Sex n'
the City
Jakarta Undercover Liputan Tuntas Dunia Malam Jakarta. Dari Seks Bulan Madu Pajero Goyang, Melrose Place High Callgirls, Sex Sandwich Sashimi Girls, Service Dobel-tripel VIP Sauna, Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif, Sex Drive-thru Rumah Cinta XXX, Orgy Order Massage Ladies, Nude Ladies Nite VIP Casino, Sex-midnite Gadis-gadis Burespang, Kencan Bule-Bule Impor Sampai Private Sex Parties.
Moammar
Emka
Pengantar: Dede Oetomo, Ph. D.
Sex n '
the City
Jakarta Undercover
iii
• • • Terimakasih untuk sahabat-sahabat terbaik: Aip Leurima, Chris Luhulima, Bebi Romeo, Bung Gege, Sonny Lalwani, Cornelia Agatha, Abdee Slank, Tongclay dan Kiki Susilo
Emka, Moammar Jakarta Undercover: Sex n' the City / Moammar Emka — cet. 1 — Jakarta: GagasMedia, 2005 xl + 488 h1m; 11 x 18 cm ISBN 979-9341-62-0 1. Lifestyle
I.
Judul 790
v
Kata Pengantar Seks dan Seksualitas:
Buka-tutup Selubung Oleh: Dede Oetomo, Phd Pendiri dan Anggota Dewan Pembina yayasan GAYa NUSANTARA dan Ketua Bidang Peminatan Gender dan Seksualitas Program Magister llmu-ilmu Sosial FISIP Universitas Airlangga
P
erbuatan seks, yang melibatkan kenikmatan saraf-saraf di tubuh kita dan acapkali terlampau terpaku pada organ tubuh yang dipahami sebagai alat kelamin (penis dan vagina) tetapi sebetulnya dapat juga melibatkan organ lain seperti tangan, dada, sela paha, m u l u t dan dubur, dan pemahamannya secara sosial-budaya yang
vi
VII
dikenal dengan istilah seksualitas, pada hemat saya terlalu diistimewakan dalam m a s y a r a k a t kita. Bukankah sebetulnya banyak perbuatan kita (dan dapat nikmat) seperti makan; buang air kecil m a u p u n besar, bersin, menggaruk dan lain sebagainya. Patut kita renungkan mengapa seks dan seksualitas begitu diistimewakan, sehingga diselubungi, diintip, dikomodifikasi, d i h a r a m k a n , b a h k a n ada yang dikutuk (seperti seks di antara saudara, orangtua dan anak, dsb.), namun juga oleh sebagian orang dianggap amat berharga, bahkan dirayakan. A n c a n g a n b e r p i k i r k o n s t r u k s i sosial menyadari bahwa penyelubungan, pelar a n g a n dll. Itu d i s u s u n oleh s u a t u masyarakat, biasanya oleh mereka yang berkuasa di dalamnya, secara berbeda atau lain dengan apa yang didapati di masyarakat lain. Di Mesir p a d a z a m a n C l e o p a t r a misalnya, justru perkawinan antar saudara k a n d u n g menjadi pola p a d a k e l u a r g a kerajaan, supaya tuah kerajaan (artinya juga harta dan kekuasaan) tetap di dalam dinasti y a n g b e r k u a s a . Di b a n y a k m a s y a r a k a t N u s a n t a r a , p e r k a w i n a n antara s e p u p u
viii
sering terjadi. Sementara masyarakat yang d i d a s a r i p e m i k i r a n genetika m o d e r n cenderung menabukannya. Penetrasi anal terhadap anak laki-laki oleh laki-laki dewasa sebaya ayah mereka (tetapi bukan ayahnya sendiri) pernah menjadi ritus akil-balig bagi anak laki-laki di beberapa kelompok etnik di Melanesia, seperti pernah dicatat pada suku Asmat sebelum masuknya agama Kristen Katolik. Dalam sejarah masyarakat di Nusantara pernah ada penulisan dan pencitraan yang l u g a s d a n terbuka m e n g e n a i seks d a n seksualitas. Serat Centhini dan banyak lagi naskah Jawa semasa dari abad ke-18 dan 19, misalnya, dengan ceria dan berseni menggambarkan dua orang santri yang sesudah m e l a k u k a n h u b u n g a n seks oral, m a n d i junub dan kemudian sholat subuh bersama. Tidak ada rasa bersalah, tidak ada yang istimewa, dan hebatnya, adegan itu diungkapkan dalam puisi yang bermutu tinggi. Di candi-candi peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu di Nusantara juga ditemui lingga dan yoni yang merupakan representasi penis d a n vagina. Dan sebetulnya kalau kita
IX
melihat masyarakat kita yang tidak munafik, umumnya di kalangan kelas pekerja, masih banyak ekspresi seks dan seksualitas yang lugas dan cenderung merayakannya, seperti ukiran kayu atau kulit kerang berbentuk penis berbagai ukuran yang dibuat dan dijual di banyak tempat. Dengan semangat perayaan seks dan s e k s u a l i t a s i t u l a h kita s a m b u t b u k u M o a m m a r Emka yang m e n g u n g k a p k a n berbagai aspek seks dan seksualitas di Jakarta. Menarik sekali latar belakang dia yang santri dari Jetak, Montong, Tuban, lalu melanjutkan ke M a d r a s a h Aliyah di Denanyar, Jombang, dan kemudian ke IAIN di Jakarta. Saya a m a t tergoda u n t u k melihat d u a benang merah: Yang pertama, pengalaman saya sebagai aktivis di bidang seksualitas yang juga berasal dari Jawa Timur dan bekerja di Surabaya, membuat saya berkesimpulan b a h w a m a s y a r a k a t Jawa Timur p a d a u m u m n y a cenderung toleran dan menerima keanekaragaman seksualitas. Hanya di Surabaya ada tempat ngeber (mangkal) waria yang ada p e r a t u r a n d a e r a h dari
walikota. Juga di Surabaya-lah ada waria show yang dapat bertahan sejak tahun 1978 hingga kini. Belum lagi fenomena warok, warokan dan gemblakan di sekitar kesenian reyog Ponorogo, yang melibatkan perp a d u a n hubungan eroto-romantik antara laki-laki dewasa dan anak laki-laki dengan hubungan heteroseks di dalam pernikahan (yang d a p a t poligam) d a n p e r c i n t a a n heteroseks non-nikah. Mungkin akar Jawa Timur Moammar Emka-lah yang membuat dia d a p a t menulis tentang seksualitas, b a h k a n terkesan m e r a y a k a n n y a , t a n p a terlampau menghakiminya sebagai salah atau benar.
x
XI
Yang kedua, pengalaman saya berkontrak dan bekerjasama dengan masyarakat santri di Jawa Timur, khususnya yang berlatar belakang N a h d l a t u l Ulama (NU), juga m e m b u a t saya b e r k e s i m p u l a n b a h w a masyarakat santri NU sangat kaya d a n bernuansa pemahamannya tentang keanekaragaman seksualitas. Walaupun saya tidak pernah kenal Moammar Emka, dugaan saya latar b e l a k a n g k e s a n t r i a n n y a l a h y a n g memungkinkan dia justru dengan gembira-
nya menggambarkan berbagai fenomena seksual yang ada di Jakarta. Satu kata peringatan saja, dan maafkan kalau kesannya menggurui: kita patut berhati-hati untuk tidak melihat bahwa hanya seks dan seksualitas yang "aneh-aneh" saja yang patut diperhatikan, dan bahwa yang "aneh-aneh" itu terjadi di luar lingkungan kita. Janganlah kita membaca buku ini dengan semangat pengintip, melainkan dengan semangat mawas diri, bahwa kita pun adalah (calon) makhluk seksual, dan selama seks (idealnya) dilakukan dalam relasi kuasa yang setara dan demokratik, adalah hak kita untuk merayakannya seorang, dua orang ataupun beramai-ramai. Selamat membaca dengan asyik! Surabaya, 17 Oktober 2002
XI'
Prakata Penulis
B
uku yang sudah saya persiapkan selama hampir enam tahun menekuni dunia jurnalistik, akhirnya selesai juga. Tentu semua ini membutuhkan perjuangan panjang. Tidak saja dalam arti finansial, tapi juga tenaga, pikiran, dan waktu. Pada awalnya, tak pernah terlintas di benak saya akan menemukan sebuah gambaran kehidupan metropolis Jakarta yang begitu kompleks. Terutama yang berkaitan dengan gebyar kehidupan malamnya dan gaya hidup sejumlah orang terkungkung dalam dunia rare society—istilah yang sering saya gunakan di media cetak untuk mengidentifikasikan sekelompok orang yang terbiasa hidup dengan budaya kafe atau pesta yang setia dengan spendingtime plus spending money untuk mencari satu bentuk kepuasan pribadi atau mencoba XIII
mencari oase pembebasan dari belenggu aktivitas rutin sehari-hari. K e h i d u p a n m e t r o p o l i s Jakarta bisa diibaratkan sebagai sebuah medan magnet yang setiap saat bisa menggaet 'siapapun' masuk ke dalamnya bahkan menjerumuskan dalam satu kehidupan semu dan samar. A n e k a w a r n a k e s e n a n g a n h i d u p bisa ditemukan di mana-mana, seperti di sejumlah tempat hiburan plus yang tersebar h a m p i r d i tiap s u d u t kota, d a r i y a n g bertarget market untuk kalangan bawah, menengah sampai jet set. Kalau tidak begitu, banyak orang yang pada dasarnya memang p u n y a k e b i a s a a n d a n d e n g a n sengaja menciptakan kesenangan untuk memuaskan diri sendiri seperti menggelar sejumlah private party yang ujung-ujungnya memang tidak jauh dari sesuatu yang bernama seks! Beberapa topik tulisan dalam buku ini, sebenarnya merupakan bagian dari investigasi report —atau lebih tepatnya 'penga m a t a n m e n d a l a m ' , yang saya lakukan selama menggeluti dunia jurnalistik dengan fokus peliputan nite-entertainment dan sex industry. Selama kurang lebih enam tahun, saya m e l a k u k a n perjalanan p a n j a n g ,
mencoba menelusuri tiap jengkal fenomena h i d u p masyarakat metropolis, terutama mereka yang doyan menghamburkan uang untuk mencari kepuasan dan kenikmatan pribadi. Tidak saja larut dari satu tempat hiburan seperti kafe, diskotik, klub, karaoke ke tempat hiburan lain, tapi juga sengaja membuat satu bentuk kesenangan untuk memuaskan diri sendiri. Demikian juga, beberapa tulisan dalam buku ini merupakan kompilasi-hasil jerih payah saya selama satu setengah tahun ketika bekerja di harian BERITA YUDHA — yang saat itu menjadi Koran Metro dan satu s e t e n g a h t a h u n b e r k a r y a di majalah PROSPEK, pada segmen Escapade —yang sekarang menjadi PROSPEKTIF. Beberapa artikel lain yang saya tulis di Tabloid Harian Suaka METRO juga ikut menjadi sebagian isi buku ini. Selain di BERITA YUDHA, PROSPEK, dan Suaka METRO, beberapa tulisan lainnya pernah dimuat di majalah POPULAR — tempat saya bekerja selama hampir tiga tahun dengan fokus peliputan pada rubrik Liputan Malam, Liputan Khusus dan Highlite yang memang menjadi cermin dan
xiv
xv
gambaran gaya hidup malam metropolis Jakarta. Sementara beberapa tulisan lainnya — walau tak banyak, pernah mengisi lembaran majalah MATRA ketika saya menjadi kontributor freelance untuk liputan dengan fokus tertentu, terutama yang berhubungan dengan kehidupan malam. Sisanya memang sengaja saya simpan dan persiapkan untuk buku ini. Tentu saja, belum pernah dimuat di media manapun. Hanya saja, ada beberapa pengecualian. Apa yang tersaji dalam b u k u ini, jelas berbeda dengan apa yang terpampang di media cetak. Berbeda bukan dalam main story, tapi lebih pada kelengkapan data, detail story dan tentu saja sisi-sisi lain yang karena alasan tertentu tak mungkin dipublikasikan untuk media yang notabene punya standar dan kode etik tersendiri. Namun yang pasti, ditilik dari sisi ide cerita, sedikit banyak m e m a n g ada pers a m a a n n y a . H a n y a saja, saya m e s t i m e l a k u k a n investigasi u l a n g u n t u k m e n a m b a h k a n fakta-fakta baru sejalan d e n g a n trend yang tengah berkembang. Maklum, trend yang berkembang di dunia
malam, cepat sekali berubah. Sebuah panti plus misalnya, setiap saat bisa bertambah 'massage girls'-nya dalam h i t u n g a n hari bahkan jam. Belum lagi pengunjung, tarif dan pernak-pernik yang terjadi. Sekitar 24 judul tulisan yang tersaji dalam buku ini, hampir serhua temanya mengarah pada kehidupan yang melibatkan subyek maupun obyek. Titik beratnya pada perilaku k e h i d u p a n trend masyarakat metropolis dengan frame besar: sex & the city —meminjam istilah salah satu sitcom populer yang dilansir jaringan tv internasional. Barangkali —tanpa m a k s u d mencari b u k t i p e m b e n a r a n , yang p a t u t digarisbawahi, apa yang tersaji dalam buku ini, bukan sebuah cerita fiksi atau hasil nguping dari mulut ke mulut. Tapi lebih jauh dari itu, semua adalah hasil investigasi mendalam yang sifatnya partisipatif. Jadi, saya memang melibatkan diri secara langsung, bukan hasil wawancara sepihak dengan nara sumber, o r a n g k e d u a , ketiga, d a n s e t e r u s n y a . Kalaupun ada, hampir kebanyakan, orang k e d u a atau ketiga t e r s e b u t s t a t u s n y a menjadi t e m a n seperjalanan a t a u n a r a
XVI
xvii
sumber yang menjadi penunjuk ke subyek dan obyek sasaran. Jujur saya akui, informasi yang saya dapatkan lebih banyak datang dari sejumlah esmud gaul —istilah y a n g sering saya gunakan dalam setiap tulisan, yang menjadi k a w a n - k a w a n seperjalanan. Biasanya, informasi datang ketika kami sama-sama mampir ke kafe-kafe trendsetter pada Rabu Gaul dan hari-hari weekend. Kalau tidak begitu, sekedar ngopi di kafe mal sambil bertukar cerita-cerita seru khas lelaki. Ya, apalagi kalau bukan obrolan seputar seks dalam arti seluas-luasnya. Dari ajang p e r g a u l a n itulah, s e m u a informasi saya serap untuk kemudian saya mencari-cari bukti pembenaran d e n g a n melakukan reportase mendalam. Tentu saja, selama melakukan investigasi seringkali saya melepaskan atribut kewartawanan dan lebih sering berada dalam penyamaran. Bukan apa-apa, semua masalah yang menjadi obyek investigasi saya, tergolong tertutup dan bagi sebagian orang dianggap sesuatu yang 'di luar' batas kewajaran. Makanya, saya m e n g g u n a k a n istilah 'under cover' untuk sekedar memberi satu
ilustrasi kepada pembaca bahwa semua peristiwa dan kejadian yang terdapat dalam buku ini hampir semua serba terselubung, tersembunyi dan tak semua orang bisa melakukannya. Di sisi lain, istilah tersebut juga untuk memberi satu gambaran sederhana, mayoritas peristiwa yang terjadi memang di luar batas kelaziman, di mata sebagian o r a n g y a n g tak p e r n a h m e n ceburinya. Akhirnya, b u k u ini bagi saya b u k a n semacam sex guide tour. Tidak sama sekali! Karena apa yang tersaji dalam setiap judul, sebisa mungkin menghindari unsur pemberitaan yang berbau pornografi. Pada prinsipnya, buku ini hanya untuk menunjukkan realitas kehidupan Jakarta yang sebenarnya. Dalam hal ini, realitas kehidupan malamnya. Kalau kata banyak orang, apa saja ada di Jakarta, maka salah satunya adalah serentetan peristiwa dan kejadian eksklusif yang tersaji dalam buku ini. Beberapa teman saya sering berseloroh: Jakarta memang edan, Jakarta telah menjadi negeri tanpa dosa, Jakarta telah menjadi m e d a n ke'semu'an. Benarkah? Mungkin
xviii
XIX
Anda bisa menjawabnya atau mencari-cari jawabannya! Sebelum saya menyudahi prakata ini, sudah sepatutnya saya mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang turut serta memberikan sumbangsih sehingga buku Jakarta Under Cover
ini bisa rampung. Ucapan terima kasih, pertama-tama saya sampaikan pada Heriyadi H Sobiran, "sesepuh" majalah Popular yang dengan tulus memberikan dukungan dan 'exit permit' sehingga beberapa artikel yang pernah saya tulis untuk majalah yang punya tagline 'entertainment for men' tersebut bisa saya tulis ulang —tentu saja dengan 'menambal sulam' di sana-sini dan menjadi sebagian besar isi buku ini. Terima kasih dengan kadar serupa juga saya sampaikan kepada Mujimanto Asmotaruno, "lurah"nya Majalah Male Emporium —atau lebih sering disebut ME saja, yang banyak menularkan ilmu cara menulis yang baik, menarik dan enak dibaca. Saya selalu ingat bagaimana Pak Muji — begitu saya biasa memanggilnya, ketika masih meng'komandani' Majalah Popular
sekitar tahun 1997-2000, tak segan-segan 'membantai' tiap artikel yang saya tulis untuk jadi liputan terbaik. Juga kepada Mas Baswardono, "guru" yang pertama kali mengajarkan banyak hal tentang dunia tulis menulis ketika kami bekerja 'satu atap' di harian Berita Yudha dan Majalah Prospek. Rasa-rasanya, setiap artikel yang saya tulis jadi lebih indah ketika Mas Bas mengeditnya. Matur nuwun sanget dan selamat atas buku "Selingkuh"nya. Kepada Mas Dadi Darmadi, saya juga sampaikan terima kasih. "Orang lain" yang sudah saya anggap seperti abang sendiri, yang banyak memberikan motivasi dan 'arahan hidup' ketika pertama kali saya menginjak bangku kuliah. Kapan buku tentang Studi Agama-Agama Di Dunia diterbitkan, Mas? Saya tunggu lho! Terakhir, terima kasih untuk Ita Sembiring yang rela jadi 'jembatan' hingga buku ini bisa terbit. Juga kepada Dede Oetomo yang bersedia memberikan kata pengantar yang begitu "wise" dan Tommy F. Awuy yang disela-sela kesibukannya menyisakan sedikit waktu untuk menulis 'epilog' yang sarat nuansa filosofi.
xx
XXI
Oh iya, hampir lupa, buat Mas Julius dari Galang Press, thanks banget ya, buku yang sudah lama saya impi-impikan akhirnya bisa terbit. Juga buat "my brur", Rizal Mantovani —yang selalu membukakan pintu lebarlebar untuk berdiskusi tentang banyak hal dan Anak-anak Menteng (Dodi, Miko, Yudi, Lisa, Didit, Mas Eko, Susi, Erwin, Lita, Melly, April, Trie, Wisnu, Mori, Satria, Ucok, Jimmy, Dolop dll) —yang hampir setiap hari selalu menjadi teman baik untuk berbagi canda dan cerita. Pokoknya, lo semua memang "the best".
Semua nama, tokoh, dan tempat yang terdapat dalam buku ini, banyak yang disamarkan. Apabila ada penyebutan nama, tokoh dan tempat dalam arti sebenarnya, semata-mata hanya demi kepentingan penulis semata, tanpa adanya maksud dan tujuan untuk mencemarkan.
XXII
xxiii
PENDAHULUAN
Sex Life lelaki: From Hooker To Whore To 1 nite Stand (?)
M
endung sedang bergayut di langit Jakarta. Di kafe Alessandro Nannini, Plaza Senayan, sekitar jam lima sore, kami berdebat seru ihwal kehidupan seks laki-laki. Kami duduk berlima sambil menikmati hangatnya secangkir cappuccino. Tiga orang pria dan dua orang wanita. Yang pertama Leo, kemudian Johan, Lusi, Gita dan saya sendiri. Leo, 34 tahun, teman saya yang bekerja sebagai product manager di sebuah perusahaan handphone terkenal, sependapat dengan Johan, art director sebuah perusahaan advertising, kalau hampir kebanyakan
xxiv
xxv
laki-laki, pasti suka 'jajan', paling tidak, pernah berhubungan dengan wanita lain, one nite standi Lucunya, Lusi, yang seharih a r i bekerja d i satu r u m a h p r o d u k s i ternama, balik menimpali, tidak hanya lakilaki yang doyan one nite stand, banyak juga kaum wanita yang menganut paham sex just for fun. Jangan heran, kalau di sebuah kafe, pub atau diskotik, usai tamu pria-wanita bertemu di bar, lantas m i n u m bersama, ajojing di lantai disko d a n sesudahnya, berlanjut menjadi kencan semalam. Ada yang sematamata just for fun, azas kebutuhan, atau yang p e n t i n g happy, ada juga yang melewati tahapan transaksi layaknya penjual dan pembeli. Bagi komunitas kafe, budaya seperti itu sudah bukan rahasia lagi, bahkan menjadi perilaku yang sangat biasa. Budaya pop dan kehidupan metropolis lengkap dengan tetek bengek pengaruhnya, telah melahirkan iklim seksual yang makin hari makin menggila. Jangan kaget, kalau kini banyak wanita lajang yang menganggap one nite stand sebagai satu hal yang tidak a n e h lagi, m a l a h biasa, d a n ada yang
xxvi
menganggapnya sebagai satu tradisi seharihari. Meski kini seperti tak ada jarak perilaku seks antara pria dan wanita, tapi kalau diamati selalu ada perbedaan sikap dalam casual sex-nya. Secara historis laki-laki merasa lebih bisa menikmati tahapan seks demi seks itu sendiri. Sikap itu memang tidak selalu bisa dipahami, tapi paling tidak bisa diterima. Seks anonim —baik dalam bentuk pertunjukan seks atau seks prostitusi, d i a n g g a p menjadi part of life laki-laki. Makanya, tak heran kalau laki-laki tak jauh dari hooker, whore atau wanita pekerja seks profesional untuk ber-one nite stand, di manapun dan kapanpun. Wanita tampaknya juga menerima kalau seks anonim merupakan kepentingan dan minat laki-laki. Hanya saja, mereka tetap tak habis mengerti di mana letak daya tarik seks anonim tersebut. Dalam obrolan kami di Nannini tadi, Lusi tak h e n t i - h e n t i n y a m e n g h u j a n i J o h a n dengan pertanyaan karena punya kebiasaan 'jajan' ke sebuah panti pijat plus di kawasan
XXVII
Hayam Wuruk, paling tidak seminggu sekali. "Kamu kenal gak nama aslinya? Apa sebelum 'begituan' kamu ngobrol dulu? Apa enaknya langsung tancap gas saja tanpa basa-basi? Setelah selesai, apa enaknya kamu membuka dompet dan membayarnya? Kok bisa ya kamu 'main' dengan orang yang tak kamu kenal." Pada kesempatan lain, Johan pernah meminta saya mengantarnya ke sebuah karaoke yang punya paket striptease live show. Dan untuk itu, ia mesti membayar Rp350 ribu hanya untuk nonton saja selama kurang lebih 30 menit. Lain tidak, karena selebihnya lebih merupakan 'basa-basi' ala penari stripstis profesional. Lalu, ketika ditanya apakah itu harga privelese selama 30 menit? Johan hanya tersenyum mengiyakan. Tapi, ketika ditanya balik apa yang sebenarnya ia dapat dari seks sesaat itu, Johan hanya diam membisu. "Nggak tahu," jawabnya polos. Sebenarnya, kepuasan apa yang diperoleh lelaki dari seks impersonal seperti itu? Bisakah seks mekanis yang cuma 30 menit dengan hanya memelototi penari meliukXXVIII
liuk tanpa busana itu dihargai? Sesuaikah harga yang mesti dibayarkan dengan nilai seks semalam? Itulah sex life lelaki yang memang penuh tanda tanya. Apakah perilaku seks yang biasa disebut seks anonim seperti itu memang ada nilainya, jika dibanding dengan seks yang sifatnya amat personal, entah dengan istri, teman selingkuh atau pacar. Mengapa lelaki mau mengeluarkan kocek dari sakunya — seringkali dalam jumlah besar, waktu dan kejujuran untuk sebuah kenikmatan sependek itu? Dan benarkah itu 'nikmat'? Lagi-lagi kami kaum lelaki yang sore itu masih asyik duduk sambil menikmati gelas kopi ketiga, hanya geleng-geleng kepala. "Tidak tahu," Johan dan Leo hampir menjawab bersamaan. Mungkin, jutaan lelaki lainnya yang notabene penggemar hooker, whore —atau apapun namanya, dan one nite stand atau seks anonim dalam bentuk apapun —karena ragamnya memang seabrek, akan menjawab sama. Yang jelas, setiap malam, ribuan lelaki berkeliaran di tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan cinta kilat. Entah di Mangga Besar, Kota Dolly, Sunan Kuning, XXIX
bahkan Kramat Tunggak. Seperti industri lainnya, prostitusi sangat bergantung pada supply dan demand. Bedanya dengan industri lain, prostitusi tak kenal resesi, musim dan w a k t u . Makhluk m a n a yang tak m e m butuhkan seks? Semua butuh dari waktu ke waktu.
M
engapa prostitusi? P e r t a n y a a n selanjutnya adalah mengapa lelaki suka menyewa kamar di hotel 1-2 jam, one short time saja —yang tentu saja sangat menguntungkan bagi pebisnis hotel jamjaman yang hampir tersebar di tiap sudut kota besar seperti Jakarta? Mengapa tak bosan-bosannya lelaki pergi melancong ke Mangga Besar, Kota, dan tempat-tempat pelesir malam dengan lady escort-nya yang seksi-seksi? Mengapa mereka bermain-main d e n g a n para hookers? Mengapa ada kue pastry di rumah, tapi masih juga mencicipi jajanan pasar? Jawabannya: karena prostitusi adalah rites of passage bagi lelaki. Prostitusi itu adalah ritus pendewasaan. XXX
Ganjilkah? Mungkin. Karena di jaman modern seperti sekarang, hanya sedikit lelaki yang menjalani ritus seperti itu, kecuali barangkali pria Yahudi dengan bar mitzyahnya. Karenanya, mereka pelan-pelan menciptakan beragam 'ritual' dalam bentuk lain. Ritual yang ujungnya bermuara pada satu tahapan untuk dikenal, diakui dan diterima sebagai lelaki. Salah satu ritual tersebut adalah 'jajan', berhubungan dengan wanita pekerja seks, one nite stand. Irma Kurtz, dalam bukunya Malespeak menggambarkan bagaimana dan mengapa transisi fisik lelaki, dari remaja menjadi dewasa, tidak setraumatik p e r e m p u a n . Suara yang menjadi lebih berat, tumbuhnya segala b u l u , d a n b a h k a n m i m p i b a s a h pertama. Semuanya merupakan pengalaman yang menyenangkan, tapi juga menegangkan. Banyak lelaki, boleh jadi sedikit cemas dan gelisah dengan pengalaman seksual pertamanya. Perasaan takut tiba-tiba hinggap di kepala. Dag dig d u g . N a m u n begitu pengalaman pertama itu bisa gol dengan ' s u k s e s ' , m e l e d a k keras seperti b u n y i petasan, maka ia melihatnya sebagai suatu XXXI
kemenangan. Bahwa pada titik itu, ia telah berhasil mencapai sesuatu yang besar. Bandingkan misalnya dengan perkembangan wanita menuju kematangan. Darah pertama menstruasi disertai rasa sakit dan ketidaknyamanan. Robeknya keperawanan lebih sering disertai perasaan sedih — bahkan tak jarang menangis, karena dianggap kehilangan sesuatu, kehilangan mahkota berharga, alih-alih gemilang dengan tawa bahagia karena mencapai sukses. Lalu hamil, melahirkan dan akhirnya menopause yang juga berselimutkan rasa sakit. Semuanya ditandai dengan perubahan fisik yang amat nyata. Proses pematangan ini amat emosional dan secara psikologis betul-betul mengubah diri perempuan. Sebaliknya, proses pematangan lelaki nyaris kurang emosional bahkan cenderung sensasional. Makanya, ego lelaki terdorong untuk menciptakan cara-cara yang memungkinkan mereka bersama-sama saling menegaskan dan menunjukkan kalau proses pematangan mereka normal. Ada titik temu untuk
xxxii
mengklaim bahwa dirinya tidak sendirian, dan tidak menyimpang. Yang terjadi kemudian, mudah ditebak. Salah satu proses menuju kematangan itu adalah melancong ke prostitusi, 'jajan' dengan wanita-wanita pekerja seksual. Di jaman sekarang, banyak remaja, walau belum jadi pacar —bahkan masih di bawah umur, paling tidak sudah pernah sekali 'begituan' dengan whore atau hookers. Ya itu tadi, semua untuk justifikasi kepada kaumnya —dan tentu saja dirinya sendiri, bahwa ia laki-laki jantan, the real man. Bayangkan kalau ia tidak bisa membuktikan ke'jantanan'nya, ia akan dikucilkan dan jadi bahan olok-olokan oleh kaumnya sendiri. Lelaki di dalam publik, terdorong untuk menyesuaikan diri, untuk mengikuti kelompoknya. Dorongan konformitas itu sesungguhnya jauh lebih besar daripada wanita. Pria suka sekali bergerombol seperti domba: nonton sepakbola, makan siang di kafe, dan tentu saja 'jajan' bareng. Dan konformitas itu, lebih sedikit dalam diri wanita. Paling-paling mereka arisan atau memasak bersama. Kalaupun ada sejumlah
xxxiii
wanita yang berani 'jajan' bersama misalnya dengan menggelar arisan seks dengan piala laki-laki. Tapi, jumlahnya bisa dihitung dengan jari dan itupun ritmenya tak menentu. Lelaki dengan segala egonya, berlombalomba untuk mencapai supremasi, kalau perlu dengan menyikut teman sendiri. Terus menerus berkompetisi untuk menunjukkan posisi dan jati diri ke'laki-lakian'nya. Meskipun menikmati suguhan cinta dari gadis-gadis 'sashimi' di VIP karaoke, 'jajan' bareng di Mangga Besar, tapi si Apasti akan bilang 'lawan main'nya sampai berteriakteriak minta ampun dan si C mengaku hooker-nya tak mau 'main' lagi dengannya karena kapok.
ooo
S
iklus, variasi. Unik memang, sex life lelaki. Sebulan sekali, wanita bergairah atau lesu, sebelum dan sesudah menstruasi. Kalau pria, seminggu sekali mesti menumpahkan hasrat kelelaki-lakiannya. Siklus hormonal ini, ternyata tidak saja menempel pada diri wanita, tapi juga lelaki.
xxxiv
"Seminggu sekali, mesti ganti pasangan. Rasanya plong dan beda," ujar Leo, ketika pada satu kesempatan saya dan Johan minum-minum di kafe Zanzibar, Blok M. Sambil menyeruput segelas Illusion — sejenis minuman cocktail beralkohol yang populer di sejumlah kafe di Jakarta, ia mengaku pergi kencan dengan teman kencan profesional ketika gairahnya sedang di ubun-ubun. Hanya sebatas memenuhi implus hormonal? "Tidak dong. Segala burn out di kepala lenyap seketika," candanya. Buru-buru, ia menambahkan, "Yang penting, saya suka variasi." Gadis-gadis pekerja seks profesional itu, menurut pengalamannya, mau diminta melakukan apa saja, tanpa terkecuali. Dan itu, yang membuatnya bisa melakukan ragam variasi. Kemudian, ia mulai bercerita panjang lebar soal segala variasi yang pernah dilakukannya. Dongengnya membuat acara minum-minum kami makin asyik dan lupa waktu. Salah satunya tentang gadis-gadis 'sashimi' yang rela membiarkan tubuhnya yang tanpa sehelai benangpun dipenuhi xxxv
daging sushi khas Jepang untuk kemudian disantap tanpa ampun. "You belum pernah mencoba kan? Yang satu ini, ya... cukup luar biasa," ledek Leo dengan mimik penuh kemenangan. Atau tentang wanita pekerja seks profesional yang mampu memberikan layanan 'menu dada super' dengan menarinarikan tubuhnya di atas tubuh lawan mainnya, dengan penuh busa beralaskan kasur istimewa, anti air. Dan tak kalah serunya, ceritanya tentang 'orgy service' yang diberikan gadis-gadis lady escort di sebuah rumah cinta, di kawasan Pondok Indah atau ihwal bule-bule impor asal Uzbekistan dan Rusia yang menyediakan jasa kencan tiga jam di ruang karaoke kelas elit. Kenapa tidak dengan istri saja? "Ah, mana mungkin ia mau. Tahu sendirilah, istri maunya cuma yang konvensional, kuno, nggak ada seninya, ha...ha...," tukasnya, tegas. Bahkan, menurutnya, bisa-bisa istrinya ketakutan melihat variasi yang ia inginkan. Lalu, Johan iseng menimpali, "Memang kau pernah
xxxvi
menanyakannya langsung?" Dan ternyata, jawabannya belum. "Wah, itu kesempatan besar. Siapa tahu ia lebih suka variasi daripada kau. Dan salah satu variasinya, dengan lelaki seperti aku ini, ha...ha...." Kami tertawa bersama dan samar-samar mendengar Leo sedikit mengumpat. "Sial bener. Untung di lo, rugi di gua!" sahut Leo dengan ekspresi wajah sedikit memerah. Ah, dasar laki-laki! []
XXXVII
Kata Pengantar Oleh Dede Oetomo, Ph.D. | vii Prakata Penulis | xiii Pendahuluan SEX LIFE LELAKI: From Hooker to Whore to 1 Nite Stand | xxv Daftar isi 1. Nudies Party Bawah Tanah | 1 2. Service Dobel-tripel Vip Sauna | 21 3. Seks Bulan Madu Pajero Goyang | 37 4. Arabian Nite Bachelor Party | 57 5. Chicken Nite Private Party | 73 6. Ladies Escort "No Hand Service" | 93 7. Sex Sandwich Sashimi Girls | 109 8. "Meeting Date" Club-lovers 99 | 133 9. "Sex Drive Thru" Rumah Cinta 20X | 151 10. Roadshow Charlie Wanita2 Jet Set | 171 11. "Melrose Place" High Callgirls | 187 12. Order Orgy Rumah Cinta XXX | 207 13. Judi, Wanita & Seks Lintas Jakarta | 221 14. Blue Nite Cowboy Striper | 243 15. Until Drop Party Super Madame | 261 16. Seks Midnite Gadis2 Burespang | 283 17. "Tukar Kelamin" Party Of The Year | 301 18. Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif | 319
xxxix
19. 20. 21. 22. 23. 24.
Bisnis 'Kolam Susu' GM Super | 343 Sex-game Gadis-gadis Gaul | 361 Shopping Date Cewek2 Highclass | 377 Weekend Party Janda-janda Tajir | 401 Nude Ladies Nite VIP Casino | 425 Kencan Bule-bule Impor [Dari Striptis, No Hand Service Sampai 1 Nite Stand] | 447
Epilog Oleh Tommy F. Awuy | 475 Tentang Penulis | 485
1
Nudies Party Bawah Tanah
Sebuah pesta nudies berlangsung di bawah tanah. Pesertanya lebih dari 150 orang tanpa busana. Gadis-gadis cantik bergaul bebas dengan pria dalam basement yang disulap menjadi seperti sebuah klub malatn kelas atas.
B
oleh percaya, boleh tidak! Rasanya, hanya satu kata itu yang bisa keluar dari bibir ketika kali pertama saya mendengar hadirnya sebuah pesta telanjang di Jakarta. Cerita gila macam apa lagi ini. Mungkinkah imbas modernisasi telah begitu dalam memporak-porandakan budaya dan norma ketimuran? Rasa tak percaya menggelayut berat di benak saya. Mungkinkah wajah Jakarta telah berubah menjadi Las Vegas? Tapi apa mau dikata. Informasi pertama soal pesta telanjang yang berlangsung di
x
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1
M o a m m a r Emka
b a w a h tanah itu saya dapatkan dari seorang aktor ganteng terkenal ibu kota. Sebut saja SLA, 27 tahun, yang pernah digosipkan menjadi pacar artis top paling seksi Ibukota. Menurut penuturannya, pesta itu memang di luar batas kelaziman. "Gila, seru tapi serem juga lho. Kita bisa apa saja, mau jadi kayak raja dengan para haremnya, atau mau jadi 'playboy' semalam suntuk," ucapnya, serius. Antara percaya dan tidak, saya terus saja melacak kebenaran kabar gila itu. Kabarnya, pesta itu berlangsung tertutup dan terbatas hanya untuk para member, tentu saja dari k a l a n g a n yang berduit. Yang menarik, pestanya berlangsung kontinyu, berdasarkan tanggal yang disepakati. Selama kurang lebih satu bulan, saya merambah kawasan Pluit. Berdasarkan informasi yang saya terima, di kawasan yang banyak terdapat perumahan mewah i t u l a h t e m p a t pesta telanjang sering digelar. Berbagai tempat hiburan yang tersebar di kawasan itu, saya amati satu per satu. Dari p u s a t perjudian, bar diskotik, karaoke sampai panti pijat. Seminggu saya mondar2
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
m a n d i r d i k a w a s a n u t a r a Jakarta itu, namun peta tempat pesta telanjang bawah tanah itu tetap misterius dan masih dalam tanda tanya besar. Sampai suatu ketika, saya menghadiri s e b u a h acara fashion show akbar y a n g digelar di sebuah hotel berbintang lima di Jakarta. Saya b e r t e m u seorang k a w a n warga ketu-runan yang mempunyai sebuah pabrik kabel di kawasan Tangerang. Sebut saja Alex, 31 tahun. Pergaulan Alex yang luas, membuat ia memiliki banyak teman dari berbagai kalangan. Ia sering hadir pada acara-acara yang melibatkan k a l a n g a n selebritis. Maklum, istri Alex juga punya sebuah butik standar internasional yang pembelinya banyak dari kalangan artis dan kalangan berduit. Alex yang saya kenal tipikal orang yang cukup akrab dan enak diajak bicara. Ia banyak bercerita seputar pengalamannya soal tempat-tempat hiburan seks yang ada di Jakarta, terutama yang berstandar kelas atas. Ternyata, Alex pun pernah terlibat sekali dalam pesta telanjang bawah tanah itu. "Kalau mencari sendiri, susah ketemunya. Itu hanya untuk members. Kalau nggak Sex & City; Jakarta Under Cover
/
3
M o a m m a r Emlca
begitu, mesti ada yang menjamin dari pihak anggota," ujarnya. Dari pertemuan itu, saya mulai mendapatkan titik terang. Menurutnya, Alex b u k a n l a h a n g g o t a . Ia diajak s e o r a n g temannya yang menjadi salah satu pemilik diskotek kelas atas di wilayah Jakarta Utara. "Saya pernah ke sana. Diajak seorang t e m a n y a n g menjadi salah satu owner diskotek kelas atas di Jakarta," tukasnya. Ketika saya mengutarakan keingintahuan saya ihwal pesta telanjang itu, Alex dengan senang hati akan membantu. Kebetulan, menurut kabar temannya, pesta itu dalam minggu-minggu ini memang akan digelar. Saya p u n m e m b u a t janji u n t u k j a l a n bareng.
U
nderground Party. Jum'at, pukul 18.00 WIB. Langit senja Jakarta beranjak malam. Saya janji bertemu dengan Alex di sebuah restoran Jepang di kawasan Kebayoran Baru. Saya datang pukul 18.15 WIB. Seperempat jam kemudian datang bersama seorang pria b e r b a d a n sedikit gemuk dengan dandanan rapi dan klimis. 4
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
"Kenalkan ini kawan saya, Hendra. Nih dia yang pernah mengajak saya ke klub telanjang sebulan lalu," ujar Alex. Saya pun berjabat tangan yang usianya saya taksir tak lebih dari 33 tahun itu untuk kemudian memesan makanan. Sushi, teppanyaki dan segala masakan khas Jepang kami santap sambil terus ngobrol seputar klub telanjang. "Acara itu hanya untuk members dan u n d a n g a n k h u s u s . Biasanya, d i a d a k a n sebulan atau tiga bulan sekali, ya terg a n t u n g 'peminat'nya. Maklum, semua serba sembunyi-sembunyi dan hanya antar members yang rata-rata memang kenal satu sama lain," kata Hendra, menjelaskan. Satu jam kemudian, Saya dibawa ke arah Jakarta Pluit. Mengendarai Mercedez E 320 w a r n a h i t a m metalik milik Alex, Saya melaju cepat melintas Sudirman dan masuk jalan tol. Sepanjang perjalanan mereka tak hentihentinya terus bercerita soal klub telanjang. "Jakarta memang sudah gila. Dulu saya juga nggak percaya kalau itu ada," sergah Alex. "Saya pikir, acara pesta telanjang itu hanya ada di Amerika atau Belanda saja. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
5
M o a m m a r Emka
Siapa sangka kalau di Jakarta p u n ada," sambungnya sambil geleng-geleng kepala. Menurut Alex, kalau tidak lantaran Hendra yang mengajaknya, ia tak akan pernah pergi ke tempat itu. "Daripada you buang-buang duit pergi ke luar negeri, mendingan di Jakarta kan. Toh, tak ada beda jauh dengan pesta di klub telanjang yang ada di luar," timpal Hendra. Saya tak berkomentar banyak, selain tak t a h u m e s t i n g o m o n g a p a , saya juga tersentak dengan istilah yang dahsyat itu. Tak terasa, lima belas menit kemudian, Saya telah memasuki kawasan Pluit. Alex yang memegang kemudi sesekali bertanya p a d a Hendra rute menuju tempat yang Saya tuju. "Saya agak lupa jalannya," tandas Alex. Saya m e n y a n g k a a k a n d i b a w a ke kawasan pusat hiburan Pluit yang tak jauh dari sebuah pusat perbelanjaan yang baru b e b e r a p a t a h u n terakhir ini d i b a n g u n . Ternyata saya salah. Mobil Mercedez yang d i k e m u d i k a n Alex m a l a h m e m a s u k i kawasan yang saya belum tahu sebelumnya. Saya terus saja menebar pandangan ke segala a r a h . Ketika saya m e l e w a t i 6
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
sebuah b a n g u n a n Mal lama, Saya b a r u tersadar. A p a l a g i ketika saya m e l i h a t sebuah gedung bioskop yang memajang poster-poster film dalam ukuran besar. "Oh, Saya tahu sekarang," sergah saya. Mal lama dan gedung bioskop itu yang menjadi patokan saya. Menurut penuturan Alex, k a w a s a n yang kami tuju saat itu masuk kawasan di mana banyak tinggal bos-bos berduit. Rumah-rumah yang saya lihat memang seperti kompleks perumahan elit. P u l u h a n r u m a h dengan b a n g u n a n mewah, berjajar rapi. Rata-rata berpintu gerbang besar. Lalu, kami memasuki bangunan perumahan besar. Tak ada papan nama atau logo layaknya sebuah tempat h i b u r a n . Yang agak aneh, dari balik kaca kami melihat ada sekitar lima pria berbadan tegap berdiri di depan pintu. Begitu berhenti, dua orang sigap menghampiri kami. "Bisa saya bantu, bos!" sapanya sopan. Sementara pria satunya melihat-lihat ke d a l a m mobil dengan sorot mata tajam. Begitu membuka kaca dan melihat Hendra, pria tegap itu langsung tersenyum ramah dan bersikap hormat. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
7
M o a m m a r Emka
Rupanya, Hendra sudah dikenal mereka dengan baik. Atas permintaannya, kami mencari parkir sendiri sambil melihat-lihat situasi. "Silakan memutar ke belakang," kata pria bercelana jeans dengan jaket hitam. Dari halaman depan kami masuk ke area parkir. Cukup luas. Area parkir itu kira-kira bisa menampung 75-100 mobil lebih. Saya lihat puluhan mobil mewah parkir rapi. Hanya jenis mobil mewah yang ada. Mercy, BMW, Range Rover dan Volvo. Di area parkir, juga terdapat sedikitnya lima pria berbadan tegap. Setelah memeriksa, salah seorang dari mereka membantu memarkir mobil yang kami tumpangi. Dari halaman parkir kami naik tangga. Begitu membuka pintu, kami langsung disambut seorang pria berpakaian rapi. "Malam bos. Silakan langsung ke dalam," ujar pria itu mempersilakan. Rupanya, Hendra cukup dikenal di tempat itu. Itulah yang membuat saya merasa aman, meskipun harus menghadapi pemeriksaan dan tatapan mata tajam. Padahal, kalau dipikir-pikir, mustahil masuk kalau tak ada yang 'membawa'. 8
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
Setidaknya, baru sampai di depan pintu masuk, sudah tertahan oleh penjaga. Kami sampai di ruang dalam. Ada beberapa bidang ditata seperti layaknya sebuah restoran. Ada bar kecil. Beberapa pramusaji yang semuanya laki-laki tampak mondar-mandir melayani tamu yang datang. "Di sini tempat awalnya. Kalau di hotel, ini lobby-nya," jelas Hendra. Pria yang selalu merokok cerutu itu segera menghampiri seorang pramusaji. "You punya bos mana. Tolong bilang, Hendra sudah datang," katanya perlahan. Pramusaji itu buru-buru pergi. Kami memilih meja dekat bar. Saya amati, ruangan yang menurut Hendra menjadi lobby ini tampak biasa-biasa saja layaknya restoran Jepang atau Cina. Tidak ada interior khas yang ditonjolkan. Palingpaling beberapa hiasan khas Cina seperti kelambu dan beberapa gambar yang dipajang di dinding. Seperempat jam kemudian, seorang pria bermata sipit mengenakan jas dan dasi dengan rambut klimis disisir menghampiri kami. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
9
M o a m m a r Emka
"Pak Hendra, gimana you punya kabar," sapa pria itu kepada Hendra, ramah. "Ini teman you yang pernah you ajak ke sini dulu kan?" sambung pria itu ketika melihat Alex. Pria berjas itu, sebut saja Robby, 34 tahun. Rupanya, pria keturunan itu pemilik tempat tersebut. Hendra memperkenalkan saya sebagai temen dekat, tanpa status macam-macam. Berkat Hendra, sayapun diterima dengan ramah, meskipun berkulit cokelat m a t a n g dan secara p e n a m p i l a n tidak serapi mereka. Di kalangan mereka, kepercayaan rupanya memegang peranan penting dalam pergaulan maupun bisnis. Tak jarang di antara mereka terjadi transaksi tanpa melalui tanda bukti tertulis dan berlangsung aman dan lancar. Saya jadi p e n d e n g a r setia di tengah obrolan mereka seputar bisnis. Terdengar akrab dan cukup terbuka satu sama lain. Bahkan sesekali terdengar tawa meledak lantaran sering ada gurauan konyol yang muncul tiba-tiba. Jam telah beranjak dari pukul 20.30 WIB. Robby u n t u k kesekian kali m e m e s a n minuman. 10
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
"Bagaimana you punya tempat. Tambah ramai kan?" tanya Hendra. "Ya, masih seperti dulu. Members guestnya lumayan naik. Seperti you lihat kan. Masih tetap ramai," jawab Robby sambil meneguk segelas black-russian. "Ngomong-ngomong, you masuk apa cuma nengok," tanya Robby. "Sudah ke sini, masa aku cuma m a u m a m p i r . Koleksi-nya n a m b a h n g g a k ? " jawab Hendra sambil balik bertanya soal koleksi. "Ya, pastilah. Kalau nggak nambah, ntar banyak member-guest yang bosan," sergah Robby, tertawa. Rupanya, yang dimaksud d e n g a n koleksi oleh H e n d r a tak lain " w a n i t a " . D e n g a n t e r s e n y u m , Robby mendekatkan mulutnya ke telinga Hendra.
P
esta Kaligula. Kami p u n segera meninggalkan tempat d u d u k . Kami dibawa menuruni anak tangga. Sepanjang anak tangga diterangi lampu neon dan bentuknya menyerupai sebuah lorong kecil. Kalau tidak salah, kami seperti s u d a h berada di Basement. Hanya saja, interiornya Sex & City; Jakarta Under Cover
/
11
M o a m m a r Emka
sungguh beda. Dua menit kemudian, kami tiba di lokasi. E m p a t recepsionist d e n g a n s e n y u m ramah menyambut. Sebuah pintu besar di depan meja recepsionist tampak terkunci r a p a t . Saya d u d u k di sofa sambil m e n u n g g u percakapan antara Robby, Alex dan Hendra. Saya melihat sekeliling. Tembok di tempat itu nyaris didesain dengan warna tanah. Lampu yang menyorot ke tiap sudut, membias kekuningan. Di sebelah meja recepsionist tak jauh dari pintu utama, terdapat sebuah pintu lagi. Pukul 21.10 WIB, Robby mohon diri. "Silakan b e r s e n a n g - s e n a n g , " tukasnya sambil berlalu p e r g i . Dua recepsionist menghampiri kami dan mempersilakan masuk ke pintu tak jauh dari pintu utama. "Maaf, semua harap ditanggalkan tanpa terkecuali. Tak boleh ada jam tangan, handphone dan dompet. Barang-barang silakan dimasukkan dalam box yang disediakan. Saya akan mengunci box dengan aman," jelas recepsionist berambut cepak itu. Dan benar saja. Begitu m a s u k kami mendapati sederet lemari box. Satu per satu
12
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
kami bergantian menanggalkan semua yang melekat pada tubuh. Begitu selesai, saya mengikuti Hendra di belakang menyibak tirai hitam. Di balik tirai itu rupanya ada pintu lagi. Begitu pintu terkuak, kami yang tanpa sehelai baju pun, hanya bisa ternganga. Astaga! Sebuah pemandangan yang sama sekali tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ratusan pria dan wanita semua dalam keadaan telanjang bulat. Musik mengalun deras laksana bunyi hujan di malam hari. Suasana layaknya klub malam, tergambar jelas. Hanya saja, kali ini semua pengunjungnya tanpa busana. Saya pun mulai berpisah. Hendra dan Alex s u d a h b e r b a u r d e n g a n r i u h n y a s u a s a n a . Saya m e n e b a r p a n d a n g a n ke sekeliling. Semua r u a n g a n b e r n u a n s a cokelat. Interior ruangan seperti larut dalam b a n g u n a n meditarian. Lampu membias kelam. Meski tidak seterang lampu stadion, tapi gambaran klub telanjang itu benar-benar transparan. Ruangan bawah tanah yang disulap menjadi seperti klub itu layaknya istana wanita. Sejauh mata memandang, hanya Sex & City; Jakarta Under Cover
/
13
M o a m m a r Emka
ada wanita dan pria dalam keadaan bugil. Tamu-tamu yang say a temui, amat beragam. Para prianya, dari yang bermata sipit sampai yang berkulit cokelat mata juga ada. Saya juga m e n e m u i beberapa selebritis yang wajahnya kerap nongol di televisi. Sementara wanita bugilnya, juga tak kalah b e r a g a m . Ada Arab, Cina, India sampai bule. Namun mayoritas asli pribumi. Saya tak p e r c a y a , wajah-wajah cantik dengan badan seksi dan montok itu ada di acara gila seperti ini. Gaya dan tingkah mereka benar-benar liar dan menggoda. Sebuah bar besar dibangun di tengahtengah. Empat orang wanita tanpa busana b e r g a n t i a n m e n u a n g berbagai racikan minuman beralkohol ke dalam. Ah, rupanya wanita yang bugil di klub telanjang ini merangkap sebagai bartender. Di beberapa meja yang diletakkan di tiap sudut ruangan, terdapat makanan-makanan siap santap. Di dalam ruangan klub telanjang itu, juga t e r h a m p a r deretan k a m a r yang h a n y a ditutup dengan tirai. Kamar mandi, toilet lengkap d e n g a n perlengkapan. Sebuah panggung mini tak jauh dari bar, menjadi
14
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
panggung tarian striptis. Puluhan wanita meliuk-liuk d e n g a n p a n a s n y a laksana cacing kepanasan. Saya seperti berada di alam mimpi. Sejauh mata memandang, hanya badan tanpa busana yang mengacaukan urat saraf. Dari balik kamar yang ditutupi tirai, saya melihat pasangan yang keluar masuk. Saya tak bisa berpikir lagi. Pasangan yang keluar masuk dari kamar bertirai itu, bisa dua wanita satu pria atau sebaliknya. Semua berlangsung tanpa dapat saya bayangkan apa yang telah saya temui saat itu. Benarkah ini ada? Dunia memang sudah gila. Kalau selama ini saya hanya bisa melihat adegan-adegan syur seperti itu dalam filmfilm biru, kini saya melihatnya secara live. Benar-benar edan! Ungkapan itu u n t u k kesekian kali keluar dari bibir saya. Saya p u n larut dalam suasana pesta purba itu. Entah sudah berapa lama saya berada di ruang bawah tanah yang penuh dengan nafsu yang bergejolak tiap saat laksana gunung merapi itu. Saya tak tahu waktu lagi. Berada di bawah tanah, serasa tak kenal siang. Yang ada hanya malam
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
15
M o a m m a r Emka
dan malam. Semua berlalu seperti mimpi dan di bawah sadar.
M
embers Rp 50 juta. Hampir pukul 5 pagi, saya ketemu Hendra dan Alex, dan memutuskan untuk keluar dari pesta telanjang tersebut. Harus saya akui, kami tampak lusuh. Hendra dan Alex, tampak seperti b a r u saja m e r a m p u n g k a n kerja berat. Tapi, wajah mereka kelihatan segar, gembira.
"Rani pijatnya jago, lho. Belum lagi service-nya," ujar Alex, tersenyum. Usai m e m b e r i k a n tip p a d a d u a recepsionist y a n g berjaga, kami segera menaiki tangga menuju ruang lobby. Tanpa b a n y a k basa-basi lagi, kami l a n g s u n g menuju area parkir dan melaju dengan cepat meninggalkan klub telanjang tersebut. Selama dalam perjalanan, kami saling bertukar cerita. Selama melintas di lalu lintas Jakarta yang sepi lantaran hari masih pagi buta, Hendra dan Alex saling menuturkan, untuk masuk ke acara tadi itu tidaklah mudah. Menurut Hendra, untuk 6
| Sex & City; Jakarta Under Cover
N u d i e s Party
Bawah
Tanah
bisa masuk pertama-tama harus menjadi member-guest. "Itupun tidak gampang. Karena mereka selektif sekali," tandasnya. Untuk menjadi member-guest, satu orang harus membayar Rp 50 juta untuk masa berlaku selama 6 bulan. Nah, selesai mendapat kartu member-guest, tiap kali datang ke klub telanjang, harus menyerahkan Rp 3 juta lagi untuk dapat mengikuti pesta purba. Dengan membayar Rp 3 juta itu, lanjut Hendra, tiap tamu diberi kebebasan mau berapa lama tinggal di dalam pesta. "Kalau kuat, mau dua hari juga boleh. Tapi, biasanya acaranya tak lebih dari dua hari dua malam," tukasnya. Lantaran pengelola acara pesta telanjang sangat selektif, biasanya para members baru datang dengan dibawa orang-orang dekat. "Kayak saya saja. Karena saya kenal dekat dengan "bos" dan dia percaya, gam-pang kan," tandasnya. Menurut Hendra, tidak gampang bagi tamu yang belum terdaftar sebagai memberguest. "Ya, mereka menjaga diri saja dari hal yang tidak diinginkan. Zaman sekarang kan Sex & City; Jakarta Under Cover
/
17
M o a m m a r Emka
ada-ada saja yang punya niat jelek," ungkap Hendra. Ihwal puluhan gadis-gadis cantik dan seksi y a n g menjadi ' d a y a n g - d a y a n g ' penghibur dalam pesta tersebut, menurut Hendra, mereka adalah gadis-gadis bayaran yang sudah diseleksi. Mereka didapat dari sejumlah germo kelas atas di Jakarta. Ratarata, satu orang m e n d a p a t bayaran tak kurang Rp 5 -10 juta untuk satu acara. Masih menurut Hendra, biasanya, acara yang sama akan diadakan b e r d a s a r k a n undangan ke tiap members. Masing-masing members akan memberi tanda setuju ketika mereka menyetorkan uang. Yang pasti, kata H e n d r a , d a l a m 6 bulan, minimal akan diadakan 2 kali pesta. "Member guest-nya tak kurang dari 100 orang lebih, orang berduit semua lagi," jelasnya. Tak terasa, kami pun sampai di sebuah hotel berbintang empat di kawasan Blok M. Alex membukakan sebuah kamar untuk beristirahat. "Saya duluan. Selamat beristirahat. Lain kali kita jalan lagi," Alex mohon diri.
18
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Nudies Party
Bawah
Tanah
Sesampainya di kamar hotel, di benak saya masih terbayang-bayang puluhan gadis cantik m e n a r i d e n g a n p e n u h l i u k a n menggoda, tanpa busana. Astaga! []
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
19
M o a m m a r Emka
2
Service Dobeltripel Vip Sauna
Sebuah sauna yang menawarkan layanan kemanjaan untuk laki-laki genit. Pijat, lulur, mandi uap lengkap dengan pedikur oleh sejumlah wanita cantik.. Istimewanya, layanan kemanjaan itu bisa dilakukan di private-sauna, nafsi-nafsi dengan full-service. Bisa dobel bahkan tripel!!!
B
ukan hal aneh, sebenarnya. Bagi sebagian orang, mandi uap alias sauna lengkap dengan pelayanan lengkap —dengan ditemani wanita-wanita cantik yang notabene tak hanya satu, berarti bisa dua, tiga bahkan lebih, sudah menjadi kesenangan dan hobi tersendiri. Mandi uap atau lebih populer dengan sebutan mandi sauna, sebenarnya bukan hal yang asing. Hampir di tiap sudut Jakarta
20
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
21
M o a m m a r Emka
Service Dobel-tripel Vip Sauna
bisa ditemui. Di tempat-tempat kebugaran berkelas seperti di hotel dan gedung perkantoran mewah, atau di beberapa panti pijat, mandi uap sudah menjadi konsumsi paket sehari-hari. Sebutlah misalnya b e b e r a p a t e m p a t sauna di hotel-hotel berbintang di Jalan Thamrin dan Jalan Sudirman atau beberapa lain yang ada di kawasan Kebayoran Baru dan Tebet yang kini lagi menjamur. M a k l u m , dua k a w a s a n tersebut d a l a m beberapa tahun terakhir memang menjadi s a r a n g salon k e n c a n t i k a n , b a n y a k d i antaranya yang dilengkapi dengan spa atau sauna. Rata-rata tempat tersebut, memiliki ruangan sauna yang nyaman, hangat dan eksklusif karena pelanggannya p u n ratarata dari kalangan eksekutif, bahkan ada yang khusus menjadi ajang kumpul ibu-ibu jet-set. Tetapi yang saya tahu, di pusat kebugaran tersebut, ruangan sauna pria dan w a n i t a t e r p i s a h , sehingga kalau ada k e b e r s a m a a n , itu adalah t a m u - t a m u sesama jenis. Lagi pula, di pusat kebugaran tersebut, tidak ada layanan kemanjaan yang aneh-aneh. Hampir rata-rata mena-
warkan layanan kemanjaan dalam arti yang sebenarnya.
Sex & City; Jakarta Under Cover
P
rimadona. Banyak t e m p a t s a u n a yang berpraktek lurus, namun banyak juga yang memberikan paket miring. CP a d a l a h salah s a t u n y a . CP s e b e n a r n y a bukan tempat hiburan baru. Ketika Jakarta mulai dilanda banjir panti pijat, steam-bath, pub dan klub malam, pada tahun 1980-an, CP menjadi bagian dari gebyar hiburan m a l a m kelas atas. M a k l u m , l e t a k n y a berdampingan dengan sebuah hotel berbintang empat, di kawasan Ancol. Bahkan, n a m a CP t i d a k saja menonjol d e n g a n private-sauna plusnya, namun lebih dari itu, ia juga populer karena m e m p u n y a i ladang bisnis yang langsung menguras dan menangguk uang.Ya, apalagi kalau bukan judi dan kasino. Sebagaimana laiknya s t a n d a r internanasional, tentu saja sarang uang tersebut dilengkapi dengan tempat pelesir cinta seperti p a n t i pijat, restoran, p u b , klub malam dan sauna lengkap dengan dayangdayang penghibur. Dan seiring d e n g a n Sex & City; Jakarta Under Cover
/
23
M o a m m a r Emka
Service Dobel-tripel Vip Sauna
makin basahnya bisnis tersebut, persaingan p u n terjadi dimana-mana. Banyak tempat yang menawarkan paket layanan serupa. Lalu, apa keistimewaaan CP sehingga masih banyak laki-laki genit yang saban hari selalu mampir? Ya, apalagi kalau bukan layanan sauna istimewa. Sesuai tingkatannya, sisa-sisa kejayaannya masih terasa, meskipun kalah mewah dibandingkan dengan tempat kebugaran di hotel berbintang lima. Tapi standar tata ruangnya, dengan setting tata lampu yang cenderung temaram, CP tetap memiliki daya tarik tersendiri. Di ruang utama, setelah melewati pintu masuk, ada b a n g k u bar sofa u n t u k mengobrol d a n menunggu. Pengunjungnya, kebanyakan laki-laki separuh baya, ada juga beberapa anak muda yang asyik memilih pasangan. Cukup banyak untuk waktu yang relatif masih sore, pukul 19.00 WIB, Rabu malam. Pada siang hari, terutama di atas jam makan siang, tempat ini mulai ramai pengunjung. Apalagi pada malam libur, seperti Jumat dan Sabtu malam. "Banyak juga tamu yang setelah bosan ngobrol di kafe atau menang main judi,
rileks di sini, m e l e m a s k a n otot," ujar seorang teman yang mendampingi saya, sebut saja Bram, 29 t a h u n , sehari-hari menjadi manajer di sebuah kafe di bilangan Senayan. Bagi saya, k e h a d i r a n Bram s a n g a t diperlukan. Bukan apa-apa, sebagai salah satu tamu yang masuk kategori memberguest, Bram mempunyai akses luas. Bagi saya, yang masih b a r u , bisa h a n y a mendapatkan pelayanan biasa. Palayanan biasa? "Ya, membayar tiket dan ditemani pemijat standar," sahut Bram. H a r u s saya akui, saya tidak b e g i t u p a h a m y a n g d i m a k s u d k a n . Yang saya dengar, di pusat kebugaran dan kesehatan rule-nya m e m a n g begitu. Tamu d a p a t menggunakan fasilitas dengan membayar sejumlah u a n g dan akan m e n d a p a t k a n p e l a y a n a n sebagaimana pijat satu jam, mandi air dingin atau hangat, mandi uap d a n bisa d i s a m b u n g d e n g a n fasilitas kebugaran yang lain. Sedangkan di sini, di CP, dengan membayar Rp 250 ribu per jam u n t u k k a m a r standar dan Rp 350 ribu untuk kamar VIP, tamu bisa mendapatkan fasilitas m a n d i sauna dengan ditemani
24
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
25
M o a m m a r Emka
hostes y a n g dipilih. "Kalau m a u y a n g istimewa, bisa langsung minta ke Mami," tambah teman saya, Bram. Istilah Mami, r u p a n y a adalah koord i n a t o r hostes y a n g ternyata juga bisa menjadi pemijat. Bram, sebagai memberguest, rupanya akrab dengan Mami Neny — b e g i t u w a n i t a 27 t a h u n ini d i s e b u t . Wajahnya cantik, dengan dandanan agak berani, tampak ramah dan akrab, meski-pun dari caranya mengisap rokok yang tak kunjung habis, tampak sering gugup dan gelisah. Saya terus terang sering tak habis m e n g e r t i , kenapa k e b a n y a k a n w a n i t a wanita pekerja di tempat hiburan malam seringkali tampak gelisah. Padahal, untuk jabatan koordinator seperti Mami Neny, d a p a t d i p a s t i k a n m e m p u n y a i seabrek p e n g a l a m a n dan jam terbang yang tak sedikit. Kata Bram, Neny ini dulunya juga hostes, tapi k e m u d i a n p a c a r a n d e n g a n seorang bos yang menjadi langganannya. Oleh sang pacar, segala kebutuhan Neny serba dicukupi. Tapi, belum genap setahun, sang pacar mulai bosan dan meninggalkannya. Apa boleh buat, Neny pun kembali ke pekerjaan lamanya. 26 | Sex & City; Jak arta Under Cover
Service Dobel-tripel Vip Sauna
Satu tahun kemudian, karena hubungan baiknya dengan para bos CP, Neny naik pangkat sebagai koordinator hostes alias Mami. Dan sebagai Mami, Neny biasanya memberikan perhatian lebih pada sejumlah tamu istimewa, yang tak lain para bos atau relasi-pelanggan CP. "Ada juga sejumlah oknum pejabat daerah, kalau menginap di hotel sebelah, selalu mampir ke sini," kata Mami Neny, menerangkan.
M
andi Dobel. Atas inisiatif Bram, saya p u n minta pelayanan istimewa. Dua pemijat: satu untuk Bram dan dua untuk saya. Dan ternyata, tiga wanita pilihan Mami Neny adalah termasuk primadona —menurut istilah mereka. Padahal, bisa saja, u n t u k m e n y e n a n g k a n t a m u p l u s bahasa bisnis, semua hostes yang menjadi anak buahnya dianggap primadona. Berbeda dengan panti kesehatan yang lain, dimana tamu biasanya memilih nomor atau nama dari foto, di CP, kami dibebaskan bertemu dengan hostes pemijat. Dan pilihan Mami Neny memang lumayan. Sebut saja Lisa dan Evi adalah wanita yang sedikit di Sex & City; Jakarta Under Cover
/
27
Service Dobel-tripel Vip Sauna
M o a m m a r Emka
telanjang. Dan yang membuat saya kikuk lagi, k e d u a n y a selalu m e m a n c i n g d a n menggoda dengan genit. Mereka secara bergantian atau bersama-sama menggosok tubuh dengan sabun busa, membersihkan jemari dan meremasnya, memotong dan membersihkan kuku, dan bergantian keduanya ikut masuk ke kolam dengan merapatkan tubuhnya yang hangat. Dan d e n g a n p o l a h genit, mereka acapkali menggoda dengan gerakan dan gesekan sensual. Saya tak tahu, apakah tamu laki-laki y a n g m u d a h terbakar, c u k u p k u a t menghadapi godaan setan cantik seperti ini? Saya yakin, apakah mandi di kolam susu dengan ditemani dayang-dayang cantik ini bisa berjalan semestinya ketika lagu-lagu Celine Dion mengalun dalam keremangan lampu dan ruangan yang hangat menggoda? Tapi sebelum saya mendapat j a w a b a n , Evi m e m i n t a saya naik d a n membalutnya dengan handuk untuk merebuh tubuh dengan uap sauna. Kami menghangatkan tubuh dengan mengobrol. Ternyata, keduanya sama-sama enak diajak
30
| Sex & City; Jakarta Under Cover
bicara, seraya minuman.
sesekali
menyeruput
O
rder Cinta. Ceritanya ternyata klise dan klasik. Entah sudah berapa kali saya menemukan cerita yang sama dari beberapa m u l u t wanita yang bekerja di t e m p a t h i b u r a n malam. Patah hati d a n merasa diperlakukan tidak adil oleh laki-laki, baik Evi dan Rita sama-sama mengaku jadi k o r b a n laki-laki. Untuk b e b e r a p a saat l a m a n y a , saya t e k u n m e n y i m a k cerita mereka berdua. Evi dikhianati pacar yang ia kenal ketika sama-sama masih kuliah di Medan. Sementara Rita lebih parah lagi karena pacar yang selama ini ia percaya ternyata hanya mau tubuhnya saja, lain tidak. "Kita ini memang bodoh. Mau-maunya dikibuli laki-laki. Sudah rusak, ee...nggak dapat apa-apa. Mendingan yang menghasilkan, kita kan pengin segenggam emas d a n seonggok b e r l i a n . . . , " kata Evi tersenyum kecut. Tak terasa, saya sudah berada di tempat tidur untuk edisi pemijatan. Dengan hanya Sex & City; Jakarta Under Cover
/
31
M o a m m a r Emka
d i t u t u p h a n d u k , Rita d a n Evi m u l a i mengerjakan tugasnya. Waktu bergulir cepat. Ketika saya meraih jam tangan, waktu telah menunjuk angka 20.00 WIB. Saya tadi masuk pukul tujuh lewat. Rupanya, waktu satu jam terlalu pendek untuk mendapatkan full-service. Saya masih ragu ketika keduanya menawarkan untuk menambah jam, seraya menaiki punggung saya. Hanya dengan jas mandi dan pakaian dalam, Rita bergerak di punggung, sementara Evi dengan manja mengelus wajah. Bisa Anda bayangkan! Ini bukan pijatan seorang dayang-dayang. Ini jelas-jelas u s a p a n p e n u h goda y a n g menawarkan anggur lezat duniawi. Dan benar saja, tak lama kemudian, Evi d e n g a n manja m e n a w a r k a n p e l a y a n a n kemanjaan untuk kelas dewasa. "Bagaimana dengan Rita," saya coba memancing. "Lho, memangnya kenapa? Tidak mau dengan saya," rengek Evi spontan. "Nggak usah ribut-ribut. Bagaimana kalau kita bergabung. Ya, bertigalah. Belum p e r n a h ya? Coba saja...," t i m p a l Evi, kemudian.
32
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Service Dobel-tripel Vip Sauna
Astaga! Untuk beberapa saat lamanya, saya tak bisa bicara. Rupanya, pijat istimewa tersebut, ujung-ujungnya ber-muara pada t r a n s a k s i cinta juga. Bahkan, t i d a k tanggung-tanggung, selain layanan full service secara sendiri maupun dobel, tidak melulu berlangsung di tempat tidur. Tapi, bisa juga berlangsung di kolam uap. Terser ah o r d e r t a m u , yang p e n t i n g s u d a h a d a kesepakatan antara kedua belah pihak soal besarnya tips. "Maunya seperti apa, sih?" tanya Evi dengan nada sedikit merajuk. "Kalau nggak mau di tempat tidur, kita ke kolam uap saja. Banyak lho, yang demen p e r m a i n a n di dalam air hangat, bertiga lagi," timpalnya d e n g a n senyum menggoda. Maaf, saya belum bisa membayangkannya. Dengan alasan yang dibuat-buat, saya memutuskan untuk menyudahi layanan kemanjaan penuh goda tersebut. Waktu satu jam, saya pikir s u d a h lebih dari c u k u p . Padahal, hampir semua tamu laki-laki yang datang, memang mengharapkan layanan full service super istimewa tersebut. Sepenuhnya saya paham. Kalau tujuannya uang, mereka memang layak kecewa Sex & City; Jakarta Under Cover
/
33
M o a m m a r Emka
Service Dobel-tripel Vip Sauna
karena bagaimanapun mereka kehilangan kesempatan untuk menangguk uang pada saat itu. Semestinya, uang yang sudah di tangan, mendadak hilang lantaran transaksi full service tak jadi berlanjut. Padahal, untuk sekali t r a n s a k s i saja, mereka bisa mengantongi tips paling tidak Rp 200 - Rp 300 ribu untuk one short time. Saya maklum, ketika wajah mereka t a m p a k k u r a n g gembira meski sejumlah uang saya selipkan sebagai tips. Pijat kesehatan istimewa seperti yang ditawarkan CP, sebenarnyalah menjurus pada layanan cinta kilat. Hanya saja, kemasan yang ditawarkan memang lain dari biasanya. Seperti layanan cinta kilat de-ngan ditemani hostes cantik, bisa satu, dobel bahkan tripel. Tidak hanya itu, tamu juga bisa mendapatkan ragam layanan kemanjaan yang amat variatif dengan adanya paket pijat dan kolam uap. Dan rupanya pula, kecenderungan menjadikan sarana pijat kesehatan sebagai ajang untuk tran-saksi cinta kilat, telah menerpa di banyak tempat. Meskipun, tentunya, tidak semua. "Coba, kita berpikir bodoh saja. Apa yang terjadi kalau dua makhluk lain jenis berada
dalam satu ruang tertutup atau setengah t e r t u t u p . Katakanlah tidak m e l a k u k a n aktivitas seks dalam arti sebenarnya, tapi kan m e n j u r u s ke arah sana. Laki-laki kan m e n c o b a iseng, mencari k e s e n a n g a n , sementara si wanita membutuhkan uang. Kan besar sekali ketemunya. Kalau ada yang risih di tempat itu, ya tentunya transaksi di t e m p a lain yang lebih n y a m a n , h o t e l misalnya," ujar Bram sembari tertawa. "Tapi bertiga?" tanya saya berlagak bodoh. "Kenapa kalau bertiga? Mereka itu s u d a h m e m a t i k a n rasa. N g g a k p e d u l i berdua, bertiga atau berempat sama saja. Malahan, kalau bertiga atau lebih, tugas dan pekerjaan mereka jadi ringan. Gimana nggak? Tugasnya tak dipikul sendirian, tapi dibagi-bagi, he...he....," selorohnya mencoba beralasan. Pola pelayanan istimewa seperti di CP, sebenarnya bukan hal yang luar biasa lagi, bahkan hampir bisa ditemukan di tempattempat pijat, diskotek atau klub malam yang membiarkan transaksi seks ber-langsung. Hanya saja, seperti tadi saya bilang, ragam dan pola paket yang ditawarkan berbedabeda. Ibarat juru masak, mesti mencari dan
34
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
35
M o a m m a r Emka
menambahkan bumbu-bumbu penyedap biar masakan jadi tambah lezat dan diminati. Begitu juga denga pola-pola layanan kemanjaan untuk laki-laki yang ditawarkan sejumlah tempat panti pijat, klub sauna, diskotek atau klub malam. []
3
Seks Bulan Madu Pajero Goyang
Seks bulan madu di dalam mobil berkelas, mulai Pajero sampai Range Rover. Wanitanya, tidak hanya Melayu, bahkan Arab, Cina sampai India pun tersedia. Tren baru bisnis 'kolam susu' megapolitan.
S
eks tak lepas dari petualangan. Malah, banyak yang mengatakan, sex is not just sex but it's a game. Seks adalah permainan, entah di awal atau malah di akhir sekalipun. Tak heran, kalau beragam 'permainan' sengaja dihadirkan untuk memuaskan para lelaki petualang. Tarian Striptis, mandi kucing, foreplay dengan perempuan berpayudara besar adalah bagian dari sebuah petualangan untuk menuju seks paling puncak. Dan untuk semua itu, Jakarta seperti tak pernah kehabisan bensin. Kreatifitas yang tinggi, tapi lebih pada mengumbar nafsu
36
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
37
M o a m m a r Emka
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
godaan setan yang bermuara pada bisnis semata. Seks Pajero Goyang (SPG) adalah bagian dari salah satu layanan cinta kilat yang sangat inovatif dan variatif, selain tentu juga menawarkan satu tantangan yang lain dari biasanya. Berawal dari kongkow-kongkow bersama seorang teman, sebut saja Andreas, 31 tahun, informasi seputar layanan Seks Pajero Goyang mulai terkuak. Pria yang sehari-hari menggeluti bisnis di pasar saham tersebut, punya pergaulan luas. Kenalannya tak tanggung-tanggung, dari anak pejabat sampai komunitas masya-rakat kafe yang memang doyan keluyuran malam. Sebagai eksekutif muda gaul, Andreas rupanya, termasuk tipe laki-laki yang tak pernah puas dengan aneka layanan cinta kilat yang menjamur di Jakarta. Logis memang, kalau seringkali ia membayangkan dapat menikmati jasa layanan cinta dalam bentuk lain. "Seks itu yang penting petualangannya," ujarnya. Makanya, sekali waktu ia membayangkan berhubungan seks dengan wanita di
dalam mobil. Pernah dicobanya tapi itu hanya sebatas, 'permainan kecil', lain tidak. " A d a n g g a k ya yang m e n y e d i a k a n p e l a y a n a n making love di d a l a m mobil lengkap dengan supir dan segala fasilitas ranjang, makan dan minuman?" tanyanya suatu waktu. Ternyata, Andreas tak berfantasi seorang s e n d i r i . Banyak pria y a n g i n g i n menumpahkan hasrat seksualnya dengan cara yang 'berbeda' dari biasanya. Ranjang, kolam renang, lapangan terbuka, sudah bukan satu tantangan lagi bagi orang seperti Andreas. Rupanya, banyak pria yang seperti Andreas, yang ingin menggapai surga dunia bersama seorang wanita cantik di dalam mobil yang melaju di atas jalan raya.
38
| Sex & City; Jakarta Under Cover
M
enu Indo. Pada a w a l n y a , saya menduga tempat Seks Pajero Goyang tersebut berada di kawasan Jakarta Utara, sebut saja Ancol. Maklum, sejak lama, kawasan terbuka yang sering digunakan sebagai t e m p a t m e l a n c o n g t e r s e b u t , memang memungkinkan untuk aktivitas seperti itu. Bahkan, kabarnya banyak orang Sex & City; Jakarta Under Cover
/
39
M o a m m a r Emka
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
yang memang memanfaat-kannya untuk berendezvous cinta di dalam mobil, di pelataran parkir dan sebagainya. Ancol sebagai tempat untuk pacaran, memang bukan rahasia lagi. Ternyata, pada hari yang dijanjikan, oleh A n d r e a s , saya tak dibawa ke k a w a s a n Ancol. Laju kendaraan kami meluncur ke arah kawasan Kota. Rupanya, di kawasan yang telah tumbuh menjadi pusat hiburan malam itu pula yang telah menciptakan kreasi baru jasa layanan cinta yang berbalut seks petualangan tersebut. Di d a l a m mobil Land Rover milik Andreas, saya ditemani seorang rekan sepetualangan Andreas, sebut saja Gunawan, 33 tahun. Gunawan yang sehari-hari bekerja sebagai 'big bos' di perusahaan advertising itu termasuk tipe laki-laki borju. Baju yang dikenakannya serba brand-minded. Maklum, perusahaan advertising-nya cukup top d a n menangani banyak klien-klien kakap. "Dia ini yang ingin jadi kelinci laki-laki kali ini. Soalnya, you pasti udah nggak excited lagi," ledek Andreas sambil menunjuk ke a r a h saya. Saya h a n y a t e r s e n y u m mendengarnya. Rupanya, dari Gunawan
jugalah, Andreas mendapatkan informasi ihwal SPG. Dan kepergiannya kali ini, bukan untuk yang pertama kali. Malah, ia m e n g a t a k a n , ini s u d a h yang k e e m p a t . Astaga! Dari GM Plaza, kami memutar balik. Beberapa meter kemudian kami memasuki sebuah gang besar yang muat untuk dua kendaraan. Sekitar 10 meter berjalan, dari sebuah bangunan tampak lampu merah hijau yang mencorong di suasana sore yang perlahan beranjak malam. Lampu merah hijau itu membungkus sebuah logo berbentuk burung dan rembulan. Sekilas logo itu seperti berbentuk dua huruf: ML. Kami tak s e m p a t lagi berpikir panjang soal kepanjangan dua huruf itu. Kami perlahan mulai mencari tempat p a r k i r yang letaknya persis b e r a d a di samping gedung ML. Aneka ragam merek mobil tampak berjajar rapi. Parkir! Beberapa diantaranya mobil-mobil berkelas, dari BMW sampai Mercedes. Seorang petugas parkir menjemput kedatangan kami sambil menunjukkan areal kosong.
40
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
41
M o a m m a r Emka
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
"Nah, di sini tempatnya. Siap berpetualang n g g a k ? " goda G u n a w a n sambil tersenyum simpul. Jam sudah menunjuk pukul 19.00 WIB ketika kami memasuki ruangan SM. Kami disambut seorang penerima tamu wanita yang mengenakan blazer hitam d i p a d u dengan kemeja putih dan rok mini. Dengan senyum ramahnya, ia mempersilakan kami masuk. Terus terang, sayang masih belum 'ngeh' dengan tempatnya. Dibilang kantor bukan, kafe kok nanggung, tapi ta-mu yang datang banyak juga dan rata-rata duduk santai di tempat yang disediakan. Musik sedang mengalun. Iramanya t e r d e n g a r lembut d a n m e n d a y u - d a y u . C a h a y a l a m p u bersinar c u k u p t e r a n g . Sekilas ML tampak seperti paduan kafe dan d i s k o t i k . Kami melihat ke sekeliling ruangan. Beberapa meja tampak dipenuhi lelaki dengan dandanan necis dan perlente. Sebagian malah sudah ditemani wanitawanita cantik dengan busana seksi. Mereka rata-rata mengenakan kaos ketat dan rok mini. Beberapa dari mereka yang memiliki ukuran dada 36 B terlihat begitu menonjol sex-appeal-nya.
Kami pun dipersilakan duduk. Seorang pramusaji wanita menghampiri kami sambil menawarkan menu yang disediakan. Segelas white-wine dan dua gelas Black Russian kami pesan. Sekitar lima menit kemudian, seorang pramusaji yang usianya kira-kira 35 tahunan itu, kembali dengan minuman yang kami pesan. "Silakan minum. Apa mau pesan yang lain?" tawarnya sopan. Kami hanya gelenggeleng kepala. Pramusaji itu k e m u d i a n m e m p e r kenalkan diri sebagai Irma. Meski tak begitu cantik, n a m u n p o l e s a n kosmetik yang membaluri wajahnya membuat wajah Irma tampak fresh dan segar. "Mau ditemani atau tetap mau bertiga saja?" tanyanya sambil membungkukkan badan. R u p a n y a , G u n a w a n tak lagi h e r a n dengan basa-basi Irma. Menurut p e n g akuannya, terakhir sebulan lalu ia pergi ke ML. Saya coba m e n g a m a t i sekeliling r u a n g a n . Sejumlah tamu laki-laki yang datang, tampak asyik bercengkerama di meja dengan teman 'wanita'nya masingmasing. Makanya, tanpa banyak basa-basi
42
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
43
M o a m m a r Emka
lagi Gunawan langsung saja pada pokok persoalan. "Tolong dong minta menu Indonya?" pintanya. Irma hanya tersenyum. "Oh, kalau begitu, mari langsung ikut saya?" ajaknya. Kami m e n g e k o r di b e l a k a n g I r m a . Ternyata, kami diajak ke ruang belakang. Sebuah ruang display dibalut dengan kaca putih bening. Di dalamnya berisikan para wanita cantik yang asyik bercanda ria satu sama lain. Dari yang bermata sipit, berh i d u n g mancung sampai berwajah khas Indonesia. Sekilas memang mirip aquarium yang berisi ikan hias dengan segala polah tingkahya. "Mau pilih yang mana. Yang rambutnya ikal dan hidungnya mancung itu namanya Reni, 22 tahun —tentu saja bukan nama sebenarnya, di dunia malam sudah biasa tak menggunakan nama asli. Asli Suka-bumi. Yang sintal dan kulitnya putih itu Babby, 25 tahun, WNI keturunan. Yang montok itu Fara, baru 20 tahun. Service-nya dijamin oke, l h o ? " Irma m e m p e r k e n a l k a n " a n a k didik"nya satu per satu sambil berpromosi.
44
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Seles Bulan M a d u Pajero G o y a n g
"Paket Pajero Goyang-nya masih ada kan, Mi?" tanya G u n a w a n m e n y e b u t I r m a dengan 'Mi' kependekan dari Mami. Rupanya, selain bertugas sebagai pramusaji, Irma juga seorang pengantar. " O h , bisa d i a t u r , " j a w a b n y a I r m a spontan. Kami lalu diajak pindah tempat oleh Irma ke ruangan lain, ruang yang lebih nyaman dan meriah. Bahkan, tanpa me-mesan kami langsung disuguhi white-wine dan blackrussian lagi. Tidak lama kemu-dian, Irma datang ditemani dua wanita cantik yang tidak kami temui di ruang aquarium. Mereka d i p e r k e n a l k a n sebagai Dina d a n Rosa. Keduanya, memang lebih cantik dan secara dandanan, gaya dan fisiknya terkesan seperti bule. Tapi, kami belum bisa memastikan. Rupanya, inilah yang dimaksud menu Indo. Mereka tampak ramah dan akrab sambil m e m b u k a per-cakapan dari soal n a m a , pekerjaan sampai hal-hal pribadi. Rosa bertubuh tinggi 170 cm itu mengaku keturunan Belanda. "Saya dari Jawa Tengah. Ibu saya Semarang, papa saya Holland," tuturnya dengan nada lemah lembut. Terus terang, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
45
M o a m m a r Emlca
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
kami mau tak mau kaget ketika mencoba mengawasi dengan cermat, gadis Indo itu sepertinya pernah kami kenal wajahnya. "Nggak usah kaget. Saya pernah ikut beberapa sinetron kok, tapi bukan peran utama," tegas Rosa. Menurutnya, ia berada di tempat ini cukup lama, sekitar 2 tahun. Sebelumnya, ia hanya 'freelance' menjadi high-class-girl dan menggunakan jasa GM alias germo sebagai media-marketing ke bos-bos. Sempat kuliah tapi gagal lantaran, katanya, biaya kurang. Ya, mungkin hanya sebuah alasan klise. Karena l i n g k u n g a n Jakarta yang serba 'money-oriented', ia p u n d i t u n t u t u n t u k memburu materi dengan cara mudah tapi cepat menghasilkan. Apalagi kalau bukan 'jual cinta', meskipun terbatas hanya di kalangan eksekutif dan bos-bos tajir. "Kalau kerja di sini belum lama kok, baru lima bulanan," tegas Rosa lagi. "Pertama ya karena duitnya, dong. Tapi juga karena tak perlu kerja keras. Dan asyik pula," katanya sambil tersenyum. Sementara Dina, gadis cantik berkulit bersih dengan potongan rambut sebahu itu, mengaku berasal dari Bandung dan masih
keturunan Arab. Pantas saja, hidungnya tampak mancung. "Saya s e b e n a r n y a s u d a h bekerja di perusahaan asuransi. Sekarang lagi cuti dulu, kejar setoran. Bulan ini kebutuhan meningkat drastis," terangnya tanpa m e n y e b u t k a n k e b u t u h a n apa y a n g dimaksud. R u p a n y a , Dina d a n Rosa t e r m a s u k primadona ML. Tapi, keduanya lebih suka bersembunyi daripada dipajang di ruang display. Memang, tak semua wanita SPG berada di ruang display. Banyak juga yang lebih memilih b e r d i a m diri di k a m a r p e n a m p u n g a n . Biasanya, m e r e k a ini kelompok yang sudah pelanggan tetap. "Saya risih kalau dipasang di r u a n g kaca," ucapnya dengan nada serius. Dina juga belum lama bekerja sebagai wanita SPG. Wanita berambut dan berbibir ala Pamela Anderson itu, katanya, sempat meniti karir di dunia model iklan. Tak tahunya, karir belum sempat terjamah, nyasar bekerja di asuransi karena kepepet soal u a n g . I t u p u n b e l u m m e n c u k u p i , m a k a n y a tawaran menjadi wanita SPG m e n g g o d a n y a . Bisa dibayangkan kalau
46
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
47
M o a m m a r Emka
sekali transaksi paling tidak uang Rp 2-3 juta s u d a h di kantong. Pernah juga menjadi 'simpanan' alias WIL (Wanita Idaman Lain) seorang bos besar, pria keturunan, tapi tak berlangsung lama karena merasa hidupnya terkekang. Jam telah menunjuk pukul 19.45 WIB ketika kami memutuskan untuk segera tour of the road. Kami memanggil Irma yang sibuk beramah tamah dengan tiap tamu yang datang. Begitu kami bangkit dari kursi, Irma m e m p e r s i l a k a n Dina d a n Rosa u n t u k bersiap. • • •
P
aket Rp 5 Jt. Dari sini, kami dibawa ke ruangan yang cukup luas, malah boleh dibilang mirip garasi mobil. Pajero, Blazer, Range Rover dan Land Cruiser tampak diparkir berjajar rapi. "Mau pakai yang mana? Yang ini pernah dipesan khusus Iho, sama hmmm, tuh yang lagi sering dipanggil kejaksaan," jelas sambil menunjuk ke arah Range Rover warna biru donker.
48
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
Mobil mewah tersebut, sepintas memang tampak seperti tak ada bedanya dengan mobil yang ada. Andreas m e m u t u s k a n untuk menggunakan Pajero. Demikian juga, yang tampak lengket dengan Rosa dan lebih sering senyum-senyum kecil. Irma membawa kami ke satu ruangan yang dijaga d u a wanita cantik d e n g a n seragam sama seperti yang dikenakan Irma. Di ruangan inilah, Andreas menye-lesaikan transaksi pembayaran. "Mau cash?" tanya mereka. Andreas lebih suka membayar dengan kartu kredit. Rp 5 juta untuk paket satu Pajero. Sedang-kan untuk Range Rover tarifnya Rp 7 juta. Harga tersebut, sudah termasuk dengan wanita yang menjadi pasangan kencan. Dan harga itu hanya untuk satu putaran paket. Satu putaran berarti sekitar 3-4 jam rolling tour. Sambil menunggu proses pembayaran selesai, saya melangkah keliling ruangan menuju ke mobil Pajero warna silver dengan kaca gelap warna hitam pekat itu. Seorang supir setengah tua berpakaian rapi dengan s a n t u n m e n y a m b u t dan m e m b u k a k a n pintu.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
49
M o a m m a r Emka
Seles Bulan M a d u Pajero G o y a n g
"Pakai yang ini bos," tanyanya. Mungkin dipikir saya menjadi tamunya malam itu. Saya sejenak melongok ke dalam mobil. Rupanya, mobilnya memang dirancang secara khusus. Di dalam tampak seperti ruangan dalam limousine. Sebuah sofa tanpa sandaran, meja makan mini, aneka makanan dan minuman tertata rapi. Bahkan komplit dengan sarana audio visual terkini. Untuk menjaga privacy, antara kursi supir dan penumpang, didesain sedemikian rupa h i n g g a r u a n g a n belakang b e n a r - b e n a r tertutup. Kaca mobil dari luar yang tampak hanya bayangan diri, tapi dari dalam mata kita bisa menatap transparan. Tidak hanya itu, sebuah kelambu warna biru tua telah di-set-up mengelilingi kaca mobil. Di sudut kanan, ada sebuah miniphone yang menghubungkan dengan supir. "Saya di depan saja bersama Pak Sopir, you silakan bersenang-senang," kata saya kepada Andreas dan Gunawan. Mereka s e b e n a r n y a ingin saya juga ikut berpetualang. Tapi dengan cara halus saya menolaknya. Apalah artinya uang Rp 5 juta buat mereka.
"Udah ikut saja. Saya yang bayar," ujar Andreas. "Lain kali saja. Toh, saya sudah tahu tempatnya. Lebih enak pergi sendiri lagi," sahut saya sedikit bergurau. Mobil segera melaju melintas Jakarta. Dari d a l a m t a m p a k jelas l a m p u - l a m p u menyala dari gedung-gedung bertingkat. Lagu-lagu berirama slow m e n d e n g u n g perlahan di dalam mobil. Pukul 19.45 WIB, Pajero yang saya tumpangi meninggalkan Jakarta. Di dalam, kami mencicipi hidangan kecil yang disediakan. Untuk menghangatkan badan, saya mengisap sebatang rokok Dji Sam Su seraya mencoba menduga-duga apa yang tengah dilakukan Andreas atau Gunawan di dalam mobil. Mungkin mereka m e n g o b r o l , b e r c a n d a atau m e l a m u n ? A l a m a k , bisa gila sendiri j a d i n y a m e mikirkan itu.
50
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
S
eks Bulan Madu. Saya tak tahu persis, ide gila apa yang mendasari layanan seks Pajero Goyang ini. Barangkali idenya keluar dari kencan 'drive-in' atau dari 'restaurant train' di Melbourne yang m e n a w a r k a n Sex & City; Jakarta Under Cover
/
51
M o a m m a r Emka
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
kehangatan romantisme untuk berkencan. Atau tamasya pasangan 'pengantin baru'. Tapi m e n u r u t Andreas, ide bertamasya dengan Pajero Goyang itu sudah hal biasa bagi p a r a p e l a k u bisnis y a n g terbiasa menggaruk uang di ladang 'hitam'. Sebenarnya, yang namanya hubungan cinta sesaat itu kan sama saja, ke manapun dan di manapun adanya. Saya lalu teringat ucapan Andreas sebelum take-off tadi. "Yang seru itu, dan yang selalu diburu adalah fantasinya. Kalau di hotel kan sudah biasa, sudah jamak. Bagaimana kalau di dalam mobil yang sedang melaju. Nah, rasa kenikmatan petualangan seperti inilah yang ditangkap dari ber'cinta' di dalam Pajero Goyang itu," ujarnya. M u n g k i n A n d r e a s benar. Tapi yang m e m b u a t saya heran adalah keberanian untuk membuka usaha yang jelas-jelas illegal itu, meski tak dipungkiri, sangat fantastis dan inovatif. "Sekarang mana ada sih yang benarbenar sesuai aturan. Bisnis illegal yang t r a n s p a r a n di Jakarta jumlahnya nggak t e r h i t u n g , tapi toh lancar-lancar saja.
Apalagi seperti Pajero Goyang yang notabene terselubung," tambahnya. Dan pada kenyataannya, bisnis seperti Pajero Goyang, meskipun terbatas, tetap saja laku. Sejak dioperasikan, dalam dua tahun terakhir, selalu saja ada p e m i n a t d a n cenderung meningkat. Bahkan, pelanggannya tak tanggung-tanggung, rata-rata dari kalangan atas. M e n u r u t Pak Tri, supir yang mengem u d i k a n Pajero, peminat seks Pajero Goyang kebanyakan bos-bos berduit, tidak saja dari WNI keturunan bersama relasinya, tapi bos pribumi pun tak kalah banyak. Setelah memutari tol Jakarta selama hampir dua jam, dengan kecepatan r e n d a h , laju kendaraan turun ke bawah menyusuri jalanan kota. Dari Tomang, saya menuju Silang Monas, perlahan melewati Thamrin. Setelah memutari Tugu Selamat Datang di bundaran Hotel Indonesia, Pajero diarahkan ke Jalan Sudirman, me-mutari Jembatan Semanggi dan langsung ke arah Blok M. Menjelang pukul 23.30 WIB, mobil masuk kembali ke k a w a s a n H a r m o n i . Berarti hampir tiga jam dalam perjalanan keliling Jakarta. Di sana, saya lihat mobil Pajero yang
52
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
53
M o a m m a r Emka
Seks Bulan M a d u Pajero G o y a n g
ditumpangi Gunawan dengan Rosa sudah parkir. Rupanya, mereka sampai duluan. "Hmmm, asyik nggak," ledek Gunawan ketika bertemu Andreas di dalam bar. "Boleh juga," jawab Andreas spontan sambil tersenyum. Raut wajah Rosa tampak ceria. Mungkin karena sudah terbiasa atau karena lembaran ratusan ribu rupiah sudah berada dalam genggamannya. Sikapnya manja. Saya tak bisa menebak, ada apa di balik sikap manjanya itu. Tapi, ya begitulah sikap profesional wanita penjual cinta. Padahal, yang namanya cinta sesaat, selalu berakhir semu dan tak berbekas. Yang beda barangkali hanya suasana dan obyeknya. "Justru di situlah seninya," kilah Andreas ketika kami mencoba berdebat lagi. Bagi o r a n g seperti G u n a w a n d a n A n d r e a s , barangkali perbedaan obyek itulah yang lebih p e n t i n g sehingga mereka selalu mencari bentuk-bentuk petualangan baru. Dan itu akan berlanjut t e r u s - m e n e r u s . Bahkan, belum juga diskusi kami selesai, mereka sudah mengajak pergi ke tempat lain. Edan!
Ternyata, selain di ML, jasa Pajero Goyang juga ternyata juga dikelola oleh sebuah p e r u s a h a a n berinisial KU yang bergerak di event organizer untuk seminar & wisata. Lokasinya tak jauh dari hotel M yang terletak di kawasan Kota. Hanya saja, KU dalam prakteknya lebih banyak melalui calo, telepon dan paket-paket yang ditawarkan pada segolongan eksekutif tertentu yang menjadi regular-guest. T e n t u n y a , t a n g g a p a n mereka tak b e r b e d a j a u h d e n g a n laki-laki m a c a m G u n a w a n a t a u A n d r e a s . Yang m u d a h membuang uang untuk kenikmatan nafsu pribadi. Sampai kapan akan berakhir, itulah p e r t a n y a a n yang b e l u m s e m p a t saya lontarkan pada mereka. []
54
| Sox & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
55
4
Arabian Nite Bachelor Party
Melepas 'lajang' dengan dikelilingi wanitawanita cantik dengan aneka pesta yang menggiurkan dan memabukkan. Trend budaya urband legend life yang kini tengah digandrungi masyarakat highclass.
P
esta lepas bujang di kalangan generasi muda Jakarta, apalagi mereka yang masuk golongan the have, sudah bukan komoditi baru lagi. Kerap kali, seorang pria yang hendak menikah menggelar pesta di sebuah tempat tertentu bersama kawankawan karibnya, entah itu diskotik, kafe, pub, klub atau private room. Pesta yang juga populer sebutan bachelor party ini, di kalangan kaum jetset dan selebritis praktis menjadi semacam kewajiban. Apalagi bagi kalangan yang notabene hidup di komunitas yang terbiasa Sex & City; Jakarta Under Cover
/
57
M o a m m a r Emka
A r a b i a n Nite Bachelor Party
d e n g a n b u d a y a pesta, h u r a - h u r a d a n having fun. Ya, tentu saja mereka pasti dari k a l a n g a n yang b e r d u i t , h i d u p serba kecukupan. Di sejumlah kafe, p u b dan t e m p a t tempat hiburan lain, seringkali menjadi ajang untuk pesta lepas bujang. Dan yang menarik, pesta-pesta tersebut selain digelar d e n g a n cara biasa, b a n y a k juga y a n g merayakannya dengan pesta yang masuk kategori luar biasa. Luar biasa karena ujung-ujungnya memang tak lepas dari nuansa seks. Uniknya, selama beberapa tahun mengikuti perkembangan pesta-pesta tersebut, saya belum juga habis mengerti karena bagi sebagian kalangan, malah digelar dengan ragam tema yang berbeda-beda. Seperti dikemas dalam bentuk pesta Hawai, pesta ala Las Vegas, Arabian Nite dan Iain-lain. Entahlah, apa yang mendasarinya, tapi budaya itu ternyata begitu populer dan menjadi tradisi. Paling tidak dalam beberapa tahun terakhir ini b u d a y a pesta lepas bujang terus berlangsung. Dalam perjalanannya, ada satu pesta lepas bujang yang pernah saya ikuti dan
begitu melekat di benak saya. Bukan apaapa, pestanya boleh dibilang ekstra panjang karena berlangsung semalam suntuk, dari satu tempat ke tempat berikutnya. Ceritanya bermula ketika pada Jumat malam, saya bertemu dengan seorang kawan di kafe HR di bilangan Thamrin. Sebut saja, Roy, berumur 31 tahun. Yang saya tahu, ia adalah pemilik dari sebuah perusahaan peti kemas yang juga menjadi pengusaha keramik.
58
Sex & City; Jakarta Under Cover
Pertemuan malam itu dengan Roy, entah sudah yang keberapa kali. Karena pada m a l a m - m a l a m weekend, saya k e r a p menjumpainya di sejumlah tempat hiburan di Jakarta. Dan malam itu, Roy bercerita akan menikah. Rupanya, sebelum melepas masa lajangnya, oleh teman-teman dan relasi bisnis, Roy didaulat membuat pesta. "Nggak mau tau, pokoknya besok you mesti datang. Saya tunggu jam sembilan malam. Ok," tukasnya ketika kami duduk di meja bar sambil menyeruput segelas Long Island.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
59
M o a m m a r Emka
S
trip Dancer. Undangan itu, tentu saja tidak saya lewatkan. Selain karena saya sudah kenal akrab, saya juga penasaran, apa yang bakal terjadi dalam pesta itu. Lelaki seperti Roy dan beberapa temannya, saya tahu amat menggemari dunia malam. Makanya, saya mereka-reka pasti ada pesta luar biasa yang akan terjadi yang ujungujungnya akan melibatkan wanita-wanita cantik dan seksi. Malam baru saja beranjak dari pukul 20.15 WIB, ketika saya m e m u t u s k a n berangkat menuju lokasi. Saya sengaja menunggu waktu sambil bersantai di kafe ZB, di kawasan Blok M Jakarta Selatan. Kebetulan, beberapa teman lagi berkumpul usai jam kantor. Hanya b u t u h 15 menit untuk sampai di KB, kafe & karaoke yang ada di bilangan Jl. Sudirman. Dugaan saya makin mendekati kebenaran, karena KB saya t a h u m e m a n g m e n a w a r k a n p a k e t striptis untuk para tamu. Di area parkir, saya bertemu dengan rekan Roy yang sering jalan bareng. Sebut saja, Budi, 28 tahun. Selain menjadi teman sepergaulan, Budi rupanya menjadi partner kerja untuk bisnis keramik. 60
| Sex & City; Jakarta Under Cover
A r a b i a n Nite Bachelor Party
Kami berdua lalu berjalan bersama. "Roy u d a h m e n u n g g u di atas," kata Budi. "Tadi dia telepon, kita langsung disuruh naik ke ruangan VIP di lantai 2," sahut saya. Kami berjalan b e r s a m a m e m a s u k i ruangan bertuliskan sebuah aliran musik. Kalau tidak salah, namanya Jazz Room. Ruangan itu terdiri dari sederet kursi sofa panjang dengan satu meja. Di atas meja telah tersedia pelbagai jenis m i n u m a n beralkohol. Roy menyambut kami dengan t a w a n y a y a n g khas. Sofa p a n j a n g itu, tampak terisi oleh 7 orang kawan Roy. Beberapa orang saya kenal baik, tapi ada 3 lainnya tampak asing. "Ini teman-teman bisnis saya. Biasa lah, cari s e s u a p nasi u n t u k m e n y a m b u n g hidup," tukasnya sambil terkekeh. "Gimana, ready for the show? tanya Roy, kemudian. Lelaki yang doyan humor itu segera memencet bel memanggil pramusaji. Lalu, ia pun duduk kembali ke tempatnya. Lampu-lampu menyala sedikit temaram. Layar tv y a n g semula berisi klip-klip lagu mendadak mati. Tapi, musik berubah Sex & City; Jakarta Under Cover
/
61
M o a m m a r Emka
menjadi lebih k e r a s . Kami dikejutkan d e n g a n m u n c u l n y a lima wanita cantik dalam balutan busana seksi. Perlahan-lahan mereka mulai menari, lalu detik berikutnya mulai mempreteli baju yang melekat di t u b u h m e r e k a satu per satu. Sampai a k h i r n y a mereka b e n a r - b e n a r d a l a m keadaan telanjang. Live sensual show p u n segera menghiasi ruangan yang berdiameter 6 X 8 meter persegi itu. Rupanya, kawan-kawan Roy tak tinggal d i a m . Tahu m a l a m ini a d a l a h m a l a m istimewa baginya, kawan-kawan Roy segera beraksi. "Kita kerjain dia malam ini," bisik Budi. Dan benar saja, oleh kawan-kawannya, Roy segera diikat di sebuah kursi. Kepalanya ditegakkan. Para penari strip itu menarinari erotis sambil mengitari Roy. Hampir tiap gerakan, semua tertuju pada Roy. Mau tak mau, Roy gelagapan. Diserang lima gadis telanjang, membuat Roy tak bisa berkutik. Sementara kawan-kawan Roy tertawa lepas sambil terus menenggak minuman. Tiap kali mata Roy terpejam, kawan-kawannya segera menyerbunya dengan kata-kata meledek.
62
I Sex & City; Jakarta Under Cover
A r a b i a n Nite Bachelor Party
"Mana kejantananmu, tunjukkan kejantananmu!" teriak mereka. Mereka terus saja m e m a k s a Roy u n t u k tetap m e m b u k a matanya. Kami yang duduk di atas sofa hanya termangu dan sesekali ikut tertawa sambil terus melihat tingkah Roy d a n kawan-kawannya. Setelah setengah jam berlalu, lima gadis striptis tersebut segera mencopoti satu per satu busana yang melekat di t u b u h n y a . Sementara, posisinya tetap saja terikat di atas kursi. Mereka terus saja bergoyang dan meliuk-liukkan tubuhnya. Keringat dingin tampak membasahi sekujur tubuh mereka. Roy yang dalam telanjang, tidak memungkiri gejolak birahinya. Bagaimana tidak? Berulang kali para penari striptis itu dengan sengaja menjamah dan meremas-remas sekujur t u b u h Roy. S e m u a n y a t a n p a terkecuali. Apesnya, Roy sama sekali tidak bergerak dan hanya bisa menjadi bulanbulanan para penari striptis itu. "Ampun!" teriaknya berulang-ulang. Setelah satu jam berlangsung, kawankawan Roy segera melepaskan tali yang membelit tubuh Roy. Mereka terbahak
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
63
Moammar
Emka
bersama. Sementara Roy mukanya merah padam. Badannya bermandikan peluh. "Wah, lu gila semua. Ngerjain sih ngerjain. Ini sih kebangetan," ceplosnya sambil mengelap keringat di tubuhnya. Para penari striptis itu s u d a h m e n g e n a k a n bajunya kembali. Selesai? Belum. Kami p u n salah sangka. Setelah pesta dengan penari strip selesai, kawan-kawan Roy segera mengeluarkan kaos compang-camping dan celana pendek kusut dan robek-robek. Roy p u n dipaksa mengenakan busana compang-camping itu. "Mau apa lagi lu. Gue disuruh makai kaos beginian?" sergah Roy menolak. Namun ia tak bisa apa-apa. Dengan terpaksa Roy mengenakan kaos compang-camping itu. Lima g a d i s p e n a r i striptis itu t e r t a w a cekikikan menyaksikan Roy kami kerjain. Tak lama, kami pun keluar bersama-sama menuju halaman parkir. Sepanjang lorong menuju parkir, semua pasang mata melihat ke arah Roy. Apalagi ketika melewati ruang lobby yang dipenuhi gadis-gadis escort yang tengah menunggu order tamu. Roy tak bisa menyembunyikan 64
| Sex & City; Jakarta Under Cover
A r a b i a n Nite Bachelor Parry
malunya dan segera mempercepat langkahnya. • • •
A
rabian Nite. Masih mengenakan kaos compang-camping dan tanpa alas kaki, k a m i m e m b a w a Roy ke s e b u a h hotel bintang empat di kawasan Matraman. Roy sama sekali tak t a h u m e n a h u d e n g a n rencana ini. Yang menjadi otaknya, tentu saja Budi Cs. Jam sudah menunjuk pukul 22.25 WIB ketika kami sampai di tempat tujuan. Budi Cs, rupanya sudah menyiapkan satu kamar katagori suit. Kami segera dipersilakan masuk oleh dua orang penjaga yang berdiri di depan pintu masuk. "Di dalam sudah beres semua belum?" tanya Budi dua penjaga p i n t u . Mereka hanya mengangguk pasti. Begitu masuk kami disambut oleh dua orang wanita yang m e n g e n a k a n cadar. Akan tetapi betapa kagetnya kami ternyata dua wanita itu hanya mengenakan BH dan celana model Aladdin dengan perut terbuka. Tamu-tamu lain sudah berdatangan. Semua laki-laki, sekitar 10 orang. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
65
Moammar
Emka
Yang kaget tentu saja Roy. Sama sekali ia tidak menyangka akan mendapat sam-butan seperti itu. Ke sepuluh pria yang menjadi tamu undangnnya, tak tahunya karib dan relasi bisnis. "Ini, pasti kerjaan lu, Bud," ujar Roy sambil meninju Budi dan mereka tertawa bareng. Seluruh ruangan didesain ala Timur Tengah. Karpet warna-warni terhampar menutupi lantai. Aneka makanan dan minuman ditempatkan pada meja-meja mini. Sekitar 5 orang pelayan wanita melayani para tamu. Wanita-wanita itu semua bercadar tipis sehingga bibirnya yang dipoles lipstick warna merah darah samar-samar kelihatan. Yang tampak jelas hanya mata dan eyeshadow warni-warni yang menghias di atas pelupuk mata mereka. Tonjolan buah dada mereka tampak transparan karena hanya bra yang menutup sekujur badannya. Perut dan pusarnya mendatangkan pemandang-an yang indah karena para wanita itu sengaja mempertontonkannya. Celana mereka serba kedodoran. 66
| Sex & City; Jakarta Under Cover
A r a b i a n Nite Bachelor Party
Lamat-lamat terdengar alunan musik padang pasir. Habibie dan Aisyah adalah salah dua dari beberapa lagu padang pasir y a n g m e n g a l u n m e r d u m e m e n u h i isi ruangan dan membius badan. Lewat pukul 22.45 WIB, Roy m e n g u n d a n g s e m u a karibnya untuk toast bersama. "Sebentar lagi saya akan jadi suami, lho, ingat itu baik-baik," ucapnya sambil mengangkat segelas red-wine. Roy segera mempersilakan kawan-kawannya untuk berpesta. "Ya, mungkin ini menjadi malam terakhir bagi saya menjadi bujangan. Maka-nya, mari kita berpesta pora," sambung Roy. Musik pun makin keras terdengar. Dari sebuah ruangan, muncul sepuluh wanita dengan busana amat tipis. Mereka mengenakan busana seperti busana yang dikenakan para pelayan. Mereka segera m e n a r i . Perut meliuk-liuk, mata genit menggoda. Beberapa orang pria karib Jaka segera menceburkan diri untuk menari bersama. Para penari itu dengan senyum lega menyambutnya. Tak jarang, para penari itu mendapat tips dari para pria yang ikut menari. Para pria Sex & City; Jakarta Under Cover
/
67
M o a m m a r Emka
A r a b i a n Nite Bachelor Party
itu enak saja memasukkan tangannya, maaf, ke belahan payu dara para penari yang memang menantang itu. Toh, para penari itu h a n y a tertawa seolah ke-senangan. Menilik dari polah mereka pasti profesional di bidangnya. Suguhan tarian perut itu makin lama makin panas saja. Aneka m i n u m a n beralkohol menambah semangat para pria yang datang untuk ikut berjoget. Sepuluh wanita yang melayani tamu undangan tak kalah gesitnya. Mereka berpindah-pindah dari satu pria ke pria lain sambil terus me-nyuguhkan aneka m i n u m a n . Suasana pes-ta seolah berubah menjadi ajang mabuk bersama. Para pria itu makin berani. Kali ini tidak segan-segan lagi mereka memeluk, mencium p a r a p e l a y a n m a u p u n p e n a r i yang tampaknya memang ready for everything itu. Bahkan, banyak yang nekat menyusupkan h i d u n g n y a ke sekujur t u b u h si penari, t e r u t a m a bagian-bagian t e r l a r a n g d a n sensitif. Pemandangan yang saya lihat saat itu tak ubahnya seperti 'pesta perempuan'. Di tiap sudut kami dapati pasangan pria-wanita saling bermesraan. Ada yang cuma sekedar
bincang-bincang tapi ada juga yang sampai berciuman dan saling meraba. Sementara Roy sendiri tampak asyik bermasygul ria dengan salah seorang pelayan wanita. Bau alkohol dan asap rokok yang mengepul seperti menjadi satu. Suara wanita yang kegenitan dan para pria yang sudah mabok itu, tumpah sudah. Lewat dua jam kemudian, saya p u n tak tahu lagi apa yang terjadi. Ketika pada pagi harinya saya terbangun, saya mendapati suasana yang sama sekali tidak terduga. Pakaian yang dikenakan semua yang hadir pada pesta malam itu tidak ada yang sempurna. Para wanita yang menjadi penari dan pelayan malam itu malah boleh dibilang telanjang bulat. Semua berlalu begitu saja tanpa saya sadari sepenuhnya apa yang terjadi malam itu. Di atas sebuah sofa, tampak Roy pulas dalam tidurnya. Di sebelahnya, tergolek manja seorang gadis dengan baju tak karuan. Budi sudah asyik duduk santai menyeruput teh hangat ditemani seorang gadis cantik yang masih mengenakan busana semalam. H a n y a saja, make-up d a n cadar y a n g menutupi wajahnya, sudah tak ada. Wajah
68
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
69
M o a m m a r Emka
gadis berkulit kuning langsat tampak lebih segar dalam keadaan alami. Wajahnya khas pribumi. Sebagian tamu pria, tampaknya sudah ada yang pulang meninggalkan arena pesta. "Selamat pagi, mau ikut bergabung?" tawarnya. Saya pun mengiyakan dan ikut terlibat dalam obrolan pagi. Dari obrolan pagi itu, saya jadi tahu, kalau pesta ala Arabian Nite yang digelar semalam, ternyata diselenggarakan oleh s e b u a h p e r u s a h a a n Event Organizer di J a k a r t a . Wanita-wanita b e r c a d a r yang dihadirkan malam itu, bukan wanita Arab asli, tapi hanya dandanan belaka. Seperti gadis di samping Budi yang mengenalkan diri sebagai Reny, dan mengaku berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Pekerjaan tetapnya menjadi tenaga profesional untuk orderorder khusus lewat sebuah agency. Salah satunya, ya, seperti tadi malam, menjadi p e n a r i sekaligus w a n i t a pekerja seks profesional. U n t u k m e n d a p a t k a n p a k e t pesta tersebut, kata Budi, ia mesti membayar tak kurang dari Rp 20 juta.
70
| Sex & City; Jakarta Under Cover
A r a b i a n Nite Bachelor Party
"Tergantung dari jenis paketnya. Lebih mahal, pastinya akan lebih gila," tukasnya.[]
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
M o a m m a r Emka
5
Chicken Nite Private Party
Vesta meriah dan panas digelar sejumlah bule tajir di sebuah rumah mewah. Tidak saja sarat dengan prilaku masygul tapijuga dihadiri puluhan gadis-gadis cantik dengan dandanan seksi dari kalangan callgirls sampai lady-escort simpanan.
S
udah bukan rahasia lagi, kalau banyak bule di Jakarta mempunyai kekasih, pacar, simpanan atau pasangan kencan — boleh juga pasangan kumpul kebo— wanita pribumi. Bahkan, dari sekian banyak callgirls yang berkeliaran di Jakarta, ada yang mengkhususkan diri dengan klien bule. Dari menjadi pasangan kencan, pasangan kumpul kebo sampai transaksi one short time. Jangan heran, kalau di beberapa tempat hiburan malam yang tamunya kebanyakan bule, di situ selalu berkeliaran gadis-gadis pekerja seks profesional yang siap mencari mangsa.
72
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
73
M o a m m a r Emka Chicken Nite
Pemandangan seperti yang biasa terjadi di kafe JC di bilangan Senayan, diskotek TM di kawasan Tanah Abang, atau kafe BT di sebuah hotel berbintang lima di bilangan Sudirman misalnya saban malam selalu dipadati bule dan tentu saja 'wanita-wanita malam' penjaja cinta, yang siap menampung hasrat cinta laki-laki bule untuk semalam. Bagi saya pemandangan seperti itu sudah biasa. Tapi, yang saya alami pada pertengahan Agustus 2001 lalu,barangkaliboleh dibilang luar biasa. Untuk kali ke-sekian, saya diajak seorang teman, meng-hadiri sebuah pesta malam di rumah mewah. Teman saya itu sebut saja Johan —tentu bukan nama sebenarnya, bujangan berumur 30 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai marketing director di sebuah periklanan yang memiliki klien-klien asing. Ini untuk kali ketiga, Jo —begitu ia disapa, mengajak saya untuk menghadiri pesta serupa. Pada tahun 1999 lalu, Jo pernah juga mengajak saya menghadiri pesta pribadi yang digelar di sebuah rumah mewah di kawasan Kemang. Dalam pesta itu, terus terang, saya sempat terkaget-kaget karena 74
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Private Party
tiap tamu yang datang —tidak saja tamutamu pribumi tapi juga kalangan bule, mesti menanggalkan salah satu baju yang dikenakan. Mau pilih baju atas, atau bawah, terserah kemauan tamu. Tentu saja, pesta yang berlangsung sejak pukul 21.00 WIB hingga dini hari itu diwarnai sejumlah acara yang tidak saja membelalakkan mata laki-laki tapi juga membuat histeris puluhan wanita yang datang. Bisa dibayangkan, sekitar seratus pria dan wanita berada dalam sebuah rumah mewah dengan busana nyaris telanjang. Singkat cerita, dalam pesta pribadi itu selain bisa menikmati aneka suguhan tarian syahwat, tamu bisa juga mendapatkan pasangan kencan di tempat. Pesta yang diberi tema 'half-body' itu pun dari menit ke menit tak ubahnya menjadi arena "sexparty".
D
inner Plus. Nah, dalam satu kesempatan di awal Februari 2002, saya kembali bertemu Jo setelah hampir enam bulan putus kontak. Maklum, menurut kabar, Jo mendapat kesempatan untuk Sex & City; Jakarta Under Cover
/
75
M o a m m a r Emka
m e m p e r d a l a m ilmu marketing-nya di Singapura atas biaya kantor. Kami b e r t e m u di t e m p a t favorit, persisnya di kafe BQ, di Plaza Senayan. Di kafe inilah, sebelumnya kami sering menghabiskan sore menikmati secangkir kopi p a n a s sambil b e r t u k a r cerita t e n t a n g petualangan malam Jakarta yang seru. Sebagai seorang marketing director, Jo bukan tipikal orang yang suka duduk di belakang meja. Dan untuk ukuran jabatan yang dipegang di sebuah perusahaan bonafit dengan klien asing, Jo termasuk esmud yang secara material lebih dari cukup. Belum lagi latar belakang ke-luarganya yang berasal dari keluarga berada. Maklum, ayahnya s a m p a i kini masih m e n d u d u k i jabatan direktur di sebuah perusahaan tekstil. Tak heran kalau gaya hidup Jo tampak serba kosmopolis. Dari dandanan sampai tempat clubbing yang dipilih. Di jajaran kalangan nite-society, nama Jo cukup familiar. Hampir tiap Rabu Gaul dan weekend, Jo selalu menyempatkan diri menyambangi sejumlah tempat clubbing favorit seperti Zanzibar dan Prego di Jl. Iskandarsyah, Jakarta Selatan atau Hard Rock Cafe di Jl 76
Sex & City; Jakarta Under Cover
Chicken Nite
Private Party
Thamrin, Jakarta Pusat. Tidak hanya itu saja, Jo juga sering menghabiskan malam di sejumlah club atau karaoke kelas atas. Tentu saja karena pergaulannya yang selalu bergumul di dunia nite-society, Jo boleh dibilang kaya informasi. Apalagi yang berhubungan dengan dunia malam bawah tanah yang sarat peristiwa-peristiwa aktual seputar perilaku sex-metropolist. Dari tempat pelesir cinta sampai party-party rahasia. Jam baru beranjak dari pukul 19.35 WIB ketika kami sama-sama meneguk gelas bir ketiga. Suasana di kafe BQ makin ramai. Semua meja tampak terisi. Maklum pada Rabu sore, kafe BQ memang menjadi tempat singgah sejumlah kalangan. "Time to go," ceplos Jo mengajak saya untuk bergerak dari kafe BQ. Padahal, sore itu beberapa meja di kafe BQ dipenuhi gadisgadis cantik. Agak sayang kalau melewatkan pemandangan indah seperti itu. Katanya, undangan dinner mestinya dimulai pada pukul 19.00 WIB. Namun Jo sengaja tak mau ikut prosesi acara dari awal. Makanya, dengan ringan ia mengata-kan, mendingan datang terlambat.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
77
M o a m m a r Emka
"Yang penting bukan makan malamnya, tapi embel-embelnya itu lho, ok punya," tandas pria berambut hitam dengan potongan model Tom Cruise. Kami mengendarai sedan BMW warna merah dengan kecepatan sedang. Dari kawasan Senayan, kami langsung masuk jalur Jl. Sudirman. Lalu lintas tampak ramai. Arus balik malah masih dipenuhi deretan m o b i l yang berjalan m e r a y a p . A r a h perjalanan kami malam itu menuju sebuah komplek perumahan elit di kawasan Kelapa Gading. Jarum jam menunjuk angka 20.25 WIB ketika kami memasuki kawasan perumahan elit tersebut. Selama perjalanan kami tak menemui kesulitan berarti. Paling-paling, sesekali kami mesti mengendarai mobil dengan ngantri. Rumah bernomor 45 yang terletak di Jl. PN II itu tak begitu sulit kami temukan. Petugas jaga di gardu pintu masuk, dengan cermat menunjukkan arah jalan. Setelah melewati sebuah rumah mewah bercat krem d e n g a n p a g a r besi silver mengelilingi h a l a m a n d e p a n yang lebih m i r i p p e tamanan, kami berbelok ke kiri. Sekitar 78
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Chicken Nite
Private Party
sepuluh meter kemudian, kami menemukan rumah bernomor 45. "Ini dia rumah Michael yang kita caricari," ujar Jo tersenyum. Rumah tersebut cukup besar dan tampak mewah dengan model bangunan modern. Di halaman depan, tampak beberapa mobil parkir. Tampak mewah memang. M e n u r u t Jo r u m a h itu milik salah seorang kliennya bernama Michael yang berwarganegara Jerman. Michael sendiri menjadi bos di sebuah perusahaan elektronik yang adversiting-nya banyak ditangani perusahaan, di mana Jo bekerja. Rumah Michael sama seperti rumah-rumah lain yang dari luar tampil mentereng. Dikelilingi pagar besi tinggi warna silver dan sebuah pos penjagaan. Kami berada di depan rumah Michael sekitar p u k u l 20.30 WIB ketika satpam membukakan pintu gerbang. Sudah ada sedikitnya enam mobil parkir di halaman depan. Tiga diantaranya mobil mewah yang harganya sudah bisa ditaksir di atas lima sampai tujuh ratusan juta. Di teras depan, tampak Michael tengah mengobrol dengan sepasang pria-wanita. Begitu melihat kami, dengan ramah Michael Sex & City; Jakarta Under Cover
/
79
M o a m m a r Emka
langsung menyilakan kami ikut bergabung. Di r u a n g tamu sudah tampak beberapa wanita dengan busana-busana khas pesta dan enam laki-laki berpakaian rapi. Tak lama kemudian, kami masuk ke ruang tamu bersama-sama. Dan Michael mulai mengenalkan kami kepada semua tamu u n d a n g a n yang hadir. Paling tidak, ada sekitar 22 tamu atau lebih —12 diantaranya adalah wanita, saya tidak begitu tahu persis jumlahnya. Tapi, dari tamu pria yang dikenalkan, dua diantaranya saya masih ingat nama-nya. Pertama bernama Paul, kira-kira berumur 32 tahun, asal Australia dan menjadi mitra kerja Michael. Orang kedua adalah John, berusia 29 t a h u n , berasal satu n e g a r a d e n g a n Michael, Jerman, dan sehari-hari menjadi project director di p e r u s a h a a n y a n g dikomandani Michael. Sementara beberapa tamu pria lainnya, saya tidak ingat namanya. Wajah-wajah mereka seringkali beredar di sejumlah kafe. Dan kalau ada acara tertentu yang temanya berhubungan dengan company-party, Michael, Paul maupun John,
80
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Chicken Nite
Private Party
seringkali ada. Tak heran karena konon mereka memang terkenal sebagai biangnya pesta. Yang menarik, dari sejumlah tamu wanita yang datang, hanya ada dua atau tiga yang berwajah bule. Lainnya, alamak, sisanya b e r w a j a h p r i b u m i . Dan yang c u k u p mengagetkan, wajah-wajah mereka, bagi saya m a u p u n Jo sudah tak begitu asing. E m p a t d i a n t a r a tamu w a n i t a p r i b u m i tersebut, cukup familiar di mata kami. Susan misalnya, gadis berumur 24 tahun, memiliki badan berisi dengan kulit sawo matang, seringkali kami jumpai di sejumlah kafe-kafe elit di Jakarta yang menjadi pusat tongkrongan para bule. Susan biasanya selalu ada pada malam-malam weekend di kafe KT, di s e b u a h h o t e l berbintang empat di kawasan Jakarta Pusat. Sementara Maria, yang memiliki postur tubuh selera laki-laki, kami tahu persis menjadi lady-escort di karaoke BK, di Jl. Sudirman, tepatnya di kawasan yang menjadi sentral bisnis. Gadis b e r a m b u t panjang dicat blonde itu yang usianya sekitar 26 tahun itu, selain berstatus singer juga menjadi penari striptis idola di karaoke BK. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
81
Chicken Nite
M o a m m a r Emlca
Boleh dibilang, Maria adalah top ten ladies di BK yang saban malam tak pernah lepas dari jaring 'booking' laki-laki berduit. Dua wanita lainnya, Diana dan Noni, kami juga mengenalnya cukup baik. Bukan kenal secara pribadi dan akrab, tapi karena jam terbang mereka yang tak pernah lepas dalam roadshow ke kafe-kafe atau pub malam. Umur keduanya, kami taksir tak lebih dari 25 tahun. Menurut sejumlah teman yang sering jalan dengan kami di kafe-kafe gaul, Diana dan Noni masuk kelompok gadis-gadis callgirl yang memilih transaksi bawah tanah. Mereka mempunyai dua orang broker, satu w a n i t a dan satu lagi seorang binan — sebutan u n t u k laki-laki yang kewanitawanitaan. Kedua orang inilah yang seharihari menerima order booking. Kalau tidak begitu, Diana dan Noni seringkali jalan berbarengan ditemani salah seorang brokernya. Biasanya, Diana dan Noni ini seringkali menghabiskan malam di kafe yang notabene banyak dikunjungi tamu bule salah satu-nya di kafe UT, di bilangan Kuningan yang baru sekitar e n a m b u l a n ini b e r o p e r a s i . 82
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Private Party
Sebelumnya, mereka sering mangkal di kafe JC, di sebuah hotel di bilangan Senayan. Jadi, saya tak heran kalau mereka ada dalam pesta itu. Menurut dugaan saya, pasti mereka datang karena diajak salah satu atau dua dari tamu bule pria yang diundang, malam itu.
C
hicken Party. Layaknya sebuah pesta, para wanita itu mengenakan busana yang rata-rata serba gaun dan sack-dress. Dan yang menarik, semua serba seksi. Susan misalnya mengenakan gaun panjang biru d e n g a n b e l a h a n V, s e m e n t a r a N o n i membungkus tubuhnya dengan sack-dress merah dan tipis hingga bra dan under-wearnya nyaris kelihatan. Di ruang tamu telah siap meja panjang dengan desain rapi. Piring, gelas, sendok, garpu dan semua perlengkapan m a k a n tertata berurutan dan rapi lengkap dengan hiasan bunga di tengah-tengah. Beberapa b o t o l red d a n white wine t e r h i d a n g menggiurkan di atas meja. Buah-buahan segar menantang untuk disantap. Sementara aneka menu makanan dihidangkan secara prasmanan. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
83
M o a m m a r Emka
Ketika jam dinding menunjuk angka 21.15 WIB semua tamu mengambil tempat duduk masing-masing. Terus terang, ruangan tamu itu tampak mewah. Lantai putih bermotif bintik-bintik hitam. Sebuah sofa b e r w a r n a cokelat tua mengilat menjadi perangkat utama di tengah ruangan. Di bawahnya terhampar karpet bulu warna m e r a h m e n y a l a . Sebuah l a m p u kristal membiaskan cahaya di atas meja makan. Pada beberapa sudut ruangan, tampak sejumlah alat-alat audio dari televisi besar sampai Compact Disc. Sebuah lemari panjang, p e n u h terisi dengan koleksi b u k u bacaan, barang-barang antik dan dinding r u a n g a n berwarna krem tampak p e n u h dengan hiasan foto dan lukisan. Di sudut sebelah kanan, terdapat bar mini lengkap dengan meja melingkar, kursi dan di atas rak tersedia aneka botol minuman. Tampak dua bartender sudah stand-by menanti order tamu. Untuk beberapa saat lamanya, kami larut dalam suasana makan malam dengan menu serba Eropa. Seperti kebanyakan tradisi Eropa, wine menjadi pembuka pertama. Kami m e l a k u k a n toast b e r s a m a u n t u k kemudian kami dipersilakan menyantap 84
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Chicken Nite
Private Party
appertizer, k e m u d i a n main-course d a n berakhir dengan dessert. Saya tak henti-hentinya memperhatikan dan menatap ke sekeliling. Empat wanita yang ada di meja makan malam itu, saya sudah kenal, begitu juga Jo. Tapi ada sekitar tujuh wanita lain, yang kami tak begitu tahu. Samar-samar, tapi tak pasti, ketujuh wanita lain tersebut mungkin pernah kami jumpai di beberapa night-club. Hanya saja, kami tak begitu yakin. Maklum, cahaya lampu malam itu b e r s i n a r terang m e m b i a s di s e m u a ruangan. Sementara kami, biasa melihat mereka di keremangan cahaya lampu disko. Saya kebetulan duduk di samping seorang gadis dengan baju sack-dress pink, b e r a m b u t ikal melebihi b a h u . D a l a m p e r c a k a p a n r i n g a n yang b e r l a n g s u n g selama dinner, saya sedikit banyak tahu tentang gadis yang mengenalkan namanya sebagai Erna, 26 tahun, berdarah Palembang dengan kulit kuning langsat. Selama dua tahun ini bekerja sebagai counter-girl di sebuah toko kosmetik yang menjual barangbarang branded. Seringkali menghabiskan malam weekend di beberapa kafe, pub atau
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
85
M o a m m a r Emka
diskotek. Tentu saja, kafe-kafe favorit yang dikunjunginya selalu ada bule-bulenya. Ditilik dari dandanan, paras, postur dan penampilan, ketujuh gadis tersebut tak kalah dengan Maria, Diana, Noni maupun Susan. Rata-rata mempunyai wajah good-looking, seksi dan selalu mengembangkan senyum. Erna misalnya secara p a r a s , gaya d a n d a n d a n a n , bisa d i s e p a d a n k a n d e n g a n Maria. Malah, aroma parfum badan Erna lebih eksotis. Suasana m a k a n m a l a m b e r l a n g s u n g cukup hangat diselingi canda tawa ringan dan musik-musik lembut. Prosesi dinner itu tak ubahnya menjadi ajang untuk saling mengenalkan diri lebih akrab. Dan terbukti, dalam hitungan menit, pembicaraan terus saja mengalir sampai akhirnya Michael mengajak pindah ke bar. Musik-musik berirama lembut yang mengiringi dinner itupun berubah menjadi musik disko yang memenuhi di ruangan bar. Di depan bar, terdapat mini dancefloor yang disekelilingnya s u d a h ditata rapi p e r a b o t a n meja-kursi. S u a s a n a n y a tak ubahnya seperti pub atau bar kebanyakan, hanya saja space-nya lebih kecil. 86
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Chicken Nite
Private Party
Di atas meja sudah tersedia sejumlah menu makanan kecil. Dua bartender yang s u d a h stand-by, m u l a i meracik r a g a m minuman yang dipesan para tamu. Sudah bisa dibayangkan, yang terjadi kemudian, adalah pesta minum dari menit ke menit. Semua tamu yang datang tampaknya sudah terbiasa dengan aneka jenis minum-an yang m e n g a n d u n g alkohol b e r k a d a r b e r a t . Apalagi Paul, Michael dan John yang pada dasarnya memang bule, nyaris tak pernah berhenti. Sementara para tamu wanita p u n tak kalah gesit dan agresif. Hampir tak boleh ada gelas kosong. Tiap menit terdengar genting gelas beradu diiringi derai tawa lepas dan canda manja para tamu wanita. Pesta di bar itu berlangsung layaknya gathering keluarga. Mereka lebih banyak bercakapcakap sambil sesekali b e r g o y a n g di dancefloor. Ada juga yang memilih berjoget di tepi meja. Say a dan Jo tak luput terus mengikuti ke mana arah angin berarak. Ketika Michael, Maria atau Susan mengajak toast, kami tak bisa menolak. Tapi, kalau hanya sekedar minum-minum ditemani wanita, apanya yang spesial. Tiap pergi ke Sex & City; Jakarta Under Cover
/
87
M o a m m a r Emka
kafe atau diskotek, kami pun merasakan hal serupa. Begitu pikiran yang berkecamuk di otak kami. Rupanya, rasa penasaran kami terjawab. Apa yang menjadi main course dari pesta malam itu terjawab. Dan apa yang paling dinanti-nantikan p u n datang juga. Main course-nya ternyata bukan stik iga sapi khas Eropa dengan aroma yang menggiurkan, tapi main-course-nya benar-benar b e d a karena bukan makanan. Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu, beberapa gadis yang malam itu tampak anggun dengan busananya, berubah menjadi gadis-gadis wild dalam balutan busana underwear. Alamak, boleh percaya boleh tidak, ketujuh wanita yang malam itu menjadi primadona, semua sudah melepas busana kebesarannya. Tak ada lagi gaun atau sackdress. Yang ada hanya bra dan under-wear yang tersisa. Gelak tawa manja dan genit mengiringi tiap kali ketujuh wanita, empat diantaranya Maria, Susan, Noni dan Diana, bergoyang seksi. Yang terjadi k e m u d i a n , s u d a h bisa ditebak. Tarian-tarian eksotis, sentuhan 88
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Chicken Nite
Private Party
menggoda, tawa manja dan senyum genit mewarnai malam yang terus merambat. Genderang pesta itu mulai memanas ketika jam mendekati pukul 23.00 WIB. Busana under-wear yang mulanya masih melekat di ketujuh wanita tersebut, sudah tak ada lagi. Maaf, yang terlihat kemudian adalah tujuh wanita nyaris tanpa busana terus meliuk dengan gerakan erotis. K a d a n g naik ke meja, k a d a n g m e n dekatkan tubuhnya pada tamu pria maup u n wanita. Paul dan John kadang ikut bergoyang sambil berteriak kegirangan. Aroma alkohol tercium setiap saat dari mulut. Sementara beberapa tamu wanita, tak luput ada juga yang hanya membelalakkan mata sambil terus menikmati minuman. R u p a n y a , p e r t u n j u k a n tak h a n y a berhenti sampai di situ. Show striptis itu ternyata hanyalah sebagai pembuka. Karena apa? Dengan entengnya Michael yang menjadi ' t u a n r u m a h ' , enak saja mengatakan, kalau ada yang mau, dari ketujuh wanita tersebut bisa di'eksekusi'. Tentu saja beberapa tamu pria yang ratarata sudah kepanasan karena alkohol dan tarian syahwat tak melewatkan kesempatan Sex & City; Jakarta Under Cover
/
89
M o a m m a r Emka
tersebut. John misalnya, langsung menggamit salah satu wanita, kalau saya tidak salah, Lusi, dan dibawanya naik ke lantai satu. Michael hanya tertawa-tawa saja menyaksikan semua itu. Saya dan Jo hanya geleng-geleng kepala. Gila memang, pada saat yang sama, ada tujuh wanita menari striptis dan pada detik itu juga Michael cuek saja wanita-wanita itu dibawa ke kamar. Akhirnya saya sadar, kalau ternyata, ketujuh wanita tersebut memang disewa Michael untuk memanaskan pestanya. Status mereka memang gadis-gadis order, callgirl, chicken atau apapun namanya. Istilah chicken nite, sebenarnya untuk menggambarkan bahwa wanita-wanita yang datang ke pesta malam itu memang statusnya wanita penjaja cinta. Order kontrak mereka jelas, yaitu memanaskan pesta dengan tarian striptis sampai memberikan layanan full service bagi tamu yang terlanjur 'jatuh cinta' dan ingin menuntaskan hasrat kelaki-lakiannya. Dalam perjalanan pulang, saya dan Jo hanya tertawa-tawa. Berusaha untuk tak terlalu berpikir panjang tentang apa yang 90
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Chicken Nite
Private Party
terjadi malam itu. Pesta di tengah gadisgadis dengan label "chicken" yang menarinari tanpa busana, mabuk dan bersedia menerima ajakan pria yang tergoda dan mabuk kepayang, untuk sesaat. Bahkan, sangat mungkin berlanjut di kemudian hari. Bukan tak mungkin menjadi "pasangan kencan" resmi atau pasangan kumpul kebo yang setia menemani setiap saat. []
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
91
M o a m m a r Emka
6
Ladies Escort "No Hand Service"
Sebuah tempat hiburan malam dengan pelayanan wild dan hot. Gadis-gadis No Hand Service menjadi paket utama di private suite room. Kencan gaya baru untuk laki-laki yang haus cinta.
.
92
S
ebenarnyalah paket pelayanan seks yang ditawarkan aneka tempat hiburan plus, sungguh tak pernah kekurangan inovasi. Ada saja ide-ide segar dan fresh yang mengundang daya tarik, tidak saja untuk laki-laki tapi juga kaum hawa. Paket-paket pelayanan cinta seperti Seks Pajero Goyang yang begitu inovatif disediakan untuk laki-laki pencari cinta, atau juga paket judi kasino dengan Nude Sexy Ladies di sekeliling ruangan, ternyata itu hanya salah beberapa bentuk pelayanan cinta yang digarap dengan 'konsep' jual yang matang dan menantang.
| Sex & City; Jakarta Under Cover Sex & City; Jakarta Under Cover
/
93
M o a m m a r Emka
Seperti mata rantai yang tak berkesudahan, inovasi bentuk pelayanan cinta, selalu tumbuh dari waktu ke waktu. Walau maincourse-nya satu, ya apalagi kalau bukan seks, tapi dengan inovasi baru, menjadi dagangan yang menantang. Yang tak kalah serunya dalam beberapa tahun terakhir adalah muncul satu lagi bentuk jasa pelayanan cinta yang tak kalah seru dan tentu saja menantang hasrat laki-laki. Kalangan laki-laki malam menyebutnya sebagai seks NHS. Sebutan itu tak lain kepanjangan dari No Hand Service. 000
R
oyal Suite. Bagi saya, semua masih begitu samar. Pertama kali mendengar NHS, saya tak tahu persis model dan gaya kencan yang ditawarkan. Cerita itu, saya dapat dari seorang rekanan yang bekerja sebagai general manager di TW, sebuah pubkaraoke di kawasan Mangga Dua. Sebut saja namanya Michael, 32 tahun, bujangan tambun yang gemar gerilya malam ke beberapa tempat hiburan elit di Jakarta. Seperti biasa, awalnya memang sekedar perbincangan biasa. Pertemuan saya dengan 94
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Ladies Escort " N o Hand Service'
Michael terjadi di kafe MT, kawasan Sudirman. Pada pertemuan berikutnya, pria kelahiran Surabaya itu mulai berbicara bebas dan blak-blakan. Salah satu hal yang kerap muncul adalah cerita tentang petualangannya menjelajah kehidupan malam. Begitu ia menyebut sebuah pub-karaoke yang menyuguhkan pelayanan No Hand Service, terus terang saya penasaran. Bukan apa-apa, untuk kehidupan malam Jakarta, istilah itu masih terdengar asing. Saya mengaku terus terang, tak mengerti apa yang dimaksud dengan pelayanan NHS yang menurut Michael, dahsyat dan tiada ada bandingannya. Katanya, itu pelayanan model baru dan resmi dipraktekkan dalam satu tahun terakhir. Wah, ini mesti tak bisa dilewatkan. Didorong rasa ingin tahu, saya pun bersepakat dengan Michael untuk 'jalan' bareng. Jumat malam, minggu terakhir di bulan Juli 2001, saya janjian di kafe PC, yang berada di mal SP, Jakarta Selatan. Michael datang bersama seorang kawan pria, sebut saja Josep, 29 tahun. Pria ini diakui Michael sebagai teman dekat dan bekerja satu kantor. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
95
M o a m m a r Emka
Jam baru saja menun-juk pukul 20.25 WIB ketika saya masih asyik memperbincangkan keistimewaan NHS. Baru lima belas menit kemudian, Michael mengajak saya bergerak menuju lokasi. Mengendarai Wrangler hitam, saya bersama Michael dan Josep menyusuri jalanan utama menuju kawasan pusat kota. Lalu lintas ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang silih berganti. Malah, arah arus balik menampakkan suasana padat. Saya memutar di Jl GT masuk ke Jl TH di kawasan Jakarta Pusat. Dari pintu belakang, saya menjalankan laju mobil perlahan memasuki area parkir sebuah mal, SP —begitu orang sering menyebutnya. Mal SP memang berada di Jl TH yang menjadi ruas jalan utama di Jakarta Pusat. Jam baru beranjak dari pukul 21.15 WIB ketika kami bertiga keluar dari lift di lantai lima belas. Di lantai itulah terdapat sebuah tempat hiburan yang dikemas dengan konsep one-stop-entertainment. Ada diskotek, restoran dan karaoke di dalam ruangan yang luasnya sekitar 500 meter persegi. Tempat hiburan tersebut populer dengan sebutan NW. 96
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Ladies Escort " N o Hand Service
Terdengar lantunan lagu-lagu berirama R&B, trance dan Acid Jazz yang diusung DJ mengerubung tiap sudut ruangan. Puluhan tamu di area dancefloor meningkahi alunan musik dengan ajojing di tengah kilatan lampu yang menyambar. Di meja-meja, tamu lainnya tertawa sambil menenggak minuman sampai tetes terakhir. Itu baru pemandangan pertama yang saya temui. Ruangan diskotek itu terletak di tengah ruangan. Sementara restoran berada di sudut kanan, tak jauh dari diskotek. Dengan beriringan saya, Michael dan Josep tak berlama-lama di diskotek yang terus dihujani aneka lagu menghentak. Detik berikutnya, kami sudah berjalan menjauh menuju meja resepsionis yang letaknya sedikit menjauh dari diskotek dan restoran. Setelah melewati lima sampai tujuh meja, kami bertemu dengan dua resepsionis wanita mengenakan seragam blazer serba biru tua. Michael rupanya sudah booking terlebih dulu. "Kalau nggak booking, pasti waiting list dulu. Di sini ramai terus," ungkap pria berbadan tinggi besar itu.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
97
M o a m m a r Emka
Seorang pelayan wanita mengantar kami ke ruangan. Kami dibawa melewati lorong yang diisi deretan kamar. Di sepanjang lorong itu, tampak beberapa waiter stand-by di depan pintu. Lamat-lamat, dari tiap kamar itu terdengar lantunan musik. Kamar yang jumlahnya mencapai lima belasan buah itu, tampaknya sudah terisi. Oleh pelayan, saya d i a n t a r ke sebuah k a m a r y a n g m a s u k deretan kelas VIP. Di pintu tertulis Royal Suite —seperti nama kamar di hotel-hotel berbintang. Royal Suite itu terletak di deretan paling ujung, berada satu tembok dengan empat kamar VIP lainnya. Ruangan kamar suite itu luasnya lebih dari 12 X 12 meter persegi. Kapasitasnya m u a t u n t u k m e n a m p u n g sekitar 15-20 tamu. Biasanya, di ruangan inilah private party sering digelar beberapa eksekutif berduit. Dari sekadar have-fun, menjamu klien, merayakan ulang tahun sampai pesta lepas bujang. Di dalam ruangan yang dindingnya serba b e r w a r n a pink terdapat tiga sofa krem dengan meja warna hitam metalic dan dua televisi ukuran 29 inci. Interior ruangan yang saya tempati malam itu, sungguh nyaman. 98
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Ladies Escort " N o Hand Service'
Kenyamanannya setaraf dengan kamarkamar suite hotel. Lantai beralaskan karpet, h a w a air-conditioner menebar dingin ke seluruh sudut, ruangan kedap suara dan tiga buah lukisan wanita abstrak menempel di dinding. Di samping televisi, terdapat lemari mini yang memajang aneka jenis botol minuman dalam keadaan terkunci. Begitu digeser, lemari i t u p u n bergerak. Dan yang saya d a p a t i a d a l a h sebuah r u a n g a n y a n g dilengkapi spring-bed dengan kamar mandi. Spring-bed itu dilengkapi bed-cover warnawarni, bantal dan guling. Di atasnya, sebuah bola lampu menyala redup. Tak lama setelah saya d u d u k d a n memesan minuman plus makanan, dari arah p i n t u m a s u k m u n c u l seorang w a n i t a mengenakan busana rapi, layaknya pegawai kantoran —blazer hitam, rok mini dipadu baju kemeja krem, m e n g h a m p i r i saya. Sembari berdiri, wanita itu yang saya tahu sebagai salah satu ' M a m i ' di NW itu menawarkan beberapa koleksi LC {ladyescort) yang ia punya.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
99
M o a m m a r Emka
T a m p a k n y a , Michael s u d a h p u n y a pilihan sendiri. Pasalnya, sudah beberapa kali ia mampir untuk 'pelesir' malam di NW. "Tadi say a sudah booking Vita sama Dina. Tolong panggilkan mereka dong," ungkapnya kepada 'Mami'. Dan dalam sekejap, Mami mengangguk untuk kemudian hilang di balik pintu. 000
E
n-ha-es. Operator meminta saya untuk memilih lagu-lagu yang ingin dinyanyikan. Di atas meja, terdapat tiga buah songlist yang dibungkus rapi dalam map berhias. Masing-masing berisi song-list dari dalam negeri, Barat dan Mandarin. Hitung-hitung sambil menunggu gadis lady escort datang, saya p u n iseng melantunkan dua-tiga lagu. Vita dan Dina muncul dengan mengentuk pintu diantar langsung oleh 'mami'. "Boleh juga pilihan Michael," pikir saya begitu melihat dua gadis yang masih tampak muda itu. Tanpa banyak basa-basi, kedua gadis itu l a n g s u n g m e n d u d u k a n diri dekat saya. Layaknya sebuah p e r m a i n a n , awalnya 100
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Ladies Escort " N o Hand Service'
mereka mengajak bernyanyi biasa sambil t e r u s m e n e m p e l k a n t u b u h n y a . Vita bermesraan dengan Michael, sementara Dina menjadi pasangan Josep. Saya sendiri, tak usah heran, cukuplah menjadi part of the nite-party. Mereka berduet fals menyanyikan lagu demi lagu. Tapi sepertinya, menyanyi hanya menjadi polah pelengkap saja, lain tidak! Justru yang menarik adalah polah genit dan menggoda yang diperagakan Vita dan Dina. Tawa manja, rayuan gombal, belaian mesra selalu mengiringi dari menit ke menit. Layaknya sebuah kencan, mereka terus bermesraan. Bayangan dua sepasang kekasih yang saling bermasygul ria tak terelakkan. "Mau yang lebih 'hot' nggak? Masa cuma begini-begini saja." Sebuah ucapan dengan nada pelan dan penuh rayuan keluar dari bibir Vita diikuti dengan senyum simpul Dina. Sembari berucap mereka menggayut manja di pundak Michael dan Josep. Sebenarnya, Michael b u k a n tak tahu kemana arah pembicaraan Vita. Sebagai pria yang sering m a m p i r ke t e m p a t - t e m p a t hiburan, ucapan Vita berarti pancingan plus penawaran. Dan Michael bukan sekali dua Sex & City; Jakarta Under Cover
/
101
M o a m m o r Emka
Ladies Escort " N o Hand S e r v i c e "
kali killing & spending time di NW. Mereka sebelumnya sudah pernah menjajal pelayanan 'hot' yang ditawarkan gadis-gadis NW. Sambil menyomot hidangan buah segar yang ada di atas meja, Vita sontak beranjak dari tempat duduknya. Dia melangkah ke depan diikuti Dina. Musik p u n berganti dengan hentakan-hentakan house-mania. Di layar kaca, terpampang gambar-gambar penari tengah meliuk seksi penuh keringat. Gadis-gadis bule itu pun perlahan melepas satu per satu baju yang membalut tubuh. Pada gerakan lain, Vita dan Dina p u n melakukan liukan-liukan yang sama. Tak persis m e m a n g . Tapi, gerakan-gerakan mereka tak kalah erotis. Layaknya sebuah kontes, mereka menari p e n u h semangat bersaing dengan penari bule di layar kaca. Seiring musik yang menghentak dari detik ke detik, lembaran baju yang melilit di tubuh Vita dan Dina perlahan ditanggalkan. Begitulah, layaknya sebuah show, mereka mempertontonkan tarian striptis. Sesekali mereka mendekat ke arah Michael dan Josep. Menggoda penuh rayuan mematikan.
Tapi bukan itu inti pertunjukan. Setelah sekitar dua puluh lima menit berlalu, Vita dan Dina mendekatkan tubuhnya, rapat. Gerakan tarinya tak berhenti. Dari bibir Vita telontar kalimat dengan nada menantang. "Sekarang giliran aku yang jadi Ratu. No Hand Service ya, Abang hanya boleh diam dan duduk yang manis," ucapnya perlahan dengan senyum melebar. Michael menuang XO Hannesey —sejenis cognag, untuk kemudian menenggak-nya dalam-dalam. Entah sudah berapa gelas yang ia habiskan. Josep pun tak jauh beda. Tampaknya, minum sudah jadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Tak lama seusai Michael meletakkan gelas, Vita m u l a i m e m b u r u n y a . Begitu juga dengan Dina. Dengan agresif, mereka mulai mempreteli baju yang melekat di tubuh Michael dan Josep. Sementara musik terus saja menghentak dengan irama-irama keras. Ruangan VIP itu berubah menjadi pesta memabukkan dan panas oleh gelora nafsu membara. Michael dan Josep pun seolah menjadi patung. Mereka tak boleh membalas reaksi yang d i p e r a g a k a n Vita, m a u p u n Dina.
102
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
103
M o a m m a r Emka
M e r e k a h a n y a boleh m e n i k m a t i d a n merasakan, lain tidak. Pemandangan yang tergambar ibarat sebuah pertempuran yang tak seimbang. Dua wanita dengan polah agresif yang dari setiap gerakannya bisa membuat laki-laki bertekuk lutut dan mati k u t u 'memplonco' dua pria yang hanya boleh diam dan pasrah. Layaknya sebuah pertunjukan di atas pentas, Vita meletakkan beberapa potongan buah segar di atas tubuh Michael. Pada detik berikutnya, apa yang terjadi tak ubahnya seperti tontonan seorang gadis cantik dan seksi tanpa mengenakan busana tengah menyantap buah-buahan segar di atas tubuh pria yang menjadi meja perjamuan. Wah, adegan yang satu ini mengingatkan saya p a d a seks sashimi yang juga diberikan sejumlah gadis-gadis escort di VIP karaoke. Sementara di sudut lain, Dina tak kalah p a n a s n y a bereaksi. Gadis yang d a l a m pandangan umum pantas mendapat nilai A d a r i sisi p a r a s d a n k e m o l e k a n n y a itu menyipratkan red-wine ke tubuh Josep untuk kemudian melenyapkannya dengan sentuhan bibirnya. Bisa dibayangkan, gelora nafsu yang tumpah menyatu dalam irama 104
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Ladies Escort " N o Hand Service'
musik tanpa henti sampai titik penghabisan. Yang terbayang di benak saya saat itu adalah sebuah service gaya baru dari satu tempat h i b u r a n y a n g ingin m e n y u g u h k a n p e l a y a n a n seks y a n g b e r - b e d a d a n menantang. Di akhir p e s t a , Michale d a n Josep m e n y e l i p k a n lembaran r a t u s a n r i b u a n . Entah berapa jumlahnya. Namun yang pasti, pesta itu berakhir dengan senyum dan tawa menggelegak.
3
In One. Prosesi selama kurang lebih setengah jam itu, akhirnya membuat saya mafhum apa yang dimaksud pelayan-an No Hand Service. Satu bentuk pelayanan seksual yang dari para gadis LC yang sifatnya fullservice. Tamu hanya boleh menikmati dan m e r a s a k a n t a n p a boleh m e n g a d a k a n perlawanan. Gambaran yang disuguhkan Vita dan Dina makin membuat saya tahu detailnya. Betapa NHS menawarkan satu service yang m e m a n g lain dari yang a d a . Ujungujungnya memang sama, seks juga. Tapi,
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
105
M o a m m a r Emka
Ladies Escort " N o Hand Service"
' b u m b u ' yang d i t a w a r k a n r e s e p d a n kemasannya berbeda. Paket NHS inilah yang menjadi jualan utama. Setidaknya, ada tiga puluh lady escort yang siap melayani tamu yang m e n g i n g i n k a n p e l a y a n a n three in one. Striptis, sashimi d a n N H S . Mereka d i t e m p a t k a n d a l a m sebuah r u a n g a n ters e n d i r i dan dibiarkan t e r b u k a . D a l a m bertransaksi mereka dibawahi mami. Mami inilah yang mengatur semuanya. Dari order di tempat sampai order booking. D a l a m perjalanan p u l a n g , saya m e nyempatkan diri untuk melihat-lihat suasana. Seusai pesta aurat yang berlangsung panas dan memabukkan, Antoni mengajak saya bersantai sejenak sambil menikmati sisa hidangan. Antoni banyak mengumbar cerita seputar kedahsyatan NHS yang menurutnya tak ditemukan di tempat hiburan lain. "Yang satu ini memang top," ujar pria yang juga doyan ke kasino itu dengan nada tinggi. Pelayanan striptis dan sashimi yang juga disediakan para lady-escort di NW, baginya sudah bukan hal yang baru. Sebagai laki-laki yang gemar jalan malam dan sudah pasti
berduit, striptis dan sashimi sudah berulang kali dijajalnya. Namun NHS, baru dua kali ia mencobanya. "Yang lebih seru, kalau digabung jadi satu. Striptis, sashimi plus NHS. Dahsyat betul itu," ungkapnya blak-blakan. Dan seorang Michael sudah membuktikannya. N a m u n , tidaklah murah untuk mendapatkan paket three in one. Untuk order ruangan VIP saja, minumnya charge-nya tiga jam dengan harga Rp 125 ribu per jam. Sementara untuk order striptis Rp 500 ribu dan sashimi Rp 750 ribu. Tarif termahal ada di p a k e t N H S . Bayangkan saja, u n t u k mendapatkan pelayanan super hot itu tiap tamu mesti membayar Rp 1 juta. Tentu saja semua harga itu yang mesti dibayar ke kasir. Saya masih ingat ketika Michael merogoh beberapa lembar uang lima puluh ribuan usai berpesta. Itulah yang ia sebut sebagai uang pelicin. " S u p a y a besok kalau kita d a t a n g , pelayanannya makin oke dan hot terus," timpal Josep sambi tertawa lepas. Malam beranjak dari pukul 24.45 WIB ketika saya keluar dari ruangan. Vita dan Dina sudah menghilang lima belas menit
1 06
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
107
M o a m m a r Emka
sebelumnya. Sepanjang lorong kamar, say a masih mendengar dentuman musik dan desah bercampur tawa manja. Entah apa yang sedang terjadi di dalam. Mungkin memang sekelompok pria tengah jatuh dalam pelukan lady-escort sambil bernyanyi atau mungkin juga ada dua tiga pria tengah berjibaku dalam lumatan ladyescort No Hand Service. Betapa dunia gemerlap selalu menawarkan anggur kenikmatan. Dan b e t a p a b a n y a k pria b e r d u i t y a n g tenggelam dalam kubangan anggur itu hingga terlena. Seperti mereka yang jatuh dalam pelukan para lady-escort NHS sambil terbuai di alam mimpi kahyangan.[]
108
| Sex & City; Jakarta Under Cover
7
Sex Sandwich Sashimi Girls
Paket cinta plus-plus dari gadis-gadis sashimi untuk para lelaki petualang cinta sesaat. Mengunyah daging sushi di atas tubuh wanita cantik dan seksi tanpa busana. Layanan 'blue service' untuk kalangan eksekutif muda.
P
aket pelayanan seks yang disuguhkan sejumlah tempat hiburan di kota-kota besar seperti Jakarta, makin hari makin beragam dan tergolong 'aneh-aneh' alias ganjil. Dalam satu k e s e m p a t a n di pertengahan Februari 2002, saya bersama seorang rekan wartawan yang biasa menggarap infotainment untuk beberapa televisi swasta, menghadiri pesta ulang tahun salah seorang artis terkenal —profesinya penyanyi dan pemain sinetron, sebut saja SM, 27 tahun, di salah satu kafe di kawasan Taman Ria Senayan. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
109
M o a m m a r Emka
Pesta tersebut sebenarnya tertutup untuk wartawan dan hanya dikhususkan untuk tamu undangan. Tapi, lantaran saya dengan SM cukup akrab dalam kapasitas sebagai teman sepergaulan, saya termasuk yang diundang. Tamu yang datang amat beragam. Dari kalangan artis, produser sampai eksekutif muda sukses yang notabene 'berduit' dan doyan gaul. Dari sekian esmud tersebut, saya dikenalkan SM dengan salah seorang diantaranya. Namanya, Hans, 32 tahun, bekerja sebagai Account Director di sebuah perusahaan elektronik terkenal made-in Jepang. Sambil menikmati aneka minuman khas yang disuguhkan, kami terlibat percakapan serius. Entah dari mana mulainya, tiba-tiba saja kami saling bertukar cerita ihwal ke-hidupan malam Jakarta. Awalnya hanya cerita soal pergaulan anak-anak malam di kafe, pub atau diskotek. Lama-lama, cerita berkembang seru karena mulai menjamah soal para ladies-escort yang menyediakan jasa layanan cinta kilat plus ragam 'bentuk' paket pelayanan yang diberikan.
110
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex Sandwich Sashimi Girls
Sebagai laki-laki yang dari sisi finansial tercukupi, Hans termasuk pria yang suka sekali akan hiburan, terutama yang ada di kafe, pub maupun diskotek. Selepas jam-jam kerja, ujarnya, biasanya ia selalu menyempatkan diri untuk melepas sejenak di kafe mal sambil menyeruput segelas bir dingin atau red-wine. Pada hari-hari tertentu, apalagi hari libur, Hans selalu menyempatkan diri mampir di sejumlah kafe, diskotek atau pub. Kalau tidak begitu, dalam beberapa kesempatan ia mesti menjamu klien dengan membawanya road-show ke beberapa tempat hiburan, dari sifatnya sekedar hura-hura di meja bar sampai yang langsung berhubungan dengan urusan laki-laki punya selera. Ya, apalagi kalau bukan urusan seks. 000
V
ariasi Sashimi. Sebagai pria yang sering bergelut di dunia malam, Hans sedikit banyak tahu beberapa tempat hiburan yang menyuguhkan paket spesial untuk tamunya. Nah, salah satunya yang ia temukan adalah menu spesial Sashimi yang lain dari biasanya. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
111
M o a m m a r Emka
Lain dari biasanya, karena daging 'sushi', yang aslinya memang sejenis masak-an khas Jepang, tidak lagi d i h i d a n g k a n di atas nampan atau piring lengkap dengan sumpit. Dan biasanya, mudah sekali di-temukan di restoran-restoran Jepang yang tersebar di Jakarta. Tapi daging 'sushi' yang dimaksud Hans, ternyata dihidangkan di atas tubuh wanita. Kalau tubuh wanita itu mengenakan busana lengkap layaknya seorang pramusaji kebanyakan, tentu saja sangat biasa. Akan tetapi, daging sushi yang satu ini justru diletakkan di atas tubuh wanita cantik dan seksi tanpa mengenakan sehelai benangpun. Astaga! Bagi H a n s , model p e l a m p i a s a n seks s e p e r t i itu s u d a h m e l a m p a u i b a t a s a n perilaku seks normal. Akan tetapi, dia tak h a b i s m e n g e r t i m e n g a p a justru p a k e t sashimi itu laris manis dan digemari. Dan peminatnya, sudah pasti para pria berduit karena ditilik dari harga yang ditawarkan jumlahnya bisa jutaan rupiah. Dan praktek sashimi itu dari hari ke hari terus saja berjalan mengikuti detakan jam dan pada akhirnya menjadi gaya hidup dan
Sex Sandwich Sashimi Girls
trend baru di dunia perilaku seks, terutama untuk mereka —bisa laki-laki, bisa wanita, yang suka tantangan dan variasi baru. Saya teringat apa yang dikatakan Dr. Bambang Sukamto, Program Officer On Clinic Indonesia, ketika pada satu kesempatan saya mewancarainya. Bahwa sesuatu yang sebenarnya menyimpang dari normanorma yang berlaku seperti seorang pria b a r u merasa p u a s kalau b e r h u b u n g a n dengan dua atau tiga wanita, pada akhirnya akan menjadi suatu gaya hidup. Bahkan, Dr. Bambang melihatnya sebagai satu mode, trend baru. Begitu juga seks sashimi. Di mata Dr. Bambang, itu satu bentuk perilaku seks yang menyimpang. Perilaku seks yang memperlakukan tubuh wanita sebagai meja makan untuk mendapatkan kenikmatan. "Selain mendapatkan kenikmatan dari makanan, juga bisa meraih kepuasan seksual melalui pemandangan erotis tubuh wanita," tukasnya. Boleh jadi sashimi memang menyimpang, tapi dalam prakteknya peminat seks sashimi bukan makin surut tapi terus bertambah. Dan yang pasti, paket itu disuguhSex & City; Jakarta Under Cover
112
| Sex & City; Jakarta Under Cover
/
113
M o a m m a r Emka
Sex Sandwich Sashimi Girls
kan oleh sejumlah tempat hiburan yang semata-mata memang ingin menarik perhatian tamu dan menguras duitnya, dengan menawarkan satu bentuk pelayan-an seks yang berbeda dari yang sudah ada. Seks memang kaya variasi. Dan variasi yang beragam itulah yang dimanfaatkan sejumlah tempat hiburan untuk membuat menu baru dalam hal pelayanan seksual. Maka ketika orang sudah bosan dengan suguhan striptis atau bolak-balik ke panti plus menuntaskan hasrat dengan massagegirl, seks sashimi menjadi menu baru yang mungkin bagi sebagian laki-laki menarik untuk dicoba. Striptis bisa dengan mudah ditemukan di sejumlah tempat hiburan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Apalagi pantip a n t i p l u s atau r u m a h - r u m a h p e n a m p u n g a n yang menawarkan seks one short time dengan ragam service, dari mandi kucing, oral-service sampai fullbody-service, menjamur di tiap sudut kota-kota besar Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Batam. Tapi seks sashimi, tak banyak tempat hiburan yang menyuguhkannya. Dan dari
sisi variasi, sashimi boleh jadi menawarkan s e s u a t u yang b e r b e d a b u a t laki-laki p e t u a l a n g m a l a m yang b e r d u i t . Bisa dibayangkan, dua atau tiga pria —tentu saja, tak ada larangan seorang diri, berada dalam satu ruang tertutup, sementara dari layar kaca terus saja terdengar lantunan musik. Dan di atas meja besar, seorang gadis cantik dan seksi berkulit kuning langsat dalam keadaan tanpa busana telentang di atas meja dengan puluhan daging sushi tersebar di atas tubuhnya. Dan pada detik berikutnya, beberapa mulut pria itu sudah menari-nari, bergerak memunguti daging sushi yang sudah siap untuk dimakan. "Seks itu kaya dengan seni lho. Dan pada seni i t u l a h terletak k e i n d a h a n d a n kenikmatannya," kelakar Hans. Apa iya?
114
| Sex & City; Jakarta Under Cover
L
ama & Baru. Karena penasaran melihat 'aksi' yang sebenarnya, saya p u n janjian denga Hans. Pada hari yang ditentukan, kami bertemu di lobby salah satu hotel bintang lima di Jl. Sudirman. Lantaran lalu lintas Jakarta tak kenal kompromi pada siang
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
115
M o a m m a r Emka Sex Sandwich Sashimi Girls
dan sore hari, kami janjian sekitar jam 7 malam. Jam 19.20 WIB, kami ketemu. "Santai dulu, tempatnya deket kok dari sini. Kita ngopi-ngopi dulu saja. Ok! Lagipula, saya sudah boking kok," ujar Hans yang malam itu mengenakan stelan jins dan k a o s m e r e k Giorgio A r m a n i . Setelah b e b e r a p a menit kami bersantai sambil menikmati secangkir kopi penahan kantuk, kami berangkat ke lokasi. Awalnya, saya m e n d u g a t e m p a t n y a berada di kawasan Mangga Besar atau Kota, yang selama ini memang populer sebagai 'raja'nya kemesuman. Tapi, alamak, begitu masuk di Jl. Thamrin, mobil BMW yang dikemudikan langsung oleh Hans, berjalan perlahan, tak lebih dari 60 km/jam. Setelah melewati lampu merah, mobil mengambil jalur lambat. Sekitar 25 meter kemudian, kami belok di salah satu p i n t u sebuah gedung pendulang langit. Saya tak b a n y a k b e r t a n y a , h a n y a mengikuti kemana Hans pergi. Setelah parkir di halaman belakang, kami menaiki lift menuju lantai paling atas. Ternyata, gedungnya berada di deretan belakang. 116
Bentuk b a n g u n a n n y a m e m a n j a n g d a n hanya terdiri dari 10 lantai. NZ berada di lantai 8. Warna krem mendominasi seluruh tembok gedung. Jam delapan kurang 10 menit, kami sudah sampai di meja resepsionis. Kami disambut seorang Hansusaji wanita. Mengenakan stelan blazer hitam dipadu dengan kemeja putih d a n rok selutut, gadis b e r a m b u t pendek lurus itu mengenalkan diri sebagai Susan. "Malam Pak Hans, tempat Bapak sudah kami siapkan," kata Susan sambil mengembangkan senyumnya. Rupanya, Hans sudah cukup dikenal di klub NZ. Tak heran, kalau Susan tampak akrab dan bicara langsung pada inti persoalan, tanpa banyak basa-basi. "Seperti biasa, Pak? Atau m a u coba d e n g a n ' b a r a n g ' b a r u ? " tanya Susan kemudian. "Boleh juga. Langsung bawa ke kamar saja, ya," jawab Hans, spontan. Kami p u n langsung diantar menuju ruangan. Cahaya lampu bersinar sedikit temaram. Tak jauh dari meja resepsionis dan ruang tunggu, lamat-lamat kami mendengar canda tawa perempuan.
| Sex & City; Jakarta Under Cover Sex & City; Jakarta Under Cover
/
117
M o a m m a r Emka
Sex Sandwich Sashimi Girls
"Itu ruangan khusus untuk lady-escort," bisik Hans. Sesaat, saya sempat mengamati ruangan dengan pintu agak sedikit terbuka itu. Dan benar saja, beberapa gadis tampak keluar masuk bergantian. Kami menempati sebuah ruangan yang luasnya sekitar 4 X 6 meter persegi. Dilengkapi sofa panjang memutar dan sebuah layar. Sementara meja per segi empat yang b e n t u k n y a lebar dan terbuat dari b a t u pualam, berada di tengah-tengah. Lampu menyala temaram. "Bisa saya panggil sekarang, Pak Hans?" tanya Susan. Hans mendekati Susan. "Kalau nggak ada stok baru, mendingan yang 'sudah terbiasa' saja. Wati sama Yeni boleh juga. Tadi saya sudah booking mereka berdua," tukasnya. Susan lalu beranjak pergi. Sambil menunggu 'pesanan' kami datang, operator memutar lagu-lagu romantis. Sesekali Hans ikut bernyanyi kecil. Susan datang selang 10 m e n i t k e m u d i a n m e m b a w a dua gadis cantik. Usai mengantar pesanan, Susan beranjak pergi. Rupanya, yang diantar Susan memang Wati dan Yeni, sesuai dengan pesanan Hans.
Wati berambut sedikit ikal sepundak dan berkulit putih. Mengenakan baju kem-bang, rok mini dan jaket hitam. Sedangkan Yeni berambut lurus memanjang sebahu, berkulit kuning langsat dan berhidung mancung. Malam itu, gadis postur tubuh tinggi itu mengenakan sack-dress ungu tua dengan belahan V. Hans tampak akrab dengan keduanya. Rupanya, kedua gadis tersebut sudah jadi langganan tetap. Hans mengenalkan saya pada mereka. Mau tak mau, saya pun mencoba ikut m e n g a k r a b k a n diri d e n g a n mereka. Prosesi awal berlangsung seperti biasa. Tahap pertama, kami asyik ber-cakapcakap. Untuk menyemerakkan suasana, kami bernyanyi sama-sama. Dan tentu saja, s u d a h bergelas-gelas m i n u m a n h a b i s tertenggak. "Pertunjukannya mau dimulai sekarang, Mas?" tanya Yeni yang mesra b e r g a y u t di pundak Hans. "Boleh aja. Temen saya, sudah nggak tahan tuh, pengen liat," ledeknya sambil melihat ke arah saya. Wati yang d u d u k b e r d a m p i n g a n d e n g a n saya h a n y a tersenyum manja.
118
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
119
M o a m m a r Emka
Sex Sandwich Sashimi Girls
"Saya pesan makanan dulu ya," ujar Wati. Sekali pencet tombol, seorang Hansusaji d a t a n g . Sepuluh menit kemudi-an, d u a piring daging sushi sudah tersedia. Lalu, layar berubah menjadi tayangantayangan sensual. Gadis-gadis seksi meliukliuk mengikuti irama lagu yang melantun. Wati dan Yeni lalu mulai beraksi. Di atas meja batu pualam yang dingin, mereka perlahanlahan mulai mempreteli baju satu per satu sampai akhirnya terlepas semua. Lalu, dijumputnya daging sushi satu per satu dan diletakkan di atas tubuh mereka tanpa busana tersebut. Untuk beberapa saat lamanya, mereka meliukkan tubuh di atas meja mengikuti a l u n a n lagu. Saya h a n y a bisa t e r d i a m menunggu reaksi Hans. Dari bibir lelaki d e n g a n kulit s a w o m a t a n g t e r s e b u t tersungging senyum ceria. Entah apa yang ada dibenaknya. Saya tak bisa mereka-reka. "Hayo, jangan malu-malu. Sikat habis d a g i n g s u s h i n y a , " teriak H a n s sambil menatap saya. Terus terang, saya tak tahu mesti berbuat apa menyaksikan adegan dua gadis tanpa busana meliuk seksi tak ubahnya seperti ulat
kepanasan. Dan yang tak kalah seru, ya itu tadi, daging sushinya. Saya tak bereaksi sampai akhirnya Hans mencairkan sua-sana. Awalnya, ia m e n g a m b i l s u m p i t y a n g tergeletak di atas meja. Lalu, dijumputnya daging sushi d a n langsung mengunyahnya. Begitu seterusnya sampai tiba pada adegan berikutnya. Tiba-tiba, H a n s m e m b u a n g s u m p i t d a n langsung mendekatkan mulutnya ke arah tubuh Yeni. Tubuh penuh sushi itu seperti menjadi sebuah piring indah. Dan Hans dengan penuh hasrat mulai melahap daging sushi itu tiada henti. Saya hanya geleng-geleng kepala. Adaada saja. NZ sebenarnya memang tempat untuk berkaraoke. Sudah lebih dari empat tahun, NZ menawarkan paket Sashimi pada tamutamunya. Pada awalnya, paket sashimi itu tidak sembarang orang bisa memintanya. Meski NZ seperti kebanyakan karaoke yang ada di Jakarta, terbuka untuk u m u m dan siapapun boleh masuk, tapi dalam hal paket seks sashimi, tidak s e m u a t a m u bisa mencicipinya.
120
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
121
M o a m m a r Emka
Selama kurang lebih dua tahun, paket seks sashimi hanya diperuntukkan bagi tamu yang berstatus member-guest. Kalau tidak begitu, hanya diperuntukkan bagi tamu yang menjadi pelanggan setia dan masuk dalam jajaran member-face. Artinya, tamu itu sudah dikenal dengan baik dan terseleksi. Namun pada tahun-tahun berikutnya sampai sekarang, paket sashimi itu lambat laun terbuka untuk siapa saja. Tamu yang datang dan ingin mencobanya, dibukakan pintu lebar-lebar. Karena tidak semua lady-escort bisa melayani seks sashimi, biasanya Hansusaji akan membantu memberikan kode petunjuk. Gaya transaksi seperti ini, memang berlaku untuk tamu yang baru. Tapi bagi member-guest, biasanya sudah punya beberapa nama yang bisa diboking via telepon atau langsung panggil di tempat seperti Hans yang sudah dikenal dan menjadi pelanggan setia. Ketika tamu sudah menentukan pilihannya, tamu tinggal menunggu di ruang karaoke dan selanjutnya, tinggal memesan makanan kepada Hansusaji. Tidak mesti daging 'sushi' yang menjadi hidangan, 122
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex Sandwich Sashimi Girls
buah-buah segar yang sudah diiris pun, tak jadi soal. Begitulah seluk beluk paket seks sashimi yang ada di NZ. Selama lebih dari tiga tahun, NZ memang menjadi satu-satunya tempat yang terkenal dengan seks sashimi-nya. Namun tak lama setelah itu, menurut Hans, di awal tahun 1999, sebuah tempat hiburan baru memadukan tiga konsep resto, diskotek dan karaoke menjadi satu, muncul. Tempat baru itu bernama SN. Lokasi SN berada tak jauh dari NZ. Hanya saja, SN berada di salah satu lantai, tepatnya di lantai 14 di sebuah gedung pusat berlanjaan di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat. Dari sisi konsep, SN jelas lebih unggul. Kalau NZ hanya tempat berkaraoke, maka di SN ada resto, diskotek, baru karaoke.
1 juta rupiah. Tidak hanya itu, dari sisi pelayanan plus yang diberikan, SN mempunyai tiga paket pelayanan yang lebih variatif dan menjadi menu jualan utama. Selain paket seks sashimi yang banyak
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
123
Sex S a n d w i c h Sashimi Girls M o a m m a r Emka
diminati tamu, ada juga striptis dan paket seks no hand services. Khusus untuk seks sashimi, rupanya a n t a r a SN dan NZ m e m a n g tidak jauh berbeda. Hanya saja, lantaran SN baru sekitar dua tahun ini beroperasi, tidak sembarangan memberikan atau menawarkan paket itu pada tamu. Untuk urusan transaksi dengan gadisgadis sashimi, di SN menggunakan jasa beberapa orang mami atau germo. Mereka inilah yang membawahi paling tidak sedikitnya 50 lady-escort yang siap menemani tamu. Tidak semua bersedia melayani paket seks sashimi, makanya para mami atau germo ini sudah mengklasifikannya dalam beberapa kelompok. Ketika tamu berkeinginan mencicipi seks sashimi, para mami ini akan memanggil b e b e r a p a anak didiknya dan l a n g s u n g dibawa ke ruang karaoke. Di sinilah, tamu diperbolehkan langsung memilih. Kalau belum menemukan yang cocok, mami akan memanggil kelompok berikutnya sampai tamu menemukan gadis seleranya. Ruangan karaoke SN sedikit lebih luas dibanding NZ. Desain interior dalam tidak
jauh berbeda. Tapi, SN punya tipe ruangan serba modern. Maklum, masih baru dan d i b u t u h k a n sarana wah untuk menarik tamu. SN juga dilengkapi sofa panjang dan meja lebar. H a n y a saja di SN t i d a k menggunakan screen, melainkan televisi berukuran 29 inci. Kehadiran SN dengan menu seks sashiminya, membuat paket menikmati daging sushi atau bisa juga buah segar di atas tubuh wanita, makin populer. Meskipun belum b a n y a k laki-laki yang tahu, tapi bagi petualang malam, paket sashimi di NZ dan SN cukup diminati. Bahkan, banyak eksekutif muda yang memburunya. Dan banyak juga lelaki Jepang, menjadi tamu setia. Harga? Mahal memang. Karena untuk sekali transaksi, tamu mesti membayar di kasir 1 juta untuk satu orang. Di NZ dan SN, harga yang dipatok sama. Itu belum termasuk hitungan ruang karaoke yang minimal order-nya tiga jam dengan tarif Rp. 125ribu. Bayaran 1 juta itu hanya yang tercantum di kertas billing. Sementara dalam prakteknya, para gadis-gadis sashimi ini selalu meminta tips kepada tamu yang m e m Sex & City; Jakarta Under Cover
124
| Sex & City; Jakarta Under Cover
/
125
M o a m m a r Emka
Sex Sandwich Sashimi Girls
boking. Artinya, harga 1 juta itu hanya berlaku untuk sekali show. Ketika makanan sushi yang bertebaran di atas tubuhnya sudah hides, tugas gadis sashimi dengan sendirinya telah tuntas. Nah, biasanya banyak tamu yang merasa tak cukup dengan one action. Kalau ingin n a m b a h , berarti t a m u mesti m a u memberikan tips supaya gadis sashimi bisa melanjutkan ke ronde kedua. Dan untuk tips ini, yang sudah-sudah jatuhnya bisa lebih mahal dari harga yang mesti dibayar ke kasir. Bisa dibayangkan kalau ada tamu yang sampai menginginkan tiga sampai empat ronde. Untuk sekali ronde tambahan saja, gadis-gadis sashimi mematok harga minimal 200 ribu. Berapa duit yang mesti dikeluarkan untuk mendapatkan paket seks sashimi sampai tuntas? Toh, dalam prakteknya, seks sashimi ini mesti membutuhkan uang yang tak sedikit, tetap saja diminati para pria. Apalah artinya u a n g 3 juta u n t u k s e o r a n g pria yang pendapatan per bulannya bisa mencapai 10 juta atau lebih. Karena pria-pria sekelas mereka inilah yang menjadi tamu setia penikmat sashimi.
Lazimkah seks sashimi yang digemari beberapa pria berduit ini? Kalau bicara lazim dan tidak lazim, barangkali seks sashimi memang sudah melampui batasan normal. Apa iya? Tapi, setiap i n d i v i d u p u n y a kebebasan sendiri untuk meng-ekspresikan hasrat seksualnya. "Ini kan hanya masalah variasi saja, lain tidak. Tapi, di situlah nikmatnya. Mahal tak jadi soal, " kilah Hans.
126
| Sex & City; Jakarta Under Cover
B
ali & Jakarta. Dan ternyata, seks sashimi ini, tidak saja d i m o n o p o l i Jakarta. Di Bali pun juga tersedia. Hanya saja, n a m a boleh sama, tapi d a l a m prakteknya sedikit berbeda. Terutama dalam hal layanan yang diberikan kepada tamu. Siapa y a n g m e m u n g k i r i kalau Bali memang aduhai. Layaknya sebuah pesta, sejumlah kafe, pub, diskotek dan bar yang ada di kawasan Kuta, Legian dan Seminyak m e n g g e l a r acara d e n g a n r a g a m t e m a . Apalagi pada hari-hari libur, seperti malam Sabtu dan Minggu. Dan di antara ratusan tempat hiburan itu, ada satu tempat yang memberikan suguhan Sex & City; Jakarta Under Cover
/
127
M o a m m a r Emka Sex Sandwich Sashimi Girls
t e r s e n d i r i . Orang-orang m e n y e - b u t n y a tarian Sashimi Girl. Di atas meja bar, tiga o r a n g g a d i s m e n g e n a k a n bikini d a n ditubuhnya itu tergantung daging-daging 'sushi'. Sambil terus menari erotis, tiga penari itu membagi-bagikan sushi yang tergantung dibadannya. Saya masih ingat, usai menyaksikan langsung seks sashimi di karaoke di NZ, sebulan kemudian saya berangkat ke Bali. Dan pada satu malam, saya mampir di klub NT'S di bilangan Legian. Saya menyaksikan puluhan pria berdiri nanar di bawah meja bar, dengan serta merta menyambut d a g i n g sushi itu. Jam w a k t u itu s u d a h menunjuk pukul 01.30 dini hari ketika tiga penari sudah basah oleh peluh. Dan pada menit-menit berikutnya, bra yang melekat di dada serentak mereka lemparkan pada kerumunan tamu. Tamu yang berhasil mendapatkan bra yang dilemparkan tiga penari, segera naik ke atas meja bar dan bergabung ikut menari. Malam terus saja bergelora dengan aksi tiga p e n a r i yang s u d a h tak lagi berbus.ana. S e m e n t a r a keringat t e r u s b e r c u c u r a n , dengan tubuh dipenuhi daging sashimi, 128
mereka terus meliuk dan menari. Melempar bra ke arah tamu dan mengajak menari bagi yang mendapatkan. Rupanya lain Jakarta, lain Bali. Kalau di Jakarta, Sashimi Girl memberikan badannya sebagai n a m p a n atau ajang perjamuan untuk laki-laki, maka di Bali, tarian 'Sashimi Girl' lebih identik dengan tarian striptis. Hanya saja, para penarinya menggantungkan daging sushi di tubuhnya dan membagikannya kepada tamu. Ada yang hanya mendapat suapan, namun juga pria yang beruntung, langsung boleh mencaplok daging sushi yang tergantung di tubuh penari. Biasanya, pria yang berhasil menangkap bra lah, yang punya kesempatan. "Itu hanya soal penampilan dan gaya sajian. Pada prinsipnya sama kan, peremp u a n dan daging sushi," lagi-lagi Hans berkomentar ketika saya bercerita tentang sashimi girl di Bali. Tarian Sashimi girl yang disuguhkan klub NT'S, biasanya, hanya digelar untuk acaraacara spesial dan sesuai dengan order tamu yang masuk. Acaranya diadakan di ruanga n k h u s u s d a n tidak s e m u a t a m u bisa menikmati tontonannya. Hanya member
I Sex & City; Jakarta Under Cover Sex & City; Jakarta Under Cover
/
129
M o a m m a r Emka
Sex Sandwich Sashimi Girls
saja yang boleh masuk dan memesan order langsung. Untuk menjadi member di NT'S, tiap orang mesti membayar Rp. 7 juta untuk regular class dan Rp 10 juta VIP-class. Masing-masing member itu diberikan fasilitas yang berbeda. Untuk regular class misalnya, pada setiap ada acara spesial bisa dipastikan mendapatkan 1 meja dengan 4 kursi plus 1 botol coke dan Black Label serta free off charge. Untuk mendapatkan ladyescort yang dikehendaki, mesti membayar Rp 500 ribu. Sementara untuk VIP-class mendapatkan fasilitas yang sama dengan regular class, hanya untuk lady-escort tak perlu biaya tambahan dan boleh membawanya sepanjang malam. Tapi di NT'S tidak memberikan pelayanan seks di tempat. Tidak hanya itu, para member boleh memboking pada gadis-gadis di NT'S untuk dibawa keluar. Hanya saja, ada biaya tambahan sebesar Rp. 1 juta. Selain NT'S di kawasan Legian, di simpang Jl. TU Denpasar juga terdapat karaoke bernama KSA. Di karaoke ini juga
memberikan suguhan Sashimi Girl untuk para member-guest. Tarian yang disuguhkan memang tidak beda jauh dengan apa yang ada di NT'S. Hanya saja, di karaoke KSA selain ruangan karaoke, juga dilengkapi dengan fasilitas kamar khusus. Dengan membayar Rp. 500 ribu, member guest mendapatkan sebuah kamar tidur lengkap dengan TV, Video dan AC Di ruangan inilah, para member bisa menuntaskan hasratnya bersama gadis-gadis sashimi. Harga untuk menikmati tari-an Sashimi Girl berlangsung model bawah tanah. Artinya, transaksi dilakukan langsung dengan penari. Standar harga yang selama ini berlaku, berkisar antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta untuk sekali show. Kabarnya, sashimi girl yang ada di KSA ini lebih galak dan seksiseksi. Dan mereka selain terkenal dengan goyangnya yang menggiurkan, juga populer sebagai layaknya macan kelaparan di atas ranjang dan siap menerkam lawan kapan saja, tanpa ampun.[]
130
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
131
M o a m m a r Emka
8
"Meeting Date" Club-lovers 99
Sebuah private club untuk lelaki jetset. Tak ada papan noma, tapi populer dengan gadis-gadis pramusaji yang cantik. Hanya member-guest yang bisa masuk dan menikmati extra-service yang menggiurkan.
