++++
' % % % 3 3 ( 4 6 7 8
1
$A$ 1 PENDAHULUAN
Timpanosklerosis merupakan penyakit pada membran timpani yang menunjukkan gambaran ber#ak-ber#ak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada bagian tengahnya. ' eadaan ini dikarakteristikkan oleh adanya hialinisasi dan deposit kalsium pada membran timpani, telinga tengah, atau keduanya, sering mun#ul sebagai akibat dari in!lamasi atau trauma dan juga sering didapati setelah episode rekuren dari otitis media akut, otitis media dengan e!usi, dan insersi 9entilasi tuba. % Timpanosklerosis merupakan kelanjutan yang sering terjadi pada kasuskasus otitis media kronis atau rekuren dan setelah tindakan pembedahan pada membran timpani atau telinga tengah. 0al ini biasanya terbatas pada mebran timpani dan hanya memberikan gangguan klinis yang sangat sedikit. Namun, apabila timpanosklerosis melibatkan telinga tengah, maka dapat mengakibatkan !iksasi osikular dan gangguan pendengaran kondukti!.3 Penelitian mengenai timpanosklerosis kebanyakan dilakukan pada pasien pasien dengan otitis media kronis dan timpanostomi dibandingkan dengan populasi umum. Didapatkan bahwa pada %3-(& : anak-anak dengan keluhan telinga mengeluarkan #airan yang ditatalaksanan dengan timpanostomi menderita timpanosklerosis, dan miringosklerosis merupakan bentuk yang tersering. ( nsiden timpanosklerosis dilaporkan berkisar antara 5,(-33: pada subjek dengan otitis media kronis. nsiden #enderung meningkat dengan pertambahan usia dan tindakan timpanostomi penggantian tuba ;insiden berkisar antara %75':<.3
$A$ ! TINAUAN PUSTAKA !%1% D&'inisi (an K)asi'ikasi Timpanosklerosis merupakan suatu kondisi yang mana didapatkan
hialinisasi dan kalsi!ikasi pada membran timpani, telinga tengah atau keduanya
2
dan jika meluas dapat mempengaruhi pendengaran. Timpanosklerosis ini diklasi!ikasikan sebagai berikut = - Myringosclerosis, hanya mengenai membran timpani - Intratympanic tympanosclerosis, mengenai bagian telinga tengah lain. %,( !%!% Anat*+i Membran timpani merupakan pembentuk utama dinding lateral telinga
tengah, berupa lapisan tipis, resisten, semitransparan, abu-abu mengkilat, dan mirip keru#ut ;cone-like<. "peks membran timpani terletak pada umbo, yang mana berhubungan dengan bagian terbawah dari tangkai malleus. ebanyakan keliling membran timpani menebal untuk membentuk suatu #in#in !ibrokartilago, annulus timpani, yang terletak pada alur tulang timpani yang disebut dengan sulkus timpani.4
)ambar '. Membran Timpani Normal Telinga anan Dari umbo bermula suatu re!lek #ahaya ;cone of light < ke arah bawah yaitu pada pukul 6 untuk membran timpani kiri dan pukul 4 untuk membran timpani kanan. *e!lek #ahaya ialah #ahaya dari luar yang dipantulkan oleh membrane timpani. Pada membran timpani terdapat % ma#am serabut yaitu serabut sirkuler dan radier. erabut inilah yang menyebabkan timbulnya re!lek #ahaya yang berbentuk keru#ut tersebut. e#ara klinis re!lek #ahaya ini dinilai misalnya bila re!lek #ahaya mendatar berarti terdapat gangguan pada tuba eusta#hius. 5 Membran timpani dibagi dalam ( kuadran, dengan menarik garis searah dengan prosesus longus malleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,
3
sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas belakang, bawah depan, dan bawah belakang. 0al ini berguna untuk menyatakan letak per!orasi dari membrane timpani.5 !%,% Eti*)*-i Etiologi dari timpanosklerosis belum diketahui dengan pasti, mungkin