T
ampak luar, bangunan bercat putih dengan pagar tembok biasa itu tak ada yang istimewa. Malah, tak ada bedanya dengan rumah tempat tinggal sebuah keluarga. Ditilik dari eksteriornya, rumah itu sangat biasa. Tampak depan, beberapa jendela dalam ukuran besar. Bangunan itu bentuknya tipikal rumah di zaman Belanda. Tinggi dan panjang. Sama sekali tidak ada eksterior yang mencirikan rumah elite, seperti kebanyakan eksterior rumah yang ada kawasan Pondok Indah. Intinya, bangunan itu sangat biasa.
132
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
133
M o a m m a r Emka
" M e e t i n g Date" Club-lovers 99
Bangunan itu terletak di ruas jalan utama, sebut saja Jl. LB, di wilayah Jakarta Selatan. Lokasinya tak jauh dari sebuah p u s a t perbelanjaan dan sebuah pasar. Saban hari, jalan itu selalu bising oleh aneka mobil yang berlalu lalang. Dari mobil pribadi sampai kendaraan umum. Mak-lum, tempat tersebut memang amat dekat dengan sebuah perempatan besar di bilangan Blok M. Di kala siang, rumah itu tampak sepi seperti tak bertuan. Pelataran parkir yang kapasitasnya paling-paling hanya muat untuk 10 sampai 15 mobil itu hanya terisi 3 buah mobil. Aktifitas di luar rumah p u n tampak sepi. Hanya, terlihat dua sampai tiga orang saja yang duduk sambil bercakap di teras. Tapi, suasana siang hari itu berubah total ketika malam hadir menjemput. Siang yang tadinya sepi, sontak berubah ketika jam mulai merambat perlahan dari pukul 18.00 WIB ke d e r e t a n jam-jam b e r i k u t n y a . P u l u h a n o r a n g , laki-laki d a n w a n i t a , menghidupkan malam dengan ragam p o l a h n y a . Di m a l a m weekend, s u a s a n a b e r t a m b a h mencolok d e n g a n h a d i r n y a
beberapa mobil mewah yang diparkir di pinggir jalan.
134
| Sex & City; Jakarta Under Cover
C
lub Lovers. Tak banyak yang tahu, ada apa di balik bangunan rumah tersebut. Kaca mata umum, paling-paling hanya bisa bertanya-tanya, ada apa sebenarnya yang ada di dalam rumah itu. Maklum, setiap malam, apalagi di malam weekend, di rumah itu terjadi aktifitas layaknya sebuah tempat hiburan kelas atas. Seorang kenalan, sebut saja Ardi, 30 tahun, yang sehari-hari menggeluti usaha di bidang ekspor-impor peralatan berat sebagai Asst. Marketing Director PT BA, merasa penasaran. Pasalnya, aku Ardi, sebagai seorang eksekutif yang sudah mengantongi beberapa member-card dari sejumlah tempat hiburan seperti kafe, pub dan klub, atau sejumlah hotel berbintang, tak pernah tahu apa isi di dalamnya. Dalam sebuah percakapan yang kami lakukan dengan Ardi di kafe BG, kawasan Taman Ria Senayan, pria yang hobi bermain biliar itu bertutur ihwal rasa ingin tahunya yang meledak-ledak. Maklum, sebagai Sex & City; Jakarta Under Cover
/
135
M e e t i n g D a t e " Club-lovers 9 9 M o a m m a r Emka
'pecinta' dunia hiburan malam, dia merasa sudah cukup malang-melintang menjelajah aneka tempat hiburan malam di kota-kota b e s a r seperti S u r a b a y a , B a n d u n g d a n Medan, apalagi Jakarta. Makanya, begitu disebut Klub 99, Ardi mengakui tak tahu banyak meski beberapa kawan karibnya kerap bercerita dan menyebut-nyebut ihwal klub tersebut. Yang dia tahu, sebatas cerita luarnya saja. Misalnya saja, beberapa temannya menyebut ihwal gadis-gadis cantik yang menjadi pramusaji di klub 99. Tidak hanya itu, tamu yang datang hampir semua bermobil mewah. Gambaran sekilas tentang Klub 99 itu tentu saja makin membuat Ardi penasaran. Sampai satu ketika ia bertemu dengan salah satu rekanan bisnis yang mengajaknya dinner di klub tersebut. Rekanan bisnis kali ini, namanya sebut saja Pram, 32 tahun, Project Director PT HG yang bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan Ardi. Pucuk dicinta ulam tiba, begitulah kirakira Ardi mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Hari bertemu pun ditentukan. Ceritanya, Pram mau mentraktir Ardi
setelah mendatangani proyek kerja sama dalam hal ekspor-impor turbin kapal. Hari Jum'at, di awal bulan Oktober 2001, Ardi mengajak kami bertatap muka di kafe BG, di kawasan Taman Ria Senayan pada jam-jam after hours. Kafe y a n g h a n y a berkapasitas untuk 100 orang itu memang menjadi ajang kumpul, sekedar nongkrong dan ngobrol sambil menikmati makan dan minum. Di situlah kami bertemu dengan Ardi yang ditemani seorang temannya. Tak lama setelah itu, datanglah Pram seorang diri dan langsung diperkenalkan dengan kami. Lewat pukul 20.00 WIB, kami berangkat menuju lokasi. Pram yang memang puny a hajat, melajukan mobil terlebih dahulu. Kami melewati Jl. Sudirman yang memang terkenal tak pernah sepi dari deru dan laju kendaraan. Tidak siang, tidak malam. Setelah melewati tiga lampu merah, kami masuk kawasan Jakarta Selatan. Di sebuah perempatan besar tak jauh dari kawasan shopping mat kami mengambil arah kiri jalan, jl. LB namanya. Jalan itu tertetak di antara bangunan perkantoran, restoran dan sebuah plaza. Sex & City; Jakarta Under Cover
1 36
| Sex & City; Jakarta Under Cover
/
137
M o a m m a r Emica
M e e t i n g D a t e " Club-lovers 99
Di ruas jalan itu, lalu lintas tampak ramai. Maklum, kawasan tersebut terkenal sebagai ajang nongkrong anak-anak m u d a yang ingin mencari angin m a l a m d e n g a n menikmati aneka ragam makanan yang ditawarkan puluhan warung tenda. Beberapa gadis dengan d a n d a n a n seksi, ikut meramaikan suasana malam dengan polahnya y a n g centil d a n t a w a canda manja menggoda. Tak jauh dari kawasan itulah, kira-kira tak lebih dari 125 meter kami melihat Pram memarkirkan mobil Jeep Mercy-nya. Kami mengikuti Pram dari belakang. R u p a n y a , kami b e r h e n t i d i s e b u a h b a n g u n a n r u m a h yang tak jelas berapa n o m o r r u m a h n y a . Kami tak s e m p a t memperhatikan lebih jauh. Di depan, hanya ada sebuah papan kecil yang dipajang di dekat pintu masuk dan bertuliskan dua h u r u f sejenis d a n d i t u l i s secara berdampingan. Itu saja! Ah, di sinilah rupanya klub 99 berada. Seperti cerita-cerita dari rekanan kami, s u a s a n a m a l a m itu m e m a n g r a m a i . B a n g u n a n itu m e m a n g tak ada yang istimewa, tampak seperti rumah biasa. Pagar
depan terdiri dari tembok memutar dengan cat putih-hitam. Cahaya lampu menyorot ke tiap sudut area depan yang dipenuhi sekitar 10-15 mobil. U n t u k sesaat l a m a n y a k a m i m e n g edarkan pandangan. Tak hanya di halaman depan, di ruas jalan depan bangunan rumah tersebut, p u l u h a n mobil parkir sejajar. Beberapa sopir pribadi, tampak mengisi kegiatan dengan bercakap dengan sesama teman seprofesi. Alamak! Hampir semua mobil yang parkir malam itu bermerek mahal. Kami hanya geleng-geleng kepala dan makin penasaran. Ada apa sebenarnya di dalam? Pram mengajak kami masuk. Pintu yang terbuat dari kayu jati dengan hiasan ukiran khas Jepara itu terkuak. Seorang gadis mengenakan rok mini pendek dengan baju h i t a m dan scarf bermotif b u n g a , m e nyunggingkan senyum menyilakan kami masuk. Tak sampai lima langkah, datang lagi seorang gadis dengan baju yang sama. "Mejanya sudah siap, Pak. Di sebelah sana, dekat bar," ucap gadis bersepatu hak tinggi itu dan langsung mengantar kami ke meja.
1 38
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
139
M o a m m a r Emka " M e e t i n g D a t e " Club-lovers 9 9
Musik mengalun sendu dengan irama perlahan dan mendayu-dayu. Suasana di dalam, tampak ramai. Hampir semua meja sudah terisi. Suara orang bercakap bebas, tertawa lepas, segera tergambar. Beberapa p r i a y a n g kenal d e n g a n P r a m segera m e m b e r i salam d a n sekedar say hello. Tampaknya, rata-rata tamu yang datang saling mengenal satu sama lain. "Ini private club. Hanya member-guest yang boleh masuk," tandas Pram. Seorang pramusaji menghampiri meja kami dan menawarkan menu hidangan. Ada ragam makanan yang ditawarkan, dari menu Indonesia, Eropa sampai China. Tapi, yang paling banyak justru daftar menu masakan J e p a n g . Dan h a r g a y a n g t e r c a n t u m d i daftar, sekelas dengan harga makanan dan minuman di hotel berbintang lima, malah boleh dibilang sedikit lebih mahal. Terutama untuk jenis-jenis makanan yang spesial. Sepanjang waktu, kami tak henti-henti mengamati para tamu yang datang. Dari gaya dan dandanan mereka, tampak sekali kelas mereka dari kalangan atas. Cara makan, berbicara, berbusana dan segala
140
| Sex & City; Jakarta Under Cover
tingkahnya. Yang paling sederhana, mobil yang mereka kendarai, tak ada yang murah. Hampir rata-rata mobil bermerek mewah dan berkelas. Dari sekian tamu yang datang, kami melihat beberapa wajah yang sudah tak asing di kalangan publik. Sebut saja nama BO, salah seorang pengusaha muda terkenal yang p u n y a p e r u s a h a a n kontruksi d a n restoran. Ada juga RF, salah seorang anak konglomerat keturunan China yang cukup populer karena punya h u b u n g a n serius dengan salah seorang artis cantik dan seksi kenamaan, BF. Tak jauh dari meja kami, tampak masih banyak lagi wajah-wajah pria dari berbagai kalangan profesi yang cukup punya nama. Mereka rata-rata ditemani pelayan-pelayan cantik nan seksi. "Jadi member-nya mahal lho. Dan nggak g a m p a n g . " Tiba-tiba P r a m m e m e c a h konsentrasi kami. Ucapan Pram membuat kami merasa t e r p a n c i n g u n t u k b e r t a n y a lebih jauh. Kabarnya, untuk jadi member saja satu orang mesti membayar kurang lebih Rp 5 juta untuk jenis kartu Silver dan Rp 10 juta untuk jenis kartu Gold. Tidak hanya itu, untuk Sex & City; Jakarta Under Cover
/
141
M o a m m a r Emka
" M e e t i n g D a t e " Club-lovers 9 9
menjadi member, mesti harus ada memberguest yang merekomendasikan. "Saya saja bisa dapat member karena kenal dekat dengan FT, pengacara kondang itu lho," sambung Pram sambil tersenyum. Masing-masing jenis kartu, punya layanan fasilitas yang berbeda. Pemegang kartu Gold misalnya, bisa ikut dalam setiap acara yang digelar —seperti sexy-woman, wild-girl dan hot-dancer party, dengan tanpa dipungut bayaran lagi. Sementara untuk pemegang kartu Silver mesti membayar lagi sekitar 50%. Pasalnya, ragam party yang sering diadakan di Klub 99 tersebut, kabarnya selalu bertema panas dan 'gila-gilaan'. Tak kalah dengan pertunjukan live show di beberapa tempat hiburan di Jakarta yang berlangsung di ruangan khusus. "Pestanya heboh dan selalu 'panas'. Maklum, temanya selalu wanita seksi," ujar Pram membenarkan ihwal beberapa acara yang kerap digelar Klub 99. Seminggu sebelumnya, aku Pram, di klub 99 ini diadakan acara Wet Party yang menampilkan 5 gadis seksi dengan busana transparan tapi basah. Biasanya, acara seperti itu digelar satu kali dalam sebulan.
"Pantas dong kalau di sini selalu ramai," tandas Pram. Lewat pukul 21.45 WIB, kami baru saja menyelesaikan dessert. Selama hampir dua jam, mata kami tak lepas mengamati puluhan pramusaji wanita yang hilir mudik melayani tamu dari meja ke meja. Dan yang fantastis, mereka yang malam itu berseragam serba hitam itu rata-rata berparas cantik dan berbadan seksi. Kami baru sadar ketika Pram membisiki kami ihwal pramusaji wanita yang stand-by di tiap sudut itu. "Nggak ada yang jelek kan. Itu kelebihan Klub 99. Pelayannya cantik semua," kata Pram dengan senyum melebar.
142
| Sex & City; Jakarta Under Cover
P
elayan 'Cinta'. Rupanya, daya tarik Klub 99 ini, yang paling utama me-mang para pramusajinya atau pelayannya. Ada juga yang menyebutnya sebagai ladies-escortnya Klub 99. Sepanjang menit berlalu, dari meja ke meja tak tampak pramusaji pria yang melayani tamu. Semuanya wanita. Alamak! Untuk kesekian kalinya, kami tersadar dan akhirnya mengerti. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
143
M o a m m a r Emka
"Kalau sudah selesai. Ruangan relaksasinya sudah siap, Pak. Di atas." Ucapan lembut dari gadis pramusaji mengakhiri m a k a n m a l a m kami. Berikutnya, kami diantar naik ke lantai satu dengan menaiki anak tangga. Musik dengan irama-irama s y a h d u masih saja menggema lamat di seluruh ruangan. Sebuah pintu terbuka. Apalagi ini, pikir kami. Di lantai satu itu ternyata terdapat beberapa ruangan kamar yang tertata berd a m p i n g a n . Seorang g a d i s p r a m u s a j i mengantar kami ke kamar. Tak ada label nama di pintu kamar sebagaimana layak-nya terdapat di beberapa pub-karaoke. Yang ada h a n y a tulisan Room 1,2,3 sampai angka berikutnya. Kami berada di Room 9 yang letaknya sedikit berada di ujung. Dalam beberapa langkah, lamat-lamat kami mendengar desah tawa, canda, dan suara manja dari dalam kamar. Pram hanya mengedipkan mata meminta kami terus melangkah. Tak ada apa-apa, katanya. "Paling-paling mereka sedang bercanda dan cubit-cubitan, ha...ha...," gurau Pram sambil terus berjalan perlahan.
144
| Sex & City; Jakarta Under Cover
" M e e t i n g D a t e " Club-lovers 9 9
Ruangan bernomor 9 yang kami tempati bentuknya sederhana. Sebuah sofa panjang dengan satu meja, kemudian dilengkapi dengan fasilitas AC, televisi dan VCD. Lantai terbungkus karpet warna biru tua. Di meja sudah terhidang aneka buah segar dari apel, anggur, jeruk sampai buah pir dan empat botol white & red wine. "Semua saya y a n g p e s a n s e b e l u m berangkat ke sini. Saya kan sudah boking duluan," ujar Pram. Tak ada operator yang biasanya selalu ada di tempat karaoke dan mengucapkan selamat d a t a n g u n t u k t a m u . Di d e k a t televisi, sudah tertata rapi koleksi CD dan VCD. Pram yang tampaknya sudah terbiasa dengan pelayanan Klub 99 langsung saja menyalakan televisi dan memutar lagu-lagu koleksi Lionel Richie. "Gadis-gadis yang Bapak pesan sebentar lagi datang," ucap gadis yang mengantar kami lantas berlalu menghilang di balik pintu. Sambil menikmati sajian buah segar yang tersedia, kami m e n d e n g a r k a n l a n t u n a n m e r d u lagu-lagi Lionel Richie. H a n y a berjarak lima menit, terdengar pintu diketuk. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
145
M o a m m a r Emka
" M e e t i n g D a t e " Club-lovers 9 9
Tiga gadis pramusaji mengenakan seragam serba hitam dengan rok mini dan scarf di leher masuk bergantian. Sebuah senyum dan ucapan selamat malam meng-awali malam rileksasi. "Selamat malam, Pak Pram," satu per satu mereka memberi salam. Pram lantas menyilakan mereka bergabung duduk di sofa dan mengenalkan mereka pada kami. Tanpa diminta, tiga gadis pramusaji itu langsung memberi pelayanan. Jangan curiga dulu. Mereka bukan memberi pela-yanan ekstra dengan tarian syahwat dan sejenis, tidak. Mereka bertindak layaknya seorang pramusaji. Pertama-tama mereka menawarkan anggur. Kami mengiyakan, lantas mereka mulai menuang dan langsung membawanya kepada kami. Begitu seterusnya. Ketika kami ingin berganti lagu, m e r e k a p u n segera m e n a w a r k a n m a u diputarkan lagu apa dan menggantinya. Perkenalan singkat itu seperti tak menjadi b a t u s a n d u n g a n . Mereka d e n g a n amat mudahnya mengakrabkan diri dan bersikap seolah-olah s u d a h kenal lama d e n g a n tamunya. Bagi Pram, ketiga gadis itu boleh jadi sudah dikenal. Maklum, sebagai pemilik
kartu Gold, wajahnya sudah cukup familiar. Tapi bagi kami, tentu saja itu luar biasa. Layaknya seorang pramusaji, mereka melayani tamu dengan sopan. Meski kadang kala polah mereka kelewat mesra. Apalagi kalau mereka bertemu dengan pria yang aktif dan mudah diajak bicara. Dalam sekian menit, r u a n g a n rileksasi itu m e m a n g menjadi sebuah ajang pelepas lelah dan p e n a t . Bersantai ditemani gadis-gadis, dilayani dan diperlakukan sebagai Raja. Ketika sang Raja ingin m e n d a p a t k a n sesuap b u a h pir d a n m e n y e n t u h d a g u mungil nan halus, maka gadis pramusaji dengan senang akan menyambutnya. Atau, ketika sang Raja ingin dibuai manja dengan peluk dan cium mesra, maka para gadis pramusaji dengan rapat akan mengapit. Apapun boleh dilakukan selain satu hal; seks di tempat! Untuk yang satu itu, gadis pramusaji dengan halus akan menampik dengan sebuah ucapan halus, dengan bibir menempel di bibir. "Maaf, jangan di sini ya!" Sebagai gadis pramusaji, seperti yang kami katakan di awal, mereka rata-rata berparas cantik dan berbadan proporsional
146
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
147
M o a m m a r Emka
alias seksi untuk ukuran wanita. Usianya pun rata-rata tak ada yang lebih dari 27 tahun. Dari cara berdandan, berbicara dan berpolah, terlihat sekali mereka sudah ditraining. Artinya, sebelum terjun mereka sudah diberi 'asam-garam' tentang apa yang mesti mereka lakukan pada tamunya. Maklum saja, tamu yang datang hampir semua dari kalangan berduit. Jetset! Tidaklah heran, kalau para gadis pramusaji ini pun dibekali 'modal' yang cukup. Biar pantas, sedap dan diterima. Bagaimana cara mereka memperlakukan tamu dengan pelayanan sebaik-baiknya, tanpa seks, tapi tamu terpuaskan. Mahal memang. Itu diakui Pram. Bayangkan saja untuk satu orang gadis pramusaji, dia mesti mengeluarkan uang sekitar Rp. 500 ribu. Belum lagi biaya makan dan minum serta tempat. Dengan uang Rp. 500 ribu itu, gadis pramusaji hanya bertindak sebagai 'pelayan' setia. Yang kapan saja bisa dibelai, dicium bahkan dipeluk, tapi tidak untuk memberikan pelayanan 'plus'. Bagaimana dengan yang satu itu? Seorang gadis pramusaji bermata bening 148
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
" M e e t i n g D a t e " Club-lovers 9 9
dengan kulit kuning langsat dan berambut hitam sebahu yang mengaku bernama Intan, 24 tahun, merekahkan senyum. "Itu bisa diatur. Tapi jangan di sini. Kita janjian saja." Sebuah jawaban singkat yang berarti 'ya'. Begitulah gadis-gadis pramusaji Klub 99. Di dalam ruangan rileksasi memberikan pelayanan sebaik-baiknya, entah dengan satu sentuhan mesra di dada atau dengan sekecup cium manis di pipi, tapi tidak untuk sifatnya 'service plus'. Pada akhirnya, kami lagi-lagi tersadar di detik terakhir. Klub 99 menjadikan mereka —gadis-gadis pramusaji itu sebagai daya jual utama. Di situlah, rendezvous cinta berlangsung. Di situlah, janji kencan terjadi. Di situlah meeting date yang ujung-ujungnya menjurus ke transaksi seksual terlakoni. Para pria borju tersebut, toh cukup membisikkan satu kata: ketemu jam sekian, di hotel ini, dan bayaran rata-rata bisa Rp 1, 2, 3 juta untuk semalam. The end of story and Happy LandingV. []
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
149
M o a m m a r Emka
9
"Sex Drive Thru" Rumah Cinta 20x
Puluhan gadis seksi siap menerima boking order cinta. Mereka ditempatkan dalam satu rumah besar bernomor 20X. Layanan cinta kilat ala "drive thru" : datang, bayar dan take away!
S
uara manja dan canda tawa menyeruak dari ruangan tamu seluas 12 X 12 meter persegi. Lampu menyala terang. Puluhan gadis cantik nan seksi memasang senyum genit menggoda. Seorang wanita separuh baya berusia sekitar 35 tahun setia mengobral kata pada dua pria berpakaian casual yang duduk sambil menebar pandangan. Mata mereka terus meneliti dengan seksama. Sekitar dua belas wanita muda dengan pakaian ketat melekat Rata-rata masih muda-muda. Umurnya di atas ratarata 20 sampai 25 tahun. Sekilas mereka bak
1 50
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
151
M o a m m a r Emka
peragawati yang mempertontonkan dandanannya. Tapi yang pasti, mereka lebih banyak mempertontonkan tubuh dan sensualitas penggoda karena wanita-wanita seksi itu memang hamba dahaga cinta? Malam baru saja beranjak dari pukul 20.25 WIB ketika dua tamu itu belum juga memberi keputusan. Nyonya rumah segera menyuruh dua belas gadis tadi untuk bubar. Berikutnya, dari ruangan dalam yang tertutup kelambu merah menyala muncul sepuluh gadis lain. Mereka seperti gadisgadis sebelumnya. Mengenakan dandanan seksi dan sedikit mencolok. Polesan gincu menghias bibir mereka. Bau harum parfum yang berbeda tercium hangat di hidung. Dua tamu itu duduk santai sembari menebar pandangan. Yang satu pria muda berusia 30 tahun mengenakan kemeja hitam dengan sisiran rambut rapi, semen-tara satunya lagi mengenakan busana casual; kaos krah dan celana jins, kira-kira usianya 32 tahun. Mata mereka nanar dan rakus seolah mau menerkam dan menelannya. Ya, ampun. Kami risih juga melihat polah lakilaki itu. Seperti mau menaksir sapi atau badak. 152
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex D r i v e T h r u " Rumah Cinta 2 0 x
Seorang pelayan menyuguhkan minuman. Pria berkemeja hitam menunjuk pilihannya. Gadis bergincu merah dengan rambut panjang sebahu dan mengenakan kaos panjang ketat. Sementara pria berbusana casual memilih gadis dengan rok kulit hitam mengkilat dengan rambut di gelung ke atas. Dua gadis yang dipilih pamit sebentar mengambil tas. Sang Nyonya sibuk menyelesaikan administrasi. Tak lama kemudian, tamu pria itu membawa dua wanita keluar. Entah kemana, Anda tentu bisa menebak. Rumah 20X! Begitulah para lelaki petualang cinta menyebut rumah penampungan yang berisikan gadis-gadis cantik untuk order cinta. Awalnya, gambaran sebagaimana di atas adalah cerita yang kerap menjadi bahan pembicaraan beberapa kawan kami. Obrolan tentang 20X kerap muncul di sela-sela pembicaraan seputar seks di kalangan pria malam di kafe-kafe. Sebenarnya, soal wanita pemburu cinta bukan hal yang baru kalau tidak bisa dibilang basi. Wanita malam pemburu uang Sex & City; Jakarta Under Cover
/
153
M o a m m a r Emka
Sex Drive Thru" Rumah Cinta 2 0 x
itu sebagian bisa ditemui di diskotek, kafe, bar, pub atau lewat perantara yang berkeliaran di antara tamu-tamu tempat hiburan. Tapi 'wanita 20X' tampaknya menjadi pembicaraan hangat lima enam bulan ini. "Mereka modis dan cantik lah. Bayar di tempat baru bisa dibawa. Selanjutnya terserah Anda," ujar seorang teman, Ardian, anak seorang pejabat yang tetap saja gaul dan rajin foya-foya meski usahanya di bidang restoran tidak lagi mengeruk untung.
dari lampu merah di pertigaan besar yang menghubungkan Mangga Besar, Hayam Wuruk dan Mangga Dua. Sekarang pindah di Taman Sari, kawasan Mangga Besar . Rumah itu berada tak jauh dari jalan besar dan dikelilingi ruko-ruko untuk tokoperkantoran dan tempat hiburan dari kafe sampai diskotek. Kalau siang, suasana di sekitar rumah cinta 20X sangat ramai. Di waktu malam pun tak kalah ramainya karena aktivitas diskotek, kafe, pub, bar dan penjaja cinta 'sex on the street'. Belum lagi pedagang makanan-minuman yang membuka outlet hingga dini hari. Sekitar lima mobil parkir di depan rumah. Pelataran parkirnya tidak terlalu lebar, paling-paling hanya muat untuk sepuluh atau dua belas mobil. Dua petugas parkir sudah siap menjaga mobil-mobil tamu yang datang. Ruangan rumah itu lumayan besar, berukuran tak kurang dari 30 X 30 meter persegi. Ruang tamunya cukup besar, dominan dibanding ruangan lain. Ruangan tamu dilengkapi meja kursi, TV dan kamar mandi. Seorang wanita paruh baya, yang ternyata Mami, menyambut kami dengan
R
umah Cinta. Lantaran didorong rasa ingin tahu yang besar, bersama dua esmud yang baru saja menghadiri pesta ulang tahun di sebuah kafe, saya mencoba menelusuri rumah 20X. Dua teman saya, sebut saja Rudy, 28 tahun, dan Andre, 30 tahun, keduanya bekerja satu kantor di PT PTI, sebuah perusahaan ekspor-impor onderdil mobil, tak asing di dunia malam. Bahkan, mereka mengaku pernah ke rumah cinta tersebut. Tidak terlalu sulit menemukan rumah 20X. Awalnya, 20X berada di Jl. SW, tak jauh 1 54
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1 55
M o a m m a r Emka
"Sex Drive Thru" Rumah Cinta 20x
ramah. tidak ada interior khas. Hanya saja suasana bersih dan nyaman. Hawa dingin AC menyebar mendinginkan suasana. Di dinding terpajang beberapa lukisan dan poster. Di atas meja, tertata rapi tumpukan majalah dalam dan luar negeri. Majalah-majalah itu rata-rata berisi fotofoto wanita seksi. Memang tidak ada Playboy atau Penthouse. Kebanyakan berisi gambar wanita seksi dalam pose seksi dan menantang. Ada juga beberapa majalah dan tabloid lokal. TV 24 inci merelay programprogram stasiun tv dalam negeri. Ada tiga pria di ruang tamu selain kami. Selang beberapa lama, ketiganya keluar diikuti tiga gadis yang memang seksi-seksi menguntit di belakang. Kami acuh tak acuh membiarkan mereka melintasi ruang tamu. Rudy dan Andre malah bercakap dengan nyonya rumah, Mami Tety. Tampaknya, Rudy dan Andre termasuk familiar di rumah cinta bercat putih. Mami Tety menyindirnya lama tak datang, lalu dengan bahasa lembutnya, menyebutkan beberapa koleksi baru.
"Masih muda-muda dan cantik. Pokoknya dijamin oke," ujarnya. Aduh, seperti barang saja, pikir saya tak habis mengerti. Benar juga! Tak lama setelah itu, Mami Tety datang dengan membawa lima wanita. Mereka langsung disuruh duduk berjajar di kursi berwarna biru tua. Mam Tety kemudian menyebutkan nama mereka satu per satu. Kelima wanita yang diperkenalkan itu masing-masing bernama Karin, Ana, Indah, Sonya dan Besty. itu mempunyai wajah yang di atas rata-rata. Karin dan Sonya, malah masuk katagori cantik. Keduanya punya sexappeal yang relatif menonjol dibanding Indah, Ana dan Besty. Menurut Mam Tety, mereka masuk Top Ten di 20X. "Ini koleksi terbaik lho. Khusus untuk tamu spesial saja," tandas Mam Tety. Dapat diartikan, itu kalimat yang jadi label untuk laki-laki pemburu nafsu setan. Tapi menurut Andre, wanita-wanita itu memang baru. Melihat Karin dan Sonya, Andre mengatakan, tampaknya mereka memang koleksi terbaru. "Boleh juga koleksi Mami," puji Andre, gombal. Padahal, hampir semua Mami akan
156
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1 57
M o a m m a r Emka
Sex Drive Thru" Rumah Cinta 2 0 x
selalu memuji anak-anak didiknya, tanpa terkecuali. Gadis-gadis itu tersenyum genit mendengar pujian gombal itu. Mereka mengenakan pakaian layaknya busana wanita yang biasa kelayapan di diskotek atau kafe. Busana seksi dengan dandanan sedikit mencolok. Kebanyakan mengenakan rok mini yang memperlihatkan ketelanjangan kaki, sementara pakaian atas, kalau tidak ketat, pasti terbuka di beberapa bagian sensitif. Untuk yang satu itu, kami cukup mafhum. Maklum, eksploitasi busana dan dandanan itu menjadi salah satu kunci untuk menarik klien. Ketika mereka datang ke ruang tamu, lampu sengaja dibuat bernuansa kuning. Sekilas memang mirip dengan suasana diskotek atau pub. Karin dan Sonya akhirnya memang menjadi pilihan Rudy dan Andre. Dua gadis yang sedari tadi hanya duduk sambil sesekali ikut terlibat pembicaraan itu langsung hengkang dari duduknya. Sementara tiga gadis lainnya pun menyusul kemudian. Kami tak bisa membayangkan bagaimana perasaan ketiga wanita yang tak terpilih itu.
Apakah mereka merasa sedih dan tersinggung. " Jangan canggung dan sentimentil dong! Mereka sudah biasa kok. Ini soal jual beli," kata Andre.
1 58
| Sex & City; Jakarta Under Cover
• • •
D
rive Thru. Untuk selanjutnya adalah proses administrasi. Kali ini Mam Tety langsung membuka laci dan mengambil buku order. Transaksi Rp. 350 ribu untuk hitungan tiga jam harus dibayar, lunas! Selesai pembayaran, Mam Tety langsung menginstruksikan Karin dan Sonya untuk menjalankan tugas. Model pelayanan yang berlaku di 20X, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah cinta di tempat lain, apakah itu di Solo, Surabaya atau Bandung. Untuk tamu yang datang harus membayar tunai lebih dulu. Untuk pesanan, biasanya pihak rumah penampungan akan mengikut-sertakan mobil plus sopir yang berfungsi ganda sebagai pengawas. Tentu saja, terlebih dulu transaksi via telepon harus mencapai kata sepakat soal harga. Dan ini rata-rata berlaku untuk member-guest. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
159
M o a m m a r Emlca
"Sex Drive Thru" Rumah Cinta 2 0 x
Di Bandung misalnya, di sepanjang ruas jalan terusan Pasteur, terdapat dua rumah cinta yang modus operandinya tak beda jauh dengan rumah 20X. Tamu datang, tuan r u m a h menyilakan m e n u n g g u di ruang tamu, lalu tuan rumah memanggil satu per satu 'anak didik'nya. Di r u m a h 20X p u n tidak jauh b e d a . Dalam hal modus operandi, untuk tamu yang datang langsung diberi kesempatan u n t u k memilih. Gadis-gadis 20X secara bertahap akan dipertemukan dengan calon klien di r u a n g t a m u . Biasanya, mereka d i p e r k e n a l k a n secara b e r t a h a p d a n berkelompok. Di ruang tamu, calon klien diberi kesempatan untuk sekadar bercakap-cakap dan meneliti gadis pilihan. Begitu jua lah yang kami lakukan malam itu. Sebelum s a m p a i ke tahap transaksi, kami diberi kesempatan untuk mengenal kelima gadis cantik yang dipertemukan dengan kami di ruang tamu. Tapi harus diakui, wanita-wanita 20X itu rata-rata memang masih muda, antara 20 hingga 25 tahun. Seperti sosok Karin, Sonya, Indah dan kawan-kawan. Mereka tampak
dewasa di balik dandanan yang modis. Usia dewasa itulah, tampaknya yang memberi kesan wanita-wanita ini terbilang ma tang. Walaupun menggoda tapi tidak terkesan genit atau ganjen layak-nya w a n i t a pemburu uang yang biasa berkeliaran di jalanan. Dalam bercakap pun rata-rata dapat berkomunikasi dengan baik meskipun tidak dalam bahasa tinggi. Artinya, mereka bisa memberikan pelayanan pada tamu yang rata-rata berpendidikan cukup dan dari kalangan menengah ke atas. " M e r e k a bisa diajak bicara d a n nyambung. Asal bukan soal politik," kata Andre. Memang, mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup hangat. Mereka akrab, tertawa seakan tanpa ada ke-susahan. Dan tentu saja, tampak mesra, ciri utama wanita penghibur yang memang mengandalkan pelayanan. P a d a h a l wanita-wanita tersebut ternyata direkrut dari daerah, seperti wanitawanita penghibur di sejumlah diskotek di bilangan Kota. Sonya misalnya, berasal dari sebuah desa di wilayah Cirebon. Ia ber-
160
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
161
M o a m m a r Emka
"Sex Drive Thru" Rumah Cinta 2 0 x
gabung dengan dua temannya yang telah lebih dulu terjun ke dunia wanita pemburu cinta. Bahkan, Karin yang berasal dari Indramayu mengaku pernah bekerja di panti pijat di kawasan Kebayoran Jakarta Selatan. "Tapi pijat beneran lho," ujarnya. Bedanya adalah, yang bisa masuk ke rumah 20X adalah yang terpilih, di sam-ping usia juga penampilan; rata-rata bertubuh di atas 160 cm dan bagus. Tidak cukup itu, mereka dipoles dan di'training' agar bisa berpenampilan lebih menarik, mampu berkomunikasi dengan lancar dan terkesan bersahaja. Bekerja di rumah penampungan 20X, menurut Besty, berumur kira-kira 26 tahun, dirasakan olehnya lebih enjoy daripada menjadi "gadis order" di panti pijat. Katanya, di 20X lebih mudah dalam segala hal. Misalnya saja potongan dari hasil keringat tidak terlalu besar. Dari total Rp. 350 ribu untuk tarif satu kali transaksi, ia bisa mendapatkan minimal Rp 200 ribu. "Sisanya diserahkan Mam Tety," tukas gadis yang punya hidung mancung itu.
Entah dioperasi atau asli, kami tidak tahu pasti.
162
| Sex & City; Jakarta Under Cover
000
P
endapatan Plus. Detak jam terus merambat. Malam pun mendekati pukul 21.15 WIB, ketika Karin dan Sonya berada di dalam mobil. Rudy dan Andre duduk di kursi tengah, sementara kami di bangku depan memegang kemudi. Mobil merek Terano yang kami kemudikan, mengarah ke kawasan Cibubur, Bogor. Di kawasan itu, Rudy memang punya sebuah rumah. Ia hanya tinggal bersama dua pembantunya. Maklum, Rudy masih bujangan. Selama dalam perjalanan, Karin dan Sonya banyak bertutur seputar kehidupan malam yang ia jalani selama hampir tiga tahun. Obrolan yang sempat terputus di ruang tamu 20X, akhirnya berlanjut di perjalanan. Kali ini, Karin dan Sonya lebih terbuka karena bebas dari pengawasan Mam Tety. Senada dengan pengakuan Besty, Karin juga merasa lebih suka berada di 20X. Gadis berkulit kuning langsat itu, awalnya bekerja di panti pijat. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
163
M o a m m a r Emka
Sex Drive Thru" Rumah Cinta. 2 0 x
Meski berprofesi sebagai pemijat, kalau malam, ia sering jalan bersama kawankawan gadisnya ke beberapa diskotek. Nah, beberapa teman Karin diakuinya ada yang berprofesi sebagai 'gadis order' di salah satu tempat hiburan malam di Mabes. Dari temannya itulah, Karin mulai melirik bisnis seksual itu. Faktor uang menjadi penyebab utama. Hanya saja, ia tak mau terlalu mencolok seperti di panti-panti plus yang ada di Jakarta. Oleh temannya, Karin dibawa ke Mam Tety yang punya rumah penampungan 20X. Sejak itulah, ia alih profesi menjadi 'gadis order'. Profesi pemijat yang ia lakoni selama kurang lebih satu tahun, membuat Karin tidak terlalu grogi menekuni pekerjaan barunya. Yang namanya laki-laki hampir tiap hari menjadi tamunya. Kalau sebelumnya ajakan 'tempra' —istilah untuk kencan ranjang, selalu ditolak, maka di 20X, mau tidak mau ia harus bersedia menjalaninya. Pendapatan yang direguknya semenjak menjadi penghuni 20X tentu jauh meningkat. Ketika bekerja di panti pijat, dalam sehari paling-paling ia hanya
melayani tamu dua sampai tiga orang. Standar tips yang biasa ia dapat sehari tidak lebih dari Rp 100 ribu. Ya, maklum, pemijatan yang dilakoninya memang beneran, tidak ada embel-embel mesum di belakangnya. Di 20X, dalam sehari minimal ia bisa transaksi cinta dua kali. Itupun tidak seminggu penuh. Sebenarnya, keuntungan lebih di 20X bukan terletak pada tarif, tapi pada tips tamu. Angka Rp. 350 ribu untuk tarif per satu transaksi itu boleh dibilang hanya uang sebagai tanda jadi dengan pihak nyonya rumah 20X. Uang dalam jumlah besar, bisa didapat ketika menjalani plesir cinta bersama tamu, entah di rumah pribadi, apartemen atau kamar hotel. "Ya, pendapatannya bisa dua tiga kali lipat. Siapa yang nggak mau," aku Karin. Mayoritas tamu yang mengajak kencan Karin, statusnya pelanggan setia. Makanya, soal tips besar, ia hampir pasti mendapatkannya. Paling-paling, dalam seminggu ia hanya bekerja lima hari. Dan uang yang masuk ke kantongnya tak kurang dari Rp 3 juta dalam seminggu.
164
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
165
M o a m m a r Emka
" S e x Drive Thru" Rumah Cinta 2 0 x
"Kalau lagi apes, seminggu paling dapat Rp. 1 juta," ujarnya. Sementara Sonya punya cerita lain. Awalnya memang sudah melanglang dunia cewek panggilan middle-class di kotanya. Order hotel dan private menjadi pekerjaan sehari-hari. Sebagai sales-marketing, Sonya mengaku punya kontak person yang setiap saat akan meng-hubunginya. "Kebetulan ia orang hotel. Jadi gampang dapat order," akunya. Sayangnya, imbas krismon membuat tuntutan hidup makin mahal. Dan ia merasa sudah saatnya mesti pindah ke Jakarta. Menurut penuturan gadis berkulit kecoklatan itu, teman teman satu profesi sudah punya jam terbang tinggi di Jakarta. Makanya, ia tidak terlalu sulit menembus rimba malam Jakarta. Ada dua teman dekat yang sudah dua tahun menjalani profesi sebagai gadis panggilan di Jakarta. Makanya, begitu di Jakarta, ia langsung masuk grup mereka. Dalam menjalankan order, ia dan dua temannya punya seorang GM yang dalam seminggu bisa memberikan dua sampai tiga pekerjaan dengan
sekali transaksi Rp. 500 ribu sampai Rp. 1 juta. Dalam perjalanannya, Sonya merasa susah dapat order lantaran harus bersaing dengan puluhan gadis lain. Maklum, GM yang menjadi sales marketing-nya punya koleksi lebih dari dua belas wanita. Dan ratarata punya kelebihan di jam terbang dan kecantikan sampai akhirnya ia memutuskan masuk 20X. "Tempatnya tidak mencolok, tapi ordernya terus-terusan. Itu memang yang kita cari," akunya. Keuntungan lain yang didapat di 20X, menurut Sonya, transaksi short time bukan harga mati. Artinya, tamu bisa menego ulang untuk transaksi lebih lanjut dengan harga baru. Dari situ, ia bisa mendapat tips yang jumlahnya lebih besar. "Kalau beruntung, sekali kencan bisa Rp. 1-2 juta," tandasnya. Dan itulah yang dilakukan Rudy dan Andre. Dari transaksi short time dengan tarif Rp 350 ribu, malam itu juga berubah menjadi transaksi long night. Ketika sampai di rumah, Rudy membuat penyambutan sedikit istimewa dengan menyuguhkan
166
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
167
M o a m m a r Emka
Sex Drive Thru" Rumah Cinta 2 0 x
hidangan makan dan minuman beralkohol. Keakraban dan kehangatan Karin dan Sonya membuat Rudy merubah rencana. Diputarnya nomor telepon Mam Tety. Dan saat itu juga transaksi short time menjadi long night dengan menambah uang Rp. 1 juta per orang. Status member-guest mem-buat Rudy dan Andre tak menemui kesulitan. Transaksi yang dilakukan Rudy dan Andre, bukan yang kedua atau ketiga. Sebelumnya, sudah terjadi transaksi kencan empat atau barangkali malah tujuh kali. Transaksi normal yang terjadi 20X, dalam sehari bisa mencapai 10 kali. Kalau sedang ramai, biasanya pada hari weekend, bisa melambung sampai 20 kali. "Ini memang bisnis basah dan tak ada matinya," kilah Rudy. Dalam hitungan kasar saja, rumah cinta 20X bisa mengeruk Rp. 15 juta per bulan untuk 20 transaksi. Itu baru hitungan tarif belum termasuk tips yang diberikan pada wanita penghibur. Kalau wanita sekelas Karin dan Sonya dalam sekali kencan bisa mengantongi Rp. 500 sampai Rp. 1 juta, betapa uang mudah tumpah untuk pelampiasan dahaga cinta.
Uang itu tidak saja tumpah di 20X. Di tempat-tempat lain, kalau dihitung secara kolektif, jumlahnya mungkin sudah miliaran. Padahal, itu bisnis gelap dan dilarang. Tapi apa lacur, pria petualang cinta tak lagi mempersoalkan hal itu. Ada uang, semua bisa didapat. Dan wanita pemburu uang, sedia setiap saat menanti datangnya kumbang. Salah satunya, ya wanita-wanita di 20X yang setiap hari selalu menanti dengan setia dan penuh goda.[]
168
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
169
M o a m m a r Emka
10
Roadshow Charlie Wanita2 Jet Set
Wanita-wanita kaya yang hobi pesta. Menghabiskan malam dengan hura-hura. Dari club, diskotek, kafe dan berakhir di rumah pribadi. Malam berlalu hingga pagi menjemput, dengan suguhan utama: Charlie yang menggoda dan penuh janji surga.
M
alam perlahan beranjak dari pukul 21.00 WIB. Detak jam di dinding berjalan seperti menghitung jengkalan malam. Hujan gerimis baru saja meng-guyur Jakarta. Di sebuah rumah mewah, empat wanita dan seorang laki-laki bule berperawakan tinggi besar tertawa gelak. Dentum musik garage menyusup deras di telinga. Hawa dingin AC menusuk ruangan, melelapkan tubuh dalam kenyamanan.
170
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
171
M o a m m a r Emka
R o a d s h o w Charlie W a n i t a 2 Jet Set
Di atas meja kaca, beberapa hidangan minuman terhampar. Ada minuman beralkohol jenis whiskey dengan dua merek branded, XO Hannesey dan Chivas. Ada juga beberapa butir pil warna-warni terbungkus dalam plastik tipis. Setidaknya, ada tiga gelas yang terisi m i n u m a n penuh dengan es. Di samping botol whisky, terdapat nampan hitam kecil yang setiap saat menjadi 'persinggahan' utama. Gelak tawa dan dansa dengan gerakan tak beraturan, mewarnai malam yang telah menginjak dini. Toh, wajah-wajah cantik itu tak nampak kelelahan. Hawa dingin airconditioner terus saja menusuk pori-pori menjadi teman setia yang menyejukkan badan dan melenakan mata. Saya hanya bisa tersenyum kecut karena menahan kantuk. Sesekali, saya ikut bergoyang, berusaha membunuh kantuk yang sudah menggantung di mata.
tahun, seorang wanita kaya, mantan model dan penyanyi tahun 80-an, berubah menjadi pesta semalam suntuk. Semua berawal dari p e r t e m u a n saya dengan Putri. Wanita berumur 28 tahun yang sehari-hari menjadi foto model dan b e b e r a p a s a u d a r a p e r e m p u a n n y a juga menjadi selebriti terkenal, mengajak saya menghadiri sebuah acara yang digelar di salah satu kafe top, Manna Lounge, di k a w a s a n Taman Ria Senayan, p a d a pertengahan Januari 2002 lalu. Sudah cukup lama saya mengenal Putri karena profesinya sebagai wanita publik figur dengan gampang dikenali. Lagi pula, di kala senggang, wanita yang masih aktif membintang sejumlah sinetron itu —meski bukan pemeran utama, selalu menyempatkan diri mampir ke tempat-tempat hiburan elit. Salah satu tempat favoritnya adalah kafe-kafe gaul di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. N a h , dari ajang clubbing itulah saya mengenal Putri. Dan pada kesempatan di b u l a n J a n u a r i , Putri mengajak saya menghadiri pesta di kafe Manna Lounge. Dalam acara yang b e r l a n g s u n g m e g a h
000
L
onely Women. Itu memang malam gila. Tak pernah saya perkirakan undangan makan malam Dewita, sebut saja begitu, 32 172
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
173
M o a m m a r Emka
Roadshow Charlie W a n i t a 2 Jet Set
penuh dengan gebyar pesta dan dihadiri ratusan nite-society itulah, Putri mengenalkan tiga orang karib wanitanya dan seorang laki-laki bule berpostur tinggi dengan kumis tipis dan berkepala plontos, sebut saja Richard, 30 tahun yang berprofesi sebagai DJ, Tiga wanita itu masing-masing bernama Dewita, Leni, dan Mary. Leni kira-kira berumur 27 tahun dengan potongan rambut pendek dan memiliki badan sedikit gemuk. Wanita yang sehari-harinya menyukai rok mini ini adalah anak seorang mantan pejabat teras di masa Orde Baru dan kini mempunyai usaha sendiri di bidang restoran. Salah satu restoran yang dikelolanya berada I kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Mary sendiri berstatus janda beranak satu, berumur 34 tahun dan mempunyai usaha sendiri di bidang jual beli barangbarang antik. Mary mempunyai dua outlet besar di kawasan Ciputat, Jakarta Selatan. Dan satu outlet di Jl. Surabaya. Mantan suaminya meninggalkan warisan dalam jumlah besar. Cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya selama puluhan tahun.
Sementara Dewita seperti disebut di atas adalah mantan penyanyi dan model yang menikah dengan seorang pria kaya. Kabarnya, pria itu seorang pengusaha keturunan yang mempunyai perusahaan di manamana. Hanya saja, statusnya hanya men-jadi istri kedua. Dewita menempati sebuah rumah besar di kawasan Kemang dan apartemen mewah di bilangan Kuningan. Status istri kedua, membuatnya lebih banyak menjalani hidup keseharian layaknya wanita-wanita single. Tak heran, kalau Dewita lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kawan-kawan dekat-nya. Praktis, Dewita hidup layaknya 'membujang'. Makanya, ia lebih sering menghabiskan hari-harinya di apartemen. Dewita Cs termasuk familiar di lingkungan nite-society. Apalagi, bagi mereka yang masuk katagori clubbers murni. Dari kafe ke kafe maupun dari klub ke klub. Maklum, menurutnya, ia tak punya kegiatan apa pun, sementara di rumah ia tinggal seorang diri. Dan salah satu kegiatan untuk membunuh sepinya, tak lain dengan pergi dari kafe ke kafe atau dari klub ke klub.
174
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
175
Moammar
Emka
Bisa dipastikan, d a l a m satu m i n g g u Dewita Cs bisa melanglang malam dari satu tempat hiburan ke hiburan lain. Dalam semalam, mereka bisa mampir ke tiga sampai empat tempat sekaligus. Ini bisa d i m a k l u m i . Sebagai wanita, mereka barangkali memang kesepian dan butuh pelampiasan. Dewita misalnya, status istri k e d u a m e m b u a t n y a lebih b a n y a k menjalani hidup sendirian. Hidupnya yang serba kecukupan, ternyata bukan jaminan Dewita merasa memiliki makna hidup yang sebenarnya. Apa yang disebut kebahagia-an, baginya seperti sebuah misteri. Dalam sepinya, ia merasa menjadi wanita yang hidup di awang-awang. Perasaan itu makin membuncah dengan tidak kunjung datangnya seorang momongan. Rumah tangga yang telah ia bangun selama lima tahun lebih, tak berbuah apaapa. Ya, apalagi kalau bukan rasa sepi dan keputusasaan yang kian menghimpit perasaannya. Secara finansial, Dewita tidak kekurangan. Malah boleh dibilang, berlebih. Begitu juga dengan Leni, Mary dan Putri. Mobil mewah, rumah mewah, apartemen 176
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Roadshow Charlie W a n i t a 2 Jet Set
mewah dan uang berlimpah. Semua ada pada diri Dewita. Usaha restoran yang dikelola Leni meski tak ramai saban hari, tapi baginya cukup u n t u k biaya h i d u p m e w a h sehari-hari. Rumah besar, mobil BMW Seri 5, perhiasan mahal dan sebagainya. Sementara Mary yang berstatus janda, m e m p u n y a i kekayaan lebih dari cukup. Usaha barang antiknya, sejauh ini memberi keuntungan yang berlipat. Dan Putri, meski belum setenar selebriti papan atas, tapi ia mempunyai seorang suami bule yang selalu memberinya nafkah hidup. Meski jarang b e r a d a di Jakarta, ribuan dolar selalu diperolehnya saban bulan. Ya, begitulah mereka. Secara materi, mereka serba kecukupan. Uang ada, apa-apa tersedia. N a m u n , ada yang hilang dari mereka: kebutuhan batin! Masalah yang satu ini, dirasakan mereka jauh dari cukup, bahkan sangat kurang. Dewita yang selalu kesepian karena hanya mendapati suaminya sebulan dua atau tiga kali. Belum lagi rasa frustasi karena anak yang ia dambakan tak kunjung datang.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
177
M o a m m a r Emka
Roadshow Charlie W a n i t a 2 Jet Set
Begitu juga dengan Leni yang 'jarang' menemukan cinta tulus laki-laki. Atau Mary yang hictup dalam kemewahan tapi jiwanya k o s o n g karena tak t a h u mesti k e m a n a membawanya hidupnya. Atau seorang Putri yang kehilangan kepercayaan diri karena karir artisnya tak kunjung m e m u n c a k , ditambah dengan jarangnya suami di sisinya.
m e n g h a r a p imbalan u a n g j u t a a n , atau taruhlah sebuah mobil. Seperti yang sudah direncanakan, kami bertemu di apartemen Dewita di bilangan Kuningan p a d a pukul 19.00 WIB. Apartemen itu berada di lantai 12. Kami bertemu di lobi d i m a n a Dewita s u d a h stand-by menunggu. Setelah semua kumpul, kami langsung naik ke atas. Apartemen Dewita bernomor 1216. Ruangannya memang tak begitu luas tapi terasa mewah. Ada ruang tamu dengan sofa kulit warna hitam-kecoklatan, televisi dan meja-meja kecil di bebera sudut dengan vas bunga di atasnya. Ruang utamanya adalah sebuah kamar dengan ranjang besar bersprei warna biru langit. Kamar inilah yang menjadi istana Dewita. Sementara tak jauh dari meja makan dan dapur, terdapat satu kamar lagi dengan ukuran lebih kecil. Dewita, Leni, Mary dan Putri tampak begitu akrab. Sambil menyalakan sebatang r o k o k p u t i h , Dewita m e n y i l a k a n saya memilih minuman favorit. Di rak lemari, tersedia beberapa botol m i n u m a n yang tertata rapi.
Roadshow Party. Perasaan senasib itulah, pada akhirnya membuat mereka merasa cocok. Dan jadilah mereka seperti sebuah grup wanita kaya yang kesepian tanpa laki-laki dan selalu mencari hiburan dengan pergi dari satu kafe, diskotek, pub dan ujung-ujungnya mereka larut dalam rayuan kenimatan drug. D e n g a n u a n g , mereka m u d a h m e n d a p a t k a n laki-laki. Tapi, a p a l a h arti k e b a h a g i a a n sesaat y a n g h a n y a berl a n d a s k a n nafsu. Mereka p u n m a s i h memiliki perasaan ingin dicinta, dimanja dan dibelai pria-pria terkasih, bukan pria yang hanya memberi cinta sesaat dengan
178
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
179
M o a m m a r Emlca
Roadshow Charlie W a n i t a 2 Jet Set
Dalam beberapa menit, kamar Dewita mulai hidup. Leni dengan cekatan menghidangkan segelas Chivas Regal plus ginderel. Sementara Dewita memesan makan malam lewat telepon. Mary sendiri asyik membetulkan dandanannya. Hanya sekitar 25 menit kemudian, di meja sudah terhidang makan malam. Layaknya sebuah keluarga, kami menikmati makan malam bersama. Ada menu Ayam Nanking, ada salad segar, ada juga steik. Musik-musik berirama RnB menyusup perlahan ke dinding-dinding ruangan. Makan malam itu pun usai dalam hitungan menit. Sesi berikutnya adalah bincang-bincang santai sambil tak hentihenti menghembuskan asap rokok. Canda manja kerap mewarnai obrolan malam itu. Meski dibalut rasa sepi, tapi wajah mereka tetap segar dan tampak cantik terpoles makeup bermerek. Belum lagi aneka perhiasan mahal yang melekat di badan, menambah pesona tersendiri. Cerita demi cerita tentang mereka, sedikit banyak mulai terkuak. Gambaran tentang siapa Dewita, Leni dan Mary mulai nyata di mata saya. Wanita-wanita kesepian yang
hidup tanpa pijakan pasti. Wanita-wanita yang hidup dalam kebahagiaan semu. Begitulah kira-kira gambaran sederhananya. Cerita makan malam itu pun sontak berubah. Mendekati pukul 21.00 WIB, di atas meja sudah bukan lagi aneka makanan dan buah segar yang terhidang. Tapi, di atas meja kaca itu sudah tersedia sebuah nampan hitam yang di dalamnya berisi serbuk putih lengkap dengan uang lembaran US $100 yang tergulung rapi dengan dua lubang. "It's time for Charlie," teriak Dewita. Pada detik berikutnya, Dewita, Leni, Mary dan Putri sudah duduk berkumpul di meja. Dewita terlebih dahalu memanas-kan nampan hitam itu ke dalam microwave sekitar satu menit. Dan tak lama setelah itu, ia membagi serbuk putih itu ke dalam beberapa bagian dalam bentuk memanjang. Dengan bergantian, mereka mulai menyisir bagian demi bagian serbuk putih itu dengan uang seratus dolar yang tergulung rapi. Rupanya, Charlie yang disebut Dewita itu tak lain adalah serbuk kokain. Entah sudah berapa kali, mereka silih berganti
180
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
181
M o a m m a r Emka
Roadshow Charlie W a n i t a 2 Jet Set
menghirupnya dan sesekali mengusapkannya ke dalam mulut. Wajah-wajah mereka tampak lebih segar. Musik yang awalnya pelan melan-tun, mulai b e r u b a h sedikit k e r a s . M u s i k - m u s i k berirama trance dan garage meng-iringi mereka berdansa. Baru p a d a p u k u l 23.00 WIB, mereka mengajak keluar. Tempat yang menjadi persinggahan pertama adalah klub JC di hotel LM, kawasan Senayan. Di situlah m e r e k a berjoget d a n m e n g h a b i s k a n bergelas-gelas minuman. Beberapa kenalan, sesekali mampir dan bergabung. Pukul 01.00 WIB dini hari, mereka keluar dari klub JC dan lanjut ke RT, sebuah bardiskotek di kawasan Gatot Subroto. Di dalam mobil, mereka masing-masing berbagi pil ecstasy. Dewita menenggak setengah, Leni, Mary dan Putri hanya sepertiganya. Katanya, pil setan itu didapat langsung dari Belanda. "Ini barang asli lho, jangan over dosis," p e s a n Dewita m e n g i n g a t k a n t e m a n temannya.
Di dalam diskotek RT, mereka langsung larut dalam irama musik garage dan trance yang menyentak. Seolah tak ada capeknya mereka terus bergoyang mengikuti detik demi detik lagu. Beberapa butir keringa t a m p a k m e m b a s a h i wajah m e r e k a . Di sinilah, mereka bertemu dengan Richard, DJ asal L o n d o n y a n g b e b e r a p a kali menyuguhkan suguhan apik di sejumlah kafe gaul di Jakarta dan Bali. Pukul 03.30 WIB, RT tutup. Dan mereka memutuskan melanjutkan roadshow malam ke diskotek SD di kawasan Kota. Di dalam perjalanan, Dewita lagi-lagi saling membagikan pil setan. "Gue u d a h sedikit ngedrop nih, bagi sepertiga lagi d o n g , " bisik Wina d a n l a n g s u n g m e l a r u t k a n diri d i a n t a r a kerumunan tamu yang tengah berajojing kesetanan. Musik house yang mendominasi ruangan SD, sontak membuat mereka p u n makin larut pesta gila. Saya hanya bisa gelenggeleng kepala dan tak habis mengerti apa yang didapat dari semua itu. Malam itu mereka tampak bahagia dengan senyum lepas dan wajah bersemangat.
182
| Sox & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
183
M o a m m a r Emka
Roadshow Charlie W a n i t a 2 Jet Set
Ketika melihat jam, saya baru tersadar kalau hari sudah pagi. Sudah pukul 07.45 WIB. Selama berjam-jam mereka masih saja asyik dan enjoy dengan bergoyang. Sekitar pukul 08.00 WIB, mereka beranjak pulang menuju apartemen Dewita. Tak ketinggalan, Richard pun ikut serta. Rasa kantuk sudah sejak dari pukul 05.00 WIB, menggelayut di mata saya. Tapi, karena tak enak, saya berusaha mem-bunuhnya dan sebisa mungkin ikut enjoy bersama mereka. Sesampainya di apartemen, ternyata pesta belum juga usai. Dewita mengeluarkan nampan hitamnya lagi. Tiga butir pil setan ia letakkan di atas meja. Richard membaginya dalam beberapa potongan kecil. Saya hanya geleng-geleng kepala ketika Richard menyodorkan satu potongan kecil. "Nggak biasa. Saya minum saja, ok," tolak saya, halus. Dan pesta p u n berlanjut. Lagi-lagi, mereka bergantian menghirup Charlie alias kokain secara bergantian. Pil setan yang sudah terbagi dalam beberapa potongan tak luput menjadi 'hidangan' tambahan. Musik terus saja mengalun. Mereka melanjutkan
goyangnya. Pagi menjelang siang itu pun, makin terasa gerah. Jam sudah menginjak pukul 11.00 WIB. Richard yang memang mempunyai wajah ganteng, menjadi most target. Entah siapa yang memulai, Dewita dan Leni bergantian menciumnya dalam-dalam. Saya tak tahu, adegan apa lagi yang terjadi, karena sofa empuk membuat saya terlelap. Dan ketika terbangun pada pukul 16.00 WIB, saya m e n d a p a t i Leni dan Dewita berada di kamar utama. Mereka berada dalam satu ranjang. Entah apa yang terjadi, tapi tampaknya sebuah adegan pesta seks sudah terjadi. Saya hanya bisa mendugaduga, lain tidak! Baju yang melekat di tubuh mereka, tak ada yang beraturan. Sementara Mary dan Putri masih lelap di kamar samping. Apa yang mereka dapat dari semua itu, saya belum menemukan jawaban p a s t i . Tapi, t a m p a k n y a u n t u k sejenak mereka bisa lari dari beberapa persoalan yang menghimpit. Ya, hanya untuk sejenak, barangkali malah dalam hitungan detik. Tapi kemudian, persoalan itu akan datang lagi
184
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
185
M o a m m a r Emka
dan mereka akan kembali melakoni malammalam nista.[]
11
"Melrose Place" High Callgirls
Sebuah hunian ala Melrose Place hadir di metro-city, Jakarta. Sewanya, Rp 2 juta sebulan. Pria wanita berbaurjadi satu. Dari wanita malam, GM sampai wanita simpanan. Seks bebas dan obat-obatan menjadi menu sehari-hari.Beberapa diantaranya jadi model dan bintang sinetron.
S
ebenarnya, kami tak sengaja h a r u s berkunjung ke Apartemen Mawar, sebut saja begitu, tempat hunian gaya hotel dan tempat kost di bilangan Mangga Dua, daerah hunian dan perdagangan di metropolitan Jakarta. Levy, seorang model baru yang wajahnya menghiasi beberapa tabloid dan majalah hiburan, mengundang kami ke ' a p a r t e m e n ' n y a tersebut. " N a n t i saya kenalkan beberapa teman. Cantik-cantik," katanya setengah bergurau.
186
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
187
M o a m m a r Emka
Levy memang gampang akrab. Sebagai pendatang baru di dunia 'keartisan', gadis berusia 20 tahun berasal dari Semarang ini cukup ramah dan agresif. la mudah diajak berbincang, makan dan ke diskotek. Selama tak bentrok dengan kegiatan yang lain. Entah, a p a k a h ia m u d a h akrab karena dengan wartawan atau pergi dengan orang lain. Tapi undangan makan malam seorang wanita cantik macam Levy jelas tak kami lewatkan.
M
ini Melrose Place. A p a r t e m e n Mawar itu terletak di jalan SM di kawasan dan perdagangan Mangga Dua. Bangunan tersebut kiranya cukup mewah dengan pagar tinggi dan pintu gerbang mentereng. Sebutan mini Melrose Place t a m p a k n y a cukup p a n t a s . Pintu masuk dijaga dua sekuriti. Memasuki halaman d e p a n , k a m i m e l i h a t sekitar 20 mobil diparkir rapi. Dari jenis BMW sampai Kijang Baru. Tak ada papan nama. Orang sekitar dan penghuni mini-MP itu menyebutnya sebagai a p a r t e m e n SM. Di r u a n g jaga 188
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Melrose Place" High Callgirls
sekuriti, tertulis p a p a n p e r a t u r a n bagi penghuni dan tamu. Salah satunya, tamu dilarang berkunjung di atas pukul 00.00 WIB. "Ala, nggak berlaku. Cuek aja," sergah Levy yang menjemput di bawah begitu kami menghubunginya per telepon. Kami melewati deretan kamar-kamar layaknya di hotel. Masing-masing kamar, tertulis nomor di pintu berwarna biru muda. Dinding serba putih. Di samping pintu di lorong selebar 25 meter itu, masing-masing tertata meja-kursi. Kala itu jam s u d a h menunjuk pukul 20.00 WIB. Di meja-kursi itu tampak beberapa pasang pria-wanita asyik bercengkrama. Beberapa wanitanya hanya mengenakan celana pendek dengan T-shirt. Ada juga yang mengenakan T-shirt terusan tipis. Sebelum sampai di tangga, terdapat sebuah taman mini yang berisi aquarium besar lengkap dengan meja kursi. Tak jauh dari aquarium, terdapat kantin. Beberapa pria bermata sipit duduk meja kursi itu. "Kita naik ke lantai lima," ajak Levy. Tak ada lift. Kami secara beriringan menaiki anak tangga berlantai porselin putih itu. Di lantai dua, tiga dan empat, kami menyempatkan Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1 89
M o a m m a r Emka
Melrose Place" High Callgirls
diri untuk mengamati lorong yang diisi deretan kamar dengan desain dan model serupa. Sama seperti pemandangan di lantai dasar. Tiap kamar punya nomor dengan pintu warna biru muda. "Kamar aku paling ujung." Kami melihat nomor 408 di pintu kamar Levy. Di sebelah kanan pintu, terdapat pintu terbuat dari besi menerawang. Dari sini, kami dapat melongok p e m a n d a n g a n di bawah d a n pemukiman sekitar gedung berluas sekitar 1000 meter persegi. Terdapat meja kursi dan tanam-tanaman. Sekilas tampak seperti garden-terrace. Interior serupa bisa juga ditemukan di keempat lantai lainnya. Levy m e m p e r s i l a h k a n kami m a s u k . Lampu neon menyala terang. Udara AC menyebar ke seluruh ruangan. Suasana kamar yang luasnya tak lebih dari 7X7 meter per segi dengan sewa Rp. 2 juta per bulan itu penuh sesak oleh aneka perabotan dan baju. Sebuah spring-bed bersprei warna jingga terhampar. Ruangan kamar itu tidak seperti apartemen kebanyakan yang punya prototype kamar studio dengan tata ruang serba terbuka. Namanya juga semi apartemen.
Ruangan itu terdiri dari kamar tidur terletak di ruang utama dan kamar mandi dekat pintu masuk. Tentu saja, tampak sangat p e n u h sesak. Ada almari, meja televisi, kulkas, rak baju dan meja rias. Tapi yang menarik untuk seorang lakilaki a d a l a h b e b e r a p a foto Levy y a n g terpampang dinding bercat serba putih. Semua seksi. Malah, dua diantaranya nyaris tanpa busana sehelai benang p u n . Kami terkejut untuk sesaat. Foto-foto itu dipajang dalam bungkusan frame besar. Di kamar mandi seluas l x l meter itu, foto-foto Levy yang termuat di beberapa majalah/tabloid Ibukota memenuhi dinding dan pintu. "Aku ganti baju dulu ya." Suara Levy memecah keheningan. Gadis dengan tinggi 172 cm d a n b e r a m b u t ikal s e b a h u itu membuka lemari. Astaga! Entah berapa ratus baju yang dikoleksi. Sebuah daster tipis diambilnya. Levy menghambur ke kamar m a n d i . Gemericik air shower t e r d e n g a r p e r l a h a n . Di atas p e m b a r i n g a n y a n g s e h a r u s n y a jadi t e m p a t tidur, k a m i menyalakan tv ukuran 29 inci. Rupanya, fasilitas chanel tv pun lengkap. Kami memilih chanel Cinemax. Di meja tv itu ada peralatan
190
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
191
M o a m m a r Emka
" M e l r o s e Place" High Callgirls
multi media yang lumayan komplit. Video CD, Laser Disc dan tape recorder menyatu dalam meja kaca. Empat sound system, dua berdampingan dengan tv dan dua lainnya menggantung di sudut ruangan kanan-kiri. Tumpukan VCD dan laser disc tertata rapi di sebelah tv. Kami mencoba melihat beberapa judul VCD itu. Astaga, bergambar adegan seks. Hanya satu kesimpulan, VCD porno! Pintu k a m a r m a n d i t e r k u a k . Levy muncul dengan handuk di kepala. Daster tipis membalut tubuhnya yang ramping dan seksi. Di dalamnya ada celana mini. Dadanya tampak membusung di atas ukuran 36 B. Wajahnya tanpa rasa jengah dan malu. Padahal, dihadapannya adalah laki-laki asing. Atau mungkin ia percaya, kami tidak akan berbuat macam-macam. "Aku panggil Vivi dan Anita." Jemari Levy yang disepuh kutek cokelat tanah menekan angka 419 dan 212. Rupanya, Levy hendak mengundang beberapa temannya. Levy menghenyakkan pantatnya di atas kasur. Cuek! Sambil menyalakan rokok Dunhill Light kegemarannya, Levy memindahkan channel. "Kita karaoke saja. Seru,"
tawarnya sambil bangun dari duduknya. Ia mengambil CD koleksi lagu-lagu nasional terpopuler. Ketika lagu Alda, Aku Tak Biasa, mengalun di bibir. Vivi dan Anita muncul bersamaan. Kedua gadis itu langsung ikut n i m b r u n g di atas t e m p a t tidur. Vivi mengenakan celana pendek dengan T-shirt p u t i h , s e m e n t a r a Anita m e m b u n g k u s tubuhnya yang sintal dengan baju terusan warna biru. Ketiga gadis itu bergantian menyanyikan lagu-lagu kesukaan mereka, Anita terdengar fasih dan merdu melagukan "Tenda Biru", Desy Ratnasari. Setelah sekitar d u a - e n a m lagu terdengar, m e r e k a menyudahi karaoke dengan lagu penutup "Pernikahan Dini" milik Agnes Monica.
192
| Sex & City; Jakarta Under Cover
G
adis Malam. Jam 21.15 WIB. Di atas kasur itu kami mulai mendengarkan cerita ketiga gadis yang sama-sama menebar bau h a r u m dari tubuhnya. Pembicaraan malam itu berpusat pada masalah laki-laki. Mungkin karena merasa akrab, mereka tanpa malu-malu bercerita apa adanya. Laki-laki. Satu kata itu seperti menjadi kata wajib bagi Levy, Vivi dan Anita tiap kali Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1 93
M o a m m a r Emka
mengurai cerita. Levy, yang mengaku asli Malang itu bercerita ihwal perjalanan hidup. Mengapa ia sampai ke Jakarta, tak lain lantaran laki-laki juga. Levy mau dijodohkan oleh orang tua, sementara ia telah punya pujaan hati sendiri. Akhirnya, ia nekad k a b u r b e r s a m a lelakinya, A g u s , n a m a samaran. Padahal, kala itu usianya baru 17 tahun. Enam bulan mengarungi hidup di Ibukota, selama itu Levy dan Agus tinggal di sebuah kontrakan layaknya suami-istri. Levy pun hamil. Terjadi cekcok, Levy kabur dan menggugurkan kandungannya. Sampai akhirnya, ia bertemu seorang papi dan dipekerjakan sebagai gadis malam. "Aku m e n e m a n i t a m u u n t u k k a r a o k e atau berjoget," akunya. Dari situlah, hidup Levy perlahan mulai berubah. Postur tubuh seksi dan wajah cantik membawa Levy ke dunia model. Vivi yang baru berusia 21 tahun dan Anita, 23 tahun, ternyata berprofesi sama d e n g a n Levy. Keduanya gadis m a l a m . H a n y a saja, selain m e n e m a n i t a m u berkaraoke, Anita yang dikaruniai suara m e r d u sukses merambah jalur penyanyi 194
| Sex & City; Jakarta Under Cover
" M e l r o s e Place" High Callgirls
pub. Gadis asli Manado itu sukses menciptakan beberapa lagu dangdut. Bahkan, ia mengaku hampir menelorkan album pada usia 18 t a h u n a n d a i saja ia m e n e r i m a "ajakan" seorang produser ke tempat tidur. Sementara Vivi yang mengaku asli Jakarta itu saban hari menunggu untuk diajak bosbos bergoyang atau sekadar makan malam. Lewat percakapan itu, kami tahu mereka adalah gadis malam. Menariknya, sebutan wanita malam bagi ketiga gadis itu tidak seperti wanita malam kebanyakan yang konotasinya pekerja seks komersial. Bagi Levy, Vivian dan Anita, profesi wanita malam yang dilakoni sehari-hari lebih banyak berkecimpung dari karaoke, arena kasino dan diskotek. Aktivitas itu praktis mereka jalan pada malam hari hingga dini. Kala siang, mereka lebih b a n y a k menghabiskan waktu di kamar. Sekadar menonton acara televisi, meng-obrol dengan tetangga kamar atau terlelap dibuai mimpi. Namun bukan berarti mereka menolak transaksi cinta. Tidak, namanya juga gadis bayaran. Hanya saja, transaksi cinta itu menjadi prioritas nomor sekian ketika m e r e k a t e n g a h menjalankan profesi. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1 95
M o a m m a r Emka
Maklum, Anita dan Levy misalnya, telah mempunya pria sendiri. Pria-pria itulah yang memberi mereka nafkah lahir dan batin. Sementara Vivi baru saja putus dengan pria-nya dan kini ia sendiri. Pria-pria yang menjadi "suami" Levy dan Anita, termasuk golongan kaya raya. "Suami" Levy bukan seorang keturunan tapi berwarga negara asing dan namanya cukup populer lantaran mempunyai perusahaan rumah produksi kelap atas. Sedangkan Anita menggaet pria bermata sipit yang punya toko alat-alat elektronik di kawasan Mangga Dua.
D
rug & Blue Video. Malam Minggu, suasana apartemen Edelweis lebih ramai. Puluhan pasangan pria-wanita memenuhi meja-kursi depan kamar. Dari halaman depan, kami dapat melihat, gardenterrace yang ada di tiap lantai, disesaki dengan canda-tawa pria-wanita yang berbaur. Sesekali terdengar denting gelas dan desah manja di lantai dua. Di depan kamar bernomor 212 kami melihat Anita tengah dipangku seorang pria sipit berkulit 1 96
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Melrose Place" High Callgirls
putih. Begitu melihat kedatangan kami, Anita mempersilahkan kami singgah sejenak. Kami diperkenalkan dengan pacarnya, Dick (34), pemilik tokok elektronik itu. Kami diajak masuk ke kamar Anita. Interiornya sama persis dengan kamar Levy. Hanya saja, kamar Anita lebih ramping lantaran perabotan tidak terlalu banyak. TV 29 inci, laser-disc, video CD, tape recorder dan lain sebagainya. Di atas meja tv, kami menemukan dua bong yang bisa dipakai untuk menghisap shabu-shabu. "Mau nonton BF nggak. Cuek saja. Suami-ku orangnya asyik kok," tawarnya sambil melirik ke arah Dick yang mengulum senyum simpul. Dan benar saja! Film BF Mandarin diputar. Anita dan Dick tampak biasa-biasa saja, menikmati tontonan mesum itu dengan santai. Volume tv dipatok pada angka 25. Nyaring terdengar di telinga. Kedua pasangan "suami-istri" itu duduk berpelukan. "Film beginian di sini menjadi tontonan sehari-hari. Cek saja, di kamar sebelah pasti lagi nonton film 'unyil' juga," kata Anita. Kamar itu memang tak kedap
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
197
M o a m m a r Emka
suara. Desahan di kamar sebelah, bisa terdengar jelas di kamar Anita. Dari atas tempat tidur itu, Anita bangun dan mengambil bong di atas tv. Dari dalam laci meja rias, Anita mengambil sebungkus plastik kecil berisi butiran warna perak mengkilat yang tak lain shabu-shabu, lembaran timah tipis yang sudah terpotongpotong rapi dengan lekuk lurus di tengah dan sebuah kompor kecil terbuat dari botol parfum dengan sumbu. Dengan bong itulah Anita mulai menyedot shabu-shabu dari mulutnya. Dick melakukan hal yang sama. Sesekali mata k e d u a n y a m e n y a k s i k a n adegan film porno yang masih berjalan. Karena merasa tidak enak, kami pamit ke kamar Levy. Keduanya mengantar kami sampai depan pintu. "Ntar aku nyusul. Aku lagi sange nih," ceplosnya enteng. Istilah "sange" itu bermakna sakaw ber-hubungan badan dengan lawan jenis. Keduanya segera menutup pintu. Kami naik ke lantai lima. Begitu menapaki lantai empat, kami malah bertemu Vivi yang tengah memberi uang pada seorang office boy. Kami diminta m a m p i r ke kamarnya, 419. Kamar Vivi b e r a d a di t e n g a h - t e n g a h . Ketika kami 198
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Melrose Place" High Caligirls
hendak masuk, kami melewati sedikitnya empat-lima kamar. Di depan kamar 215, kami bertemu dengan beberapa p e m u d a yang asyik mengobrol d e n g a n seorang wanita. "Itu Ayu. Biasa bertugas di JM," tandas Vivi memberi keterangan. Rupanya, menurut Vivi, Ayu dikenal sering menggelar pesta shabu-shabu rame-rame di dalam kamar. Para p e m u d a itu menyedia-kan " b a r a n g " , sementara Ayu m e n y i a p k a n kamar sebagai tempat pesta. "Gila juga!" pikir kami. Sebelum masuk ke kamar Vivi, persis di sebelahnya, terdengar house music menghentak dengan pintu kamar tertutup. "Paling-paling si Angel triping bareng "pria" b a r u n y a . " Lagi-lagi Vivi m e m b e r i penjelasan. Pintu kamar Vivi terbuka. Dan kami dikagetkan dengan hadirnya pemuda yang hanya mengenakan celana p e n d e k dan bertelanjang dada tengah tiduran di atas kasur tengah menonton film porno gaya triple. "Sorry, aku lupa bilang," tandas Vivi. Kami l a n t a s d i k e n a l k a n p a d a p e m u d a bernama Jo (27) itu. Jo buru-buru mengambil kaos dan pamit turun ke bawah. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
1 99
M o a m m a r Emka
Melrose Place" High Callgirls
Jo, ternyata tinggal satu a p a r t e m e n dengan Vivi. la tinggal di lantai satu. Pemuda yang memiliki paras lumayan ganteng itu bekerja di sebuah studio foto. Hobinya main judi dan pengguna drug. "Aku lagi pengin. Ya udah, aku telepon Jo," akunya. Astaga! Vivi tidak hanya sekadar menelepon Jo untuk bercakap-cakap. Rupa-nya, waktu berpapasan dengan kami, Vivi baru saja selesai bermain cinta dengan Jo. Di atas meja rias Vivi, kami menemukan kartu voucher handphone bekas. Di atas kartu itu masih tersisa serbuk putih yang kami pastikan kokain. Di dekat kartu itu terdapat sedotan dalam ukuran pendek yang biasa digunakan untuk minum teh botol. "Jo yang bawa. Aku tinggal makai," ujarnya. Di atas pembaringan, Vivi menghabiskan sisa kokain. Gadis berambut lurus dan berbadan langsing itu lantas masuk ke kamar mandi. "Aku mandi dulu. Soalnya, jam 23.00 n a n t i a k u ada janji," t u k a s n y a . Kami mengamati isi kamar Vivi. Ada sebuah piala besar dipajang tak jauh dari meja tv. Piala penghargaan untuk prestasi Vivi dalam bidang modelling yang diraih pada Agustus 1999. Pemilik badan betinggi 168 cm itu
pernah menghiasi layar kaca lewat beberapa sinetron meski bukan pemeran utama. Di d i n d i n g k a m a r Vivi t e r p a m p a n g fotofotonya dalam ukuran besar hasil jepretan studio terkenal, ZT. Dalam lemari kaca, tampak p u l u h a n VCD p o r n o . Uniknya, beberapa sampul VCD itu telah berganti wajah Vivi dalam keadaan nudies, tanpa busana. "Bagus nggak? Aku yang membuat-nya." Suara Vivi yang baru saja keluar dari kamar mandi mengagetkan kami. Diambil-nya gaun panjang hitam dari almari. Dengan cueknya, Vivi duduk di kursi depan cermin. Hanya mengenakan handuk bra dan celana d a l a m dan m e n u t u p t u b u h n y a d e n g a n handuk putih. Dibiarkannya kami menunggu sambil menonton program acara CNN. "Kok film 'unyil'-nya dimati-kan," sergahnya sembari mengoles badan dengan hand body lotion merek terkenal. Wajah oval b e r d a g u lancip dipoles dengan masker sebelum dibumbuhi bedak tipis. Bibir yang tampak ranum itu disepuh lipstick warna marun. Lewat jam 23.25 WIB, handphone Vivi berdering. Sambil berbicara, Vivi merapikan
200
| Sox & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
201
M o a m m a r Emka
"Melrose Place" High Callgirls
gaun malam. Sepatu hak tinggi, tas mungil melingkar di pinggang. Bau parfum semerbak terimbas hembusan AC. "Aku mesti pergi. Kita ke kamar Levy," ajak Vivi.
yang sudah terlanjur janji. Levy lantas mengajak kami masuk kamar. Lampu besar sengaja tidak ia nyalakan. Ia memilih memilih bola lampu yang menempel diantara bunga ma war hias di atas kulkas. Diputarnya lagu J SHU Believe milik Mariah Carey. Tidak seperti hari kemarin, malam itu wajah Levy tampak lusuh. Tanpa kami minta, Levy menceritakan hari-hari "buruk" yang dialami. Pacarnya sudah dua minggu tak menelepon. Janji mau menjemput dan mengajaknya jalan-jalan tak ditepati. Jatah uang bulanan yang biasanya mencapai Rp 10 juta sebulan, belum juga disetor. Kekecewaan itu ia tumpahkan dengan mengajak tidur "suami" Mona. Padahal, selama 6 bulan dipelihara, Levy nyaris menjadi wanita setia. Artinya, status malam yang ia lakoni tak lebih dari peneman tamu di meja dinner atau sofa karaoke. Itupun ia batasi, se-minggu 1-2 kali. Levy selalu menolak ajakan transaksi cinta. Padahal sebelumnya, Levy termasuk gadis malam yang ready for everything. Makanya, kesetiaan yang dipupuk itu membludak begitu mendapati pacarnya tak menghiraukan. Levy menggoda pria milik
G
anti Pasangan. Bertiga kami naik ke lantai lima. Terdengar suara orang berdebat. Kami melihat Levy tengah cek-cok dengan seorang wanita. Di samping wanita itu tampak pria ganteng berkumis tipis. Rupanya, Levy berantem dengan gadis bermana, Mona (25) lantaran Levy tidur dengan "suami"nya. Beberapa penghuni yang mangkir di kursi, tampak acuh tak acuh. Mona menuduh Levy tak tahu malu merebut pria orang. Levy tak mau kalah. Yang mengajak tidur pertama kali bukan dirinya, tapi suami Mona yang bernama Jefry (31). Bertiga kami menunggu Levy menyelesaikan masalah. Mona dan Jefry menutup pintu keras-keras. Levy sedikit kaget melihat kedatangan kami. "Sorry, lagi ada masalah sedikit," tegasnya. Vivi singgah sesaat lantas menghambur keluar. Maklum, ia harus menemui tamu 202
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
203
I M o a m m a r Emka
" M e l r o s e Place" High Callgirls
teman satu apartemen. Dan terjadilah percekcokan Levy dan Mona. Suami Mona sendiri sebenarnya berstatus sebagai GM yang memasok gadis-gadis penghibur kelas atas. Malah, sehari sebelumnya, Jefry baru mengirim tiga gadis untuk menemani dua p e n g u s a h a sukses d a n t e r n a m a u n t u k berkaraoke di hotel TA. Jam sudah menunjuk pukul 00.55 WIB. Levy yang hanya mengenakan celana super pendek dengan kaos ketat warna hitam. Rambut ikalnya diikat ke atas dengan syal hitam. Levy yang sejak tadi m e n e m a n i b e r b i n c a n g d e n g a n k a m i d i atas p e m b a r i n g a n , m e m b u k a laci meja rias. Dikeluarkannya sebuah bong dan timah tipis. Seperti yang dilakukan Anita, Levy p u n ternyata pengguna shabu-shabu. Asap putih mengepul di ruangan kamar Levy. Setelah menyedot sedikitnya empat-lima kali, Levy mengajak kami duduk di kursi luar. Meskipun sudah larut, tampak beberapa pria-wanita, sekitar enam orang, dudukduduk dan bercengkrama. Di garden-terrace, sepasang pria-wanita asyik bermain kartu. Kami duduk sambil terus menghisap rokok.
Dari sini, kami dengan bebas mengamati polah tingkah para penghuni apartemen itu. Sembari m e n d e n g a r k a n Levy t e r u s bercerita, kami tak memicingkan melihat ke lorong kamar. Dari tangga lan-tai 4 muncul s e p a s a n g p r i a - w a n i t a yang berjalan berpelukan memasuki kamar bernomor 412. "Sudah ganti pasangan lagi," timpal Levy. Rupanya, wanita itu bernama Susi (24), bekerja di sebuah perusahaan asuransi. Hanya saja, kalau siang ia bekerja kantoran, malamnya Susi bekerja sebagai gadis malam. "Lakinya banyak banget. Hari ini sama siapa, b e s o k sama y a n g lain lagi," ujar Levi memberi keterangan. Menjelang p u k u l 01.45 WIB, Levy mengatakan mau pergi ke diskotek DS di kawasan Kota. "Aku mau triping sambil nyari uang receh. Siapa tahu dapat kakap," ucapnya polos. Kami berpamitan. Kami menolak bergabung. Sepanjang perjalanan pulang, kami lagilagi tak h a b i s m e n g e r t i d e n g a n gaya kehidupan metropolitan yang makin gila. Benar-benar tak ada bedanya dengan gaya hidup di negara-negara Barat. Gaya hidup ala Melrose Place yang sarat akan free sex,
204
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
205
M o a m m a r Emka
gonta-ganti pasangan dan hamba drug tergambar jelas di apartemen Edelweis. Apartemen itu kabarnya milik seorang pengusaha keturunan yang namanya cukup disegani di kalangan pemilik tempat hiburan di Jakarta. Beberapa kali, apar-temen Edelweis di'gerebek' aparat keaman-an, namun sejauh ini apartemen itu tetap diminati. Semua kamar terisi. Tampaknya, lokasinya yang sedikit tersembunyi, dekat dengan pusat kota dan kebebasan yang diberikan pada penghuni, membuat apartemen itu laris. Apartemen yang penuh cerita tentang kehidupan wanita malam dengan gaya hidup bebas yang penuh fatamorgana. Tampak gebyar, tapi sangat muram. []
206
| Sex & City; Jakarta Under Cover
12
Order Orgy Rumah Cinta XXX
Sebuah place of massage dengan gadisgadis cantik, supel dan perayu. Tak hanya menyuguhkan layanan full service tapi juga seks dobel bahkan tripel.
M
estinya saya tak perlu repot-repot mampir di kafe Zanzibar di kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan kalau saja hujan deras yang menggempur kota Jakarta sejak siang hingga sore, mau reda. Jalanan macet dengan antrean mobil panjang di jalan-jalan utama, membuat saya memilih menghabiskan saat-saat happy-hours sambi menyeruput segelas kopi panas dan menyantap sepiring roti garlic hangat. Dan mestinya, saya tak mesti berlamalama sampai pukul delapan malam, kalau saja sosok Antoni, 29 tahun, muncul di
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
207
O r d e r O r g y Rumah Cinta X X X
M o a m m a r Emka
depart meja yang say a tempati. Antoni ini termasuk kawan lama, dan sudah lebih dari dua tahun saya mengenalnya. Bujangan yang sehari-hari menghabiskan waktu di sebuah kafe gaul bernama AT, di bilangan Sudirman, menjabat sebagai operationalmanager, sudah sering menemani saya road show ke sejumlah kafe dan diskotek. Dan tidak jarang, Antoni inilah yang sering banyak mensuplay informasi seputar isu-isu kehidupan malam di seputar Jakarta. M a k l u m , r u a n g lingkup kerjanya yang banyak berhubungan dengan aneka macam tamu dari berbagai kalangan yang berbeda, yang rata-rata doyan kelayapan malam, m e m b u a t n y a sedikit b a n y a k d a p a t menyerap info-info terbaru. Makanya, sore yang mestinya hanya menjadi persinggahan satu atau dua jam itu, malah molor hingga malam menjemput. Kalau dihitung-hitung, tak kurang dari empat jam kami nongkrong di kafe. Dari sekedar minum kopi sampai akhirnya tak kurang dari tiga gelas Black Russian saya tenggak, sementara Antoni tak kurang dari tiga gelas Jack Daniel, on the rock!
208
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
R
umah Cinta. Entah sudah berapa kami bercakap dengan topik macam-macam. Dari ngobrol soal tarik menarik bisnis kaferestoran sampai isu terbaru tentang skandal cinta sejumlah artis. Dan yang pasti, kami bertukar informasi seputar gemerlap malam Jakarta yang tak pernah mati. Tentang gadis-gadis order alias call-girls yang kini makin marak keluar sarang dengan beroperasi di kafe-kafe elit, tentang menum e n u gres yang d i s u g u h k a n sejumlah tempat hiburan malam, juga tentang gosipgosip pesta pribadi yang sempat kami d e n g a r d a n menjadi p e m b i c a r a a n d i kalangan nite-society. Ini untuk kali kesekian, kami terlibat pembicaraan santai malam itu. Ketika jam berdetak di pukul tujuh malam, obrolan kami sampai p a d a sebuah tempat yang pernah dua sampai tiga kali kami singgahi bersama-sama. Tempat itu sebenarnya, lebih pas disebut sebagai rumah penampungan. Di dalamnya tersedia koleksi beberapa wanita cantik. Tapi, d a l a m p r a k t e k n y a , d i r u m a h penampungan itu juga menyediakan kamarkamar untuk transaksi langsung di tempat. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
209
M o a m m a r Emka
Order O r g y Rumah Cinta X X X
Tak kurang dari 50 gadis dikarantina di rumah penampungan itu. Main-service yang d i b e r i k a n , tak b e r b e d a jauh d e n g a n sejumlah panti pijat yang tersebar di sudut kota Jakarta. Ya, 'massage' memang menjadi menu utama yang ditawarkan. Dari the real massage sampai sexy massage. Ide u n t u k mampir di r u m a h penampungan atau rumah cinta itu, tiba-tiba saja telontar dari Antoni. Katanya, sudah lama ia tak menyambangi Susi, gadis ramping berambut panjang dengan kulit bersih dan p a r a s m u k a berbentuk oval telur. Atau dengan lepasnya, pria yang hobi olah raga biliar itu menyebut soal ramahnya Linda, d a n p a n d a i n y a melayani t a m u d e n g a n canda dan gaya tertawanya yang manja tapi menggemaskan. "Kayaknya boleh juga kalau kita mampir. Katanya sih, ceweknya ada yang baru. Denger-denger, ada service baru yang gilagilaan," ceplos Antoni sambil terkekeh. Mobil y a n g k a m i k e n d a r a i melaju menembus rintik-rintik air yang terus saja membasahi jalanan. Basah, sepanjang jalan yang kami lalui memang basah, dan sudah bisa dibayangkan, di beberapa ruas ada yang
tergenang air. Kami memang sedang dalam perjalanan menuju rumah penampungan itu. Dari kafe Z a n z i b a r kami m e l e w a t i p e r e m p a t a n besar yang m e m i s a h k a n wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, sebelum akhirnya kami mengambil jalan ke kiri. Setelah melewati pasar di kawasan Mayestik kami p u n melintas di JL. AP, sebuah jalan utama di Jakarta Selatan. K u r a n g dua r a t u s meter, traffic-light m e m u n c u l k a n warna merah. Kami p u n berhenti di sisi kiri jalan. Ketika tanda panah merah berubah hijau, kami meng-ambil arah kiri memasuki Jl. CP. Di sepanjang jalan ini, memang dikenal banyak berdiri bangunan yang di dalamnya menjual jasa pijat. Tak k u r a n g dari lima b a n g u n a n besar d a n d e n g a n tarif luma- yan mahal, berdiri dengan papan nama besar. Setelah melewati panti PH, salah satu panti yang populer dengan gadis-gadis 'massage' yang siap melayani order fullservice, kami akhirnya sampai di r u m a h penampungan yang kami tuju. Tidak seperti diperkirakan, rumah penampungan itu berada di deretan bangun-
210
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
211
M o a m m a r Emka
an ruko berlantai empat. Paling tidak, ada lima bangunan ruko yang menyatu. Rumah p e n a m p u n g a n itu m e n g g u n a k a n p a p a n n a m a dalam ukuran lumayan besar bertuliskan BO. Di sinilah, laju kami berhenti. Tak kurang dari lima mobil tampak parkir rapi di halaman depan. Area parkir cukup luas dan kira-kira muat untuk menampung sekitar 15-20 mobil. Di samping BO, terdapat sebuah salon kecantikan. Di pintu depan tertulis nama RT Salon, Hair & Beauty. S e m e n t a r a di s a m p i n g salon, k a m i perkirakan dipergunakan untuk ruang perkantoran. Lantai BO terbuat dari porselin putih. Di lantai dasar, hanya dijaga seorang resepsionis wanita yang malam itu tampak duduk manis sambil membaca. Hanya ada seperangkat meja-kursi yang menjadi isi perabotan di lantai dasar. Kami dipersilakan naik dan diantar ke lantai satu. Disitu sudah menunggu sofa panjang warna hitam. Dua gadis menyambut kami dan langsung menyilakan kami duduk sejenak. Ruangan tamu atau sebut saja ruang tunggu itu tidaklah terlalu besar. Ada dua 212
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Order O r g y Rumah Cinta X X X
sofa pendek dan satu panjang ditambah meja kaca warna hitam. Di sampingnya, terdapat meja resepsionis yang dijaga dua wanita. Mereka inilah yang menjadi awal dari sebuah transaksi. Ah, kami tak perlu bersusah-susah karena Antoni sudah punya beberapa calon gadis pilihan yang akan menjadi teman kencannya. Sebagai tamu lama, rasa-rasanya kami tak perlu melihat-lihat foto koleksi gadis-gadis BO. Akan tetapi lantaran ada kabar, ada sejumlah gadis pendatang baru, mau nggak mau, kami menyempatkan diri meminta album foto pada resepsionis. "Ini Maya. Baru satu bulan, neng geulis dari Bandung. Kalau yang kuning langsat ini Ria, baru 22 tahun," ucap resepsionis yang b e r a m b u t p e n d e k d e n g a n kulit s a w o matang. Untuk beberapa saat lamanya, kami membolak-balik album foto. Tak banyak yang baru, paling-paling ada sekitar lima sampai delapan orang. Sementara wajahwajah yang kami kenal, dua diantaranya Susi dan Linda, masih menghiasi isi album. Bagi tamu pemula, album foto ini boleh jadi sangat berguna untuk guide tour. Ya, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
213
M o a m m a r Emka
O r d e r O r g y Rumah Cinta X X X
walau terkadang sosok dalam foto berbeda dengan aslinya, paling tidak, tamu bisa mempunyai gambaran selintas tentang gadis yang akan dikencaninya.
membuat kami malas berlama-lama di jalan raya. Sebelum masuk, Antoni sempat berbisik kepada saya sembari tersenyumkecil. "Kalau ada tawaran yang 'aneh-aneh', coba saja. Kabarnya, cewek-cewek di sini mau diajak orgy," bisiknya pelan-pelan sambil memukul pundak saya. Resepsionis membukakan pintu dan menyilahkan kami masuk. Kami dibiarkan memilih kamar yang sudah ada di depan mata kami. Ada sekitar 10 kamar berderet secara berhadap-hadapan. Jadi, tak kurang dari 20 kamar disediakan di BO. Saya di ujung, sementara Antoni di tengah. Kamar itu hanya ditandai nomor. Pintu kamar tertutup kelambu warna hijau bermotif bunga. Lampu menyala cukup terang di tiap kamar. Hawa dingin AC membuat suasana menjadi sejuk dan nyaman. Musik-musik bernada lembut mengalun lamat-lamat seolah menyusup diantara dinding kamar yang terbuat dari plywood tebal bercat krem. Jam di tangan sudah menunjuk pukul delapan lebih lima ketika Maya mengetuk pintu. Tak terlalu meleset dari fotonya yang
O
rgy-service. Antoni tampaknya tidak begitu tertarik dengan gadis-gadis baru yang menjadi koleksi BO. Pilihannya tetap pada Susi. Sementara saya yang baru sekali diajak Antoni mampir di BO, lebih suka gambling dengan memilih Maya. Ya, siapa tahu saya mendapatkan berkah besar karena ditilik dari fotonya, sosok Maya tampak lebih seksi dibanding Susi. "Mau langsung di sini atau dibawa keluar. Kalau di luar harganya sedikit lebih mahal," jelas resepsionis. Kami memang sedari awal sepakat untuk menyelesaikan semuanya langsung di tempat. Makanya, tanpa banyak bicara lagi, kami memutuskan untuk transaksi langsung. Dari pada makan waktu lagi mencari hotel atau losmen, mendingan yang cepat dan siap saji saja, pikir kami. Lagi pula, hujan rintik-rintik yang tak juga berhenti
214
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
215
M o a m m a r Emka
O r d e r O r g y Rumah Cinta X X X
terpampang di album. Malah, jujur saya katakan, Maya lebih cantik aslinya. Bertinggi kira-kira 168 cm, berkulit sedikit kecoklatan dan berambut lurus sebahu. Dalam bahasa sederhana, Maya barangkali pantas kalau disebut cantik menurut ukuran kaca mata umum. Di balik blazer warna hitam yang membalut raganya, begitu terbuka ternyata hanya ada kaos ketat tanpa lengan warna biru bermotif garis dipadu dengan rok mininya di atas lutut. Kakinya terbungkus stocking halus warna cokelat dengan sepatu hitam berhak tinggi. Detik demi detik itu berlangsung cepat. Dengan gaya bicaranya yang kental dengan dialek Sunda, Maya mulai memperkenalkan diri, berusaha membuat tamu senyaman mungkin dengan membuka omongan demi omongan. Sesi pengenalan dan pengakraban diri itu berlangsung sambil dibumbui ulah manja. Sesekali Maya memberi sentuhan magic lewat jari-jarinya. Sentuhan itu b e r u p a pijatan-pijatan kecil dan sesekali diselingi dengan cubitan manja.
Skenario berjalan seperti layaknya sebuah transaksi cinta antara tamu dengan gadisgadis order. Transaksi cinta, ya, memang itulah layanan utama yang diberikan gadisgadis BO. Tapi, belum juga 'deadline' itu sampai di penghabisan, dari mulut Maya tiba-tiba saja menawarkan layanan yang membuat saya terkejut. "Kalau dilayani satu cewek kan u d a h biasa. Kalau dua atau tiga bagaimana? Kalau oke, aku bisa panggilkan sekarang juga." Sebuah tawaran yang sebelum masuk tadi sempat dibisikkan Antoni. Rupanya inilah tawaran yang masuk katagori 'anehaneh' itu. Tawaran seks orgy! Karena penasaran, saya mengiyakan. Maya pun melesat keluar pintu. Dan dalam waktu tak kurang dari sepuluh menit, Maya sudah kembali dengan membawa temannya y a n g d i k e n a l k a n sebagai Linda. O o o , rupanya inilah salah satu gadis favoritnya Antoni. Seks orgy memang sama sekali tak pernah terbayangkan bisa didapat di BO. Makanya, meski s u d a h sekian lama road-show ke sejumlah t e m p a t h i b u r a n m a l a m y a n g berkatagori XXX di Jakarta, tetap saja rasa
216
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
217
M o a m m a r Emka
Order O r g y Rumah Cinta X X X
kagok dan d a g - d i g - d u g m u n c u l d a l a m hitungan detik. Bayangan saya langsung tertuju pada beberapa adegan panas dan vulgar yang terjadi di film-film biru. Ketika seorang lakilaki melakukan seks orgy bersama dua, tiga bahkan empat wanita. Alamak! Inikah yang bisa ditemukan di BO? Di antara bayangan temaram lampu yang membias kamar berukuran tak lebih dari 3 X 5 meter persegi, adegan cinta ala orgy itu benar-benar terbukti. Meski tidak sevulgar dan sedahsyat sebagaimana tergambar dalam lakon film biru, tapi petualangan seperti itu tampaknya memang sebuah fakta baru. BO dengan gadis-gadis orgy-nya memanjakan setiap tamunya yang datang. Meski untuk itu, uang sebesar Rp. 350 ribu untuk satu orang gadis plus uang tips, ditambah sewa k a m a r Rp. 95 ribu t e r h a m b u r d a l a m hitungan menit. Lagi-lagi, inilah Jakarta. Entah apa lagi yang bakal disuguhkan sejumlah tempat hiburan plesir cinta untuk laki-laki berduit dan h a u s cinta wanita. Jakarta tetaplah Jakarta, dengan wajahnya yang p e n u h warna-warni kehidupan metropolis.
Sepulangnya dari rumah cinta BO, saya dan Antoni tak habis-habisnya membicarakan ihwal orgy service yang diberikan gadisgadis BO. Di benak saya, selalu saja tak berhenti dijejali ragam pertanyaan: mengapa wajah Jakarta tak bisa lepas dari gincu wanita penjaja cinta, yang dengan senyum genitnya m e n g u n d a n g laki-laki u n t u k merangkul dan memberikan s e t u m p u k rupiah.[]
218
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
219
M o a m m a r Emka
Judi, Wanita & Seks Lintas Jakarta
13
Judi memang ilegal di Indonesia. Tidak seperti di Australia, Hongkong atau Amerika yang melegalkan bisnis adu untung tersebut. Australia misalnya punya Crown Casino dan Conrad Jupiter yang sangat terkenal dan menjadi persinggahan para gambler. Amerika punya Las Vegas yang populer sebagai 'negeri judi' di dunia Jakarta pun punya sejumlah tempat judi berkelas internasional.
I
legal bukan berarti tak ada. Di Jakarta, bisnis perjudian tak kalah maraknya. Meski berulang kali harus berhadapan dengan petugas razia. Toh, bisnis perjudian tetap eksis keberadaannya. Sampai awal tahun 2002, paling tidak ada empat pusat perjudian besar yang saban hari beroperasi selama 24 jam penuh. Yang pertama ada di kawasan Ancol, sementara yang kedua,
220
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
221
M o a m m a r Emka
J u d i , W a n i t a & Seles Lintas J a k a r t a
ketiga dan keempat, berlokasi di kawasan Kota dan Mangga Dua. Yang menarik, arena perjudian, biasanya selalu identik dengan wanita dan seks. Baik dalam skala wanita sebagai player, wanita sebagai aksesoris atau pun wanita sebagai obyek p e n y e r t a yang sering dijadikan sebagai alat barter. Siapa yang tak tahu Las Vegas, selain dijamuri arena perjudian juga menjadi ajang transaksi seks yang berlangsung setiap saat. Bagaimana dengan Jakarta? Jawaban-nya, tak ada bedanya. Judi, wanita dan ujungujungnya berakhir di transaksi seks, terjadi dari waktu ke waktu. Inilah potret sekilas ihwal kehidupan judi yang ada di Jakarta, t e r u t a m a yang m a s u k d a l a m katagori terbesar dan elit.
dikelilingi tembok tinggi. Orang awam, sekilas tak bakal m e n y a n g k a k a l a u b a n g u n a n besar tak u b a h n y a g u d a n g penyimpanan barang tersebut adalah arena perjudian. Para gambler menyebutnya dengan nama MDR. Lokasinya sangat mudah ditemukan k a r e n a s a n g a t strategis dan b e r a d a di kawasan pusat hiburan. Persisn-ya, MDR berada tak jauh dari pusat perbelanjaan di kawasan Kelapa Gading. Di sekitar MDR juga terdapat beberapa tempat h i b u r a n seperti kafe, diskotek dan restoran. Ini tentu saja bukan kunjungan untuk kali pertama. Hari-hari sebelumnya, saya sudah b e r u l a n g kali menjajal aneka r a g a m permainan judi yang entah kenapa begitu banyak diminati sejumlah orang, tidak saja laki-laki tapi juga wanita. Tidak saja datang sendirian, berkelompok bahkan ada yang datang bersama keluarga. Begitu masuk, pemandangan pertama yang akan ditemui adalah sebuah halaman parkir yang luas, dengan kapasitas bisa menampung sekitar 200 mobil lebih. Dan dini hari itu, seperti yang sudah saya duga sebelumnya, halaman parkir MDR tampak
MDR & Mesin. Malam sudah beranjak dari pukul 02.45 WIB ketika saya sampai di salah satu pusat perjudian terbesar di J a k a r t a . Tak ada label n a m a yang terpampang di depan layaknya sebuah kafe atau diskotek. Tampak depan, tempatnya lebih mirip sebuah gudang besar dengan 222
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
223
M o a m m a r Emka
penuh. Mobil-mobil dengan aneka merek, antri rapi dan memadati ruas parkir yang tersedia. Cukup aman, karena parkirnya dikelola Secure Parking —perusahaan parkir terkenal yang hampir menguasai 'parkir' di seluruh kota-kota besar di tanah air. Bisa dibayangkan, jam sudah menunjuk pukul tiga dini hari dan keadaan di halaman parkir masih padat. Dan benar saja, ketika saya melangkah masuk me-masuki arena perjudian, ratusan kepala tampak sibuk dengan permainannya masing-masing. Ada asyik memencet knop komputer mengadu untung dengan permainan judi bola tangkas. Ada juga yang sibuk mengamati kartu di layar mesin memainkan judi ala mickey mouse —permainan judi sejenis 'capsah' tapi menggunakan 7 kartu. Sementara para wasit dan penjaga, sibuk hilir mudik melayani para player. Maklum, MDR dikenal sebagai arena perjudian yang s e m u a n y a serba m e s i n . Mickey Mouse misalnya tidak dilayani dengan seorang bandar yang membagikan kartu, tapi oleh mesin. Di MDR terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, per-mainannya judinya adalah 224
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Judi, W a n i t a & Seles Lintas J a k a r t a
mickey mouse. Di lantai pertama ini terdapat sekitar 150 mesin yang terbagi dalam empat jenis p e r m a i n a n . P e r t a m a , p e r m a i n a n dengan bet Rp 25, Rp 50, Rp 100 bahkan sampai lima kali lipatnya. Di lantai p e r t a m a ini, u n t u k jenis permainan mesin seperti mickey mouse hanya menggunakan bet —serupa dengan coin, 50. Bet 50 berarti sama dengan Rp. 5 ribu. Ketika seorang player ingin bermain, pertama kali ia mesti membeli kredit terlebih dahulu. Biasanya, transaksi itu akan dilayani seorang wasit atau penjaga. Kredit 500 sama dengan uang Rp. 50 ribu, begitu seterusnya. Sementara di lantai kedua, selain terdapat beberapa permainan seperti mickey mouse dengan bet 20, juga terdapat permainan mesin lain berupa Bola Tangkas. Di MDR terkenal dengan sebutan UFO atau 'Keno'. Cara bermainnya cukup sederhana, seorang player tinggal memencet merah atau biru, ganjil atau genap, besar atau kecil dan menebak angka bola tangkas yang keluar. Tak kurang dari 100 mesin siap dimainkan dan tiap malam tak pernah sepi dari tamu. Tak jauh dari mesin-mesin UFO, terdapat mesin-mesin judi mickey mouse . Jumlahnya Sex & City; Jakarta Under Cover
/
225
M o a m m a r Emka
lebih kurang 100 buah. Sama dengan di lantai pertama, sistem permainan dan jenis bet yang berlaku pun sama. Begitu banyak jenis permainan mesin yang ditawarkan di MDR. Dan tentu saja iming-iming yang diberikan amat menggiurkan. Tiga jenis kemenangan yang amat dinanti dan terus diburu para player adalah royal flush, goki, STR dan siki. Dengan bet 50 misalnya, seorang player yang mendapatkan royal flush bisa membawa uang sebesar Rp. 12 juta, untuk goki sekitar 6 juta. STR flus sekitar Rp. 3 juta dan siki sebesar Rp. 1 juta. Belum keuntungan dari undian berhadiah berupa mobil yang langsung diberikan kepada seorang player yang berhasil menembus royal flush dari pukul 09.00 WIB sampai 22.00 WIB. Iming-iming yang menggiurkan dari permainan adu nasib itulah, yang membuat MDR selalu padat selama 24 jam. Dan yang menarik, tentu saja adalah kisi-kisi lain yang terjadi dari balik permainan judi. Pergumulan nasib di meja judi selama 24 jam tersebut, membawa aneka cerita tersendiri, terutama cerita tentang transaksi seks yang kerap terjadi. 226
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Judi, W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
Para gambler yang biasa bermain di Kunir, hampir 40%-nya adalah wanita. Para wanita pengadu untung ini, tentu saja datang setiap waktu ke MDR dan seperti tak kenal jam. Bisa dibayangkan, selama hampir 24 jam, wanita yang datang untuk bermain judi, silih berganti. Bahkan ada yang bertahan, dari pagi hingga pagi lagi. Dan sudah bukan rahasia, kalau di antara mereka banyak yang mencari-cari kesempatan untuk mencari pasangan kencan. Tentu saja bukan free of charge, tapi dengan tarif lumayan tinggi. Biasanya, mereka akan melakuka shopping mal dari satu mesin ke mesin berikutnya, mencari-cari siapa pria-pria yang beruntung mendapatkan Royal Flush, Goki, STR ataupun Siki. Bukan rahasia kalau pria yang mendapatkan keuntungan dari meja judi ujung-ujungnya ingin berfoya-foya. Nah, salah satunya adalah dengan mencari kesenangan dari sejumlah wanita yang mangkal di MDR dan setiap waktu bisa diajak kencan semalam dengan tarif tertentu. Modus sejumlah wanita yang ingin menggaet pasangan kencan di mesin judi Sex & City; Jakarta Under Cover
/
227
M o a m m a r Emka
tersebut, boleh dibilang sangat sederhana. Seperti diceritakan di awal tulisan, Kunir selama ini memang terkenal sebagai pusat judi mesin. Dan hampir kebanyakan, mereka yang datang adalah player, entah itu prianya atau wanitanya. Meski sebagian besar yang datang adalah player, n a m u n mereka m e m p u n y a i latar belakang yang berbeda. Para player pria misalnya kebanyakan memang di-dominasi mata sipit yang rata-rata p u n y a usaha perdagangan, sementara para wanita banyak diantaranya yang berstatus plus. Mereka ada yang bekerja di b e b e r a p a karaoke dengan menjadi lady-escort dan ada juga yang diam-diam berpraktek sebagai call girl. Di lokasi UFO atau ' k e n o ' misalnya, suasananya memang sangat mengenakkan. Semua player diberi kursi sofa e m p u k d e n g a n d u a mesin berjajar. Sofanya berbentuk memanjang dan muat untuk 4 orang. Ketika saya untuk kesekian kalinya mengamati keadaan di sekeliling sambil — t e n t u saja, mencoba ikut b e r m a i n , di beberapa sofa tersebut terdapat sejumlah wanita yang asyik bermain. Sementara di 228
Sex & City; Jakarta Under Cover
J u d i , W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
sebelahnya, terdapat pria yang tak kalah khusuknya. Nah, dalam beberapa kali kesempatan, sejumlah player wanita yang memang profesi sebenarnya sebagai call girl, biasanya akan m e m a n f a a t k a n setiap p e l u a n g u n t u k menggaet pasangan pria. Sudah barang tentu, para call girl ini akan memilih pria yang lagi beruntung besar, menang taruhan. Siapa yang tak tahu, kalau pria-pria penjudi, apalagi lagi untung besar, selalu berakhir di transaksi seks. Dan apa yang saya saksikan, selama kurang lebih satu bulan mengamati gebyar malam di Kunir, tak ubahnya seperti melihat fenomena pergumulan anak manusia mengadu nasib. Seperti yang terjadi pada Sabtu dini hari, di meja Mickey Mouse ketika saya mendapati dua gadis 'penjaja cinta' yang m e n g a k u b a r u saja p u l a n g dari diskotek dan iseng mencoba m e n g a d u untung di mesin bola tangkas. Yang menarik, sambil bermain, mata mereka tak henti-hentinya melirik kiri kanan, mengamati beberapa pria yang tengah asyik dan sibuk mengitung-ngitung kartu di layar mesin. Dan tanpa malu-malu, dua gadis Sex & City; Jakarta Under Cover
/
229
M o a m m a r Emka
yang mengaku sebagai Susan, 26 tahun, bekerja di karaoke " M e n a n g taruhan, Bang. Wah, pesta dong kita. Mau ditemenin nggak sama kita," goda Susan. Tentu saja, mendapat tawaran seperti itu, pria berambut pendek dengan dandanan kasual yang malam itu mendapat keuntungan meraih royal flush, atau paling tidak mengantongi uang sedikitnya Rp. 10 juta, tersenyum balik dan dengan nada jantan langsung menimpali. "Siapa takut. Mau sekarang?" sergahnya balik bertanya. Yang terjadi kemudian, sudah bisa ditebak. Mereka bergerak dari kawasan Kunir sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Palingpaling, transaksi seks akan berakhir di kamar hotel. Dan kejadian seperti itu, tidak hanya terjadi sekali duakali dalam semalam. Di sisi lain, ratusan wasit dan penjaga yang stand-by penuh selama 24 jam, hampir 60%-nya adalah w a n i t a . Dan b a n y a k diantara mereka yang mempunyai paras cantik, menggoda. Banyak diantara memberguest Kunir yang akrab dengan mereka. Tengok saja pemandangan sejumlah wasita 230
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Judi, W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
dan penjaga wanita yang asyik bercanda ria dengan sejumlah tamu pria yang tengah bermain mesin. Setiap kali menang, tip besar selalu mengalir ke tangan sejumlah gadis yang berjaga. Dari sekian gadis yang menjadi wasit dan penjaga di MDR, banyak diantaranya yang pandai memanfaatkan kesempatan, apalagi mereka yang punya paras cantik dan secara ekonomi memang mem-butuhkan uang. Seringkali, ketika mereka ganti shift pagi, beberapa diantara gadis penjaga s u d a h punya janji kencan dengan salah seorang member. Melongok kehidupan ratusan wasit dan penjaga di MDR saja, demikian p e n u h warna. Bisa dibayangkan, perputaran tenaga kerja yang terjadi selama 24 jam beroperasi. Ketika pagi menjemput, ratusan karyawankaryawati stand-by di MDR sambil duduk santai menunggu pergantian shift. Para karyawati tak segan-segan berdandan di ruang terbuka, sementara wanitawanita yang lain ada yang asyik tiduran di lantai, ada yang benar-benar tertidur lelap dan ada juga yang asyik memberi senyum manis kepada tamu yang baru saja kelar Sex & City; Jakarta Under Cover
/
231
M o a m m a r Emka
bermain judi. Saat-saat seperti itulah yang bisa menjadi satu momentum spesial, baik buat tamu, maupun buat penjaga wanita. Ya, seperti yang sudah-sudah, momen itu menjadi ajang perkenalan untuk kemudian berlanjut ke transaksi lain.
HR & Lady Escort Kunir barangkali JL X m e m a n g menjadi arena perjudian terbesar di Jakarta, tapi kalau dibandingkan dengan HR, Kunir mungkin masih kalah dalam hal kelas, jenis permainan dan 'special service' yang diberikan. Dalam hal luas area bangunan, Kunir memang terbesar. Tapi, jenis permainan judi yang ditawarkan Kunir hanya mesin dan mesin. Berbeda dengan HR yang selama ini menjadi trade-mark dan barometer arena perjudian di Jakarta. Dalam satu kesempatan di awal bulan Oktober 2001, saya beberapa kali menyempatkan diri mampir di HR. Tempatnya sangat mudah ditemuk a n k a r e n a b e r a d a d i sebuah g e d u n g berbelanjaan atau lebih enaknya, plaza, di kawasan Mangga Dua, tepatnya berada di lantaitiga. 232
Sex & City; Jakarta Under Cover
J u d i , W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
Di HR inilah, segala jenis permainan judi bisa d i t e m u k a n . Tidak saja, aneka permainan judi mesin, tapi juga ada kasino dan yang tak kalah menarik adalah special service yang bisa diberikan di ruangan VIP untuk player berkantong tebal. Sama seperti di Kunir, HR juga m e nyediakan aneka permainan judi mesin dari seperti bola tangkas, mickey mouse dan h a p p y royal. Tentu saja, jenis-jenis permainan tersebut tidak jauh berbeda dengan menu yang tersaji di Kunir. Yang paling menarik dari HR adalah p e r m a i n a n kasino yang d i t a w a r k a n . Standarnya tak kalah jauh bila dibandingkan d e n g a n kasino-kasino yang ada di Crown Complex maupun Conrad Jupiter, Australia. Kalau sekedar judi biasa, HR mungkin tak ada bedanya dengan Kunir. Yang membuat HR istimewa dan menjadi trade-mark di k a l a n g a n gambler, selain s u d a h p u n y a standar internasional, HR juga menyediakan ruangan VIP kasino yang menawarkan ladies-escort plus-plus. Saya masih ingat ketika p a d a satu malam diajak seorang kawan, sebut saja Christian, 31 tahun, yang Sex & City; Jakarta Under Cover
/
233
M o a m m a r Emka
kebetulan punya sebuah pabrik elektronik. Pria beranak satu keturunan Mandarin yang sering menghabiskan malam-malam weekend dari kafe ke kafe dan klub to klub itu, mengajak saya untuk melongok specialservice yang diberikan di VIP kasino Harco. Waktu itu pas di bulan Mei 2001, jam 23.00 WIB. saya bersama Christian d a n seorang ajudan tiba di HR. Sebagai memberguest berkantong tebal, Christian langsung dijemput seorang penjaga berpakaian safari. M a l a m itu, m e n u r u t Chris —begitu ia disapa, janjian dengan beberapa orang bigboss untuk bermain di VIP kasino. Ruangan VIP tersebut, menyatu dengan aneka permainan judi yang lain. Hanya saja, tempatnya lebih menjorok ke sudut. Setelah melewati barisan ratusan mesin yang yang ada di ruangan utama, Chris sampai di ruangan VIP. T e m p a t n y a ekslusif d e n g a n p i n t u t e r t u t u p d a n dijaga b e b e r a p a p e t u g a s keamanan. Begitu masuk ke dalam, sebuah meja kasino berbentuk bulat sudah tersedia. Tiga orang pria p a r u h baya sudah men u n g g u d a n l a n g s u n g m e m b e r i salam hangatnya. 234
| Sex & City; Jakarta Under Cover
J u d i , W a n i t a & Seles
Lintas
Jakarta
Di VIP kasino inilah, mereka m u l a i bermain mengadu untung. Tentu saja uang yang d i p e r t a r u h k a n tak kepalang tanggung. Jumlahnya yang jelas ratusan juta. Tapi, bukan soal uang ratusan juta yang menarik perhatian saya. Boleh percaya boleh tidak, permainan yang berlangsung hingga pagi menjemput itu dilayani empat orang lady-escort yang cantik dan seksi. Tidak hanya itu, selama hampir 12 jam melayani para tamu spesial tersebut, para lady-escort itu diperlakukan layaknya seorang pacar. Sebagai penghibur pro-fesional, mereka bisa 'diapa-apakan'. Bisa dibayangkan, peristiwa seperti apa yang terjadi di VIP kasino. Inilah salah satu special service yang bisa didapat pria berkantong tebal yang ingin bermain di VIP kasino. Dan para lady-escort tersebut, tidak sekadar menjadi pelayan yang setia menemani tapi mereka juga siap setiap saat untuk diajak berkencan, setiap saat. Maklum, tips yang mereka terima tidak tanggung-tanggung. Tiap kali salah seorang player menang, mereka pasti kebagian tips. Begitu seterusnya. Dan seringkali, para player iseng menggoda sambil menyelipkan lembaran ratusan ribu. Layanan spesial dari Sex & City; Jakarta Under Cover
/
235
M o a m m a r Emka
ladies-escort inilah yang sampai kini menjadi incaran para big-boss. Bermain judi dan menikmati suguhan seks! • • •
S
S & 1 Stop Entertainment. Lain HR, lain 1001 atau terkenal juga dengan sebutan SS. Meski hanya mempunyai area perjudian mesin yang luasnya sekitar 10 X 15 meter dengan total mesin judi sekitar 100 buah, d e n g a n jenis p e r m a i n a n seperti bola tangkas, mickey mouse dan royal super, SS tak kalah ramainya. Malah, SS menjadi area paling strategis bagi para gambler yang ingin mereguk kenikmatan duniawi dalam satu tempat. Arena judi di SS beroperasi selama 24 jam p e n u h , setiap h a r i . Lokasinya s a n g a t strategis karena berada di gedung pusat perbelanjaan, persisnya berada di lantai 4, di Jl. Hayam Wuruk, kawasan Kota. Di sinilah, para player wanita dengan paras cantik, biasa bermain di mesin judi. Mereka kebanyakan datang dari berbagai tempat hiburan yang tersebar di kawasan Kota. Ada yang berprofesi sebagai lady-escort karaoke, ada yang menjadi strip-dancer, ada 236
Sex & City; Jakarta Under Cover
Judi, W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
juga yang terang-terang berpraktek sebagai call girl di beberapa hotel plus. Ketika saya berkunjung ke SS sekitar p u k u l 02.35 WIB dini hari, wajah-wajah wanita cantik dengan dandanan seksi tampak asyik mengutak-ngutak mesin judi. Ada yang datang dengan pasangannya, tapi banyak juga yang datang ramai-ramai. Tak segan-segan, para wanita tersebut a k a n m e n g g a b u n g k a n diri d i a n t a r a kerumunan pria yang tengah bermain judi. Dan mereka d e n g a n cepat akan m e n g akrabkan diri dengan beberapa pria yang d u d u k di dekatnya. Di sinilah, biasanya transaksi seks akan terjadi. Sambil terus bermain, para wanita itu akan terus menebar p e s o n a hingga ada pria yang tertarik. Pemandangan seperti itu, sudah tak begitu asing di SS. Hampir setiap malam, bisa ditemui. Yang tak kalah menarik, selain menyediakan arena perjudian, SS juga dilengkapi dengan Karaoke plus, diskotek dan Private Club. Beberapa sarana tersebut menjadikan SS lengkap sebagai persinggahan untuk menikmati layanan one stop entertainment.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
237
M o a m m a r Emka
Selain judi mesin, SS juga dilengkapi permaian judi bakarat yang langsung dimainkan oleh bandar. Tak hanya itu, di ruangan VIP, SS juga menyediakan casino untuk player yang datang dengan modal besar. Di karaoke plus, layanan yang diberikan ujung-ujungnya memang tidak jauh seks. Bagaimana tidak? Para lady-escort, biasa juga disebut singer atau madame yang ada di SS, rata-rata mau memberikan layanan spesial berupa tarian striptis. Kalau tidak begitu, mereka hampir semua bisa diajak kencan semalam dengan bayaran one short time, Rp. 1 juta. Dan bisa langsung di tempat. Layanan cinta itu tidak d i b e r i k a n di luar, tapi langsung di tempat. Soal boking untuk di luar SS, tarifnya tentu saja berbeda dan yang jelas lebih mahal. Nah, biasanya layanan spesial inilah yang menjadi terminal akhir yang akan dituju para player yang berhasil mengeruk untung besar. Hal seperti ini sudah tak asing lagi di SS. Ketika ada seorang player menembus royal flush, biasanya setelah b e r h e n t i bermain, akan melanjutkan ke permainan
238
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Judi, W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
berikutnya di private club dengan ditemani ladies-escort plus-plus. G a m b a r a n tentang SS, bisa juga d i temukan di CPBN, kawasan Ancol. Lokasi CPBN yang menyatu dengan hotel, menjadi pilihan tersendiri bagi para player. Selain s u a s a n a n y a lebih n y a m a n , p a r a t a m u b i a s a n y a lebih suka m e n y e w a kamar. Maklum, banyak player yang kuat bermain di meja judi selama seharian penuh atau bahkan, ada yang sampai dua atau tiga hari berturut-turut. Jenis-jenis permainan judi yang tersaji di CPBN tak ada b e d a n y a d e n g a n y a n g d i s u g u h k a n di Kunir, SS m a u p u n HR. Permainan seperti bola tangkas, mickey m o u s e , black jack d a n Iain-lain, bisa ditemukan di CPBN. Hanya saja, CPBN punya kelebihan tersendiri dalam hal sarana pelengkap. Selain arena judi, CPBN juga dilengkapi dengan VIP Sauna. Kalau sekedar VIP Sauna tentu saja di beberapa tempat di Jakarta juga ada. Tapi yang spesial dan beda dari yang s u d a h lazim, CPBN lah tempatnya. Di VIP Sauna CPBN, tamu bisa memilih teman kencan untuk diajak mandi bersama, atau paling Sex & City; Jakarta Under Cover
/
239
M o a m m a r Emka
tidak memandikan tamu. Dan mereka bisa langsung didapat dengan melihat secara langsung. Para player yang kerap menghabiskan waktu di mesin judi CPBN, hampir keb a n y a k a n selalu menjadikan VIP Sauna sebagai persinggahan. Biasanya, aktifitas layanan cinta itu dilakukan setelah bermain judi. Dengan tarif sekitar Rp. 400 ribu per jamnya, tentu bukanlah jumlah yang besar bagi para player yang biasa menghabiskan uang jutaan rupiah. Judi dan VIP Sauna di CPBN sepertinya saling melengkapi satu sama lain. Para player yang mengeruk keuntungan, sudah bisa dipastikan akan menikmati kemenangannya d e n g a n berfoya-foya ditemani wanita-wanita cantik di kolam uap. Begitu juga dengan yang terjadi di SS. Para player digoda dengan puluhan gadis cantik yang siap memberi layanan plus di private room. Dan di HR, para ladies-escort siap menanggalkan busana sampai memberikan layanan cinta di VIP Kasino. Sebenarnya, arena perjudian mesin yang populer tak hanya di Kunir, SS, HR ataupun CPBN. Di sepanjang Jalan Gajah Mada, 240
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Judi, W a n i t a & Seks
Lintas J a k a r t a
arena judi mesin jumlahnya seabrek. Sebut saja nama-nama seperti Raja Kota, Tahiti dan Cassanova. Belum lagi, yang menggunakan nama dengan angka. Ada 82, 85, 88 dan s e t e r u s n y a y a n g b e r d i r i ber-jajar di sepanjang Jl. Hayam Wuruk. Setiap harinya, arena perjudian tersebut, selalu dipenuhi p u l u h a n p a s a n g mata yang m e n c o b a mengadu untung. Potret arena judi yang ada di keempat tersebut, sepertinya m e m p e r t e g a s satu pernyataan, bahwa judi tak bisa dilepaskan d e n g a n w a n i t a . Dan ketika k e d u a n y a bertemu, ujung-ujungnya hanya satu kata: seks!!! Dan ketika saya untuk kali terakhir beranjak pulang dari SS, seorang gadis dengan sack-dress hitam terbelah V, memberi senyum hangatnya. Hanya satu kata yang terucap: Selamat malam, boleh saya ikut berpesta? Bisa dibayangkan, berapa banyak orang yang merasa rugi ketika pada pertengahan tahun 2002, pihak yang berwenang memaksa tutup semua tempat perjudian, tanpa terkecuali. Meskipun masih ada beberapa tempat yang beroperasi secara sembunyisembunyi. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba Sex & City; Jakarta Under Cover
/
241
M o a m m a r Emka
saja semua tempat judi berhenti operasi. Meski begitu, tetap saja ada yang nekad buka meski dengan cara sembunyi-bunyi seperti wanita malam mencari cinta lelaki dengan bahasa mata, bibir, belahan dada hingga rok mini.[]
14
Blue Nite Cowboy Striper
Pria- pria berotot dan berbadan atletis. Menjual jasa cinta sesaat pada wanita-wanita girang dan kesepian. Ujung-ujungnya, transaksi full service juga!
D
ua laki-laki gagah dengan dada bidang dan berbadan atletis itu duduk santai di kafe VT, di mal SG kawasan Jakarta Pusat. Di disampingnya ada tiga wanita paruh baya dengan dandanan modis. Dari baju yang dikenakan, tampak wah dan mahal. Mereka terlibat percakapan santai. Di meja beralaskan kertas warna cokelat tua, terhidang soft drink dan beberapa makanan kecil. Waktu itu, jam baru saja menunjuk pukul 16.00 Wib. Mal SG seperti biasa pada jamjam itu selalu ramai. Apalagi, letak SG yang memang strategis mengundang ratusan muda-mudi untuk shopping mal. Saya
242
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
243
M o a m m a r Emka
termasuk dari sekian orang yang memadati mal. Dan saya berada tak jauh meja dua laki dengan tiga wanita itu. Saya memang ada janji dengan kawan dekat yang bekerja di sebuah perusahaan talent dan model agency. Sebut saja, Bram, 28 tahun. Ceritanya, Bram mau memperlihatkan beberapa modelnya, cowok dan cewek. Bram datang tak lama setelah saya memesan minuman ice-cappuccino. Mengenakan stelan celana hitam dengan kemeja biru tua dan sebuah tas kulit, pemuda berambut klimis yang mengaku gay itu langsung mengambil duduk santai. Itu untuk kali kedua kami bertemu. Sebelumnya, saya mengenalnya dalam sebuah acara party yang digelar di kafe Mata Bar & Cafe di Jalan Sudirman. Di situ-lah, Bram mengenalkan diri dan mengaku mempunyai beberapa model pria-wanita yang tampang dan body-nya proporsional dan menarik. Di kafe VT itulah, seminggu kemudian kami bertemu. Seperti biasa, dengan gaya bicaranya yang sedikit lemah gemulai, Bram dengan penuh percaya diri membuka lembar demi lembar foto para modelnya. Dari 244
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue Nite
C o w b o y Striper
yang pembicaraan yang baru berlangsung sekitar 20 menit itu mendadak terganggu. Persis di belakang meja yang kami tempati, Bram rupanya juga sesekali memperhatikan dua laki-laki dan tiga wanita yang tengah berbincang-bincang sambil menikmati makanan sore. Dua dari tiga wanita itu, memberi senyuman dan Bram pun sedikit terkejut. Lantas, Bram beranjak dari duduknya dan menemui mereka. Astaga, ternyata Bram mengenalnya. Wanita pertama, bernama Tante Rie dan kedua, Tante Sus. Begitulah Bram memanggil kedua wanita yang meski dari raut wajah menandakan sudah berumur tapi tetap kelihatan segar dan bergairah. Saya pun pada akhirnya dikenalkan pada mereka. Sekitar tiga puluh menit kemudian, dua laki-laki yang bersama Tante Rie dan Tante Sus itu pun berlalu pergi. Dan kami pun diajak bergabung satu meja. Wanita-wanita yang menarik. Begitu kesan saya ketika bertemu dan berbincangbincang dengan Tante Rie dan Tante Sus. Mereka tipikal wanita-wanita yang doyang ngobrol, hidup santai, suka kebebasan, cuek
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
245
M o a m m a r Emka
dan senang hura-hura. Selama hampir satu jam d u d u k semeja, kami nyaris lebih ban y a k menjadi p e n d e n g a r setia. H a n y a sesekali kami menimpali dan melontarkan pertanyaan. Obrolan sore itu terus saja mengalir. Dan sampai juga akhirnya pada cerita tentang d u a laki-laki y a n g m e n e m a n i m e r e k a setengah jam lalu. Biasalah, dengan nada merajuk Bram nyeplos kalau naksir dengan salah satu dari dua laki-laki tersebut. Sontak saja, Tante Rie langsung mer e s p o n n y a . Katanya, d u a laki-laki itu memang sudah beberapa kali punya bisnis dengannya. Saya pun jadi menebak-nebak bisnis apa gerangan yang mereka geluti. Tak tahunya, dua pria itu sudah punya janji menjadi pengisi acara di private party yang akan digeber di rumah Tante Sus. "Mereka itu bukan pria sembarangan lho. Mereka itu penari. Kita sudah dua kali m e m a k a i j a s a n y a , " ceplos Tante Sus menimpali. Ah, terus terang saya kaget. Maklum, kalau ditilik dari proporsi badan, mereka rata-rata paras di atas rata-rata, berbadan
246
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue Nite
Cowboy Striper
macho, dan atletis. Sama sekali tidak tampak kalau mereka penari. Tapi, sudahlah. Obrolan dengan Tante Rie dan Sus itu pada akhirnya berakhir menjadi sebuah u n d a n g a n . Kedua w a n i t a y a n g punya gaya bicara mengalir, ceplas-ceplos dan percaya diri itu m e n g u n d a n g kami untuk hadir di pesta mereka. Sampai berpisah, saya belum tahu sama sekali tentang latar belakang kedua wanita itu s a m p a i a k h i r n y a Bram m e m b u k a omongan. Katanya, Tante Rie dan Sus dikenal karena mempunyai gang yang terdiri dari para wanita kaya raya. Aktifitas mereka tidak jauh dari arisan, pesta, bisnis perhiasan atau barang antik dan nong-krong plus ngerumpi di mal. Tapi jangan salah, mereka tidak semua hura-hura dengan mengandalkan keringat suami. Banyak dari mereka yang punya usaha sendiri, dari yang beromset jutaan sehari sampai puluhan juta. Tante Rie misalnya mempunyai usaha barang-barang antik dan membuka sebuah butik bernama LT dengan koleksi busana brand-minded luar negeri di k a w a s a n Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara Tante Sex & City; Jakarta Under Cover
/
247
M o a m m a r Emka
Sus mempunyai sebuah kafe-restoran di bilangan Sudirman. Boleh percaya boleh tidak. Mereka sama-sama berstatus janda dan menjadi single-parent. Dari merekalah, cerita tentang penaripenari cowboy yang hanya bisa disewa secara pribadi terungkap. Semua berawal dari s e b u a h pesta di m a l a m Sabtu, di p e r tengahan bulan September 2000, di rumah Tante Sus di bilangan Permata Hijau.
Home Party. Layaknya seorang tamu undangan, kami datang tepat waktu seperti yang dikatakan Tante Sus dengan pakaian pesta. Rumah itu terletak di sebuah komplek elit dengan tipe bangunan rumah besar-besar dan tampak mewah. Rumah Tante Sus sama seperti rumah-rumah lain yang dari luar tampil mentereng. Tak terlalu susah menemukannya karena l e t a k n y a tidak jauh dari jalan u t a m a . Dikelilingi pagar besi tinggi warna hijau dan sebuah pos penjagaan. Kami baru saja tiba p u k u l 20.00 WIB ketika s a t p a m membukakan pintu gerbang. Sudah ada sedikitnya empat mobil parkir di halaman 248
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue Nite
C o w b o y Striper
depan. Dua diantaranya mobil mewah yang harganya sudah bisa ditaksir di atas Rp. 500 juta. Di teras depan, Tante Sus tampak bercengkrama riuh dengan beberapa orang. Sudah ada lima wanita dengan busanab u s a n a khas pesta dan tiga laki-laki berpakaian rapi. Tante Rie mengenakan gaun panjang hitam dengan belahan V sementara Tante Sus membungkus raganya dengan sack-dress biru selutut. Canda tawa terus saja berlanjut di teras sambil menikmati hangatnya wine. Taman lengkap dengan kolam mini dan lampu hias y a n g a d a d i h a l a m a n d e p a n menjadi pemandangan sedap. Menjelang pukul 21.00 WIB sudah ada sekitar 15 tamu. Kebanyakan wanita, tamu laki-laki hanya ada lima orang. Tamu-tamu beranjak masuk ke ruang tamu, begitu Tante Sus mengatakan pesta akan segera dimulai. R u a n g a n t a m u itu t a m p a h m e w a h . Lantai putih bermotif hitam daun. Sebuah sofa berwarna hitam mengkilat menjadi perangkat utama di tengah ruangan. Di bawahnya terhampar karpet merah. Sebuah lampu kristal membiaskan cahaya dari atas. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
249
M o a m m a r Emka
Seperangkat alat elektronik dari televisi sampai audio visual bermerek menjadi isi lemari besar yang menghadap ke kursi tamu. Dinding ruangan berwarna krem tampak penuh dengan hiasan foto dan lukisan. Di ruang tamu utama misalnya terpampang foto Tante Sus diapit seorang laki-laki dengan anak perempuan dalam busana adat Jawa. Untuk beberapa saat lamanya, kami standing party di ruang tamu. Saya pikir, di sinilah pesta akan berlangsung. Ternyata, kami hanya sejenak berada di ruang tamu. Tante Sus dan Rie yang menjadi tuan rumah, mengajak kami menuju pool-side. Di teras kolam renang, sudah tersedia Suska makanan dan minuman yang diletakkan di atas meja panjang. Temanteman Tante Sus yang kebanyakan wanita itu, masih saja mengumbar celoteh. Mereka seperti tak ada habis-habisnya saling bertukar cerita. Sebutan gang ngerumpi tampaknya memang cocok buat mereka. Berulangkali terdengar tawa tumpah beradu dengan iringan musik yang menebar dari ruang tamu.
250
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue Nite
C o w b o y Striper
Pesta itu tidak urutan acara. Semua berlangsung layaknya pesta gathering keluarga. Mereka lebih banyak bercakapcakap sambil sesekali bergoyang di tepi kolam renang. Semua tamu yang diundang Tante Sus memang teman-teman dekat. Tidak heran kalau dalam pesta itu pada akhirnya minum dan bercengkrama mendominasi sepanjang malam. Semarak pesta pribadi itu baru terasa ketika Tante Sus mengundang tiga penari laki-laki. Semua memberikan applaus ketika tiga penari itu muncul dalam balutan celana plus kaos ketat warna hitam mengkilat. Tiga penari itu langsung mengambil posisi di tepi kolam renang. Sementara Tante Sus dan kawan-kawan, masing-masing menyebar mencari sudut pandang yang enak. Ketika jarum jam menunjuk angka 22.00 WIB genderang pesta itu mulai memanas. Tiga penari pria langsung beraksi dengan gayanya yang menggoda. Mereka yang rata-rata memiliki postur tubuh macho dan atletis, sama sekali tak menemui kesulitan mempertontonkannya dengan gerakan-gerakan erotis.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
251
M o a m m a r Emka
Sementara Tante Sus Cs mengekspresikan rasa suka citanya dengan Suska ragam polah. Ada yang ikut bergoyang sambil b e r t e r i a k kecil. Ada j u g a yang h a n y a membelalakkan mata sambil menikmati minuman. Layaknya sebuah pertunjukan, ketiga penari pria itu terus saja meliuk dalam iringan musik disco. Say a yang berdiri tak jauh dari Tante Sus, yang memilih berdiri di sisi k a n a n , h a n y a bisa s e n y u m d a n tertawa melihat polah tingkah w a n i t a wanita malam itu. Bram yang m e m a n g berselera terhadap laki-laki, tak m a m p u menyembunyikan rasa sukanya. Pemuda yang malam itu mengenakan stelan celana jins dengan kaos ketat dipadu jaket kulit itu ikut larut dalam irama musik yang terus melaju. S u d a h saya b a y a n g k a n sebelumnya. Tontonan pribadi tarian laki-laki itu pada akhirnya akan memasuki babak demi babak. Babak pertama, mereka m e n y u g u h - k a n tarian pembuka dengan masih mengenakan busana ketat mereka yang transparan. Pada babak berikutnya, skenario tarian itu berlanjut dengan adegan membasahi 252
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Blue Nite
C o w b o y Striper
baju. Mereka serentak menceburkan diri dalam air kolam. Lalu secara bersamaan, mereka muncul dari dalam air dan langsung melanjutkan gerakan tarian mereka. Tentu saja, kali ini pemandangan berbeda. Dalam balutan baju ketat trans-paran mereka yang basah, t u b u h - t u b u h mereka yang p a d a dasarnya memang berisi, tampak menonjol. Lekuk tubuh mereka jelas tergambar. Di bawah siraman lampu kolam yang membias kuning dan tak terlalu terang menyorot area kolam, tubuh-tubuh itu atletis itu terus saja Sampai tiba gilirannya pada babak praklimaks yang dalam sebuah tontonan memang ditunggu-tunggu penonton. Mereka mulai melepas baju mereka satu per satu. Mula-mula kaos ketat yang menutupi kebidangan dada mereka. Aksi melepas baju ini, tidak hanya berlangsung begitu saja. Pada detik b e r i k u t n y a , m e r e k a m u l a i mendekatkan diri ke beberapa wanita yang berdiri di sekeliling kolam. Dengan masih mempertontonkan gerakan tari, m a s i n g - m a s i n g p e n a r i maju mendekat menggoda tamu wanita. Melihat tontonan itu, saya langsung teringat dengan Sex & City; Jakarta Under Cover
/
253
M o a m m a r Emka
s e b u a h kafe berinisial JJ di k a w a s a n Kuningan yang sering menggelar acara Guy Nite. Dalam acara itu disuguhkan beberapa penari laki-laki yang menari-nari di atas bar di hadapan ratusan pengunjung yang kebanyakan wanita. Para penari laki-laki itu hanya mengenakan cawet untuk menutupi bagian vitalnya. Tubuh mereka dibaluri minyak. Ketika beraksi, tak jarang mereka membaurkan diri di tengah kerumunan tamu wanita. Dan aksi p e n a r i d e n g a n g e r a k a n t a r i a n menggoda, bersambut hangat dengan teriakan histeris beberapa tamu wanita. Tapi, penari-penari di pesta pribadi malam itu, ternyata jauh lebih berani. Dan dari postur badan, lebih padat dan berisi. Dan benar saja. Baru saja angan saya sejenak membayangkan suasana kafe JJ, di depan mata saya, pertunjukan sudah memasuki babak yang paling mendebarkan. Dengan gerakan bersama, mereka sedikit menjauh dari kerumunan tamu undangan. Pada detik berikutnya, mereka sengaja mencari sudut temaram di sisi kiri kolam renang. Dan perlahan-lahan, celana hitam ketat basah yang melekat di tubuh terlepas. 254
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue Nite
C o w b o y Striper
Pada saat bersamaan, mereka masih saja meliuk-liuk seksi. Kali ini, terus terang saya yang merasa, maaf, malu sendiri. Pasalnya, ketiga penari pria itu benar-benar menari tanpa selembar benang p u n di tubuhnya. Tubuh mereka masih tampak basah oleh air. Di hadapan sekitar lima belas tamu yang kebanyakan wanita, mereka dengan santai terus saja bergerak ke kiri dan ke kanan. Sementara beberapa wanita memberikan semangat. Ada yang berteriak malu-malu, namun ada juga yang s p o n t a n memberi s a m b u t a n heboh. Beberapa wanita yang sudah tipsy — setengah mabuk, malah lebih hebat lagi. Ada yang ikut menari sambil memegang gelas minuman, ada juga yang sampai mengikuti gerakan ketiga penari. Tante Rie misalnya, cuek saja ia meliuk dengan erotis sambil tertawa-tawa lepas. Dan ketika salah satu dari penari laki-laki itu mendekat, Tante Rie menyambutnya dengan menari bersama secara berdekatan. Astaga! Kalau tontonan seperti itu dilakukan di hadapan tiga atau empat wanita di sebuah
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
255
M o a m m a r Emka
ruangan tertutup, barangkali sudah bukan hal yang ekstrem. Di beberapa t e m p a t h i b u r a n di Jakarta, jasa layanan penari striptis laki-laki juga disediakan. Tapi, lagilagi, itu semua b e r l a n g s u n g di sebuah ruangan tertutup. Makanya, saya termasuk yang terheranh e r a n d a n tak p e r c a y a m e n y a k s i k a n tontonan malam itu. Ketiga penari ber-gerak seksi tanpa busana di hadapan p u l u h a n t a m u pria d a n w a n i t a d a n d i r u a n g a n terbuka. Semua seperti dalam khayalan saja. Toh, malam itu semua benar-benar nyata. Sampai jam berhenti di angka 23.30 WIB, pesta itu baru terhenti. Ketiga penari itu sudah bermandikan keringat. Dan beberapa t a m u w a n i t a t e m a n - t e m a n Tante Sus mengalami yang sama.
T
erselubung. Ternyata, tidaklah gampang bagi wanita awam untuk mendapatkan jasa layanan striptis pria yang bisa diboking secara pribadi. Dalam prakteknya, mereka menggunakan modus operandi di bawah tanah alias terselubung.
256
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue Nite
C o w b o y Striper
Tidak seperti penari striptis wanita, yang d a l a m p r a k t e k n y a bisa d e n g a n leluasa mangkal di sejumlah tempat hiburan seperti pub dan karaoke, modus operandi cowboy dancer atau striptis laki-laki ini sedikit berbeda. Ketiga penari yang di-order Tante Sus malam itu misalnya tidak ditemukan di sejumlah tempat hiburan yang beberapa diantaranya juga menerima order penari striptis pria. Mereka menjalankan operasi di belakang layar dengan aneka ragam kedok. Tante Sus mengorder penari yang dari sisi tampang, postur dan kepiawaian jelas di atas rata-rata itu dari seorang penata rias salon, sebut saja James, 28 tahun. Pria ini mempunyai salon sendiri berinisial SH di di k a w a s a n Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. James sendiri mempunyai klien yang dilayani secara pribadi. Artinya, d a l a m praktek sehari-hari, James mempercayakan salonnya kepada beberapa staf, tapi untuk urusan perawatan yang sifatnya pribadi, James lah yang menangani. Nah, beberapa wanita kaya yang menjadikan James sebagai penata rias pribadi adalah Tante Sus dan
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
257
M o a m m a r Emka
Rie. Dari sinilah, akhirnya cerita tentang cowboy dancer atau cowboy striper itu terungkap. James mengenal beberapa pria yang punya penampilan oke dan berbadan bagus. Mereka inilah yang akhirya dimanfaatkan James untuk dikelola. Mereka ditraining dan dijadikan penari yang siap menyuguh-kan ragam tarian, dari semi-hot sampai striptis. N a m u n mereka hanya d i p a s o k u n - t u k kalangan tertentu dan sifatnya pribadi. Karena kelas mereka berbeda, tarifnya di atas rata-rata. Kalau di sejumlah tempat hiburan yang bias memasok penari striptis pria, biasanya tarif rata-rata berkisar antara Rp. 500 ribu sampai Rp. 2 juta. Tapi Tante Sus meski membayar paket sebesar Rp 7 juta untuk mendapatkan suguhan tarian syahwat dari ketiga penari striptis pria malam itu. Dan ujung-ujungnya ternyata memang tidak jauh dari urusan seks. Pasalnya, dalam prakteknya penari-penari striptis pria atau sebagian orang menyebutnya cowboy dancer tersebut juga berstatus sebagai gigolo. Artinya, selain memberikan suguhan tarian, mereka p u n bisa di-order untuk u r u s a n 258
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Blue N i t e
C o w b o y Striper
ranjang. Tarifnya pun tidak jauh berbeda, antara Rp. 2 juta sampai Rp. 3 juta untuk sekali transaksi one short time. Di situlah letak seninya bisnis cinta cowboy dancer. Mereka tidak saja mahir menggoda hasrat wanita dengan tariantarian seksi, tapi mereka juga p i a w a i m e n y u g u h k a n pelayanan full-service di tempat tidur. Dan itulah yang terjadi di pesta pribadi di rumah Tante Sus. Ketika pesta usai dan hampir semua tamu larut dalam dunia khayal karena minuman, hasrat pun bergelora. Saya tidak tahu apa yang selanjutnya terjadi di rumah mewah itu. Entah wanita mana yang pada akhirnya m e n d a p a t k a n ketiga p e n a r i itu u n t u k dijadikan pasangan kencan, menghabiskan malam untuk merengguk kenikmatan dunia, larut dalam pesta cinta semalam. Ya, inilah wajah negeri, negeri Jakarta. Mungkin benar, ketika banyak teman saya berseloroh: Jakarta sudah menjadi kota tak kenal dosa. Apa iya?{}
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
259
M o a m m a r Emka
15
Until Drop Party Super Madame
Sebuah diskotek berkelas Internasional. Tersedia ruangan VIP untuk mereka yang ingin privacy. Entah dengan menenggak ecstasy atau jatuh dalam pelukan 'super madame' berwajah khas Mandarin hingga dini hari.
D
entuman musik full-house itu terus saja menghentak di dalam ruangan yang kapasitasnya muat untuk 5.000 orang. Sabtu malam, pemandangan layaknya pagelaran musik yang digelar secara apik segera tergambar. Sekitar 2-3 ribu pengun-jung berdesak-desak sambil menikmati sajian musik full-house yang berdentum memekakkan telinga. Dentuman musik itu akan lebih terasa begitu berada di tengah area dance floor. Toh, ratusan pengunjung yang berjoget, tetap
260
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
261
Until Drop Party Super M a d a m e
M o a m m a r Emka
asyik. Sambil terus menggoyang-goyang-kan kepala mereka melewatkan malam. Padahal, orang normal mendengar den-tuman musik yang meraung-raung dijamin pengang. Saking kerasnya, dada bisa berguncang. Toh, ratusan pengunjung yang stay-in, seperti tak menghiraukan. Mereka terus saja larut mengikuti gelom-bang irama. Sementara suasana di sekitar bar dan puluhan meja bundar yang dipajang mengelilingi area dance floor, ratusan pasang mata tak kalah asyiknya. Sambil mengamati polah tamu lain, mereka bergoyang di tempat duduk. Itu memang bukan pesta yang dirancang khusus dengan tema spesial. Tapi lebih merupakan rutinitas dari kehidupan malam di klub diskotek LM, Jakarta Barat. Lantaran suasana LM yang nyaris tak pernah sepi pengunjung, dan mereka pada umumnya selalu larut dalam gebyar suasana yang meriah, pantas kalau disebut pesta. Goyangan mereka nyaris seperti orang yang lupa daratan. Bahkan, beberapa tamu nekad mendekati sound-system yang meraungraung keras.
262
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Pesta yang terjadi di arena dance-floor yang luasnya mencapai setengah lapangan bola itu, meriah namun tidak murah. Tiap pengunjung mesti bayar cover charge Rp. 35 ribu per orang. Itu hanya untuk biaya masuk saja. Belum lagi harga minuman yang di atas rata-rata dan obat penyerta untuk larut dalam musik. Pesta tidak saja berlangsung di area dance floor. Di lantai satu, tepatnya di beberapa ruangan khusus, puluhan tamu pun menikmati aneka suguhan malam di LM, malah dengan pelayanan plus. Ruangan yang jumlahnya mencapai 25 buah penuh oleh tamu. Lamat terdengar canda manja beberapa gadis, bercampur dengan suara serak seorang laki-laki yang tengah menyanyi. Di ruang lain, tampak beberapa pasangan berjoget sambil memandang lepas ke bawah. Ruangan dengan jendela terbuka itu memudahkan tamu untuk melepas pandangan ke seluruh sudut lantai dance floor. • • •
S
pecial Room. Pesta itu baru berjalan semarak ketika malam menjemput melewati pukul 22.00 Wib. Kami sengaja Sex & City; Jakarta Under Cover
/
263
M o a m m a r Emka
mengendarai mobil dengan kecepatan pelan di bawah 60 km per jam. Dari arah kafe GD di kawasan Senayan, kami melaju ke arah Jl. Gajah Mada di wilayah Jakarta Barat. Mudah sekali mencari LM karena lokasinya berada di pusat kota. Malah, berada di sentral bisnis dan hiburan Jakarta. Hampir di sepanjang jalan dimana terletak LM, di situ berjajar beberapa tempat hiburan malam. Pintu masuk secure parking dijejali antrean mobil. Gedung LM memang menyatu dengan beberapa counter perbelanjaan. Di atas jam 21.00 WIB kebanyakan sudah tutup. Jadi bisa ditebak, antrean mobil itu memang hendak ke LM. Persis di bawah logo LM, petugas valey yang jumlahnya tak lebih dari 10 orang itu tampak keteter me-layani tamu yang datang tak pernah henti. Kami naik lift menuju top roof bersama beberapa tamu lain. Mereka kebanyakan bermata sipit. Kalaupun ada wajah pri-bumi, paling-paling jumlahnya tidak seberapa. Beberapa sekuriti berbaju safari berjaga di pintu masuk. Tiap tamu mesti membeli cover charge sebesar Rp. 35 ribu.
264
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Until Drop Party Super M a d a m e
Suasana meriah. Logo LM dengan warna emas tampak menyala di bawah siraman lampu. Logo keemasan itu dipahat di tembok bercat cream dan di sisi kanan-kiri dihias patung. Ruangan LM layaknya gedung pertunjukan dengan balkon melingkar. Interiornya khas meditarian. Di beberapa sudut ruangan dihias dengan patung-patung besar. Salah satunya patung besar berbentuk kepala singa yang diletakkan di sudut kanan atas ruangan. Tangga naik ke lantai satu terbuat dari besi hitam dengan lantai warna cokelat semu hitam. Lampu-lampu berkilat warna-warni dalam ukuran besar menyorot ke seluruh ruangan. Sebelum berangkat, kami sudah janji dengan salah seorang eksekutif muda, sebut saja Ronald, 29 tahun, anak seorang pengusaha retail yang punya outlet hampir di seluruh Indonesia. Kami sengaja memilih meja yang dekat dengan pintu masuk, sedikit menjauh dari area dance floor yang sesak oleh tamu dan musik yang meraungraung. Kurang dari lima belas menit, Ronald muncul di pintu masuk. Beberapa sekuriti tampak memberi salam hormat. Rupanya, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
265
M o a m m a r Emka
Until Drop Party Super M a d a m e
bujangan yang doyan nongkrong di kafe d a n mal itu selepas jam kerja itu cukup familiar di kalangan LM. Bersama Ronald, kami langsung menapaki tangga menuju lantai satu. Rupanya, ia s u d a h p e s a n r u a n g a n VIP. Kami d i sambut langsung oleh manager floor dan langsung diantar ke ruangan. Ruangan VIP itu lebarnya tak lebih dari 10 X 10 meter persegi dilengkapi dengan kamar mandi, perlengkapan meja-kursi dan dua b u a h televisi 24 inci. Ruangan VIP inilah, yang menjadi daya tarik LM, selain s u g u h a n m u s i k d a n ekslusifnya interior dalam. Bagi para triper mania, berada di area dance floor mengikuti tiap bait irama yang merangsak masuk lewat telinga barangkali lebih menantang dan enjoy. Sebagian besar memang lebih suka berjejal di area dance floor. Namun, mereka yang suka privacy, disediakan r u a n g a n k h u s u s . Layaknya sebuah g e d u n g pertunjukan, ruangan khusus itu berada persis di atas area dance floor. Begitu masuk, waiter wanita langsung m e m b e r i daftar m e n u m a k a n a n d a n minuman. Tak lama setelah pesanan itu
tersedia di meja, seorang wanita berblazer hitam muncul dengan sopan." Apa lagi ini?" pikir kami. Ah, ternyata wanita itu seorang "mami". Ia menawarkan beberapa gadis yang bisa menemani kami selama di ruangan VIP. Ronald hanya mengangguk dan wanita itu pergi. Rupanya, Ronald termasuk istimewa makanya dengan anggukan saja, wanita itu s u d a h mafhum. Sambil m e nunggu, kami menikmati hidangan malam sea food khas m a s a k a n Cina d a n m e n dengarkan lagu-lagu pop melankolis di layar televisi. Sementara di televisi yang satu lagi k a m i d i s u g u h i t o n t o n a n fashion show langsung dari Paris.
266
| Sex & City; Jakarta Under Cover
000
M
andarin Girl. Wanita itu d a t a n g m e m b a w a sepuluh w a n i t a . Kami sedikit terkejut karena yang dibawa hampir berwajah Mandarin. Hanya tiga diantaranya yang berwajah khas Melayu. Mereka berdiri berjajar di depan sambil tersipu-sipu tapi tetap mengembang senyum. Ketika Mami m e m p e r k e n a l k a n nama satu p e r s a t u , masing-masing meng-angguk. Beberapa Sex & City; Jakarta Under Cover
/
267
M o a m m a r Emka
Until Drop Party Super M a d a m e
diantaranya malah memberi senyum manis pada Ronald. Tampak sekali kalau mereka s u d a h saling kenal sebelumnya. Semua mengenakan busana serba hitam. Ada yang mengenakan rok mini dipadu dengan baju U Can See atau celana ketat dengan kaos dan jaket kulit. Setengah bercanda, Ronald meminta kami m e m i l i h . Kami h a n y a t e r t a w a d a n menyerahkan semua urusan padanya. la berbisik pada wanita yang menjadi mami mereka. Lima orang segera keluar dari ruangan dan lima lainnya tinggal di tempat. Kelima-limanya bermata sipit. Kami kaget juga ketika Ronald mem-booking lima orang, padahal kami hanya bertiga. Rupanya, dua temannya lagi akan menyusul. Ya, sudah jadilah kami mulai membuat pesta kecilkecilan. Bernyanyi, minum dan bercanda layaknya sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara. Dua teman Ronald muncul juga. Keduanya l a n g s u n g b e r g a b u n g d a n memilih pasangan masing-masing. Tiga diantara gadis yang menemani kami malam itu bernama Carol (22), Aling (24) dan Icha (24), sebut
saja begitu. Dua lainnya, kami tak begitu ingat. Selama berada di ruang VIP, kami terlibat d u d u k satu sofa dengan Carol dan Aling. Sementara Ronald dan dua temannya asyik dengan pasangan mereka. Pesta kecilan-kecilan segera digelar. Dari nyanyi bareng sampai menenggak alkohol. Ekspresi kemanjaan, rayuan, yang semuanya penuh daya goda tump ah dari Icha Cs. Ya, apalagi yang mereka harapkan kalau tidak berusaha mendapat tip dalam jumlah besar. Maklum, tarif per jam mereka untuk menem a n i t a m u tak lebih dari Rp. 75 ribu. Darimana lagi mereka mengeruk uang kalau tidak dengan mengeluarkan rayuan maut disertai tingkah menggoda. Beberapa percakapan kecil yang kami lakukan dengan Carol dan Aling rupanya sarat informasi. Terutama ihwal dominasi gadis Cina yang menjadi ladies-night LM. Kami jadi tahu kalau jumlah teman satu profesi m e r e k a m e n c a p a i angka 100. Penasaran, kami iseng-iseng mendekati Ronald dan menanyakan apakah di LM juga d i s e d i a k a n r u a n g display. Tapi dia menggelengkan kepala. Ia mengatakan,
268
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
269
M o a m m a r Emka
Until Drop Party Super M a d a m e
kalau ingin tahu lebih jauh soal LM terutama wanitanya, ia akan memanggil salah satu mami dari wanita-wanita itu. Kami mengiyakan. Dan tak kurang dari lima menit, wanita yang tadi mengantar Carol d a n Aling serta ketiga temannya datang. Kepada wanita itu, Ronald hanya m e n g a t a k a n , kalau k a m i ingin melihat koleksi wanita LM dan pelayanan lain. Tampaknya, Ronald benar-benar member guest VIP. Terbukti, tanpa berkeberatan, wanita itu langsung mengiyakan. Kami turun tangga menuju area dance floor. Jam sudah lewat pukul 00.00 WIB. Suasana makin riuh. Gemuruh musik full house benar-benar memekakkan telinga. Kami terpaksa melewati kerumunan tamu yang berjubel di sana-sini. Setelah melewati bar, kami menemukan pintu masuk bertuliskan selain karyawan dilarang masuk. Begitu terkuak, astaga, pemandangan yang tampak tak lain puluhan wanita dalam b u s a n a serba h i t a m . Ada yang asyik bercanda, tertawa. Ada juga yang menikmati sajian acara di layar televisi. Yang m e m b u a t kami terkejut, mereka banyak yang berwajah khas Mandarin. Tentu saja,
wajah Melayu ada, tapi jumlahnya tidak begitu banyak. Dalam taksiran kami, saat itu sedikitnya ada 40 wanita. Sebagian besar m e m a n g s e d a n g menjalankan t u g a s . Maklum, malam Minggu jadwal bokingan penuh. Kami hanya bisa melihat mereka dari jarak sekitar 3 meter. Di dalam ruangan yang luasnya sekitar 12 X 12 meter persegi itu, m e m a n g t i d a k skat p e n g h a l a n g . Jadi pandangan dengan leluasa bisa mengamati gerak-gerik mereka. Kedatangan kami tentu saja dalam perkiraan mereka isti-mewa, karena tidak semua tamu bisa langsung memilih pasangannya dengan bertandang ke ruangan khusus itu. Tentu saja kami tidak bisa berlama-lama berada dalam ruangan khusus itu. Aktifitas transaksi boking berjalan dari menit ke menit. Berulang kali kami b e r p a p a s a n dengan beberapa orang mami yang mengantar anak didiknya. Sekali jalan, satu mami bisa membawa 4-5 orang. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke ruang VIP bersama Ronald Cs. Ruangan utama LM makin malam makin penuh sesak. Untuk berjalan saja, tamu mesti melewati
270
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
271
M o a m m a r Emka
kerumunan tamu. Mau tidak mau, terjadi adu gesek yang berkesinambungan antara t a m u y a n g satu d e n g a n t a m u lain. Pemandangan itu berjalan terus menerus. Pemandangan yang tampak malam itu tak ubahnya seperti pesta. Ratusan orang menggoyangkan kepala sekeras-kerasnya larut dalam musik. Pria wanita berbaur jadi satu. Bisa dibayangkan, ratusan manusia dalam keadaan fly, kebanyakan on karena ecstasy, sebagian lagi m a b u k alkohol, m e n y a t u dalam satu area dan berjoget bersama. Masuk ke lorong di lantai satu, kami m e n e m u k a n s u a s a n a yang b e r b e d a . Sepanjang lorong, tampak beberapa tamu berjejer di pagar besi. Sementara di ruangan VIP yang penuh, terdengar suara-suara tamu pria wanita yang tengah berpesta. Untuk bisa menggunakan ruangan itu pada hari-hari weekend mesti reservasi sehari sebelumnya. Tidak heran, kalau malam itu semua kamar sudah terisi. Beberapa tamu, ada juga yang mengadu untung dengan boking di tempat. Artinya, ia menunggu tamu lain keluar hingga gilirannya tiba.
272
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Until Drop Party Super M a d a m e
Beberapa r u a n g k h u s u s itu, mainstream pelayanan yang diberikan lebih spesial. R u a n g VIP sebelah kiri d a n k a n a n rupanya puny a ciri pelayanan yang ber-beda. R u a n g sebelah kiri y a n g l a n g s u n g m e n g h a d a p ke area dance floor menjadi ruang khusus untuk on kelas VIP. Tamu bisa langsung menyaksikan polah ribuan tamu yang berjoget di dance floor dari jendela yang dibiarkan terbuka. Musik house tak kalah menyentak terdengar. Di r u a n g inipun, tamu bisa memilih pasangan wanita yang telah disediakan LM. Mereka juga bisa diajak untuk menik-mati surga gedhek ke awang-awang bersamasama. Pemandangan yang kami saksikan selintas m a l a m itu, m e m p e r l i h a t - k a n semangat pesta pria wanita yang sudah terbelenggu obat-obat setan. Tak perlu r a s a n y a k a m i c e r i t a k a n secara d e t a i l , bagaimana tamu pria yang memboking gadis-gadis bermata sipit berpesta pora. Sementara di ruang sebelah kanan, ruang VIP lebih difokuskan untuk tamu yang ingin bersantai dengan ditemai wanita cantik dan suguhan minuman yang memabukkan. Dan itulah yang dilakukan Ronald Cs. Begitu Sex & City; Jakarta Under Cover
/
273
Until Drop Party Super M a d a m e
M o a m m a r Emka
kami kembali ke ruangan mereka, aroma alkohol bercampur dengan polah tingkah yang menjurus ke adegan cinta kecil-kecilan berulang kali terjadi. Berulang kali kami m e n a h a n nafas menyaksikan polah Ronald Cs bersama tiga pasangan wanitanya. Sedikitnya terdapat tiga botol wine dan sebotol tequila serta dua botol Chivas Regal tergeletak di meja. Pantas saja, mereka sudah tak begitu sadar. Bait lagu yang mereka nyanyikan hanya sebagai pelengkap aksesoris pesta. Di banding Ronald Cs, ketiga wanita itu boleh dibilang masih cukup sadar. Maklum, tugas mereka selain mengeruk tips sebesarbesarnya juga sebisa mungkin membuat tamu spend-money untuk minuman. Carol dan Aling untungnya tidak begitu l a r u t d e n g a n kegilaan Ronald Cs d a n p a s a n g a n n y a . R u p a n y a , mereka setia menunggu kedatangan kami kembali. Dan percakapan panjang menjadi kegiatan yang kami lakukan hingga menjelang subuh. Di sudut lain, terjadi aktivitas lain yang biasa dilakukan layaknya kekasih kalau tengah bertemu dan melepas rindu. • • • 274
Sex & City; Jakarta Under Cover
S
ervice Plus. Dari p e r c a k a p a n kami dengan Carol dan Aling, kami mendapatkan banyak informasi. Wanita-wanita yang ada di LM pada prisipnya punya tugas yang tidak jauh beda dengan ladies night yang ada di tempat-tempat hiburan malam lain. Selain melayani tamu bak raja semalam, mereka juga punya satu pelayanan khusus. Di SD yang lokasinya tidak begitu jauh dengan LM misalnya, di ruangan VIP selain fasilitas karaoke, tamu bisa mendapatkan pelayanan lain berupa transaksi cinta di tempat. Juga pelayanan tarian striptease live dari ladies night yang diboking. Semua w a n i t a n y a , m e n a w a r k a n jasa p e l e p a s dahaga malam yang sama. Atau di diskotek ME yang juga menyediakan ruangan VIP untuk berkaraoke. Para wanitanya selain menyuguhkan pelayanan istimewa tapi juga menawarkan paket pelesir ke tempat tidur. Tentu saja tidak dilakukan langsung di tempat, tapi dibawa keluar. Begitu juga dengan DG, ka-wasan Kota Tua dan KB, kawasan Sudir-man, yang w a n i t a n y a juga m e n y u g u h k a n t a r i a n syahwat standar internasional. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
275
Moammar Emka
Until Drop Party Super Madame
Di LM lain lagi. Pelayanan striptis, tidak ada. Tapi, gadis-gadis LM siap menemani tamu on sampai pagi. Tidak hanya itu, kelebihan lainnya adalah mereka didominasi wajah-wajah sipit alias gadis Cina. Pelayanan seksual memang tidak diberikan langsung di tempat. Tapi bukan berarti mereka menolak ajakan plesir cinta di lain lokasi. Pada jam-jam kosong, mereka biasa menerima tawaran mar dari tamu-tamu LM. Carol sendiri mengaku, kalau dalam seminggu ia hanya bekerja empat hari. Tiga hari lain, ia memilih stand-by di kontrakannya di sebuah rusun semi apartemen di kawasan BC, Kota. Nah, selama hari off itu, akunya, ia biasa menerima tawaran lain yang sifatnya lebih khusus. "Kalau nggak menemani tamu dinner, paling-paling diajak pergi ke luar kota," akunya. Kebanyakan, tamu yang membokingngnya adalah member-guest LM. Beberapa tamu lain adalah pelanggan setia di mana dulu ia bekerja. Gadis yang mengaku sebagai WNI keturunan kelahiran Jakarta itu mengatakan, kalau profesi sebagai ladies-night itu sudah cukup lama ia tekuni. Pada awalnya
ia bekerja di pub-karaoke MJ sebagai singer. Bukan penyanyi dalam arti yang sebenarnya, tapi sebagai peneman tamu yang ingin bernyanyi di ruang karaoke. "Tapi belakangan tamunya makin sepi. Kebetulan ada tempat baru, aku pindah," ujarnya. Lama di MJ, gadis berambut lurus sebahu dengan kulit kuning langsat itu, mengaku hanya mau menemani tamu yang satu ras dengan darahnya. Kecuali ada tamu-tamu special yang menjanjikan lembaran lima puluh ribuan. Toh, lambat laun kebiasaan itu berubah lantaran tamu MJ yang datang amat beragam. Jumlah WNI keturunan dengan pribumi sebanding. Mau tidak mau, pada akhirnya ia menerima bokingan dari pria manapun. Setelah ia pindah ke LM, tamu setianya banyak juga yang menjumpainya. Meski dengan tarif yang sedikit mahal, tamutamunya itu seperti tidak ada masalah. Lantaran makin hari kebutuhan sehari-hari meningkat, ia mulai melayani order plus yang lebih menjanjikan uang banyak. Namanya juga tamu. Permintaan dari mereka pun amat beragam. Menurut Carol, pelayanan yang diminta tamu terkadang
276
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover /
277
M o a m m a r Emka
Until Drop Party Super M a d a m e
banyak yang nyleneh. Tidak semua ingin berhubungan cinta, ada juga, katanya, yang hanya ingin ditemani makan malam. "Apa saja lah, yang p e n t i n g d u i t n y a jelas," sergahnya. Begitu juga dengan Aling. Dunia yang ia tekuni sekarang ini sudah tak asing lagi dengan kehidupan sehari-hari. Pasalnya, ia bersama keluarganya hidup di tengah kawasan yang dipenuhi aneka tempat hiburan yang menyuguhkan aneka pelayanan, dari yang biasa sampai luar biasa. Gadis yang bercita-cita jadi model itu t e r p a k s a menjadi ladies-night k a r e n a k e b u t u h a n keluarganya yang tinggal di kawasan Mabes, makin meningkat. Awalnya, ia hanya ikut teman-temannya yang sudah lama berkecimpung di dunia malam. Biasanya, teman-temannya yang sudah banyak mempunyai tamu langganan yang ingin ditemani pergi ke satu tempat. Dari ke diskotek, karaoke sampai bermain judi. Nah, dari merekalah, awal mula Aling mulai menjelajah kehidupan malam. Bukan apaapa, menemani orang berduit bermain judi atau pergi ke diskotek relatif lebih enak karena biasanya mereka tidak begitu me-
musingkan urusan seks. Dan sejak pertama order itu datang, ia sudah mempertegas diri tidak melayani urusan yang satu itu. Dari kerja sambilan itu, Aling mengaku mulai mendapat pendapatan lebih. Unsur uang jualah yang akhirnya membuat gadis bertinggi 169 cm itu memutuskan terjun secara profesional. Meski hanya tamatan sebuah SMU, toh pergaulan luas menjadikannya sosok matang, terutama dalam hal k o m u n i k a s i . Terbukti, ia m u d a h bersosialisasi dengan tamu yang multi ras. Pertamakali ia bekerja di klub SR, Mabes. Statusnya seperti juga Carol sebagai ladyescort untuk pria yang berkaraoke. Hampir dua tahun ia bekerja di SR, sebelum akhirnya ia m e m u t u s k a n u n t u k freelance di beberapa tempat. Dua diantaranya, ME dan DG. Dengan freelance, ia lebih leluasa bergerak karena ia relatif sudah punya langganan tetap. "Kalau tamu ingin karaoke di satu tempat, biasanya telepon dulu. Terus, saya dijemput," tandasnya. Sampai akhirnya salah satu temannya mengajak bergabung di LM. Iming-iming tempat ekslusif dengan gaji yang lumayan besar, m e m b u a t Aling tergoda u n t u k
278
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
279
M o a m m a r Emka
menerima. Dan pada pertengahan 1999 lalu, ia resmi menjadi salah seorang lady-escort LM. Tentu saja Aling yang sekarang bukan sosok yang dulu. Sebagai profesional, ia mengatakan, siap memperlakukan tamu sebagai raja. Artinya, segala titah akan ia jalankan selama dalam tarap perjanjianbisnis yang jelas. Tentu saja, pelayanan yang diberikan di LM, sebatas menemani on atau tamu berkaraoke. Di luar LM? Ia menerima order untuk pelayanan yang sifatnya sangat privat. Tapi itu pun tidak sembarang tamu, tapi tamu yang sudah ia kenal sebelumnya. Dan satu order yang pantang ia terima adalah menari striptis. "Saya terus terang nggak punya keberanian untuk yang satu itu. Yang lain sih, boleh-boleh saja asal bayaran cocok," kilahnya. Sementara kami terus bertukar cerita, Ronald Cs makin menggila. Entah sudah berapa gelas alkohol masuk ke perut mereka. Ketiga teman Carol dan Aling yang menemani mereka, nyaris kehilangan kontrol diri. Padahal, jam sudah menunjuk pukul 03.00 WIB dini hari. Toh, musik masih saja meraung di LM. Dan tamu- tamu sudah 280
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Until Drop Party Super M a d a m e
bermandikan keringat dingin. Pria dan wanita sama-sama basah dan kehilangan kendali. Ah, terkadang kami juga bingung apa yang sebenarnya mereka cari? Kesenangan semu yang tiada ujung pangkalnya. Namun itu menjadi santapan sehari-hari hiburan malam di Jakarta yang nyaris tiada pernah sepi dengan pengunjung yang kesepian. Entah sepi dari apa? Kami juga tak mengerti. ?[]
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
281
M o a m m o r Emka
Seks Midnite Gadis2 Burespang
16
Sebagian pramusaji bar-karaoke bekerja dobel sebagai penjaja cinta profesional. Modus operandinya dilakukan usai jam kerja. Istilah ngetopnya Burespang. Ada juga Burescin dan Bureskor. Target utamanya, berburu Dollar!
S
elepas pukul 01.00 WIB dini hari, kawasan Melawai di wilayah Jakarta Selatan, ramai bak pasar malam. Puluhan taksi antri panjang menunggu penumpang, sementara mobil-mobil pribadi hilir mudik silih berganti keluar masuk pelataran parkir. Ada juga mobil-mobil jemputan yang standby menunggu di luar. Kawasan yang terkenal dengan tempat-tempat hiburan malam, terutama restoran plus karaoke khas Jepang, Cina dan Korea itu berhias bak perawan malam.
282
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
283
M o a m m a r Emka
S u a r a - s u a r a manja b e b e r a p a g a d i s berbusana ketat terdengar di malam dini. Dari pintu klub DS, muncul tiga gadis cantik bersamaan. Mereka adalah Dona (24), Risca (23) dan Yanti (23), sebut saja begitu. Aha, mereka rata-rata berpenam-pilan seksi. Dona mengenakan rok mini dengan baju belahan di dada menonjol. Risca membalut betisnya dengan celana jins dan kaos bertali satu yang memperlihatkan perut dan pusar. Sementara Yanti mem-bungkus tubuhnya dengan kemben dan celana ketat. Sementar rambutnya dibiar-kan terurai jatuh menutup bahunya. Tentu saja mereka bukan remaja ABG yang baru saja dari kafe-kafe gaul. Atau sejumlah anak-anak gaul yang baru saja berajojing ria di lantai disko. Tidak sama sekali!. Mereka tak lain adalah gadis pramusaji yang saban malam menemani tamu di pub-karaoke. Tawa renyah menyembul. Tiga pria, rupanya sudah menunggu mereka di dalam mobil. "Hallo? Kita langsung cabut saja ya?" Dona menjatuh diri di kursi mobil. Aneka mobil yang menjejali area parkir di kawasan Melawai itu amat beragam. 284
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Seks Midnite Gadis2 Burespang
Dari kelas mini bus sampai mobil mewah. Selain Dona, Risca dan Yanti, tampak juga puluhan gadis yang baru saja pulang kerja. Sebagian ada yang langsung masuk ke mobil j e m p u t a n , sebagian lagi t a m p a k asyik bercengkrama di luar sambil menikmati aneka makanan yang ditawarkan penjaja kaki lima yang tersebar hampir di tiap sudut jalan. Mobil-mobil lain banyak juga yang hilir m u d i k . P e n u m p a n g n y a rata-rata lelaki. Sorot mata mereka menebar pandangan. Dan ketika berpapasan dengan gadis-gadis cantik, terdengar suara tawaran mengajak. Ada juga yang keluar pub-karaoke dengan pasangannya dan langsung menuju mobil pribadi.
B
urespang & Bureskor. Suasana pagi dini hari itu adalah gambaran sekilas tentang Burespang, kepanjangan bubaran restoran Jepang. Entah darimana istilah itu. Yang jelas, sebutan itu menjadi bahasa baku bagi kaum laki-laki yang hendak mencoba b e r p e t u a l a n g di waktu malam mencari gadis-gadis cantik. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
285
Moammar Emka
Gadis-gadis cantik itu tentu saja berasal dari pub-karaoke. Bagi laki-laki petualang, gadis-gadis itu sudah tak asing kebanyakan punya profesi ganda. Pertama, ya sebagai lady-escort atau pramusaji restoran-karaoke. Kedua, sebagai wanita yang siap menerima transaksi seksual. Selama jam kerja, mereka bertugas melayani tamu yang datang dari b e l a h a n p e n j u r u n e g a r a di Asia. Dari Jepang, Korea, Taiwan sampai Cina. Tentu saja, laki-laki pribumi pun tak ketinggalan menjadi tamu setia. Tugas utama mereka sebenarnya, hanya melayani tamu di sofa dan membuat mereka spend-money untuk m i n u m a n s e b a n y a k - b a n y a k . Selama menemani, mereka diperbolehkan untuk ikut makan dan minum selama dalam batas kewajaran. Artinya, jangan sampai ikutan mabuk bersama tamu. Di kawasan Melawai dan Mangga Be-sar, mereka ini usai restoran tutup biasanya telah siap menunggu antrean mobil-mobil dari berbagai merek yang para lelaki di dalamnya siap mengajak mereka berkelana ke negeri passion. Para lelaki petualang itu punya bahasa slank yang memudahkan komunikasi di 286
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Seks Midnite Gadis2 Burespang
antara sesama 'penderma' Dollar. Kalau Anda tahu apa itu 'Burespang' dan 'Bureskor', berarti Anda sudah terbiasa mengajak gadis-gadis yang sore h a r i n y a bekerja sebagai waiter di restoran. Burespang adalah B u b a r a n Restoran J e p a n g , s e d a n g k a n Bureskor adalah Bubaran Restoran Korea. Nah kalau Burescin adalah Bubaran Restoran Cina. Artinya, Burespang adalah gadis-gadis pramusaji dari restoran Jepang yang setelah usai kerja masih nyambi kerja badaniah lainnya. Berbeda dengan para wanita pekerja seksual 'asli' —yang pekerjaan profesionalnya m e m a n g menjajakan p e l a y a n a n seksual— para waiter ini bolehlah disebut amatiran atau tepatnya pekerja paruh waktu alias part timer. Maksudnya, tidak setiap m a l a m m e r e k a mencari atau b e r s e d i a memberi pelayanan ekstra itu. Karena itu, mencari cewek Burespang atau Bureskor tidak s e m u d a h mencari pekerja seks profesional yang full-timer yang setiap saat bisa diajak kencan semalam. Tidak setiap gadis yang keluar dari restokaraoke Jepang bisa diajak kencan. Pasalnya, d a l a m hal memilih p a s a n g a n , m e r e k a Sex & City; Jakarta Under Cover /
287
Moammar Etnka
Seks Midnite Gadis2 Burespang
selektif. Mereka tidak sembarang memilih tamu. Biasanya, mereka lebih suka tamu yang sudah dikenal dan akrab, lagi-pula sudah jadi member. Bagi Dona, menjalani profesi sebagai waiter di pub-resto Jepang lebih gampang menjaring uang daripada di restoran biasa. Ini dirasakan benar oleh gadis yang merantau jauh dari Palembang itu. Menurutnya, ia pernah bekerja sebagai di resto-kafe. Pendapatan sebulan dari gaji plus tip tamu, akunya, tidak sampai Rp. 1 juta. "Padahal, duit segitu di Jakarta apalah artinya," ceplos gadis yang gemar dengan baju-baju seksi itu. Nah, begitu ia bekerja di pub DS, ia mendapatkan uang lebih besar. DS yang saban malam selalu dipenuhi pria-pria ekspatriat dari Jepang, Korea dan Cina itu memang menjanjikan rezeki berlimpah. Menurutnya, tips yang diberikan tamu, jauh dari gaji per bulan. "Pinter-pinternya kita aja merayu tamu," ungkapnya. Keuntungan ganda sering didapat di DS. Masalahnya, makin besar tamu mengeluar-
kan uang untuk makan dan minum, bonus yang diterimanya juga makin besar. "Tips t i d a k m a s u k h i t u n g a n kasir. Langsung masuk kantong pribadi dong, masak masuk "kantong" yang lain," kilahnya, setengah bercanda. Bagaimana dengan transaksi seks? Ia mengakui, tuntutan itu selalu ada. Tapi, ia tidak mesti m e n u r u t i keinginan semua tamu. Artinya, ia punya beberapa pertimbangan. Ujung-ujungnya sih ke duit juga. "Kalau mau bayar US$100-200, biar jelek, ya masak ditolak," aku gadis berdada besar ini. Namun ranjang memang bukan segalagalanya. Dengan sedikit b e r a r g u m e n ia mengatakan, transaksi cinta baru ia akan lakukan kalau k e b u t u h a n h i d u p m a k i n meningkat. "Ya nggak harus ranjang melulu. Toh, di karaoke kalau kita pinter, dapatnya gede juga," tandasnya. Lain lagi dengan Risca. Gadis kelahiran Jakarta, 24 tahun itu, termasuk primadona di MJ, pub-karaoke di Melawai. Meski tidak terlalu tinggi, hanya 162 cm, tapi ia memiliki tubuh seksi dan wajah yang selintas mirip
288
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover /
289
Seles Midnite Gadis2 Burespang
M o a m m a r Emka
Cina keturunan. Karuan saja, Risca punya member-guest yang lumayan banyak. "Kebanyakan dari Korea dan Jepang," ungkapnya. Dengan terus terang ia mengakui, selama menjalani tugas sebagai lady escort yang tugasnya tak ubahnya seperti pramusaji, tak jarang ia juga sering menerima job luar. Artinya, setelah jam kerja ia siap menerima ajakan kencan. "Asal sesuai permintaan kenapa tidak?" sergahnya, menantang. P u n y a wajah cantik c u k u p m e n g u n tungkan Risca. Terbukti tak jarang ia diajak t a m u n y a ikut bepergian ke luar negeri. Baru-baru ini saja misalnya, ia diajak ke Singapura selama tiga minggu. Dan selama itu, ia dibayar per hari sesuai dengan tarif yang ia minta. "Satu hari saya minta US$100. Ya, itungitung hasil semalam kalau bekerja di MJ," akunya. Di MJ sendiri statusnya hanya freelancer. Jadi, ia tidak mesti masuk tiap hari. Di MJ, dia dibawahi seorang mami, yang mengontrol jam kerja dan operasinya sehari-hari.
290
| Sex & City; Jakarta Under Cover
"Seenaknya saja. Kecuali kalau memang sudah ada yang boking, jadi mesti datang. Jaga langganan," tukas gadis b e r a m b u t pendek ini.
ooo
P
emburu Dollar. Semua orang sudah p a h a m kalau restoran adalah tempat makan dan minum. Karaoke adalah tempat bernyanyi sambil nonton teve. Tetapi kalau resto dan karaoke digabung —apalagi kalau itu adalah resto-karaoke Jepang, Korea atau Cina— konotasinya bisa ber-beda. Tidak hanya makan, minum dan ber-nyanyi, tapi dalam prakteknya juga bisa memperoleh jasa berlebih. Pelayanan seksual. Namanya juga bisnis, restoran tentu tak bisa h i d u p tanpa pelayan. Tetapi restokaraoke Jepang, Korea, Cina ini, benarbenar akan ditinggalkan pelanggan kalau tak menyediakan waitress-plus. Dan boleh jadi, omset yang diraup oleh para waiter ini tak kalah tingginya dengan yang resmi didapat pihak restoran. Keberadaan mereka boleh jadi m a s u k d a l a m kategori ' p r o s t i t u s i ' terselubung. Resminya, mereka ini tugasnya hanya menemani tamu sitting, tak hanya Sex & City; Jakarta Under Cover
/
291
M o a m m a r Emka
Seles Midnite Gadis2 Burespang
menemani ngobrol tapi juga 'merayu' untuk terus menerus minum. Yang tidak resmi, ya pelayanan seksual itu tadi. Aktivitas resto-karaoke ini mulai marak dan sejak pukul 21.00 WIB. Sementara para waiter itu sendiri sudah mulai masuk kerja pukul 19.00. Waktu bekerja di resto Jepang, Korea d a n Cina ini, m e m a n g b e r b e d a dengan waktu kerja restoran biasa yang sejak sore sudah buka. Status para 'waiter plus' ini tidak selalu terdaftar sebagai pegawai atau karyawan restoran. Antara waiter yang terdaftar di Depnaker dan yang riil bekerja di restoran tersebut bisa berbeda jauh j u m l a h n y a . Kebanyakan freelancer. Seperti Yanti, ia cuma mendaftar kepada manajer resto. Setelah sedikit petunjuk, ia langsung menjalani pekerjaan. Kalau ia merasa oke, selanjutnya bisa terus menerus 'bekerja' di resto tersebut. Hebatnya, di tengah krisis yang sampai saat ini belum juga berakhir, penghasilan mereka tidak berkurang. Bahkan meningkat, akibat perbedaan nilai kurs. Maklum, sebagian besar p e n d a p a t a n mereka memang dalam Dollar atau mata uang asing lainnya, terutama Yen dan Won. Bagai-mana
tidak kalau mayoritas tamu mereka adalah pengusaha asal negara-negara Timur Jauh atau ekspatriat lainnya. Sekali-sekali, seperti biasa, dapat rombongan p e l a u t dari negerinegeri Macan Baru Asia itu. P e r e d a r a n Dollar di b e b e r a p a restokaraoke sangat deras. Chaca (24), waiter r e s t o - k a r a o k e Korea MSK di k a w a s a n Melawai misalnya, yang tinggal di sekitar Depok, dari profesinya sudah bisa membeli rumah, tanah, sampai mobil pribadi. Yanti malah ke mana-mana menggenggam ponsel genggam dan pulang pergi diantar supir. Uang yang dikeruknya dalam semalam bisa ratusan Dollar. Kalau pun uang itu diberikan dalam bentuk Rupiah, jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Beberapa waiter-plus m e n y e b u t k a n , penghasilan mereka lebih dari cukup. Adek (20), waitress di resto Jepang LL, penghasilannya memang naik turun, tidak sama setiap malam. "Karena duit itu diperoleh dari besarnya tips yang diberikan t a m u , " t a n d a s n y a . Lajang yang tinggal di kawasan Slipi ini m e n y e b u t k a n , tugas intinya hanya menemani tamu dan m e m b u a t n y a m i n u m
292
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
293
M o a m m a r Emka
sebanyak-banyaknya. Dan selama bekerja, akunya, ia kerap kali mendapatkan tips dollar. "Rata-rata sih US$50-100. Pernah sih ada yang ngasih sampai US$300," jawabnya. US$100 saja kalau dikurskan dengan Rp. 10.000, ya Rp. 1 juta," jelasnya. Apa yang dikatakan Adek, tidak beda dengan keterangan Ivon (25), teman kerjanya. Janda beranak satu yang masih sintal ini mengaku rata-rata uang tip yang masuk ke dompetnya sebesar Rp. 200-500 ribu. "Ya beberapa kali pernah dapat di atas Rp. 500 ribu," sambungnya sambil tersenyum manja. Ehm! Dan kata Ivon, jumlah itu biasanya diberikan oleh tamu reguler yang sudah akrab. "Duitnya lebih sering Dollar. Yen, Wong, jarang-jarang. Kalau seperti sekarang, ya u n t u n g gede juga," tambahnya, lagi-lagi sambil tertawa dan mencubit Di resto-karaoke HL di Ancol, menurut penuturan Susi (21), peredaran uang di sini lebih besar. Dalam semalam ia bisa menemani tiga sampai lima tamu. Rata-rata tip Dollar yang ia terima antara US$100-200 Dollar. 294
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Seks Midnite Gadis2 Burespang
"Ya, pinter-pinter aja nyenengin tamunya," akunya blak-blakan. Jadi, sebatas menemani makan-minum tamu di resto? "Ya, tidak!" aku Eka (19), waiter di resto Korea MJ, kawasan Melawai, yang menjadi teman seprofesi, Risca. Menurut penuturan Eka, pekerjaan pokoknya m e m a n g menemani tamu di dalam resto. Tapi setelah itu, ya terserah perjanjian antara kedua belah pihak. "Kalau bayarannya gede, kenapa tidak?" tukasnya.
T
'op Three. Kalau A n d a t e r m a s u k kebanjiran dolar dan ingin 'berderma' kepada para wanita yang serba seksi dan bahenol, ke mana harus mencari mereka? Paling gampang adalah menuju restoran plus karaoke. Di mana saja lokasi restoran yang menyediakan full service ini? Paling tidak ada tiga lokasi utama yang saban hari tak pernah sepi dari serbuan para lelaki ekspatriat teman-teman anda. K a w a s a n Kemang? Bukan. K e m a n g boleh menjamur d e n g a n kafe-kafenya, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
295
M o a m m a r Emlca
b a h k a n diklaim sebagai g u d a n g n y a ekspatriat (baca: barat). Tetapi Kemang tidak banyak menjanjikan pelayanan istimewa. Apalagi yang disebut istimewa itu kalau bukan wanita pramuseks. Yang paling terkenal di kawasan Selatan tentu saja kawasan Melawai atau Blok M, kemudian ada di Mangga Besar (Kota) dan yang paling ujung, ke k a w a s a n Ancol. Aktivitas kawasan Melawai ketika malam dan siang, sangat jauh berbeda. Di siang hari, Melawai dipenuhi pedagang yang menjual aneka ragam produk. Tetapi ketika bulan merangkul bumi, Melawai terasa lebih bergairah dan meriah. Tak kurang dari sepuluh restoran-karaoke yang di dalamnya dipenuhi wanita pekerja seksual. Beberapa terletak dekat toserba Golden Truly. Yang lainnya tersebar di dekat b e k a s diskotik s e p a t u r o d a , a t a u bersebelahan dengan Bank BCA. Siang hari, sebagian besar resto ini cuma buka beberapa jam di sekitar waktu lunch. Setelah itu tutup sampai maghrib. Menjelang pukul 19.00 WIB pun, baru satu-dua tamu datang. Akan tetapi di akhir waktu dinner, tamu malah ramai datang berbarengan. Sambil 296
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Seks Midnite Gadis2 Burespang
supper, mereka ditemani 'pelayan restoran' sambil berkaraoke ria. Ajaibnya, meski berstatus waiter, namun mereka bisa saja meninggalkan restoran untuk pergi bersama tamu, entah ke mana. Atau menghabiskan malam dan dini hari di restokaraoke, lalu begitu resto tutup, waiter itu bertandang ke tempat tertentu bersama tamu yang sedari tadi ditemaninya. Dari sisi fisik, sebagian resto-karaoke ini tak ubahnya restoran biasa. Malah ada yang b a n g u n a n n y a seperti ruko. Akan tetapi sebagian yang lain serba gelap, tak mirip sama sekali dengan restoran yang biasanya serba terbuka. Bukan hanya ber-kaca gelap, tapi pintu pun selalu tertutup. Seakan-akan tidak m e n e r i m a t a m u . S a t u - s a t u n y a penanda bahwa itu adalah resto adalah pengumuman dalam bahasa Jepang atau Korea. Interior resto-karaoke ini umumnya agak belepotan. Tidak seperti u m u m n y a kafe y a n g k o n s e p t a t a - r u a n g n y a jelas d a n tunggal, resto-karaoke ini biasanya serba gado-gado atau norak. Sedangkan restokaraoke yang kebanyakan menerima tamu asal Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
297
M o a m m a r Emka
biasanya memajang pernik-pernik khas kultur Jepang atau Cina, seperti lukisan vertikal serba bambu. Lucunya, meski di depan kelihatan sebagai resto Jepang atau Korea, hiasannya berkultur Cina. Karakter resto-karaoke yang serba gelap dan semi tertutup ini juga menjamur pula di kawasan Mangga Besar. Kadang-kadang, ada penanda lain yang menggam-pangkan anda untuk menuding apakah resto-karaoke itu menyediakan wanita pekerja seksual atau tidak. Satu-dua resto tersebut memasang pengumuman di depan pintu masuk. Biasanya dalam bahasa Inggris, disertai bahasa Jepang atau Mandarin. "You must be over 21 years!" Ketertutupan resto-karaoke ini juga sudah jamak di kawasan Ancol. Hanya saja, biasa-nya tulisan karaoke yang terpampang di dinding luar, sengaja dibuat dari lampu neon berwarna cemerlang yang terus menerus berkedap-kedip sepanjang malam hingga dini hari. Berbeda dengan tiga tempat tersebut, resto-karaoke di kawasan Pluit jauh lebih terbuka. Siang hari, biasanya mereka juga buka seperti biasa dan dengan pengunjung yang tak kalah ramainya. Kadang-kadang, 298
| Sox & City; Jakarta Under Cover
Seles M i d n i t e G a d i s 2 Burespang
resto-karaoke ini, di siang hari, malah menjadi tempat makan sekeluarga. Beberapa resto malah menjadi favorit, karena hidangannya memang enak. Kebanyakan resto-karaoke di Pluit ini untuk mereka yang berbahasa mandarin, entah memang ekspatriat atau pengusaha asal Taiwan, Hongkong, Makao, Cina atau ya peng-usaha yang tinggal sekitar Pluit sendiri. Restokaraoke ini ada yang sengaja membatasi jam beroperasinya. Bagaikan jam malam. Tetapi, kalau hasrat sudah menggenang, jam malam pun diterabas. Ya kan?[]
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
299
M o a m m a r Emka
"Tukar Kelamin" Party Of The
17
Year
Vesta masygul kaum gay di kalangan jetset. Berdandan ala bintang sensual Hollywood dengan hadiah berlibur ke Hawai. Penyelenggaranya justeru wanita terhormat dari keluarga kaya raya.
S
ebenarnya pesta kaum gay sudah beberapa kali kami lihat dan saksikan. Di diskotek di Jl MG, Jakarta Barat atau kafe LJ di Jakarta Selatan, secara rutin, walau-pun t a n p a p u b l i k a s i , pesta p a r a laki-laki 'kemayu' itu berlangsung meriah. Disitulah, p a r a lelaki h o m o s e k s u a l b e r t e m u d a n mencari pasangan. Di kafe LJ malah ada k e u n i k a n sendiri. Karena t e r n y a t a , pengunjung wanita tak kalah membludak dibanding laki-laki gay. Tapi kali ini, pesta sejenis justru dis e l e n g g a r a k a n d i r u m a h p r i b a d i . Dan pemiliknya kami kenal sebagai wanita
300
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
301
M o a m m a r Emka
'Tukar K e l a m i n " Party Of The Y e a r
normal dan terhormat. Ny Erika (31), nama disamarkan, yang bergerak di ladang bisnis garmen dan mempunya beberapa butik elit di Jakarta. Suaminya, Bagus (39), seorang pengusaha dari kalangan pria keturunan yang m e m b i d a n g i bisnis ekspor-impor o r d e r d i l mobil. P u n y a wajah l u m a y a n ganteng dan termasuk pria normal. "Ini pesta khusus dan terbatas, Gay Night Party 2002," ujar Erika ketika kami konfirmasi-kan lewat telepon.
lumrah. Tapi, Ny Erika, hampir tak kami kenali. Malam itu, wanita yang di-kenal di kalangan selebritis sampai ibu-ibu pejabat itu tampil dengan busana khas laki-laki. Kemeja putih d i p a d u celana hitam dengan topi Charlie Caplin di kepala. Kumis tipis palsu m e n g h i a s di atas bibirnya y a n g t a n p a polesan lipstick. Tangan kanan mencengkeram sebilah tongkat, sementara tangan kiri memegang cerutu. Sedangkan suaminya, Bagus mengenakan kemben putih dengan kain melilit di sepanjang kaki. Bibirnya disepuh lipstick merah. Begitu juga dengan sejumlah tamu lain. "Malam ini kita 'tukar kelamin', he he," celetuk Erika. "Kalau mau ikut, ada baju di kamar." Kami menggelegak. Inikah r u p a n y a keunikan pesta ini. Tapi unik apanya? Di garden terrace memang sedikitnya ada 12 tamu wanita. Ah, bukan wanita m u r n i . Mereka pria berbadan atletis tapi gaya b i c a r a n y a l e m a h g e m u l a i . Semua berdandan layaknya wanita. Dan mereka pun mengenakan busana wanita yang serba gemerlap. Ada juga sedikitnya 5 orang wanita betulan berdandan laki-laki.
T
ukar Kelamin. Malam Sabtu, p u k u l 22.00 WIB, kami berada di Jl. DL, daerah pemukiman elit di kawasan GT. Tak jauh dari sini, t e r d a p a t s e b u a h r u m a h b e r g a y a Romawi yang dikelilingi tembok setinggi 4 meter dan pintu gerbang kayu d e n g a n ukiran gambar naga. Ruang tamu seluas 9 X 9 meter persegi disulap menjadi ballroom. Ada sekitar 20 tamu sudah berkumpul di bawah siraman l a m p u y a n g c u k u p t e r a n g . Tapi y a n g menarik, tamu wanita b e r d a n d a n laki, s e d a n g k a n laki-laki b e r d a n d a n wanita. Kalau saja mereka hanya kaum gay, boleh jadi 302
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
303
M o a m m a r Emka
T u k a r K e l a m i n " Party Of The Y e a r
Di antara sekian tamu undangan, kami tertarik dengan tiga tamu yang mengenakan busana khas bintang Hollywood. Erika mengenalkan tiga tamu sebagai Jojo (24), Raymond (26), Priambudi (29) dan Anton (25). Keempat pria itu di dunia model cukup populer. Jojo k e r a p m u n c u l d a l a m b e b e r a p a peragaan fashion. Pria berkulit putih dan dalam kesehariannya selalu tampil trendy adalah salah satu mantan peraih predikat cover boy pada 1998. Namun sudah menjadi rahasia umum, kalau Jojo bukan pria yang punya perilaku seks normal. Ia termasuk kelompok pria gay. Gosip yang beredar tentang hubungan cintanya dengan salah seorang desainer terkenal, kerap menjadi perbincangan media masa maupun kalangan model. Dalam suatu kesempatan, sebelum pesta dimulai, Jojo sempat 'curhat' pada kami ihwal hubungannya dengan desiner terkenal itu. Katanya, ia lagi sedih lantaran hubungannya sudah tidak harmonis lagi. Bahkan terakhir, h u b u n g a n itu b u b a r . "Cowok gue kepelet sama lekong Blok M," u n g k a p n y a kesal. Gara-gara 'lekong'
(baca=pria) itulah, lanjut Jojo, hubungannya berantakan. "Padahal, dibanding gue, dia tidak ada apa-apanya. Makanya, kalau gue bilang, lekong gue kena pelet," tandasnya penuh percaya diri. Sementara Priambudi sendiri selama kurang lebih tiga tahun menjadi asisten seorang desainer kenamaan. Pria berkulit hitam sawo matang dan berbadan atletis itu kini punya bisnis sendiri. Katanya, ia sudah hengkang dari 'bos'nya dan memilih berjalan sendiri. "Sudah satu t a h u n ini, aku di Afrika," akunya. Di negara itu, ujarnya, ia sibuk m e m b u a t acara fashion kelas internasional. "Bulan-bulan ini, aku lagi mempersiapkan/fashion kelas dunia. Nelson Mandela sendiri yang minta. Sekarang aku lagi liburan di Indonesia," u n g k a p n y a meyakinkan. Berbeda dengan Priambudi dan Anton. Pria keturunan itu, memang bukan model. Tapi dalam kesehariannya, mereka bergaul d e n g a n b e b e r a p a pria model. Jojo d a n Raymond adalah dua diantara teman-teman terdekatnya. Mereka dalam ke-sehariannya t e t a p b e r p e r i l a k u seperti laki-laki kebanyakan. Siapa sangka kalau dalam
304
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
305
M o a m m a r Emka
kehidupan yang sebenarnya, mereka adalah pria yang suka sesama jenis. Kalau diamati sekilas, badan mereka tegap dan berisi. Tidak tampak citra 'gemulai' layak-nya wanita. Wajah tampan dan selalu ber-usaha tampil prima. Yang membedakan barangkali dari cara mereka berbicara yang kadangkadang begitu terdengar lembut dan gemulai. Apalagi kalau pembicaraan itu terjadi antara 'gank' mereka. Tapi malam itu, mereka berubah menjadi wanita. Yang berjenis kelamin pria menjadi wanita, sementara wanitanya menjadi pria. Jojo, Raymond dan Priambudi malah tampak seperti wanita betulan. Gaya dan penampilan mereka dalam keseharian yang memang lebih banyak mencerminkan jiwa kewanitaannya, makin lengkap begitu tubuhnya terbungkus gaun-gaun pesta. Sementara beberapa wanita yang berdandan ala pria, tak kalah hebohnya. Mereka berkumpul di ruang tamu yang sudah disulap menjadi mini ball-room di bawah siraman lampu terang.
306
| Sex & City; Jakarta Under Cover
"Tukar K e l a m i n " Party Of The Y e a r
K
ontes Hollywood. Pesta dimulai dengan dinner yang dilanjutkan dengan acara pembukaan botol white wine, red wine dan beragam jenis minuman beralkohol lain. Dengan diiringi musikmusik berirama RnB dan Classic Disco, mereka mulai menenggak minuman sampai tidak ada sisa botol yang tersisa. "Minum dulu yang banyak biar tambah pede," ceplos Jojo. Erika dan suaminya yang bertindak sebagai tuan rumah, dengan ramah mempersilakan tamu sekaligus temantemannya itu untuk menikmati aneka suguhan yang dihidangkan. Selang sepuluh menit kemudian, dari arah pintu masuk muncul dua pasang priawanita. Erika memperkenalkan mereka sebagai adik-adiknya. Sama seperti dandanan Erika dan suaminya, dua pasangan itu berdandan terbalik. Si wanita mengenakan baju pria, sementara prianya dengan baju wanita. Mereka segera disambut tamutamu undangan lain dengan tawa meriah. Acara dinner plus minum-minum berlangsung sekitar satu jam. Mendekati pukul 23.00 WIB, Erika mengundang semua kontestan untuk berkumpul di ruang tamu. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
307
M o a m m a r Emka
Begitu t e r k u m p u l , k a m i m e n y a k s i k a n p e m a n d a n g a n yang lain dari biasanya. Bayangan pertama kami selintas lalu ingat akanbeberapa 'pria punya selera' yang saban malam kerap menjajakan diri di ka-wasan Taman Lawang. Tapi, sama sekali mereka yang di sini tampil beda. Baju yang mereka kenakan rata-rata b e r m e r e k . Jojo mengenakan busana khas Solo. Kain melilit dengan kebaya, sementara di kepala ada g e l u n g a n d e n g a n hiasan b u n g a melati layaknya puteri keraton. Bibirnya disepuh lisptick merah. Tangannya memegang sebuah kipas bermotif bunga-bunga. Di sudut lain tampak Raymond dengan busana ala Madona dalam film In The Bed With Madonna. Seksi karena ada beberapa bagian tubuh yang terbuka lebar. Priambudi berubah dengan dandanan ala penyanyi Cher. Gaun yang dikenakan ber-warna hitam lengkap dengan asesoris bulu panjang dan belahan lebar di punggung. Yang paling berani adalah Anton. Ia hanya mengenakan baju bikini serba h i t a m seperti yang dikenakan Demi More dalam film Striptease. Kulit kuning langsatnya tampak bersih
308
| Sex & City; Jakarta Under Cover
T u k a r K e l a m i n " Party Of The Year
t a n p a cacat. R a m b u t n y a dicat p i r a n g dengan polesan lipstick hitam di bibir. Tamu-tamu u n d a n g a n lain tak kalah beraninya. Ada yang b e r d a n d a n persis Broke Shield. Seorang pria berkulit hitam yang berdiri tak jauh dari Jojo malah nekad meniru dandanan model Pamela Anderson dalam serial VIP. Entah bagaimana caranya, d u a p a y u d a r a pria itu t a m p a k b e g i t u menonjol di belahan baju warna pink yang ia k e n a k a n . Suami Erika d a n dua adik istrinya yang merubah kelamin menjadi wanita, tampak masih malu-malu. Erika sendiri bersama dua adiknya, ikut bergabung bersama kontestan. Kontes terbagi menjadi dua. Pertama, mereka yang memilih untuk mengikuti lomba catwalk dan kedua, mereka yang lebih suka lipsing dengan m e m b a w a k a n lagu pilihan. Sebelum kontes dimulai, Erika lebih dahulu mengumumkan tiga juri yang akan menilai. Hadiah utama yang di-perebutkan m a l a m itu adalah berlibur selama satu minggu ke Hawai. Bertepatan dengan jarum jam menunjuk pukul 23.15 WIB lomba catwalk dimulai. Mula-mula seluruh kontestan naik ke lantai Sex & City; Jakarta Under Cover
/
309
M o a m m a r Emka
satu. Lampu tetap dibiarkan menyala terang. Selang beberapa menit kemudian, satu per satu sekitar 12 kontestan mulai menuruni anak tangga dengan gaya dan aksi. Lagu-lagu populer seperti Mambo No.5, Bailamos, If You Had May Love, No Scrub dan Genie In The Bottle menjadi pengiring selama catwalk. Menyaksikan mereka berjalan, tak ubahnya seperti menonton fashion show betulan. Jojo yang memang berprofesi sebagai model, dengan manisnya menggerakkan kaki, menari, melenggok dengan indah. Kipas di tangannya sesekali mengudara bergerak dinamis. Begitu juga dengan kontestankontestan yang lain. Dua adik Erika bersama suaminya, ikut dalam sesi pertama ini. Dengan sedikit malu-malu, mereka berusaha tampil maksimal. Tentu saja mereka hanya sebagai peserta pe-lengkap. Aksi mereka yang tak lebih dari 2 menit itu, menjadi 'lawakan' segar. Sesi kedua menjadi kontes yang paling heboh. Kali ini, pertunjukan dengan cara one man show. Mula-mula, Raymond tampil dengan diiringi lagu Take A Bow milik Madonna. Dengan tarian erotis, Raymond 310
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Tukar K e l a m i n " Party Of The Y e a r
mengekspresikan gaya dan aksi Madonna ketika di atas panggung. Genit, liar dan berani. Menjelang akhir lagu, Raymond mulai mempreteli satu per satu baju yang melekat di badannya hingga tinggal bra dan celana dalam yang tersisa. Tamu yang datang bersorak histeris menyaksikan ulah Raymond. Tak kalah beraninya adalah aksi Priambudi. Dengan dandanan ala Cher, ia beraksi dan berakting dengan menyanyikan lagu Believe. Belahan menganga di punggung Priambudi tampak mengalir keringat. Aksesoris bulu yang melingkar di sekujur tubuhnya, dikipas ke kanan ke kiri. Bulubulu itu sebagian rontok dan beter-bangan di lantai marmer. Untuk membuat aksinya makin panas, ia membubuhi goyangannya dengan gerakan ala striptis yang vulgar. Tamu yang memenuhi ruang tamu berulang kali bersorak memberikan applaus panjang. Di tengah sorak yang menggema, Jojo maju ke tengah mendekati Priambudi sambil membawa segelas white wine. Dengan senyum cerah ia menyambut segela white wine itu dan meneguknya separuh. Dengan gelas di tangan, ia menuang sisanya ke Sex & City; Jakarta Under Cover
/
311
M o a m m a r Emka
T u k a r K e l a m i n " Party Of The Y e a r
beberapa bagian tubuhnya. Keringat dan wine bercampur jadi satu. Para tamu yang datang hanya membelakkan mata disertai tawa menyaksikan ulah Priambudi. Aksi Anton menjadi klimaks dari pesta gay itu. Dengan iringan lagu house-music, ia menari dengan gerakan dan liukan striptis. Badannya yang hanya dibalut bikini, tak ubahnya seperti penari-penari profe-sional yang bisa menyuguhkan 'tarian syahwat' di beberapa tempat hiburan 'mesum' di Jakarta. Dari balik bra yang dikenakan, ia mengeluarkan sebungkus cairan. Dengan perlahan dan gerakan genit, ia mulai mengoleskan carian minyak itu ke seluruh tubuh. Sesekali, tangannya dengan genit menarik celana mini yang membungkus auratnya. Tapi hanya sepa-ruh, pada gerakan berikut, ia kembali menarik celana mini itu pada posisi semula. Dan dengan berani, ia mendekati beberapa tamu, berjoget vulgar. Selama hampir sepuluh menit, Anton membuat tamu undangan lain, tak tahan untuk tidak berteriak. Beberapa tamu di antaranya, sampai terbengong-bengong. Erica yang berkumpul bersama saudara-
saudaranya, tak ada henti-henti tertawa lepas. Persis menginjak pukul 00.00 WIB, Erica meminta semua kontestan untuk berhenti beraktifitas. Mereka berkumpul membentuk lingkaran. Dipimpin Raymond, mereka berdoa di penghujung tahun 2001. "Meski hari ini, kita berdandan seperti ini, tapi kami yakin, Tuhan tidak melihat penam-pilan saja, tapi hati kita. Semoga kita bisa lebih bahagia dan sukses di tahun 2002." Begitulah garis besar doa yang mereka panjatkan. Suasana haru itu tak berlangsung lama. Berikutnya, musik dan tawa meledak. Meski kontes telah usai dan tinggal menanti saat pengumuman pemenang, musik terus saja diputar dan semua tamu bergoyang. Pada saat itulah, dari arah pintu masuk, muncul penyanyi wanita kenamaan MA, yang sempat menelorkan lagu hit jenis pop di tahun 1998. Kehadiran MA disambut beberapa tamu kontestan. Rupanya, MA juga tak asing dengan Jojo, Raymond dan Anton. Ia pun segera ikut bergabung di tengah kerumunan tamu yang berubah 'kelamin' itu. Satu-
312
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
313
M o a m m a r Emka
"Tukar Kelamin" Party Of The Year
satunya yang tidak merubah diri, ya MA. Maklum, katanya ia baru saja menyanyi di salah satu 'kafe' di Jakarta, jadi terpaksa ia masih mengenakan gaun pentas. Untuk menyambut MA, Anton bersama Raymond mempersembahkan tarian 'gila' yang tak kalah vulgar. Menyaksikan gerakgerik mereka, MA berulang tertawa terbahak hingga matanya basah. Pada saat Anton beraksi dengan tarian erotis, dua pria mengenakan celana dan kaos ketat muncul dari pintu masuk. Dua pria ber-wajah klimis itu langsung disambut Jojo, Priambudi dan Raymond. Ah, rupanya, dua pria itu 'pacar' tetap Anton dan Priambudi. Melihat 'pacarnya' datang. Anton m e n g e n d o r k a n aksinya. Keringat deras membasahi tubuhnya yang hanya terbalut b e b e r a p a helai baju. Ia m e n g h a m p i r i pacarnya dan memberikan ciuman mesra seperti yang biasa dilakukan pasangan m u d a - m u d i yang lagi kasmaran. Tawa, musik dan denting m i n u m a n terus saja merangsak malam hingga dini menjelang. Anton tersenyum lega karena tiket ke berlibur seminggu di Hawaii berada di genggaman. Ia duduk bersama pacarnya di
kursi sofa. Sementara Jojo, Raymond dan Priambudi, masing-masing mendapat uang cash Rp. 3 juta. "Lumayan, itung-itung buat ganti ongkos make-up dan baju," sergah Priambudi.
314
| Sex & City; Jakarta Under Cover
ooo
G
ay Jetset. Dalam pesta gay itu, Jojo, Raymond, Priambudi, Anton dan beberapa gay yang lain, tampak begitu bebas m e n g e k s p r e s i k a n diri. Mereka b e g i t u m e r d e k a m e l a k u k a n apa y a n g mereka inginkan. Kalau selama ini kaum gay kebanyakan menutup diri, maka yang kami saksikan malam itu benar-benar beda. Erika bersama suami dan adik-adiknya yang ratarata berperilaku seks normal, dengan senang hati membuka diri terhadap kelom-pok mereka. Dalam pesta itu, mereka diterima apa adanya. Mereka dibiarkan berekspresi tanpa melihat faktor perbedaan seksual. Tidak hanya itu, tamu-tamu lain yang notabene berperilaku seks normal, ikut bergabung bersama mereka dalam suasana pesta yang lepas dan penuh suasana keakraban.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
315
M o a m m a r Emka
D a l a m u k u r a n strata sosial, mereka termasuk dari keluarga the have. Malah boleh dibilang, dari segi kekayaan, orang tua mereka serba berkecukupan. Tidak heran, kalau Jojo, Raymond, Priambudi dan Anton tidak begitu susah dalam hal uang. Saban hari bermobil, makan dan minum di kafekafe elit dan mengenakan baju bermerek. Tapi d a l a m hal b e r g a u l , mereka t e t a p memilih. Mereka lebih suka berada bersama kalangan yang punya perilaku seks senasib. Bukan soal berani apa tidak berani kalau sosok seperti Jojo lebih suka berada di 'kelompok'nya sendiri. Begitu juga dengan Raymond, Priambudi dan Anton. Bagi Jojo, apa yang ia lakukan bersama teman-teman satu gank bukan ekslusif. "Kami bukan tidak tahu. Orang seperti kami ini belum sepenuhnya diterima semua kalangan," ungkapnya. Menurut Jojo, di kultur Timur, gay itu masih d i a n g g a p aneh d a n m e n y a l a h i n o r m a . "Siapa yang ingin dilahirkan seperti gue. Kalau disuruh milih, gue juga pengen seperti pria-pria normal," sambungnya. U n g k a p a n senada juga d i l o n t a r k a n Raymond dan Priambudi. Mereka mengakui kalau tanda-tanda menuju ke gay itu 316
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Tukar K e l a m i n " Party Of The Y e a r
sudah ada sejak dulu. "Jadi, bukan karena ikut-ikutan," sergahnya. Kalau ternyata, lanjut mereka, sampai kini, masyarakat belum bisa menerima kehadirannya, mereka hanya bisa pasrah saja. "Mau ngomong apa. Di sini, siapa yang berani mengaku gay secara blak-blakan. Paling satu dua. Karena bagaimanapun, di sini, gay belum diterima. Kami nggak mau juga dikucilkan," tandas mereka. Pesta gay yang diadakan Erika itu, bagi m e r e k a d i a n g g a p sebagai satu b e n t u k penghormatan dan penghargaan terhadap mereka. Bagaimanapun, timpal Anton, mereka juga makhluk Tuhan yang memb u t u h k a n perlakuan yang sama. "Kalau orang seperti Erika, mau menerima kami, itu satu p e n g h a r g a a n besar b u a t k a m i , " tegasnya. Entahlah!. Bisa jadi, Erika adalah salah satu wanita kaya dan terhormat yang 'bisa' menerima kehadiran kaum gay. Atau ia sekadar ingin membuat pesta yang berbeda dari biasanya. Karena baginya, pesta hurahura antar teman seprofesi dan sejawat, sudah biasa.[]
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
317
18
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
Salon-salon berlabel X dengan paket istimewa. Dari lulur tripel X sampai 'service luar dalam' XXX. Layanan kemanjaan untukpria-pria eksekutif muda!!!
B
eberapa tahun terakhir, banyak salon hadir dengan membawa label sebagai salon gaul. Dan peminatnya, ternyata cukup membludak. Tidak saja dari ka-langan anak gaul sendiri, tapi juga tak ketinggalan para esmud gaul. Tapi, salon gaul masih tergolong biasa karena jasa layanan yang diberikan memang sejalan dengan aturan sebenarnya. Yang menarik, selain ada salon berlabel 'biasa', ternyata banyak juga salon-salon yang berpraktek miring. Tidak saja memberikan layanan seperti creambath, gunting rambut, cuci blow dan lain-lain, tapi lebih dari itu, juga menyediakan paket
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
319
M o a m m a r Emka
istmewa yang notabene memang khusus pria pecinta 'kemanjaan'. Kalau salon gaul ramai karena nuansa yang dikemas berhasil menarik gadis-gadis cantik dan pria-pria ganteng yang terbiasa gaul di sejumlah kafe, pub, bar dan mal, m a k a salon-salon yang berlabel X ini, m e m p u n y a i daftar m e n u special y a n g ujung-ujungnya m e m a n g tak jauh dari transaksi seksual. 000
L
ulur XXX. Salah satu salon y a n g m e n a w a r k a n p a k e t spesial u n t u k kalangan pria itu antara lain, salon CA. Sebenarnya, saya tak sengaja berkunjung ke salon CA, kalau b u k a n k a r e n a ajakan seorang teman. Sebut saja, Bayu, berusia 29 tahun dan sehari-hari menjadi Project Director di sebuah perusahaan periklanan. Sebagai lelaki, layanan kemanjaan seperti pijat, rasanya jadi rileksasi yang tepat p e n g h i l a n g burn-out, capek d a n stres. M a k a n y a ketika p a d a satu sore, Bayu mengajak saya 'bersantai' sejenak di salon CA, saya pun mengiyakan.
320
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
"Mau pijat ada, lulur juga ada. Mau pilih yang mana, terserah kamu. Dua-duanya menyenangkan, " tukas Bayu ketika kami sampai di tempat. Saya masih belum 'ngeh' kenapa Bayu memilih salon CA. Yang saya tahu, begitu berdiri di meja resepsionis, saya baru tahu kalau salon CA ternyata tidak hanya sekedar salon, tapi juga dilengkapi fasilitas untuk massage, steam dan sauna. Salon CA terletak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tepatnya berada di Jl. TH, tak jauh dari pusat pertokoan yang kerap menjadi incaran pembeli karena barang-barang yang diperdagangkan tergolong murah. CA berada di lantai dasar dari bangunan berlantai tiga dengan cat warna putih. Salon CA menempati ruangan dasar yang luasnya sekitar 10 X 10 meter persegi terletak di bangunan sisi kanan. Sementara di sisi b a n g u n a n sebelah kiri, terdapat tempat untuk sauna dan steam. Di lantai 2 dan 3, terdapat kamar-kamar yang dileng-kapi fasilitas AC. Ada kamar tipe biasa, ada juga VIP. P e l a y a n a n yang diberikan salon CT seperti halnya salon-salon kebanyakan. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
321
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
Hanya bedanya, di CA tidak ada petugas salon pria. Semua wanita. Dan cantik-cantik! Mereka semua mengenakan se-ragam. Para petugas salon yang jumlahnya lebih dari sepuluh orang itu biasanya mengenakan seragam warna ungu yang terdiri dari stelan baju dan rok mini. Selama ini, selain dikenal sebagai center of massage, CA juga populer dengan paketpaket istimewa yang bisa diberikan dari petugas salon. Dari fasilitas yang diberikan dan ditilik dari harganya, CA m e m a n g tergolong ekslusif. Tidaklah heran kalau yang datang ke salon CA hampir semua pria-pria kelas menengah ke atas. Hampir semua membawa mobil. Ini terlihat dari area parkir yang d i p e n u h i beraneka ragam merek mobil. Ditilik dari harga satu p e r a w a t a n saja, tampak sekali perbedaannya dengan salonsalon biasa. Untuk paket pelayanan creambath-cuci-blow saja mencapai Rp. 100 ribu. Belum lagi paket lulurnya. Inilah yang menjadikan salon CA eksklusif. Rupanya, lelaki seperti Bayu sudah tak asing dengan paket-paket istimewa yang ada di saloan CA. Menurut penuturannya,
dari sekian perawatan yang ditawarkan, yang paling digemari para pria adalah p e r a w a t a n lulur. Kenapa menjadi primadona, karena pelayanan yang diberikan bukan sekedar lulur biasa tapi lebih dari itu lulur 'luar dalam'. "Beberapa teman menyebutnya lulur tripel XXX, he...he...," ujar lelaki yang doyan clubbing ini. Paket perawatan yang satu itu, biasanya terkait pelayanan sauna. Jadi, sebelum bermandi uap panas, tamu minta salah satu awak salon, yang pasti wanita cantik, untuk melulur. Tentu saja selama menjalani proses lulur, telah disediakan kamar khusus yang terjamin keamanan dan kebersihan-nya. Kamar khusus itu luasnya tak lebih dari 3 X 3 meter persegi dilengkapi dengan meja dan kursi mini. Bisa dibayangkan apa yang bisa terjadi ketika dua manusia lain jenis bertemu di satu ranjang, private! Namun biasanya, untuk alasan privasi, beberapa tamu lebih menyukai kamar VIP yang disediakan. Karena selain lebih luas, kamar VIP juga dilengkapi kamar mandi dalam. Berbeda dengan kamar biasa, dimana kamar mandinya berada di luar.
322
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
323
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Elcsekutif
Di kalangan pria petualang, paket lulur spesial itu populer dengan sebutan lulur tripel-X. Maksudnya, ya apalagi kalau bukan p e r a w a t a n lulur y a n g p a d a a k h i r n y a berakhir di tempat tidur. Sebutan tripel-X sebenarnya hanya untuk menggambarkan puncak dari praktek perawatan lulur itu sendiri dimana tamu bisa mengumbar hawa nafsunya dengan bebas dan merdeka. "Logikanya, lulur itu pasti sekujur badan tanpa terkecuali. Tinggal pikir saja apa yang terjadi ketika dua makhluk lain jenis berada dalam satu ruangan tutup. Ya, apalagi kalau nggak ujung-ujungnya 'begituan'," ujar Bayu mencoba bersikap logis. Dan sebagai salah satu pelanggan salon CA, Bayu bukan sekedar omong kosong. Meski harga paket lulur tripel-X itu relatif lebih mahal dibanding harga massage, toh, tetap saja banyak tamu memburunya. Harga bandrol untuk paket lulur yang terpampang di daftar cuma Rp. 145 ribu. Itu h a n y a u n t u k lulur saja. Kalau m a u menambah paket sauna, berarti mesti keluar uang Rp. 45 ribu lagi. Itu juga masih harga yang tertera di b a n d r o l . Untuk mendapatkan paket lulur tripel-X-nya, tentu
saja tidak m e l a l u i r e s e p s i o n i s k a r e n a sebenarnya paket itu 'hanya' diberikan sejumlah petugas salon wanita ketika sudah berada di private room. Di situlah transaksi b e r l a n g s u n g . Dan harga s t a n d a r y a n g berlaku, biasanya tak kurang Rp. 300-400 ribu untuk mendapatkan paket tripel-X. Paling tidak, itu diakui Vivi, salah seorang wanita salon CA. Resiko bekerja di salon, memang sejak awal sudah dapat ia dibayangkan. Apalagi, kalau pekerjanya wanita cantik sepertinya, yang punya wajah cantik. Selama kurang lebih satu setengah tahun bekerja di CA, gadis asli Manado yang merantau ke Jakarta itu, bukan tidak tahu resikonya berhadapan dengan para pria genit. Toh, ia tetap saja menjalani profesi itu tanpa risih. "Semua pekerjaan punya resiko," kilahnya. Dan resiko yang kerap dirasakan Vivi tidak lain ajakan beberapa t a m u u n t u k transaksi cinta. Kali pertama bekerja di CA, ia mengaku sudah siap segalanya. Mula-mula ia menyes u a i k a n diri d e n g a n h a n y a m e n e r i m a pekerjaan cuci rambut, creambath sampai
324
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
325
M o a m m a r Emka
blow. Pada gilirannya, ia sampai juga pada tahap melulur pria yang sifatnya memang sangat pribadi. Di kamar khusus dengan tamu pria. Hanya berdua! Di salon CA, Vivi tergolong cantik. Tidak heran ia menjadi primadona. Dengan kulit k u n i n g langsat, tinggi 165 cm d e n g a n rambut hitam lurus, banyak tamu pria yang ingin dilayaninya. Tamu-tamu yang datang hampir 90% member-guest. "Mereka sudah tak asing lagi dengan lulur 'luar dalam' itu," akunya. Sekali terjun, menyelam sekalian. Terlanjur basah, ya sudah mandi sekali. Kirakira begitulah tekad Vivi. Dilatarbelakangi kebutuhan ekonomi yang terus mendesak, ajakan 'pom-pom' —bahasa sandi y a n g berlaku di kalangan petugas salon yang berarti 'bercinta'— di kamar khusus tak bisa ditolaknya. "Lagi p u l a , 'pom-pom' s u d a h b u k a n rahasia lagi," sergahnya. Dari praktek 'pomp o m ' i t u l a h , d a l a m sehari, ia bisa mengantongi uang sedikitnya Rp. 300-500 ribu untuk sekali transaksi 'pom-pom'.
326
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
T
emu Kencan. Kalau salon CA terkenal dengan paket lulur tripel-X, maka salon PY p o p u l e r di Jakarta sebagai ajang rendezvous untuk kencan sesaat. Salon YP, paling tidak, di kalangan anak-anak muda, namanya cukup diminati. Tempatnya hampir tersebar di semua wilayah Jakarta. Lokasinya pun selalu strategis, kalau tidak di mal, pastilah berada di pusat kota. Salon PY memang bukan salon 'miring'. Salon itu dikenal sebagai salon bersih. Pelayanan yang diberikan seperti halnya salon-salon k e b a n y a k a n . Dari p o t o n g rambut, cuci-blow, medikur sampai lulur. Tetapi, dalam perkembangannya, lokasi strategis ternyata membawa dampak lain bagi salon PY. Salah satu salon PY yang ada di kawasan Jakarta Selatan, tepatnya berada di sebuah mal di kawasan Blok M misalnya, dalam perkembangannya men-jadi ajang tongkrongan anak-anak m u d a . Mal itu sendiri berada di kawasan yang kalau malam dikenal sebagai tempat mangkal p u l u h a n 'wanita & pria b a y a r a n ' yang mencari mangsa. Nah, rupanya para wanita & pria bayaran atau lebih kerennya pekerja seks Sex & City; Jakarta Under Cover
/
327
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
profesional itu juga menjadi pengunjung tetap mal. Mereka malah punya tempattempat mangkal sendiri. Salah satunya, ya di salon PY. Kalau siang hari, mereka tak segan-segan datang berkelompok ke salon PY untuk sekedar melakukan perawatan diri atau bercengkrama dengan kawan satu profesi. Banyaknya 'wanita & pria bayaran' yang saban hari mangkal di salon PY ini ternyata m e n g u n d a n g beberapa lelaki petualang cinta untuk datang. Tidak saja pria pribumi, tapi pria bule pun banyak yang bertandang. Magnet 'wanita & pria bayaran' ini tentu saja membuat salon PY tak pernah sepi. Coba tengok sekali di kala happy hours. Salon PE akan p e n u h sesak d e n g a n pengunjung laki-laki yang tengah mencari teman tidur untuk one night stand. Mereka s u d a h tak asing lagi dengan kehadiran sejumlah wanita & pria bayaran itu. Justru mereka inilah yang manjadikan salon PY, ramai setiap saat. Tentu saja, selama dalam proses pencarian, para pria petualang akan 'nyalon' terlebih dahulu. Sekadar cuci atau potong rambut. Di ruangan yang luasnya tak lebih
dari 12 X 12 meter persegi itu, biasanya, wanita & pria bayaran itu akan menjalankan aksinya d e n g a n memberi sinyal-sinyal. Misalnya saja, salah seorang wanita dengan begitu berani dilulur badannya di muka umum. Atau dengan gaya lepasnya mereka mengobral omongan sensual seputar hubungan laki-laki dan perempuan. Gaya o m o n g a n yang genit d i t o p a n g d e n g a n perilaku menggoda. Untuk sampai pada tahap transaksi, biasanya para pria yang matang dalam dunia perwanitaan akan langsung pada sasaran. Tapi, ada juga yang lewat 'petugas' salon yang beberapa diantaranya merang-kap sebagai mak-comblang. Kebanyakan dari mereka adalah lelaki klimis yang gemulai. Tampak sekali keakraban antara wanita bayaran dengan petugas salon. Bahkan, canda lepas kerap mengisi ruangan yang full AC itu. Sebagai salon, dalam prakteknya PY memang tidak memberi pelayanan 'ekstra' kepada para tamunya. Yang terjadi di PY, memang tak lain hanyalah 'rendezvous'-nya antara p r i a p e t u a l a n g d e n g a n w a n i t a
328
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
329
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
bayaran. Rendevous itu tak lain berujung di transaksi cinta. Yang menarik, transaksi cinta itu tidak terjadi antara wanita dan pria saja. Tapi juga sebaliknya, pria dengan pria, wanita dengan wanita. Tidak aneh. Transaksi cinta yang terjadi antara sesama jenis di salon PY memang bukan hal yang luar biasa. Maklum, selain menjadi pusat mangkal beberapa wanita plus, PY juga sering kedatangan tamu-tamu familiar dari kelompok binan (baca=gay). Bisa dipahami, sebab mal dimana PY berada, sejak dulu terkenal sebagai markas para binan. Kalau siang hingga petang, mereka biasa 'shopping' di area mal untuk sekadar havingfun atau mencari pasangan baru. Kalau malam menjelang, mereka mangkal di sebuah restoran di kawasan Jl. MM, persis berada di belakang bangunan mal. Disitulah mereka membuka praktek secara terangterangan dengan memasang badan di pinggir jalan mencari 'pria' yang akan membokingnya. Menurut pengakuan salah seorang staf salon PY, sebut saja Jay, 26 tahun, yang sehari-hari menjadi capster, selama bekerja
di salon PY cukup membuatnya mafhum dengan perilaku kaum pria yang doyan berdandan. Dengan logat bahasa yang luwes, Jay mengatakan kalau kebanyakan pria yang 'nyalon', bisa dipastikan kalau mereka tidak sekedar punya misi perawatan diri. "Banyak juga lho yang sambil nyari-nyari teman tidur," kilahnya. Selama kurang lebih dua tahun bekerja di PY, ia malah punya beberapa pria memberguest yang tiap kali datang tanpa segansegan lagi mengatakan maunya. Begitu datang ke salon dan mendapati beberapa wanita yang mengobral gaya dan bicara, ujar Jay, tamu prianya akan lang-sung menanyakan 'bisa dibawa' atau tidak. Kalau jawabannya ya, dia lah yang menjadi makcomblang untuk sampai pada tahap transaksi cinta. "Rata-rata, tamu pria yang datang nakalnakal. Tapi nggak semua,lho," sambungngya. Namun pekerjaan sebagai mak-comblang itu malah menguntungkan dirinya secara finansial. Dalam satu kali transaksi, ia bisa memperoleh keuntungan dari kedua belah pihak.
330
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
331
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
"Dari tamu dapet, dari wanitanya sendiri, biasanya juga bagi-bagi rejeki kalau transaksi selesai," jelasnya. Menurutnya, PY sejauh ini memang hanya menjadi tempat untuk membuat janji temu saja, lain tidak. Setelah mendapat pasangan yang diinginkan, sang pria akan melanjutkan petualangannya sesuai dengan kesepakatan. "Soal tempat aku nggak ngerti. Tapi kalau denger cerita dari mereka, yang paling sering mereka diajak ke hotel kelas short time," tukasnya. Banyaknya tamu pria yang mempunyai misi lain ketika datang ke salon, diakui Jay sebagai hal yang wajar. "Namanya juga laki-laki. Siapa sih yang tidak butuh seks. Aku aja doyan laki, he.. .he," akunya, blak-blakan. Soal citra dan nama salon lantaran praktek tersebut, Jay mengaku tidak begitu memikirkannya. Pasalnya, selain terkenal sebagai salon transaksi cinta, PY juga populer sebagai ajang bertemunya kelompok pria gay. "Biarkan saja orang mau ngomong apa. Yang penting, di sini tidak menjual jasa seks langsung," tegasnya.
Highclass. Kalau CA punya paket lulur tripel-X dan PY populer sebagai ajang transaksi kencan, maka salon FL tak kalah gaungnya. Salon yang berada di kawasan Gunung Sahari, letaknya berada tak jauh dari sebuah mal perbelanjaan di dekat perempatan yang menghubungkan jalan ke arah Mangga Dua tersebut terkenal sebagai salon kelas atas. Yang menarik, salon FL ternyata memang bukan sembarang salon karena tenaga wanita yang melayani tamu, hampir semua wanita dan mereka bukan sem-barang wanita. Dari fisik, wajah dan penampilannya, mereka jelas masih di atas jika dibanding dengan ladies-escort yang mengisi sejumlah karaoke elit di Jakarta. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala ketika untuk pertama kali, saya bersama seorang rekan, sebut saja Yan, mampir untuk membuktikan kebenarannya. Yan, berusia 28 tahun, selama ini sedikit banyak membantu saya dalam memberi informasiinformasi terbaru dari dunia malam Jakarta. Pekerjaannya sebagai PR & Marketing Communications di salah satu perusahaan yang menggeluti jasa artist management dan
000 332
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
333
M o a m m a r Emka
showbiz, membuatnya banyak berkenalan d e n g a n orang-orang dari dunia malam. Belum lagi, pekerjaan sampingannya sebagai m o d e l dan artis sinetron. Meski h a n y a menjadi p e m e r a n p e m b a n t u , ternyata pekerjaan sampingan-nya tersebut, cukup membuatnya dikenal sebagian khalayak ramai. Dan pada sore itu, ketika Yan mengajak saya mengecek kebenaran kabar 'wanitaw a n i t a ' salon FL yang terkenal a k a n kemolekan dan kecantikan, mana mungkin saya tolak. G e d u n g FL l u m a y a n besar, berderet d e n g a n sejumlah p e r k a n t o r a n d a n pertokoan. FL menempati sebuah ruangan lebar dengan setting interior serba modern. Halaman parkir yang berkapasitas tak lebih dari 12-16 mobil tersebut, tampak penuh. Saya d a n Yan terpaksa p a r k i r sedikit menjauh. Begitu masuk, ruangan FL terasa begitu n y a m a n . R u a n g t a m u d i l e n g k a p i sofa panjang plus meja kaca. Di dalam, sekitar 10 wanita tengah menjalankan tugasnya melayani tamu yang kesemuanya pria. Ada yang sibuk menggunting rambut, medikur, 334
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
bahkan ada yang cuma 'mengobrol' santai sementara tangan si gadis lembut memijat kepala. Saya dan Yan menjadi pasien yang ke-11 dan 12 sore itu. Kami dilayani dua gadis yang sama-sama memiliki paras ayu dan body yang aduhai. Mereka tak mengenakan seragam layaknya pegawai salon. Rata-rata mereka mengenakan baju-baju trendy. Tak heran kalau semua wanita yang bertugas di FL, rata-rata cantik. Ternyata, FL selain beroperasi sebagaimana layaknya sebuah salon, di sisi lain, FL juga menjadi arena t r a n s a k s i cinta. Boleh p e r c a y a , kesemua wanita yang bekerja di FL, siap menjalani transaksi boking. Pelayanan creambath, cuci rambut dan medikur, sebenarnya tak lebih dari proses mempertemukan klien dengan 'gadis' yang diinginkan. Justru disinilah letak keistimewaan salon FL. Tamu diberi keleluasan memilih pasangan kencannya secara lang-sung. Toh, k a l a u t a m u tak m e l a n j u t k a n n y a menjadi kencan, tarif harga untuk sekali creambath saja sudah di atas rata-rata Rp. 200 ribu! Pantas saja, tamu pria yang datang sore itu, rata-rata bermobil bagus. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
335
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Ekselcutif
"Cuma mau creambath saja, Mas, nggak mau ngajak saya makan malam," bisik Wina, yang bertugas melayani saya. Dari kalimat Wina itulah, saya mulai bisa mem-buka tabir salon FL yang sebenarnya. Pria mana yang tahan menolak ajakan seorang gadis cantik, berdada bagus, tinggi d a n berkulit p u t i h seperti Wina. Tampaknya, pria yang datang nyalon ke FL, tujuan utamanya sudah bisa ditebak. Ujung muaranya memang tak lebih seks. Padahal, untuk sekali kencan, tamu mesti membayar Rp. 1 juta. Belum termasuk tips, biaya hotel, makan malam dan entah biaya apa lagi yang mesti dipenuhi. Pantas memang, kalau FL dikenal sebagai salon highclass. Menilik dari perilaku sejumlah pria yang 'nyalon' sore itu, tampak sekali kalau mereka kebanyakan adalah pelanggan tetap. Meski sudah dilayani seorang gadis misalnya, tetap saja p a r a pria itu m e n y e m - p a t k a n diri bercakap-cakap d e n g a n gadis salon di sebelahnya. Rupanya, antara tamu d a n ladies salon tersebut sudah pernah kenal, minimal pernah terjadi transaksi sebelumnya.
Yan m e m a n g memilih u n t u k m e l a n j u t k a n creambath-nya menjadi k e n c a n semalam. "Penasaran saja pengin coba. Lihai gak ya 'main'nya," bisik Yan sambil tertawa.
336
I Sex & City; Jakarta Under Cover
J
akarta & Solo. Solo dan Jakarta tidak ada bedanya. Di kota yang terkenal dengan semboyan Solo Berseri itu ternyata juga dijejali puluhan salon yang menawarkan service 'luar dalam'. Malah, seni menjajakan barang dagangannya lebih unik di banding Jakarta. Sekali waktu, melintaslah di Jl. Cipto Mangunkusomo, kawasan Turisari. Di situ terdapat salon YL yang namanya sangat terkenal di kalangan pria-pria petualang. Tidak saja yang ada di Solo tapi juga luar kota. Tapi, di salon yang dikomandani Mbak YY itu jangan harap bisa menemukan paket p e r a w a t a n g u n t i n g r a m b u t , cuci-blow sampai creambath. Tidak ada pelayanan seperti itu. Boro-boro bisa gunting rambut atau cuci-blow, menemukan alat-alat salon seperti gunting, kap salon dan alat-alat kecantikan lain tidak akan ketemu. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
337
M o a m m a r Emka
Jadi apa pelayanannya? Apalagi kalau bukan jasa wanita yang bisa menghapus dahaga cinta para lelaki. Itulah jualan utama salon YL. Modus operandinya tidak beda jauh dengan beberapa tempat hiburan di Jakarta yang menyediakan wanita-wanita pemuas nafsu. Ketika tamu datang, mucikari Mbak YY, yang semua laki-laki, akan mengumpulkan anak buahnya di ruang display seluas 6 X 6 meter persegi. Mereka duduk di sofa yang dibentuk model U. Tamu dibebaskan memilih wanita yang ingin dikencani. Sesi pertama, biasanya Mbak YY akan mengeluarkan koleksinya enam wanita. Kalau ternyata tamu belum menemukan pilihan yang cocok, mucikari Mbak YY akan mengeluarkan sesi kedua. Begitu seterusnya. Begitu tamu menemukan pilihan, mucikari Mbak YY akan menawarkan jasa angkutan siap antar. Di salon YL memang tidak menyediakan kamar. YL tak lebih dari tempat penampungan untuk rendevous. Untuk sekali short-time, tarif yang dipasang antara Rp. 200-300 ribu belum termasuk biaya jasa angkutan. Untuk memudahkan tamu, mucikari Mbak YY biasanya akan 338
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
memberikan daftar nama-nama hotel yang biasa memasang tarif untuk short-time. Teman kencan yang menjadi pilihan tamu, bisa dibawa pada saat itu juga atau diantar. Semua terserah keinginan tamu. Para pelanggan tetap, biasanya lebih suka memesan via telepon. Tentu saja untuk tamu pemula, lebih suka datang untuk melihatlihat koleksi terbaik milik Mbak YY. Para wanita yang menjadi koleksi Mbak YY itu bukan seperti gambaran gadis Solo yang selalu tampil luwes dan sopan santun. Mereka tidak ada bedanya dengan gadisgadis penghibur di Jakarta. Pakaian trendy, seksi dan dandanan memikat. Maklum, mereka rata-rata bukan asli Solo. Kebanyakan datang dari daerah-daerah seperti Ngawi, Boyolali, Madiun, Sragen dan daerah sekitar. Bahkan, ada juga yang datang dari luar Jawa Timur seperti Kalimantan dan Jawa Tengah. Tamu yang datang ke YL tidak seperti suasana di beberapa panti pijat di Jakarta yang umumnya selalu ramai menunggu giliran dipanggil untuk kencan di kamar yang tersedia. Di YL, ada empat sampai enam tamu itu sudah banyak. Ini terjadi Sex & City; Jakarta Under Cover
/
339
M o a m m a r Emka
Lulur Tripel X Salon-salon Eksekutif
l a n t a r a n tamu yang d a t a n g lebih suka menjadi pembeli model cash-carry. Datang dan pergi. Lagi pula, tamu juga bisa pesan melalui via telepon. Begitu cepat arus datang dan perginya para tamu di YL. Jadi jangan berharap bisa mendapatkan suasana ruang tunggu yang enak seperti di lobi hotel. Untuk mendapatkan suguhan segelas softdrink saja, seperti tidak ada waktu. Jarang sekali tamu yang berlama-lama di YL. Untuk memudahkan tamu mengamati wanita yang akan dikencani, di YL tidak ada pembatas antara ruang tunggu dan display. Tamu bisa langsung mengamati sepuasnya bahkan kalau perlu bercakap-cakap p u n disahkan sekedar berkenalan. Suasananya memang dibuat sedemikian rupa, sehingga tamu bisa leluasa meneliti dan menentukan teman kencan yang diminati. Lagi-lagi ini berbeda dengan model tempat hiburan di Jakarta yang lebih suka memasang wanita di ruang display yang tertutup kaca dengan jarak cukup jauh. Salon-salon model YL ternyata jumlahnya tidak hanya satu. Di Jl. Sriwijaya atau di Jl. Adi Sucipto, terdapat beberapa salon
yang menawarkan pelayanan serupa. Sebut saja salon LR dan PA. Keduanya tidak kalah terkenal dibanding YL. Pesaing YL yang tak kalah populernya adalah AG. Salon yang juga berada di Jl. Cipto Mangunkusumo, tepatnya di Gang DR itu tempatnya boleh dibilang cukup mewah. Bangunan rumah berpagar tinggi d e n g a n taman mini di h a l a m a n d e p a n . Seperti halnya salon YL, tamu yang datang ke salon milik Mbak LK akan disambut para mucikari. Tamu datang, para wanita koleksi Mbak LK akan segera dipanggil r u a n g display. Begitu seterusnya. Salon-salon penawar cinta yang menghiasi kota Solo e n t a h s u d a h b e r a p a j u m l a h n y a . Kabarnya, di h a m p i r tiap kecamatan di wilayah Solo terdapat salonsalon sejenis. Selain di Jl. C i p t o M a n g u n k s u m o , di beberapa jalan besar seperti Jl. Yos Sudarso dan Jl. SRN yang terkenal sebagai kawasan elit itu juga berjajar beberapa salon setipe YL. Solo tampaknya makin berseri dengan salon-salon penawar dahaga cinta para pria petualang. Tampaknya, bisnis seks melalui salon, sudah menjadi trade-mark di kota-kota besar.
340
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
341
M o a m m a r Emka
Buktinya, Jakarta dan Solo sudah tak ada bedanya. Keduanya tampil dengan wajah serupa. Wajah berpoleskan bedak dan lipstick wanita-wanita penjaja cinta. []
19
Bisnis "Kolam Susu' GM Super
Germo-germo wanita, ternyata mendominasi jaringan bisnis wanita penghibur, dari kelas menengah sampai atas. Modus operandinya rapi dan terorganisasi. Ada juga yang khusus menangani kalangan artis. Uang panas pun berlimpah di bisnis 'kolamsusu'.
D
alam bisnis seks, ada satu mata rantai yang tak bisa dipisahkan. Selain ada barang —dalam hal ini wanita atau pria pekerja seks profesional, juga dibutuhkan pembeli. Cukup? Belum. Ternyata, ada satu mata rantai yang menjadi jembatan keduanya, yaitu germo atau biasanya cukup disingakat GM. Ada juga yang menyebutnya mami, mucikari, broker dan sederet sebutan lain. Dalam skala fungsi operasi, ternyata para germo ini memegang peranan yang sangat
342
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
343
M o a m m a r Emka
d o m i n a n . Dari m e n e n t u k a n p r o s e s perekrutan, marketing sampai sale. Boleh dibilang, mereka adalah kartu truf yang mesti ikuti bermain di dalam tiap permainan. Dulu, nama Hartono pernah mengh e b o h k a n publik. Germo kaliber internasional yang terkenal memiliki ratusan wanita penghibur kelas atas itu sempat menggegerkan Bali dengan mega proyek Planet Bali-nya, sebuah tempat hiburan kelas atas yang di dalamnya terdapat ratusan wanita cantik yang kapan pun bisa diorder dan diboking. Hartono, kini mungkin hanya tinggal nama. Karena kabar terakhir, pria Surabaya itu terkena masalah demi masalah. Terakhir, rumahnya di Jl. Darmo menjadi sengketa dan sekarang tengah jadi rebutan. Malah, Hartono akhirnya memutuskan membakar rumah itu lantaran putus asa. Dalam sebuah berita yang dilansir media cetak Ibu kota, Hartono mengaku sudah jatuh miskin. Tak heran kalau banyak orang menyebutkan, era Hartono sebagai big GM sudah tamat. Cerita Hartono, barangkali hanya satu lembar yang terbuka dari sekian r a t u s lembar yang tertutup. Dalam ratusan 344
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Bisnis ' K o l a m S u s u ' G M S u p e r
l e m b a r a n yang masih t e r t u t u p itu, di dalamnya masih banyak terdapat catatan tentang kisah sejumlah GM yang sampai kini masih jaya dan terus menjalankan operasinya. Dan sejumlah GM itu banyak yang berstatus wanita.
G
M Wanita. Dalam skala kecil saja, di beberapa tempat hiburan di Jakarta yang menawarkan jasa wanita penghibur, hampir kebanyakan GM-nya adalah wanita. Di diskotek-karaoke LM, kawasan Hayam Wuruk misalnya, lima 'mami' yang membawahi sedikitnya 100 wanita penghibur adalah GM wanita. Dan jangan salah, para GM ini mempunyai wilayah kekuasaan yang luas. Mereka p a d a garis besarnya b e r t i n d a k sebagai manager. Dalam prakteknya, seperti di panti plus DK, kawasan Grogol, Jakarta Barat misalnya, semua wanita penghibur yang jumlahnya mencapai 300 wanita, di b a w a h kendali GM. Sekitar 300 wanita pekerja seks profesional itu diorganisir oleh b e b e r a p a o r a n g GM yang m e m b a w a h i
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
345
M o a m m a r Emka
Bisnis ' K o l a m Susu' GM Super
beberapa puluh orang. Biasanya, satu GM mengorganisir sekitar 50-100 orang. Tengok saja pembagian keuangan yang berlaku di panti plus, DK. Tarif yang berlaku di situ Rp. 80 ribu/jam untuk kelas biasa dan Rp. 90 ribu/jam untuk kelas VIP. Untuk tarif Rp. 80 ribu, setorannya terbagi menjadi Rp. 30 ribu untuk GM, Rp. 30 ribu lagi masuk ke rekening GM sebagai uang tabungan dan jaminan, Rp. 40 ribu masuk ke manajemen panti, Rp. 2.500 untuk uang "keamanan"dan Rp. 7.500 diterima cash oleh si wanita penghibur. Itu hanya satu kasus dalam skala kecil. Dari situ saja, tampak dominasi GM yang paling tidak mendapatkan masuknya uang dalam jumlah yang paling besar. Meskipun Rp. 30 ribu dihitung sebagai simpanan dan jaminan untuk si wanita penghibur, tapi arus masuk keluar itu tetap saja di bawah GM. Bayangkan saja, sekali transaksi, satu wanita penghibur hanya mendapat Rp. 7.500 di tangan. Sisa uang Rp. 30 ribu, menjadi simpanan yang berada dalam pengawasan GM. Hebatnya, uang sejumlah Rp. 30 ribu itu juga menjadi semacam garansi u n t u k
kelangsungan hidup si wanita penghibur. Paling tidak, keberadaan uang tersebut membuat mereka tak bisa sembarangan k a b u r atau b e r b u a t s e k e h e n d a k y a n g mereka inginkan. Begitu superior GM di DK, s a m p a i sampai wanita penghibur yang bekerja, hampir pasti berada di bawah kendalinya. Bisa dibayangkan, satu GM bisa m e m b a w a h i s e d i k i t n y a 50 o r a n g . M e r e k a ditampung dalam sebuah rumah besar milik GM. Status mereka tidak gratis. Uang sewa rumah pun langsung diambil dari penghasilan. GM mengawasi semua gerakgerak anak buahnya. Untuk keperluan belanja saja, mereka selalu ditemani sopir. Kemana-mana mesti s e p e n g a t a h u a n GM. Jam kerja m e r e k a berlangsung dari pukul 14.00 WIB sampai 04.00 WIB dini hari. Selepas dari jam kerja, mereka harus berada di r u m a h p e n a m pungan, di bawah pengawasan GM. Salah s e o r a n g w a n i t a p e n g h i b u r di diskotek-karaoke DK, sebut Wiwin, 24 tahun, gadis asli Malang, Jatim mengatakan, sudah hampir dua tahun ia bekerja di DK. Win m e n g a k u menjadi anak b u a h
346
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
347
M o a m m a r Emka
Bisnis ' K o l a m Susu' GM Super
'Mami' Tien, 38 tahun. Menurutnya, ada s e d i k i t n y a 25 w a n i t a yang tinggal b e r s a m a n y a . Mami Tien inilah y a n g mengontrol kendali hidup dan pekerjaannya. "Semua diurus Mami Hen. Mau beli bedak saja, mesti lewat dia dan dikawal. Apalagi barang mewah seperti perhiasan," ungkap Wiwin terus terang. Di r u m a h p e n a m p u n g a n 2XX, di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, GM Joyce, 42 tahun, tak kalah 'basah'nya. Wanita setengah baya yang sudah meng-geluti bisnis 'kolam susu' selama hampir lima tahun itu, mempunyai anak buah tak kurang dari 25 wanita. Mereka ini di-tempatkan dalam sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal sehari-hari. Di rumah itulah, Joyce menjalankan roda bisnisnya. Saban hari, p u l u h a n laki-laki m a m p i r untuk mencari pasangan tidur. Dengan tarif Rp. 300 ribu untuk one short time, Joyce m e m b u r u laki-laki kalangan menengah sebagai ladang bisnis 'kolam susu'nya. R u m a h Joyce sebenarnya hanya berfungsi sebagai rumah penampungan untuk
bertransaksi, lain tidak! Fasilitas rumah itu dilengkapi dengan halaman parkir yang muat untuk lima sampai delapan mobil, ruangan ber-AC dan interior rumah yang cukup mewah. Ruangan tamu yang menjadi tempat bersantai untuk tamu cukup lebar dilengkapi sofa empuk memanjang dengan meja kaca. Begitu damu datang, langsung d i p e r s i l a k a n me-milih g a d i s y a n g dikehendaki. Biasanya, Joyce sendiri yang mengkoordinir proses transaksi itu sampai mencapai kata sepakat. Begitu deal, bayar kontan di tempat dan tamu bebas membawa wanita penghibur kemana mereka suka. Untuk transaksi one short time, tarifnya memang Rp. 350 ribu. Tapi dalam prakteknya, banyak tamu yang boking untuk long time, bisa all nite bahkan tak jarang berharihari. Tarif long time, satu malam, biasanya berkisar dari harga Rp. 750 ribu sampai Rp. 2 juta. Dalam sehari, Joyce bisa melakukan transaksi tak kurang dari 5-10 orang. Bahkan, kalau lagi musim gajian, transaksi tersebut bisa naik dua kali lipat. Para gadis yang menjadi anak didik Joyce m e m p u n y a i usia yang b e r a g a m . Dari
348
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
349
M o a m m a r Emka
Bisnis ' K o l a m Susu' GM Super
yang muda sampai yang punya jam terbang tinggi. "Yang paling tua umurnya 28 tahun. Itu p u n dua atau tiga orang. Yang lain, masih m u d a - m u d a dong," tukas Joyce sembari mempromosikan anak buahnya. Bisa dikira-kira, berapa banyak uang yang masuk ke kantong dari bisnis kolam susu yang digeluti Joyce? Yang pasti, bisnis-nya amatlah basah. Bayangkan saja kalau dalam sehari terjadi transaksi minimal 5 kali dengan total Rp. 350 ribu per orang. Jumlahnya Rp. 1.750.000,-. Itu baru u k u r a n minimal atau transaksi dengan estimasi rendah. Dalam transaksi besar, jumlah uang yang beredar, dari transaksi short time sampai long time, pastilah puluhan juta jumlah uang yang terkumpul. Gambaran layaknya wanita kaya yang hidup makmur segera terbayang. Wanita yang masih tampak cantik dan terawat itu, tinggal bersama dua anak lelakinya, —tanpa suami, dua orang staf yang m e m b a n t u menjalankan roda bisnis sehari-hari dan tiga orang pembantu rumah tangga. Sebuah mobil New Ice dan BWM Seri 5 tampak mengisi garasi di sudut kiri rumahnya. Dari
penampilannya saja tampak sekali barangbarang bermerek menempel di tubuh Joyce. P e n a m p i l a n sehari-hari t a m p a k selalu mewah. Dari baju yang dikenakan, jam tangan sampai sepatu yang membungkus dua kaki. Para anak didik Joyce sebagian ada yang tinggal di rumah, sebagian lagi dikontrakkan di sebuah apartemen, tak jauh dari rumah penampungan. Meski kebanyakan berstatus freelance, setiap harinya ada sekitar 10-15 w a n i t a y a n g stand-by di r u m a h p e n a m p u n g a n sedari siang. Kalau tidak begitu, sebuah album ekslusif diletakkan di ruang tamu untuk membantu tamu memilih p a s a n g a n . Jadi, kalau w a n i t a y a n g dikehendaki tamu tidak ada di tempat, Wati atau stafnya tinggal memberikan album foto. J a r i n g a n bisnis Joyce t i d a k h a n y a berhenti sampai di 'rumah penampungan'. Sebagai GM, dia mempunyai akses yang solid dan jaringan bisnis yang luas. Selain sibuk mengelola bisnis r u m a h p e n a m p u n g a n , Joyce juga terkenal sebagai pemasok wanita-wanita penghibur di sejumlah k a r a o k e d a n t e m p a t - t e m p a t hiburan lain. Di karaoke & panti plus RM,
350
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
351
Bisnis 'Kolam Susu' GM Super
M o a m m a r Emlca
kawasan Ancol misalnya, Joyce sedikitnya memasok 20 wanita penghibur yang siap melayani tamu sampai ke tempat tidur. Nama Joyce di kalangan laki-laki petualang cinta di Jakarta, sudah tak begitu asing. Maklum, selama b e r t a h u n - t a h u n menjalankan roda bisnisnya, wanita yang datang merantau dari Manado dan hanya tamatan SMA itu pun, menggaruk untung di bisnis prostitusi. Soal jam terbang, Joyce sudah kenyang makan asam garam kehidupan, terutama dengan dunia malam yang ia geluti. Sebelum mengelola rumah penampungan cinta dan menjadi GM, Joyce selama masih mudanya, juga 'pemain'. Pada masa-masa kecantikannya, Joyce dikenal sebagai salah satu primadona di jajaran wanita highclass callgirl. Selain Joyce, salah satu GM wanita yang cukup punya nama di Jakarta adalah mami Irene, 43 tahun. Wanita berdarah IndoMandarin ini mempunyai anak buah yang menyebar di tiga panti pijat hotel berbintang di Jakarta; hotel TL di Jakarta Pusat, AR dan GL di Jakarta Selatan.
Di ketiga tersebut, Irene memasok tak kurang dari 50 wanita pemijat. Mereka ini diputar sesuai dengan shift satu minggu sekali. Dalam hitungan kasar saja, tarif per satu jam untuk jasa massage di hotel TL adalah Rp. 125 ribu net. Sedangkan di hotel AR Rp. 115 ribu net dan di hotel GL, Rp 132 ribu net. Hampir semua wanita anak didik Irene, rata-rata siap d e n g a n p e l a y a n a n p l u s . Artinya, mereka selain di-training tata cara pijat profesional, mereka juga menyediakan jasa pelayanan seks, langsung di tempat atau boking selepas jam kerja. Untuk sekali transaksi di luar, satu wanita harus menyetor Rp 200 ribu ke Irene. Makanya, tarif rata-rata yang dipatok para anak didiknya Irene untuk transaksi seks biasanya di atas Rp. 300 ribu per one short time. Sementara dari tiap panti pijat hotel, Irene mendapat komisi 25% per transaksi.
G
M Model & Artis. Dalam skala lebih besar, bisnis kolam susu para GM ini lebih gila lagi. Sejumlah GM yang beroperasi di kelas menengah-atas, bisa mengeruk uang Sex & City; Jakarta Under Cover
352
| Sex & City; Jakarta Under Cover
/
353
M o o m m a r Emka
dalam jumlah yang tak tidak tanggungtanggung. Sebut saja Sisca, 31 tahun. Lajang kelahiran Bandung yang awalnya membuka bisnis agency ini, ternyata adalah seorang GM yang mempunyai koleksi gadis-gadis penghibur dari kalangan model belia yang usianya berkisar dari 18 tahun sampai 25 tahun. Koleksi Sisca kebanyakan modelmodel kelas menengah, yang harus diakui namanya belum begitu populer. Tapi, ukuran fisik gadis-gadis yang dimiliki Sisca di atas rata-rata. Menempati sebuah rumah di Jl. BR, kawasan Tebet Jakarta Selatan, Sisca membawahi sedikitnya 20 model dari Jakarta dan Bandung. Di rumah mewah yang sekaligus dijadikan sebagai kantor itulah, Sisca menjalankan roda bisnis 'kolam susu'nya. Agency hanya menjadi bagian kecil dari aktifitas bisnis. Sisca mempunyai dua staf yang membantu menjalankan bisnis agency. Sementara untuk urusan bisnis 'kolam susu'nya, Sisca langsung menanganinya sendiri. Hampir semua operasi Sisca dipusatkan di Jakarta. Modus transaksi yang diguna354
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Bisnis ' K o l a m Susu' GM Super
kan Sisca melalui dua tahapan. Pertama, begitu tamu order lewat telepon, ia akan mengajak tamu untuk nge-date lebih dahulu. Pada saat bertemu itulah, Sisca akan membawa gadis pesanan yang dikehendaki tamu. Biasanya, Sisca akan membawa dua atau tiga gadis. "Kalau pesannya cuma satu, palingpaling aku bawa dua atau tiga. Biar klien punya pilihan," ujarnya gadis yang sudah lebih dari empat tahun menjalankan roda bisnisnya. Janji ketemu dengan klien itu lebih banyak dilakukan dengan setting dinner atau lunch. Sederhana sekali! Di situlah semua transaksi berlangsung, termasuk pembayaran kontan. Untuk tarif, Sisca mempunyai dua kelas model. Untuk katagori model A, tarif untuk satu malam Rp. 5 juta. Sementara untuk katagori B, tarifnya Rp. 3 juta. Soal klien, boleh dibilang jumlahnya seperti tak ada habisnya. Dari sekian tamu yang memboking anak didiknya, banyak yang berstatus 'member' atau pelanggan tetap. Dalam sehari, minimal Sisca bisa melakukan dua sampai tiga transaksi. Untuk
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
355
M o a m m a r Emka
transaksi kelas A, Sisca mendapat-kan Rp. 1,5 juta. Sedangkan untuk model B, per satu transaksi Rp. 1 juta masuk ke kantongnya. Selain Sisca, ada GM wanita yang main di kalangan selebriti. N a m a n y a , Febby, berusia sekitar 29 tahun. Gadis asli Surabaya ini, dulunya adalah salah satu aktris yang s e r i n g m e m b i n t a n g i film-film p a n a s . Wajahnya juga sering muncul di media cetak dengan pose-pose menantang di tahun 1995. Di masa jayanya, dengan body seksi dan wajah cantik, Febby termasuk katagori artis yang dengan label "bispak", kepanjangan dari "bisa dipakai" istilah populernya. Di k a l a n g a n p e n g u s a h a berduit, n a m a n y a sudah tak asing lagi. Dengan tarif Rp. 10 juta per satu transaksi, Febby bisa hidup enak. Sebuah mobil Corolla dan rumah besar di kawasan Cibubur sudah di-dapatnya. Namun di usianya yang terus merambat, wanita beranak satu yang sudah bercerai dari suaminya ini, akhirnya alih profesi. Dia yang m e m a n g akrab d e n g a n b e b e r a p a selebriti, menjadi semacam 'mak comblang' bagi beberapa artis yang memang m a u melayani laki-laki berduit di atas ranjang. S e p u k u l dua p u k u l , Febby juga masih 356
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Bisnis ' K o l a m Susu' GM Super
melayani tamu yang berkehendak bobok dengan dirinya. Dalam perjalanannya, Febby ternyata sukses sebagai broker. Terbukti, dia berhasil menjadi penghubung laki-laki kaya yang ingin 'bercinta' dengan artis terkenal. Sebut saja nama KY, aktris sinetron yang sempat menggegerkan dunia film nasional dengan aktingnya yang berani dan vulgar. Atau AY, artis sinetron yang n a m a n y a kini m e nempati deretan selebriti papan atas dan sinetronnya hampir menghiasi layar kaca setiap hari. KY dan AY adalah dua artis yang samp a i kini masih d e n g a n t a n g a n terbuka menerima transaksi melalui jasanya. Dengan tarif Rp. 25 juta untuk satu malam, Febby mengaku banyak laki-laki berduit yang rebutan. Selain KY dan AY, I n d a h juga punya akses ke beberapa artis lain yang ratarata sudah punya nama dan populer. Dari setiap transaksi, Febby biasanya bebas menaikkan tarif semau dia. Dari tarif sebelumnya yang hanya Rp. 25 juta, Febby mengaku bisa menaikkannya menjadi Rp. 30 juta. Rp. 5 juta itulah yang berhak masuk kantongnya. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
357
M o a m m a r Emka
Bisnis ' K o l a m Susu' GM Super
Modus operandi yang dilakukan Indah cukup sederhana. Begitu ada klien menelpon dan menginginkan artis A, Indah tinggal mengontak 'artis' yang bersangkutan. Langkah berikutnya, Febby akan mengajak janji dinner terlebih dulu. Dari situlah, semua transaksi di-selesaikan. Modus dengan bertatap muka itu, diakui Febby biasanya memang dikehendaki si artis. Pasalnya, beberapa artis memang mau transaksi berlangsung serba terselubung dan aman. Pertemuan itu pun diakui Febby untuk menjaga hal-hal yang ditakutkan si artis. "Kalau artisnya kenal pria yang memboking, kan berabe urusannya,"' ungkap gadis yang kini punya akses sedikitnya ke 15 selebriti terkenal Ibu kota. Betapa uang dengan gampang masuk kantong para GM wanita ini. Bisnis 'kolam susu' yang mereka jalani, tiap hari selalu mengeruk uang dalam jumlah besar: jutaan rupiah, bahkan ratusan juta! Kemampuan mereka mengendalikan dan melakukan operasi, sangatlah jeli dan licin. Seorang seperti Sisca mampu mengkoordinir model-model kelas menengah
denga tarif tinggi. Joyce dengan rumah penampungannya, bisa mempunyai jaringan pelanggan yang tak ada habisnya dan selama ini aman-aman saja. Seorang Irene mampu memasok wanita-wanita penghibur ke hotel berbintang. Belum lagi dengan Febby yang mempunyai akses ke kalangan selebriti. Bisnis 'kolam susu' memang gampang menarik uang. Siapa yang tak membutuhkan seks, tak ada. Semua membutuhkannya. Mungkin itu jawabannya. Cerita tentang Joyce, Sisca, Irene dan Febby, hanyalah secuil dari puluhan bahkan ratusan GM wanita yang setiap hari memeras keringat menangguk uang di bisnis prostitusi. Tetapi, paling tidak, cerita secuil itu, mungkin bisa memberi gambaran tentang liku-liku hidup GM wanita menggeluti roda bisnis 'kolam susu'nya.[]
358
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
359
M o a m m a r Emka
20
Sex-game Gadis-gadis Gaul
Sebuah permainan sensasional dan 'naked' yang menjadi hobi pria-wanita dari kalangan anak-anak gaul. Truth & Dare, istilah gaulnya. Beberapa orang melakukannya sekedar iseng, tapi yang sungguh-sunguh pun tak kalah banyak
J
am t e r u s beranjak m e m b u r u m a l a m . Tiba-tiba, terdengar teriakan-teriakan dari sebuah kamar. "Buka terus. Ayo, buka. Nggak boleh malu-malu...!!!" Suara tawa manja itu terus menyeruak dari sebuah kamar hotel berbintang empat di Jl. GT, Jakarta Selatan. Sesekali, terdengar jerit-jerit nakal. Terkadang, suasana berubah senyap. Hanya terdengar pembicaraan lamatl a m a t . Detik b e r i k u t n y a , s u a r a m u s i k m e n g a l u n dan yang terlihat k e m u d i a n adalah pemandangan dua gadis dengan
360
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
361
M o a m m a r Emka
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
sedikit malu-malu menari dalam keadaan tanpa busana dengan disaksikan dua temannya yang juga sama-sama berjenis kelamin wanita. Sementara di ruangan lain, di malam Sabtu pada pertengahan bulan Januari 2002 menjelang pukul 02.00 WIB dini hari, di Apartemen Bunga, sebut saja begitu — sebuah apartemen berlantai sepuluh di Jl. Raya CP, Jakarta Timur yang terjadi malah lebih berani. Dua laki-laki, tiga perempuan bermain kartu di dalam kamar tertutup. Suasana yang tergambar tak berbeda jauh dengan empat gadis yang bermain nakal dan berani. Hanya saja, kali ini, permainan itu harus kami akui berlangsung lebih berani. Dua laki-laki dan tiga gadis itu saling memegang kartu masing-masing satu buah. Setiap kali terdengar kata Truth, maka yang terdengar adalah sebuah cerita yang diungkap secara blak-blakan tanpa data yang disembunyikan. Lucunya, cerita itu selalu berkaitan dengan hal-hal pribadi yang sifatnya sangat rahasia. Namun begitu terdengar kata Dare, yang terjadi adalah sebaliknya. Karena kebetulan
yang terkena kata Dare adalah sang gadis, maka pada detik itu pula dua laki-laki yang hadir dalam kamar tertutup itu dengan perlahan memerintahkan sang gadis untuk melepas busana yang melekat di badannya. Sampai akhirnya, tubuh gadis itu tanpa tertutup selembar benang pun. Dan uniknya, dua laki-laki dan dua wanita yang menjadi 'lawan' bermain itu, bergantian menantang keberanian sang gadis untuk beraksi lebih heboh. Awalnya memang sekedar iseng-iseng dan permainan, tapi semakin lama, permainan iseng itu berubah menjadi ajang pesta nafsu. Pesta sungguhan, bukan main-main!!!
362
Sex & City; Jakarta Under Cover
000
T
ruth & Dare. Sebenarnya, kami tak sengaja harus berkunjung ke Apartemen Bunga, tempat hunian bergaya hotel di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur. Semuanya berawal dari Bertha, seorang model baru yang wajahnya menghiasi beberapa tabloid dan majalah hiburan, mengundang kami ke 'apartemen'nya tersebut.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
363
M o a m m a r Emka
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
"Nanti saya kenalkan beberapa orang teman. Dijamin cantik-cantik dan OK lho," katanya setengah bergurau. Bertha ternyata tipikal o r a n g y a n g gampang akrab. Kami mengenalnya dalam beberapa kali pertemuan di kafe MA, kawasan Jl. Sudirman, Jakarta Pusat. Sebagai pendatang baru di dunia 'keartisan', gadis berusia 22 tahun berasal dari Surabaya ini cukup ramah dan tergolong gadis aktif. Bertha mudah diajak berbincang, makan dan pergi jalan malam ke sejumlah kafe gaul. Tentu saja, selama tak bentrok d e n g a n kegiatan yang lain. Tetapi undangan makan malam seorang wanita cantik semacam Bertha jelas tak kami lewatkan. Sayang benar kalau kami sampai menolaknya. Toh, selama ini p u n kami sering makan malam bareng. Hanya saja kali ini surprise karena Bertha mengajak kami ke apartemennya. Apartemen Bunga itu terletak di jalan besar, persisnya berada tak jauh dari sebuah by-pass y a n g m e n g h u b u n g k a n s e b u a h supermarket franchise asing dengan sebuah t e r m i n a l besar antar kota di Jakarta.
Apartemen tersebut kiranya cukup mewah dengan prototype bangunan modern. Apartemen itu terbagi dalam beberapa blok. Bertha sendiri berada di Blok B. Di halaman depan, tampak beberapa mobil parkir. Pintu masuk dijaga dua sekuriti. Cukup ketat karena tamu yang datang mesti dulu mendapat ijin dari tuan rumah, baru diperbolehkan masuk. Atau kalau tidak, tuan rumah sudah memberitahu petugas keamanan yang berjaga-jaga di bawah. Malam itu, kami datang pukul 20.15 WIB. Sehari sebelumnya,kami memang menghabiskan malam di kafe ZB, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Waktu itu, Bertha ditemani salah satu teman wanitanya yang tak kalah menarik. Gadis itu oleh Bertha dikenalkan kepada kami sebagai Susi, 24 tahun. Di situlah, Bertha mengundang kami untuk makan malam keesokan malamnya. Pintu masuk ke apartemen itu menggunakan sistem elektronik. Meski jarum jam telah menunjuk pukul angka delapan lebih, tapi suasana di sekitar apartemen Bunga itu tampak ramai. Beberapa outlet makanan yang buka masih didatangi beberapa pembeli. Sementara di sudut lain, sebuah
364
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
365
M o a m m a r Emka
supermarket franchise asing yang letaknya hanya beberapa puluh meter dari apartemen Bunga, menunjukkan aktifitas tinggi. Kami menaiki lift menuju lantai 9. Kami melewati deretan kamar-kamar layaknya di h o t e l . Di m a s i n g - m a s i n g p i n t u kamar, tertulis nomor lengkap dengan bloknya. Mata kami tak lepas mengamati keadaan sekeliling. Tampak sepi. Beberapa puluh pintu kamar tertutup rapat. Tampaknya, mereka yang tinggal di sini lebih senang dengan kehidupan privacy. Di pintu bernomor B/93 kami berhenti. Bertha menyambut kami. Mengenakan baju terusan warna pink, Bertha menyilakan kami duduk. Di dalam kamar berbentuk studio itu ternyata sudah ada dua wanita dan seorang pria. Yang satu sudah kami kenal sebelumnya, Susi dan satunya lagi bernama Dona, 21 tahun. Sementara yang laki-laki mengaku bernama James, 28 tahun. Susi m e n g e n a k a n T-shirt biru k e t a t dengan celana model tank-top. Sedangkan Dona —gadis berkulit kuning sawo matang d e n g a n tahi lalat di kening, m e m b a l u t raganya dengan sack-dress selutut warna u n g u m u d a . Susi sendiri,yang biasanya 366
Sex & City; Jakarta Under Cover
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
m e m a n g menjadi t e m a n seperjalanan Bertha, ternyata tinggal di apartemen yang sama, hanya saja dia berada di lantai tujuh. S e d a n g k a n Dona, m e n g a k u s e r i n g m e n g i n a p di a p a r t e m e n Bertha. James biasanya selalu ikut serta kalau kebetulan tidak punya acara. Pria yang katanya punya usaha di bidang jasa angkutan ini, termasuk salah satu laki-laki yang sering menemani Bertha. "Ini bukan dinner beneran lho. Hanya makan-makan biasa," kilah Bertha sambil ikut bergabung di ruang tamu. Di dinding, kami melihat beberapa foto Bertha d i p a j a n g d a l a m u k u r a n besar. Beberapa diantaranya mengenakan busana seksi dengan pose-pose menantang. Sebuah televisi 29 inci lengkap dengan peralatan audio lainnya seperti CD player dan VCD. Malam itu, Bertha memang menjamu kami dengan beberapa hidangan makanan. L u m a y a n u n t u k sebuah dinner di apartemen, pikir kami. Buah anggur plus pir, menjadi penutup jamuan malam. Jam sudah menunjuk angka 21.30 WIB ketika kami dan Bertha Cs menyelesaikan makan malam dan kembali bercengkrama di Sex & City; Jakarta Under Cover
/
367
M o a m m a r Emka
ruang tamu. Untuk sesaat lamanya, Bertha memperlihatkan kamarnya yang serba bernuansa pink. Apartemen yang ditempat Bertha bertipe studio dengan dua kamar. Bertha sendiri menempati kamar yang menghadap langsung ke jalan besar. Di dalam kamar seluas 5X5 meter persegi itu terdapat spring-bed warna pink. Di dinding kamar yang juga berwarna pink itu terpajang sebuah foto wanita hitam putih dalam keadaan nndies. Tampak artistik tanpa menampakkan secara jelas wajah di balik wanita telanjang itu. "Itu foto aku tiga tahun lalu," sergah Bertha mengagetkan kami. Hanya lima menit kami diajak Bertha melihat-lihat kamar untuk kemudian kami sudah berkumpul di ruang tamu. Kali ini, kami sengaja memilih duduk di karpet. Bertha, Susi, Dona dan James pun melakukan yang sama. "Main kartu yuk. Dari pada bengong?" Tiba-tiba saja, Bertha melontarkan ide itu. Kami hanya menganggukkan kepala pertanda setuju. Siapa takut? pikir kami. Soal main kartu, kami bukannya bodohbodoh amat. Teman-teman kami dari ka368
| Sex & City; Jakarta Under Cover
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
langan 'anak gaul', banyak juga yang do-yan bermain kartu, dari yang sekedar iseng sampai menggunakan uang jutaan rupiah. Susi, Dona dan James pun mengiyakan. Kata mereka, sudah jadi tradisi kalau lagi berkumpul mereka iseng-iseng bermain kartu. "Paling tidak, ada sesuatu yang dikerjakan," kata Dona malu-malu. Di atas karpet kami membentuk formasi lingkaran. Chanel televisi dirubah Bertha menjadi tayangan musik mancanegara non stop. Bertha mengenalkan jenis permainan truth & dare. Kartu pertama bergambar seperti kartu King, hanya saja bentuknya tidak sama seperti kartu remi kebanyakan. Sedangkan kartu kedua bergambar mirip Queen hati. Hanya saja kedua kartu itu warnanya lebih gelap, tidak terlalu banyak warna-warna mencolok. Kartu bergambar King berarti Dare, sementara kartu bergambar Queen hati berarti Truth. Begitu aturan mainnya. Dua kartu 'truth & dare' itu dalam permainan-nya dikocok menjadi satu dengan kartu-kartu remi biasa. Mendengar itu, tentu saja kami Sex & City; Jakarta Under Cover
/
369
M o a m m a r Emka
sedikit terkejut. Karena ternyata, permainan yang satu ini berbeda dari biasanya. Ketika seseorang mendapat kartu Dare, maka si pemegang kartu harus bersedia m e l a k u k a n a p a p u n . Dan ketika m e n dapatkan kartu 'truth', si pemegang kartu harus mau bercerita tentang segala hal — termasuk sesuatu yang sifatnya private sekali pun. Itulah aturannya. Dan malam itu, kami ditemani iringan lagu-lagu Jennifer Lopez, Madonna, Britney Spears dan sederet 'diva dunia', permainan 'truth & dare' i t u p u n dimulai. Bertha menjadi leader yang pertamatama membagi-bagikan kartu. Masingmasing pemain mendapat bagian satu kartu selama tiga kali putaran ber-turut-turut. Pada p u t a r a n ketiga itulah, masingmasing pemain harus memperlihatkan kartu yang didapatnya. Kalau kebetulan belum a d a satu p e m a i n p u n yang t e r b u k t i mempunyai kartu 'truth' atau 'dare', maka kartu akan dibagikan kembali sampai ada salah satu pemain yang 'tersangkut'. N a m u n , ada juga y a n g m e l a k u k a n permainan 'truth & dare' tanpa kartu. Itu dilakukan, kalau kebetulan memang tidak 370
| Sex & City; Jakarta Under Cover
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
ada kartu. Biasanya, permainan itu dilakukan dengan beradu telapak tangan. Telapak tangan atas berarti 'dare', bawah berarti 'truth'. Dalam aturannya, pemain saling menebak ketika mereka b e r a d u sampai tebakannya benar. Begitu seterusnya.
S
ex-game. Pada awalnya, p e r m a i n a n iseng-iseng itu berlangsung biasa. Ketika Bertha dan Dona misalnya men-dapatkan kartu 'truth', kami hanya me-nyuruhnya untuk bercerita soal umur, berat dan tinggi b a d a n . Begitu juga ketika k a m i y a n g kebetulan ketiban apes mendapatkan kartu 'dare', kami hanya disuruh jongkok atau m e m e g a n g h i d u n g hingga p e r m a i n a n menemukan korban berikutnya. Mungkin karena masih kagok kali ya— maklum, dari tiga gadis yang kami kenal, baru Bertha yang boleh dibilang 'akrab', permainan awal itu terasa enteng dan biasabiasa saja.Tapi semakin malam, diselingi hidangan makanan kecil, buah-buahan dan beberapa minuman seperti wine dan bir, permainan itu merambat panas.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
371
M o a m m a r Emka
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
Detik demi detik yang menegangkan itu p u n terjadi juga. Manakala si cantik molig Dona kedapatan memegang kartu 'dare', maka James, Bertha dan Susi, langsung menyuruhnya berdiri. Kemudian, dengan menahan senyum, bibir Bertha yang tampak dipoles lipstick cokelat matang itu meminta Bertha u n t u k menari d a n me-lepaskan ikatan rambut di kepala. Detik berikutnya, giliran Susi meminta Dona melepaskan kaos ketat yang m e n u t u p i t u b u h n y a . U n i k n y a , Dona p u n dengan serta merta melakukannya, sehingga tinggal bra yang menutup bagian dadanya. A l a m a k , kami t e r u s terang kaget juga melihat aksi itu. Walau beberapa kali, kami pernah diajak beberapa teman berduit untuk nonton striptis, tapi tetap saja rasa kaget itu datang. Hanya sampai di situ, Dona kembali ikut bermain. Biasanya, dalam aturan mainnya, pemenang hanya boleh mengajukan satu permintaan, tidak boleh lebih. Maka ketika giliran Bertha yang ketiban apes meme-gang kartu 'truth', kami memintanya bercerita
terus terang soal perjalanan karirnya sebagai pendatang baru di dunia keartisan. "Pahit dan susah!" Itulah jawaban pertama yang keluar dari bibir Bertha. Awal karirnya harus ia lalui lewat jalur pintas. Bermula dari sebuah peran figuran dalam sebuah film, Bertha mesti merelakan di Sedih memang. Menyusuri jalur model lewat sebuah ajang pemilihan putri sebuah p r o d u k kecantikan di Surabaya, Bertha m e n d a p a t Juara II. Sejak i t u , b e b e r a p a tawaran mulai datang. Dari pemotretan untuk majalah sampai untuk brosur iklan. Sampai akhirnya, ia memutuskan hijrah ke Jakarta karena ada teman yang membukakan jalan. Keputusan pindah itu, juga lantaran keluarganya tak lagi menerimanya karena ia ketahuan mengandung seorang bayi hasil karya pacarnya. Meskipun akhirnya, ia m e m u t u s k a n untuk menggugurkannya. Dan datanglah tawaran untuk main film. Namun yang terjadi, tidak lah jauh beda. T a w a r a n d e m i t a w a r a n selalu u j u n g ujungnya selalu terkait d e n g a n service pribadi. Dan itulah yang mesti ia jalani di awal karir. Bertha mengaku, jatuh dari satu
372
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
373
M o a m m a r Emka
S e x - g a m e Gadis-gadis G a u l
pria ke pria berikutnya. Hasilnya, beberapa sinetron dan film telah dibintangi meski hanya pemeran pembantu. Salah satunya film RTG, yang kebanyakan mengekspos adegan-adegan syur dan panas. Stop! Cerita itu berhenti. Permainan pun berlanjut. Kini, lagi-lagi Dona yang harus mendapatkan kartu 'dare'. Gadis yang mengaku dari Bandung yang hanya tinggal mengenakan bra dan celana jins itu pun untuk kesekian kalinya mesti melepaskan sisa pakaian yang melekat di tubuhnya. Pada gilirannya, Bertha pun mendapat jatah kartu 'dare'. Dan dengan serta merta, baju sack-dress yang ia kenakan, ditanggalkan. Hingga menjelang pukul 01.00 WIB dini hari, dua gadis itu tak lagi berbusana. Sementara Susi hanya tinggal mengenakan underwear, dan James pun tinggal menyisakan celana pendek dengan dada terbuka. Sungguh tidak disangka, kami pikir permainan itu bakal usai. Namun, kenyataannya jauh permainan iseng malah lebih gila dan jadi sungguhan. Entah sudah berapa kali, Dona dan Bertha memperaga-kan adegan layaknya dua pasang kekasih sesama
jenis. Begitu pun Susi yang berulang kali men'service' James. Detik detik menegangkan itu, pada gilirannya memang berubah menjadi ajang permainan nakal yang sarat dengan ulah dan perilaku 'gilagilaan'. Bayangkan saja, selama hampir dua jam terakhir, permainan itu telah berubah menjadi ajang pesta nafsu yang menggebu. Permainan awal yang hanya penuh canda tawa itu, lambat laun menjadi sungguhan. Itulah yang terjadi. Dan ternyata, permainan sejenis 'truth & dare' ini sudah jadi satu hobi yang trend di beberapa orang dari kalangan nitesociety. Berulang kali —memang tidak terlalu sering sih, setiap kami habis menghabiskan malam di sejumlah kafe trend-setter, terdengar cerita seru ihwal permainan nakal sejenis 'truth & dare' dari beberapa muda-mudi yang melakukannya. Bahkan, tak jarang, kami pun diajak untuk bergabung. Cerita yang kami dengar dari sejumlah teman dari anak-anak gaul —bahkan beberapa diantaranya kami saksikan dengan mata-kepala sendiri, memang tak beda jauh
374
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
375
M o a m m a r Emka
d e n g a n apa yang terjadi di a p a r t e m e n Bertha. Dan ternyata, bagi Bertha permainan itu sudah berulangkali ia lakukan bersama teman-temannya. Truth & Dare, permainan nakal yang ujung-ujungnya memang tidak jauh dari persoalan petualangan seksual. "Hanya beda di m e n u foreplay-nya saja," ujar Bagus, seorang e s m u d kawan kami yang juga terkenal sebagai anak malam. Benarkah?[]
21
Shopping Date Cewek2 Highclass
Mereka bukan callgirl. Wanita-wanita cantik yang juga berprofesi sebagai model ini, mengencani pria eksekutif untuk mengeruk harta sebanyak mungkin. Triknya, dari ' s h o p p i n g d a t e ' sampai ' h o n e y m o o n ' cinta ke mancanegara.
T
ransaksi cinta gadis-gadis callgirl kelas atas ternyata amat beragam. Callgirl yang buka praktek terselubung misalnya, cukup menerima order telepon via GM kemudian dilanjutkan dengan dinner dan setelah itu, transaksi terakhir. Ada juga yang langsung mendatangi tamunya di tempat kencan. Ada juga yang sudah punya pelanggan tetap yang setiap saat bisa mengajak kencan. Tapi untuk yang satu ini, sedikit berbeda. Mereka bukan callgirl. Mereka lebih suka disebut wanita-wanita highclass. Sebutan itu bisa berarti mereka adalah wanita-wanita
376
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
377
M o a m m a r Emka
yang suka hidup glamour dengan bermodal kecantikan. Caranya, dengan memacari pria-pria berduit. Di sebuah mal elit, PN di Jakarta Selatan, dua gadis cantik yang di mata saya sudah tak asing, Maria (22) dan Linda (24), ber-jalan digandeng dua pria berpakaian rapi. Kirakira b a r u p u k u l 18.00 WIB, jam pulang kantor. Maria dan Linda saya tahu karena beberapa kali saya melihat wajah mereka di s a m p u l media cetak Ibu Kota. Yang membuat saya terperangah, dua pria yang bersama mereka juga saya kenal baik. Saya malah beberapa kali sering bertemu di meja kafe dan ajojing bersama. Mereka adalah Remy (29) dan Jose (31). Dua pria itu saya tahu cukup beken di kalangan komunitas kafe. Maklum, mereka termasuk eksekutif muda sukses. Remy masuk board of director di PT AR, sebuah holding company yang berkantor di Jl. SD. Sedangkan, Jose sendiri punya usaha di bidang onderdil mobil yang berkantor di Jl. TR, Jakarta P u s a t . Yang saya tahu, ia termasuk salah satu pemegang saham. U n t u k b e b e r a p a saat l a m a n y a saya memperhatikan dari jauh. Kedua pasangan 378
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Shopping Date Cewelc2 Highclass
itu m a s u k ke counter baju b e r m e r e k , k e m u d i a n keluar m e m b a w a t e n t e n g a n . Berikutnya, mereka masuk lagi counter jam tangan. Begitu keluar, di tangan Maria dan Linda sudah membawa bungkusan. Saya mengucap sapa ketika mereka saya temui tengah ber-dinner di kafe LN di mal yang sama. LN termasuk kafe elit karena yang datang kebanyakan kalangan eksekutif. Remy dan Jose sedikit terperangah dengan kehadiran saya. Tentu saja, mereka masih ingat saya dengan baik. Saya diperkenalkan dengan pasangan mereka. Maria d a n Linda mereka akui sebagai 'pacar'. Tebakan saya tidak meleset. Dari situlah, saya akhirnya terlibat pembicaraan akrab. Maria memang seorang model baru yang wajahnya menghiasi beberapa tabloid dan majalah hiburan. Sementara Linda tak jauh b e d a . Gadis yang s u d a h m e m b i n t a n g i sedikitnya lima sampai enam sinetron itu, di antaranya PDK, SPM dan LDC, tak kalah ramah dibanding Linda. Maria dan Linda memang tipikal orang yang gampang akrab. Dalam pertemuan
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
379
M o a m m a r Emka
yang berlangsung tak lebih dari satu jam itu, mereka enak saja m e n g u r a i cerita d a n m e m b u a t saya tak k e s u l i t a n b e r b a g i omongan. Sebagai pendatang baru di dunia 'keartisan', mereka cukup ramah dan agresif. Remy dan Jose yang sudah tahu saya sebelumnya, ikut larut dalam pem-bicaraan santai dan sesekali derai tawa terlepas pelan. Setelah pertemuan itu, lima hari kemudian Remy dan Jose bertemu saya di kafe JC, Jakarta Pusat, pada malam Sabtu. Di kafe yang berada di hotel berbintang lima itu, mereka bercerita tentang Maria dan Linda y a n g mereka akui sebagai pacar. Saya sebenarnya bukan tidak mengenal Maria d a n Linda karena gosip yang b e r e d a r mereka termasuk gadis-gadis yang suka 'mlorotin' pria berduit. Beberapa kali, saya memang melihat mereka makan ditemani pria-pria rapi di restoran mahal. Kalau tidak, mereka minum hot tea dan ber-cengkrama dengan pria kencanannya di kafe mal. Begitu seterusnya. N a m u n rupanya, bagi Remy dan Jose, gosip itu tak begitu berarti. Kata Remy, dia tak peduli tujuan dari Maria me-macarinya.
380
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Shopping Date C e w e k 2 Highclass
"Yang penting bisa happy. Ya nggak?" sergahnya, enteng. Lantaran Remy dan Jose itulah, saya jadi mengenal Maria dan Linda secara detail. Bagaimana mereka mencari p a s a n g a n kencan pria b e r d u i t s a m p a i kehidupan pribadinya? Setidaknya, selama tiga bulan saya jadi dekat dengan mereka.
M o d u s Operandi. Dalam masa tiga bulan itulah, akhirnya saya jadi tahu sepak terjang Maria dan Linda sebagai wanita hi-class. Sebelumnya, di kepala saya memang muncul pertanyaan-pertanyaan yang b e l u m terjawab. H u b u n g a n aktif dengan mereka, lambat laun memang menciptakan suasana yang seolah tanpa batas. Mereka tak lagi sembunyi-sembunyi atau berusaha tampil dengan topeng. Saya p u n sering d i u n d a n g m a k a n malam di rumahnya. Tentu saja, undangan itu tak saya lewatkan. Jam 21.05 WIB. Ini m a l a m kunjungan saya u n t u k yang ke sekian kalinya. Di atas karpet tebal di ruang santai, saya mulai mendengarkan cerita kedua gadis yang sama-sama menebar bau
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
381
Moammar Emka
harum dari tubuhnya. Pembicaraan malam itu berpusat pada masalah laki-laki. Mungkin karena merasa akrab, mereka tanpa malu-malu bercerita apa adanya. Laki-laki berduit seperti menjadi kata wajib bagi Maria dan Linda tiap kali mengurai cerita. Maria, yang mengaku anak orang kaya di Surabaya itu bercerita ihwal perjalanan hidup. Mengapa ia sampai ke Jakarta, tak lain lantaran laki-laki juga. Maria akan dijodohkan oleh orang tua, sementara ia telah punya pujaan hati sendiri. Akhirnya, ia nekad kabur bersama lelakinya, Doni (27). Enam bulan mengarungi hidup di Ibukota, selama itu Maria dan Doni tinggal di sebuah kontrakan layaknya suami-istri. Mariapun hamil. Terjadi cekcok, Maria kabur dan menggugurkan kandungannya. Sampai akhirnya, ia bertemu Linda di salah satu d i s k o t e k di Jakarta. Ternyata Linda berprofesi sebagai model. Paling tidak, itulah pengakuan pertama ketika Maria berkenalan dengannya. Dari Linda itulah, ia mulai diperkenalkan dengan dunia model. Postur tubuh seksi dan wajah cantik membawa Maria memasuki dunia baru.
382
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Shopping Date Cewek2 Highclass
Selama kurang lebih tiga bulan, Maria ditampung Linda di apartemen CM, Jakarta Timur. Keseksian dan kecantikan Maria ternyata membawa berkah. Tak kurang dari enam bulan, wajahnya sudah terpampang di beberapa media cetak. Hampir semua pose seksi dan gemulai. Dari situlah, Maria mulai merambah dunia peran meski belum mendapatkan peran utama. Linda ternyata tidak sekedar model biasa. Ia punya pekerjaan sampingan. Dan justeru pekerjaan sampingan itulah yang membuat Linda mengeruk duit dalam jumlah besar. Sebagai model dan artis sinetron kelas m e n e n g a h , wajahnya c u k u p d i k e n a l . Ditambah dengan pergaulannya dari kafe ke kafe, diskotek ke diskotek membuat Linda familiar. Dan itulah yang dijadikan modal Linda d a l a m menekuni pekerjaan sampingan, yang tak lain sebagai wanita hi-class. M a r i a p u n akhirnya m e n g i k u t i jejak Linda. Dunia sinetron dan model ternyata hanya dijadikan sebagai media belaka, lain tidak. Setelah setahun, Mariamelebarkan sayap dengan menjadi wanita hi-class. Proses menekuni pekerjaan barunya itu tidaklah
Sex & City; Jakarta Under Cover /
383
M o a m m a r Emka
rumit. Wajah cantik, cukup populer dan 'gaul', membuat Maria berjalan mulus menapak jalan. Ditambah luka pahit akibat korban laki-laki yang tak ber-tanggung jawab, makin mengukukuhkan tekad Non. Yang menarik, profesi wanita hi-class yang dilakoni Maria dan Linda boleh dibilang istimewa. Mereka tidak sekadar callgirl biasa, tapi lebih dari itu, mereka tak mau disebut callgirl. Dalam mencari pasangan cinta, mereka tidak menerima order via telepon atau memakai GM. Tapi, mereka sendiri lah yang mencari dan memutuskan 'kencan' dengan siapa. Biasanya, modus operandi mereka dilakukan dengan mendatangi beberapa kafe-pub-klub yang sering menjadi ajang kumpul pria-pria berduit. Di situlah, mereka menjerat pria berduit. Beberapa kali saya menyempatkan diri jalan bareng dengan mereka ke kafe. Dan saya tak menyangka, begitu datang mereka sudah ditunggu pasangan masing-masing. Tapi rupanya, pria milik Maria dan Linda bukan sekedar pria yang berhubungan ala cash & carry. Artinya, mereka
384
| Sex & City; Jakarta Under Cover
S h o p p i n g Date C e w e k 2 Highclass
janjian, kemudian terjadi transaksi dan malam itu juga 'deal' tuntas. Tidak! Pria-pria yang menjadi kencan Maria maupun Linda, mereka sebut sebagai pacar. Pantas saja, baik Maria maupun Linda, bisa janjian dengan pria yang sama selama satu bulan penuh. "Mas Edo itu orangnya pengertian. Gue habis dibeliin jam Bvlgari dan diajak ke Singapura minggu lalu," ungkap Maria di sela-sela musik yang membungkus ruangan. Rupanya, yang disebut Maria dengan Mas Edo itu adalah teman kencan tetap. Hampir sebulan, Maria menjalin cinta dengan pria muda yang bekerja di bidang otomotif. Edo ternyata bukan asli Indonesia, tapi keturunan Pakistan-Singapura. Dan selama sebulan, Maria menjadi pasangan tetap Edo. Entah menghadiri pesta, dinner atau menjamu relasi. Tidak hanya itu, Maria dan Edo sudah seperti sepasang partner. "Minggu depan gue mau diajak ke Hawaii," ceplos Maria. Begitulah gaya kencan Maria sebagai wanita hi-class. Seperti pada malam Sabtu itu, saya diajak menjumpai dua kencan
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
385
M o a m m a r Emka
Shopping Date C e w e k 2 Highclass
baru Maria dan Linda. Mereka janjian ketemu di kafe CI, Jl. AA, Jakarta Selatan. Maria sudah tak lagi 'pacaran' dengan Edo. Padahal, dalam beberapa kali percakapan, gadis yang memang doyan ngobrol dan selalu berpenampilan seksi itu sudah tak lagi menjalin hubungan dengan Edo. Satu bulan sudah cukup. Dan yang penting, tabungan dan koleksi barang-barang bermerek dan brand-minded sudah tertampung. Dua pria yang ditemui Maria dan Linda malam itu, rata-rata masih muda. Umur-nya berkisar antara 28-32 tahun. Pe-nampilannya rapi dan tampak berkelas. Begitu duduk, saya diperkenalkan sebagai teman dekat pada dua pria itu, sebut saja Rick dan Bram. Saya sempat berpikir, Maria dan Linda akan menemui Remy dan Jose. Tapi rupanya, mereka sudah tak lagi berhubungan. "Cukup sebulan saja. Itu lebih dari cukup," kilah Linda. Di meja segera terhidang beberapa botol minuman mahal. Maria sendiri maniak white-wine, sementara Linda tak bisa lepas dari margarita dan BV2. Sementara Rick dan
Bram menenggak minuman khas laki-laki, dari Jackdie sampai Cinamon dan beberapa minuman andalan buatan kafe CI. Mereka menghabiskan malam hingga kafe bubar pada pukul 03.00 WIB dini hari. Tak kurang dari Rp. 5 juta habis di meja kafe untuk satu malam. Uang sejumlah itu, enteng saja mereka keluarkan hanya untuk mentraktir di kafe. Setelah itu, Maria dan Linda diantar pulang. "Ini kencan pertama. Baru seminggu lalu kenalan. Baru tahap uji coba," kilah Linda begitu sampai di rumah. Rupanya, yang dimaksud tahap uji coba itu tak lain bagian dari penjajakan. Pantas tidak pria seperti Rick dan Bram dikencani, dilihat dari penampilan dan tentu saja materi. "Kalau salah tangkap, buang-buang waktu," canda Maria diikuti derai tawa lepas. Apa yang Maria dan Linda lakukan, mengingatkan saya dengan beberapa escortgirl di karaoke atau pub yang lebih suka menjadi pacar atau simpanan pria-pria berduit dari pada menerima order kencan semalam. Beberapa wanita pen-damping di
386
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
387
M o a m m a r Emka
Shopping Date Cewek2 Highclass
karaoke yang ada di Jl. M, Jakarta Selatan misalnya banyak yang menjadi 'pasangan' resmi beberapa pria ekspat dari Jepang, Korea atau Singapura. Dari sisi materi, jelas lebih menguntungkan.
sengaja jalan duluan menuju pusat mal PN di wilayah Jakarta Selatan, yang memang dikenal segmented u n t u k kalangan menengah atas. Saya menunggu di kafe NN untuk sekedar menyantap tiramisu dan hangatnya cappuccino. Maria dan Linda b e r s a m a p r i a k e n c a n n y a tiba selang beberapa menit kemudian. Melalui ponsel Maria mengatakan mau shopping terlebih dahulu. Dengan ditemani dentingan musikmusik latino, saya menghabiskan waktu menunggu Maria dan Linda shopping mal mencari-cari barang bermerek. Aha, cukup lama saya menanti dengan setia. Sampai pada gelas ketiga, Maria dan Linda akhirnya m u n c u l juga m e n a p a k i tangga lift digandeng Rick dan Bram . Maria dan Linda menenteng beberapa bungkusan. Alamak, saya hanya gelenggeleng kepala. Sedikitnya ada tiga bungkusan yang ditenteng. Masing-masing berisi sepatu merek Versace dan baju koleksi Prada. Mereka bergabung dengan meja saya dan memesan makanan untuk dinner. M a l a m n y a , saya diajak b e r g a b u n g untuk menghabiskam malam di kafe OL,
S
hopping Kencan. Tabir kencan hi-class Maria dan Linda makin terkuak ketika seminggu berikutnya, saya diajak jalan lagi. Hari masih sore, sekitar pukul 17.30 WIB ketika Rick dan Bram memarkir mobil New Ice-nya di depan pintu rumah Maria dan Linda. Rick dan Bram tampaknya bukan sembarang pria. Sama seperti Remy dan Jose yang kata orang 'duitnya tak berseri', mereka p u n termasuk wirausahawan muda sukses. Rick mempunyai usaha dagang di bidang perkayuan, sementara Bram sendiri sukses menggeluti usaha kontraktor. Yang jelasnya, mereka laki-laki yang punya cita rasa. Entah dalam penampilan m a u p u n lifestyle sehari-hari, terutama dalam hal memilih pasangan kencan. Saya sedikit sungkan berada dalam satu mobil d e n g a n m e r e k a . M a k a n y a , saya 388
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
389
M o o m m a r Emka
Shopping Date C e w e k 2 Highclass
Jakarta Pusat. Menikmati sajian live-music sambil m a k a n m i n u m s e p u a s n y a . Ini mungkin agenda yang entah sudah berapa dilakukan Maria dan Linda bersama priaprianya. Bayangan layaknya sepasang kekasih yang tengah memadu cinta, tercipta sudah. Mariadan Linda, masing-masing d u d u k mesra di pangkuan Rick dan Bram. Sesekali mereka berciuman. Lama sekali. Lalu terbahak dan menenggak minuman untuk ke sekian kali. Derai canda-tawa, pelukan mesra sepasang merpati yang m e m a b buaian kata-kata manis yang menghanyutkan, semua tumpah ruah menjadi satu. Musik yang berdetak, denting gelas yang beradu dan temaram cahaya lampu kafe seperti menjadi saksi bisu. Dari menit ke menit, semua aktifitas itu mewarnai malam. "Kita m a u check-in. Lu m a u i k u t a n nggak? Gue yang tanggung deh?" Suara p a r a u Maria s e k o n y o n g - k o n y o n g m e n g a g e t k a n saya. Malam m e m a n g telah beranjak pagi. Pukul 03.00 WIB. Saatnya tamu-tamu kafe harus beranjak dari buaian
t a w a , w a n i t a atau m i n u m a n . Semua m e m a b u k k a n , tanpa terkecuali. Hanya beberapa tamu saja yang tersisa. Sebagian masih asyik m e n d e n g a r k a n lagu p e n g habisan, sebagian lagi berbenah diri, bersiapsiap untuk angkat kaki. Maria dan Linda bersama pasangan- nya berjalan bergandengan. Tentu saja saya tahu diri. Tak mungkin saya mengikuti kencan m e r e k a . Ya, u r u s a n check-in, so pasti sifatnya private. Kumbang jantan bertemu bunga mekar di dalam kamar, apalagi yang akan terjadi, tentu bisa dibayangkan. Pukul 04.35 WIB saya sedang menikmati sajian m a k a n a n lesehan khas Yogyakarta d i kawasan Blok M ketika Maria lewat ponsel menghubungi saya. Sekadar bilang terima kasih telah d i t e m a n i , selanjutnya saya terlelap dibuai mimpi, seorang diri. Keesokan harinya, Maria mengajak saya minum hot-tea di kafe BS, Kebayoran Baru. M e n g e n d a r a i mobil BWM seri 5 w a r n a silver, wajahnya tampak sumringah. Senyum simpul selalu mengembang dari bibirnya yang disepuh lipstik marun. Linda tidak ikut. Teman karib Maria itu sedang luluran di sebuah salon.
390
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
391
M o a m m a r Emka
"Hari Senin, gue diajak Rick ke Belanda. Ada urusan bisnis sekalian plesir," ungkapnya. Pergi ke luar negeri, berarti uang. Itu sudah pasti akan dikeruk Maria. Tidak hanya itu, aneka barang-barang bermerek d a n mahal, sudah pasti akan menambah koleksi terbaru Maria. Begitu cepat kencan itu berbuah uang melimpah. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Di tiap menit kencan, seorang Maria bisa membuat laki-laki seperti Rick bertekuk lutut. Gaya mendekati laki-laki d e n g a n memperlakukannya sebagai 'pacar' dalam waktu yang lumayan lama, bisa dua-tiga minggu bahkan sebulan, memberi 'peluang' besar bagi Maria atau Linda u n t u k mengeruk uang. Tidak ada patokan tarif pasti, karena mereka memang bukan 'gadis order' biasa. Sore itu saya bertemu Maria. Dan dua hari k e m u d i a n , Maria m e n g h u b u n g i saya. T a w a n y a t e r d e n g a r e m p u k tiap kali mengurai cerita di telepon. Ia bercerita tentang hari-harinya di Belanda bersama Rick. Tidur di kamar hotel berbintang lima, menikmati hangatnya bath-up dan segala kenikmatan duniawi yang lain. 392
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Shopping Date C e w e k 2 Highclass
Bahagiakah Maria dan Linda dengan h i d u p mereka yang serba gemerlap dan selalu tak lepas dari gonti-ganti pria berduit? Minggu ini, Maria mendekap pria lain, sebut saja Denis, tiga minggu berikut-nya dia s u d a h berada dalam p a n g k u a n d e n g a n Sebastian. Dan rninggu-rninggu lainnya, dia m e n d e k a p Jack, Wil d a n s e t e r u s n y a . Semuanya pria-pria berduit. Bagaimana dengan pria yang berhasil mereka 'ploroti' hartanya? Bagi Remy dan Jose, uang sepertinya bukan masalah. Remy misalnya, tak peduli sudah habis lebih dari Rp. 100 juta untuk seorang Maria. Begitu juga dengan Jose. Uang sebanyak itu habis untuk 'membahagiakan' wanita kencanannya. Dari belanja barang-barang mahal, berlibur ke luar negeri dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. "Maria malah minta dibeliin mobil baru. Kalau sekarang masih pacaran dengan saya, pasti di rumahnya sudah ada mobil Mercy baru," ungkap Remy. Bujangan yang tinggal di apartemen elit di Jakarta Pusat itu, mengaku cukup menikmati hari-hari bersama Maria. Di tengah
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
393
M o a m m a r Emka
Shopping Date Cewelc2 Highclass
kesibukannya menjalankan tugasnya sebagai direktur di PT AR, holding company yang berkantor di Jl. TM, dia merasa terhibur d e n g a n kehadiran Maria. Tidak merasa ditipu begitu ditinggalkan? "Bodo amat. Yang penting sudah dapat semua. Hilang satu, ya nyari lagi," kilahnya, lepas.
Sebuah mobil Volvo 960 hitam dan BMW seri 5 warna silver diparkir di garasi. "Ala, cuek saja. Anggap rumah sendiri," sergah Maria sambil mengajak saya masuk. Malam baru saja menunjuk pukul 19.00 WIB ketika saya duduk di ruang tamu. Sofa berwarna pink, dengan sorot lampu kristal persis di tengah ruangan. Hiasan dinding dan lukisan wanita dengan pigura berwarna serba keemasan tertata rapi di tubuh tembok. Sebuah aquarium besar dengan ikan Arwana t e r p a m p a n g d i s u d u t r u a n g a n sebelah kanan. Setelah ruang tamu, ada ruangan santai d e n g a n alas karpet tebal d a n b e r b u l u . Ruangan itu dibiarkan terbuka dan dilengkapi peralatan elektronik. TV 29 inci, CD Player dan Iain-lain. "Nggak usah malu-malu. Santai saja, di sini aman kok," suara Linda yang muncul dari sebuah pintu kamar mengagetkan saya. Rupanya, kamar Linda berada dekat dengan ruangan santai. Dari lantai tangga yang berporselin putih dengan motif bintik-bintik hitam terdengar langkah-langkah Maria. "Kamar aku ada di atas. Mau lihat-lihat nggak?" tawarnya.
R
umah Elit. Sebagai wanita hi-class, Maria dan Linda tampaknya memang bergaya h i d u p m e w a h . Itu bisa dilihat rumah beserta isinya yang mereka tempati. Rumah bernomor 18 itu terletak di Jalan TTD di k a w a s a n Tebet Jakarta Selatan d a n terkenal sebagai k a w a s a n kost-kostan, r u m a h susun, apartemen sampai rumah kontrakan mentereng. Rumah itu berlantai satu, kiranya cukup mewah dengan pagar tinggi dan pintu gerbang tinggi. Sebutan rumah mewah tampaknya cukup pantas. Warna cat rumah serba biru muda. Memasuki halaman depan, terdapat taman mini dengan tanaman yang menghijau dan kolam berisi ikan hias.
394
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
395
M o a m m a r Emka
Shopping Date C e w e k 2 Highclass
Saya mengiyakan. Kamar Maria tampak m e w a h . Spring-bed dalam u k u r a n besar dengan bed-cover warna biru matang berg a m b a r b u n g a . Kamar itu c u k u p luas, dengan perabotan lengkap. Lemari besar, meja rias, peralatan elektronik sampai alat fitness. Pintu yang m e n g h a d a p balkon terbuat dari kaca. Begitu terkuak, tampak sebuah garden terrace mini untuk santai. Prototype kamar Maria mengingatkan saya pada kamar-kamar suite yang ada di hotel. Tapi yang menarik untuk seorang lakilaki a d a l a h b e b e r a p a foto Maria y a n g terpampang di dinding bercat serba krem itu. Semua seksi. Malah, dua diantaranya nyaris tanpa busana sehelai benang pun. Saya terkejut untuk sesaat. Foto-foto itu dipajang dalam bungkusan frame besar. Saya t e r u s t e r a n g terpesona d e n g a n r u m a h Maria. Itulah kesan pertama kali ketika saya diundang makan malam. "Makanan sudah siap." Linda muncul tiba-tiba. Gadis b e r a m b u t panjang dan punya sex-appeal menantang di bagian bibir itu mengenakan busana santai, sack-dress hitam selutut. Wajahnya dipoles make-up
tipis. Satu-satunya yang tampak menonjol adalah warna lipstick merah di bibir. Maria pamit untuk membersihkan muka dan berganti baju. Saya ditemani Linda menunggu di ruang makan yang letaknya persis di belakang ruang santai. Lagu-lagu hit yang biasa diputar di beberapa kafe top Jakarta segera mengalun. Dari classic disco, Top 40 sampai RnB. Maria menuruni anak tangga dengan mengenakan sandal santai. Gadis berdada ekstra besar dengan rambut sedikit ikal itu mengenakan terusan hitam, tali satu. Hidangan serba laut dengan sebotol wine siap santap di meja. Malam terantuk di pukul 20.25 WIB ketika saya menyelesaikan dessert berupa pancake, p a d u a n ice-cream, pisang dan keju. Untuk model sekelas Maria dan Linda, rumah dengan peralatan lengkap itu cukup m e n g h e r a n k a n saya. Bagaimana tidak? Rumah mewah, perabotan wah dan mobilmobil b e r m e r e k . Dari m a n a mereka m e n d a p a t k a n uang u n t u k membeli itu semua? Pertanyaan-pertanyaan itu membuat saya p e n a s a r a n . Kunjungan saya a k h i r n y a
3 9 6 | Sex & City; Jaka rta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
397
M o a m m a r Emka
berlanjut cukup rutin. Bahkan, saya sering diajak jalan bareng Maria dan Linda. Sekedar jalan ke kafe, mal atau menghadiri acara-acara tertentu. Tak kurang dari dua bulan, saya terlibat akrab dengan Maria dan Linda. "Hidup ini semu." Begitu kata Maria ketika saya ngobrol di rumah mewahnya. Semua itu disebakan satu hal: dia merasa tak pernah tahu bagaimana kebahagiaan sejati. Pria yang pernah membuatnya jatuh cinta, telah menelantarkannya dan mem-buat hidupnya tersia-sia. Itu jualah yang membuatnya menjadi sosok yang akhirnya easy going dan enjoy dalam hidup. Dia tak lagi begitu peduli akan kemana dia membawa hidupnya. Ketika berkencan dengan pria pilihannya, dia tampak begitu tegar dan percaya diri. Tapi sebenarnya, dia juga wanita biasa yang butuh kasih sayang dan cinta. Hanya saja, dia tak tahu kapan mesti mengakhiri dunia 'wanita hi-class' yang disandangnya. Karena saat ini, ia belum siap meninggalkan gemerlap hidup metropolis yang semua serba berbau materialistik. Uang dan laki-
398
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Shopping Date Cewek2 Highclass
laki! Itulah hari-hari yang dilakoni seorang Maria sampai saat ini. Entah nanti! "Sekarang, nikmati dulu aja yang ada, saya sudah capek mikirin hidup. Happy sajalah," tukasnya sambil menghirup nafas dalam-dalam. []
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
399
M o a m m a r Emka
22
Weekend Party Janda-janda Tajir
Janda-janda kaya menggelar pesta di akhir pekan atau akhir bulan. Sekedar merayakan ulang tahun, arisan sampaifoya-foya. Ujung-ujungnya, berakhir menjadi pesta memabukkan. Tidak saja oleh ragam minuman beralkohol, tapi juga perilaku masygul.
L
embaran Jakarta mengukir cerita yang amat beragam. Kehidupan duniawi yang serba metropolis dan kosmopolit tak ubahnya seperti anggur manis yang menggiurkan dan siapapun tergoda untuk mereguknya. Tapi banyak yang terlena, hingga mabuk dan larut lupa diri. Anggur itu pun berubah menjadi racun yang memabukkan. Tak ayal, racun itupun terus deras mengalir ke urat nadi membuat beberapa wanita harus berstatus janda. Harta kekayan yang melimpah, ternyata tak
400
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
401
M o a m m a r Emka
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
menjadi j a m i n a n seorang w a n i t a bisa mereguk kebahagiaan sejati. Rumah tangga retak, adalah hal biasa yang seolah menjadi agenda rutin. Harta kekayaan sebenarnya menjadi anggur manis yang enak dan lezat, asal tahu batasannya. Rumah tangga ibarat surga dunia buat pasangan suami istri ketika dibangun di atas pondasi kasih sa-yang tanpa p a m r i h . Tapi apa lacur, b a n y a k o r a n g mereguk anggur tak tahu kadarnya hingga l u p a d a r a t a n . Harta kekayaan menjadi berhala yang memperbudak diri, dan rumah tangga cerai-berai tanpa makna yang tersisa. Akibatnya, ketika semua terbuang lepas, status janda membuat beberapa wanita kaya h i d u p dalam kegamangan. Paling tidak, itulah yang dialami Shinta, 27 tahun, janda seorang pengusaha kafe yang be- kerja di sebuah perusahaan tambang dan Monica, 29 tahun, janda anak mantan wali kota satu di salah satu wilayah DKI Jakarta. Mereka yang dalam hal materi serba kecukupan bahkan boleh dibilang berlebih, h a r u s h i d u p d a l a m canda tawa s e m u . Hambar dan basi. Gaya hidup kafe, hurahura dan senang-senang seperti menjadi
hiasan luar. Di dalam batin, mereka menjerit di alam kesepian.
402
| Sex & City; Jakarta Under Cover
000
P
esta Amburadul. Sebagai j a n d a , mereka punya komunitas tersendiri. Hampir tiap malam, mereka kerap mangkir di kafe ZB, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Mereka reserved tempat yang muat untuk 10-20 orang. Yang datang tidak melulu wanita, tapi beberapa diantaranya pria berumur. Mereka termasuk tamu eksklusif. Para a w a k kafe menjadikan m e r e k a t a m u i s t i m e w a . Sebagai costumer, m e r e k a termasuk katagori kelompok yang spendmoney d a l a m jumlah besar. Di kafe ZB itulah, kami mengenal Shinta dan Monica. Keduanya tampak supel, ramah dan enak diajak bicara. Biasanya, Shinta, Monica dan beberapa gank-nya, sering melewatkan jam-jam sore dengan mangkal di kafe-kafe mal seperti yang terdapat di Plaza Senayan. Kalau tidak begitu, mereka sering menghabiskan waktu dengan bersantai di salon kecantikan. Ya, apalagi kalau tidak untuk ngrumpi tentang Sex & City; Jakarta Under Cover
/
403
M o a m m a r Emka
segala persoalan sambil merawat diri. Selain itu, mereka juga punya gang arisan bulanan yang diselenggarakan dari kafe ke kafe. Kalau tidak begitu, diadakan di r u m a h pribadi. Dari salah satu kelompok janda tersebut, k a m i m e n g e n a l d e n g a n baik satu di antaranya, sebut saja Shinta. Dan dalam satu kesempatan di bulan Desember 2001, kami tak menolak ketika Shinta meminta kami untuk mengabadikan pesta ulang tahun Monica yang ke-29. Pesta itu digelar di ballroom sebuah hotel berbintang empat, sebut saja hotel GH, di kawasan Jakarta Selatan. Hotel tersebut berada di sebuah kawasan yang di sekelilingnya dijejali aneka restoran yang menjual aneka masakan. Dari yang khas Indonesia sampai mancanegara. Tak jauh dari hotel GH terdapat sebuah plaza yang pada tahun 1996 pernah jadi arena lokasi mejeng sejumlah anak-anak gaul Jakarta, sebelum mereka pindah ke Mal Pondok Indah dan Plaza Senayan. Pada hari yang ditentukan, kami datang ke lokasi. Jam baru menunjuk pukul 19.25 WIB. Dalam undangan disebutkan, pesta baru akan dimulai pada pukul 21.00 WIB. 404
| Sex & City; Jakarta Under Cover
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
Kami m e m u t u s k a n u n t u k melihat-lihat suasana ball-room. Letaknya berada di lantai dua. Para awak hotel sibuk men-desain ruangan. Bunga-bunga beraroma harum, meja makan dan bar mini. Ball-rom seluas dua kali lapangan bola voli itu nyaris kering. Yang tampak hanya hamparan permadani warna-warni dengan bias lampu w a r n a kuning keemasan. Lewat setengah jam kemudian, Monica, y a n g p u n y a hajatan, d a t a n g d i t e m a n i beberapa karibnya. Tampak Shinta berjalan di samping. Malam itu, ia mengenakan gaun panjang warna ungu dengan belahan V, s e m e n t a r a Shinta m e m b a l u t t u b u h r a m p i n g n y a d e n g a n sack-dress h i t a m selutut. Kaki belalangnya menjadi daya tarik tersendiri bagi mata lelaki. Di leher Monica dan Shinta menggelantung untaian kalung mutiara. Tamu-tamu mulai berdatangan. Di meja tamu, dua gadis dengan senyum ramah mempersilakan tamu untuk masuk. Di pintu masuk, Monica dan Shinta me-nyambut kedatangan teman-temannya dengan kecupan di pipi kanan dan kiri. Malam itu, mayoritas tamu yang datang wanita berusia Sex & City; Jakarta Under Cover
/
405
M o a m m a r Emka
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
di atas 25 tahun. Semua mengenakan busana pesta yang serba 'wah' dan glamour. Tak heranlah kalau tamu Monica dan Shinta, kebanyakan wanita berduit. Monica sendiri membuka usaha bisnis garmen dan butik merek terkenal dari luar negeri. Seb e l u m menjanda, Monica b e r s u a m i k a n seorang pengusaha minyak. Sedangkan Shinta menjadi direktur di sebuah perusah a a n t a m b a n g . H e b a t juga. R u p a n y a , sebelum cerai, suaminya termasuk keluarga pejabat teras di masa O r d e Baru. Dari suaminya, Shinta dikaruniai dua orang putra, masing-masing berusia 16 dan 19 tahun. Monica sendiri mendapatkan satu p u t r a b a r u b e r u m u r 4 t a h u n dari perkawinan pertama. Menjelang pukul 21.00 WIB, tamu-tamu mulai memenuhi ruangan ball-room. Pesta digelar ala standing-party. Puluhan wanita yang jumlahnya mencapai 40 orang berbaur jadi satu dalam suasana riuh penuh canda. Sekitar 25 pria yang datang, m e m b u a t kelompok tersendiri. Pria-pria itu kebanyakan sudah berumur. Di antara kerumunan tamu itu tampak beberapa selebritis papan atas. Ada penyanyi muda yang sedang naik
d a u n , sebut saja SN dan seorang aktor sinetron yang punya wajah ganteng dan menjadi idola wanita, sebut saja JT. Pintu ball-room ditutup. Awal acara dibuka dengan makan dan minum. Bar mini yang dijaga dua staf hotel, tampak sibuk m e m b u a t b e r a g a m racikan m i n u m a n beralkohol. Di sela-sela m a k a n - m i n u m , seorang MC terkenal yang kerap mengisi sebuah acara di satu salah tv swasta, sebut saja Antoni, muncul di kerumunan tamu. Anton memanggil beberapa wet-dancers pria-wanita yang hanya mengenakan Gstring tipis. Mereka menari selama kurang lebih 45 menit dengan liukan-liukan maut dan menggoda.
406
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Tepuk tangan riuh mengiringi aksi para p e n a r i . Beberapa pria yang b e r d i r i d i deretan depan, sesekali menebar tawa genit d a n m e n g g o d a . Ada juga y a n g n e k a d menirukan tarian tanpa malu-malu. Begitu juga dengan para wanita. Dari tamu wanita yang d a t a n g , beberapa d i a n t a r n y a ikut bergoyang tak kalah gesit. Acara dilanjutkan dengan munculnya SN yang melantunkan tiga tembang cinta. SN sendiri, menurut Shinta, merupakan kawan dekat Monica. Di blantika musik naSex & City; Jakarta Under Cover
/
407
M o a m m a r Emka
sional, namanya mulai berkibar belakangan terakhir. la khusus diundang Monica untuk m e m b e r i k a n k a d o ultah b e r u p a ' l a g u ' . Pemotongan kue ulang tahun dilakukan p a d a p u k u l 23.00 WIB. Kue p e r t a m a d i s e r a h k a n Monica p a d a seorang p r i a bernama, Joseph, 33 tahun. Kami tak begitu mengenalnya laki-laki itu. "Cium dong. Masak dianggurin!" Beberapa teman Monica berteriak menggoda Monica. Rupanya, teriakan itu membuat Monica tak segan-segan mencium si Boy cukup lama. Pria berwajah cukup tampan n a m u n sedikit gemuk itu, mau tak m a u melayani ciuman Monica, hangat. Tepuk tangan bergemuruh di ruangan ball-room. "Joseph lagi dekat sama Monica. Baru dua bulan," tukas Shinta menjelaskan kepada kami. Pesta malam itu berlanjut dengan acara disco-time. Lagu-lagu R&B, Acid Jazz bahkan garage membahana lumayan keras. Kali ini, p u l u h a n t a m u b e n a r - b e n a r menikmati suguhan minuman yang ada. Denting gelas bercampur hiruk pikuk musik dan canda tawa mewarnai pesta yang terus berjalan mengiringi malam.
408
| Sex & City; Jakarta Under Cover
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
P
erilaku X. Makin malam, pesta itu m a k i n meriah dan menjadi-jadi. Beberapa tamu undangan diantaranya IK dan DA pamitan pulang. Begitu juga dengan tamu-tamu lain. Jam sudah menunjuk pukul 01.00 WIB dini hari. Di ruangan ball-room itu t i n g g a l tersisa sekitar 25 o r a n g . Kebanyakan dari mereka adalah temant e m a n dekat Monica dan Shinta. Kami diperkenalkan dengan tiga wanita yang menjadi "gank" seperjalanan. "Ini Marcela, Jeny, dan Joice. Kita ini sama lho, golongan janda-janda kembang," tukas Shinta blak-blakan tanpa beban. Kelima wanita berstatus janda itu polahnya makin berani. Aroma alkohol menebar tiap kali mereka tertawa lepas. Genit, centil dan cuek. Mereka benar-benar bertingkah layaknya anak-anak muda yang doyan 'gaul' di malam hari. Padahal, dari sisi umur, mereka s u d a h tak lagi m u d a . Marcela berusia 26 tahun dikaruniai dua putra. Jeny sudah berkepala tiga dan dikaruniai tiga putra. Sedangkan Joice yang relatif lebih muda, 25 tahun, baru enam bulan menjanda dan belum berputra.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
409
M o a m m a r Emka
Ketiganya t e r m a s u k pejalan m a l a m . Hampir di semua kafe elit di Jakarta mereka tercatat sebagai member-guest. Para awak kafe sudah hapal dengan mereka. Tiap kali datang ke suatu acara, mereka selalu membawa pengawal. Kabarnya, ketiganya menjadi istri simpanan pria-pria keturunan yang berduit. Mereka mulai menyatu dengan beberapa pria yang hadir. JT, aktor sinetron yang memiliki wajah ganteng dan badan kekar, menjadi pusat perhatian para wanita yang h a d i r m a l a m itu. Kelompok Monica Cs, termasuk yang paling getol membikin polah aneh-aneh supaya JT tertarik. Yang p a l i n g getol a d a l a h Shinta d a n Joice. Dengan tanpa malu-malu, keduanya m e n e m p e l JT. Berulang kali, m e r e k a mengajak JT berdansa, toast dan berpose bersama. Dasar JT dikenal sebagai aktor m a t a keranjang, ajakan itu tak p e r n a h d i t o l a k n y a . Pada satu k e s e m p a t a n ia berada dalam pelukan Shinta, di lain waktu ia sudah pindah ke Joice dan Jeny. Begitu seterusnya. Di sudut lain, beberapa pasangan tampak asyik bersuka ria. Monica dan Joseph yang 410
| Sex & City; Jakarta Under Cover
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
sama-sama mabuk, berpelukan erat meski lagu yang melantun terdengar berirama 'garage'. Di sudut lain, beberapa wanita tertawa lepas. Marcela yang b e r a d a di tengah-tengah mereka, menjadi leader yang membuat suasana makin panas. Mereka seolah tiada henti toast bersama. Dua pria yang ada diantara kerumunan para wanita itu di'plonco' habis-habisan. Bayangkan, dua pria yang sudah mabuk itu berulang kali disuguhi tontonan wanita yang dengan genit menanggalkan bajunya separoh badan. Marcela sendiri dengan cueknya menanggalkan gaun malamnya hingga yang tampak sepasang bra tipis. Lantaran pesta malam itu didominasi para wanita, beberapa pria yang jumlah-nya sekitar delapan orang itu nyaris menjadi bulan-bulanan Monica Cs. Klimaks pesta malam itu diakhiri dengan acara pose bersama dengan gaya 'panas'. Dalam keadaan setengah sadar, mereka tanpa malu-malu lagi difoto seksi. Marcela, Joice dan Shinta misalnya, begitu berani mempertontonkan bagian-bagian sex-appeal yang t e r b u n g k u s g a u n p e s t a . Sesekali
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
41 1
M o a m m a r Emka
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
diiringi teriakan histeris yang memekakkan telinga. Beberapa petugas hotel yang berjaga, hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka hanya bisa ikut tertawa menyaksikan polah tingkah yang berani itu. Beberapa tamu yang masih malu untuk bergabung, memilih diam sambil asyik dengan gelas minuman sambil sesekali mengacungkan gelas sebagai tanda support.
Satu per satu mobil jemputan mereka datang. Hampir semua mobil bermerek mewah. Monica mengendarai BMW seri 5 warna biru donker bersama si Boy. Shinta dijemput mobil Mercedez E 230. Marcela, Joice dan Jeny berada dalam satu mobil Caravel, sementara JT dan dua pria lain masing-masing mengendarai Cheeroke dan Volvo 960. Perjalanan menuju NS memakan waktu sekitar setengah jam. Monica r u p a n y a membooking ruangan VIP. Ruangan itu terletak di lantai dua. Lokasinya tak jauh dengan ruangan bola biliard khusus No Smooking Area. Dua pelayan menyambut kami dan langsung menyodorkan menumenu spesial. Ruangan VIP itu dikelilingi kaca dan ditutup dengan kelambu tebal. Tiga botol white wine, sebotol Chivas Regal dan Jack Daniels langsung dipesan Joseph. Monica Cs masing-masing order Margarita, BV2, Long Island dan Calua Cream. Di ruangan VIP seluas 10 X 10 meter persegi itu tertata rapi sofa warna pink dengan dua meja. Di depannya terdapat sebuah televisi 29 inci. Monica Cs yang dalam keadaan 'tipsy' (baca=setengah sadar)
S
trip Dancers. Menjelang pukul 03.00 WIB dini hari, pesta bubar. Yang tersisa tinggal Monica and the gank dengan JT, Joseph dan dua pria karib Shinta dan Jeny. Usai pesta, mereka tak langsung pulang. Dalam keadaan mabuk, mereka ramai-ramai menuju lobi. Di t e m p a t itulah mereka membuat kesepakatan untuk melanjut- kan pesta di pub-karaoke di NS di bilangan Thamrin. Tempatnya masih tergolong baru karena baru sekitar 1 tahun beroperasi. "Aku sudah reserved tempat. Kita pesta sampai pagi," tandas Monica yang bersandar di bahu Joseph.
412
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
413
M o a m m a r Emka
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
secara acak mulai memilih lagu-lagu fave. Dengan suara sumbang, mereka satu per satu berganti menyanyi sambil me-nenggak beragam minuman beralkohol yang tersedia. Kami masih b e r a d a di d a l a m u n t u k m e n g a b a d i k a n mereka tengah karaoke b e r s a m a . Setengah jam b e r l a l u , k a m i memutuskan untuk keluar ruangan. Kami segan lantaran takut mengganggu privacy mereka. Kami akhirnya bergabung dengan beberapa pelayan yang berjaga di depan pintu. Dari balik kelambu yang tersingkap, kami bisa melihat ke dalam. Suasana r u a n g VIP berubah menjadi ajang adu gelas dan canda tawa lepas. Monica ternyata telah memesan beberapa penari untuk memanaskan suasana. Monica memesan penari itu langsung dari pelayan yang berjaga. Rupanya, untuk pelayanan khusus ini tak perlu rahasia-rahasia. Pelayan biasanya akan menawar-kan dua paket; paket wanita peneman bernyanyi dan penari striptis. Tiga p a s a n g a n p e n a r i cewek-cowok muncul dengan busana seksi. Tanpa basabasi lagi, mereka mulai mempertontonkan liukan-liukan panas. Yang terjadi kemu-dian,
Monica Cs makin histeris berteriak. Aroma alkohol bercampur dengan dengus nafas penuh nafsu. Bisa dibayangkan situasi yang tercipta. Enam pasang penari pria-wanita melepas baju satu per satu. Sementara Monica Cs y a n g d a l a m k e a d a a n m a b u k , bersorak histeris. Tiga wanita sesekali mendekatkan badannya pada Joseph dan JT, sementara tiga penari pria m e m u t a r b a d a n m e n g g o d a Monica, Marcela, Jeny dan Shinta. Tidak hanya itu saja, sesekali mereka mendudukkan diri di pangkuan. Mulut siapa yang tak tersedak, ketika jemari tiga penari wanita itu mulai melepas baju Joseph dan JT. Melihat pemandangan itu, Monica Cs bukannya cemburu tapi malah bersorak memberi semangat. "Telanjangin saja, Mbak," teriak Shinta. Dan benar saja, meski berulang kali mengelak, Joseph dan JT akhirnya pasrah. Mereka mendekatkan mulut ke telinga Joseph dan JT. Dari balik saku, Joseph d a n JT mengeluarkan lembaran ratusan ribuan. Rupanya, mereka seperti biasanya meminta tips dengan merayu semesra dan segenit m u n g k i n . Begitu tips diterima, mereka
414
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
415
M o a m m a r Emka
kembali beraksi. Kali ini lebih berani dan makin gila. Monica Cs tak kalah repotnya. Tiga penari pria itu melakukan hal yang sama. Dalam keadaan, maaf, telanjang, mereka m e m b u a t Monica Cs s a m p a i lari-lari. Ketika salah seorang penari pria m e n d u d u k k a n diri d i p a n g k u a n Marcela, wanita cantik itu menjerit sambil tertawatawa kegelian. Pesta gila bersama pasangan penari striptis itu berlangsung hingga dini hari. Rombongan Monica kembali ke hotel HG. Rupanya, Monica sudah memboking empat kamar. Pesta yang digelar Monica Cs itu, ternyata tidak hanya sekali dua kali terjadi. Dalam sebulan, mereka biasa m e m b u a t pesta-pesta tertentu. Pada awalnya, pesta itu sengaja dibuat sebagai ajang arisan bulanan. N a m u n , kebiasaan itu berlanjut t e r u s menerus dan menjadi tradisi. Tiap salah seorang "gank" berulang tahun atau lagi mendapat rezeki nomplok, pasti tak lepas dari pesta. Bisa seminggu sekali, atau minimal satu bulan sekali. 000
416
| Sex & City; Jakarta Under Cover
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
P
roblema. Untuk apa sebenarnya gaya hidup yang serba bergelimang gemerlap pesta dan hura-hura tersebut, itu satu pertanyaan yang mungkin tak mudah dijawab. Dalam satu kesempatan, kami diminta Shinta mengabadikan resepsi pernikahan putrinya di sebuah komplek m e w a h di k a w a s a n Pasar M i n g g u . Kami s e m p a t terkejut lantaran putrinya belum juga tamat dari SMU. Kami lebih terkejut lagi ketika m e n d a p a t k a n kenyataan kalau putrinya telah hamil enam bulan. Pengan-tin prianya pun tampak belia. Hanya satu kesimpulan, pasangan itu menikah ala MBA alias Married By Accident. Hadir dalam pesta itu beberapa selebritis Jakarta dan kalangan pejabat. Mereka yang diundang adalah teman-teman "terbaik" Shinta, baik dalam bergaul maupun bisnis. Ex-suaminya sendiri juga m e n g u n d a n g beberapa teman dekat dan rekan kerja. Pesta p e r k a w i n a n d e n g a n adat Jawa itu berlangsung selama dua hari, dua malam. Usai p e s t a , Shinta b e r s a m a gank-ny& seperti Monica, Jeny, Marcela dan Joice terlihat d u d u k b e r g e r o m b o l b e r t u k a r cerita di teras depan. Sex & City; Jakcrta Under Cover
/
417
M o a m m a r Emlca
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
Meski hidup serba bergelimang harta dan kemewahan, Shinta tak bisa memung-kiri kalau hidupnya kesepian. Air matanya tak kuasa ia tahan ketika melihat putrinya bersanding di pelaminan. Keharuan itu makin terasa lantaran Shinta kembali bersanding di kursi pelaminan dengan exsuami yang memberinya dua putra. Betapa h i d u p Shinta begitu p e n u h dilema. Rumah tangganya dengan pria sebut saja Dimas, 46 tahun, harus putus di tengah jalan. Dimas c u k u p p u n y a n a m a d i lingkungan pengusaha kafe di Jakarta. Ia adalah adik kandung seorang konglomerat p r i b u m i . Setelah perceraian itu, Shinta tinggal dengan dua putranya di kawasan Pondok Indah. Sepeninggal Dimas, Shinta kembali bekerja sebagai salah satu direktur di PT ABT, s e b u a h p e r u s a h a a n t a m b a n g . Di s a m p i n g itu, ia juga m e m b u k a bisnis catering dan restoran. Hampir 9 tahun ia hidup menjanda. Untuk membunuh sepi, ia sering menghabiskan waktu di kafe-kafe. Dari situlah ia mengenal Monica, Joice, Jeny dan Marcela. Mereka sama-sama berstatus "janda". Pertemuan itu berlanjut menjadi
ikatan pertemanan yang kuat. Mereka samasama hidup dengan persoalan serupa. Dari hari ke hari, m e r e k a selalu m e n y e m p a t k a n diri u n t u k b e r k u m p u l . Sekedar fitness, arisan, nongkrong di kafe atau salon, les dansa sampai membuat pestapesta gila. Shinta mengaku, ia seperti hidup di alam semu. Ia tidak punya pijakan tetap harus melangkah ke mana. Satu-satunya cara untuk membunuh rasa sepi-nya adalah mengikuti gemerlap Jakarta yang sarat akan hura-hura dan pesta. "Mau apa lagi. Dari p a d a di r u m a h kesepian terus menerus," ujarnya. Begitu juga d e n g a n Monica. H a n y a bedanya, janda cantik itu kini relatif lebih bahagia karena ada Joseph yang menjadi "tumpuan"nya. Meski statusnya hanya istri simpanan, Monica tak merasa rugi karena ia diberi kebebasan untuk beraktifitas. Dengan terus terang ia mengaku, kecewa akibat rumah tangga yang porak poranda, membuatnya ingin balas dendam. Dulu, ia begitu setia mendampingi suami. Tapi, yang didapatnya adalah satu lembaran buram kalau suaminya tukang main perempuan.
418
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
419
M o a m m a r Emka
K e k e c e w a a n itu m e m b u a t h i d u p n y a berubah 180 derajat. Pertemuannya dengan beberapa wanita senasib seperti Shinta, membuatnya seperti menemukan pijakan baru untuk mensahkan apa yang mereka lakukan. Gaya hidup pesta baginya bukan satu kekeliruan karena p a l i n g tidak di celah i t u l a h ia d a p a t m e n e m u k a n k e n i k m a t a n h i d u p meski sesamar atau sesemu apapun. Bagi Monica, minimal, kebuntuannya dalam memaknai hidup bisa ia reguk. Baginya tidak salah kalau ada orang yang gaya hidupnya serba glamour dan borjuis. Di Jakarta budaya hidup seperti itu sudah bukan perilaku miliknya dan kawankawan, tapi banyak orang sudah melakoni dan larut. Contoh paling sederhana gaya h i d u p sebagian eksekutif m u d a . N o n g krong di kafe sampai mabuk, menikmati sajian tarian striptis sampai pesta shabushabu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ia bersama kelompoknya memang doyan pesta, tapi mereka bukan penikmat obat-obat terlarang seperti shabu-shabu yang lagi menjadi trend. 420
| Sex & City; Jakarta Under Cover
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
"Minum memang kami lakukan, tapi ngedrug bukan kebiasaan kami," sergahnya. Kalau sekali w a k t u mereka k e d a p a t a n memakai kokain misalnya, itu hanya sekadar coba-coba. "Sekali dua kali, kami pernah mencoba. Tapi kami b u k a n pemakai yang sakaw," sergahnya. Sungguh simpel prinsip yang dianut Monica dan Shinta. Bagi mereka, apa yang bisa m e r e k a n i k m a t i saat ini, t i n g g a l menikmati saja. Mereka tidak terlalu pusing dengan beragam rumor negatif yang kerap berdesis memerahkan telinga. "Bodo amat omongan orang. Kita hidup punya jalan masing-masing," tegasnya. Status janda m e m a n g t i d a k b e g i t u mereka pikirkan masak-masak. Mereka tipikal orang yang easy come easy go. Namun bagi Monica dan Shinta, ada p e r a s a a n k h a w a t i r l a n t a r a n k e d u a n y a telah mempunyai putra yang mulai menginjak dewasa. Pikiran untuk mengakhiri masa jandanya sempat juga melintas di benak mereka. Bahkan, telah ada b e b e r a p a p r i a y a n g mengajak mereka untuk menikah. Tapi, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
421
M o a m m a r Emka
W e e k e n d Party Janda-janda Tajir
mereka belum juga tergerak untuk menerimanya. Mereka lebih suka menjadi wanita bebas. "Entah sampai kapan, aku sendiri nggak tahu," tandas Shinta. Sebagai wanita, Monica dan Shinta samasama memiliki wajah cantik. Penam-pilan mereka makin lengkap ditopang dengan busana-busana trendy dan tentu saja bermerek. Dalam hal berpakaian, mereka termasuk kelompok yang mengikuti trend masa kini. Jadi, tak mengherankan kalau sekali waktu kami menemukan mereka mengenakan busana selera anak muda. Misalnya saja, pada satu kesem-patan di mana kami diminta mengabadikan pesta ulang tahun ke-10 putri Jeny yang diadakan di kafe ZB. Pemandangan yang kami dapati sungguh kontras. Mereka memakai baju model ABG di tengah kerumunan anakanak usia belia. Tanpa terasa, malam telah datang. Monica, Shinta, Jeny, Marcela dan Joice masih saja duduk semeja di teras rumah Shinta sembari menikmati sisa hidangan pernikahan. Entah sudah berapa puntung rokok tergeletak di asbak. Kami melihat, asap
rokok tak pernah lepas dari mulut mereka selama percakapan berlangsung. "Jangan lupa besok sore kita les dansa. Malamnya kita lanjut ke kafe NZ," ujar Marcela mengingatkan. Jeny, Marcela dan Joice berpamitan lebih dulu. Baru kemudian Monica menyusul. Rupanya, agenda les dansa yang kemudian berlanjut nongkrong ke kafe itu sudah menjadi rutinitas. Selama percakapan, Shinta tak memungkiri kalau aktifitas itu ia lakukan untuk mengisi hari-harinya yang sepi. Katanya, dengan beraktifitas paling tidak ia bisa melupakan segala keluh kesah dan penderitaan yang dialaminya. Apa iya??? Semua memang masih tanda tanya besar!.[]
422
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
423
M o a m m a r Emka
23
Nude Ladies Nite V I P Casino
Kasino mezvah dengan gadis-gadis cantik. Pengunjungnya pria-pria public figure, dari pengusaha kelas kakap sampai kalangan pejabat. Wanitanya, tidak saja menjadi pendamping bermain judi tapi di ruang VIP mereka melayani tamu dengan menanggalkan baju alias telanjang!
K
asino sudah lama menghias Jakarta. Pusat di mana orang mengadu untung itu, di metropolitan Jakarta sudah bukan k o m o d i t a s b a r u lagi. Jumlahnya m e m bludak dan tersebar dimana-mana. Kalau kini judi pinggiran jalan marak permainan judi Pakong, Togel, Singapura dan seabrek jenis lainnya, maka di pusat Jakarta, tepatnya di kawasan Mangga Dua, sebuah arena perjudian berkelas menjadi "primadona" p a r a pria yang d o y a n b e r m a i n - m a i n dengan "uang". Sebut saja namanya NS.
424
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
425
M o a m m a r Emka
N u d e Ladies Nite VIP Casino
Di sini, bayangan Las Vegas sebagai pusat judi dunia bisa tergambar jelas. Judi, wanita telanjang dan gemerlap hiburan malam. Awalnya hanya informasi samar-samar. Maklum, di kawasan sentral hiburan Jakarta itu arena perjudian jumlahnya puluhan, bahkan ratusan. Ihwal VIP Kasino dengan Indies night no dress itu kami dapat dari perkenalan kami dengan tiga orang gadis yang biasa menemani tamu berjudi di NS. Sebut saja Jeny (20), Dina (22) dan Lusy (22). Ketiga gadis itu kami kenal dalam sebuah casting sinetron dua bulan silam. Perkenalan singkat itu berlanjut ke meja dinner, seminggu berikutnya. Rupanya, ketiga gadis itu lumayan berhasil sebagai p e m e r a n figuran untuk beberapa judul sinetron. Malah, Jeny b a n y a k ditawari sebagai pemeran pembantu utama. Hanya, kata Jeny, ia belum berani menerima peran itu lantaran ia lebih suka menggeluti dunia lain. "Iseng-iseng saja main sinetron. Habis, kalau nonton sinetron, pengen juga bisa berakting," sergah Lusy yang berambut lurus sebahu.
Usai dinner, perkenalan kami dengan tiga gadis sekarib itu makin akrab. Beberapa hari kemudian, mereka mengundang kami mampir ke apartemen. Undangan itu tidak kami tolak. Pada beberapa kesempatan, kami m e l u a n g k a n w a k t u u n t u k m a m p i r . Ya, sekadar say hello dengan mereka. Dalam beberapa kali percakapan, kami akhirnya tahu banyak dengan dunia Jeny, Dina dan Lusy. Mereka tinggal di sebuah apartemen 18 lantai di bilangan H a y a m Wuruk, tak jauh dari sebuah diskotek, SD, yang buka 24 jam. Tempatnya ekslusif, mew ah dan nyaman. Meski luas kamarnya hanya sekitar 8X8 m e t e r p e r s e g i , n a m u n a p a r t e m e n itu terkesan mewah dan nyaman. Dilengkapi layanan layaknya sebuah hotel. Penjaga k e a m a n a n y a n g stand-by 24 jam, AC, parabola, binatu, telepon selular dan para pembantu rumah tangga. Singkat cerita, dari e m p a t kali k a m i singgah, gambaran dunia ketiga gadis itu makin jelas. Ternyata, ketiga gadis itu seharihari bekerja sebagai " w a n i t a m a l a m " . Menariknya, sebutan wanita malam bagi ketiga gadis itu tidak seperti wanita-wanita
426
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
427
M o a m m a r Emka
Nude Ladies Nite VIP Casino
malam kebanyakan yang konotasinya tak lain ya pekerja seks komersial. Bagi Jeny, Dina dan Lusy, profesi wanita m a l a m yang dilakoni sehari-hari lebih banyak berkecimpung dari karaoke, arena casino dan diskotek. Aktivitas itu praktis mereka jalan pada malam hari hingga dini. Kala siang, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Sekadar menonton acara telivisi, mengobrol dengan tetangga kamar atau terlelap dibuai mimpi. Selama mengikuti pergaulan mereka, banyak cerita menarik yang tercerabut, terutama dari profesi yang mereka lakoni. Meskipun kerap diboking lelaki, tapi tidak melulu menjurus p a d a h u b u n g a n seks. Menurut penuturan Lusy, biasanya ia hanya menemani pria-pria di karaoke atau diskotek. "Paling-paling diajak nyanyi bareng. Kalau di diskotek ya menemani mereka dansa dan triping," akunya. Hal senada juga diungkapkan Jeny dan Dina. Menurut penuturan mereka berdua, pria-pria yang mereka temani kebanyakan hanya butuh teman di karaoke atau diskotek. Meski tanpa hubungan seks, uang yang mereka keruk tak kalah banyak.
" O r a n g kan m i k i r n y a kalau kita diboking pasti urusan ranjang. Padahal tidak begitu. Biar tanpa hubungan seks, mereka ngasih tips-nya gede-gede. Saya pernah dapat sampai US$ 2000 semalam," tukas Jeny. Dari mereka jualah k a m i m e n d a p a t informasi ihwal kasino mewah yang kerap dijadikan para big-boss dan pejabat bermain judi. Ketiganya termasuk "ladies night" yang kerap menemani pria-pria berduit untuk berjudi.
428
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Nude Girls. Ceritanya berawal ketika kami tengah mampir di kamar Jeny pada suatu malam. Jam baru saja me-nunjuk pukul 22.00 WIB. Kami asyik mengobrol dengan Jeny. Dina dan Lusy yang letak k a m a r bersebelahan d e n g a n Jeny ikut nimbrung. Seperti biasa, obrolan kami tak jauh dari soal lelaki. Lagu-lagu pop nasional seperti Satu Jam Saja-nya Audi, Cinta-nya Paramitha Rusady dan tembang Jennifer Lopez menjadi pengiring selama kami ngobrol.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
429
M o a m m a r Emka
Mereka satu per satu bercerita soal pria idaman. Jeny yang pernah menjalin cinta dengan seorang pemuda di kampung asalnya, Semarang, namun akhirnya kandas lantaran orang tuanya tidak setuju. Sementara Dina bercerita soal aktor idamannya yang sekarang tengah menjadi pujaan para gadis, Adjie Massaid. Dan Lusy mengeluh soal "pacar"nya yang jarang mengajaknya kencan lantaran tengah asyik dengan istri baru yang lebih cantik dan segar. Selama k u r a n g lebih satu jam k a m i bertukar cerita. Percakapan kami terhenti ketika handphone Nokia terbaru milik Jeny berdering. " D i a m d u l u . Ada telepon m a s u k , " pintanya. Kami diam sejenak. Dengan nada perlahan, Jeny mengangkat handphone. "Ada apa, Pi?" tanya Jeny. "Oh, bisa, Pi. Jam berapa ketemunya? lanjutnya. "Kita d a n d a n d u l u ya. Kira-kira setengah jam kita sampai," tandasnya. Usai menutup handphone, Jeny langsung menghampiri Dina dan Lusy.
430
| Sex & City; Jakarta Under Cover
N u d e Ladies Nite VIP Casino
"Papi bilang kita disuruh nemenin tamu main judi. Di tempat biasa. Bisa nggak?" tanya Jeny pada Dina dan Lusy. "Bisa aja. Gue ganti baju dan dandan sebentar ya," timpal Dina dan Lusy bersamaan. Kami hanya mendengarkan percakapan mereka. Kami masih asyik duduk di atas pembaringan Jeny. "Gue mandi dulu ya. Kamu di sini saja. Nggak apa-apa kok," tukas Jeny pada kami sambil membuka pintu lemari mengambil sebuah h a n d u k warna merah darah. Tak lama k e m u d i a n , dari kamar m a n d i terdengar bunyi gemericik air shower. Lima menit berlalu s u d a h . Kami m e n u n g g u sambil m e n o n t o n p e r a g a a n busana-busana Armani di televisi. Dua menit kemudian, Jeny keluar dari kamar mandi dan segera menghenyakkan pantatnya yang emoy di atas kasur, dekat k a m i . Usai membaluri tubuhnya dengan cream kulit dan menghias mukanya dengan make-up soft, Jeny mengenakan gaun hitam panjang dan sepatu hak tinggi. Sambil membetulkan letak gaunnya, Jeny mengangkat telepon.
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
431
Nude Ladies Nite VIP Casino
"Mas, tolong siapkan mobil satu. Atas nama Jeny kamar 505," pintanya. Jeny memandang dirinya di kaca cermin. "Kamu ikut aja ya. Udah pernah ke kasino belum? Yang ini tempatnya asyik banget, maklum tempatnya orang berduit. Ikut aja ya?" tawarnya. Kami hanya mengiyakan karena p e nasaran juga mendengar tawaran Jeny. Dari balik pintu, terdengar suara Dina dan Lusy. "Jen, udah siap belum. Kami menunggu di luar," teriak mereka. Kami menuruni dua tangga. Begitu tiba di halaman depan, sebuah Kijang sudah menanti. Kami segera menghambur masuk bergantian. Jeny, Dina dan Lusy di depan, k a m i di b a n g k u b e l a k a n g . Selama perjalanan, ketiga gadis itu banyak bercerita soal kasino NS yang ditujunya. " U d a h p e r n a h ke sana b e l u m ? Tempatnya enak banget. Pokoknya ntar lihat sendiri. Pasti suka," ujar Lusy ber-promosi. Kali ini, ketiga gadis itu diboking dua pengusaha WNI yang gemar bermain judi k a s i n o di NS. M e n u r u t k e t i g a n y a , NS terkenal sebagai kasino elite yang ada di Jakarta. Untuk kelas biasa, pemain mesti 432
| Sex & City; Jakarta Under Cover
membawa uang deposit minimal Rp. 1 juta untuk membeli chip. Sementara kelas VIP, deposit minimal Rp. 5 juta. "Kita sih nggak ikut main. Paling-paling kita minta dibeliin koin, entar dituker lagi. Lumayan kan duitnya. Itu belum termasuk uang tips," jelas Jeny kepada kami. Menurut Jeny, malam itu ia bersama dua r e k a n n y a akan m e n e m a n i tiga " b o s " keturunan WNI. "Kata Papi sih, perusahaannya banyak. Yang gue denger, yang bernama Pak Liong, punya pabrik rokok dan kertas," jelas Jeny. Selang lima belas menit, kami tiba di lokasi. Suasana lalu lintas di depan gedung NS tampak ramai. Ratusan mobil parkir rapi. Lalu lintas masih semarak dengan aneka macam mobil yang menderu di jalanan d e n g a n l a m p u k e k u n i n g a n . Begitu memasuki area gedung, kami masuk lift dan memencet angka 4. "Tempatnya ada di lantai empat," tandas Lusy. Pada saat bersamaan, tiga lekaki bermata sipit ikut naik bersama kami. Semenit kemudian, kami keluar dari lift. Dan benar saja, suasana gemerlap, hiruk pikuk dan gemuruh celoteh anak manusia Sex & City; Jakarta Under Cover
/
433
M o a m m a r Emka
N u d e Ladies Nite VIP Casino
menjadi pemandangan yang menyambut kedatangan kami. Jeny segera mengangkat handphone. Dari sebuah pintu masuk, tampak lelaki tersenyum pada ketiga gadis itu. "Yuk. Sudah ditunggu," ujar pria yang dipanggil Jeny dengan sebutan Papi. Dari balik sakunya, Papi mengeluarkan be-berapa puluh chip atau koin sebagai tanda masuk. Kami masing-masing dibekali beberapa chip oleh Jeny. Warnanya macam-macam, ada merah, biru, kuning dll. Masing-masing warna tersebut berbeda harganya kalau ditukarkan ke kasir. "Biar bisa masuk. Kalau mau adu nasib, mainin aja," tandasnya. Kami berpisah dengan Jeny di pintu masuk. Setelah Jeny bersama Dina dan Lusy m e n g h i l a n g di k e r u m u n a n orang yang tengah bermain judi, kami berhenti sejenak. Di depan pintu masuk, beberapa petugas keamaan berbadan tegap tampak siaga. Kami p u n tak lama kemudian menyusul masuk ke dalam. Kami teringat film God of Gambler dengan bintang Chou Yun Fa. Ya, kira-kira gambarannya tidak beda jauh. Hanya di NS ini lebih semarak karena meja tempat perjudiannya relatif tersebar di tiap
sudut. Lampu-lampu menyala terang menyilaukan mata. Dinding semua serba kaca. Selama 20 menit kami b e r p u t a r menyaksikan polah manusia yang mengadu u n t u n g di meja kasino. Di area ruangan tengah, kami melihat Jeny, Dina dan Lusy tampak d u d u k mendampingi ketiga pria bermata sipit di sebuah meja kasino. Jeny mengapit pria agak tambun berkacamata, sementara Dina dan Lusy mendamping dua pria berbadan sedang dengan busana rapi. Di dua kursi lain, tampak dua pria yang juga didampingi dua gadis tak kalah cantik. Ah, rupanya di meja itu tengah berlangsung permainan seru. Beberapa kali terdengar suara-suara parau, putus asa. Dari tempat kami berdiri, kira-kira 10 meter dari tempat Jeny Cs, kami melihat pria yang diapit Jeny tampak menyodorkan sepuluh chip. Dengan tersenyum, pria itu berbisik mesra ke telinga Jeny. Empat pria lain, m e l a k u k a n hal yang sama. Sinyal kemenangan membias jelas di wajah pria yang didampingi Jeny. Kartu terus dibagikan oleh seorang pemuda berpakaian rapi dan berdanan klimis.
434
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
435
M o a m m a r Emka
N u d e Ladies Nite V I P Casino
Dan benar saja! Pria "gebetan" Jeny itu bernasib mujur. Senyum lebar menghias di pipinya yang sedikit memerah. Dengan serta merta, tangan pria agak tambun itu mengeruk puluhan koin dengan senyum lebar. Sesaat kemudian, tangannya langsung saja memeluk erat tubuh Jeny dan mencium pipi sebelah kirinya berulang-ulang. Diperlakukan seperti itu, Jeny menggeliat manja tanpa p e n o l a k a n . Sebuah s e n y u m lebar kembali t e r k e m b a n g mengiringi malam yang terus merayap. Jeny, Dina dan Lusy dengan setia mendampingi " p a r a b o s " itu bermain judi. Layaknya seorang istri, gadis-gadis yang menghangatkan meja casino itu begitu setia dan penurut. Sambil terus mengamati keadaan sekeliling, kami tak lupa melirik gerak-gerik Jeny Cs. Entah berapa koin yang sudah d i s u s u p k a n jari-jari pria itu ke b a g i a n b e l a h a n d a d a Jeny Cs. A p a l a g i ketika kemenangan menjemput, p u l u h a n koin dengan seenaknya ditaburkan ke dalam, maaf, b e l a h a n b u s a n a bagian d a d a . Diperlakukan seperti itu, baik Jeny, Dina dan Lusy menyambutnya dengan manja sembari tertawa-tawa genit menggoda.
Selain meja kasino yang ditongkrongi Jeny Cs, di meja-meja lain t a m p a k p e mandangan serupa. Sedikitnya ada puluhan meja kasino yang ditumpahi pria dan wanita yang tengah mengadu nasib. Jumlah pria memang lebih banyak, sementara wanitanya hanya beberapa orang saja. Tiba-tiba kami dikejutkan d e n g a n kemunculan seorang pria berbadan tegap. "Heh, ngapain lu disini?" sapa pria itu mengagetkan kami. "Wah, lu Bert. Lu sendiri n g a p a i n ? " timpal kami balik bertanya. Rupanya, pria itu Robert, seorang security yang kerap mengawal pengusaha-pengusaha kaya dan anak-anak pejabat. "Biasa. Lagi ngawal bos," akunya. Dari penuturan Robert, bos yang dimaksudnya adalah seorang pejabat pribumi yang punya p u l u h a n perusahaan dan dikenal punya hubungan dekat dengan pengusaha WNI keturunan. Selain suka bermain judi kasino, bos Robert bernama HR itu kerap mampir di kafe-kafe elite Jakarta. "Ikut gue aja. Ngapain juga lu di sini. Ntar gue liatin yang asyik-asyik dan pasti seru," sergah Robert. Kami mengangguk-
436
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
437
M o a m m a r Emka
N u d e Ladies Nite VIP Casino
kan kepala sebagai tanda setuju. Kami dibawa memasuki sebuah pintu lagi tak jauh d a r i meja k a s i n o kelas biasa. Dan begitu terbuka, tampak beberapa ruangan yang m a s i n g - m a s i n g dijaga ketat oleh security. Kami menebar pandang. Berbeda dengan kasino kelas standar, di ruang VIP ini, semua tertutup. Sedikitnya terdapat 10 r u a n g a n VIP di NS. Ruangan itu mengingatkan kami pada ruangan karaoke yang ada di diskotek BK, di kawasan Sudirman. "Bos main di situ," tunjuk Robert pada s e b u a h p i n t u yang dijaga d u a lelaki berbadan tegap. Ruangan itu bertuliskan nama sebuah negara bagian Amerika Serikat. Kami mengekor di belakang Robert. "Kita nongkrong di sini saja. Biasanya 'bos' main sampai pagi," jelas sambil mendudukkan diri pada kursi sofa. Menurut p e n u t u r a n Robert, "bos"-nya lagi main dengan empat orang pengusaha kaya. "Gue nggak tahu pasti. Dengar-dengar, y a n g satu p u n y a p a b r i k m i n u m a n air mineral," tukasnya. Selama kurang dari 30 menit kami asyik mengobrol dengan Robert. Pria berdarah
Flores itu dengan setianya menunggu di depan pintu. "Mana yang asyik dan seru. Katanya lu mau kasih tunjuk?" tagih kami. "Oh, lu mau Hat. Tapi jangan berisik ya," pinta Robert. D e n g a n p e r l a h a n Robert m e m b u k a pintu. Di belakang pintu ternyata masih ditutup dengan kain kelambu hitam. Robert menyibakkan kain hitam itu. Dan astaga, kami dapat dengan jelas sebuah meja bundar dengan lima kursi. Di tiap kursi duduk lima pria dengan seriusnya me-megang kartu. Bos Robert duduk tenang mengenakan kaos b e r k r a h . Sebuah kaca m a t a t a m p a k menghias di wajahnya. Yang membuat kami terbelalak tentu saja, h a d i r n y a tiga gadis y a n g b e r d i r i mengelilingi meja bundar itu. Ketiga gadis itu telanjang tanpa busana. Postur ketiga gadis itu, begitu molek. Rata-rata berkulit kuning langsat dengan dada minimal 34 B. Salah satu gadis berambut ikal sebahu yang berdiri di sudut meja sebelah kiri memiliki dada yang membusung ke depan di atas ukuran 36. Wajah ketiga gadis itu menjadi pemandangan indah dengan make-up wajah yang menonjol.