dibentuk dari sisa-sisa>bekas yang berhubungan dengan in!lamasi kronis telinga tengah. aktor-!aktor lain yang mungkin berhubungan antara lain = - ?titis media supurati9a kronis ;?M< dan otitis media dengan e!usi. - nsersi Grommet ;timpanostomi tuba< meningkatkan resiko terjadinya timpanosklerosis - klerosis sistemik - emungkinan berhubungan dengan atheroma karotis atau aterosklerosis - 0ubungan dengan cholesteatoma masih diperdebatkan, meskipun dua keadaan ini dapat mun#ul bersamaan.( !%"% #a+.aran K)inis )ambaran klinis yang umumnya mun#ul adalah ditemukannya plak putih
pada membran timpani. $ika proses ini hanya terbatas pada membrane timpani saja biasanya tidak mempengaruhi pendengaran, namun bila proses ini telah men#apai telinga tengah, maka rantai osikular menjadi tidak mobil yang akan menyebabkan terjadinya tuli kondukti!. %
!%/% Pat*-&n&sis Timpanosklerosis se#ara histologi tampak sebagai hialinisasi jaringan
penyangga subepitelial membran timpani dan telinga tengah, pada kebanyakan kasus dapat ditemukan kalsi!ikasi. ?steogenesis juga dapat mun#ul bersamaan dengan lesi yang terjadi. aat plak mun#ul pada membrane timpani, plak tersebut hanya terbatas pada lamina propia. 0ussl dan 2im menemukan bahwa plak ini merupakan proses degenerati9e yang mengakibatkan terjadinya kalsi!ikasi pada jaringan penyangga pada telinga tengah. Mereka membuat hipotesa bahwa ?ME atau ?M" mengakibatkan terjadinya proses destrukti! pada jaringan penyangga, yang mana akan memi#u untuk terjadinya degenarasi dari jaringan kolagen dan kalsi!ikasi distropik. Degenerasi kolagen dapat merupakan akibat langsung dari in!lamasi atau in!eksi yang terjadi pada telinga tengah ;oleh proteinase dan kolagenase bakteri<. @ielinga dan kawan-kawan, menemukan bahwa pada kasus
4
sumbatan tuba eusta#hius, tanpa in!eksi, dapat mengakibatkan timpanosklerosis pada per#obaan dengan tikus, dari sana mereka membuat hipotesa bahwa hanya dengan de!ormasi #ukup untuk mendukung pembentukan plak. Penyebab lain yang mungkin adalah proses autoimun yang terjadi pada membran timpani. Hussl and Lim mengemukakan % kemungkinan mekanisme terbentuknya
plak
timpanosklerosis=6
)ambar %. Mekanisme terbentuknya plak timpanosklerosis 6 !%6% Dia-n*sis Timpanosklerosis diduga merupakan komplikasi dari otitis media, pas#a
trauma, dan tindakan pembedahan yang mana ditemukan lapisan hialin yang aselular dan akumulasi deposit kalsium pada membran timpani dan submukosa telinga tengah. Pada kebanyakan pasien, gejala yang ditimbulkan tidak begitu signi!ikan se#ara klinis dan mengakibatkan sedikit atau tidak ada gangguan pendengaran.
Pada
pemeriksaan
otoskopi,
timpanosklerosis
memberikan
5
gambaran semisirkuler atau seperti sepatu kuda yang berwarna putih pada membrane timpani.6
#a+.ar ,. A Membran timpani pada timpanosklerosis, $2 Telinga kiri,
per!orasi anateroin!erior kering, 3 Per!orasi anteroin!erior dengan plak timpanosklerotik, D Telinga kiri, per!orasi subtotal karna timpanosklerosis7
#a+.ar "% A Telinga kanan, plak timpanosklerosis pada rantai osiikular, $
Telinga kiri, per!orasi total dengan timpano sklerosis. 7
Pemeriksaan penunjang biasanya tidak terlalu dibutuhkan apabila telah ditemukan lesi yang khas, tidak ada perluasan, dan tidak ada ke#urigaan adanya
6
gangguan pendengaran atau penyakit telinga ten gah lain. Namun, pemeriksaan penunjang yang dapat membantu antara lain= 6 - "udiometri, dapat menentukan derajat dan tipe gangguan pendengaran - Timpanometri, hasil timpanogram dapat dipengaruhi oleh adanya timpanosklerosis - AT #an dapat membantu menegakkan diagnosis terutama bila disertai dengan kelainan pada ka9itas telinga tengah.6 !%4% P&nata)aksanaan Timpanosklerosis pada telinga tengah se#ara histologi mirip dengan