438
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
439
M o a m m a r Emka
"Yang d a d a n y a p a l i n g m o n t o k itu n a m a n y a Mona, b a r u 21 t a h u n , asli Manado," bisik Robert ke telinga kami. Gadis telanjang bernama Mona itu meng-ingatkan kami akan wajah salah seorang bom seks Indonesia era 1990-an, Sally Marcelina. Bibir merah merekah dengan sorot mata genit menggoda. Layaknya gadis-gadis Guest Relation Officer (GRO) yang kerap menemani para tamu sitting untuk minum atau dinner di kafe, Mona bersama dua gadis itu melayani semua kebutuhan para bos yang tampak s e r i u s m e m e g a n g k a r t u itu. Dari m e nuangkan minuman ke gelas yang kosong sampai membagikan kartu. Lamat-lamat, terdengar alunan musik bernuansa syahdu dan mendayu-dayu. Perlahan sekali terdengar di telinga. Dari balik pintu yang ditutup kelambu h i t a m itu, kami dengan d e g u p jantung b e r d e b a r m e n y a k s i k a n polah t i n g k a h mereka. Kami sempat ternganga ketika melihat aksi tangan dari kelima pria itu. Bayangkan, ketika salah satu dari pria itu memenangkan pertandingan, ia langsung menyuruh salah seorang gadis merapikan 440
| Sex & City; Jakarta Under Cover
N u d e Ladies Nite VIP Casino
tumpukan koin atau chips yang berlimpah itu. Entah berapa jumlahnya. Jumlah koin itu mencapai ratusan buah. Kalau harga satu chip senilai Rp. 1 juta per b u a h , tinggal mengalikan saja. Usai mengumpulkan koin, dengan tertawa terbahak, salah satu pria itu merangkul pinggang si gadis dengan manja. Bahkan, maaf, dengan santainya tangan itu membelai tubuh gadis yang tanpa busana itu. "Kita menang lagi, honey," ucap seorang pria b e r m a t a sipit yang d u d u k m e m belakangi kami sambil memeluk pinggang si g a d i s . Si g a d i s p u n d e n g a n manja menurut saja dalam pelukan kemenangan itu. Apa yang dilakukan ketiga gadis itu, mengingatkan kami pada aksi Jeny, Dina dan Lusy yang menemani "pria-pria"-nya di kasino kelas biasa. Kami sempat berpikir, k e m u n g k i n a n Jeny Cs m e n e m a n i p a r a tamunya dengan berbugil ria. "Sudah jangan lama-lama. Ntar gue ketahuan bisa dipecat," ucap Robert menyadarkan kami. Pintu tertutup kembali. Kami kembali menanti sambil duduk di sofa. Dalam percakapan kami dengan Robert, Sex & City; Jakarta Under Cover
/
441
M o a m m a r Emka
ketiga gadis yang telanjang itu diboking dari salah satu germo ternama di Jakarta. "Bos gue yang mesen. Katanya sih, untuk penghangat suasana. Mereka gua jemput dari kost-kost-an mereka di kawasan Batu Ceper," ujar Robert. Ihwal gadis telanjang itu, cerita Robert, s u d a h menjadi adat kebiasaan yang dilakukan bos-bos ketika main di ruang VIP Kabarnya, satu orang dibayar Rp. 3 juta. Hanya saja, jumlah itu terlalu sedikit dibanding tips yang bakal diperoleh ketiga gadis itu. Jam terus saja merayap. Kami dengan sabar menemani Robert mengobrol. Tanpa terasa, kami sudah 3 jam berada di kasino NS. Mendengar cerita Robert seperti tak ada habis-habisnya. Kami memutuskan untuk berkeliling di area kasino lantaran jam sudah menunjuk pukul 03.45 WIB dini hari. "Kami keliling sebentar. Mau lihat-lihat," ujar kami. Robert menyuruh salah seorang anak b u a h n y a , John, m e n g a n t a r kami t u r u n berkeliling. Kami berkeliling lagi di area casino kelas biasa. Rupanya, NS juga dilengkapi arena perjudian mesin, seperti mickey mouse, 442
| Sex & City; Jakarta Under Cover
N u d e Ladies Nite VIP Casino
h a p p y royal d a n bola t a n g k a s . Setiap pemain, mesti membeli kredit untuk bisa memainkan judi yang juga populer dengan sebutan judi dingdong itu. Kami mendapatkan beberapa pemand a n g a n menarik. Salah satunya, proses gadai-menggadai barang. Tradisi itu sudah bukan barang baru di kasino NS. Di beberapa tempat, tampak pria-pria yang sibuk menanti barang gadai datang. "Handphone Nokia 2000 bisa cuma digadai Rp 500 ribu - Rp. 1 juta," ujar John. " M a l a h , b a n y a k juga m o b i l - m o b i l mewah seperti Mercy, BMW, yang digadai d e n g a n harga m u r a h . Makanya di sini banyak orang main judi sambil menunggu b a r a n g gadai," lanjutnya. Kalau p u n y a uang cash, usul John, mendingan nongkrong di kasino. "Gadainya murah, kalau yang punya ngambil barangnya, kita bisa dapat bonus m i n i m a l 25 persen. Apalagi kalau lagi menang, pasti dapat bonus gede," sambung John. Menjelang p u k u l 05.35 WIB, k a m i memutuskan kembali ke Robert. Rupanya, permainan di ruangan VIP itu telah usai. Sex & City; Jakarta Under Cover
/
443
M o a m m a r Emka
N u d e Ladies Nite VIP Casino
Suasana di ruangan VIP itu tak lagi diisi dengan adegan bermain kartu, tapi sebuah dentuman musik. "Bos gua menang banyak. Ada Rp. 700 juta lebih," t a n d a s Robert ketika k a m i menghampirinya. "Mereka sedang berpesta," s a m b u n g Robert. Kami makin penasaran. Pesta macam apa? Atas ijin Robert kami kembali mengintip dari balik pintu masuk yang ditutup kelambu hitam. Yang kami saksikan kala itu, persis pesta tarian striptis. Ketiga gadis tanpa busana itu menari-nari mengitari meja dengan panasnya. Gerak tarian ketiga gadis itu begitu profesional. Gambaran ketiganya sebagai penari striptis profesional segera menggayut di benak kami. Ruangan kasino VIP itu berubah menjadi s u a r a tertawa d a n d e n t i n g gelas minuman. Pesta dini hari itu makin panas. Tak henti-hentinya, lembaran lima puluh ribuan terhambur ke lantai. Dengan genit dan penuh goda, ketiga gadis itu bergantian memungut lembaran lima puluh ribu yang berceceran. Gelak tawa, bunyi mendesah
dan keringat gadis cantik berbaur dengan bau minuman yang menyengat. Musik terus saja berdetak m e m b i u s telinga. Besty dan dua kawannya itu terus saja menggeliat p e n u h gairah. Butiran keringat tampak mengaliri ketiga tubuh gadis itu. Kelima bos yang awalnya samasama mempertaruhkan miliaran rupiah di atas miliaran r u p i a h itu h a n y u t d a l a m suasana. Tawa mereka terdengar pongah ketika lembaran lima puluh ribuan berulang kali mereka hamburkan. Sebelum pesta usai, Robert m e n u t u p pintu dengan perlahan sekali. Kami sempat bertanya pada Robert, ke mana ia akan mengantar bosnya. "Langsung pulang," tegasnya. Menurut Robert, meski m e n y e w a cewek b u g i l , s a m b u n g Robert, bosnya tak p e r n a h membawa mereka untuk diajak tidur. "Kalau judinya selesai, mereka disuruh pulang. Gitu aja," ceplos Robert. Kami p u n b e r p a m i t a n . D a l a m p e r j a l a n a n menuju p i n t u lift, k a m i m e nyaksikan antrean puluhan orang di s e b u a h loket t e m p a t p e n u k a r a n koin dengan uang cash. Kami tiba di lantai dasar
444
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
445
M o a m m a r Emka
sekitar pukul 06.40 WIB. Lewat telepon genggam, kami pamitan pada Jeny Cs. Mentari pagi masih malu menampakkan diri. Hanya biasnya yang menyemburat di ufuk Timur. Di benak kami masih terbayang ketiga cewek bugil yang mengelilingi meja judi kasino dan menari begitu panas mengitari para bos yang bergelimang harta. Benarkah Jakarta telah menjadi Las Vegas? Kami hanya geleng-geleng kepala.[]
24
Kencan Bule-bule I m p o r [Dari Stripsis, No HandService Sampai 1 Nite Stand]
Bisnis pelesir cinta makin menggila. Sejumlah tempat hiburan malum di Jakarta yang berskala internasional, saat ini tidak hanya menggunakan jasa wanita lokal, tapi juga menggunakan wanita-wanita impor sebagai magnet dan jualan utama. Mereka tidak saja berasal dari negeri-negeri tetangga yang terdapat di kawasan Asia seperti Cina, Taiwan, Philipina atau Thailand, tapi lebih dari itu, banyak yang didatangkan dari negerijauh seperti Rusia, Meksiko sampai Spanyol. Trend bisnis prostitusi makin menjadi-jadi di era globalisasi dan informasi, di milenium ketiga.
S
udah jadi rahasia umum, kalau sejumlah tempat hiburan malam yang terdapat di
446
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
447
Kencan Bule-bule Impor
M o a m m a r Emka
Jakarta, entah itu yang menggunakan embelembel sebagai diskotek, klub, panti pijat, rumah penampungan dan nama-nama lain. Sebagian besar di antaranya berjualan u t a m a n y a tak j a u h d a r i jasa w a n i t a penghibur. Dan harus diakui, itu menjadi 'daya tarik' yang luar biasa bagi tamu lakilaki. Wanita penghibur inilah yang menjadi aset dan jualan utama. Berawal dari pertemuan saya dengan salah satu pengusaha m u d a , sebut saja Nicolas, 34 tahun -bukan nama sebenarnya, yang mempunyai usaha di bidang entertainment dan advertising. Usaha yang dikelola Nicolas sejak delapan tahun lalu itu, makin hari makin menangguk sukses saja. Setiap bulan, Nicolas menggelar sejumlah acara dari kafe ke kafe, klub ke klub, dan diskotek ke diskotek. Nicolas tidak saja bermain di wilayah Jakarta, tapi juga merambah di kotakota besar seperti Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebenarnya, perkenalan dengan Nicolas sudah berlangsung cukup lama. Maklum, sebagai pengusaha entertainment, Nicolas n y a r i s tak lepas dari d u n i a clubbing.
Wajahnya sangat familiar di sejumlah tempat-tempat hiburan trendsetter di Jakarta. Hanya saja, siapa sangka kalau Nicolas ternyata adalah sosok yang menjadi 'creator' di dunia malam. Acara-acara yang dibuatnya selalu inovatif dan kaya ide. "Sebagai orang hiburan, saya mesti tahu trend y a n g terjadi. Pergi ke kafe a t a u diskotek itu bagian dari sosialisasi diri. Lagi pula, saya kan masih bujangan," tukasnya, bercanda. • • •
M
enu Bule. Pertemuan dengan Nicolas tersebut, banyak membawa keberu n t u n g a n , paling tidak d a r i sisi p e n g e t a h u a n n y a tentang dunia m a l a m . Dalam beberapa kesempatan, dia kerap m e n g u n d a n g beberapa rekan d e k a t n y a u n t u k menghadiri beberapa acara yang digelarnya di sejumlah tempat h i b u r a n m a l a m . P a d a p e r t e n g a h a n Maret 2002 misalnya, Nicolas mengajak saya menghadiri acaranya di salah satu tempat hiburan ternama, sebut saja SS, di kawasan Kota. Acara tersebut, sebenarnya sederhana saja idenya. Selain menghadirkan sejumlah Sex & City; Jakarta Under Cover
448
| Sex & City; Jakarta Under Cover
/
449
Moammar Emka
Kencan Bule-bule Impor
model cantik u n t u k ber-catwalk d e n g a n baju-baju seksi, juga ada tiga orang DJ kenamaan. Hanya saja, untuk menambah gereget, Nicolas menggunakan enam penari striptis yang dengan goyangan dan liukan seksi di tengah-tengah publik. Jarang-jarang, penari striptis berani ditampilkan secara 'open public' seperti itu. Yang ada, biasanya ya di private room, kalau tidak di karaoke, ya di kamar hotel atau rumah pribadi. Acara tersebut cukup sukses dan mampu memikat sekitar 600 tamu yang datang. Di lain kesempatan, kira-kira pada awal Juni 2002, Nicolas mengundang saya untuk bersantai di ruang karaoke, bertempat di SS -sebuah tempat hiburan. Kebetulan, Nicolas tengah ada sedikit surprise lantaran teman dekatnya datang dari Batam, sekalian dia m e m b u a t pesta kecil u n t u k m e r a y a k a n suksesnya. Maklum, dalam tiga b u l a n , Nicolas bertabur duit lantaran bisa membuat setidaknya 12 acara di tempat hiburan yang berbeda dan rata-rata menangguk sukses besar. "Ya, itung-itung perayaan kecil-kecilan. Bagi-bagi kesenangan dengan teman kan
nggak ada salahnya," ujarnya singkat sambil tersenyum. Sekitar pukul 22.00 WIB, saya bertemu dengan Nicolas di ruang VIP. Untungnya, saya pernah berkunjung ke SS, jadi tak perlu susah mencari lokasinya. SS berada di satu k a w a s a n bisnis. G e d u n g n y a b e r a d a di tengah-tengah pusat perniagaan. Selain itu, gedung SS juga diapit gedung bertingkat yang dijadikan kantor sebuah bank kenamaan. Di siang hari, area di sekitar SS, sangat ramai karena dipenuhi orang-orang yang berbelanja dan bekerja kantoran. Bagi orang awam pun, sebenarnya tak begitu susah menemukan SS. Maklum, di sekitar kawasan Kota dan Mangga Besar, SS termasuk dalam jajaran tempat hiburan yang namanya masuk tingkat atas. Saya tiba di SS sekitar pukul 22.30 WIB. Dari p e m b i c a r a a n di p o n s e l , Nicolas mengatakan sudah 'stand by' dengan dua orang teman lelakinya. Setelah memarkir mobil di lantai 4, saya langsung menuju ruangan karaoke. Di pintu masuk, saya d i s a m b u t d u a resepsionis wanita yang d e n g a n ramah menyilakan saya masuk.
450
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover /
451
M o a m m a r Emka
Sebelum sampai di ruangan karaoke, saya m e l i n t a s i s e b u a h r e s t o r a n Cina y a n g didesain secara terbuka. Restoran itu tampak r a m a i oleh t a m u laki-laki d a n w a n i t a . Pemandangan tersebut pasti akan ditemui setiap tamu yang ingin masuk ke diskotek atau pun berkaraoke. Yang menarik, di restoran t e r s e b u t , tampak jelas puluhan wanita cantik dengan busana seksi duduk bergerombol. Ada yang asyik berbincang-bincang, ada juga yang hanya duduk santai sambil mata mereka tak henti-hentinya mengamati tamu yang masuk. Saya tak berlama-lama mengamati situasi restoran yang—terus terang, sangat mengg u g a h h a s r a t laki-laki u n t u k m a m p i r . Bagaimana tidak? Paling tidak, sambil makan d a n m i n u m , setiap t a m u bisa m e l i h a t pemandangan gadis-gadis cantik—banyak yang b e r d a n d a n super seksi, dari jarak dekat. Ruangan karaoke terletak berdampingan dengan diskotek. Begitu masuk, tamu bisa melihat sebuah pintu masuk, tepatnya tak jauh dari pintu diskotik. Lampu di lobi
452
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Kencan Bule-bule Impor
menyala terang hingga nampak interior ruangan. Pertama-tama, tamu bisa menemukan restoran yang tertata rapi. Biasanya, banyak tamu yang bersantai sambil makan dan minum. Dari restoran, ada lift yang menuju ke basement. Di situlah ruangan karoeke berada. Begitu sampai di meja resepsionis, para pramusaji akan menyambut kedatangan para tamu dengan ramah. Pemandangan menarik dan yang pasti langsung membuat mata pria melirik adalah kursi di ruang tunggu yang banyak dipenuhi gadis-gadis cantik. Mereka tak lain adalah para 'singer', 'madame' atau menurut istilah SS disebut GRO (Guest Relation Office). Ada yang asyik bercengkrama, bercanda, dan tertawa. Ada juga yang menonton aneka hiburan yang dilansir dilayar televisi. Menariknya, ketika ada tamu datang, mereka biasanya langsung pasang aksi dengan memamerkan wajah dan senyuman. Maklumlah, apalagi yang mereka harapkan kalau tidak 'order' kencan di ruang karaoke. Tentu saja, setiap tamu laki-laki yang datang tak melewatkan pemandangan super
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
453
Moammar
Emka
menarik tersebut. Seorang pramusaji, akan mengantar tamu ke ruangan yang sudah dipesan. "Wah, lo telat setengah jam. U n t u n g pestanya belum dimulai," sergah Nicolas begitu melihat saya masuk ruangan. Ruangan VIP tersebut sedikit temaram. Di tengah terdapat sofa warna cokelat muda dan meja kayu memanjang. Di depannya, ada 4 TV ukuran 29 inci. Pesawat TV tersebut ditata rapi di sebuah lemari panjang. Persis di belakang TV, terdapat meja makan dan sebuah kamar tidur eksklusif layaknya di hotel-hotel berbintang. Sebuah kamar mandi lux, terletak tak jauh dari kamar tidur. Uniknya, tamu mesti melewati kamar mandi sebelum akhirnya bisa masuk ke kamar tidur. Hawa dingin menyebar ke setiap sudut ruangan. Yang tak kalah menarik, di samping TV terdapat dua pintu panjang tak terkunci. Sekilas tak ubahnya seperti pintu lemari pakaian yang biasa terdapat di hotel-hotel. Tetapi begitu dibuka, astaga, yang ada hanyalah kaca tembus pandang ke kamar mandi. Bisa dibayangkan, sambil duduk di
454
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Kencan Bule-bule Impor
sofa tamu bisa memandang denga jelas 'isi' kamar mandi, tanpa terkeuali. Dari sisi p e r a l a t a n a u d i o y a m g disediakan, SS boleh dibilang selangkah lebih maju di banding karaoke-karaoke yang lain. Empat pesawat TV yang dipajang misalnya, punya fungsi yang berbeda. Dua TV m e l a n s i r tiap lagu y a n g d i p e s a n , sementara dua TV lainnya berfungsi sebagai 'guide tour' dan operator pribadi. Tamu tinggal mengoperasikannya lewat 'remote control'. Dari pesan lagu, melihat menu makanan favorite sampai aneka pelayanan dan fasilitas yang ada di SS. Tak kalah canggihnya, tamu bisa juga m e l i h a t data diri GRO (Guest Relation Officer) yang ada di SS lengkap dengan foto dan identitas. Dari nama, tinggi-berat sampai ukuran branya. G a m b a r a n r u a n g a n karaoke di atas, menggambarkan suasana interior design terbaru. Padahal sebelumnya, r u a n g a n karaoke lama di SS—ruangannya menyatu dengan ruangan diskotek, tata letaknya lebih sederhana. Di ruangan tipe standar atau biasa misalnya, ruangannya berisi sofa hitam
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
455
M o a m m a r Emka
melingkar dengan satu meja maimer, meja makan, satu TV, kamar mandi dan kamar tidur. Namun dari sisi fungsi, memang tak jauh berbeda. Ada juga ruangan VIP yang langsung bisa menebar pandangan ke dance floor. Ruangan ini memang dipersiapkan bagi para ' triper' yang ingin privacy. Nicolas bersama dua temannya duduk santai di sofa hitam. Nicolas mengenalkan dua teman laki-lakinya sebagai Arman dan Johan. K e d u a n y a a d a l a h t e m a n d e k a t Nicolas yang b a r u sehari ini berada di Jakarta. Keduanya berasal dari Batam dan menggeluti usaha di bidang restoran. "Kalau di Batam, jawaranya Arman sama Johan. Kalau mau tahu dunia malam Batam, ya mereka ini pakarnya," ujar Nicolas sambil menengok ke arah Arman dan Johan. Dipuji seperti itu, kedua laki-laki yang malam itu berbusana kasual, hanya tertawa kecil. Di atas meja t e r h i d a n g sebotol Jack Daniel lengkap dengan Coca-cola dan es batu. Juga ada beberapa piring makanan kecil dan dua piring besar buah-buahan segar. Rupanya, Nicolas dan dua kawannya sudah menghabiskan setidaknya delapan buah
456
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Kencan Bule-bule impor
lagu. Makanya, begitu say a datang, Nicolas sudah bersiap-siap mencari 'penghangat' suasana. "Kering ya, kalau nggak ada wanitanya? Gimana kalau kita pesan 2 atau 3 wanita untuk penghangat suasana?" usul Nicolas. Tentu saja tanpa banyak basa-basi kedua t e m a n Nicolas dan saya l a n g s u n g mengiyakan. Hanya saja, sebelum Nicolas memangggil pramusaji yang bertugas, Johan lebih dulu punya permintaan. Menurut Johan, kalau wanita escort-nya pribumi, dia merasa sudah bosan. Katanya, di Batam pun, dengan mudah dia bisa mendapatkannya. Makanya, Johan dengan enteng mengatakan, buat apa jauh-jauh dari Batam kalau ujung-ujungnya h a n y a d i t e m a n i wanita escort pribumi. Mendengar ucapan Johan, Nicolas hanya s e n y u m - s e n y u m kecil. R u p a n y a , pria penggemar baju merek Giorgio Armani itu paham betul dengan ucapan Johan. Mencari 'wanita kencan' terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Batam, m e m a n g sangatlah mudah. Hampir di setiap tempattempat hiburan, entah itu yang berkedok
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
457
M o a m m a r Emka
sabagai pub, klub, panti atau rumah penampungan, yang namanya 'wanita' jasa kehangatan sesaat, selalu tersedia. Tapi, bagaimana dengan 'wanita' berstatus impor? Apa juga segampang mencari 'wanita' lokal? "Jadi, maunya cewek impor? Tenang saja ,Bos! Semua bisa diatur. Di sini lengkap, kok!" ujar Nicolas dengan nada mantap. Untuk beberapa saat lamanya, Nicolas keluar ruangan meninggalkan kami. Saya tak heran, sebagai sosok yang sehari-hari menggeluti bisnis entertainment, Nicolas tentu saja mengenal dengan baik 'orangorang' di SS. Dari tingkat staff, manager, sampai owner. Sekali dalam sebulan, paling tidak, Nicolas pasti menggelar 'acaranya' di SS. Tak lebih dari 10 menit, Nicolas sudah kembali ke tempat duduknya. Wajahnya tampak sumringah dengan senyum mengembang. Dengan langkah lebar, dia memandang ke kami dan bersantai di sofa. Nicolas langsung meneguk segelas jackdie on the rock. Tentu saja, Nicolas tak mau minum sendirian, dia mengajak kami ber-toast bersama. 458
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Kencan Bule-bule Impor
Karena saya tak begitu pandai bernyanyi, hanya sesekali saja saya berusaha menyempatkan diri memegang microphone. Selama menanti 'pesanan' datang, kami lebih banyak mengobrol, sementara TV berukuran 29 inci yang ada di depan kami, merelay lagu-lagu hits dunia yang kami minta. Selang beberapa saat kemudian, 'pesanan' datang. Jam sudah menunjuk pukul 23.15 WIB, ketika dua wanita dengan dandanan seksi muncul di pintu masuk. Terus terang, saya sedikit kaget begitu melihat dua gadis tersebut, apalagi begitu keduanya langsung bergabung bersama kami di sofa dan mengenalkan diri. Yang pertama, berambut pirang lurus, tinggi semampai dan bermata bulat. Wajahnya berbentuk bulat telur dengan bibir tipis berlapiskan lipstik merah, mengenalkan dirinya sebagai Susan. Sementara gadis kedua mengenalkan diri bernama Caroline. Rambutnya ikal sebahu dan berwarna kecoklatan. Badannya sedikit berisi, bahkan lebih pas disebut sintal. Tidak setinggi Susan, tapi mempunyai badan seksi. Baju ketat dengan belahan V yang melekat di tubuh
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
459
M o a m m a r Emka
Kencan Bule-bule Impor
Caroline terlihat serasi dan jelas menunjukkan sex appeal-nya yang pasti menggoda setiap mata lelaki. Saya baru sadar, kalau sedari awal mengobrol, Susan dan Caroline, selalu menggunakan bahasa Inggris. Dialeknya tampak lain di telinga saya. Karena penasaran, saya selalu memperhatikan gerak-gerik Susan dan Caroline. Mulai cara mereka bicara sampai prototype tubuh mereka, dari ujung rambut hingga kaki. Apa mereka ini bule-bule beneran?, pikir saya. Atau hanya wanita-wanita lokal yang didandanin sedemikian rupa hingga mirip bule? Ternyata, setelah kurang lebih 10 menit saya memperhatikan mereka, saya baru yakin kalau mereka benar-benar bule. Dari warna kulit, rambut, mata, dan cara bertutur, tak ada tanda-tanda yang meragukan keaslian mereka.
dalam 10 menit. Sesi basa-basi pun berakhir. Susan dan Caroline, rupanya sudah terbiasa dengan tahapan-tahapan yang mesti dilakoni sebagai 'wanita' penghibur. Pesta pun segera dimulai. Musik perlahan mengalun keras. Alunan vokal Mariah Carey lewat My All segera berubah menjadi dentuman musik garage. Di layar TV yang tampak kemudian adalah sederetan gambar gadis-gadis dengan busana seksi tengah menari dengan gerakan-gerakan erotis. Susan dan Caroline segera beranjak dari sofa. Mereka berjalan ke kamar mandi. Sambil menunggu mereka keluar, kami asyik menikmati tontonan tarian erotis di TV. Gadis-gadis cantik dengan badan ideal dan proporsional yang awalnya masih mengenakan busana seksi itu, perlahan mulai mempreteli baju mereka. Begitu terlepas semua, Susan dan Caroline pun tampak keluar dari kamar mandi. Sudah kami duga sebelumnya, mereka pasti berganti kostum. Begitu menampakkan diri, Susan sudah berganti dengan busana hitam ketat melekat. Begitu juga Caroline yang mengenakan celana pendek
V
ariasi & 3 Plus. Suasana tambah hangat dan merambat panas. Untuk mengakrabkan diri, kami saling ber-toast bersama. Tiga-empat gelas minuman tertenggak habis
460
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
461
M o a m m a r Emka
Kencan Bule-bule I m p o r
ketat warna biru dengan baju tanktop yang m e m p e r l i h a t k a n p u s a r n y a . Saya agak terkejut mendapati sebuah anting melingkar d i p u s a r n y a . Sementara d i p u n g g u n g Susan, dengan jelas saya melihat gambar tato naga warna hitam. Mereka p u n m u l a i m e n a r i p e n u h semangat. Pandangan mata kami p u n beralih, dari TV ke pertunjukkan sebenarnya. Ya, apalagi kalau bukan 'live show' yang d i p e r t o n t o n k a n Susan d a n Caroline. Gampang ditebak, dua gadis yang mengaku berasal dari Uzbekistan itu-salah satu negara p e c a h a n Uni Soviet, l a n g s u n g beraksi dengan goyangan erotis. Aksi mereka tak berbeda banyak dengan apa yang dilakukan sejumlah penari striptis lokal yang biasa memberikan 'jasa tarian syahwat' di tempattempat hiburan malam Jakarta. Sebut saja misalnya karaoke KB, di bilangan Jalan Sudirman atau klub NZ di Jalan Thamrin, tepatnya tak jauh dari sebuah hotel bintang empat yang berdampingan dengan gedunggedung perkantoran. Hanya saja, lantaran mereka memang 'bule asli', pemandangan yang kami dapati
memang berbeda dari biasanya. Bayangan kami seperti tengah nonton pertunjukkan striptis di sejumlah pub atau disko yang berderet di kota Amsterdam, Belanda atau di kota Las Vegas. Untuk beberapa saat lamanya, Susan dan Caroline h a n y a m e n a r i d e n g a n l i u k a n menggoda. Baju ketat yang melekat di tubuh mereka, sudah terlepas sama sekali. Musik pun makin menjadi-jadi seakan memenuhi hampir di tiap sudut ruangan. Hawa dingin air conditioner yang menyebar dan menyelimuti, rasanya hampir tak terasa. Hawa p a n a s seakan m e n g u a s a i r u a n g a n VIP karaoke detik demi detiknya. Perlahan, mereka mulai mendekatkan diri. Tubuh seksi tanpa sehelai benang itu, layaknya kupu-kupu yang terbang lincah hinggap dari satu bunga ke bunga berikutnya. Susan dan Caroline p u n kali ini tak hanya menari, tapi mulai membelai, memeluk bahkan bergerak berani layaknya seekor macan menerkam mangsanya. Laki-laki mana mampu bertahan dari 'godaan dan rayuan' maut seperti itu. Menariknya, setiap kali sang korban blingsatan tak mampu menahan hasratnya,
462
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
463
M o a m m a r Emka
Susan d a n Caroline, dengan pandainya mengulur waktu. Membiarkan hasrat terpendam di kepala, bahkan kalau perlu m e n a h a n n y a selama m u n g k i n h i n g g a lembaran ratusan ribu Rupiah keluar tanpa perhitungan lagi. Rupanya, cara dan trik mereka dalam melayani tamu, hampir tidak berbeda jauh dengan para striptis lokal. Di SS, selain menyediakan jasa bule-bule impor, juga terkenal dengan jasa wanita-wanita lokal yang tak kalah cantik dan berani. Dari sekedar melayani tamu dengan hanya menjadi singer, mempertontonkan tarian stripstis, memberikan 'no hand service' sampai 'full service'. Para wanita bule impor pun, dalam hal pelayanan, ternyata juga menganut aturan yang sama. Mereka pun harus siap memberikan, paling tidak, tiga layanan utama ketika tamu mem-booking mereka di private room karaoke. Kalau sekedar menjadi singer — a t a u lebih p a s n y a m e n e m a n i t a m u bernyanyi, tentu saja semua wanita yang disediakan di SS, dengan senang hati akan menerimanya. Tapi untuk mempertonton-
464
Kencan Bule-bule Impor
kan tarian striptis, tidak semua bersedia, apalagi untuk memberikan paket 'no hand service' atau 'full service'. Maklum, untuk paket 'no hand service' misalnya, seorang penari, escort atau madame, mesti bersedia melayani tamu layaknya seorang selir menjamu raja. Sang selir boleh berbuat apa saja—tidak termasuk 'bermain cinta', tapi sang raja harus p a t u h tanpa boleh bereaksi. Sementara paket 'full service', tentu saja ujung-ujungnya b e r a k h i r di permainan cinta sesaat. Bisa di kamar mandi, atau di kamar tidur yang sudah dipersiapkan. Tergantung kemauan dan selera tamu. Biasanya, u n t u k memilih p a s a n g a n kencan wanita, ada dua cara. Pertama, tamu bisa menyeleksinya di restoran khas Jepang yang terdapat tak jauh dari pintu masuk. Rupanya, puluhan wanita yang memadati restoran tersebut, tak lain adalah para singer, escort, dan penari. Hanya saja, mayoritas wanita yang berani men-display-kan diri di restoran, lebih banyak menjalankan profesinya sebagai singer. U n t u k bisa menyeleksi p a r a p e n a r i stripstis-nya, biasanya tamu dipersilakan
| sex & City; Jakarta Under Cover Sex & City; Jakarta Under Cover
/
465
M o a m m a r Emka
Kencan Bule-bule Impor
memilih langsung di ruang karaoke. Begitu tamu pesan lewat pramusaji yang bertugas atau langsung ke Mami—di SS transaksinya serba terbuka, tamu akan diberikan pilihan setidaknya 4-6 wanita penari. Tamu bebas m e n e n t u k a n mana wanita penari yang menjadi idola dan pilihannya. Biasanya prosesi ini berlaku untuk penari-penari lokal. Sementara khusus wanita bule impor selain juga mengikuti aturan serupa, tamu bisa juga dibawa ke ruangan khusus untuk menyeleksi wanita bule yang disuka. Seringkali, mereka p u n 'shopping-mall' keliling diskotek dan sesekali 'mejeng' di resto. "Kalau kita member, lebih mudah lagi. N g g a k perlu repot-repot milih. Karena member pasti dikasih yang terbaik," jelas Nicolas. Menilik tata ruang private room karaoke di SS, tampaknya sengaja didesain sedemikian rupa sehingga semua pelayanan 'cinta' yang disediakan dengan mudah bisa dinikmati para tamu. Lihat saja sofa sengaja ditata melebar dengan meja marmer besar yang memungkinkan penari beratraksi di
atasnya. Entah d e n g a n b e r d i r i , d u d u k m a u p u n tiduran. Kamar mandinya p u n sangat bersih dan ekslusif hingga memungkinkan bagi tamu yang ingin 'bermain cinta' sedikit ekstrem, bisa tertampung. Sebuah kamar tidur dengan ranjang besar t a m p a k bersih d a n tertata r a p i . Boleh dibiang standarnya bisa disejajarkan dengan kamar-kamar yang terdapat di hotel bintang empat, juga tersedia. Semua pasangan yang ingin 'berbulan madu' pasti membayangkan kenyamanan tiada tara mesti lampu cenderung menyala temaram. Betapa semua fasilitas t e r s e b u t , bisa d e n g a n leluasa dipergunakan tanpa harus mem-booking para penari, escort atau madame ke tempat lain. Aneka paket layanan yang diberikan para bule-bule impor di SS, semua bisa dinikmati di private room. Bayangkan saja, setelah Susan dan Caroline memanaskan suasana dengan liukan erotisnya, mereka mulai mengumbar godaan dengan trik a la no hand service. Di sinilah, biasanya ajang mengeruk tip mulai berjalan. Dengan rayuan gombalnya yang h a r u s diakui begitu terkesan
466
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
467
M o a m m a r Emka
K e n c a n Bule-bule Impor
profesional dan memabukkan, mulut-mulut manis mereka dengan gampang menyebut sejumlah angka. Dengan sekali sentuh, mereka bisa mendapatkan dua tiga lembar ratusan ribu Rupiah. Tahapan itu belum usai. Yang sudahsudah, kalau tamu laki-laki yang datang j u m l a h n y a lebih b a n y a k dari p e n a r i — seperti kami yang malam itu datang bere m p a t sementara penarinya cuma d u a , mereka takberhenti sampai di situ. Biasanya, usai mendapat 'tips pembuka', mereka akan merayu tamu untuk masuk tahapan pelayanan berikutnya. Ya, apalagi kalau buka 'full service'. Layanan inilah yang bagi penari, menjadi m o m e n penting untuk m e r a u p uang dalam jumlah besar. Standar wanita-wanita lokal saja misalnya, u n t u k m e n d a p a t k a n transaksi full service di private room karaoke, tamu mesti mengeluarkan tip paling tidak antara 300-500 ribu Rupiah. Biasanya, angka itu tergantung dari negosiasi kedua belah pihak. Bisa d i b a y a n g k a n kalau w a n i t a n y a adalah bule-bule impor. Untuk mendapatkan paket tarian striptis saja, 1 penari harga
bandrolnya Rp 3 juta. Itu belum termasuk harga ruangan yang minimal order-nya 3 jam. Satu jamnya Rp.100 ribu untuk ruangan s t a n d a r alias biasa. S e m e n t a r a u n t u k ruangan VIP per jamnya sekitar Rp200 ribu. Tinggal hitung saja berapa duit yang harus dikeluarkan untuk bayar ruangan dan membooking penari striptis bule. Belum lagi harga untuk ruangan Royal Suite yang perjamnya m e n c a p a i Rp300-400 ribu. K a b a r n y a , ruangan Royal Suite tersebut, tak ubahnya seperti kamar-kamar suite di hotel berbintang lima. Kalau untuk wanita lokal, hanya butuh sekitar Rp. 300-500 ribu dan kita telah mendapatkan paket 'full service'. Sedangkan u n t u k wanita bule impor, paling tidak seorang t a m u mesti m e n g e l u a r k a n tip sedikitnya Rp. 500 ribu - Rpl juta. Memang jauh lebih mahal. Akan tetapi, uang sebesar itu nyaris tak ada artinya bagi sejumlah lakilaki yang gemar menghabiskan uang di SS. Tengok saja polah Nicolas Cs y a n g bersama saya malam itu. Usai Susan dan Caroline memplonco mereka dengan triktrik 'no hand service' yang s u d a h pasti
468
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
469
M o a m m a r Emka
K e n c a n Bule-bule Impor
membuat mereka mengeluarkan sedikitnya 4-5 lembar ratusan ribu rupiah, perlahan tapi pasti, Susan mulai membisikkan kalimat sakti ke telinga Nicolas. Entah apa yang Susan bisikkan, akan tetapi selang 2 menit kemudian, Nicolas bak kambing congek mengekor di belakang Susan masuk ke kamar. Begitu juga dengan Arman yang duduk bersebelahan dengan Johan. Tiba giliran Caroline sampai di pangkuannya, Arman pun tak kuasa menolak ajakan Caroline masuk ke kamar mandi. Ah, rupanya tahapan untuk melakoni paket 'full service' sudah terjadi, pikir saya. Akhirnya, tinggal saya dengan Johan duduk santai di sofa sambil menahan napas m e n u n g g u Nicolas dan Arman m e n u n taskan hasrat kelaki-lakiannya. U n t u k mengisi kekosongan, tayangan tarian striptis yang di-relay TV di depan kami, menjadi fokus perhatian. Entah sudah berapa gelas Jack Daniel yang kami habiskan dalam waktu tak kurang dari 15 menit. Susan dan Nicolas muncul dari kamar tidur. Tak lama kemudian diikuti suara Arman yang keluar kamar mandi diikuti
Caroline. Dua laki-laki yang usianya tak jauh berbeda itu—sama-sama berkepala tiga, tersenyum lebar p a d a kami. Susan dan Caroline masih dalam keadaan tanpa busana. M u n g k i n , kini giliran kami yang akan menjadi target sasaran. Dan benar saja, Susan d a n Caroline langsung berjalan perlahan sambil terus berlenggok laksana peragawati di panggung catwalk menghampiri kami. Nicolas dan Arman hanya tertawa terbahak. Sialan, saya kebagian sisa, pikir saya. Tapi belum juga habis saya berpikir, tahunya Caroline sudah d u d u k d i p a n g k u a n . Alamak, r u p a n y a memang benar apa yang saya bayangkan sebelumnya. Susan menarik lengan Johan ke kamar mandi, sementara Caroline dengan pandainya, membimbing saya ke kamar tidur. Pastinya, apa yang akan terjadi sudah terbayang. Kamar mandi dan kamar tidur, untuk sekelompok laki-laki yang datang ke ruangan karaoke di SS memang menjadi 'pelabuhan' terakhir untuk mendapatkan paket 'full service'. Meskipun sering kali mereka harus berganti pasangan. Empat
470
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
471
M o a m m a r Emka
pria atau enam sekalipun, bergantian mendapatkan layanan cinta sesaat dari dua atau tiga penari. Toh, untuk yang satu ini, tak pernah ada unsur sikut menyikut atau rasa risih sekalipun. Memang, tak semua tamu yang datang ke karaoke SS, langsung menuntaskan hajatnya di tempat. Ada juga yang memilih mem-booking wanita bule impor usai jam kerja. Hanya saja, tarifnya memang lebih mahal dua kali lipat. Untuk mem-booking mereka keluar SS dalam hitungan kencan 1 nite stand, paling tidak mesti membayar Rp56 juta. Ya, kalau dipikir-pikir memang mahal untuk harga cinta sesaat. Tapi, toh sejauh ini bagi mereka yang berduit, uang sejumlah itu, bukanlah apa-apa. Tampaknya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat, uang bukanlah masalah yang berarti. Tidak hanya SS yang sekarang terkenal dengan menu bule-bule impornya, di karaoke AC yang terdapat di Jl. KK, Jakarta Pusat, tak jauh dari Bundaran HI, juga menyediakan menu serupa. AC sebenarnya bukan tempat hiburan, tapi sebuah apartemen kelas atas yang memang menyediakan
472
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Kencan Bule-bule Impor
fasilitas resto, kafe, dan karaoke yang terbuka untuk umum. Nah, di karaoke itulah, menu-menu bule impor bisa didapatkan dengan standar pelayanan cinta yang tidak jauh berbeda, dari striptis, no hand service sampai full service. Kabarnya, jaringan wanita-wanita bule impor tersebut, sumbernya berasal dari tempat sama. Hanya secara sirkulasi mereka diputar ke beberapa tempat, sesuai pesanan.[]
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
473
M o a m m a r Emka
Epilog
Gairahnya EMKA Oleh: Tommy FAwuy Dosen filsafat di UI, IKJ & Atmajaya.
S
eks, uang dan kekuasaan merajut sedemikian rupa dan mendominasi kehidupan manusia kontemporer, khususnya pada kaum urban. Nilai kenikmatan biasanya muncul jauh lebih besar dan dengan demikian dikejar ketimbang nilai ideal tentang kebenaran. Spontanitas keindrawian seringkali menampik atau mendesak potensi refleksif untuk mundur sehingga apa yang kita rasakan atau saksikan, realitas keseharian kita menjadi semacam permainan gairah (desire) semata. Logika kehidupan dalam kota metropolitan sebagaimana halnya Jakarta kurang lebih seperti itu. Segala hal yang menyangkut dengan kebutuhan fisik maupun spiritual,
474
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
475
M o a m m a r Emka
sarana komunikasi-transportasi, rekreasi, fantasi, dan Iain-lain, tersedia dan terusm e n e r u s d i p e r c a n g g i h . Dengan tujuan apalagi kalau bukan untuk meninabobokkan masyarakatnya dalam kenikmatan. Tepatnya masyarakat dalam menghadapi dua hal; m i m p i d a n kenyataan. Bermimpi d u l u apabila potensi kita masih belum mampu menjangkau dan melampiaskan hasrat dan nikmatilah sepuas-puasnya jika memang sudah saatnya untuk itu. Para pemilik m o d a l , p r o d u s e n d a n pengelola usaha semakin cerdas membangkitkan hasrat lewat media-media imajinasiestetik yang bertebaran di mana-mana. Di kota metropolitan m e m a n g b e r t e b a r a n dengan semaraknya slogan atau iklan-iklan audio-visual. Semuanya merupakan serbuan atas wilayah rangsarigan indrawi. Dari sana cara pandang seseorang, secara sadar atau tidak dibangun untuk menghadapi dunia yang memang senantiasa mengundangnya u n t u k m e l a m p i a s k a n h a s r a t sehabishabisnya jika mungkin. Pemenuhan hasrat mungkin saja hanya terfokus pada wilayah seksualitas. Suka atau tidak, setuju atau tidak, wilayah inilah yang 476
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Epilog: G a i r a h n y a EMKA
paling ditekan, terselubung tapi sekaligus diumbar-umbar dalam keseharian manusia urban kontemporer. Moammar Emka, mungkin salah seorang yang sangat unik bagi begitu banyak penulis d a n w a r t a w a n yang sedemikian intens membidik wilayah seksualitas dan prakteknya di Jakarta. Usahanya terlihat gigih dalam m e l a k u k a n investigasi ke r u a n g - r u a n g praktek seksual yang hampir tak terbayangk a n oleh m a s y a r a k a t u m u m n y a . Dan patutlah kita syukuri karena dari usahanya itu sekarang bisa menghasilkan sebuah buku y a n g d i b e r i n y a j u d u l Sex n' the City, JAKARTA UNDERCOVER. Bagaimanapun, buku yang ditulis dari hasil observasi dengan tema seperti itu masih cukup langka kita temukan di negeri ini apalagi ditulis oleh orang kita sendiri. Membaca artikel buku ini sepertinya mengundang kita untuk mempertanyakan lagi, apakah teori psikoanalisa Sigmund F r e u d t e n t a n g libido (energi seksual) merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia adalah benar? Freud b u k a n l a h seorang yang s e m b a r a n g a n berspekulasi di atas pengamatan yang binal Sex & City; Jakarta Under Cover
/
477
M o a m m a r Emka
Epilog: G a i r a h n y a EMKA
karena s u d a h terang bahwa seksualitas merupakan bagian dari sejarah manusia dan kehidupan. Betapa p u n banyak para ahli menyerang dan menghujat Freud, namun kenyataannya seksualitas masih saja hadir segar dan dominan dalam dimensi historis manusia sekarang. Fenomena yang dibuka oleh Moammar Emka dalam buku ini benar-benar menjadi sesuatu yang menarik, terutama jika kita tempatkan dalam skala yang luas, yakni menyangkut problematika kultural. Cara pandang tentang seksualitas jelas menyangk u t d e n g a n konstruksi sebuah kultural tertentu. Ketika Freud m e n g u n g k a p k a n b a h w a h i d u p manusia ditentukan oleh b a w a h sadar, yakni libido, ia l a n g s u n g berhadapan dengan norma viktorian yang benar-benar kontradiktif dengan teorinya itu. Kultur viktorian m e n g a n g g a p seks merupakan unsur yang paling mengancam dalam peradaban atau moralitas dan karena itu harus direpresi sedemikian rupa oleh rasionalitas. Justru Freud membuka dan mendobraknya dengan mengesampingkan aspek rasionalitas. Akibatnya, Freud dianggap manusia paling berbahaya dan
harus disingkirkan, yang membuat Freud memang harus melarikan diri dari negaranya. Namun kembali lagi, sejarah pula yang nampaknya berpihak pada Freud. Manusia seolah-olah selalu d i s a d a r k a n b a h w a seksualitas tidak mudah direpresi karena dia akan bangkit terus mencari ruang-ruang yang hidup di manapun dan bagaimanapun itu manusia berada. Atau mungkin, thesis Michel Foucault sangat t e p a t b a h w a sebenarnya seks tidak pernah direpresi karena praktek dan wacana mengenainya selalu muncul dalam setiap zaman. Moralitas yang menganggap seks itu berbahaya dan karena itu dimarjinalkan memang lahir dibekali oleh paham filosofis tertentu. Sudah sejak Plato yang meremehkan tubuh (body) dan mengistimewakan jiwa, seksualitas sepertinya tak dirninati oleh para filsuf untuk dijadikan target perdebatan filosofis. Apalagi paham agama-agama modern sedikit-banyak menerima filsafat Plato, soal tubuh dan seks semakin marjinal. H a n y a k e m u d i a n m u n c u l filsafat fenomenologi dari Maurice Merleau-Ponty, keberadaan tubuh mulai mendapat perhatian besar.
478
Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
479
M o a m m a r Emka
Epilog: G a i r a h n y a EMKA
Pada abad ke-XX, ketika dipertemukan dengan psikoanalisa, tubuh dari pandangan f e n o m e n o l o g i Merlau-Ponty, menjadi sebuah kajian filosofis dan psikologis yang s a n g a t m e n a n t a n g . Tubuh tidak lagi didiskreditkan sebagai sesuatu yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam keambrukan peradaban, namun tubuh menjadi subjek dari kesadaran manusia itu sendiri atas dunia kehidupannya. Seksualitas yang senantiasa hadir dalam tubuh pun menjadi sesuatu yang tidak lagi harus diturup-tutupi dan dipandang negatif. Dari seksualitasnya, manusia mendapatkan gairah u n t u k h i d u p , gairah u n t u k m e n a n t a n g h i d u p atau mencengkerami kehidupannya sendiri. Persoalannya kemudian terletak pada pertanyaan yang sangat mendasar, sampai di mana batas-batas seksualitas bisa membangkitkan kegairahan dan kesegaran untuk menghayati kehidupan? Pertanyaan ini akan kembali lagi mengarahkan perhatian kita pada konteks kultur-kultur tertentu. Seks dan kota, terutama metropolitan, di dalam praktek-praktek tertentu tidak lepas dari p e r s o a l a n a k u m u l a s i m o d a l . Seks
menjadi sesuatu yang mencuat atau terselubung, hal itu tergantung dari bagaimana teknik atau taktik dagang. Secara optimis, apalagi membaca artikel-artikel Moammar Emka dalam bukunya ini, seksualitas lebih sering dipraktekkan dalam rangka akumulasi modal. Maka seks, uang dan kekuasaan sebagaimana disinggung di muka, merupakan rajutan yang membangun sebuah peradaban tertentu. M u n g k i n kita bisa terperangah atau ragu-ragu, apakah praktek-praktek seksual yang dikemukakan Moammar Emka di sini benar-benar terjadi? Mungkinkah ini—kalau tidak semua, mungkin sebagian—rekayasa p e n u l i s u n t u k m e m b u a t p e r s o a l a n ini menjadi sangat sensasional? Apakah kita percaya begitu saja, misalnya pada praktek seksualitas seperti dalam cerita pesta orgy a la p e n g u s a h a lalim Caligula terjadi di Jakarta? Pesta seks ganti pasangan dan kelamin? Seks dan makanan, pijitan, yang diramu sedemikian rupa sehingga pelanggan tak ragu mengeluarkan uang jutaan Rupiah dalam satu paket? Yakin atau ragu itu bisa dikembalikan pada diri kita masingmasing.
480
I Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
481
M o a m m a r Emka
Epilog: G a i r a h n y a EMKA
Praktek seksualitas yang bisa kita tarik dari buku ini menampakkan bahwa gejala paling mencolok dalam kehidupan kaum urban adalah terfokus pada permainan imajinasi dan fantasi. Seks adalah unsur yang sangat dikejar, tapi sekaligus begitu mudah ditinggalkan karena bosan, jenuh, muak manakala itu tinggal dilakukan secara monoton. Ketika sepasang kekasih atau suami-istri tak bisa lagi menjalin kasih dengan intens, kemungkinan paling besar ialah karena praktek seks mereka tak lagi dilakukan secara imajinatif. Di sini seks menjadi sebuah praktek repetitif, kegiatan tanpa 'gerak', ritus tanpa makna, sebuah tubuh tanpa organ yang tak lagi receptif dan eksplosif menghayati kehidupan. Maka tak heran, praktek seksualitas yang bervariatifimajinatif dan sensasional di luar pasangan yang lazim, seringkali dilakukan mereka yang sebenarnya sudah punya pasangan, sebagai suami-istri, sebagian oleh mereka yang karena kesepian saja. Untuk mengejar kenikmatan tak peduli seberapa besar uang yang mereka keluarkan, bahkan ada harga yang tak lagi rasional. Mereka tak peduli.
Sekali lagi, punya uang, punya kuasa untuk memiliki kenikmatan seksual yang hendak dikejar. Buku ini memberikan banyak informasi yang mengejutkan tentang praktek seksualitas di Jakarta.[]
482
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
483
M o a m m a r Emka
Tentang Penulis MOAMMAR EMKA lahir di Desa Jetak, Kecamatan Mon-tong,Tuban, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 1974. Usai menyelesaikan pendidikan jenjang SMTA di MAN Denanyar Jombang pada tahun 1993, dia melanjutkan pendidikannya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta. Semasa kuliah, aktif menulis di beberapa koran Ibukota seperti Harian Terbit, Suara Karya dan Media Indonesia dengan fokus tulisan pada isu-isu aktual yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial, politik dan keagamaan. Pada tahun 1996, dia memulai karir jurnalistik dengan menjadi wartawan harian Berita Yudha yang waktu itu menjadi koran metro. Namun hanya bertahan satu tahun karena pada tahun 1997, dia pindah ke majalah Prospek. Itupun tak lama, dari Prospek, dia kembali memilih hengkang ke tabloid Suaka Metro pada pertengahan tahun 1998. Karirnya di Suaka Metro pun hanya bertahan 6 bulan. Dia kembali hijrah ke media lain. Yang menjadi pilihannya adalah majalah Popular. Selama menekuni karir jurnalistik, bidang yang menjadi fokus liputannya tak jauh dari 484
| Sex & City; Jakarta Under Cover
Sex & City; Jakarta Under Cover
/
485
M o a m m a r Emka
dunia entertainment dalam arti seluas-luasnya. Seperti di harian Berita Yudha misalnya, selain sehari-hari bertanggungjawab penuh pada dua halaman Metro-J — garis besarnya mengupas dunia entertainment yang mencakup cafe to cafe, musik, gosip dan berita selebriti, dia juga menggarap kolom Kisi Kisi Metropolitan di halaman depan yang berisi tentang kehidupan malam metropolitan Jakarta. Di majalah Prospek pun, selama kurang lebih satu tahun dia menggeluti dunia entertainment dan lifestyle. Tulisan-tulisannya bisa ditemukan pada rubrik Escapade. Sementara di majalah Popular, selama hampir dua setengah tahun, dia aktif mengisi untuk kolom Liputan Malam, Liputan Khusus, Highlite dan Cafe to Cafe —yang kesemua kolom tersebut tak lepas dari nafas kehidupan malam. Selain menulis, ia juga menggeluti dunia fotografi. Karya-karyanya kebanyakan bisa ditemukan di majalah Popular pada rentang tahun 1998 sampai 2001. Sekarang, ia menjadi penulis freelance dan kontributor untuk tayangan SILET—sebuah acara yang mengemas tema tren gaul dan lifestyle, di RCTI dan beberapa media cetak, di samping juga mulai merintis usaha di bidang entertainment dan public relations.[]
486
| Sex & City; Jakarta U nder Cover
1
"Buku ini membangunkan banyak serigala yang sedang tidur, sekaligus menyadarkan seisi hutan akan bahaya." SLANK (Bim-Bim, Kaka, Abdee, Ivan & Ridho) "Sukses! Begitulah fakta dari buku Jakarta Undercover. Tidak saja dari oplah tapi itu juga terbukti dari pengalaman saya ikut "promo-tour" di bcrbagai daerah selalu mendapat respon yang luar biasa dari para pengunjung "talk-show". Schingga apa yang ingin disampaikan oleh buku ini, tercapai sudali. Semoga buku yang kc-2 ini bisa mendapat pencapaian yang sama bahkan lebih. Karena bagaimanapun masyarakat kita butuh "pengetahuan" yang berdasar pada fakta biar bisa berpikir secara realistis. Bagi saya, buku ini mengingatkan kita bahwa bagaimanapun seks yang digambarkan dalam buku ini tidak hanya sekedar "entertainment", meski memang setiap orang memiliki perbedaan dalam kapasitasnya memandang dan merealisasikannya. Tetapi seks, bagi saya, tetaplah harus dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun agama. Kita bisa bahagia karena seks, tapi kita juga bisa hancur karena seks." (CORNELIA AGATHA, aktris film & sinetron)
"Buku ini membuktikan bahwa fakta tidak berjenis kelamin. Fakta tidak kenal identitas dan tidak pernah memihak siapa-siapa. Fakta telah cukup untuk fakta itu sendiri. Buku ini bisa jadi potret fakta tentang dunia malam Jakarta yang perlu serius dircnungi isinya, tapi bisa juga jadi bacaan yang menghibur. Nggak percaya, baca aja!" (ONCE, vokalis Dewa) "Mengingat Emka adalah mengingat '4 kali waiting list' Jakarta Undercover 1 di banyak toko buku terkemuka di ibukota. Kebalikan dari layaknya sebuah karya, penulisnya: si Emka—yang hidupnya lebih 'kampret' dari 'kampret' mana pun, jauh lebih gampang ditemukan di pusat-pusat perbelanjaan dan kafe-kafe trendsetter, ketimbang si buku itu sendiri. Tapi, sepertinya cukup sctimpal dengan kenikmatan membaca dan menganga akan realita Jakarta versi Emka. Membaca Emka adalah kembali mem'waiting-list'kan diri sesuai urutan senioritas di rumah. Itupun, menurut saya, masih seharga dengan imbalan bungee jumping masuk ke dalam aktivitas seksual Jakarta lewat cerita yang tak pernah (dan mungkin tak akan) terlakoni. Emka, sekali lagi, terlalu 'kampret' dibanding saya yang hanya 'kampret'. Sekuel ini menawarkan kejutan-kejutan yang membuat banyak perlanyaan. Benarkah selama ini
tiuggal di Jakarta? Apa benar saya sekota dengan Emka? Terimakasih untuk sebuah karya yang tidak biasa. Juga untuk ganjaran meletakkan komentar ini setelah tulisan 'the great ONCE'. Sekedar informasi, saya termuda ke-2 di rumali, 66 tahun lebih muda dari ompung yang entail mengapa masih hobby membaca dan hanya 26 tahun lebih tua dari si Patsy, anjing puk kami." (TAMARA GERALDINE, 29 th.) "Nggak dibaca, penasaran. Dibaca, gue sibuk-sibuk neleponin Emka. Yang ini, apaan. Yang itu, apaan. Dan yang ini, gimana. Antara percaya dan nggak percaya, tapi itu kenyataan. Itu yang gue suka dari bukunya Emka. It's damn 'real' fantastic!" (RIA IRAWAN, aktiis film & sinetron) "Bagi saya, apapun pendapat orang tentang Emka, apapun tulisannya, betapapun kontroversialnya, he is a real entrepreneur and marketer at the same time. Pintar membaca situasi yang sedang sangat padat paradoks seperti sekarang ini. Emka dengan jeli melihat peluang yang langka yaitu 'menembak' target market yang secara terbuka sering kali tidak mau mengakui bahwa mereka mempunyai kebutuhan akan informasi semacam ini. Kisah sukses buku ini juga membuktikan bahwa Buzz Marketing
"Buku Jakaita Undercover 'bener-bener' bikin sesungguhnya adalah model pemasaran yang sangat efektif, asal kita tahu cara menggunakannya dengan tepat. Lewat buku ini, Emka juga menjalankan differentiation strategy yang tepat yaitu memaksa pembacanya untuk membuka topeng masing-masing. Benar-benar suatu kasus pemasaran yang menarik untuk dikaji." (HERMAWAN KARTAJAYA, sebagai pribadi) "Betul kata orang, ibu kota bisa lebih kejam dari ibu tiri, ibu kota bisa lebih putih dari ibu Pek Tay, ibu kota bisa lebih rumpi dari ibu-ibu arisan. Ibu kota bisa lebih misterius dari ibu Kunti dan ibu kota bisa lebih 'anyir' dari ibu-ibu yang bikin telur asin. Itulah wajah Jakarta yang sangat multi dimensi, yang bisa membuat manusia jadi apa saja. Jadi suci atau jadi tai. Jadi terhormat atau jadi sesat. Jadi sebuah menara gading atau hanya seonggok daging. Buku ini terlepas dari gayanya yang menggoda, tapi bisa membuat mata kita terbuka bahwa matahari Jakarta yang panas bisa membakar kita, tapi di sisi lain ada keremangan dan gaya hedonis yang bisa membakar nafsu kita dan itu yang lebih berbahaya. Akhirnya sih terserah kita menyikapinya. Mau kabur atau melebur sampai hancur. Hiii, ngeri...!'' (IZZUR MUCHTAR, presenter)
semua orang buka mata. Bahwa ternyata Jakaita memang 'bener-bener' sudah kayak Las Vegas. Bedanya, selama ini nggak ada yang berani bicara buka-bukaan, hanya buku ini yang berani transparan
dan
blak-blakan."
(NOVIA ARDHANA, aktris sinetron) "Dari lahir, gue udah hidup di Jakarta. Gue nggak nyangka bisnis liburan malam di sini udali begitu dahsyat. Gue kirain barang-barang impor aja yang laku. Nggak taunya, cewek impor juga laku keras jack!. Emang sih, buntut-buntutnya duit juga yang ngomong. Dari buku ini, gue jadi tau iaktanya. Nah, kalo udah gini, jadi pengin nanya 'ketulusan' berapa harganya yah sekarang?" (RICKY JO, presenter/MC) "Kalo diliat kenyataan yang ada di lapangan udah begitu 'obvious'-nya dunia prostitusi dan perjudian. Begitu juga dengan bisnis liburan lainnya yang semakin marak. Kalo baca dari buku ini, gue pikir sudah saatnya Indonesia punya 'sin city', di mana prostitusi dan perjudian adalah legal. Emang bisa? Kenapa nggak. Toh, itu bakal ngasih pemasukan yang besar ke negara. Perputarannya kan gede banget. Setidaknya, koruptor nggak usah lagi makan
duit rakyat. Makan aja tuh dari 'sin city'. Mari kita berhenti jadi orang munafik. Legalisasi aja prostitusi dan perjudian. Coz, wc 're living in material world, for sure!" (EDI BROKOLI, a big fan of money/presenter)
Jakarta Undercover 2: Karnaval Malam
Moammar Emka
PRAKATA PENULIS
SAYA tak pernah mcmperkirakan sebelumnya, kalau buku Jakarta Undercover (Sex 'n the city) mendapat sambutan hangat di tengah masyarakat. Saya bersyukur dan merasa beruntung karena berkat buku tersebut, saya bisa berdialog dengan banyak orang. Tidak sembarang dialog—dan bagi saya ini sedikit mengejutkan, karena yang menjadi topik pembicaraan adalah persoalan seks dan seksualitas. Satu tema yang bagi sebagian bahkan mungkin banyak orang masih dianggap tabu —atau takut-takut, untuk membicarakannya. Benar kata ujar-ujar, pengalaman adalah guru terbaik. Itu juga yang saya temukan dan pelajari ketika saya berdiskusi dengan banyak orang dengan pikiran yang berbeda-beda. Dari khalayak umum, cendekiawan sampai mahasiswa yang bergelut dengan bidang study yang berbeda-beda. Ketika misalnya saya diundang ke Yogyakarta dan berdiskusi dengan khalayak ramai di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM),
xi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga dan sejumlah kampus lain seperti Univesitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Satya Wacana Salatiga, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Parahyangan (Unpar) dan Universitas Islam (Unisba) Bandung, Universitas Jember (Unej) serta ke beberapa toko buku seperti di Gramedia dan Toga Mas, saya banyak menemukan pertanyaan menggelitik dan pengalaman-pengalaman baru. "Apa sih, misi dan tujuan diterbitkannya buku Jakarta Undercover (Sex 'n the city)? Mengapa fenomena seks yang diangkat? Mengapa pula masalah perilaku seks yang di mata masyarakat umum masih dianggap tabu itu diekspos habis-habisan? Apa tidak muncul ketakutan kalau pada akhirnya, buku Jakarta Undercover menjadi sex-guide-tour dan memberi dampak negatif kepada masyarakat?" Pertanyaan seperti itu, sebagian besar juga saya temukan ketika saya berdiskusi di beberapa kampus di Jakarta, seperti di Universitas Indonesia (UI), Universitas Atma Jaya, dan Universitas Islam Negeri (UIN)—yang dulunya bernama IAIN Syarif Hidayatullah, tempat saya berkuliah selama 4 tahunan. xii
Saya katakan, tujuan diterbitkannya buku Jakarta Undercover (Sex 'n the city) tidaklah muluk-muluk. Ya, apalagi kalau tidak untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ternyata ada lho realitas kehidupan seks seperti Nudies Party Bawah Tanah, Seks Sandwich Sashimi Girls, Melrose Place Hi-Call Girls, Seks Bulan Madu Pajero Goymig, Kencan Bule-Bule Impor dan sebagainya. Lalu, mengapa mesti masalah seks? Karena jarang—atau malah boleh dibilang, belum ada satu buku pun yang mengekspos tentang kehidupan seks di Jakarta secara tuntas dan terang-terangan (baru belakangan mulai marak). Itu juga, mungkin, yang membuat persoalan-persoalan seks selalu menarik untuk dibicarakan. Dan satu lagi, seks sampai saat ini masih menjadi "makhluk ajaib" yang menggelitik minat orang untuk mengetahuinya meski dengan malu-malu. Ihwal kemungkinan dijadikannya buku ini sebagai sex-guide-tour, itu terserah pembaca. Toh, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menulis nama dan alamat secara blakblakan. Selain, secara tulisan, hanya isu dan tema saja yang saya "telanjangi", sementara seksnya sendiri, jauh dari kata "telanjang". Itulah mengapa, tidak ada satu tulisan pun yang mendeskripsikan XIII
"adegan seks". Saya percaya, pembaca mempunyai sensor memori yang bisa menilai dan menimbang tentang segala sesuatu yang mereka lihat, baca dan amati. Yang tak kalah menarik, sejumlah pertanyaan tentang latar belakang saya yang besar di lingkungan agamis, juga tak luput dari pembahasan dan muncul ke permukaan. "Bagaimana dengan latar belakang Anda yang santri dan bertahun-tahun mendalami persoalan-persoalan keagamaan? Apa tidak terjadi konflik batin ketika harus menggauli 'dunia malam' lalu menuliskannya? Juga ada pertanyaan tentang tema dan isi buku yang lebih banyak mengupas kalangan menengah atas dan sebagian besar lebih mengedepankan 'pelaku-pelaku' wanita sebagai obyek pembahasan?" Bagi saya, beberapa pertanyaan di atas, sedikit banyak membuat saya berpikir sejenak dan bertanya-tanya pada diri saya sendiri. Latar belakang "kesantrian" saya, justru membuat saya terpacu untuk tahu lebih jauh tentang "dunia malam" yang memang tak pernah saya temukan sebelumnya. Dunia yang saya jalani selama mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) lalu ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN), tak xiv
ubahnya ibarat layar putih yang setiap saat selalu tampil dengan wajah yang sama. Padahal, layar dunia tak selamanya putih, tapi juga ada layar hitam yang terkembang di mata kita. Dunia wartawan lah, yang pada akhirnya membuat mata saya bisa menemukan layar hitam itu. Dan terus terang, membuat saya tergoda untuk masuk dan mencari-cari tahu: ada apa di dalamnya(?). Salah satu hasilnya ya buku ini, yang saya harapkan (semoga) bisa menjadi informasi yang berguna buat masyarakat Paling tidak, masyarakat jadi "tahu" untuk kemudian bersamasama mencari-cari jalan pemecahannya. Klise memang, tapi itulah kenyataannya. Mari kita bertemu dulu di sebuah medan untuk berani berbicara tentang seks, lalu mendiskusikannya hingga terbentuk satu opini, untuk kemudian beraksi bersama. Layar hitam tak selamanya buram dan menakutkan. Tapi, ternyata ada sisi lain yang tidak saja sarat nilai kemanusiaan. Ketika saya banyak bertemu dan bergaul dengan sejumlali wanita "penjaja cinta", tak melulu dari mereka, motivasinya karena uang semata. Tapi ada juga yang melakukannya karena memperjuangkan sesuatu, seperti apa yang ditempuh Vonnie, seorang "massage girl" yang bersedia memberikan jasa XV
JAKARTA UNDERCOVER 2
layanan cinta kilat dan untuk itu dia bisa mendapatkan Rp 500 ribu - Rp 1 juta untuk one short time, dan dengan uang itu dia bisa mengobatkan "anaknya" yang berusia 6 tahun, tapi hanya bisa tiduran layaknya bayi berumur 1-2 bulan. Belum lagi sisi-sisi lain dari cerita Lina, gadis belia berusia 17 tahun, yang terjerembab ke "dunia remangremang" Jakarta karena "dijual" orang tuanya. Atau juga cerita tentang Lusi, hingga usianya menginjak 40 tahun, masih melakoni hidup sebagai pekerja seks komersial—belakangan mulai menjadi "mami". Semua itu, dia lakukan untuk menghidupi 3 orang anaknya. Lusi menjadi "single-parent" selama puluhan tahun. Di sejumlah diskusi lain, juga ada yang bertanya dengan jeli tentang tokoh "saya" yang terdapat dalam setting dan alur cerita, dari judul ke judul. "Mengapa hampir di setiap cerita —meskipun tidak semua, tokoh 'saya' selalu terkesan menjadi orang yang sok moralis, malah cenderung munafik karena tak pemah ikut lebur dalam setiap peristiwa?" Bahkan, Rieke Dyah Pitaloka dan Ayu Utami dengan nada sedikit jenaka bertanya tentang tokoh "saya" yang menurutnya mempunyai tiga teka-teki. Pertama, tokoh "saya" mungkin seorang homoseksual karena tidak tertarik dengan liukan maut seorang penari tangju
_________________ IMOAMMAR EMKA] ________________
(baca=tanggal baju). Kedua, tokoh "saya" mungkin impoten. Ketiga, tokoh "saya" mungkin terlalu tebal keimanannya sehingga tidak tergoda. Wah, muka saya sampai merah mendengarnya. Dengan tersipu, saya mengomentari "perlanyaan" Rieke dan Ayu tersebut dengan setengah bercanda. Tiga persangkaannya agak tidak tepat. Yang (mungkin) benar adalah tidak melulu tokoh "saya" hanya sekedar mengamati. Tapi, lebih dari itu, tokoh "saya" kan juga ikut "nyemplung" ke lapangan secara langsung. Kalau ternyata di salah satu cerita, tokoh "saya" emoh diajak kencan dengan gadis cantik di dalam mobil Pajero Goyang misalnya (bahkan berada di depan bersama sopir), itu hanya bagian dari setting dan alur. Ada kalanya tokoh "saya" hanya sebagai pengamat yang baik, tapi ada kalanya pula tokoh "saya", mau tidak mau mesti menjadi pelakon atau bahkan sutradara yang baik. Dalam beberapa kasus, saya mau tidak mau terkondisikan untuk "ikut" dalam beberapa peristiwa. Dalam kasus "nudies party" misalnya, syarat untuk bisa masuk, pertama-tama mesti menanggalkan baju. Ya, pada kasus itu, saya pun —mau tidak mau, menanggalkan baju. Logika sederhananya, bagaimana mungkin saya menuliskan fakta
XVII
1 JAKARTA UNDERCOVER 2
yang terjadi secara "telanjang", kalau saya tidak ada di dalam pesta itu. Pertanyaan-pertanyaan yang hampir senada, ternyata juga saya temukan ketika saya diundang ke beberapa radio di Jakarta (Hardd ock FM, Kosmopolitan, I- adio, MTV On Sky, Prambors, Female, "U" FM, "S" adio, adio One, M97 FM& Smart FM), Surabaya (Colours, I Pro 2FM&. Suara Surabaya), Yogyakarta (Trijaya & Sonora), Malang (MAS FM) dan Bandung (Ardan, 99 FM, Oz, MGT, Hard ock FM dan ase). Atau ketika saya menjadi "bintang tamu" di beberapa acara televisi seperti dalam acara Halaman Depan dan Sensual di Trans TV, Selamat Datang Pagi (SDP) di RCTI, Love & Life dan Midnight Live di Metro TV maupun di sejumlah tayangan infotainment sebut saja Kabar-Kabari dan Cek & icek di RCTI, KISS di Indosiar, 99% dan Kroscek di Trans TV, Inside Celebrities di TV-7, Hot Shot dan Poster di SCTV, BMon TV dan Jumpa Pers di Lativi serta Go Showdan Celebrity Update di TPI, yang nyaris menghiasi layar kaca, dari hari ke hari. Yang membuat saya cukup terkejut adalah ketika saya diundang menjadi narasumber di acara Midnight Live di Metro TV, pada akhir September 2003. Selama satu setengah jam saya xviii
________________ MOAMMAREMKA _________________
memaparkan tentang dinamika kehidupan malam Jakarta. Dan pada saat ada sesi interaktif dengan pemirsa, saya kaget karena ada sekitar 800 SMS dan 400 penelepon yang masuk hingga menyebabkan komputer "jump". Bagi saya, data ini tentu saja makin menegaskan, betapa banyak aspirasi masyarakat yang ingin tahu secara nyata soal kehidupan "remang-remang" di Jakarta. Meskipun sadari awal saya sudah memprediksi akan di"serbu" dengan aneka pertanyaan sulit dan tak disangka-sangka, tetap saja bagi saya dialog dengan publik itu memberi banyak masukan yang amat berarti. Tidak saja sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan baru, tapi lebih dari itu, menjadi kritik membangun untuk membuat karya yang lebih baik dari sebelumnya. Semua pertanyaan yang muncul, memang selalu ada jawabannya. Ada yang puas, ada pula yang belum atau malah tidak sama sekali. Hal itu saya pikir, alami. Makanya, ketika merampungkan Jakarta Undercover (Sex 'n the city), jauh sebelumnya saya sudah menyiapkan kelanjutannya. Bukan apa-apa, realitas sosial—dalam hal ini kehidupan seks di Jakarta, seperti yang tergambar dalam buku Jakarta Undccover (Sex 'n the city), hanyalah seujung jari kelingking dari realitas kehidupan seks yang terjadi di Jakarta. xix
MOAMMAR EMKA
JAKARTA UNDERCOVER 2|
Selama hampir enam tahun, saya menggeluti "dunia malam"—bisa juga disebut dengan istilah "dunia abu-abu" atau "dunia remang-remang", realitas kehidupan seks yang saya temukan, begitu amat beragam. Dan rasa-rasanya—untuk yang satu ini saya yakin, tidak mungkin bisa membahasnya secara tuntas dan menyeluruh hanya dalam satu buku. Buku Jakarta Vndercover-2 (Karnaval Malam) ini menjadi pelengkap dari buku sebelumnya. Kalau dalam buku pertama, lebih banyak mengupas perilaku seks yang terjadi di kalangan menengah atas saja—dalam hal ini melibatkan dua tema besar: (1) seks industri yang diwakili sejumlah tempat hiburan elit yang menyuguhkan aneka menu seks sebagai main course-nya, (2) gaya hidup kalangan menengah atas yang terbiasa dengan perilaku seks bebas, maka dalam buku kedua ini bersifat lebih "menyeluruh"; dari realitas kehidupan seks yang terjadi dari kalangan bawah, menengah sampai atas, akan dikupas bab demi bab. Harapan saya, buku kedua ini bisa menjawab sejumlah pertanyaan, komentar atau kritik yang terlontar sebelumnya. Lagi-lagi, mungkin tidak semua saran, pertanyaan dan kritik, bisa terjawab tuntas dalam buku Jakarta Undercover 2 (Karxx
naval Malam)ini. Makanya, jangan malu-malu — apalagi sungkan, untuk melontarkan kritik, saran dan pertanyaan. Ya, kepada siapa lagi saya bisa bertukar pikiran, kalau tidak salali satunya, kepada pembaca. Berbeda dengan buku sebelumnya, isu dan tema dalam buku kedua ini, sebagian besar— hampir 80%, belum pernah dimuat di media apa pun. Sementara 20%-nya, secara tema pernah dimuat di beberapa media cetak seperti di majalah Male Emporium {ME) dan Djakarta. Akhirnya, buku ini — lagi-lagi, bisa rampung karena bantuan dan dorongan sejumlah pihak. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Yang pertama, Allah SWT yang masih mengijinkan saya untuk menginjak bumi-Nya dan berkarya dengan segala karunia-Nya. Yang kedua, terima kasih yang setulustulusnya kepada kedua orang tua saya, abah H. Markun dan ummi H. Musri'ah juga kakak-kakak (Muflihah, Minhaj & Mashfufah) dan adikadik saya (Nafisah & Mutammimah) yang senantiasa—dan tak kenal lelah, memberikan dukungan moral dan spirit dari waktu ke waktu. Juga buat teman-teman terbaik saya: Aip Leurima: "tengkyu jaz", Janner "Tongclay" XXI
JAKARTA UNDERCOVER 2
Siahaan: "tengkyu aa", Chris Luhulima, Kiki Susilo: "tengkyu co", Dodi Tri Widodo: "tengkyu Pak Dosen", Cornelia Agatha: "tengkyu darling", Echa-Kum-Kum: "tengkyu say", Sonny Lalwani, Rizal Mantovani, Abdee & SLANK-nya, Bebi Romeo dan Tommy F Avvuy: "tengkyu my man, tengkyu my brur" serta Garin Nugroho: "matursuwun yo mas". Juga buat Desmond J. Mahesa: "makasih ya bang untuk semuanya". Untuk Susy "Sisi" Harlianti: makasih banget for afternoon teanya yang begitu santai dan membuat saya bisa tertawa, berpikir serius dan tertawa lagi. Juga buat Hermawan Kertajaya bersama Mark Plus-nya: terima kasih untuk "buz on buz" marketing-nya. Buat Ria Irawan, Aa Izzur, Teuku Ryan, Audy, Anya Dwinov, Vira Yuniar, Novia Ardhana, Dewi, Ricky Jo (my bro), Vicky Burki, Jose Purnomo, Lusy Rahmawati, Meisya Siregar, Happy Salma dan Edi Brokoli: terima kasih untuk dukungan, senyum dan candanya selama ini. Tak lupa juga buat teman-teman di GagasMedia & AgroMedia: bos Anton, bos Andi, kang Hikmat, kang Tanudi dan juga mas Julius (Galang Press), Pak johan dan mas Arif dari Toga Mas, saya sampaikan terima kasih lho atas kerja kerasnya sehingga buku saya bisa tetap eksis di pasaran. xxii
MOAMMAR EMKA
Tak ketinggalan buat anak-anak Menteng dan anak-anak Gardu: Pak Rey & Devy, dik Miko, Lisa, Didit, "tante" April, Risa "yayang", (de) Silvi, mas Eko, Dedi Batak, (Pra) Susi, Popy, Melly Zamri, Jo Marcela, Ane J Goto, Gugun Gondrong, You Die, Weny, Wisnu "nyo", Wisnu Andhika, Luftan, Lena, Boy kecil, Boy gede, Morie, Satria, Dina Nirmala, Erwin, Richard, Edwin Abeng & Ririn, Jimmy, Reta, Dina "Chris" dan nama-nama lain yang tak sempat saya sebutkan satu per satu. "You're the best and all the best..!" Terima kasih juga untuk Bang Paul dan Bang Fritz yang banyak memberikan pelajaran berharga bagaimana menerima dan memaknai "hidup". Untuk "neng" Ussy Sulistyawati, Jane Shalimar, Trie dan Tasya: "Good luck ya, semoga sukses mengejar impian." Juga buat rekan-rekan penulis: FX Rudy Gunawan, Richard Oh, Djenar Maesa Ayu, Ayu Utami, Nova Riyanti Yusuf, Sitok Srengenge dan Fira Basuki, saya ucapkan "thanks banget" untuk diskusi dan obrolan yang meski santai tapi sarat makna itu. Buat "gang" Boutique 21, Plaza Senayan: Herlan, Alice dan beberapa teman baik yang menjadi member-guest Grace, Fetty, Oge, Riri, xxiii
JAKARTA UNDERCOVER 2
MOAMMAR EMKA
Tejo "TTC" Edy Bogel, Peggy dan Iain-lain, yang setia duduk berjam-jam dengan berbagi cerita dan tawa. "Tengkyu ya ......!" Ucapan terima kasih dengan timbangan yang sama, saya sampaikan buat Pak Mujimanto Asmotaruno (alm) dan "rekan-rekan" di majalah Male Emporium (Cintya, Dede dan Andriza,) dan I-Radio (Rafiq, Tony dan Untung D). Juga buat gang di Indigo (Pak Will, Ardy, Chris, Agung dan Ludy) yang pernah memberi kesempatan pada saya untuk menggarap liputan lifestyle di Silet, RCTI. Saya Heriyadi yang
ucapkan H.
terima
kasih
Sobiran—Pemred
selalu
bersedia
juga
majalah
membukakan
buat
Popular,
pintu
lebar-
lebar untuk berkonsultasi tentang banyak hal, juga Dono Baswardono, mas Dadi Darmadi yang lagi "memeluk"
buku
di
Harvard
University,
Baby
Jim Aditya, Bung Gege dan Mami Di serta sejumlah nama lain yang rasanya terlalu panjang kalau disebutkan satu per satu. Terakhir,
buat
rekan-rekan
wartawan
yang
ada di media elektronik dan media cetak (koran, majalah, tabloid, tv dan radio) yang turut andil besar
dalam
mempromosikan
buku
Jakarta
Undercover ke masyarakat luas, saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Hanya sexxiv
baris ucapan sederhana itu yang bisa saya berikan. Selamat berkarya!
baris ucapan sederhana itu yang bisa saya berikan. Selamat berkarya!
Nama, tokoh dan tempat yang terdapat dalam buku ini, banyak yang disamarkan/diinisialkan. Apabila ada penyebutan nama, tokoh dan tempat dalam arti sebenarnya, semata-mata hanya demi kepentingan penulisan belaka tanpa adanya maksud dan lujuan untuk mencemarkan. Terima kasih.
JAKARTA UNDERCOVER 2
MOAMMAR EMKA
PENDAHULUAN
KARNAVAL MALAM: KETIKA KELAMIN JADI LOGIKA (?)
"KENAPA laki-laki rela menghamburkan uang jutaan rupiah demi mendapatkan kenikmatan sesaat?" Atau... "Kenapa pula tak sedikit wanita yang membelanjakan uangnya untuk mendapatkan kencan kilat di pelukan laki-laki 'penjaja cinta'?" Sebuah pertanyaan yang muncul pada satu sore yang menyejukkan di pertengahan Juli 2003, ketika saya bersama dua teman baik saya; sebut saja Indra dan Lucky, tengah asyik menyeruput secangkir kopi panas di kafe Boutique 21 — tempat saya bersama teman-teman sering menikmati happy hours atau afternoon ten, Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Ini, bukan kali pertama, kedua atau ketiga, kami biasa mengobrol santai ihwal perilaku seks yang terjadi di ibu kota. Tiap ada waktu senggang
XXIX
xxviii
xxx
_______________ JAKARTA UNDERCOVER 2 ___________________
__________________ MOAMMAREMKA __________________
di kala sore, kami selalu kontak dan "janjian" nongkrong di Plaza Senayan. Dua karib saya itu—Indra dan Lucky, termasuk "clubber mania" yang tak pernah lepas dari aktivitas dugem. Soal "road show" dari kafe ke kafe atau dari diskotek ke diskotek, sudah jadi makanan saban malam gaul — Rabu, Jumat dan Sabtu malam. Pantas memang, kalau sosok mereka sudah tak asing di kalangan "nite society" Jakarta. Sebutan yang pas buat mereka, bukan lagi "member guest" tapi "member face" karena wajahnya nyaris ada pada setiap malam-malam clubbing. Saya termasuk yang rajin pergi "dugem" bersama mereka ke sejumlah kafe atau diskotek trendsetter. Sudah hampir tiga tahun terakhir ini, mereka menjadi teman setia selama melancong ke sejumlah tempat clubbing, tidak saja yang hanya menyuguhkan sajian suasana dan musik yang menggoda, tapi juga sering kali menyempatkan diri singgah ke sejumlah tempat hiburan yang menyediakan paket-paket "pelesir cinta". Indra, berusia 30 tahun, sehari-hari menjadi manager promosi untuk sebuah perusahaan rokok merek internasional. Sementara Lucky, berusia 34 tahun, punya istri dan dikaruniai satu anak, mengelola sebuah restoran di kawasan Kemang,
selain juga punya "bisnis pribadi" di bidang eksporimpor cengkeh dan kopi. Uniknya, selama sekian taliun ber"tualang" bersama, tetap saja selalu muncul pembicaraan— boleh juga disebut "perdebatan", tentang perilaku seks yang kami temui bersama-sama. Misalnya ketika kami baru saja malamnya menonton ramerame pertunjukan penari tangju di private room sebuah karaoke elit di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, sorenya kami punya cerita yang berbeda-beda. "Gue rada jijik banget ketika Sisca memasukkan sebatang rokok ke kemaluannya. Gue terus terang langsung ilfil (ilang filing). Makanya, gue milih ngedeketin si Clara," tukas Indra. "Ah, itu nggak ada apa-apanya dibanding ama striptis di Thailand yang berani memasukkan silet Gue malah jadi tertantang sebagai laki-laki," sahut Lucky. "Gue malah nggak tahu mau ngapain lagi. Habisnya, gue udah keburu takjub duluan sih," saya menimpali, menahan senyum. Itu belum seberapa dibanding misalnya ketika saya mati-matian bertanya kepada Indra dan Lucky ihwal banyaknya laki-laki — termasuk mereka berdua, yang dalam semalam bisa menghabiskan Rp 5-10 juta untuk mendapatkan kenikXXXI
JAKARTA UNDERCOVER 2
matan sesaat yang ditawarkan sejumlah tempat hiburan elit di Jakarta. Padahal, kalau dipikir-
___________________ MOAMMAREMKA ____________________
"Enak aja. Kan nggak tiap hari." Saya tertawa lepas.
pikir, hampir semua paket scks yang ditawarkaii sebenarnya hanyalah fantasi dan semu belaka. Ketika seorang laki-laki rela menghamburkan uang jutaan rupiah untuk mendapat pelayanan Seks Sandwich Sashimi Girls, Lulur Tripel-X atau Mandi Susu ditemani dua atau tiga gadis sekaligus, kenikmatan apa sebenarnya yang didapat? "Untuk urusan seks, ukurannya tidak bisa disamaratakan dengan misalnya membeli barangbarang mewah. Bagi gue, membeli fantasi atau nggak, yang penting bisa happy, bisa seneng. Itu saja," jawab Lucky. "Gue setuju ama lo. Gue nggak tau mesti ke mana lagi mencari rekreasi untuk mencari kesenangan. Untung ada tempat-tempat hiburan yang menyediakan jasa pelayanan seks, macem-macem lagi bentuknya. Di situlah, gue bisa seneng-seneng. Ya, nggak?" timpal Indra sambil melirik ke arah Lucky. "Lo berdua enak, punya duit banyak. Nah, gue?" "All, lo kan tinggal ikut doang. Yang bayar kan, kita-kita juga. He..he....," Lucky dan Indra tertawa serentak. xxxii
JAM sudah menunjuk angka 21.15 WIB, ketika akhirnya kami memutuskan untuk hengkang dari Plaza Senayan. "Cabut yuk. Udah sepi. Mendingan kita ngobrol sambil nge-wine di lounge. Biar lebih asyik," ajak Indra. Seperti biasa, pada Rabu malam, kami bertiga biasa mampir dulu di salah satu lounge di kawasan Taman Ria Senayan. Suasana lounge yang cozy ditemani red wine dan musik acid jazz yang melantun syahdu, membuat kami betah dan makin larut dalam obrolan seru. "Eh, mumpung gue inget. Lo berdua sayang nggak sih, keluar duit jutaan rupiali hanya untuk 'ngobrol' dengan Victoria, bule Uzbekistan itu?" saya membuka pembicaraan. "Nggak lah. Ngapain juga sayang duit. Emang punya duit buat apa, kalau tidak buat dibelanjain. Ya, nggak," jawab Indra singkat. "Lagipula, karena kita perginya ke tempat hiburan elit, jadinya memang mahal. Tapi, kan banyak juga tempat-tempat kencan yang murah meriah dan selalu ramai dikunjungi tamu. Ukurxxxiii
JAKARTA UNDERCOVER 2
annya, bukan lagi duit. Tapi, keinginan," sergah Lucky menambahi. Mungkin benar omongan Lucky. Yang mendasari orang pergi ber-"wisata birahi" pada akhirnya kembali pada keinginan masing-masing orang. Karena kebetulan, Indra dan Lucky punya duit, tentu punya selera yang berbeda. Dengan pola dan gaya bidupnya yang serba "borju" itu, rasanya memang pas kalau mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk mencari teman kencan di tempat hiburan elit, kalau tidak ke klub yang isinya rata-rata "member guest", ya ke karaoke yang punya private room dengan privacy dan pelayanan yang oke punya. "Kalau dipikir-pikir kepuasan macam apa yang lo dapet, dengan membeli paket-paket seks yang sebenarnya lebih banyak menawarkan fantasi itu?" "Serius nih nanyanya? Lo nggak tahu, atau pura-pura?" sindir Lucky sambil melirik ke arah saya. "Boleh dong, kita tukar pikiran. Biar sedikit serius gitu, he he..." timpal saya. "Justru kenikmatan seks itu terletak pada fantasinya, game-nya.. Coba waktu kita makan daging sushi dengan nampan wanita telanjang atau waktu kita "dikerjain" gadis-gadis "no hand XXXIV
_______________
MOAMMAREMKA
________________
service" atau "mandi susu" ditemani tiga gadis sekaligus, seru kan. Dan yang jelas, beda dari yang lain. Kalau cuma pengin seks kilat yang standar, wah, itu nggak ada seninya. Kuno," jawab Lucky. Sementara itu, Indra yang duduk sambil mengembuskan asap rokok Marlboro Light-nya hanya menganggukkan kepala. Di tengah seru-serunya kami berbincang, muncul salah seorang karib wanita saya—sebut saja Wanda, yang sering ikut menemani saya clubbing ke sejumlah kafe trendsetter. Seharisehari, Wanda bekerja sebagai marketing manager di sebuah hotel bintang empat di Jakarta. Wanita lajang yang berusia 27 tahun dan sering dugem ke sejumlah tempat untuk sosialisasi itu, datang bersama seorang laki-laki. Begitu melihat ke meja kami, Wanda langsung menghampiri. "Bosen deh, ketemu lo melulu. Lagi ngobrol serius ya?" tanya Wanda. "Nggak, kita lagi iseng ngobrol soal seks. Mau gabung nggak?" ajak saya. "Wah, seru dong. Boleh deh. Emang lagi ngomongin apa?" sambung Wanda. "Nah, kalau kata Lucky dan Indra, tak masalah "jajan" dengan uang jutaan rupiah untuk mendapatkan kenikmatan seks meskipun mereka
JAKARTA UNDERCOVER 2
MOAMMAR EMKA
sadar kalau sebenarnya hanya membeli fantasi,"
"Emang lo mau ama Mirna yang sudah STW itu? Hayoooo," ledek Wanda.
ujar saya menyimpulkan. "Sah-sah saja. Dan menurut gue, bukannya memang begitu tipikal laki-laki yang hobi pesta, hura-hura dan jajan. Nggak cuma India ama Lucky aja. Apa lo juga begitu?" tanya Wanda sambil mencubit lengan saya. "Bisa aja lo. Terus, ada nggak sih tementemen lo yang perempuan yang juga seneng jajan, beli laki-laki?" goda saya. "Jangan salali. Banyak kok perempuan yang pergi ke klub-klub nyari laki. Kalau nggak gitu, ya pesan gigolo secara pribadi," jawab Wanda dengan kalimat lugas. "Siapa aja sih? Temen lo kan banyak," goda Lucky. "Ya, ada lah. Lo tahu nggak si Mirna, salah
"Wah, sudah setengah tua ya? Nggak jadi deh kalau gitu," sergah Lucky buru-buru. "Lo sendiri gimana, Wanda? Sering 'jajan' juga nggak? He...he...," Lucky balik bertanya. "Gue sih yang asyik-asyik aja. Masak, gadis secantik ini harus 'beli' laki. Sekali lirik, pasti banyak laki-laki yang mau. Puas lo," jawab Wanda percaya diri sembari tersenyum genit. "Oh, jadi lo lebih suka having sex, tapi nggak mau yang pakai bayar?" tanya saya. "Ya, iya lah. Gampang kok nyari pasangan untuk kencan semalam. Tinggal ke kafe, lirik kiri kanan, ada yang ganteng, senyum dikit, kenalan, minum bareng, beres deh. Tinggal check in," tukas Wanda dengan kalimat mengalir.
satu gang arisan gue. Dia rajin pergi ke gym di kawasan Kebayoran Baru. Bukan mau olahraga, tapi ambil laki-laki yang bisa dibayar untuk kencan semalam," jelas Wanda. "Belum lagi, beberapa temen gue yang sering bikin arisan dengan piala laki-laki. Setiap bulan. Kaget nggak lo?" sambung Wanda. "Ngapain susah-susah. Bilang ama teman lo itu, kenapa nggak gue aja. Gue siap kok jadi "piala"-nya. Gratis lagi," ujar Lucky sambil tertawa.
MALAM terus beranjak. Entah sudah berapa gelas jack daniel on the rock yang kami habiskan. Ah, minum alkohol di kale, rasanya memang sudali jadi social-life sendiri dan menjadi "teman setia" yang tak pernah rewel. Sekitar pukul 22.00 WIB, kami berpisah. Indra dan Lucky katanya ada acara dinner bareng keluarga, sementara saya memilih untuk clubbing. xxxvii
JAKARTA UNDERCOVER 2
Persoalan seks memang misterius, semisterius alasan laki-laki yang terbiasa "jajan" ke sejumlah tempat pelesir cinta. Menarikiiya, para lelaki yang doyan jajan itu, rata-rata mempunyai latar belakang yang berbeda. Tapi kebanyakan yang pergi ke tempat hiburan elit, ya punya usaha yang sukses atau dasarnya memang sudah punya banyak duit. Dengan latar belakang seperti itu, ternyata dari hari ke hari, mereka inilah yang menjadi "tamu setia" yang rela membelanjakan uang dalam jumlah besar. Sementara para lelaki yang juga doyan jajan ke sejumlali tempat pelesir cinta untuk kalangan kelas bawah-menengah pun, tak kalah ramainya. Malah, jumlahnya lebih banyak. Mudah ditebak, kalau di salah satu panti pijat "langsung enak" di kawasan Grogol, sebut saja MDK, yang mempunyai tenaga gadis pemijat tak kurang dari 200 orang itu, dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB dini hari, tak pernah sepi pengunjung. Dengan hanya bermodal tak kurang dari Rp 200 ribu, tamu bisa mendapatkan pelayanan "pijat langsung enak", sudah termasuk biaya kamar dan minuman ringan. Atau berapa banyak laki-laki yang saban malam memboking gadis-gadis pekerja seks komersial yang mangkal di kawasan Monas, sekitar Bulungan, Jakarta Selatan, kawasan Taman Sari xxxviii
_______________ IMOAMMAR EMKA|_______________
dan Hayam Wuruk, Jakarta Barat serta sejumlali tempat lainnya. Menariknya
lagi,
ternyata
tidak
hanya
laki-
laki yang doyan "jajan" atau terbiasa dengan pestapesta yang sarat dengan nuansa seks, tapi banyak wanita
yang
melakukan
"pelesir
cinta"
mencari
laki-laki yang bisa diboking untuk kencan. Ada wanita yang meng-ordergigolo via germo, ada juga yang
langsung
mendatangi
sejumlah
salon
dan
"rumah cinta" yang menyediakan laki-laki pekerja seks komersial. Makanya, saya menggunakan istilah
karnaval
mereka nanya, yang
itu.
untuk
memberi
identitas
aktivitas
Karnaval
dalam
pengertian
sederha-
menjadi tak
lagi
simbol peduli
perayaan dengan
sebagian
identitas,
orang
pangkat,
jabatan, usia, jenis kelamin dan sebagainya. Karnaval menjadi idiom kebebasan orang untuk berekspresi, melakukan segala aktivitas yang mereka inginkan. simboi
Sementara perbuatan
malam
yang
sendiri
mengarah
menjadi pada
satu
aktivitas
"abu-abu" yang di mata banyak orang lepas dari tatanan nilai kelaziman dan berujung negatif. Sebenarnya, tenia Karnaval Malam ini secara sederhana
ingin
memberikan
ilustrasi
tentang
bagaimana sebuah komunitas, baik laki-laki maupun wanita, yang secara beramai-ramai melancong ke sejumlali tempat "pelesir cinta" atau dengan
MOAMMAR EMKA
gembiranya menciptakan pesta-pesta pribadi yang ujung-ujungnya bermuara pada pelampiasan seks semata. Atau dalam bahasa yang sedikit ekslrim, tenia Karnaval Malam ini ingin memberikan gambaran secara terbuka tentang bagaimana laki-laki dan wanita melakukan "parade seks" secara massal. Dalam kondisi seperti itu, betapa banyak laki-laki dan wanita yang pada akhirnya menjadikan seks sebagai akhir dari semua. Seks menjadi puncak dari segalanya. Orgasme seolah-olah tinggal salu-satunya harapan unluk meraih puncak rekreasi dan kesenangan. Akhirnya, yang terjadi adalah betapa banyak laki-laki dan wanita—entah mereka yang orientasi seksnya cenderung heteroseksual, transeksual, bomoseksual sampai lesbian, pada akhirnya terjebak dan lerperangkap dengan logika kelaminnya. Mereka tak lagi berpikir dengan akal sehatnya, tapi menggunakan kelamin sebagai pijakan berpikir. Jadinya? Ya, uang, keluarga, jabatan, nama baik dan Iain-lain, bukan lagi menjadi persoalan besar. Yang penting bisa senang-senang dan mereguk kenikmatan hidup sepuas-puasnya. Dan bagi mereka yang menjadikan "seks" sebagai pekerjaan, yang penting bisa mengeruk uang sebanyak-banyaknya.
Logika kelamin inilah, yang pada akhirnya membuat tempat-tempat pelesir cinta tak pernah sepi. Saban hari tempat-tempat seperti klub, karaoke, panti pijat, salon, hotel, sauna, rumah cinta dan Iain-lain yang semuanya berlabel tripel-X dengan menawarkan aneka pelayanan seksual, selalu dipenuhi desah napas mcmburu dan berakhir di ranjang tak bertuan. Begitu gampangnya menemukan tempat-tempat itu, sehingga orang tak perlu lagi bersusah payah mencari "teman kencan" untuk sejam atau semalaman. Pijat seks dengan aneka menu spesial, dari "pijat dada super", "pussy-service" sampai "mandi kucing" tersebar di tiap sudut kota. Karaoke dengan paket-paket seks menggoda, dari striptis sampai "kencan kilat" dengan lady escort pribumi dan luar negeri menghias di gedung-gedung mewah. Hotel-hotel dengan kasur yang nyaman, setiap saat tak lepas dengan paket "selimut hidup". Salon dan apartemen pun, tak luput memanaskan udara siang dan malam dengan aktivitas seks yang menggebu-gebu. Belum lagi, hadirnya beberapa komunitas yang rajin membuat pesta-pesta seks, makin meng-"abu-abu"kan wajah Jakarta. Dari menit ke menit, orang-orang ber-karnaval malam seolah tanpa kenal lelah dengan menjadi tamu setia unluk mereguk kenikmatan xli
JAKARTA UNDERCOVER 2
| MOAMMAR EMKA ________
duniawi. Pantas memang, kalau industri seks di
DAFTAR ISI
Jakarta, seperti tak lekang ditelan waktu. Meski badai krisis tak jua surut, tctap saja banyak pria dan wanita yang "berwisata birahi"; menghamburkan uang demi mencapai "orgasme", walau hanya sesaat! Tidak saja "wisata birahi" itu berlangsung di dalam ruang publik, tapi di wilayahwilayah pribadi pun, tak kalah dahsyatnya. Saya
mengibaratkan
realitas
kehidupan
malam Jakarta ini dalam satu kalimat sedcrhana: di depan mata ada panti pijat plus, di samping kiri ada sauna plus, di samping kanan ada karaoke plus dan di belakang ada salon plus. Buku ini, lagi-lagi saya tegaskan, adalah sebuah potret tentang realitas kehidupan yang ada dan terjadi di sekitar kita. Judul Jakarta Undercover sendiri kalau disingkat menjadi JUC (baca: J, u see). Arti tegasnya kira-kira begini: "Ini lho Jakarta, lo liat deh!!!"
Prakata Penulis Pendahuluan: Karnaval Malam: Kelika Kelamin Jadi Logika (?) Daftar Isi: Karnaval I: Club One-Stop-Sextainment Blue Sauna Eropa Timur "Afternoon Sex" China Girls "Tangju" & "Hand-roll" Service after Lunch Seks & Surga Gedhek "3 Nite Party" "Mount Blow" Service & Loly Thai Hottest Club, Nude Hostess Karnaval II: Private/Sex Party Erotic Nurses Party, Girls No Bra & Sexy Boys Dancer Pesta Tanggal Separuh Baju "Guys Trophy" Klub Arisan Seks Striptis "Threesome": Private Live Show Swing Partner Party Klub "Casa Rosso"
xliii
JAKARTA UNDERCOVER 2
MOAMMAR EMKA
Karnaval III: Sex Community/Sex Commodity "Love House" Gadis-Gadis Kawanua Gay Nite & Lesbian Society "One Nile Stand" Gadis-Gadis Mickey Mouse Gigolo All the Nite, Gigolo All In Bursa Seks Cewek-Cewek Impor Bisnis Basah "Wisata Birahi" Karnaval IV: Hotel/Massage Tripel-X lesbian Package Tengah Malam "Dobel Pintu" Girls Package "Super Massage" Mandi Kucing Pijat Dada Super 36 B "Massage Boys" Punya Sclera Layanan Luar Dalam "Massage Teenagers" "Cocktail Girls" V-VIP Room Epilog (tanpa penghabisan): Never Ending Story Sumber Tulisan Tentang Penulis xliv
1
JAKARTA UNDERCOVER 2
BLUE SAUNA EROPA TIMUR
SEJUMLAH tempat kebugaran di Jakarta yang bertarget market kalangan elit, tidak hanya menggunakan jasa wanita lokal tapi juga menggunakan wanitawanita Eropa Timur sebagai jualan utama.
Semua bermula dari keisengan. Dan keisengan itu dipicu oleh Chandra. Pria berumur 35 tahun yang sehari-sehari mengomandani sebuah biro iklan yang berkantor di kawasan Gatot Subroto itu, dengan cerewetnya menantang Riko untuk bertualang dengan gadis-gadis dari Eropa Timur. Menjelang malam, saya, Chandra dan Riko tengah menikmati after-hours di Hard Rock Cafe, Jl Thamrin, Jakarta Pusat. Kebetulan, Chandra baru saja ada meeting dengan klien di sekitar Sudirman, sementara Riko baru selesai fitnes di sekitar Menteng dan saya memang kebetulan lagi berada di sekitar Cikini ketika Chandra dan Riko mengajak minum-minum sambil menunggu jam-jam macet.
| BLUE SAUNA EROPA TIMUR |
Kami bertemu di HRC sekitar pukul 17.30 WIB. Pada jam ini, lalu lintas memang tak kenal ampun. Di mana-mana pasti terjadi kemacetan. Apalagi Chandra yang rumahnya berada di Bintaro sementara Riko di Cibubur, pastinya bakal kelamaan berada di dalam mobil karena biasanya lalu lintas, baik jalan biasa maupun tol, macet parah. "Kita ngebir sore-sore. Daripada gue tua di jalan," ceplos Chandra begitu bergabung di meja saya. Riko muncul sepuluh menit kemudian dengan masih mengenakan celana sport-nya. "Gue mau minum OBS1. Lo berdua mau ngebir aja." "Siiiip, dah." Seorang pramusaji mengantar minuman pesanan kami. Belum lagi live music karena masih sore. Hanya ada suara musik yang diusung DJ melantun syahdu di langit Jakarta yang mulai menghitam tertutup awan senja. "Katanya lo mo tau banget soal cewek Eropa Timur yang ada di sauna MS. Boongan apa betulan?" pancing saya.
1 OBS: sejenis minuman yang bisa dijumpai di sejumlah tempat hiburan, terdiri dari campuran 13 jenis minuman beralkohol. Biasanya sering disingkat Orang Bisa Senang (OBS).
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"Mau bukti. Nggak mungkin dong, dipanggil ke sini. Mending kita ke sana aja. Masak gue boong," sergah Riko. Setelah hampir satu jam kami asyik menghabiskan beberapa gelas minuman di HRC, akhirnya kami memutuskan untuk hengkang. Sayangnya, saya mesti siaran dulu sekitar satu jam, jadi terpaksa saya berangkat menyusul. "Lo boking duluan, gue nyusul. Biasalah, gue mesti siaran bentar. Swear, gue pasti datang," tegas saya. "Ok. Beneran ya. Awas lo nggak nyusul," sergah Riko. Kami pun berpisah di pelataran parkir. Mobil Riko ditinggal dan dia memilih berangkat dengan Chandra yang masih saja setia dengan Terano hitamnya.
BLUE SAUNA EROPA TIMUR
besar dibanding bangunan di sekitar. Bagaimana tidak? Gedung MS itu, kabarnya, dibangun dengan menggabungkan 10 ruko sekaligus menjadi satu. Pantas memang kalau MS tampak mewah, dari luas sampai interior bangunan gedung. Letaknya persis berada di seberang sebuah mal perbelanjaan yang menyediakan aneka keperluan sehari-
hari. Saya
langsung
menuju
ruangan
"home
theatre". Di pintu masuk, saya disambut dua resepsionis wanita yang dengan ramah menyilakan saya masuk. Sebelum sampai di ruangan karaoke, saya melintasi sebuah lobby yang dilengkapi sarana restoran. Restoran itu tampak ramai oleh tamu laki-laki dan wanita. Biasanya, di resto inilah sejumlah tamu memilih menghabiskan
waktu
dengan
sekedar
minum-minum
dan menikmati hidangan yang tersedia sambil menunggu teman, order ruangan karena "waiting SAYA tiba di MS sekitar pukul 21.00 WIB. Ketika saya telepon via ponsel, Chandra mengatakan sudah "stand by" dengan Riko di dalam ruangan "home theatre". Saya langsung memarkir mobil di depan gedung MS yang tampak mentereng. MS sendiri berada di antara bangunan yang dijadikan sebagai restoran dan pertokoan. MS memang tampak lebih mentereng dan jauh lebih
list" sampai sekedar cuci mata memelotoli sejumlah LC cantik yang mondar-mandir. Saya diantar seorang pramusaji menuju ruangan yang ditempati Chandra. Ruangan karaoke yang tersedia di MS ada di semua lantai. MS scndiri bangunannya terdiri dari empat lantai. Rupanya, Chandra menempati ruangan "home theatre'' yang berada di lantai dua. Di MS sendiri
I JAKARTA UNDERCOVER 2
fasilitas yang diberikan adalah home theatre, sauna dan shiat-su. "Lama bener. Mampir ke mana dulu lo?" tanya Chandra begitu melihat saya masuk ruangan. Saya pikir, MS itu adalali sebuah klub malam yang di dalamnya ada fasilitas disko, karaoke atau resto. Tapi, ternyata MS lebih pas disebut sebagai klub kebugaran dan rileksasi. Ruangan di "home theater" itu tersebut sedikit lemaram. Sebuali layar besar berada di tengah, nyaris menempel pada dinding. Alunan merdu lagu My Way baru saja berakhir dan berganti dengan lagu No Me Ames. Chandra bersama Riko duduk santai di sofa hitam. Di atas meja terhidang sebotol Jack Daniels atau biasa disebut "jackdi" lengkap dengan Coca Cola dan es batu. Juga ada beberapa piring makanan kecil dan dua piring besar buah-buahan segar. Rupanya, Chandra dan Riko sudah menghabiskan setidaknya lima sampai enam buah lagu. Makanya, begitu saya datang, Chandra sudah bersiap-siap mencari penghangat dan pemanas suasana. "Lo berdua pacaran ya. Mana wanitanya? Katanya lo member-nya. sini. Garing2 nih suasananya," ledek saya.
BLUE SAUNA EROPATIMURl
"Sabar dong. Gue kan nungguin lo," balas Riko. Tanpa banyak basa-basi Chandra dan Riko langsung memanggil pramusaji yang bertugas. Tapi saya lebih dulu punya permintaan. Menurut saya, kalau wanila escort-nya pribumi, sudah bosan. Makanya, mesti yang lain, ya apalagi kalau bukan gadis-gadis dari Eropa Timur itu. "Lo tenang aja. Kita pesan satu-satu. Chan, lo pesan sekarang dong," ceplos Riko disambut dengan tawa Chandra. Untuk beberapa saat lamanya, Chandra keluar ruangan meninggalkan kami. Saya tak heran, sebagai sosok yang sehari-hari menggeluti bisnis advertising yang sudah lama mengenal dunia dugem Jakarta, Chandra tentu saja mengenal dengan baik "orang-orang" di MS. Dari tingkat staf, manager sampai owner. Hanya butuh waktu tak lebih dari 10 menit, Chandra sudah kembali ke tempat duduknya. Bibirnya menyungging senyum senang. Dengan langkah lebar, Chandra memandang ke kami dan bersantai di sofa. Chandra langsung meneguk segelas jackdie dengan Coca-Cola dan es batu. Tentu saja, Chandra tak mau minum sendirian, dia mengajak kami ber-toast bersama.
2 Istilah "garing" sering digunakan anak-anak gaul di Jakarta untuk mengekspresikan sesuatu yang bersifat basi dan tidak mengasyikkan.
7
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
Kami akhirnya meminta operator untuk memutar lagu-lagu berirama slow. Hanya sekali dua kali, saya menyempatkan diri menyanyikan lagu Indonesia yang lagi populer. Dari pintu masuk muncul seorang wanita
BLUE SAUNA EROPA TIMUR |
kencan seks kalau ruangan tidak menyediakan fasilitas kamar tidur. "Kencan seks-nya bukan di sini. Tapi di lantai tiga. Kan judulnya kita ini mau shiat-su atau sauna," jelas Riko dengan bersemangat.
berpakaian rapi. Umumya sekitar 40 tahun lebih.
Ternyata, home theatre itu bagi sebagian
Di dada sebelah kanan, tertulis namanya: Lili.
tamu di MS dijadikan sebagai tempat untuk
Dia menghampiri kami yang masih saja asyik
memilih gadis pemijat yang akan menemani di
minum-minum.
kamar atau di sauna. Jam di dinding sudah me-
"Pak Chandra, mau milih di sini atau ke
nunjuk pukul 21.45 WIB, di ruangan karaoke
ruang display atau mau lihat foto aja?" tanya Lili.
ada sekitar lima gadis Uzbek, dua dari Tajikistan
Oh, rupanya Lili ini menjadi salah satu koordi-
dan dua lagi dari Rusia. Mereka berdiri di depan
nator gadis-gadis Eropa Timur di karaoke MS.
kami sambil menebar senyum. Kemudian mereka
Menurut Lili, malam itu, stok paling banyak
mengenalkan diri satu per satu. Buat saya, ini
adalah gadis Uzbekistan, Filipina, Thailand dan
pemandangan yang menakjubkan karena mereka,
tentu saja, gadis-gadis lokal. Gadis asal Tajikistan
terus terang, punya wajah cantik dan badan seksi.
ada sekitar tiga orang, sementara dari Rusia ada
Saya bingung, mana yang Uzbek, mana yang
dua orang.
Rusia atau mana yang berasal dari Tajikistan.
"Saya bawa langsung ke sini saja ya Pak Candra, Pak Riko."
Habis, semuanya tidak ada bedanya. Baik dari warna kulit, rambut, postur tubuh dan gaya bica-
"Iya, Mami Li. Bawa ke sini aja. Sama aja
ranya. Mau nggak mau, saya hanya berulang kali
kan. Yang Uzbek, Tajikistan sama Rusianya
bertanya sama Riko. Kata Riko, dari mana saja
saja," sergah Riko.
sama, yang penting judul besarnya satu: Eropa
Untuk sesaat saya kembali mengamati keadaan "home theatre". Hanya ada sofa dan meja lalu kamar mandi. Nah, bagaimana mungkin ada
Timur. "Udah lah. Sama aja kan. Uzbek kek, Tajikistan kek atau Rusia, sama-sama cantiknya kan.
JAKARTA UNDERCOVER 2
Udah, pilih aja satu yang paling oke," ceplos Riko enteng. Beruntung di antara gadis-gadis itu ada yang berambut sedikit agak kehitaman. Dan buat saya, gadis itu yang paling menarik. Postur tubuhnya di atas 170 cm, badan agak sintal dan tidak terlalu kutilang (kurus, tinggi dan langsing). Chandra dan Riko, rupanya lebih suka dengan dua gadis yang berambut blonde. Gadis yang bersama saya itu mengaku bernama Zena. Sementara yang dua lainnya bernama Alisa dan Yala. Zena mengaku asli dari Rusia, sementara Alisa dan Yala sama berasal dari Uzbekistan. Selain memiliki rambut agak kehitaman, ternyata Zena memiliki bentuk bibir yang sering diibaratkan orang dengan delima yang sedang merekah. Gaya bicaranya enak, murah senyum dan ramah. Sementara Alisa berambut pirang lurus, tinggi semampai dan bermata agak bulat. Wajahnya berbentuk oval dengan bibir tipis berlapiskan lipstik merah. Yala sendiri berambut merah kecokelatan. Rambutnya dibiarkan terurai. Badannya sedikit berisi, bahkan lebih pas disebut sintal. Sekilas tidak beda jauh dengan Zena. Tidak setinggi Alisa tapi mempunyai badan seksi. Baju ketat melekat dengan belahan V yang dikenakan Yala, kelihatan serasi dan jelas memperlihatkan
10
BLUE SAUNA EROPA TIMUR
sex appeal-nya yang pasti menggoda setiap mata lelaki. Zena juga tak kalah seksinya dengan baju celana jins dan kaos ketat pendek yang memperlihatkan bagian pusarnya. Kami akhirnya memutuskan untuk bersantai dulu di home theatre sebelum memutuskan untuk ber-sauna atau pijat shiat-su. Setelah untuk beberapa saat lamanya bercakap dengan mereka, saya baru sadar, kalau sedari awal mengobrol, Zena, Alisa dan Yala, selalu menggunakan bahasa Inggris. Dialeknya tampak terdengar aneh di telinga saya. Dan terus terang, soal dialek ini membuat saya susah payah mencoba memahami apa yang mereka ucapkan. Beruntung di "home theatre" itu, aktivitas yang terjadi pada akhirnya hanya sekedar minum, ngobrol seperlunya dan menyanyi rame-rame. Uniknya, para gadis dari Eropa Tirnur ini pun tidak jago bernyanyi. Zena misalnya dua kali menyanyikan lagu Zombie, sementara Alisa dan Yala dengan fals-nya mencoba menyanyikan lagu Desperado.
BLUE SAUNA, BLUE SHIATSU. Perlahan tapi pasti, suasana tambah hangat dan merambat panas. Berulang kali, kami saling bertoast ber11
JAKARTA UNDERCOVER 2
BLUE SAUNA EROPA TIMURI
sama. Tiga-empat gelas minuman tertenggak habis
ternyata di MS juga disediakan fasilitas "privatesauna" untuk para tamu yang menginginkan pelayanan "nafsi-nafsi". Ya, adanya di kamar kelas VIP itu tadi.
dalam hitungan menit. Kurang dari satu jam, kami sudah kerasukan hawa alkohol yang mulai terasa panas di perut. Wajah Zena, Alisa dan Yala pun tampak mulai memerah. Makanya, Chandra dan Riko segera mengajak ke kamar shiat-su. "Gue udah lumayan berat nih. Gue duluan shiat-su ya," ucap Riko dan langsung mengajak Yala pergi. Chandra dan saya pun segera menyusul lima menit kemudian. Betul juga apa yang dikatakan Riko. Kalau terlalu lama di "home theatre", pastinya aktivitas minum-minum akan berlanjut terus. Sementara jam Guess di lengan kiri saya sudah menunjuk pukul sepuluh lewat lima menit. "Ntar gue mesti pulang ke rumah. Bini gue lo tau sendiri cerewetnya minta ampun," kilah Chandra yang sudah berumah tangga selama empat tahun dan dikaruniai satu orang putra yang masih bersekolah di kelas 2 SD. Chandra sudah memesan ruangan kelas VIP di lantai satu. Rupanya, kamar VIP ini selain beriungsi sebagai ruangan untuk ber-shiat-su juga dilengkapi kolam sauna. Tentu saja bukan kolam sauna yang biasa dipakai bersama tamu-tamu lainnya, tapi "private-sauna". Saya baru sadar kalau 12
Kamar yaiig kami tempati, letaknya saling berdekatan. Chandra dan Riko malah berada berdampingan di lorong sebelah kiri dan hanya dipisahkan oleh satu kamar. Sementara saya sendiri berada di deretan tengah, di lorong sebelah kanan. Kamar-kamar itu tidak ada namanya, hanya ada nomor unit yang menggantung di depan pintu. Kamar VIP yang saya tempati luasnya sekitar 4x6 meter persegi. Dengan fasilitas sebuah ranjang, dua kursi, satu meja yang dilengkapi kaca cermin dan laci besar—untuk menyimpan sprei, handuk dan kimono, serta ada kamar mandi yang di dalamnya ada kolam mini untuk ber-sauna. Hawa sejuk AC mestinya bisa membuat suasana di dalam kamar terasa nyaman dan mengenakkan, sedikit terganggu dengan uap hangat yang keluar dari kolam sauna. Zena sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Ranjang sudah dilapisi sprei warna putih. Sementara handuk dan kimono sudah diletakkan di atas meja. Zena tampak tidak terburu-buru. Malah, dia minta ijin untuk menyalakan sebatang 13
JAKARTA UNDERCOVER 2|
rokok Virginia Slim. Zena duduk di kursi sementara saya memilih bersantai di atas kasur. Landman musik terdengar lamat-lamat dari speaker yang ditempatkan di dinding kamar. "Mandi dulu ya. Abis mandi, baru 'mandi' yang lain," ujar Zena manja dengan bahasa Inggris terbata-bata dan beberapa kali lebih sering menggunakan bahasa isyarat. Zena menggandeng saya ke kolam sauna. Tanpa banyak kata, dia pun dengan cekatan melepas baju di badan saya, satu per satu dan menggantungnya. Zena pun tak ketinggalan, ikut melepaskan bajunya.
IBLUE SAUNA EROPA TIMURI
tidak ada urusan "pijat-memijat" dalam arti sebenarnya. Yang ada hanya "pijat" dalam arti kencan seks, one short time, lain tidak. Menariknya, sebelum tahapan kencan seks dimulai, lebih dulu dia menyiapkan kondom yang dia keluarkan dari balik kantung celananya. Kondom itu, akunya, memang sengaja dia bawa sendiri, meskipun di MS ada "office boy" yang nyambi jualan kondom. Zena bahkan menolak menggunakan kondom yang dibawa oleh tamunya. "No condom, no sex!" Begitulah kalimat
Pesta pun segera dimulai. Di kolam sauna
tegas yang dikatakan Zena ke setiap tamu yang
itu, Zena tak ubahnya seorang perawat bayi yang
membokingnya. Dia lebih merasa aman dan
baik dan cekatan. Meski tidak ikut mandi seratus
nyaman membawa kondom sendiri, daripada
persen, Zena yang hanya membalut tubuhnya
yang dibawa tamu.
dengan handuk warna putih itu, membantu menggosok punggung, mengelus, menggoda dengan
"Buat aku, safe sex itu nomor satu. Kalau sakit, sudah obatnya susah, mahal lagi," tegas Zena.
cubitan dan segala bentuk pelayanan yang meng-
Tidak pada waktu terjadi "intercourse" saja
asyikkan. Prosesi "mandi" ini, berjalan sekitar
Zena mewajibkan tamunya mengenakan kondom,
lima belas menit.
tapi untuk "sex-oral" pun, tamu laki-laki wajib
"Oke. Sekarang keringkan badan dan lang-
mengenakan kondom. Rupanya, Zena cukup
sung tiduran di kasur ya," ujar Zena dengan
mafhum tentang proses virus penyakit kelamin
senyum penuh canda.
yang tidak hanya bisa menular melalui hubungan
Tiba gilirannya untuk pijat shiat-su. Jangan
intim tapi dari mulut atau "persentuhan" yang
berharap banyak untuk mendapatkan pelayanan
lain. Kencan seks yang diberikan Zena dan kawan-
pijat khas Jepang ini bersama Zena. Tentu saja,
kawannya dari Eropa Timur, dalam pelayanan, 15
JAKARTA UNDERCOVER 2 I
[BLUE SAUNA EROPA TIMUR
tentu tidak jauh berbeda dengan yang diberikan para "massage girls" yang tersebar di sejumlah tempat pijat plus. Tak ada pijat urat, yang ada
dan berbadan seksi. Begitu seterusnya. Hanya ranjang dan kolam sauna di MS yang menjadi saksi bisu waktu demi waktu.
hanya pijat aurat. Dalam hal pelayanan mungkin boleh sama, tapi dalam hal tarif, jelas berbeda. Untuk mendapatkan kencan seks plus pelayanan di VIP yang ada "private sauna"nya itu, paling tidak mesti keluar biaya sebesar Rp 2 juta. Itu angka minimal. Rp 1,5 juta untuk seorang Zena, sisanya untuk ruangan VIP-nya. Minuman dan makanan?
Paling
tidak,
untuk
makan
dan
minum harus keluar duit lagi sekitar Rp 200-300 ribuan, tergantung makan dan minumnya apa. Kalau Chandra dan Riko memesan sebotol chivaz, vodka dan black lable, berarti itu membutuhkan biaya sekitar Rp 600-700 ribu hanya untuk minuman. Tip untuk Zena? Bisa direka-reka sekitar Rp 300-500 ribu. Itu pun angka terendahnya. Sementara untuk gadis lokalnya, diperlukan biaya sekitar Rp 1 juta untuk mendapatkan kencan seks. Itu pun sudah termasuk biaya kamarnya. Mahal memang. Tapi, biarpun mahal, MS tak pernah sepi dari serbuan tamu. Dari pukul dua siang sampai sebelas malam, tamu silih berganti memasuki puluhan kamar yang tersedia dengan ditemani gadis-gadis Eropa Timur, Cina, Filipina sampai lokal yang punya wajah cantik 17
JAKARTA UNDERCOVER 2 __________________
"AFTERNOON SEX" CHINA GIRLS
SEBUAH "place of massage" yang ramai pada siang hingga sore hari. Menu populemya: gadis-gadis Cina dan ABG. Tidak biasanya, siang itu saya melajukan mobil menuju arah Monas, kalau bukan karena
AFTERNOON SEX" CHINA GIRLS
Seperti dua malam sebelumnya, kami baru saja mampir ke BC bar di kawasan Thamrin dan menghabiskan malam dengan berdisko, tiba-tiba saja pada pukul 02.00 dini hari, Ronny dengan cueknya menarik tangan saya dan langsung mengajak pergi ke sebuah karaoke di kawasan Kelapa Gading. "Temen-temen gue pada karaoke. Sewa striptis. Ikut aja lo. Nggak boleh nolak," tukasnya. Dan benar saja, tak kurang dari satu jam, kami sudah bernyanyi-nyanyi di karaoke hingga pukul 05.00 WIB.
telepon Ronny yang berdering membuyarkan tidur siang saya. Sebenarnya, saya tak begitu kaget dengan kebiasaan Ronny yang suka dengan
AFTERNOON SEX. Pukul dua siang, kami
rencana dadakan. Hanya saja, memang sedikit
melajukan mobil ke arah Mabes3 alias Mangga
aneh saja kalau di siang bolong itu Ronny meng-
Besar. Saya janjian ketemu Ronny di sekitar
ajak saya berwisata kota. Tempat yang kami tuju
Thamrin. Lantaran Ronny juga membawa mobil,
sebenarnya adalah klub TSC. Ini juga bukan kali pertama, saya dan Ronny jalan bareng. Boleh dibilang, dalam seminggu minimal tiga kali kita bertemu. Sekedar nongkrong di kafe mal pada saal afternoon tea atau clubbing ke sejumlah disko-disko Trendsetter. Tidak hanya itu, kalau lagi kumat sifat "nakalnya", Ronny tak segan-segan mengajak keliling ke sejumlah tempat hiburan malam plus-plus.
mobil saya tinggalkan di pelataran parkir Sarinah Building, Jakarta Pusat. Lima belas menit kemudian, Ronny muncul dengan mobil Cheerokee warna hitam yang menjadi "andalan" sehari-hari. Pria berbadan kurus, berambut lurus dan berusia 30 tahun itu, sehari-hari mengelola sebuah 3 Istilah Mabes sangat populer bagi sebagian masyarakat Jakarta, terutama yang terbiasa dengan "nite life"-nya. Malah, banyak orang lebih sering menyebut Mabes dibanding Mangga Besar. Mabes sendiri sudah tak asing lagi terkenal sebagai satu kawasan yang menjadi sentral tempat-tempat hiburan, siang dan malam.
18
19
JAKARTA UNDERCOVER 2
usaha di bidang onderdil mobil yang berkantor di kawasan Fatmawau, Jakarta Selatan. Dengan baju khasnya: kaos oblong, celana jins dan sepatu sport, Ronny membuka kaca jendela mobilnya dan berteriak memanggil saya yang asyik mengisap sebatang rokok, tak jauh dari kios kaki lima. " langsung cabut aja yuk. Mobil lo parkir di sini aja." "Kita mau ke mana sih?" "Ke TSC. Kan kita pernah ke sana, beberapa bulan lalu," jawab Ronny yang langsung tancap gas. "Ngomong kek dari tadi. Gue pikir mau ke mana." Dari arah Thamrin, mobil melaju lurus ke arali Mabes. Rupanya, Ronny lagi kangen dengan sebuab panti pijat plus yang ada di kawasan yang tak pernah mati selama 24 jam penub itu. Panti berinisial TSC yang sudah cukup lama menjadi salah satu tempat pelesir cinta yang selalu ramai dikunjungi para laki-laki yang ingin menuntaskan hasrat biologisnya. Begitu masuk kawasan Mabes, kami berbelok ke sebuah kawasan bernama LKSR. Kawasan atau lebih pasnya disebut sebagai kompleks ini, sudab tak asing bagi warga Jakarta. Di sini, menjadi "pasar gado-gado" yang dihuni aneka toko,
"AFTERNOON SEX" CHINA GIRLS
diskotek, panti pijat, sauna, salon, hotel sampai mal. Tak perlu repot-repot mencari panti TSC, karena sebelumnya kami sudah pernah mampir. Tempatnya berada satu bangunan dengan mal di LKSR. Makanya, kami langsung membawa mobil masuk ke pelataran parkir mal di lantai 4, persis berada di depan sebuah diskotekkaraoke. "Kita lewat mana ya? Gue rada lupa." "Tinggal turun satu lantai, lewat tangga. Payah lo all. Masak lupa," sergah Ronny. Panti TSC sudah ada di depan mata ketika kami sampai di tangga ujung. Sebenarnya, TSC bukan murni panti pijat. Sebutan yang tepat adalah kafe-resto. Ruangan utama TSC tak ubahnya seperti kafe yang di dalamnya terdapat panggung, bar dan meja-kursi serba bulat dengan pencahayaan nyaris remang-remang. Tak heran, meski suasana di luar masih terang benderang, di dalam TSC tak ubahnya seperti malam. Musikmusik disko yang terus mengalun tak ada henti, menambah suasana jadi semarak. Para pramusaji sibuk hilir mudik melayani pesanan para tamu. Hampir jam tiga sore, kami memilih duduk di kursi tak jauh dari bar. Suasana tampak ramai. Pemandangan paling menarik yang kami temu-
JAKARTA UNDERCOVER 2
_______________ ["AFTERNOON SEX" CHINA GIRLS _________________
kan, tentu saja, banyaknya gadis-gadis berkeli-
Yang menarik dari TSC dibanding tempat-
aran di ruangan kafe. Malah, jumlahnya jauh
tempat lain yang juga menawarkan pelayanan
lebih banyak dibanding tamu laki-lakinya.
seks serupa adalah soal jam operasional pela-
4
satu. Bir-nya satu." Ronny
yanan. TSC selama ini memang dikenal karena
langsung memesan minuman kepada seorang
hanya ramai pada siang dan sore hari. Semen-
pramusaji laki-laki berseragam warna ungu.
tara malamnya, TSC memilih tutup lebih awal,
"Long Island
"Kita santai aja. Biar nggak salah pilih cewek,"
tak lebih dari jam 9 malam. Di atas jam itu, stok
Ronny berbicara sambil mendekatkan mulutnya
gadis kencan yang tersedia relatif lebih sedikit dan
ke telinga saya. Maklum, suara musiknya lumayan
tidak banyak pilihan. Padahal, sejumlah panti
gaduh.
pijat plus yang tersebar di kawasan Kota dan
Sebagian dari "gadis kencan" yang belum
Mabes selain ada yang buka selama 24 jam, keba-
mendapatkan tamu, memilih duduk bergerom-
nyakan tutup di atas jam 11 malam. Makanya,
bol di kursi panjang tak jauh dari pintu masuk.
tak perlu heran kalau sore-sore "live music" yang
Mereka yang sudah diboking, asyik menemani
biasanya kebanyakan bisa ditemukan pada malam
tamunya bercengkerama sambil minum-minum.
hari di sejumlah tempat hiburan, sudah ada di
Sementara para "mami" sibuk menawarkan "anak
TSC. "Brand image" TSC sebagai tempat pelesir
didik"nya ke sejumlah tamu laki-laki yang belum
cinta yang hanya ramai pada siang dan sore hari
juga mendapatkan pasangan kencan. Inilah pro-
itu, sudah bertahun-tahun melekat di telinga para
sesi pilih-memilih berlangsung.
laki-laki hidung belang.
Beberapa menit berlalu, di panggung sudah
Tidak hanya itu, faktor lain yang membuat
siap sedia para personil band. Lagu pertama,
TSC selalu ramai adalah karena menu gadis-gadis
My Way yang dinyanyikan dengan berduet, ter-
Cina dan ABG alias "anak baru gede" selalu ter-
lewat sudah. Seorang "mami" menghampiri kami
sedia. Yang satu ini, menjadi daya tarik tersendiri
yang tengah asyik menikmati lagu dan menye-
yang luar biasa. Tak perlu repot mengidentifikasi
ruput minuman.
mereka. Karena setiap saat, para tamu bisa dengan leluasa mengamati gerak-gerak mereka dari ujung
4 Sejenis minuman cocktail beralkohol. Terdiri dari campuran gin, vodka, tequila, bacardi (white nun), triple sec, sweet sour dan coke. Di kalangan bartender terkenal juga dengan sebutan "5 Putih".
______________ ["AFTERNOON SEX" CHINA GIRLS _________________
rambut sampai ujung kaki. Kalau masih belum yakin juga, tinggal bertanya detail pada "mami"-nya. "Lo mau yang Cina atau yang berdada besar. Kan gue tahu banget, yang 36 B itu selera lo abis. Ha...ha...ha...," ledek Ronny dengan terbahak. "Kalo gue, lo tau selera gue," sambung pria yang sebenarnya sudah beristri tapi mengaku lagi pisah ranjang. "Ya. Lo maunya pasti cewek Cina." "He, he, he...tau aja lo."
cm, berbadan agak langsing, rambut hitam lurus di bawah pundak dan bermata sipit Yenny, terus terang, berbadan agak sedikit berisi, dengan tinggi badan tak lebih 160 cm, bermata bulat dengan rambut sedikit ikal yang dicat kecokelatan. Mudah ditebak, Alin seperti yang diinginkan Ronny adalah gadis Cina keturunan. Berbeda dengan Yenny yang katanya mengaku asli dari Jakarta. Alin mengaku bekerja di TSC sudah 9 bulan di bawah naungan Mami San. Yenny sendiri statusnya adalah gadis "freelancer" yang kerjanya tidak terikat dengan jam kerja. Memang, selain
GADIS CINA & ABG. Para "gadis kencan"
terdapat puluhan gadis kencan yang statusnya
yang tersedia di TSC memang amat beragam.
pekerja tetap, di TSC juga banyak dilaroni gadis
Tapi yang paling menjadi incaran sejumlah tamu
"freelancer". Jumlahnya hanya beberapa orang
yang datang, ya itu tadi, apalagi kalau bukan gadis
dan jalur masuknya tetap di bawah kontrol para
Cina dan ABG-nya.
mami. Di TSC sendiri, ada tiga mami tetap yang
Suasana makin ramai. Sudah hampir sete-
membawahi tak kurang dari 25 orang gadis.
ngah jam, panggung terisi dengan aksi para pe-
"Alin dijamin oke seivice-nya. Yenny juga
nyanyi. Mami membawa dua orang yang menjadi
nggak kalah lho," bisik Mami San kepada kami.
pilihan kami. Seperti biasa, daripada susah memi-
Biasalah, para mami memang sering menonjol-
cingkan mata, melirik kiri kanan, mencari-cari
kan "anak didik"nya dengan berbagai pujian.
gadis kencan yang paling oke, mendingan lang-
Namanya juga jualan, mami tak ubahnya seorang
sung order saja pada mami. Gadis pertama mengenalkan diri sebagai Alin. Sementara gadis kedua bernama Yenny. Alin berusia sekitar 20 tahun dengan tinggi 162
salesgirl yang mesti mempromosikan barang dagangannya dengan jitu dan strategis. "Tambah lagi minumnya, Bang." Alin membuka pembicaraan dengan menawarkan minum.
I JAKARTA UNDERCOVER 2
| "AFTERNOON SEX" CHINA GIRLS
Nada suaranya terdengar ramah dan sikapnya yang
"Namanya juga usaha. Itung-itung cari penga-
sedikit malu-malu itu, malah membuat Ronny
laman," tukas gadis yang dalam seminggu biasa-
jadi blingsatan.
nya hanya 3-4 kali "mampir" ke TSC, bekerja
"Bang, aku boleh pesen Black Label coke?"
paruh waktu, sekitar 3-4 jam-an.
Giliran Yenny yang dengan spontan memesan
Ronny yang tampak mulai enjoy dengan Alin,
minuman kebangsaannya itu begitu kami meng-
tak mau berlama-lama lagi. Keduanya memu-
iyakan.
tuskan untuk segera menyelesaikan transaksi. Alin
"Black Label coke, dobel. Satu ya," order-
mengajak Ronny hengkang dan berjalan menuju
nya kepada pramusaji wanita yang berdiri tak jauh
ke arah pintu masuk. Di sebelah kanan, selain
dari meja kami.
terdapat toilet, temyata juga ada satu pintu lagi.
Sementara di atas panggung, para penyanyi
Pintu itulah yang menjadi akses masuk menuju
masih saja melantunkan lagu-lagu yang diminta
ruangan yang di dalamnya ada sedikitnya 10-15
sejumlah tamu, kami mulai terlibat pembicaraan
kamar.
ringan dengan Alin dan Yenny. Selama kurang
"Kalau lagi rame, biasanya ngantri. Nunggu
dari lima belas menit, kami mendengar cerita Alin
komando dari Mami dulu, baru bisa masuk," jelas
yang dengan terus terang mengatakan, belum
Yenny.
pemah pergi ke "tanah leluhur"nya meski dia
Beruntung sore itu, tamu yang datang ke
berdarah Cina. Katanya, dia lahir dan besar di
TSC tidak terlalu ramai. Biasanya, kalau hari
Jakarta. Orang tuanya sehari-hari mengelola se-
Sabtu dan Minggu, kamar yang tersedia sering
buah toko kecil.
kali "over-load". Jadi tamu harus sabar menunggu
Yenny sendiri tanpa malu bercerita kalau
giliran.
pernah mengikuti beberapa casting untuk iklan, klip dan sinetron. Beberapa kali pernah kebagian peran figuran di beberapa sinetron. Meskipun
TIDAK ada pelayanan pijat spesial yang
hanya numpang lewat, dengan nada penuh per-
ditawarkan di TSC. Yang ada hanya transaksi seks
caya diri, Yenny bercerita panjang lebar ihwal
belaka, lain tidak. Menu gadis Cina dan ABG-lah,
pekerjaan sampingannya itu.
yang akhirnya menjadi daya jual utama yang
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
menarik tamu untuk ber-"wisata birahi", one short time. Lagi pula, dari sisi harga sangat terjangkau oleh kantong-kantong laki-laki yang sebulan ratarata bergaji di atas Rp 2 juta. "Sewa kamarnya Rp 50 ribu, langsung dibayar di kasir. Untuk ceweknya Rp 200 ribu, belum termasuk tip," ccplos Yenny. Jadi, kalau dihitung-hitung, untuk mendapatkan kencan sejaman dengan gadis-gadis TSC, setidaknya butuh modal sekitar Rp 400-500 ribu. Maklum, sebelum sampai pada tahap transaksi seks, setiap tamu mau tidak mau meski menunggu paling tidak setengah jam. Dan rasanya tidak mungkin kalau selama dalam proses menunggu itu hanya diam duduk bengong di kursi tanpa memesan minum. Belum lagi, kalau gadis kencan yang di"boking" juga rajin order minuman beralkohol. "Masuk yuk, Bang. Biar temannya nggak lama nunggu kalo udah kelar," ajak Yenny. Sore pun berlalu dengan cepatnya. Kalau sebagian orang Jakarta ada yang menghabiskan sore dengan menikmati afternoon tea atau coffee time di kafekafe mal, di TSC puluhan laki-laki terlena dalam hangatnya pelukan gadis-gadis seksi dengan pelayanan afternoon sex-nya.
TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCH
"TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCH
SEBUAH klub menggelar pertunjukan penari tangju di siang bolong, di ruang pribadi. Pengunjungnya, sebagian besar orang kantoran. "Sex after lunch". Istilah yang juga populer dengan sebutan Bobo-Bobo Siang (BBS) ini, bagi sebagian komunitas masyarakat urban di Jakarta, sudah jadi tren yang mewabah. Tidak saja di kalangan esmud laki-laki tapi juga wanita. Dalam praktiknya, sex alter lunch itu tidak melulu menjadi perilaku yang melibatkan hubungan personal, entah terlibat dengan teman sekantor atau kencan dengan selingkuhan pada saat jeda jam makan siang. Dalam skala yang lebih luas, sex after lunch bagi sebagian laki-laki yang terbiasa dengan faham ini, ternyata melebar pada kecenderungan untuk mengaktualisasikan sex after lunch dalam bentuk "jajan" atau pelesir ke tempat-tempat liburan plus. 29
_________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 I ____________________
Sudah jadi rahasia umum sebenarnya, kalau sejumlah tempat hiburan plus yang tersebar di tiap sudut Jakarta, beberapa di antaranya letaknya berada di antara gedung-gedung perkantoran. Tidak saja berdampingan, tapi ada juga yang menyatu dalam satu gedung. Tak heran memang, kalau tempat pelesir cinta di Jakarta sekarang ini, telah hadir di tengah-
"TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCHl
sambil melahap aneka menu pilihan dari lokal sampai Eropa, di tengah-tengah ruangan meliuk penari-penari tangju (tanggal baju)5 yang setiap saat menunjukkan aksi-aksi panas dan siap menerkam kliennya dengan aneka "service" yang amat beragam; dari oral seks, "hand service", "hand roll" sampai layanan "intercourse" (persetubuhan).
tengah ruang publik, dalam pengertian yang seluas-luasnya. Kata orang, di tiap sudut kota Jakarta, telah hadir tempat-tempat pelesir cinta. Begitu mudahnya sampai-sampai ada yang bilang jalan ke kiri ada striptis, jalan ke kanan ada "massage plus", putar balik, eh... ada karaoke dengan lady escort-nya yang siap dengan layanan seks, dan maju ke depan, ada hotel plus, sauna plus dan sebagainya. Beberapa tempat pelesir cinta ini, tidak semua menjalankan operasinya di waktu malam saja, tapi ada juga yang buka di siang bolong. Tamu yang datang, meskipun tidak seramai di waktu malam, tetap menggeliatkan siang Jakarta yang sudah panas. Di sejumlah tempat hiburan yang menawarkan jasa pelayanan seks, berceceran keringat di ruang tertutup, seperti yang terjadi di klub KB, ketika siang menjemput dan puluhan laki-laki berpacu dengan menu makan siangnya
PELAYANAN GADO-GADO. Klub KB sebenarnya terkenal sebagai tempat hiburan gado-gado yang memadukan sarana biliar, kafe, music lounge dan karaoke. Sejak beroperasi sekitar tahun 1997, KB lebih populer sebagai kafe. Klub yang berada di bilangan Sudirman itu selama hampir kurang lebih 6 tahun beroperasi, tak pernah sepi dari geliat napas manusia yang haus akan refreshing dan rekreasi. Bagi saya sendiri, berada di klub KB terasa begitu menyenangkan, dan rasa-rasanya enggan untuk meninggalkan tempat yang menyediakan aneka fasilitas hiburan tersebut. Di KB ada beberapa fasilitas yang bisa dinikmati para tamu; dari biliar, kafe, lounge sampai karaoke. 5 Islilah penari tangju ini sering saya gunakan tiap kali menulis kolom Nitelife dari tahun 2002-2003 di majalah Male Emporium (ME), yang artinya sama dengan penari slriplis.
31
_______________ JAKARTA UNDERCOVER 2 ______________
Sudah lebih dari 2 tahunan ini, saya selalu menyempatkan diri mampir di klub KB. Entah sckedar menjalani rutinitas nongkrong bersama scjumlah teman dengan bermain biliar sampai menikmati sajian live music yang ada di kafe. Pada malam-malam gaul, KB memang sering dijadikan sebagai ajang transit sebelum akhirnya melanjutkan clubbing ke sejumlah kafe-diskotek trendsetter. Tak heran, kalau pada Rabu, Jumat dan Sabtu malam, KB selalu ramai pada pukul 21.00 WIB sampai 00.00 WIB. Tengok saja ketika malam mulai menjemput, Di arena biliar, puluhan tamu laki-laki dan wanita saling asyik menyodok bola demi bola. Candatawa menyeruak di antara lantunan musik-musik disko. Puluhan wasit dan pramusaji hilir mudik di sekitar meja yang jumlahnya lebih dari 40 buah itu. Cahaya lampu yang tergantung di atas meja biliar, membias menerangi ruangan yang dialasi karpet warna cokelat tua itu. Sementara di kafe yang letaknya berada di samping ruang lobby, terdengar lagu-lagu yang dibawakan "home-band''; dari lagu mancanegara sampai lokal. Pada hari biasa, kafe tersebut memang tidak terlalu ramai. Biasanya pada Jumat dan Sabtu malam, baru tampak geliat keramaiannya.
|"TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCH
Suasana di kafe itu, tampak sedikit berbeda dengan apa yang terjadi di music lounge yang berada di lantai dua. Di area music lounge, sekitar pukul 20.15 WIB malam itu, tampak puluhan laki-laki tengah asyik duduk santai ditemani pasangan wanitanya. Lagu-lagu berirama latin, melantun detik demi detik. Di sebuah sola panjang warna hitam, puluhan wanita dengan dandanan seksi duduk santai sambil terus mengamati tiap ada tamu laki-laki yang datang. Di music lounge, nyaris selalu ramai pada malam hari. Di area ini, para tamu bisa ber-rendezvous dengan sejumlah lady-escort (LC); sekedar berkenalan, bercakap ringan sampai menenggak beberapa gelas minuman sebelum akhirnya berlanjut ke ruang karaoke. Dengan bebas, setiap tamu bisa memelototi puluhan LC yang duduk santai di sofa panjang dan menebar pesonanya. Beberapa staf, mami atau papi di klub KB yang bertugas dan stand-by di sekitar ruangan, akan memberikan pelayanan ramah. Malam itu, saya bersama dua teman saya, sebut saja Raymond, 33 tahun dan Zack, 28 tahun (keduanya bukan nama sebenarnya). Cukup lama saya kenal mereka dan sering kali kami menghabiskan waktu di klub KB. Paling sering, kami lebih suka berada di arena biliar; sekedar iseng
I JAKARTA UNDERCOVER 2
sambil menunggu saat-saat jam "clubbing" ditabuh
"TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCH
sampai taruhan kecil-kecilan. Lagi pula, area biliar
"Mau mampir ke kafe dulu atau langsung ke karaoke?" tanya Zack.
yang luas dan saban malam tak pernah sepi itu
"Di kafe mau 'nyodok' apaan. Entar lama
memang mengasyikkan sebagai ajang nongkrong.
lagi. Langsung ke karaoke aja," tegas Raymond.
Nah, sesekali ketika punya hajalan atau ingin mencari sensasi rekreasi yang yang berbeda, beberapa teman memilih karaoke sebagai pelabuhan
TANGJU MALAM & SIANG. Kami berjalan
terakhir. Seperti malam itu, di penghujung Januari
menaiki tangga dari besi. Suasana sedikit temaram.
2003, kami yang sudah bosan menyodok bola
Musik yang diusung DJ masih saja terdengar
biliar selama 1 jam-an, akhirnya sepakat untuk
mengisi seisi ruangan. Baru ketika kami sampai
naik ke lantai tiga.
di lantai dua, musik hanya terdengar lamat-lamat.
"Ke karaoke aja yuk. Boring nih nyodok
Kami disambut pramusaji laki-laki yang menyi-
bola melulu, mending nyodok yang lain," seloroh
lakan kami menempati kursi di ruang lounge
Raymond. Kami pun menuju ke lantai atas setelah membereskan tagihan meja. Kami berjalan menuju pintu keluar yang letaknya berada di samping bar. Pintu keluar itu tertutup tirai hitam panjang. Begitu terbuka, akan terhampar pemandangan ruang lobby yang lumayan besar. Dua resepsionis di bawah siraman lampu terang memasang senyum manisnya; menyambut tiap tamu yang datang. Di samping kiri terdapat arena biliar lagi khusus tamu VIP, sementara di samping kanan terlihat dua penyanyi wanita tengah beraksi di atas panggung. Beberapa tamu ikut bergoyang di depan panggung.
yang kosong. Seperti yang digambarkan di atas, di lounge inilah kami bisa bersaiitai sejenak sambil melihat-lihat sejumlah LC yang ingin dikencani sambil menikmati sajian live music. Kami hanya sejenak duduk sambil menunggu ruangan karaoke yang kami order. Setelah satu lagu berlalu, kami pun segera beranjak. Ruangan karaoke sudah tersedia dan siap ditempati. Kami memasuki lorong ruangan memanjang dengan cahaya temaram. Dinding ruangan bercat biru menyatu dengan caliaya bias lampu neon yang redup. Di kiri kanan terdapat kamar-kamar karaoke yang tertutup rapat Beberapa pramusaji tampak stand-by menunggu order. Ruangan-
34
["TANGJU" & "HAND-ROLL'' SERVICE AFTER LUNCH |
I JAKARTA UNDERCOVER 2
ruangaii itu masing-masing bertuliskan nama-nama
modus operandi boking, tamu dibiarkan memilih
jenis aliran musik. Kami menempati ruangan
LC di ruang lounge, kalau tidak begitu, tamu
"Classic Rock" yang letaknya berada di paling
dipersilakan menyeleksi gadis kencannya lang-
ujung. Biasalah, pada jam 19.00-23.00 WIB,
sung di ruang karaoke. Mami atau papi yang
apalagi malam Sabtu, karaoke di KB selalu ramai.
bertugas akan membawa sekitar 5-10 LC atau
"Silakan, Bos. Pak Kus bentar lagi ke sini,"
penari
ke ruang karaoke secara bersamaan.
ucap pramusaji yang mengantar kami. Yang di-
Setelah sejenak ber"pose" selama kurang lebih
maksud dengan Pak Kus adalah salah seorang
5-10 menit dan tamu sudah dapat pilihan, mereka
asisten manager di karaoke yang juga merangkap
akan bubar secara bergantian. Salah satu, dua
6
sebagai "papi"
yang biasa mengatur para LC
dan stripper. Kami lumayan kenal baik dengan
atau tiga dari mereka yang terpilih, nantinya akan dihubungi mami atau papi.
Pak Kus yang hampir tiga setengah tahun bekerja
Selama kurang lebih 15 menit, kami ber-
di klub KB. Tentunya, Pak Kus mengawali karir-
santai sambil iseng-iseng berkaraoke. Kami me-
nya udak langsung menjadi asisten manager tapi
mesan beberapa gelas bir putih dan vodka orange
dimulai dengan menjadi staf biasa.
serta beberapa makanan kecil untuk cemilan.
Selain bertanggung jawab terhadap opera-
Ruangaii Classic Rock itu layaknya karaoke keba-
sional karaoke, sehari-hari Pak Kus juga sekaligus
nyakan. Ada sofa memanjang yang bisa menam-
menjadi "perantara" bagi sejumlah tamu lang-
pung 10-20 orang dan dua meja. Sebuah TV
ganan yang ingin memboking LC atau penari.
ukuran 29 inci dilengkapi dengan dua micro-
Lewat Pak Kus ini, tamu langganan tak perlu lagi
phone dan dua sound system yang menempel di
mondar-mandir.
dinding sudut kanan dan kiri. lampu bisa distel
Seperti juga malam itu, kami tak perlu lamalama memilih LC atau penari yang oke punya,
redup atau terang sekalipun. Ketika melewati lorong, sesekali kami men-
karena Pak Kus selalu memberi pilihan terbaik
dengar
musik
berdebam di
beberapa
ruang
untuk tamu-tamu langganannya. Biasanya, untuk
karaoke. Maklum, selain menjadi ajang untuk bersantai sambil menyanyi ditemani LC cantik
(i Di lentpal liburan malam dan sejumlah tempat untuk pelesir cinta seperti panti pijat, rumah penampungan, salon, sauna dan lain-lain, germo atau broker seringkali disebut papi (laki-laki) atau mami (wanita).
36
dan seksi, di ruang karaoke tersebut biasanya
JAKARTA UNDERCOVER 2
juga dipakai untuk pesta triping. Dan yang paling
Lampu di ruang karaoke masih menyala
populer adalah pesta dengan menonton penari-
sedikit terang. Ketika jarum jam menunjuk pukul
penari tangju.
21.10 WIB, Icha dan Lita menghambur ke kamar
"Selamat malam, Bos. Lita dan Icha sudah
38
mandi. Dengan santai mereka yang mengaku
siap," Pak Kus muncul dari pintu masuk.
sudah satu tahun lebih bekerja di klub KB itu,
"Bawa masuk aja, Pak Kus," pinta Raymond.
masih saja mengulum senyum manisnya.
Lita dan Icha muncul dengan senyum ramah-
"Kita mulai aja ya. Kami ganti baju dulu,
nya. Lita mengenakan baju terusan warna hitam
OK," suara Icha terdengar manja berbaur di
yang melekat di tubuh, berusia sekitar 25 tahun.
antara musik yang mengalun. Ruang karaoke yang
Rambut
putih.
mestinya menjadi tempat untuk bersantai sambil
Sementara Icha yang bertinggi 168 cm, badannya
menyanyi itu, nyaris hanya jadi pajangan. Kami
sedikit lebih berisi dengan rambut lurus sebahu.
hanya sesekali menyanyi, selebihnya terisi dengan
Mengenakan rok mini dipadu dengan jaket kulit
canda tawa, kencan, minum-minum dan yang
warna hitam dan baju dalaman "u can see" warna
pasti, menonton pertunjukan tarian tangju.
pendek
seleher
dengan
kulit
abu-abu. Usianya kami taksir tak lebih dari 22
Dari kamar mandi, Icha dan Lita muncul
tahun, berkulit kuning langsat dan bennata sedikit
dengan busana seksinya. Icha hanya mengenakan
sipil Mereka memoles wajahnya dengan make-up
baju yang menutup bagian dada dan bagian paling
yang tidak terlalu menor. Bau harum menebar
vital dari tubuhnya, sementara Lita menutup
dari tubuh mereka.
bagian bawahnya dengan kain.
"Malam, Mas Ray. Udah lama nggak ama
Lampu di ruangan berubah temaram. Layar
kita. Ke mana aja?" Icha menyapa ramah dengan
TV yang tadinya masih merelay lagu-lagu favorit
senyumnya yang khas dan langsung menggelendot
berubah menjadi tontonan sensasional dengan
manja di bahu Raymond. Lita pun langsung meng-
gadis-gadis yang menari sensual tanpa busana.
henyakkan pantatnya di sofa empuk. Sesi ramali
Musik disko menghentak. Icha dan Lita segera
tamah itu berjalan sekitar 15-20 menit diselingi
beraksi. Gampang dibayangkan, aksi tarian tangju
canda tawa dan minum-minum.
mereka dimulai dari mempreteli satu per satu baju
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
yang melekat di lubuh mereka sampai akliimya tak bersisa sedikit pun. Masih dengan goyang dan senyum penuh goda, pada sesi berikutnya, mereka mulai merangsuk maju mendekati kami. Icha mulai mendekati Raymond dan langsung menyuguhkan badannya sebagai bulan-bulanan. Sementara Lita pun tak ketinggalan ikut beraksi dengan gaya yang sama. Malah, berulang-ulang dengan sikap penuh goda dan genit, mereka mulai memainkan atraksinya. Kadang tangannya menjamah ke sekujur tubuh, kadang badannya. Bisa dibayangkan pemandangan yang terjadi. Dalam keadaan telanjang dan mulai mengalirkan keringat, mereka, maaf, begitu entengnya, secara tidak bersamaan mulai membuka celana Ray dan Zack. Sementara saya yang juga duduk di sofa yang sama, tak luput dari "sergapan" mereka berdua. Inilah tahapan untuk menarik tip. Tarian tangju itu paling banter hanya berlangsung sekitar 20 menitan, selebihnya adalah atraksi yang semua menjurus ke aktivitas seksual. Icha dan Lita meremas, mencubit, mencium dan menggoda tamunya untuk mengeluarkan tip sebanyak-banyaknya. "Nggak usah malu. Cuek aja," ujar Icha sambil tersenyum ketika ia menghenyakkan tubuhnya di atas paha Ray dan dengan santainya mulai
"TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCH|
membuka kancing baju pria yang malam itu tampak tenang-tenang saja sambil tertawa geli. "Terserah lo. Gue mau lo apain," jawab Ray, singkat. "Tapi nggak lupa tip-nya dong, Bos," rayu Icha. "Itu sih, gampang," sergah Ray. Saya dan Zack yang duduk di sebelah Ray, juga mendapat perlakuan serupa dari Lita. Yang terjadi kemudian, mudah ditebak. Pertunjukan tarian tangju itu ujung-ujungnya diwarnai aneka ragam polah tingkah yang sarat dengan nuansa seksual. Icha dan Lita dalam prakteknya, selain memberikan suguhan tarian tangju juga memberikan "kencan" yang lain seperti "no hand service", "oral sex", "hand roll service" sampai "kencan semalam". "Hand roll service" yang diberikan sejumlah penari tangju di klub KB, prosesinya lebih kepada pelayanan seks dengan menggunakan atraksi tangan. Bayangkan saja bagaimana ketika seorang pemain basket memutar dan memainkan bola di lapangan untuk sebuah eksebisi. Istilah "hand roll" ini juga mengingatkan saya dengan salah satu menu makan Jepang yang terdiri dari rumput laut, nasi, telur ikan dan sayursayuran. Cara pembuatannya dengan digulunggulung hingga membentuk bulat telur memanjang.
|"TANGJU" & "HAND-ROLL" SERVICE AFTER LUNCH| JAKARTA UNDERCOVER 2
Musik house masih saja berdebam di seluruh ruangan. Sudah hampir 2 jam-an kami menikmati aneka pelayanan yang disajikan penari tangju. Ray dan Zack akhirnya sepakat untuk segera beranjak dari ruang karaoke. "Cabut yuk. Kita dugem aja." Ray menghabiskan segelas vodka orange-nya dan membereskan tagihan yang dibawa seorang pramusaji. Icha dan Lita tampak berbinar. Kali ini, mereka sudah berganti kostum semula. Bau harum masih menebar dari tubuh mereka. "Nggak ngajak kita, Bos," Icha merajuk manja. "Ntar deh, aku telepon kalo kita berubah pikiran," jawab Ray singkat. "Handphone aktif 24 jam, kan?" kali ini Zack ikut dalam pembicaraan. "Pastinya dong. Ditnnggu lho teleponnya," Icha dan Lita berucap hampir serempak. Di kertas bon tertera angka Rp 2.300.000,-. Dengan perincian: tiga jam (minimal order) sewa ruang karaoke Rp 625 ribu, F&B {food & beverages) Rp 975 ribu dan entertainment (maksudnya 2 penari tangju) Rp 700 ribu. Biaya itu tentu saja belum tennasuk beberapa lembar ratusan ribu rupiah yang sudah berada di tangan Icha dan Lita sebagai tip. Biasanya, untuk
pelayanan "hand roll service" saja, minimal mereka mematok tip sekitar Rp 200 ribu. Dalam perjalanan menuju parkir, kami kembali melewati beberapa ruang karaoke tampaknya masih dihuni puluhan tamu. Kami sejenak saling melirik dan tersenyum bersama. Dalam hati, saya menebak-nebak apa yang terjadi di sejumlah ruang karaoke tersebut, pasunya tidak jauh berbeda dengan apa yang barusan kami alami.
yang
"Kira-kira mereka ngapain ya di dalam?" Zack iseng bertanya. "Mungkin lagi 'halo-halo bandung'7 atau lagi di 'karaoke' kali, ha...ha...," jawab Ray sambil terbahak. Ternyata, tidak saja pada malam hari KB dipenuhi tamu-tamu yang haus hiburan. Pada siang hari pun, banyak orang yang ingin menghabiskan suasana gerah dengan bersantai sejenak di ruang karaoke ditemani LC cantik atau penari tangju. Tengok saja, suatu waktu ketika jam makan siang tiba. Lokasi KB yang memang berdekatan dengan pusat niaga dan pcrkantoran, tak luput dari serbuan sejumlah laki-laki kantoran yang ingin menikmati makan siang dengan menu 7 Islilah ini kerap digunakan untuk mengidentifikasikan satu bentuk aktivitas seks yang biasa disebut "hand service".
42
43
[JAKARTA UNDERC0VER 2
makanan yang berbeda. Bukan sembarang makanan, karena menu utamanya ya itu tadi, penari tangju; minimal makan siangnya ditemani LC-LC yang cantik dan molek.
[SEKS & SURGA GEDHEK "3 NITE PARTY" _____________
SEKS & SURGA GEDHEK "3 NITE PARTY"
SEBUAH nite-club dengan bangunan megah. Tidak saja menyediakan tempat disko untuk menggauli malam hingga siang menjemput, tapi juga ada paket seks yang ditawarkan dari lantai ke lantai. Dentuman musik house terus saja mengentak di lantai empat. Ratusan pasang mata larut dalam irama yang berdentum. Seolah tak peduli dengan suara musik yang meraung-raung memekakkan telinga, ratusan orang itu terus saja bergoyang dan goyang. Padahal, jam sudah menunjuk pukul 04.00 WTB dini hari. Tapi, suasana meriah tak jua surut. Dengan sedikit menahan kantuk, saya masih saja penasaran ingin tahu sampai kapan "pesta dini hari itu" akan berakhir. Saya datang pas malam Sabtu sekitar pukul 01.00 WIB. Selama hampir tiga jam, saya bertahan di lantai empat sambil terus menyeruput segelas bir dingin. "Wah, lo mo nungguin sampe bubar? Dijamin nggak bakal kual. Pestanya baru bubar Senin 45 44
pagi atau siang," ujar Benny, yang menjadi teman "jalan" saya malam itu. "Mereka sih enak karena pake pil setan. Kalau lo nggak 'nelen', mending cabut sekarang," sambung Benny. Terus
terang,
sebenamya
saya
pun
"ngeh"
kalau party mania yang memenuhi area dance floor itu, rata-rata menggunakan "ecstasy" sebagai "santapan utama". Menjadi semacam vitamin untuk menambah stamina dan daya tahan tubuh. Hanya saja, saya tetap tak habis pikir, kalau mereka bisa tahan menggauli malam selama tiga hari berturut-turut tanpa henti.
cukup lama menjadi diskotek trendsetter bagi sebagian kalangan clubber Jakarta. Tidak hanya, mereka yang tinggal di Jakarta Barat, tapi juga anak-anak gaul dari Jakarta Selatan, Pusat bahkan Timur dan Utara. Kali pertama saya berkunjung ke SD, kirakira dua tahun lalu. Waktu itu, saya hanya seberbar melihat-lihat keadaan. Jadi, maklum kalau petualangan saya belum tuntas. Beberapa informasi yang saya dapal tentang aneka pelayanan plus yang bisa didapat di klub SD itu pun, belum secara keseluruhan saya dapat, sampai akhirnya awal Mei 2003 lalu, saya datang bersama Benny.
"Ben, mending muter-muter yuk ke lantai tiga. Kan ada live music dan bisa melihat cewekcewek cantik. Gue boring di sini," ajak saya. "Jam segini sih sudah tutup. Mendingan kita balik duluan aja. Minggu depan, kita balik lagi," tukas Benny. Dan benar saja, minggu depannya saya dan Benny memang balik lagi ke klub SD. Malam itu, kami datang sekitar pukul 23.00 WIB. Klub SD selama hampir tiga tahun terakhir, memang menjadi salah satu tempat hiburan yang boleh dibilang saat ini tengah jadi "ajang gaul" bagi komunitas parly di Jakarta. Tempat hiburan dengan konsep one-stop entertainment itu, sudah
THREE NITE PARTY. Kami sampai sekitar pukul 23.30 WIB. Tak susah menemukan lokasi SD yang berdekatan dengan jalan utama di kawasan Kota. Dari sebuah perempatan besar, kami memutar balik lalu belok ke kanan, ke sebuah gedung bertingkat yang tak pernah sepi dari geliat pedagang dan mobil-mobil yang berseliweran. Di sekitar SD juga terdapat sejumlah panti pijat dan diskotek, yang saban malam juga tak pernah sepi dari polah tingkah manusia malam.
SEKS & SURGA GEDHEK "3 NITE PARTY"
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Di pelataran parkir, mobil rapi padat berjajar.
"Siapa bilang. Kalau mau suasana sepi, ya di
Di depan pintu masuk, pctugas valet hilir mudik
sini ajang paling enak untuk ngobrol ama pasangan
mcngantar mobil tamu. Beberapa gadis dengan
kencan,"
dandanan seksi, tampak berdiri mejeng sambil
menuju lilt. Saya sebenarnya sudah udak begitu
mengulum senyum. Ada juga yang tengah me-
asing dengan aneka pelayanan yang disediakan
nunggu mobil jemputan.
di setiap lantai di SD. Masing-masing lantai me-
timpal
saya
sambil
terus
berjalan
Kami berjalan perlaban, setelah sejenak me-
mang mempunyai fasilitas dan pelayanan yang
nyerahkan kunci mobil ke petugas valet. Untuk
berbeda. Sebagai klub yang populer dengan
sejenak, saya mengamati keadaan sekeliling. Bebe-
layanan one-slop entertainment-nya, SD memang
rapa warung kaki lima yang ada di depaii SD
mempunyai paket hiburan yang beraneka ragam
tampak ramai. Sejumlah pasangan laki-laki dan
di setiap lantainya.
wanita asyik menikmati aneka sajian makanan.
Di lantai dua, tamu bisa menikmati fasilitas
memasuki
karaoke dan sauna. Tentu saja, dua pelayanan
ruangan di lantai satu. Pemandangan pertama
ini, di hampir tiap sudut Jakarta bisa ditemukan
yang kami temukan adalah sebuah restoran yang
dan mudah didapat. Tapi bedanya, fasilitas di
ramai oleh tamu. Restoran dengan cahaya lampu
lantai dua ini, tidak hanya karaoke atau sauna
temaram itu, di tiap mejanya terisi oleh sejumlah
biasa, yang isinya hanya sebagai tempat bernyanyi
pasangan yang tengah asyik berbicara. Ada juga
atau sekedar mandi air uap. Lebih dari itu, di
yang memanfaatkan keremangan untuk bermes-
karaoke tamu bisa memesan "lady escort" atau
raan kecil; sekedar memanfaatkan suasana. Ada
penari striptis. Sementara di tempat sauna, tamu
juga yang tengah lahap menyantap hidangan. Di
juga bisa melakukan hal yang sama.
Tak
sampai
lima
menit,
kami
samping restoran, terdapat arena untuk bermain
"Mau pesta pribadi juga tak masalah. Ting-
biliar. Suasana lumayan ramai. Di beberapa mcja,
gal pesan ruangan suite yang luas dan nyaman,"
tampak puluhan orang asyik menyodok bola,
tambah Benny sambil mengisap rokok putihnya.
sementara musik melantun memenuhi ruangan.
Sementara di lantai tiga, terdapat area music
"Naik ke lantai atas aja yuk. Di sini, nggak ada
lounge yang saban malam, dari pukul 22.00
yang istimewa," ujar Benny.
WIB-01.00 WIB selalu ada live music. Di area
| SEKS & SURGA GEDHEK "3 NITE PARTY" |
JAKARTA UNDERCOVER 2
music lounge ini, saban malam selalu dipadati wanita-wanita cantik. Jangan heran, kalau pemandangan yang ada, lebih banyak wanitanya daripada laki-lakinya. Dan
menariknya,
memadati
ruangan
hampir
music
semua
lounge
ini
wanita
yang
bisa
diajak
derung gelap dan hanya sinar-sinar lampu laser warna-warni yang berulang-ulang menyebar ke seluruh ruangan. Sementara di meja-meja, tarnpak juga puluhan orang, laki-laki dan wanita, larut dalam irama musik yang terus menusuk ke telinga.
_ kencan short time. Maklum, mereka ini memang gadis-gadis narik
"kencan"
amu.
yang
Mereka
disiapkan
dibiarkan
untuk
me-
ber-shoppingmal.
Di lantai empat inilah, ratusan orang saban malam
menghabiskan
bcrsama
sibuk
pemandangan
perlu
repot-repot
para mencari
"anak
didik"nya.
tempat
kencan,
Tak karena
untuk
Benny
keliling
yang
ruangan,
saya
dapati
ratusan
orang
dalam
di sebelah music lounge sudah ada puluhan kamar
sangat
heboh
menggerak-gerakkan
yang siap sedia. Kamar yang disediakan, standar-
nya,
nya tak kalah dari kamar-kamar yang terdapat di
kepalanya,
hotel
an"nya,
di
berbintang
tempat,
kencan
di
tiga.
Transaksi
jauh
lebih
murah
luar;
entah
di
one
short
dibanding
hotel,
time
transaksi
apartemen
atau
rumah pribadi. "Banyak yang menyebut seks paket hemat. Dengan modal Rp 300-an ribu sudali bisa mendapatkan layanan cinta kilat," sergah Benny. Ketika kami akhirnya naik ke lantai empat, jam sudah menunjuk pukul sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Musik di lantai empat mengentak keras. Ratusan orang tampak asyik dan kliusyuk bergoyang di lantai disko. Suasana lampu cen50
menikmati
"surga gedhek". Selama sekian puluh menit, saya
Begitu ada tamu laki-laki datang, para mami akan menawarkan
waktu
ada ada
yang seolah juga
musik.
cuma
enggan
adalah
Ada
memilih
beberapa
sebagian
larutnya
yang
dengan
semua
badan-
menggoyangkan
diganggu orang
besar
ke"sendiri-
yang
memilih
untuk rileks di tempat duduknya tapi sambil terus bergoyang perlahan. Klub SD ini memang terkenal dengan "three nite party"-nya. Jadi, pada hari Jumat hingga Senin pagi atau siang, SD buka terus tanpa tutup. Dan ratusan orang tak juga lelah menikmati pesta dari malam ke malam, seolah tanpa lelah. Kenikmatan "surga gedhek" yang menjadi suguhan utama, tampaknya selalu menjadi incaran para "gedhek mania" yang ingin larut di alam maya selama tiga malam, tanpa henti. Ya, apalagi menu 51
JAKARTA UNDERCOVER 2
utamanya kalau bukan ecstasy atau populer dengan sebutan "inex"8. Yang satu ini, bagi para triper mania, menjadi suplemen wajib untuk menemani mereka ajojing sampai tiga malam berturut-turut
SEKS DINI HARI. Kami sampai di depan sebuah bar, tak jauh dari pintu masuk. Di sekitarnya terdapat sola panjang yang dipadati sejumlah wanita cantik. "Selamat malam, Mas. Ada yang baru Iho. Mami panggilin, ya?" Terdengar seorang ibu mengenakan baju layaknya staf kantoran menghampiri kami. Tentu saja, kami tidak begitu kaget karena sebelumnya kami juga mendapat tawaran yang sama ketika beberapa kali mampir ke klub SD.
Ecstasy atau inex ini mempunyai nama dan warna yang beraneka ragam. Nama dan warna itu juga menentukau kualitas inex itu sendiri. Sejumlah nama sekarang ini lagi tren di kalangan triper mania antara lain Playboy, Black Heart, Optic, Butterfly, Padi Kapas, Pink Lady dan sebagainya. Playboy misalnya berwama pink dan bergambar kelinci terkenal dengan efeknya yang bisa membuat orang tidak bisa tidur. Black Heart terkenal sebagai inex paling kuat dan tahan lama di antara merek-merek lainnya. Sementara Optic yang berwama putih kusam punya keistimewaan: sehabis on dan kecapean, para triper biasanya langsung dirasuki rasa lapar yang menggigit Harga rata-rata untuk satu pil ecstasy sekitar Rp 100 ribu ke atas. Khusus untuk tipe "nomor satu" seperti Black Heart, harganya bisa mencapai Rp 300-400 ribu untuk satu butir.
52
______ [SEKS & SURGA GEDHEK "3 NITE PARTY"] __________
Kami akhirnya memilih duduk di bar. Dan mami memanggil beberapa "anak didik"-nya. Di sinilah, ajang transaksi seks terjadi. Puluhan wanita yang memadati sofa dan sebagian lagi tampak melingkari area bar adalali gadis-gadis kencan yang setiap saat bisa diajak mereguk "cinta semalam". Tentu saja, di lantai empat ini, secara harga lebih mahal dibanding dengan yang ada di lantai tiga. Memang, modus operandinya sama. Hanya saja, jam operasional di lantai empat bisa sampai pukul 05.00 WIB pagi, sementara di lantai tiga hanya sampai pukul 02.00 WIB. Satu per satu, mami menggiring "anak didik"nya. Mereka rata-rata mengenakan busana bebas tapi trendy. Ada yang memilih rok mini, celana ketat sampai baju tak berlengan. Begitu kami tak begitu berselera, mami akan segera memanggil gadis berikutnya, sampai akhirnya kami merasa "sreg" dengan gadis yang dikenalkan. Di bar, dua gadis yang menemani kami mulai mengenalkan diri dengan membuka obrolan ringan. Pembicaraan biasanya tak berlangsung lama, karena suara musik house terlalu pekak di telinga. Di sejumlah bar tampak beberapa gadis kencan tengah asyik berbasa-basi dengan tamu laki-lakinya. Lalu, ada sejumlah pasangan yang
53
JAKARTA UNDERCOVER 2
langsung naik ke lantai 5. Tidak ada lift, hanya ada tangga untuk naik. Di lantai lima ini, atau populer dengan sebutan lantai "empat setengah", tersedia fasilitas kamar-kamar untuk menyelesaikan transaksi cinta, one short time! Dari kamar standar sampai kamar VIP yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke. "Kita mau ngapain nih sekarang. Mau karaoke, massage atau triping?" Suara Benny mengagetkan saya. "Enaknya ngapain ya? Karaoke kan udah tutup. Ikut pesta tiga malem, kayaknya gue nggak sanggup deh. Mendingan kita massage aja yuk. Sejam dua jam-an, baru kita cabut." Lantaran sudah pagi, kami udak bisa langsung melalui tangga yang ada di area dance floor menuju lantai lima. Maklum, tangga tersebut biasanya beroperasi dari siang hingga pukul 02.00 WIB. Lewat jam itu, tamu mesti melalui tangga
khusus
yang
letaknya
berdampingan
dengan pintu masuk, dekat resepsionis. Tak ada lift. Yang ada memang tangga darurat. Begitu tiba di ujung tangga, kami bertemu dengan sebuah ruangan besar yang di kiri-kanannya berisi kamar-kamar yang berderet.
54
"Mau kamar biasa atau yang VIP, Bos?" Seorang resepsionis menyambut kami dan memberikan alternatif pilihan kamar. "Yang biasa Rp 2.50 ribu, kamar VIP-nya Rp 275 ribu," sambung resepsionis wanita paruh baya itu. Harga Rp 250 atau Rp 275 ribu, tentu saja sudah termasuk kamar plus "gadis kencan". Semua pembayaran diiakukan di kasir. Cash boleh, pakai kartu kredit pun tidak masalah. Soal tips, itu menjadi urusan masing-masing tamu dengan gadis kencan di kamar tidur. Tamu yang memilih "safe sex" tinggal memesan kondom pada para petugas kamar yang "stand-by" setiap saat. Ruangan kamar VIP itu layaknya sebuah kamar di hotel bintang tiga atau empat. Hanya luasnya tak sebesar kamar hotel. Di samping pintu, terdapat TV 24 inci lengkap dengan peralatan audio untuk berkaraoke. Ada satu sofa panjang dan meja mini. Sebuali tempat tidur dengan bed cover warna putih menjadi perabotan utama. Persis di samping ranjang, ada kaca cermin yang menghias separuh tembok. Wow, bisa dibayangkan, setiap tamu bisa setiap menit berkaca, menonton aksinya sendiri. "Mau bersih-bersih dulu, Mas? Atau mau langsung?" Mercy—sebut saja begitu, yang men-
I JAKARTA UNDERCOVER 2|
jadi gadis kencan saya pagi itu, bcrusia 23 tahun, kulit kuning langsat, rambut lurus sebahu asal Subang, menyilakan saya ke shower untuk mem-
["MOUNT BLOW SERVICE & LOLY THAI_____________________
"MOUNT BLOW" SERVICE & LOLY THAI
bersihkan badan. Tak lama, ia pun menyusul masuk dan mulai membasahi badannya dengan air hangat. Mercy banya mengenakan handuk putih di badannya dan segera berbaring manja di kasur.
LAYANAN "oral sex" dengan variasi baru ala gadis-gadis Macau.
Prosesi itu berjalan tak lebih dari 10 menit. Lalu tahapan berikutnya adalah seks foreplay. Seperli biasanya, para gadis kencan di SD ratarata memang memulai prosesi kencan seks dengan "pemanasan"; dari sexy message—menggerakkan jemari lentik ke sekujur badan, oral sex sampai "mandi-kucing". Lalu, ketika semua prosesi itu dirasa cukup, sampailab pada tabapan eksekusi "full service". Pagi itu berlalu layaknya drama cinta berdurasi satu jam dengan happy-endingstory. Entah siapa yang bahagia, saya juga tidak bisa memastikan. Mungkin Mercy bahagia karena bisa uang sakunya bertambah, walaupun cuma Rp 100-150 ribu. Atau mungkin tamu laki-laki yang baliagia karena hasrat biologisnya tersalurkan dan tidak tersumbat di kepala.
"AKU datang dari Macau. Sudah enam bulan aku bekerja di siiii. Laki-laki Indonesia baik-baik ya. Aku jarang melayani tamu yang kasar. Kebanyakan kalau minta sesuatu, mereka bilang dengan sopan." Kalimat itu meluncur dari bibir tipis seorang gadis berwajah oval dengan kulit putih susu. Namanya Amoy—sebut saja begitu. Gadis berambut lurus panjang dan bertinggi lebih dari 168 cm itu, berbicara dengan bahasa Inggris yang patah-patah. Malam itu, dia santai di atas sofa krem sambil sesekali mencomot hidangan buahbuahan segar dan dingin yang tersedia di meja kaca. Cahaya lampu menyala temaram. Hanya bias kemuning yang menerangi seluruh ruangan. Bibir tipis Amoy masih saja berucap dengan suara perlahan. 57
_______________1 JAKARTA UNDERCOVER 2 |_________________
"Aku betah kerja di sini. Tapi, aku kesulitan untuk berkomunikasi. Bahasa Inggrisku payah.
["MOUNT BLOW" SERVICE & LOLY THAI|
Ardila (alm), meskipun logat Melayunya masih aneh di telinga saya.
Dan itu sering kali membuat aku nggak bisa ngobrol banyak dengan tamu. Padahal, aku kan seneng ngobrol, bagi-bagi cerita." Di ruangan itu, Amoy memang bicara sendiri.
Doni yang duduk tak jauh dari saya, rupanya tengah asyik dengan pasangannya, Loly. Saya tidak tahu persis apakah Loly itu nama aslinya. Tapi yang jelas, Loly ini adalah salah satu primadona
Ada Doni, teman saya, lalu Loly, gadis kcncaii
gadis Thai yang ada di klub CI. Gadis asli Thailand
asli Thailand yang menjadi pasangan Doni dan
yang
terakhir, saya sendiri. Hampir setengah jam, saya
memang bak seorang model. Dengan tinggi 172
dan Doni bersantai di ruang karaoke ditemani
cm,
Amoy dan Loly.
dengan
Prosesi basa-basi dengan percakapan ringan
punya tubuh
postur
tubuh
ramping,
stelan
jins
tinggi
paras
dan
kaos
semampai
cantik, ketat,
kulit
memang pantas Loly disebut primadona. Selang beberapa menit kemudian, Doni
Maklum, terns terang, saya merasa kesulitan ber-
pamit untuk masuk kamar lebih dulu. Saya hanya
komunikasi dengan Amoy lantaran dialek bahasa
tersenyum dan mengiyakan. Setelah Doni dan
Inggrisnya yang gagap. Amoy hanya fasih berba-
Loly menghilang di balik pintu, tinggal saya dan
hasa Mandarin. Baliasa Indonesia pun hanya
Amoy duduk berdekatan di sola. "Mau dimulai
tabu beberapa kalimat umum seperti terima kasih,
sekarang?" tanya Amoy, dan saya mengangguk
selamat malam, selamat siang. Itu itu saja.
pelan. Amoy lalu memencet tombol putih yang
sementara lagu Indonesia yang dia bisa nyanyikan paling satu sampai dua lagu saja.
putih
rasa-rasanya
itu hanya berlangsung sekitar lima belas menit.
Amoy pun hanya hafal lagu-lagu Mandarin,
ini
menempel di dinding, memanggil waiter. Waiter laki-laki masuk. Amoy memesan sesuatu. Sambil menunggu, saya iseng menyanyi-
"Aku memang diwajibkan tahu satu atau dua
kan lagu dangdut Benang Biru-nya. Meggy Z. Lagu
lagu Indonesia. Yang paling aku hafal cuma lagu-
usai, waiter masuk membawa dua gelas minuman.
nya Nike Ardila," tukas Amoy sambil tersipu.
Gelas pertama berisi teh ginseng setengah panas,
Pantas, malam itu, Amoy tampak "terbiasa" men-
gelas kedua berisi air putih dengan es batu.
dendangkan lagu Bintang Kehidupan-nya. Nike 59
_________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 | __________________
Rupanya, inilah awal proses "mount blow" service, sebuah pelayanan oral sex dengan menggunakan teh ginseng dan air dingin. Amoy lalu mulai tahapan paket seks "mount blow". Detikdetik itu berlangsung mendebarkan. Teh ginseng menjadi air pembuka yang direguk Amoy untuk
"MOUNT BLOW" SERVICE & LOLY THAI
kistan dan Rusia? Oh, ternyata, yang membuat CI saat ini menjadi trendsetter dan laris manis tidak hanya paket itu. Ada dua paket seks lagi, yang menjadi incaran sejumlah laki-laki petualang malam. "Di CI nggak cuman bule-bule impornya
memulai "service"-nya. Lalu, ketika sudah mau
yang terkenal. Tapi masih ada 2 paket seks lagi
mendekati tahapan klimaks, Amoy segera me-
yang diuber laki-laki," ujar Leo, 33 tahun,
reguk air dingin dan menuntaskan segalanya. Tuntas, tas, tas...!
Ini kunjungan saya yang kelima kali ke klub CI. Berawal dari pertemuan saya dengan salah satu pengusaha muda, sebut saja Leo, 33 tahun bukan namanya sebenarnya, yang punya usaha
LAMPU merah menyala mendadak. Spontan, rem mobil saya injak dalam-dalam. Lamunan saya pun bubar. Malam itu, baru pukul sembilan malam lewat. Saya memang sedang dalam perjalanan menuju klub CI, janjian dengan saliabat saya, Leo. Pantas saja, selama dalam perjalanan, saya jadi mengingat kembali peristiwa sebulan lalu, ketika saya untuk kali kesekian menghabiskan malam di klub CI. Pantas, saya sampaisampai tidak begitu fokus dengan jalan raya yang masih ramai oleh aneka mobil yang saling susul meski berjalan merayap. Anda tentu masih ingat dengan klub CI yang mempunyai paket seks bule-bule impor, terutama wanita-wanita bulenya yang diimpor dari Uzbe60
di bidang ekspor-impor barang-barang elektronik. Kali ini, kami sengaja datang berdua karena sudah hampir 2 bulan, Leo tak menyambangi klub CI. Saat ini, klub CI boleh dibilang tengah menjadi trendsetter dan saban malam selalu tak pernah sepi dari serbuan puluhan laki-laki berduit yang ingin mencoba ber-"wisata birahi", one, two atau three short time. Dan dalam beberapa bulan terakhir, nama CI memang tengah meroket karena paket-paket seks yang ditawarkan sangat variauf dan bagi lakilaki petualang mempunyai ciri yang lain dari paket seks yang pernah ada.
61
JAKARTA UNDERCOVER 2
THREE SEX SERVICE. Sekitar pukul 22.00 WIB, saya janjian bertemu Leo di resto Cina di klub CI. Tak perlu susah mencari lokasinya karena CI berada di satu kawasan bisnis. Gedungnya berada di tengah-tengah pusat perniagaan. Selain itu, gedung CI juga diapit gedung bertingkat yang dijadikan kantor sebuah bank kenamaan. Di siang hari, area di sekitar CI sangat ramai karena dipenuhi orang-orang yang berbelanja dan bekerja kantoran. Bagi orang awam pun, sebenarnya tak begitu susah menemukan CI. Maklum, di sekitar kawasan Kota dan Mangga Besar, CI termasuk dalam jajaran tempat hiburan yang namanya masuk tingkat atas. Saya tiba di CI sekitar pukul 22.30 WIB. Leo sudah menunggu di resto Cina yang didesain secara terbuka. Restoran itu tampak ramai oleh tamu laki-laki dan wanita. Pemandangan tersebut pasti akan ditemui setiap tamu yang ingin masuk ke diskotek ataupun karaoke. Yang menarik, di restoran tersebut, tampak jelas puluhan wanita cantik dengan busana seksi duduk bergerombol. Ada yang asyik berbincang, ada juga yang hanya duduk santai sambil mata mereka tak hentihenti mengamati tamu yang masuk. Sambil makan dan minum, kami bisa melihat pemandangan
62
I "MOUNT BLOW" SERVICE &L0LYTHAl|
gadis-gadis cantik—banyak yang berdandan super seksi, dari jarak dekat. Tak lama, kami menuju ke ruang karaoke. Ruangan karaoke terletak tak jauh dari resto Cina, sebelum pintu masuk ke diskotek. Kami disambut resepsionis dan diantar ke ruangan. Ruangan VIP tersebut sedikit temaram. Di tengah terdapat sofa krem dan meja kaca. Di depannya, ada TV ukuran 29 inci. Di samping TV terdapat sebuah kamar tidur eksklusif layaknya di hotelhotel berbintang empat Sebuah kamar mandi lux terletak tak jauh dari kamar tidur. Hawa dingin menyebar ke setiap sudut ruangan dan membuat ruangan menjadi sejuk dan nyaman. Kami memesan sebotol Jack Daniels lengkap dengan Coca Cola dan es batu. Juga beberapa piling makanan kecil dan dua piring besar buahbuahan segar. Seorang mami lalu masuk dan langsung menawarkan aneka pelayanan yang bisa diberikan dan dinikmati di ruangan karaoke. Yang pertama, tentu saja tawaran paling standar yakni gadis-gadis striptis. Paket yang satu ini, ada dua kategori: lokal dan non-lokal. Artinya, penari striptis ada yang asli pribumi, tapi bisa juga memesan yang dari luar negeri. Kebanyakan memang penari striptis yang saban malam menghangatkan ruangan karaoke di CI adalah 63
[ JAKARTA UNDERCOVER 2|
"MOUNT BLOW SERVICE & LOLY THAI |
gadis-gadis pribumi dengan tarif Rp 350 ribu untuk satu jam pertunjukan. Tapi, adajuga striptis dari Thailand atau Filipina, tapi harganya jauh lebih mahal karena di atas Rp 1 juta untuk sekali pertunjukan. Para penari striptis ini, dalam praktiknya tidak hanya menyuguhkan tarian syahwat belaka, tapi pelayanan seksual pun, dengan sangat terbuka mereka terima. "Justru dari kencan seks itu, mereka dapat tips yang besar. Biasanya sekali kencan di tempat, sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta," tukas Leo membisiki saya. Paket kedua yang ditawarkan mami pada kami adalah "lady escort". Sama seperti paket striptis, para lady escort atau lebih sering disingkat LC ini tidak hanya terdiri dari wanitawanita pribumi tapi juga ada dari Thailand, Filipina, Taiwan dan sebagainya. Tentu saja masing-masing mempunyai tarif yang berbeda. Yang menarik, sebagian besar LC ini rata-rata bisa melayani transaksi kencan semalam. Malah, paket seks yang ditawarkan amat beragam. Untuk gadisgadis dari Macau misalnya, salah satu layanan seksnya selain kencan semalam atau one short time, yang populer adalali "Mount Blow Service".
65
JAKARTA UNDERCOVER 2
________ | "MOUNT BLOW" SERVICE & LOLY THAI | ________
Rina, yang selama ini menjadi "orang kepercayaan" Dino dan Leo ketika mereka mampir ke
sudah siap sedia. Para bule cantik ini pun bisa
klub CI.
yang bisa melakukan itu kalangan member guest
Sementara paket seks ketiga adalah kencan bersama bule-bule impor. Para wanita cantik ini, kebanyakan datang dari Uzbekistan dan Rusia. Ada juga bcberapa yang didatangkan langsung dari Amerika dan Spanyol. Yang tak kalah banyak adalali gadis-gadis kencan yang langsung didatangkan dari Filipina, Thailand atau Taiwan. Paket ketiga ini, sekarang ini tengah menjadi tren di kalangan laki-laki petualang. Maklum, CI mungkin klub pertama yang memelopori adanya paket cinta semalam dengan wanita-wanita bule. Jangan berharap para bule ini jago menari layaknya penari striptis. Karena mereka kebanyakan memang hanya menjamu dan melayani tamu untuk akhirnya berlabuh di ranjang cinta. Meski sedikit kesulitan dalam hal komunikasi, mereka ini sangat profesional menemani tamu selama tiga jam kencan. Untuk mendapatkan paket ketiga ini, transaksi untuk three short time-nya sebesar Rp 3,5 juta. Jadi, selama tiga jam, para bule cantik ini akan menemani tamu di ruang karaoke. Dan transaksi akan berakhir di ranjang cinta yang
saja, atau paling tidak, tamu yang sudah dikenal
di-order untuk transaksi seks di luar. Hanya saja,
dan menjadi "member face"9. "Enaknya di CI, fasilitas kamar karaokenya serba lengkap dan eksklusif. Sampai kamar tidur pun juga tersedia. He..he..," ujar Leo sambil meninju pundak saya. Selain karaoke yang buka 24 jam dan dilengkapi dengan aneka paket seks yang amat beragam itu, klub CI juga dilengkapi dengan arena diskotek yang saban malam hingar-bingar dengan musik-musik house. Pada malam weekend, ratusan orang tumpah di dancefloor dan memenuhi rungan VIP untuk mereguk kenikmatan malam dengan larut dalam pengaruh "ecstasy". Pada saat tertentu, di ruang diskotek ini juga kerap digelar acara-acara spesial; dari pemilihan Ratu Lingerie, Clubber Party dengan para DJ kenamaan sampai "live-show" dengan penari-penari seksi.
9 Soal "member guest" & "member face" ini pembahasan detailnya ada dalam bab Kencan Bule-Bule Impor halaman 466- 470, Jakarta Undercover 1 (Sex 'n the city).
66
67
I JAKARTA UNDERCOVER 2
HOTTEST CLUB. NUDE HOSTESS
_______
HOTTEST CLUB, NUDE HOSTESS
______________
Dialog ini bukan terjadi di sebuah hotel, tapi di sebuah klub dengan bangunan mewah dan
memiliki
luas
lebih
dari
satu
hektar.
Resepsionis Tina tampak piawai melayani setiap tamu yang datang. Dengan nada bicaranya yang lancar dan sangat teratur, Tina tak ubahnya seSEBUAH klub mewah dan terluas di Jakarta.
orang "public relations" yang tengah membeber-
Menjadi tempat persinggahan paling nyaman untuk
kan dan mempromosikan keistimewaan yang
rileksasi dan mendapatkan suguhan hiburan malam
dimiliki klubnya.
terlengkap. ALL U CAN GET, ALL U CAN "EAT".
Saya sengaja datang ke klub berinisial CG itu,
Bukan saja makanan biasa, tapi juga "makanan"
karena penasaran dengan cerita sejumlah teman.
dengan menu gadis-gadis "cungkok" yang seksi.
Menurut mereka, klub CG yang baru sekitar 6-8 bulan beroperasi itu sekarang menjadi paling
"Mau ruangan tipe apa, Pak?" tanya resep-
besar dan paling mewah di Jakarta, bahkan di
sionis wanita benama Tina yang berseragam biru
seluruh Indonesia. Tidak saja karena memiliki
muda. "Saya mau ruangan deluxe saja." "Mau karaoke atau massage-spa, Pak?" "Massage sama spa." "Massage girls-nya. sudah dapat, Pak?" "Belum tuh. Dari parkir, langsung ketemu Mbak Tina," sergah saya, bercanda.
luas bangunan yang dibangun di atas tanah lebih
"Oke. Nanti diantar ke ruang display oleh GRO {guest relation officer). Bapak bisa langsung pilih sendiri. Lokal ada, cungkok juga ada. Mau yang impor juga tersedia," jelas Tina, untuk kesekian kali, dengan senyum ramah. 68
dari satu hektar, tapi juga mempunyai aneka fasilitas dan pelayanan yang super-lengkap. Ibaratnya, apa saja yang Anda mau, pasti tersedia. Segala pelayanan untuk rileksasi dan sarana hiburan untuk merenggangkan otot-otot tegang sampai stres, disediakan di klub CG. Lantaran
beberapa
teman
sedang
sibuk
dengan pacar dan istrinya masing-masing—ada yang lagi nonton di bioskop, dinner sampai acara keluarga, pada Sabtu malam itu sekitar pukul delapan malam, saya berangkat seorang diri.
JAKARTA UNDERCOVER 2
HOTTEST CLUB, NUDE HOSTESS
Hitung-hitung "jomblo" ini, sekalian saja iseng-
ruang kaca atau studio yang biasa digunakan se-
iseng "killing time" dengan menyambangi klub
jumlah
CG.
koleksi "gadis kencan"-nya. Lokasi CG sangat mudah ditemukan karena
berada di pusat perdagangan paling padat di Jakarta. Dari arah Sudirman—saya tinggal di sekitar Senopati, Jakarta Selatan, saya tinggal melajukan mobil lurus ke arah Kota, di sekitar Glodok. Di sebuah kawasan perdagangan, yang
tempat
hiburan
untuk
memamerkan
"Mau gadis yang lokal atau cungkok, Pak?" tanya Yanty. "Yang cungkok juga boleh. Memang harganya beda?" "Jelas beda dong. Made in dalam negeri sama barang impor, pastinya mahal barang impor kan."
di kiri maupun di kanan jalan penuh dengan
"It's OK. Atur aja deh."
bangunan-bangunan pertokoan, saya mengambil
Lalu, oleh Yanty saya diajak melihat ruangan
arah "memutar-balik". Sekitar 30 meter kemu-
display yang di dalamnya ada sekitar 30 gadis
dian, saya mengambil ke kiri, masuk ke komplek
"cungkok". Cungkok adalah sebutan lain gadis-
perdagangan, yang tidak saja dipadati puluhan
gadis Mandarin. Sebenarnya, saya bisa langsung
toko elektronik tapi juga beberapa kafe, resto dan
memilih mereka di ruangan superior yang saya
diskotek.
pesan, tapi biar banyak pilihan, saya memilih turun langsung ke ruang display. Dan benar saja, saya malah jadi bingung mau pilih yang mana.
PRESIDENT SUITE. Setelah parkir mobil di depan gedung CG, saya naik lift menuju lantai tiga. Di lantai itulah tersedia pelayanan health club, spa dan tentu saja massage. Pelayanan yang sama juga bisa didapatkan di lantai lima. Begitu keluar lift, saya menuju meja resepsionis dan bertemu dengan Tina. Seorang GRO wanita, bernama Yanty, mengantar saya menuju ruang display. Ruangan itu tak ubahnya seperti
Maklum, gadis cungkok rata-rata memiliki wajah, warna kulit dan postur tubuh yang tidak jauh berbeda. Makanya, saya rneminta Yanty untuk mencarikan yang paling enak diajak mengobrol, ramah dan tidak "judes". Yanty akhirnya memilih gadis bemama Caroline. Bertubuh tidak terlalu langsing, berkulit putih bersih dan rambut lurus di bawah pundak. Malam itu, Caroline mengenakan "sack dress" 71
JAKARTA UNDERCOVER 2
warna hijau muda dengan sepatu hak tinggi. Tak tampak kesan kalau Caroline seorang hostes yang biasa bertugas sebagai peneman tamu sekaligus memberikan pelayanan massage. Sebelum sampai di ruangan tipe deluxe yang saya boking, terlebih dulu saya melintasi puluhan kamar yang ada di area healtli club dan spa. Begitu mewah dan elegan dengan konsep bangunan serba modern dan serba baru. Perlengkapan yang digunakan serba modem untuk menyegarkan tubuh dengan membakar kalori dan membentuk tubuh ideal. Mau berendam di air panas, hangat sampai dingin, ruang sauna dan mandi uap, semua tersedia. Begitu masuk kamar deluxe, tak ada bedanya dengan masuk kamar hotel bintang empat dengan tipe yang sama. Di klub setidaknya ada 50 kamar mewah untuk massage dan spa. Nah, kamar tipe deluxe seperti yang saya boking, jumlahnya ada sekitar 40 buah. Kamar , ini dilengkapi satu ranjang untuk pijat yang nyaman dan whirpool sendiri. Caroline atau biasa dipanggil Olin yang menjadi pasangan kencan saya malam itu, dengan santai dan cekatan mempersiapkan segala sesuatunya. Dari merapikan ranjang sampai menyiapkan peralatan untuk mandi. Beberapa teman yang pernah merasakan pelayanan di CG mengatakan, para massage girls
HOTTEST CLUB, NUDE HOSTESS
atau hostes yang bekerja di CG, kebanyakan bisa memberikan "nude service" ketika menjalankan tugasnya. Jadi prosesi massage dilakukan dengan sama-sama telanjang. Hanya sebatas itu? Tentu tidak. Untuk paket "nude massage" itu, tarifnya sekitar Rp 750 ++ ribu sudah termasuk kamar tipe deluxe tapi belum termasuk tip dan makanan serta minuman. Nah, untuk melanjutkan sampai pada tahapan "kencan seks", tentu saja ada tarif nego antara tamu dengan hostes-nya. "Biasanya sih nggak lebih dari Rp 1 juta," tukas Heru, sebut saja begitu, teman saya yang pernah tiga kali menyambangi klub CG. Memang sih, kalau dipikir-pikir, dari prosesi "nude massage", di sebuah ruang tertutup yang sangat nyaman dan meninabobokan itu, rasarasanya memang tidak mungkin hanya sampai berhenti pada pelayanan rileksasi belaka. Yang sudah-sudah, dari rileksasi "nude massage" itu, ujung-ujungnya berakhir di transaksi seks juga. "Dua orang sama-sama telanjang di dalam kamar tertutup, ber-AC, nggak mungkin dong cuma mau berdingin-dingin ria. Yang ada mah, masuk angin," ceplos Heru ketika saya tanya ihwal "nude massage" itu. Setelah satu jam, pelayanan "nude massage" itu berakliir. Saya kembali lagi ke meja resepsio-
I JAKARTA UNDERCOVER 2
nis. Melihat klub CG saya jadi ingin tahu lebih banyak: ada apa di klub yang lebih pas disebut sebagai one stop entertainment dan one stop sextainment itu. Oleh Yanty, saya diajak melihat ruang president suite. Terus terang, ruangan ini membuat saya terbengong-bengong. Bagaimana tidak? Ruangan bertipe president suite dengan nama JW misalnya dilengkapi dengan sarana dan fasilitas serba mewah. Ruangan ini bisa menampung sekitar 50 orang lebih. Dua buah sofa melingkar dengan tiga layar monitor besar berada di tengah ruangan. Di dalamnya ada juga ruang makan yang juga dilengkapi dengan dua pesawat TV dengan akses saluran dalam dan luar negeri. Ruangan ini juga memiliki kamar tidur lux dengan shower-nya dan private DJ dan mempunyai akses langsung ke arena diskotek yang berada di ruangan utama dan bisa menampung sekitar 3.000 tamu. Di atas diskotek tersedia 12 balkon yang menjadi sarana private bagi tamu yang ingin disko bersama gang tanpa harus berbaur dengan banyak tamu di dancetloor. President suite memiliki fasilitas terlengkap, dari mini bar, sofa untuk refleksi, sauna, whirlpool, shower dan pesawat TV 29 inci. Ada juga ruang untuk aqua theraphy yang dilengkapi
HOTTEST CLUB, NUDE HOSTESS
dengan bathtub danTV 21 inci dan sebuah kafe lengkap dengan sofa untuk pijat refleksi, layar lebar serta sebuah bar. Bisa dibayangkan kalau pada satu kesempatan saya bisa menggelar "private party" di ruangan itu. Segalanya sudah tersedia. Dari menu makanan, miuuman sampai paket "gadis kencan"-nya. "Banyak pengusaha dan pejabat, sering pake ruangan president suite ini untuk private party" tukas Yanty. Ternyata, klub CG benar-benar super lengkap. Dari president suite itu, saya berkeliling lagi melongok aneka fasilitas yang ada di klub CG. Ada lounge untuk mendengarkan musik-musik secara "live" dengan kapasitas untuk 100 orang lebih. Di tengah ruangan ada air mancur berhiaskan patung naga. Sangat eksotis. Ada juga ruangan wine cellar bagi tamu yang menyukai anggur pilihan dan terbaik serta tentu saja aneka macam cerutu. Yang tak kalah menariknya, klub CG juga memiliki fasilitas karaoke dengan aneka macam ruangan yang ditata dengan aneka ragam interior. Sedikitnya ada sekitar 30 ruangan karaoke yang masing-masing dibagi dalam kelas yang berbeda, dari kelas standar, superior, VIP sampai suite. Tipe-tipe ruangan ini meng-
74
75
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
ingatkan saya pada tipe kamar yang ada di hotelhotel. Ruangan karaoke itu diberi nama sesuai dengan gaya interiornya. Submarine misalnya merupakan ruangan bertipe superior yang dilengkapi dengan meja makan dan kamar mandi sendiri. Gaya interiornya tak ubahnya seperti berada di dalam kapal. Ruangan ini paling tidak muat untuk 10-15 orang. Ada juga ruangan bernuansa Oriental dengan gaya interior serba Cina. Ruangan tipe suite dilcngkapi dengan gazebo dengan satu set meja makan, toilet dan sebuah kamar rileksasi yang sangat "private" dan bisa menampung setidaknya 25-30 orang. Setiap ruang karaoke dilengkapi dua TV layar lebar dilengkapi remote control. Jadi tamu bisa secara otomatis memilih lagu, mengecilkan dan membesarkan suara dan sebagainya. "Pokoknya, all u can gel Semua deh ada di sini," ujar Yanty menirukan slogan acara CampurCampur di ANTV. Lewat pukul 22.00 WIB, saya keluar dari area klub CG dan menuju Gardu Biliar di kawasan Taman Ria Senayan bergabung dengan sejumlah anak-anak gaul yang siap "clubbing".
MOAMMAR EMKA
77
I JAKARTA UNDERCOVER 2
EROTIC NURSES PARTY. GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS10
| EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
Tapi ada juga pesta yang kerap menggunakan penari sebagai simbol dan magnet acara. Malah, di sejumlah tempat hiburan yang sering dijadikan sebagai ajang pesta, para penari atau dancers ini dijadikan sebagai "maskot" untuk menarik pengunjung. Menariknya, pesta yang digelar di kafe, diskotek, bar, lounge dan sejumlah
PESTA, pesta dan pesta! Ya, kata yang satu
tempat hiburan sejenis itu, rata-rata mempunyai
ini barangkali sangat familiar di komunitas anak-
konsep yang sangat beragam dan dari hari ke
anak "gaul" di kota-kola besar di tanah air, khusus-
hari tren-nya selalu berkembang dan berubah-
nya jakarta. Scbagai biangnya kota metropolitan,
ubah. Dari sekian pesta yang dikemas dengan
saban malam, pesta menjadi aktivitas yang
konsep "live entertainment", ada beberapa yang
memeriahkan Jakarta. Tidak saja yang berlang-
boleh dibilang "nyentrik", lain dari biasanya.
sung di sejumlah tempat yang sifatnya pribadi, sebut saja rumah, apartemen atau paviliun, tapi juga di sejumlah tempat hiburan malam seperti kafe atau diskotek. Namanya juga pesta. Dari hari ke hari, tema yang diangkat selalu berubah-ubah. Ada kale yang meuggelar pesta dengan hauya menyuguhkan parade DJ-DJ ternama, ada yang cuma menonjolkan pesta dari sisi busana yang dikenakan seperti red party, man-women in black, wet party, gay party, ladies nite party, bubble party, wild lingerie party dan sebagainya. 10 Catalan "Wild & Dirty Party" yang terjadi selama rentang tahun 2002-2003
EROTIC NURSES. Nah, salah satu pesta yang baru-baru ini menyemarakkan malam-malam Jakarta, tepatnya sekitar awal Agustus 2003 lalu adalah Erotic Nurses Party, Pesta Perawat-Perawat Seksi! Jangan salah sangka dulu. Yang berpesta bukan para perawat atau suster yang saban hari bekerja di rumah sakit. Tapi, erotic nurses party ini hanya sebuah tema acara. Jadi, yang berpesta adalali sebagian komunitas "gaul" Jakarta, sementara yang menjadi "suster seksi"-nya adalah para penari yang sudah didandani dengan baju-baju suster.
di sejumlah kafe, diskotek dan klub trendsetter di Jakarta dengan menu ulamanya: penari-penari seksi!
79
JAKARTA UNDERCOVER 2
Bisa dibayangkan ketika malam mulai merangsak ke pukul 01.30 WIB dini hari. Musik mengalun keras. Tamu-tamu sudah memadati tiap sudut ruangan. Sebagian asyik menenggak alkohol sambil menikmati lantunan musik DJ, ada juga yang heboh berjoget tiap menit. Lalu, di atas bar, muncul tiga "erotic suster" dengan busana kebesarannya, menari dan meliuk-liuk seksi sambil menebar senyum ke arah pengunjung. Suasana pun makin panas. Untuk sejenak, para tamu memusatkan mata; menikmati sajian tarian "erotic suster". Dalam hitungan menit, bajubaju suster itu pun perlahan dilepas satu per satu hingga yang tinggal hanya "baju seksi" yang menutup bagian-bagian terlarang. Pesta makin panas, seiring banyaknya minuman yang menggelosor terus-menerus masuk kerongkongan. Ini kali pertama saya menyaksikan pertunjukan "open public" dcngan menu suguhan utama penari tangju. Yang menarik, tentu saja karena pertunjukan tangju itu tidak digelar di ruang pribadi, tapi di kafe-bar yang notabene menjadi ajang clubbing sejumlah anak gaul Jakarta. Acara yang digelar di kafe-diskotek BR di kawasan Thamrin ini, bagi saya menjadi sangat menarik karena tidak banyak tempat hiburan yang berani membuat acara "live entertainment"
| EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
dengan menampilkan pertunjukan seksi dan sensual. Kate yang berada di sebuah tempat perbelanjaan dan berada di lantai satu itu dalam seminggu hanya buka tiga hari: Rabu, Jumat, dan Sabtu. Kecuali kalau kebetulan ada acaraacara tertentu, BR biasanya juga buka pada harihari biasa. Sebenarnya, kale BR bukan tempat baru bagi saya. Apalagi bagi kalangan clubber. Sudah hampir dua tahun, saya lumayan rajin menyambangi BR, terutama pada Jumat dan Sabtu malam. Kale-bar yang identik dengan lagu-lagu R'nB, trance dan hip-hop yang disuguhkan oleh para deejay itu, nyaris tak pernah sepi ketika malam weekend. Maklum, BR termasuk salah satu kale trendsetter di Jakarta yang menjadi target incaran para clubber. Sebagian tamu setianya adalah para remaja, dari mahasiswa sampai anak-anak SMU. Sebagian lagi, meski tidak begitu mendominasi, adalah orang-orang kantoran yang lebih senang menghabiskan malam Sabtu atau Minggu dengan refreshing di lantai disko. Ruangan BR tidak begitu besar. Sebagian besar ruangan didominasi oleh bar yang ada di tengah ruangan. Lantai disko dibuat mengelilingi bar, sementara di atas bar tersedia panggung mini untuk tamu yang ingin berjoget di atas bar.
I JAKARTA UNDERCOVER 2
Di bawah lantai disko dikelilingi anak tangga yang menghubungkan dengan ruangan yang diisi meja-kursi. Interiornya serba berwarna perakmetalik. Tamu yang sudah menyesaki kafe BR sejak pukul 11 malam itu, tetap setia di tempatnya sambil terus menenggak minumaii dan bergoyang mengikuti musik. Teriakan lepas, canda tawa dan suara bercengkerama mengaduk bersama gemuruh musik yang menelusup di setiap ruangan. Lalu, tiga penari dalam balutan busana suster muncul di atas bar. Mereka mengenakan cadar hitam yang menutup sebagian muka. Mereka pun mulai menari dan meliuk seksi. Penari pertama sambil tersenyum tangan kanannya memegang sebatang rokok, mengisap dan mengembuskan asap ke arah tamu yang berkerumun. Semua tamu menatap dengan serius. Saya yang berdiri di bar sebelah kanan, tak luput ikut menghentikan akuvitas berjoget dan diam di tempat melihat apa yang tengah terjadi. Menit demi menit berlalu begitu cepat. Tiga penari dengan busana ala suster itu perlahan tapi pasti mulai melepas busana yang melekat di tubuh hingga tingga celana under-wear yang tersisa. Sementara bagian perut ke atas terbuka tanpa sisa. Terdengar lagi teriakan-teriakan histeris dari 82
sejumlah tamu yang membuat suasana makin hingar-bingar. Selama hampir setengah jam, tiga penari itu terus saja menyuguhkaii "erotic live entertainment'. Membuat ratusan tamu makin larut dalam debam musik yang terus mengentak. Usai "suster seksi" beraksi, giliran sebagian tamu yang unjuk gigi dengan asyik naik ke atas bar, lalu berjoget dan menari tak kalah heboh. Dan bartender tak henti-henunya menuangkan minumaii demi minuman. Malam pun semakin panas dan menjadi-jadi. Tema erotic nurses party ini memang sedikit unik. Karena biasanya, para penari yang menjadi bagian dari sebuah acara pesta, palingpaling kalau udak mengenakan "baju-baju seksi", ya ujung-ujungnya mengandalkan "keseksian badan" untuk menghibur tamu. Nah, "suster seksi" lebih unik karena menyuguhkaii tontonan yang lain dari biasanya. Puluhan orang tak juga beranjak malam itu, menyemarakkan malam dan berpesta hingga malam beringsut dini, mendekati pukul 03.00 WIB dini hari. Sedari awal, para tamu yang datang tidak pernah menduga bakal mendapatkan suguhan live entertainment dengan gadis-gadis seksi berdandan ala suster. Maklum, di undangan hanya tertulis EROTIC SUSTER DANCERS, lain
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
tidak. Makanya, sebagian tamu rela berpeluh dan terus berdesakan hingga pagi sampai lampu menyala terang di ruangan BR dan musik tak berdengung lagi sebagai tanda closing. "Rugi dong kalo nggak sampe bubar. Jarangjarang ada show setengah bugil di depan ratusan orang seperti tadi," ujar Arman, 26 tahun, yang malam itu datang bersama ketiga teman laki-lakinya. Saya termasuk salah satu tamu terakhir yang meninggalkan kafe BR.
GIRLS NO BRA Di tempat yang sama, pada akhir September 2003 lalu, juga berlangsung sebuah pesla yang tak kalah liarnya. Pesta yang sengaja dibuat sebuali event organizer untuk. memperingati 3rd anniversary-nya berlangsung sangat meriah. Malah, boleh dibilang menjadi pesta yang paling heboh di bulan September 2003 dilihat dari hingar-bingarnya suasana. Bisa dibayangkan ketika malam mendekati pukul 23.00 WIB ratusan tamu sudah memadati ruangan BR. Awalnya, tamu disuguhi sejumlah acara seperti live performance dari beberapa penyanyi terkenal, dancers sampai aneka fun game dengan puluhan hadiah menarik. Selama hampir dua jam lebih, para penyanyi, dancers, dan enam pasangan MC
EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
yang memandu acara secara bergantian, memeriahkan suasana dengan unjuk kebolehannya masing-masing. Setelah lewat pukul 01.00 WIB dini hari, pesta yang juga dihadiri sejumlah selebritis ibukota itu, menit demi menit berjalan makin panas. Panas bukan cuma karena melubernya tamu yang berdiri berdesakan dan bergoyang tanpa henti, melainkan juga lantaran sejumlah tamu perempuan yang sudah kerasukan hawa tak sedap alkohol mulai berjoget tanpa kontrol. Apalagi ketika pada saat sesi free-flow (minum gratis). Aneka alkohol semakin membanjiri mulut-mulut yang kehausan. Dari atas bar, beberapa pelayan mondarmandir menuangkan botol minuman langsung ke mulut tamu yang menganga di lantai disko. Lantai disko seperti menjadi saksi bisu, bagaimana kemudian sejumlah pasangan yang sudah terlena di alam kenikmatan alkohol, tanpa risih lagi asyik bermasyuk ria di tengah kerumunan orang. Dari sekedar berciuman biasa, deep kissing sampai melakukan adegan seks kecil-kecilan. Beberapa di antaranya ada yang berani dengan terang-terangan berjoget di atas bar lalu membuka rok dan memperlihatkan bagian G-string-nya. Ada juga yang sambil meliuk seksi dan spontan membuka bagian bra-nya sambil tertawa lepas.
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
Adegan itu tentu saja disambut suara riuh dari tamu laki-laki yang mcnyaksikan dari bawahnya. Pesta malam itu menemui puncaknya ketika pada pukul 02.00 lewat, di atas bar muncul lima penari wanita mengenakan busana serba hitam, ketat melekat. Kali ini, lima penari yang rata-rata memiliki badan langsing dan tinggi di atas 165 cm itu, makin menambah panas seluruh ruangan di BR. Bukan apa-apa, dalam hitungan menit, baju ketat melekat yang menutup bagian atas tubuh mereka, perlahan (seperti yang biasa terjadi dalam pertunjukan-pertunjukan erotis) mulai mereka lepas. Selanjutnya, mereka mulai menari seksi tanpa tutup bagian atas alias topless. Selama hampir setengah jam-an, mereka mempertontonkan liukan mautnya. Para tamu yang tidak sabar, sontak berteriak keras pada mereka untuk membuka bagian bawahnya. "Buka...buka....buka...!" Begitu seterusnya beradu dengan dentum musik yang diusung empat DJ secara bergantian. Mendapat teriakan seperti itu, mereka malah dengan sengaja mendekat ke arah tamu. Dengan tersenyum, mereka seolah-olah hendak menuruti kemauan tamu yang ingin melihat bagian baju mereka terbuka. Mereka sekali waktu membukanya sedikit, lalu menutupnya, membukanya lagi 86
| EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
dan menutupnya lagi, begitu seterusnya. Dan diperlakukan seperti itu, tamu makin semangat (bercampur gemas tentunya) memberikan applaus tanpa henti. Tapi, tetap saja baju penutup bagian bawah lima penari itu menempel di tempatnya. Pertunjukan lima penari topless itu baru berakhir ketika baju penutup bagian atas yang tergeletak di lantai, kembali mereka kenakan. Suara riuh mengiringi mereka sampai menghilang di balik pintu kamar ganti. Selanjutnya, giliran pengunjung yang ramai-ramai naik ke atas bar dan berjoget tak kalah seru dan heboh. Pesta baru berakliir ketika jarum jam menunjuk angka empat pagi. Pulang? Ya, sebagian tamu mungkin pulang, sebagian lagi memilih menghabiskan pagi yang tersisa dengan melanjutkan pesta ke sejumlah tempat hiburan yang buka 24 jam.
SEXY SEX SHOW. Erotic Nurses Party dan pesta Girls No Bra, hanyalah salah satu bentuk dari aneka pesta yang menghias malam-malam Jakarta. Dalam praktiknya, di sejumlah diskotek dan klub, juga ada pesta yang berani menampilkan suguhan vulgar dengan menghadirkan penari-penari yang tidak saja seksi dan erotis, tapi juga berani buka-bukaan di depan publik.
JAKARTA UNDERCOVER 2I
| EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
Tema pesta dengan menghadirkan modelmodel cantik yang melenggang di atas panggung dalam balutan baju-baju seksi pun tak luput menghias malam-malam di sejumlab tempat hiburan malam di Jakarta. Dari sekedar mengenakan sexy lingerie, wet dress, bikini balikan sampai topless. Dalam satu kesempatan di bulan Februari 2003 misalnya, saya berkunjung ke sebuah klub di kawasan Kota, Jakarta Barat. Klub dengan inisial CI dan berada di jalan besar di sepanjang jalan Hayam Wuruk itu, menggelar satu acara spesial di ruang diskotek. Tidak tanggung-tanggung, acara yang diberi tema In Bed With Marilyn Monroe itu dimeriahkan oleh delapan model cantik yang berjalan di atas panggung dengan busana-busana topless dan no bra. Masing-masing model tersebut serba menggunakan rambut ala Marilyn Monroe. Mereka melenggang dengan blocking yang cukup rapi layaknya sebuah peragaan, sementara di tengah panggung catwalk ada sebuah kursi panjang yang di atasnya duduk seorang model cantik dengan dandanan ala ratu. Tubuhnya mengenakan busana tipis dan tembus pandang. Setiap lekuk dan bidang tubuhnya bisa dilihat dengan gamblang. Usai topless show, giliran empat penari tangju unjuk kebolehan. Kali ini tidak di atas panggung,
tapi berada di sebuah kerangkeng besi yang terletak persis di atas panggung. Empat penari yang semuanya hanya mengenakan baju penutup di "bagian-bagian terlarang" itu muncul satu per satu dan bergabung dalam kerangkeng besi berwarna keemasan. Dalam hitungan menit, mudah ditebak, satu per satu, baju penutup itu akhirnya terlepas sama sekali. Empat penari itu pun dalam keadaan telanjang terus saja memperlihatkan tarian erousnya. Kadang mereka beratraksi layaknya sepasang kekasih yang tengah memadu cinta, kadang saling pagut seperti harimau yang sedang bertaruiig di medan terbuka. Lampu follow spot menyorot tubuh dan mengiringi tiap gerakan mereka setiap detik dengan sinar warna-warni menambah semarak suasana yang terus bergelora. Selama 20 menitan, aksi-aksi syahwat itu mengiringi malam yang terus berdetak. Tiba gilirannya, empat penari dalam kerangkeng itu menghilang. Suasana di dalam diskotek untuk sesaat gelap gulita, sementara musik house masih saja memekakkan telinga. Diskotek CI memiliki interior yang boleh dibilang serba modern. Ruangan berbentuk melingkar. Sebuah panggung berada di tengah ruangan dan lantai disko persis di depannya. Di samping kiri-kanan panggung tertata meja-kursi yang serba bulat. Ruangan DJ
I JAKARTA UNDERCOVER 2
berada di satu garis lurus dengan panggung. Di samping kiri-kanan ada satu tempat khusus dengan sofa empuk. Di depannya ada dua tangga menuju ke lantai satu. Di lantai satu ini dilengkapi dengan kamar VIP untuk mereka yang menyukai privacy. Jalur masuknya melalui anak tangga yang berada di samping kamar kecil. Tangga masuk menuju ruangan VIP itu dijaga dua sampai empat sekuriti yang berdiri di depan pagar pembatas dari besi keperakan. Sepanjang anak tangga dialasi karpet warna merah menyala. Untuk beberapa saat lamanya, saya menyempatkan diri melongok ke ruangan VIP. Kebetulan ada beberapa teman yang lagi pesta kecil-kecilan. Ruangan VIP tersebut lebih mirip balkon karena mata bisa dengan bebas melihat ke panggung dan lantai disko. Hanya sepuluh menit. Saya kembali lagi ke lantai disko yang tak juga sepi dari tamu. Lampulampu warna-warni kembali menyala. Di dalam kerangkeng besi muncul dua penari yang tidak mengenakan busana sama sekali. Sementara di dua tangga itu juga terlihat dua penari dalam keadaan serupa. Mereka masing-masing mengenakan cadar yang menutup sebagian wajah. Sebuah gambaran unik memang karena bagian tubuh dari leher sampai ujung kaki tak tertutup 90
EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
apa-apa, justru bagian muka yang ada topengnya. Setiap gerak mereka, selalu tak lepas dari sorotan lampu follow dan track spot. Ratusan tamu yang hadir serentak tak mau melewatkan pemandangan yang "menakjubkan" itu. "Gue pikir cuma go-go dancers. Nggak taunya, bugil beneran," ucap Erik, yang malam itu duduk semeja bersama dua orang teman laki-laki dan satu orang perempuan.
BOY DANCERS & COUPLE Tidak hanya penari tangju wanita atau erotic dancers yang pada malam-malam tertentu menjadi maskot "live entertainment", para penari pria pun turut dijadikan sebagai magnet untuk menarik tamu-tamu wanita. Sudah beberapa kali, saya menyaksikan aksi-aksi sexy boy dancers di sejumlah acara, entah yang digelar secara pribadi seperti dalam perayaan ulang tahun, bachelor party atau di beberapa kafe, diskotek, bar, lounge, klub dan Iain-lain. Nah, pada bulan Juni 2003 lalu misalnya, ada dua acara yang saya hadiri di dua kafe yang berbeda yang sama-sama menggunakan penari pria sebagai menu hiburan utama. Yang pertama terjadi di kafe TPK di kawasan Sudirman yang berada di sebuah hotel berbintang empat. Di kafe
I JAKARTA UNDERCOVER 2
EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
Saya pun datang pada hari itu untuk memenuhi undangan Agus. Sekitar pukul 22.05 WIB saya sampai di kafe TPK. Suasana ramai oleh puluhan tamu yang memenuhi tiap sudut ruangan. Sebuah panggung besar berada di tengah-tengah ruangan. Panggung itu dihias layar warna putih yang menutup bagian belakang. Ketika saya datang, di panggung sudah ada "live band" yang menyanyikan lagu-lagu terkini; dari lokal sampai mancanegara. Satu penyanyi pria dan satu wanita, berduet manis dengan aksinya yang cukup menawan. Yang menarik buat saya, justru pemandangan puluhan tamu yang hadir malam itu. Selain didominasi wanita-wanita berumur di atas 25 tahun, juga ada sejumlah laki-laki yang duduk bergerombol di sudut kanan di samping panggung. Saya memilih menempati kursi yang letaknya sedikit memojok, tak jauh dari bar. Dari sini, saya bisa dengan leluasa mengamati keadaan sekeliling tanpa terkecuali. Agus menghampiri saya setelah sebelumnya sibuk mengatur anak didiknya untuk segera bersiap-siap karena acara mau dimulai. "Akhirnya dateng juga. Thanks lho. Kok nggak bawa pasukan?" tanya Agus.
92
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"Biasalah. Pasukan gue lagi pada dugem ke Embassy sama C02. Sekarang kan lagi rameramenya." "Bentar lagi acaranya mulai. Lo minumminum aja dulu. Kalo berani sih, mending lo deketin tuh wanita yang lagi duduk rame-rame di depan panggung itu," ucap Agus sambil menunjuk ke arah meja yang dimaksud. Untuk beberapa detik lamanya saya mengalihkan pandangan ke meja yang dihuni lima wanita. Rupanya, menurut cerita Agus, para wanita itu termasuk tamu setia di TPK yang terkenal sibuk mencari daun-daun muda. Mereka termasuk wanita yang umurnya di atas 30 tahunan. Tapi saya tak berlama-lama bertanya soal kelima wanita tersebut. Agus akliiniya pamit ke backstage untuk menyiapkan para penarinya. Pukul 22.30 WIB, untuk beberapa saat suasana senyap. Lampu panggung padam. Asap tibatiba mengepul dan musik DJ mengalun kencang. Lima penari laki-laki muncul di tengah kepungan asap. Lampu panggung kembali menyala, menyorot tiap gerakan yang dipertunjukkan lima penari laki-laki. Mereka mengenakan kaos ketat melekat dan menerawang serta celana super ketat yang menampakkan tiap lekuk bagian sensitif pria. Rata-rata memiliki tubuh menarik; atletis dan 94
EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS |
berisi. Pas sekali dengan tipikal pria yang diidamkan kebanyakan wanita. Tepuk tangan bergemuruh mengiringi tarian. Tak kalah dengan gerakan-gerakan yang biasa diperagakan para penari striper, kelima penari laki-laki itu pun memperlihatkan kebolehannya dalam hal "olah tubuh". Harus saya akui, tidak semua penari laki-laki itu mahir menari. Ada dua penari yang masih sedikit kaku dan cenderung monoton memperlihatkan gerakan-gerakan sensual. Beruntung mereka punya body bagus sehingga sebagian besar tamu wanita yang memadati kaf'e TPK tak begitu peduli dengan bagus-tidaknya tarian. Apalagi dalam hitungan menit, kaos yang melekat di tubuh lima penari itu pun terlepas. Kelima penari yang mulai basah peluh itu makin bersemangat menari dengan animo tamu yang tak henti memberikan applaus. Tubuh penuh peluh itu selama hampir setengah jam memanaskan suasana dan membuat sebagian wanita menjerit-jerit tanpa segan di tengah hiruk-pikuk musik. Malah, adajuga yang ikut-ikutan tergoda untuk menari mengikuti tiap gerakan para penari laki-laki. Pemandangan serupa juga saya temukan di kafe PO, di Jalan ISK, di kawasan Blok M,Jakarta 95
JAKARTA UNDERCOVER 2
Selatan. Peristiwa terjadi di akhir Juni 2003, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Lucy, sebut saja begitu. Janda beranak dua yang memilih menjadi single parent clan punya usaha sendiri di bidang resto dan butik. Lucy berusia 38 tahun dan sehari-hari sering menghabiskaii waktu luangnya untuk mengikuti scjumlah kegiatan bersama karibnya. Dari sekedar arisan, les dansa, nongkrong di mal/kafe sampai sekali-dua kali membuat kegiatan amal untuk membantu panupanti asuhan. Nah, di ulang tahunnya yang ke 38 itu, Lucy sengaja memboking kafe PO untuk pestanya. Acara tertutup untuk publik, jadi hanya undangan yang boleh masuk. Kafe PO memang tidak begitu luas ruangannya. Dibanding Hard Rock Cafe misalnya, kafe PO tidak ada separuhnya. Dari pukul delapan malam, tamu-tamu undangan Lucy sudah mulai berdatangan dan langsung dipersilakan menikmati hidangan yang tersedia; dari makan malam sampai segala jenis minuman dengan bebas bisa dipesan seuap tamu; free flow alias gratis. Beragam acara turut memeriahkan acara ultah Lucy. Misalnya saja ada pertunjukan kolaborasi anlara DJ dan duo percussion. Belum lagi, sejumlah artis penyanyi yang datang, tak luput
96
EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS
didaulat Lucy untuk menyumbangkan beberapa lagu. Acara pesta ulang tahun itu puncaknya dihibur oleh empat penari laki-laki—yang hanya mengenakan "cawet" di bagian paling vital—mempertontonkan aksinya di atas bar. Tamu undangan Lucy yang sebagian besar wanita itu seperti menikinati tiap gerakan para penari laki-laki. Entah dengan sekedar berteriak kecil, tersenyum atau tertawa terbahak bersama-sama. Apalagi, sejak datang hingga pertunjukan dimulai mereka sudah menghabiskaii bergelas-gelas alkohol. Itu juga yang membuat polah mereka makin liar dalam pesta. Bagi Lucy, menampilkan penari laki-laki sebagai pengisi acara diakuinya adalah bagian pemanas suasana biar pestanya meriah dan berbeda. Bukan sekali dua kali dia dan teman-teman se-gang-nya menyaksikan liukan maut penari laki, tapi paling sering itu dilakukan di ruang-ruang tertutup dan private. "Kalau malam ini, kan undangannya ratusan. Jadi, biar seru aja. Semua bisa liat penari cowok nyaris bugil," sergah wanita yang malam itu mengenakan gaun panjang warna hitam yang terbuka di bagian punggung belakang nyaris
mendekati
pinggul. "Kok penari ceweknya nggak ada?" tanya saya yang kebetulan lagi berdiri di samping Lucy.
| EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS |
I JAKARTA UNDERCOVER 2
Kan
tapi dari sisi penampilan tidak kalah liarnya.
nggak seru kalo cewek nonton cewek," jawab
Kedua pasangan penari yang hanya mengenakan
Lucy singkat.
penutup di bagian vital itu, memperagakan adegan-
"Kan
tamuku
kebanyakan
cewek.
"Kenapa nggak couple aja. Cewek-eowok."
adegan yang sarat kemasygulan. Sekali waktu
"Tunggu tanggal mainnya. Pasti ntar aku bikin
penari laki dalam posisi telentang sementara pe-
yang lebih gila," ceplos Lucy sambil terus menye-
nari cewek dengau ekspresif berada di atasnya
ruput red wine kesukaannya.
sambil memperagakan gerakan-gerakan layaknya
Tidak hanya dalam acara-acara tertentu para
orang tcngah bercinta di atas ranjang. Kedua
penari laki ini menjadi pemanas suasana, di tempat-
pasangan itu melumuri tubuh mereka dengan
tempat hiburan lain pun, banyak yang menjadi
minyak tubuh hingga tampak mengilat ketika
pengisi acara secara regular. Misalnya di kafe JL
tertimpa sorot lampu. Sementara wajah mereka
di kawasan Kuningan, kafe SN di bilangan Sudir-
dipoles make-up serba tebal dengan wanita men-
man, kafe GG di kawasan Kola, diskotek HI di
colok. Wajah penari laki didominasi warna make-
kawasan Ancol dan masih banyak lagi.
up hitam, sementara penari ceweknya warna-warni.
Yang tak kalah heboh adalah pertunjukan
"Untuk ukuran Jakarta, ini udah gila. Soal-
couple dancers yang ada di diskotek ST di lantai
nya mereka berani tampil di depan umum. Walau
tiga, di kawasan Kota, Jakarta Barat. Saat mera-
hanya setengah telanjang," komentar Rio, 25 tahun,
yakan ultah ST yang ke-7, salah satu acara yang
salah seorang tamu yang datang malam itu.
ditampilkan selain parade DJ adalah pertunjukan striptease couple yang dikemas ala topless. Tak ubahnya seperti "live show" yang ada di sejumlah tempat hiburan malam di kawasan King Cross, Australia, pertunjukan striptease couple malam itu berlangsung di atas panggung dan disaksikan ratusan pasang mata yang memadati ruangan. Mungkin tidak sevulgar seperti yang bisa ditemukan di sejumlah klub di King Cross, Australia,
FAMILY MANAGEMENT. Satu catatan penting yang perlu saya garis bawahi adalah soal keterlibatan keluarga dalam roda bisnis "esekesek" ini. Masih iugat dengan 3 penari yang berdandan ala suster di "Erotic Nurses Party" seperti tergambar di atas. Ternyata, ketiga penari yang malam itu bergoyang bak cacing kepanasan itu 99
I JAKARTA UNDERCOVER 2
dimanajeri langsung oleh seorang wanita paruh baya. Dan yang membuat saya terkaget-kaget, wanita itu tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Ketiga penari itu masing-masing bernama Rima, Linda dan Angel. Saya masih ingat sebelum mereka melakukan show pada malam harinya, sore sebelumnya saya sempat menyaksikan mereka melakukan gladi resik. Beruntung saya kenal baik dengan "bos" event organizer, sebut saja namanya Raka, 37 tahun, yang menggelar acara itu. Makanya, tanpa kesulitan yang berarti saya diberi kesempatan untuk mengenal para penari itu lebih dekat. Rima, Linda dan Angel sore itu datang dengan busana kasual layaknya remaja kebanyakan yang doyan mangkal di mal atau kale. Mereka ditemani seorang wanita paruh baya. Mereka tampak akrab dengan wanita yang mengenakan stelan baju putih dan celana hitam itu. Wanita yang belakangan saya tahu bernama Taty, berumur sekitar 49 tahun itu, tampak sering memberikan instruksi pada Rima Cs. Dari ketiga penari tersebut, yang paling ramah dan gampang diajak ngobrol adalah Rima. Gadis yang memiliki rambut agak ikal dan panjang sampai pinggul itu cepat sekali menyesuaikan 100
I EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS |
diri dengan lingkungan sekitar. Pantas kalau perkenalan singkat pada waktu GR itu berlangsung hangat. Tanpa sungkan-sungkan lagi, Rima mengenalkan Taty sebagai ibunya sendiri. Terus terang mendengar pernyataan Rima, saya kaget bukan main. Jadi, yang mengurus jadwal dan kegiatan show Rima ke berbagai acara tertentu adalah ibunya sendiri. "Yang ngurus Mama sendiri. Dari deal/harga, baju sampai kontrak," tutur Rima tanpa basa-basi. Linda dan Angel sendiri masih tergolong saudara dekat. Rima sendiri mengaku lahir dan besar di Jakarta. Mamanya berasal dari Manado sementara papanya masih ada keturunan Cina. Soal tari-menari, mamanya Rima jauh lebih berpengalaman. Maklum, temyata mamanya jaman masih muda juga menekuni profesi yang sama. Bedanya, Rima sekarang ini menekuni jalur sebagai penari topless, sementara mamanya adalah penari ular. Jenis tarian ini, zaman taliun 1980-an memang sangat populer di Jakarta clan mcnjadi hiburan utama di beberapa tempat hiburan malam. Yang menarik, selama mcnjadi penari dan langsung di bawah manajemen mamanya, Rima hanya menerima tawaran show yang digelar di 101
JAKARTA UNDERCOVER 2
depan publik seperti "special event" yang digelar di sejumlah kafe, diskotek, bar atau resto. Tidak seperti penari striptis yang biasa mangkal di sejumlah karaoke yang menari "tanpa busana" sama sekali, Rima Cs hanya mau menari topless dengan berani mempertontonkan seluruh tubuh kecuali di "bagian terlarang". "Orang kan taunya kalo udah berani tampil setengah bugil di depan umum, pasti di kamar' lebih berani. Padahal, nggak begitu. Kita ini nari untuk menghibur bukan untuk urusan seks," tukas Rima sedikit berapologi. Memang sih, para penari striptis yang mangkal di karaoke misalnya, selain memberikan tarian telanjang, ujung-ujungnya selalu berakhir di transaksi seks. Dari sekedar memberikan "hand service", oral seks sampai berakhir di atas ranjang. Dari sisi tarif, untuk mendapatkan tontonan aurat itu, tidaklah terlalu mahal. Rima Cs misalnya untuk sekali show— biasanya terbagi dalam dua sesi penampilan, per orang dibayar sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Nah, khusus dalam Erotic Nurses Party itu, Rima Cs mendapat bayaran Rp 750 ribu per orang. "Ya, tergantung deal-nya saja sama Mama. Tapi kalo lagi rame acara, harganya bisa naik Rp 1 juta lebih untuk satu orang," jelas Rima.
1 EROTIC NURSES PARTY, GIRLS NO BRA & SEXY BOY DANCERS |
Menjadi penari topless, bagi Rima, sudah dianggap jadi profesi tetap, paling tidak untuk saat ini. Profesi yang dipilih Rima itu, tentunya memunculkan gosip-gosip amis yang setiap saat memerahkan telinga. Tapi, ya apa mau dikata, dengan profesinya itu, Rima sudah siap dengan segala risiko. "Biarin aja orang mo ngomong apa. Aku sih asyik-asyik aja," ceplosnya. Tapi Rima dengan tegas menolak kalau dia disamakan dengan cewek panggilan. Menurutnya, apa yang dia berikan kepada klien jelas berbeda. "Aku kan cuma nari di panggung, bukan di kasur. He...he....Kalo mau jadi cewek bokingan, ya ngapain juga aku mesti keringatan nari-nari di depan umum. Toh, uang dari nari cukup kok buat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," sambung Rima sambil mengisap rokok Sampoerna menthol-nya dalam-dalam. Standar tarif yang berlaku di bisnis tarian aurat ini, memang tidak jauh berbeda. Penari cowok pun, harganya berkisar Rp 500-Rp 1 juta untuk sekali show. Misalnya penari cowok yang biasa mengisi acara regular di kafe TPK, kawasan Sudirman atau penari couple di diskotek ST, di wilayah Kota.
I JAKARTA UNDERCOVER 2
PESTA TANGGAL SEPARUH BAJU
SEBUAH pesta digelar di rumah pribadi. Pesertanya dilarang membawa pasangan kencan dan diwajibkan menanggalkan salah satu bajunya. Tinggal pilih: atas atau bawah! Sore yang cerah. Seperti biasa, usai istirahat,
PESTA TANGGAL SEPARUH BAJU
saja, di undangan yang ukurannya hanya seperempat kwarto dan ada gambar siluet gadis serta pria "nudies" itu, tertulis tawaran undangan yaiig menggiurkan. Inv@private party Pesta Tanggal Separuh Baju «Topless Party». Pilih atas atau bawah? Be a single, find ur couple!!!
Sabtu//24 Mei 2003, pukul 21.00 WIB until drop. Jl KTD, Kemang, No. 9XX, Jakarta Selatan.
saya bersantai sejenak di teras rumah. Kebetulan hari Minggu. Mau nongkrong di mal, takut terlalu ramai. Mendingan santai di sofa sambil menikmati secangkir teh panas. Hitung-hitung menghemat tenaga, setelah malam Minggunya, saya bersama teman-teman road show ke beberapa kafe-disko trendsetter di Jakarta. Ada sebuah undangan terbungkus plastik dengan warna merah menyala. Saya pikir pasti ini undangan acara di kafe atau diskotek. Tapi, setelah saya baca, tak tahunya dari Bondan — seorang teman yang pernah beberapa kali mengundang saya ke pesta pribadi. "Wah, pasti ada yang seru nih kalau Bondan pake undangan segala?" pikir saya. Dan benar 104
Buat saya, penggalan kalimat di atas itu, bukan sembarang undangan. Tapi, undangan pesta pribadi yang pastinya menggoda untuk dikunjungi. Bondan —tentu bukan nama sebenarnya, adalah seorang pria tajir berusia 33 tahun, yang sehari-hari mengelola bisnis penyewaan kapal pesiar dan mempunyai sedikitnya dua resto di Jakarta. Ini kali ketiga, Bondan menggelar pesta yang diberi label "Pesta Tanggal Separuh Baju". Saya masih ingat, ini bukan kali pertama atau kedua, Bondan membuat pesta dengan tema serupa. Sebelumnya, pada taliun 2001 dan 2002, Bondan juga pernah mengadakan pesta yang sama. 105
I JAKARTA UNDERCOVER 2
Pesta itu digelar untuk memperingati hari ulang tahun salah satu perusahaan Bondan yang sudah memasuki usia 9 taliun dan sclalu mengeruk untung sekaligus menandai usianya yang taliun ini menginjak 34 taliun. Uniknya, buat pria yang memilih membujang meski usianya sudah kepala tiga itu, merayakan ultah dengan ragam pesta yang lain dari biasanya atau boleh dibilang "nyeleneh", menjadi prioritas sendiri. "Ini soal selera. Saya bosan dengan pestapesta konvensional. Kalau nggak mabuk atau triping, ya ujung-ujungnya paling menyewa penari striptis. Saya mau yang berbeda dari biasanya," tukas Bondan dengan nada percaya diri. Saya kenal Bondan sekitar dua tahunan. Wajahnya cukup familiar di sejumlah tempat hiburan elit di Jakarta, terutama karaoke. Maklum, bagi pria yang lebih senang membujang dan memilih mengencani "wanita" idamannya tanpa ikatan pernikahan itu, karaoke mempunyai privacy. Paling, hanya sesekali dia pergi clubbing ke kafe atau diskotek. Padahal, rumahnya berada di kawasan yang dijejali puluhan kafe. "Kalau kebetulan lagi ada acara tertentu, gue baru 'dugem' ke kafe trendsetter" kilahnya. Entah sudah berapa kali, saya dan Bondan "jalan" bareng. Yang pasti, dalam sebulan, kalau
| PESTA TANGGAL SEPARUH BAJU |
tidak ke lounge, kami bertemu di mal. Sekedar afternoon tea atau bertukar informasi seputar tren dunia "remang-remang" Jakarta.
TOPLESS PARTY. Makanya, undangan pesta dari Bondan, sayang untuk dilewatkan. Sabtu malam di bulan Mei 2003 itu, sekitar pukul 21.17 WIB, saya menuju kawasan Kemang. Kawasan yang di sepanjang jalannya dipenuhi puluhan kafe dan menjadi hunian para ekspatriat (baca = bule) itu, saban malam tak pernah sepi, apalagi pada malam-malam weekend. Tak susah mencari rumah Bondan, mesti tidak berada di jalan utama dan sedikit masuk ke dalam. Setelah melaju di sepanjang jalan raya Kemang, tak jauh dari kale DB, saya belok ke kiri. Selang beberapa saat kemudian, saya menemukan bangunan rumah yang rata-rata megah dan mentereng. Setelah melewati dua belokan, saya menemukan rumah Bondan, yang letaknya di bangunan ujung. Begitu di depan pintu, saya merasa seperti mengulang kejadian 1-2 tahun sebelumnya. Puluhan laki-laki dan wanita—semua teman dekat Bondan, ada beberapa yang hadir karena "diajak" atau ada yang merekomendasi — 107
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
datang sendiri-sendiri tanpa membawa pasangan; istri, suami, kekasih, selingkuhan, atau piaraan. Di ruang tamu yang sudah disulap menjadi "ballroom" itu, puluhan laki-laki dan wanita bertemu. Sebelum masuk, tamu-tamu dipersilakan menunjukkan undangan dan mengisi buku tamu yang sudali disediakan dan dijaga dua wanita cantik. Tak hanya itu, tamu-tamu belum juga diperbolehkan masuk sebelum memilih menanggalkan bajunya. Ada dua pilihan, menanggalkan baju bagian atas atau bawah. Dua penjaga siap sedia membawakan baju-baju tamu untuk disimpan ke dalam loker. "LO, datangjuga. Duh, gak nyangka ya." Saya bertemu Sisca—sebut saja begitu, yang langsung menyambut saya dengan senyum manisnya. Gadis yang beberapa kali saya temui di kafe-kafe yang menjadi "tempat gaul"nya sejumlah bule itu— seperti JC di Senayan, BT atau KT di sekitar Sudinnan, datang bersama dua teman wanitanya. Status Sisca sendiri, sudali menjadi rahasia umum, kalau sehari-hari dia menggeluti profesi ganda, Di samping bekerja sebagai stand promotion girl(SPG) yang biasa menjaga stand pamcran untuk acara-acara tertentu, dia juga menjadi "hicallgirl" dengan bayaran di atas Rp .5 juta untuk
PESTA TANGGAL SEPARUH BAJU
sekali kencan. Dengan tinggi di atas 170 cm, berkulit kuning langsat dan wajah cantik, rasa-rasanya Sisca pantas pasang harga setinggi itu. Jalur SPG yang digelutinya, rupanya menjadi ajang sosialisasi untuk bertemu klien-klien berduit. Di teras, memang tampak beberapa tamu yang bersantai. Sebagian memang ada yang langsung masuk. Saya tidak hanya bertemu Sisca Cs, tapi juga menjumpai beberapa wajali yang akrab di dunia malam Jakarta. "Oh, gitu ya. Giliran private party, datang sendiri." Seorang teman saya, Jody—sebut saja begitu, tiba-tiba meninju pundak saya. "Wall, dateng juga. Gue pikir lo lagi asyik dengan 'lekong'" lo. Lagi dikemanain?" ledek saya. "Eh, 'giling'12 ya. Itu sih tetap dong. Sekarang lagi 'CCP'13 aja," sergahnya. Saya hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Jody memang seorang gay. Sudali setahun saya mengenalnya. Dalam beberapa kesempatan, Jody kerap menghabiskan waktu di mal pada sore hari. Minggu malamnya, ia selalu hadir di diskotek
11 Artinya sama dengan laki-laki. Istilah yang awalnya populer di kalangan para banci, tapi kemudian menjadi bahasa tren. 12 Kala yang sering digunakan anak-anak gaul yang berarti "gila". Maknanya lebih kepada nngkapan tak setuju tapi sarat canda. 13 CCP singkatan dari Curi-Curi Pandang. Islilali ini juga menjadi bahasa populer di kalangan anak-anak "nongkrong".
109
1 JAKARTA UNDERCOVER 2[
HI di kawasan Ancol yang punya regular event "gay nite". Pemandangan yang ada memang sangat unik dan menggelitik. Bagaimana tidak, di ruang tamu yang luasnya kira-kira dua kali lapangan bola volly itu puluhan laki-laki dan wanita berkumpul dengan bertelanjang "separuh badan". Sebagian laki-laki dan wanita membiarkan bagian bawahnya terbuka dengan hanya menutupi bagian vitalnya. Ada juga yang memilih membiarkan tubuh bagian atas terbuka, diterpa hawa dingin AC yang menyebarkan hawa sejuk. Layaknya sebuah klub, kale, atau diskotek, di ruang tamu itu ada mini bar dan sejumlah pelayan yang hilir mudik melayani tamu. Musik yang diusung seorang DJ mengalun tak hentihentinya, meskipun suaranya tak sekeras yang ada di diskotek. Semua jenis minuman dari cocktail sampai yang beralkohol dapat dipesan secara gratis. Freeflow! Beberapa pramusaji berkeliling ruangan membawa nampan berisi aneka jenis minuman. Tamu tinggal menyomot saja. Para pramusaji rata-rata tak mengenakan baju atas. Ada juga yang memilih duduk dan berdiri santai di dekat sambil tak henti-hentinya memesan minuman. Di dekat bar, ada meja panjang berisi makanan kecil yang siap santap. 110
PESTA TANGGAL SEPARUH BAJU
Untuk menyemarakkan suasana, ya apalagi kalau bukan atraksi beberapa penari seksi. Uniknya, para penarinya tidak hanya wanita, tapi ada juga laki-laki. Tiga pasang penari meliuk sensual di tengah ruangan, ber"setubuh" dengan tiap entakan musik yang mengalun. Tak heran, kalau malam itu pesta berjalan panas. Puluhaii laki-laki dan wanita larut dalam lautan alkohol dan dentuman musik yang berdebam menyelimuti setiap sudut ruangan. Tak ada acara potong lilin layaknya pesta ultah kebanyakan. Bondan—yang juga membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka, sebagai tuan rumah lebih banyak menyapa tamu-tamu. Maklum, liampir semua tamu yang datang adalah kenalan dekatnya; dari relasi bisnis, klien sampai teman main. Ada memang beberapa tamu "baru" yang datang karena diajak atau direkomendasi oleh teman Bondan. Untuk kali ketiga—saya sempat datang ke pesta yang sama pada tahun 2001 dan 2002, saya berada di antara sekian puluh orang yang asyik mereguk malam dengan hura-hura. Tamu lakilaki yang sudah menemukan pasangan wanitanya, tinggal menggilas waktu dengaii ber-masyuk ria. Bagi yang belum, tentu saja mesti rajin "hunting" kiri-kanan, mencari tamu yang masih "single". Itulah mengapa semua tamu dilarang membawa
I JAKARTA UNDERCOVER 2
pasangan, karena di ruangan itulah, para tamu dipersilakan mencari pasangan, saat itu juga. Hanya saja, tidak seperti di sejumlah tempat hiburan elit seperti karaoke atau klub di Jakarta yang ruangannya memang sudah disediakan kamar tidur untuk eksekusi cinta sesaat; one, two or three short time! Seperti di CG, sebuah tempat hiburan one stop entertainment, yang ada di kawasan Mangga Dua, Jakarta Barat, yang mendesain ruangan karaoke serba lengkap layaknya kamar suite di hotel bintang empat. Di ruangan itulah, setiap tamu bisa melakukan transaksi cinta kilat. Atau juga di sejumlah panti pijat plus yang melengkapi ruangan kamarnya dengan aneka fasilitas mewah; kamar ber-AC, springbed standar hotel, TV, shower, tissu, dan handuk. Nah, dalam pesta Tanggal Separuh Baju itu, seks di tempat tidak menjadi prioritas. Pesta itu lebih banyak menjadi ajang rendezvous dan mencari pasangan untuk kemudian melanjutkan petualangan asmara, entah di hotel, apartemen atau di mana pun yang menjadi pelabuhan terakhir. "Kalau mau kencan, sudah bukan urusan gue lagi. Kencan urusan masing-masing. Bayar hotelnya juga sendiri-sendiri. Rumah gue hanya sebagai ajang ngumpul. Gue kan bukan germo," sergah Bondan sambil tersenyum.
Sejak pukul 21.00 WIB hingga malam mulai menjemput dini, pesta itu berlangsung meriah. Sekitar 50-60 orang laki-laki dan wanita berdisko, bercanda, bermesraan, dan aktivitas lain tumpah ruah di ruang tamu yang juga diterangi cahaya lampu terang itu. Dengan hanya mengenakan baju separuh, tak ada kata risih atau malu-malu ketika mereka mesti saling bertatap muka lalu berdisko bersama. "Yang datang ke sini, berarti dari awal sudah siap dengan aturan main. Kalau nggak siap, ya mendingan nggak dateng dong. Untungnya, teman-teman saya sudah terbiasa. Jadi nggak ada masalah," kata Bondan sambil terus menyeruput gelas Martel-nya. Memang, Bondan mengaku, waktu kali pertama menggelar pesta tersebut, ada beberapa temannya yang masih malu-malu. Tapi, setelah semua berbaur dan pesta berjalan detik demi detik, rasa malu itu pun sirna, apalagi ditambah dengan makin "panas"nya hawa alkohol yang masuk ke perut dan suasana yang tercipta. Lagi pula, jelasnya, teman-teman yang dia undang, sebagian besar sebenarnya sudah terbiasa dengan "dunia malam".
PESTA TANGGAL SEPARUH BAJU
"Karena sudah biasa, jadi nggak susah mem-
ulurkan tangan. Kami pun melanjutkan pembi-
buat mereka membuka baju di pesta kayak gini,"
caraan sambil terus mengamati jalannya pesta.
ungkapnya.
Bondan mengenalkan beberapa gang wanitanya.
Ketika malam berganti dini, beberapa tamu
Ada Ruri yang berkulit agak cokelat tapi punya
memilih
badan seksi dengan tinggi 169 cm. Juga ada Cory,
hengkang dan masing-masing mencari tempat
24 tahun, berkulit putih, dengan tinggi badan
untuk menghabiskan waktu yang tersisa. Namun,
sekitar 165 cm dan berambut agak pendek. Masih
ada pula yang betah dan setia di tempat, dengan
ada lagi Ami, Rosi, Nona dan sebagainya.
yang
sudah
menemukau
pasaugan,
terus mengikuti alunan musik yang mengalun
Mudah
ditebak,
beberapa
teman
wanita
dan supply minuman yang terus mengalir dari
Bondan itu ternyata tipikal orang yang sangat
bartender dan para pelayan.
enak diajak ngobrol dan blak-blakan kalau bicara.
"Aturan mainnya sederhana. Yang sudah
Tak ada lagi kamus "malu-malu kucing" apalagi
dapat pasangan, boleh pergi setelah lewat pukul
"jaim" alias jaga image. Bahkan ketika pembi-
02.00 WIB dini hari. Tapi, yang mau tinggal pun,
caraan sudah mulai menjurus pada ajakan untuk
tidak dilarang," jelas Bondan.
one-nite-stand misalnya, mereka tak menunjuk-
Pesta Tanggal Separuh Baju atau populer
kan sinyal malu untuk membicarakannya. Apalagi
juga dengan sebutan "Topless Party" ini, bagi
dari menit ke menit, suasana makin meriah oleh
sebagian orang menjadi tahapan untuk berani
iringan musik DJ dan aneka macam minuman
mengikuti pesta yang lebih gila lagi. Ya, apalagi
beralkohol. Cory misalnya, sudah menghabiskan
kalau bukan "nudies party". Malah, beberapa
lebih dari delapan gelas tequila clan lima gelas
laki-laki yang datang, sebagian pernah saya jum-
kecil B5214. Pantas, kalau mukanya sudah sedikit
pai sebelumnya di beberapa pesta seks.
memerah dan gaya bicaranya jadi lebih lancar.
"Kenalin, ini Jay. Teman bisnis gue," ujar
Urusan one-nite-stand setelah pesta itu usai,
Bondan sambil menunjuk ke arah pria yang ber-
sepertinya menjadi agenda wajib yang tak boleh
diri di dekatnya.
dilewatkan. Laki-laki yang belum juga menda-
"Wah, ini sih gue kenal. Kita pernah ketemu kan sebelumnya di 'nudies party'," Jay meng-
14 B52: sejeuis minuman beralkohol yaug terdiri dari campuran baileys, kahlua dan contrue. Biasanya disajikan dalam gelas berukuran kecil untuk sekali tenggak (one shot).
115
JAKARTA UNDERCOVER 2
patkan pasangan, akhirnya harus kembali bertualang ke karaoke. Back to basic Dan itu juga yang ditawarkan ke beberapa laki-laki yang sampai
| "GUYS TROPHY" KLUB ARISAN SEKS]
"GUYS TROPHY" KLUB ARISAN SEKS
pukul 03.00 lebih masih jadi "jomblo" alias tidak laku-laku. "Ke karaoke aja. Nyewa striptis atau LC Mandarin. Habis, mau gimana lagi. Nggak mungkin
KLUB arisan yang digelar sejumlah wanita sangat
kan lo pada pulang," ledek Bondan sambil ter-
lain dari biasanya. Bukan uang yang menjadi target
kekeh. Malam pun bertambah syahdu. Se-syahdu
utama, melainkan laki-laki yang menjadi "pialanya".
lantunan lagu cinta Boyz II Men, I'll Make Love to You. Sebagian tamu yang sudah berpasangan, segera mencari ranjang cinta, yang belum juga mendapat teman kencan, terpaksa "hunting" ke nite club.
Terdengar suara riuh memenuhi ruangan. Suara dari puluhau wanita yang tengah bercakap seru. Berulang-ulang terdengar tawa memecah keriuhan. Suasana yang tergambar layaknya sebuah pesta, meskipun tak ada alunan musik yang mengiringi. Di beberapa sudut, tampak beberapa wanita asyik mencoba barang-barang baru: dari las, perhiasan, sampai sepatu. Ini bukan sekumpulan wanita yang tengah menggelar pesta bazar. Puluhan wanita yang mcmadati ruangan itu ternyata salah satu komunitas "ibu-ibu arisan"
15
yang kini tengah menjamur di
Jakarta. Menarik memang. Di saat bank tumbuh subur bak jamur di musim hujan, ternyata masih banyak kalangan yang memilih arisan sebagai ajang alternatif untuk "mengumpulkan" uang. 15 Islilali ini sebcnaniya sekedar identitas kelompok. Dalam praktiknya, banyak anggota arisan yang masih melajang, jauh dari tampang "ibu-ibu".
I JAKARTA UNDERCOVER 2|
Padahal, arisan ini boleh dibilang "cara kuno" yang sering dilakukan ibu-ibu kampung.
"GUYS TROPHY" KLUB ARISAN SEKS
Perkumpulan arisan yang awalnya dimulai dari kebiasaan sejumlah wanita yang doyan belanja di butik dan menghabiskan waktu berjam-jam di salon itu, kini mempunyai anggota tak kurang
ARISAN GAUL. Ternyata, di sinilah keunik-
dari 200 orang. Pantas saja, kalau suasana kegi-
annya. Banyak wanita di Jakarta yang merasa
atannya tak ubahnya seperti pesta. Baju-baju yang
membutuhkan satu bentuk kegiatan yang meng-
mereka kenakan serba trendy dan banyak yang
hasilkan. Sejumlah wanita, hampir pasti setiap
bermerek, brand-minded.
sore memadati mal-mal untuk sekedar window
Para wanita yang terlibat dalam perkumpulan
shopping dan afternoon tea. Di sela-sela kegiatan
arisan itu, latar belakangnya juga bermacam-
yang sudah pasti "membutuhkan" spend money
macam. Ada yang lajang, ibu rumah tangga,
itulab, banyak yang akhirnya memanfaatkannya
bahkan sampai janda. Pekerjaannya pun beraneka
dengan membentuk perkumpulan arisan.
ragam: ada yang punya usaha sendiri—keba-
Lihat saja suasana di sejumlah kafe di mal
nyakan butik, salon, dan perhiasan, ada yang
atau plaza pada bari Jumat atau Sabtu, tidak
eksekutif muda, ada yang pekerja kantoran, sam-
melulu didominasi oleh wanita-wanita yang tengab
pai kalangan selebritis.
menikmati makanan dan berbelanja, tapi sekaligus
Betapa seru ketika mereka ini berkumpul.
diselingi aktivitas ibu-ibu arisan yang jumlabnya
Ratusan wanita bertemu di satu tempat, biasanya
belasan orang.
lebih sering di kate atau restoran. Di sela-sela
Kelompok arisan yang juga populer dengan
menunggu arisan dikocok, mereka aktif bercerita,
sebutan "arisan gaul" itu, jumlahnya puluban. Dan
mengobrol satu sama lain. Ya, apalagi kalau tidak
anggotanya punya profesi yang beraneka ragam.
"ngrumpi". Tidak hanya itu, sebagian wanita
Ada yang berprofesi sebagai model, artis, pekeria
yang punya usaha butik dan perhiasan, bebas
kantoran, ibu rumah tangga, sampai pengusaha.
menjajakan "barang dagangan"nya, tentu saja
Salah satu grup arisan gaul yang populer di Jakarta
biasanya koleksi terbaru.
belakangan ini adalah MF—sebut saja begitu.
Perkumpulan arisan itu mempunyai beberapa bandar dengan masing-masing setoran yang
118
119
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
berbeda. Ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 juta, sampai
Saya kebetulan termasuk yang diundang. Mudah
Rp 5 juta. Pengelompokan itu memang sengaja
ditebak, pestanya berlangsung meriah. Tamu-
dibuat sesuai dengan minat dan kebutuhan ang-
tamu asyik bergoyang, sementara di atas bar, lima
gota. Bisa dibayangkan mereka yang ikut arisan
penari laki juga tak kalah "hot" dengan liukannya.
Rp 5 juta. Sekali penarikan, totalnya Rp 70 juta.
Bagi mereka, aktivitas seperti itu bukan hal
Sementara arisan yang Rp 2,5 juta, sekali pena-
yang aneh untuk ukuran ibu kota. Lagi pula,
rikan Rp 27,5 juta. Dan itu dilakukan selama 1
adanya sexy dancers laki-laki itu tak lebih hanya
bulan sekali secara rutin.
sebagai salah satu paket hiburan yang disediakan
Menariknya lagi, para wanita ini tidak hanya
untuk menambah semarak suasana pesta. Mereka
berkumpul ketika ada kegiatan arisan. Tapi di
tidak alergi diterpa gosip miring, karena yang
luar itu, mereka juga kerap mengikuti kegiatan
mereka lakukan masih dalam batas wajar-wajar
les dansa rame-rame, ke mal rame-rame, sampai
saja.
menggelar dan menghadiri acara tertentu, misalnya pesta.
"Toll, penarinya kan nggak telanjang. Masih pake cawet. Lagi pula, kita kan datangnya juga
Dalam hal pesta, mereka termasuk kalangan
bareng suami. Jadi, no problem," jelas Flora, 34
yang memang terbiasa dengan aktivitas yang sarat
tahun —sebut saja begitu, wanita cantik yang
akan nuansa kesenangan dan keceriaan itu. Ketika
menjadi ketua sekaligus bandar arisan.
salah satu anggota arisan merayakan ulang tahun misalnya, pestanya tak tanggung-tanggung; dibuat dengan mewah, meriah, dan menarik tamu untuk datang.
PIALA LAKI-LAKI. Kalau Flora dan gangnya terkenal dengan "arisan gaul"nya, lain lagi
Pernah satu ketika ada salah satu anggota
dengan grupnya Veronica—lagi-lagi bukan nama
yang membuat pesta untuk merayakan kesuk-
sebenarnya. Wanita berusia 30 tahun, yang sehari-
sesannya karena mendapat proyek ratusan juta.
hari mengelola bisnis salon kecantikan dan butik
Pestanya pun dibuat besar-besaran. Menu hibur-
itu, mempunyai komunitas ibu-ibu muda, janda,
annya tak hanya penyanyi dan musik-musik
sampai lajang yang hampir tiap bulannya mem-
trendy, tapi juga ada sexy dancers laki-laki. Wow!
buat acara "arisan". Veronica, yang mcnjadi ketua
[JAKARTA UNDERCOVER 2 I
dan bandar—begitu istilahnya, mempunyai anggota tak kurang dari 100 orang yang semuanya wanita. Undangan untuk ikut merayakan ultah plus sekalian arisan, tentu hanya untuk anggota arisan dan kalangan terbatas. Tamu laki-laki yang diundang pun, sebagian besar adalah para kekasib, suami, atau "selingkuhan". Saya beruntung karena selama hampir dua tahun, selalu menjadi juru potret buat acara-acara mereka. Makanya, pada malam pesta itu, seperti biasa saya diminta untuk membuat foto dokumentasi. "Jaugan lupa bawa rol film yang banyak. Soalnya pesta agak lain dari biasanya." Saya masih ingat ucapan Veronica ketika dia menghubungi saya via telepon genggam. Setiap bulannya, Veronica dan kawan-kawan menggelar arisan yang diadakan dari satu kafe, hotel, karaoke atau rumah pribadi. Aturan mainnya sederhana, setiap anggota menyetor sejumlah uang yang disepakati untuk kemudian dikocok untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan uang. Biasanya, uang yang disetor jumlahnya Rp 2 juta untuk setiap kali pertemuan. Uniknya, siapa yang beruntung duluan, selain berhak mendapatkan sejumlah uang yang terkumpul, ternyata juga mendapatkan bonus lain 122
"GUYS TROPHY" KLUB ARISAN SEKS
yang tak kalah menggiurkan. Bonus itu tak lain adalah laki-laki yang dijadikan sebagai "piala" dalam setiap kali arisan. Laki-laki itu, tentu saja kebanyakan adalah para gigolo yang memang sudah dipesan dan dibayar sesuai kesepakatan. Uang untuk membayarnya dipotong dari jumlah uang arisan yang terkumpul, lengkap dengan biaya untuk check-in di ranjang semalaman. "Kalau cuma arisan biasa, paling-paling ya ngumpul-ngumpul, makan minum lalu ngerumpi. Buat saya, itu biasa dan nggak ada seninya. Nggak seru," tandas Veronica. Mereka yang menjadi anggota arisan Veronica, mempunyai latar belakang yang berbedabeda. Ada yang menjadi ibu rumah tangga, ada juga janda, wanita karir, sampai lajang yang bekerja di kantoran. Arisan yang digelar pada akhir Februari 2003 itu sifatnya spesial; arisan sekalian merayakan ultahnya Maya, salah seorang anggota Veronica yang sudah setahun lebih ikut terlibat dalam arisan. Makanya, arisannya digelar di ruang karaoke di sebuah hotel bintang empat di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, pada malam hari. Maya, lajang cantik dengan rambut ikal itu, resmi berusia 28 tahun pada bulan Februari. Sehari-hari, Maya dikenal sebagai wanita mandiri, meskipun usahanya tak jelas bergerak di 123
"GUYS TROPHY" KLUB ARISAN SEKS
I JAKARTA UNDERCOVER 2
bidang apa. Tapi, hidupnya cukup mewah. Mobil
langsung dipajang di karaoke dan diminta untuk
Mercy, baju semua bermerek dan mempunyai
menari di tengah-tengah ruangan dalam keadaan
rumah bagus di kawasan Pondok Indah.
hanya mengenakan underwear mini yang menu-
Kabar yang beredar, Maya menjadi simpanan
tup bagian vitalnya. Lantaran
seorang pengusaha terkenal yang punya bisnis di
124
aturan
berulang
tahun,
kan. Bagi anggota arisan Veronica, status Maya
tukan
siapa
yang
sudah jadi rahasia umum. Dan tidak hanya Maya
arisan.
Uang
arisan
yang dikenal sebagai simpanan, tapi beberapa
diberikan
anggota arisan Veronica yang lain, banyak juga
di ruang karaoke itu, puluhan wanita larut dalam
berhak yang
Maya.
untuk
itu,
tidak
kepada
kocok-mengocok
malam
mana-mana, dari pompa bensin sampai perban-
yang mempunyai status serupa.
ada
Maya
menen-
mendapatkan terkumpul,
Layaknya
uang
langsung
sebuah
pesta,
suasana riuh. Mereka tertawa, bercanda, dan
Saya stand-by di lokasi sejak pukul 19.30
minum sepuas-puasnya. Sementara "piala laki-
WIB. Maklum, sebelum acara dimulai, ada sesi
laki" yang menari di tengah ruangan, menjadi
pemotretan pribadi. Namanya juga mau ke pesta,
tontonan utama untuk setengah jam lamanya.
mereka tentu saja akan berdandan secantik mung-
Tentu saja, laki-laki itu tak urung juga jadi bahan
kin; ke salon dulu untuk perawatan dan menge-
bulan-bulanan; diraba, dicubit bahkan banyak yang
nakan baju-baju mahal dan bermerek.
berani menyentuh bagian-bagian vital tubuhnya.
"Sayang kan sudah cantik begini kalau nggak
Ketiga penari laki itu tampak pasrah dan
difoto. Buat koleksi pribadi," ceplos Veronica
selalu mengumbar senyumnya meski beberapa
yang asyik berpose di samping Maya.
tangan mulai menjamah tubuhnya. Dan makin
Tak kurang dari 70 wanita datang memadati
disentuh dan disoraki, mereka semakin merang-
ruangan karaoke kelas VIP yang mampu menam-
suk maju mendekati tamu wanita yang hadir satu
pung 100 orang dengan bcr-standing party itu.
per satu, tanpa jengah.
Kalau biasanya piala laki-laki yang menjadi
Maya yang punya hajat malam itu, malah di-
"bonus" arisan langsung bisa dijumpai di kamar
soraki teman-temannya untuk berjoget panas di
hotel, malam itu, karena Maya berulang tahun,
antara para penari. Mau tidak mau, Maya pun
"piala laki-laki" yang jumlahnya ada tiga orang itu
terjun bersama tiga laki-laki seksi yang tampak 125
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
basah oleh keringat. Sementara beberapa tamu
Ah, barangkali tipe laki-laki yang menunggu
laki-laki yang datang, tak luput ikut memeriah-
Maya di kamar memang mirip Nicolas Cage,
kan pesta dengan bergoyang dan tertawa-tawa.
paling tidak itu versi Veronica dan teman-teman-
Gelas minuman tak henti-bentinya berdenting.
nya yang sudah banyak menenggak segala jenis
Bcgitu selesai dengan tariannya, Maya diminta
alkohol. Bukankah dalam keadaan mabuk, se-
memilih salah satu dari tiga laki-laki itu. Suasana
suatu terlihat tidak seperti aslinya. Apalagi cahaya
ruangan
di ruangan itu memang tidak terlalu terang, malah
yang
semula
dipenuhi
musik-musik
disko, berubah menjadi ajang untuk bernyanyi.
nyaris temaram.
"Mau pilih yang mana, May? Yang rambut-
"Biarin aja. Mau mirip Nicolas Cage mo
nya pendek atau yang tampangnya mirip Nicolas
tidak, yang penting acaranya ramai dan sukses.
Cage itu. Aduh, lucu-lucu lho," ceplos Veronica
Dan yang lebih penting, Maya nggak nolak laki-
yang tampak basah dan mulutnya bau alkohol.
laki kencannya," sergah Veronica.
"Cue mau minum Illusion16 dulu. Haus nih," ceplos Maya dengan bibir menyungging senyum.
Arisan yang dilakukan Veronica bersama gang-nya, sebenarnya bukan arisan betulan. Uang
Entail siapa yang memilib, tahu-tahu, Vero-
yang terkumpul, lebih banyak berfungsi sebagai
nica membisiki laki-laki yang mirip Nicolas Cage
biaya patungan untuk membayar makan-minum,
itu untuk meninggalkan ruang karaoke dan di-
sewa ruangan, hotel, gigolo, dan keperluan lainnya.
minta menunggu kedatangan Maya di kamar hotel.
Kalau dihitung-hitung, jumlah uang yang terkum-
"Ayo, May. Sang pangeran sudah lama
pul, pastinya akan ludes untuk membiayai "semua
nunggu lho di kamar," lagi-lagi Veronica yang
kebutuhan" itu.
angkat bicara. Sementara tamu-tamu lainnya ada
"Di situlah serunya. Kalau biasanya orang yang ikut arisan mendapatkan uang, di sini dapat kesenangan. Luar dalam," ujar Veronica sambil mengulum senyum dan tangannya masih saja memegang segelas Illusion yang berwarna hijau.
yang asyik menyanyi, ada juga yang memilib untuk terus berjoget. 16 Salah satu jenis minuman beralkohol yang sangat (digemari "nite society" yang biasa clubbing kc kafe-kafe trendsetter, terutama kalangan wanitanya. Minuman itu termasuk kategori jenis cocktail yang terdiri dari campuran midori, vodka, malibu dan pineapple juice. Rasanya cenderung manis tapi punya efek membuat orang mabuk secara perlahan.
JAKARTA UNDERCOVER 2
STRIPTIS "THREESOME" PRIVATE LIVE SHOW
MENIKMATT suguhan tarian striptis tripel ala private live show. Penari tangju pria dan wanita menyuguhkan atraksi erotis tanpa ampun tak ubahnya adegan "three-some" dalam film biru. Hah! Menu hiburan yang menampilkan atraksi panas dan seronok tampaknya makin menjadi tren di ibu kota. Tidak saja bisa ditemukan di beberapa tempat hiburan seperti karaoke atau klub, hiburan yang bersifat private pun, tersedia. Malah, untuk kategori hiburan, yang "private" ini boleh dibilang lebih gokil di luar batas kewajaran. Semua berawal dari scorang teman, sebut saja Jefry, 31 tahun, yang mengundaug kami untuk makan malam di studionya di kawasan Pasar
Sehari-hari, Jefry mengelola usaha di bidang showbiz dan production house. Malam itu, dia sengaja hanya mengundang beberapa kawan dekat, termasuk saya. Acaranya hanya ngumpulngumpul sambil bincang-bincang santai sekalian "having fun" mereguk beberapa minuman beralkohol dan berajojing ringan. Ada sekitar 18 orang, termasuk saya, ikut memeriahkan pesta makan dan milium yang berlangsung sejak pukul 19.30 WIB itu. Acara itu rupanya sengaja diadakan di malam Sabtu dan hanya berlangsung sampai pukul 21.30 WIB. Tetapi kemudian Jefry sengaja menahan beberapa teman dekatnya agar jangan pulang. Jadi yang tersisa setelah pesta usai, tinggal enam orang, termasuk saya sendiri. Ajang makan-makan itu tentu saja dilengkapi dengan menu minuman beralkohol. Jefry menyewa dua bartender untuk meracik minumanminuman spesial. Jefry termasuk doyan milium dan favoritnya adalah cocktail beralkohol, Sex on the beach".
Minggu, Jakarta Selatan. Acara makan malam
Ternyata, Jefry yang empunya gawe itu, dari
yang dihadiri beberapa kawan dekat itu berlanjut
awal memang sudah menyiapkan pesta yang lain
menjadi ajang pesta kecil-kecilan, untuk mere-
dari biasanya. Terus terang, kami dibuat makin
guk sebuah sensasi hiburan dan rekreasi kese-
penasaran, karena Jefry hanya menyebutnya
nangan. 17 Sex on the beach, nama satu jenis minuman cocktail beralkohol yang terdiri dari campuran vodka, cream blue berry juice, peach snap, dan orange juice.
128
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
"surprise party" tanpa menerangkan detailnya. Padahal saya sudah mengenal Jefry lebih dari dua tahun. Hampir tiap saat sclalu berpenampilan trendy dan dari pernikahannya dia sudah dikaruniai dua orang putra. Acara makan-minum itu terus berjalan dari menit ke menit. Saya masih terlibat pembicaraan bertukar pengalaman dan cerita-cerita seru. Jam sudah menunjuk angka sepuluh levvat. Kelima karib Jefry yang hadir, dua di antaranya adalah wanita. Yang satu bernama Lora, 27 tahun dan satunya lagi, Dindy, 25 Tahun. Kedua wanita itu adalah rekanan bisnis Jefry. Dalam beberapa
_______ | STRIPTIS "THREESOME": PRIVATE LIVE SHOW _________
Selain punya rumah di bilangan Tebet yang dia tempati bersama istrinya, Jefry juga punya apartemen khusus yang biasanya dia pakai untuk istirahat dan bersantai. Biasalah, sering kali pekerjaan memaksa orang untuk rehat; melepaskan stres di kepala. Kami hanya tertawa sambil bertanya-tanya. Sedari awal, Jefry tak pernah bilang mau bikin kejutan. Makanya, kami masih juga menebaknebak, mengapa mesti pergi ke apartemen Jefry, kenapa tidak di studio saja. "Pokoknya liat aja ntar. Jangan banyak tanya dulu, oke," tegas Jefry.
kesempatan, juga sering gaul bareng. Begitu juga dengan ketiga teman laki-laki Jefry yang masih setia menenggak minuman yang tersedia. Yang saya ingat, dari ketiga teman Jefry itu dua di antaranya bernama Tio dan Budi. Teman-teman lain Jefry memutuskan pulang dengan berbagai alasan masing-masing. Ada yang pulang dengan alasan ditunggu istri di rumah, ada yang harus menyelesaikan pekerjaan, dan ada juga yang memang sudah berat kebanyakan minum alkohol. "Udah bosen ya? Mau nonton yang seru-seru dan "saru-saru", nggak? Ke apartemen gue yuk. Pokoknya pasti seru deh. Dan lo semua pasti demen," ajak Jefry penuh semangat.
DIRTY DANCING. Saya berangkat satu mobil dengan Jefry, sementara kelima karib Jefry berada di dua mobil yang membuntuti kami dari belakang. Jam menunjuk angka 22.25 WIB ketika kami masuk ke pelataran parkir apartemen SR, di Jakarta Selatan. Apartemen SR terbagi dalam beberapa tower. Jefry tinggal di tower 8 yang letaknya di deretan depart dan dekat dengan jalan utama. Mobil yang kami kendarai diparkir di paling ujung. Sementara mobil yang ditumpangi teman-teman Jefry terus saja menguntit dari belakang. 131
________ | STRIPTIS "THREESOME": PRIVATE LIVE SHOW]
"Hoi, masuknya bareng-bareng. Tungguin gue di lobby ya," ujar Lora sambil membuka kaca
dilarang. Paling dua puluh menit lagi, kita akan nonton yang asyik-asyik," kata Jefry, tertawa. Di atas meja ruang tamu sudah ada bebe-
mobil. Apartemen Jefry yang bercat krem dan ber-
rapa jenis minuman beralkohol siap racik. Ada
ada di lantai 14 itu tampak mewah. Dari jendela,
XO Hannesy, Black Lable, Vodka, Jack Daniel,
terhampar pemandangan Jakarta dan ketika me-
Jim Bim, red white wine dan sebagainya. Makan-
longok ke bawah ada sebuah kolam renang yang
an kecil pun tersedia siap santap. Ruang tamu itu
dikelilingi tarnan bunga. Ruangan tamunya luas,
segera dipenuhi alunan musik-musik disko yang
sekitar 4x6 meter, dilengkapi fasilitas meja kursi,
tidak begitu menyentak di telinga. Sambil me-
lemari es, televisi 21 inci dan VCD-DVD player
nunggu puncak acara dimulai, kami pun larut
yang diletakkan dalam sebuah lemari besar ber-
dalam obrolan santai, canda tawa, sambil sese-
ukir.
kali bergoyang mengikuti musik. Gelas pun, dari
Jerry
langsung
meminta
pada
dua
orang
menit ke menit nyaris tak pernah kosong.
pembantunya untuk mengambil beberapa botol
Jam di dinding terus berdetak. Pada pukul
minuman dan makanan kecil yang tersedia di
23.00 WIB, dari arah pintu terdengar ketukan
lemari penyimpanan, tak lama setelah dia sampai
pelan tiga kali. Jefry segera beranjak dan lang-
di ruang tamu. Lelaki berkulit agak kecokelatan
sung membuka pintu. Tampak dua wanita dan
tapi tampak rapi dan bersih serta berbadan agak
dua laki-laki mengucap salam dengan ramah.
berotot dan cukup adetis lantaran rajin fitness itu
Salah satu laki-laki itu, ternyata anak buah Jefry
tampak berbicara dengan seseorang lewat ponsel.
yang ditugaskan menjemput "orderan".
Tentu saja, saya yang berdiri tak jauh darinya sem-
Jefry segera menyilakan kedua wanita yang
pat mendengar apa isi pembicaraan di telepon.
mengenalkan diri sebagai Yanti, 25 tahun, dan
Ya, apalagi kalau bukan soal paket tontonan
Lissy, 22 tahun, sedangkan laki-laki yang mengaku
yang seru dan "saru" itu. Dengan cerianya, dia
bernama Donny, 28 tahun. Yanti dan Lissy tam-
mengatakan kalau pestanya akan segera dimulai.
pak seksi. Yanti yang punya postur tubuh tinggi
"Sekarang santai dulu aja sambil minum. Mau
tapi berisi, mengenakan celana ketat dipadu
mabuk, silakan. Mau bengong aja, juga tidak
dengan kaos lanpa lengan warna abu-abu. Semen-
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
_______ jSTRIPTIS "THREESOME": PRIVATE LIVE SHOwl_________
tara Lissy yang berpostur agak sedang, menge-
membawa suasana masyuk mengasyikkan. Ketika jarum jam berdetak di angka 23.45 WIB, musik makin lama makin menyentak. Yanti dan dua orang temannya, rupanya sudah lenyap di kamar tak jauh dari kamar mandi di sudut kanan. Tentu saja, kami yang sudah mulai panas karena hawa alkohol, dengan had berdebar menunggu apa yang bakal terjadi. Sempat terlintas di pikiran saya, kalau ujung-ujungnya, tontonan serunya pasti penari tangju alias striptis yang juga sering saya lihat di sejumlah karaoke, diskotek, atau klub di Jakarta.
nakan rok mini di atas lutut dengan kaos merah ketat melekat. Serentak, mereka masuk berbarengan ke ruang tamu; tempat kami berpesta. Mereka tersenyum ramah dan dengan bahasa halus meminta diri untuk bergabung bersama kami. Sebagai tuan rumah, Jefry menyilakan mereka untuk menyantap hidangan yang sudah tersedia. Tapi, tampaknya, mereka lebih senang dengan minuman beralkohol. Dengan cekatan, Yanti dan lissy menuangkan minuman kesukaannya: gin tonic dan vodka orange, sementara Donny rupanya lebih menyukai minuman Black Lable dicampur dengan Coca-Cola. Sesi ramah tamah yang ditandai dengan "cheers"
bersama
itu,
berlangsung
beberapa
menit. Suasana santai dan rileks segera tercipta. Memasuki menit kelima belas, pesta pun dimulai. Setelah menenggak gelas minuman tanpa sisa, Yanti, Lissy, dan Donny minta izin untuk memulai "show"-nya. "Udah malem nih, Bos. Pertunjukannya bisa kita mulai dong?" tanya Donny kepada Jefry, yang mengiyakan dengan jawaban lugas. Malam memang terus beranjak. Hawa dingin malam bercampur dengan AC di ruang tamu,
"Buruan dong. Udah nggak sabar nih," Lora angkat bicara dengan suara agak tinggi. Wajahnya agak memerah, menandakan kalau sudah banyak alkohol yang membanjiri perut langsingnya. Di atas sofa, Jefry terus saja mengembangkan senyum sambil terus menenggak bergelasgelas minuman. Sementara karib-karibnya yang duduk di sebelahnya, memilih bercengkerama dan tertawa. Saya yakin, mereka pun tampaknya masih menebak-nebak tontonan seperti apa yang akan mereka dapatkan malam ini. "Kalo sampe nggak heboh, gue pulang aja. Mending ke karaoke, pacaran sama cewek Filipina atau Thailand," teriak Tio.
JAKARTA UNDERCOVER 2
ISTRIPTIS "THREESOME": PRIVATE LIVE SHOW I
Dalam hitungan menit, lampu utama yang
segera menyatu dengan Yanti dan membuat ge-
menerangi ruang tamu dimatikan. Hanya tersisa
rakan tarian erotis yang membius mata. Dengan
lampu temaram yang menerangi ruangan tengah,
serta merta dan beriringan mereka membuat
di mana terdapat sebuah sola panjang. Dari arah
gerakan-gerakan seronok dan menggiurkan. Sekali
kamar, muncul Yanti dalam balutan busana wanita
waktu menggoyang pinggul, mendesis, memutar
hitam tipis menerawang. Di bawah siraman lampu
tangan, mengangkat kaki, saling mengelus, begitu
yang agak kebiru-biruan itu, tampak jelas sekujur
seterusnya.
tubuh Yanti yang hanya mengenakan baju da-
Jefry menyaksikan pertunjukan itu dengan
laman warna hitam, sementara bagian dadanya
ekspresi datar. Saya dan teman-teman Jefry meski
hanya terbungkus kain tipis, tembus pandang, dan
melihat dengan tak berkedip, masih mengganggap
"no bra".
tontonan itu belum mencapai puncaknya. Tak
Bagi saya, tontonan model seperti ini,
ada yang menontonnya dengan pandangan ber-
sudah bukan hal aneh. Begitu juga dengan teman-
lebih. Begitu juga ketika Yanti dan Lissy perlahan
teman Jefry yang tampak tenang-tenang saja.
menanggalkan busana yang melekat di badan,
Seperti yang sudah saya duga sebelumnya, sebagai
lepas ke lantai satu per satu.
pertunjukan pemanasan, Yanti memperlihatkan
"Kalo cuma begini doang, tiap minggu gue
gerakan-gerakan erotis yang seksi dan sensasional,
sering liat di karaoke DG, daerah Kota," bisik
mengikuti tiap entakan musik yang mengalun.
Tio ke telinga saya.
Rambutnya dibiarkan terurai hampir menyentuh
Tak lama setelah itu, Yanti dan Lissy me-
dada. Alis matanya tampak hitam memanjang,
rangsak maju, Jefry dan kawan-kawan (termasuk
sementara bibirnya dipoles lipstick warna merah.
saya) juga dua wanita yang ikut menonton, masih
Yanti masih saja meliuk seksi ketika tiba
tampak santai. Hanya ekspresi muka saja yang
gilirannya, Lissy muncul dari dalam kamar.
memerah karena pengaruh alkohol yang tak
Senyum manis tersungging mengiringi tiap gerakan
berhenti menemani pesta malam itu.
tariannya. Gadis itu menggelung rambutnya ke
Seperti halnya tarian syahwat yang biasa
atas. Sama seperti Yanti, tubuh Lissy hanya ter-
diperlihatkan penari striptis di sejumlah tempat
bungkus baju dalam yang tembus pandang. Lissy
hiburan di Jakarta, Yanti dan Lissy kadang meng137
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
[STRIPTIS "THREESOME": PRIVATE LIVE SHOW I
goda kami dengan sentuhan, belaian, dan cubitan
hatkan
manja. Malah, berulang-ulang mendekatkan tu-
layaknya pasangan yang tengah melakukan pesta
buhnya hingga merapat lekat, sangat dekat tanpa
"three-some".
jarak. Di setiap aksinya, Yanti dan Lissy tak pernah
adalah
melepaskan senyumannya dengan wajah yang
wanita, satu sama lain saling tubruk, terkam dan
berbinar-binar.
menyerang tak ubahnya "adu gulat" antara suami-
Sesi berikutnya adalah giliran Donny. Pria
tarian
striptis;
Tapi
sebuah
istri.
Hanya
sekedar
lebih
tontonan
dari
saja,
seni
gulat
lebih
berani
mereka
(ya, tidak kalah dengan model catwtalk laki-laki)
dan dilakukan bertiga, tripel!!!
jauh
itu,
hidup
berbadan "macho" dan berparas cukup ganteng
bersandiwara yang
antara
yang
karena
terjadi
pria
dan
disuguhkan
tanpa
busana
itu langsung beraksi di bawah siraman lampu tak
Adegan itu tak ada bedanya dengan pertun-
kalah hebohnya. Tubuh "macho" itu hanya ter-
jukan live show di sejumlah tempat hiburan di
tutup kain hitam yang membungkus bagian vital.
Thailand seperti yang ada di kawasan Patpong.
Di bawah siraman lampu, tubuh Donny tampak
Patpong sendiri berada di dua jalan, Patpong I
padat dan berisi. Donny segera bergabung dengan
dan Patpong II. Jalan kecil ini kira-kira berada
Yanti dan Lissy dan langsung melakukan tontonan
200
pembuka dengan menari seksi. Yanti dan Lissy
Surawong. Nah, di sinilah dengan amat mudah
segera mendekat dan merapat. Secara bersamaan
bisa
mereka menyuguhkan tarian yang kali ini lebih
yang gila-gilaan.
vulgar, karena tiap gerakan yang mereka perton-
Seperti
meter-an
antara
ditemukan
jalan
aneka
juga
utama
macam
tontonan
Silom
"tontonan
yang
dan hidup"
diperagakan
tonkan nyaris menyerupai adegan-adegan ranjang
Donny, Yanti dan Lissy. Semakin lama, malam
seperti yang ada dalam film-film biru.
pun semakin kelam dan berubah menjadi pesta
Gerakan-gerakan "ranjang" itu, kali ini, mau
seks
"three-some"
yang
diperlihatkan
pasangan
tak mau membuat kami menampakkan wajah
Donny,
Yanti
dan
serius. Suguhan tarian panas itu jelas-jelas me-
Mereka
sama
sekali
ngundang hasrat laki-laki dan wanita untuk
risi, apalagi malu. Saya juga tak habis mengerti.
bangkit Yang lebih vulgar lagi, makin lama Donny
Yang saya tahu, malam itu, semua ada di depan
bersama Yanti dan Lissy bukan saja memperli-
mata saya.
Lissy. tak
Vulgar
dan
memperlihatkan
berani. rasa
139
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Adegan panas dan vulgar itu berlangsung terus dari detik ke detik. Pertunjukan hidup ala film biru atau film unyil itu membuat ruang tamu di apartemen Jefry menjadi gerah dan panas. Hawa AC sepertinya tak mampu menahan laju gejolak nafsu yang mulai memburu. Kali ini, tontonan itu membuat Jefry dan kawan-kawan (apalagi saya menahan degup jantung yang terus saja berdetak cepat, sampai akhirnya tiga penari itu mengakhiri pertunjukan. Desah napas panjang bercampur gelisah dan nafsu yang tertahan mengakhiri pesta "three-some" itu. "Busyet deh. Ini sih bener-bener edan. Udah serasa di Amrik saja ya. Terus, abis ini, kita ngapain? Masak pulang," ceplos Tio, tak kuasa menahan hasratnya.
MODUS TRANSAKSI. Para penari yang diorder Jefry malam itu, ternyata memang tidak mudah didapat. Menurut Jefry, dia memboking mereka dari salah seorang GM wanita, sebut saja Mami Ten, 34 tahun, yang punya "rumah cinta" di Jl. PL, kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Untuk acara-acara tertentu, Jefry memang sering "order" dari Mami Ten. Kalau tidak untuk dirinya sendiri, ya untuk menjamu klien yang 140
_________ | STRIPTIS "THREESOME": PRIVATE LIVE SH0W| __________
ingin mendapatkan "sensasi pesta" yang luar biasa. Mami Ten sendiri, selain mempunyai sekitar 30 "anak didik" dengan status "freelancer" yang siap boking untuk kencan seks, juga punya stok penari-penari tangju (pria-wanita) yang siap memberikan tontonan "gila-gilaan". Dari Mami Ten jugalah, Jefry akliirnya bisa mengorder tiga penari pria-wanita yang berani mempertontonkan adegan "blue film" secara langsung, tanpa sensor itu. Di kalangan pecinta pesta, penari-penari Mami Ten itu cukup populer. Hanya saja, biasanya "private booking" yang dia terima bersama grupnya lebih banyak menginginkan tarian striptis yang bukan saja sckedar menari tanpa baju, tapi juga memberi suguhan yang "aneh-aneh". Dari "lesbian dancing", "striptease couple" sampai "orgy dancing". Menurut Yanti—gadis cantik yang mengaku mempunyai grup terdiri dari delapan orang lebih itu, selama ini memang melayani "private booking" untuk acara-acara tertentu. Hanya saja, dia bersama grupnya tidak lagi menerima lawaran show ke tempat-tempat hiburan. Maklum, di tempal hiburan, seperti karaoke misalnya sekarang ini rata-rata sudah punya "striper" yang bekerja secara tetap dan kapan pun bisa digunakan jasanya.
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Sebelum memilih melayani "private booking", Yanti mengaku sempat bekerja selama satu tahun sebagai striptis di pub karaoke EM, di Jalan Mangga Besar, kawasan Jakarta Barat. Begitu juga dengan Lissy. Gadis yang mengaku datang dari Indramayu, Jawa Barat itu sebelumnya bekerja di sebuah pub karaoke di kawasan Pluit, Jakarta Utara, sebagai "lady escort". Selain tugas utamanya menemani tamu bernyanyi dan membuat tamu senang, Lissy juga sering melayani tamu yang ingin menontonnya menari striptis. Baru sekitar delapan bulan bekerja, dia bertemu dengan Yanti yang mengajaknya bergabung. Karena sudah cukup punya pengalaman di dunia malam, Yanti dan Lissy tidaklab repot mencari klien. Maklum, mereka tetap kontak terus dengan beberapa pelanggan setia dan para germo yang pernah menjadi "mami" atau "papi"nya. Dari situlab, mereka bisa mengembangkan bisnis bersama teman-teman seprofesi. Untuk memudahkan
komunikasi,
Yanti
dan
Lissy
bersama tiga teman wanita lain, tinggal satu apartemen di kawasan Kemayoran, Jakarta Utara. Dari apartemen yang mereka kontrak setabunnya Rp 2,5 juta itulah, mereka menerima semua pesanan klien yang membutuhkan pelayanan tarian tangju dengan ragam menunya. Ter-
nyata, tarif harga per show, dihitung berdasarkan menu yang diinginkan tamu. Misalnya untuk paket tarian striptis saja (tanpa ada embel-embel lain), Yanti mematok harga Rp 750 ribu -1 juta per orang. Sementara untuk striptis "three some" ala "private live show" seperti yang mereka pertonlonkan di apartemen Jefry itu paketnya tak kurang dari Rp 5-7 juta. Itu pun dengan catatan, acaranya digelar di sekitar Jakarta. "Pokoknya, makin 'gila' maunya klien, ya bayarannya makin mahal. Soalnya, kalo cuma striptis doang, kan udah banyak tuh. Makanya, kita 'service'-nya bener-bener beda," jelas Yanti berpromosi. Kalau saja malam itu Jefry tidak hanya memesan tiga penari (dua wanita, satu pria), tapi misalnya tiga penari wanita dan tiga penari laki, tarif nya bisa mencapai Rp 10 juta untuk sekali "show", dibagi dalam dua kali pertunjukan. Bagaimana dengan transaksi seks? Bagi Yanti atau Lissy, pekerjaan yang mereka tekuni saat ini, memang ujung-ujungnya tidak bisa dipisahkan dari urusan ranjang. Makanya, bagi mereka, kencan seks sudah menjadi "pekerjaan sampingan" yang selalu mengekor di belakang.
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"Sambil menyelam milium air, sambil nari, ya sekalian saja nyari tips yang segede-gedenya," ceplos Yanti.
I SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
SEJUMLAH pasangan menggelar pesta seks tukar pasangan alias "swing partner party". Menyodorkan pasangan sebagai barter untuk menambah gairah, kesenangan, rekreasi, sensasi, bahkan tak urung berakhir untuk tujuan bisnis semata. Tren "keblinger" pasangan masyarakat urban? Di
pinggir
jalan
HOS
Cokroaminoto,
kawasan Menteng, menjelang pukul tiga dini hari, saya dan sejumlah teman laki-laki biasa menghabiskan waktu selama dua-tiga jam sebelum akhirnya balik ke rumah masing-masing. Maklum, di kawasan itu ada sejumlah pedagang makanan dan minuman yang buka hampir 24 jam. Dan setiap after midnite, selalu diserbu ratusan tamu. Apalagi pada malam-malam "gaul", sebagian anak-anak "dugem"l8 yang baru saja kelar "clubbing", biasanya sering menghabiskan sisa 18 Kata "dugem" berasal dan singkatan "dunia gemerlap". Istilah ini kemudian populer sebagai satu bentuk aktivitas yang dilakukan anak-anak gaul yang erat hubungannya dengan "clubbing" plus "having fun" ke sejumlah tempat hiburan trendsetter, disko, mejeng, minum-minum sampai "curi-curi pandang" mencari kenalan/teman baru.
144
145
I JAKARTA UNDERCOVER 2|
|SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"|
waktu untuk "nongkrong" di Menteng. Dari se-
Bentuk "swing partner party", mungkin
kedar mencicipi aneka makanan-minuman yaiig
hanyalah salah satu bentuk transaksi seks via
tersedia sarnpai nongkrong sambil cuci mata.
internet yang ditawarkan. Faktanya, puluhan
Di sebuah meja, persis di depan warung
bahkan ratusan bentuk transaksi seks dengan
Jimmy; saya, Jaya dan Boy iseng mengobrol soal
kemasan yang beraneka ragam, bisa dengan
"swing partner party" yang belakangan terakhir
mudah ditemukan. Sebut saja misalnya transaksi
mulai menjadi perilaku yang disukai sebagian
kencan dengan gadis-gadis cantik yang sudah
masyarakat urban seperti Jakarta. Dengan sema-
melengkapi "portfolio" secara lengkap. Atau
ngat 45, Jaya yang sehari-bari memang doyan
bursa-bursa seks yang dikelola beberapa tempat
duduk berjam-jam di depan komputer itu, rupanya
hiburan dengan modus transaksi melalui internet.
baru saja mendapat info seputar "swing partner
Atau juga transaksi gigolo yang mengejar ibu-ibu
party".
kesepian sarnpai tante-tante girang.
"Ini info baru lho. Lo mau ikutan 'swing
Internet, sekarang ini memang menjadi salah
partner party' di internet? Gampang kok, asal mau
satu medium pengusaha yang bergerak di bisnis
ikut aturan-mainnya, pasti beres," terang Jaya, 29
prostitusi untuk melebarkan sayapnya dalam
tahun, yang sehari-hari bekerja di sebuah perusa-
rangka mcnghadirkan paket-paket seks ke ruang
haan IT milik asing yang berkantor di bilangan
publik. Bisa dibayangkan, berapa juta orang yang
Setiabudi itu.
mengakses internet setiap harinya dan dengan
Tentu saja, ajakan untuk mengikuti "swing
leluasa bisa masuk ke situs-situs tertentu untuk
partner party" itu —sebuah pesta seks dengan saling
mendapatkan "buruan" atau "most target" yang
bertukar pasangan, sangat menggoda. Dengan
diinginkan. Internet menjadi medan terbuka bagi
pertama-tama membayar registrasi sebesar Rp
publik,
220 ribu, lalu ketika registrasi masuk dan diterima,
Mereka yang ingin berkencan dengan "callgirl",
setiap pendaftar mesti membayar lagi Rp 2 juta
tinggal klik, ketemu darat, lalu transaksi dan ek-
untuk menjadi anggota dan berhak mengikuti
sekusi di lapangan.
pesta.
untuk
mengekspresikan
keinginannya.
"Tapi, ngapain juga lewat internet. Mendingan langsung pergi ke tempatnya. Lebih gampang dan
146
I JAKARTA UNDERCOVER 2
nggak perlu repot-repot. Kalo cuma 'swing partner party' aja, gue juga pernah ikutan," sergah saya sambil terus menyantap "indomie-telur-kornet" rebus tanpa ampun.
SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
"Ya, dong. Ajak-ajak kalo ada yang seru," sergahnya. "Lo kurang gaul sih. Makanya jangan macarin internet melulu." Kami terbahak bersama. Se-
Di samping kiri-kanan meja, tampak sejumlah
sekali, obrolan kami terganggu oleh munculnya
pasangan cewek-cowok yang asyik berduaan. Ada
beberapa gadis cantik yang lalu lalang di depan
juga yang datang berkelompok. Suara riuh bicara,
kami atau baru saja keluar dari mobil.
tawa yang meledak-ledak, menjadi satu bercampur dengan suara merdu pengamen jalanan. Informasi Jaya dari internet ihwal pesta tukar
KLUB CASA ROSSO. Kejadiannya berlang-
pasangan itu, memang menggoda. Hanya saja, info dari internet tak selamanya betul. Kalaupun betul, pastinya butuh waktu unluk bisa ber-"wisata birahi" via internet karena memang butuh pro-
sung sekitar awal Januari lalu, lima hari setelah
sedur yang sedikit ruwet.
perayaan Tahun Baru berlangsung di sejumlah
"Mau tau detilnya gimana 'seks tukar pasang-
tempat hiburan malam. Kali ini, saya memang
an'? Ngapain juga di internet tiga bulan kemarin,
di"ajak" secara tak sengaja. Berawal dari sebuah
gue ikutan. Nggak percaya?" sambung saya, meya-
tantangan yang ditawarkan Rino — sebut saja
kinkan Jaya.
begitu, anak seorang Big Boss yang mempunyai
"Yang bener lo? All, payah, kalo seneng aja,
setidaknya 3-4 diskotek di Jakarta. Rino sendiri
sendiri. Ngajak-ngajak dong," timpal Jaya. Boy
sehari-hari mengelola sebuah perusahaan distri-
yang tengab asyik melahap Torikarage—salah satu
busi yang memasok barang-barang kelontong ke
jenis makanan ala Jepang, yang terdiri dari ayam
beberapa supermarket di wilayah Jabotabek Ja-
tanpa tulang, digoreng menggunakan tepung halus
karta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi).
disajikan bersama salad—sampai tersedak karena sontak ikut berkomentar.
Saya kenal Rino dari pacarnya, Fenny, yang berprofesi sebagai foto model kelas menengah. Wajah Fenny beberapa kali muncul sebagai cover beberapa tabloid dengan pose seksi. Saya mengenalnya dalam satu sesi casting iklan di Bendungan Hilir, Jakarta. Dalam acara Valentine 2002 lalu, 149
I JAKARTA UNDERCOVER 2
SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
saya bertemu Fenny di Zanzibar, kawasan Blok
tak pernah punya pacar tetap, akhirnya meminta
M dan dia mengenalkan saya dengan Rino. Dari
Yeni, seorang gadis "sashimi" untuk menjadi
situlah, beberapa kali saya bertemu Rino dan
pasangan saya19. Ya, mau gimana lagi, daripada
Fenny, entah ketika mereka lagi jalan-jalan di mal
saya gambling membawa cewek gaul, mending
atau lagi menghabiskan malam Sabtu di kafe atau
Yeni saja yang selama ini sudah terbiasa dengan
diskotek. Fenny sendiri, belakangan saya tahu,
napas kehidupan malam.
ternyata hanya menjadi pacar kedua karena sebe-
"Bro, pestanya ntar kayak apa? Kasih gue
narnya Rino sudah punya tunangan. Fenny bukan-
gambaran dong, biar nggak nebak-nebak," pinta
nya tidak tahu berita itu, tapi dia memilih cuek
saya ke Rino. Sebelumnya, saya mengenalkan
karena secara material dan kesenangan, dia ter-
Yeni ke Rino dan Fenny terlebih dahulu.
cukupi. Kebutuhan sebari-hari, dari baju, makan,
"Pesta tukar pasangan. Caranya diundi pakai
make-up, sampai tempat tinggal, semua ditang-
kunci kamar. Siapa tahu entar lo dapet Fenny,
gung Rino. Makanya, Fenny hanya tersenyum
gue dapet Yeni. Iya nggak?" tukas Rino dengan
kalau dia sering diledek teman-temannya sebagai
suara lepas.
selingkuhan. Baginya, status itu tidak penting,
Yeni yang duduk di samping hanya senyum-
yang terpenting: kebutuban bidup bisa terpenubi
senyum kecil. Bibirnya terus mengembuskan asap
dari sandang, pangan, sampai papan (kata pepatah
rokok Dunhill Menthol. Sementara Fenny malah
Jawa).
terbahak mendengar ucapan Rino. Segelas ice
Seperti yang sudah dijanjikan, pada hari
cappuccino dan black coffee serta sepiring sand-
"H", saya bertemu Rino di mal PI, kawasan
wich menemani sore yang mulai beranjak malam
Pondok Indah. Dalam janji temu itu, saya mesti
itu.
membawa pasangan, entah pacar atau seling-
Pesta seks tukar pasangan? Waduh, men-
kuhan, tidak boleh tidak. Karena versi Rino, pesta
dapat tawaran seperti itu, terus terang saya agak
yang mau didatangi kali ini, syarat pertama harus
kaget. Tidak pernah saya bayangkan kalau ter-
membawa pasangan. Sekitar pukul empat sore, saya bertemu Rino di kafe RG. Rino seperti biasa datang bersama Fenny. Saya sendiri, karena
19 Tentang gadis-gadis "sashimi" ini baca Jakarta undercover 1 (Sex 'n the city) halaman 109-132. Di sini terdapat seorang "sashimi giH" bernama Yeni yang kemudian menjadi teman dekat saya dan banyak bercerita ihwal info-info barn yang terjadi di dunia malam Jakarta.
_________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2
SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
nyata tantangan yang diajukan Rino itu bentuknya
pai di depan pintu. Seorang pelayan membuka-
adalah seks tukar pasangan. Beruntung pasangan
kan pintu. Di ruang tamu sudah berkumpul lima
yang saya pilih adalah Yeni. Coba tadi salah bawa
orang pasangaii pria dan wanita. Saya disambut
pasangan, bisa-bisa tidak jadi ikutan.
hangat oleh teman-teman Rino dan mulai diper-
"Gimana, Yen? Berani nggak ikutan?"
kenalkan satu per satu. Tentu saja ini surprise
"Siapa takut. Jangankan cuma tukar pasang-
besar karena yang saya tahu, seks tukar pasangan
an. Hampir setiap malam, gue malah pesta seks
biasanya
rame-rame. Kenapa nggak bilang dari awal," tim-
yang sudah saling kenal satu sama lain. Makanya,
pal Yeni malah menyodorkan diri.
saya agak kaget ketika yang saya kenal hanya Rino
Akhirnya, sekitar jam setengah tujuh lewat, saya dan Rino sudah berada dalam mobil. Rino
dilakukan
oleh
sekelompok
pasangan
dan Fenny, sementara lainnya masih tampak asing. "Lo kan dihitung sebagai anggota baru. Se-
sendiri mengendarai Mercy E 230 warna hitam
tiap ada pesta, biasanya gue atau temen-temen
bersama Fenny, saya sendiri setia dengan mobil
pasti nambah anggota, biar ada wajah-wajah baru
Terano yang sudah hampir dua tahun ini men-
dan segar. Ha..ha...ha...," sergah Rino.
jadi rumah kedua buat saya. Kami sama-sama
"Sialan lo. Emang gue kelinci percobaan.
meluncur ke arah kawasan Jakarta Barat. Rino
Untung gue udah kenyang makan asam garam
sudah janji ketemu dengan gang-nya di sebuah
malam."
kamar hotel bintang empat itu. Di hotel yang
Di ruangan Penthouse itu acaranya mula-
berada tak jauh dari sebuah pusat perbelanjaan
mula berjalan tak ubahnya "gathering party".
di sekitar Slipi-Tomang itu, Rino dan kawan-
Makan-makan, minum dan mengobrol kiri-kanan
kawan rupanya sudah memesan satu kamar tipe
untuk mengakrabkan diri. Jangan tanya soal menu
Penthouse. Kamar yang sewa per harinya men-
yang tersedia. Yang pasti, kalau hanya bir dan
capai Rp 2,5 juta itu, sudah dua kali digunakan
wine, sudah tersedia di lemari es dan meja. Ting-
Rino bersama "gang"-nya sebagai tempat ren-
gal tuang dan tenggak sampai puas. Musik pun
dezvous.
terus mengiring dari menit ke menit Layar televisi
Dari lobby kami naik lift bersama ke lantai 18. Jam tujuh lewat lima menit, kami sudah sam-
29 inci yang berada di tengah ruangan, merelay tayangan fashion dari mancanegara. 153
SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
Sampai pukul delapan malam, tamu sudah
dengan nomor sesuai dengan nomor kamar. Kali
ada sembilan pasaiigan, termasuk saya dan Rino.
ini, pasangan perempuan saling memilih kunci
Kamar Penthouse yang dilengkapi tiga kamar
kamar yang ada di dalam kotak tertutup. Prosesi
terpisah dan ruang tamu besar itu terasa makin
ini berlangsung penuh canda tawa. Pasangan yang
panas dan sempit. Ivan, 34 tahun, yang malam
hadir tampak akrab satu sama lain. Ketika Fenny
itu datang bersama istrinya, menjadi "leader"
menyomot kunci dari kotak tertutup dan di situ
untuk memulai acara. Tidak ada prosesi proto-
dia mendapatkan pasangan barunya: Ivan, semua
koler. Acara berlangsung mengalir dan terasa
yang hadir tertawa dan saling "cheers" membe-
begitu santai. Ivan dengan santainya mengeluar-
rikan selamat.
kan sembilan kunci dari laci kantung celananya.
"Jangan sampai keterusan ya, Fen. Ivan kan biangnya pria pelet Peletnya langsung dari Jepang lagi," canda beberapa tamu yang hadir.
Kunci-kunci itu lalu dimasukkan ke dalam kotak tertutup. Sebelumnya, Ivan sudah membuat list siapasiapa yang menjadi penghuni di setiap kamar. Malam itu, yang dipilih menjadi pengantin adalah kaum laki-laki. Beruntung setelah diundi, saya menjadi penghuni kamar Penthouse di deretan paling ujung, Rino mendapatkan kamar di lantai 17 dan Ivan mendapatkan satu kamar utama di Penthouse. Sementara tamu laki-laki lainnya, menjadi pengantin pria di kamar hotel di lantai 17. Di Penthouse ada tiga kamar, sementara di lantai 17 ada lima kamar. Semua kamar sudah terisi oleh "pengantin laki-laki" yang siap melepas hajat. Tiba giliran tukar kunci. Kunci elektrik yang sudah terkumpul, masing-masing diberi tanda
Begitu juga ketika tiba giliran istrinya Ivan, Paula, berusia 30 tahun, mengambil kunci dengan perlahan dari dalam kotak. Wajahnya sama sekali tak menyiratkan ketegangan, tampak santai, malah sambil terbahak dia mendapatkan kunci bernomor 1802. Itu berarti, Paula menjadi pasangan saya malam itu. Saya tak habis mengerti ketika Ivan menepuk bahu saya dan memberikan selamat. Setelah tahu bahwa pasangannya adalah saya, Paula langsung memberikan pelukan hangatnya. Saya, Ivan, dan Rino lalu tertawa bersama-sama. Yeni hanya tertawa kecil begitu tahu dia mendapatikan pasangan barunya: Romi, yang punya badan agak gemuk.
________ |SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"| __________
1 JAKARTA UNDERCOVER 2
Rino sendiri akhirnya mendapatkan pasangan
Pagi itu berlalu dengan obrolan santai. Saya
lama: Yosi, 28 tahun. Menurut Rino, pada pesta
akliirnya jadi malhum kalau ternyata aktivitas
tukar pasangan yang diadakan di Puncak bersama
pesta tukar pasangan yang dilakoni Rino dan
teman-temannya tiga bulan sebelumnya, Rino
kawan-kawan itu, sudah hampir setahun berjalan.
pernah menjadi "pasangan kencan"-nya Yosi.
Mereka punya anggota sampai sekarang ini sekitar
"Itung-itung reuni-an. Yosi, Yosi...Lo lagi,
20 pasangan. Tidak ada iuran tetap yang dibe-
lo lagi! Ha...ba...ha..," teriak Rino sambil menci-
bankan kepada anggota. Prosedurnya sederhana,
um pipi Yosi.
tiap kali ada pesta atau acara, masing-masing ang-
Setelah prosesi tukar kunci itu berakhir dan
gota dikenakan biaya Rp 3 juta. Uang itu diguna-
pasangan,
kan untuk sewa hotel dan urusan F & B. Setiap
untuk beberapa saat lamanya pesta itu dilanjut-
kali pesta, tanggung jawabnya selalu berganti.
kan dengan dansa kecil-kecilan sambil terus
Bulan ini misalnya bisa saja Rino, bulan depannya
mcnikmati sajian aneka makan dan minuman
mungkin Ivan, begitu seterusnya.
masing-masing
sudah
tnendapatkan
beralkohol yang sudah ada. Menjelang pukul
"Sebelum lo pulang, lo bayar dulu ke gue Rp
sembilan malam, semua pasangan dipersilakan
3 juta. Gue nombokin lo dulu kemarin," ceplos
menempati kamar masing-masing. Pesta seks
Rino, cengengesan.
tukar pasangan pun dimulai. Di dalam kamar yang pintunya tertutup rapat, tengah berlangsung opera Jakarta di era super modern. Tentang dua anak manusia yang bermandikan peluh.
"Gue pikir grausan. Ntar gue transfer, gue nggak pegang cash." "Pesta ini kan nggak disubsidi, tapi mandiri dari kocek sendiri," sambung Rino.
Keesokan paginya, semua pasangan bertemu
Ternyata, perkumpulan pesta malam itu ber-
lagi di kamar Penthouse untuk "breakfast" dan
nama Casa Rosso. Meski tidak menjadi semacam
"morning coffee". Tidak ada yang berubah ketika
nama organisasi, minimal nama itu menjadi
Rino bertemu Fenny yang semalaman berada di
pembeda dengan kelompok seks tukar pasangan
pelukan Ivan. Begitu juga sebaliknya, Ivan me-
yang lain. Kabaniya, di Jakarta kelompok penganut
nyambut istrinya Paula dengan ciuman hangat
paham seks ini tidak hanya satu atau dua, tapi
setelah semalaman berada di kamar saya.
ada puluhan. Casa Rosso hanyalah salah satunya.
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
Nama Casa Rosso sendiri, menurut Rino,
"Kalau suami senang, istri juga senang, lalu
diakui ter"inspirasi" (bisa juga "terilhami") dari
letak kelainannya di mana? Daripada suami di
Theatre Casa Rosso, yang menjadi teater erotis
rumah diam dan penurut, tapi di luar rumah jajan
tertua, yang ada di OZ. Achterburgwal 106-108
saban malam, bahaya mana hayo," sergah Paula
Amsterdam. Setiap malamnya, di teater ini digelar
dengan kalimat tugas dan mengalir.
aneka acara pertunjukan erotis selama 7 hari dalam
Sementara bagi Yeni, apa yang dia lakukan
seminggu, tanpa henti dengan koreografi yang
malam itu, tak lebih dari edisi coba-coba. Karena
menarik.
bagaimanapun, kehidupannya sebagai "sashimi
Selain itu, teater Casa Rosso juga mempunyai
girl" membuatnya banyak menimba pengalaman
fasilitas dan kemewahan ruangan. Dilengkapi AC,
malam yang amat beragam. Pesta tadi malam,
balkon yang luas, bar dan Iain-lain. Pengunjung
aku Yeni, menjadi satu pengalaman baru dalam
yang duduk di depan, biasanya akan jadi target
sejarah perjalanan hidupnya. Sementara bagi
penari untuk diajak menari bersama. Tarian yang
Fenny dan Rino yang sudah setahun bergabung
disajikan terasa lebih indah dengan tata-tari yang
di klub tersebut, pesta tukar pasangan itu menjadi
memesona, belum lagi ketika akhirnya ada adegan
satu hiburan yang terbuka dan berbeda. Terbuka
ranjang. Pemandangan seperti itu jadi nampak
karena dilakukan lintas "pasangan", suka sama
biasa bagi tamu yang menyesaki teater Casa
suka, dan rela sama rela. Berbeda karena menjadi
Rosso. Se-"terbiasa"-nya Rino dan kawan-kawan
salah satu variasi seks yang menurut kacamata
yang tampaknya menjalani pesta seks tukar pasang-
awam berada di luar batas kewajaran. Apa iya?
an sebagai bagian dari ritus seksual mereka dan tentu saja, sensasi hiburan untuk sebuah kesenangan. Buat Paula, dengan bertukar pasangan, dia merasa lebih bisa terbuka dengan suaminya, Ivan, dalam segala hal. Dan dia menolak itu disebut sebagai satu bentuk "kelainan seksual" dan perilaku pesakitan. 158
I SWING PARTNER PARTY KLUB "CASA ROSSO"
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
160
MOAMMAR EMKA
161
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
"love HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA
SEBUAH apartemen kecil yang dihuni wanitawanita cantik dari Kawanua. Sementara sang istri tengah menghibur para pria, sang suami asyik berjudi di meja biliar. Usai jam kerja, pasangan suami istri itu pulang bersama ke rumah cintanya. Di sejumlah tempat hiburan plus yang tersebar di Jakarta yang menyediakan jasa-jasa pelesir cinta sesaat—dari striptis, sashimi, sampai full service, sosok gadis-gadis Manado atau populer juga dengan sebutan gadis-gadis Kawanua, menjadi "trademark" tersendiri. Kepopuleran mereka di dunia malam sudah tak asing lagi di telinga. Bahkan, di beberapa tempat hiburan elit yang "member guest"nya kebanyakan dari kalangan menengah ke atas—dari eksekutif muda, mahasiswa berduit, sampai pengusaha, gadis-gadis Kawanua amat mendominasi. Sebut saja misalnya karaoke KB yang ada di bilangan jalan Sudirman,
__________ ["LOVE HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA] ___________
karaoke MM di kawasan Tomang, atau karaoke CG di kawasan Mangga Dua. Di tempat-tempat tersebut hampir 90% penari striptisnya adalah gadis-gadis Manado. Begitu juga dengan karaoke SS yang ada di kawasan Hayam Wuruk atau di panti plus di diskotek SD, di kawasan Kota. "Mereka adalah kelompok gadis Kawanua yang berani dan hangat," kata Micky—sebut saja begitu, teman yang selama dua tahun terakhir rajin jalan bareng saya untuk melihat dari dekat. Dalam keremangan bar kecil di bagian depan, ada lebih 20 wanita yang menyediakan diri sebagai teman berkaraoke, tampak lebih berbeda. Perbedaan itu terletak pada sosok fisik dan penampilan mereka. Jika di karaoke lain pada umumnya, penampilan wanita karaokenya lebih beragam, di sini tampak kesetaraannya. Sosok tubuhnya bertinggi di alas 160 cm, berusia antara 20-30-an tahun, kulitnya terang dan dandanannya modis: ada yang hanya jeans yang terbuka perutnya, ada yang bergaun malam, ada yang rok mini, tampak lebih "berkelas". Melihat penampilan dan tata cakapnya, mereka berpendidikan paling tidak sekolah menengah alas. Dan yang lebih spesifik, ternyata berasal dari Manado.
163
"LOVE HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA |
Ada 12 wanita karaoke yang berasal dari kawasan Kawanua tersebut. Mereka dikelola oleh seorang mami yang juga dari Manado. "Ya, sebenarnya sih bukan sok kesukuan. Ada juga yang dari Jawa, Sunda, Kalimantan dan Sumatra. Tapi mereka datang ke sini dibawa atau ikut teman atau kenalan sedaerah yang sudah lebih dulu di sini. Jadi, ya kebetulan saja. Saya kan tak bisa menolaknya. Mencari kerja hari gini kan susah," begitu kilah Mami Jessy—sebut saja begitu, 40 tahun, blasteran Manado-Jawa, mantan wanita karaoke juga. Bekerja sebagai wanita karaoke kelihatannya lebih mudah. Berbekal memiliki wajah cantik dan bisa berdandan, keakraban pada orang asing— terutama laki-laki —dan keberanian, cukuplah sudah. Keahlian menyanyi atau bersuara merdu bukanlah keharusan, meskipun hal itu sangat membantu. Sebab, tugas utamanya hanyalah menemani tamu untuk bersenang-senang. Rita dan Joice yang menemani saya, misalnya, lebih karena berani dan nekad ketika menyanyi lagulagu tahun 70-an seperti Killing Me Softly, I Still Believe, My Way, One Last Cry. Akan tetapi, selebihnya—dan ini yang utama, tayangan video yang disertai rolling text lirik lagu hanyalah ilustrasi sebuah ruang berukuran 15
meter persegi yang berpendingin, berdinding kedap suara, dan dilengkapi dengan toilet Selebihnya, yang lebih dominan, adalah bincang-bincang akrab seraya minum dan makan snack. Bagi tamu yang suka minum, bisa jadi bisa digunakan untuk memuaskan dahaga hingga mabuk. Bagi yang masih normal, apa yang dibincang dan dikerjakan oleh pasangan yang berbeda jenis dalam ruang tertutup?
CURHAT RITA& JOICE. Terus terang, saya terbawa pada hal-hal yang bersifat pribadi. Tentang kehidupan pribadi Rita dan Joice, tentang tamutamunya, dan tentu saja—karena dorongan ingin tahu — tentang kemungkinan kencan lanjutan. "Memangnya, mau ajak ke Hyatt? Atau Singapura?" sahut Rita. Rita adalali gadis kelahiran Bolang-Mangandouw, 26 tahun silam. Lulus SMA di Manado 1994, setahun kemudian terbang ke Jakarta karena ada saudara dan teman-temannya. "Ngapain di sana kalau cuma kerja jadi pelayan toko," kilahnya. Di Jakarta sempat ambil kursus pendek bahasa Inggris dan sekretaris, tidak sampai dua tahun kemudian telah terdampar sebagai wanita malam. Maklum, lingkungan teman-temannya yang se-
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
daerah memang hobi ke diskotek dan kelab malam, malah beberapa di antaranya bekerja sebagai hostes. Joice lebih langsung lagi. Wanita berusia 24 tahun ini langsung terjun sebagai wanita karaoke karena ajakan temannya yang lebih senior. Prosesnya tidak berbelit, maklum gaya hidupnya di Manado sendiri sudah akrab dengan dunia malam. Siapa pun tahu, kehidupan dunia malam bukanlah kehidupan yang suci. Rita dan Joice paham benar bahwa pria-pria yang membutuhkan hiburan darinya bukanlah hanya menemani berbincang, mendcngarkan musik dan nyanyian, atau menemani milium. Tapi punya kecenderungan pada ajakan bercinta alias hiburan seks. Dan Rita, Joice dan wanita karaoke lainnya pada umumnya siap dan bersedia untuk itu, meskipun proses perjalanannya bisa berbeda. Rita misalnya, mengaku hanya mau menemani keluar para tamu yang dianggapnya sreg, sementara Joice memilih tamu pria yang sudah dikenal, atau teman dari orang yang sudah lebih dulu dikenal. "Kalau dengan Mas, sill nggak apa-apa. Teman-teman Mas Emka kan bonafide," ujar Joice. Bonafide, itulah sebenarnya ukuran objektif yang dalam bahasa lain disebut sreg. Sebab tamu yang tidak memiliki uang lebih, mustahil dipilih 166
"LOVE HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA
karena mereka tak lagi memerlukan cinta. "Cinta sih, sudah kenyang dan banyak nggak enaknya. Gue sudah banyak ketipu kata-kaca cinta," tambah Rita. Memang, yang cukup mengejutkan, Rita dan Joice ternyata bukan wanita-wanita lajang, tapi sudah punya pasangan hidup. Rita, misalnya, mengaku punya suami, seorang pria asal Manado yang berusia sebaya. Jefry, begitu ia menyebut adalah dulunya seorang pemusik, tapi sekarang lebih banyak menganggur. Sedangkan Joice mengaku punya Raymond, pemuda asal Maluku yang bekerja sebagai bodyguard tempat biliar dan jackpot MI di daerah Kota. "Tapi nggak usah khawatir. Mereka ugertiin, kok," tambahnya ringan. Artinya, para suami itu memang taliu dan sadar bahwa wanita pasangannya adalah bekerja sebagai wanita penghibur yang bukan hanya menemani tamu-tamu pria, tapi juga memeluk dan mungkin juga kencan seksual. "Itu biasa di kalangan wanita-wanita penghibur, khususnya yang berasal dari Manado," kata teman tadi seraya menyebut apartemen yang jadi tempat kos yang disebut "Kawanua Place" di bilangan Jl Gajah Mada, tak jauh dari bangunan ruko-ruko yang banyak dipakai untuk berdagang alat elektronik, Jakarta Barat.
"LOVE HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA
JAKARTA UNDERCOVER 2
LOVE HOUSE. Rita dan Joke ternyata juga tinggal di rumah bertingkat tiga ala Melrose Place
"mami".
tersebut. Gedung semi-apartemen milik pribadi
Dan percaya atau tidak, mereka pada umum-
yang sebenarnya tempat kos itu terletak di Jalan
nya tidak tinggal sendiri, tapi bersama pria suami
Kt, kawasan BM, Jakarta Barat. Berada di
atau
belakang daerah perkantoran tak jauh dari pusat
bersama Jefry sejak dua tahun lalu karena diang-
perbelanjaan dan berada di derctan pemukiman,
gapnya
sebagai
pria
apartemen Rose ini terdiri dari empat tingkat
"curhat"
kalau
sedang
dengan sebagian lantai bawah untuk parkir dan
tinggal bersama Raymond karena anak muda yang
tiga tingkat terdiri dari 30 kamar, masing-masing
dua
punya satu kamar tidur, ruang serba guna dan
dan menjemput ke dan dari tempat kerja. "Karena
kamar mandi.
di sini banyak yang punya pasangan, ya biar saja
Entail kebetulan atau tidak, yang menarik,
pasangan
tahun
Raymond
lebih 80 persen penghuninya memang berasal
karena
dari daerah Sulawesi Utara yang terkenal cantik
Joice.
itu. "Saya tinggal di sini karena teman yang me-
168
juga koordinator wanita-wanita malam alias
hidupnya.
lebih
tinggal
sendirian
tua
Rita
misalnya,
yang
baik
suntuk. tersebut
dan
tinggal tempat
Sedangkan sering
Joice
mengantar
di
tempat
saya.
Buat
teman,
saja
nggak
selalu
enak,"
cerita
Meskipun Mami Jessy mcnyediakan satu
ngajak saya juga tinggal di sini," kata joice yang
mobil antarjemput untuk "anak asuh"nya, tak
mengaku tinggal di kamar 208. Scdangkan Rita
semua
yang sebelumnya pernah tinggal di daerali Kali-
mereka tidak selalu bersamaan. Wanita-wanita
malang, Bekasi, memilih kamar 305 selain ingin
yang berprofesi sebagai hostes kelab malam, misal-
mandiri, tidak merepotkan keluarga, dekat dengan
nya, baru berangkat pukul 20.00 atau 21.00.
tempat kerja dan lingkungannya membuat betah
Wanita yang melayani tamu karaoke ada yang
karena tak ada yang usil. Maklum, meskipun satu
siang pukul 13.00, ada yang pukul 17.00. Penari
dua ada yang bekerja kantoran, sebagian besar
striptense punya jam kerja dari pukul 18.00
memang bekerja sebagai wanita penghibur: pe-
hingga 03.00. Tapi wanita-wanita penghibur yang
nyanyi kelab malam, hostes kelab malam, hostes
termasuk kelas primadona malah punya jam bebas
karaoke, penari tanggal baju (striptease), bahkan
yang bisa berangkat atau pulang kapan saja.
menggunakan
mobil.
Maklum,
jam
kerja
JAKARTA UNDERCOVER 2
"LOVE HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA |
Rita dan Joice rupanya termasuk dalam kate-
yang mcngikat. Bedanya, kebanyakan mereka
gori primadona. Tapi yang paling ngetop adalah
pekerja malam, meskipun ada juga job di siang
Icha, 24, berwajah oval dengan rambut hitam
hari. Satu lagi, yang mencolok dan mencengang-
memanjang, dengan sinar mata berbinar-binar. la
kan, para pria yang tak jelas statusnya tersebut
tidak menetap di satu tempat, tapi berpindah-
lebih banyak santai dan tak punya pekerjaan tetap.
pindah dari karaoke SO di Kola, karaoke YT di
Mereka terkadang mengantar dan malam harinya,
kawasan Melawai, kelab malain HI di Jakarta
mereka dengan setia datang ke tempat kerja. Nah,
Utara, atau ke hotel-hotel berbintang.
sambil menunggu sang istri menjalankan profe-
Tak heran kalau Icha sering membawa mobil
sinya; para suami itu biasanya menghabiskan waktu
Honda City tahun 2000 miliknya, atau meminta
di meja biliar. Bahkan banyak yang dengan ringan
Roy yang dua tahun lebih muda mengantar dan
ikut mengatur jadwal job untuk "istrinya".
menjemputnya. Primadona lain adalali Rani yang
"Sebenarnya sebel juga. Mereka suka mudah
juga freelance. Gadis berusia 21 taliun yang memi-
ngabisin uang di meja judi. Padahal kita yang
liki tubuh sintal, berkulit putih dan berukuran
repot mencarinya. Tapi nggak ada dia juga gimana,
dada 36A ini semula gadis karaoke di Li. Tapi
masak sendiri lagi," kilah Rita.
karena banyak menerima permintaan dari luar,
Sebagai manusia normal, Rita dan Joice
ia cukup sibuk dan dapat hadiah mobil Daihatsu
mengaku juga ingin bersantai dan menikmati
Ceria dari salah satu tamu tetapnya yang warga
hidup seperti pasangan lainnya. Nah, saat libur
negara Taiwan.
dan senggang inilah bersama pasangannya datang
"Kita tak pernah mempersoalkan kehidupan
ke tempat biliar Untuk bermain atau sekadar
orang. Suami beneran atau bukan, itu urusan
minum
dan
mendcngarkan
musik.
"Rasanya
masing-masing. Kita di sini, inginnya cari duit dan
beda, lho. Tak tergesa-gesa dan tak ada beban,"
senang, itu saja," kata Rita pula.
ujarnya pula.
Maka, kehidupan tempat kos ini tak ubahnya seperti cerita di serial televisi, Melrose Place. Laki-laki dan perempuan tinggal di sebuah rumah semi-apartemen, tanpa banyak peraturan
RP 5 JUTA KE ATAS. Peluang hidup sebagai suami istri normal lainnya, meskipuu terbuka,
JAKARTA UNDERCOVER 2
"LOVE HOUSE" GADIS-GADIS KAWANUA
Tampaknya banyak terlewatkan karena tuntutan
oleh Raymond dengan mobil Mami Jessy. "Tapi
gaya hidup yang berbiaya besar. Para wanita
kita bilang tak usah dijemput karena Mas mau
penghibur yang tinggal di apartemen Melrose
mengantar. Benar, kan, mau antar pulang?" kata
tersebut, menurut perkiraan, sebulannya harus
Rita.
mengeluarkan uang di atas Rp 5 juta dengan pe-
Saya mengangguk. Joice menanyakan kamar
rincian: untuk tempat kos Rp 1,2-1,5 juta, untuk
hotel yang dikiranya sudah saya pesan, tapi saya
makan dan rokok Rp 1-2 juta, untuk beli baju,
mengajaknya ke coffeeshop. Seraya milium kopi—
kosmetik dan telepon Rp 1-2 juta, tunjangan
mereka minta bir dan wine— saya berbincang
pasangan hidup Rp 1-2 juta. Lebih besar lagi
dan mengorek kehidupan malamnya.
tentunya jika ia atau pria pasangannya sudah terjerat pada minuman, obat-obatan, dan judi.
Kehidupan
yang
tampak
penuh
gebyar
dan
kesenangan, tapi juga tragik dan penuh tanda tanya.
Yang terjadi kemudian, ritme hidup mereka
Di balik gebyar stage show yang saban malam
pun akhirnya memang tetap berjalan berkesinam-
selalu didatangi laki-laki yang rela menghambur-
bungan tanpa perubahan. Di sejumlah tempat
kan
hiburan plus yang tersebar di Jakarta, sosok gadis-
potret kehidupan "buram" yang tersimpan. Para
gadis berkulit putih, berdandan berani dan akrab
wanita
menggoda masih memiliki trademark tersendiri.
hidup dan kesenangan, sedangkan pasangannya
Di beberapa tempat hiburan elite yang member
yang pria justru menumpangkan hidup dan kese-
guest-nya kebanyakan dari kalangan menengah
nangannya sebagai parasit. Hidup macam apa
ke atas —dari eksekutif muda, mahasiswa berduit,
sebenarnya yang mereka kejar?
sampai pengusaha—wanita penghibur asal Manado masih cenderung menonjol.
uang
untuk
penghibur
kesenangan, itu
memeras
sesungguhnya tubuhnya
"Pusing ah. Kita jalani aja, deh!" begitu kilah Rita maupun Joice.
Janji untuk bertemu di lobi hotel berbintang
Mereka memang tak ingin berpikir. Yang
empat di Jakarta Pusat dengan Rita dan Joice
mesti dijalani, ya jalani. Hidup harus mengalir
sekaligus di malam lain dua hari kemudian —
seperti angin. Untuk berpikir lagi tentang masa
mereka minta off dari tempat karaoke SO —ber-
depan yang lebih mapan dan tertata, Rita dan
jalan lancar. Bahkan mereka mengaku diantar
ada untuk
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
Joice belum terpikir. Mungkin malam ini atau entah di suatu hari.
| GAY NITE & LESBIAN SOCIETY ]
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
KOMUNITAS gay dan lesbian makin transparan. Bahkan, ada gay yang terang-terangan menikah. Bagaimana seluk-beluk dan lika-liku gaylesbian di Tanah Air, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung? "Nama saya Ardiansyah. Lahir di Kebumen, Jawa Tengah. Usia saya 20 tahun. Saya tinggal di Bandung ikut sama saudara yang memang berada di kota ini. Keluarga saya masih belum tabu tentang jati diri saya yang gay. Saya sendiri masih sangat tertutup tentang masalah ini. Saya merasa belum siap untuk terbuka. Selama ini gerakgerik dan tingkah laku saya masih dalam batas kewajaran. Makanya, ketika saya dijodohkan dengan seorang gadis oleh orangtua, saya mengiyakan saja. Padahal, saya jelas Jebih tertarik dengan sejenis daripada lawan jenis ........" "....dulu saya punya pacar seorang cowok. Sayang, dia mengingkari komitmen yang dibuatnya sendiri. Akhirnya, saya jadi sakit hati. Saya 174
175
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
termasuk orang mysterius dalam membina satu
dari
teman-teman
saya
saja
yang
tahu
hubungan. Saya merasakan ke-gay-an saya sejak
saya
ini.
orang
tua
saya
sampai
duduk di bangku SMP keJas 2. Saat itu, saya
mungkin saja mereka akan marah dan tidak bisa
selalu mengimpikan cowok-cowok idaman yang
menerima
anaknya
saya suka. Saya pernah menjadi Finalis Cowok
Kalaupun
terjadi,
Trendy 1998 dan Finalis Top Model Casual 1999
resiko sepahit apapun. Sampai sekarang ini aku
di Yogyakarta. Makanya, saya sangat berminat
masih
dengan dunia akting..."
maskulin,
belum
harus
Pengakuan Ardiansyah itu, saya kutip dari
Kalau
sampai
pacar
saya
punya
baik,
setia.
yang
ternyata akan
pacar.
perhatian
Saya saya
tidak nanti
seorang
menerima Saya
dan suka
rahasia
cowok terutama
selingkuh.
selingkuh,
gay. segala
suka
yang
tahu,
saya
Kalau akan
bulletin GAYa Nusantara, Surabaya, edisi Januari
labrak dia. Dan saya akan balas dengan selingkuh
2003. Wajah Ardiansyah yang punya tinggi 175
juga...."
cm itu, tampak tenang berpose di cover depan. Dan tanpa sungkan, dia bercerita tentang dirinya yang seorang gay dan berharap dapat menemukan teman-teman sehati. Di dalam buletin yang dikomandani Dede Oetomo tersebut, masih banyak lagi cerita-cerita lain seputar kehidupan gay dari A sampai Z. Seperti penuturan Sofian, remaja kelahiran Palembang, 3 Mei 1977 yang menjadi cover depan dengan foto close-up-nya dan berkisah tentang dirinya di terbitan GA Ya Nusantara, edisi September 2002. "Saya mulai kehidupan gay saya sejak kelas 3 SMU Sampai sekarang saya masih tertutup, terutama pada orang tua saya. Hanya sebagian
Dalam edisi itu, juga ada pengakuan Aria, 23 tahun, asal Bukit Tinggi, yang bertutur panjang lebar tentang pengalaman sejaunya menjadi "kucing". "Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. Di usia tujuh taliun, ayahku jatuh sakit dan enam bulan kemudian, ayahku meninggal dunia. Bisa dibayangkan betapa berat beban Ibu karena harus menanggung delapan anaknya yang masih kecil seorang diri. Ibu terpaksa menjual rumah dan sepetak tanah untuk melunasi hutang-hutang yang menumpuk...."
177
______________ I JAKARTA UNDERCOVER 2] ________________
_____________ | GAY NITE & LESBIAN SOCIETY] ______________
"...sejak di bangku SLTP aku mulai tertarik
"...terlunta-lunta aku hidup dikota Surabaya.
dengan seorang laki-laki, ketua kelasku. Namun
Susah payah aku mencari pekerjaan, tapi selalu
hanya aku simpan dalam hati. Aku tidak mau
nihil. Hingga pada satu malam, aku berdiri di
scmua orang tahu kalau aku seorang gay. Setamat
dekat Tugu Pahlawan. Tiba-tiba ada mobil ber-
SLTP aku tak ada biaya untuk melanjutkan kuliah.
henti di depanku. Seorang lelaki setengah baya
Tiga tahun kemudian aku merantau ke Medan
turun dari mobil dan menghampiriku. Dia meng-
karena ajakan teman. Di kota inilah, pertama kali
ajakku berkenalan. Om Beni, nama lelaki itu.
aku mengenal hubungan gay secara nyata dengan
Malam itu juga, Om Beni membawaku ke sebuah
seorang dokter. Dikota ini, aku juga mulai tahu
hotel di kawasan Jalan Darmo. Sejak itulah, aku
di mana teman-teman sehati biasa berkumpul.
menjalani hidup dengan berpindah dari tangan
"....aku mulai membina hubungan dengan
satu laki-laki ke laki-laki lain. Aku mulai menja-
seorang lak-laki, Mas Agus namanya. Dengan
lani profesiku sebagai "kucing". Sebenarnya, bent
sikap kedewasaannya, Mas Agus membimbingku.
menyandang gelar ini, tapi apa mau dikata ke-
Tak ubahnya, Mas Agus sudah seperti ayahku,
adaan membuatku tak punya pilihan lain. Di
ibu, kakak, guru sekaligus kekasihku. Selama
usiaku yang ke-23 ini, aku masih ingin melan-
hampir
jutkan sekolah. Aku ingin meraih gelar sarjana.
dua
tahun
aku
membina
hubungan
dengan Mas Agus sampai akhirnya suatu hari,
Tapi apa mungkinP...."
dia kepergok lagi bermesraan dengan temanku, Dion. Kami pun berpisah dan aku mcnjalin hubungaii baru lagi dengan Andre. Selama satu tahun, aku pacaran dengan Andre hingga tanpa satu sebab yang jelas Andre memutuskan aku. Bahkan didepan mataku, Andre juga tega menerima kencan dari om-om. Karena kecewa, aku putuskan untuk meninggalkan Medan. Kota yang aku tuju adalah Surabaya.
178
Jalan hidup manusia memang berbeda-beda, termasuk dalam hal orientasi seksualnya. Ada laki-laki yang orientasi seksualnya hanya menyukai wanita, begitu pula sebaliknya. Ada juga lakilaki dan wanita yang "bisa" kedua-duanya atau biasa disebut biseksual. Ada juga wanita yang menyukai sesama jenisnya atau biasa disebut lesbian. Ada juga laki-laki yang menyukai laki-laki. Inilah yang disebut homoseksual. 179
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
JAKARTA UNDERCOVER 2
Potret kaum homoseksual atau juga populer dengan sebutan "kaum gay" di Tanah Air itu,
seperti Ardiansyah, Sofian, ataupun Aria yang tersebar di Tanah Air.
bukanlah layaknya lembaran usang yang layu di-
Saya bersyukur ketika di pertengahan Maret
lelan masa lantas hilang bersama angin. Tapi, dari
2003 lalu, sempat mampir ke markas GAYa
hari ke hari pcrkembangan kaum homoseksual,
Nusantara (GN) di Surabaya. Di kota buaya ter-
makin
masyarakat.
sebut, selama beberapa hari saya bisa berdialog
Kalau dulu bauyak kaum gay yaug cenderung
panjang lebar dengan sejumlah aktifis GN. Saya
memilih "bisu" dan "diam" tak bersuara, kini,
bisa melongok dan terjun langsung mengikuti
kaum gay perlahan mulai berani tampil di depan
aktivitas mereka sehari-hari. Tanpa sungkan,
publik.
mereka membeberkan satu per satu apa yang
tampak
dalam kehidupan
Komunitas gay di Tanah Air seperti Jakarta,
menjadi kegiatan mereka.
Surabaya, dan Bandung, punya media tersendiri
Dan ternyata, mereka sangat mudah bergaul
untuk mengekspresikan dirinya tampil di depan
dan enak diajak bicara tentang berbagai perso-
publik. Meskipun buletin yang dijual secara terba-
alan, bahkan menyangkut hal-hal yang sifatnya
tas dan sebagian besar di"nikmati" oleh kalangan
pribadi sekalipun. Kenyataan yang sama juga
sendiri, paling tidak, ada satu wadah bagi sejumlah
saya temukan ketika berada di Malang dan ber-
kaum gay untuk berekspresi dengan bertcrus
temu dengan anak-anak Ikatan Gaya Arema
terang dan bicara blak-blakan tentang dunia me-
(IGAMA) dan Ikatan Waria Arema (IWAMA).
reka. Dalam perkembangannya, komunitas gay
Malah, di kota berhawa dingin itu, saya diajak
di Tanah Air mulai menunjukkan keberanian
ngeber (survey lapangan) ke Stasiun Tugu men-
untuk terbuka ke publik meski dalam koridor-
jumpai sejumlah pekerja seks komersial (PSK)
koridor tertentu.
Waria yang tengah mangkal dan menjalani peker-
Pengakuan secara jujur dan blak-blakan se-
jaan mereka.
perti yang dilakukan oleh Ardiansyah, Sofian, dan
Malam beranjak dari pukul 22.00 WIB.
Aria, hanyalah potret segelintir kaum gay yang
Udara Malang yang dingin makin menusuk. Di
mulai berani bicara ke publik. Masih banyak sosok
sebuah waning kopi, persis di samping stasiun, saya ditemani Ipul, Ketua IGAMA dan Merlin,
180
181
JAKARTA UNDERCOVER 2
GAY MITE & LESBIAN SOCIETY
Ketua IWAMA dan Pak Dede Oetomo, Pembina GAYa Nusantara tengah menikmati secangkir kopi panas dan sepiring tahu serta tempe goreng. Beberapa waria yang lagi mangkal, sesekali menghampiri kami dan ikut mencomot makanan kecil yang tersedia. "Lagi sepi, Mbak Merlin. Baru ada pertandingan sepak bola sib, jadi pada kecapean," ujar Waty yang malam itu mengenakan rok mini dengan kaos singlet warna biru muda. Waty tentu bukan nama sebenarnya, karena nama aslinya pasti nama lelaki. Dengan gayanya yang kemayu, Waty bercerita kalau lagi ramai dalam semalam dia bisa melayani setidaknya 5-7 tamu laki-laki. Kalau lagi sepi, paling-paling dia hanya mendapatkan 1-3 tamu. Lucunya, dari sekian tamu laki-laki yang pernah datang kepadanya, banyak yang memiliki tingkab laku "nyleneb" ketika berbubungan seks. Misalnya, aku Waty, suatu ketika dia mendapat tamu laki-laki berbadan tegap dan nyaris kekar. Lucunya, tamu itu datang membawa baju perempuan. Ketika akhirnya Waty sepakat untuk bertransaksi,
dia
mengaku
kaget
karena
tamu
laki-lakinya itu langsung ganti baju perempuan. "Dia lebih suka jadi perempuan ketika berbubungan seks. Karena bayarnya gede, yang 182
"aneh-aneh" gitu, terima aja," ceplos Waty yang malam itu baru mendapatkan dua pasien laki-laki. Bagi Ipul dan Merlin, kegiatan "ngeber" itu biasa mereka lakukan seminggu satu kali. Aktivitas itu tujuannya lebih kepada memberikan penyuluhan dan penyadaran tentang pentingnya kesehatan dan bahaya HIV dan AIDS. "Makanya, dalam setiap kesempatan kami selalu menganjurkan untuk memakai kondom ketika berbubungan seks," ujar Merlin, yang sudah cukup lama aktif menggalang berbagai kegiatan bersama para waria di Malang dan sekitarnya. Merlin mempunyai wajah cantik dan berbadan langsing. Kalau tak pernah mengenal sebelumnya, tentu susah membedakan kalau Merlin seorang waria. Rambut pendek sebahu dan mengenakan rok mini dengan baju elegan tanpa lengan, Merlin memang tak ada bedanya dengan wanita kebanyakan. Sepuhan make-up yang menghias di wajahnya dan polesan lipstick merah di bibir, makin memperjelas kecantikannya. Saya sempat iseng bertanya pada Merlin kenapa banyak laki-laki yang ketagihan berbubungan seks dengan waria yang notabene secara fisik tetaplah laki-laki. "Siapa yang paling tahu rahasia seorang lakilaki kalau bukan laki-laki sendiri. Itu kuncinya,"
I GAY NITE & LESBIAN SOCIETY |
jawab Merlin. Karena waria sebenarnya memang laki-laki, jadi dia lebih tahu rahasia laki-laki. "Makanya, banyak laki-laki yang pernah nyoba berhubungan seks dengan waria, besoknya pengin lagi," sergah Merlin sambil tertawa lepas. Aktivitas ngeber itu baru berakhir sekitar pukul satu dini hari. Dalam berbagai kesempatan, saya selalu menyempatkan diri bertanya seputar dunia homoseksual. Dari perbincangan saya dengan Pak Dede, anak-anak IGAMA dan IWAMA itu, sedikil banyak saya jadi tahu tentang seluk
sclama ini jarang digauli. Ya, siapa lagi kalau bukan kaum lelaki. Ada juga orang jadi gay karena trauma. Misalnya saja kecewa akibat berhubungan dengan wanita, bisa lantaran disakiti hatinya atau ditinggal dengan cara lain yang menyakitkan, sehingga menimbulkan kebencian luar biasa pada wanita. Dan ujung-ujungnya yang bersangkutan melampiaskan sakit hatinya itu dengan menjalin hubungan sesamajenis. Banyak
laktor
menjadi
yang gay.
menyebabkan Selain
seseorang
beluk gay. Beragam alasan dan laktor kenapa
akliirnya
beberapa
faktor
akliirnya seseorang bisa menjadi gay. Misalnya saja
seperti di atas, ada juga hal-hal di luar itu. Misal-
karena laktor pembawaan atau gen. Dalam kasus
nya saja karena terbawa pada gaya hidup, yang
ini, hormon wanita dalam diri seseorang lebih
menganggap homoseks sebagai tren. Atau ada
dominan dibandingkan dengan hormon pria, yang
juga yang sengaja menjadi PSK laki-laki dengan
kemudian menjadi homoseks. Ada juga karena
melayani laki-laki karena alasan ekonomi dan
situasi keluarga. Misalnya saja dalam sebuah ke-
masih banyak laktor lainnya.
03
luarga, saudara perempuan lebih dominan. Mungkin karena tidak diperhatikan dan dididik secara benar, anak lelaki jadi meniru tingkah laku dan kelakuan saudara perempuannya. Namun ada juga jadi gay yang karena pergaulan. Misalnya saja ada seorang laki-laki yang pergaulannya lebih banyak dengan wanita. Saking seringnya, lama-kelamaan yang bersangkutan seperti merindukan pergaulan dengan kaum yang
GAY & MALAM JAKARTA. Belakangan terakhir, komunitas gay di Tanah Air makin memperlihatkan perkembangan yang begitu dinamis. Banyak kaum gay yang tidak malu-malu lagi mengakui eksistensi dirinya. Malah, banyak juga yang mulai berjuang untuk mendapatkan pengakuan "eksistensi" dirinya. Sejumlah tempat 185
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
hiburan di Jakarta misalnya, pada hari-hari tertentu menjadi ajang kumpul mereka. Tengok saja pemandangan di kafe JalanJalan, di lantai 36 Menara Imperium pada Minggu malam. Cauda manja menyeruak di sela-sela musik yang mengalun. Kata-kata yang mungkin asing bagi orang biasa, sering terlontar lepas. Misalnya, sutra (sudah), rokok (roxena), sukria (suka), mabora (mabuk), padang sahara (panas), maskara (masuk), maharani jody (mahal sekali), macarena (makan), tinta biskota (tidak bisa), dan jelitur (jelek) adalah sederet kosakata yang keluar dari bibir beberapa tamu yang duduk di kursi kafe. Mereka adalab sekelompok gay yang tengah "gaul" pada Minggu malam. Tentu saja mereka bukan wanita. Meski bicara lembut, mereka bertampang layaknya laki-laki kebanyakan. Hanya saja dandanan dan penampilannya sedikit berbeda. Di tengah sorot lampu disko yang menyambar-nyambar, rambut mereka tampak rapi dan klimis. Baju atau kaos yang dikenakan cenderung ketat. Rambut dicat blonde, mengenakan celana ketat hitam metalik. Ada juga memang yang bertampang dan berdandan tak ubahnya laki-laki biasa. Bercelana dan berbaju serba kasual. Ada juga yang gaya bicaranya tidak kemayu, tapi
186
benar-benar laki-laki. Gaya dan nada bicaranya serba apa adanya. Tidak seperti tempat hiburan malam kebanyakan yang selalu sepi tamu pada Minggu malam, justru di kale Jalan-Jalan malam itu dipenuhi tidak kurang dari ratusan tamu, sebagian besar lakilaki, yang sedang asyik menikmati suasana. Suara canda tawa beradu dengan debam musik disko yang terus mengisi ruangan dari menit ke menit. Bedanya, tamu yang menjejali sebagian besar ruangan kafe adalah laki-laki. Kaum gay yang datang malam itu memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda. Ada designer, eksekutif muda, stylist, model, koreografer, sampai orang kebanyakan. Jangan kaget kalau di antara tamu laki-laki yang hadir, ada sejumlah wajah publik figur yang kerap nongol di televisi dan media cetak lainnya. Pernah suatu ketika, saya datang bertepatan dengan "gay nite". Kebetulan malam itu ada special event dengan mengetengahkan cowboy dancer. Ketika malam menunjuk pukul 23.00 WIB, di atas panggung layang muncul empat penari lakilaki. Mereka hanya mengenakan celana mini warna hitam untuk menutupi bagian vital. Badan mereka rata-rata berisi dengan lekukan otot yang
JAKARTA UNDERCOVER 2
khas. Baluran minyak mcmbuat tubuh empat penari itu mengilat disapu kilatan lampu. Sorak sorai dan teriakan keras mengiringi tiap gerakan tari yang diperlihatkan empat penari laki-laki tersebut. Yang paling keras, tentu saja teriakan genit dari tamu yang notabene gay. Apalagi ketika para penari itu turun gelanggang dan meliuk erotis di atas meja bar mendekat ke arah tamu. Sontak, teriakan histeris tumpah. Sebenarnya, kale Jalan Jalan mulai membuat program "Gay Nile" sejak 1997. Dan dari tahun ke tahun, responnya terus meningkat. Makanya, di setiap Minggu malam, ada sejumlah acara yang digelar dimulai dari pukul 21.00 WIB sampai 02.00 WIB dini hari. Acara-acara disajikan secara rutin tiap minggunya adalah Go Go Dancer laki-laki. Sementara untuk dua minggu sekali, ada special event seperti Fashion & Dance Show, Comedy & Cabaret Dance Show bersama Tata Dado & The Silver Boys-nya. Tidak hanya itu, pernah juga digelar atraksi "bina-raga" dengan menghadirkan sejumlah laki-laki berotot yang memamerkan otot dan body-nya di hadapan ratusan tamu yang mayoritas gay. Pemandangan serupa juga bisa ditemui di Moonlight, di kawasan Kota. Diskotek yang terlelak tak jauh dari perempatan besar di Jl. Hayam Wuruk itu, boleh dibilang menjadi
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
diskotek trendsetter untuk kalangan gay. Puluhan tahun, Moonlight tak pernah sepi menjadi arena berkumpulnya sejumlah gay di Jakarta dan sekitarnya. Diskotek yang sudah beroperasi sejak tahun 80-an ini, saban malam nyaris tak pernah sepi dari serbuan para gay. Jangan kaget kalau datang ke diskotek yang menempati bangunan kuno ala Belanda danjauh dari sentuhan modern itu, akan ada pemandangan para gay dengan aneka dandanan. Dari yang berdandan layaknya laki-laki kebanyakan sampai gay yang mengenakan baju wanita. Memang, di diskotek ini kaum gay dan waria menjadi satu. Mereka berkumpul untuk melewatkan malammalam gaul. Tentu saja, pada hari-hari tertentu seperti malam Minggu, ada acara istimewa, dari pentas drama, lomba catwalk, lomba mirip bintang, kontes waria, sampai sexy dancers laki-laki. Dengan begitu lepas, para gay mengekspresikan tingkah laku mereka di diskotek ini. Dari pukul 10.00 malam sampai 02.00 dini hari, Moonlight tak sepi dari deru musik disko, celoteh, dan tingkah laku kaum gay. Sebelum menjamurnya kale seperti sekarang, Moonlight menjadi satu-satu pangkalan para gay di Jakarta yang ingin menuntaskan malam dengan berajojing ria dan menenggak minuman di tempat hiburan. 189
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY JAKARTA UNDERCOVER 2
"Yang penting bisa happy dan ngumpul bareng teman-teman sebati. Itu aja. Susah lho bisa happy di Jakarta," tukas Dra, 24 tahun, yang sehari-hari bekerja sebagai stylist. Meski saat ini kafe-kafe tumbuh pesat, Moonlight tetap punya pangsa pasar sendiri. Karena banyak pilihan, kaum gay pun akhirnya punya tongkrongan sendiri-sendiri yang tersebar di sejumlah tempat hiburan di Jakarta. Sejumlah kafe dan diskotek yang pada hari-hari tertentu menjadi ajang berkumpulnya para gay antara lain adalah Blue Prints Bar. Meski tidak melirik pangsa pasar gay sebagai "target utama", setiap Senin, Blue Prints Bar menggelar acara "Monday Big Banana" dengan menampilkan "Male Go Go Dancers". Acaranya sendiri dimulai sejak pukul 23.00 WIB hingga 01.00 dini hari. Pada pertengahan Agustus 2003 lalu saya sempat mampir di kafe tersebut. Ternyata, tamu dari kalangan gay lumayan banyak, meski tidak seheboh di Moonlight atau Jalan -Jalan. Tempat hiburan lain yang juga menjadi "home base" para gay adalah Hai Lai. Klub dengan konsep "one stop entertainment" yang ada di kawasan Ancol itu pada Minggu malam menjadi ajang hiburan sejumlah gay. Di Minggu malam itu, di klub yang memiliki fasilitas diskotek,
restoran, karaoke, dan sauna itu biasa digelar acara spesial yang dimotori kalangan gay. Acaranya sendiri digelar di diskotek yang dilengkapi dengan sebuah panggung berukuran besar. Tidak jauh berbeda dengan tema-tema acara yang ada di Jalan-Jalan atau Moonlight, di Hai Lai ini pun, pada Minggu malam akan ditemui beraneka ragam show dengan maskot utama para laki-laki. Entah yang berjubel di dance floor atau yang tengah beraksi di panggung, tentunya. Ya, pemandangan yang terjadi mudah ditebak, pasti sama dengan yang terjadi di sejumlah kafe atau diskotek yang menjadi tempat mangkal para gay. Selain sering kongkow-kongkow di sejumlah kafe atau diskotek tertentu, kaum gay Jakarta ternyata juga punya tempat tongkrongan lain yang tak kalah hebohnya. Misalnya saja ada sebagian komunitas gay sering menghabiskan waktu sore di kolam renang yang dilengkapi fasilitas sauna di hotel NO di Jakarta Pusat. Belum lagi di sejumlah salon-salon trendsetter di kawasan Tebet dan Senopati, Jakarta Selatan. Di kafe A2 yang berada di kawasan Pecenongan, pada malam-malam weekend, juga tak lepas dari serbuan sejumlah gay. Bedanya, para gay yang clubbing di kafe yang baru sekitar satu tahun beroperasi ini, kebanyakan memang gay 191
________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
gaul. Yang menarik, gay nite di A2 biasanya digelar pada Rabu malam. Padahal, di sejumlah kafe trendsetter, Rabu malam biasanya menjadi "ladies nite". Pada Rabu malam, di A2 justru sebaliknya; yang datang banyak dari kaum gay. Oh iya, saya hampir lupa. Di sejumlah kafe trendsetter banyak juga yang menjadi ajang gaul bagi sejumlah gay. Meski jumlahnya tidak banyak, para clubber gay ini, setiap kali dugem selalu berani tampil beda. Misalnya saja dandanan dan baju yang mereka kenakan rata-rata "trendy" dan berani tampil beda. Di antara clubber gay yang doyan dugem di kafe-kafe trendsetter itu terdapat wajah-wajah publik figur yang namanya sudah tak asing lagi. Sebut saja JR, seorang aktor muda yang membintangi sejumlah sinetron dan namanya kini tengah jadi pujaan ABG cewek di Tanah Air. Juga ada nama lain seperti GI, seorang desainer muda yang kini mulai merambah dapur sinetron. Belum lagi RA, MP dan AG, ketiganya adalah modelmodel ternama di Jakarta. Bagi beberapa gay yang ber-dugem ria, ajang ini dimanfaatkan untuk cuci mata sekaligus menambah banyak kenalan. "Gue dan teman-teman ke sini mo cuci mala. Syukur-syukur dapat pacar baru," ceplos Stan—
I GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
sebut saja begitu, seorang gay berusia 23, yang sehari-sehari bekerja sebagai seorang asisten penyanyi pop terkenal. Menurut Stan, mencari teman kencan di diskotek tidaklah mudah, apalagi kalau yang dicari tergolong anak baru dan belum kenal sama sekali. Kalau mau dapat, mesti punya feeling ke homoseks yang kuat. Cara sejumlah gay menggaet mangsanya amat beragam. Dari sekedar raen"survey" ke kamar kecil, mengamati gerak-gerik di lantai disko, menawarkan minum, sampai memperhatikan segala atribut yang mcnempel di badan. Soal atribut misalnya, sejumlah gay punya ciri-ciri khusus, seperti anting di kuping serta bentuk dan model baju yang dipakai. Bagi gay gaul seperti Stan, sekalipun diskotek yang suka dikunjungi ini tak bisa dijadikan patokan tetap untuk mendapatkan pasangan seperti di diskotek Moonlight yang notabene "kliusus gay" itu, yang penting menyenangkan karena tempatnya bergengsi. Sebagian besar pengunjung yang datang tidak sembarangan, dari kalangan menengah ke atas dan berkantung tebal. "Yang penting, bukan karena gue gay jadi gua nggak bisa gaul. Buat gue, orientasi seks seseorang, mau dia gay kek, lesbi kek, waria kek, laki-laki tulen kek, jangan dipermasalahkan dan jangan 193
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY]
jadi batasan untuk bersosialisasi," tukas Stan pan-
aktivitasnya—dari berusaha memperjuangkan nasib kaum gay, mengadakan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti memberikan penyuluhan tentang HIV dan AIDS dengan terjun langsung ke lapangan ke sejumlah tempat prostitusi, menggelar acara entertainmentya yang berisi pesan-pesan tentang HIV dan AIDS, membuat seminar tentang gay, sampai menerbitkan majalah yang isinya secara garis besar berisi tentang dunia gay—di Jakarta ada Ikatan Persaudaraan OrangOrang Sehati atau biasa disingkat IPOOS yang juga populer dengan sebutan GAYa Betawi.
jang lebar. Apa yang ditegaskan Stan, mungkin banyak benarnya. Kaum gay pun sama seperti orang kebanyakan. Mereka pun tidak melulu hanya kalangan stylist dan desainer yang selama ini identik dengan gay, tapi juga mereka yang berprofesi di level penting sebuah perusahaan, misalnya sebagai bankir, akuntan, manager di biro perjalanan, konsultan, insinyur, arsitek. Saya masih ingat dalam satu bincang-bincang saya dengan Pak Dede Oetomo, tersebut sejumlah teman Pak Dede yang punya jabatan penting di instansi tertentu. Makanya, sedari awal, Pak Dede tak pernah menutupi dirinya seorang gay. Dan dengan terang-terangan, dia mengakui itu di mana pun dan kapan pun. "Ngapain juga ditutup-tutupi lagi. Kalau gay, ya ngaku gay saja. Kenyataannya, di masyarakat kita, sebagian memang ada kok. Orang saling mencintai, saling menyayangi, nggak usahlah pake sembunyi-sembunyi scgala," tukas Pak Dede dengan bahasa yang masih kental dengan logat ke-jawa timuran-nya. Dalam praktiknya, kaum gay yang ada di Jakarta punya aktivitas sendiri layaknya orang kebanyakan. Kalau di Surabaya ada GAYa Nusantara yang menjadi wadah bagi gay di Surabaya dan sekitarnya untuk mengekspresikan segala bentuk 194
Kegiatan yang mereka lakukan juga tidak jauh berbeda dengan yang dilakoni para awak GAYa Nusantara. Kaum gay yang tergabung dalam IPOOS misalnya, mempunyai program tetap dengan menggelar sejumlali acara di beberapa tempat hiburan malam di Jakarta. Tidak sembarang hiburan, karena semua tenia yang diangkat selalu bernuansa pesan akan bahaya HIV dan AIDS. Dan hampir di setiap acara, ratusan kaum gay tumpali ruah memadati ruangan, mcnyimak dengan khusyuk aksi teman-teman "sehati" mereka di atas panggung seperti yang pernah mereka adakan di diskotek Moonlight dan klub Hai Lai. IPOOS barangkali bukan satu-satunya organisasi gay yang ada di Jakarta. Ada sejumlali nama 195
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
lain yang sifatnya lebih kekeluargaan dan bersifat informal seperti yang ada di Kalimalang. Di sana, setiap bulannya ada sekumpulan gay dan waria yang membuat kegiatan arisan bersama. Sekedar bcrkumpul dan berbagi cerita sampai merencanakan kegiatan-kegiatan baru yang bisa bermanfaat buat kepentingan bersama. Salah satu acara gay terbesar yang pcrnab saya temui terjadi pada awal Januari 2003. Untuk pertama kalinya, acara Old & New digelar di Studio East Diskotik dengan menampilkan artisartis gay dan waria sebagai pelakon utamanya. Acara yang dibuka untuk umum itu, ternyata dibanjiri ratusan pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Acara berlangsung meriah dengan menampilkan tiga diva waria, masing-masing Miss Vera, Miss Paula, dan Miss Liza Iblis. Aksi ketiga diva itu tak ubahnya seperti artis-artis top kebanyakan. Dengan gayanya yang khas Miss Liza Iblis menyanyikan lagu I Want To Break Free, sementara Miss Paula melantunkan tembang telenovela Mexico dan Miss Vera yang malam itu mengenakan busana ala Timur Tengah itu "heboh" dengan aksi panggungnya. Dan ketika Mami Anna mengajak tamu mengbitung detik demi deuk menuju pergantian tahun 2003 dan disambung dengan 196
_____________ I GAY NITE & LESBIAN SOCIETY] ______________
lagu Asereje, suasana di Studio East meriah dengan geliat tawa, canda, dan goyang hingga pagi. Sementara di Bali, kaum gay hampir menyebar di sejumlah kafe atau diskotek trendsetter seperti di kawasan Kuta, Seminyak, dan Legian. Salah satu kale yang belakangan terakhir menjadi ajang "gay nite" paling populer adalah Q-Bar. Bar yang letaknya persis di pinggir jalan besar di sekitar Seminyak itu, saban malam, apalagi pada malam Sabtu dan Minggu, selalu ramai oleh kalangan gay, dari lokal sampai bule.
SEKONG & HEMONG. Selama berada di lingkungan gay, dari sekedar bercakap, berdiskusi, sampai hadir di sejumlah seminar, saya sedikit banyak jadi mafhum soal lika-liku gay. Soal sebutan homoseks misalnya, ternyata tidak semua punya pemahaman yang sama. Ada yang menyebutkaii liomoseks adalah gay, gay ya homoseks. Padahal, istilah liomoseks itu untuk tiap orang yang punya orientasi seks terhadap sejenis. Laki-laki dengan laki-laki disebut gay, sementara wanita dengan wanita disebut lesbian. Di kalangan gay, scbagai sebuah komunitas, ternyata juga ada bahasa sendiri. Meski tidak menjadikannya sebagai "bahasa wajib", minimal bahasa 197
JAKARTA UNDERCOVER 2
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY!
itu menjadi ciri tersendiri. Ya, minimal jadi stem-
semacam plesetan. Tengok saja clari obrolan dua
pel. Yang menarik, bahasa itu lahir dari mereka
orang gay atau populer juga dengan sebutan
sendiri, bersifat dinamis mengikuti tren yang ber-
"binan", yang saya temui ketika saya lagi cream-
kembang. Belakangan, bahasa mereka itu malah
bath di sebuah salon di kawasan Senopati, Jakarta
menjadi "bahasa gaul" dan sangat populer di ko-
Selatan. Sebut saja dua orang itu, masing-masing
munitas malam.
bernama Rendy dan Miki.
Istilah sekong dan hemong misalnya, dua kosa kata itu sebenarnya berasal dari kata "sakit" dan "homo". Tapi, oleh mereka, kata sakit diubah
(Kamu mau ke mana?)
menjadi "sekong", sementara "homo" menjadi
Miki : "Akika mawar polonia."
"hemong". Awalnya, baliasa mereka itu lebih ber-
(Aku mau pulang.)
fungsi sebagai sandi biar orang lain tidak paham.
Randy: "Jij, sutra makarena belanda?"
Tapi, lambat laun istilah itu berkembang terus
(Kamu udah makan belum?)
dan mulai dikenal banyak orang. Akhiran "ong"
Miki : "Belanda. Ntar di rumce aja."
yang disisipkan di akhir kata misalnya, menjadi
(Belum. Ntar dirumah saja.)
semacam kamus umum. Makanya kata-kata seperti
Randy: "Kita jali-jali dulu yuk, nek."
laki menjadi lekong, perawan menjadi prewong, asli menjadi eslong, nafsu menjadi nepsong, gede menjadi gedong, dia jadi diana, dan masih banyak
(Kita jalan dulu yuk.) Miki : "Mawar jali-jali kemandose?" (Mau jalan ke mana?)
kata lain lagi. Beberapa bahasa mereka malah
Randy: "PS. Mawar belalang baju. Ikatan tinta?"
menjadi bahasa "baku" bagi anak-anak gaul. Sebut
(PS. Mau beli baju. Ikut nggak)
saja misalnya sendokir dari kata sendiri, ramayana dari kata ramai, jij (baca = ye) yang berarti kamu atau akika dari kata aku. Tidak hanya itu, karena dari waktu ke waktu baliasa mereka selalu dinamis dan mengikuti tren, bahasa mereka cenderung acak dan menjadi 198
Randy: "Jij, mawar kemandose?"
Miki : "Tinta. Akika janji ma lekong." (Nggak. Aku janjian ama laki.) Randy: "Ya, sutra. Titi DJ ya." (Ya, udah. Ati-ati di jalan ya.) Miki : "Tererengkyu. Ini roxena jij. Lupita ya?" (Terima kasih. Ini rokok kamu. Lupa ya.)
JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Randy: "Nek, adinda lekong lucita lho." (Ada laki lucu lho.) Miki : "Mandose? Jij, sukria sama diana?" (Mana? Kamu suka ma. dia?) Randy: "Tuh lagi kursi. Luncang aja. He..he." (Lucu aja.) Miki : "Ah, kurcica gitu, nek. Malaysia deh." (Ah, kurus gitu. Males deh.)
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY]
•IPOOS (Ikatan Persaudaraan Orang-Orang Sehati)/GAYa Betawi di Salon Alfa, Jl. Dr Mawardi IV/21, Grogol, Jakarta Barat 11450 •GAYa PRIAngan, Kotak Pos 1819, Bandung, Jawa Barat 40018 •GAYa Siak, Jl. Kakap No 7, Pekanbaru, Riau • BAGASY (Batam Gay Society), Kotak Pos 517 BTAMSJ, Batam, Riau 29432 •GAYa Semarangan, d.a. Sunarsito jl. Ngresep
Sebagian kaum gay banyak memakai kosa
•Gayeng Salatiga, Shopping Centre Lt. Dasar
Dalam setiap kesempatan, bahasa seperti itu sering
(belakang BCA), Jl. Panglima Sudirman Bl-
saya dengar di berbagai tempat yang biasa diguna-
12A, Salatiga, Jateng
kan mereka sebagai tempat nongkrong entail di kale, diskotek, salon, tempat fitness, dan sebagainya. Keberadaan mereka yang kini makin berani
• GUCHI (Gabungan Cowok Homo Indonesia), Kotak Pos 36/YKBS, Yogyakarta 55281 • IGAMA (Ikatan Gaya Arema), Jl. Mayjen Pan-
tampil di publik makin memperjelas fakta kalau
jaitan 5 (bawah), Malang, Jawa Timur 65145
mereka ada dan eksis. Tidak saja di kota besar
•Indonesian Gay Society (IGS), Kotak Pos 36/
seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, tapi menyebar di tiap kawasan di Tanah Air. Hampir di tiap kota, kaum gay punya "jaringan" yang menyatu dengan kota-kota lainnya. Dari anak-anak GAYa Nusantara, Surabaya, saya mendapatkan data organisasi dan jaringan gay yang tersebar di beberapa kota di Tanah Air, seperti: •GAYa Nusantara (GN), Jl. Gubeng Kertajaya IX-B / 44, Surabaya 60286 200
Timur V/l 10, Semarang, Jawa Tengah 5000
kata seperti di alas untuk berbicara sehari-hari.
YKBS, Yogyakarta 55281 •IKOOS (Ikatan Orang-Orang Sehati), Salon Janis, Jl Randu Gede Stand No 1, Mojokerto, Jawa Timur •GAYa Dewata, Kotak Pos 3769, Renon, Denpasar, Bali 80037 • GAYa Celebes-Harley Celebes, Jl. Baji Passare II No 6, Makassar, Sulsel, dan masih banyak
_____________I JAKARTA UNDERCOVER 2) _______________
nama-nama lain yang rasanya terlalu panjang kalau saya sebut satu per satu dalam tulisan ini.
LESBIAN SOCIETY. Dibanding gay-yang mulai lebih berani dan terbuka untuk publik, komunitas lesbi justru sebaliknya. Kaum lesbian di kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya, cenderung menutup diri. Sebagian besar dari mereka lebih senang hidup dengan segala "aktivitas"nya bersama gang atau kelompok. Salah satu jaringan atau organisasi lesbian yang saya temukan di Jakarta adalah Swara Srikandi,
Kotak
Pos
4966/JKP,
Jakarta
Pusat
10049. Berbeda dengan kaum gay yang mempunyai jaringan atau organisasi hampir di tiap kota, kaum lesbi malah sebaliknya. Terus terang, saya malah lebih kenal kaum lesbi secara pribadi daripada kelompok atau organisasinya. Tidak banyak kemudian — meskipun dalam tataran pribadi, yang berani bicara terus terang tentang ke-lesbian-an mereka. Hanya beberapa yang berani blak-blakan. Saya berteman dengan seorang lesbian, sebut saja Viny, 26 tahun, yang sehari-hari bekerja sebagai asisten manager di salah satu kale di bilangan Kemang.
202
1 GAY NITE 4 LESBIAN SOCIETY]
Viny yang berambut pendek dan sehari-hari memang menyukai busana kasual itu—biasanya jins dan kaos oblong, tipikal orang yang ramah dan ramai kalau bicara. Sudah hampir tiga tahun ini, saya mengenal baik Viny. Meski tidak sering bertemu, paling kalau lagi kebetulan saya mampir ke kafenya atau sama-sama clubbing di malam gaul. Selama tiga taliun itu pula, Viny baru mengaku jujur kalau dirinya lesbian ketika masuk taliun ketiga. Itu pun Viny sama sekali tidak pernah mengajak saya bicara panjang lebar soal orientasi seksnya tersebut. Lebih sering, pembicaraan yang kami lakukan hanya sebatas pada obrolan santai dan lebih banyak nuansa bercandanya. Dengan obrolan santai itu, misalnya, saya malah mendapatkan jawaban-jawaban spontan yang menghilangkan rasa penasaran saya. Ketika kami sama-sama duduk di bar dan di samping kami ada beberapa laki-laki ganteng, saya iseng bertanya: "Mak, ada yang kece lull. Masak nggak mau?" "Nggak, all. Bukan sclera gue. Kan udah gue bilang, gue suka ama cewek," jawab Viny, enteng sambil tersenyum. "Bener nih nggak mau?"
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"Giling(gila) lo ya. Emang dari lo kenal gue,
nesia telah ada di tengah masyarakat dengan
pernah gitu gue pacaran ma laki. Nggak kan,"
rentang waktu lama sebelum organisasi ini ada.
sergah Viny.