timpanosklerosis pada membran timpani, tapi lebih sering menyebabkan tuli kondukti! dikarenakan terjadinya !iksasi osikular. Dalam beberapa buku dinyatakan bahwa timpaniosklerosis #enderung berulang setelah tindakan pembuangan dengan operasi. myth dan kawan-kawan melaporkan hasil yang memuaskan pada 68: kasus timpanisklerosis yang dilakukan rekonstruksi osikular ;stapedektomi dan reseksi osikular total< yang dilakukan dalam % tahap. 6 Timpanosklerosis mungkin dapat ditemukan dibelakang membran timpani yang intak. Plak yang ke#il tidaklah membahayakan dan dapat dibiarkan saja. 2apisan yang luas>besar pada sisa-sisa membran timpani harus dihilangkan karena materi a9askular ini dapat menghambat integrasi dari gra!t, dan dapat juga memberikan dapak pada rantai osikular terutama kepala malleus dan in#us pada epitympanum. Mobilisasi tidaklah disarankan karenan re!iksasi sering terjadi. 8 Timpanoplasti dan rekonstruksi osikular dapat dilakukan sebagai penatalaksanaan pada pasien-pasien dengan timpanosklerosis, namun resiko untuk kerusakan kokhlea lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebabkan oleh penyakit telinga tengah lain, ini dikarekan oleh tindakan diseksi luas yang dibutuhkan pada kasus timpanosklerosis dan terdapatnya erosi dari labirin. 6
$A$ , KESIMPULAN
'. Timpanosklerosis merupakan suatu kondisi yang mana didapatkan hialinisasi dan kalsi!ikasi pada membran timpani, telinga tengah atau keduanya dan jika meluas dapat mempengaruhi pendengaran.
7
%. Timpanosklerosis merupakan kelanjutan yang sering terjadi pada kasuskasus otitis media kronis atau rekuren dan setelah tindakan pembedahan pada telinga tengah. 3. Etiologi timpanosklerosis belum diketahui dengan pasti, namun !aktor!aktor yang mungkin berhubungan antara lain ?M, otitis media dengan e!usi, insersi Grommet , sklerosis sistemik, atheroma karotis atau aterosklerosis, dan cholesteatoma. (. $ika proses timpanosklerosis ini hanya pada membran timpani biasanya tidak mempengaruhi pendengaran, namun bila proses ini telah men#apai telinga tengah dapat menyebabkan terjadinya tuli kondukti!. 4. )ambaran timpanosklerosi pada pemeriksaan otoskopi adalah semisirkuler atau seperti sepatu kuda yang berwarna putih pada membran timpani 5. Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu antara lain audiometri, timpanometri, dan AT #an. 6. Plak timpanosklerosis yang ke#il tidaklah membahayakan dan dapat dibiarkan saja. 7. Timpanoplasti dan
rekonstruksi osikular dapat
dilakukan
sebagai
penatalaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
'. "sarkar, "meya, and hishir )osa9i. BTympanos#lerosis - a /eginnerCs @orry= a #ase eries and *e9iew o! 2iterature.B Otolaryngology, %&'3. %. 2alwani ", "grawal , "guila D$, et al. Aurrent Diagnosis and Treatment = ?tolaryngology 0ead and Ne#k urgery. %nd Edition. New York = M# )raw 0ill 2ange %&&6. 3. now $r, $ames / and /allenger, $ohn $a#ob. /allengerFs ?torhinolaryngology 0ead and Ne#k urgery. '5 th Edition. pain = /A De#ker n# %&&3. (. EM G PP. Tympanos#lerosis. Disitasi dari http=>>www.patient.#o.uk> showdo#>(&&%4%74.htm pada tanggal 3 $uli %&'(. 2ast 1pdate H$anuari %&&8I. 4. anna, Mario, *usso, "lessandra, and De Donato, )iuseppe. Aolor "tlas o! ?tos#opy = rom Diagnosis to urgery. 'st Edition. New York = Thieme n# '888. 5. oetirto , 0endarmin 0, /ashiruddin $. )angguan Pendengaran dan elainan
8
Telinga. Dalam = /uku "jar lmu esehatan = Telinga 0idung Tenggorok epala G 2eher. Edisi 5. $akarta = akultas edokteran 1ni9ersitas ndonesia %&&6. 6. lint, Paul @., 0aughey, /ru#e 0., 2und, Jalerie $., et al . Aummings ?tolaryngology 0ead and Ne#k urgery. 4th Edition. Ahina = Mosby-Year /ook n# %&'&. 7. Menner "2. Po#ket )uide to Ear. 'st Edition. New York = Thieme n# %&&3. 8. 0ildmann 0, udho!! 0. Middle Ear urgery. 'st Edition. New York = pringer- Jerlag %&&5.