Melalui Swara Srikandi kami berupaya meng-
Kalau di sejumlah tempat hiburan malam
arahkan para lesbian yang bidup berdampingan
seperti kafe atau diskotek trendsetter ada acara
dengaii masyarakat mayoritas belcroseksual agar
"gay nite" yang digelar secara regular, "lesbi nite"
menjalani kehidupan dengaii berperilaku positif
justru tidak ada. Kalaupun ada, sifatnya hanya
dan tidak liar seperti yang selalu dijadikan berita
sebagai ajang nongkrong seperti yang biasa di-
empuk oleh mass-media. Point berikutnya berisi tentang: keberadaan
lakukan beberapa lesbian di diskotek HP di hotel AC di kawasan Matraman, atau di kafe EL di
Swara Srikandi BUKAN untuk memperbanyak
bilangan Blok M, Jakarta Selatan. Ketika mau
jumlah lesbian di Indonesia. Pun SEANDAINYA
menulis naskab ini, saya beberapa kali membuka
jumlah lesbian di Indonesia bertambab, tentunya
situs Swara Srikandi di: http://swara.cjb.net. Dan
bukan karena keberadaan organisasi ini, tapi ber-
ternyata saya mendapatkan banyak data ihwal
jalan dengan sendirinya.
komunitas lesbi yang ada di Tanab Air. Paling
Dalam situs itu, saya juga mendapatkan satu
tidak, ada data tambaban yang bisa menunjang
artikel menarik yang dikirim oleh Wina di kolom
tulisan saya. Di halaman depan situs itu, ada kali-
Internal yang berisi tentang PERNYATAAN
mat pembuka yang rasa-rasanya perlu saya can-
SIKAPJARINGAN
tumkan dalam buku ini.
jaringan kerja, baik secara individu maupun orga-
WARNA-WARNI-sebuah
Tulisan itu berisi tentang visi dan misi Swara
nisasi yang peduli terbadap persoalan-persoalan
Srikandi secara umum. Di sana tertulis babwa
(Jay, Lesbian, Transgender dan Waria, yang ter-
Swara Srikandi BUKAN Lesbian Recruitment
diri dari Sektor Lesbian, Biseksual, Transgender—
Organization. Tujuan dari pembentukan organ-
Koalisi Perempuan Indonesia—Jakarta & Sumbar,
isasi lesbian ini sama sekali TIDAK mengajak
Yayasan Pelangi Kasib Nusantara, Srikandi Sejali,
perempuan-perempuan
Swara Srikandi Indonesia, Pelangi Nusantara
untuk
bergabung
dan
menjadi lesbian. Kenyataan yang barus diterima
Yogyakarta, Qmunity dan individu'20.
oleb umum adalab bahwa para lesbian di Indo20 Posted by Wina, tanggal 4 Oktober 2003, pukul 1.5:28:28 di situs Swara Srikandi http: //swaara.cjb.net
204
1 JAKARTA UNDERCOVER!]
Isi pernyataan itu sebagai berikut: Kehidupan sebetulnya penuh dengan aneka perbedaan. Dan dengan banyaknya perbedaan itu, kita dapat melihat beragam keistimewaan manusia dari berbagai sisi kehidupan. Bagi kita yang dapat menghargai dan memandang positif adanya perbedaan itu, tentu saja akan menjadi pelajaran berharga, seperti buku yang tak pernah habis halamannya untuk dibaca. Namun, dalam realitasnya, banyak di antara masyarakat kita yang tidak dapat menghargai adanya perbedaan tersebut. Lebih parah lagi, mereka yang tidak dapat menghargai perbedaan itu, merasa lebih unggul dan berhak menghakimi yang lainnya yang berbeda dengan dirinya dengan cara melakukan kekerasan, mengucilkan, mencela, bahkan menghilangkan hak-hak kelompok lain dengan alasan moral, kesusilaan, agama, ataupun ukuran-ukuran lain yang dibuatnya sendiri. Akibatnya, kelompok yang berbeda itu menjadi korban dan mendapatkan beragam bentuk ketidakadilan/diskriminasi. REALITAS SOSIAL GAY, LESBIAN, TRANSGENDER, DAN MARIA. Sudah sangat lama kami (gay, lesbian, transgender, dan waria) baik secara per individu maupun dalam
komunitas, mendapatkan perlakuan yang tidak adil. "Sakit", "abnormal', "dosa", "kelainan", "melawan kodrat", menularkan penyakit HIV/AIDS, dll, adalah sebutan yang sering dilontarkan kepada kami. Dalam kehidupan sehari-hari, kami sering dikucilkan dari pergaulan. Ketika kami berkumpul (berorganisasi) untuk saling menguatkan dan memperjuangkan eksistensi diri agar dapat diakui, selalu dicurigai sebagai subversif dan dituduh berbuat maksiat. Beberapa kali peristiwa penggerebekan dilakukan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama dan moralitas terjadi kepada komunitas/organisasi Gay, Lesbian dan Waria yang sedang berkegiatan. Juga ancaman-ancaman akan dibunuh karena darahnya haram, pernah dilakukan kepada sebuah organisasi lesbian di Jakarta. Pihak keluarga juga banyak yang melakukan tindakan tidak adil dengan cara mengusir, menganiaya, atau tindakan fisik, seksual dan mental lainnya. Negara pun bersikap tidak adil dengan melakukan pembiaran terhadap setiap pelanggaran dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat, keluarga, dan kelompokkelompok yang mengatasnamakan agama/ moralitas.
GAY NITE & LESBIAN SOCIETY
JAKARTA UNDERCOVER 2
MEMAKSAKAN NARKAN.
KEHENDAK
TIDAK
DAPAT
DIBE-
Sebetrulnya, perlakuan tidak adil itu timbul dari pemahaman yang keliru, bahwa heteroseksual adalah satu-satunya orientasi seksual manusia yang dianggap normal dan dibenarkan agama. Sedangkan pilihan selain heteroseksual dianggap sebagai kelainan jiwa atau sakit jiwa. Wacana masyarakat tentang seksualitas manusia juga menempatkan heteroseksualisme sebagai ideologi absolute dan universal di samping selama ini nilai-nilai masyarakat umumnya menekankan pada kita untuk menganggap tabu pembicaraan tentang seksualitas. Salah satu dampak dari keadaan heteroseksis ini adalah hampir tertutupnya segala informasi verbal dan non verbal yang berkaitan dengan hak-hak asasi manusia. Padahal, ketentuan dalam Hak Asasi Manusia telah menyebutkan bahwa orang tidak berhak melakukan diskriminasi terhadap orang atau kelompok dengan alasan perbedaan jenis kelamin, orientasi seksual, agama, suku, warna kulit, dan status perkawinan. Di samping itu UUD 45 juga telah mengatur secara tegas bahwa setiap orang tidak boleh didiskriminasikan berdasarkan alasan apa pun dan setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan dari perbuatan yang diskriminatif itu.
208
Jadi seharusnya dapat dipahami bahwa orang yang menentukan pilihan sebagai heteroseksual tidak berhak untuk menghakimi, menyalahkan atau menghukum kami yang mempunyai pilihan berbeda. Sebab berbeda dalam menentukan pilihan adalah hak setiap orang dan memaksakan kehendak kepada orang lain adalah sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Inilah potret sekilas kaum gay dan lesbian yang ada di Tanah Air. Sampai kini mereka masih terus berjuang untuk memperoleh pengakuan yang sama sebagai manusia. Paling tidak, mereka tidak ingin dikucilkan, dipinggirkan apalagi "dibuang" dan "disingkirkan", tapi mereka ingin juga dihargai sebagai manusia biasa yang bebas hidup dan mengekspresikan hak-haknya.
209
I "ONE NITE STAND" GADIS-GADIS MICKEY MOUSE | _________
I JAKARTA UNDERCOVER 2I
"ONE NiTE STAND" GADiS-GADIS MICKEY MOUSE
DENGAN dandanan mini dan seksi, gadis-gadis cantik menjelajah arena judi. Menebar pesona dengan senyum dan kerling mata menggoda, mencari pria-pria bernasib mujur yang mengeruk untung. Sebutannya, gadis-gadis Mickey Mouse! Terdengar suara ramai dari sebuah ruangan yang dipenuhi ratusan mesin menyempai "mesin dingdong"
yang
digemari
anak-anak.
Bukan
sembarang mesin karena layar monitor ternyata tidak bergambar balapan mobil atau trenggiling tengali adu kecepatan. Yang tampak di layar monitor ternyata adalah gambar-gambar kartu yang tersusun rapi. Jumlahnya ada tujuh buah. Kartu-kartu inilah yang menjadi jenis permainan dari ratusan mesin yang dipajang secara berjajar dan rapi itu. Orang-orang menyebutnya sebagai mesin Mickey Mouse. Entah dari mana sebutan dan istilah itu, tapi jenis mesin judi 210
dengan menggunakan sistem permainan tak berbeda jauh dengan "poker" atau "capsah" itu, sudah bertahun-tahun mewarnai malam-malam Jakarta. Pululian laki-laki duduk khusyuk sambil tangannya terus memencet tombol dan tak henti memicingkan mata, mengamati kartu demi kartu. Sejenak saya berkeliling, ternyata tak hanya laki-laki yang tengah asyik mengadu nasib, tapi juga pululian wanita. Sistem permainannya pun sederbana. Tiap pemain tinggal membeli kredit yang akan keluar di layar monitor. Uang sebesar Rp 50 ribu berarti mendapaykan kredit point sebesar 500. Pemain tinggal memilih mau bermain di mesin yang mana. Ada yang sekali befit (baca= bit) Rp 1.000 (di layar monitor keluar angka 10, begitu seterusnya), ada yang Rp 2.000, ada juga yang sekali Rp 5.000, dan ada juga yang mesin dobel, yang nilainya dua kali lipat mesin biasa. Scsekali terdengar teriakan kencang "siki", "straight flush" atau "royal flush" di sela-sela bunyi knop mesin dan nada kesal dari sejumlah pemain yang tak kunjung bernasib mujur. Juga ada tawa renyah dan suara manja dari sejumlah wanita cantik yang ikut kliusyuk bermain. Ketika layar di monitor menunjuk bonus "straight flush", itu berarti seorang pemain berhasil mendapatkan
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
kartu satu warna dengan angka berurutan. Dan itu berarti pula, pemain berhak mendapatkan sejumlah uang yang nominalnya sekitar Rp 3 juta sampai Rp 6 juta. Para waiter dan wasit hilir mudik mengawasi tiapjengkal sudut ruangan. Arena judi berinisial CT yang berlokasi di kawasan Gajah Mada tersebut, saban hari beroperasi selama 24 jam penuh tanpa henti. Suasana serupa juga bisa ditemukan di arena judi CP di kawasan Ancol, tepatnya tak jauh dari sebuah hotel berbintang. Malali, di CP terdapat juga kasino dan VIP room untuk para members. Tak kalah serunya, arena judi Mickey Mouse berinisial MD, yang terdapat di kawasan Kelapa Gading, tak jauh dari sebuah tempat perbelanjaan besar yang saban hari selalu dipadati pengunjung. "Judi tak kenal kelamin, pria wanita, boleh main. Biar dilarang sekalipun. Siapa punya duit, punya nyali, tinggal main aja," ujar seorang teman, Rush —sebut saja begitu, yang bekerja di sebuah perusahaan kargo, yang menggemari judi Mickey Mouse atau biasa juga disingkat MM.
SEX AREA. Yang menarik tentunya tak hanya permainan judinya. Puluhan laki-laki yang keran-
I'ONE NITE STAND" GADIS-GADIS MICKEY MOUSE] ________________
jingan mesin MM tersebut, sedikit banyak terhibur dengan hadirnya sejumlah wanita cantik di arena judi. Bukan apa-apa, rata-rata wanita yang datang, mudah ditebak, punya profesi yang erat kaitannya dengan dunia malam. Ada yang menjadi wanita penghibur yang "shopping mal" di diskotek-diskotek sekitar, ada yang menjadi "singer" & "lady escort" di karaoke, ada juga yang jelas-jelas datang hendak mencari pria yang ingin berkencan. Arena judi MM —entah itu CT di Kota, CP di Ancol, RH di Mangga Dua, MO di sekitar Pasar Baru, GM di Jatinegara, atau MD di Kelapa Gading, semua terletak di kawasan yang di sekitarnya berjajar aneka tempat hiburan malam. Dari karaoke, hotel plus, diskotek, tempat pijat plus, sampai apartemen yang menjadi hunian sejumlah callgirls papan atas. Makanya, judi MM makin menggeliat ketika jarum jam sudah menunjuk pukul 22.00 WIB.
semarak
Dan tampaknya, arena judi MM ini, bagi sebagian wanita penghibur menjadi jalur alternatif untuk mencari pria berkencan. Rumusnya sederhana, di meja judi, duit melimpah. Pria yang datang pun pastinya butuh kehangatan, apalagi mereka yang baru saja bernasih mujur menggondol puluhan juta rupiah dalam semalam. Bisa di213
JAKARTA UNDERCOVER 2 I "ONE NITE STAND" GADIS-GADIS MICKEY MOUSE
bayangkan dengan bermodal Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, pemain yang mujur bisa mendapatkan "royal flush", yang nilai nominalnya sekitar Rp 12 juta sampai Rp 24 juta. Bagi sejumlah wanita peiighibur, kehadiran arena judi MM ini mungkin berkah. Kalau ada pepatah yang mengatakan, "banyak jalan menuju Roma", tampaknya kalimat pendek itu benarbenar menjadi panutan bagi sejumlah wanita peiighibur dalam menjalankan operasinya. Selicin belut sawah, geliat wanita peiighibur di gebyar kehidupan metropolitan Jakarta sepertinya memang tak bakal ada habisnya. Selalu mengendus dan mencari-cari di mana bisa dengan gampang mendapatkan pria royal yang menginginkan kenikmatan sesaat. Kalau membahas modus operandi mereka dari puluhan tempat hiburan, entah itu kafe, diskotek, pub, karaoke, hotel, klub, sampai panti pijat, mungkin sudah bukan rahasia lagi. Maklum, daerah jajahan mereka saban hari memang tak jauh dari tempat-tempat tersebut. Di karaoke misalnya, sejumlah wanita peiighibur ada yang berstatus sebagai "lady escort" yang tugasnya menemani tamu sitting di ruangan VIP yang ujung-ujungnya setiap saat bisa memberikan jasa layanan cinta kilat. Ada juga yang terang214
terang bekerja sebagai penari tangju (penari tanggal baju) yang siap memberikan layanan cinta semalam. Bagi sejumlah wanita peiighibur, lokasi judi MM yang notabene berdekatan dcngan tcmpat mereka bekerja clan mangkal sehari-bari, menjadi salah satu targel area untuk beroperasi. Mungkin, tak selamanya tempat mereka selama ini mencari sesuap nasi — bisa juga ditambah segenggam berlian, asapnya selalu mengepul. Terkadang, ada juga masa paceklik. Tempat biburan di mana mereka menggantungkan pekerjaan, mengalami sepi tamu. Itulab yang mengbaruskan mereka akbirnya keluar sarang dan mencari mangsa di lokasi strategis. Untuk turun ke jalan, rasa-rasanya bagi mereka sudah tak mungkin. Sejumlah wanita peiighibur yang statusnya menjadi WIL (wanita idaman lain) mungkin masih bisa bernapas lega karena tiap bulan ada setoran masuk. Tapi mereka yang sehari-bari hanya mengandalkan kebutuhan hidupnya dari memberi kencan semalam kepada laki-laki yang membutuhkan, tak ada jalan lain lagi selain menjemput bola. Nah, salah satunya adalah mercka yang menjajah arena judi MM. Menariknya, mereka tidak saja mencoba mencari teman kencan, tapi juga sckaligus ikut
JAKARTA UNDERCOVER 2
"ONE NITE STAND" GADIS-GADIS MICKEY MOUSE
mengadu untung di meja judi. Hanya saja, ham-
jarang, ada beberapa wanila pengihibur sengaja
pir kebanyakan menyatroni arena judi untuk
duduk berjam-jam untuk bermain judi, mengadu
"shopping mal", berkeliling sambil tebar pesona.
untung. Bahkan, hingga pukul 04.00 WIB dini
Modus "shopping mal" yang mereka gunakan
hari. Ketika nasib baik menyertai dan mereka
biasanya ada beberapa cara. Pertama, mereka
untung besar, mereka biasanya angkat kaki. Tak
datang—tentu saja dengan baju seksi dan dan-
berlama-lama lagi menunggu bonus datangnya
danan serta make up penuh, untuk melihat-lihat
pria yang mengajak kencan.
apakah ada pria yang bisa digoda, dirayu yang
Selama 24 jam mesin judi MM beroperasi,
tentu saja tertarik untuk mengajak mereka "ken-
ruangan boleh dibilang nyaris tak pernah sepi.
can" semalam. Kedua, mereka datang, lalu ber-
Meskipun ketika pukul 04.00 WIB dini hari,
keliling sejenak. Ketika tiba di lokasi judi, belum
banyak didominasi pria, tawa renyah dari tamu
tampak ada respons positif dari tamu-tamu pria,
wanit acapkali masih terdengar.
mereka akan bermain sejenak di mesin MM.
Bisa dibayangkan, betapa arena mesin judi
Ketiga, ada yang memang sengaja datang
MM menjadi incaran wanita-wanita penghibur
untuk bermain sekaligus mencari teman pria ken-
sebagai tempat rendezvous cinta. Jam operasinya
can semalam. Keempat, sebagian dari mercka
yang buka selama 24 jam penuh dan terbuka untuk umum — yang pasti juga gratis, tanpa "entrance
ada yang datang karena sudah "diboking" sedari awal. Untuk kasus keempat ini, biasanya mereka baru saja menemani tamu di tempat hiburan, khususnya karaoke. Mereka diboking untuk bermain bersama-sama di mesin MM sebelum akhirnya berlanjut ke tahap transaksi berikutnya. Kelima, mereka sengaja mengajak rendezvous dengan "klien"nya —kalau kebetulan si pria hobi dengan judi MM. Memang tak semua sengaja datang ke judi MM untuk mencari pria kencan semalam. Tak 216
fee", sangat menguntungkan bagi sejumlah wanita penghibur untuk mencari pria kencan semalam. Tidaklah heran kalau sosok gadis penghibur seperti Wulaii dan Joyce, selalu menggelar "operasi" di lokasi mesin judi MM.
GADIS-GADIS MM & PULAU. Bagi Wulan tentu bukan nama sebenarnya, sosok gadis berambut panjang, berumur 24 tahun, WNI
217
"ONE NITE STAND" GADIS-GADIS MICKEY MOUSE
keturunan, berkulit putih dengan wajah oval,
prakteknya pada umumnya mereka juga mem-
tempat judi sepcrti CT, CP, dan MD, bukanlah
berikan pelayanan seks komersial.
hal yang aneh — terutama arena judi CT yang
Hanya saja, untuk memudahkan dalam hal
menjadi "ajang mangkal"nya. Gadis dengan tubuh
transaksi, pihak manajemen SA sengaja memilah
langsing dan mempunyai suara manja itu, bisa
gadis-gadis penghibur dengan status yang berbeda.
dipastikan tiap kali muncul di arena judi selalu
Ada yang memakai sebutan "singer" dan "lady
mengenakan busana super-seksi: dari yang ter-
escort" yang tugasnya tak beda jauh dengan GRO,
belah V sampai rok mini yang menampakkan
hanya saja mereka di-display di ruang tunggu
kemulusan paha.
supaya tamu bisa memilih. Ada yang statusnya
Begitu pula dengan Joyce. Gadis berusia 22
"dancer" yang baru didatangkan ke "private-room"
tahun, asal Palembang yang mengaku hijrah ke
ketika ada tamu yang order. Atau langsung bisa
Jakarta 3 tahun silam itu, juga menjadi tamu setia
order dancer pilihan lewat koordinator dan mami
yang kerap menyatroni arena judi. Wajahnya yang
yang stand by setiap saat.
cantik dengan rambut ikal tergerai, ditambah
Nah, khusus untuk GRO, dalam tugas sehari-
dengan prototype tubuh yang molek, membuat
hari lebih banyak mengemban misi pribadi. Ya,
sosok Joyce dengan mudah menjadi pusat per-
apalagi kalau bukan membawa tamu sebanyak-
hatian. Dalam beberapa kesempatan, Wulan dan
banyaknya untuk datang berkunjung ke karaoke.
Joyce tampak bersama-sama melenggang seksi,
Makanya, tak hcran kalau para GRO ini mem-
lalu duduk berdampingan di meja judi.
punyai tamu pelanggan tersendiri. Dalam prak-
Profesi Wulan dan Joyce sebenarnya adalah
tiknya, tugas intinya memang tak beda jauh dengan
pekerja di karaoke SA sebagai GRO (guest rela-
"lady escort" atau "singer". Ujung-ujungnya, me-
tion officer) dengan statusnya "freelance". Lokasi-
reka ini pun pada akhirnya juga memberikan
SA—sebuah
interna-
layanan kencan semalam, hanya saja tidak dalam
sional tak jauh dari tempat judi CT, malah boleh
ruangan karaoke. Kebanyakan dilakukan setelah
dikatakan
pekerjaan mereka sebagai GRO usai. Makanya,
tempat
berada
hiburan
dalam
satu
standar gedung.
sebenarnya hanya status belaka, karena dalam
218
GRO
order kencan biasanya berlangsung di lain tempat,
219
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
sementara "lady escort" atau "singer" bisa langsung melakukan eksekusi di ruangan karaoke.
220
I "ONE NITE STAND" GADIS-GADIS MICKEY MOUSE
Siapa sangka, kalau di arena judi MM itulah Wulan dan Joyce menjalankan misinya. Rutinitas
Begitulah profesi yang diemban seorang
mereka yang dalam seminggunya bisa sampai 4-
Wulan. Siapa sangka kalau di balik status GRO
5 kali ber-"shopping mal" di arena judi MM,
yang disandangnya, sebenarnya mereka juga se-
membuat keduanya sangadah familiar. Tentu saja,
kaligus sebagai wanita penghibur. Dalam hal jam
setiap kali mereka menampakkan diri, keduanya
kerja, para GRO ini relatif punya keleluasaan
menjadi
dan keluwesan, meski dalam fasilitas, hak dan
mereka yang selalu seksi.
pusat
perhatian
lantaran
dandanan
ke jiban, misalnya gaji, mereka juga menda-
Sedikit unik memang, di tengah hiruk pikuk
patkannya tiap bulan berdasarkan hitungan tamu
puluhan orang yang berpacu dengan mesin judi,
yang dibawa mereka.
Wulan dan Joyce datang dengan lenggang seksi
Hampir saban malam, Wulan selalu me-
dan senyum menggoda. Dan tanpa malu-malu,
nyempatkan diri mampir di meja judi MM.
Wulan dan Joyce akan langsung menghampiri
Kalau tidak sendiri, Wulan biasanya sudah ber-
beberapa pria yang dikenalnya. Dari sekedar "say
ada dalam pelukan seorang pria. Dari minggu ke
hello", memberi senyuman, sampai meminta uang
minggu, sering kali pria yang bersamanya selalu
dengan cara halus. Biasanya, alasan yang paling
berbeda.
mereka kemukakan adalah buat modal main.
"Kalau lagi bosan di karaoke, biasanya aku
Sebagai wanita penghibur yang menerima
main judi MM buat cari udara segar," kilahnya
order kencan semalam, ternyata Wulan dan Joyce
ketika pada satu ketika saya mencoba mengobrol
tidaklah asal hantam kromo, artinya mereka tidak
karena kebetulan ia berada persis di samping
sembarang mau menerima ajakan kencan pria.
meja yang saya mainkan.
Mereka cenderung memilih pria yang paling
"Ya, di karaoke sering bosan, apalagi kalau
tidak—sedikit banyak, pernah dikenalnya. Malah,
nggak ada tamu. Daripada bete, paling-paling
pernah satu ketika, Wulan uring-uringan lantaran
kalau lagi sepi, aku ke tempat judi," timpal Joyce
tamu yang membokingnya di ruang karaoke
berterus terang.
langsung mengajak tidur.
________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 _________________
Tidak seperti wanita penghibur kcbanyakan
Lantaran sebagian besar tempat judi MM
seperti yang bertugas sehari-hari di tempat pijat,
sekarang ini tengah "tutup" dan banya beberapa
yang rata-rata sudah mempunyai tarif" tertentu,
saja yang beroperasi secara sembunyi-sembunyi,
Wulan dan Joyce bukan tipe seperti itu. Mereka
akhirnya banyak dari gadis-gadis MM ini yang
punya taril sendiri, di atas rata-rata. Boleh dibilang,
alih operasi ke karaoke, diskotek, kafe, dan klub.
harga mereka tak beda jauh dengan "callgirls"
Mereka kebanyakan menjadi tenaga freelance di
kelas atas yang mematok harga di atas Rp 2 juta,
sejumlah tempat hiburan yang menyediakan pela-
Rp 3 juta, dan seterusnya.
yanan seks. Ada juga yang hijrah ke panti pijat atau
Logis memang karena Wulan dan Joyce
salon plus.
tinggal di sebuah apartemen mewab berlantai 18
Yang menarik, gaung judi MM yang selama
yang terletak tak jauh dari tempat kerjanya. Apar-
bampir 5 tahun terakhir menyemarakkan hari-
temen yang memiliki fasilitas serba komplit itu —
hari Jakarta kota, kini terasa sepi. Berbenti sama
layaknya hotel berbintang, dengan barga sewa
sekali? Ternyata tidak. Seperti tak kebabisan akal,
Rp 2,5 juta per bulan, rata-rata dibuni wanita yang
sejumlah pebisnis di bidang adu untung ini pun,
punya profesi senasib dengan Wulan dan Joyce.
memindah lokasinya. Tidak di dalam kota, tapi
Tak jarang, keduanya berani mengajak kencan
di sebuab pulau, di sekitar wilayah Kepulauan
prianya ke apartemen, dengan satu catatan: Wulan
Seribu, tak jauh dari Jakarta.
dan Joyce sudab kenal akrab dan menjadi klien tetap yang membokingnya.
Gadis-gadis MM yang bekerja pun, sebagian juga pindahan dari sejumlah tempat judi yang
Status Wulan dan Joyce yang dicap sebagai
pernah buka sebelumnya. Malah, entah melalui
gadis-gadis Mickey Mouse yang bersedia mene-
seleksi atau proses perekrutan seperti apa, yang
rima ajakan kencan semalam itu, bagi pria komu-
jelas, rata-rata gadis-gadis MM yang bekerja di
nitas judi MM sudab bukan rahasia lagi. Malah,
pulau ini, memiliki wajah di atas rata-rata.
tidak hanya Wulan dan Joyce yang gentayangan
Saban hari, setidaknya ada 5 shift kapal yang
mencari pria royal di meja judi, tapi masib banyak
mengangkut para penumpang menuju ke pulau
lagi wanita pengbibur lain yang menggunakan
itu. Suasananya memang jauh dari keramaian,
modus s'erupa.
tapi jauh lebih tenang dan mengenakkan. Toll,
GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO ALL IN
meski perjalanannya memakan waktu sekitar satu jam dari Pelabuhan Sunda Kelapa atau Ancol, ratusan orang saban hari tak pernah lelah me-
GIGOLO All THE NITE GIGOLO ALL IN
nyambanginya. Arena judi MM itu letaknya berada di antara bangunan resto, kafe, cottage, dan taman hiburan bagi orang yang ingin pelesir. Selama menjalani pekerjaannya, para gadis MM ini malah bisa dengan leluasa ber"praktek" ganda. Lokasi yang jauh dari keramaian, tapi semua sarana dan fasilitas lengkap, tampaknya membuat transaksi seks
GIGOLO-GIGOLO turut meramaikan dunia remang-remang Jakarta. Dari yang mangkal di rumah penampungan, gym, salon, praktek ala "highclass" sampai mengiklankan diri di internet? Dari yang lokal sampai bule; ada Nigeria, India, bahkan Pakistan?
makin bebas bisa dilakukan. Di sebuah koran kuning terbitan Jakarta yang beredar tujuh hari berturut-turut setiap pagi, saya mendapati sejumlah iklan baris yang sangat menggoda dan menggelitik. Karena penasaran, saya tak melewatkan sederet tulisan itu untuk saya baca buruf demi huruf. "Massage for man & ladies. Tenaga pria, tampang keren, badan atletis, bisa dateng ke rumah. Hubungi Ami Hp. 0818 1727XX..." "Pijat khusus wanita. Tenaga pria berbadan kekar, profesional. Terima panggilan di tempat. Hubungi Alex 0816 48503XX, 08114367XX..."
225
I GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO ALL IN
Tidak hanya di media cetak, di internet pun, puluhan situs gigolo muncul dengan secara blak-blakan dan terang-terangan. Tidak tanggungtanggung, hampir di setiap situs yang saya buka, para gigolo menyebutkan data diri secara detail sekaligus mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Tengok saja beberapa kalimat "promosi diri" yang dilakukan sejumlah gigolo di situs internet, bebas hambatan. "Priyo, cowok berusia 23 tahun, berwajah jantan, tinggi/berat 173/65, memiliki body atletis dan berkulit sawo matang ini siap melayani cewek kesepian yang tinggal di Jakarta Pusat. Jika anda seorang cewek yang siap mengeluarkan uang antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta (harga nego) bisa menghubungi ke nomor 08561568XX pada pukul 19.30 WIB sampai 02.00 WIB atau lewat email: [email protected]" "Hansen, cowok berusia 26 tahun, berwajah smart, tinggi/berat 172/75, memiliki body sedang dan berkulit kuning langsat ini siap melayani cewek/tante kesepian yang tinggal di Jakarta Pusat. Jika anda seorang cewek yang siap mengeluarkan uang sebesar Rp 750 ribu per malam bisa menghubungi ke nomor
0815 1863XXX antara jam 07.00 WIB sampai 17.00 WIB, khusus Sabtu dan Minggu off atau lewat email: penang_XXX@hotmail,com." "Andi, cowok berusia 28 tahun, berwajah cakep, tinggi/berat 175/71, memiliki body atletis dan berkulit putih ini siap melayani cewek/ tante/ janda kesepian yang tinggal di Jakarta Selatan. Jika anda seorang cewek yang siap mengeluarkan Rp 500 ribu - Rp 1 juta per malam bisa menghubungi ke nomor 081216781XXX antara jam 18:00 WIB - 23:00 WIB atau lewat email: [email protected]." Tren gigolo rupanya makin menjamur di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, seiring dengan makin terbukanya arus informasi dan kebutuhan rekreasi hiburan sejumlah wanitawanita kesepian. Modus operasional yang digunakan sejumlah gigolo ini, selain memakai jasa internet secara "online" dengan terang-terangan memasang iklan diri bahkan dilengkapi f'oto dengan pose-pose menantang, juga menggunakan media rumah penampungan, salon, tempat pijat sampai gym. Tentu saja yang menjadi "target market" para gigolo ini adalah para wanita kese-
227
I JAKARTA UNDERCOVER 2
__________ I GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO ALL IN | ___________
pian atau tante-tante girang yang haus akan
yang berstatus lajang, janda, ibu rumah tangga
rekreasi seksual.
sampai tante-tante girang. Tampaknya, seks se-
Tidak saja merambah di kota besar seperti
bagai salah satu kebutuhan wajib yang berlaku
Jakarta dan Surabaya tapi juga di hampir setiap
juga buat wanita dan tak dapat diabaikan, di-
wilayah di Tanah Air. Tengok saja Gigolo Bali
pahami betul oleh para lelaki yang berprofesi
Club yang membuka layar pengumuman di home-
sebagai gigolo. Makanya, pemuasan nafsu biologis
page mereka secara blak-blakan, termasuk ajakan
ini tentu saja menuntut aneka trik-trik sendiri.
bagi siapa saja yang ingin bergabung menjadi
Dan untuk mengetahui trik itu, dibutuhkan pe-
anggota. Salah satu isinya antara lain :
ngetahuan dan latihan yang kontinyu dan terusmenerus. Ternyata, solusi itu yang ditawarkan
"Homepage ini merupakan kelanjutan dari homepage sebelumnya "Gigolobali2000". Bagi teman-teman yang ingin menjadi anggota Gigolo Bali Club, gampang, nggak susah, hanya dengan memasukkan alamat e-mail anda pada box subscription di ujung bawah. Anggota tidak terbatas hanya mereka yang tinggal di Bali saja. Keanggotaan terbuka bagi siapa saja dan dari semua daerah tanpa pandang bulu. Setelah anda menjadi anggota, anda akan diberitahukan tentang kegiatan sex mania kita yang pada umumnya dilaksanakan di Bali. Bagi yang tinggal di luar Bali, no worry lah, kalau anda datang ke Bali, we make you happy lah."
oleh para gigolo kepada klien wanitanya. Nafsu wanita yang cenderung lambat, membutuhkan proses foreplay yang tidak gampang untuk bisa mencapai pada titik orgasme. Paling tidak itulah yang diakui Andi, salah satu gigolo yang mengiklankan diri lewat jalur internet. Dalam satu kesempatan, saya iseng menelpon Andi, untuk mencari tahu pelayanan apa saja yang dia berikan dan trik plus latihan seperti apa yang dia pakai untuk bisa memuaskan klien wanitanya. Pria berusia 28 tahun yang mengaku berkulit putih dengan tinggi badan 175 cm itu, dengan nada percaya diri mengatakan, dia memahami betul karakteristik wanita yang cenderung lambat orgasme ketika berhubungan seksual.
Menjamurnya gigolo ini, tidak lepas dari banyaknya permintaan dari kaum wanita, entah 228
Makanya, tutur Andi, dia belajar mengerti daerahdaerah rangsangan yang ada pada wanita. 229
_________ I GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO ALL IN |___________
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"Untuk bisa tahu daerah rangsangan itu, saya belajar selama sebulan sama guru fitness yang
Andi.
merangkap sebagai ahli pijat urat. Ternyata, ada
Tarif yang dia pasang untuk sekali kencan,
ratusan rahasia yang bisa dipakai untuk men-
berkisar antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.
cumbu wanita," tukas Andi.
Menurut Andi, harga itu tergantung negosiasi
Dari sejumlah klien wanita yang pernah memboking, aku Andi, banyak di antara mereka
dengan klien. Tapi paling sering, patokan tarif yang dia gunakan di atas Rp 500 ribu.
mengatakan "terpuaskan" oleh pelayanan yang
"Kalau nggak dapet sejuta, ya minimal Rp
dia berikan. Beberapa dari mereka, misalnya,
750 ribu lah. Itu tarif untuk semalam lho, bukan
mengatakan belum pernah merasakan orgasme
short-time," jelasnya.
yang luar biasa selama berhubungan seksual
230
beda jauh dengan kondisi saya sebenarnya," ujar
Andi pun sadar, rata-rata klien wanita yang
sampai akhirnya bertemu dengan Andi.
memboking jasanya berwajah standar. Menurut-
Dari nada bicaranya, memang terkesan per-
nya, jangan berharap terlalu muluk akan menda-
caya diri dan agak berbau kegombalan, tapi itulah
patkan klien yang puuya wajab dan berbadan
Andi yang mengaku sudah hampir tiga tahun
seksi. Bagi dia, itu menjadi rezeki sendiri kalau
menjalankan profesinya sebagai gigolo. Dan selama
mendapat klien seperti itu.
mengiklankan diri di internet, dalam seminggu
"Saya mikirnya simpel aja. Kalo wanita cantik
dia bisa mendapatkan minimal 2-3 orang klien.
dan seksi, ngapain juga uyewa gigolo. Laki-laki
Proses kencannya dimulai dengan "janji temu" di
yang antri dan gratisan pasti banyak dan gampang
satu tempat. Tahapan itu, menurut Andi, paling
banget nyarinya," sergah Andi.
sering dilakukan oleh para klien yang baru per-
Meski begitu, ada juga para gigolo yang punya
tama kali order. Paling tidak, pada "janji-temu"
banyak persyaratan ketika menerima order. Para
itu menjadi ajang untuk kenalan dan pembuktian.
gigolo yang buka praktek secara "gratisan" alias
"Kan
pasangan
tidak meminta bayaran misalnya, menentukan
kencannya. Kalau ternyata tidak sesuai dengan
beberapa syarat istimewa, seperti klien mesti can-
iklan dan fotonya, mereka bisa nolak kok. Saya
tik dan menarik, menggairahkan, sintal, gaul dan
beruntung karena iklan yang saya pasang, tidak
tidak kampungan serta tidak melayani wanita
klien
mesti
yakin
dengan
_____________ | GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO All IN _________________________
pekerja seksual (PSK). Ada juga syarat-syarat lain
tahun beroperasi dan lumayan ramai. Meski te-
yang tak kalah pentingnya, seperti klien wanita
naga pemijat prianya hanya ada sekitar 5-10 orang.
mesti mau diajak selingkuh dan dalam hal pela-
Untuk "massage boys" kelas menengah, tarif
yanan seks, si wanita harus mau bercinta dengan
yang berlaku antara Rp 300-500 ribu untuk sekali
berbagai posisi, oral maupun anal.
kencan seks. Beberapa tempat pijat yang mema-
"Buat saya, kalo nggak ada transaksi uang,
sang tarif dengan harga ini antara lain terdapat di
namanya bukan gigolo dong. Tapi, selingkuh aja,
salon WN di sekitar Menteng atau di salon HG di
sifatnya personal," imbuh Andi.
kawasan Tebet. Meski praktek sehari-harinya tak ubahnya seperti salon kebanyakan, tapi beberapa laki-laki yang bekerja di dua tempat itu, ternyata
GIGOLO ALL IN. Dalam praktiknya, para
menawarkan paket khusus bagi para tamu wanita.
gigolo ini menekuni profesinya dengan beberapa
Ya, apalagi kalau bukan kencan seks. Di dua salon
cara. Misalnya, ada yang memilih menjadi massage
tersebut, ada tiga kamar yang biasa digunakan se-
boys, call boys dan pria piaraan alias simpanan.
bagai tempat untuk lulur. Di situlah paket khusus
Secara kelas pun, mereka juga menganut paham
"luar dalam" diberikan para gigolo yang juga mahir untuk urusan "salon-menyalon" itu.
yang dilakukan para pekerja seks wanita. Ada yang kelas bawah, menengah sampai atas. Pemetaan kelas itu, salah satu caranya dilihat dari tarif harga yang berlaku untuk sekali kencan seks. Kelas bawah misalnya di tempat pijat yang menyediakan jasa "massage boys" berlaku tarif antara Rp 100-200 ribu. Di sekitar Pasar Rebo misalnya, ada satu tempat pijat dengan tenaga laki-laki yang memasang tarif dengan harga Rp 100-200 ribu. Dan ternyata, tempat pijat berinisial PL itu sudah hampir lima
Sementara untuk gigolo kelas atas, modus operandinya biasa menggunakan jasa jaringan, bisa melalui germo, broker atau lewat "event organizer" yang bisa menggelar acara-acara spesial untuk kalangan wanita-wanita jetset. Nah, yang masuk dalam jajaran gigolo kelas atas ini banyak ragamnya dari jajaran pria-pria publik figur—bisa artis, foto model, bintang iklan, penyanyi, dsb —pria-pria yang dijual di rumah cinta elit sampai sejumlali pria simpaiian wanita atau tante kaya raya. Modus transaksi yang sering
GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO ALL IN
JAKARTA UNDERCOVER 2 I
digunakan pun cenderung terselubung. Untuk transaksi di kalangan pria selebritis misalnya, berlaku juga sistem SDC (shopping date, dinner date dan check-in date). Sistem ini berlaku untuk klien wanita yang baru memboking pertama kali. Untuk transaksi berikutnya, biasanya lebih gampang dan tidak berbelit-belit. Apalagi kalau kemudian, menjadi "langganan". Yang terjadi selanjutnya, ya apalagi kalau bukan "selingkuh long term". Artinya status gigolonya menjadi semi simpanan hanya saja transaksinya tetap dihitung berdasarkan order. Nama aktor laga terkenal, sebut saja ZD, yang populer lewat sejumlah film sekitar tahun 1995-1999 dan sinetron antara 2001 sampai sekarang, kabarnya disinyalir pernah melakon sebagai "gigolo" kategori ini. Sementara untuk gigolo yang menjadi simpanan, biasanya bersifat hubungan "long-term" yang mengikat. Misalnya saja, gigolo yang bersangkutan tidak boleh menjalin cinta dengan wanita lain dengan persyaratan segala kebutuhan hidup
dipenuhi
secara
berkecukupan
bahkan
berlebihan. Masih ada beberapa tipe lagi bagaimana para gigolo kelas alas ini menjaring mangsanya. Salah satu yang paling populer adalah dengan menjadi "trophy" atau "tangju-boy" untuk
234
sejumlah pesta pribadi yang digelar komunitas ibu-ibu kaya. Salah satu catatan menarik buat saya dari modus operandi para gigolo ini adalah ketika saya diminta seorang teman wanita, sebut saja Riany, berumur 29 tahun. Wanita yang belum menikah dan sehari-hari menjadi manager promosi di sebuah perusahaan yang memproduksi minuman ringan. Hanya karena penasaran ingin tahu bagaimana cara bertransaksi dengan gigolo, Riany minta diantar ke sebuah gym di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Pada satu sore, saya pun berangkat bersama Riany menuju Radio Dalam. Kami berangkat dari Plaza Senayan dan hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di lokasi. Gym itu berada tak jauh dari jalan raya dan berdampingan dengan sebuah apotek. Hanya saja, letaknya agak masuk ke dalam gang, sekitar 10-20 meter dari jalan raya. Ketika kami datang, aktivitas berlangsung seperti biasa. Sejumlah pria tampak asyik berlatih. Ada juga beberapa wanita yang sibuk olah tubuh didampingi instruktur laki-laki. Tapi, ada juga dua tiga wanita yang hanya duduk santai dengan masih mengenakan baju sehari-hari.
____________ | GIGOLO ALL THE NITE, GIGOLO ALL IN | _____________
[JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Didorong rasa ingin tahu, Riani dengan percaya diri mendekati satu pria yang menggunakan kaos bertuliskan nama gym terscbut. Laki-laki berbadan atletis dan berisi itu, rupanya memang bekerja di gym. Entah bagaimana ceritanya, Riany akhirnya
memastikan kalau gym itu menjadi
ajang berkumpulnya sejumlah gigolo. Dan di gym ilu pula, para klien wanita bisa langsung bertemu dengan pasangan kencannya dan melanjutkan transaksi ke ranjang tak bertuan, entah di hotel atau apartemen. "Tarifnya antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Tapi yang boking kebanyakan langganan. Malah ada sejumlah wanita yang sengaja menjadi "member" di gym untuk kedok saja," jelas Riany. Selain di gym tersebut, di sekitar Jl. Bangka, Jakarta Selatan, ada juga satu rumah besar yang digunakan
sebagai rumah
penampungan
para
gigolo. Mereka itu kebanyakan ditampung dari beberapa daerah di sekitar Jakarta dan Jawa. Di rumah itu ada satu germo, sebut saja Prima, 34 tahun, yang menjadi ujung tombaknya. Prima ini seorang binan yang rajin mengikuti sejumlah acara yang biasa digelar para ibu-ibu tajir, dari ikut arisan, bazaar, sampai datang ke tempat sale barang-barang bermerek seperti perhiasan, tas,
sepatu, dan baju. Dari para ibu-ibu inilah, Prima bisa menjual "anak didik"nya. Salah satu kawasan di Jakarta yang juga tak asing menjadi ajang gigolo nongkrong adalah Jl. Jaksa, Jakarta Pusat. Di kawasan yang di setiap kiri-kanan jalan dijejali kafe dan bar itu, ternyata dimanfaatkan sejumlah laki-laki untuk menjajakan diri. Sudah jadi rahasia umum, kalau kawasan Jl. Jaksa selama ini menjadi kawasan bule, selain Kemang. Tapi Jl. Jaksa cenderung bebas hambatan karena seluruh kawasan menjadi area pusat hiburan dan penginapan. Di jalan inilah, para gigolo asal Nigeria, India sampai Pakistan mengadu nasib mencari "pelanggan". Modus operandinya sangat terbuka karena mereka mangkal di sejumlab kafe dan hotel. Tidak hanya itu, ketika lagi sepi tamu, mereka tak segan-segan mangkal di jalan besar di belakang Sarinah Plaza, menunggu order. Beberapa di antaranya malah tak peduli apakah yang membokingnya pria atau wanita. Yang penting, mereka bisa mendapatkan uang untuk bayar penginapan, beli bir, baju baru dan pulsa handphone. Tarifnya sangat tergantung pada nego. Kabarnya, berkisar antara Rp 300-500 ribu untuk "short time", bahkan bisa kurang dari itu. ••• • •
___________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 ____________
BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR
BURSA SEKS
cewek-cewek impor yang disediakan sejumlah
CEWEK-CEWEK IMPOR
tempat hiburan malam kategori tripel-x. Cewek Mandarin rnisalnya, meski dari dulu sudah ada dan dijadikan jualan utama beberapa karaoke atau klub, kini namanya jadi terangkat kembali ke permukaan setelah bermunculan cewek-cewek dari Uzbekistan, Thailand, dan Rusia.
RATUSAN cewek impor didatangkan langsung dari luar negeri. Ada yang dari negeri tetangga seperti Filipina, Thailand, Mandarin, dan India. Ada juga dari negeri jauh seperti Rusia, Spanyol, Uzbekistan bahkan Amerika. Bursa seks cewek-cewek ini pun makin merajalela di belantara malam Jakarta.
Sebagai tren, kalangan laki-laki petualang yang terbiasa dengan pelesir cinta, tentu tak pernah mau ketinggalan isu. Layaknya merek baju yang setiap saat berganti model itu, rasa-rasanya belum klop kalau tidak mengenakan baju yang "trendy" biar tidak ketinggalan mode masa kini, katanya. Begitu juga dengan industri seks. Ketika ada menu
238
Industri seks di Jakarta makin memperli-
baru yang menjadi bahan pembicaraan, pasti
hatkan perkembangan yang semakin menjadi-jadi.
menggelitik mereka yang belum pernah mencoba
Tren yang terjadi pun tak kalah dahsyatnya. Dalam
untuk "incip-incip".
kurun waktu tiga tahun terakhir ini misalnya,
Lihat saja ketika saya bersama empat laki-laki
industri seks di Jakarta dihebohkan dengan marak-
yang punya hobi jalan malam dan kerap meng-
nya penari tangju yang disediakan di puluhan
habiskan waktu santai di sejumlah tempat hiburan
karaoke elit. Tidaklah heran, kalau pembicaraan
tripel-x bertemu di sebuah bar di kawasan Ke-
yang terjadi di kalangan laki-laki petualang,
mang, Jakarta Selatan, sambil minum bir.
entah ketika sedang nongkrong di kafe, mal atau
"Udah pernah nyoba cewek Uzbek?"
di kantor, ujung-ujungnya selalu bertukar cerita
"Sama cewek Thailand?"
tentang pengalaman mereka menonton tarian
"Atau sama cewek Mandarin?"
syahwat itu. Nah, yang muncul belakangan ini, tren industri seks di Jakarta tengah dilanda demam
Pertanyaan seperti itu, menjadi kalimat standar yang kerap terlontar ketika beberapa laki-laki
239
[JAKARTA UNDERCOVER 2
_____________ | BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR | ______________
dari kalangan "nite society" bertemu dalam satu
punya konsep one-stop-entertainment. Di awal
obrolan santai yang tema besarnya seputar kehi-
tahun 2002, CI yang memiliki fasilitas tempat
dupan malam di Jakarta.
hiburan berupa arena perjudian, restoran, disko-
"Belom tuh. Memang apa istimewanya?"
tek dan karaoke itu melakukan renovasi besar-
Jawaban seperti ini, pasti akan memancing diskusi
besaran. Fasilitas karaoke yang awalnya hanya
yang berkepanjangan. Yang sudah pernah ber-
ada sekitar 20 ruangan, ditambah menjadi 40
kencan, tentu saja akan menjadi "pembicara"
ruangan yang terdiri dari tipe Penthouse, Suite,
tunggal yang dengan gagalnya bercerita dari A
VIP sampai standar.
sampai Z. Tentang cewek Uzbek yang memang
Perombakan itu pun diikuti pula dengan
mempunyai wajah cantik yang khas ditopang
penambahan Ladies Escort(LC)-nya. Kalau dulu-
dengan tubuh yang rata-rata di atas 170 cm. Ten-
nya hanya ada LC Mandarin, lokal dan LC Fili-
tang cewek Thailand yang tak kalah seksinya
pina dan Thailand yang sedikit jumlahnya, usai
dengan "sex service" yang terkenal liar dan di luar
renovasi, LC dari Mandarin, Filipina dan Thailand
batas kelaziman. Juga tentang cewek-cewek Man-
tersebut ditambah dalam jumlah besar. Tak ku-
darin yang rata-rata memiliki kulit putih bersih
rang dari 20 LC Mandarin, 20 LC Filipina dan
dan bertubuh langsing. Begitu seterusnya. Ketika
20 LC asal Thailand tersedia di CI.
sudah berbicara soal yang satu ini, rasa-rasanya
Tidak hanya itu, CI pun langsung menda-
diskusi semakin lama semakin panas dan tanpa
tangkan puluhan cewek asal Uzbekistan sebagai
terasa sudah bcrgelas-gelas bir menggenangi ke-
daya tarik baru. Dan hasilnya, kehadiran cewek-
rongkongan sampai akhirnya ada kesepakatan
cewek eks negara pecahan Uni Soviet itu mem-
untuk bertualang bersama-sama.
bawa tren baru di kancah industri seks Jakarta. Dalam hitungan minggu, cewek-cewek Uzbek ini menjadi incaran ratusan laki-laki yang "pena-
CEWEK UZBEKISTAN. Tren cewek-cewek Uzbekistan ini mulai mewabah di Jakarta sekitar awal tahun 2003. Berawal dari sebuah klub di kawasan Kota, Jakarta Barat berinisial CI yang 240
saran" ingin menjelajah surga dunia. Para cewek Uzbek ini, jalur peredarannya dikelola oleh seorang agen pria, sebut saja Alay, 36 tahun. Alay juga berasal dari Uzbek. Dialah
JAKARTA UNDERCOVER 2
BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR
yang memasok langsung puluhan cewek Uzbek
Dari sekitar 15 cewek Uzbek itu saya kenal
ke Indonesia. Malah, tidak hanya di Indonesia,
baik dengan dua orang di antaranya. Sebut saja
Alay juga menjadi pemasok di beberapa negara
Alena dan Victoria. Alena berperawakan tinggi
di Asia seperti Jepang, Thailand, Singapura,
langsing dengan rambut lurus dan berwarna ke-
Malaysia dan Filipina.
cokelatan. Berusia 22 tahun, bertinggi 174 cm
Setidaknya ada 15 cewek Uzbek yang dipasok
dan yang pasti, tampak seksi dengan balutan
Alay ke karaoke CI untuk pertama kalinya. Biasa-
bajunya yang selalu ketat. Sementara Victoria
lah, ada tahap uji coba yang mesti dijalankan.
berperawakan sedikit berisi dengan tinggi sekitar
Layaknya produk handphone dengan merek baru,
170 cm, berusia 20 tahun dan rambut agak ikal
tentu butuh tahap uji coba dan sosialisasi ke
di bawah kuping. Wajahnya bulat telur dengan
pelanggan. Makanya, modus transaksi yang ber-
bibir selalu basah berpoleskan lipstick warna
laku di CI, pada tiga bulan pertama memang agak
cerah.
ruwet. Cewek-cewek Uzbek ini, tidak semba-
Alena dan Victoria sudah hampir tiga bulan
rangan bisa diboking oleh semua tamu. Yang
bekerja di karaoke CI dan sekali waktu menerima
bisa dengan mudah membokingnya tanpa pro-
order luar ke sejumlah tempat seperti karaoke
sedur yang ruwet adalah member guest. Tidak
AT yang berada di sebuah apartemcn di kawasan
seperti LC lokal dan penari tangju lokal yang
Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka secara rutin men-
bisa dipesan langsung lewat pramusaji yang ber-
jalankan tugasnya ke dua tempat karaoke tersebut.
tugas, khusus untuk LC Uzbek ini mesti melalui
Tentu saja, sehari-hari, dari pukul 18.00 WIB-
"mami" atau manager on duty.
04.00 WIB mereka tetap stand-by di karaoke CI
Baru setelah tiga bulan berikutnya, modus
di bawah pengawasan "mami".
transaksi memboking cewek-cewek Uzbek jauh
"Aku lebih senang tugas luar. Enak, bisa jalan-
lebih mudah. Maklum, selama tiga bulan itu,
jalan dan nggak boring," ujar Victoria dengan
gaung mereka makin menjadi-jadi dan jadi bahan
bahasa Inggris terbata-bata dan logat yang agak
cerita dari mulut ke mulut di kalangan laki-laki
asing di telinga.
petualang.
Dibanding LC lokal, mereka termasuk yang tidak perlu berlama-lama duduk di ruang display
I JAKARTA UNDERCOVER 2
atau di ruang santai. Biasanya, mereka lebih senang menunggu orderan di resto atau di diskotek. Kalau tidak begitu, diperbolehkan bersantai di ruaiig tunggu dengan sofa yang nyaman, tak jauh dari meja resepsionis. Dalam hitungan jam, cewek-cewek Uzbek ini pasti ada saja tamu yang memboking. Jadi, tak perlu terkejut kalau sejumlah tamu mesti rela "waiting-list" untuk bisa mengencani salah satu dari mereka. Malah, kalau sudah berada di atas jam dua belas malam, jumlah cewek Uzbek yang tersedia makin menipis. Selain karena habis diboking, beberapa lainnya memutuskan untuk rehat karena kelelahan. Mereka ditempatkan di sebuah apartemen 26 lantai di kawasan Hayam Wuruk, tak jauh dari tempat kerja. Makanya, di kala senggang atau jam rehat, mereka kerap kali menghabiskan waktu di dalam kamar pribadi. Baru ketika ada tugas lagi, mereka tinggal turun. Cuma butuh waktu tak lebih dari 10 menit jarak antara apartemen dengan tempat kerja mereka. Menurut Victoria, sebelum dialihtugaskan ke Jakarta, sebelumnya Victoria sempat ditempatkan di jepang dan Malaysia. Begitu juga dengan Alena, yang sempat singgah di Cina dan Singapura selama tiga bulan.
"Kita memang di-rolling ke beberapa negara. Biasanya, kontraknya selama tiga bulan, setelah itu terserah Alay mau ditugaskan ke mana," jelas Alena yang bahasa Inggrisnya lumayan bagus. Hanya saja, Alena dan Victoria merasa lebih senang yang
berada
di
membokingnya
neko-neko. nesia
Menurut
cenderung
Indonesia
karena
rata-rata
ramah
dan
tidak
mereka,
orang-orang
Indo-
tidak
tamu-tamu
memaksakan
kehendak
dan selalu menunjukkan sikap sopan dan ramah. Di Jepang atau Cina misalnya, aku Alena, dia sering lah
mendapatkan
tamu
yang
perlakuan
kasar
membokingnya.
dari
sejum-
Biasanya,
perla-
kuan kasar itu terjadi karena Alena atau Victoria menolak "melakukan" gaya seks di luar batas kewajaran. "Tugas aku kan menghibur dan memberi pelayanan seksual, lain tidak. Kalau diminta yang melayani 'aneh-aneh', aku juga nggak mau," kilah Victoria yang punya banyak pengalaman tak mengenakkan ketika tengah bertugas di Jepang. "Kalau seks oral, memang sudah standar. Udah biasa. Tapi kalau sudah seks anal, itu kan sudah aneh-aneh namanya," kata Alena. Sementara Victoria menganggukkan kepala tanda setuju. Makanya, mereka sama-sama merasa betah di Jakarta karena sebagian besar tamu yang me-
| BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR |
ngencani mereka tidak banyak permintaan dan rata-rata enak diajak mengobrol. Selama menjalankan tugasnya pun, mereka jadi lebih rileks dan enjoy. "Tip yang aku dapet di sini, rata-rata gede. Di Jepang atau Hongkong, orangnya pelit-pelit," sergah Alena dengan mimik agak kesal. Selain bertugas di Jakarta, cewek-cewek Uzbek di bawah kendali agen Alay ini, juga dikirim ke sejumlah kota besar di Indonesia. Pada bulan-bulan berikutnya, Alay mendatangkan sedikitnya 20 orang lagi, seiring dengan makin banyak permintaan dari tamu di berbagai kota besar. Dalam menjalankan roda bisnisnya, Alay membuka jaringan ke sejumlah negara di Asia seperti Jepang, Thailand, Filipina, Singapura dan Hongkong. Tidak hanya itu, di Indonesia, selain menyebar "anak didik"nya ke sejumlah tempat hiburan elit di Jakarta, ternyata Alay juga membuka jaringan "bisnis lendir"-nya ke Surabaya, Bali dan Batam. Di Kota Buaya Surabaya misalnya, saat ini cewek-cewek Uzbek sudah bisa ditemukan di klub MT—sebuah tempat hiburan dengan fasilitas karaoke paling besar di Surabaya dan baru sekitar enam bulan terakhir ini beroperasi. Selain beroperasi di tempat-tempat hiburan malam, Alay juga membuka praktek di jalur 246
prostitusi kelas atas. Artinya, melalui beberapa sub-agen di Jakarta, Surabaya dan sejumlah kota besar di Indonesia, Alay multi-praktek prostitusi dengan transaksi "bawah tanah". Alay menyuplai sejumlah cewek Uzbek untuk melayani orderorder tertentu yang bersifat pribadi maupun kelompok. Misalnya untuk transaksi seksedi hotel, rumah, apartemen atau untuk menyemarakkan pesta-pesta khusus. "Aku dan empat teman, pernah dikirim ke pesta yang dihadiri beberapa pejabat. Acaranya di sebuah rumah mewah. Aku dibayar tiga kali lipat dari harga biasa," jelas Alena yang menuturkan kalau order yang dia dan empat temannya dapatkan adalah melayani tamu layaknya seorang LC yang biasa bertugas di karaoke yang mesti bersikap ramah, sopan dan penurut serta bisa membuat suasana jadi meriah sampai akhirnya prosesi itu berakhir di ranjang cinta. Tarif standar untuk memboking satu cewek Uzbek di karaoke, relatif mahal. Boleh dibilang, tergolong paling mahal untuk ukuran transaksi seks via tempat hiburan malam. Di karaoke CI, sekali boking untuk tiga jam, tarifnya Rp 3 juta belum termasuk tip dan tentu saja, sewa ruang karaoke minimal 3 jam dan food& beverages alias F&B. Dari kencan selama tiga jam itu, pelayanan 247
1 JAKARTA UNDERCOVER 2 |
BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR
yang diberikan tidak berbeda dengan LC keba-
murah Rp 1 juta dibanding Jakarta. Sementara di Batam, menjadi Rp 3,5 juta untuk sekali kencan. Harga ini memang jauh lebih mahal kalau disejajarkan dengan bandrol harga LC lokal yang hanya Rp 350 ribu untuk menemani tamu rileks di karaoke selama 3 jam-an. Sama dengan harga penari tangju untuk show selama satu jam. Palingpaling, LC lokal yang ingin mendapatkan tip besar biasanya akan memberikan layanan ekstra yang berujung di transaksi seks. Tarifnya berkisar antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Jurus yang sama juga diterapkan sebagian penari tangju.
nyakan. Ya, dari menemani minum, mengobrol dan bersantai. Tapi, jangan terlalu berharap mereka bisa menemani "bernyanyi" dengan suara dan lagu-lagu merdu. Maklum, sebagian besar dari mereka ratarata hanya menguasai beberapa lagu saja. Minimal dua lagu Indonesia, dua lagu Mandarin dan sisanya ya lagu berbabasa Inggris, itu pun hanya beberapa buah saja. "Mereka rata-rata nggak bisa nyanyi dengan bagus. Suaranya pas-pasan. Tapi minumnya kuat. Kalo mabuk, selalu ramai. Dan jadi lebih liar dan galak," ujar Wawan, salah satu tamu tetap di karaoke CI yang sehari-hari mengelola sekitar 5 toko yang menjual aneka ponsel dan aksesori di bilangan Roxy, Jakarta Barat. Sementara itu, untuk transaksi luar, biaya dipatok dua atau tiga kali lipatnya. Kalau yang memboking keluar adalah tamu tetap yang ada di karaoke CI dan karaoke AT, biasanya berlaku harga dua lipat untuk oneshort-time. Tapi kalau tamu luar, bisa tiga sampai empat kali lipatnya. Semua tcrgantung negosiasi dengan "mami" yang bertugas. Standar harga yang dipatok untuk Jakarta dan kota lain seperti Surabaya, ternyata berbeda. Di karaoke MT di Surabaya, untuk memboking satu cewek Uzbek bandrolnya Rp 2 juta. Jadi lebih
Boleh jadi, para Uzbek yang ber-tugas di Asia, kliususnya Jakarta merasa betah. Selain karena keramahan tentunya faktor uang juga menjadi alasan utama. Bagaimana tidak? Konon kabarnya, di negaranya, mereka dihargai murah. "Di Uzbek sendiri, kencan short-time-nya paling hanya butuh uang sekitar Rp 300-500 ribu. Paling mahal juga nggak nyampe Rp 1 juta," ujar Prie, 38 tahun, yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan minyak dan kerap dikirim ke kawasan Eropa Timur untuk tugas tertentu. Dari transaksi Rp 3 juta itu misalnya, pembagiannya dibagi tiga. Pertama buat manajemen tempat hiburan sekitar 40%, sementara sisanya 60% dibagi antara agen dan "anak didik"-nya.
I JAKARTA UNDERCOVER 2
Sementara uang tip, tidak dihitung dan sepenuhnya menjadi milik cewek Uzbek yang bertugas.
CEWEK MANDARIN. Selain cewek-cewek Uzbek, bursa seks cewek Mandarin pun tak kalah serunya. Malah, sebelum ada tren Uzbek, cewekcewek Mandarin sudali lebih dulu menghias sejumlah tempat hiburan malam di Jakarta dengan ciri pelayanan yang beraneka ragam. Siapa tak kenal dengan cewek-cewek Mandarin atau populer juga dengan sebutan "cungkok" yang terkenal dengan kulit putih, mulus, bibir tipis, ramping, rambut lurus dan berwajah imutimut serta manis. Ditengok dari sisi fisik, barangkali tak beda jauh dengan cewek pribumi. Tetapi, mereka mempunyai "service dan gaya bercinta" yang berbeda, yang rupanya menjadi daya tarik tersendiri yang membuat lelaki selalu bergairah. Mandarin yang terkenal dengan mitos ramuan jamu-jamu kuno warisan leluhur yang bisa membuat stamina tetap bugar ditambah lagi dengan mantra-mantra Tao, yang mampu memperpanjang ritme dan kenikmatan hubungan di tempat tidur—mulai dari meditasi pernafasan, berbagai pola posisi bercinta hingga trik-trik mujarab untuk membuat pasangan takluk di ranjang,
rupanya menjadi semacam legenda yang melekat di kalangan laki-laki. Mitos ini, ternyata menjadi satu alasan dari sekian faktor mengapa laki-laki akhirnya memilih berkencan dengan cewek Mandarin. Bursa seks cewek Mandarin yang ada di Jakarta, sudali merebak berpuluh-puluh taliun lamanya. Barangkali, bisa dikategorikan nomor dua setelah bursa seks cewek-cewek pribumi sendiri. Terbukti, hampir di setiap tempat hiburan malam, dengaii mudah bisa didapatkan ratusan LC, callgirl, singer atau pun dancer berdarah Mandarin. Ada dua jenis cewek Mandarin yang malangmelintang di bursa seks Jakarta. Pertama, mereka yang langsung diimpor dari Mandarin, kedua mereka yang masih punya darah Mandarin yang lahir dan besar di Indonesia. Nyatanya, dua-duanya sama-sama meramaikan bursa seks di Jakarta, dari waktu ke waktu. Tengok saja Mei Lan—sebut saja begitu, dengan wajah cantiknya yang khas oriental menjadi antrean di karaoke dan resto BE yang terletak di jalan besar di kawasan Tomang, Jakarta Barat, yang punya koleksi puluhan LC bermata sipit itu. Mei Lan, gadis semampai dengan tinggi badan 170 cm dan berat badan sekitar 50 kg ini, menjadi incaran puluhan tamu yang ingin dite-
I JAKARTA UNDERCOVER 2
BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR
mani bernyanyi di bilik karaoke. Lekuk tububnya seksi dengan rambut lurus hitam sebahu dan berkulit kuning keputihan. Orang yang melihatnya akan teringat profil Anita Mui (alm.), bintang film cantik asal Hongkong. Untuk dapat ditemani primadona ini lumayan memerlukan waktu ekstra. Apalagi pada saat "jam-jam sibuk"—biasanya antara pukul 18.00-22.00 WIB, sangat sulit untuk dapat berkaraoke bcrsama Mei Lan. "Dari siang, biasanya aku udah ada yang boking. Ya, tinggal pinter bagi waktu aja, biar tamu nggak kecewa," ujar Mei Lan ketika saya menemuinya pada satu kesempatan di akbir bulan Juni 2003 lalu. Ini tentu saja bukan kunjungan pertama bagi saya. Setidaknya sudab sekitar tiga kali saya bersantai di bilik karaoke selebar 6 x 7 meter persegi yang rara-rata punya interior yang tak jauh beda. Sola panjang, lampu redup, meja kaca, TV, kamar mandi dan sejumlah perlengkapan lain. Mei Lan bekerja di karaoke BE hampir satu tabun lebih. Pertama kali menginjakkan kaki di ibu kota ia baru berusia 1!) tabun. Mei Lan berasal dari sebuah desa di pelosok Palembang, jadi dia bukan diimpor langsung dari Mandarin. Meskipun berasal dari daerah pelosok, namun karena pada dasarnya Mei Lan mempunyai modal utama kecantikan dan postur tubub tinggi serta propor-
sional, makanya tak perlu susah beradaptasi di industri yang menjadikan cantik tidaknya atau seksi tidaknya seseorang sebagai daya tarik utama. Sebagai LC, tugas yang diemban tidak hanya mencmani para tamu bernyanyi, namun yang terpenting lagi adalah juga membuat suasana bilik karaoke jadi riang dan hidup. Dalam praktiknya, Mei Lan tidak coma mencmani nyanyi sambil melayani tamu. Dalam beberapa kesempatan, ia tidak mcnutup kemungkinan diajak kencan seks di tempat atau di luar sekalipun. "Untuk kencan seks, itu tergantung nego sama tamu. Kalau cocok dan sama-sama enak, ya jalanin. Kalo nggak cocok, ya tolak dengan cara halus," ungkap Mei Lan, yang biasa dipanggil Mei saja. Kalau tertarik mengencani mereka di luar karaoke, setiap pelanggan barus membayar booking fee kepada mami alias GM. Pcmbayaran minimal 12 jam untuk kencan di luar. Dengan bitungan per jamnya tetap sama ketika tamu ditemani di ruang karaoke. Standarnya antara Rp 100-200 ribu per jam untuk LC Mandarin. Pembayaran mesti dilakukan di muka sebelum berangkat kencan dengan mereka. "Itu juga belum termasuk tip kalau tamu minta pelayanan lebih, misalnya kencan seks,"
J
I JAKARTA UNDERCOVER 2
ujar mami Min, yang sudah lebih dari empat tahun membawahi sedikitnya 15-20 LC Mandarin dan dap bulannya bisa berganti-ganti orang. Menurut mami Min, untuk tip kencan seks, tamu mesti rela merogoh kocek tak kurang dari Rp 500 ribuRp 1 juta. Ruangan karaoke di BE terbagi dalam tiga kelas: Standar, VIP dan Suite. Kelas standar berukuran tidak kurang dari 4 x 5 meter, sementara kelas VIP berukuran sekitar 5x6 meter dan ruangan suite sekitar 6x7 meter. Ruangan dengan fasilitas lengkap, tentu saja berada di VIP dan suite. Di ruangan suite, malah ada fasilitas kamar tidurnya. Mei Lan hanyalah satu dari sekitar dua puluhan LC keturunan Mandarin. Sementara yang asli diimpor dari Mandarin langsung, sedikitnya ada lima belas orang. Standar harga yang dipatok untuk LC Mandarin keturunan dan Mandarin impor, ternyata juga beda. Khusus untuk LC Mandarin impor, sekali kencan dihitung tiga jam dengan bayaran Rp 1,5 juta. Dengan harga itu, tamu selain bisa ditemani nyanyi di karaoke, juga langsung mendapatkan kencan seks, tapi belum tennasuk tip. Karena pelayanan seksnya diberikan di ruang karaoke, berarti tamu mesti memesan
254
_____________ | BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR | _____________
ruangan kelas suite yang sewa per-jamnya sekitar Rp 150 ribu. Selain di BE, gadis-gadis Mandarin juga bisa ditemukan di puluhan karaoke lain yang hampir tersebar di tiap sudut Jakarta. Sebut saja misalnya, sejumlah karaoke di kawasan Mangga Besar dan Kola. Di dua kawasan ini, berserakan LC Mandarin keturunan maupun impor. Karaoke LM di Jl. Hayam Wuruk misalnya, mempunyai tidak kurang dari 50 wanita Mandarin yang masih muda dan cantik yang siap menemani para pengunjung berkaraoke di bilik-bilik VIP. Begitu juga di karaoke ST, RJ dan SY—ketiganya berada di sekitar Hayam Wuruk. Selain bisa ditemukan di karaoke, cewekcewek Mandarin ini pun ternyata juga menjadi jualan utama di sejumlah hotel-hotel dan pantipanti pijat kategori tripel-x yang tersebar di kawasan Mangga Besar dan Kota. Di hotel EM di daerah Kola misalnya, menjual paket menginap plus-plus. Plus-plusnya, ya dengan ditemani gadis kencan. Lokal tersedia, gadis Mandarin impor pun juga ada. Modus transaksi sangat sederhana. Tamu yang ingin menginap di hotel EM, tinggal menuju lantai 4. Di lantai itu terdapat kafe dan ruang display yang terletak di ujung yang ditutup kain
I JAKARTA UNDERCOVER 2
merah dan begitu terbuka akan ada ruangan kaca. Di dalamnya terdapat sejumlah gadis yang duduk secara berjajar layaknya pemandangan di bioskop. Tamu yang datang tinggal memilih dari sekian puluh gadis yang tersedia. Dari lokal sampai Mandarin keturunan. Nah, khusus Mandarin impor, tinggal minta petunjuk mami yang bertugas. "Mandarin impornya tidak dipajang di display. Tapi bisa kita atur kalau mau boking," jelas mami Feny, yang berusia sekilar 49 tahun dan sudah hampir delapan tahun bekerja di hotel EM. Dari sini, tamu tinggal check-in di kamar hotel, tergantung mau pilih yang standar, deluxe sampai suite-room. Paket untuk kencan semalam dengan gadis lokal sekitar Rp 500 ribu, kamar deluxe Rp 650 ribu sementara kamar suite Rp 750 ribu. Harga itu sudah termasuk "gadis kencan" untuk tiga jam. Sementara untuk gadis Mandarin, harganya jauh lebih mahal. Paketnya rata-rata di atas Rp 1 juta sudah termasuk biaya kamar. Soal tip, aku mami Feny, besar-kecilnya menjadi urusan tamu yang memboking. "Tergantung kamar yang dipilih tamu. Makin bagus kamarnya, ya makin mahal dong paketnya," ujar mami Feny. Bursa seks cewek-cewek Mandarin memang lebih banyak berkeliaran di pasar daripada cewek 256
BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR
Uzbek. Hampir di semua wilayah di Jakarta, para cewek Mandarin ini tersedia di sejumlah tempat hiburan. Misalnya di kawasan Pluit dan Ancol yang juga banyak dihuni puluhan tempat hiburan malam. Belum lagi wilayah Jakarta Selatan seperti di Melawai dan sekitarnya atau di wilayah Jakarta Barat di mana ada kawasan Mangga Besar dan Kota yang sudali tak asing lagi sebagai "biang"nya tempat hiburan malam di Jakarta. Seperti di klub CG di kawasan Mangga Besar, sedikitnya ada sekitar 70 cewek Mandarin impor yang bekerja sebagai massage girl dan LC yang rata-rata bisa memberikan layanan seksual. Untuk sekarang ini, CG menjadi klub terbesar di Jakarta karena mempunyai fasilitas tempat hiburan paling lengkap dengan luas bangunan terluas. Tidak hanya itu saja, jaringan cewek-cewek Mandarin impor ini juga sudah merambah ke transaksi yang sifatnya "high class", terselubung dan "long term". Banyak dari mereka yang menjadi "simpanan" untuk hitungan tiga sampai enam bulan bahkan tahunan. Karena jaringannya lebih luas, maka agenagen yang memasok para cewek Mandarin ini pun tidak hanya satu seperti Alay yang merajai bisnis cewek-cewek, tidak saja di Indonesia, khususnya
________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 _________________
Jakarta dan Surabaya, tapi juga beberapa negara di Asia seperti Jepang, Singapura dan Malaysia. Kalau Mandarin lokal, sebagian besar dikelola langsung oleh mami yang bekerja di tempat hiburan di bawah kontrol manajemen secara langsung. Sementara itu, khusus untuk Mandarin impor, di Jakarta ada dua agen besar yang namanya sudah tak asing menguasai perputaran ratusan cewek Mandarin impor. Menariknya, para cewek Mandarin impor ini, rata-rata dipasok banya untuk tempat biburan kelas elit saja karena dari sisi barga memang di atas rata-rata. Dua agen besar itu, sejauh yang saya tahu, setiap tahunnya memasok setidaknya sekitar 200 cewek Mandarin. Dari 200 orang itu, mereka langsung ditempatkan di sejumlah tempat hiburan elit yang tersebar di Jakarta dan setiap tiga bulan di"rolling". Saya hanya tahu satu nama agen besar yang 'sering disebut-sebut sebagai Bos Lin. Saya juga belum pernah ketemu secara langsung, hanya beberapa anak buahnya saja yang sempat saya kenal. Salah satunya bernama Pak Can. Maklum, beberapa anak buah Bos Lin seperti Pak Can, sering kali menghabiskan waktu senggangnya dengan bennain di arena judi seperti di CI, kawasan Kota atau di MD kawasan Kelapa Gading.
_____________ [ BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR |
Dari Pak Can itulah, saya mendapat beberapa informasi seputar jaringan cewek-cewek Mandarin impor yang belakangan ini semakin merajalela di kancah arena hiburan malam Jakarta. Mereka menjadi pesaing utama para cewek Uzbek yang juga makin hari makin banyak peminatnya. "Dua tahun lalu, dalam setahun kita bawa sekitar 100 orang. Tapi sekarang hampir 200-an orang. Itu kan artinya permintaan makin hari makin meningkat," jelas Pak Can yang bisa bermain judi "mickey mouse" atau "black jack" selama puluhan jam.
CEWEK FILIPINA & THAILAND. Selain ratusan cewek Uzbek dan Mandarin yang merajai di lembah malam Jakarta, masih ada cewek-cewek asal Filipina dan Thailand yang tak kalah pamornya. Di sejumlah tempat hiburan elit, cewek Filipina dan Thailand ini menjadi pilihan kedua setelah Uzbek dan Mandarin. Cewek Filipina dan Thailand misalnya, dilihat dari fisik dan wajahnya memang tidak beda jauh dengan karakter cewek Mandarin. Malah, wajah cewek Filipina, apalagi Thailand, punya kelebihan lain, yakni wajahnya masih kental dengan unsur "melayu".
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Dalam peta industri seks Jakarta, cewek Filipina dan Thailand memang relatif lebih sedikit jumlahnya. Di beberapa tempat hiburan malam seperti karaoke atau klub, jumlah mereka paling hanya belasan. Seperti di karaoke CI yang populer dengan cewek Uzbek-nya, hanya ada sekitar 10 cewek Filipina dan Thailand. Hanya saja, cewek Thailand tidak hanya bekerja sebagai LC saja, tapi ada juga yang menjadi penari tangju. Dalam hal show, penari tangju asal Thailand ini jauh lebih berani dibanding penari tangju lokal. Misalnya mereka berani beratraksi dengan menggunakan beberapa benda tajam ketika tengah menari tanpa busana. Saya pernah sekali menyaksikan bagaimana seorang penari tangju asal Thailand memperagakan adegan menari dengan menggunakan silet dan mempermainkannya di bagian alat vitalnya. Pertunjukannya nyaris tidak ada bedanya dengan apa yang saya saksikan di salah satu nite-club di Pattaya, setahun lalu. ketika itu, saya pergi bersama dua orang teman saya yang bekerja di biro perjalanan dan menjadi "guide" saya selama satu minggu untuk mengunjungi kawasan "lampu merah" di Thailand. Tidak di semua tempat hiburan elit, cewek Filipina dan Thailand ini bisa ditemukan. Yang
_____________ | BURSA SEKS CEWEK-CEWEK IMPOR | _____________
pasti, di Jakarta setidaknya ada sekitar lima sampai delapan tempat hiburan yang menampung mereka. Sekarang ini, yang paling populer ada tiga tempat. Pertama, hotel TQ di sekitar Grogol, kedua, klub MS di kawasan Kelapa Gading, dan ketiga, klub CG di kawasan Mangga Besar yang selain menjadi "tambang emas" bagi puluhan cewek Mandarin, tapi juga menjadi "mesin pencetak uang" bagi sejumlah cewek Filipina dan Thailand. Di hotel TQ misalnya, ada sedikitnya 15 cewek Filipina dan Thailand yang saban hari stand-by menunggu order tamu. Di hotel bintang empat yang dilengkapi dengan fasilitas massage, karaoke dan sauna itu, mereka menjadi "primadona". Pekerjaan utama mereka, ya menjadi LC di karaoke. Tapi, kebanyakan mereka selalu siap memberikan pelayanan plus asal ada negosiasi harga yang cocok. Harga yang dipatok hotel TQ, klub MS atau pun klub CG tidak jauh berbeda dengan cewek Mandarin. Untuk tiga jam menemani tamu menyanyi misalnya, tarifnya sekitar Rp 1,5 juta. Itu hanya untuk berkencan dengan mereka tanpa ada transaksi seks. Kalau sudah sampai ke tahap kencan seks, setiap tamu mesti membayar lagi sekitar Rp 1 juta. Sementara untuk 261
1 JAKARTA UNDERCOVER 2 |
pertunjukan tarian tangju, tarifnya sekitar Rp 1,5 juta. Tarif itu hanya untuk tarian saja tanpa embelembel pelayanan yang lain.
BISNIS BASAH
"WISATA BIRAHI"
Biasanya, para mami yang bertugas membawahi mereka, menjnal paket langsung. Misalnya untuk menemani tamu selama tiga jam sebagai LC clan babak penutupnya adalah kencan seks,
BERAPA penghasilan pajak dari prostitusi andai-
setiap tamu dikenakan tartf Rp 2,5 juta. Beruntung
kata dikenakan pajak? Ternyata, besar sekali. Bisnis
bagi tamu yang bisa nego langsung di tempat dan
"wisata birahi" yang makin hari makin menggila itu,
mendapatkan harga lebih murah.
bisa meraup uang sekitar Rp 12 triliun. Kok bisa?21
"Tapi yang gue tabu, nggak semua mau diajak kencan seks. Makanya, mesti pinter-pinter nyari
Industri apa yang tak kenal resesi? Jawabnya:
informasi. Paling gampang, bikin mabuk dulu,
industri seks. Sebenarnya, sebutan industri seks
baru dirayu. He...be...," sergah Sapta, bujangan
rasanya kok kurang tepat karena secara hukum
berumur 29 tahun yang sehari-hari berkantor di
bisnis berbau lendir ini jelas-jelas ilegal. Tapi
sebuah perusabaan konsulting milik asing di
dalam praktiknya sangat halal. Buktinya, prostitusi
bilangan Gatot Subroto.
ada di mana-mana, dari yang kelas bawah, me-
Begitulah potret sekilas bursa seks cewek-
nengah, sampai atas; dari yang di terminal, stasiun,
cewek impor di Jakarta yang ternyata makin me-
tempat lokalisasi, motel kelas teri, panti, sauna,
nunjukkan peningkatan yang sangat dinamis dari
salon, hotel, karaoke sampai klub. Saya lebih suka
waktu ke waktu. Betapa industri seks di tanab air
menggunakan istilah bisnis "wisata birahi" untuk
tercinta ini, makin hingar bingar dengan hadir-
memberikan gambaran tentang praktek rekreasi
nya ratusan cewek impor yang berlomba-lomba
yang ditawarkan sejumlah tempat yang ujung-
mengeruk uang di ladang basah.
ujungnya bermuara pada transaksi seksual. 21 Sebagian data dari tulisan ini, saya ambil dari majalah Popular kolom Liputan Khusus, edisi Desember 1997. Juga dari buku Terence II. Hull,
Endang Sulistyaningsih, dan Gavin W.Jones, Pelacuran di Indonesia, Sejarah dan Perkembangannya yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan Ford Foundation.
262
_______________ | BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI"|________________
I JAKARTA UNDERCOVER 2
Bisnis "wisata birahi" tidak saja menjamur di tiap sudut kota seperti Jakarta, tapi di kota-kota bin, seperti Surabaya, Bandung, Semarang, Batam, Medan dan kota-kota lainnya. Jakarta misalnya, punya kawasan Kramat Tunggak yang menjadi kawasan prostitusi kelas bawah. Surabaya sangat populer dengan kawasan Dolly-nya yang disinyalir menjadi kawasan prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Yogyakarta ada Sarkem alias Pasar Kembang. Semarang ada kawasan Sunan Kuning. Bandung ada Sarkem, dan di Solo ada kawasan Silir. Hampir di setiap kota, entail di tingkat kabupaten sampai propinsi, punya kawasan tersendiri yang dikenal masyarakat uraum sebagai tempat prostitusi.
WISATA
TRILIUNAN.
Kawasan
Dolly,
Kramat Tunggak, Sunan Kuning, Saritem atau Sarkem, bisa dengan mudah dideteksi sebagai ajang prostitusi karena transaksi seksnya berlangsung secara terbuka dan terang-terangan. Tempat jelas berada di mana, berapa kira-kira jumlah PSKnya, tariihya berapa dan segala data lain, tidak terlalu sulit untuk mengbimpunnya. Yang justru jadi persoalan adalah bisnis "wisata birahi" yang ada di sejumlah kota besar 264
di tanah air yang dalam operasinya banyak menggunakan kedok-kedok terselubung. Misalnya saja melalui panti pijat, motel, hotel, sauna, salon, klub, diskotek dan sebagainya. Label yang dipakai memang tempat hiburan, tempat perawatan atau tempat kebugaran, tapi diam-diam menjadi ajang transaksi seks. Dari data yang saya temukan di lapangan selama ini, ternyata wisata birahi secara tertutup ini jumlahnya malah lebih dahsyat dari tempat prostitusi yang terang-terangan seperti Dolly atau Kramat Tunggak. Panti pijat yang ada di Jakarta misalnya, jumlah ada ratusan. Tapi yang berpraktek sebagai panti pijat betulan, hanya 10-20 persen-nya. Sisanya adalah panti pijat "langsung enak" yang menawarkan jasa kencan seks. Tengok saja beberapa panti pijat di sekitar Mangga Besar atau Kota. Jangan berharap bisa menemukan pijat kesehatan di sana, karena rata-rata (malah hampir semua) hanya menjadi tempat pelampiasan nafsu belaka, lain tidak. Belum lagi, praktek-praktek bisnis wisata birahi yang ditawarkan oleh karaoke, klub, sauna, diskotek, salon, motel sampai hotel. Di kawasan Mangga Besar, Kota, Ancol, Pluit sampai Melawai misalnya berdiri puluhan tempat yang menjual
I JAKARTA UNDERCOVER 2
menu seks dengan beragam menu yang menggiurkan laki-laki hidung belang. Dari waktu ke waktu, bisnis "wisata birahi" bukan makin menyempit, tapi menunjukkan perkembangan yang sangat dinamis. Kalau sejumlah tempat lokalisasi seperti Kramat Tunggak atau Pejompongan Indah yang ada di Jakarta ramerame ditutup, di sisi lain prakek seks terselubung lewat tempat hiburan seperti karaoke, rumah cinta atau panti pijat makin tumbuh subur. Karena subur, mungkin pantas kalau bisnis seks disebut sebagai bisnis basah. Bahkan lebih basah dari bursa saham atau uang. Walaupun secara hukum dilarang, tapi lagi-lagi dalam praktiknya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Berulangkali ditertibkan, tapi selalu saja muncul tempat-tempat baru. Maklum, bisnis basah ini tidak banya menjadi sumber mata pencaharian pelakunya saja, melainkan mata rantainya panjang. Menjadi ladang uang bagi "pebisnis lendir"nya, menjadi sumber pemasukan buat para germo dan tentunya "kantung-kantung" pribadi yang lebih suka cuci tangan dan bersembungi di balik nama dan jabatan. Saya sudah baca buku Terence H. Hull, Endang Sulistyaningsib, dan Gavin W. Jones, Pelacuran di Indonesia, Scjarah dan Pcrkembangannya yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan 266
____________ | BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI" ______________
bekerja sama dengan Ford Foundation, sejak tahun 1997 ketika saya masih bekerja di majalah Prospek. Bahkan, saya pernah membuat tulisan sederhana dengan terjun langsung ke lapangan untuk mencari data penunjang. Buku itu misalnya mencatat akumulasi peredaran uang pada bisnis seks di seluruh Indonesia. Jumlahnya sebesar US$ 3,3 miliar atau lebih dari Rp 10 triliun. Angka ini paling tidak memperlihatkan peran industri seks setara dengan 2,4% bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Angka sebesar itu didapat melalui 140.000 hingga 230.000 orang wanita pekerja seks. Selesai? Belum, karena menurut buku itu, untuk mengakomodasikan semua bentuk pekerja seks lainnya yang tidak terdaftar, jumlah itu harus dikalikan dua. Angka yang lebih tinggi dari itu bisa saja muncul, karena banyak pelacur yang tidak tercakup dalam stimasi akibat banyaknya pekerja seks komersial (PSK) yang tak terdeteksi, terutama kalangan "callgirls" papan atas. Padahal, riset yang digunakan tiga peneliti tersebut ternyata data tahun 1993-1994. Itu berarti 9 tahun yang lalu. Nah, dalam kurun waktu sembilan tahun itu, perkembangan bisnis "wisata birahi" bukan makin surut tapi makin menjadi-jadi dan tambah gokil (gila). 267
___________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 | ___________________
______________ | BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI" _________________
Dari data Direklorat Rehabilitasi Tuna Sosial Departemcn Sosial tahun 1997, menyebutkan di seluruh Indonesia ada 72.724 Wanita Tuna Susila (WTS) yang terdaftar. Dari angka itu, diestimasikan jumlah "callgirls" yang tidak terdaftar sekitar 1,5 kali dari yang terdaftar. Kalau diakumulasi, jumlah "callgirls" yang ada di Indonesia bisa mencapai 187.500 orang. Mereka pun dibagi dalam ernpat kelompok pekerja seks dilihat dari penghasilan dan fasilitas untuk pekerjanya: (l)kelas bawah, (2)kelas menengah, (3)kelas atas, dan (4)kelas tinggi. Untuk kategori terakhir, saya lebih suka menyebutnya dengan istilah kelas papan atas karena budget harganya "unlimited". Untuk pekerja seks kelas bawah, jumlahnya diperkirakan mencapai 125 ribu orang. Mereka ini kebanyakan mangkal di sejumlah kawasan lokalisasi seperti Dolly, Sunan Kuning, Saritem, Silir dan Kramat Tunggak. Fasilitas di kawasankawasan lokalisasi itu rata-rata sangat minim. Dan sebagian besar, mereka melayani kebutuhan seks masyarakat bawah dengan biaya transaksi "shorttime "-nya sekitar Rp 20-75 ribu. Sementara untuk pekerja seks kelas menengah jumlahnya diperkirakan 123 ribu dengan tarif yang lebih tinggi. Rata-rata mereka beroperasi
di hotel-hotel kelas melati, panti pijat plus kelas agak menengah atau PSK yang biasa mangkal di sejumlah jalan besar di Jakarta, seperti Bulungan, Taman Sari, Grogol, Lapangan Banteng dan Monas. Mereka biasanya memasang tarif antara Rp 100-200 ribu. Kelas ketiga, pekeria seks kelas atas ditaksir beijumlali sekitar 42 ribu. Kelompok ini bisa mengantungi bayaran sekitar Rp 700 ribu sampai Rp 2-3 juta untuk sekali transaksi, entah yang memakai hitungan three-short-time atau kencan semalaman. Sementara kelas keempat yakni pekerja seks kelas tinggi atau kelas papan atas jumlahnya sukar ditebak. Bukan apa-apa, mereka diatur secara cermat dan punya jaringan bisnis sendiri yang "undercover". Mereka melayani klien dari kelompok masyarakat kelas elit seperti pengusaha sampai pejabat tinggi. Biasanya mereka datang dari kalangan artis, bintang iklan, model, petugas asuransi, callgirl/piaraan/simpanan, karyawati bank, sekretaris sampai mahasiswi. Modus transaksi yang paling sering digunakan adalah sistem SDC (shopping dale, dinner date dan check-in date). Dalam praktiknya para pekerja seks kelas ini sebagian menggunakan jasa broker atau germo yang bertugas mengatur jadwal makan malam, belanja sampai check-in. Acara
JAKARTA UNDERCOVER 2
makan malam menjadi ajang pertemuan pertama, untuk menyeleksi dan beramah tamah. Biasanya modus ini berlaku untuk klien baru yang untuk pertama kalinya "booking". Shopping menjadi proses kedua setelah dinner. Bagi klien yang sudah pernah memboking hi-callgirls sebelumnya, proses transaksi akan jauh lebih mudah. Sistem SDC diberlakukan secara acak, tidak mesti dimulai dari "dinner", "shopping" baru kemudian "checkin", entah di rumah pribadi, hotel bintang empatlima, apartemen, bungalow sampai cottage.
BISNIS BASAH"WISATA BIRAHI"
kelas bawah mendapat pelanggan per bulan ratarata 40 orang dengan sekali transaksi sekitar Rp 20.000 per orang, maka pengliasilan bulanan per orang menjadi Rp 800.000. Jumlali ilu dikalikan 125 ribu PSK. Hasilnya adalah Rp 100 miliar per bulan. Untuk pekerja seks kelas menengah yang berjumlah 123 ribu orang, rata-rata menerima order 40 kali dalam sebulan dengan tarif minimal Rp 50 ribu. Maka diperoleh uang sebanyak Rp 246 miliar.
Sering kali, transaksi seks yang melibatkan
Sedangkan pekerja seks kelas atas berpeng-
kalangan selebriti yang ada di Jakarta, ajang kencan
hasilan rata-rata Rp 5 juta per bulan dengan esti-
seksnya tidak dilakukan di Jakarta juga, melainkan
masi
mendapatkan
tamu
sebanyak
20
kali
dengan tarif Rp 250 ribu. Pengliasilan rata-rata kong atau Singapura adalah sederet tempat yang
Rp 5 juta tadi, tinggal dikalikan jumlah pekerja
menjadi "pelabuhan cinta" bagi sejumlah pria kaya
seksnya 42 ribu orang, totalnya sekitar Rp 210
yang hobi memboking pekerja seks kelas papan
miliar. Dari pengliasilan ketiga kelas pekerja seks
ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Bali, Hong-
di alas kalau dijumlahkan bisa menghasilkan total uang sebesar Rp 556 miliar. Belum lagi ditambah
menjadi "pelabuhan cinta" bagi sejumlah pria kaya
pengliasilan dari pekeija seks kclas papan alas/ tinggi. Taruhlah jumlah mereka mencapai sekitar 10 ribu orang untuk seluruh Indonesia, rata-rata
atas/tinggi, entail sekedar untuk hura-hura, foyafoya sampai untuk kepentingan bisnis. Soal berapa standar harga transaksi, memang tidak ada patokan pasti. Tapi, estimasi berada di angka Rp 10 juta sampai jumlali yang tak terbatas nominalnya. Memang rada "ruwet" menghitung secara pasti berapa besar sumbangan industri seks unluk negara. Tapi, ada angka perkiraan yang bisa dijadikan patokan sementara. Kalau pekerja seks
menerima order 10 orang dalam sebulan dengan taril Rp 5 juta. Itu berarti dalam sebulan satu orang bisa menerima Rp 50 juta, tinggal dikali 10 ribu, maka muncul angka sebesar Rp 500 miliar.
270
271
_____________ | BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI" |
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
Kalau dijumlahkan, total pendapatan yang diperoleh dari keempat kelas pekerja scks di tanah air bisa mencapai Rp. 1,056 triliun dalam sebulan. Berarti dalam setahun, total pendapatan dari bisnis "wisata birahi" ini bisa menembus angka Rp 12,672 triliun. Angka tersebut masih menggunakan data pekerja seks yang beroperasi 6-9 tahun lalu. Kalau data yang digunakan adalah data tahun sekarang, bisa dipastikan jumlah uang yang beredar anak naik dua atau tiga kali lipatnya. Bisa jadi dalam setahun perputaran uang di bisnis "wisata birahi" ini bisa mencapai Rp 24,576 triliun atau Rp 36, 864 triliun. Angka yang diperoleh ini, masih menggunakan standar estimasi tarif terendah. Misalnya untuk transaksi kelas menengah yang
dalam sebulan, maka penghasilan bulanan per orang sebesar Rp 1 juta. Berarti dalam sebulan ada uang beredar sebesar Rp 125 miliar. 2. 123 ribu pekerja seks menengah dengan prediksi mendapat pelanggan rata-rata 30 orang dalam sebulan, maka penghasilan bulanan per orangnya adalah Rp 3 juta. Hasilnya Rp 369 miliar. 3. 42 ribu pekerja seks kelas atas penghasilan rata-rata Rp 6 juta dengan prediksi mendapatkan pelanggan rata-rata 20 orang. Hasilnya Rp 252 miliar. 4. 10 ribu pekerja seks kelas tinggi, penghasilan rata-rata Rp 50 juta dari prediksi melayani pelanggan rata-rata 10 orang dalam sebulan. Hasilnya adalah Rp 500 miliar.
menggunakan sampel harga terendah Rp 50 ribu. Padahal, dalam praktiknya tarifnya ada yang Rp 100 ribu, Rp 200 ribu bahkan Rp 300 ribu. Coba saja kalau tarif pekerja seks kelas bawah menggunakan estimasi harga Rp 25 ribu, kelas menengah Rp 100 ribu, kelas atas dengan tarif Rp 300 ribu dan kelas tingginya sebesar Rp 5 juta. Maka hasil perputaran rupiah yang akan didapat adalah
sebagai
berikut:
1. 125 ribu pekerja seks kelas bawah dengan prediksi mendapat pelanggan rata-rata 40 orang 272
Kalau dijumlahkan, maka total uang yang didapat adalah sebesar Rp 1,246 triliun dalam sebulan. Berarti dalam satu tahun, uang yang beredar di industri "kelenjar" ini bisa mencapai Rp 14,952 triliun! Wow, bagi saya (mungkin juga bagi orang awam pun), angka ini sangat besar dan fantastis. Belum lagi kalau jumlah dikorelasikan dengan perkembangan industri seks yang makin melaju pesat. Bisa-bisa mengalami kenaikan dua atau tiga kali lipatnya. Itu berarti, bukan tidak
JAKARTA UNDERCOVER 2
| BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI"|
mustahil dalam setahun bisnis ini bisa menembus
menunjukkan, industri seks yang ada di Indonesia
angka Rp 29,904 triliun atau malah Rp 44,856
tak kalah besar dibanding Thailand, bahkan di-
triliun.
sinyalir lebih besar karena hampir di tiap kola
Hitungan kelipatan dua atau tiga itu didasarkan pada perkembaugan pertumbuhan iudustri
ada prostitusi, entah yang terselubung atau yang terang-terangan.
seks di tanah air terutama di kota-kota besar se-
Thailand tidak saja dikenal di AsiaTenggara
perti Jakarta, Surabaya, Bandung, Batam dan Bali
sebagai "negeri untuk turisme seks" tapi hampir
yang makin terus melaju naik. Jumlah tempat-
di seluruh dunia. Tengok saja bcberapa iklan
tempat hiburan dan rekreasi yang menyediakan
"turisme seks" seperti yang ditulis Rosie Reisen
paket pelayanan seks makin hari makin bertam-
dari Jerman Barat dan Life Travel, Swiss22.
bah. Dan itu berarti jumlali pekerja seksnya dengan sendiri akan bertambah pula karena order dan lingkup pekerjaan dengan sendirinya akan bertambah pula.
"Muangthai adalah sebuah dunia penuh keistimewaan dengan kemungkinan yang tak terhingga, terutama dalam hal perempuan. Namun memang tidak mudah bagi wisatawan di Muangthai untuk menemukan tempat terbaik di mana mereka dapat memperturutkan mereguk kenikmatan yang tak terbayangkan... Adalah menjengkelkan untuk bertanya-tanya dalam bahasa Inggris terpatah-patah ke mana Anda harus mencari gadis jelita ..... dst." Tidak hanya itu, iklan tur seks pun dengan terang-terangan dipajang dan dipromosikan dengan kata-kata penuh goda, seperti: 22 Data ini saya ambil dari bukunya Thanh-Dam Truong Seks, Uang dan Kekuasaan (Pariwisata dan Pelacuran di Asia Tenggara) yang diterbitkan LP3S, cetakan pertama, Juni 1992.
274
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"Langsing, cantik, dengan warna kulit kecokelatan. Mereka mencintai pria kulit putih dengan cara erotis dan penuh penghambaan. Mereka menguasai seni bermain cinta secara alami, seni yang tak akan pernah kita kenal di Eropa... dst."
Dari data yang saya temukan di lapangan selama ini, memang tidak ada transaksi seks yang pembayarannya terkena pajak. Tak peduli di panti pijat elit, karaoke elit atau pun klub elit. Pajak biasanya hanya diberlakukan untuk sewa room atau food & beverages (F & B).
Di Thailand, prostitusi memang legal. Makanya, otomatis ada pajak yang dikenakan di sektor bisnis basah ini. Data tahun 1986 saja seperti ditulis Thanh-Dam Truong menunjukkan, jumlah kedatangan wisatawan mencapai 2.818.092 orang dengan total pendapatan devisa negara sebesar 37,321 juta baht. Itu data tahun 1986, sekarang? Pastinya lebih besar lagi.
Tengok saja transaksi kelas atas yang terjadi di Klub 3X yang ada di hotel JA di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Di hotel tersebut, baru saja buka sebuah klub yang di dalamnya menyediakan paket pelayanan seks. Pekerja seksnya ada yang lokal, Cina keturunan sampai impor pun tersedia.
Di Indonesia? Boro-boro mau mewajibkan pajak kepada pekerja seks dan pengelolanya, untuk mengakui pekerja seks sebagai salah satu pekerjaan legal saja belum pernah terwujud. Padahal, fakta di lapangan sudah tak mungkin dipungkiri kalau industri seks sudah seperti jamur di musim hujan dan setiap hujan datang jumlahnya makin meningkat. "Lho, perputaran duit sebesar itu lari ke mana selama ini?" tanya saya ke Ramli. "Ya, duitnya masuk kantung-kantung pribadi karena nggak ada pajaknya kan," jawab Ramsy.
276
BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI"
Tarif untuk sekali transaksi Rp 1,5 juta atau biasavjuga disebut "transaksi satu setengki." Harga itu sudah termasuk kamar pribadi yang disediakan di tempat. Atau ketika saya menyewa penari striptis di sebuah karaoke elit di hotel M di bilangan Tomang. Harga menonton tarian syaliwat itu sebesar Rp 460 ribu. Sewa ruangan untuk tiga jam sebesar Rp 700 ribu dan tentu saja, saya mesti memesan makanan dan minuman. Ketika membayar bon tagihan, sewa ruangan ada biaya room service sekian persen, harga makanan dan minuman pun ada "nett"-nya. Nah,
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
khusus untuk penari striptisnya malah tidak ada "nett" yang mesti saya bayar.
____________ | BISNIS BASAH "WISATA BIRAHI
sekalian pamit balik kantor karena mesti merampungkan pekerjaannya.
Fakta yang sama, juga saya temukan di tempattempat lain, entah di panti pijat, sauna atau pun klub. Termasuk ketika saya mesti merogoh kocek sebesar Rp 3 juta untuk "kencan seks" dengan bule Uzbek atau Rusia, dan Rp 2,5 juta untuk mendapakan "mount blow" service dari gadisgadis asal Macau. "Coba saja setiap kali transaksi dikenakan pajak. Hasilnya pasti gede. Cukup untuk modal pemerataan pembangunan dan mengentaskan kemiskinan," ceplos Ramsy sambil tersenyum. Kalau dilihat dari perkembangannya, tampaknya industri seks punya kecenderungan akan terus marak di tahun-tahun mendatang. Hanya saja, selama bisnis "wisata birahi" tidak dikelola dan diatur secara baik, perputaran uangnya hanya akan "membasahi" kantung-kantung pribadi, lain tidak. Masalahnya sekarang, mungkinkah Indonesia berani melegalkan bisnis prostitusi? Saya juga tidak berani menjawabnya. "Kalau saya sih yang riil-riil saja. Faktanya industri seks memang udah jadi "lahan" bisnis, ya pajekin aja. Tapi saya kan hanya pialang saham, nggak punya kuasa, he...he...he...," sergah Ramsy
278
279
I JAKARTA UNDERCOVER 2
280
MOAMMAR EMKA
281
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"LESBIAN PACKAGE" TENGAH MALAM
CARA baru untuk menjual kamar hotel. Pelayanan ekstra berbau seks setelah tengah malam, dan sexy massage, cocktail ladies show, hingga tol full service ala lesbian package". Bebas dari diskon atau potongan tarif. Ada tips menarik dari para traveller kalau ingin dapat tarif murah menginap di hotel. Checkin di atas jam 22.00 dengan meminta tarif khusus, petugas sejumlali hotel, kabarnya, dapat memberi potongan 50% lebih dari tarif resmi. Ini bukan tarif KKN, tapi memang kebijakan manajemen hotel yang tercatat dalam registrasi komputer. Itulah bagian strategi hotel untuk mengikat pelanggan dan memberikan pelayanan pada tamu. Potongan tarif yang cukup besar tersebut biasanya
"Sekarang malah ada sejumlah hotel dan apartemen yang memasang tarif transit resmi," ujar teman yang sering berurusan dengan mitra bisnis dari luar kota. Dia menyebut hotel RA, HM, WP dan MI di Jakarta Selatan, Padahal, tarif transit yang dikenal sebagai "bobo-bobo enam jam" tersebut dulunya digunakan untuk motel yang identik dengan aktivitas miring, yaitu perselingkuhan seksual. Pertanyaannya, apakah tarif hotel tengah malam atau transit itu juga tidak disalahgunakan? "Wah, kalau soal penggunaannya, itu kan tergantung pada masing-masing pribadinya," kata teman. Tapi disebutkannya, memang ada hotel yang membiarkan praktek-praklek penyimpangan tersebut. Bahkan ada yang menyediakan fasilitasfasilitas yang mengarah pada hiburan syahwat. "Malah ada paket lewat tengah malam," tambahnya seraya menyebut hotel RA, HM dan MI yang populer di kalangan pria petualang malam. Terutama hotel RA yang tak pernah sepi dari geliat nafsu laki-laki selama 24 jam.
diberikan kepada pelanggan yang punya mobilitas tinggi dan menggunakan hotel hanya untuk menumpang tidur, atau juga tamu-tamu transit, checkin tengah malam dan check-out pagi-pagi karena harus pergi ke kota lain.
PAKET SPESIAL. Hotel RA bukanlah jenis hotel mewah yang punya jaringan dunia. Terletak di Jalan PG, Jakarta Selatan yang ramai, hotel
I JAKARTA UNDERCOVER 2] ____________________
________ "LESBIAN PACKAGE" TENGAH MALAM |
berlantai lima ini merupakan hotel lokal kelas
lah kamar, di malam libur, digunakan lebih sekali
bintang tiga dengan tarif Rp 300.000 hingga Rp
dalam satu hari," kata Yudha pula.
500.000 untuk kamar deluxe hingga suite. Sebagai
Memang, malam itu, meskipun bukan malam
hotel yang relatif belum lama, beroperasi mulai
libur, suasana lobi cukup ramai. Mereka pada
lima taliun lain, bangunan eksterior dan interior-
umumnya pria-pria muda, berusia 2.5 hingga 40
nya termasuk di atas rata-rata dan bersih. Dengan
taliun, beberapa di antaranya wanita muda berusia
lobi yang tak terlalu luas, lantai satu digunakan
20 hingga 30 tahunan. Pria-pria dan wanita itu
untuk inlormasi dan pelayanan tamu, collee shop
ada yang duduk di kursi lobi, merokok dan ber-
dan restoran, outlet toko dan salon; sedangkan
bincang, beberapa ke coffee shop, beberapa lagi
kamar-kamar yang jendelanya menghadap jalan
naik atau turun tangga dan lilt. Yang turun, tentu-
atau perumahan penduduk ada di lantai tiga ke
nya, menuju parkiran mobil untuk meninggalkan
atas. Di lantai dua, sebagian digunakan untuk
hotel, atau masuk ke diskotek. Sedang yang naik
tempat fitnes, salon dan yang terbesar adalah
ke atas, tentu saja, menuju kamar untuk tidur, atau
pelayanan massage. Sedangkan di lantai bawah,
mampir ke health & fitness di lantai dua.
satu lantai dengan parkir mobil, ada diskotek yang tidak terlalu besar, diskotek NA.
Diskotek NA tidak terlalu besar. Dalam suasana lampu yang temaram, kepengapan asap rokok
"Pelayanan massage-nya buka 24 jam," ko-
dan debum musik house yang keras langsung
mentar Yudha, ketika kami masuk hotel pukul
menyergap begilu masuk pintu yang setengah ter-
22.30.
tutup. Dan seperti diskotek lainnya, di sini adalah
Kok tidak ada potongan tarif? Diskon khusus
tempat untuk melepas beban harian, meraba dan
rupanya tidak berlaku di hotel ini, kecuali bagi
mencari kehidupan maya yang hingar bingar dan
member khusus, karenadi samping tarifnya ber-
samar. Sementara sebagian pengunjung, pria dan
standar rupiah menengah, sesuai hukum pena-
wanita menggoyang tubuh mengikuti irama musik,
waran-pennintaan, tamu-tamunya cukup banyak,
sebagian duduk seraya menggoyangkan kepala
sehingga tingkat huniannya cukup tinggi, yang
dan sesekali menghirup minuman, sebagian lagi
istilah teman di atas 100 persen. "Artinya, sejum-
berdiri berdesakan larut dalam keliaran debamdentam suara. Di sini batas gender nyaris samar,
284
______________________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 _________________
kecuali bentuk fisik. Bahkan sejumlah wanita, dengan dandanannya yang menampakkan sensualitas tubuh sepcrti menggoda. Scorang wanita separuh baya mcndekati kami, seraya membisikkan sesuatu. Ternyata, menurut Yudha, ia adalah seorang Mami yang menawarkan teman. "Mau yang mana, tinggal bilang," katanya di antara suara musik memekakkan telinga. Malam boleh berubah, tapi suasana diskotek tak berubah. Satu dua saja yang keluar ruangan, tapi satu dua juga yang masuk. Mereka asyik dengan musik disko dan dunianya. Dan satu tambahan lagi, yang tidak berubah, tempat hiburan malam
senantiasa
lekat
dengan
aroma
wanita.
Sejumlah pengunjung wanita tidak semata menikmati
musik
dan
melepas
beban,
tapi
mencari
nafkah dengan menjual jasa fisiknya untuk menemani
dan
menghibur
pria-pria
yang
menafikan
dosa. Lewat pukul satu ketika kami naik ke kamar. Dari lantai lima, jalanan yang pagi dan sore padat merayap kini sudah lengang. Satu dua mobil masih meluncur, sementara di kejauhan Jakarta, tampak kerlap-kerlip lampu dengan membentuk deretan ke atas mengikuti bentuk gedung-gedung jangkung.
286
Tiba-tiba saja, terdengar ketukan pintu. Seorang wanita muda tersenyum ramah. Ia mengenakan baju seragam perawat biru muda, berusia 25 tahunan, berambut lurus hingga pundak, tidak begitu cantik, tapi cukup menarik. Tubuhnya berisi, kulitnya putih bersih, make-up tipis, sehingga terkesan santun. "Malam amat Mas order-nya? Baru balik dari diskotek ya?" tanyanya datar. Seraya menghampiri tempat tidur, ia memperkenalkan diri. "Saya Nina, dari Bandung." Kami segera sadar, rupanya, Yudha yang meminta ke Fitness & Parlour di RA untuk dikirim pemijat. "Jadi mau dipijat atau mau diapain nih?" Nina menyambung tanpa basa-basi, to the point. Terus terang, bagi yang tidak biasa, terasa vulgar dan mengejutkan. Kalau dialog diteruskan, barangkali mirip buku stensilan karangan Any Arrow yang dijual setengah gelap di kaki lima. Tapi itulali, yang ditawarkan wanita yang resminya adalah karyawati "sehat kebugaran" yang dinas hingga malam hari. Bahkan, ketika tawaran tidak langsung ditanggapi, segera menyusul tawaran lain, seperti two-in-one service, cocktail girl, dan lesbian
package!.
"LESBIAN PACKAGE" TENGAH MALAM ]
_________________ [JAKARTA UNDERCOVER 2]_____________________
Tawaran-tawaran
yang
mengundang
rasa
GM 24 JAM. Tentu saja, pihak hotel meng-
penasaran tersebut, tampaknya, memang tak jauh
elak terlibat dalam pelayanan spesial tersebut.
dari apa yang disebut hiburan miring spesial untuk
Berbagai fasilitas hiburan dan kebugaran seperti
laki-laki. Cocktail Girl, misalnya, tak jauh dari pela-
bar & restoran, diskotek, karaoke dan massage
yanan seorang wanita atau lebili yang basisnya
dianggapnya sebagai fasilitas standar sebuah hotel
adalah massage, tapi karena ingin mendapatkan
yang dikelola oleh pihak lain. Menunjuk keten-
pendapatan lebih juga bersedia melakukan pijat
tuan hotel —yang standarnya melarang adanya
syahwat hingga oral, tapi tidak berhubungan intim
barang terlarang, tindak asusila dan kegiatan yang
karena istilah dan standar tarifnya berbeda. "Les-
membahayakan, segala aktivitas di luar ketentuan
bian Package" adalah pelayanan erotis dua wanita
tersebut dianggapnya sebagai tanggung jawab tamu.
yang tujuannya, tidak lain untuk membangkitkan
"Jadi, kalau ada hal yang macam-macam, itu
syahwat laki-laki yang ujungnya adalah two-in-one
bukan tanggung jawab hotel. Kita kan tak mungkin
service alias bercinta dengan dua wanita.
memeriksa satu persatu karena itu bisa meng-
Ada juga tawaran pertunjukan tarian erotis yang biasanya ada di karaoke atau bar. Tarian tanggal baju tersebut dapat dengan mudah dipin-
ganggu privacy mereka," kilah eksekutif hotel tersebut. Sikap pihak hotel yang tidak mau ikut campur
dahkan ke kamar-kamar, sehingga privacy-nya
urusan
lebih terjaga dan kemungkinan bisa ditindaklanjuti
manfaatkan
dengan aktivitas yang lain.
ingin mengeruk kantong para tamu. Diskotek dan
Transaksi seks, itulah pada akhirnya muara
tamu
dan
mitra
bisnisnya
dengan
baik
oleh
para
memang pihak
diyang
karaoke di sini, misalnya, tak lagi sekedar untuk
])elayanan spesial hotel tengah malam hotel RA
bersantai menikmati kegembiraan dan musik,
tersebut. Pelayanan yang sebenarnya terpisah dari
tapi juga mengarah pada perdagangan jasa liburan
fungsi dan tugas hotel sebagai tempat istirahat dan
seks. Pelayanan massage di hotel RA malali secara
menginap, tapi pada kenyataannya begitu terbuka
terang-terangan membuka "jam prakteknya" dari
dan cenderung demonstratif.
pukul 09.00 sampai dengan 03.00 WIB yang terbagi dalam tiga bagian waktu. Jam kerja hingga lewat tengah malam ini, tentu saja, mengundang
288
289
JAKARTA UNDERCOVER 2I
rasa penasaran dan pertanyaan; sementara pelayanan siang hari pun tetap mcngundang tanya. Menurut Yudha, masuk ke 8 kamar VIP yang tertutup tirai plastik rangkap clan bertarif 90 ribu rupiah per jam hanya dengan wanita cantik dan tampil seksi bukan hanya bisa lerjadi apa saja, tapi lebih dipastikan berakhir dengan transaksi seks. Apalagi, tentunya, pelayanan pijat yang ditawarkan ke kamar-kamar selewat tengah malam. Jadinya, ya seperti yang telah disebut, ada paket sexy service, body massage, cocktail girl, lull service atau apa saja. "Yang menarik, GM di sini siap 24 jam," kata Yudha pula. GM adalah istilah untuk penghubung antara tamu dengan obyek dan bentuk penawaran pelayanan. Mereka adalah "mami" yang menjadi koordinator wanita penghibur di karaoke dan kadang nongkrong di diskotek dan bar. Tugasnya untuk memudahkan transaksi dengan tamu dan mengurangi persaingan terbuka yang bisa berakibat pada persaingan tarif. Tarif pelayanan wanita penghibur sebenarnya tak ada yang pasti. Dengan dalih klasilikasi usia dan tampilan, maka ada perbedaan tarif tersebut. Untuk wanita yang sudah lebih berusia dan pelayanan standar, misalnya, tarifnya berkisar 300 hingga 500 ribu rupiah, satu hingga tiga jam. 290
"LESBIAN PACKAGE" TENGAH MALAM
Sedangkan untuk yang kelas primadona, bisa 500 ribu hingga satu juta rupiah. "Yang tarifnya segitu, kebanyakan LC karaoke yang ada di basement Tapi cuma sampai jam dua bukanya, " ujar Yudha. Tapi di luar tarif resmi tersebut, biasanya, pihak wanitanya mengajukan tambahan yang disebut tips. Nah, namanya tips, bergantung kedua belah pihak. Sejumlah wanita, mengaitkan jenis pelayanan, bisa saja niemberikan ad charge yang cukup besar. Demi menggelembungkan tips itulah mereka menawarkan berbagai pelayanan ekstra seperti "catty service" atau "pussy bath", "two-inone", "lesbi show" dan beberapa lagi yang sudali disebut. Meskipun begitu, boleh jadi, karena jumlah pencari nafkah lewat jalan setan itu cukup besar, tingkat persaingan tak bisa dihindarkan. Diamdiam, mereka tidak banya menggunakan jasa GM, tapi juga petugas keamanan, bell boy, dan juga sesama teman. Dengan motif mendapatkan tips yang lumayan, petugas keamanan atau petugas hotel sering kali, tanpa sungkan, menawari paket spesial tengah malam itu kepada tamu pria yang sendirian atau rombongan (pria). Alhasil, di hotel ini pelayanan GM tersebut praktis berlangsung scpanjang waktu, 24 jam
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
___________ | "LESBIAN PACKAGE" TENGAH MALAM | ______________________
penuh. Sementara, untuk pelayanan massage, meskipun resminya buka dari jam 09.00 pagi hingga 03.00 dim hari, tapi sekiranya ada permintaan di luar jam tersebut, tampaknya tidak akan dilayani.
TRANSAKSI
TERBUKA.
Bisa
diduga,
karena pelayanan-pelayanan gelap yang menggiurkan itu, sementara hotel mengeluh kekurangan tamu, hotel RA yang baru dua tahun lebih beroperasi, tak pernah sepi. Jenis tamu-tamunya, bisa diduga pula, pada umumnya para pria hidung belang atau pasangan gelap yang butuh tempat untuk melampiaskan syahwatnya. Yudha, teman kami tadi, mengaku satu atau dua kali sebulan "menginap" di hotel RA ini. Bukan menginap dalam arti sebenarnya, tapi lebih untuk
mengumbar
petualangan
kelelakiannya.
Tidak harus melakukan penyelewengan seks secara fisik, tapi "sekedar hiburan erotis yang mencengangkan dan seringkali tak masuk akal". "Sekarang ini banyak yang aneh-aneh," ujarnya. Seperti tawaran "lesbian package", misalnya, semula dianggap sebagai hal yang sulit dipercaya dilakukan oleh wanita-wanita Indonesia, di Indo-
nesia pula. Untuk itulah kami menerima tawaran Nina, massage girl di hotel RA. Seperti yang dijanjikan, Nina mendatangkan dua temannya, Yeni dan Susan. Yeni, 24 tahun, mengaku asal Semarang, sedangkan Susan, 25 tahun, dari Bogor. Nama dan asal sebenarnya tidak begitu penting, karena biasanya bukan asli atau yang sebenarnya. Tapi yang pasti, mereka bukanlah orang-orang baru di dunia hiburan malam seperti ini. Susan, misalnya, pernah menjadi wanita malam di klab malam TA di bilangan Tanah Abang dan membelot setengah tahun lalu karena merasa jadi perahan mami di sana. Sedangkan Yeni, setali tiga uang, juga menjadi wanita penghibur di tempat yang berbeda. Sedangkan Nina adalah veteran yang biasa freelance di sejumlah motel sebclum menetap di tempat massage hotel RA dengan dalih sudah cape. Dengan kata lain, mereka adalah penghibur yang sudah punya jam terbang tinggi. Karena itu, suguhan pelayanan macam apa pun, tampaknya tak jadi soal. Mereka saling mengenal dengan baik, bahkan mengaku sering bekerja sama. Maka, kalau kemudian, tanpa rasa sungkan dan risih melakukan berbagai adegan seperti dalam film biru —bermesraan dengan sesama jenis —itu bukan hanya karena mereka sudah
biasa, tapi mereka melakukannya dengan akting. Nina, Susan dan Yeni adalah pemeran yang seolah-olah menjadi bintang film biru lesbian, tanpa rekaman kamera. Seperti dalam film, tugas mereka adalah membuat penonton terangsang, untuk kemudian mereka siap melakukan adegan lanjutan. "Paket ini enak. Ringan buat kita, karena bekerja ramai-ramai, sedangkan bayarannya tetap," kata Nina yang disetujui Susan maupun Yeni.
"Nah, baru tahu bahwa dunia malam di Jakarta sudah demikian dahsyat, kan?" komentar Yudha ketika kami meninggalkan hotel, pukul 04.00 WIB. Lobi sudah lengang, hanya ada satu dua pengunjung yang juga check-out. Tapi di bawah, karaoke dan diskotek masih belum tutup. Ada dua wanita yang masuk ke taksi yang banyak menunggu di depan hotel, mungkin wanita-wanita teman Nina dan Yeni.
Tapi malam itu, kami tidak bermaksud me-
Dunia malam Jakarta, rupanya, sudah terpe-
neruskan adegan lanjutan. Baik Nina maupun
rangkap pada industri pelayanan yang bermuara
Susan memprotesnya, tapi segera menyatakan
pada pengumpulan uang semata, sehingga seba-
keheranan dan terima kasih ketika dipastikan
gian hotel pun menyediakan diri sebagai hotel
bahwa bayaran yang diterima tidak berkurang.
cinta. Menurut Yudha, hotel RA bukan satu-satu-
"Sebenarnya, sih, ada nggak enaknya. Tapi kalau
nya hotel yang membiarkan terjadinya transaksi
tamunya merasa senang dan puas hanya dengan
seks. Bukan rahasia lagi beberapa hotel di Jakarta
menonton, ya mau bilang apa? Janganjangan
Barat, Pusat dan juga motel, disebut-sebut men-
memang ada kelainan," gumamnya.
jalankan praktek menyimpang dan ilegal tersebut.
Kami hanya tersenyum untuk menenangkannya. Sebab, menurut Yudha, mereka memang tidak ingin tamunya kecewa. Soalnya, rasa kecewa sang tamu bisa berakibat pada beralihnya tamu pada pihak lain. Maklum, di samping massage girl tersebut ada pesaing yang datang dari wanitawanita karaoke. Kabarnya, wanita karaoke juga membuat tawaran yang tak kalah seru, meskipun tarifnya bisa berbeda.
Dan ini berlangsung dari waktu ke waktu.
[JAKARTA UNDERCOVER 2'
"DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE
HOTEL bintang tiga dengan paket gadis-gadis siap boking yang ditempatkan di studio besar serba kaca. Istilah populemya: hotel dua pintu. Apa keistimewaannya? Biasanya, malam Sabtu saya lebih senang berada di antara teman-teman gaul yang tengah asyik clubbing ke sejumlah kale trendsetter. Entah ke Embassy dan C02 di kawasan Senayan, ke BC Bar atau Hard Rock Cafe di kawasan Thamrin, Mata Bar di bilangan Sudirman, Blow Fish di bilangan Mega Kuningan atau kale-kale di sekitar Kemang, Jakarta Selatan, sepcrti Badonci, Jimbani, Shooter atau Salsa. Tapi lantaran malam itu, tiga orang tcman saya dari Surabaya , masing-masing Didi, Momo dan Jeremy, datang ke Jakarta. Mau nggak mau, saya mesti menemani mereka keliling-keliling kota. Kalau sekedar clubbing ke kafe atau diskotek, bagi ketiga teman saya itu, tentu bukan hal yang aneh lagi. Malah, sudah terlalu biasa. Mak-
| "DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE | _______________
lum, mereka termasuk anak-anak gaul yang sudah terbiasa kelayapan malam ke beberapa tempat hiburan malam di Surabaya dan Jakarta. Makanya, yang terjadi kemudian, mereka minta ditemani "hunting" ke beberapa tempat kategori tripel-x. Pertama-tama, mereka saya ajak mampir ke sebuah rumah cinta di kawasan Prapanca yang mempunyai koleksi gadis-gadis cantik dengan harga Rp 3 juta untuk sekali transaksi. Didi sangat berhasrat untuk memboking salah satu gadis yang di"pajang" di ruang tamu. Tapi, Jeremy agak ogah-ogahan karena bandrol harganya lumayan mahal. Belum lagi biaya sewa kamar hotel sampai makan dan minum. "Yang langsung-langsung aja deh. Gue males kalo yang ribet-ribet," sergah Jeremy. Pria yang sehari-hari menjadi manager di salah satu perusahaan telekomunikasi di Surabaya itu, mengajak saya untuk segera meninggalkan rumah cinta yang sudah hampir lima sampai enam tahun beroperasi itu. Terus terang, saya sendiri, kalau boleh memilih, lebih suka berada di rumah cinta. Bagaimana tidak? Di ruang tamu yang dilengkapi dengan perabotan lux dan tata ruang yang sangat nyaman itu, ada setidaknya sepuluh gadis cantik dengan dandanan seksi dan trendy. Jujur, mereka
JAKARTA UNDERCOVER 2
| "DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE
tak kalah disejajarkan dengan para top model di
kir di depan hotel. Petugas valley sibuk mengatur
tanah air.
keluar-masuknya aneka merek mobil. Di lobby
"Rp 3 juta ya. Gue mikir juga kalo segitu. Belom embel-embel lainnya. Wall, bisa habis Rp 5 jutaan," timpal saya yang mendapat dukungan dari Momo dan Jeremy. Akhinrya, kami pun sepakat melanjutkan "hunting" ke hotel TV, Jalan PCR, di sekilar Pecenongan, Jakarta Barat.
tampak beberapa tamu tengah asyik duduk santai di sofa beludru warna krem. "Kita mau ke mana nih? Kok langsung ke hotel?" tanya Didi. "Udah, tenang aja. Di sini lo mau apa juga ada," timpal saya sambil mengajak Didi Cs menuju lift di samping kanan meja resepsionis hotel. Dua resepsionis pria dan wanita sibuk melayani
298
RESTO RENDEZVOUS. Hotel TV sangal mudah ditemukan karena berada di jalan utama. Lagi pula di sepanjang jalan itu ada beberapa bangunan hotel yang berdiri secant berdampingan. Setidaknya terdapat empat sampai lima hotel, semuanya bintang tiga. Selam hotel, di sepanjang jalan itu herbaria beberapa tempat hiburan malam dari diskotek, sauna, karaoke sampai klub.
tamu yang mau check-in.
Hotel TV berada dekat klub RO yang memiliki fasililas hiburan paling lengkap. Ada hotel, karaoke, diskotek sampai sauna. Nah, hotel TV dititik dari bangunan luarnya memang tampak lebih bagus dibanding hotel-hotel yang ada di sekilar. Halaman depan hotel cukup luas dan menjadi area parkir. Kami sampai di lokasi sekilar pukul sepuluh malam. Puluhan mobil memenuhi pelalaran par-
sambil "ngerumpi".
Dari lobby, saya mengajak Didi Cs naik lift menuju ke lantai dua. Dinding hotel TV scrba bervvarna krem dengan motif garis warna biru di tengahnya. Begitu lift terbuka, pemandangan pertama yang kami temukan adalah wajah-wajah cantik yang tengah bersantai sambil bersandar di dinding. Ada juga yang duduk lesehan di lantai Pemandangan sepcrti ini, biasa terjadi ketika sejumlah gadis kencan tengah menunggu orderan. Lima langkah ke kiri, ada restoran Cina yang tampak terang oleh cahaya lampu serba kuning. Ketika kami datang, sejumlah meja telah terisi. Beberapa laki-laki bercanda masyuk ditcmani beberapa orang gadis cantik berdandan seksi. Setidaknya ada sekilar 10 meja bulat dan empat
______________ JAKARTA UNDERCOVER 2 | __________________
kursi sofa yang tersedia. Meja-kursi serba ber-
gadis. Canda tawa dan kata-kata genit menyeruak
warna krem dengan motif bergambar bunga di
dari obrolan mereka. Sering kali, ketiga gadis itu
tengahnya. Seorang pramusaji laki-laki meng-
tanpa sungkan asyik duduk di atas pangkuan ketiga
hampiri kami sambil membawa menu makanan.
laki-laki yang membokingnya. Tidak hanya itu,
Scbagian besar menu makanan yang tersedia ada-
ketiga gadis itu juga cuek saja meraba, mencium
lah masakan Cina.
dan memeluk pasangan laki-lakinya.
Kami sengaja duduk di sofa sambil menik-
Lalu, salah satu dari ketiga laki-laki itu pamit
mati segelas bir putib dan jackdie coke serta se-
ke atas ditemani seorang gadis berbaju serba putih.
piring kentang goreng. Mau makan, kami belum
Rupanya, pasangan itu mau menyelesaikan ken-
merasa lapar. Seorang wanita paruh baya menge-
can seks di kamar hotel. Tarifnya, tentu bcrdasar-
nakan blazer biru menghampiri kami.
kan negosiasi antara kedua belah pihak. Ketiga
"Malam, Bos. Mau ditemanin, nggak? Ada Icha sama Laras. Tub, mereka lagi nganggur.
300
"DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE
gadis yang menemani ketiga tamu laki-lakinya, ternyata berstatus lady escort (LC) karaoke.
Cantik-cantik, kan," ujar wanita itu sambil me-
Dari obrolan mereka, saya jadi mafhum kalau
nunjuk ke arah dua gadis yang tengab duduk di
sebelumnya mereka telah lebih dulu berkaraoke
pojok sambil mengisap rokok dalam-dalam.
selama tiga jam. Usai karaoke, mereka bersantai
"Bentar ya, Mi. Kita duduk dulu, ntar kalo
sambil mencicipi bidangan makan malam dan
emang perlu, kita panggil Mami ya," sergab saya
tentu saja, negosiasi untuk berkencan seks. Mak-
dan wanita itu pun berlalu dan kembali ke mejanya.
lum, untuk kelas LC memang tidak ada patokan
Selama kurang lebih satu jam, kami meng-
harga pasti untuk urusan seks di ranjang. Kalau
habiskan waktu di resto itu. Selama sejam itu pula,
memboking mereka di ruang karaoke, satu LC
kami bisa mengamati keadaan sekeliling. Hampir
dipatok barga sekilar Rp 45 ribu untuk minimal
tiap menit, dari pintu resto tampak keluar-masuk
order selama 7 jam. Tinggal kalikan saja Rp 45
sejumlah gadis dengan aneka dandanan yang
ribu kali 7 jam. Untuk menyewa seorang LC mesti
rata-rata seksi. Saya nyaris tak melewatkan dap
keluar biaya sebesar Rp 350 ribu-an. Itu belum
momen yang tercipta. Di mcja sebelab kanan saya
termasuk sewa ruang karaoke selama tiga jam dan
misalnya, ada tiga laki-laki tengah ditemani tiga
tentunya tip untuk LC.
______________ | "DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE |_______________
"Mau karaoke dulu, apa kita pesan di sini aja. Kalau karaoke pastinya 'ntar lama lagi. Pesen di sini aja, terus lo linggal check-in deh ke kamar,"
itu tampak bersemangat. Entah karena sudah tak tahan ingin segera melepaskan hasrat biologisnya atau karena kebanyakan menenggak bir.
saran saya ke Didi Cs yang sudali menghabiskan sedikitnya empal botol bir putih ukuran besar. Belum lagi beberapa gelas jackdie coke, minuman kesukaan Momo. Wanita berblazer biru yang tadi menghampiri kami, dalang lagi. Kali ini, dia menawarkan kami untuk berkaraoke. Katanya, ada ruangan kosong yang tersedia dan siap dipakai lengkap dengan LC-nya. Wanita itu masih bersikukuh mempromosikan Icha dan Laras untuk menemani kami. Saya hanya mcnggelengkan kepala. Maklum, jam terus merambat cepat Tanpa terasa jam di tangan saya sudah mendekati angka 12 malam. Kalau memutuskan berkaraoke, pastinya akan memakan waktu lebih lama lagi. Makanya saya memilih untuk tetap bersantai di resto. Toh, tidak ada bedanya. Malah, di resto suasananya lebih terang dan kapan pun bisa memilih gadis kencan yang dikehendaki. Dalam suasana terang, bukannya lebih bebas mengamati, meneliti dan memaslikan secantik dan seseksi apa gadis yang mau di"kencani"? "Kalau gelap, kayak beli kucing dalam karung. Ntar salah pilih lagi," ceplos Jeremy yang malam
DOBEL PINTU. Karena malam makin larut, kami memutuskan untuk hengkang dari resto. Suasana masih lumayan ramai. Ada beberapa LC yang setia menemani tamunya di meja dan belum juga beranjak. Belum lagi, sejumlah LC yang mabuk sehabis menemani tamu di karaoke, memilih bersantai di resto sambil meminum secangkir teh panas. "Kita ke ruang display yuk. Liat-liat aja dulu," saya membawa Didi Cs keluar resto dan mengambil jalan ke kiri. Sampai di ujung, ada dua lorong. Ke kiri menuju ke "kamar-kamar khusus" untuk pijat plus, sementara lorong sebelah kanan ada ruangan kaca yang di dalamnya berisi puluhau gadis kencan yang siap menemani di kamar hotel atau ke "kamar khusus". Bedanya dengan LC, gadis-gadis kencan di ruang kaca itu punya patokan tarif yang jelas dan pasti. Jadi, tak perlu lagi ada negosiasi soal harga. Di ruang kaca itu, ada sekitar 10 gadis kencan yang tersedia. Maklum, malam sudali larut Biasanya, jumlah gadis dalam kaca bisa mencapai 30
I JAKARTA UNDERCOVER 2
orang. Mereka dibagi dalam dua shift. Shift pertama dari pukul 14.00 W1B sampai sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara shift kedua, antara pukul 20.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB dim hari. Hauya saja, ketika sudah larut malam—sekitar pukul 00.00 WIB sampai selesai, gadis kencan yang bertugas, jumlahnya rada berkuraug. Maklum, biasauya mereka yang sudali meuerima order tiga sampai empat kali, memilih untuk pulang lebih dulu. Makanya ketika kami datang dan melihat ruang kaca atau biasa juga disebut studio itu, hanya tersisa sekitar 10 orang. Didi Cs tampak serius mengamati keadaan ruang kaca dengan serius. Seorang laki-laki berpakaian rapi dengan rompi hitam dan kemeja putih, menyilakan kami memilih gadis kencan yang tersedia. "Ada yang cocok, nggak? Daripada dengan LC, mendingan di sini. Cuma Rp 170 ribu, sudali ama kamar. Tipnya terserah lo mo kasih berapa. Jangan di bawah Rp 50 ribu aja," ujar saya. Jeremy tampaknya sudah menemukan pilihan. Seorang gadis bernomor 27 yang duduk di deretan tengah. Sementara Momo dan Didi masih sibuk menimbang-nimbang.
_____________ | "DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE |______________________
"Gue ama yang itu aja, Mas. Yang rambutnya panjang, yang lagi duduk di kursi paling ujung," ujar Momo pada laki-laki berompi yang bertugas. Saya dan Didi belum juga menemukan pilihan. Sudah hampir lima belas menit, Didi memicingkan matanya. Tapi tetap saja dia belum menjatuhkan pilihannya. "Lo duluan aja. Gue nunggu di resto. Siapa tau dapat yang lebih keren," sergah saya sambil berjalan meninggalkan ruang kaca menuju resto. Sementara Momo dan Jeremy langsung menuju "kamar khusus" yang letaknya berada di lorong sebelah kiri. Di lorong itu ada sepuluh "kamar khusus" yang berdiri berdampingan. Tipe kamarnya tidak beda jauh dengan kamar yang ada di hotel kelas standar. Luasnya sekitar 3x5 meter dilengkapi sebuah kasur dan shower untuk bilas. Ada satu meja kecil dengan kaca cermin yang di atasnya tersedia dua botol air putih. Suasana di resto semakin sepi. Hanya ada satu meja yang diisi dua laki-laki dengan enam orang gadis. Mereka tampak larut dalam obrolan ringan dan canda tawa. Saya dan Didi memilih duduk di kursi tak jauh dari mereka. Dan astaga, ternyata saya mengenal salah satu dari enam gadis yang tengah menemani dua laki-laki berbadan 305
[ "DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE |
I JAKARTA UNDERCOVER 2
sedang itu. Yang satu bcrkacamata, mengenakan kaos berkerah dan bercelana bahan. Sementara laki-laki kedua memakai celana jins dan berkemeja garis-garis. Gadis yang saya kenal itu, sontak langsung menghampiri meja kami. Leni, namanya. Baru berusia 22 tahun, berasal dari Cirebon. Saya sering menjumpai Leni di sejumlah kafe gaul seperti di BC Bar kawasan Thamrin, Jakarta Pusat atau di kafe Untitled di hotel JW Marriot di kawasan Mega Kuningan. Sudah bukan hal aneh kalau belakangan terakhir,
banyak
"gadis-gadis
kencan"
-entah
yang
berprofesi sebagai LC karaoke, massage girl, callgirl atau menjadi penghuni sejumlah rumah cinta, mulai
melebarkan
mengunjungi
daerah
beberapa
"jajahannya"
kafe-diskotek
gaul.
dengan Secara
dandanan, mereka tak kalah trendy kalau disejajarkan
dengan
cewek-rewek
gaul
yang
terbiasa
clubbing. Seperti Leni misalnya. Gadis yang baru enam bulan saya kenal itu, setiap kali saya jumpai di kafe atau diskotek, pasti dengan bajunya yang "trendy". Kadang mengenakan celana tank-top dengan kaos ketat "u can see" dan terbuka di bagian perutnya. Belum lagi, aksesori berupa anting
306
kecil yang menempcl di pusarnya, menambah lengkap penampilan Leni. Malam itu, Leni mengenakan baju terusan warna ungu. Maklum, dia baru saja bertugas menemani tamu. Sepatu hak tinggi dengan rambut digelung ke atas. Sepuhan make-up tipis di wajah dan lipstick marun di bibir, menjadikan Ixni tampak lebih devvasa. "Ngapain Mas di sini? Hayo, lagi nyari-nyari cewek, ya?" ledek Leni begitu sampai di meja dan menghenyakkan pantatnya di kursi. Seperti anak-anak gaul kebanyakan, sun pipi kiri-kanan menjadi bahasa persapaan. Bau harum parfum Nina Ricci Summer tercium dari tubuh Leni. "Nggak. Gue lagi nganterin temen-temen dari Surabaya." "Ah, bisa aja. Nyari juga nggak papa lagi, Mas. Kenapa malu-malu?" timpal Leni. "Kenalin, ini Didi." "Ixni. Apa kabar, Mas. Udah dapet pasangan belom?" Leni mengulurkan tangan dan mengembangkan senyum manisnya ke arah Didi. "Belom tuh. Belom ada yang cocok. Kalo ma lo aja gimana?" javvab Didi balik menggoda Ixni. "Siapa takut. Bisa diatur kok," balas Leni tak mau kalah dengan nada menantang.
307
[JAKARTA UNDERCOVER 2
Leni lalu bercerita tentang aktivitasnya di hotel TV. Dalam seminggu, gadis yang punya lesung pipit di dua pipinya itu, bekerja selama lima hari. Tentu saja, seperti kebanyakan LC yang bekerja di sebuah tempat hiburan, Leni berada di bawah arahan seorang mami. Statusnya sebagai LC, membuat Leni lebih bebas menentukan pria mana yang akan dia kencani, termasuk kencan seks sekalipun. Dari mulut Leni, tercium aroma alkohol yang cukup menyengat di hidung. Rupanya gadis itu tengah setengah mabuk alias tipsy, bahasa gaulnya. Pantas dari gaya bicaranya, terkesan ceplasceplos, blak-blakan dan berani. Dari mulutnya, asap rokok Capri tak berhenti mengepul. Kala rokok di tangannya habis, nyambung lagi, begitu seterusnya. Katanya, dia baru menemani tamu berkaraoke. Dan seperti biasa, selama tiga jam berada di ruang pribadi itu, selain menemani tamu bernyanyi, tapi dia juga menemani minum. Leni
______________ | "DOBEL PINTU" GIRLS PACKAGE | __________________________
Didi tersenyum ke arah saya sambil menunjukkan isyarat kalau dia naksir Leni. Saya tersenyum balik dan menyilakan Didi untuk meneruskan niatnya. "Len, mau nggak nemenin temen gue ke kamar? Kasihan dia tuh, tidur sendirian," pancing saya. "Beneran nih. Tapi, lo tahu kan, minimal Rp 1 juta ya. Udah pagi nih," rayu Leni. Tampaknya, Didi pun tak berkeberatan dengan tawaran itu. Memang, standar tarif yang biasa dipatok sejumlah LC kelas standar yang bersedia menerima ajakan "kencan seks" berkisar antara Rp .500 ribu-Rp 1 juta. Para LC yang raerasa memiliki wajah cantik dan masuk dalam kategori primadona, sekali kencan untuk short time-nya Rp 1 juta ke atas. "Ya, udah. Lo naik aja sekalian check-in. Besok siang baru check-out. Gue nunggu Momo sama Jeremy." Didi pun akhirnya menghilang di balik pintu
tidak sendiri, tapi bersama dua teman lainnya
resto ditemani Leni. Gadis yang murah senyum
karena tamu laki-lakinya datang berdua. Lantaran
itu, mukanya tampak berbinar. Jam sudah me-
tidak "sreg" dengan tamunya, Leni memutuskan
nunjuk pukul 01.00 WIB lewat sepuluh menit.
untuk menyudahi tugasnya begitu jam boking-nya
Momo dan Jeremy muncul sekitar 20 menit
habis.
setelah Didi dan Leni berangkat ke ranjang cinta.
"Sorry. Gue agak mabuk sedikit," kilah Leni. 309
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
"SUPER MASSAGE" MANDI KUCING!
Istilah "dobel pintu" sebenarnya adalah scbutan yang populer untuk TV. Bagi pria yang biasa berpetualang malam, istilah itu berarti: pintu
"SUPER MASSAGE" MANDI KUCING
pertama memang diperunlukkan bagi tamu yang ingin check-in beristirahat, sementara pintu keduanya diperunlukkan bagi sejumlah "gadis-gadis kencan" yang selama 24 jam bisa masuk kc kamar yang tersedia di hotel TV. "Oh, istilahnya 'dobcl pintu'. Cue baru tahu," kilah Momo yang wajahnya tampak berseri-seri setelah sudah.
hasrat
kelaki-lakiannya
terlampiaskan
RILEKSASI. Ya, semua orang butuh itu. Nah, salah satu tempat rileksasi yang sudah lama menjamur di Jakarta adalah panti pijat. Jumlahnya hampir tersebar di setiap sudut Jakarta. Dan dari hari ke hari, jumlahnya bukan makin menyusut tapi makin bertambah. Tampaknya, kebutuhan masyarakat Jakarta akan tempat rileksasi makin menjadi-jadi. Bagi para pekerja yang sedari pagi hingga sore berlomba-lomba memeras keringat untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, membuat mereka mencari satu bentuk rileksasi yang tidak saja bisa menyegarkan kepala dari stres tapi juga membuat badan bugar kembali. Panti pijadah yang akhirnya menjadi "terminal" untuk bersantai sejenak, melepas kepenatan. Yang menarik, panti pijat yang dengan amat gampang ditemui di hampir tiap sudut Jakarta, ternyata tidak semua melulu berpraktik benar. Artinya, ada panti pijat yang dalam operasinya 311
JAKARTA UNDERCOVER 2
"SUPER MASSAGE" MANDI KUCING
berpraktik sebagai pijat untuk kesehatan dan
membuat
kebugaran. Bagi panti pijat yang berpraktik sebe-
memberikan ciri khas menu tersendiri. Salah
narnya, rileksasi yang diberikan memang bertu-
satu menu yang sangat populer adalah mandi
juan untuk kesehatan dan kebugaran. Dari pijat
kucing. Mendengar istilahnya, bayangan kita
tradisional, shiat-su, pijat ala Thailand dan seba-
barangkali akan berimajinasi pada satu adegan
gainya.
mandi bersama "massage girl". Kenyataannya,
pihak
manajemen
berlomba-lomba
Akan tapi, selain ada panti pijat 'lurus',
bukan begitu. Mandi kucing hanya sekedar istilah
ternyata banyak juga yang dalam praktiknya hanya
belaka, lain tidak. Pelayanan yang satu ini, biasa-
sebagai kedok belaka; panti pijat hanya sebagai
nya diberikan para "massage girl" pada tahapan
nama yang terpampang di papan pengumuman.
foreplay.
Isinya? Ya, ujung-ujungnya pelayanan seks juga.
Sebut saja dua panti pijat yang ada di kawasan
Biasanya, istilah populer bagi tempat pijat yang
Grogol, Jakarta Barat. Namanya MD dan HP.
memberikan jasa pelayan seksual ini adalah panti
Dua panti pijat yang lokasinya berada tak jauh
pijat plus. Praktik sebenarnya tak lain dan tak
dari sebuah pusat perbelanjaan besar tersebut,
bukan adalah seks belaka. Bahkan, jumlahnya
saban hari tak pernah sepi dari tamu laki-laki yang
boleh dibilang lebih banyak dibanding panti pijat
haus akan cinta sesaat.
kesehatan dan kebugaran. Saya sempat membuat hitungan secara kasar
Sekitar pukul 22.25 WIB, saya bersama seorang teman, sebut saja Eko, 28 tahun, sehari-
tentang jumlah panti pijat plus yang tersebar di
hari bekerja di perusahaan ponsel. Kami melaju
Jakarta. Ternyata, tak kurang dari 200 panti pijat
dari arah Slipi dengan kecapatan sedang. Hanya
plus menyesaki tiap sudut kota; dari Barat, Timur,
butuh waktu sekitar 1.5 menit, kami akhirnya tiba
Pusat, Selatan sampai Utara.
di sebuah mal besar dan membelokkan mobil ke kiri. Sekitar 25 meter berjalan, terdapat sebuah jalan di samping kiri jalan besar. Di jalan itulah, MD dan HP berada.
RAGAM MENU & UANG GARANSI. Ketatnya persaingan di bisnis panti pijat plus atau biasa juga disebut panti pijat "langsung enak" ini, 312
Dua panti pijat plus tersebut letaknya saling berdekatan. Bangunannya berdiri secara berhadap-
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
hadapan. Sudah bertahun-tahun, dua panti pijat plus tersebut beroperasi. Dan dari hari ke hari, tamunya tak pernah sepi. Seperti malam itu, dari pukul 20.00 WIB, pelataran parkir tampak penuh oleh aneka macam mobil yang rapi berjajar di dcpan panti. Beberapa diskotek yang berdiri sederet dcngan bangunan gedung MD, membuat semarak malam makin hiruk pikuk. Begitu juga dengan suasana di HP, tak kalah ramai dan semarak. Selain dipadati mobil parkir, juga tampak puluhan motor diparkir rapi berjajar. "Kita langsung naik ke atas atau mo ke diskotek dulu?" tanya saya pada Eko. "Biar nggak salhb pilih, kita minum-minum dulu di diskotek sambil nyari pasangan kencan yang pas," jawab Eko sambil nyengir. MD dan HP, selain menyediakan sarana panti pijat plus di lantai satu dan dua, juga dilengkapi diskotek & bar di lantai dasar. Di diskotek dan bar inilah, para tamu biasanya lebih dulu bersantai sejenak sambil menikmati sajian musik yang mengbentak dan menenggak bir dingin. Bagi laki-laki yang ingin mendapatkan teman kencan, tinggal memieingkan mata ke seluruh ruangan, melirik puluhan gadis yang tengah "shopping-mal"—berkeliling,
mencari
laki-laki
untuk pasangan kencan semalam. Maklum, arena
diskotek di MD dan HP, tampaknya memang disediakan sebagai tempat display sejumlah gadis pemijat plus. Mereka biasanya, sambil menunggu order, langsung turun ke diskotek mencari "klien". Begitu mudahnya modus operandi tersebut, sebingga para laki-laki yang mendapat "teman wanita" di diskotek, tak perlu ragu-ragu lagi untuk langsung mengajak naik ke lantai 1 atau 2. Ya di mana lagi kalau bukan di panti plus yang memang menyediakan fasilitas kamar untuk transaksi seks one short time. Tampaknya, diskotek dan panti plus sengaja didesain sedemikian rupa sebingga sinergi: keduanya saling menguntungkan. Bagi tamu laki-laki yang belum masuk kategori members— apalagi yang baru sekali dua kali datang, diskotek menjadi arena yang sangat pas untuk melihat dan mengenal lebih akrab "wanita pemijat" yang bakal dikencani. Sambil mendengarkan musik, tamu bisa bercakap-cakap sekedar berbasa-basi ditemani aneka minuman beralkobol yang tersedia, sebclum akbirnya berlanjut ke transaksi seks. Diskotek, memang lengkap sebagai "arena display". Selain bisa melihat dcngan jelas, bercakap bahkan berkenalan lebih dekat dcngan para gadis pemijat, lelaki yang ingin melakukan
JAKARTA UNDERCOVER 2|
transaksi seks semalam, lak perlu repot-repot lagi dengan basa-basi. Semua gadis yang lalu lalang, berjoget, asyik masyuk di kursi bersama tamu, semuanya adalah gadis pemijat. Makanya, jangan berharap ada tamu wanita "luar" yang ingin menghabiskan malam di dalam diskotek. Hampir semua laki-laki yang menjadi tamu diskotek adalab lelaki, termasuk kami berdua. Dua orang gadis mengbampiri kami yang duduk di bagian depan. Musik disko terus saja menghentak. Sejumlah tamu asyik berjoget di dance floor. "Mau ditemenin minum, Mas?" kata seorang gadis berbaju hitam dan mengenakan rok mini. "Oh, dengan senang had," jawab Eko sambil menyilakan mereka duduk. Begitulah, di diskotek para tamu bisa dengan mudah berbaur dengan para "massage girl" yang menunggu order boking. Dari minum-minum, berjoget sampai akhirnya merasa cocok dan berlabuh di ranjang, di lantai satu. Di dalam diskotek, terpajang dua papan elektronik yang setiap saat menyala dengan angka berwarna merah. Papan pertama berada di dekat pintu masuk, sementara papan kedua berada dekat bar. Tiap menit, angka-angka itu bergantiganti. Rupanya, angka-angka tersebut adalah kode
______________ | "SUPER MASSAGE" MANDI KUCING| ______________
untuk memanggil gadis pemijat yang menerima order. Di diskotek mereka berdisko sambil bershopping mal, begitu kode angka boking menyala, mereka naik ke lantai 1 untuk menjalankan tugas seks one short time. Jangan pula berharap menemukan ruangan kamar yang senyaman kamar-kamar di hotel. Di dua panti plus tersebut, kamar-kamar yang disediakan, meskipun dilengkapi fasilitas AC, tapi kondisi ruangannya tidak sebagus kamar hotel. Kamar standar malah boleh dibilang tak ubahnya seperti kamar untuk pasien Pak Dokter yang hanya ditutup dengan kelambu. Kamar VIP baru boleh dibilang sedikit nyaman karena dilengkapi dengan pintu. Para gadis pemijat yang bertugas di saban hari di MD dan HP, kebanyakan adalah gadisgadis asli pribumi. Sebagian besar dari mereka datang dari luar kota, khususnya dari daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan luar Jawa. Jangan harap menemukan pijat kesehatan atau kebugaran di MD atau HP. Kalau itu yang Anda cari, berarti Anda salah tempat. Di dua panti plus tersebut sama sekali tidak menyediakan menu pijat. Tak pijat tradisional, Shiatsu, lulur apalagi pijat ala Thailand. Yang ada hanyalah seks belaka, lain tidak.
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
Bagi laki-laki yang sudah terbiasa bertandang ke MD atau HP, biasanya tak perlu lagi mampir ke diskotek. Maklum, di panti plus yang berada di lantai satu dan dua, juga dilengkapi foto gadis pemijat dan nomor-nomor mereka yang tergantung di sebuah papan, di mcja resepsionis. Nomor-nomor tersebut selain scbagai "pengenal" bagi si gadis pemijat, juga scbagai tanda boking. Ketika lagi menerima tamu, nomor akan dibalik. Kalau tengah kosong, nomor akan dibiarkan terbuka. Dua panti plus yang bcrulang lagi jarang digerebek aparat yang berwenang tersebut, membuka jam operasi dan pukul 15.00 WIB- 02.00 WIB. Di kala sore, tamu tak seramai di kala malam. Maklum, predikat MD dan HP sebagai panti plus, sudah bukan rahasia lagi. Makanya, banyak laki-laki yang memilih jam malam hari untuk bertandang, mencari selimut hidup untuk dikencani one short time. Di panti plus MD sedikitnya ada 150 gadis pemijat yang saban hari bcropcrasi. Sementara di panti plus HP, ada sekitar 100 gadis pemijat. Tarif yang berlaku, untuk ukuran laki-laki Jakarta yang bergaji Rp 1 juta rupiah ke atas per bulan, boleh dibilang sangatlah murah. Untuk kamar standar misalnya, di MD hanya dipatok harga
_____________ | "SUPER MASSAGE" MANDI KUCING _____________
Rp 50 ribu rupiah, sementara di HP hanya 40 ribu rupiah. Untuk kamar VIP di MD harganya Rp 50 ribu per one short time, sementara di HP sebesar Rp 50 ribu rupiah. Sementara untuk gadis pemijatnya hanya perlu uang Rp 125 ribu rupiah untuk mendapatkan traksaksi seks one short time. Soal aps, diserahkan sepenuhnya kepada tamu. Bebas tak ada aturan harga yang berlaku. Bisa dibayangkan, dengan hanya bermodal uang Rp 200-300 ribu, laki-laki bisa mendapatkan kencan semalam. Makanya, tak heran kalau dua panti plus tersebut, saban hari selalu dipadati puluhan laki-laki yang haus cinta semalam. Bagi laki-laki yang suka cara fleksibel, efisien dan yang jelas, tak perlu uang banyak, tak perlu lagi bersusah payah mencari-cari callgirls lewat germo ataupun pergi ke hotel check-in. Cukuplah melancong ke panti plus, urusan seks semalam pun selesai dalam hitungan jam. Dari tarif sekitar Rp 175 ribu untuk sekali transaksi itu, ternyata tidak semua uangnya diterima langsung oleh massage girl. Tapi mesti dibagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama untuk manajemen sebesar Rp 75 ribu, bagian kedua untuk "mami" alias germo scbesar Rp 25 ribu, bagian ketiga untuk uang keamanan sebesar Rp
[JAKARTA UNDERCOVER 2 I
5 ribu dan sisanya baru untuk si pemijat plus sebesar Rp 70 ribu. Hanya saja, uang sebesar Rp 70 ribu itu tidak langsung diterima hari itu juga. Rini—sebut saja begitu, dalam sehari minimal bisa melayani tamu
"Primadona di sini, biasanya nggak tahan lama. Tiga atau enam bulan, ada saja laki-laki yang membawanya pergi. Karena saya kebetulan bukan primadona, jadi ya terima nasib aja," ungkap Rini berterus terang.
sekitar 4 orang. Berarti per tiap transaksi, Rini mendapatkan uang sebanyak Rp 70 ribu x 4 Rp 280 ribu. Sayangnya, tidak semua jumlah itu langsung di tangan Rini. Uang cash yang diterima setiap hari dari setiap transaksi sebesar Rp 12.500. Sementara sisanya dipegang oleh "mami" atau germo sebagai uang jaminan yang baru boleh diambil ketika ada keperluan tertentu. "Uang itu katanya ditabung sama mami, biar nggak dibelanjain. Kalau sudah 2-3 bulan, baru boleh diambil, itupun kalau ada keperluan," ungkap Rini yang sudah hampir setahun lebih bekerja di panti MD. Menurut Rini, uang yang dipegang mami itu juga menjadi semacam "jaminan" atau garansi, supaya anak-anak didiknya tidak bisa kabur ke mana-mana. Pasalnya, aku Rini, banyak juga massage girl'yang tidak kerasan lalu memutuskan kabur. Ada yang kabur sendiri, ada juga yang di"bawa" kabur laki-laki. Entah dijadikan simpanan atau dijadikan istri betulan.
320
MANDI KUCING. Tak hanya MD dan HP yang memberikan jasa pelayanan seksual di kamar-kamar pribadi dengan paket seks yang konvensional — artinya pelayanan seks yang diberikan tak lain adalah pijat seks belaka tanpa embel-embel "service" yang memikat, topi di sejumlah panti plus lainnya sebut saja BM di kawasan Hayam Wuruk, menu seks yang ditawarkan sangat menggoda laki-laki petualang untuk mencobanya. Di panti BM dan RS yang terletak tak jauh dari perempatan besar yang menuju ke arah Mangga Besar itu, pelayanan pijat seks yang diberikan populer dengan sebutan "mandi kucing service". Menu pijat seks spesial itu, sudah bertahuntahun menjadi pelayanan utama yang diberikan di panti BM dan RS. Kedua tempat pijat tersebut letaknya saling berdekatan satu sama lain. .Sedari siang hingga malam, panti BM nyaris tak pernah sepi. Kami datang pada pukul 19.00 WIB dan 321
_____________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 | _____________________
nyaris tak mendapatkan tempat parkir. Beruntung pas kami datang, ada mobil keluar. "Parkir di sini memang rada susah. Maklum, tempal parkirnya kecil, sementara lamu yang datang rata-rata bermobil," ujar Eko sambil menutup pintu mobil Kijang-nya. Di panti BM dan RS, tcrdapat bar scbagai ajang rendezvous dan ruang tunggu bagi tamu yang ingin bersantai. Puluhan "massage girls" yang sebagian besar mcngenakan blazer warm hijau muda itu, tampak duduk santai di sofa panjang. Beberapa "mami" alias germo yang mengomandani mereka, ber-shopping mal beramah tamah dengan setiap tamu yang datang. Sebagian besar ruangan bar tampak temaram, kecuali ruang tunggu yang banyak berisi "massage girls". Di ruangan itu, cahaya tampak terang, jadi tamu bisa dengan leluasa mengamati para gadis yang ingin dikencani. Beberapa tamu laki-laki yang sudah mendapatkan pasangan, langsung saja naik ke lantai 1 dan 2. Di dua lantai itu terdapat kamar-kamar dengan tipe standar, layaknya kamar di hotel kelas Melati. Kamar-kamar itu berdiri sejajar, berdempetan dengan kamar-kamar yang lain.
| "SUPER MASSAGE" MANDI KUCING|
Di dalam kamar, terdapat kasur dan kamar mandi lengkap dengan shower. Ada juga sebuah ranjang biasa beralaskan sprei putih. "Mandi kucing itu seperti apa ya?" tanya saya pada Eko, pura-pura tidak tahu. "All, kayak nggak pernah nyoba aja lo. Mandi kucing itu praktiknya kayak kucing yang tengah menjilat-jilat makanannya. Hanya saja, di BM dan RS kan bukan kucing, tapi wanita cantik. Bayangin sendiri saja gimana eksckusinya," jawab Eko. Mandi kucing itu memang hanya istilah; sebuah istilah dalam pijat seks, di mana para gadis pemijat melakukan "service" layaknya seekor kucing yang tengah menjilat sesuatu, tanpa terkecuali. Sebenarnya, pelayanan ini lebih pas disebut sebagai bagian dari seks "fore-play". Pelayanan mandi kucing itu akan berlanjut terus sampai berakhir pada pelayanan "full service". Ya, apalagi kalau bukan transaksi seks one short time! Tidak semua panti pijat plus yang tersebar di Jakarta menyuguhkan layanan "mandi kucing". Biasanya, layanan ini sengaja diberikan para "massage girl" supaya tamu bisa mendapatkan layanan yang lain dari biasanya. Tarif rata-rata untuk mendapatkan pijal spesial dan "langsung enak" ini lernyata tidaklah 323
JAKARTA UNDERCOVER 2
mahal. Bisa dibayangkan, kalau untuk mendapatkan paket "mandi kucing" tersebut, setiap tamu
[PIJAT DADA SUPER 36B |
PIJAT DADA SUPER 36 B
mesti merogoh kocek hanya sebesar Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu. Harga itu sudah termasuk harga kamar plus "gadis pemijat". Pantas, kalau panti BM clan RS, tak pernah sepi kunjungan laki-laki hidung belang yang ingin mendapatkan
LAYANAN kemanjaan laki-laki dengan menu ala "body massage". Mereguk kenikmatan surgawi sesaat di atas ranjang anti-air yang penuh busa.
paket "super massage mandi kucing". "Pulang yuk. Air PAM lagi mati, jadi mandi kucingnya batal aja," seloroh saya ketika Eko tampak asyik bermesraan dengan pasangan kencannya dan berniat untuk segera masuk ke kamar.
Di sebuah perempatan besar yang menghubungkan kawasan Kota dengan Mangga Besar, saya mengambil arah memutar. Jam baru saja beranjak dari pukul 7 malam. Lalu lintas masih padat merayap. Mobil Jeep Wrangler yang saya kendarai, pelan-pelan merangsuk ke arah kiri. Di sebuah lorong jalan yang tampak sedikit gelap, seorang petugas parkir tanpa seragam resmi menyilakan saya memarkir di sudut yang kosong persis di depan ruko yang menjual aneka makanan kecil. Beberapa mobil lain, parkir rapi berjajar. Di beberapa sudut tampak juga pedagang kaki lima yang menjual aneka milium dan makanan. Lorong jalan atau lebih pas di sebut gang buntu itu, terdapat sederet bangunan ruko yang berdiri sejajar. Di ruas kiri-kanan jalan, puluhan orang ramai hilir mudik. Sebagian lagi asyik bercengkerama sambil duduk-duduk santai. Gang
324
I JAKARTA UNDERCOVER 2
yang panjangnya tak lebih dari 20 meteran itu,
serupa.
tak ubahnya seperti kawasan hiburan. Di kiri-
Hanya
kanan jalan, beberapa label nama panti pijat me-
gang tersebut, beberapa wanita yang bertugas di
nyala terang. Setidaknya ada sekitar sepuluh atau
depan
dua belas panti pijat yang berdiri berdampingan
warkan "dagangan"nya ke sejumlali laki-laki yang
di jalan itu. Suara musik lamat-lamat terdengar di
berlalu-lalang.
telinga. Ada musik house sampai dangdut. Saya berjalan lambat sambil mata terus mem-
Sepanjang saja pintu
gang
jumlahnya masuk
dipenuhi
relatif
panti,
panti
sedikit.
berulang
pijat.
Sepanjang kali
mena-
"Silakan, Bos. Liat-liat dulu. Dijamin oke." Seorang wanita paruh baya yang berdiri di depan
perhatikan label nama panti pijat yang saya cari.
pintu
Ada panti "BRL", "BCL", "TNT", "MXC" dan
tiap laki-laki yang datang untuk mampir. Wanita
sederet nama lain yang terpampang. Hingga sam-
itu
pai di ujung jalan, saya belum juga menemukan
orang kantoran.
dengan
senyum
mengenakan
blazer
ramahnya, hitam
mengundang
layaknya
orang-
panti pijat yang saya cari. Di sebuah panti ber-
"Ke sini aja. Sama aja kok. Banyak stok
tuliskan "RS" saya berbenti. Seorang pria baya
baru." Lagi-lagi terdengar suara ajakan serupa
mengbampiri saya. Dengan nada santai dan blak-
(atau lebih tepatnya rayuan) dari seorang wanita.
blakan, pria yang mengenakan kaos oblong dan
Mereka ini memang bertugas menggaet tamu-
bertopi itu langsung bertanya.
tamu yang datang untuk masuk. Tugasnya tak
"Mau pijat, Bos? Tinggal masuk. Mau ABG juga ada," tawarnya. "Nggak, Pak. Mau ke panti 'KT. Di mana ya tempatnya?" "Salah gang, Bos. Adanya di sebelah," jawab pria itu sambil mengarabkan jari telunjuknya ke
beda jauh dengan GRO (guest relation officer) yang biasa digunakan sejumlali tempat hiburan seperti kafe, diskotek, lounge, resto dan Iain-lain. Setelah sekitar 2 menitan mencari-cari, akliirnya saya tiba di gang paling ujung. Di sebuah panti bertuliskan KT, saya berhenti. Seorang wanita menyilakan saya masuk. "Ini dia yang saya caricari," pikir saya. Cerita tentang KT sebenarnya
Ah, pantas. Rupanya saya salali masuk gang. Akbirnya, saya masuk ke gang sebelahnya. Dan gang sebelah. Ah, pantas. Akhirnya, say; ternyata, di gang itu pun, tampak pemandangan 326
sudah jadi bahan pembicaraan lama di kalangan teman-teman "nite-society". Panti KT sudah ber-
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
| PIJAT DADA SUPER 36B |
tahun-tahun terkenal dengan satu paket pijat
jazz. Karena musik yang diputar sebagian besar adalali dangdut. Hanya sesekali saja terdengar lagu disko, itu pun lagu yang dipilih kebanyakan "disko ronggeng" 23.
seksnya. Orang-orang menyebutnya dengan "pijat dada super". Bentuk pelayanan yang diberikan sebenarnya mengacu pada "body massage". Artinya, prosesi pijat itu dilakukan tidak mengunakan tangan tapi dengan badan.
DADA SUPER 36 B. Jam sudab menunjuk pukul 20.14 WIB ketika saya berada di dalam panti
KT.
Suasana
tampak
remang-remang.
Pemandangan pertama kali yang saya dapati adalali sebuab bar lengkap dengan kursi-kursi tunggu. Saya memilib duduk di bangku bar dan memesan segelas bir puuh. Di sudut kiri, ada sofa panjang dengan lampu terang menyala. Di sola tersebut, tampak puluhan gadis duduk santai sambil menebar pandangan. Rupanya, sola itu menjadi ruang display. Setiap tamu yang datang, bebas mengamati gadis-gadis yang akan menjadi lawan kencannya. Sementara di sudut kanan, terdapat ruang tunggu layaknya mini-resto dengan pencahayaan remang-remang. Beberapa tamu asyik duduk ditemani sejumlah wanita. Musik masih saja mengalun kencang. Jangan harap menemukan musik-musik berirama R'nB, garage atau acid 328
Untuk beberapa saat lamanya, saya hanya asyik memperhatikan keadaan sampai akhirnya seorang "mami" datang. Seperti biasa (ini sudah jadi modus umum di mana-mana), mami itu langsung bicara "to the point" menawarkan anak didiknya. "Mau yang mana, Bos. Saya pilihkan ya," tawarnya dengan nada ramah. Dan benar saja, dalam sekejap, saya sudah ditemani seorang gadis dengan raut muka berbentuk oval, rambut agak ikal sebahu dan berkulit sawo matang. "Ngobrol-ngobrol dulu aja. Kalau kurang sreg, ganti juga nggak papa kok. Ini namanya Nina, 23 tahun," jelas mami sedikit panjang lebar. Prosesi ramah tamah terjadi. Di bar, Nina melayani saya bak pramusaji. Menuangkan minuman, mengajak ngobrol sebagai ajang pengenalan begitu seterusnya. Saya masih tak berhenti mengamati keadaan sekeliling. Dalam pikiran saya, para gadis yang terkenal dengan service 23 Disko ronggeng sebenarnya adalali satu istilah popnler untuk lagu-lagu diskohouse yang ticlak "up to date" dan identik sebagai lagu pengiring untuk para triper. Lagu-lagunya tidak berpatokan pada tren tertentu dan terkesan "pinggiran".
329
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
"dada super"nya itu, rata-rata memang berdada besar. Tapi, ternyata tidak semua memiliki prototype seperti itu. Seperti halnya Nina. Menurut gadis yang mengaku berasal dari Indramanyu itu tidak semua gadis-gadis di KT memiliki ukuran bra di atas 36 B. Hanya beberapa saja yang memenuhi standar itu. "Yang penting kan bukan ukurannya. Tapi service-nya." ujar Susan sambil tertawa dan langsung menyeruput segelas minuman kebugaran. Katanya, biar tetap lit karena dia sudah "stand-by" di KT sejak pukul 5 sore. "Udah pernah ke sini belum, Mas?" tanya Nina. "Belum. Ini yang pertama kali. Memang seperti apa sih pijat 'dada super' itu?" "All, masak nggak tau. Itu tub, mijitnya selain pake badan tapi yang disukai ya pakai dada. Ntar Mas juga tau. Apa mau sekarang aja?" ajak Nina dengan gaya bicara yang lepas. "Bentar lagi deh. Kita minum-minum dulu." Dari percakapan yang berlangsung sekitar 15 menitan itu, saya sedikit banyak jadi tabu tentang KT dan sosok Nina. Menurut gadis yang sudab setahun lebih bekerja di KT itu, awalnya dia hanya pekerja freelance yang mangkal ke sejumlah tempat hiburan yang memang menyediakan jasa 330
PIJAT DADA SUPER 36B
pelayanan seks. Jalur masuknya lewat para "mami" yang menjadi "kunci" perputaran keluar masuknya para "callgirls". Nina misalnya, pernah freelance di sebuah klub TC di kawasan Mangga Besar. Jam kerjanya tidak terikat dan tidak perlu masuk setiap hari. "Paling mangkal dua-tiga jam, dapet 1-2 tamu langsung pulang. Mami dapat komisi 2.5% dari setiap transaksi. Gitu aja," terang Nina. Berangkat dari situ, Nina akhirnya memilih KT sebagai tempat bekerja secara tetap karena melihat ramainya tamu yang saban hari mendatangi panti KT. Ditilik dari harga per transaksi sekitar Rp 250 ribu per one short time (itu belum termasuk tip dari tamu), yang relatif sedikit murah, tapi
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
pelayanan yang "lain dari biasanya". Tidak seperti di sejumlah panti plus yang ada tak jauh dari KT, yang ternyata tidak semua bisa memberikan service"dada super" atau "body massage". Meski diapit puluhan panti plus yang juga menawarkan paket seks, KT tetap menjadi primadona. Pantas memang kalau malam itu, suasana di KT tampak lebih ramai di banding panti-panti lainnya. "Naik yuk, Mas. Udah mau jam 9 nih. Biar lebih rileks. Betul nggak?" ajak Nina. Ternyata, sudah lebih dari setengah jam, saya dan Nina asyik bercakap. Setidaknya, sudah empat gelas bir putih menggenangi tenggorokan saya. Beberapa tamu yang datang berbarengan dengan saya, sudah lebih dulu menuntaskan transaksi dengan gadis kencannya. Saya dibawa Nina menaiki anak tangga menuju lantai satu. Jangan berpikir panti KT layaknya sebuah klub mewah atau panti pijat yang ada di hotel bintang empat atau lima. Ditilik dari gedungnya, KT nyaris jauh dari gambaran sebagai panti lux. Lebih pasnya, KT pas untuk tamu-tamu kelas menengah-bawah. Bangunan ruko yang digunakan sebagai tempat transaksi, tidak ada interior yang khas. Di lantai satu itu, terisi dengan kamar-kamar. Tampak sempit karena sedikitnya ada 10 kamar berdempetan, sementara di lantai
[PIJAT DADA SUPER 36B[
2 juga ada 10 kamar lagi. Di setiap lantai, ada petugas "cleaning service" yangjuga menjadi penyedia kondom bagi tamu yang ingin memakai pelindung. Kamar yang tersedia di KT, bertipe standar. Bayangkan saja kamar yang biasa dipakai dokter praktek di klinik. Atau paling tidak kamar untuk kost-kost-an. Di dalani kamar, dilengkapi shower yang ditutup tirai dan sebuah ranjang tanpa sprei. Justru inilah yang menarik. Ranjangnya didesain and air, layaknya jok mobil yang terbuat dari bahan semi kulit. Kalau ada tamu yang tidak menginginkan "body massage" biasanya tersedia sprei putih yang setiap saat bisa dipesan melalui petugas "cleaning service". Meski tidak mewah, tapi kamar KT dilcugkapi AC yang lumayan dingin. Cahaya lampu biasanya menyala agak redup. Nina memulai prosesi service-nya dengan lebih dulu membasahi tubuhnya di shower. Lalu membalur sekujur tubuhnya dengan sabun basah. "Sudah siap belum, Mas?" tanya Nina yang sudah tak mengenakan baju sehelai pun itu. Tangannya dengan cekatan melumuri ranjang dengan busa sabun. Prosesi pijat "dada super" pun segera dimulai. Layaknya seorang gadis yang sedang berakrobat dengan sensual dan sarat 333
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
adegan erotis, menit demi menit, Nina mulai menunjukkan permainan "service"-nya. Bayangkan saja ketika dua badan tanpa baju bertemu dalam lumuran sabun busa. Yang laki-laki menjadi "raja" dalam satu jam yang dilayani dengan amat liar oleh selir seksinya. Namanya juga pijat seks. Makanya, jangan pernah membayangkan begitu keluar dari panti KT bisa merasakan segarnya badan lantaran otot-otot yang pegal jadi lentur. Di KT tidak ada urusan pijat memijat yang berhubungan dengan kesehatan. Yang ada hanya pijat "dada super" yang akbirnya berlabub pada tahapan "intercourse". Dalam
praktiknya,
service
"dada
super"
hanya menjadi bagian dari sex foreplay sebelum akhirnya sampai pada transaksi akhir. Menariknya, service "dada super" yang diberikan para "massage girls" di KT, menjadi satu bentuk paket yang notabene di dalamnya sudah pasti berujung di transaksi kencan. Jadi, paket seharga kurang lebih Rp 250 ribu itu rinciannya: 1 paket seks "dada super", kamar 1 jam plus 1 minuman ringan. Tip menjadi urusan pribadi antara tamu dan "massage girl" yang diboking. Khusus untuk kondom, tamu mesti membeli sendiri. Harganya tentu saja, beda dengan harga eceran di kaki lima.
"Gimana Mas, sudah tahu kan gimana pijit 'dada super'?" tanya Nina sambil mengulum senyum ketika kami kembali duduk di bangku bar. Saya hanya tersenyum, sementara jam terus mendekati angka 10 malam. Itu berarti KT mesti tutup jam operasionalnya. "Bentar lagi tutup nib, Mas. Last order-nya jam 9 tadi. Lewat jam 9, udah nggak terima order," terang Nina. Suasana di bar, memang tampak sepi. Hanya ada beberapa pasangan asyik bercengkerama di kursi tunggu dan beberapa "massage girls" yang bersiap-siap untuk pulang. Saya menjadi tamu terakhir yang meninggalkan panti KT. Jam sepuluh lewat 25 menit, saya sudah melintas di jalan Hayam Wuruk.
JAKARTA UNDERCOVER 2
"MASSAGE BOYS" PUNYA SELERA
LAYANAN kemanjaan pria untuk pria punya selera. Pasien wanita pun, tak jadi soal. Bisa "on the spot" atau "order by phone". "....saya sudah dua tahun bekerja sebagai 'massage boy'. Ini bukan pekerjaan saya satusatunya. Bekerja dipanti, hanya sebagai tempat mangkal sehari-hari. Diluar itu, saya juga bekerja sambilan dengan menerima job luar lewat telepon. Kadang melalui germo. Meski tamu yang order tidak sebanyak di panti, tapi dan segi harga saya bisa mendapatkan lebih besar. Tamu yang order lewat telepon kebanyakan wanita. Kalau laki-laki, biasanya lebib sering langsung datang ke paiiti. Dalam sehari minimal saya melayani 1-2 tamu
["MASSAGE BOYS" PUNYA SELERA |
dan berumur 26 tahun itu, sehari-hari bekerja di panti DR di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Panti yang letaknya tak jauh dari sebuah perguruan untuk bidang seni dan sastra itu, berada di sebuah gang di ruas Jl. SR. Di jalan yang tidak terlalu panjang dan menghubungkan ke Jalan Salemba Raya itu di sebelah kiri-kanan jalan paling tidak ada tiga panti pijat yang kesemuanya hanya label belaka, karena praktik sebenarnya adalah prostitusi. Ketiganya sama-sama menempati sebuah bangunan ruko empat lantai dan berdiri saling berdekatan. Nah, khusus panti DR menempati sebuah ruangan di hotel bintang tiga dan persisnya berada di basement. Untuk menemukan lokasinya tidak terlalu susah meski harus masuk gang lebih dulu. Malam itu, saya sengaja datang seorang diri. Bukan apa-apa, saya diundang Frans untuk melihat-lihat lokasi tempat kerjanya. Frans sendiri sudah cukup lama saya kenal dan tidak pernah saya membayangkan sebelumnya kalau Frans ternyata seorang "massage boy".
laki-laki. Untuk transaksi luar, sebari belum tentu
Perkenalan dengan Frans terjadi sekitar enam
dapat. Ya, paling tidak dalam seminggu ada 3-6
bulan lalu. Saya bertemu dengan dia di kawasan
wanita yang boking ke rumah...."
Menteng, tepatnya di sebuah tempat nongkrong di sepanjangjalan HOS Cokroaminoto. Memang,
Begitulah sepenggal kalimat pengakuan yang diucapkan Frans. Pria berbadan lumayan atletis
di tempat itu terdapat aneka penjual makanan yang buka selama 24 jam penuh. Di situlah biasanya 337
[JAKARTA UNDERCOVER 2 I
para clubber mania yang habis melahap malam di diskotek, mampir dulu untuk menghilangkan rasa penat, capai atau bau alkohol yang masih tersisa di mulut dengan nongkrong pada dini hari sambil menikmati sajian makanan khas yang tersedia. Di situlah, saya kenal dengan Frans, pada malam Minggu, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Pagi itu, Frans mengaku baru saja dugem ke diskotek Moonlight di kawasan Kota. Diskotek Moonlight atau lebih sering disingkat ML itu selama ini memang terkenal sebagai ajang berkumpulnya kaum gay Jakarta. Rupanya, Frans termasuk salah satu "member guest" yang setia berkunjung pada malam-malam weekend. Paling tidak, dalam seminggu dia selalu menyempatkan diri untuk mampir sekali atau dua kali. "Biasalah, refreshing. Kan capek kerja melulu," tukas Frans yang pagi itu tampak asyik melahap sepiring batagor. Sebagai pribadi, Frans tipikal orang yang mudah akrab dan kalau bicara selalu blak-blakan. Makanya, ketika dia dengan nada enteng meminta saya untuk mencarikan "pacar laki-laki", saya mengiyakan tapi tidak pakai "janji" yang mesti ditepati. Malah, setengah bercanda dia mengundang saya untuk menengok tempat kerjanya.
______ |"MASSAGE BOYS" PUNYA SELERA| ____________
MASSAGE GIRLS & BOYS. Makanya ketika akhirnya saya benar-benar memenuhi undangan itu, Frans agak terkejut. Saya sampai di panti DR sekitar pukul sembilan malam. Sebenarnya, panti DR buka 24 jam. Tetapi biasanya, tenaga pemijat yang tersedia di atas jam 10 lewat, jumlahnya sangat sedikit. Di panti DR tidak semua tenaga pemijatnya laki-laki, ada juga yang wanita. Ketika saya datang langsung disambut seorang resepsionis. Dengan cekatan resepsionis wanita itu menyodorkan dua album di atas meja. Album pertama berisi list lengkap dengan foto para "massage boy". Sementara album kedua berisi daftar nama plus foto para pemijat wanita. Untuk beberapa saat lamanya saya membolak-balik dua album foto itu. Tenaga pemijat laki-laki ada sekitar 12 orang, sementara yang wanita ada 15 orang. Foto Frans saya temukan di lembar ke dua. Ada yang berpose seluruh badan, tapi kebanyakan hanya setengah badan. "Tolong panggilin Frans dong," ujar saya ke resepsionis yang bertugas. Frans yang muncul selang lima menit kemudian itu, agak kaget. Dia tak mengira kalau saya benar-benar datang. Sebelum berangkat, saya memang menelepon Frans via ponsel untuk memastikan dia lagi berada di tempat kerja.
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
"Hah, gile lo ya. Gue pikir lo hanya bercanda," sergah Frans begitu sampai di ruang tamu. Saya hanya tertawa mendengar komentarnya. "Tapi guc nggak bawa pesenan lo. Gue lagi nyari pacar yang pas bual lo, tapi belum ketemu ampe sekarang," seloroh saya ketika akhirnya kami memutuskan santai sejenak di ruang tamu. "Ngga papa lagi. Gue kaget aja lo ke sini," sergah Frans mengungkapkan rasa kagetnya. Yang berkunjung malam itu, tentu saja tidak hanya saya seorang diri. Ada dua atau tiga tamu lain, semua laki-laki, yang juga ikut menunggu di ruang tamu. Tamu pertama malah sudah lebih dulu masuk kamar setelah pasangan kencannya stand-by. Sedangkan tamu kedua, kata Frans, termasuk salah satu tamu tetap yang kerap berkunjung, minimal seminggu satu kali. Sekilas, saya tak mengira kalau laki-laki dengan perawakan lumayan kekar dan bertampang laki-laki tulen itu, ternyata memboking "massage boy". "Lumayan banyak lho, tamu yang jadi pelanggan di sini. Gue aja punya dua lamu tetap," ceplos Frans blak-blakan. Saya diajak Frans naik ke lantai satu, persisnya di lobby hotel. Di sebuah coffee shop, saya mengambil posisi duduk di kursi yang letaknya sedikit memqjok. Suasana sedikit ramai. Setidak340
"MASSAGE BOYS" PUNYA SELERA
nya, ada lima meja yang terisi. Ada yang sepasang, ada juga yang duduk ramai-ramai. Maklum, hotel DR termasuk salah satu hotel transit yang biasa digunakan sejumlah pasangan untuk berkencan ala one-nite-stand. Letaknya yang cukup strategis dan agak tersembunyi, ditambah lagi dengan keuntungan tarif kamar yang tidak mahal, sekitar Rp 200-300 ribu, membuat hotel DR tak pernah sepi dari tamu. Selain itu, hotel DR juga dilengkapi tempat disko dan karaoke. Frans memesan segelas hot tea, sedangkan saya seperti biasa, memilih bir putih. Untuk beberapa saat lamanya, kami terlibat pembicaraan ringan. Dari sekedar bertanya ihwal anak-anak yang biasa nongkrong di Menteng sampai info terbaru dari dunia dugem. Seluk-beluk panti DR baru saya tanyakan ketika jam mulai beranjak dari pukul sembilan dan mendekati angka sepuluh. Yang perlama, tentu saja soal tenaga pemijatnya. Ternyata, panti DR pada awalnya hanya menyediakan jasa pemijat vvanita untuk pria yang buka selama 24jam. Tenaga pemijat laki-lakinya sendiri, baru ada sekitar satu setengah tahun terakhir ini. Dalam praktiknya, di panti DR sebenarnya ada sebagian pemijat yang bisa memberikan jasa layanan pijat betulan, meski hanya ala kadar-
341
________ |"MASSAGE BOYS" PUNYA SELERA_________
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
Sebenarnya, kalau laktornya semata-mata karena uang, Frans bisa saja mencari "pacar" yang tajir dan kaya raya. Tapi, Frans tidak melakukannya karena pernah trauma di"pingit", tidak bebas pergi ke mana dia suka. Lagi pula, dia cenderung cepat bosan dengan satu pasangan. Makanya, sambil menyalurkan hobinya dalam hal pijit-memijit, Frans bekerja tetap di sebuah gym "plus".
nya. Selebihnya, ya apalagi, kalau bukan pelayanan seks belaka. Nah, dalam perkembangannya, tenaga pijat pria yang bekerja di panti DR tidak hanya melayani untuk pria saja, tapi juga wanita. Tapi tamu yang datang kebanyakan memang laki-laki. Tamu wanita jarang sekali yang mau bertransaksi on the spot. Kebanyakan mereka order pribadi, kalau tidak ke rumah, apartemen, ya ke hotel. Frans sendiri yang sudah hampir dua tahun menekuni dunia "pijat-memijat" plus-plus itu punya segudang cerita menarik selama menekuni prolesi itu. Pertama, Frans memutuskan untuk terjun karena alasan yang sangat sederhana. "Gue seneng aja mijit-mijit badan laki. Daripada cuma jadi hobi, kan mending jadi duit. Ya, udah jadi tukang pijit aja. Hasilnya lumayan lho. He...he...," akunya dengan suara tawa renyah. Tcntu saja, Frans tidak mengelak kalau alasan uang juga menjadi satu l'aktor penting kenapa dia memutuskan untuk terus menggeluli pekerjaannya. "Nggak munafik lah. Urusan duta24 juga jadi salah satu alasan. Emang kita nggak butuh makan ama baju bagus," ceplosnya enteng.
24 Duta artinya duit. Bagi orang-orang yang satu "lingkungan" dengan Frans, katakata
seperti
menjadi
"bahasa
gaul"
waktu.
Contoh
lain
"malaysia", sebagainya.
342
itu
sebagai
lucu
itu
kamus
sehari-hari
sangat
dinamis
misalnya
menjadi
"lucita
kata atau
dan
cantik
Bahasa
mereka
selaln menjadi
luciana",
yang
berkembang
mau
"cantak", menjadi
juga dari malas
populer
waktu
ke
menjadi
"mawar"
dan
JOB AC-DC. Berawal dari perkenalannya dengan beberapa laki-laki yang punya orientasi seks sejenis yang biasa mangkal di Moonlight, Frans akhirnya punya akses untuk masuk ke sebuah gym yang ada di kawasan Radio Dalam yang di dalamnya ternyata tidak hanya menjadi tempat latihan untuk kesehatan dan kebugaran tubuh, tapi juga menjadi ajang rileksasi. Menariknya, di gym tersebut tcrsedia beberapa kamar yang cukup nyaman yang biasa digunakan sebagai ruangan untuk berkencan. Yang banyak menjadi tamu tidak hanya laki-laki tapi juga wanita. Memang sejumlah pemijat pria yang bertugas di gym berinisial GP itu ada yang biscks. Artinya, tidak saja bersedia melayani order laki-laki tapi juga wanita. Frans sendiri hanya menerima klien laki-laki.
JAKARTA UNDERCOVER 2
Pria yang mengaku berasal dari Jakarta, anak kedua dari 3 bersaudara pasangan ayah asal
Merasa tidak ada modal, akhirnya Frans meng-
Malang dan ibu dari Purwarkarta itu sudah me-
ambil jalur pintas dengan menjadi "cowok pang-
rasa suka dengan sejenis sejak bersekolah di SMP.
gilan". Awalnya, hanya sekedar iseng-iseng. Tapi lama-lama, dia jadi keterusan.
Meski belum berani mcngekspresikan orientasi seksnya, tapi Frans makin merasakan kalau "kelainan seks" yang dirasakan makin menjadi-jadi. Sampai masuk SMU, Frans baru bisa mengekspresikan perilaku seksnya meskipun diam-diam dengan menyambangi sejumlah tempat pelesir yang menyediakan pekerja seks laki-laki. "Gue inget bangel, pertama kali main ama laki di panti pijat rumahan di kawasan Pasar Rebo. Bayarnya cuma 100-an ribu," akunya berterus terang. Dari situlah, perlahan-lahan Frans mulai mengenal pria-pria yang senasib dengan dirinya. Apalagi, setelah dia mulai rajin dubbing ke sejumlah tempat hiburan, entah kafe, diskotek, lounge atau bar yang menjadi tongkrongan kaum gay. Frans hanya sampai lulus SMU setelah dia bekerja serabutan. Pernah bekerja sebagai pramusaji restoran, pelayan di swalayan sampai bekerja di salon. Nah, pas di salon itulah, Frans mendapat banyak training dalam lulur, creambath dan pijat Tapi, dia cepat merasa bosan, apalagi dengan aturan-aturan kerja yang mengikat. Makanya, dia 344
memutuskan untuk membuka usaha sendiri.
"Sambil menyelam milium air. Dapet teman kencan, dapet duit juga," sergah pria dengan tinggi 168 cm itu. Selama menjadi "cowok panggilan", Frans berada di bawah naungan seorang germo yang statusnya freelance. Jadi, hubungannya dengan sang germo hanya sebatas pada transaksi. Dan Frans berhak juga menclapatkan order lewat transaksi langsung atau melalui germo/broker lain. Pasalnya, di antara teman-temannya ada juga yang nyambi bekerja sebagai perantara. "Biasa. Temen-temen gue, ada juga yang jadi perantara transaksi," ujarnya sambil mengisap rokok Marlboro menthol kesukaannya. Meskipun sekarang menetap di sebuah panti, tapi Frans tetap bisa menjalankan pekerjaannya sebagai "cowok panggilan" di sela-sela hari libur dan lepas jam kerja. Sejak awal menggeluti pekerjaanya itu, Frans dengan tegas tidak mau menerima klien wanita. Katanya, dia merasa tidak bisa untuk urusan yang satu itu. Beberapa teman seprolesinya yang juga
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
bekerja di gym GP, ada 3-5 orang yang bersedia melakukan transaksi biseks atau biasa juga disebut "AC-DC". Artinya, melayani tamu laki-laki oke, tamu wanita pun tidak ada persoalan. "job dibagi-bagi aja. Yang cuma bisa ama laki, kayak gue, ya khusus ma laki," akunya. Dari gym GP itulah, Frans akhirnya pindah ke panti DR yang dalam praktiknya lebih terbuka dan transparan. Saya sudah menghabiskan setidaknya tiga gelas bir putih ketika akhirnya Frans mengajak saya kembali ke panti DR. Suasana sepi hanya ada 2 orang massage boy, 3 orang massage girl yang tengah kerja shift malam itu dan seorang resepsionis. Ruang tamu tampak lengang, tidak tampak satu tamu pun. "Lo mau nyobain 'main' ma laki nggak?" Frans mulai menggoda dengan setengah bercanda ketika kami tiba di depan resepsionis. Tentu saja, muka saya memerah karena malu. Maklum di depan masih ada seorang resepsionis yang senyum-senyum sambil matanya melirik ke arah saya. Dan seumur-umur, baru kali ini saya mendapat tawaran tidur dengan laki-laki secara blak-blakan. Kontan saja saya mengelak menerima tawaran itu. "Ada-ada saja," pikir saya sambil menahan senyum.
"Gini-gini gue masih doyan perempuan lagi. Emang gue ada tampang biseks ya.?" saya balik bertanya. "Dalamnya samudera siapa yang tahu. Kali aja lo mau ngetes. Ha...ha..." Frans tertawa lepas. Dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos itu, Frans bertutur ihwal tarif yang berlaku di panti DR untuk one-short-time. Tidak ada perbedaan harga untuk memboking massage boy atau massage girl. Untuk transaksi pijat plus satu jam di kamar standar adalah Rp 300-400 ribu. Harga itu untuk rincian sewa kamar, satu botol minuman ringan dan transaksi full service. "Untuk transaksi di luar, naik 2 kali lipat. Antara Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta. Tergantung nego-nya," jelas Frans. Berulang kali, Frans membujuk saya untuk memboking salah satu massage girl yang bertugas malam itu. Dengan penuh percaya diri, dia menyebut nama Linda yang menurutnya punya wajah cukup cantik dan body seksi. Karena penasaran, saya mengiyakan saja ketika Frans memanggil Linda untuk keluar dan bergabung bersama kami di ruang tamu. Linda, menurut saya, punya tipikal dan bentuk badan tidak terlalu menyimpang seperti ucapan Frans. Berambut lurus berwarna
wajah
347
I JAKARTA UNDERCOVER 2|
agak kecokelatan dan berdada lumayan besar, 34 B dan berkulit sawo matang. Dengan senyum ramahnya, Linda mengenalkan diri dan mulai ikut berbincang di ruang tamu. "Bener nih nggak mau dipijit ama aku. Ntar nyesel lho ampe rumah," ujar Linda tanpa basabasi lagi. Tapi lantaran kedatangan saya malam itu, memang dalam rangka menemui Frans, akhirnya saya memutuskan untuk tidak menerima tawaran kencan short-time itu. Lagi pula, malam sudah larut. Bincang-bincang saya dengan Frans pun sudah lebih dari cukup. " Next time ya. Gue janji deh, pasti balik ke sini," kata saya pada Linda. Wanita yang malam itu mengenakan baju kerjanya, yakni terusan wanita putih layaknya baju perawat di rumah sakit, hanya tersenyum agak kecewa. "Tapi beneran ya. Aku tungguin lho," jawabnya. Dan benar saja, tiga hari kemudian, saya memang kembali berkunjung ke panti DR untuk membuktikan secara detail seperti apa dan bagaimana lika-liku pelayanan seks ditawarkan panti DR. Ada 10 kamar standar yang tersedia dan 5 kamar VIP. Nyaris tak bedanya, hanya kamar VIP lebih luas dan dilengkapi televisi.
348
|"MASSAGE BOYS" PUNYA SELERA|
"Kalo ada temen cewek yang mo ke sini, bilang aja pada aku. Dijamin ketagihan deh," tukas Linda ketika saya pamit pulang. Dan ternyata, Linda pun tidak menolak melayani tamu wanita yang ingin mereguk kenikmatan bersama teman kencan sejenis. Alamak!
I JAKARTA UNDERCOVER 2 I
LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS"
LAYANAN LUAR DALAM -MASSAGE TEENAGERS"]
pun rata-rata seksi sehingga lekuk bodynya sangat jelas tergambar. Sayang, konsentrasi saya lagi melayang jauh ke sebuah panti pijat di kawasan Ancol. Jadinya, sambil sesekali memperhatikan polah mereka, pusat perhatian saya tetap pada layar komputer.
PELAYANAN luar dalam di sebuah tempat pijat
Panti pijat yang saya maksud itu, tentu saja memi-
dengan tenaga-tenaga "massage girls" berusia belasan
liki ciri tersendiri dalam hal layanan yang di-
tahun.
berikan dibanding panti-panti pijat kebanyakan. Layanan utama: transaksi "luar dalam" dengan
Ketika mengetik naskah ini, saya tengah
menu gadis-gadis pemijat berusia belasan tahun.
menikmati secangkir kopi panas di sebuah kafe mal, di kawasan Senayan, pada satu sore, di awal bulan Oktober 2003. Hujan deras baru saja mengguyur Jakarta. Dan betapa saya sedikit terkejut ketika di satu meja panjang, saya mendapati sekumpulan wanita-wanita cantik bersama sejumlah pria sedang menikmati afternoon tea sambil menyantap hidangan makan sore. Bagaimana tidak terkejut kalau ternyata dari sekitar 12 wanita yang saya temui itu, semuanya berasal dari Uzbekistan. Mereka menjadi pusat perhatian sebagian besar tamu kale yang datang. Maklum, mereka memiliki wajah cantik yang sangat khas dan personifikasi tubuh yang serba tinggi serta langsing. Baju yang mereka kenakan
MASSAGE-TEENAGERS. Kejadiannya berlangsung sekitar awal Agustus 2003. Pada satu sore, saya sengaja menuju kawasan Ancol. Biasalah, kali ini saya ingin membuktikan cerita sejumlah teman ihwal "massage teenagers" yang akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan di kalangan teman-teman "nite society". Saya tidak sendiri. Saya bersama seorang teman, sebut saja Bambang, 36 tahun. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kontraktor untuk proyek pengerjaan jalanjalan umum. Sebenarnya tidak terlalu sering, saya ketemu Bambang. Malah, boleh dibilang jarang. Kalau ketemu pun lebih sering secara kebetulan karena
_______________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 _________________
saya dan Bambang biasa mampir ke kafe HRC di kawasan Thamrin pada ban Minggu. Maklum, pada hari Minggu banyak tempat hiburan yang sepi. Kafe HRC menjadi alternatif paling asyik karena suasananya tetap lumayan ramai. Paling tidak, ada pertunjukan "live band" dengan kualitas terjainin yang bisa memeriahkan suasana. "Jadi nib, kita ke Ancol?" tanya Bambang ketika saya ketemu di Plaza Indonesia, di sebuah kafe franchise yang sore itu dijejali puluhan tamu. "Jadi dong. Kan lo yang pernab nyobain. Gue kan baru denger-denger doang," tukas saya.
______| LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS" |
Panti MR berada di satu bangunan ruko besar. Desainnya tidak neko-neko seperti ruko kebanyakan. Di pintu depan ada papan nama MR, di sudut kanan atas pintu masuk. Mobil langsung parkir di depan gedung. Ada sekitar 810 mobil yang parkir sore itu. Cuaca sudah mulai agak gelap ketika kami tiba di pelataran parkir. Di depan gedung, ada beberapa pedagang kaki lima yang mangkal; dari pedagang rokok sampai makanan-makanan kecil. Sambil melihat-lihat keadaan, kami duduk di kafetaria yang juga menjadi ruang tunggu.
"Tapi lo yang traktir, kan?" canda Bambang.
Secangkir kopi panas menemani sore yang ber-
"Masak gue. Yang banyak duit kan lo. Satu
jalan melambat itu. Setelah merasa cukup rehat
proyek aja bisa untung ratusan juta. Nab, gue?"
sejenak, kami menuju meja resepsionis. Seperti
"Lo emang paling bisa. Ya udah, jalan sekarang aja yuk," ajak Bambang.
panti-panti
kebanyakan,
modus
transaksinya
sangat sederhana. Di meja resepsionis ada foto para tenaga pemijat yang bisa dilihat para tamu. Kalau tidak, ya langsung saja minta sama "manager
SEKITAR
dan
on duty" untuk melihat langsung ke ruang display.
Bambang akhirnya sampai di panti "teenagers"
Tapi untuk bisa melongok ke ruangan yang biasa
berinisial MR itu. Tempatnya sangat mudah di-
dijadikan para tenaga pemijat kongkow-kongkow
temukan karena berada di antara ruko-ruko yang
sambil menunggu order itu, tidak gampang. Tidak
sebagian besar digunakan untuk area pertokoan.
semua tamu bisa mendapatkan perlakuan isti-
Di antara puluhan ruko itu, ada satu diskotek yang
mewa kecuali mereka yang memang sudah ter-
cukup besar. Nab, tak jauh dari diskotek itulah,
biasa atau jadi "member" di panti MR.
letak panti MR.
pukul
5.30
sore,
saya
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
| LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS"
"Pak Bambang mau yang mana?" tanya resepsionis wanita sambil menyodorkan album foto. Kami masih asyik membolak-balik album foto itu selama lima menitan. Di tiap lembar album hanya ada satu foto lengkap dengan data diri. "Gue udah pernah ama yang ini nih," ujar Bambang sambil menunjuk salah satu foto perempuan mengenakan baju biru bernama Dewi. Gadis pemijat bernama Dewi itu, menurut Bambang, berusia sekitar 21 taliun. Setidaknya, dua kali, dia pernah membokingnya. "Pak Sofyan ada nggak, Mbak? Saya mo ketemu dong," pinto Bambang. "Ada,
Pak.
Sambil
menunggu
Sebentar Pak
saya Sofyan,
panggilkan." atau
biasa
dipanggil Pak Yan, kami kembali duduk di kafetaria. Rupanya, Bambang mau langsung melihat ke ruang display. Katanya, kalau hanya lihat foto, tidak ada jaminan. Mendingan langsung melihat aslinya. Pak Sofyan muncul lima menit kemudian. Bambang sudah mengenal pria kurus yang sore itu mengenakan kemeja warna krem dengan celana bahan. Tampak rapi memang. Pak Yan bergabung di meja kami dan mengobrol sejenak. Biasalah, sekedar basa-basi sambil bertanya info
terbaru seputar panti MR. Dan beruntung karena dari obrolan itu saya jadi tabu kalau di panti MR, ada sejumlah tenaga pemijat "teenagers" yang tergolong masih baru. Bahkan, ada yang baru seminggu masuk kerja. "Kita ke ruang display aja. Biar lebih jelas liat 'anak-anak'," ajak Pak Yan. Tidak seperti yang saya bayangkan kalau ruang display itu biasanya terdiri dari sebuah ruangan yang terbungkus kaca dan tamu yang akan memilih pasangan kencannya tinggal melongok dari luar. Ruang display di panti MR tak lebih dari ruang peristirahatan yang biasa digunakan tenaga pemijat di panti MR "stand-by" menunggu order klien. Ruangan itu letaknya berada di lantai satu. Tangganya berada di samping kanan meja resepsionis. Ruangannya berada di bagian belakang. Luasnya tak lebih dari kamar hotel bintang empat kelas deluxe. Sekitar 20 "massage girl" duduk santai di kursi manja. Sebagian besar dari mereka tengah asyik menonton TV sambil bercakap-cakap. Ada juga yang memilih tidur-tiduran di kursi panjang. Bersama Pak Yan, kami diperbolehkan melongok ke dalam dari pintu masuk. Sebagian besar tenaga pemijat, kata Pak Yan, memang rata-rata berumur antara 21 sampai 32 tahun. 355
Tapi, ada juga beberapa orang yang umurnya masih di bawah 20 tahun. Bahkan ada yang baru berumur 16 tahun. Yang masih berumur belasan inilah, yang paling diincar sejumlah tamu yang berkunjung ke panti MR. Tentu saja ketika kami datang, gadis-gadis pemijat itu langsung jaga performance. Dengan raut muka cerah dan senyum mengembang,
mereka
menunjukkan
bahasa
tubuh "selamat datang". Ada juga yang tampak malu-malu kucing dan menunjukkan sikap agak kaget. Saya mendapati seorang "massage girl" yang raut wajahnya masih kelihatan belia. Dia tengah duduk santai di kursi depan televisi. Gadis inilah yang saya pilih untuk menjadi pasangan kencan. "Namanyan Monik. Umurnya 17 tahun, Bos. Masih fresh dong," jelas Pak Yan berpromosi sambil tertawa pelan. Sementara Bambang rupanya memilih ber-reuni dengan pasangan lamanya, Dewi, yang umurnya sekitar 23 tahun. "Daripada gambling, mending yang jelasjelas aja deh. Gue dah pernah ama Dewi dua kali. Terakhir dua bulan lalu," ceplos Bambang tanpa malu-malu. Tak lebih dari lima belas menit, kami berada di ruang peristirahatan para "massage girl". Pak Yan mempersilakan kami, memilih kamar kelas
VIP yang tersedia. Letaknya berada satu lantai dengan ruangan "display", hanya sekitar 10 meteran. Monik dan Dewi pun segera bersiap-siap menjalankan tugasnya. Musik-musik berirama lembut sedari tadi, terus saja mengalun memenuhi isi ruangan MR. Kami menempati kamar yang bersebelahan. Kamar VIP di panti MR tak ada beda jauh dengan kamar standap yang terdapat di hotel bintang tiga. Dilengkapi dengan AC, satu mejakursi, kaca rias, shower dan satu springbed beralaskan sprei warna putih bersih. Suara musik masih terdengar merdu di dalam kamar. Lampu menyala agak temaram. Monik muncul sepuluh menit kemudian. Kali ini, raut mukanya lebih segar. Pipinya dihias dengan make-up agak kemerahan, sementara bibirnya dipoles lipstick warna peach serasi dengan warna bajunya yang pink dan kulitnya yang putih bersih. Rambut lurusnya dibiarkan menjuntai hingga ke bawah pundak. "Malem, Mas. Kelamaan ya nunggunya?" ucapnya ketika sosok Monik sudah berada di depan saya. Ah, dari dekat, saya bisa lebih jelas memperhatikan sosok gadis yang bertinggi tak lebih dari 165 cm itu. Baju terusan warna pink dipadu
[ LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS"
dengan sepatu hak tinggi membuat Monik tampak lebih dewasa. Kalau belum kenal sebelumnya, pastinya orang akan mengira umurnya sekitar 20 tahun ke atas. Siapa sangka kalau gadis cantik yang berada di depan saya malam itu, baru berumur tujuh belas tahunan. Untuk beberapa saat lamanya, saya berusaha mengakrabkan diri dengan pembicaraan ringan. Meskipun hukumnya "jualbeli", tapi rasanya kok tidak nyaman berkencan dengan orang yang tidak kenal sama sekali. Paling tidak, saya mesti tahu nama, umur, berasal dari mana, sudah berapa lama bekerja dan beberapa data ringan untuk pengakraban diri. Baru setelah dirasa cukup, proses menuju ke tahapan pelayanan pijat plus itu dimulai. Meski baru tiga mingguan menjalani profesinya, Monik seperti sudah biasa men-service tamunya. Sikapnya ramah dan sopan, bahkan ketika dia menawarkan diri untuk memulai "pelayanan"-nya. "Gimana, Mas? Mau mulai sekarang apa kita mo ngobrol-ngobrol aja nih?" ujarnya setengah bercanda. Omongan seperti itu terus terang tidak membuat saya marah, tapi malah membuat suasana bergairah. "Kalau ngobrol terus, ntar waktunya habis lho. Sayang kan kalo gadis secantik aku ini dianggurin," sekali lagi Monik nyeletuk dengan
obrolan santai dan mencairkan suasana kamar yang makin dingin oleh hawa AC. "Jadi, langsung nih? Siapa takut," sergah saya, balik bercanda. "Langsung apa langsung? Emang nggak mau kalo aku pake prolog dulu. Pelan tapi dijamin teler. Hi...hi...hi...," canda Monik sembari tertawa agak tertahan. Yang dimaksud "prolog" tentu saja bagian dari foreplay. Biasanya, di sejumlah panti pijat plus, tahapan foreplay ini disajikan dengan ragam pelayanan; dari sekedar pijat seksi di bagianbagian sensitif sampai oral sex. Nah, khusus di MR, ternyata prolog-nya dimulai dengan pijat seksi, "mandi kucing service" sampai akhirnya bermuara di "full service". Kencan short time di kamar VIP itu biasanya hanya berlangsung selama sejam. Lewat di atas sejam, berarti tamu mesti membayar untuk hitungan two-short-time. Biasanya, aturan ini berlaku bagi tamu yang merasa kurang berkencan selama satu jam. Kalau harga untuk kencan one-shorttime-nya di MR Rp 300 ribu —belum termasuk tip, berarti tinggal kali dua saja. "Masak udahan, Mas? Beneran nih mo udahan sekarang? Ntar nyesel lho," lagi-lagi Monik menyela dengan pembicaraan yang terdengar 359
______________________I JAKARTA UNDERCOVER 2 ]_________________
menggemaskan di telinga. Bambang sudah lebih dulu bersantai di ruang tamu ketika saya menuruni anak tangga. Oh, iya, saya hampir lupa bcrcerita tentang perjalanan menuju lokasi panti berlabel XXX yang menjadi favorit pululiau laki-laki petualang itu. Perjalanan menuju panti MR itu memakan waktu sekitar setengah jam-an. Sekitar jam 5 sore, saya berangkat menuju Ancol, Jakarta Utara. Untung hari Sabtu, jadi lalu lintas tidak sepadat hari-hari kerja. Mobil BMW 318 seri terbaru milik Bambang, dengan cepat melaju melewati jalanan yang agak basah lantaran hujan belum lama reda. Dari Plaza Indonesia kami mengambil arah kejurusan Pasar Baru. Dari sebuah perempatan besar, kami masuk ke kawasan Gunung Sahari. Dari sini, kami tinggal mengambil jalan lurus. Di sebuah perempatan besar, kami belok ke kiri. Di sebuah kawasan yang di dalamnya berdiri bangunan ruko kami langsung mencari panti berinisial MR. Hanya butuh lima menit untuk sampai di depan panti MR.
............. SISI LAIN MONIK. Tenaga pemijat "teenagers" seumuran Monik, ternyata ada sekitar 12 orang. Mereka ini yang statusnya pekcrja tetap
| LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS"
sementara yang freelance pun tak kalah banyak yang masih belasan tahun. Butuh sedikitnya tiga sampai empat kali saya berkunjung ke panti MR untuk bisa berbicara dengan Monik sebagai "teman". Monik ternyata punya cerita sendiri tentang perjalanan hidupnya hingga akhirnya nyebur ke dunia "remang-remang" itu. Gadis yang mengaku berasal dari Sukabumi, Jawa Barat itu, awalnya tak lebih dari remaja kebanyakan yang hidup tenang di daerah pedesaan. Tapi, apa lacur ketika suatu ketika datang dua orang "talent-scouting"— pencari bakat yang biasanya menjadi divisi tcrsendiri di perusahaan advertising atau production house, tapi dalam praktiknya sejumlah tempat hiburan plus juga mempunyai tenaga ini untuk mencari-cari bibit-bibit baru, ke rumahnya. Rupanya, dua talent scouting atau bisa juga disebut "head hunter" itu sudah terlebih dahulu memperoleh info tentang Monik dari sejumlah teman sedaerahnya yang bekerja di panti MR. Makanya, ketika suatu hari, Monik yang hanya lulusan SMP dan sehari-hari membantu orang tuanya yang bekerja sebagai petani biasa itu kedatangan dua laki-laki dan langsung menawarkan uang sekitar Rp 10 juta untuk bisa membawa Monik ke Jakarta dan bekerja sebagai "massage
[JAKARTA UNDERCOVER 2
girl", tanpa banyak pertimbangan lagi, orang tuanya langsung mengiyakan. Alasan ckonomi tampaknya menjadi faktor terbesar dalam kasus ini. Ya, siapa sih yang tidak tergiur dengan iming-iming Rp 10 juta untuk ukuran petani biasa yang penghasilan sehari-harinya hanya mengandalkan panen belaka. "Karena diming-iming gaji gede, aku mau aja. Apalagi, orang tua sudah mengijinkan," ungkap Monik yang sore itu mau bertemu saya di sebuah kafe di kawasan Gunung Sahari, karena sedang libur kerja. Dalam seminggu, Monik mendapatkan jatah libur satu hari. Masing-masing tenaga pemijat yang bekerja di panti MR boleh memilih hari liburnya asal jangan Jumat, Sabtu dan Minggu. "Aku ambil liburnya hari Senin. Biasanya, Senin di tempat kerjaku rada sepi tamu," sambungnya sambil menyeruput segelas orange juice dingin. Tentu saja, aku Monik, ketika pertama kali dibawa ke Jakarta, dia tidak diberitahu akan bekerja di mana. Yang dia tahu, katanya dia akan bekerja di sebuah perusahaan kosmetik dengan gaji sebulan lebih dari Rp 2 juta. Tawaran menggiurkan itu membuat Monik bersemangat datang ke Jakarta. Yang ada di kepalanya, dengan uang sebesar itu, dia bisa meringankan beban 362
| LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS"
keluarganya di rumah. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adiknya — satu perempuan dan satu laki-laki—masih kecil-kecil. Yang satu di Sekolah Dasar kelas 4, sementara yang satu lagi baru berumur 2 tahunan. Begitu tiba di Jakarta, Monik tidak langsung bekerja, tapi di-training dahulu selama dua mingguan. Dia ditempatkan di sebuah rumah besar di kawasan Mangga Besar. Di rumah itu ternyata dia tidak sendirian. Setidaknya ada sekitar 14 gadis lain yang juga menjadi penghuni. Di rumah itu, ada dua orang "mami" wanita yang mengawasi dan mengatur jadwal mereka sehari-hari. Training dua minggu itu, sama sekali tidak ada hubungannya dengan urusan pekerjaan kantoran. Tapi, lebih pada bagaimana tata cara bertutur, bersikap dan berpenampilan yang baik. Dan betapa kagetnya, ketika dia sadar kalau pekerjaan yang bakal digelutinya adalah menjadi tenaga pemijat plus yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Awalnya kabar itu dia tahu dari pergunjingan sesama penghuni rumah. Sampai akhirnya, dia diberitahu oleh "mami" ketika masa training mau berakhir. Tak tahu mesti dengan ekspresi apa mendengar kabar itu, Monik hanya pasrah dengan keadaan.
1 JAKARTA UNDERCOVER 2 |
"Mau nolak, nggak mungkin. Kalaupun mau lari, kabur ke mana. Aku buta Jakarta," jelasnya. Satu peristiwa besar yang tak pernah dia lupakan adalah bagaimana suatu malam dia mesti melayani tamu di sebuah kamar hotel. Inilah pertama kali dia resmi praktek kerja. Rupanya, statusnya yang masih perawan dimanfaatkan "mami"-nya dengan menjualnya ke seorang laki-laki dengan harga mahal. Situasi tak dapat ditolak, statusnya yang sudah "dijual", mau tidak mau membuatnya harus menuruti segala aturan tuan-nya. Dan itulah yang terjadi di kamar hotel bintang empat, dia mesti menyerahkan keperawanannya pada laki-laki yang tak pernah dikenalnya. Dan untuk pertama kalinya juga, dia memegang uang di atas satu juta rupiah. Monik sendiri tak tahu persis, berapa juta dia di"jual" ke tuan-nya. "Boro-boro pegang uang sejuta. Seratus ribu saja nggak punya," kilah Monik. Pengalaman pertama ini, akunya, dijalani tanpa tanya. Dia hanya tahu mesti menjalankan tugas dengan sebaikbaiknya. Tanpa ekspresi, Monik bercerita datar tentang pengalaman pertamanya yang "menyakitkan" itu. Selama hampir dua bulan, Monik mengaku menjalani tugas-tugas "panggilan" dari hotel ke hotel. Dari satu transaksi, dia mendapatkan uang cash di tangan sekitar Rp 1 jutaan. 364
Sementara di tangan "mami", bandrol harga untuk sekali kencan sekitar Rp 3-5 juta. Daya tarik yang selalu digembar-gemborkan "mami" ke para klien tak lain usia Monik yang masih belasan dan tergolong "baru" di dunia bisnis esek-esek. Setelah dua bulan, Monik akhirnya resmi ditempatkan di panti MR sebagai tenaga pemijat tetap. Hanya saja, dalam praktiknya, untuk harihari tertentu, dia tetap menjalani "order" panggilan ke tempat-tempat pribadi. Di panti MR, untuk sekali transaksi sebesar Rp 300 ribu, dia menerima bagian Rp 125 ribu. Sementara tip dari tamu langsung masuk kantong pribadinya. Pihak "mami" dan manajemen panti MR tidak berhak mengganggu gugat uang tip yang biasanya selalu diberikan sejumlah tamu. "Uang tip-nya malah lebih gede. Asal pinterpinter aja kita melayani tamu," ungkap Monik yang tampak lebih dewasa dibanding umurnya yang masih tergolong ABG. Sudah hampir 2 tahun, Monik menggeluti profesinya. Selama itu pula, dia bisa membantu perekonomian keluarganya di kampung. Rumah direnovasi, bisa beli sawah baru dan segala kebutuhan hidup sehari-hari. Sampai saat ini, Monik tak tahu sampai kapan akan terus bergumul dengan profesinya sebagai "massage girl". Pengalaman
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
telah banyak mengajarkan tentang kerasnya hidup. Di usianya yang masih 17 tahun, Monik tampak lebih matang karena tempaan "dunia abu-abu" yang digelutinya. "Moga-moga kalo nanti udah cukup punya modal, maunya aku buka usaha sendiri. Capek juga kerja beginian. Lagi pula, aku kan masih muda. Masih banyak kesempatan kan," tuturnya dengan nada bicara serius.
________ [LAYANAN LUAR DALAM "MASSAGE TEENAGERS"] _
yang tersebar di tiap sudut Jakarta, masih banyak Monik-Monik lain yang mengalami nasib serupa.
All, saya sampai lupa. Monik sebenarnya hanya nama alias. Nama aslinya Nana Juliana karena dia lahir di bulan Juli. Kadang, dia sampai lupa dengan nama sendiri. Maklum, nama Monik sudah dua tahun melekat di telinganya. Kalau suatu waktu, tuturnya, ada kesempatan untuk lepas dari "pekerjaan"-nya itu, dia ingin kembali menjadi Juliana, gadis desa yang masih lugu dan hijau. Tapi kapan? "Nggak tau. Sekarang jalanin dulu aja yang ada. Capek sendiri kalo dipikir terlalu dalam," ceplos Monik. Sore itu pun beranjak malam. Setelah menghabiskan sepiring calamari, Monik pamitan pulang. Cerita Monik hanyalah satu potret dari ratusan bahkan ribuan potret gadisgadis ABG yang "nyemplung" ke bisnis esekesek. Di antara ratusan tempat hiburan malam
366
367
I JAKARTA UNDERCOVER 2
"COCKTAIL GIRLS" V-VIP ROOM
GADIS-GADIS cantik dijadikan sebagai hidangan pembuka dan penutup di sejumlah hotel-hotel berbintang. Sebutan populernya "cocktail girls". Tiga gadis itu dengan sikap anggun duduk di sola hitam. Ada yang mengenakan busana sackdress seksi, ada juga yang hanya memakai rok mini (sekali). Gadis pertama membiarkan rambutnya tergerai menyentuh punggungnya yang terbuka, memakai sepatu berhak tinggi. Baju terusan warna birn yang dikcnakannya tampak indah disiram lampu kuning yang membias ke seluruh ruangan. Gadis kedua berambut agak pendek, berwajah agak bulat dengan kulit tubuh kuning langsat. Mengenakan rok mini dipadu dengan kaos ketat dan jaket kecokelatan. Gadis ketiga membungkus raga moleknya dengan terusan semi-gaun warna hitam. Wajah cantiknya makin berbinar tersepuh make-up. Barisan giginya begitu putih bersih ketika tersenyum, sementara
368
| "COCKTAIL GIRLS" V-VIP ROOM|
bibirnya tampak indah terpoles lipstick warna merah. Sementara itu, tiga laki-laki yang tengah duduk di sofa warna hitam dengan senyum lepas memandang mereka tanpa henti. Tatapan itu berubah menjadi tawa lepas ketika akhirnya suasana di dalam ruangan itu pecah jadi akrab. Tiga wanita itu berbaur dengan tiga laki-laki layaknya sebuah keluarga. Cauda tawa menyeruak, obrolan santai mengiring di setiap menit, desah manja tak jarang muncul di sela pembicaraan. Ruangan seluas 4x6 meter itu didominasi warna dinding serba terang. Kombinasi warna yang menempel di dinding layaknya sebuali lukisan di atas kanvas dengan cat merah, hitam dan oranye membentuk warna indah. Sofa panjang, kursi kaca dan dua buah TV 21 inci menjadi perabotan utama di ruangan tengah. "Aku Cindy, 22 tahun, asal Bandung." "Aku Lenny, baru 19 tahun, masih lajang Iho, asli Sukabumi. Baru enam bulan kerja di sini." "Aku Vivi, 23 tahun, asal Malang. Aku pernah jadi foto model tapi sekarang pindah haluan." Cindy, Lenny dan Vivi adalah tiga wanita yang malam itu dengan begitu anggun dan cekatan melayani tiga laki-laki yang membokingnya. Cindy, Lenny dan Vivi, pastilah bukan nama asli karena 369
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
sudah
menjadi rahasia
umum kalau
^COCKTAIL GIRLS" V-VIP ROOM [
hampir
semua gadis yang bekerja di tempat-tempat hiburan dan rileksasi seperti karaoke, panti pijat, sauna, klub, salon, rumah cinta dan Iain-lain, mempunyai nama "alias". Seperti Cindy yang mengaku berasal dari Bandung itu nama aslinya Maemuna, Lenny bernama asli Kustini sedangkan Vivi mengaku nama asli ketika masih di kampung adalah Juwariah. Sudah jadi tren di kalangan para wanita pekerja malam kalau namapun mesti enak didengar di telinga, tidak ketinggalan jaman dan mudah diingat. Malah, biasanya nama-nama itu sudah disiapkan oleh pihak manajemen tempat hiburan yang bersangkutan. Jangan heran kalau namanama lady escort (LC), penari tangju dan singer di karaoke, massage girls di tempat pijat atau callgirls kelas tinggi selalu keren dan sangat "ngepop". Cindy, Lenny dan Vivi hanyalah tiga dari sekian ratus nama gadis yang malang melintang di dunia malam.
V-VEP HOTEL. Malam itu, mereka terus saja menjamu tiga laki-lakinya dengan sopan dan ramah. Profesi mereka sebenarnya adalah LC di karaoke hotel Flamboyan — sebut saja begitu— 370
yang berlokasi di Jl. JSP, Jakarta Barat. Hotel bintang empat yang memiliki dcsain serba terang dan berada di jalan utama itu, Lampak dari luar memang sangat mencolok dibanding bangunanbangunan lain di sekitarnya. Sudah hampir setaliun lebih ini, hotel Flamboyan menjadi tempat alternatif bagi para sejumlah laki-laki yang ingin sekedar beristirahat santai di kamar mewah sampai ber-having fun di ruang karaoke atau di tempat pijat ditemani gadis-gadis cantik. Cindy, Lenny dan Vivi adalah tiga di antara gadis "cocktail" cantik yang menjadi penghangat suasana di ruang-ruang pribadi seperti karaoke atau kamar hotel. Tugas utamanya sama seperti LC-LC yang biasa mangkal di sejumlah karaoke kebanyakan, yakni menemani tamu bersantai dari menyanyi sampai minum-minum bahkan kalau perlu memberikan pelayanan ekstra sesuai kesepakatan. Pelayanan ekstra itu, ya apalagi kalau ujungujungnya pasti mengarah pada aktivitas seksual. Awalnya, saya memang ragu-ragu apa benar di hotel Flamboyan itu memang menyediakan pelayanan ekstra dari "cocktail girls" yang tersedia dari siang sampai larut malam itu. Selama ini, yang saya dengar, hotel Flamboyan populer sebagai tempat dengan rating VVIP (baca = dobel VIP) untuk urusan pelayanan seksnya. Di hotel itu 371
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
selain tersedia fasilitas kamar dengan berbagai tipe untuk menginap, tapi juga ada fasilitas pelayanan lainnya seperti karaoke, tempat pijat, salon dan sauna. Karena didorong rasa ingin tahu, paling tidak untuk menghilangkan rasa penasaran, akhirnya saya datang bersama seorang teman, sebut saja Dimas, 31 tahun. Pria yang sehari-hari bekerja di perusahaan mobil Jepang di bilangan Pondok Indah itu, masih bujangan, sama seperti saya. Usianya yang sudah kepala tiga, tampaknya belum menggugah hasratnya untuk segera membangun rumah tangga. Katanya, dia terlalu takut untuk berada dalam lingkaran kekeluargaan yang banyak aturan, tuntutan dan tanggung jawab. Makanya, ketika ditanya soal menikah, Dimas selalu cengar-cengir tanpa komentar banyak. "Belum siap. Lagian, belum puas nikmatin masa muda. Masib pengen bebas tuh," kilahnya singkat beralasan sembari tertawa kecil. Sekitar pukul 09.00 malam, saya dan Dimas sudah sampai di pelataran parkir hotel Flamboyan. Kami memarkir mobil di area B2. Dari sini, kami lebih dulu mampir ke lobby hotel. Tentu saja, kami tidak bermaksud check-in, tapi hanya melihat-lihat keadaan. Seperti biasa, lobby hotel ramai oleh tamu yang tengah mengurus
administrasi di meja resepsionis. Di sola juga tampak beberapa tengah duduk-duduk, sementara di lounge yang berada di samping kanan meja resepsionis, beberapa pasangan tengah menikmati romantisme malam diiringi lagu-lagu merdu di sederet meja yang diterangi pencahayaan redup. Seperti juga tampak dari luar, dinding lobby hotel Flamboyan juga serba terang dengan tata lampu warna-warni. Beberapa bagian dinding dilapisi interior serba kaca yang memantulkan cahaya putih. Kami tak berlama-lama di ruang lobby, maka lima menit kemudian kami langsung naik lift menuju lantai satu. Di lantai inilah terdapat ruangan karaoke. Di pintu masuk, ada meja resepsionis yang dijaga dua wanita. Mereka langsung menyambut dan memberikan sejumlah penawaran. Kamar karaoke yang tersisa tinggal tiga tipe suite, dua kamar tipe VIP dan tiga lagi tipe standar biasa. "Minta ruangan VIP, satu Mbak. Nggak perlu waiting list-kan?" ujar Dimas. "Nggak. Ada dua ruangan yang masih kosong. Kenapa nggak suite aja., Bos? Ruangan VIP nggak ada kamarnya lho," jelas resepsionis. "Nggak lah. Kita cuma berdua kok. Memang kalau ada kamarnya mau ngapain?" kilah Dimas pura-pura tidak tahu.
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
"COCKTAIL GIRLS" V-VIP ROOM |
"Ah, Bos bisa aja. Pura-pura nggak tahu ya. Kamarnya 104," jawab resepsionis setengah bercanda. Scorang
pramusaji
mengantar
kami
ke
ruangan. Setelah kami duduk di sola untuk beberapa saat lamanya, seorang wanita yang menjadi koordinator para LC menghampiri kami dan langsung menawarkan beberapa nama LC yang menjadi primadona. Diantara sekian nama yang disebut, salah duanya adalah Cindy dan Vivi. Karena beberapa teman yang sempat mampir ke karaoke di hotel Flamboyan, kami pun tidak berpikir lama-lama untuk memilih LC dengan menyeleksi di ruang displayatau di dalam kamar karaoke. Cindy dan Vivi akhirnya memang menjadi dua gadis yang kami pilih. "Lo ama Cindy, gue ma Vivi. Oke, Jo25?" kata Dimas singkat. "Atur Sambil
aja,
Jo.
Gue
menunggu
sih
asyik-asyik
kedatangan
Cindy
aja." dan
Vivi, kami memesan makanan kecil, buah segar dan dua gelas bir Corona, tentu saja tak ketinggalan minuman favorit saya: Black Russian dan kesukaan Dimas: Flamming Bikini— salah satu jenis minuman beralkohol yang cara penyajiannya 25 Jo: salah satu nama panggilan yang sering dipakai oleh dua-tiga orang yang
dengan di"bakar", menggunakan sedotan pendek dan cara minumnya dengan sekali tenggak (one shot). Cindy dan Vivi muncul tak lama kemudian. Sama seperti cerita teman-teman yang pemah "memboking" dua gadis yang punya paras cantik dan bertubuh seksi, Cindy memiliki tubuh agak langsing dan berambut panjang, sementara Vivi bertinggi sedang dan memiliki tubuh padat berisi. Pantas memang kalau beberapa teman menyebut Vivi punya body molek. Apalagi dengan baju ketat yang dikenakannya, kemolekan tubuh Vivi memang tampak transparan. Sama sekali tidak kelihatan kalau ternyata gadis yang murah senyum itu berasal dari sekitar Tretes, Malang, Jawa Tiinur. Begitu datang, mereka langsung memesan minuman favorit. Saya tak begitu heran kalau dalam hitungan menit, Cindy dan Vivi cepat beradaptasi dan bisa mengakrabkan diri. Sebagai LC profesional, mereka tampaknya begitu terlatih menghadapi tamu-tamu laki-laki yang baru dikenalnya. Seolah tak ada sekat untuk berkomunikasi meski dalam hitungan detik. Ruangan yang awalnya hanya ramai oleh lantunan lagu dari layar TV itu, berubah jadi lebih hidup oleh canda, tawa renyah, desah manja sampai suara merdu yang keluar dari bibir Cindy atau Vivi.
saling kenal dan akrab. Ada lagi beberapa nama panggilan lain misalnya "brur", "co", "nyo", "jack" dan "man" (baca - men) yang juga sangat populer 374
di kalangan anak-anak gaul di Jakarta.
375
JAKARTA UNDERCOVER 2 |
Oh ya, untuk ukuran LC, keduanya memang mahir menyanyikan lagu-lagu, dari pop sampai dangdut. Selama tiga jam di dalam ruangan karaoke VIP itu, kami menghabiskaii waktu bersama Cindy dan Vivi layaknya sepasang kekasih yang tengah
memadu
asmara.
Menikmati
malam
dengan bersantai di sola empuk dan hawa embusan AC yang dingin menyelimuti ruangan. Gelas demi gelas terus saja terisi aneka minuman beralkohol tanpa henti. Sering kali, Cindy dan Vivi menggoda dengan canda manjanya diikuti polah yang tentu saja menggoda laki-laki normal. Dari sekedar mencubit mesra, memeluk, bergayut di pundak, mencium dan seterusnya. Bau harum Bvlgari Extreme yang keluar dari badan Vivi terasa cnak di hidung. Begitu juga tubuh Cindy yang menebar aroma Issey Miyake. Lama kelamaan, kemesraan yang terjadi di ruang tertutup itu, mengarah pada aktivitas seksual kecilkecilan. Tentu saja kami mafhum, kalau saja kami menawarkan ajakan kencan seks, pasti akan mereka terima asal sudah ada kesepakatan harga. "Masak cuma begini-gini aja. Nggak bosen dipeluk terus?" Vivi mulai memancing-mancing dengan pertanyaan menggoda.
"Iya, nih. Masak begini-gini aja. Nggak mau yang lebih hot?" timpal Cindy sambil menggayutkan lengannya ke pundak Dimas dengan sikap manja. Ruangan VIP yang kami tempati, memang tidak ada fasilitas kamar tidurnya. Tidak seperti ruangan tipe suite yang di dalamnya memang dilengkapi kamar tidur. Biasanya, di kamar tidurlah para tamu yang memboking LC memanlaatkannya sebagai ajang untuk melakukan kencan seks. Sejumlah LC yang menjadi "cocktail-girl" di hotel Flamboyan, memang terbiasa memberikan pelayanan seks bagi laki-laki yang menginginkannya. Seperti tak kenal lelah, Cindy terus saja merajuk; merayu Dimas. Berulang kali dia memancing Dimas untuk sesegera mungkin mau diajak melakukan kencan seks. Maklum, kalau hanya mengandalkan tip sebagai LC, paling-paling dia hanya akan mendapatkan uang sekitar Rp 200-300 ribu untuk tiga jam. Ya, beruntung kalau ada tamu royal yang mau memberikan tip besar tanpa harus melayani kencan seks. "Tapi kan jarang-jarang ada tamu mau ngasih tip di atas Rp .500 ribu kalau hanya dipeluk-peluk doang," sergah Vivi. Makanya, kencan seks menjadi pelayanan terakhir yang biasa diberikan para
______________ I JAKARTA UNDERCOVER!] __________________
"cocktail girl" untuk bisa mengeruk tip sekitar Rp 1 juta untuk one short time. Namanya juga laki-laki normal. Mendapat serbuan rayuan yang terus-menerus dari Cindy, Dimas takluk juga. Akhirnya, mesti tidak ada kamar tidur, Dimas dan Cindy pamit masuk bareng ke kamar mandi. Ah, rupanya mereka sepakat untuk menyelesaikan kencan seks di kamar mandi. Bukan hal aneh mcmang. Di sejumlah karaoke yang kebetulan tidak dilengkapi kamar tidur, sering kali menjadikan kamar mandi sebagai terminal untuk berkencan. Entah sekedar mendapatkan suguhan "hand service", seks oral sampai "full service". Bagi sejumlah laki-laki, berkencan di kamar mandi, ternyata memberikan sensasi kesenangan yang berbeda dibanding kalau dilakukan di tempat tidur. "Sorry ya, gue masuk duluan. Udah nggak kuku, Nyo (baca = kuat)," ceplos Dimas dengan wajah sumringah bercampur kemerahan karena pengaruh alkohol. Sementara saya dan Vivi tetap berlahan di sofa. Melihat Cindy berhasil mcnaklukkan Dimas, tentu saja Vivi tak mau kalah. Gadis yang mempunyai bentuk tubuh seksi itu, terus melancarkan jurus-jurus mautnya. Kesempalan memang makin terbuka lebar karena Dimas dan Cindy selama
| "COCKTAIL GIRLS" V-VIP ROOM
kurang lebih setengah jam berada di kamar mandi. Rok mini di atas lutut yang dikenakan Vivi, membuat kakinya makin telanjang ketika duduk di sofa dan menjadi pemandangan indah layaknya kontes bikini di pantai berpasir. Apa yang terjadi di kamar mandi, akliirnya terjadi juga di sofa. Malam yang semakin panas dengan hawa alkohol yang terus merangsuk, berubah semakin panas oleh nafsu yang bergelora menyapu hawa dingin pegunungan. Waktu tiga jam yang mestinya menjadi milik kami, akhirnya berakhir lebih singkat. Setelah dua jam di ruang karaoke, kami pun beranjak pulang menyisir jalanan menuju kawasan Thamrin. "Katanya cuma mau ngobrol-ngobrol. Kok lo jadinya malah 'ngobral-ngobral' duluan," ledek saya. "Siapa yang tahan kalau dirayu terus-terusan. Sejuta deh hilang di kamar mandi," kata Dimas. "Lo sih buru-buru. Gue cuma ngasih tip Rp 500 ribu. Udah dapet 'plus-plus' lagi." "Bodo ah. Yang penting gue happy, Nyo," sambung Dimas. 'Tahu gitu kan, kita mending nyewa ruangan suite, Nyo." "Bosen di kasur melulu. Di kamar mandi, lebih terasa bedanya, ha..ha..ha..." Dimas terba379
hak. Mulutnya tak henti-hentinya mengembuskan asap rokok Dji Sam Soe. Di kawasan Sabang, kami berhenti di warung kaki lima dan menyantap sepiring nasi goreng campur dadar telur kornet
COCKTAIL GIRLS. Istilah "cocktail girls" sebenarnya tidak beda jauh dengan "lady escort". Hanya saja, cocktail girls konotasi maknanya lebih jelas mengarah pada gadis-gadis yang siap memberikan pelayanan seksual. istilah "cocktail girls" memang terdengar lebih sedap dibanding misalnya hostess, call girl, lady escort apalagi pekerja seks komersial. Identik dengan minuman "cocktail" yang isinya terdiri dari aneka jenis minuman dicampur menjadi satu. Lihat saja misalnya "cocktail" beralkohol seperti Illusion, Long Island dun Sex on the beach, yang ketiganya dibuat dari campuran beberapa jenis minuman. Seperti itu juga identifikasi "cocktail girl" yang juga mempunyai sebutan nama beraneka ragam pula. Ada yang menyebutnya lady escort, singer, madame sampai niteclub girls. Di Surabaya, malah ada istilah populer sendiri yakni "purel" yang belakangan terakhir ramai dibicarakan banyak orang. Cocktail girl, "purel" dan nama-nama sejenis, barangkali secara profesi
memang tidak ada perbedaan. Keduanya samasama mengindetifikasi para gadis yang bekerja di klub-klub malam seperti karaoke dan private home theatre. Tugas utamanya, ya menemani tamu, membuatnya senyaman mungkin hingga mau keluar uang sebanyak-banyaknya, kalau perlu memberikan kencan seks sekalipun. Ini sepertinya sudah jadi rahasia umum di dunia remangremang malam. Di hotel Flamboyan, "cocktail girls" yang sehari-hari mangkal di karaoke terbagi dalam bebcrapa kelompok. Kelompok perlama adalah mereka yang berstatus pekerja tetap, kedua, mereka yang statusnya pekerja freelancer, sementara ketiganya adalah para penari tangju. Ketiga kelompok ini, sebagian besar memang memberikan jasa kencan seks. Tentu saja, tidak melulu selalu berakhir di ranjang. Banyak juga yang hanya bersedia memberikan kencan seks kecil-kecilan seperti oral seks, lain tidak. Tarif resmi "cocktail girls" per:jamnya Rp 45 ribu dengan minimal order 7 jam. Itu berarti sekitar Rp 315 ribu. Hanya saja, dengan harga segitu, tamu hanya ditemani beryanyi saja tanpa embel-embel pelayanan lain. Nah, kalau mau "pelayanan plus-plus" mesti siapsiap keluar kocek lagi di atas Rp .500 ribu.
______________ I JAKARTA UNDERCOVER 2 | _________________
Satu hal lagi, tidak semua "cocktail girls" mau diajak kencan seks di tempat atau on die spot Banyak juga yang memilih transaksi di luar. Tarifnya tergantung dari kesepakatan nego. Namanya juga transaksi luar, biasanya pelayanan itu baru bisa diberikan sejumlali "cocktail girl" ketika jam kerjanya telah habis. Berbeda kalau kencan seksnya dilakukan di kamar hotel Flamboyan. Modus ini, menjadi pilihan alternatif bagi sejumlali tamu yang menginap di hotel dan ingin mendapatkan "selimut hidup" tanpa terlebih dulu membuang-buang duit di ruang karaoke. "Banyak juga tamu yang langsung order ke kamar hotel. Rp 1,5 juta. Cash lho, nggak boleh pakai kartu kredit," jelas Cindy, Modus transaksi seks langsung ke kamar ini pun, tak perlu repot-repot. Tamu tinggal datang ke ruang karaoke, bertemu koordinator "cocktail girls" yang tengah bertugas dan tinggal memesan gadis kencan yang dikehendaki. Bisa memilih langsung di ruang display, melihal-lihat foto atau bisa juga percaya sepenuhnya pada rekomendasi koordinator "cocktail girls". "Memang lebih irit sih karena nggak perlu lagi pake sewa karaoke, makan-minum, belum lagi uang tip," tukas Dimas yang sebelumnya pernah
| "COCKTAIL GIRLS" V-VIP ROOM]
Para penari tangju yang menjadi "cocktail girls" di karaoke hotel Flamboyan, tugasnya pun tidak jauh berbeda. Selain menyuguhkan hiburan dengan tarian dan liukan erotis dengan menanggalkan baju tanpa sisa, mereka juga tak menolak untuk diajak kencan seks. Sama seperti dengan para penari tangju yang mangkal di sejumlali karaoke elit di Jakarta yang ujung-ujungnya memang mengharapkan tip besar dari pelayanan seks di akhir pertunjukan. Maklum, kalau hanya mengandalkan tarif per show yang cuma Rp 450 ribu itu, mereka tak akan pernah memegang uang dalam jumlah besar. Fasilitas karaoke di hotel Flamboyan, selain menjadi tempat berlabuh bagi laki-laki berduit, dari yang berprofesi sebagai esmud (eksekutif muda), pekerja kantoran balikan pengusaha dan pejabat, ternyata sering kali juga disambangi sejumlali selebriti laki-laki. Menurut Cindy dan Vivi, selama hampir setahun menekuni profesi yang selalu dicap "miring" oleh banyak orang itu, mereka beberapa kali melayani sejumlah selebriti laki-laki. Sebut saja misalnya aktor RP, YD alau WP yang beberapa kali mampir bersama rombongan untuk berkaraoke; dari sekedar menyanyi ditemani
2-3 kali check-in di hotel Flamboyan. 382
383
I JAKARTA UNDERCOVER 2 |
"cocktail girls" yang cantik-cantik sampai menikmati suguhan tarian tangju. "Ada juga yang langsung boking ke kamar hotel setelah ditemani di karaoke," kata Vivi. Namanya juga diboking artis, Vivi dan Cindy mengaku punya kcbanggaan tersendiri. Makanya, mereka tak begitu ambil pusing soal tawarmenawar harga untuk kencan short time-nya, semua diserahkan langsung ke artisnya. "Dikasih tip gedc, ya syukur, dikasih kecil juga nggak papa. Kapan lagi bisa kencan sama artis," sambung Cindy yang mengaku sering juga diboking hanya untuk menemani dinner di meja makan dengan bayaran sekitar Rp 300-500 ribu per jamnya. Lagi-lagi, untuk transaksi ini pun biasanya langsung diatur oleh koordinator. Keberadaan "cocktail girls" bagi sebagian hotel yang menyediakan jasa hiburan plus buat tamunya. Selain di hotel Flamboyan, di hotel LM, di sekitar Blok M Jakarta Selatan, juga menyediakan "cocktail girls" dengan modus operandi transaksi seks di tempat pijat. Malah, di hotel dengan tarif standar Rp 300 ribu semalam itu, disediakan satu lantai khusus, persisnya di lantai delapan, hanya untuk melayani tamu yang membutuhkan kehangatan, baik yang check-in di hotel atau hanya ingin berkencan satu jam saja. 384
Bedanya, kalau di hotel Flamboyan modus transaksinya menggunakan jalur karaoke dan tempat pijat, maka di hotel LM, hanya menggunakan fasilitas tempat pijat saja. Di sisi lain, para cocktail girls di hotel Flamboyan tidak hanya lokal saja, tapi juga menyediakan gadis-gadis asal Mandarin, Filipina bahkan Thailand, sementara di hotel LM, semuanya adalah lokal. Dari segi tarif pun berbeda jauh. Untuk sekali kencan seks di hotel Flamboyan bisa menghabiskan uang sekitar Rp 1-3 juta, sementara di hotel LM hanya butuh Rp 350 ribu untuk transaksi short time. "Tempat dan fasilitas menjadi faktor penting yang membuat harga jadi beda. Padahal, ujungnya sama saja; seks juga kan," kata Dimas yang mulai diserang kantuk karena kekenyangan; mungkin lahir dan batin.
MOAMMAREMKA
EPILOG (TANPA PENGHABISAN):
NEVER ENDING STORY?
APA yang terlintas di benak saya ketika merampungkan buku Jakarta Undercover 2 (Karnaval Malam)? Scbuah pernyataan (atau lebih pasnya: pertanyaan) yang keluar dengan desahan kecil. "Persoalan scks sepertinya tak akan ada habisnya untuk dibicarakan." Itulah potret scsungguhnya. Maka, epilog ini memang tak akan pernah ada "kata penghabisan". Karena cerita yang meuyangkut persoalan scks dan seksualitas juga tak akan ada habisnya, Di setiap entakan nafas dan di setiap kelipan lampu, cerila seks selalu berulang-ulang. Dalam bahasa yang agak puitis, saya mengibaratkan kehidupan seks yang tcrjadi di Jakarta tak ubahnya seperti: "scbuah lingkaran setan yang mata rantainya tak ada putus-putusnya". Makanya istilah "never ending story" mungkin cukup mewakili. Karena ceritanya yang tak ada ujungnya itu jua lab, kalau diminta memberikan satu solusi, barangkali saya memilih untuk menyoroti para pelakon malam yang lebili banyak menggunakan
I JAKARTA UNDERCOVER 2]
logika kelamin sehingga me-"nomorduakan" kaidah "safe sex". Di kafe Aphrodite, di bilangan Kuningan, Oktober 2003 lalu, saya pernah berbincang santai dengan Baby Jim Aditya—seorang aktivis di PAR+ISAN (Partisipasi Kemanusiaan) yang sudah bertahun-tahun berkecimpung menangani HIV/AIDS—soal pemakaian kata "free sex" dan "safe sex". Baby lebih cenderung menggunakan istilah "safe sex" daripada "free sex". Menurut Baby, "free sex" tidak akan berdampak apa-apa kalau dilakukan dengan "safe". Makanya, biar tidak berbuah penyakit kelamin apalagi terjangkit HIV atau AIDS, paling tidak para pelakon malam, entah pria atau wanita, pertama mesti puasa seks dan kedua, saling setia dengan satu pasangan. Ketiga, bagi mereka yang belum bisa menghilangkan gaya hidup "free sex"nya, ya mesti menggunakan kondom secara benar dan terus menerus. Ujung-ujungnya, kunci keselamatan memang berakhir pada kata "sale sex". Makanya, bagi saya tagline di cover belakang yang berbunyi: "SEKS BEBAS DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KELAMIN, HIV, AIDS DAN GANGGUAN KEJIWAAN. WASPADALAH!!! GUNAKAN AKAL SEHAT DAN KONDOM SELALU", sebenarnya 388
MOAMMAR EMKA]
adalah sebuah seruan untuk bersama-sama mawas diri menjaga kesehatan tanpa kenal lelah, meskipun ada godaan kenikmatan yang setiap saat mengintip di jendela kamar. Bisa dibayangkan betapa menderitanya kalau seseorang terjangkit virus HIV yang membutuhkan waktu sekitar 5-10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS. Alangkah mahalnya "biaya" (waktu, tenaga, materi, dsb) yang mesti dipikul. Kenikmatan yang mungkin tak sampai 5-10 menit ketika seseorang mengalami orgasme itu, harus dibayar dengan penderitaan selama puluhan tahun. "Safe sex", selalu ya!!! Hanya sebaris kata pendek itu yang bisa saya sampaikan untuk mengakhiri epilog tanpa kata penghabisan ini. CU (baca = see u) & JUC ( baca -j, u see). Sampai bertemu kembali dengan buku-buku saya berikutnya: JAKARTA UNDERCOVER jilid 3 BANDUNG UNDERCOVER dan SURABAYA UNDERCOVER. Terima kasih.
JAKARTA UNDERCOVER #3 Forbidden C i t y
Moammar Emka
Untuk Viki, a survivor. Where're you now?
Thank You
FINALLY, buku Jakarta Undercover #3 {Forbidden City) ini kelar juga. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk menyelesaikan draft yang sebagian masih mengendap di kepala dan sebagian lagi masih berbentuk potongan cerita di dalam laptop. Sengaja buku ini terbit seminggu sebelum film Jakarta Undercover produksi Rexinema (Velvet Film) dirilis ke pasar. Ya, biar kompak dan satu irama saja, itu alasan utamanya. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya,
pertama,
untuk
my
creator. Allah subhanahu wata'ala, sumber segala kehidupan. Kedua, untuk abah H. Markun dan Hj. Musri'ah serta kakak + adik di Tuban (Muflihah, Mashfufah, Nafisah, & Mutammimah) yang tak pernah habis mengalirkan doa restunya. iv
v
Ketiga,
untuk "Mas" Antonius Riyanto,
"Kang" Hikmat Kurnia, "Aa" Clay Siahaan, "Aa"
dan "Cak" Henry Soeryadi. "Doain saya cepet dapat jodoh, dong...biar bisa momong si kecil."
Ipong Samuel, Neneng Sugandhi, Budi Akhyar,
"Tante" April, Dewi Kemal, Novia Ardhana,
Angel, Morin, dan semua pasukan di AgroMedia
dan Herawary Helmi: " Thanks ya, Say... untuk
Group yang selama ini selalu jadi "teman" meng-
pertemanan q-ta selama ini. Hari-hari jadi indah
gembirakan. "Maju terus, pantang mundur. Kita
dan penuh ketawa-ketiwi kalo ada dikau berempat,
bisa!"
yuuuk...."
Untuk
"Mas"
Erwin
Arnada
(Executive
Producer) dan Lance (Director) serta para aktris + aktor: Luna Maya, Lukman Sardi, Fachry Albar, dan
Om Farhan dan "Mas" Arswendo Atmowiloto: terima kasih untuk good-comment-nya. Untuk Kathleen: "I miss u, full...!!!"
all crew, yang telah bersusah payah menyelesaikan
Tak ketinggalan: Windy Ariestanty yang setia
penggarapan film Jakarta Undercover, saya cuma
mengedit dan memelototi tiap kata dalam buku ini hingga jadi enak untuk dibaca. "Jangan kapok
bisa berkata: Salute! The unforgettable "Neng" Ussy: "Titip bahagia
Anak-anak Menteng: Doddy Dosen, 'De'
di setiap jejakmu". Sahabat-sahabat
ya...!"
tercinta:
Aip
Leurima,
Miko, Dedi Sirait, Satria + Dina Nirmala, Boy +
Chris Luhulima + Dina, Cornelia Agatha + Sonny
Shofa, Gugun Gondrong, David 234, Opa Luftan,
Lalwani + the Twin, Rizal Mantovani, Abdee
Mas Eko, Mas Budi BNI, Budi "Nying-nying",
"Slank" Negara, dan "Aa" Clay Siahaan + Poppy
Budi "Lacur",
+ Jeimys Bebiclay, dan Kiki Susilo. "Luv u, nggak
Laura, Jo + Mami Like, Wisnu "Nyo", Ogee, Dessy
ada matinye...." Kakak-kakak saya: Desmond J Mahesa, Budi Santoso, "Mbakyu" Noni + "Mas" Budi, Om Silo,
Indra, dan Ahmad, Rieza "Say",
dan Lisa+Yenny+Gilbert: "Thanks banget brur & sista untuk support dan jadwal nongkrong-nya." Satu lagi, untuk Simon, "lurah" Coffee Club Plaza Senayan, yang merelakan tempatnya saya jadikan sebagai rumah kedua. "Thanks, Bro!"
vi
vii
Daftar Isi
Sekadar catatan, beberapa tulisan dalam buku ini pernah dimuat di majalah X-Magazine selama rentang tahun 2006. Saya memang sempat menjadi kontributor untuk majalah tersebut selama enam bulan. Karenanya saya mengucapkan terima kasih untuk "Mas" Hani Moniaga dan "Bang" Jim Barry Aditya atas kerja sama dan dukungannya.
Thank You
v
Daftar Isi
ix
Forbidden [or] Paradise City? 1. Seks Kinky Helikopter 2. The Flying Bra Note:
37
3. Quicky Sex Party 57 4. The Lapdancer
71
Selamat membaca! Dan jangan
5. Suite Salome
95
lupa menonton film JAKARTA
6. Harem-Harem Sauna Basah
UNDERCOVER yang akan beredar Maret 2007 ini.
7. Gadis Gadis Es Batu 8. Uzbek "V"
117
133
145
9. Sandwich Body Massage 10. Club BDSM
161
185
11. Waxing Bikini Area
199
12. Underwear Dinner
217
13. Baby Face
231
14. 12 Pussy girlss Party 15. Debus "V viii
xi 1
249
263 ix
16. Bunny Girls / Seks Face Off
277
17. Sashimi Jail House
297
18. Sashimi Boy
313
19. Seks Locker Room
333
20. Seven Steps to Heaven
(*)
349
2 1 . Epilog: Swing Couple. How Come? Coming Soon
Forbidden [or] P a r a d i s e City? 319
382
JAKARTA = Forbidden City atau Paradise City. Predikat mana yang paling cocok dan pas? Bisa jadi dua-duanya. Buat saya, sebutan forbidden city jadi satu ukuran betapa segala jenis hiburan—termasuk alkohol, drugs, dan seks di dalamnya—bisa diakses dan dibeli kapan saja dan di mana saja. Padahal, menurut aturannya, segala hiburan yang berbau seks itu jelas "forbidden" di Jakarta (Well, tepatnya di Timur). Nyatanya? Bagi sebagian orang, hiburan yang notabene "forbidden" itu malah jadi "paradise" yang menawarkan kesenangan tak terhingga. Istilah Forbidden City atau Gugong Bowuguan dalam
bahasa Cina,
yang menjadi
sub-judul
buku ini, secara sejarah mungkin tidak banyak berhubungan
dengan
salah
satu
peninggalan
Emperor Mid-Ming tahun 1422 yang sampai xi
sekarang masih kokoh berdiri di pusat Kota Beijing
Belum
lagi
aktivitas private party
yang
belakangan ini juga muncul dengan segala kegilaan-
itu.
nya. Mulai dari swinger party, oral sex competition Forbidden City hanyalah sebuah istilah saja.
sampai BDSM Club.
Karena buat saya, maknanya beda-beda tipis dengan
"Stop, stop dulu! Jangan ngomong teori
kondisi Jakarta saat ini. Makanya, saya lebth suka
melulu. Gambaran edannya Jakarta itu seperti
menggunakan judul Jakarta Undercover (Forbidden
apa detailnya" sergah Nadia, 28 tahun, salah satu
City) up [to] date dan [re] visited. Ooo.. seperti apa
peserta arisan gaul yang sering ber-window shopping
kira-kira gambarannya? Makin keren, gemerlap,
di Plaza Senayan.
dan e h m m m . . . e d a n , Man! Barangkali, kalimat itulah
yang pas untuk untuk menggambarkan
"Sorry. Jadi langsung ke pokok masalah nih?" pancing saya.
kondisi dan situasi Jakarta menjelang akhir tahun
"Ya iyalah. Hare gene, bosen dengerin teori
2006 ini. Gimana nggak keren, gemerlap, dan
soal gaya hidup orang-orang perkotaan," sambung
edan, kalau ternyata dari hari ke hari, kawasan
Nadia.
"abu-abu" di Jakarta jumlahnya makin bertambah
"Okay. Done!"
dan menu-menu seks yang disajikan pun sangat
Bener juga kata Nadia, daripada ngobrolin
variatif + inovatif. Layaknya sebuah supermarket,
teori, mendingan langsung ke reality show-nya..
setiap mata yang datang disuguhi aneka menu
Lagi pula, saya juga nggak jago-jago amat kalau
pilihan beragam. Tinggal pilih dan sesuaikan
disuruh menjelaskan dari A sampai Z mengapa
dengan duit di kantong. Money talks, itu sudah
banyak laki-laki berduit menghabiskan waktunya
jadi rumus nomor satu di dunia pelesir seks. Ada
di karaoke, nite club, kelab kebugaran, atau strip-
uang, segala kesenangan—dari yang softcore sampai
bar yang di dalamnya menyediakan aneka macam
hardcore—bisa didapatkan.
jasa sex-entertainment. Saya hanya percaya, semua orang punya alasan masing-masing. Ya nggak?
xii
xiii
Supermarket Sex-tainment MARI kita mulai dari Jakarta Utara dulu. Selama ini, banyak orang beranggapan kalau Red District yang paling "Lho, kok dari sana? Bukannya di Jakarta Barat yang paling banyak?" sergah Nadia, memotong pembicaraan saya. "Aduh, dengerin gue kelar ngomong dong. Kalo nggak, ketik ABCD." "Maksudnya?" "Aduh, Bo' Cuapek deh!" "Sorry, sorry. Terusin aja omongan lo. Gue jadi pendengar yang baik," kata Nadia. Ya, selama ini Red District yang paling terkenal di Jakarta adalah wilayah Barat, terutama di Kawasan Mangga Besar dan sekitarnya. Kenapa saya mulai dari Jakarta Utara, itu lebih karena persoalan up to date tempat dan menu-menu yang disajikan. Artinya, di wilayah itu belakangan ini tengah ramai jadi pembicaraan di kalangan para traveler malam, entah yang berprofesi sebagai pejabat, pengusaha, esmud sampai anak gaul sekalipun. Tahun lalu, sempat terdengar nama satu tempat kebugaran di Kelapa Gading berinisial MS yang heboh
xiv
dengan menu gadis Uzbek dan Cungkok-nya. Belum lagi ditambah dengan desain dan besarnya tempat tersebut. Pada rentang waktu yang hampir bersamaan, di kawasan yang sama santer terdengar soal nite-club berinisial BQ yang populer dengan sajian sexy show di atas panggung. Dan, tak kalah menariknya adalah tontonan striptease bule yang bisa dinikmati di kamar khusus. "Striptease bulenya dari mana? Cowoknya ada nggak?" tanya Nadia. "Striptease bulenya kebanyakan dari Rusia dan Uzbekistan.Yang dari Amerika atau Australia belum ada. " "Ooo.. .kirain ada cowoknya. Lucu juga buat bachelor party" kata Nadia sambil tersipu. Berbeda dengan para stripper lokal yang biasanya hanya menari-nari tak lebih dari setengah jam dan selebihnya melakukan pendekatan personal untuk urusan kencan lanjutan, para stripper bule itu lebih banyak unjuk kebolehan dengan menari seksi. Makin banyak tip yang ke luar, makin liar mereka menari. Lain MS dan BQ, lain lagi dengan AS. Sebuah tempat yang berada di sekitar Kawasan Ancol
xv
itu saat ini tengah jadi trendsetter. Tak ubahnya
dengan unsur gerakan dalam akrobat. Di dalam
supermarket, AS menyajikan konsep one stop sex-
kamar, terdapat besi segiempat yang ditempatkan
tainment di setiap lantainya. Ada bar yang didesain
persis di langit-langit kamar, lalu ada juga sebuah
menyerupai kapal pesiar lengkap dengan suguhan
selendang besar warna
tarian seksi dan siluet striptease di belakang bar.
diikatkan pada besi. Dari situlah, akrobat seks
Mau mengolah vokal di ruang ruang karaoke
dipertontonkan. Dan tentu saja, melibatkan tamu
bersama para Lady Companion (LC) dan stripper
laki-laki sebagai kelinci percobaannya.
yang setiap saat bisa di-booking pun ada di sini. Belum lagi puluhan private-room untuk menikmati pelayanan khusus gadis-gadis Cungkok dengan
merah
menyala yang
"Hah, memangnya diapain?" tanya Nadia, penasaran. "Hus! Bayangin aja, jangan nanya melulu!"
menu akrobat seks. Tak ketinggalan juga, ruangan
Kali ini saya tidak meladeni pertanyaan
spa dan steam-bath yang disesaki gadis-gadis cantik
Nadia. Aduh, ibu gaul yang satu ini memang
dari lokal dan mancanegara: Vietnam, Thailand,
terkenal cerewet dan banyak tanya. Daripada
China, Rusia dan Uzbekistan. Mereka semua siap
ngobrolin akrobat seks, mendingan ganti topik
melayani para tamu.
pembicaraan.
"Akrobat seks kayak apa? Terus terang gue nggak ngerti?" tanya Nadia. Menu yang satu ini, terus terang, rada susah
"Udah ya. Kita pindah ke wilayah Jakarta Pusat," sergah saya mengakhiri topik Red District di Jakarta Utara. Kalau mau dirinci satu per satu,
untuk menggambarkannya. Terlalu hardcore dan
pastinya membutuhkan ribuan lembar kertas.
kalau diceritakan dengan detail takut dibilang
Yang pasti, tempat-tempat seperti MS, BQ, dan
"porno". Bukan apa-apa, suguhan yang diberikan
AS cukup sebagai sampel tentang gemerlapnya
memang tak tak lepas dari gerakan akrobat. Bahasa
reality show di tempat pelesir seks.
sederhananya, pelayanan seks yang dipadukan
xvi
xvii
note :
"Lutuye...bawaannya curiga melulu.
Gue
Di Jakarta Utara, mulai dari Ancol, Gunung Sahari,
ama temen-temen. Kalo sendiri, gimana mau
Pluit sampai Kelapa Gading setidaknya terdapat
party!' sergah saya membela.
lebih dari lima puluh tempat yang menyajikan menu seks. Sebagian besar menggunakan label kebugaran seperti tempat pijat, spa, atau sauna. Sebagian lagi menggunakan label karaoke, hotel, dan rumah penampungan atau biasanya disebut rumah cinta yang di dalamnya berisi para gadis
"Bercanda lagi. Ya udah, terusin ceritanya," ceplos Nadia. Begini ceritanya.
Seperti
biasa,
setiap
Rabu, di sejumlah nite club punya acara spesial. Daripada bengong di rumah, saya dan dua orang
cantik (di beberapa tempat ada juga yang
teman, iseng-iseng spending time di kelab N Z ,
menyediakan cowok cakep) yang setiap saat bisa
Kawasan Thamrin. Mau dugem, soalnya sudah
dipanggil untuk kencan instan. Pemesanan bisa
terlalu sering. Sesekali, rasanya perlu mencari
melalui booking call, bisa juga datang langsung
suasana yang agak berbeda. Dan ternyata, baru saja
ke lokasi.
masuk ke lounge, saya bersama teman-teman sudah disambut dengan hangat. "Mau duduk di mana?"
Brand Ralem, Service Serem
Suara itu terdengar merdu di antara alunan
JAKARTA PUSAT. Pernah terbayang nggak kalau
musik garage yang menyapu di setiap sudut ru-
suatu ketika Anda masuk ke sebuah lounge atau
angan. Di atas bar melingkar, enam orang penari
bar dan tiba-tiba menemukan pemandangan yang
dengan baju seksi mempertontonkan gerakan-
begitu wild, bertemu gadis cantik dan tanpa Anda
gerakan indah. Tak ubahnya sang ratu, mereka
sadari, sudah hampir empat jam Anda larut dalam
menebar pesona tanpa henti meski peluh sudah
pesta. Kalau belum, saya (lebih tepatnya: bersama
membasahi tubuh. Astaga! Tiba-tiba dari arah
sejumlah teman) pernah mengalaminya.
kerumunan tamu, dua orang gadis cantik naik
"Teman apa teman.. .jangan-jangan lo sendiri
ke bar dan dengan cueknya menari-bari sambil
kali?" ledek Nadia. xviii
xix
melemparkan bra-nya. Tak hanya sampai situ,
dengan belahan V, baby-doll sampai sack-dress di
dalam hitungan menit, gerakan dua gadis itu
bawah lutut. Satu irisan buah pir yang disuapkan
makin berani dan tak tanggung-tangung, mulai
ke mulut saya meninggalkan rasa manis di lidah.
membuat tamu gerah dengan aksi buka-tutup pada bagian rok mininya. Puluhan pasang mata tanpa lepas memerhati-
hun dengan tinggi sekitar 167 cm dan berambut
kan aksi mereka dari menit ke menit. Duduk di
hitam panjang. Malam itu, dengan gayanya yang
kursi bat sambil meneguk segelas bir dingin atau
khas, Sasha bergoyang. Saya pun tak urung larut
betsantai di sofa ditemani gadis-gadis cantik,
dalam kegembiraan. Ikut berjoget ria sampai lagu
sepiring buah segar, sebotol red wine atau Jack
berakhir. Malam terus merambat. Tanpa terasa,
Daniels.
sudah pukul 12 lewat 10 menit. Suasana di bar
"Lho, kok buahnya nggak dimakan. Apa mau aku suapin?" Walah, selingkuhan bukan, pacar apalagi.
xx
"Mau nge-dance?" ajak Sasha, begitulah ia mengenalkan namanya. Berusia tak lebih 21 ta-
belum juga surut. Sekitar 80 tamu yang memenuhi bar dan Ceilo, masih setia di tempatnya masingmasing.
Tapi mengapa begitu mesra dan hangat melayani
"Ke karaoke aja yuk. Nyanyi-nyanyi bentar.
tamu. Lagi-lagi, suara itu untuk kali kesekian
Ntar ke sini lagi," usul Sasha. Semua setuju. Di
terdengar begitu merdu di telinga. Di atas sofa
ruangan
hitam, di dalam Ceilo yang diterangi bohlam
krem yang dilengkapi sofa, dua TV 29 inci dan
karaoke 703
dengan
dinding serba
lampu agak temaram, saya bersama dua orang
dua meja kaca, Sasha menunjukkan kepiawaian
teman, menghabiskan malam dengan ditemani tiga
dalam menyanyi. Lagu-lagunya Krisdayanti, Ratu,
orang LC (Lady Companion). Mereka masih muda-
Rossa, Jennifer Lopez, Mariah Carey dan Beyonce
muda, cantik, smart, ramah, dan yang pasti, enak
dilahapnya dengan fasih.
diajak ngobrol. Yang tak kalah menarik, mereka
Empat jam yang begitu hangat di NZ Club.
berdandan gaul banget; dari tanktop, gaun malam
Bar yang mengasyikkan, karaoke yang nyaman,
xxi
LC yang cantik dan ramah, serta tamu-tamu yang
Pasti bener karena ternyata, untuk urusan private party yang melibatkan segala macam unsur
bersahabat. "Besok jangan lupa ke sini lagi ya?" ucap
sex-tainment, bisa didapatkan di tempat itu. Kalau
Sasha begitu saya berpamitan. Sebuah kecupan
tidak berani on the spot, toh tinggal bilang BO sa-
di pipi kiri dan kanan membuat saya jagi pengen
ma mami atau papi yang bertugas malam itu.
balik ke NZ lagi. Mungkin besok malam atau minggu depan.
"BO apaan? Gue nggak ngerti?" sergah Nadia. "Booking Out, bawa ke luar. Ke hotel kek, apartemen kek. Ke rumah juga boleh."
"CUMA begitu doang? Terus, apa hebatnya?"
Nadia hanya manggut-manggut. Saya hanya geleng-geleng kepala.
tanya Nadia. Tentu saja bukan cuma tontonan tarian seksi dan kehangatan LC yang bisa didapatkan di
note:
layanan yang bersifat hardcore pun
Kawasan abu-abu di Jakarta Pusat, sebagian
juga tersedia. Striptease, tinggal pesan dan bisa
tampil dengan nuansa sopan dan ekslusif. Tapi
N Z . Untuk
ditemukan di ruang karaoke. Transaksi seks instan pun bisa diorder di tempat. Kuncinya? "Hardcore-nyz seperti apa sih?" tanya Nadia, lagi.
jangan salah duga, biar smooth tapi dalam hal pelayanan seks, tidak kalah dibanding kawasan lain. Misalnya : 1. di Kawasan Sudirman, ada juga karaoke KB yang punya bangunan besar dan juga menyediakan
"Pesta seks rame-rame di dalam kamar yang hanya ditutup kelambu tanpa lepas baju. Kalau mau seks Sashimi Girl, juga tinggal pesan." "Ah, yang bener?"
tarian striptease, 2. di tempat kebugaran TO, setiap tamu yang memesan
kamar
VIP
bisa
mendapatkan
pelayanan mandi susu bareng massage girl di dalam whirlpool (tentu saja dengan bonus layanan seks yang disepakati),
xxii
xxiii
3. di tempat kebugaran DO hotel KN, ada
Kelab yang pantas disebut sebagai one stop shopping.
pelayanan seks duo. Artinya, kalau tamu laki-
Bukan sembarang belanja biasa, tetapi belanja
laki menginginkan laki-laki bisa langsung order. Atau laki-laki menginginkan perempuan, juga tersedia. Mau dobel? Tentu saja sangat bisa dinegosiasikan,
beberapa alternatif hiburan yang mengasyikkan dan menegangkan. Boleh untuk sekadar senangsenang tapi juga sah sebagai hobi keseharian.
4. di tempat kebugaran hotel MM, di sebuah
Apalagi buat mereka yang sudah bosan dan stres
kawasan yang di sekelilingnya terdapat sebuah
dengan aktivitas di kantor. Better, menikmati sajian
pasar grosir, tersedia kelab kebugaran yang
hiburan adalah pilihan yang mungkin paling pas.
kini jadi gay-society. Tentu saja, selain bisa mengorder pemijat laki-laki, tamu bisa "ngedate" dengan sesama tamu atau anggota kelab.
Sekadar hiburan biasa, sampai yang berbau seks sekali pun. Mau joget? Tinggal ke dancefloor berbaur dengan puluhan tamu pria dan wanita yang begitu happy menggerakkan badan ke kiri dan ke kanan. Mau melihat penari-penari seksi? Tinggal
Pusat Jajanan Seks
Mau
duduk santai sambil menikmati live-band? Ada.
untuk wilayah Jakarta Barat. Pusat jajajan seks ada
Mau berkaraoke? Tak perlu khawatir. Tinggal
di sini. Tidak tanggung-tanggung, dari segala kelas
pesan saja di meja resepsionis, dijamin pasti ada.
apa pun, tersedia. Bawah, menengah, dan.atas.
Kecuali weekend, sebaiknya sih booking tiga hingga
Dari tempat pijat, karaoke, sauna, spa, karaoke,
enam jam sebelumnya.
kelab, hotel bahkan sampai rumah penampungan dan kost-kostan.
xxiv
memusatkan pandangan di atas panggung.
WELCOME to Paradise City! Itu sebutan yang pas
Jangan kaget juga kalau tiba-tiba ada paket Free KTV. Kalau bukan karena sebuah SMS yang
Tengok saja salah satu suasana di sebuah nite-
masuk ke ponsel saya, mungkin saya masih berleha-
club, sebut saja TE, di Kawasan Hayam Wuruk.
leha di sofa apartemen sambil melihat tayangan
xxv
fashion di TV. Beruntung ada SMS yang membuat
busana beach suit tengah melenggang di atas
saja buru-buru ke luar dari pintu apartemen.
panggung. Setengah jam kemudian penari-penari dari Thailand dengan busana yang sama, beraksi
F e a s t ur e y e s w/ our b i k i n i c l a d l a d i e s on Wednesday, A p r i l 1 1 , 2006 We p r e s e n t BLUE LAGOON NITE. Beachwear MODELS, THAI DANCERS 8 l i v e band perform. Book 2 companion-GET FREE KTV!
dengan indahnya.
Capek berdiri, tinggal masuk
lagi ke ruangan karaoke. Duduk di sofa empuk, mencicipi sepiring tahu goreng dan menenggak segelas Martel Golden Blue. Belum lagi, ditambah dengan keceriaan dan kehangatan yang diberikan para LC.
Sebuah SMS yang cukup menggoda bukan? Gimana nggak menggoda, sekali datang, bisa mendapatkan
aneka
hiburan
yang
bervariasi.
Sayang kan kalau dilewatkan begitu saja. Habis, bosen
juga
setiap
malam
gaul
paling-paling
jadwalnya clubbing di diskotek, berbaur dengan ratusan tamu di lantai disko, minum dan joget sampai mandi keringat. Sekali waktu, butuh dong suasana dan sensasi yang lain! Makanya, sekitar pukul 21.00 WIB, saya dan tiga orang teman sudah stand-by di lokasi. Rabu gaul yang menyenangkan. Berada di kamar 208 ditemani empat lady companion (LC) yang cantik-cantik. Nggak betah di ruangan, tinggal
"Mau dengerin saya nyanyi apa? Dangdut oke, pop boleh, RnB juga tak masalah. Semua saya bisa kok," kata Poppy, 20 tahun, gadis berambut panjang asal Bandung yang baru sekitar lima bulan bekerja di tempat itu. Selesai? Tidak. Di kelab ini, juga ada layanan full body contact dengan menu gadis lokal, China bahkan Uzbek. Bosan dengan liukan para penari dari Thailand di atas panggung, tinggal order stripper yang bisa menari lebih sensual dan vulgar. Sore hari, pada saat traffic jam di mana-mana, di kelab ini menyediakan half naked dancer dari pukul lima sore. Bisa ditonton di atas panggung sambil menyeruput segelas bir. Open for public!
buka pintu dan melihat aksi model dalam balutan
xxvi
xxvii
From Turki with Sex TAK puas dengan menu yang ada di kelab TE, tinggal starter mobil dan dalam waktu lima sampai sepuluh menit, sebuah tempat yang tak kalah
dengan cewek Spanyol, Manchuria, atau bahkan Mongolia. Maklum, jumlahnya relatif sedikit. Misalnya, M O . Tempat ini hanya memiliki dua cewek Turki. Nah lho! Kondisi serupa juga terjadi pada cewek-
hangat dan menegangkan sudah ada di depan mata. Namanya kelab M O . Lokasinya berada di Jalan GM. Tempat yang terakhir saya sebutkan ini punya variasi entertainment yang berbeda. Kalau nggak salah, ini kunjungan saya yang ketiga ke M O .
Kali ini, saya sengaja datang
bersama Jojo, 28 tahun. MO bukan tempat baru sebenarnya. Tapi sejak direnovasi, tempat itu seperti reborn dengan menu seks yang lain dari biasanya.
cewek asal Spanyol atau Manchuria. Di sebuah kelab kebugaran di Kawasan Pecenongan, sekitar awal bulan Mei 2006, pernah menyediakan menu cewek asli Spanyol meskipun cuma satu orang. Hanya sayang, setelah tiga bulan bekerja, cewek yang berganti nama Sarah itu, langsung banting stir jadi model iklan dan freelance sebagai hi-call
girl. "Yang gue tahu, Turki terkenal dengan kar-
Dilengkapi fasilitas resto, bar, spa, dan hotel, MO menyediakan paket superspesial berupa menu cewek-cewek Turki. Agak sedikit beda dengan tempat-tempat lain yang selama ini memboyong cewek-cewek dari Uzbek, Rusia, Thailand, dan
petnya. Ternyata...." Nadia hanya manggut-manggut. Kualitas karpet Turki yang terkenal awet dan tahan lama itu, ternyata juga menjadi ciri cewek Turki. Paling tidak, itu yang direkomendasikan
Cina. Meskipun jumlah cewek lokalnya jauh lebih banyak, tetapi kehadiran cewek asal Turki itu membawa magnet tersendiri di M O . Untuk ukuran Jakarta, menu seks dengan cewek Turki memang tergolong baru dan ekslusif. Sama ekslusifnya
Jojo, si laki-laki petualang yang "gatel" kalau nggak "sauna+massage" seminggu minimal 2 kali. Terbukti, magnet mereka mampu membuat MO jadi perburuan puluhan laki-laki, dari yang berstatus hidung belang, hobi pelesir sampai hidung pesek juga ada.
xxviii
xxix
Nadia tertawa malu-malu mendengar istilah
"Bosen atau penasaran?" pancing saya.
laki-laki hidung pesek. "What the maksud??!'" tanyanya.
"Dua-duanya. Bosen karena tempatnya kebanyakan buat laki melulu. Yang buat cewek mana?"
"Pesek beneran, gilaaa...!" Nadia terkekeh.
Oooo "O, ingin tahu juga. Gampang, ntar malem
note :
lo gue tunjukkin tempatnya." Siapa tak kenal Mabes atau Mangga Besar? Kawasan yang berada di wilayah Jakarta Barat ini memang dijejali aneka tempat yang menjual
"Janji ya?" Nadia kembali mengisap rokoknya.
jasa seks. Selain Mabes, kalau boleh jujur, rasa-
Saya baru saja beranjak dari kursi ketika
rasanya hampir di setiap sudut wilayah sekitar
Nadia kembali melontarkan suaranya yang nya-
Mabes, juga disesaki tempat hiburan berbau seks.
ring.
Hayam Wuruk, Gajah Mada, Pecenongan, Lokasari, Krekot, Batu Ceper, Beos dan Jayakarta adalah sederet kawasan yang menawarkan rileksasi, kebugaran, dan hiburan di setiap ruas jalannya. Tapi ingat, tidak semua berakhir pada transaksi seks. Itu semua tergantung Anda.
"Jangan pergi dulu. Lo belum ceritain Red District di Jakarta Selatan," tukasnya. Benar juga. Tanpa banyak basa-basi dan agar menghemat waktu, saya mulai bercerita soal kawasan abu-abu di Jakarta Selatan yang cenderung sopan secara penampilan. Di kawasan Melawai, Fatmawati, dan Wijaya misalnya, puluhan tempat
NADIA mengisap rokok Capri-nya dalam-dalam. Tumben, kali ini dia tidak banyak bertanya. "Udah ah. Gue bosen dengerin cerita lo," ujarnya.
dengan label kebugaran rata-rata tidak secara vulgar memberikan paket-paket tertentu. Biasanya, urusan full body contact menjadi "diskusi pribadi" di dalam kamar. Walaupun di beberapa tempat di Kawasan Mayestik, ada juga yang dengan blak-
xxx
xxxi
blakan menawarkan paket seks instan. Mulai dari
tempat hiburan yang menawarkan layanan menu
duo-sex-massage, mandi susu, sampai lulur triple-X.
seks softcore maupun hardcore, kayaknya sebutan
Ya, getu deh.
Paradise City pas banget. Tapi, sekali lagi, predikat
"Thanks, ya," Nadia melenggang di antara kursi-kursi kafe.
sebagai Forbidden City bisa juga matching, katena bisnis yang mengandung unsur "yang enak-enak" dan berbasis pada "sex-service", aturan mainnya
note :
memang nggak boleh kali (baca = kaleee).
1. Salah satu kawasan di wilayah Jakarta Selatan
Tapi nyatanya, wisata hiburan yang ada di
yang disesaki tempat kebugaran (spa, sauna,
Jakarta, praktik riilnya serba salah kaprah. Diskotek
dan pijat) adalah Wijaya dan Fatmawati.
sebagai salah satu wisata clubbing, puluhan di
Nggak usah disebut satu per satu, pokoknya banyak deh. 2. Kawasan lainnya adalah Arteri Pondok Indah, Pondok Pinang, dan Mayestik.
antaranya malah jadi
ajang untuk bertriping
ria. Karaoke sebagai tempat rileks sambil makan dan bernyanyi, malah disisipi menu-menu seks
3. Yang tak kalah heboh adalah Kawasan Melawai,
yang luar biasa. Dari striptease, LC plus, no hand
Bulungan dan sekitarnya. Ada burespang alias
service girls sampai Sashimi Girls. Tempat seperti
bubaran restoran jepang, hotel yang dilengkapi
sauna, spa, dan pijat, sebagai wahana kebugaran,
fasilitas sauna (minimal pijat) dan PSK on the
ujung-ujungnya berakhir pada layanan seks juga.
street. Ada juga karaoke dan kelab hi-class
Hotel sebagai tempat menginap dan beristirahat,
yang menyediakan jasa LC (Lady Companion) dengan harga di atas rata-rata.
eee...banyak juga yang menyediakan jasa selimut hidup untuk kencan sejam atau one nite stand. Bar atau lounge yang sedianya enak untuk tempat
Welcome to Forbidden City SELEPAS kepergian Nadia, saya jadi mikir. Kalau kondisi riil Jakarta sudah sedemikian sesak dengan
xxxii
nongkrong pada saat after hours, kini dibumbui half-naked dancer alias penari tangju (tanggal baju) sebagai live entertainment-nya..
xxxiii
Ai...ai...rasanya nggak salah saya mengucap-
(1) Seks Kinky Helikopter
kan selamat datang di Kota Terlarang. Sekadar warning,
atau
bisa
juga
dianggap
sebagai
advice, di Forbidden City segala kejadian paling menyenangkan bisa ditemui. Tapi, jangan salah, kejadian yang bisa bikin nightmare pun sangat mungkin tak terelakkan. Situasinya memang tidak bisa ditebak. Bisa menyenangkan, andai kata acara bobo bareng cewek Rusia di kamar suite, berjalan aman dan tidak ada gangguan apa pun. Menjadi mimpi buruk, andai kata acara wisata seks di
PARADISE for men. What do you think? Hmmm...
sebuah kolam sauna terkena razia aparat keamanan.
Agak bingung membayangkan isinya seperti
Sudab kentang alias kena tanggung, harus pula
apa. Tapi kalau sekadar penggambaran sekilas,
ditanya kiri-kanan. Salah-salah, masuk koran lagi.
barangkali sebutan paradise itu untuk menerangkan
Amit amit! Namanya juga Forbidden City, so... titi
betapa segala bentuk kesenangan ada, tersedia dan
dj jangan bucek : ati-ati di jalan, jangan buru-buru
bisa dinikmati setiap saat. Dan yang pasti, semua
check-in.
serba indah dan begitu menggiurkan.
Selamat membaca!
Menolak atau malah dengan senang hati menerima, kalau tiba-tiba ada tawaran pelesir ke paradise? Silakan pikir-pikir sendiri. Tapi sekadar info dan asal tahu saja, "Paradise
(*) Sebagian isi dalam artikel ini pernah dimuat di majalah Area, November 2006 dengan judul Jakarta's Red Light District.
itu surga kaliii," ceplos Nino, 28 tahun,
ketika
kami nongkrong di Coffee Club, Plaza Senayan. Yup! Sangat mungkin. Nah, tempat hiburan
xxxiv
1
untuk pelesir seks yang pantas disebut paradise itu,
"dagang mobil" itu, terlihat begitu bersemangat
di Jakarta jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
menceritakan segala hal yang ada di kelab AS.
Kalau hanya mencari tempat pelesir seks
"Ceweknya, Man... keren-keren. Body dan
di Jakarta yang buka dari siang sampai malam,
mukanya, nggak ada yang 'gagal'," sergah Nino,
pasti bukan pekerjaan sulit. No wonder karena
ekspresif.
jumlahnya puluhan dan tersebar di mana-mana.
Dari mulut mulai terurai segala macam hal
Tapi mencari tempat pelesir yang pantas disebut
yang ia temui di kelab AS. Bukan hanya Nino saja
sebagai "paradise for men" berskala internasional,
yang ikut sibuk membicarakan keberadaan kelab
tentu
AS. Sejumlah profesioanal muda dan laki-laki yang
tidak
mudah.
Bukan
apa-apa,
untuk
kategori ini, di Jakarta jumlahnya jumlah hanya
"doyan" pelesir ke sejumlah tempat hiburan juga
ada beberapa. Apalagi kalau tempatnya dilengkapi
membicarakan hal kelab ini.
interior yang supermewah tak ubahnya tempat
Buat saya, ini memang jadi fenomena menarik.
hiburan di Las Vegas. Belum lagi, secara menu,
Mengapa setiap kali ada kelab baru selalu saja jadi
disediakan ragam layanan seks rekresional dengan
"tempat perburuan". Tidak usah jauh-jauh bicara
cewek-cewek impor
Wuih.,.
tempat hiburan yang notabene menyuguhkan
kalau yang tipe begini, rasa-rasaya baru ada satu
paket sex-entertainment, setiap kali ada kafe atau
tempat di Jakarta.
diskotek yang baru beroperasi, cenderung diserbu
berstatus
model.
Sore itu, lagi enak-enak nonton TV ketika seorang kawan mampir ke apartemen. Entah dari
2
pada clubber-mania. Sekadar mencoba-coba, atau malah menjadikannya sebagai ladang baru.
mana idenya, tiba-tiba Nino dengan bersemangat
Gaya hidup latah, bisa jadi itu istilahnya.
menyebut-nyebut nama sebuah tempat hiburan
Kecenderungan orang untuk tertarik dengan segala
berinisial AS di Kawasan Ancol yang baru beberapa
sesuatu yang berbau "baru" dan "berbeda", apalagi
bulan ini beroperasi. Cowok berwajah keren
kalau
yang banyak menghabiskan waktunya dengan
Saya tidak terlalu heran kalau sosok seperti Nino,
itu
menyangkut
urusan
entertainment.
3
yang memang tak asing dengan dunia malam itu,
Sesuai hari yang dijanjikan, saya bertemu
begitu antusias dan bersemangat membicarakan
Bob di kelab AS, sekitar pukul tujuh malam.
keistimewaan kelab AS. Setiap kalimat yang ter-
Kebetulan, ini hari pertama kelab AS melakukan
ucap, tak lepas dari pujian dan kekaguman.
uji coba, semacam trial opening. Tidak banyak
"Serasa berada di Las Vegas, Bro," tukasnya.
tamu yang datang, hanya ada beberapa puluh orang
Saya bukannya tidak tahu soal AS yang
yang tampaknya memang sengaja didatangkan
bahan
untuk memberikan kritik, saran, dan masukan. Di
pembicaraan di kalangan laki-laki petualang dunia
antara puluhan tamu undangan, terlihat beberapa
"pelesir biologis". Sebulan sebelum AS melakukan
wajah laki-laki yang sudah tak asing lagi bagi saya.
soft opening, saya malah sempat diundang untuk
Maklum, selama ini mereka menjadi member-face
"tour" selama beberapa jam. Kebetulan, saya kenal
di sejumlah tempat hiburan malam di Jakarta. Tak
baik dengan salah satu owner-nya. Karena kenal
ketinggalan, dua dari lima owner kelab AS juga
dengan owner, saya jadi dekat dengan beberapa
terlihat membaur bersama para undangan.
belakangan
memang
lagi
marak jadi
Malam itu, trial opening itu dipusatkan di
karyawan AS, terutama dengan general managernya, Bob, 33 tahun.
4
area nite-club, di lantai dua. Bob dengan ramah
Sekitar awal Maret 2006 lalu, Bob meng-
menjelaskan segala macam fasilitas dan pelayanan
undang saya melihat-lihat desain AS. Satu kesem-
yang ada di kelas AS. Lounge, bar, resto, karaoke,
patan yang sayang kalau dilewatkan. Bukan apa-
bath & sauna, dan lain-lain. Yang menarik, tentu
apa, saya penasaran dengan konsep baru yang dita-
saja, bukan sederet fasilitas itu. Tapi, h m m m . . .
warkan oleh kelab AS, terutama dari segi interior
lebih
dan so pasti, menu entertainment yang ditawarkan.
club di kelab AS cukup membuat sebagian besar
pada sex-entertainment-nya.
saya,
Desain
nite-
Apakah benar-benar beda dengan sejumlah kelab
tamu—dan
elit yang selama ini jadi trendsetter di Jakarta, atau
Area dancefloor di-setting tak ubahnya kapal pesiar
tentunya—terkagum-kagum.
cuma menambal sulam saja, tak lebih.
dengan tiang-tiang besi di sekelilingnya.
5
Di area ini juga ada dua buah private room
pun sengaja dibuat berbeda. Kelompok gadis asal
untuk menikmati pertunjukan striptease. Tahu
China misalnya, rata-rata mengenakan baju terusan
sendirilah, namanya juga private, tontonan yang
transparan warna hijau. Saking transparannya, yang
disuguhkan pastinya berbau seks. Ya apalagi kalau
menonjol malah baju dalaman mereka. Sementara
bukan tarian striptease dengan menu lokal dan
gadis-gadis asal Thailand mengenakan gaun terusan
impor. Semua tinggal pilih: dari pribumi, Cina,
serba hitam. Tidak terlalu seksi, hanya pada bagian
sampai Rusia.
belahan paha saja yang agak terbuka.
"Sebulan lagi, kita akan soft launching kok.
Di bagian lain, para gadis Uzbek dan Rusia
Tunggu saja tanggal mainnya," celetuk Bob yang
yang jumlahnya tak lebih dari sepuluh orang itu,
menjadi "tour leader" malam itu.
beberapa terlihat hanya mengenakan baju-baju
Dari lounge bar, semua tamu dibawa melihat-
kasual, selebihnya memaki rok mini dengan baju
lihat ke resto, karaoke, dan area untuk bath & sauna
atasan ketat dan agak terbuka di bagian punggung
untuk beberapa saat lamanya. Setelah itu, sebagian
dan dada.
tamu ada yang memilih diam di nite-club, sebagian lagi memilih "cabut" dari kelab AS. Well. "Silakan duduk!" ujar Mami Tania. Suara
6
BEBERAPA bulan kemudian, sekitar pertengahan
yang ke luar dari bibir wanita berambut panjang
bulan November 2006. Di lounge yang sekeliling-
mengikal itu terdengar ramah di telinga.
nya diapit dinding serba kaca, puluhan gadis
Hiasan lampu warna putih yang ditempatkan
cantik duduk dengan busana supermini. Mereka
dalam kotak segiempat dengan ornamen kelambu
memiliki wajah-wajah yang khas. Mereka dibagi
warna merah menempel di dinding menciptakan
dalam beberapa kelompok disesuaikan dengan
nuansa hangat dan bergairah di lounge. Sofa-sofa
asal muasal mereka. Baju yang mereka kenakan
warna hitam tertata rapi di beberapa titik ruangan.
7
Suara musik berirama chill-out melantun syahdu,
Dari sini, saya bisa melihat
sebuah lorong
beradu dengan renyah tawa dan canda yang
yang terhubung dengan kolam sauna. Lorong ini
menyeruak.
juga menjadi jalan masuk alternatif menuju kamar-
"Saya tinggal dulu. Silakan pilih-pilih dulu.
kamar hotel di lantai 6, 5, 4 dan seterusnya.
Kalo ada yang cocok, panggil saya." Mami Tania
Nino sibuk melemparkan senyum pada be-
berlalu, dan langsung menyambut beberapat tamu
berapa gadis cantik yang ia pernah temui sebelum-
lain yang baru masuk.
nya. Saya lebih suka mengamati pemandangan
Memilih apa? Ah, tentunya yang dimaksud
orang-orang yang hilir-mudik mengenakan baju
Mami Tania adalah memilih puluhan gadis cantik
kimono tebal warna putih dengan ditemani pa-
yang bertebaran di lounge. Mereka tak ubahnya
sangannya masing-masing.
bunga mekar yang memenuhi taman. Bau parfum
Bob muncul dari pintu masuk. Pria yang
tercium semerbak mewangi di hidung. Senyum-
menjadi komando kelab AS itu langsung meng-
senyum manis tampak mengulas di wajah mereka
hampiri saya dan Nino.
tanpa henti.
"Hai,
Bro....
Udah ketemu yang cocok
belom?" Bob mengedarkan pandangannya ke sekeliling lounge. So what?
Seorang gadis berambutpanjangmelambaikan
Saya cuma melihat-lihat keadaan. Malam
tangan. Bob membalasnya dengan ramah. Mami
ini, semua terserah Nino. Dia yang jadi cukong,
Tania menampakkan batang hidunganya tak lama
he is the boss. Saya hanya mengikuti ke mana arah
kemudian.
angin bertiup. Nino mengajak saya duduk di sofa
"Mami, ini teman-teman saya. Coba diatur
tak jauh dari bar, saya pun ngikut. Karena bukan
dong cewek yang paling oke buat mereka," kata
kali pertama datang, saya sudah tak begitu asing
Bob kepada Mami Tania.
dengan suasana di lounge AS.
6
9
menyambut
Ada yang doyan banget makan masakan padang
permintaan Bob. Wanita berumur 31 tahun yang
di restoran Salero Bundo, ada juga yang memilih
sangat familiar di dunia hiburan, khususnya kelab
menyantap steik di Tony Roma's atau Sashimi di
kebugaran khusus laik-laki itu, memang kaya
Sushi Tei. Ini memang sangat complicated dan
pengalaman. Jam terbangnya sudah tak diragukan
tergantung pada pribadi masing-masing orang.
Mami
Tania
dengan
sigap
lagi. Setidaknya, ia pernah bekerja di empat kelab
Kerika sampai pada giliran saya, dengan
malam elit yang ada di Jakarta. Begitu kelab AS
santainya wanita yang memilih menjadi single
buka, ia langsung "dibajak" dari tempat ia bekerja
parent itu menyodorkan beberapa nama yang
sebelumnya.
masuk kategori Top Ten Girls.
Orangnya cantik, ramah, dan pandai berbaur dengan tamu, itu yang paling penting. Tak peduli tamu lama atau pun baru. Pokoknya, begitu dihandle ama Mami Tania, semua urusan dijamin beres.
"Mau saya kenalkan satu per satu?" tawar Mami Tania. Saya menggelengkan kepala, tetapi Nino
"Bos Nino seleranya belum berubah kan...
malah mengiyakan dengan ekspresi senang. Mami
putih, tinggi, langsing, dan rambut panjang?"
Tania memanggil satu per satu "anak didiknya"
pancing Mami Tania.
lalu menyuruh mereka berdiri berjajar untuk
Selera. Kadang saya merasa geli sendiri kalau
berkontes.
mendengar sejumlah laki-laki berdebat soal selera
Inilah fungsi dan gunanya lounge. Selain
mereka terhadap perempuan. Ada yang doyannya
bisa unruk bersantai sambil makan dan minum,
tipe kutilang darat (kurus, tinggi, langsing, dada
tamu juga bisa berendezvous dengan calon lawan
rata), tetapi ada juga yang berselera kutilang dasar
main. Kenalan, ngobrol basa-basi dalam rangka
alias kurus, tinggi, langsing, dada, besar.
pendekatan,
Tak ubahnya selera orang terhadap makanan.
10
Mami Tania menunjuk ke beberapa gadis yang menjadi favoritnya.
minum
bareng sampai
akhirnya
berlabuh di kamar tidur.
II
Kalau sebelumnya, ya kira-kira tiga hingga lima tahun lalu, ada fasilitas aquarium atau ruang berkaca untuk melihat koleksi perempuan/lakilaki di sebuah kelab malam atau karaoke, kini tak lagi jadi tren. "Lebih enak face to face dong. Bisa pangkupangkuan lagi," celetuk Nino sembari tertawa renyah. Dan, Nino menjatuhkan pilihannya pada gadis Thailand. Lantaran bingung memilih, saya mengikuti saran Bob. "Better, you pilih juga cewek Thailand. Dijamin oke deh!" Yes!
Un-rated Thai Model$ "SAWADEEKA" Gadis cantik berbusana terusan hitam transparan itu melipat tangannya sambil membungkuk. Senyum manis tersungging di bibirnya.
kaki hingga pinggul melilit tubuh liatnya.
Ucapan dalam bahasa Thai yang berarti apa
kabar
itu
meluncur
dari
bibir
panjang, dan kulit bersih kecokelatan. Longdress warna hitam dengan belahan panjang pada bagian
Sonia.
"Mau tambah minum apa? Bir atau wine?" tawar Sonia.
Berperawakan seksi dengan tinggi 174 cm, rambuat
12
13
Sonia memesan segelas red wine, saya mengorder segelas bir putih. Suasana di lounge cukup
14
"Kalo lagi seneng, lupa deh ama temen sendiri," ledek Nino setengah bercanda.
ramai pada pukul tujuh malam. Beberapa tamu
Saya tak menggubris ucapan Nino. Namun,
laki-laki memenuhi sofa. Rata-rata datang bersama
coba jujur deh, laki-laki mana yang nggak senang
teman atau grupnya. Di setiap meja, terlihat juga
berada di antara sekian puluh wanita cantik
pemandangan beberapa wanita cantik dengan
dan kapan pun, mereka bisa di-booking untuk
busana seksi yang aktif melayani tamu laki-laki.
menemani makan, minum, ngobrol, mandi sauna
Sekadar menemani ngobrol atau menuangkan mi-
bareng bahkan sampai melakukan tour di kamar
numan.
pribadi.
Sebagian tamu, ada yang mengenakan baju
Pikiran saya jadi melayang ke mana-mana.
kimono tebal warna putih, tetapi ada juga yang
Apa jadinya kalau saja ada sebuah kelab malam
memakai baju sehari-hari. Suasana yang tercipta
dengan menu seratus laki-laki ganteng berdan-
tak ada bedanya dengan kafe, bar, atau lounge
dan nyaris tanpa busana—dengan badan atletis,
kebanyakan. Hanya saja, di sini aura "wild" -nya
bertinggi badan 170 cm - ke atas, dan perut six
lebih terasa karena ada sekitar 100 gadis cantik dari
packs—mengerumuni sepuluh hingga dua puluh
Rusia, Cina, Uzbekistan, Thailand, dan pribumi
tamu wanita? Walah, pasti suasananya tidak jauh
dengan dandanan "nyaris" telanjang.
berbeda dengan apa yang terlihat malam ini.
Nino yang duduk di depan saya, sibuk
Sonia yang fasih berbahasa Inggris itu, tiba-
bercanda dengan Catherine, gadis bertinggi tak
tiba menyodorkan sebuah majalah full colour
kurang dari 172 cm dan berkulit agak kecokelatan
dengan
yang juga berasal dari Thailand. la mengenakan
memperlihatkan beberapa pose dirinya dalam
desain
lux terbitan Thailand.
Sonia
gaun terusan warna biru dengan belahan rendah
balutan busana swim suit dan lingerie dengan setting
pada bagian dada.
laut lepas dan hamparan pasir.
15
Pose-pose Sonia dalam majalah itu cukup indah
dan
artistik
secara
fotografi.
Terlihat
Untuk up-grade ke kamar suite, ada tambahan charge sekitar Rp 150 ribu.
begitu berkelas dan bukan kacangan meskipun
Dengan status model itu pula, Sonia jadi
mempertontonkan beberapa sex-appeal yang ada di
gadis Thailand nomor satu yang paling banyak
tubuhnya. "Hey, man... She is a real model!" pikir
diincar para tamu. Tinggal hitung saja pendapatan
saya.
per hari yang masuk ke kantongnya. Yang pasti, Terus terang, saya juga tidak menyangka kalau
dalam sehari, setidaknya Sonia bisa mendapatkan
Sonia ternyata seorang model. Lalu, ngapam juga
satu sampai tiga tamu. Maksimalnya, bisa empat
dia jauh-jauh datang dari Thailand hanya untuk
hingga delapan tamu.
menjadi "escort girt' di Jakarta dan bukan malah jadi model betulan?
Dari setiap transaksi, kira-kira Sonia mengantongi setengahnya. Taruhlah dari sekali transaksi
"Iam realistic. To get much and easy money, I
Sonia mengantongi uang sekitar Rp 750 ribu.
decide to be an escort girl. What do you think?" ujar
Dalam dua puluh hari kerja saja, Sonia bisa
Sonia tanpa banyak basa-basi. Logat Inggris-nya
mendapatkan uang tak kurang dari Rp 20 juta. Itu
terasa kental sekali dengan lidah Thai-nya.
baru satu hari dihitung satu transaksi, lho.
Masuk akal. Dan buat saya, memang realistis.
"Mau sauna dulu, apa langsung ke room?"
Dengan status model yang disandangnya, tarif
Sonia buka suara. Lengannya dengan sengaja ber-
Sonia memang berbeda dibanding dengan gadis
gayut di pundak saya.
Thailand kebanyakan. Untuk sekali kencan short-
Nino diam-diam mendengar tawaran Sonia.
time—sekitar satu jam—bandrol Sonia sebesar Rp
Dan, tanpa banyak bacot langsung menarik tangan
1,8 juta. Sementara untuk gadis Thailand yang
saya. Namanya juga "ditarik", saya ya ngikut saja.
bukan model, tarifnya Rp 1,5 juta. Harga itu sudah termasuk di dalamnya sewa kamar tipe standar.
16
"Udah, nggak usah mikir lama-lama. Ikut aja!"
n
Di dalam ceilo atau sejenis ruangan dengan lay-out kamar yang ditutup kelambu putih, tampak beberapa laki-laki tengah bersantai. Ada yang lagi mendapatkan perawatan pijat aroma terapi atau refleksi, ada juga yang cuma duduk-duduk sambil ngobrol. Di sudut lain, di atas bangku-bangku panjang, juga terlihat sejumlah laki-laki yang duduk berselonjor ditemani pasangan gadisnya. Di area Bathhouse inilah—begitu istiiahnya —saya juga menyaksikan puluhan gadis yang tengah berkontes dengan mengenakan baju bikini, two pieces. Sebagian men-display-kzn diri di depan kolam, sebagian lagi menari-nari di beberapa "Pat dui kan mai," seru Sonia dalam bahasa Thai. Kira-kira artinya mari ikut saya.
sudut ruangan. Ada yang di atas bar, ada juga yang meliuk-liuk di atas meja tak jauh dari kursi selonjor. Rupanya, inilah realisasi acara yang sering
18
Party on Sauna
dipromosikan via
BERENDAM di kolam sauna ditemani gadis
AS p r e s e n t
cantik. Menikmati santapan malam yang lezat
EVENT
diiringi lantunan musik latin atau classic disco.
Pls come & s e e 4 ur s e l f . Don t M i s s
SMS.
BATHHOUSE@Kelab
SPECIAL BIKINI 8 DANCING
A v a i l a b l e d a i l y Fr ZPN to ZAN.
Pemandangan itulah yang saya temukan di arena
i t . Ph 69Bxxxxx. Tentunya isi SMS ini hanya
spa dan sauna.
untuk tamu-tamu langganan di kelab AS.
19
Sonia dan Catherine sudah berganti baju. Mereka mengenakan underwear kembang-kem-
pilih! Boleh cewek impor, boleh juga cewek lokal.
bang dan menutupi tubuhnya dengan kimono
Terus terang, saya jadi agak bingung mem-
putih. Untuk beberapa saat lamanya, kami duduk
bayangkan pestanya: seperti apa ya jalannya acara
di bar dan memesan minuman serta buah-buahan
dan bagaimana aturan mainnya? Yang pasti, da-
segar.
lam pesta itu, kontestan yang mendaftar dipilih
Selain fasilitas ceilo dan bar, di arena sauna
secara acak
dan dibagi dalam tiga kelompok.
juga dilengkapi box DJ yang berada persis di
Satu kelompok terdiri dari lima pasangan. Si-
atas kolam uap. Di dalam kolam itu, ehmm...
apa kontestan yang paling tahan lama, itulah
beberapa pasangan sibuk berendam bersama. Tak
pemenangnya.
ubahnya sebuah pesta, di kolam itu sejumlah
20
diambil dari stok yang ada di kelab AS. Tinggal
Uniknya,
hadiah
buat
pemenang
bukan
pasangan bermesraan dengan cueknya. Padahal,
berupa uang atau tiket pesawat plus akomodasi
tidak semuanya saling mengenal. Toh,
pesta
berlibur ke Bali atau Hongkong, tetapi berupa
tetap berlangsung seru. Gadis Uzbek, Thailand,
bonus mendapatkan free of charge pelayanan seks
Mandarin, dan lokal, bersatu padu di dalam kolam
terusan di kelab AS. Itu tuh, mirip tiket terusan
bersama pasangannya masing-masing.
yang ada di Taman Impian Jaya Ancol. Jadi,
Saya jadi teringat cerita seorang teman, sebut
pemenangnya mendapatkan layanan gratis nonton
saja Rico—sebut saja begitu, 31 tahun, yang juga
striptease, massage aroma theraphy, body massage
menjadi pelanggan setia di kelab AS. Katanya,
bersama gadis Thai, dan terakhir, memanjakan
sssttt... ini katanya lho, pada perayaan 17 Agustus
diri di kamar suite ditemani dua gadis Cungkok
2006 lalu, di kolam itu dibikin pesta gila-gilaan
yang siap mempertunjukkan layanan seks kinky a
dengan tema Oral Sex Competition. Ajegile! Peser-
la Helikopter.
tanya terbatas dan hanya diikuti puluhan laki-laki
Yang bayar? Ya, dari peserta yang kalah.
yang saling kenal. Peserta ceweknya, tentu saja
Mereka patungan, masing-masing orang Rp 1 juta.
21
Kara Rico, pesta itu lebih pas disebut sebagai acara
itu. Dengan bebas mereka bisa mengekspresikan
iseng-iseng. Spontan dan tidak perlu menggunakan
basic insting-nya, dan tak perlu harus menunggu
jasa EO alias event organizer atau party organizer.
undangan pesta. Setiap saat, setiap waktu, pesta
masyarakat,
bisa dilakukan di kelab AS. Mau yang softcore bisa,
terutama yang dekat dengan gaya hidup dan
yang hardcore pun tak perlu harus minta izin lebih
budaya metropolitan, makin hari makin aneh-
dulu.
Ada-ada
saja!
Perilaku
seks
aneh. Urusan telanjang bareng-bareng, bahkan
"Daripada ngomongin pestanya orang, kita
sampai melibatkan aktivitas seksual sekalipun, tak
pesta sendiri aja sekarang. Yuuuk...!" ajak Nino.
lagi tabu, bahkan jauh dari kata porno. Pesta sejenis
Tangannya menggandeng Catherine dan berjalan
oral-sex competition itu saja hanya dianggap sebagai
menuju kolam sauna. Sementara acara kontes
satu aktivitas iseng-iseng berhadiah. Gimana kalau
bikini dan nari-nari telah usai. Gadis-gadis koleksi
serius?
kelab AS satu per satu pergi ke kamar ganti dan
"Gue pernah denger sih. Tapi gue malah
kembali ke lounge.
nggak tahu banyak soal pestanya," sela Nino dengan ekspresi penuh tanda tanya. Nino mungkin tak tahu-menahu banyak soal pesta itu. Maklum, Rico Cs sengaja memblok area lounge dan sauna selama lima jam dan tertutup untuk umum, kecuali bagi beberapa tamu yang memang sudah jadi member guest dan member face di kelab AS. Lagi pula, buat Nino, kapan pun dia bisa berpesta kok di kelab AS. Lihat saja sejumlah
Seks Kinky Helikopter N I N O berdiri di depan sebuah kaca besar, tak jauh dari deretan loker. Masih mengenakan kimono putih, ia mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, lalu berkumur dengan Listerine, mengoleskan lotion ke bagian tangan dan kakinya serta terakhir menyisir rambutnya hingga tertata rapi. "Ganti baju kita?" tanya saya.
pasangan yang tengah berendam di kolam malam
22
23
Nino mengangguk. Kami berganti baju di ruangan loker dan kembali duduk santai di lounge. Suasana sudah agak sepi. Maklum, sudah pukul
"Kapan-kapan you mesti coba seks helikopter.
sepuluh lewat. Biasanya, prime-time di kelab AS,
Atau kalau mau sekarang juga bisa, k o k . . . " Bob
terutama di arena lounge dan spa, terjadi pada
terkekeh. Mi ayam di mangkoknya sudah tinggal
pukul lima sore sampai sembilan malam.
suapan terakhir.
Di lounge, saya bertemu dengan Sonia. Gadis
Ah, saya jadi teringat cerita Rico, terutama
Thai iru kembali berkumpul di sofa bersama geng-
soal seks kinky helikopter yang menjadi bonus buat
nya. la melambaikan tangan dan tersenyum. Saya
pemenang oral sex competition. Karena penasaran,
dan Nino bergabung di meja Bob. Laki-laki yang
saya meminta Bob untuk menjelaskan lebih rinci
selalu berpenampilan rapi itu rupanya tengah me-
dan detail seperti apa model dan bentuk pelayanan
nyantap sepiring mi ayam.
satu ini.
"Gimana, Bro? Have a happy landing?" tanya-
"Come with me!" ajak Bob, tangannya melambai ke udara, mengisyaratkan ajakan.
nya. Happy Landing! Istilah itu begitu familiar di
Bob mengajak saya turun ke lantai lima.
telinga. Artinya? Ya, pendaratan yang membahagia-
Nino lebih suka stay di sofa ditemani Mami Tania
kan. Maksudnya? Tentu saja pendaratan yang di-
yang muncul tak lama kemudian. Begitu pintu lift
lakukan Nino bersama Catherine di dalam kamar.
terbuka, saya disambut tiga petugas resepsionis.
Nino spontan menjawab sambil mengacungkan dua jempolnya. "Baguzzz, baguzzz
!!!" seru-
nya, menirukan gaya Indie Barens saat mengiklankan sebuah produk di televisi. "Mau yang lebih hardcore lagi nggak, Bro?" giliran Bob yang bertanya pada saya.
24
What? Memang masih ada lagi layanan seks yang lebih gokil di kelab AS, pikir saya.
Satu berdiri tak jauh dari lift, sementara yang dua orang lagi duduk di belakang meja. "Ada kamar kosong?" tanya Bob pada petugas resepsionis. "Cuma sisa dua kamar, Bos. Lainnya, masih terisi."
25
Bob meminta satu kunci kamar yang lagi
membuat pelayanan seks di tempat ini berbeda
kosong. Lalu, saya dibawa masuk ke lorong kamar
dengan tempat lainnya? Jawabannya terletak di
hotel. Dan, persis di kamar bernomor 5xx, Bob
cara mereka memberikan pelayanan seks. Saya
berhenti lalu membuka pintu yang menggunakan
melihat sehelai kain diikatkan pada besi segiempat.
sistem elektrik dengan sebuah kunci berbentuk
Rupanya inilah yang menjadi alat untuk bergelayut
mirip jam tangan dan berwarna kuning.
seks diberikan menggunakan media ini. Pernah
Sebuah ruangan yang cukup nyaman. Meski
lihat akrobat? Ya, tidak jauh beda. Hanya saja, di
tidak jauh beda dengan tipe kamar yang ada di
kamar ini yang ada hanyalah akrobat seks. Nggak
hotel berbintang tiga atau empat, tetapi kamar di
tanggung-tanggung, untuk menikmati layanan
kelab AS itu dilengkapi desain yang rada berbeda.
sekss model ini, kocek yang dirogoh pun cukup
Persis di atas kamar tidur, tepatnya di langit-
dalam. Sekitar sebelas juta something.
langit kamar, terdapat besi segiempat warna silver.
Saya merutuk dalam hati membayangkan nominal
Sekilas, mirip besi untuk berpegangan yang biasa
sebesar itu untuk sebuah pengalaman seksual—yang
digunakan para pemijat Shiatsu.
mungkin untuk sebagian orang dianggap berbeda.
"What for?" tanya saya.
26
para gadis kinky helikopter. Segala macam layanan
"See, inilah kamarnya!" jelas Bob.
"Damn!"
"Wait a minute!" kata Bob sambil berjalan
Bob menyodorkan selembar brosur atau lebih
ke luar pintu. Tak kurang dari lima menit, Bob
pasnya semacam leaflet berwarna. Di dalamnya ada
kembali masuk kamar. Kali ini, ia darang bersama
beberapa gambar angsa putih dan animasi cewek
dua orang gadis yang masing-masing mengenakan
tengah bergelayutan di sehelai kain.
topeng di bagian wajahnya.
Rupanya, animasi cewek itu adalah bentuk
Aha, ternyata dua gadis itulah yang menjadi
dan model pelayanan untuk seks kinky helikopter.
"pilot helikopter" atau "akrobater"-nya. Mereka
Di kelab AS, layanan itu biasa dianalogikan
bukan gadis lokal, Rusia, arau Thailand, retapi
dengan menggunakan binatang angsa. Apa yang
khusus didatangkan dari Macau, satu kawasan di
27
Cina sana. Ah, istilah pasnya seks helikopter atau
susu, air hangat, dan terakhir, tiga buah agar-agar
seks "nyungsang", pikir saya.
yang bentuknya menyerupai alat vital angsa.
"She is very well trainee," puji Bob sambil
Semua itu untuk apa coba, pikir saya. Dinner?
menunjuk ke arah seorang gadis bermata sipit
Rasannya nggak mungkin. Cemilan? Lebih musta-
dengan rambut panjang basah.
hil lagi. Atau hanya untuk jadi peneman minum
Menurut Bob, dalam hal transaksi, tamu tidak bisa mcmilih gadis akrobater. Tidak ada acara kontes di dalam kamar ataupun rendezvous di meja
ketika berbasa-basi di atas tempat tidur? "No!" jawab Bob, "Semua ini untuk variasi foreplay mandi kucing," lanjutnya.
bar. Begitu tamu pesan, langsung dipersilakan
Alamak! Saya hanya geleng-geleng kepala.
masuk ke kamar dan menunggu sampai gadis
Bob menyilakan dua gadis Macau itu untuk
akrobater atau helikopter datang.
meninggalkan kamar. Mereka membungkukkan
"Justru di sini letak permainannya. Beli kucing dalam karung. Makanya, mereka dikasih
badannya sebagai tanda penghormatan lalu menghilang di balik pintu.
topeng," ujar Bob. Tidak hanya layanan seks kinky helikopter yang menjadi "maincourse"-nya, tetapi juga ada tahapan
foreplay
yang
permainannya—boleh
dibilang—agak-agak error. Ya, getu deh, penuh inovasi baru yang jarang ditemui di tempat-tempat lain.
Stripper Behind the Bar MUSIK berirama chill-out masih terdengar merdu di lounge. Nino masih ditemani Mami Tania. Dan, ups... ada juga cewek cakep duduk manis di dekat Nino. Dia bukan Catherine atau Sonia. Yang satu
Bob mengambil sebuah kotak, tak jauh dari kaki dua gadis Macau. Di dalam kotak itu, terdapat aneka asesori yang saya sendiri agak bingung
ini, berambut blonde asli bukan bucheri alias "bule ngecat sendiri" dan hex-body agak sintal. "Sandra!"
menjelaskannya. Misalnya es batu, segelas wine,
28
29
Gadis itu mengenalkan namanya. Berasal dari
Sandra yang tak mengerti obrolan kami,
Rusia dan baru dua bulan ini bekerja di kelab AS.
hanya bengong dengan ekspresi muka penuh tanda
Dibanding gadis-gadis Rusia atau Uzbe lainnya,
tanya.
Sandra memang mcmiliki body dengan sex appeal
'"What?" tanyanya. Sepasang bola mata agak
paling menonjol. Dengan tinggi tak kurang dari
membesar menunjukkan ekspresi bahwa ia benar-
168 cm, bra 36 C, bermata agak kebiruan, dan
benar tidak mengerti.
berbibir sedikir tebal.
Bukannya menjawab, Nino malah tertawa
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul
lebar. Tiba-tiba, dengan cueknya Sandra men-
dua belas malam. Perlahan, suasana di lounge
jatuhkan badannya persis di atas pangkuan Nino.
mulai berangsur sepi. Hanya ada beberapa sofa
Roknya yang supermini atau dalam bahasa kerennya
yang masih terisi oleh tamu. Ah, ada pemandangan
"krisis-minimalis" tertarik ke atas, menunjukkan
menarik yang nyaris saya lupakan. Desain toilet
sepasang pahanya yang putih mulus.
laki-laki dan perempuan dijadikan satu dan ditutup
Untuk beberapa saat lamanya, Sandra tak
dengan dinding serba kaca. Jadi, dari lounge, mata
betanjak dari pangkuan Nino. Malah, kali ini
bisa dengan bebas mengamati kejadian di toilet.
ia menempelkan badannya lebih erat. Kedua
Apalagi, di situ ada kaca besar yang bisa digunakan
tangannya merangkul leher Nino. Dan, ia mulai
untuk mengamati keadaan di lounge pada saat
bcr-lapdance tanpa diminta.
bercermin. Sekadar touch-up make-up di wajah, cuci tangan, atau menyisir rambut. "Cabut yuuuk," bisik saya ke Nino. "Kapan elo nanemnya kok udah bilang cabut," canda Nino.
"Stop, stop, stop... kita pindah ke lantai dua saja," seru Nino dan melepaskan diri dari "sergapan" Sandra. Saya, Nino, dan Sandra beranjak dari sofa, menuruni anak tangga dan masuk ke dalam lift menuju lantai dua. Bob dan Mami Tania, katanya, akan menyusul setengah jam kemudian. Maklum,
3>0
31
mereka mesti mengkroscek berapa transaksi hari ini. Di atas dancefloor berbentuk maket kapal
Mami Elsa. Kami nggak enak saja bergabung di
pesiar, enam orang sex dancer menggoyangkan
pesta orang yang tidak saya kenal dengan baik.
tubuhnya. Puluhan tamu yang duduk persis di
'Ntar dituduh aji mumpung lagi.
pinggiran dancefloor, sesekali ikut berinteraksi
Lampu di belakang bar tiba-tiba menyala. Dari
Ooo....
dalam sebuah ruangan yang ditutup dengan vitras,
Ternyata, keramaian berpindah ke lantai dua
muncul dua penari yang mulai mempertontonkan
ini. Meja-meja hampir terisi penuh. Bahkan, satu
liukan-liukan erotis. Wajah dan body-nya tak tam-
ruangan VIP yang didalamnya dilengkapi mini
pak dengan jelas. Lebih pas kalau tarian itu disebut
dancefloor terlihat meriah oleh kerumunan laki-laki
siluet striptease.
dan perempuan. Kayaknya ada perayaan khusus, bisa jadi ultah atau ada bos yang lagi buang-buang duit, pikir saya.
"Kalo mau nonton lebih jelas, masuk aja ke dalam. Cuma bayar 100 ribu kok," bisik Nino. Saya cuma menggeleng sambil meneguk se-
"Gabung sini aja," seorang wanita menepuk pundak saya.
gelas vodka cranberry lemon yang sudah terhidang di meja bar.
Ups, tak salah lagi, itu pasti Mami Elsa.
"Kalau mau lebih private, ada kamar khusus
Rupanya, mami tengah menemani beberapa anak
kok. Tuh, di pojok sana," jelas Nino sambil
didiknya,
menggerakkan jari telunjuknya.
kebanyakan
PR
(Public Relation)—
sebutan untuk LC (Lady Companion) di kelab AS.
Lagi-lagi
saya
menggeleng.
Buat
saya,
Selain itu, ada juga beberapa gadis bule yang ikut
tontonan striptease siluet yang ada di depan saya,
berpesta.
jauh lebih menarik. Wong gratis kok! Secara
"Ada bos yang lagi ulang tahun. Gabung aja, semua gratis kok," jelas Mami Elsa.
32
Saya dan Nino memilih duduk di bar. Sementara Sandra lebih tertarik gabung bersama
entertainment, tarian yang mereka pertontonkan cukup menghibur dan memberi nuansa tersendiri.
3 3
Para penari itu melakukan gerakan-gerakan sensual
nggak betah tinggal di sebuah paradise yang begitu
bahkan terkadang menyerupai lesbian show.
menyenangkan dan sarat godaan detik demi detik.
"Kalo elo bosen, kita karaoke aja di lantai
Hah!!!
riga. Lebih private" usul Nino. Busyet! Sepertinya, kelas AS tak salah kalau mendapat julukan sebagai tempat one-stop-sextainment. Apa yang elo mau, semua ada dan tersedia. Layaknya sebuah paradise dengan aneka fasilitas dan layanan yang variatif dan inovatif. Pantas kalau belakangan, kelab AS menjadi trendsetter yang lagi digandrungi banyak orang. Seperti inikah potret sebuah paradise di Jakarta? Begitu menggiurkan, menawarkan aneka kesenangan dan kenikmatan. Kuncinya cuma satu: uang ada, semua bicara. Uang ada, apa pun bisa didapatkan di kelab AS. Mau berkaraoke ditemani Lady Companion (LC) yang bisa "party''—istilah untuk LC yang berani buka-buka baju di dalam ruangan
karaoke—atau
sekadar
nyanyi,
juga
tersedia. Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, saya dan Nino memutuskan untuk "bergerak" dari kelab AS. Habis, kalau menuruti maunya mata, bisa-bisa pukul tujuh pagi saya baru sampai di rumah. Siapa
34-
3S
(2)
The F l y i n g Bra
BRA warna hitam itu terbang jatuh di antara kerumunan laki-laki yang berteriak kegirangan di sebuah bar berbentuk melingkar. Tiga gadis bertelanjang kaki itu menari-nari tak ubahnya cacing kepanasan. Baju yang melekat di tubuh mereka nyaris berantakan. Tak henti-hentinya mereka berteriak mengajak puluhan tamu ikut bergoyang. Sesekali, mereka mendekatkan tubuhnya pada salah tamu laki-laki dan beraksi erotis dengan menyingkap rok dan memperlihatkan wilayah dada. Sexy dancer kah? Ups. Bukan! Mereka sama sekali bukan kelompok penari seksi yang tengah unjuk kebolehan di atas pangggung. Mereka berstatus sebagai lady escort yang tugasnya menemani tamu, entah di ruangan karaoke, duduk
36
37
di kursi bar, atau di dalam ruangan khusus yang
saya. Dengan santainya, G-string yang sudah
dilengkapi sofa dan ditutup kelambu.
terlepas itu dia lempar dan jatuh ke muka saya.
Malam itu, mereka baru saja selesai service— istilah yang sering digunakan saat mereka bertugas.
Sambil menahan kaget, saya meletakkan G-string itu di atas bar. "Give me five hundred, and you can touch
Saya hanya bisa diam melihat segala aksi panas itu. Lebih kaget ketika salah seorang lady escort itu
me!'
menghampiri saya. Pandangan mata saya terfokus
Astaga! Rasanya, saya tak punya keberanian
pada rambutnya yang ikal terurai, sepuhan lipstik
untuk melakukannya. Bagaimana mungkin itu
merah di bibir, dan butiran peluh kecil mulai
saya lakukan sementara puluhan pasang mata
membahasi lehernya yang jenjang.
dengan tatapan terkagum-kagum masih memadati
"Give me three hundred. And you can watch
ruangan di sekitar bar.
me," bisiknya sambil menyentuh bagian paling
Tiga LC yang sudah tak lagi mengenakan bra
vital dari tubuhnya. Suara lembut itu terasa kental
dan G-string itu terus saja mendekati kerumunan
dengan aroma alkohol. Three hundred maksudnya
tamu laki-laki. Makin hot dengan tariannya ketika
tiga ratus ribu rupiah, bukan tiga ratus saja.
lembaran ratusan ribu rupiah terselip di paha atau
Kali ini, gadis itu menurunkan tubuhnya.
di lentik jemari mereka.
Ia menari dengan bertumpu pada dua lututnya.
Selain saya, ternyata ada juga sejumlah laki-
Tangan saya setengah gemetar ketika mengeluarkan
laki yang tak berani menerima tantangan tiga
tiga lembar seratus ribuan dan menyelipkannya,
orang LC itu untuk "menyentuh" daerah terlarang.
maaf, di antara lipatan G-string berenda warna
Yang yang menonton show sambil pura-pura SMS,
merah yang dikenakannya.
juga ada. Namun, jangan salah duga, banyak juga
Saya hampir melompat dari kursi ketika tiba-
laki-laki yang pede dan cuek merangsak maju.
tiba gadis itu melepaskan G-string-nya dengan
Menyentuh, meraba, mencium, dan mengeluarkan
posisi badan persis menghadap ke depan muka
lembaran ratusan ribu (ada juga lho yang pakai dolar US) dengan ekspresi bangga.
38
"Masih betah?" tanya Dimas, teman dekat
Lihat saja ketika prime-time, antara pukul
yang malam itu menemani saya hang-out di kelab
tujuh hingga sebelas malam. Lebih dari enam puluh
N Z , di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
cewek menyesaki kursi yang ada di sekeliling bar.
"Mau stay dua jam lagi juga boleh," jawab
Aroma parfum menebar berbaur bersama suara
saya sambil terus memelototi para cewek di atas
musik dan canda tawa. Sebuah pemandangan yang
bar.
sayang untuk dilewatkan. Cewek-cewek cantik Gimana nggak betah, suasana di kelab NZ
dengan make-up halus, rata-rata mengenakan rok
membuat orang jadi enggan bergerak lantaran
mini dan bersepatu hak tinggi. Tebar pesona de-
variasi entertainment tak putus dari jam ke jam.
ngan senyum ramah, mengerling dengan hangat.
Musik yang bersahabat di kuping, puiuhan LC yang ramah sampai dancer on the bar.
Dari bar, sesekali saya mencuri-curi pandang, mengamati gerak-gerik puluhan cewek yang ber-
Kelab NZ menjadi tempat favorit buat saya
gerombol. Siapa tahu, sosok Cathy ada di antara
dan sejumlah teman gaul lantaran mulai bosan
mereka. Cewek berumur 20 tahun bertampang
dengan
ramai.
imut-imut itu sudah dua bulan ini saya kenal
Ratusan orang berjubel di lantai disko, berjoget
dengan baik. Berawal dari kunjungan kelima saya
sambil terus menenggak alkohol tanpa henti se-
ke kelab N Z , saya bersama tiga orang teman mem-
mentara musik terus saja menghentak di setiap
booking ruangan karaoke. Biasalah, empat laki-laki
menitnya.
berkaraoke, rasanya sepi dan nggak seru tanpa
suasana clubbing yang
terlalu
Di kelab NZ, suasana lebih santai dengan
pendamping. Mami Lan membawa sepuluh orang
tamu-tamu terpilih yang jumlahnya mungkin tak
LC untuk berkontes dan salah satunya, Cathy.
lebih dari 100 orang. Dan pastinya, ratusan lady-
Karena tampang imutnya itu, saya akhirnya mem-
escort disediakan sebagai teman kencan untuk
booking dengan langsung membelikan tiga voucher
ngobrol, minum, nyanyi, dan pelayanan spesial
sekaligus.
lainnya yang bersifat lebih personal.
4-0
41
Ini bukan sejenis voucher hanphone, tetapi nilai
ke atas, bisa pindah ke bar atau sewa satu booth—
transaksi yang berlaku setiap tamu mau booking
sebuah ruangan private yang dilengkapi sofa, meja,
LC. Aturan umumnya, booking satu LC= satu
dan ditutup dengan tirai yang biasa juga disebut
voucher = Rp 400 ribu. Aturan khususnya, terserah
ceilo. Larut dalam kemeriahan pesta dan setiap saat
tamu. Seperti pada kasus Cathy. Hanya karena dia
bisa menikmati liukan sexy dancers.
imut-imut dan kebetulan ada tamu lain yang mau
Lagi-lagi, pilihannya memang tidak jauh da-
mem-booking-nya, saya bela-belain mengeluarkan
ri LC. Para gadis yang job description-nya untuk
tiga voucher supaya dia tidak menerima order dari
menyenangkan tamu itu sepertinya memang jadi
tamu lain.
daya tarik tersendiri. Boleh dibilang, sebagian besar
Alhasil, umpan tiga voucher itu cukup ampuh
tamu laki-laki yang having fun di N Z , pertama-
dan berhasil membuat Cathy menemani saya
pertama akan memburu LC tercantik, baik hati,
malam itu, setidaknya untuk tiga jam lebih. Dari
tidak sombong, dan cepat beradaptasi dalam segala
berjoget, minum bareng sampai kissing dalam
kondisi dan situasi. Tak heran, banyak tamu yang
beberapa kesempatan; di pipi oke, di daerah bibir,
sudah punya langganan LC. Beberapa di antaranya
dan leher, wait,.. wait, itu urusan masing-masing.
malah ada berstatus "pacaran", "teman tapi mesra", bahkan sampai "selingkuhan". Tidak harus seks, itu yang mesti diingat.
Lap-dance, OP Service & Booking Out BAGI banyak laki-laki, menghabiskan sekian jam di NZ ataupun tempat-tempat sejenis, jadi pilihan yang menggiurkan. Pulang kantor, mampir dua hingga tiga jam di karaoke. Belum puas, bisa terus melanjutkan acara nyanyi-nyanyi ditemani gadis-
Jangan selalu berpikir ngeres kalau ada laki-laki pergi ke karaoke lalu menyewa LC pasti ujungujungnya seks. Nggak juga lho! Banyak tamu yang butuh ditemani LC karena ingin mengobrol ngalur-ngidul, atau sekadar butuh teman untuk tertawa.
gadis cantik. Masih kurang puas? Pukul sepuluh 42
4 3
Kegiatan seks, tak bisa dipungkiri memang ada. Tempat hiburan yang menyediakan jasajasa LC, rasa-rasanya memang tidak mungkin kalau nggak ada transaksi seks.
Jujur, uang memang masih menjadi senjata
Dari seks kecil-
sakti di N Z . Artinya, siapa yang rajin menabur
kecilan yang bersifat foreplay doang sampai seks
uang, dijamin bisa bergelar "raja". Setiap saat dike-
intercoursing.
lilingi, dilayani, dan dimanjakan puluhan dayang
Pertama-tama,
biasanya
para
LC
yang
di-booking di booth atau ruang karaoke akan memberikan pelayanan lapdance.
cantik. Dimas adalah salah satu dari sekian puluh member guest yang sangat populer di kalangan LC.
Kedua, ehm...jangan kaget kalau ada LC
Setidaknya seminggu sekali, ia selalu menyempat-
yang ngomong begini: "Mau party nggak?" atau
kan diri bersenang-senang di N Z . Kalau Dimas
"Party yuk,
Kalimat itu berarti, para
datang, itu berarti para LC yang di-booking bisa
LC mengajak tamu untuk masuk ke pesta yang
tersenyum lebar. Dimas dikenal sebagai laki-laki
sebenarnya. Begitu tamu bilang iya, para LC
yang baik hati, terutama sangat royal dalam urusan
akan segera beraksi. Mula-mula menari di atas
duit. Kalau Dimas datang, itu berarti bonus besar
meja sambil mulai melepaskan baju satu per
buat para LC. LC yang di-booking Dimas, minimal
satu. Seterusnya, ya, getu deh...tarian akan terus
bisa mengantongi tip sebesar Rp 1 juta. Itu belum
berlangsung sampai akhirnya terjadi
termasuk bonus lainnya.
party..!"
interaksi
hiperaktif.
4-4-
ber-lapdance atau dengan sukarela menjadi supergirl yang sangat liar dan ganas.
Saya masih ingat ketika Dimas mengajak
Itu juga dengan satu catatan: tamu mesti tahu
saya masuk ke booth yang disewanya. Bersama dua
diri dan tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan tip
orang temannya, Dimas mem-booking lebih dari
dalam jumlah besar. Makin banyak tip yang ke
enam LC. Begitu tirai ditutup, ada tiga LC yang
luar, para LC makin berani menyuguhkan segala
langsung "party" di atas meja. Dengan royalnya,
bakat dan kemampuannya. Tidak cuma sekadar
dia menyelipkan lembaran seratus ribuan kepada
4-5
tiga LC tersebut. Begitu baju atas terbuka, Dimas
para LC langsung menyambutnya dengan hangat.
dengan
Mami tinggal mencatat siapa-siapa saja yang masuk
bersemangat
menyelipkatan
uang
di
antara belahan bra. Begitu bra terbuka, Dimas
Untuk tamu seperti Dimas, semua memang
di antara tali G-string. Begitu seterusnya...uang
serba gampang. Bagaimana dengan tamu reguler
berhamburan dari menit ke menit.
atau tamu pemula? Semua sudah diatur. Kalau
Apalagi ketika para LC berinteraksi secara
hanya pengin booking LC, ada mami yang setiap
total, mulai dari menjamah, mengelus, memeluk,
waktu berkeliling dari di area lounger-bar dan
meliuk di atas pangkuan sampai...ssstttt...having
karaoke. Mami siap menjadi "broker' untuk semua
sex di atas sofa, uang lembaran seratus ribuan itu
tamu, termasuk mereka yang menginginkan paket
makin deras berhamburan.
seks instan.
Saya juga nggak habis pikir, kok ada ya orang
Sebagian tamu yang tidak mau repot, biasanya
yang buang-buang duit begitu gampang. Untuk
akan memilih jalur cepat dengan membeli paket
apa? Prestige, kesenangan, atau memang sudah jadi
OP Service. Ini adalah aktifitas seks ketiga yang
gaya hidup. Well, mungkin untuk ketiga-tiganya.
bisa di"order" para tamu. Harganya sekali OP=
"Kesenangan itu mahal, Bro!" jawab Dimas. Pantas saja, Dimas hampir kenal dengan
46
dalam daftar booking-an Dimas.
mengeluarkan uang lagi dan menyelipkannya
Rp 1,5 juta. Istilah OP ini
berarti transaksi seks hanya
semua LC yang cantik-cantik. Biasanya, menurut
bisa dilakukan on the spot, langsung di tempat. Bisa
standar umum yang berlaku di NZ, tamu-tamu
di booth atau di ruang karaoke. Tempatnya, ya bisa
yang bukan member face, perlu jasa mami untuk
di sofa, bisa juga kamar mandi. Alamak! Maklum,
berkenalan dengan para LC. Tapi buat Dimas,
khusus untuk ruangan karaoke saja misalnya, NZ
aturan itu sama sekali tidak berlaku. Dia lebih
sengaja membatasi tipe ruangan kelas VIP yang ada
banyak bersolo karier alias bunting sendiri atau dia
fasilitas kamar tidurnya. Hanya ada lima ruangan
yang diburu pada LC. Begitu wajahnya nongol,
karaoke yang dilengkapi fasilitas kamar tidur.
47
Aktivitas seks keempat yang ada di NZ ada-
baru saja mempertontonkan adegan flying bra +
lah BO, kepanjangannya dari booking out. Modus
G-string, saya dan Dimas kembali duduk santai di
kelima ini memerlukan beberapa syarat yang agak
bar. Saya masih mencari-cari sosok Cathy di antara
gampang-gampang susah. Kenapa? Karena satu,
kerumunan. Namun, Cathy tak juga kelihatan.
butuh uang yang tidak sedikit. Dua, hanya LC-LC tertentu yang mau menerima order BO. Tiga, mesti pinter-pinter menjalin hubungan, atau setidaknya, ngelobi para mami. Untuk sekali BO, transaksinya dihitung mi-
"Cathy lagi service, Bos," jelas Mami Lan yang menghampiri saya di bar. "Nggak mau ama yang laen? Banyak kok yang lucu-lucu...," sambung Mami. "Oke. Pokoknya, gue percaya Mami, deh!"
nimum dua kali harga OP Service. Bahkan, ada
Mami segera berkeliling dan hilang di antara
beberapa LC yang mematok harga tinggi, dari tiga
kerumunan tamu. Saya dan Dimas memesan mi-
sampai lima kali harga OP. Itu berarti sekitar Rp
numan Water Fall—sejenis minuman beralkohol
4,5 juta sampai Rp 7,5 juta.
yang cara penyajiannya mesti dibakar lebih dulu. Dari arah tangga, muncul tiga orang LC yang langsung menggelendot manja di pundak Dimas.
Party Girls Juga Manusia "BY the way, elu mau paket tiga atau empat?" pancing Dimas. "Kan ada elu. Ngapain gue mesti pake paket segala. Bukannya elu bisa bawa pulang lima LC sekaligus." Dimas hanya tertawa. Suasana di bar tambah ramai. Setelah menyaksikan aksi para LC yang
Beruntung, tak lama setelah itu Mami datang dengan membawa Cathy. Rupanya, Mami sengaja "menculik" Cathy dari ruang karaoke. "Kenalin, ini Lidya, Nona, dan Biby," Dimas mengenalkan ketiga LC-nya. Well, ditilik dari ekspresi wajah dan cara ngomong, mereka sudah punya jam terbang cukup tinggi dan tahu bagaimana membuat tamu mau mengeluarkan tip lebih buat mereka.
48
49
"Kalo aku naek ke bar, jangan lupa tip-nya ya?" pancing Lidya sambil mengelus dada Dimas. "Gampang. Naek aja," jawab Dimas. Lidya, Nona, dan Biby segera naik ke bar. Mereka mulai berjoget tak ubahnya penari. Dan, ehm...adegan flying bra + G-string itu terulang
"Gimana caranya?" "Gampang. Semua bisa diatur, Bos," kata Dimas, pede. Dimas
mengajak saya
masuk ke
booth.
kembali. Sejumlah tamu laki-laki yang berada di
Katanya, biar lebih nyaman dan privasi tidak
sekitar bar, ikut bersorak kegirangan. Beberapa di
terganggu.
antaranya menyelipkan tip dengan spontan.
menghenyakkan diri di sofa. Mereka menarik
Setelah sekitar lima belas menit di atas bar,
Lidya, Nona,
dan Biby langsung
Dimas dan mengapitnya di tengah-tengah.
mereka turun dan bergabung bersama Dimas.
Saya tidak mau mengganggu Dimas yang lagi
Jujur, kalau melihat mereka menari, bicara, dan
asyik. Saya lebih suka di dekat Cathy yang malam
menyenangkan tamu, mereka pantasdisebut sebagai
itu terlihat tidak begitu ceria. Padahal, biasanya
party girls. Mereka bisa dengan mudah menghibur
dia suka ngomong, lincah, dan bisa bikin orang
dan membuat tamu betah selama berjam-jam di
ketawa.
N Z . Mereka juga bisa membuat tamu tak sayang mengeluarkan duit dari kantongnya. Tak jarang, karena tampangnya cakep dan nggak malu-maluin secara fashion dan manner, banyak tamu di NZ yang mengajak para LC untuk dinner-out.
50
"Kapan-kapan kita ajak saja lima samapai sepuluh orang LC liburan ke Bali," kata Dimas.
Sekadar menemani makan malam,
"Lagi bete?" Cathy mengangguk pelan. Diteguknya segelas Long Island hingga sisa separuh. "Lagi BU banget nih," ujar Cathy berterus terang. BU alias butuh uang.
Fenomena klasik
nongkrong di kafe, clubbing, sampai liburan. Tentu
sebenarnya. Konon kabarnya, para cewek yang
bukan gratisan lho. Mereka mendapat bayaran
terjun bebas ke dunia malam faktor nomor satunya
yang setimpal dengan jasanya.
adalah uang. Cathy mungkin salah satunya. Tapi
51
persoalannya tidak sesederhana itu. Bukan semata-
dan perawatan diri, (4) biaya kuliah, dan (5) biaya
mata uang dan uang. Ada faktor lain yang mengintil
untuk membantu keluarganya. "Minggu-minggu ini aku lagi banyak penge-
di belakangnya. "Mama masuk rumah sakit. Adik mesti bayar sekolah. Aku sendiri harus bayar uang semesteran,"
luaran. Aku nggak tau lagi mesti ke mana nyari duit," curhat Cathy. Ini bukan sandiwara. Bukan pula trik untuk
lanjut Cathy. berkuliah.
membuat hati tamu tersentuh lalu memberikan
Fakta ini baru saya tahu malam ini. Selain harus
bantuan sukarela. Bagi saya pribadi, Cathy tetap
membiayai hidupnya, dia juga menjadi separuh
manusia biasa. Tak ada kebohongan dan kepura-
tulang punggung keluarga. Untuk ukuran cewek
puraan di matanya.
Hah!
Cathy
ternyata
masih
berumur 20 tahun, saya salut dengan Cathy, terlepas dari pekerjaan yang dipilihnya. Hari gini, pekerjaan apa yang menawarkan gaji besar untuk lulusan SMU seperti Cathy? Nggak ada kan....
"Memang butuh duit berapa?" Saya memberanikan diri untuk bertanya. "Nggak ah. Aku malu. Lagian, kok aku jadi curhatnya ke kamu," sergah Cathy malu.
Dari pekerjaan LC-nya, setidaknya Cathy bisa
"Nggak pa-pa lagi. Curhat nggak ada yang
mendapatkan tiga hingga enam juta dalam dua
ngelarang, kok. Ngomong aja kamu butuh duit
minggu. Uang itu diperoleh dari voucher dan tip
berapa?"
selama ia masuk kerja. Dari satu voucher seharga
Cathy bungkam. Dia sibuk memainkan gelas
Rp 400 ribu, dia mendapatkan Rp 200 ribu.
di depannya. Sesekali matanya melirik ke arah
Tip yang diberikan tamu, sepenuhnya masuk ke
Dimas yang tengah dikeroyok tiga orang teman
kantong pribadi.
ceweknya.
Dari uang yang diperolehnya, Cathy mesti mengalokasikan pengeluaran wajib, misalnya, (1)
"Kok bengong?" Cathy kaget.
bayar kost, (2) makan sehari-hari, (3) make-up
52
S3
Akhirnya, Cathy buka suara juga. Tamu yang
"Kalo itu emang tuntutan. Kalo cuma diem
mem-booking-nya di ruang karaoke menawarkan
doang, ntar tamunya nggak ngasih tip dong," kilah
uang Rp 10 juta asal Cathy mau dibawa ke hotel
Cathy.
untuk semalam, one nite stand.
Tapi ternyata, Cathy tidak seperti yang saya
"Tapi aku nggak biasa begitu.... Aku takut
duga sebelumnya. Bayangan saya sebelumnya,
nggak bisa nyelayani dengan baik. Ntar kecewa
Cathy akan dengan mudah mengiyakan ajakan
lagi," sambungnya. Saya jadi muter otak dan bertanya-tanya. Mungkin Cathy termasuk salah satu LC yang tidak mau memberikan layanan seks pada tamunya. Yang
tamu mana pun yang berani membayarnya dengan harga "bagus". "Amit-amit deh. Oral seks saja aku ogah walau diiming-imingi uang Rp 2 juta," tegasnya.
dia betikan selama ini hanya sebagai pendamping,
Prinsip. Ya, sepertinya apa yang saya duga ada
tak lebih. Kalau sekadar seks kecil-kecilan mungkin
benarnya. Tidak semua LC yang bekerja di NZ
iya. Tapi untuk sampai pada transaksi bobo-bobo
masuk kategori gampangan dalam urusan seks.
instan, kayaknya dia belum berpengalaman. Boleh
Ada yang murni bekerja sebagai pendamping, ada
jadi, dia begitu menggoda dan wild ketika tengah
yang setengah nakal, dan tentunya, yang "abal-
meng-entertain tamunya. Menyuguhkan aneka fore-
abal" alias tidak menolak untuk diajak sex party,
play dan permainan yang bisa bikin tamu minum
sex jam-jaman sampai sex holiday juga ada.
alkohol berbotol-botol dan mengeluarkan lebih dari dua voucher untuk satu LC. "Kalo itu emang tuntutan. Kalo cuma diem
Cathy memesan segelas Long Island lagi. Dimas masih sibuk dengan ketiga dayangnya. Suara-suara desahan yang entah disengaja atau
doang, ntar tamunya nggak ngasih tip dong," kilah
memang betulan, bikin kuping saya melebar.
Cathy.
Apalagi, semua aktivitas yang dilakukan Dimas
Tapi ternyata, Cathy tidak seperti yang saya
dan ketiga LC itu terjadi persis di depan saya.
duga sebelumnya. Bayangan saya sebelumnya,
Dimas seperti "piala" yang sedang jadi bahan rebutan.
54
55
"Aku balik ke room karaoke dulu ya. Nggak enak ninggalin tamu kelamaan," Cathy berpamitan lalu menghilang di balik kerumunan tamu. Saya keluar dari booth dan bergabung bersama
(3) QUICKY SEX PARTY
puluhan laki-laki yang tengah asyik menikmati aksi sexy dancers di atas bar. Ada tiga tamu lakilaki dalam keadaan bertelanjang dada, ikut menari bersama para sexy dancer. Terdengar teriakan riuh, tepuk tangan, dan jeritan para penari yang menyatu bersama hentakan lagu disko.
SWINGING sex!!! Banyak orang yang heboh garagara aktivitas seksual yang satu ini. Seks tukar pasangan, barter suami-istri dengan menggelar acara gila-gilaan. Temanya pun macam-macam. Ada yang melewati permainan tukar kunci, ada yang menggunakan atraksi "petak umpet" sampai mengundi nomor pasangan a la arisan ibu-ibu. Percaya nggak percaya, itu terserah Anda. Tapi kalau melihat tren belakangan, maraknya "clubswinging", entah dalam skala besar dan kecil, tak luput membuat
pemberitaan jadi makin heboh.
Dengan semangatnya, orang-orang bergosip tentang swinging sex meskipun pada kenyataannya, banyak yang cuma denger-denger doang. Soal praktik, entar dulu. Yang penting, gosipnya dulu saja. Cerita soal swinging sex, mungkin tak kalah 56
57
serunya dengan berita infotainment yang mengupas habis-habisan
tentang kasus
selebriti yang setiap hari selalu jadi bead-line. Aduh, saya jadi pusing sendiri kalau lagi nonton di depan TV. Tiada hari tanpa gosip. Dalam sehari, saya bisa dijejali tayangan serupa, lima sampai sepuluh kali di stasiun TV berbeda. Ck.. ck.. .ck...hebat ya! Cerita yang sama juga terjadi di dunia malam. Setiap hari, temanya tidak jauh dari urusan seks dan seks, party dan party. Salah satu tema hebohnya, ya itu tadi swinging sex. Karena penasaran dengan isu terbarunya, iseng-iseng saya telepon reman lama, Beni—sebut saja begitu, yang pernah jadi salah satu member "club swinging'. Sudah hampir lima bulan ini saya tidak bertemu dengan Beni. Terakhir kali ketemu, saya diajak ke sebuah party gila yang dibikin di rumahnya, di kawasan Permata Hijau. Waktu itu, saya berpikir cuma pesta biasa. Nggak tahunya, Beni membuat party di kolam renangnya.
Swinging "Basah-basah"
kawin-cerai para RASA penasaran saya bertambah ketika mengetahui tamu undangan yang datang, jumlahnya tak lebih dari dua puluh orang. Cowok-cewek. Saya juga nggak tahu persis, apa mereka sengaja datang dengan berpasangan-pasangan. Saya tahunya dapat undangan dan datang bawa badan. Di kolam renang itu, sudah disiapkan aneka makanan dan minuman yang diletakkan di sebuah meja panjang. Tidak ada bartender atau pelayan. Semua self service! Seorang DJ, memainkan lagulagu disko. Singkat cerita, pool-party yang awalnya berjalan smooth itu berubah jadi ajang tukar pasangan. Bentuk permainannya sederhana, masing-masing tamu laki-laki dipersilakan menebak warna CD alias underwear yang dipakai pasangan perempuan dan sebaliknya. Begiru pasangan lakilaki menebak, saat itu juga pasangan perempuan akan memperrontonkan CD yang dikenakannya. Kalau cocok, berarti mereka bisa "dikawinkan" saat itu juga. Tinggal masuk ke kamar yang sudah disediakan, dan done\ Tempat eksekusi tidak melulu di kamar. Ada juga beberapa tamu yang memanfaatkan kursi di
S8
59
pinggir kolam sebagai tempat untuk bermesraan.
seorang pramugari. Pantas, dia lebih banyak
Bahkan, ada juga pasangan yang langsung nyebur
menghilang dari peredaran dunia malam. Laki-laki
kc kolam renang dengan baju masih melekat di
manapun kalau lagi jatuh cinta, susah memang.
badan. Ngapain? Ya apalagi kalau tidak bercinta
Bisa berubah 180 derajat dalam hitungan detik. Buktinya, Beni yang biasanya begitu doyan dengan
dan bercumbu. "Ini party swinging kelas dua," jelas Beni.
party-party gila itu, langsung jadi "anak manis".
Maksudnya, karena pasangan yang datang bukan
Rada nggak masuk akal, tetapi apa mau dikata
suami-istri, makanya pesta swinging-nya. masuk
kalau kenyataannya selama hampir empat bulan,
kategori nomor dua.
Beni menghilang dari peredaran. Urusan sehari-
"Di Jakarta, club swinging-nya kebanyakan bukan
pasangan
suami-istri
betulan,
tetapi
dan perempuannya. Beruntung pas saya telepon sore itu, ada kabar
pasangan jadi-jadian," jelas Beni.
baik. Beni sudah putus dari cewek pramugarinya.
"Maksud elo?" "Ya, bisa pacar, selingkuhan atau, memang
Berita ini tentu saja tidak pernah saya duga
dengan sengaja di-booking untuk dibawa ke pesta
sebelumnya. Rasa-rasanya impossible saja. Tidak
swinging.
menunggu lebih lama, sehari setelah saya telepon,
Begitu
lho,
Brur..!!!"
imbuh
Beni
dengan fasih. Sejak dari pesta di rumahnya itu, saya hanya kontak via handphone saja. Sekedar say hello atau berha-ha-ha-hi-hi-hi, kali saja ada pesta lebih edan lagi yang dibikin Beni. Bukan kabar pesta yang saya
60
harinya berubah jadi sibuk mengurusi pekerjaan
besok sorenya Beni langsung mengundang saya pergi ke rumahnya. "Ada pesta apa lagi?" tanya saya di telepon. "Nggak ada apa-apa, elo dateng aja. Sudah lama nggak ketemu elo. Gue mau curhat."
dapat, tetapi malah soal Beni yang lagi kasmaran.
What? Laki-laki seperti Beni kenal juga
Ternyata, Beni yang sehari-hari mengelola usaha
yang namanya curhat. Mungkin inilah teka-teki
bisnis peti kemas itu, sedang kesengsem sama
kehidupan. Sehebat apa pun laki-laki kalau sudah
61
bertemu perempuan, pasti bertekuk lutut juga.
"Habis mau gimana lagi. Jomblo. Patah
Buktinya, begitu sore itu saya sampai di rumah
hati pula," jawab Beni sekenanya. Comeback lagi
Beni, cerita tentang hubungannya dengan cewek
nih ceritanya. Beni yang dulu, telah kembali lagi.
pramugarinya menjadi bahan obrolan yang tidak
Cepat sekali ya perubahannya.
ada putus-putusnya. "Gue kapok jatuh cinta!" keluh Beni. "Kan dari dulu gue bilang, jangan pernah pake hati, pake body aja. Nggak ada risiko, paling duit doang yang abis," timpal saya. "Sudahlah. Daripada pusing, kita gila-gilaan lagi aja yuk?!" ajak Beni. "Kenapa nggak elo undang saja temen-temen party di sini?" usul saya. Untuk sejenak, Beni mengerutkan kening. Lucu juga kali ye, sore-sore party di rumah. Meneguk alkohol ditemani cewek-cewek cakep yang cuma mengenakan baju dalam. Waduh, kok pikiran saya jadi ngelantur ke mana-mana. "Gue lagi males. Kita jalan aja deh. Ntar gue telepon si Gendut sama si Ray." "Atur aja deh. Gue ngikut saja. Jadi kita nakal lagi nih?" ledek saya sambil menahan senyum.
Quicky Sex Party SEKITAR pukul delapan lewat lima belas menit, saya dan Beni
meluncur ke arah Thamrin lalu
masuk ke Jalan Hayam Wuruk. Begitu sampai di kawasan Glodok, mobil yang dikendarai Beni mengambil arah memutar. Di tengah perjalanan, Beni menghubungi dua temannya, Gendut dan Ray untuk bergabung. Hanya butuh waktu tak kurang dari 45 menit untuk sampai di lokasi. Setelah melewati bangunan ruko yang diapit beberapa tempat hiburan malam, saya dan Beni akhirnya sampai di tempat. Di depan sebuah bangunan besar bertuliskan CN, kami berhenti. Seorang petugas valet langsung mengurus mobil kami. "Kita mau ngapain? Gue ogah kalo jogetjoget di dancefloor," kata saya. "Terserah lo, Brur. Di sini semua juga ada.
62
63
Mau karaoke ada, mau mijit plus sauna juga ada.
meski tidak begitu dekat. Di setiap acara party
Mau joget sampai bego, juga bisa. Tinggal pilih
yang dibikin Beni, dua orang itu pasti selalu ada.
yang lo suka," jawab Beni.
Biasalah, namanya juga satu geng, kalau jalan
"Enaknya ngapain?"
seringkali bareng-bareng. Kalau kata orang laki-
"Karaoke dulu aja kali. Kalo bosen, baru kita
laki itu seperti gerombolan domba, mungkin ada
mijit-mijit. Seru nggak?" "Gue setuju. Serunya kita bisa nyanyi-nyanyi ditemenin cewek cakep." Kami mengambil ruangan tipe eksekutif. Ya cukuplah untuk menampung lima hingga sepuluh
64
benarnya juga. Nonton bola, nongkrong di kafe, karaoke, bahkan sauna pun mesti rame-rame. "Mau
ditemenin
LC
lokal
atau
cewek
Mandarin?" kata Mami Reni yang in-charge di ruangan kami.
orang. Lagi pula, buat apa juga pesan kamar tipe
Untuk beberapa saat lamanya, kami saling
suite, kalau kita cuma berempat. Sama seperti
beradu pandang. Gendut dan Ray menyerahkan
interior karaoke kebanyakan, di dalam ruangan ada
pada Beni untuk mengambil keputusan.
sofa panjang warna hitam di bagian tengah, dua
"Bener, nih, gue yang milih?"
TV 29 inci, satu kamar mandi, dan meja makan.
"Kan selera lo selalu pas buat kita-kita. Gue
Di ruangan ada satu pintu belakang yang menuju
percaya deh," jawab Gendut yang sibuk mengu-
balkon. Dari balkon inilah, saya bisa melihat
nyah sandwich tuna.
ratusan orang tengah larut dalam suasana pesta.
"Kalo gue kebetulan lagi bosen ama yang
Musik berdebam, mengalun tanpa henti. Ratusan
impor-impor. Back to nature aja deh. Yang lokal-
orang berjingkrak kegirangan.
lokal seru juga kali ya...," usul Beni.
Tak lama, setelah para pelayan menyiapkan
Sesuatu yang sudah jadi kebiasaan, seringkali
beberapa botol minuman di atas meja, dua orang
membuat kita jadi bosan. Bayangkan saja kalau
teman Beni, Gendut dan Ray, datang secara
setiap hari kita makan sayur asem, huh, lama-lama
bersamaan. Saya sudah kenal dengan mereka
jadi muak juga. Sayur lodeh, kemudian, menjadi
65
sesuatu yang paling kita inginkan. Sama halnya seperti Beni. Ketika pekerja seks asal Mandarin
maklum" untuk memberikan tip segede-gedenya.
atau Uzbekiskan booming dan ngetren di sejumlah
Tapi lantaran Beni tidak mau terikat waktu, dia
tempat hiburan malam di Jakarta, dia menjadi salah
memilih untuk mcmbooking mereka a la over-time.
satu pelanggan setia. Dari cuma sekadar karaoke
Itu berarti selain mendapatkan satu voucher senilai
yang berlanjut pada kencan short-time di kamar
Rp 400 ribu, mereka juga mendapatkan uang
pribadi, sampai mem-booking mereka dalam pesta-
lebih sebesar Rp 1,7 juta. Dan itu berarti, tamu
pesta seks. Setelah jenuh berpetualang dengan yang
yang membooking "bebas" melakukan apa saja.
impor-impor, ujung-ujungnya kembali ke lokal.
Mulai dari "cumi-cumi" (maksudnya cium-cium),
Ini mungkin yang disebut siklus selera. Manusiawi
lapdance sampai having-sex.
banget! Kok saya jadi ngelantur ya?
nggak ngerti, pasti beranggapan kalau "over-time
Sebagian tamu yang
Hush...stop! Kembali ke soal party. Mami
booked" itu cuma bisa dilakukan di kamar tidur.
Reni membawa sedikitnya sepuluh orang LC (lady
Padahal kenyataannya, itu bisa dilakukan di mana
companion) untuk berkontes. Setelah lebih dulu
saja. Toilet, dancefloor, ataupun sofa. Tapi tentunya
berkenalan satu per satu, mereka berdiri berjajar
dengan satu syarat: mau sama mau. Biasanya biar
di depan kami.
kesepakatan terjadi dan sama-sama enak, tamu
Merry, Vera, Laura, Nanda, Wenny, dan Lala
mesti "mau" memberikan tip dalam jumlah besar.
adalah nama-nama yang akhirnya terpilih menjadi
Jadi, selain harga OP Rp 1,7 juta itu, ada lagi tip
teman kencan kami. Kok jadinya enam orang?
yang mesti disiapkan oleh tamu.
Itulah seninya, kilah Beni. Kalau party 1 vs 1,
Kalau mau aman, sebut saja angka tip di
apanya yang menarik? Konvensional dan tidak ada
depan, misalnya, Rp 1 juta atau Rp 2 juta per
seninya. Standar. So...typical! Standar umumnya, satu LC berarti dihitung satu voucher senilai Rp 400 ribu. Biasanya itu
66
berlaku untuk tiga jam. Selebihnya, tamu "dipaksa-
orang sebagai jaminan. Mahal sih, tetapi namanya juga pesta seks di tempat ekslusif, mana ada yang murah.
67
Pesta tanpa amunisi, pastinya tidak berse-
Suara tawa bercampur teriakan-teriakan kecil
mangat. Kalau di kalangan triper, amunisi itu
menjadi irama yang beradu dengan musik disko.
pastinya "ce-ce" alias ekstasi. Tapi bagi sebagian
Ini main-main apa seriusan? Atau ini pekerjaan
anak malam, amanusinya ya alkohol. Sudah ada
serius tapi harus dilakukan dengan cara main-
dua botol Martel, satu Jack Daniels, satu Red-
main. Sepertinya yang terakhir lebih pas. Seks yang
Label, sepuluh kaleng Green Tea, dan lima kaleng
terjadi penuh dengan permainan quicky swinging.
Coca Cola terhidang di meja. Terbukti, amunisi
Barter pasangan mewarnai adegan demi adegan
itu menambah suasana pesta jadi semakin panas
selama hampir satu jam lebih.
dari menit ke menit. Berawal dari sesi "cumi-cumi" sampai ak-
68
Beni, Gendut, dan Ray secara bergiliran mendapatkan segala bentuk kegilaan Merry, Lala,
hirnya masuk sesi "kebrutalan dan keliaran". Yang
Laura, Wenny, Nanda, dan Vera. Saya hanya ge-
terjadi adalah swinging partner. Aktivitas utama-
leng-geleng kepala. Habisnya, tidak menyangka
nya: quicky sex. Di atas sofa, di bawah penerangan
saja kalau keenam gadis yang rata-rata berumur
lampu temaram, keenam LC itu secara bergantian
tak lebih dari 21 tahun dan datang dari daerah
menyuguhkan segala bentuk pelayanan seksual.
itu bisa berbuat segila itu. Sangat professional,
Oral-sex, lap dance sex, petting, licking, lips kissing,
tak kalah dengan cewek-cewek impor, entah itu
sampai full body contact. Lucunya, tak satu pun
yang datang dari Rusia, Vietnam, Cina, Kolombia,
dari keenam LC itu yang melepaskan bajunya.
bahkan Thailand sekalipun.
Paling-paling, dalam beberapa kesempatan mereka
Selepas pesta kemasygulan itu berakhir, ke-
membiarkan bagian dada terbuka. Namun yang
enam LC itu berbenah diri di kamar mandi. Mem-
pasti, baju mereka sudah nggak karu-karuan.
benahi baju, menyisir rambut, merapikan make-up
Rok tersingkap dan bra jatuh ke lantai. Tisu
di wajah mereka yang mulai pudar oleh keringat
bertebaran di mana-mana.
dan so pasti, menyemprotkan parfum di badan.
69
Begitu keluar dari kamar mandi, mereka
(4) The Lapdancer
terlihat seperti semula. Tampil oke, wajah penuh pesona. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa, mereka segera membaur bersama kami di sofa karaoke. Bernyanyi, bercanda, bermesraan tak ubahnya sepasang teman kencan, dan menghabiskan sisa minuman yang ada. Inilah tahapan after play yang begitu santai. "Kalau udah bosen, kita cabut yuk. Atau
"TEQUILA single, dong!"
masih kurang? Gue tinggal pesen cewek lagi nih," tantang Beni. Ampun deje...matiin lampu dong!
Gadis itu duduk di kursi bar. Sebarang rokok Virginia Slim terselip di bibirnya yang memerah oleh lipstik. Rambumya yang panjang mengikal, dibiarkan tergerai menyentuh kaki-kaki kursi. "Biasa, nggak usah pake garem," sambung-
PS : Jangan lupa selalu sedia kondom di dompet. Coz, aktivitas seks bisa datang dan terjadi kapan saja. Safe sex is still number one dong!
nya. la terlihat begitu akrab dengan bartender. Beberapa pelayan yang melintas tersenyum padanya, begitu juga dengan sejumlah tamu laki-laki yang kebetulan berpa-pasan denganya. Masih sama. Gadis itu—dua minggu lalu— juga memesan tequila. la juga duduk sendirian di bar. la begitu enjoy duduk di antara sekian tamu laki-laki yang memadati bar.
70
71
Segelas tequila itu masuk ke mulutnya dengan sekali tenggak. la membasahi bibirnya dengan seiris jeruk untuk menghilangkan rasa pahit di
"Tequila, plisss...," jawabnya singkat. Ini berarti sudah gelas ketiga. Sebagai tanda perkenalan, saya pun ikut memesan tequila. Sebuah
kerongkongnya. "Satu lagi dong!"
perkenalan yang sangat singkat dengan obrolan ala
Segelas tequila tanpa garam itu pun terhidang
kadarnya.
di depannya dalam hitungan menit. la tak langsung
Siapa dia? Itu yang jadi pertanyaan saya. Satu
meminumnya. Sejenak, ia memutar-mutar gelas
jam sebelumnya, saya menyaksikan aksi tarinya di
shooter itu dengan jemarinya. Asap rokok mengepul
atas bar. Bersama tiga penari laki-laki, Viki men-
dari bibirnya. Kali ini, ia menebarkan pandangan
jadi ratu yang memesona. Ia terus bergerak atraktif
matanya pada
asyik
dari menit ke menit. Lima menit pertama, ia
berjoget mengikuti hentakan lagu. Sebagian besar
menyerbu masuk di antara kerumunan tamu, lalu
terdiri dari tamu laki-laki. Hanya ada beberapa
pada menit berikutnya tahu-tahu sudah berpindah
tamu perempuan yang hadir malam itu.
ke atas bar.
kerumuman
tamu yang
"Boleh saya gabung?"
Tiga penari laki-laki yang hanya membalut
Gadis itu menoleh dan tersenyum.
tubuhnya dengan kain sejenis cawat itu, tak kalah-
"Silakan!"
nya gesitnya. Mereka juga mempertontonkan ge-
Saya duduk persis di sebelahnya.
rakan-gerakan erotisnya. Sebagian besar tamu laki-
"Viki!"
laki yang hadir malam itu tampak begitu antusias
Ia mengenalkan namanya. Spontan, lugas
menikmati wild-show yang digelar.
dan tidak ada kesan canggung. "Boleh saya traktir minum?" Viki merapikan beberapa helai rambut yang menutupi sebagai wajahnya. Ia mengangguk.
72
"Mau minum apa?"
Tema acara yang diselenggarakan di sebuah kelab berinisial TF di bilangan Kuningan-Jakarta malam itu memang gay nite. Uniknya, selain dijadikan sebagai ajang berkumpulnya para gay,
"73
tetapi juga menarik perhatian komunitas lesbian
datang karena didorong rasa ingin tahu. Misalnya,
dan beberapa tamu yang notabene heteroseksual.
Susi yang dari awal "niat banget" ingin melihat
Oh ya satu lagi, yakni sekelompok tamu yang
aksi penari laki-laki yang rata-rata berdandan
mungkin, sssttt...biseksual.
atletis itu. Saat pertunjukan tarian berlangsung,
Rata-rata, para tamu yang bergoyang di
Susi tak segan merangsuk maju ke depan bar,
dancefloor tidak ada yang berpasang-pasangan
mendekati salah seorang penari laki, dan...oh
dengan lawan jenis mereka. Yang ada hanya laki-
my gosh, dengan cueknya dua tangan Susi tahu-
laki berpasangan dengan laki-laki, dan perempuan
tahu menyentuh bagian perut penari laki-laki itu.
berpasangan dengan perempuan. Beberapa tran-
Lalu, ia menyelipkan uang Rp 100 ribu ke dalam
seksual juga terlihat di sana. TF memang terkenal
underwear.
sebagai rainbow club, tempat khusus untuk gay,
Di sudut yang lain, beberapa tamu yang ter-
lesbian, dan transgender, terutama untuk hari
tarik dengan "goyangan" Viki, tak kalah banyak-
Kamis dan Sabtu.
nya. Ada tamu laki-laki yang sekadar ingin joget
Kelompok tamu dengan kecenderungan seks
berdekatan, tetapi ada juga tamu perempuan yang
berbeda inilah yang jadi bahan perhatian saya.
menginginkan minum bareng Viki, dari mulut ke
Meskipun kelompok tamu homoseksual—gay dan
mulut.
lesbian—mendominasi di tiap sudut ruangan, tapi
Dan kini, setelah tampil selama satu jam, Viki
acara malam itu berlangsung meriah. Kaum gay dan
ada di sebelah saya. Berbeda, itu kesan pertama
lesbian "menyatu" bersama kaum hetero. Berjoget
saya. Mengenakan celana jins dengan kaus tanpa
mengikuti lantunan musik DJ dan menikmati
lengan, Viki sepetti gadis-gadis gaul kebanyakan.
pertunjukan sexy-dancing tanpa malu-malu.
Wajahnya tak lagi ber-make up tebal. Lipstik merah
Malam itu saya tidak sendirian. Saya bersama lima orang teman: tiga laki-laki dan dua
yang melukis dua bibirnya telah berganti dengan lipstik warna peach.
perempuan. Kelima teman saya ini, sebenarnya
74
75
Interesting! Di mata saya, Viki seperti punya dua sisi kepribadian yang berbeda.
tinggal bersama dua adiknya di sebuah rumah
Pertama,
kontrakan di bilanganTebet, Jakarta Selatan. Selain
Viki sebagai penari yang begitu wild saat di atas
menekuni pekerjaan sehari-hari sebagai penari bar,
panggung, dan kedua, Viki sebagai wanita ke-
ia juga punya kerjaan sampingan memberikan les
banyakan yang tampak sederhana, sopan, dan enak
private menari untuk ibu-ibu yang ingin belajar
diajak bicara.
menari. Untuk pekerjaan sampingan ini, Viki
"Kok belum pulang, Vik? Lagi nunggu temen?" Viki mengisap rokok Virginia Slim-nya, me-
langsung datang ke rumah "klien"-nya. "Tertarik untuk les private?" tantang Viki. Saya tak berani menjawab.
Akhirnya, Viki
neguk segelas Illusion yang ada di depannya. Cock-
meninggalkan bar ketika adiknya datang. Saya
tail dengan warna hijau dan memiliki rasa manis
kembali ke meja tempat teman-teman saya sedang
tapi memabukkan itu rupanya kiriman dari salah
asyik berpesta.
seorang tamu.
Saya masih bisa melihat "aksi" Viki dan
"Nggak. Lagi nunggu adikku," tukasnya.
bertemu dengannya di tempat yang sama selama
"Ooo...dijemput ama adikmu?" terka saya.
dua bulan berikutnya. Sayang, setelah itu ia tak
"Ya, begitulah."
tampak lagi. Konon kabarnya, ia telah berpindah
Viki parnit pergi ke rest room. Lima menit
ke sebuah kelab yang lebih elit dan ekslusif.
kemudian, ia kembali ke bar. Selama hampir satu jam, saya menghabiskan waktu di bar bersama
76
Viki. Ngobrol, minum, bercanda, tertawa, dan
CALL me Vikitra! Atau cukup dengan Viki saja.
finally, bertukar nomor handphone.
Itulah nama panggilanku. Tak banyak yang tahu
Dari perkenalan singkat itu, sedikit banyak
namaku sebenarnya. Lagi pula, tamu hanya butuh
saya mulai tahu siapa Viki. Gadis cantik berambut
tarianku, bukan namaku. Namaku hanya sebatas
panjang itu rupanya baru berusia 22 rahun. Ia
"tanda pengenal" saja, tak lebih. Lagi pula, di dunia
77
yang aku geluti saat ini, dibutuhkan sebuah nama
mengekor di belakang namaku. Aku sadar, ini
yang enak di telinga, gampang diingat, familiar,
memang risiko yang harus aku terima. "Escort
dan yang pasti: berbau perkotaan. Biar terkesan
harus
girl?"
Ehm.. biar
menyandang sebutan
saja itu.
kalau
lebih bonafit dan nggak kampungan, katanya. Ya,
aku
Karena
sudahlah. Aku ikut saja, toh, buat aku itu juga
prinsipnya, pekerjaanku memang menghibur dan
menguntungkan. Orang cukup tahu Viki, bukan
menyenangkan orang kok. Entah dengan satu
namaku yang sebenarnya.
tarian, atau bahkan cuma satu senyuman.
Aku bukan pelacur. Itu hal pertama harus
"Lady companion?" Bisa jadi. Pekerjaanku
dicamkan oleh tamu yang mem-booking-ku. Bukan
memang menemani tamu. Mulai dari menemani
apa-apa, pekerjaanku memang bukan pelacur. Aku
minum, ngobrol sampai memberikan tarian di
tidak mencari mangsaku di tempat tidur. Pekerjaan
depan mereka.
utamaku hanya membuat tamu terhibur dan
" Lapdancer?" Yup! Sebagian orang menyebut-
senang agar tak bosan-bosan merogoh uangnya
ku begitu. Dan aku sadar, itu memang jadi bagian
dalam jumlah besar.
dari pekerjaanku. Ada kalanya tamu mengingin-
Jauh di atas segalanya, aku dituntut memiliki
kan lebih. Tak cukup hanya "memelototi" bagian-
keterampilan yang tidak saja menguras energi tapi
bagian sensual dari tubuhku, tetapi juga butuh
juga memerlukan kemampuan beradaptasi dengan
diperlakukan secara istimewa. Ya, lapdance men-
tamu yang punya kepribadian dan selera berbeda-
jadi salah satu caranya. Menari di atas pangkuan,
beda. Ada yang suka dimanja, dipuji, disanjung-
menyentuh, membelai, dan memperlakukan tamu
sanjung. Ada juga yang sukanya "dilayani" tanpa
layaknya raja.
banyak ngomong, dan Iain-lain. Dengan profesi pekerjaan yang aku jalani saat ini, tahu-tahu muncul beberapa gelar yang
Saya susah membedakan ruang lingkup pekerjaan escort, callgirl, lapdancer, atau apa pun istilahnya. Yang aku tahu, I'm a dancer. "Stripdancer?"
78
79
Wow...I'm not! Aku tidak mengandalkan
pula tidak sombong dan semua iru membuat aku
ketelanjangan tubuh dalam menari. Aku hanya
suka, rasa-rasanya aku juga nggak menolak kalau
menyuguhkan keterampilan menari dan tentu saja,
ia mengajak dating lanjutan. Soal having sex atau
pesona. I mean ... bagaimana tampil cantik, smart,
nggak, prinsip aku sederhana: aku hanya mau tidur
menyenangkan, dan bla...bla.. .bla. Pokoknya,
dengan laki-laki yang bukan "makhluk asing" di
segala pesona diri mesti aku tunjukkan untuk
mataku. Dan yang terpenting, secara emosional
membuat tamu merasa nyaman. Dan itu bukan
aku suka. That's it!
pekerjaan gampang. Pernah terbayang nggak, kalau
"Does money talk?"
satu waktu, aku harus menghadapi tamu laki-laki
Tamu yang terhibur dengan tarianku, sudah
yang dari "tampang", penampilan, dan manner-nya
sewajarnya membayarku lebih. Untuk orang-orang
nggak banget. Badan gemuk, bau pula, terus muka
yang menekuni profesi yang aku geluti, uang lebih
pas-pasan, dan yang nggak nahan: rese' dan banyak
yang didapat bukan dari bandrol untuk sekali atau
maunya. So? Still, I have to be a nice girl. No matter
dua kali menari, tetapi dari tip. Justru itu, aku harus
what, 'behave' is my keyword. As a entertainer, I do
menyuguhkan tontonan paling baik. Kalau tamu
not have a lot of choices. Hibur dia secara profesional
merasa senang dan terhibur, tip datang sendiri kok.
tanpa membedakan-bedakan tamu.
Di Jakarta ini, banyak laki-laki kaya tapi tak bahagia.
"Bagaimana dengan seks?"
Makanya, harga kesenangan begitu mahal. Dan
Depend on! Pekerjaan utamaku hanya meng-
mereka tak segan-segan membayar jutaan rupiah
hibur tanpa seks. Aku bukan pelacur, itu yang
hanya untuk "'ditemani" minum, sedikit pelukan,
aku pegang banget, jadi, please, jangan samakan
dan kehangatan berbumbu kemanjaan. Ngapain
aku dengan itu. Namun, jujur, aku juga wanita
juga aku harus "tidur" dengan tamu kalau dengan
biasa yang punya perasaan: suka, benci, marah,
satu pelukan kecil, mereka sudah terpuaskan dan
dan sedih. Kalau satu ketika aku bertemu dengan
mau membayarku mahal.
tamu laki-laki yang ramah, ganteng, baik hati lagi
80
81
DI dalam kamar, di atas sofa yang diterangi
Mereka lebih suka duduk di sofa dengan ditemani
pencahayaan temaram, Viki menceritakan sebagian
gadis cantik. Kalau tidak, ya masuk ke kamar un-
pengalaman hidupnya dengan lancar. Sesekali
tuk bersantai bersama pasangannya.
bibir tipis nan seksi itu berhenti untuk mengecap
Viki adalah salah satu gadis yang bekerja di
minuman. Setelah pertemuan tiga bulan lalu, saya
kelab N N . Dibanding gadis-gadis lainnya, Viki
akhirnya kembali bertemu dengan Viki di kelab
punya kelebihan dalam hal menari. Sudah dua
N N , tak banyak yang berubah dengan penampilan
bulan bekerja di siru. Karena punya wajah cantik,
fisik Viki. Ia tetap menggoda, tetap mencuri per-
badan
hatian mata lelaki mana pun.
lapdance— tak lama setelah mulai bekerja, Viki
Agak sulit memang menemukan Viki. Perem-
bagus,
dan
pandai
menari—terutama
jadi laris di antara para tamu.
puan cantik ini bekerja di sebuah kelab yang notabene "mahal". Kelab yang berlokasi tak jauh dari
82
perempatan CSW, kawasan Blok M itu,
Dua jam sebelumnya.
selama ini memang terkenal sebagai private club.
Malam itu, sekitar pukul sebelas, suasana di
Sebagian besar tamu yang ada di kelab NN adalah
resto cukup ramai. Musik classic disco silih berganti
member. Untuk tamu baru yang bukan member,
dengan musik progesif terdengar riuh. Para tamu
dikenakan cover charge Rp 385 ribu. Itu pun jangan
bergoyang santai dengan pasangannya. Di bagian
coba-coba datang sendiri karena kebanyakan tamu
lain, di lantai satu yang terdapat deretan kamar-
datang secara berkelompok. Maklum, hanya ada
kamar, Viki tengah menjamu tamunya.
dua fasilitas di kelab NN: restotan yang dilengkapi
Di salah satu kamar irulah, bersama dua
dance-floor dan deretan kamar. Bar berukuran tidak
temannya: Manda dan Renita, ia tengah menyu-
terlalu besar yang ada di area restoran pun lebih
guhkan kebolehannya menari. Rupanya, terjadi
banyak difungsikan sebagai
"tempat pembuat
lap dancing one on one. Tiga orang laki-laki sedang
minuman". Jarang ada tamu yang duduk di bar.
duduk. Di depan mereka masing-masing, menari
83
para gadis cantik yang tak lain adalah Viki, Manda,
laki-laki itu dengan sopan. You can watch, but
dan Renita.
please... do not touch! Begitulah aturan mainnya.
Mereka meliuk-liukkan badan dengan sangat
Laki-laki berbadan agak kurus yang sedang
erotis. Tubuh mereka dibalut dengan kostum seksi
dilayani Renita menoleh ke Viki. Dengan cekatan,
yang mengundang minat. Ada aksesori berupa
Renita memalingkan kepala laki-laki itu ke arahnya,
bulu warna-warni di leher mereka.
seolah cemburu.
Viki terus bergerak. Ia menggeliatkan tubuhnya
Viki berusaha membuka topi yang menutupi
dengan penuh gairah. Senyuman menggoda tak
kepala laki-laki yang tengah menikmati tariannya.
lepas dari bibirnya. Belum lagi kerlingan sepasang
Begitu terbuka, Viki agak terperangah karena laki-
mata bundar milik Viki yang makin membuat lelaki
laki itu adalah saya.
di hadapannya kian terpaku. Topi yang menutupi
"Hah...Mas...?"
sebagian wajah sang lelaki tak mampu menutupi
Viki menghentikan aksinya sejenak. Entah
ekspresi kepuasan yang terpancar lewat senyuman
karena kaget atau risih, gerakan Viki jadi kagok.
di bibirnya. Sesekali tangannya mengelus dagu
Meski
yang berjenggot. Jelas, lelaki itu tampak sangat
saja rasa kikuk itu tampak pada diri Viki. Alhasil,
terhibur dan menikmati kecantikan serta keliatan
saya jadi nggak enak sendiri. Awalnya, mau kasih
tubuh perempuan di hadapannya.
surprise karena sudah cukup lama tidak bertemu
Viki, Manda, dan Renita mulai mendekat dan
berusaha seprofesional
mungkin,
tetap
Viki. Kok jadinya malah begini?
menari sambil menggesek-gesekkan badan ke tamu-
Akhirnya, saya meminta Viki untuk tidak
tamu mereka. Sesekali para laki-laki itu mencoba
melanjutkan tariannya. Bukan sok muna atau
memegang tubuh Viki, Manda, atau Renita, tetapi
jaim, tetapi saya tak tega melihatnya menari se-
tiga perempuan itu selalu menghindar dengan cara
tengah hati. Lihat saja ketika ia berusaha merang-
sangat halus. Mereka menurunkan tangan para
kulkan dua tanganya pada bahu saya, uh shit... Viki mendongakkan kepalanya ke langit-langit
84
85
kamar. Sepertinya, ia berusaha menghindari untuk bertatap muka. Sementara laki-laki yang bersama Renita,
Buat saya, apa yang dilakukan Viki sangat wajar dan manusiawi. Meskipun menjalani pekerjaan sebagai lapdancer, tetap saja ia seorang
adalah Haryo, 31 tahun, karib saya,
perempuan biasa yang punya perasaan malu, suka,
anak seorang mantan pejabat zaman Orba yang
marah, benci, dan nggak enak hati. Makanya,
"mewarisi" beberapa perusahaan. Satu orang lagi
kadang-kadang jadi jengah dan salah tingkah
karib saya yang tengah bersama Manda adalah
ketika harus menari di depan tamu yang ia kenal.
Dhani, 29 tahun, pemilik sebuah usaha bengkel
Saya yakin, bukan hanya Viki yang mengalami
mobil yang dikelola bareng kakaknya.
perasaan seperti itu.
tak lain
Haryo dan Dhani agak bingung melihat Viki menghentikan aksinya. Namun, lantaran
Ufftttt...,
Viki mengembuskan napas pan-
Renita dan Manda terus "membombardir" mereka
jang. Bersamaan dengan itu, asap putih rokok
dengan gerakan lapdance, akhirnya mereka hanya
keluar dari mulutnya, mengudara.
no comment waktu saya dan Viki menggeser tempat duduk.
"Apa kabar, Vik?" Ia tak langsung menjawab. Matanya sibuk memandangi kuku-kuku di jemarinya yang ke-
VIKI membetulkan letak bajunya yang beran-
cokelatan oleh kutek. Tak banyak yang berubah
takan. Ia melepaskan aksesori bulu warna-warni
dari diri Viki. Rambutnya masih panjang tergerai,
yang melingkar di lehernya. Untuk beberapa
badannya juga masih terawat dengan baik. Hanya
saat lamanya, ia terdiam. Tangannya yang ram-
saja, ia agak kurusan dan wajahnya terlihat sangat
ping terulur mengambil sebatang rokok, dan
capek.
mengisapnya dalam-dalam.
"Yah, seperti yang kamu lihat. Aku masih seperti dulu."
86
87
Akhirnya, Viki buka suara. Jawaban yang meluncur dari bibirnya terdengar "ala kadarnya" dan sarat basa-basi, mengingatkan saya pada lagu lama yang sempat populer di tahun 80-an. Meski sempat canggung di menit-menit awal, tetapi pembicaraan kami perlahan mulai mengalir. Viki menceritakan perjalanan hidupnya setelab
"Adikmu yang waktu itu ngejemput kami di kelab 'Rainbow'?" tanya saya, memastikan. Viki menggelengkan kepala. Ah, masih sama. Viki selalu menggelengkan kepala saat mengatakan "tidak". "Bukan. Adikku yang satu lagi. Masih kecil, sekitar lima tahun umurnya," tukasnya.
tak lagi bekerja di kelab "Rainbow". Di satu sisi, ia
Suara Viki timbul-tenggelam bersama musik
merasa jenuh menari di depan komunitas gay dan
yang mengalun di dalam kamar. Musik itu menjadi
lesbian. Ia butuh suasana baru yang lebih fresh dan
lagu pengiting bagi Manda dan Renita, dua teman
membuatnya "excited'. Di sisi lain, ia memerlukan
septofesi Viki yang menjamu Haryo dan Dhani.
penghasilan lebih dari sekadar menari-nari di atas
Untuk bebetapa saat lamanya, kami sama-
bar, atau melakukan drink & kissing bersama tamu
sama terdiam. Sesekali, mata Viki melirik ke
yang mau merogoh uang Rp. 100-200 ribu untuk
arah Manda yang tinggal mengenakan pakaian
tip.
dalam. Sementara Renita, pakaian yang belekat di "Adikku butuh perawatan dan memetlukan
biaya yang nggak sedikit," keluhnya.
tubuhnya sudah tak beraturan lagi. Sebagian malah terjatuh di lantai kamat.
Setahu saya, Viki punya adik laki-laki berumur
Diam-diam saya juga mengamati apa yang
tujuh belas tahun yang pernah menjemput Viki
tetjadi dengan Hatyo dan Dhani. Adegan lap-
di kelab "Rainbow", tempat pertama kali kami
dance yang diperagakan Manda dan Renita masih
bertemu dan berkenalan. Setelah bebetapa bulan
berlangsung, bahkan lebih hot. Sebuah tontonan
"putus komunikasi", temyata ada banyak petistiwa
yang bisa membuat jantung betdebat tak karuan.
terlewatkan. "Mas...."
88
89
Suara Viki mengagetkan saya. Buru-buru
Karena tak tahan, Viki akhirnya membawa Kara
terlihat berair. la mengambil tisu di meja dan
dan adiknya yang berumur tujuh belas tahun ke
membersihkan wajahnya.
Jakarta. Meski tak tega meninggalkan ibunya, Viki
"Sebenarnya aku mau cerita banyak, tapi aku
terpaksa harus mengambil keputusan yang terbi-
nggak enak...." Viki menghentikan ucapannya,
lang nekat itu. Semua ia lakukan demi kebaikan
"Aku takut dikira ada maunya lagi," sambung
adik-adiknya. Selama ini, Viki dan Kara berkomunikasi
Viki. Saya meyakinkan Viki untuk menceritakan
menggunakan cara yang tak biasa. Viki akan
apa masalahnya. Lalu, ia mengeluarkan dompet
berbicara lewat sebuah tape recorder kecil yang
dari dalam tasnya. Viki menunjukkan selembar
selalu dibawa Kara. Dari tape recorder itulah, Kara
foto kepada saya.
akan mendengarkan omongan Viki.
"Ini Kara, adikku," gumamnya.
90
bahkan tak jarang menyakiti ia dan dua adiknya.
saya memalingkan wajah dan astaga... mata Viki
Viki berencana menggunakan uang yang
Menurut Viki, adiknya mengidap autis yang
dia dapat dari bekerja sebagai lapdancer untuk
termasuk dalam jenis A D H D (Attention De-
menyekolahkan Kata di sekolah khusus. Dan
ficit Hyperactivity Disorder). Polah tingkahnya
tentu saja, uang itu ia gunakan untuk memenuhi
cenderung hiper aktif". Suka menjerit, menggigit,
kebutuhan hidup sehari-hari.
dan berlarian ke sana kemari seolah tanpa merasa-
"Aku hanya menggunakan semua kekuatan
kan capek. Makanya, ia berusaha mati-matian
fisik dan pikiran untuk bertahan hidup di Jakarta,"
mencari uang untuk membiayai pengobatannya.
desahnya, "aku sadar, aku tak akan jadi "pemenang".
Ia tak mungkin meminta bantuan pada orang
Tapi setidaknya, aku telah berusaha," imbuh Viki.
tuanya yang ada di Medan. Justru, ia ke Jakarta
Dorongan untuk menyembuhkan bara itulah
dalam rangka "kabur" dari ancaman bapaknya
yang membuat Viki mengambil jalan pintas. Selain
. yang suka melakukan kekerasan. Main tangan
menjadi lapdancer di kelab N N , ia terpaksa juga
91
menjadi "penari panggilan" untuk acara-acara yang
sudut lain, empat gadis cantik bergerak serempak
lebih private. Hanya saja, ia tetap memilih tidak
mencari tempat untuk unjuk pesona.
masuk pada jalur transaksi seks. Sampai saat ini,
Dalam sebuah tatapan singkat, Viki terse-
aku Viki dengan nada tegas, ia tak mau menerima
nyum kecil begitu melihat saya duduk di antara
tawaran "tidur" meskipun diimingi imbalan uang
para tamu malam itu. "Tampaknya, ia memang
dalam jumlah besar.
tahu jalan yang jadi pilihannya," guman saya
"Aku tahu apa yang harus lakukan," tukasnya.
dalam hati. Lampu menyala terang. Viki menghilang entah ke mana. Mungkin ia tengah berganti pakaian dan bergegas pulang untuk menemui adik
SATU bulan kemudian....
kesayangannya, Kara.
Viki duduk dengan anggun di atas sofa berwarna merah. Berbalut gaun a la Cleopatra warna keemasan, Viki memikat puluhan mata laki-laki yang memenuhi kelab CH di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Di samping kirikanan Viki, ada empat gadis dengan dandanan serupa. Baju a la Cleopatra itu terlihat seksi karena terbuka di beberapa bagian. Bahkan, ada bentuknya menyerupai jaring laba-laba berwarna keemasan. Viki beranjak dari duduknya, lalu berjalan perlahan menaiki anak tangga. Di atas bar berbentuk vertikal, Viki mulai meliukkan tubuhnya. Di
92
93
(5) SUITE SALOME
JAM telah menunjuk angka 20.45 WIB. Jalanan menuju Kawasan Grogol masih ramai oleh lalulalang kendaraan. Biasalah, namanya juga Jakarta gitu loh. Tiada hari tanpa kemacetan. Pemandangan serupa juga terjadi di depan lobby hotel MR Puluhan mobil mewah parkir rapi. Ada Mercy, BMW, Jaguar, dan merek-merek favorit lainnya. Petugas valet tampak sibuk memarkir setiap mobil yang datang. Beberapa tamu laki-laki dengan dandanan modis, turun dan mobil dan berjalan melenggang penuh percaya diri. Apakah mereka tamu-tamu hotel yang lagi check-in? Ternyata, bukan. Begitu turun dari mobil, bukan ke resepsionis tapi langsung pergi ke kafe yang ada di sudut kiri. Hary memegang kemudi, Rob duduk di sampingnya, dan saya duduk
94
95
di jok belakang. Mau tak mau, kami pun ikut-
minum dengan ditemani LC (lady companion). Dua
ikutan valet. Maklum, parkiran di lantai Bl dan
teman Hary itu, rupanya langsung mem-booking
B2 ternyata sudah penuh sesak.
empat orang LC sekaligus. Di ruangan karaoke
Puluhan tamu duduk santai di kafe. Lagu-
kelas VIP itu tersedia fasilitas sofa memanjang
lagu syahdu sayup-sayup terdengar di telinga. Di
dengan dua meja terpisah dan satu kamar mandi.
sebuah sofa panjang, terlihat sekelompok gadis
Di samping kiri pintu masuk, terdapat meja kaca
cantik tengah asyik mengobrol. Hanya sebentar
bulat lengkap dengan empat kursi yang tertata
kami mengamati keadaan di kafe. Setelah itu, kami
rapi. Seluruh dinding ruangan didominasi lukisan
langsung menuju ke lantai empat.
berwarna cerah.
Malam itu, Hary dan Rob—yang sudah
Lagi asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba dari
seting mampit ke hotel MF, mengajak saya un-
pintu kamar muncul seorang wanita mengenakan
tuk menyaksikan striptease couple (maksudnya
ceiana
cewek-cowok) di tuang karaoke. Kebetulan, Hary
Mami Yeni, begitu ia menyebut dirinya sebagai
mendapat undangan dari salah satu teman bisnis-
koordinator karaoke. Hary rupanya sangat kenal
panjang
dan
blazer
berwarna
hitam.
nya. Tidak ada perayaan apa pun, yang ada hanya
baik dengan Mami Yeni, begitu pula sebaliknya.
aktivitas hura-hura saja, mencati hiburan untuk
Terbukti, mereka berdua tampak akrab.
melepaskan burn out di kepala. Begitu masuk,
Kedatangan Mami Yeni untuk memastikan
Hary mengenalkan saya dan Rob kepada dua
apakah pertunjukan bisa dimulai. Katanya, para
orang temannya.
penarinya sudah stand by dan tinggal tunggu perintah. Menurut Mami Yeni, karaoke di hotel MF pada dasarnya tidak menyediakan gadis-
Double Stripper "Live Show" MALAM telah lewat dari pukul sembilan ketika kami masih di ruang karaoke sambil minum96
gadis striptease secara langsung. Kalau pun ada tamu yang berminat, biasanya diambil dari luar. Selama ini, Mami Yeni menggunakan jasa seorang
97
germo sekaligus pemilik event organizer yang pu-
Seperempat jam berlalu, Mami Yeni berjalan
nya sedikitnya dua puluh stripper. Mereka siap
mendekati dua teman Hary yang lagi berkaraoke
dipanggil kapan pun. Sebagian besar mereka ber-
ditemani dua LC. Saya berpikir, pastinya Mami
usia dua puluh tahunan.
Yeni bertanya kapan show bisa dimulai. Dan benar
"Kalau ada tamu yang butuh stripper, kita
saja, tak lama setelah Mami Yeni keluar, muncul
tinggal panggil aja. Semua tergantung permintaan.
sepasang penari cewek-cowok di ruangan karaoke.
Dari striptease biasa sampai yang berpasangan tersedia," jelas Mami Yeni.
Musik menghentak. Tanpa banyak basa-basi, sepasang penari itu langsung memperlihatkan ge-
Saking asyiknya ngobrol, Mami Yeni pun ikut-
rakan-gerakan yang sensual. Namanya juga tarian
ikutan nimbrung plus minum-minum sebentar.
couple, selama hampir setengah jam, kami disuguhi
Segelas Illusion —sejenis minuman yang memiliki
adegan-adegan hot, tak ubahnya sex live show di
campuran alkohol diteguknya.
atas panggung.
"Kalau striptease biasa, udah banyak tempat
Ah, sudahlah! Antar percaya dan tidak,
yang menyediakan. Makanya, di sini, yang paling
saya jadi serba salah menyaksikan pertunjukan
laku striptease couple, cewek-cowok," imbuh Mami
itu. Bercampur kaget dan gugup, saya jadi salah
Yeni.
tingkah sendiri. Bagaimana tidak? Dengan mata Menurut Mami Yeni, tarif per show untuk
kepala sendiri, saya menyaksikan adegan percin-
striptease couple kelas standar sekitar Rp 2 hingga
taan cewek-cowok yang begitu vulgar. Lagi pula,
3 juta. Sementara untuk yang biasa sebesar Rp
saya diajak Hary di hotel MF bukan mau menik-
450 ribu per orang. Harga sangat tergantung
mati pertunjukan live show di karaoke tapi untuk
pada tipe stripper yang diorder tamu. Untuk kelas
tujuan yang berbeda. Kami punya rencana lain
VIP, harganya bisa naik dua kali lipat dari kelas
yang menurut Hary, jauh lebih gila. Makanya,
standar.
tanpa berlama-lama lagi, kami pun pamit keluar ruangan.
98
99
"Kita mau nonton show ato ada planning lain?" tanya saya ke Hary. "Ya...iya. Udah nggak sabar bener," seru Hary.
"Lagian, kalo di room, bisa lebih bebas memelototinya," imbuh Rob. Di kafe itu tampak juga Mami Yeni yang sibuk mondar-mandir menghampiri tamu. Gayanya
Bertiga, kami meninggalkan ruangan karaoke
persis seorang public relations yang lagi menjamu
menuju lift, keluar di lobby lalu masuk ke kafe.
klien penting. Buat Mami Yeni, semua tamu—
Musik lembut mengalun. Lampu menyala agak
entah yang baru atau member, sama-sama penting.
temaram. Suasana makin ramai. Tidak saja oleh
Pelayanan yang mengutamakan keramahan, mesti
tamu laki-laki, tetapi juga oleh puluhan gadis dari
dinomorsatukan. Ini bisnis jasa pelayanan, Bung.
Uzbekiskan dan Mandarin. Beberapa di antaranya,
Salah-salah, tamu bakal kapok balik untuk kedua
malah duduk semeja, berhadapan-hadapan. Soal
kali dan seterusnya.
dandanan? Ehm...yang pasti, rata-rata berbaju
Mami Yeni sudah banyak makan asam garam
seksi. Apalagi gadis Uzbekistan yang kebanyakan
di dunia "permamian" alias "pergermoan". Profesi
punya postur tubuh tinggi dengan badan moleg. Rupanya, di kafe inilah ajang pertemuan antara tamu dengan gadis-gadis " booking-an" di
itu sudah dia geluti selama hampir empat tahun. Awalnya, waktu berumur 22 tahun, Mami pernah bekerja sebagai escort di restoran Jepang.
Hotel ME Modus ini biasa digunakan bagi tamu
Wanita blasteran Sunda-Cina itu hanya ber-
yang baru sekali dua kali mampir di ME Bagi
tahan selama 1,5 tahun sampai akhirnya mendapat
mereka yang sudah terbiasa, biasanya lebih suka
tawaran menjadi trainer di sebuah agensi yang
melakukan ajang pemilihan di kamar atau di ruang
sering menyediakan gadis-gadis lokal untuk men-
karaoke.
jadi escort khusus laki-laki Jepang atau Korea.
"Kebanyakan sih lebih suka di room, nggak keliatan banyak orang," jelas Hary.
Setelah kontraknya habis, dia bergabung di sebuah karaoke di kawasan Blok M dengan status sebagai koordinator.
100
101
"Jadi mau ngapain nih? Mau sauna plus
"Nggak usah banyak nanya. Pokoknya harus
massage dulu, apa langsung ke lantai tujuh?" tanya
siap. Awas kalo lo kabur," jawab Hary tanpa me-
Mami Yeni dengan senyum manis.
nunggu reaksi saya.
Hary berpikir sejenak. Sekarang sudah ham-
Ada sesuatu yang disembunyikan Hary dan
pir pukul 10. Kalau mesti sauna plus massage,
Rob. Saya tidak tahu apa yang di benaknya. Jangan-
rasa-rasanya butuh waktu sekitar satu-dua jam.
jangan mereka telah menyiapkan agenda pesta gila
Kurang dari itu, rasa-rasanya susah mendapatkan
secara diam-diam.
kenikmatan rileksasi. Apalagi, ini rileksasi yang berbau seks. Untuk laki-laki seperti Hary dan Rob,
"Yang tadi saya pesan, emangnya udah siap semua, Mam?" tanya Hary pada Mami Yeni.
urusan massage dan sauna plus, barangkali bukan
"Tinggal naik aja ke kamar. Semua udah
lagi sesuatu yang aneh. Malah, sudah jadi agenda
siap. Atau mau pilih-pilih lagi yang ada di sini?"
wajib satu atau dua minggu sekali. Mereka berdua
tawar Mami sambil mengedarkan pandangan ke
punya beberapa tempat sauna langganan, dari
beberapa gadis Cungkok dan Uzbekistan yang
yang ada di Kawasan Blok M, Wijaya, Fatmawati
tersebar di restoran.
sampai di area Kota, Mangga Besar, dan Pluit.
Mau tidak mau, saya jadi ikut melihat-lihat keadaan di sekeliling resto. Alhasil, saya malah pusing kalau disuruh memilih. Rata-rata punya body
Suite Room Package
bagus dan wajah cantik. Mami memperlihatkan dua gadis Uzbek yang katanya masih fresh.
"LO udah siap belom?" tanya Hary pada saya, tiba-tiba. "Maksud elo? Siap apanya?" sergah saya, balik bertanya.
"Belum ada dua minggu, mereka kerja di sini. Masih muda-muda lagi. Di bawah dua puluh tahun," jelas Mami. Bukan Hary namanya kalau tidak langsung tanggap. Promosi Mami Yeni disambut dengan
102
103
antusias. Hary meminta Mami memanggil dua
tahu, saya hanya pasrah saja. 'Apa acara apa lagi
gadis Uzbek yang tengah membenahi make up di
di lantai tujuh?" Begitu pertanyaan pertama yang
wajahnya itu. Mami mengenalkan mereka
terlintas di benak saya. Apakah ada pesta yang
satu
per satu pada kami. Seperti sedang melihat dagangan bagus, Hary
couple yang barusan tadi saya lihat?
dengan cermat meneliti dua gadis Uzbek dari ujung
Sebelum pertanyaan saya terjawab, lift ber-
rambut sampai ujung kaki. Meskipun mereka
henti di lantai tujuh. Begitu keluar, saya melihat
tidak terlalu fasih berbahasa Inggris, Hary dengan
deretan kamar di kiri-kanan lorong. Mami Yeni
santai bercakap akrab. Menawarkan minuman,
tampak menunggu di depan meja resepsionis yang
bertanya kabar, tempat tinggal sampai soal situasi
terletak di samping kiri lift. Ada empat orang
di Jakarta.
berseragam waiter yang stand by menunggu order
"Milana boleh tuh, Mam. Ntar ajak naik ke atas ya?" Hary berbisik ke Mami Yeni yang langsung menjawab dengan senyum dan anggukan.
tamu. "Kamarnya ada di paling ujung sebelah kanan," jelas Mami.
Dua gadis Uzbek itu pun berlalu dari meja
Ternyata, di lantai tujuh ini juga terdapat
kami. Mami Yeni meninggalkan restoran tak lama
beberapa kamar yang disulap menjadi ruangan
kemudian. Katanya, mau mempersiapkan segala
karaoke. Sisanya tetap berfungsi sebagai kamar
sesuatunya. Saya? Terus terang, menjadi makhluk
untuk menginap.
paling bego malam itu. Saya lebih banyak diam
Tapi yang paling menarik dan bikin saya
mendengarkan percakapan antara Hary, Rob,
penasaran adalah satu kamar yang berada di ujung
Mami, dan dua gadis Uzbek. Segelas green tea di
sebelah kanan. Ada apa sebenarnya?
meja sampai lupa saya minum.
I04
lebih gila lagi dibanding pertunjukan striptease
Di depan pintu kamar, ada seorang waiter
Kira-kira pukul sepuluh iewat 35 menit, saya
yang berjaga-jaga. Dari luar, kamar itu tidak beda
dibawa Hary naik ke lantai tujuh. Lantaran tidak
dengan kamar-kamar lainnya. Bentuk pintu, warna
105
cat dan sebagainya. Ada tulisan "Suite Room"
yang sudah terisi es batu, sementara dua botol red
suara beberapa wanita yang tengah bercakap.
wine terhidang di meja dengan tutup setengah
Tapi saya tidak begitu jelas mendengar apa isi
terbuka.
di
pintu.
Sayup-sayup
pembicarannya. Jantung saya berdegup kencang menahan penasaran.
Sesi perjamuan awal dimulai dengan acara minum-minum. Biasalah, ini menjadi tahapan
Dan begitu Mami membuka pintu, saya
basa-basi untuk lebih mengenal satu sama lain.
menemukan pemandangan kamar yang begitu
Menurut Hary, meskipun dia membayar keenam
lux. Semua fasilitas yang disediakan sesuai dengan
gadis tersebut, bukan berarti langsung bisa "hantam
standar kamar kelas "Suite" yang dipakai di hotel
kromo" begitu saja. Tetap dibutuhkan proses dia-
bintang empat.
log (meski cuma sebentar) biar ada keakraban dan
Tapi yang lebih mengejutkan lagi, di dalam
tidak kaku.
kamar itu sudah ada empat gadis Uzbekistan dan
Apa yang akan terjadi di dalam kamar suite
dua gadis Rusia. Salah satunya adalah Milana yang
malam ini? Enam gadis cantik dengan baju seksi
kami temui di resto.
mengelilingi kami. Minum, ngobrol, dan tertawa
Mereka duduk santai di sofa. Mami Yeni
bareng. Ada yang mengenakan celana di bawah
mengenalkan mereka satu per satu kepada kami,
lutut dengan baju lengan terpotong. Ada juga
lalu dia menghilang di balik pintu.
yang membalut tubuh putihnya dengan sackdress
Hary dan Rob tampak terbiasa menghadapi enam gadis asal Uzbek dan Rusia itu. Dalam hitungan detik, suasana akrab sudah terjalin. Untuk menghangatkan suasana, Hary memesan dua botol red wine dan white wine. Hidangan minuman itu sudah tersedia di meja tamu. Dua
106
botol white wine dimasukkan ke dalam tempat
terdengar
terpampang
dan ada yang memakai rok supermini dengan baju ketat. "Banyak amat ceweknya?" Sebuah pertanyaan bodoh muncul dari mulut saya. "Justru itu serunya. Kalo cuma tiga orang, udah biasa kaliii," jawab Hary, spontan.
107
"Jadi, kita bertiga mau pesta seks rame-rame?" Sekali lagi saya bertanya. "Pastinya. Makanya gue nanya ama elo: udah siap belom?" seru Hary. Saya menggeleng pelan! "Ah, udah. Lo tinggal pilih cewek yang lo suka. Beres kan?" imbuh Rob dengan suara menggebu-gebu.
lengkap dengan bath up dan shower. "Are you ready? Milana berseru dengan suara lembutnya. "So pasti!!!" jawab Hary. Milana, gadis berusia 20 tahun, dengan rambut lurus berwarna kecokelatan. Tinggi badannya
"Lo bisa ambil dua cewek sekaligus. Kalo mau
tak kurang dari 170 cm dengan alis tebal dan
bergantian sama gue, juga nggak pa-pa," imbuh
berkulit putih bersih. Sorot matanya terlihat tajam
Hary.
dan memiliki bentuk bibir agak tebal. Baru sekitar
Ucapan Hary dan Rob itu membuat dada saya berdegup kencang. Pesta seks rame-rame?
enam bulan di Jakarta setelah sebelumnya bekerja di sebuah kelab malam di Singapura.
Bergantian pula?! Astaga...! Apa yang saya duga
Tiba-tiba saja tangan Hary merogoh saku
sebelumnya, ternyata menjadi kenyataan. Belum
celananya dan melemparkan puluhan benda yang
lagi ditambah dengan polah tingkah gadis-gadis
dibungkus plastik warna-warni. Kondom! Ya,
Uzbek yang mulai liar dan berani.
benda itu adalah kondom bermerek Durex dengan
Di Hotel MF ini, selain menyediakan karaoke dengan pelayanan LC dan dancer, juga ada fasilitas
tiga warna dan rasa yang berbeda: stroberi, duren, dan pisang.
sauna plus massage di lantai tiga, dan terakhir paket
Keenam gadis "bule" itu berteriak kegirangan.
seks: satu pasangan, threesome sampai "groupsex"
Milana mengambil kondom berwarna merah dan
package. Semua informasi itu saya dapatkan dari
melemparkan ke pangkuan Rozana, gadis asal
keterangan Mami Yeni, Hary, dan Rob.
Rusia. Terjadi adegan saling lempar kondom untuk
Ruangan suite yang kami tempati dilengkapi ruang tamu lumayan lebar. Ada satu kamar utama,
108
satu kamar ekstra, serta satu kamar mandi besar
beberapa saat lamanya. Sebuah pemandangan yang seumur-umur baru saya alami.
109
Rozana! Ah, gadis Rusia yang umurnya baru
menjatuhkan diri ke tubuh saya. Dengan menahan
21 tahun itu memiliki tubuh seksi dan moleg.
kaget, saya beranjak dari sofa dan masuk ke kamar
Rambut blonde-nyz. mengikal hingga di bawah
ekstra.
bahu. Tampak seperti benang etnas ketika tertimpa
"Maklum, dia pasti grogi. Belum terbiasa,
cahaya lampu. Kaus ketat tanpa lengan yang
soalnya," jelas Hary pada Rozana sambil menahan
membalut raganya, menjadikan Rozana sebagai
senyum geli.
sosokwanita cantik dan seksi yang nyaris sempurna.
Hampir sepuluh menit saya bersembunyi di
Apa saya terlalu memuji ya? Tapi, kalau saya
kamar. Suara canda tawa di ruang tamu dengan
perhatikan dari ujung kaki sampai ujung rambut,
jelas bisa saya dengar dari dalam. Setelah merasa
rasa-rasanya penilaian saya cukup obyektif.
tenang, saya memberanikan diri membuka pintu.
"Banyak amat kondomnya? Emang mau dihabisin semua?" sindir Milana. "Siapa takut. Asal kamu kuat aja," sergah Rob, blak-blakan.
mulai "panas". Tampaknya, pesta yang sebenarnya sudah dimulai. Milana
dan
Rozana
Cs
segera
beraksi.
Kalau dihitung-hitung, jumlah kondom yang
Prosesi paket seks rame-rame itu pun dimulai.
kini berserakan di meja itu tak kurang dari dua
Secara hampir bersamaan, mereka mulai melucuti
puluh buah. Bagaimana mungkin bisa dihabiskan
baju dua teman saya yang tampak begitu happy.
dalam semalam, sementara kami cuma bertiga? Ah,
Meskipun kini hanya tinggal underwear yang
membayangkannya saja saya tidak berani.
melekat di badan.
"Lo jangan diam terus dong. Jadi laki-laki
Keenam gadis Uzbek dan Rusia itu lalu meng-
mesti agresif," sindir Hary melihat saya yang lebih
giring Hary dan Rob masuk ke kamar mandi.
banyak menjadi patung di sofa.
Dengan berlarian mereka pun mencopot baju
Entah bagaimana ceritanya, setelah Hary melontarkan ledekannya itu, tahu-tahu Rozana
110
Dan...wow, saya mendapati pemandangan yang
mereka satu per satu hingga tinggal g-string yang tersisa.
Ill
Sebelum masuk ke kamar mandi, Hary sem-
"bule" itu telah mengajarkan pada saya tentang
pat menengok ke pintu kamar dan memergoki
satu perilaku yang begitu vulgar, begitu liar,
saya yang tengah mengintip.
begitu gila, dan entah dengan kata apa lagi saya
"Jangan beraninya ngintip doang. Buruan
mengekspresikannya.
ke luar kamar," seru Hary. Beruntung Milana Cs
Sementara Rob bersama Milana dan dua
segera menggamit lengan Hary menuju kamar
gadis lainnya, belum juga keluar dari kamar mandi.
mandi.
Tampaknya, kamar mandi menjadi pilihan Rob.
Apa yang terjadi kemudian di kamar mandi,
Entah seperti apa gambaran pesta seks yang tengah
pasti tidak jauh dari urusan "basah" bareng-bareng.
terjadi, yang pasti, tidak kalah gila dengan apa
Dua laki-laki "dimandiin" enam cewek sekaligus.
yang dilakukan Hary bersama tiga gadisnya. Satu
Dan pastinya, sama-sama tidak memakai baju.
laki-laki dan tiga cewek bermain-main di dalam
Ajang mandi basah rame-rame itu berlangsung
bath up yang dipenuhi air hangat. Sesekali pindah
sekitar dua puluh menitan. Suara air shower ber-
ke shower dan sekali waktu cukup dengan duduk
campur teriakan-teriakan kecil terdengar jelas dari
manis di atas kloset.
kamar mandi. Hary keluar lebih bersama Rozana
Semua bentuk "kegilaan" yang terjadi di
dan dua gadis lainnya. Alamak, tubuh mereka sama
kamar suite itu baru selesai dua jam kemudian.
sekali tidak mengenakan penutup sehelai benang
Di kamar utama, Hary tidur telentang ditemani
pun. Mereka bugil semua!
tiga gadisnya. Di sofa, Rob duduk santai (juga) ke
diapit tiga gadisnya. Tak lama kemudian, Rob pun
kamar utama diikuti dua gadis lainnya. Pintu
menyusul ke kamar utama bergabung bersama
kamar itu dibiarkan terbuka. Saya yang sedari tadi
Hary. Dua laki-laki dan enam cewek mereguk
memerhatikan dari balik pintu di kamar ekstra,
panasnya birahi yang bergelora secara bersama-
cuma bisa tercengang. Pesta seks rame-rame itu
sama.
Dengan
menggotong
Rozana
masuk
benar-benar terjadi. Hary bersama tiga gadis
112
113
"Jangan sembunyi di kamar terus. Katanya laki-laki, " teriak Hary. Teriakan itu berulang kali terdengar di telinga
memang sengaja saya tinggal di pusat perbelanjaan yang terletak di Gatot Subroto ini biar tidak terlalu merepotkan.
saya. Lama-lama, saya pun tak tahan. Dengan nekat
"Next time deh," jawab saya sambil masuk ke
saya pun keluar. Tiba-tiba sosok Milana menyergap
mobil. Malam sudah lewat dari pukul dua dini hari.
saya. Entah bagaimana skenario yang terjadi, saya
Dengan setengah mengantuk, saya mengendarai
hanya bisa pasrah. Semua terjadi begitu cepat,
mobil menuju paviliun di Kawasan Senopati,
bahkan sangat cepat.
Jakarta Selatan.
Byarr!!! Saya seperti baru saja terbangun dari mimpi yang sangat liar. Berulang kali saya hanya bisa menelan ludah. Di dalam mobil, dalam perjalanan pulang, Hary dan Rob tampak kelelahan. Tapi wajah mereka berseri-seri kegirangan. Sepertinya kepuasan dan kenikmatan sesaat telah mereka dapatkan. Walaupun untuk itu, mereka harus mengeluarkan uang tak kurang dari Rp 12 sampai 15 juta. Ya, tinggal hitung saja. Kalau satu gadis Uzbek atau Rusia harga per-one short time-nyz (sekitar dua-tiga jam) Rp 1.850.000. Tinggal dikalikan enam ditambah food & beverage (F&B) dan tip. Kamar suite tidak perlu bayar karena sudah masuk dalam paket. "Payah lo!" kata Hary ketika kami sampai di pelataran parkir Plaza Senayan. Mobil saya
114
115
(6) HAREM-HAREM SAUNA BASAH
"Angel Party, everyday, 17.30 WIB s/d 18.30 WIB. Don't miss it!!!" POSTER besar dengan warm terang itu dipajang tak jauh dari meja resepsionis. Menjadi pemandangan yang rasanya sayang untuk dilewatkan. Isinya? Informasi seputar fasilitas yang bisa ditemukan di wilayah sauna dan sekitarnya. Yang membuat saya tertarik, tentu saja soal Angel Party itu. Apakah itu semacam pesta bersama bidadaribidadari cantik dan seksi? Tak ubahnya seorang raja yang sedang mandi bersama para haremnya di kolam besar. Ada yang menggosok bagian punggung, kaki, leher, dan bagian tubuh lainnya. Pikiran itu terlintas begitu saja di benak saya. 116
117
Tapi siapa yang tidak tergoda dengan hal
besaran. Menu utama yang terkenal di CP adalah
seperti itu? Pesta mandi di kolam ditemani puluhan
mandi bareng a la bayi di kolam susu. Sedangkan
gadis cantik yang hanya mengenakan underwear
pelayanan paling umum adalah layanan seks yang
bahkan tidak memakai baju sama sekali. Wow!
disediakan di kamar-kamar pribadi ketika terjadi
Pada awalnya, saya masih berpikir enteng-
proses massage, lulur, ataupun body scrup.
enteng saja. Namanya juga sauna, paling-paling tidak jauh beda dengan beberapa tempat yang pernah
saya
kunjungi
sebelumnya.
Misalnya
beberapa sauna yang tidak menjual seks sebagai sajian utama bisa ditemukan di Kawasan Kebayoran Baru atau di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan. Pelayanan utamanya tidak jauh dari konsep kebugaran. Ada sauna basah yang dilengkapi air
Clubbing & Angel Party KALAU tidak karena Putera, sore itu saya tentunya lagi enak-enak browsing internet di aparteman sambil nonton ESPN. Malam sebelumnya, saya dan Putera memang dugem bareng di Vertigo, di Plaza Semanggi.
hangat dengan ramuan green tea dan rempahrempah. Ada juga sauna kering dengan beberapa pilihan: green air, charcoal, lempung kuning, batu jewel dan jenis lainnya yang tdak bisa saya ingat. Tentu saja,
rombongannya. Saya termasuk salah satu yang ikut nimbrung malam itu.
steambath, massage, lulur, body scrub,
dan mandi susu juga tersedia. Atau kalaupun ada unsur seksnya, palingpaling tidak jauh dari layanan Double-Triple di VIP Sauna seperti yang disediakan di CP, Ancol, Jakarta Utara yang kini tampil dengan wajah baru setelah beberapa bulan melakukan renovasi besar-
118
Putera sudah memesan satu meja persis di depan bar. Seperti biasa, Putera datang dengan
Seperti biasa, acaranya cuma minum-minum, ngobrol, joget, dan yang paling utama: tebar pesona. Siapa tahu dapat kenalan cewek baru yang cakep, baik, lagi pula tidak sombong. Komplit deh! Setelah semalaman berjingkrak dan menenggak alkohol, yang paling asyik memang sesi joget 119
di dancefloor ditemani Lina dan Desi. Dua gadis itu, tampak begitu enjoy dan nyaris liar. Mungkin
"Daripada kentang, lanjut aja kalo gitu," usul saya.
sudah kebanyakan minum alkohol atau memang
"Males ah. Jam segini, udah basi. Besok sore
sudah bawaan. Yang beruntung, tentu saja Putera.
aja deh, kita hunting, nyari yang bagus-bagus,"
Nyaris sepanjang menit, Lina dan Desi selalu
sergah Putera. Kami pun berpisah di lobby Plaza
bersama Putera.
Semanggi.
Untuk pria sekelas Putera, urusan dugem
Ternyata,ide hunting itu benar-benar kejadian.
seperti itu, tentunya jadi agenda sehari-hari. Pria
Putera datang ke apartemen dan langsung menarik
berusia 28 tahun yang mengelola bisnis keluarga
saya ke mobil. Saya tidak sempat berganti baju.
di bidang bakery dan katering itu sudah terbiasa
Masih dengan celana jins dan kaos oblong.
mengocek dua sampai lima juta dalam semalam
Putera memang terbiasa dengan urusan yang
untuk urusan senang-senang. Saya mengenalnya di
sifatnya mendadak. Tanpa banyak kata, mobil
sebuah cocktail party yang diadakan seorang teman
Putera mulai meluncur ke Jalan Sudirman lalu
di Bedroom, Kemang, Jakarta Selatan. Sayang, pesta itu tidak berlanjut setelah pukul tiga dini hari. Kalau saja Putera beruntung, pastinya ia sudah CIA alias check-in-aaah.
masuk kawasan Thamrin dan menyusuri sepanjang jalan Gajah Mada, Jakarta Barat. Di dalam mobil, saya tak berhenti bertanya mau dibawa ke mana. Bukan apa-apa, Putera
"Kentang nih?" ceplos Putera. "Kentang"
sering banget keluar isengnya. Pernah satu waktu,
maksudnya "kena tanggung" atau "kenceng tang-
dia mengajak saya ke salah satu karaoke di Kawasan
gung". Kata ini biasa dipakai kalangan anak gaul
Sudirman, tak tahunya saya "dikerjain" habis oleh
untuk mengekspresikan satu kegiatan yang tidak
tiga penari striptease : dua cewek dan satu cowok.
tuntas, terhenti di tengah jalan. Awalnya istilah ini sering digunakan kalangan triper yang menenggak
"Kita mau ke BV. Ada Angel Party," jelas Putera.
ekstasi tapi tidak tuntas.
120
121
Begitu disebut Angel Party, saya hanya manggut-manggut saja.
Maklum,
saya sudah
mendengar soal Angel Party dalam beberapa
"Nggak. Sok tau lo!"
minggu terakhir. Pesta itu memang sedang booming
"Pasti ke kawasan Mangga Dua."
dan jadi bahan omongan di kalangan anak gaul terutama kalangan esmud malam.
122
"Kita mau ke Kawasan Ancol, ya?" tanya saya.
"Udah, deh. Lo ikut saja, ntar juga tahu sendiri," jawab Putera.
Namanya juga anak malam, pasti kalau ada
Kami sudah sampai di ujung jalan Gajah
tempat atau pesta baru yang gokil-gokil cepat sekali
Mada. Dari sebuah perempatan besar, Putera yang
beredar. Angel Party termasuk salah satu gosip
pegang kemudi, mengambil jalan terus. 100 meter
yang cepat sekali jadi bahan obrolan dari mulut ke
kemudian, setelah melewati deretan toko-toko
mulut. Meskipun masih samar, dari info mulut ke
dengan model bangunan ala Belanda, dia belok
mulut itu saya jadi bisa meraba kalau Angel Party
kanan.
berlangsung pada sore hari. Isinya, semua laki-laki
Gedung itu berada di daerah yang setiap
yang datang bisa menikmati mandi bareng bersama
menitnya selalu dipenuhi mobil lalu lalang. Tem-
cewek-cewek cantik di kolam sauna.
patnya diapit beberapa gedung perkantoran dengan
Bagi industri seks di Jakarta, itu termasuk
bangunan model Belanda. Dari depan, tempat itu
salah satu menu terbaru yang muncul belakangan
tertutup oleh sebuah pohon besar. Beruntung ada
ini. Ternyata, tidak hanya produk mobil atau
papan nama besar bertuliskan BV yang terpampang
hanphone saja yang setiap bulan mesti berinovasi.
di pintu masuk.
Industri seks pun melakukan hal yang sama. Hari
Ternyata, sangat gampang untuk menemukan
ini ada menu Threesome, bulan depan mestinya
lokasi BV. Tempatnya berada tak jauh dari sebuah
ada menu Orgy. Hari ini ada menu cewek-cewek
museum dengan bangunan tinggi. Begitu masuk
Tasikmalaya, bulan depan mesti ada menu cewek-
ke pelataran parkir, saya baru sadar kalau di sinilah
cewek impor, begitu seterusnya.
BV berada.
123
Di pelataran parkir terlihat puluhan mobil dengan merek-merek bagus berjajar rapi. Dua orang pria berseragam sibuk menata keluar-masuknya mobil. Tak lama setelah turun dari mobil, tampak dua mobil lain parkir di samping mobil kami. Kaki saya baru saja masuk ke ruang sauna ketika punggung saya ditepuk seseorang. Alamak, rupanya ada seorang laki-laki muda yang wajahnya sudah tak asing lagi. "Kemal!" Waduh, laki-laki yang satu ini, jangan canya soal tempat-tempat "ngeseks". Boleh dibilang, dialah "raja"nya. Hampir semua tempat yang ada menu seksnya, pasti sudah ada di memori kepalanya. "Ketahuan lo. Diam-diam, nakal juga lo ya!" ledek Kemal sambil tertawa. "Gue cuma ngikut. Lo sih, nggak pernah ngajak-ngajak." "Next time deh. Gue undang elo ke party gue," jawab Kemal.
Harem-harem Triple X KAMI sudah ada di depan meja respesionis. Kami diberi kunci loker dan segera berganti baju: celana pendek dan kimono. Saya berjalan mengikuti Putera. Sejenak, kami melongok ke kolam sauna yang sudah mulai ramai oleh beberapa tamu laki-laki bertelanjang dada. Kami melewati lounge bar. Di sini, terlihat beberapa laki-laki yang tengah bersantai. Ada yang cuma duduk duduk di bar dan sofa, ada juga yang terlena di kursi panjang sambil menikmati pijatan refleksi. Kami berjalan menaiki anak tangga. Dan ternyata, di lantai ini ada sebuah lounge-bar yang tak kalah bagusnya. Bukan desain ruangannya yang menggelitik rasa keingintahuannya saya, tetapi sekelompok gadis cantik dalam balutan baju mini yang tengah duduk berjajar di depan bar dengan pose yang menggoda. Di sebuah sofa bulat, saya dan Putera duduk santai sambil terus mengamati satu per satu wajahwajah cantik yang ada di lounge-bar. Sebagian besar berwajah Chinese dengan kulit putih susu. Hanya beberapa saja yang berwajah pribumi.
124
125
"Silakan dipilih-pilih. Kalau ada yang cocok tinggal panggil saya," ujar Lily, seorang wanita berumur sekitar 35 tahun yang menjadi koordinator untuk urusan booking cewek.
sebutan Cungkok itu tersenyum lebar. Dari tempat duduknya, mereka memberikan salam hangat. Jangan tanya soal baju yang mereka kenakan. Rata-rata mengenakan baju seksi abisss. Kalau
"Yang itu Jessica, 19 tahun. Service oke.
tidak underwear dipadu dengan kain transparan,
Orangnya baik, penyabar, dan ramah," jelas Mami
pastinya ya rok mini dengan baju u can see sangat
Lily sambil menunjuk ke sosok seorang gadis tinggi
ketat. Bersepatu high-heel dan memoles wajah
berambut panjang dan berkulit kuning langsat.
mereka dengan make-up lumayan tebal. Lentik
Jessica. Sebuah nama yang kebule-bule-an dan
bulu mata, blush on di pipi kiri kanan, bedak
sangat berbau perkotaan. Lebih pas untuk sosok
halus di sekujur wajah dan lipstik terang di bibir
gadis berwajah bule atau Indo. Itulah gunanya
merekah. "Milihnya ntar aja. Kita liat-liat dulu
nama. Wajah boleh Jawa atau Cina, tetapi nama
sambil minum-minum," jelas Putera.
tetap "gaul" dan mudah diingat di kepala. Coba
Karena tidak mengerti dengan urusan prose-
kalau mereka menggunakan nama asli, mungkin
dural di BV, saya hanya mengiyakan saja. Lagipula,
lidah orang pribumi rada susah mengejanya: Wang
kenapa juga mesti repot-repot kalau ada pakarnya.
Yi atau Li Chen. Jessica terdengar lebih akrab dan
Follow the sun saja, begitu pikir saya.
terkesan mahal.
Pukul 17.30 WIB, kami turun dari lantai satu
"Ajak mandi bareng juga boleh. Mau di
menuju ruangan sauna. Masih dengan kimono di
sauna rame-rame atau di sauna pribadi, sama saja,"
badan, kami segera bergabung dengan puluhan
imbuh Mami Lily.
laki-laki di sauna.
Putera hanya tersenyum dan menggangguk
Alamak! Kolam besar yang bisa menampung
pelan. Di meja, dia cuma melihat keadaan seke-
kira-kira lima puluh orang itu mulai ramai. Sedi-
liling. Beberapa gadis Cina atau populer dengan
kitnya ada dua puluh laki-laki bercelana pendek, termasuk kami. Ada yang lagi duduk di pinggir
I26
127]
kolam sambil ngobrol, sebagian lagi berbasah-
dipersilakan memilih pasangan masing-masing.
basahan di dalam air hangat dan dingin. Hanya
Mana yang cocok dan sesuai dengan selera, tinggal
dua-tiga orang yang masih setia di ruang sauna
tunjuk tangan. Atau langsung saja ajak mandi
kering.
bersama. Memandikan dan dimandikan, itulah
Pesta di kolam uap itu tinggal menunggu hitungan detik. Saya dan Putera sudah lebih dulu berendam di kolam hangat, berbaur dengan tamu yang lain.
aturan mainnya. "Sekarang lo boleh pilih mana yang lo suka. Apa mesti gue yang pilihin?" bisik Putera. Tanpa banyak kata lagi, Putera mendekati
Dari arah loungebar, muncul puluhan gadis
salah seorang gadis. Mereka berdua tampak akrab.
Cungkok dengan baju seksinya. Kalau tidak me-
Lalu tahu-tahu Jessica muncul dari belakang dan
ngenakan bikini atau underwear, mereka paling
mendekap tubuh saya. Bercampur kaget, saya
hanya menutup tubuh dengan kain tipis. Hampir
hanya bisa tertawa.
bersamaan, mereka
pun ikut berbaur di kolam
uap.
Bayangan seorang raja tengah dimandikan para selirnya, kini menjadi begitu nyata. Suasana
Jadilah kolam besar yang disekat menjadi dua
di kolam itu lebih pas disebut "rendezvous party".
bagian itu (satu berisi air dingin 12 derajat celcius
Tidak ada acara khusus selain "mandi bareng".
& satu lagi berisi air hangat 42 derajat celcius)
Selebihnya? Ya apalagi kalau bukan bercanda,
menjadi ramai oleh gelak tawa dan kecipak air.
ngobrol, dan bermesraan.
Sebagian besar lebih suka berada di kolam hangat.
Setelah hampir satu jam berlangsung, pesta
Maklum, jarang ada yang bertahan lama di kolam
itu pun usai. Sebagian yang masih betah, memilih
dingin.
untuk tetap berendam. Sebagian lagi pindah ke
Inilah Angel Party. Puluhan gadis dengan busana nyaris telanjang berpesta bersama tamu
lounge untuk bersantai atau bergegas ke kamar di lantai tiga.
laki-laki di kolam besar. Di pesta ini, tamu
128
129
"Tunggu apa lagi. Langsung aja ke kamar.
Senja mulai berganti malam. Jakarta berubah
Apa lo lebih suka 'main' di dalam air?" canda Putera
wajah. Lampu-lampu menghias jalanan. Kamar-
yang beranjak dari kolam dengan gadis pilihan-
kamar di BV tenggelam dalam desahan napas
nya. Saya pun mengikuti jejak Putera.
memburu. Selamat malam, Jessica!
Kami bersantai sejenak di lounge. Menikmati segelas fresh orange sambil mengeringkan badan. Dari sini, saya bisa dengan bebas mengamati apa yang tengah terjadi di dalam kolam uap. Hanya tinggal beberapa pasangan yang masih betah berendam. Kali ini susananya sedikit berbeda. Mungkin karena sudah agak sepi, beberapa pasangan itu bukan cuma sekedar mandi bareng, tetapi mulai berani bertingkab "nakal". "Jangan _ jangan, mereka "main" di dalam air?!" pikir saya, penasaran. Belum juga rasa penasaran terjawab, Putera mengajak saya naik ke lantai tiga. Di sinilah tersedia fasilitas kamar dengan segala tipenya: standart deluxe, VIP sampai suite. "Kita pesan kamar suite saja. Biar bisa main bola," canda Putera. "Maksudnya kita berempat satu kamar?" tanya saya, terheran-heran. "Memang kenapa?" jawab Putera.
130
131
(7) GADIS-GADIS ES BATU
SEBUAH
kelab
one
stop
sex-tainment
yang
menyajikan aneka "jajanan seks" di setiap lantai. Ada tarian striptease, karaoke dengan LC-LC seksi, dan sauna yang dilengkapi menu gadis-gadis impor. Menu utamanya: foreplay seks dengan es batu dan air hangat a la Vietnam.
Maya meneguk segelas Cranberry-vodka dengan nikmat. Malam baru saja beranjak dari pukul delapan. Suasana lounge yang berada di lantai tiga itu lumayan ramai. Puluhan kursi yang tersedia nyaris terisi. Terdengar suara merdu seorang wanita melantunkan lagu Everytime-nya Britney Spears. Di sebuah layar putih, di tengah ruangan, terlihat klip yang mempertontonkan geliat seksi 132
133
Britney Spears. Tepukan meriah terdengar ketika
"Cheers...!" seru Maya sambil mengangkat
lagu berakhir. Berikutnya, di layar terpampang
gelas Cranberry-vodka-nya. Kelima teman Maya
gambar Beyonce yang menyanyi sambil menari
pun melakukan hal yang sama.
dengan gerakan sensual.
"Buka, buka...!!!"
Malam terus beringsut menit demi menit.
Terdengar teriakan dari arah meja di dekat
Suasana lounge makin gerah. Di atas panggung,
bar. Tampak dua laki-laki berdiri di sana, mata
muncul empat orang penari dengan pakaian
mereka terfokus pada empat penati di dalam
seksi abis mulai menari. Kali ini, musik berubah
ruangan berbentuk kurungan dengan tiang-tiang
agak keras. Puluhan tamu segera mengalihkan
berwarna keperakan. Dengan gayanya yang khas,
pandangannya.
para penari itu mengangkat kausnya. Astaga!
Empat penari itu mengenakan celana pendek
Bagian sex appeal yang paling vital di area dada
dengan kaus ketat transparan tanpa bra. Lekuk
itu pun terbuka. Tapi hanya sebentar, mereka lalu
tubuh mereka dapat dengan mudah dipelototi, inci
menutupnya kembali.
demi inci. Bukan apa-apa, kaus ketat yang melilit tubuh empat penari itu tampak basah. Tak ubahnya sebuah pertunjukan yang ada di
mengelilingi meja-meja tamu. Satu dari mereka
Wet Party, selama hampir setengah jam, para tamu
menghampiri tamu laki-laki di bar. Lebih dari
disuguhi tarian erotis. Kadang mereka bergerak
sekadar menari, penari berambut ikal dan dikuncir
layaknya para model yang tengah ber-fasbion-
ke belakang itu mulai meraba tubuh salah seorang
dance. Kadang mereka beraksi dengan sangat liar.
tamu laki-laki. Ketiga penari lainnya juga melakukan
kegirangan.
aksi yang sama. Suasana makin riuh. Setelah selesai
Dua teman wanita dan tiga laki-laki yang duduk
dengan aksinya, mereka kembali masuk ke dalam
dengannya, tak urung ikut larut dalam suasana
kurungan;
pesta.
Secara bersamaan mereka melepaskan kaus dan
Maya
134
Perlahan, empat penari yang wajahnya mulai ditumbuhi butir-butir keringat itu berjalan
berulangkali
berteriak
mempertontonkan
tarian
penutup.
135
menjadikannya sebagai aksesori menari. Beberapa
sex-tainment berinisial EP di sekitar kawasan Pasar
saat kemudian,
Baru. Makanya, pertunjukan sexy dancer itu bisa
mereka menghilang di
balik
kerumunan para tamu. Musik house masih terus
kami tonton dari awal sampai akhir. Sedari tadi,
berdentum, menghangatkan suasana lounge.
saya terus mengamati keadaan yang terjadi. Dari
Ada yang menonton dengan tatapan tertegun.
polah para tamu sampai atraksi penari. Maya,
Ada yang cuma senyum-senyum kecil. Ada juga
adalah salah satu perempuan yang malam itu cukup
yang histeris berteriak. Yang unik, ada beberapa
menyita perhatian saya. Begitu dia cabut dari
tamu laki-laki yang pura-pura sibuk bermain
lounge, saya masih menetka-netka siapa gerangan
SMS dengan ponselnya tapi sesekali mata mereka
wanita itu. Cantik, modis, lincah, dan menarik
melirik aksi liar para penari.
perhatian.
"Mau ke ruang karaoke sekarang?" lamat-
Keberadaan saya di EP malam itu, bermula
lamat terdengar suara Maya berbicara pada teman-
dari ajakan Wisnu. Sekitar pukul lima sore, dia
temannya.
menyambangi paviliun saya di Kawasan Kebayoran
"Ayuk aja!" jawab seorang pria berbaju kasual. Maya Cs itu pun hengkang dari kursinya.
Baru, Jakarta Selatan. Wisnu berkantor di sebuah perusahaan perbankan di Jalan Sudirman. Jadi, secara jarak memang tidak begitu jauh. Katanya, dia lagi pengin makan. Kebetulan, sore sampai
1, 2, & 3 : Sex Club MALAM itu, saya ditemani Wisnu (atau lebih tepatnya, saya menemani Wisnu) menyaksikan pertunjukan Sexy & Wild Dancer itu dari sebuah meja, di sudut sebelah kiri, paling belakang. Sudah hampir satu jam kami berada di lounge
malam, saya tidak ada acara. Lagipula, ini kan hari Senin. Kalaupun mau nongkrong di kafe atau restoran, paling mungkin juga ke Pisa Cafe di
Kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Duduk
rame-rame mendengarkan lagu-lagu cinta yang dibawakan band Romantic 4.
yang berada di sebuah tempat hiburan one stop I36
I37
Sebagai tempat hiburan untuk laki-laki, EP
Maya, menurut Ferdy, sudah hampir delapan
punya fasilitas pelayanan yang serba komplit.
bulan bekerja di EP. Umurnya baru sekitar 23
Lantai satu ada karaoke yang notabene dilengkapi
tahun. Selain bekerja, dia juga masih berkuliah
dengan koleksi LC. Di lantai dua, ada fasilitas
di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Dia
sauna, massage, dan bar. Sementara di lantai tiga,
hidup mandiri di Jakarta. Orangtuanya masih
tersedia ruangan lounge untuk bersantai. Di lantai
tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Di EP, Maya
inilah, saya dan Wisnu tengah menonton sexy
termasuk dalam jajaran Top 5 alias LC yang jadi
dancer.
most wanted para tamu.
"Mau tambah lagi minumnya?" seorang pramusaji datang ke meja kami. "Cukup, Mbak," jawab saya setengah kaget. Terus terang, perhatian saya masih terfokus
"Dia punya banyak langganan. Tiap hari selalu ada yang waiting list. Udah begitu, "Bisa booking sekarang nggak?" potong saya sebelum Ferdy menyelesaikan kalimatnya.
pada sosok Maya yang barusan hengkang dari
Ternyata, Maya sedang service—istilah yang
lounge. Siapakah gadis cantik dan sensual itu? Meli-
biasa dipakai para LC ketika sedang bertugas. Ti-
hat dari gerak-gerik dan tingkah lakunya, Maya
dak tanggung-tanggung, tamu yang mem-booking
bisa membuat suasana jadi ramai. Enak diajak
Maya, langsung membayar untuk dua belas jam.
ngobrol, murah senyum, dan yang pasti, atraktif
Itu artinya, tamu yang mem-booking Maya mesti
Seorang pria dengan pakaian rapi mendekati
membayar empat voucher. Satu voucher senilai
Wisnu. Pria bernama Ferdy itu ternyata bekerja
Rp 400 ribu. Itu belum termasuk tip ratusan ribu
sebagai floor manager. Setelah berkenalan dengan
rupiah setelah service selesai.
saya, Wisnu dan Ferdy berbicara panjang lebar soal gadis-gadis di EP, terutama Maya. "Dia salah satu LC (lady companion) favorit di
"Next time aja, deh. Sekarang kita ke lantai dua aja yuk," ajak Wisnu setelah menghabiskan sisa minumannya.
sini. Kalo mau yang impor dari Cina atau Filipina juga ada," jelas Ferdy. 138
139
Gadis-gadis Es Batu FERDY mengantarkan kami ke lantai dua. Di meja resepsionis, kami mengambil kunci loker lalu menuju ke bar. Disinilah, saya melihat pemandangan yang lebih menggiurkan. Di sebuah sofa panjang yang ditata memutar tengah berkumpul puluhan gadis cantik dari Cina, Thailand, Vietnam, dan Kolombia dengan dandanan superseksi. Ada yang mengenakan sackdress mini dan transparan, ada juga yang cuma mengenakan underwear. Saya dan Wisnu duduk santai sambil terus mengamati puluhan gadis yang ada di depan kami. Sebuah pemandangan yang begitu indah dan menggoda. Tubuh-tubuh seksi dengan dada dan paha terbuka menebar pesona. Memberikan senyuman dan melambaikan tangan pada setiap tamu yang datang. Di kursi bar, beberapa gadis GRO (Guest Relations Officer) sibuk beramah-tamah dengan sejumlah tamu. Mami Tan, yang menjadi koordinator, memanggil lima orang untuk berkontes. Tiga dari Cina dan dua dari Vietnam. Mereka mengenalkan diri satu per satu lalu berpose sebentar di depan kami. 140
Wisnu memilih satu gadis dari Cina, sementara saya lebih suka dengan gadis Vietnam, sebut saja Ann, 22 tahun. Keduanya bergabung di meja. Mami Tan menyerahkan dua lembar voucher untuk kami tanda tangani. Satu voucher untuk gadis Cina atau Vietnam senilai Rp 1,5 juta. "Mau kamar standar atau VIP?" tanya Mami Tan yang lancar berbahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia. Di kamar VIP tersedia fasilitas whirlpool, TV 29 inci, dan shower. Harga per dua jamnya sekitar Rp 180 ribu. Setelah berbasa-basi sebentar, Wisnu beranjak menuju kamar VIP ditemani gadis Cina pilihannya. Saya, Ann, dan Mami Tan masih ngobrol di bar. Biasalah, saya ingin tahu lebih banyak soal kelab EP; dari koleksi para gadisnya sampai menu utama yang ditawarkan. Foreplay seks dengan es batu dan air hangat menjadi topik utama pembicaraan kami. Menurut Mami Tan, pelayanan ini menjadi menu pembuka sebelum masuk pada tahapan intercourse. Pelayanan ini menjadi menu utama yang wajib diberikan oleh gadis-gadis dari Vietnam maupun Cina.
141
Barangkali tidak jauh berbeda dengan menu
Ann membawa saya ke sebuah kamar tipe
seks di sejumlah panti pijat plus yang biasanya
standar. Lebarnya tak lebih dari 4 X 5 meter
selalu didahului dengan proses "mandi kucing".
persegi. Selain dilengkapi kasur, juga ada shower di
Begitu juga dengan model pelayanan yang ada di
dalamnya. "Ini es batunya. Dan ini air hangatnya."
EP "Kalo di sini, service mandi kucingnya dikom-
"Iya, tahu. Terus?" "Kamu diam aja. Biar saya yang bekerja.
binasi dengan es batu dan air hangat," jelas Mami Oke?"
Tan. Seperti apa bentuk pelayanan es batu dan air
"Kok bengong. Gemetar apa bergetar."
hangat itu? Ehm...untuk beberapa saat lamanya,
"Ehm....!"
saya hanya bisa membayangkan di kepala. Ann
"Santai saja. Saya nggak gigit kok."
hanya senyum-senyum kecil. Gadis asli Vietnam
Percakapan dengan Ann malam itu, sekitar
yang batu dua bulan bekerja di EP itu, memang
satu jam setengah. Selama itukah? Pastinya. Selain
tidak begitu fasih berbahasa Inggris. Tapi tingkah
mendapatkan foreplay seks, pastinya butuh waktu
lakunya sangat sopan dan ramah.
untuk basa-basi, dan membersihkan badan di
"Ya, udah. Ke kamar aja sekarang. Biar bisa mandi bareng," saran Mami Tan sambil tertawa.
bawah kucuran air. Ah, segarnya...! Jadi sebenarnya, sebutan gadis-gadis es batu muncul karena service
Saya menggangguk pelan. Dan segera ber-
foreplay yang mereka berikan menggunakan es
anjak dari kursi. Saya menyempatkan diri me-
batu, dari A sampai Z. Ada-ada saja. Itu baru es
longok kolam sauna yang mulai sepi. Maklum,
batu. Coba pakai tofu, apa jadinya ya?
sudah hampir pukul sebelas malam. "Mau dimandiin di depan umum?" goda Ann. "Nggak ah. Di kamar saja," sergah saya.
142
143
(8) Uzbek "V"
NATALIE. Nama itu meluncur dari bibir seorang gadis berambut pirang asli ketika
ia
mengenalkan
namanya. Sebuah nama yang sangat familiar dan gampang diingat kepala, apalagi untuk lidah orang pribumi yang tinggal di kota-kota besar. Padahal, jelas-jelas mukanya Natalie itu bule banget khas Rusia. Umurnya tak lebih dari 21 tahun. Tinggi badannya 174 cm, dengan bentuk badan nyaris sempurna seperti model profesional. Ini bukan pujian gombal atau sengaja melebih-lebihkan, tapi nyatanya memang begitu. Natalie baru sekitar tiga bulan bekerja di Jakarta, setelah sebelumnya dia bertugas di Cina selama dua bulan. Ngakunya sih dari Rusia, tetapi lama-lama akhirnya Natalie keceplosan juga kalau datang dari
144
145
Uzbekistan. Katanya, dia lebih suka mengenalkan
Ya, ya... Sophia. Siapa pula gadis yang punya
dirinya sebagai gadis Rusia karena alasan sejarah.
wajah tak kalah cantik dari Natalie ini. Sophia
Rusia lebih bergengsi. Rusia lebih populer dan
duduk di antara Daniel dan Tata sambil mengisap
punya taring lewat agen KGB-nya.
sebatang rokok Marlboro light. Asap tipis mengepul
Welly itu awalnya. Begitu kena alkohol rada banyak, Natalie mulai bicara terus terang. Lima
dari sela-sela bibirnya. Sesekali, Sophia meneguk Blacklabel on the Rock yang terhidang di meja.
gelas vodka yang diteguknya, cukup membuat
Sophia, seorang gadia Rusia tulen. Berumur
Natalie jadi sosok yang enak diajak bicara. Lagipula,
sekitar 20 tahun. Rambut ikal mengombak ber-
itu sudah jadi rule standar. Bekerja di bisnis jasa,
warna agak kecokelatan. Matanya agak kebiru-
membuat tamu merasa comfort dan enjoy adalah
ruan. Entah asli atau bias dari softlens. Tapi yang
tugas prioritas. Bayangin kalau baru setengah jam
pasti, Sophia cakep banget. Bahasa Indonesianya
saja tamunya bete, wah.. .wah.. .bisa-bisa tamunya
terdengar fasih.
pulang cepat. Mestinya minimal order di ruangan
maluin. Rupanya, gadis yang murah senyum itu
karaoke tiga jam, bisa jadi cuma satu jam.
sudah cukup lama tahu Jakarta dan Surabaya.
Inggrisnya pun nggak malu-
"Bisa dimulai sekarang?" tanya Natalie dalam
Ceritanya, Sophia dua tahun lalu pernah ke
bahasa Inggris yang agak kaku. Aksen Rusianya
Indonesia karena ada job khusus. Jauh-jauh dia
terdengar begitu kental. Dua orang teman saya, Daniel dan Tata, saling
datang dari Rusia untuk memenuhi undangan seorang pengusaha kaya yang tinggal di Jakarta.
pandang sejenak. Merekalah yang membuat saya
Whatever siapa lah nama si pengusaha kaya itu,
berada di sebuah ruangan yang terasa begitu asing.
yang pasti, perusahaannya ada di mana-mana, dari
Ini untuk kali pertama saya duduk di sofanya yang
mulai pengeboran minyak sampai sekuritas. Iming-
empuk. Memandangi interior ruangan yang serba
iming
modern.
membuat agen Sophia langsung bilang oke. Biaya
"Bentar lagi, kita minum-minum dulu saja,"
US $ 10.000 untuk waktu satu minggu,
transportasi dan akomodasi ditanggung si pemesan.
sergah Sophia. 146
147
Sophia tinggal bawa badan dan selembar kontrak
Pantes kalau dia terlihat sangat menguasai la-
kerja. Beres!
pangan. Bagaimana dia berbicara, menghibur, dan
Tugas Sophia selama seminggu intinya cuma
melayani tamunya.
satu: menjadi asisten pribadi yang siap dibawa
"Cheers...!" Sophia mengangkat gelas. Natalie
ke mana saja. Dari mulai menemani dinner, golf
meneguk segelas vodka sampai tak bersisa. Daniel
sampai perjamuan pribadi di kamar suite hotel.
dan Tata, menghabiskan dua gelas martel yang
That's it! Rupanya,
pertama itu
dicampur dengan green tea. Mau tak mau, saya ikut-
berbuah manis. Lantaran puas dengan performance
ikutan membasahi kerongkongan dengan segelas
dan pelayanan Sophia, dia dipesan lagi untuk job
Black Russian. Saya sengaja memesan minuman itu
kedua dan seterusnya.
karena rasanya manis. Campurannya terdiri dari
pengalaman
Berikutnya, Sophia malah dijadikan sebagai
kahlua, vodka, dan ada buah cherry-nya.
"PR". Maaf, maaf, bukan public relations lho tapi piaraan. Dia ditempatkan di sebuah apartemen dilengkapi dengan seorang sopir yang merangkap sebagai agen Secret Service. Mengantar dan mengawal ke mana pun dia pergi. Selama hampir setahun, Sophia dikontrak sebagai PR. Setelah masa perjanjiannya habis, dia dioper ke Jepang selama tiga bulan. Lalu lanjut ke Singapura dan Malaysia. Dia memang spesialis untuk kalangan Asia. Dia kembali dikirim ke Jakarta sekitar tahun 2002 ketika bisnis PSK asing yang melibatkan gadis-gadis Uzbek, Rusia, Cungkok, dan Thailand mulai mewabah.
148
Begitu ceritanya singkatnya.
V-Room SUASANA mulai panas. Hawa alkohol bereaksi cukup cepat. Ruangan yang awalnya terasa sejuk itu kini jadi agak gerah. Sebut saja ruangan itu dengan nama V. Terserah mau menyebutnya Van Room, Vulcano Room, Vantasi Room, Vip Room, atau Velvet Room. Pokoknya, yang penting enak terdengar di kuping saja lah. Tapi ada apa sebenarnya dengan V Room? Ini yang jadi pertanyaan saya sedari awal. Jujur, saya berada di ruangan V ini sebenarnya lebih karena faktor 149
tersesat. Lho kok? Iya, awalnya saya mikir bakal
Itu isi SMS yang menggoda saya untuk
datang ke sebuah party yang dihadiri ratusan tamu
datang. Kebetulan, Minggu ini saya lagi pengin
dari anak malam.
suasana baru.
Bosen juga keliling dari satu
Dan, ternyata saya tidak salah duga meski
diskotek ke diskotek, cafe to cafe. Memanjakan
tidak 100 persen benar. Kalau dirunut-runut
diri di sauna, menyantap buah-buahan segar dan
dari kejadiannya, sore hari saya terima SMS yang
mendengarkan musik-musik syahdu, rasanya kok
isinya menyebutkan malam ini ada party dengan
lebih menyenangkan. Dapat diskon 30% lagi, itu
tema Lingerie Dance di sebuah bar BQ di Kawasan
kan jarang-jarang terjadi. Sebulan bisa jadi cuma
Kelapa Gading, Jakarta Utara. Biasalah, setiap
sekali kecuali buat tamu yang berstatus "member".
Rabu, Jumat, dan Sabtu, puluhan tempat hiburan
Tapi planning saya bubar ketika Daniel tele-
malam Jakarta memanfaatkan media SMS sebagai
pon dan mengajak saya pergi ke BQ. Mau nolak
jalur untuk berpromosi. Sifatnya lebih personal
saya jadi nggak enak hati. Maklum, Daniel ini yang
dan langsung ke pokok sasaran. Daniel dan Tata,
banyak membantu saya dalam menguak fenomena
termasuk dua orang yang juga menerima SMS
malem-malem di Jakarta. Muda—umurnya baru
tersebut.
30 tahun, banyak duit, banyak teman, royal
Saya tak begitu antusias untuk datang ke pesta itu. Maklum, saya ada acara lain yang lebih menarik.
Dan, sorry to say. buat saya kok lebih
punyai nilai, begitu.
pula. Jadi, nggak mungkin banget kalo saya tidak mengiyakan ajakannya. Saya dan Daniel janjian ketemu di BQ pukul sembilan malam. Dia bilang akan datang bersama Tata, partner bisnisnya di bidang ekspor-
Come TODAY to the Soft Opening of MU MU Spa & Lounge. Jl. Batu Tulis 35-37 Jakarta from 1PM till 2AM. Feats Sexy Dancers 8 Live DJ. 30% Off Beverage & Spa. Info 351-9988. 150
impor batu bara. Saya terpaksa melupakan agenda bersauna ria. Kha-kira pukul sembilan lewat 35 menit saya sampai di bar HQ. Acara belum dimulai. Daniel
151
dan Tata sudah booking satu meja, tak jauh dari
"Tumben lo mau dateng ke acaran beginian.
bar. Mereka terlihat asyik ngobrol dengan ditemani
Cuma lingerie dance, jooo
sebotol martel. Di atas panggung, sekelompok
tanya saya, penasaran.
band tengah menyanyikan lagu-lagu RnB. Saya langsung bergabung di meja mereka.
Apa nggak salah?"
"Ini baru appertizer-nya. Maincourse-nya menyusul," jawab Daniel.
Lingerie Dance yang menjadi tema acara
Benar dugaan saya. Rupanya, lingerie dance itu
malam itu baru dimulai sekitar pukul 22.30 WIB.
hanya sebagai tahapan rendezvous. Santai sejenak,
Ratusan tamu sudah memadati ruangan. Sebagian
menghabiskan segelas sampai tiga gelas minuman,
memilih duduk, sebagian lagi asyik bersanding
baru masuk ke pesta yang sebenarnya.
di depan bar. Lima orang model cantik dengan
V Room, ya di ruangan inilah akhirnya saya
busana seksi transparan melenggok-Ienggok di atas
berada. Ruangan itu berada satu gedung dengan
panggung. Lalu perlahan turun dan membaur di
BQ. Hanya tinggal berjalan beberapa puluh meter,
antara puluhan tamu.
pintu V Room sudah menanti untuk dibuka.
Daniel dan Tata terlihat tidak terlalu serius menyaksikan aksi para model. Buat cowok seperti
Sebuah ruangan yang desainnya dibuat berdasarkan . gabungan antara bar dan karaoke.
mereka, lingerie dance barangkali bukan satu acara
Natalie dan Sophia. Dua gadis cantik itu
yang istimewa, malah masuk kategori sangat biasa.
mukanya mulai memerah karena pengaruh alko-
Di sejumlah kafe-diskotek trendsetter hampir setiap
hol. Daniel dan Tata tak ada bedanya. Mabuk?
minggu pasti ada acara sejenis. Entah temanya Go
Tunggu dulu. Muka memerah hanya salah satu efek
Go Dancers, Sexy Dancers sampai Wet-Wet Girls. Ini
setelah minum alkohol. Kalau jalan sempoyongan,
bukan acara private dengan komunitas terbatas tapi
ngomong ngelantur, jack-pot pula, itu baru na-
terbuka untuk umum.
manya mabuk. Tipsy alias setengah mabuk, mung-
Makanya, saya pun jadi
heran kenapa mereka berdua begitu bersemangat
kin itu sebutan yang lebih tepat.
datang ke BQ.
152
IS3
Lima belas menit kemudian. Natalie dan
V?-Lapdance
Sophia keluar bersamaan. Muka mereka tampak NATALIE mematikan rokoknya. Sophia mengikat rambut ikalnya ke belakang. Mereka berdua saling mengerling. Lalu....
muka. Lipstik di bibir mereka yang sebelumnya mulai pudar kali ini kembali menyala.
"Oke, guys. Sudah bisa dimulai sekarang?" terdengar suara Sophia.
Setelah meletakkan tas, mereka mulai berpose lalu menari secara perlahan mengikuti musik yang
Daniel mengangguk. Tata tertawa.
mengalun. Mereka masih mengenakan baju utuh.
Natalie dan Sophia masuk ke restroom dengan menenteng tas mereka. Daniel, Tata, dan saya menunggu di sofa. "Ini baru maincourse-nya"
lebih fresh. Mereka sudah men-touch up riasan di
Sophia mengenakan sack-dress tak berlengan dengan sepatu berhak tinggi. Sementara Natalie memakai celana jins ketat dengan kaos yang ukurannya nge-
ceplos
Daniel
sambil menepuk punggung saya. "Emang mereka mau ngapain?" "Liat saja sendiri. Nggak usah banyak tanya!" potong Daniel. Daripada malu-maluin karena kebanyakan nanya, mendingan saya menunggu apa yang akan terjadi. Coz, yang saya tahu selama ini, gadis Uzbek atau Rusia sebagian besar hanya menjual jasa perjamuan di atas kasur. Kalau pun ada yang menjadi "sexy dancers' jumlahnya tidak seberapa. Di Jakarta sendiri, paling-paling hanya ada dua-tiga tempat hiburan malam yang berani menggunakan
pas di badannnya. Menit demi menit, gerakan Natalie dan Sophia makin menyerupai tarian striptease. Hanya saja, sampai lima belas menit, mereka belum juga melepaskan baju yang melekat di tubuh mereka. Walah, kok lama sekali, itu pikir saya. Bukan apaapa, biasanya para penari striptease yang banyak ditemui di sejumlah karaoke elit di Jakarta, akan mencopoti satu per satu bajunya setelah lewat 15 menit. Dimulai dari baju atasan, underwear sampai akhinya totally naked. Posisi Natalie dan Sophia sudah berada di depan Daniel dan Tata. Mata mereka menatap
Russian Dancers. 154
155
tajam. Sesekali Sophia meremas rambut ikalnya
bulan-bulanan. Let's play the game, itulah intinya.
lalu menjatuhkan
Daniel.
Mereka akan terus bermain-main dengan segala
Natalie mengangkat kakinya dan membiarkan kaki
adegan dan tarian untuk menggoda tamunya.
jenjangnya yang masih mengenakan sepatu berhak
Makin besar tip yang dikeluarkan, makin pandai
tinggi menyentuh "danger zone" milik Tata.
mereka memainkan perannya. V lapdance baru
tubuhnya di
dada
Bau
harum Kenzo tercium enak di hidung. Butir-butir keringat menghias di sebagian tubuhnya.
Saya menahan napas dan pura-pura nggak liat
Pada menit berikutnya, posisi mereka mem-
ketika adegan itu terjadi. Daniel dan Tata berulang
belakangi Daniel dan Tata. Lalu, tanpa permisi,
kali menenggak minuman untuk menghangatkan
mereka mulai melalukan adegan lapdance. Menari
tubuhnya. Tata malah langsung minum dari botol
dengan meliuk seksi dan panas di atas pangkuan.
untuk beberapa detik lamanya. Sebagian alkohol
Momen ini makin menjadi-jadi ketika Sophia
tumpah membasahi bajunya. Di kalangan anak
membuka sackdress-nya., dan Sophia mulai menu-
malam, memang ada tren sendiri ketika minum
runkan kancing celana jins-nya.
langsung dari botol. Biasanya, sebelum botol
Pesta sebenarnya baru akan terasa ketika mereka mulai melepaskan baju, underwear sampai
156
akan selesai ketika terjadi adegan "having sex".
sampai di mulut, mesti ada perjanjian dulu: 5, 10, atau 15 detik!
akhirnya tidak mengenakan sehelai kain pun.
Saya pikir, pesta sudah usai ketika V lapdance
Di tahap inilah, V***na lapdance atau biasa juga
itu berakhir. Daniel dan Tata mengembuskan napas
disingkat V lapdance, mencapai puncaknya.
penuh kepuasan, mereka berdua ber-toast. Dua
Mereka sepertinya tahu persis apa yang ha-
gelas bertemu. Merayakan kesuksesan mencapai
ras dilakukan ketika Daniel dan Tata mulai bling-
titik klimaks biologis. Natalie dan Sophia mulai
satan. Mula-mula metrka sengaja menolak ketika
berjalan mendekat ke arah saya. Secara hampir
misalnya mulai diraba. Tapi, pada adegan tertentu
bersamaan, mereka langsung duduk di pangkuan
mereka
saya dan menari sejadi-jadinya.
sengaja
membiarkan
dirinya
menjadi
157
"Kerjain dia sampe teler," teriak Daniel.
dengan make-up baru seperti saat pertama kali saya
"Rasain lo," ceplos Tata.
bertemu mereka. Cakep banget, swear!!!
Well, semua berakhir setelah hampir satu setengah jam Natalie dan Sophia mempertontonkan V lapdance yang liar dan agresif itu. Saya menyalakan sebatang rokok untuk menghilangkan kekagetan yang baru saja saya alami. Inilah sexentertainment yang sarat permainan. Sex is all about game. Itu intinya.
Inovasi baru, barang lama. V
lapdance menjadi menu yang diciptakan untuk menarik tamu. Obyeknya? Ya, tetap Uzbekistan atau Rusia. Bagi sebagian orang, menikmati sajian lapdance mungkin bukan lagi satu pertunjukan yang luar biasa. Rata-rata lady companion (LC) yang mangkal di karaoke, sudah tak asing dengan sajian lapdance. Hanya saja, lapdance menjadi menu yang memacu adrenalin dan rasa penasaran ketika diramu dengan racikan bumbu yang "extraconvensional".
V lapdance dengan objek gadis-
gadis Uzbek atau Rusia adalah salah satunya. So... setelah pesta usai, Natalie dan Sophia sibuk merapikan tip beberapa lembaran US $ 50 dan US $100
yang tadinya berserakan di meja
dan lantai. Mereka balik ke restroom lalu muncul
IS8
159
(9) SANDWICH BODY MASSAGE
SEBUAH
tempat pelesir
cinta
untuk
laki-laki.
Layanannya? Seks sandwich ala body massage dengan dayang-dayangcantik asli pribumi, Thailand, Cungkok, dan Uzbekiskan. Ruangan itu terasa sejuk oleh hawa AC yang berembus. Musik chill-out terdengar lamat-lamat. Suara manja menyeruak dari kerumunan gadis cantik yang duduk di sofa. Di bar, kami duduk santai sambil menyeruput minuman beralkohol. Dicky sudali menghabiskan dua gelas Chivas yang dicampur dengan green tea, sementara saya masih menyisakan setengah botol Corona. "Mau tambah bir Corona-nya?" tanya bartender cewek yang tampak gesit meracik minuman. 160
161
"Ayo dong. Kan baru dua botol." Dicky ikutikutan menyemangati saya.
sejumlah tempat "dugem". Bahkan, beberapa kali saya sengaja janjian "hang out" bareng.
"Oke. Hajar aja! Tapi kalo gue sampai mabuk,
Sore itu, Dicky mengundang saya ke kantornya
lo yang tanggung jawab," jawab saya sambil
di Kawasan Casablanca. Biasalah, dia ingin ngo-
mengbabiskan sisa bir dengan sekali tenggak.
brol-ngobrol sekalian menunjukkan produk pon-
Saya menggunakan istilah "hajar", yang artinya
sel terbaru yang belum dijual di pasar nasional.
kira-kira sama dengan "oke". Satu kata itu, kini
Tanpa banyak tanya, saya langsung mengiyakan.
tengah jadi tren di kalangan anak dugem untuk
Ya, hitung-hitung silaturahmi. Sudah cukup lama,
mengungkapkan rasa setuju. Padahal, awalnya
saya tidak mendengar celotehan Dicky yang suka
istilah itu hanya dipakai kalangan "triper-mania"
asal bicara tapi sarat humor.
ketika sedang "on" di diskotek.
Hanya lima belas menit, saya dan Dicky
"Tenang. Udah ada kok yang akan bertanggung jawab," sergahnya sambil melirik ke arah beberapa gadis cantik dengan baju supermini yang duduk di sofa lounge. Sore itu, ceritanya saya diajak Dicky "ngupi-
di sebuah kelab yang di dalamnya dilengkapi bar, lounge, dan sauna. Dengan tidak banyak bertanya, saya cuma mengiyakan. Maklum, saya kenal cukup baik dengan Dicky. Pria yang sehari-hari menggeluti di
bidang
ponsel terbarunya, Dicky mengajak saya keluar. "Kita ngupi-ngupi di luar saja
yuk. Udah
lama nggak ngeceng," ajak Dicky.
ngupi" (bahasa kerennnya: afternoon tea atau coffee)
usaha
berada di kantor. Usai memperlihatkan produk
telekomunikasi
(khususnya
jual-beli ponsel) lumayan sering saya jumpai di
"Pake mobil lo, apa mobil gue?" tanya saya. "Mobil gue saja. Mobil lo parkir di sini aja. Aman kok!" jawab Dicky Saya tidak menyangka kalau cerita "ngupingupi" itu ternyata berubah haluan. Padahal, awalnya saya mengira akan diajak ke Zinc Pool & Lounge, di daerah Bulungan Jakarta Selatan. Kalau tidak ke situ, ya paling ke Hard Rock Cafe di Xtainment, Jakarta Pusat atau ke Romeo Resto &
162
163
Bar di Automall, Kawasan Tenda Semanggi, Jakarta
yang selama ini sering saya dengar dari beberapa
Selatan. Mentog-mentognya, paling nongkrong di
anak gaul Jakarta.
Plaza Senayan atau ke Plaza Semanggi.
Selama beberapa tahun terakhir di kawasan
Ah, dugaan saya, ternyata salah 180 derajat.
itu, ada beberapa tempat pelesir cinta, mulai
Tahu-tahu, arah mobil yang dikendarai Dicky
dari sauna, salon, KTV, gym sampai hotel yang
melaju di sepanjang jalan Kuningan Raya.
menawarkan menu seks dengan inovasi baru.
"Kita mo ngupi-ngupi di mana sih?"
Seperti seks instan di private-whirlpool dengan
"Udah. Lo ikut aja. Dilarang banyak tanya. Kayak pengacara saja," sergah Dicky.
dua atau tiga cewek, sexy-sex-sbow di KTV, pijat seks dengan menu gadis-gadis impor dan Iain-
Sampai di perempatan Monas, saya masih
lain. Sejauh ini, saya baru dengar dari mulut ke
belum juga mafhum mau dibawa ke mana. Kalau
mulut saja tanpa pernah membuktikannya secara
ambil arah ke kiri, itu berarti menuju ke Kawasan
langsung.
Kota atau Mangga Besar alias Mabes. Kalau belok
mobilnya di sepanjang Jalan Gunung Sahari, saya
ke kanan, berarti masuk Kawasan Pasar Baru. Lalu
mulai menebak-nebak. Hotel, sauna, tempat pijat,
lintas mulai padat merayap. Tapi Dicky tampak
salon, atau malah di sebuah apartemen.
santai-santai saja memegang kemudi. "Kita mau ke mana sih? Nggak mungkin dong lo mau bawa gue ke Mabes?" "Nggak! Kita ke Gunung Sahari. Kita nyobain tempat baru yang menurut temen-temen gue, punya pelayanan yang oke banget."
Makanya,
begitu
Dicky melajukan
Tiba di sebuah perempatan besar, traffic light menyembulkan warna merah. Antrean panjang segera terjadi. Kami berada di deretan tengah, kirakira lima mobil dari depan. "Duh, Jakarta memang tiada hari tanpa macet," gerutu saya dalam hati. "Masih jauh, Dick?" tanya saya tak sabar.
Begitu Dicky menyebut Kawasan Gunung
"Nggak. Udah nyampe. Tempatnya udah
Sahari, saya langsung teringat sejumlah informasi
keliatan tuh," jawab Dicky sambil menunjuk sebuah hotel berinisial G berwarna keemasan
164
165
dengan tulisan besar. Hotel G tampak mencolok
dua resepsionis menyambut kami dengan ramah.
dibanding gedung-gedung lainnya.
Di belakang meja resepsionis, terpampang tulisan CS dengan desain neon sign warna-wami. "Ini tempat apaan, Dick?"
Lounge Rendezvous BAGI saya, Hotel G sebenarnya bukan tempat baru. Beberapa kali, saya pernah melintas di depannya. Tidak ada sesuatu yang membuat saya tertarik untuk singgah. Yang namanya hotel gitu loh, di mana-mana kan biasanya cuma menjadi tempat untuk menginap. Entah dengan membawa pasangan kencan, pesan via germo, atau iseng-iseng bertransaksi dengan salah satu gadis pemijat yang biasanya tersedia di hotel. Model begituan, rasarasanya sudah nggak aneh lagi. Modus operandinya terlalu umum dan mudah ditebak. Seluruh bangunan Hotel G didominasi warna krem. Ada jalanan menanjak menuju ke lobby. Tapi mobil yang kami tumpangi tidak menuju ke lobby melainkan masuk ke pelataran parkir. Setelah melewati beberapa blok, mobil berhenti tak jauh dari lift. Seorang petugas keamanan, mengantarkan kami ke pintu lift. Kami naik lift ke lantai tiga. Begitu terbuka,
166
"Udah ngikut aja. Lo pura-pura atau sengaja bego?" "Sumpeh deh, gue nggak ngerti. Baru sekali ini gue ke sini." "Ntar lo juga ngerti. Masuk yuk!" jawab Dick sambil mendorong tubuh saya. Resepsionis mengantarkan kami sampai di pintu masuk. Kami berada di sebuah ruangan yang bentuknya tak ubahnya lobby hotel. Setelah melewati satu pintu lagi, kami tiba di sebuah lounge yang dilengkapi bar dan sofa berbentuk memutar. Di bar, ada tiga pria yang asyik ditemam tiga cewek. Sementara pemandangan di sofa, tak kalah serunya. Ada dua grup laki-laki yang duduk santai sambil terus bercengkrama. Tentu saja, bukan pemandangan sejumlah pria yang tengah asyik bercengkrama sembari berpesta bir, tetapi sekelompok gadis-gadis cantik dengan busana yang sangat mini. Sebagian dari mereka, ada yang sesekali ikut nimbrung minum
167
bersama para tamu, sebagiannya lagi ada yang sibuk membenahi make up, "kontes" dengan perantara
"Bos, bisa aja." Mami Nana ikut duduk di sebelah kami.
mami, dan tentu saja, duduk sambil mejeng di sofa menunggu tamu datang.
Saya tak berhenti mengamati keadaan sekeliling. Di setiap dinding lounge, saya melihat
Istilah "kontes" sendiri, bagi mereka, itu ber-
foto-foto hitam-putih berpigura besar dipajang.
arti tahapan untuk berkenalan dengan para tamu.
Foto-foto itu berisi gambar perempuan dan laki-
Biasanya mami akan memanggil lalu mengenalkan
laki dalam pose-pose seksi, sensual bahkan nyaris
mereka pada para tamu, satu per satu. Kontes bisa
telanjang
dilakukan di launge, bisa juga langsung di dalam
menurut saya, indah sebagai sebuah karya yang
kamar.
artistik.
Saya jadi mafhum kalau bar dan lounge yang ada di CS, lebih sebagai tempat untuk rendezvous;
"Bengong aja lo. Minum dong Corona-nya," suara Dicky mengagetkan saya.
ajang pertemuan face to face antara tamu dan gadisgadis di CS.
tapi tidak terlihat seronok. Malah,
"Iya. Gue lagi mengagumi foto-foto yang dipajangdi dinding." Saya masih saja memerhatikan
Saya dan Dick memilih duduk di depan bar.
satu foto yang terletak di belakang bar. Seorang
Mami Nana, begitu para tamu CS menyebutnya,
perempuan telentang di atas sofa dengan hanya
menyambut kami dengan ramah. Biasalah, nama-
ditutup kain tipis dan membiarkan rambutnya
nya juga mami, pastinya dituntut untuk pandai
tergerai. Di ruangan tengah, terdapat screen ber-
berbasa-basi. Kalau perlu, selalu tersenyum sepan-
ukuran besar yang tengah melansir acara fashion
jang hari.
TV.
"Kok baru keliatan lagi, Pak Dicky. Ke mana aja?" tanya Mami Nana. "Cari nafkah, Mam. Masak foya-foya melulu," jawab Dicky dengan cuek.
168
169
3 or 4-Some Service "MAU nyobain apa hari ini? Lokal, Cungkok, Thailand, atau Uzbek?" Mami Nana menawarkan beberapa alternatif cewek yang bisa di-booking.
Hanya lima menit, mereka lalu kembali ke sofa. Duduk manis sambil mengembuskan asap rokok Marlboro Light dari bibirnya. Dua gelas cocktail Sexy Blue terhidang di meja. "Gimana? Berminat? Atau mau cewek Thai-
"Ada stok yang baru nggak, Mam?" sambung Dicky. Pembicaraan antara Mami Nana dan Dicky tampaknya mulai menjurus pada inti persoalan.
land freelance?' tawar Mami Nana. Dari tasnya, dia mengeluarkan dua lembar foto berwarna ukuran 4R. "Dua jam paketnya Rp 2,5 juta. Mau di hotel
Ya, apalagi kalau bukan seputar menu seks yang bisa didapatkan di kelab CS. Dengan fasihnya, Mami Nana mempromosikan sex service ala body massage yang bisa diberikan anak didiknya.
boleh, di apartemen juga tidak masalah. Terserah saja mau dibawa ke mana. Gue tinggal telepon mereka kok," jelas Mami Nana. Untuk beberapa saat lamanya, Dicky terlihat
Tidak tanggung-tanggung, Mami Nana langsung menawarkan paket "Threesome" pada kami. Saya lebih banyak menjadi pendengar setia sambil sesekali melihat ke arah kerumunan anak didik Mami Nana yang masih duduk mejeng di sofa.
menimbang-nimbang. Melihat dari fotonya, dua gadis Thailand yang ditawarkan Mami Nana cukup menarik. Tinggi di atas 170 cm dengan ukuran bra sekitar 36 B. "Gimana? Lo mau lokal, Cungkok, Uzbek,
Tiba-tiba, dari belakang kami, muncul dua perempuan Uzbekistan dengan dandanan seksi dan
atau Thailand?" tanya Dicky pada saya. Saya bungkam, tidak tahu harus menjawab
langsung duduk di sofa. Mami Nana memanggil mereka dan mengenalkannya pada kami. "Helena." "Sabrina."
apa.
Boro-boro
harus
menentukan
pilihan,
mendengar pembicaraan Dicky dan Mami Nana saja, saya sudah gemetar. Belum pernah terbayang di kepala saya melakukan seks threesome. Apalagi dengan cewek-cewek impor. Alamak!
170
"Jangan diam saja dong. Tentukan pilihan sekarang. Semua on me" desak Dicky.
Tak lama kemudian, Mami Nana memanggil lima gadis Cungkok untuk berkontes di sofa lounge.
Yang dimaksud "on me", artinya semua bia-
Satu per satu, mereka diperkenalkan. Ah, agak
ya Dicky yang tanggung. Semuanya, tanpa ter-
pusing juga mengingat nama mereka satu per satu,
kecuali.
apalagi kalau sampai harus berdialog. Bukan apa-
Sejujurnya, saya lagi bingung harus memilih
apa, boro-boro ngomong pakai bahasa Indonesia,
yang mana. Untuk mengelak, bisa-bisa saya men-
pengetahuan mereka akan bahasa Inggris sangat
dapat setumpuk ejekan dari Dicky. Satu-satunya
terbatas. Alhasil, dialog hanya bisa dilakukan ala
jalan, saya coba mengulur-ulur waktu.
kadarnya.
"Terserah lo, Dick. Gue ikut saja. Kalo nggak, lo dulu aja yang masuk, gue mikir-mikir bentar." "Paling bisa lo. Kalo kelamaan, gue masuk dulu nih," balas Dicky. "Iya...iya. Gue nggak keberatan. Duluan aja," timpal saya tanpa pilar panjang. Dicky tampak tersenyum. Mami Nana spontan menyodorkan sex package yang ia punya. "Jadi, mau body massage biasa atau mau threesome?" tanya Mami Nana.
Kontes hanya berlangsung tak lebih dari lima menit. Lima gadis Cungkok itu lalu kembali ke sofa. Terjadi pembicaraan serius antara Dicky dan Mami Nana. Rupanya, Dicky tengah bertanya ihwal kelebihan dan kekurangan dari kelima gadis Cungkok itu. Dua gadis Cungkok telah dipilih Dicky. Satu bernama Ching, berusia 21 tahun, rambut lurus melintasi bahu, tinggi 170 cm lebih dan tentu saja, berkulit kuning bersih, sedangkan yang satu
Dicky memilih paket threesome ala body
lagi biasa dipanggil Wei, berusia 19 tahun dengan
massage. Tidak tanggung-tanggung, kali ini dia
wajah khas Mandarin dan memiliki tubuh agak
memesan dua gadis Cungkok sekaligus. Rupanya,
sintal dibanding Ching.
penawaran Mami Nana cukup membuat Dicky tergoda.
172
Menurut Mami Nana, mereka berdua termasuk "top 5" dari sepuluh gadis Cungkok yang
173
tersedia di CS. Selain gadis Cungkok, masih ada
"Ah, Mami bisa saja. Saya ini masih awam.
25 gadis lokal, lima gadis Thailand, dan tujuh gadis
Jangankan threesome atau foursome, satu saja udah
Uzbekistan yang saban hari "stand by" di CS.
bingung."
Dicky memesan kamar Royal Suite yang
Atas inisiatif sendiri, saya meminta Mami
dilengkapi whirlpool, shower, ranjang berukuran
Nana untuk melihat-lihat kamar yang ada di CS.
besar, dan TV 29 inci. Kamar tipe ini, di SC
Saya dibawa berjalan ke lorong kamar tak ubahnya
menjadi fasilitas nomor satu. Di bawahnya ada
seperti yang terdapat di hotel. Perpaduan warna
tipe Junior Suite dan Standar.
krem dan hijau mendominasi dinding. Mami Nana
Dicky dan dua gadis Cungkok itu sudah
membawa saya untuk melihat-lihat kamar Royal-
menghilang dari lounge menuju ke kamar Royal
Suite. "Ehm...pantas setiap tamu betah berlama-
Suite. Saya masih ditemani Mami Nana di bar.
lama di dalam." Kalimat itu yang pertama terlintas
"Apa gerangan yang akan terjadi dengan Dicky?"
di benak saya.
tanya otak saya. Ups! Di kamar yang serba nyaman
Kamar seluas kira-kira 3 X 5 meter persegi
dan enak sambil ditemani gadis cantik.... Hm...
dilengkapi sebuah ranjang besar, whirlpool, shower,
sudahlah tidak usah kita bahas.
lemari, meja hias, dan TV 29 inci yang meng-
Saya jadi teringat dengan Order Orgy Rumah
174
gantung persis di atas ranjang.
Cinta XXX, di sebuah tempat bernama BO, di se-
"Kita menyediakan film biru, kalo tamu
kitar Pondok Indah, yang pernah saya tulis sebe-
pengen nonton," ujar Mami Nana sambil meng-
lumnya. Pelayanan yang diberikan oleh gadis-gadis
ambil remote dan menyalakan TV. Beberapa
di CS tidak jauh berbeda. Hanya saja, di CS koleksi
potongon adegan panas segera muncul di layar
gadisnya lebih variatif dan selalu di Up-Grade.
TV.
"Kalo mau foursome juga boleh," jelas Mami
Otak saya segera membayangkan apa yang
Nana dan cukup membuat saya terbengong untuk
kini tengah dilakukan Dicky, di kamar sebelah.
beberapa detik.
Dua gadis Cungkok, tahap pertama, akan meman-
ns
dikannya di dalam whirlpool dengan air hangat.
"Apa sih bedanya bercinta dengan satu, dua,
Sekujur tubuh Dicky, tanpa terkecuali, akan "dira-
atau tiga cewek sekaligus?"
wat" layaknya seorang bayi. Dan pastinya, sama-
"Apa nggak risih, ya?"
sama tidak mengenakan baju selembar pun. Tahap kedua, Dicky akan mendapat suguhan body massage service dengan dua pilihan: (1) menggunakan busa sabun, dan (2) menggunakan krem pelicin yang dijamin tidak lengket dan aman
"Bagaimana cara mainnya? Apa nanti konsentrasi tidak terpecah karena lawan main lebih dari satu?" "Kalau cuma untuk sensasi dan variasi, apa letak keistimewaannya?"
untuk tubuh. Tahap ketiga, proses body massage
Belum juga sejumlah pertanyaan itu terjawab,
yang biasanya selalu dibumbuhi service mandi
tahu-tahu Mami Nana mengajak saya kembali ke
kucing akan berlangsung seru dan panas. Ya,
bar-lounge.
dalam benak saya, tergambar bagaimana ketika
"Udah, jangan bengong terus. Kita ke lounge
kucing lagi mandi. Tidak jauh dari unsur jilat dan
saja, biar Bos bisa pilih-pilih." Saya mengangguk
menjilat, begitu seterusnya.
dan berjalan melintas di lorong kamar yang semua
Tahap selanjutnya, Dicky akan dimandikan
pintunya tertutup rapat.
di bawah siraman shower. Usai sesi ini, Dicky akan
Di tengah perjalanan, saya berpapasan dengan
mendapatkan pelayanan terakhir, ya apalagi kalau
seorang pria yang berjalan beriringan dengan gadis
bukan sex-intercourse alias "bobo-bobo bertiga".
Thailand. Pria itu berwajah pribumi, mengenakan
"Kok bengong. Mulai tertarik atau lagi nge-
baju rapi. Sekilas terlihat baru saja pulang dari
bayangin dimandiin cewek Uzbek?" seru Mami
kantor. Sementara gadis Thailand-nya, membalut
Nana.
raga langsingnya dengan sack-dress warna biru
Seruan itu membuat lamunan saya buyar. "Ah, barusan gue mikirin apa?" Pertanyaan demi
muda, sepasang sepatu berhak tinggi membuat kaki langsingnya semakin jenjang.
pertanyaan terus muncul di benak saya.
176
n
"Met sore, Bos," sapa Mami Nana. Mereka
berusia 21 tahun, dengan rambut warna hitam
tersenyum lalu sedetik kemudian masuk ke kamar
kecokelat-cokelatan, dan berkulit kuning langsat.
tipe Standar.
Keduanya mengaku sama-sama dari Cirebon, Jawa Barat. Julie baru empat bulan bekerja di CS. Sebe-
Rp 30 juta / bulan SUASANA bar-lounge tidak banyak berubah. Ada tiga tamu baru yang tampaknya baru saja datang. Kali ini, saya duduk di sofa dan kembali memesan sebotol Corona. Mami Nana memanggil lima gadis lokal yang duduk bergerombol tak jauh dari saya. Begitu melihat mereka dari dekat, yang tak luput dari perhatian saya adalah baju mereka. Rok, misalnya. Kalau cuma mini, barangkali saya sering melihatnya di mal atau plaza. Tapi yang mereka kenakan, jauh di atas mini. Bagaimana tidak? Rok yang melilit di tubuh bagian bawah mereka, tak ada bedanya dengan swimwear. Begitu juga dengan baju penutup bagian atas. Rata-rata nyaris memperlihatkan sex appeal mereka. Transparan! Julie dan Sally. Dua gadis lokal itu akhirnya menenami saya duduk di sofa. Julie berambut pirang (pastinya hasil olahan salon), berumur 20 tahun, dan berkulit sawo matang. Sementara Sally
178
lumnya, ia pernah bekerja di beberapa tempat hiburan malam seperti di karaoke BV sebagai LC (lady companion) — gadis pemandu lagu, di kawasan Kota dan sebagai theraphist (pemijat) di SR, sebuah tempat kebugaran di Kawasan Wijaya, Jakarta Selatan. Selama menjadi LC dan therapist, Julie mengaku hanya sekali dua kali melakukan transaksi seks. Selebihnya, ia lebih banyak melakoni pekerjaannya sesuai aturan. Ya, paling-paling kalau pun harus menjurus pada aktivitas seksuai, itu tak lebih dari seks kecil seperti lapdance (menari di atas pangkuan) atau memberikan pelayanan seks handjob pada klien. Itu saja! Sementara, Sally sudah bergabung dengan CS sekitar enam bulan lebih. Sebelumnya, ia memulai karir dengan menjadi therapist di tempat pijat ST, di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tapi hanya berjalan lima bulan, lalu ia memutuskan pindah ke CS.
Tidak berbeda dengan Julie, selama menjabat
Julie dan Sally menguasai teknik pemijatan secara
sebagai massage-girls, Sally lebih banyak berpraktik
dasar, tetap saja harus menjalani pelatihan untuk
normal; memberikan pelanan pijat-memijat dalam
memahami gerakan khususnya. "Basic-nya. memang pijat tapi kalau body
arti sebenarnya. Kalaupun sekali dua kali harus terlibat pada aktivitas seksual, itu lebih dikarenakan faktor "X". Seperti, diam-diam dia menyukai tamu
"Kalo pijat beneran kan menggunakan ta-
yang sudah jadi pelanggan tetapnya atau karena
ngan sebagai alat utama. Kalo body massage, ya
kebutuhan keuangan yang mendesak.
mestinya menggunakan seluruh badan, terutama
"Pelayanan seks tidak jadi prioritas. Kadang-
dada dan perut. Pokoknya semua deh. Ditambah
kadang saja," ungkap Julie yang hanya tamatan
lagi dengan gerakan mulut. Dan semua itu butuh
SMP itu.
latihan," imbuh Julie, panjang lebar.
"Namanya juga kerja beginian. Kalo pas ke-
Mereka tahu, bergabung di CS itu berarti
temu tamu yang handsome, masak kita anggurin.
mereka harus siap memberikan pelayanan seksual,
Udah enak dapet duit lebih lagi," sergah Sally
lain tidak. Body massage, dalam praktiknya, hanya
berterus terang.
menjadi tahapan foreplay yang akan berlanjut
Berbekal pengalaman sebagai LC dan thera-
pada "intercourse" dan terakhir, afterplay. Untuk
phist itulah, mereka akhirnya memutuskan ber-
tahapan terakhir ini, mereka biasanya dilatih
gabung di CS. Mereka tidak langsung bekerja begi-
untuk melakukan pijatan refreshing dan terakhir,
tu saja tapi mesti menjalani dulu proses trainings?'
memandikan tamu di shower atau di dalam whirl-
lama dua sampai tiga minggu. Bukan apa-apa, dari
pool.
segi pelayanan, masing-mastng tempat kebugaran punya spesialisasi.
Treatment di CS misalnya,
mengandalkan "body massage" sebagai jualan utama yang berujung pada pelayanan seksual. Meskipun
ISO
massage punya rumus gerakan sendiri," jelas Sally.
"Praktiknya seperti apa ya kira-kira?" Pikiran saya jadi membayangkan adegan yang bukanbukan. Obrolan itu makin mengasyikkan. Satu demi
181
satu, sedikit banyak saya mulai tahu tentang gadis-
transaksi Rp 500 ribu, mereka memperoleh Rp
gadis yang menjadi "penghuni" kelab CS. Belum
250 ribu. Sedangkan gadis "impor", dari harga Rp
lagi ditambah keterangan panjang lebar dari Mami
1,5 juta bisa mengantongi uang sebesar Rp 1 juta.
Nana. Sesekali, wanita berumur sekitar 34 tahun
Urusan tip, sepenuhnya menjadi milik gadis-gadis
itu ikut bergabung di meja kami.
CS.
"Ngobrol melulu, kapan masuk kamarnya?" sindir Mami Nana. "Bentar lagi, Mam. Lagi seru nih ngobrolnya,"
Mami Nana itu. Dalam sebulan, dengan perkiraan
jawab saya sambil melirik ke arah Julie dan Sally
terendah, gadis-gadis lokal bisa mengantongi uang
secara bergantian. Mami Nana kembali berlalu, menyambut dua orang tamu yang baru masuk. Saya melanjutkan obrolan yang sempat terputus.
Rp 12 hingga 15 juta. Estimasi tertinggi (tigaempat kali dalam sehari), berarti bisa mendapatkan uang Rp 25 sampai 30 juta. Sementara untuk gadis-gadis impor, penda-
Dalam sehari, Julie dan Sally bisa mendapat-
patan mereka per bulan dengan hitungan terendah
kan tamu, minimal satu-dua orang. Kalau kebe-
senilai Rp 25 hingga 30 juta dan hitungan tertinggi
tulan lagi ramai, bisa tiga sampai lima kali dari
bisa di atas Rp 50 sampai 60 juta. Untuk kasus
pukul 11.00 sampai 22.00 WIB (last order). Untuk satu kali transaksi all-in (sekitar satu
terakhir, biasanya berlaku pada gadis-gadis impor yang menjadi primadona di CS.
setengah jam), gadis lokal dipatok harga Rp 500
"Untuk gadis impor, yang paling laku Cung-
ribu, gadis Uzbek, Cungkok dan Thailand sebesar
kok ama Uzbek. Sehari minimal mereka dapet satu
Rp 1,5 juta. Harga itu belum termasuk food &
tamu," terang Sally.
beverage (F&B) dan tip. Dari harga itu, gadis-gadis di CS mendapatkan bagian sebesar 50-70%. Gadis lokal misalnya, dari
182
Yang membuat saya tertarik adalah pendapatan per bulan yang bisa didapatkan anak didik
"Tapi, gadis lokal tetap paling favorit di sini," imbuh Julie, bangga. Jam sudah hampir menunjuk angka tujuh
183
malam ketika Mami Nana kembali muncul di meja kami. "Jadi masuk nggak nih? Udah hampir sejam
(10) Club BDSM
lho ngobrol-ngobrolnya," kata Mami Nana. Ups! Rupanya, tanpa terasa hampir satu jam saya ngobrol dengan Julie dan Sally. Belum juga saya menjawab, dari arah lorong kamar, muncul Dicky dengan rambut masih basah dan wajah sumringah. Dia tersenyum. "Lo belum masuk dari tadi?" tanya Dicky sambil menghenyakkan diri di sofa.
See, ini bukan suara yang keluar dari para pemain debus. Tapi suara itu terdengar dari bibir Joyce.
"Belum. Gue keasyikan ngobrol dari tadi."
Dua tangannya merentang, mencengkeram erat
"Udah, buruan masuk sekarang. Gue tungguin
tiang tempat tidur. Hanya mengenakan lingerie
lo," sambung Dicky, setengah memaksa. Saya tidak menjawab. Jam sudah melintasi
184
"PECUT terus, Sayang!"
tipis warna merah menyala yang terbuka di bagian punggungnya, Joyce terus
meronta.
Sesekali,
angka 7. Musik syahdu terus mengalun, memenuhi
tubuhnya yang langsing dan berkulit putih itu
tiap sudut ruangan.
bergerak tak ubahnya liukan penari.
"Ayolah, Bos. Minum sudah. Ngobrol su-
Laki-laki yang berdiri di belakang Joyce dan
dah. Mau apalagi? Tinggal berlabuh di surga
memegang pecut itu tersenyum puas. Beberapa kali
dunia kan...," suara Julie dan Sally terngiang-
ia melecutkan pecut di tangannya. Joyce meringis
ngiang di kepala saya. Terdengar begitu manja dan
untuk kesekian kalinya. Mulutnya berdesis seperti
penuh ajakan. Surga dunia? Waduh, seperti apa
ular kepanasan. Punggungnya tampak memerah
wujudnya, saya belum berani membayangkannya.
karena luka pecutan. Tubuh laki-laki itu basah
Mana tahan!
oleh keringat. Ekspresi wajahnya menyiratkan
IBS
kepuasan yang belum maksimal. Ada sesuatu yang
Joyce membuang abu rokok ke dalam asbak.
mengganjal di kepalanya, sesuatu yang belum
Diteguknya
terlampiaskan secara sempurna.
Joyce terlihat begitu excited saat alkohol mengaliri
"Stop, stop!
segelas
Martel
dengan
perlahan.
Aku ingin istirahat sebentar."
kerongkongnya. Padahal, aroma wiski itu seperti
Nada suara Joyce mengendor. Dia membalik
menusuk hidung. Rasanya pahit di lidah dan
badannya,
dengan cepat membuat datah memanas.
mengecup
bibir
laki-laki
itu
lalu
tutun dari ranjang. Dia mengambil kimono yang tetgantung di dinding lalu berjalan menuju sofa. "Danar, sini dong, temenin aku minum."
Dari luar pintu kamar, terdengar bunyi
Laki-laki yang dipanggil Danar itu tak lama
ketukan tiga kali. Joyce beranjak meninggalkan
kemudian tutun dati kasut dan duduk di samping
sofa, membukakan pintu. Muncul sosok Teddy
Joyce. Keringat membanjiri tubuh setengah telan-
bersama Ruth dan Meta. Sepasang mata bundar
jangnya. Secarik handuk putih melingkar di ping-
milik Joyce melebar senang.
gang Danar. Joyce duduk dengan menyilangkan salah satu
"Lama amat!" sambutnya antusias pada tiga otang temannya yang juga tak kalah antusias.
kakinya. Asap rokok masih mengepul dari bibirnya
Danar menatap mereka satu per satu lalu tersenyum
yang basah. Dua botol wiski Martel terhidang
sebagai tanda "welcome". Tanpa banyak basa-basi,
di meja lengkap dengan sepiring buah segat.
meteka bergabung di meja, dan langsung menuang
Uniknya, di meja itu tidak hanya ada makanan
minuman.
dan minuman, tetapi juga ada pecut, borgol, lilin, dan tali yang terbuat dari bahan halus. "Kenapa berhenti?" tanya Danar. "Ada tiga temen yang mau join. Biar lebih seru!"
186
"Pesta tanpa minum, kayak makan nggak pakai lauk," guraunya.
"Biar panas, mari bersulang," seru Joyce mengajak teman-temannya ber-toast. Ruangan di apartemen Joyce itu dilengkapi dua kamar tidur, dan satu ruang tamu. Interiornya sarat dengan nuansa serba gothic. Tirai-tirai warna
187
gelap menggelantung di ruangan tengah, di kaca
tiang ranjang. Dengan pecut di tangannya, Danar
jendela, dan menjadi hiasan di ruang tamu. Bau
melanjutkan segala bentuk "kebringasannya". Ter-
aroma terapi semerbak menerobos ke lubang hidung.
lihat sangat kasar dan emosional.
Cahaya lilin menghias di ruangan, menyatu dengan
Di sudut lain, Teddy menjadi pasien dalam
lampu warna kebiruan yang membias temaram.
posisi terikat. Sebuah borgol membelenggu kedua
Alunan musik berirama melankolis mendayu-dayu
tanggannya. Ruth dan Meta memainkan lilin yang
menyusup ke telinga. Suasana apartemen Joyce
masih menyala lalu mengeluskannya di tubuh
tak ubahnya kamar praktik seorang cenayang atau
Teddy berulang kali.
paranormal. Begitu mistis! Perpaduan interior, aroma terapi, dan musik lembut seperti menghadirkan nuansa erotis yang
Ada rintihan terdengar. Ada jerit kesakitan terlontar. Ada senyum kepuasan terpancar dari wajah mereka.
siap meledakkan nafsu terpendam. Belum lagi
Ada naluri sadisme dan kepasrahan yang
pasokan amunisi alkohol membuat tubuh terus
saling tarik-menarik satu sama lain. Sadisme yang
hangat dan perlahan tapi pasti aliran darah berpacu
menghasilkan luka gores dan memar. Kepasrahan
dengan cepat serta jantung berdegup kencang.
yang mengalir tanpa perlawanan. Dua-duanya
"Ready?" tanya Joyce.
mewamai pesta malam itu.
Danar, Teddy, Ruth, dan Meta saling tatap sejenak. "Oke, siapa takut," sergah Meta. " Let's go for party!" seru Joyce.
Seks Pesakitan (?) SEBENARNYA
apa
yang
tengah
dilakukan
Joyce Cs? Sebuah pertunjukan seks pesakitankah Pesta pun dimulai. Joyce dan Danar melanjutkan adegan liar mereka yang tadi sempat
atau cuma sekedar fantasi overdosis yang diidap beberapa orang
tanpa mereka sadari? Di bawah
tertunda. Danar mengikat dua tangan Joyce pada
188
189
alam sadar, mereka sangat menginginkannya. Di
saya duga sebelumnya. Lewat pertemuan ini saya
alam nyata, mereka mengingkarinya.
mendapatkan informasi dan gambaran yang detail
Jawabannya: bisa dua-duanya. Seks bondage sado-masochist atau biasa disebut dengan istilah
tentang bagaimana seks BDSM, lengkap dengan lika-likunya. Pertemuan
BDSM, mungkin bukan perilaku baru dalam
itu awalnya.
Saya bertemu Joyce pertama kali di sebuah acara
ada. Hanya bungkus dan labelnya saja yang kini
grand launching sebuah kelab baru berinisial NC
membuatnya jadi berbeda. Bisa atas nama tren,
di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Kelab NC itu tidak terlalu besar. Paling-
atau sangat mungkin karena sudah jadi lifestyle.
kan
Sebagian orang yang cenderung mengguna-
paling berkapasitas tiga ratus orang untuk standing
jalur
party.
normal
dalam
berhubungan
seks,
menganggap seks BDSM sebagai fantasi belaka.
Di beberapa sudut ruangan dilengkapi
sofa berukuran besar untuk bersantai. Ada bar,
Sebagian orang yang menyukai gaya-gaya aneh
panggung kecil untuk live band, dan tentunya, DJ
dalam bercinta, menyebutnya sebagai perilaku
yang memainkan lagu-lagu populer.
yang biasa-biasa saja. Seperti Joyce dan grupnya
Ada pertunjukan spesial malam itu.
yang menganut paham BDSM merupakan segala
atas panggung, muncul dua cewek dan satu
bentuk ekspresi dan apresiasi dalam berhubungan
cowok berbaju kulit hitam dan masing-masing
seks.
Di
mengenakan topeng di bagian wajah. Mereka "Aku tidak sedang bermimpi kok. Ini nyata
mempertontonkan atraksi BDSM selama hampir
bukan fantasi," sergah Joyce berkilah tentang apa
45 menit. Sambil terus menari dengan gerakan
yang telah dia lakukan bersama grupnya.
teratur, indah dan sensual, mereka memperagakan
di hit-lounge berinisial MT di
adegan memborgol, memecut, dan menyakiti diri
Kawasan Kuningan, Joyce mengungkapkan se-
sendiri dengan membakar tubuh menggunakan
muanya. Sebuah janji temu yang tidak pernah
nyala lilin.
Di
190
tanpa disengaja,
berhubungan seks. Sejak dulu, perilaku ini sudah
sini,
191
Setiap kali satu pecutan mengenai tubuh, terlihat bekas luka memerah. Bekas pembakaran
"Tuh kan, beneran. Saya nggak bohong," seru Vera sambil melihat ke arah saya.
lilin itu pun tampak jelas menempel di kulit.
Sebelum Joyce meninggalkan kelab N C ,
Entah sudah berapa bekas luka pecutan yang
saya sempat berpapasan dengannya. Tak mau me-
menjadi hiasan di punggung selama pertunjukan
lewatkan kesempatan, saya pun bertukar nomor
berlangsung.
ponsel.
Saya pikir, itu hanya bagian dari show dan entertainment semata. Ternyata, pecut dan lilin
"Nanti gue undang kalo ada acara," janji
Joyce.
yang menyala itu bukan hasil sulap atau tipuan,
Dan di sinilah sekarang, di bar MT, saya
melainkan adegan yang sebenarnya. Kebetulan,
dan Joyce akhirnya bertemu untuk kedua kalinya.
saya kenal baik dengan Vera, public relation di
Joyce datang ditemani Danar. Tampaknya, Joyce
kelab N C . Dari Vera lah, saya diperkenalkan
dan Danar adalah sepasang kekasih, atau malah
dengan Joyce.
suami-istri dalam tanda kutip. Habis, di beberapa
Joyce inilah yang menjadi "leader" dari
kesempatan, mereka terlihat selalu bersama. Tapi
pertunjukan BDSM malam itu. Joyce terlihat
masa bodo ah, mau sepasang kekasih atau suami-
santai menikmati pertunjukan. Dia duduk di sofa
istri, nggak penting buat saya. Yang paling penting,
ditemani seorang pria yang mengenalkan dirinya
saya bisa mendapatkan informasi tentang Club
sebagai Danar.
BDSM yang belakangan lagi ramai dibicarakan.
Menurut
Joyce,
atraksi
BDSM
yang
diperlihatkan itu nyata, bukan tipuan. Mereka yang menari di atas panggung, memang para pecinta BDSM.
"Kenapa ingin tahu soal DSSM. Tertarik mau coba?" pancing Joyce. Saya hanya tertegun. Begitu blak-blakan wanita berumur 31 tahun ini mengungkapkan apa
"Kalo nggak percaya, ntar gue panggilin
yang di kepalanya. Belum lagi saat dia menceritakan
mereka. Lihat saja sendiri bekas luka pecutannya,"
pengalamannya. Tak terlihat sama sekali, dia ber-
tukas Joyce. 192
193
usaha menutup-nutupi apa yang telah dia jalani
mengalir, dan tidak dibuat-buat. Kalau saya betah
selama mi.
mengobrol dengan dia, itu juga harap dimaklumi.
"Buat gue dan Danar, nggak ada yang salah dengan seks BDSM. Ya kan, Sayang?" ujar Joyce sambil menyandarkan kepalanya di bahu Danar. Tidak ada yang salah
memang dengan
SIAPA yang menyangka, kalau di balik itu semua,
seks BDSM. Secara orientasi, setiap orang sah
Joyce menyimpan cerita hidup yang istimewa.
menentukan kehidupan
apa
yang
seksualnya.
dia
inginkan
Setidaknya,
itu
dalam
Selain menggeluti usaha katering dan butik, Joyce
yang
juga mengoperasikan usaha event-organizer (EO).
dipahami seorang Joyce dan teman-temannya.
Usaha EO milik Joyce sebenarnya lebih cenderung
Joyce memesan lagi segelas Cosmopolitan.
pada praktik agensi. Karena selama ini, dia hanya
Dari mulutnya terus saja mengepulkan asap rokok.
menerima order untuk mengisi acara tertentu.
Setiap kali rokoknya habis, dia menyalakan sebatang
Itu pun dengan satu catatan, dia hanya mau
rokok lagi, begitu seterusnya. Makin banyak dia
menyajikan show yang ada hubungannya dengan
berbicara, makin cepat dia menghabiskan rokok
BDSM.
yang diisapnya. Makin lama, obrolan Joyce makin menarik dan bikin penasaran. Bosan? Bagaimana mungkin saya merasa bosan berada di depan wanita cantik seperti Joyce. Orang mungkin tidak bakal menyangka, Joyce punya orientasi BDSM berkaitan dengan seksualitasnya. Penampilannya seperti wanita-wanita yang biasa pergi ke pesta-pesta pejabat. Anggun dan memesona. Orangnya smart. Gaya bicaranya
194
Club BSDM
Joyce mengoordinir beberapa anak didik, cewek dan cowok, yang sewaktu-waktu siap dipanggil. Mereka ini pun pilihan. Artinya, secara orientasi seks, mereka adalah pecinta BDSM. Ini sengaja dilakukan agar pertunjukan yang disuguhkan benar-benar nyata. "Kalo nggak sado, mana tega mecut orang sampai berdarah. Kalo nggak masochist, siapa yang kuat tubuhnya ditempelin lilin," kilah Joyce. 195
Wanita blasteran Cina-Sunda itu selama ini
lama anggotanya makin banyak, Joyce iseng-iseng
lebih banyak menerima order yang sifatnya private
membentuk perkumpulan BDSM.
atau pesta untuk kelompok tertentu. Pertunjukan
orang lebih suka menyebutnya sebagai Club.
di kafe, diskotek atau tempat hiburan umum, dia jarang mau menerima kecuali ada alasan tertentu. Dalam beberapa kesempatan, Joyce juga
Tidak ada kegiatan rutin selain merekrut anggota baru yang dengan sukarela bergabung, selebihnya adalah
memasok beberapa
BDSM
kerap diminta menggelar pesta yang berbau BDSM
dancer ke beberapa acara dan menggelar pesta
untuk pesta-pesta tertentu. Bachelor adalah salah
bareng anggota di Club BDSM.
satunya.
Tidak ada iuran resmi yang harus dibayar.
Sudah jadi rahasia umum, dalam bachelor
Kalau pun ada, biasanya berlaku untuk keperluan
party, biasanya selalu ada unsur perpeloncoan buat
pesta. Dari membeli aksesori pecut, borgol, lilin,
yang mau nikah. Perpeloncoan itu bentuknya
makanan-minuman sampai menyewa tempat pes-
secara praktikal mengarah pada aktifitas BDSM.
ta.
Dalam hal ini adalah bondage. Bisa dengan ikatan
"Kan tidak selalu di apartemen gue. Sekali
biasa atau dengan borgol betulan. Kalau calon
waktu kita bikin di hotel atau tempat spesial," jelas
pengantin pria, berarti Joyce menyediakan gadis-
Joyce.
gadis BDSM dan begitu sebaliknya.
Malam makin larut. Suasana di bar MT
"Tapi dengan satu syarat lho," seru Joyce.
perlahan mulai sepi. Hanya tinggal beberapa tamu,
"Korbannya mesti benar-benar siap dikerja-
termasuk saya, Joyce dan Danar yang tersisa.
in. Kalo nggak, mending gue nolak job-nya," lanjutnya. Joyce tidak menyangka, kalau usaha isengiseng itu malah menambah jaringan ke orangorang yang mencintai aliran BDSM. Karena makin
196
Belakangan
Joyce meneguk gelas minumannya sampai habis. Saya pun demikian. Danar terlihat mulai gelisah. "Kenapa, Sayang? Udah nggak sabar ya?" bisik Joyce.
197
Saya mafhum kalau percakapan harus berakhir. Sudah cukup lama saya menghabiskan waktu Joyce dan Danar.
(11) WAXING BIKINI
"Dua minggu Club BDSM bikin pesta di
AREA
apartemen gue. Kalau mau, ntar datang ya. Coba dulu, siapa tahu ketagihan," canda Joyce. Datang ke pesta Club BDSM? Well, well... nanti saya pikir-pikir dulu. Pestanya sih oke, tetapi kalau dipecut dan ditetesin lilin? Nggak janji deh!
NGOPI-ngopi di mal, paling enak sore hari. Agak maleman, antara pukul tujuh hingga sebelas, buat mereka yang doyan bergaul, mungkin nongkrong di lounge atau main biliar jadi pilihan kedua. Habis itu, buat mereka yang masih mau "lanjut" tinggal memilah-milah beberapa alternatif: ke diskotek, kafe yang ada live band-nya, berkaraoke, atau mampir ke Strip-Bar yang menyediakan sexy dancer setiap malamnya. Itu kalau sore dan malam. Gimana dengan siang? Siang-siang, mestinya buat orang kantoran, ya menyelesaikan pekerjaan. Tapi kalau lagi nggak ada pekerjaan menumpuk, boleh jadi pergi ke salon jadi pilihan yang menarik buat sebagian orang.
198
199
Entah cuma sekedar creambath, potong rambut,
cewek yang doyan merawat diri pastinya sudah
pedikur, and bla... bla. ..bla. Siapa tahu bisa seka-
jadi kebiasaan setiap dua minggu atau satu bulan
lian cuci mata.
sekali. Dari waxing bulu kaki, waxing under arm
Itu berarti perginya mesti ke salon beneran. Maksudnya? Ya salon yang berfungsi sebagai salon. Lho, kok? Iya, soalnya ada juga salon yang
alias bulu ketek sampai waxing bikini area. Itu standar normalnya. Kemajuan
teknologi
membuat
sebagian
praktiknya ada embel-embel seks. Nah lho? Itu
wanita memilih cara laser untuk menghilangkan
bukan rahasia lagi sebenarnya.
bulu di bagian tubuh tertentu. Meski ada sebagian
Dulu, ada beberapa salon di Jakarta yang
laki-laki ada yang suka dengan wanita berbulu,
menyediakan layanan Lulur Triple-X bagi para
tetapi sebagian besar sangat emoh dengan wanita
eksekutif laki-laki yang doyan perawatan di salon.
yang berbulu.
Tren lulur Triple-X itu belakangan bergeser ke
Tak heran kalau banyak wanita memilih
tempat kebugaran yang di dalamnya ada fasilitas
"membunuh" bulu mereka dengan sinar laser.
spa & sauna. Di beberapa tempat spa & sauna
Harganya? Wow, pasti mahal. Jauh di atas harga
khusus laki-laki misalnya, ada paket menu special
waxing. Untuk laser di bagian under arm harganya
massage yang di dalamnya termasuk mandi susu
Rp 9 juta, bikini area Up 7,5 juta, dan untuk kaki
dan lulur seks. Meski sekarang tidak terlalu favorit,
Rp 25 juta dengan garansi dua tahun. Artinya,
tetapi setidaknya menu itu tetap dipertahankan
selama dua tahun, bulu dijamin tidak tumbuh.
oleh sejumlah tempat spa dan sauna. Maklum,
Metode laser ini hanya bisa didapatkan di beberapa
peminatnya masih cukup banyak.
klinik kecantikan tertentu. Jadi tidak sembarang
Nah, tren yang belakangan lagi banyak
salon atau klinik kecantikan punya fasilitas laser.
dibicarakan orang, terutama kalangan esmud laki-
Karena harganya yang relatif mahal itu, ma-
laki adalah waxing bikini area. Ini bukan hal yang
kanya banyak wanita yang lebih suka mengguna-
baru di dunia persalonan, sebenarnya. Waxing bagi
kan cara waxing, meskipun hanya bertahan selama
2.00
201
laki-laki yang tega mencukur bulu kaki. Paling-
dua minggu sampai satu bulan, maksimal. tidak
paling, kumis, jenggot, dan bulu di sekitar ketiak
hanya sebatas membersihkan bulu doang tapi juga
serta bikini area saja yang mesti dirapikan ketika
mengurusi bentuk dan potongan rambut di daerah
sudah melampaui batas ukuran normal.
Khusus untuk waxing bikini area,
paling vital. Dari potongan berbetuk kumis laki-
Cukur kumis, jenggot, dan bulu ketiak, laki-
laki, segi tiga, "gambar love" sampai oval bulat
laki lebih melakukannya sendiri. Ada juga sih
telur.
yang pergi ke salon atau barbershop. Nah, kalau ada laki-laki yang hobi mampir ke salon untuk urusan waxing bikini area, rasa-rasanya sih perlu dicurigai. Pasalnya, belakangan terakhir, jumlah
Waxing untuk Laki-laki KIRA-kira begitu prolognya kalau mau ngomongin soal wanita dan waxing. Bagaimana dengan lakilaki? Ehm... sepetti apa ya kita-kira modelnya? Barangkali, laki-laki yang berani mencap dirinya sebagai
metroseksual,
urusan
waxing
sangat
mungkin jadi bagian perawatan diri. Tampil bersih, klimis, dan tetbebas dari segala sifat berbau Tarzan. Atau, laki-laki yang secara penampilan maupun orientasi seks cenderung menjadi gay feminin, umumnya sangat jengah dengan bulu. Tapi bagi laki-laki kebanyakan, bulu dianggap sebagai salah satu indikasi kejantanan. Mungkin agak berbeda dengan wanita. Makanya, jarang ada 202
salon seks makin bertaburan di Jakarta. Salon khusus laki-laki dengan tenaga cewek-cewek cantik, dan pastinya, menyediakan menu seks yang variatif, inovatif, dan eye-catching. Maksudnya, menarik secara nama, menggelitik dan membuat orang penasaran untuk mencoba. Namanya juga pedagang, bikin merek mesti gampang diingat dan secara psikologis memunculkan shock-effect dan pastinya, sensasional. Makanya, iklan oli saja misalnya, bintangnya mesti wanita yang cantik dan seksi. Kalau dipikirpikir, apa ya hubungannya wanita cantik dan seksi dengan oli? Jauh kan.... Namanya juga iklan, yuuuuk!
203
Salah satu menu yang sekarang lagi in adalah
Dito bekerja sebagai general manager di sebuah
sex waxing. Awalnya, saya berpikir bahwa menu
kelab malam yang notabene punya fasilitas resto,
sex waxing itu tidak jauh berbeda dengan layanan
bar, karaoke, dan kamar. Tak tanggung-tanggung,
Mount Blow—seks oral dengan menggunakan teh
di tempat Dito bekerja, sebut saja inisialnya M,
ginseng dan air dingin, bisa didapat di beberapa
di Kawasan Mangga Besar,
karaoke yang menyediakan cewek-cewek Makao,
cewek cantik yang siap memberikan pelayanan
Cina. Atau setidaknya mirip dengan Handroll
seksual. Itulah kenapa di Kelab M dilengkapi
Service—layanan mas***basi dengan lubrican atau
dengan fasilitas kamar-kamar pribadi.
oil massage di dalam kamar mandi, yang biasanya diberikan para penari striptease. Dugaan saya, ternyata salah, meski tidak 100%.
disediakan puluhan
Saya bertemu Dito di acara product launching sebuah butik baju yang di dalamnya ada pertunjukan Wet & Half Naked Dancers sekitar Februari 2006. Di acara itu, Dito menceritakan tengah merintis usaha salon khusus laki-laki. Begitu saya telepon, dengan antusias, Dito
Sex Waxing Bikini Area D I D O R O N G rasa penasaran, saya mulai mengumpulkan informasi dan data soal sex waxing. Orang pertama yang saya hubungi adalah Dito — Sebut saja begitu. Laki-laki yang satu ini, entah sudah berapa kali saya jumpai di sejumlah pesta. Dari pesta yang melibatkan model-model X sebuah tabloid khusus laki-laki di ibukota sampai pesta-pesta berbau unsur sensual dan seksual yang digelar di sejumlah private kelab di Jakarta. 204
mengundang saya mampir ke salonnya. Tentu kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Karena masih buta dengan letak dan lokasi salonnya, saya janjian dengan Dito di Kelab M pada Sabtu siang. Ya, hitung-hitung saya bisa bersantai dulu dan melihatlihat suasana di kelabnya. Suasana kelab M di Sabtu siang terlihat sepi. Hanya ada empat orang tamu laki-laki yang duduk di bar ditemani empat cewek cantik. Sepuluh menit kemudian, mereka berjalan menaiki tangga.
205
Mudah diduga, mereka akan masuk ke dalam
Kira-kira 1 km, Dito mengambil arah ke
kamar untuk melakukan "private date" yang hanya
kanan. Ternyata tidak begitu mudah menemukan
lebih hardcore.
lokasi salon karena letaknya agak masuk ke gang.
"Cabut sekarang aja yuk. Lagian di sini baru ramenya jam tujuhan. Dari salon, ntar kita balik sini lagi," ajak Dito.
Salon BH, sebut saja begitu. Tulisan itu ter-
Dito menyuruh saya meninggalkan mobil
pampang dengan jelas di pintu masuk. Ada lima
di parkiran Kelab M. Dengan mengendari mobil
hingga tujuh mobil yang lagi parkir persis di depan
Dito, kami segera meluncur ke salon untuk waxing
salon. Ini dia salonnya, pikir saya penuh selidik.
bikini area. Kira-kira di mana tempatnya, ya? tanya saya dalam hati. "Nggak papa ya. Tempatnya agak jauh dari sini," jelas Dito. "It's oke, sob. Emang di mana tempatnya?"
Pemandangan apa yang dominan ketika Anda masuk ke salon? Cermin. Ya, biasanya setiap salon akan dilengkapi fasilitas cermin besar yang ditata secara berjajar dengan kursi empuk di depannya. Mestinya di salon itu ada beberapa peralatan
"Di sekitar Tomang."
dan perlengkapan yang dipajang di ruang utama.
Untung hari Sabtu, jadi jalanan tidak begitu
Mulai dari cermin besar yang didesain menyatu
macet. Makanya, Dito tidak mengambil arah
dengan meja dan kursi multifungsi. Namun,
memutar di perempatan Harmoni tapi langsung
justru dekorasi utamanya adalah empat set sofa
menuju Thamrin. Masuk Sudirman, naik ke
yang dilengkapi meja kaca. Juga ada bar mini di
Jembatan Semanggi lalu menyusuri jalan besar ke
sudut paling kanan. Beberapa perabotan yang
arah Slipi.
206
Setelah melewati dua belokan, akhirnya kami sampai di lokasi.
macth dengan nuansa salon hanyalah dua meja
Setelah melewati sebuah mal perbelanjaan,
cermin dan kursi panjang untuk tempat refleksi
sekitar 300 meter ada belokan ke kiri, persisnya
yang dipisah oleh kaca. Selebihnya, nuansanya
sebelum sampai di sebuah bangunan universitas
lebih pas disebut lounge atau resto dengan konsep
dan apartemen.
modern-minimalis. 207
Nuansa boleh beda tapi soal menu pelayanan,
Lho, tamu-tamunya pada "ngilang" ke mana?
beda-beda tipis. Artinya, sama seperti kebanyakan
Pemandangan yang sangat menarik buat saya,
salon kecantikan, di salon ini juga tersedia berbagai
justru terfokus pada lima orang gadis yang duduk
pelayanan perawatan untuk rambut dan tubuh.
di satu meja.
Rate harganya pun sesuai dengan pasaran yang berlaku. Untuk creambath normal misalnya Rp 75 ribu, dan waxing bikini area Rp 150 ribu.
"Mereka para karyawan di salon ini. Cantikcantik kan?" suara Jessy mengagetkan saya. Cantik, boleh jadi. Dan secara dandanan,
Itu patokan harga untuk pelayanan standar.
nggak ketinggalan tren. Tapi jangan punya eks-
Tapi begitu ada embel-embel seks di belakangnya,
pektasi berlebihan karena mereka memiliki fisik
harganya bisa melonjak dua hingga empat kali
seperti para model.
lipat.
Dua gelas red wine pesanan Jessy telah terBegitu melewati meja resepsionis, Dito me-
hidang di meja. Sambil melanjutkan pembicaraan,
manggil salah seorang staf wanitanya, Jessy—sebut
saya membaca daftar menu yang tersedia di meja.
saja begitu.
Ada dua macam menu. Satu, menu yang berisi
"Tolong Bapak yang satu ini dilayani dengan baik. Kasih saja apa yang dia mau," ujar Dito.
makanan dan minuman. Kedua, menu yang bertuliskan aneka pelayanan dan perawatan untuk
Jessy menyilakan saya duduk di sofa hitam,
salon. Tapi jangan mengira di daftar menu itu
di belakang meja resepsionis. Dito pamit sebentar
tertampang jenis-jenis pelayanan seks. Tidak ada.
ke ruang belakang. Ada urusan sebentar, katanya.
Untuk urusan menu yang sifatnya "esek-esek" bisa
Suasana di salon sore itu, agak sepi. Terus terang, ini membuat saya bingung. Tidak ada
ditanyakan pada resepsionis atau karyawan salon yang lagi bertugas.
tamu yang lagi di-creambath, pedikur, atau potong
Jessy. Ah, saya sampai lupa bercerita tentang
rambut. Hanya ada dua tamu yang lagi duduk
sosok gadis manis berkulit kuning langsat itu. Dia
ditemani dua gadis cantik. Mereka terlihat asyik
yang in charge setiap hari. Jabatannya boleh disebut
mengobrol dalam suasana hangat dan akrab. 2.08
2.09
Kedatangan
manajer, public relation, atau bisa juga guest relation.
Santi dan Amel
menambah
Maklum, dia lah yang bertugas menyambut setiap
obrolan jadi seru. Jessy makin berani bercerita
tamu yang datang, menyilakan duduk, menemani
panjang lebar soal menu-menu yang ada di salon. "Jadi, gue bisa dapet apa saja di salon sini?"
ngobrol, dan sebagainya. Dari Jessy juga, segala informasi seputar Salon BH bisa saya ketahui.
tanya saya polos. Jessy
"Ada yang ditaksir nggak?" tanya Jessy sambil
mengubah
posisi
duduknya.
Santi
melirik ke lima karyawan salon yang masih betah
menyalakan sebatang rokok. Amel meneguk mi-
di tempat duduknya.
numannya.
Daripada penasaran saya meminta Jessy untuk memanggil dua orang gadis untuk bergabung di
"Mau lulur bareng saya juga boleh kok," sergah Santi.
meja saya. "Ngobrol-ngobrol dulu boleh dong," sergah saya.
"Atau mau sama saya. Saya jago lho untuk urusan creambath. Bukan sembarang creambath, tapi...?" Amel tak melanjutkan ucapannya. la
"Yang mana?" tanya Jessy.
malah tertawa cekikikan sambil menutupi mulut-
"Yang menurut elu paling oke deh," jawab
nya.
saya singkat. Jessy tersenyum lalu beranjak dari kursi dan berjalan mendekati kelima gadis itu. Kini, dia balik ke meja saya dengan membawa dua gadis.
"Maksudnya Amel, creambath yang pakai bonus spesial gitu," imbuh Jessy. Lulur bersama Santi atau creambath plus bonus spesial dengan Amel, dua-duanya memang
"Santi."
tawaran yang menggiurkan. Meskipun sedikit ba-
"Amel."
nyak saya pernah mendengarnya, tetapi tetap saja
Dua-duanya terlihat masih muda. Santi me-
muncul rasa penasaran.
ngenakan celana jins dengan kaus ketat warna biru muda, sementara Amel rok mini berbahan jins
"Atau mau nyobain sex waxing. Itu sih dijamin bakal puas," kata Jessy.
dengan kaus pink berlengan panjang. 210
211
Sex waxing! Tawaran apalagi ini? Samar-
sebagai kamar ganti dan office. Ternyata bukan.
samar, saya cukup mengerti dengan waxing tetapi
Justru di kamar-kamar itulah, semua layanan dari
kalau itu dikaitkan dengan akktivitas seksual, saya
mulai lulur, creambath sampai waxing berlangsung.
belum bisa membayangkan.
Private only dan tertutup.
"Masih belum ngerti juga... ato emang purapura nggak ngerti," canda Jessy. Tanpa diminta, Jessy langsung nyerocos mem-
rambut, dan yang pasti, kamar tidur," lanjut Jessy.
promosikan paket seks yang memang jadi favorit
Sebenarnya, ada dua jenis waxing bikini area
di salon BH. Mungkin karena naluri PR-nya, Jessy
yang populer, yakni bikini line dan brazilian. Tapi
dengan fasih dan santai bertutur soal sex waxing.
lambat laun, karena tren terus berkembang, model-
Sex waxing yang ditawarkan di salon BH
model waxing pun ikut berubah. Tidak hanya gaya
itu, ujarnya, mengikuti aturan main yang biasa
bikini line dan brazilian tapi mulai muncul gaya
dilakukan pada waxing bikini area. Mula-mula,
potongan berbentuk "heart" sampai "segiempat
tamu yang datang dipersilakan memilih karyawan
sama tipis".
salon —cewek, tentunya, yang dibiarkan berpose di sofa lounge. Basa-basi sebentar, ngobrol sambil minumminum segelas sampai dua gelas. Lalu? Jessy mematikan rokoknya. "Habis itu, ya masuk kamar dong, masak di sofa," canda Jessy. Kamar? Oh ya, saya baru ingat kalau ternyata di Salon BH terdapat delapan kamar tertutup. Tadinya, saya berpikir itu ruangan yang berfungsi
212
"Di dalam kamar, disediain kok peralatan untuk nyalon. Kursi pijat, tempat untuk cuci
"Keren kan," sela Santi sembari menyilangkan kaki. Sebentar-bentar, dia melirik ke jam tangannya. Sudah lebih dari satu jam, saya menghabiskan waktu berbincang dengan Jessy Cs. Selama satu jam itu, Dito juga nggak kelihatan batang hidungnya. Jangan-jangan, Dito memang sengaja mau "ngerjain", itu pikir saya. "Kok malah bengong. Mau nyobain seks waxing nggak?
Kita ada lho,
potongan
ala
213
kumis Charlie Chaplin...," goda Jessy. Bahunya
Madu, Stroberi, & Karamel
terguncang menahan tawa. Sepasang tangannya
KINI, saya duduk diapit Santi dan Amel. Sementara
menutupi bibirnya agar tak keluar tawa yang lepas. Muka saya memerah. Bukan jaim atau malu,
Dito dan Jessy bergeser ke sofa sebelah. Mereka berdua kelihatannya lagi sibuk membicarakan urusan bisnis.
tetapi salah tingkah. Seumur-umur, saya belum
Berulang kali Santi mengajak saya untuk
pernah nyobain yang namanya waxing bikini area.
segera masuk ke kamar. Begitu juga dengan Amel
Apalagi yang berbau seks. Membayangkannya saja
yang tak kalah gesitnya membeberkan keistimewaan
bikin saya merinding.
seks waxing yang bisa dia berikan selama dua jam
"Dijamin nggak sakit kok," sela Amel sambil mengedipkan mata kirinya.
penuh. Buat laki-laki, tentu ini sebuah tawaran yang
"Mau yang 'hot' boleh, yang 'cold juga bo-
sangat menggoda. Prosedur treatment-nya tidak
leh. Tinggal pilih doang," timpal Santi. Jari-jari
jauh berbeda dengan waxing bikini area yang bisa
lentiknya menyusuri garis jahitan di samping
ditemukan di sejumlah salon dan klinik kecantikan.
celana jinsnya.
Ada lilin, krem, dan beberapa menu pilihan seperti
"Maksudnya?" tanya saya, spontan. "Maksudnya, waxing-nya boleh pakai yang panas atau yang dingin, begitu...," jawab Jessy.
karamel, madu, atau stroberi. Hanya saja, karena di salon BH yang diutamakan adalah seks waxing-nya, maka selama
Dito tiba-tiba muncul dan langsung duduk
dalam proses perawatan, semua aktivitas yang
di sebelah saya. Katanya, dia baru saja kelar dengan
berlangsung ya ujung-ujungnya tidak jauh dari
staf bagian akunting.
seks foreplay. Dan terakhir, ditutup dengan sesi
"Sorry, agak lama. Biasa, urusan duit," bisik Dito.
intercoursing. Kalau dipikir-pikir, seks waxing sebenarnya tak lebih dari soal jualan bungkus atau kemasan.
214
215
Kemasannya sih boleh waxing bikini area yang secara nama terdengar begitu seksi, tetapi isinya tidak jauh beda dengan layanan Mount-Blow
(12) UNDERWEAR DINNER
Service. Bedanya, kalau seks waxing menggunakan karamel, stroberi, atau madu sebagai "alat bantu" untuk seks oral, Mount-Blow memakai gabungan teh ginseng dan air dingin. "So, mau masuk sekarang?" tawar Santi. "Kalo Santi masuk, berarti saya boleh ikutan dong," sergah Amel. Bingung hams menjawab apa, saya pamit
PESTA dan pesta. Barangkali, satu kata itu terlalu sering didengar oleh masyarakat perkotaan. Tidak cuma
tempat
hiburan
yang
berlomba-lomba
sebentar untuk menemui Dito dan Jessy yang
menggelar pesta dengan tema yang sangat beragam
terlihat masih ngobrol serius.
tapi juga kelompok atau malah perorangan. Tak
"Help me, dong!"
heran, kalau setiap bulan bahkan setiap minggu
"Rasain elu. Udah, nggak usah banyak mikir.
hampir selalu ada tren baru yang muncul. Salah
Masuk sana!" seru Dito. Jessy tertawa, saya malah masih duduk diam di sebelah Dito. Lho?
satunya, pesta yang erat kaitannya dengan tema "orgy" sebagai entertainment-nya. Ngomong soal pesta, kalau anak gaul bilang: NGGAK ADA MATINYA! Pesta yang satu ini, bagi masyarakat Jakarta, apalagi yang sudah terbiasa dengan budaya hidup malam, sepertinya menjadi sebuah kewajiban. Setiap ada yang mau menikah, tak peduli laki atau perempuan, mesti ada pesta lepas lajang sebagai bagian tak terpisahkan sebelum
216
217
menuju ke pelaminan. Atau kalau ada yang lagi
kafe tersebut semalam suntuk. SORRY, WE ARE
berulang tahun, bukan lagi pemotongan kue yang
CLOSED 4 PUBLIC! Kira-kira begitulah tulisan
jadi prosesi utama, tetapi yang lebih penting lagi
singkat yang dipasang di pintu masuk. Jadi, maaf,
adalah hiburan penari-penari telanjangnya. Iiiihhh,
yang bukan undangan untuk malam ini tidak
gila ya(?).
boleh masuk.
Saya masih ingat dengan beberapa pesta
Tamu undangan yang datang sebagian besar
lajang yang digelar teman-teman karib belakangan
memang perempuan dalam balutan busana serba
ini. Pesta terakhir yang saya ikuti adalah pestanya
merah. Pesta dimulai sekitar pukul sepuluh malam.
Vanda—sebut saja begitu, berusia 26 tahun, saha-
Sebagai pembukaan, acara diisi dengan ber-toast
bat perempuan saya, yang sehari-hari mengelola
bersama. Karena free flow, setiap tamu bebas me-
salon dan butik. Perempuan berambut blonde ini
mesan minuman favorit, pesta berlangsung meriah
(yang pasti bukan asli, tetapi dicat) punya gang
dengan iringan musik DJ. Puncaknya, muncul
arisan yang kerap meluangkan waktu dengan
lima penari cowok: keren, berotot, pandai menari,
nongkrong dan ber-window shopping di mal-mal.
yang beraksi di atas bar. Vanda yang punya gawe langsung didaulat naik ke bar dan dikeroyok lima penari laki-laki yang hanya mengenakan cawat
Pria-pria-X S E M I N G G U menjelang hari H pernikahannya, Vanda menggelar bachelorette party di sebuah kafe di sekitar Blok M, Jakarta Selatan. Temanya sih sederhana: X-RED PARTY. Tamu undangan yang sebagian besar adalah teman dekatnya harus mengenakan pakaian serba merah sebagai dress code. Untuk pestanya itu, Vanda rela mem-booking
218
tipis warna hitam itu. Mudah dibayangkan, kemeriahan pesta pastinya makin menggila dengan tontonan lima penari laki itu. Belum lagi pengaruh alkohol membuat sebagian besar tamu, larut dalam suasana pesta. Hingar-bingar dan so pasti, liar tapi terkendali. Maksudnya, keliaran pesta tidak sampai menjurus pada aktivitas-aktivitas seksual. Yang ada hanya
219
ledakan-ledakan
tamu
penyanyi papan atas, rasa-rasanya sudah terlalu
berteriak dcngan nyaring. Misalnya ketika Vanda
kecil
yang
membuat
biasa. Makanya perlu ada "sex-entertainment" di
"dikerjain" lima penari laki-laki yang dengan
tengah perjamuan. Ruangan private dan berskala
aktif meraba, memeluk, dan meliuk seksi secara
besar. Suguhan utamanya: sex-tainment,
bergantian. Dan Vanda menjadi "ratu semalam"
Diawali dengan sebuah perjamuan di ruangan
yang dijadikan piala bergilir sekitar satu setengah
besar dengan kapasitas lebih dari seratus orang,
jam lebih. Selebihnya adalah suara tawa, denting
25 gadis yang rata-rata hanya mengenakan baju
gelas, musik disko yang mengalun keras dan aroma
bikini, underwear atau g-string berenda itu berpose
alkohol yang berembus bersama dinginnya air
di tempat duduknya masing-masing.
conditioner.
Sebuah ruangan besar dengan dekorasi ala
X-Red Party, pastinya hanya satu dari sekian
zaman Romawi itu terlihat mewah. Ruangan kelas
puluh jenis pesta yang digelar untuk merayakan
president suite yang bisa menampung lebih dari
lepas lajang atau ulang tahun. Bagaimana dengan
80 orang itu berada di Karaoke M H , di Kawasan
pesta yang ada hubungannya dengan gathering
Monas, Jakarta Pusat. Sofa panjang warna merah
perusahaan atau untuk urusan lobi-lobi dalam
darah yang ditata melingkar lengkap dengan dua
bisnis? Sama saja. Malah, dalam skala besar, pesta
meja panjang menjadi perabotan utama di ruang
yang digelar bisa lebih gokil dan dikonsep dengan
tengah, ditambah dengan dua TV berukuran besar.
perencanaan matang.
Ada fasilitas tambahan berupa satu kamar tidur dan satu kamar mandi. Di sofa itulah, ke-25 gadis itu duduk dengan
Sex gathering SEPERTI pesta "sex gathering" yang satu ini. Tujuannya sih sederhana: perjamuan klien. Tapi
anggunnya. Masing-masing memegang piring berisi handuk basah yang masih hangat. Terlihat uap tipis mengepul dari handuk itu.
kalau cuma dinner di ballroom hotel dan menyewa 2.2.0
221
Dari arah pintu besar yang terbuat dari
Hubungan saya dan Mas Sapto lebih karena
ukiran kayu jati, muncul 16 laki-laki yang rata-
faktor kebetulan. Sebagai pria berduit yang sudah
rata mengenakan pakaian santai. Mereka
segera
berkeluarga, rupanya Mas Sapto punya cem-cem-
disambut oleh 25 gadis yang sejak tadi sudah stand
an alias PR (baca= piaraan). Nah, si cem-cem-an
by di ruangan. Lantaran jumlah laki-lakinya lebih
itu, sebut saja namanya Shinta, 23 tahun, nggak
sedikit, ada yang mendaparkan teman kencan
tahunya saya kenal dengan baik. Shinta adalah
dobel.
seorang foto model majalah khusus laki-laki yang
Saya kebetulan datang karena diundang
berani dan terbiasa tampil seksi. Saya mengenalnya
oleh yang empunya acara. Siapa lagi kalau bukan,
dua tahun lalu pada sesi pemotretan sebuah
Mas Sapto, sang big bos. Sebagai pengusaha yang
majalah. Dari Shinta inilah, saya dikenalkan dengan
memasok peralatan untuk otomotif, Sapto punya
Mas Sapto. Dalam beberapa bulan terakhir, saya
beberapa distributor yang tersebar di sejumiah
lumayan sering diajak jalan bareng mereka berdua.
kota besar di Indonesia. Sekali dalam setahun, dia
Entah cuma berkaraoke atau nongkrong di kafe.
memberikan bonus spesial kepada distributor yang
Makanya, begitu Sapto mengundang saya
melampui target penjualan. Bonus itu bisa berupa
untuk hadir di acara sex gathering, saya jadi susah
liburan ke luar negeri sampai pelesir seksual yang
menolaknya. Ada beberapa alasan kenapa saya
dikemas seperti halnya "sex gathering'.
sampai ikut di pesta itu:
Beruntung juga saya tidak absen malam itu. Paling tidak, ada dua gadis yang ditugaskan menemani saya dan Mas Sapto. Saya memanggil
1. nggak enak menolak undangan teman, 2. aji mumpung dan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Soalnya gratis alias gretong bo'!,
Sapto dengan "mas" karena dia lebih tua dari saya.
3. penasaran dengan ide pesta "sex gathering",
Umurnya lebih dari 40 tahun, nggak enak saja
4. ketemu orang-orang baru (orang baru berarti
kalau saya memanggil namanya langsung.
2.2.2.
informasi baru, itu prinsip saya).
223
Underwear Dinner TIDAK percuma saya hadir. Ini menjadi pengalaman pertama mengikuti sex gathering. Menarik, sebagai sebuah ide meskipun isi yang ditampilkan ujung-ujungnya seks juga. Hidangan makan malam sudah tersedia di meja bulat. Mereka menempati kursi yang disediakan. Sambil menunggu makan malam dimulai, ke-25 gadis itu mulai mengelap pasangannya masing-masing. Bukan sekedar mengelap, tetapi dibumbuhi dengan pijatan kecil, mulai dari bagian wajah, punggung, dan tangan. Begitu seterusnya. Acara dinner malam itu menjadi ajang ramah tamah dan perkenalan. Sebuah pemandangan yang agak lucu, pikir saya. Gimana nggak? Yang laki-laki masih mengenakan baju lengkap sementara yang perempuan hanya menutup tubuhnya dengan baju underwear. Sangat kontras! Tapi justru di situlah uniknya. Ini memang dinner yang luar biasa. Menggabungkan konsep dinner dengan bumbu "' sex-entertainmnent" Bagi tamu yang datang ke perjamuan, kehadiran 25 gadis underwear ini memang jadi kejutan tersendiri.
224
Mereka tidak menyangka bakal
mendapatkan
suguhan makan malam yang beda dari biasanya. Mereka diundang liburan ke Jakarta oleh Mas Sapto selama lima hari. Gratis! Semua biaya akomodasi,
transportasi,
dan
entertainment
ditanggung oleh perusahaan Mas Sapto. Boleh bawa keluarga, tetapi sangat dianjurkan untuk datang sebagai "bujangan". Bukan apa-apa, sedari awal, Mas Sapto sudah memberikan "warning" bakal ada acara gila-gilaan. Ini adalah hari ketiga mereka berlibur di Jakarta. Dua hari sebelumnya, mereka diberi kebebasan untuk berjalan-jalan pada malam hari selepas pukul tujuh malam. Maklum, siang harinya ada acara kunjungan ke pabrik dan beramah tamah dengan awak perusahaan Mas Sapto. Rupanya,
Mas
Sapto
sudah
mengatur
segalanya. Dia menyewa event orgaziner (EO) untuk menyiapkan konsep perjamuan yang penuh dengan suguhan hiburan. Tidak saja fun, tetapi juga "full-sex-entertainment". Di hari ketiga itulah, perjamuan dimulai. Underwear dinner, menjadi perjamuan pertama.
225
Usai menyantap hidangan "maincourse", kini para tamu mulai mengunyah makanan penutup.
dengan gerakan-gerakan sensual.
Suasana jadi lebih rileks. Sebagian laki-laki pindah
Tidak hanya sampai di situ, para gadis yang
duduk di sofa yang letaknya di ruangan tengah
tengah memijat, tak mau ketinggalan ikut menari
bersama pasangannya. Perkenalan di meja makan
di atas tubuh para laki-laki. Dalam hitungan
itu cukup membawa hasil. Terbukti, mereka lebih
menit, beberapa gadis mulai membuka bra mereka.
akrab satu sama lain. Obrolan, canda, dan tawa
Inilah babak pesta yang sebenarnya. Sejumlah
tampak lebih intens dari sebelumnya.
laki-laki yang sudah tak mampu menahan hasrat
Di atas meja disediakan berbagai macam
biologisnya, buru-buru masuk ke kamar tidur
botol minuman beralkohol. Wiski, wine, vodka,
yang tersedia. Mereka yang kalah cepat, terpaksa
semua ada. Tinggal racik sendiri, dan silakan
menunggu giliran berikutnya.
minum sepuasnya. Mereka yang tak mau repot,
Sebagian lagi, tanpa pikir panjang melakukan
tinggal menenggak langsung dari botol. Mereka
permainan seksnya di atas sofa. Ada juga yang
yang tidak begitu menyukai minuman berat, ada
bergantian menggunakan kamar mandi sebagai
puluhan botol bir yang diletakkan di dalam box.
tempat
alternatif.
Benar-benar
pemandangan
Yang cukup mengagetkan lagi, usai acara
yang membuat kepala saya jadi pusing. Mas Sapto
makan malam, skenario hiburan berikutnya adalah
hanya tersenyum melihat semua kejadian yang
Massage Session. Para laki-laki kali ini "dipaksa"
berlangsung.
untuk melepaskan baju atasan mereka tanpa terkecuali.
226
laki-laki yang lagi dipijat. Menggoda mereka
Perjamuan "underwear" malam itu memakan waktu empat jam lebih. Pesta di ruangan president
Di sela-sela pemijatan, sebagian gadis yang
suite itu memang sudah usai. Tapi bagi sebagian
"nganggur" berunjuk atraksi dengan menari-nari
laki-laki yang melakukan transaksi "booking out",
mengitari ruangan. Sesekali menghampiri para
masih ada pesta lanjutan di kamar hotel.
227
Ini adalah skenario terakhir. Ke-25 gadis
Mimi, begitulah ia mengenalkan namanya.
yang menjadi pengisi perjamuan, memang diberi
Masih muda, kira-kira baru berumur 25 tahun.
keleluasaan
Wajahnya
untuk
melakukan
transaksi
seks
cantik,
dan
punya
bentuk
badan
lanjutan. Namun, untuk yang satu ini, pihak
yang bagus. Keterlibatan Mimi tidak tanggung
EO tidak ikut campur lebih jauh, terutama soal
tanggung. Selain terjun sebagai EO, dia juga
tarif. Semua diserahkan sepenuhnya pada peserta
sekaligus menjadi salah satu "bintang" acara di
perjamuan, person to person!
pesta perjamuan itu. Pantas, dari tadi saya tidak
"Udah pada gede ini. Biarin saja kalau mereka mau bawa ceweknya ke hotel," bisik Mas Sapto.
melihat siapa sebenarnya yang mengatur acara dari A sampai Z.
jadi
Cewek-cewek yang didatangkan Mimi, ter-
penasaran dari mana 25 gadis yang menjadi bintang
nyata berasal dari berbagai komunitas. Mulai dari
pada sex gathering malam itu? Pertanyaan itu sangat
yang berprofesi sebagai LC di karaoke, tercantum
mengganjal di benak saya sejak kali pertama saya
di bawah bendera sebuah agency, SPG "bispak",
datang ke pesta perjamuan.
sampai freelancer yang dimanajeri seorang germo
Dalam perjalanan menuju lobby, saya
"Tanya saja langsung sama dia," jawab Mas Sapto sambil menunjuk seseorang di samping kirinya.
atau broker. "Gila juga ya pestanya," sergah saya tanpa malu-malu.
Perempuan? Lho, jadi EO yang mengurus
"Itu belum seberapa, Mas. Yang lebih gila lagi,
pestanya Mas Sapto itu perempuan. Sendirian
masih banyak kok. Kalau nggak percaya, datang
pula! Standar normalnya, sebuah EO yang bikin
saja ke pesta saya minggu depan," tantang Mimi.
acara musik di kafe saja butuh tiga hingga lima orang
Sebuah tawaran yang sayang kalau disia-
yang in charge di lapangan. Agak nggak masuk
siakan.
akal buat saya.
datang dengan tidak disangka-sangka. Namanya
Jarang-jarang
kesempatan
seperti
ini
juga rezeki, kaliii...!
228
229
"Beneran nih. Boleh minta nomor hand-
(13) Baby Face
phone-nya?" Saya menghambur ke dalam mobil. Mimi masih terlihat ngobrol dengan salah satu tamunya Mas Sapto di depan lobby.
INI lebih pada soal menu. Seksrame-rame, threesome, atau pun sandwich 1 for 3 memang tidak jauh berbeda. Tapi namanya juga jualan, merek tetaplah jadi iklan untuk menggaet tatnu. Tapi iklan tidak ada artinya tanpa model yang oke-oke. Baby face— gadis belia berumur antara 14-18 tahun adalah satu daya tarik yang cukup menggoda dan dijadikan sebagai
"main-course" untuk mengundang tamu
berdatangan. Wow! Kalau bukan karena hujan dan kemacetan, mestinya
saya tak perlu repot-repot mampir ke
Plaza Semanggi, menghabiskan waktu sore di Coffee Break sambil cuci mata. Sebel memang. Jalanan macet dengan antrean mobil panjang di jalan-jalan utama, membuat saya tak punya banyak
2-30
231
pilihan. Daripada stres di mobil, mendingan
kencan baru yang berbeda atau karena dihinggapi
saya menghabiskan saat-saat happy hours sambil
segala kecanduan seks. Yang jelas, beberapa alasan
menyeruput segelas kopi panas dan menyantap
itu menjadi pemicu mengapa banyak laki-laki
sepiring sandwich tuna.
berduit enggan bersenang-senang di rumah.
Kalau juga bukan karena Donny, mestinya
Seperti juga Donny. Selain karena alasan
saya tak usah berlama-lama sampai hampir pukul
senang-senang, saya tidak banyak bertanya kenapa
sembilan malam.
Donny muncul begitu saja
dia suka berpelesir cinta. Habis, saya jarang sekali
di depan meja yang saya tempati. Laki-laki ini
melihat dia susah atau bete. Setiap kali ketemu,
termasuk kawan lama, dan sudah lebih dari satu
selalu berseri-seri bahkan dalam keadaan tipsy
setengah tahun saya mengenalnya. Bujangan yang
(setengah mabuk) sekalipun. Jujur, untuk urusan
hari-harinya sibuk mengurusi usaha kontraktor
informasi seputar isu-isu kehidupan malam di
itu termasuk bujangan sukses untuk ukuran pria
seputar Jakarta, saya kalah jam terbang kalau
seusianya. Umur 27 tahun tapi sudah punya rumah,
dibandingkan dengan Donny. Sejumlah teman
mobil sendiri, dan penghasilan yang cukup besar
malah bilang: jangan deket-deket dengan Donny
setiap bulannya. Pantas kalau di waktu senggang,
kalau mau jadi laki-laki setia.
ia sering menyempatkan diri cuci mata di kafe, mal
Pantas, sore yang mestinya
hanya menjadi
atau mampir ke sejumlah diskotek, dan tentunya,
persinggahan satu atau dua jam itu, malah molor
tempat-tempat pelesir yang menyuguhkan menu-
hingga malam menjemput. Kalau dihitung-hitung,
menu seks.
tak kurang dari empat jam kami nongkrong di
Bujangan dan banyak duit, tinggal di Jakarta
kafe. Dari sekadar minum kopi sampai akhirnya
pula, apalagi kalau bukan mencari berbagai ma-
tak kurang dari tiga gelas vodka Cranberry saya
cam kesenangan untuk mengisi jam-jam kosong.
tenggak, sementara Donny tak kurang dari lima
Entah karena boring dengan aktivitas sehari-sehari,
gelas Jackdaniel, on the rock\
bete dengan pekerjaan, sekadar iseng mencari
2.32.
233
The First Sex(ualit^) Selama ngobrol di kafe, akhirnya kami sampai pada isu seputar maraknya gadis-gadis belia yang mulai jadi dagangan utama di dunia prostitusi. Ada sebuah jaringan germo yang menjual anak-anak SMU dengan harga tinggi. Modus transaksinya
bukan anak-anak SMU tapi secara umur, tidak jauh berbeda. Ya, apalagi kalau bukan gadis-gadis belia berumur antara 14-19 tahun!!! Memang agak pusing kalau
memikirkan
pun tidak tanggung-tanggung. Klien langsung di-
fenomena remaja sekarang ini. Yang jadi PSK
bawa menjemput ke sekolah. Maklum, kalau tidak
jumlahnya banyak, yang secara perilaku dan
"on the spot", siapa yang percaya kalau gadisnya
pergaulan sehari-hari sangat berisiko, juga tak
memang anak SMU betulan.
kalah banyak. Kalau PSK remaja, memilih profesi
Fenomena gadis-gadis SMU yang dijadikan sebagai dagangan seks, bisa dikatagorikan sebagai transaksi "hi-class". Gimana nggak kelas atas kalau sekali transaksi saja bisa mencapai puluhan juta rupiah. Lucunya, kok ada saja supply dan demand-
itu memang sebagai ladang mata pencaharian. Tapi remaja kebanyakan, entah yang menyebut dirinya sebagai remaja mal, remaja dugem, remaja sekolahan sampai remaja rumahan, boleh dibilang sudah masuk area "lampu kuning". Tidak saja dari sisi gaya pacaran tapi sudah sampai pada tahap
nya. "Sudahlah. Kalo anak-anak SMU, lupain saja. Mahal dan ribet prosesnya. Mending nyari yang gampang tapi kualitas sama," kata Donny. "Gue nggak ngerti omongan lo!" "Maksud gue, mending kita nyari yang pastipasti. Datang ke tempatnya, bayar, eksekusi di tempat, beres deh," imbuh Donny.
234
Ternyata, jasa pelayanan seks seperti yang dimaksud Donny jelas tersedia. Kedoknya memang
berhubungan seks. Data yang saya dapat dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2005 saja misalnya, menyebutkan bahwa : % 2 3 % remaja (cewek-cowok) berumur 14-19 tahun melakukan hubungan seks dengan pacar pertama.
235
- 5 8 % remaja cowok melakukan hubungan seks
B sampai A+, nomor satunya adalah mereka yang
dengan pacar kedua sampai kelima. Sementara
berumur 14-18 tahun. Nomor keduanya baru
presentasi remaja cewek sebesar 7 3 % .
mereka yang berumur 19-24 tahun, berikutnya
- Dilihat dari umur pertama kali melakukan
25-30 tahun.
hubungan seks, entah sewaktu pacaran atau
Acara ngopi-ngopi bersama Donny di Coffee
setelah menikah, 93%-nya adalah kelompok
Break itu akhirnya berubah arah menjadi "tour of
umur 15-19 tahun.
the nite''.
- Remaja cewek,
15-19 tahun, pertama kali
melakukan hubungan seks sebanyak 48.2%, sementara remaja cowok 46.8%.
"Kita tengok dulu gadis belia dan imut-imut," ujarnya, enteng. Dari Plaza Semanggi, kami bergerak ke arah Jalan Thamrin, bergabung dengan padatnya
Wow! Itu baru sekelumit data yang saya
kendaraan yang merayap. Secara baru lewat 3 in
ingat. Kalau mau disebut satu per satu, ada banyak
1 gitu. Satu-satunya jalur yang bebas hambatan
Catalan penting yang berhubungan dengan perilaku
cuma Busway. Saya memang nggak pernah ngerti
berisiko remaja di Jakarta. Serem banget kalau saya
kenapa mesti ada aturan Busway. Tapi gara-gara
baca satu per satu.
itu, saya dan Donny butuh dua jam lebih untuk
Fakta memang susah dipungkiri. Pergaulan
sampai di lokasi. Ah, sudahlah. Forget it!
remaja sekarang ini bukan lagi bicara apel dan nonton bareng, tetapi sudah merambah pada seks bebas, alkohol dan drugs. Yang tak kalah seremnya adalah fenomena di industri seks yang menjadikan gadis-gadis belia sebagai daya jualan. Kalau boleh berestimasi, dari sisi transaksi yang paling laku keras, the most wanted girls di dunia prostitusi kelas
236
Baby Face TEMPAT itu sebenarnya, lebih pas disebut sebagai tempat kebugaran. Habis, kalau disebut panti pijat, kesannya kok seperti kurang elit. Tapi apalah artinya sebuah istilah, mau disebut panti pijat, 237
tempat kebugaran, rumah penampungan, atau
lama ia tak menyambangi Susan, gadis ber-body
rumah cinta, yang pasti urusannya cuma satu: di
sintal, berambut panjang, dan kulit bersih. Paras
dalamnya ada kesenangan yang bermuara pada
muka berbentuk oval telur. Atau dengan lepasnya,
pelayanan seks. Soal kebugaran, ya itu masuk
pria yang hobi olahraga balap mobil itu menyebut
hitungan bonus. Tamu yang suka dengan sauna-
soal keramahan Lusy, dan pandainya melayani
ria, toh tinggal nyebur ke air atau berlama-lama di
tamu dengan canda dan gaya tertawanya yang
ruang steam.
manja tapi menggemaskan.
Di tempat itu tersedia koleksi gadis cantik
"Kayaknya kita mesti mampir. Biar lo nggak
yang masih teenage. Di dalamnya juga menyediakan
penasaran. Lagian, ceweknya ada yang baru-baru.
kamar-kamar untuk transaksi langsung di tempat.
Denger-denger, ada service baru yang gila-gilaan,"
Menariknya, ternyata bukan cuma satu tem-
238
ceplos Donny sambil terkekeh.
pat, tetapi ada tiga tempat sekaligus yang berde-
Mobil yang kami kendarai melaju melewati
katan. Tak kurang dari 200 gadis dikarantina
kawasan Monas lalu masuk ke Jalan Gunung
di tiga tempat kebugaran itu. Main-service yang
Sahari. Kami sengaja mengambil jalur ini untuk
diberikan, tak berbeda jauh dengan sejumlah
menghindari kemacetan di kawasan Harmoni
panti pijat yang tersebar di sudut Kota Jakarta.
dan daerah Glodok. Setelah melintasi dua lampu
Ya, " massage" memang menjadi menu utama yang
merah, kami belok ke kiri menyeberangi sebuah
ditawarkan. Dari the real-massage alias pijat urat
jembatan kecil. Kami memasuki Jalan PJY, Jakarta
sampai sex massage,
Barat.
Sebenarnya, ide untuk mampir di tempat
Tidak seperti yang saya perkirakan, tempat
kebugaran atau rumah cinta itu, tiba-tiba saja
kebugaran itu berada di deretan bangunan ruko.
terlontar dari Donny. Selain karena ingin menun-
Lebih pas, kalau kawasan itu disebut sebagai
jukkan pada saya soal fenomena gadis-gadis belia
komplek
yang terjun di bisnis prostitusi, Donny juga sudah
toko kelontong, restoran, kafe sampai tempat
ruko.
Isinya
campur-campur.
Dari
239
kebugaran. Tiga tempat kebugaran itu sendiri
Sebagai tamu yang lumayan sering bertandang,
menggunakan papan nama dalam ukuran lumayan
rasa-rasanya kami tak perlu kesusahan untuk men-
besar. Letaknya saling berdampingan satu sama
dapatkan gadis yang cantik dan menjadi prima-
lain. Masing-masing berinisial PA, LV, dan RO.
dona di PA. Akan tetapi lantaran ada kabar kalau ada
Kami memarkir mobil di sebelah kiri bangunan
sejumlah gadis pendatang baru, mau nggak mau,
PA. Selain mobil kami, tak kurang dari dua puluh mobil tampak parkir rapi di halaman depan.
kami menyempatkan diri untuk "cuci mata" sejenak. Ya, hitung-hitung buat penyegaran. "Itu Rosa. Baru satu bulan kerja, dari Indra-
Area parkir cukup luas dan kira-kira muat untuk menamping sekitar lima puluh mobil.
mayu. Umurnya 19 tahun. Kalau yang kuning
Begitu masuk, pemandangan pertama yang
langsat itu namanya Mona, baru 17 tahun lho,"
saya temui adalah sebuah bar dengan nuansa
ucap Pak Aris, yang bekerja sebagai manajer
pencahayaan agak temaram. Tidak terlalu besar,
bar. Rupanya, lewat Aris inilah, Donny sering
tetapi cukuplah untuk bersantai sambil minum-
mendapatkan pasokan berita soal gadis-gadis di
minum. Kami dipersilakan duduk oleh waiter
PA.
yang bertugas.
Untuk beberapa saat lamanya, kami meng-
Dua gadis yang duduk di sofa, letaknya agak
amati Rosa dan Mona yang direkomendasikan
membelakangi bar, menyambut kami dengan se-
oleh Pak Aris. Lalu, kami mulai melihat keadaan
nyuman dan kedipan mata. Wajah mereka masih
sekeliling. Ramai juga. Selain Rosa dan Mona,
muda dan fresh! Bentuk tubuhnya juga tidak terlalu
masih ada puluhan gadis lain yang memenuhi
besar, malah boleh dibilang kecil dan imut-imut.
ruangan bar.
Sebenarnya, kami tak perlu bersusah-susah
"Yang baru datang ada 25 orang. Sebagian
karena Donny sudah punya beberapa calon gadis
besar dari Indramayu dan Tasikmalaya," bisik Pak
pilihan yang akan menjadi teman kencannya.
Aris.
2 4 0
241
Di PA, setidaknya ada sekitar seratus gadis
Makanya,
tanpa
banyak
bicara
lagi,
kami
yang setiap hari stand-by di lokasi. Sebagian besar
memutuskan
dari mereka, dijamin 100% masih gadis belia.
Daripada makan waktu lagi mencari hotel atau
Rata-rata berumur antara 15-19 tahun. Mereka
losmen, mendingan yang cepat dan siap saji
yang berumur
saja, pikir kami. Lagi pula, kalau dibawa keluar,
di atas 20 tahun, paling hanya
30%-nya. "Yang lain lagi pada kerja. Sebagian ada
didiknya" yang tersebar di bar.
"on
the spot"!
harganya naik jadi dua atau tiga kali lipat dari bandrol standar.
yang lagi tugas keluar. Ya tinggal ini yang tersisa," sambung Pak Aris sambil melihat ke puluhan "anak
untuk transaksi
Sebelum masuk,
Donny sempat berbisik
kepada saya sembari tersenyum kecil. "Kalau ada tawaran yang 'aneh-aneh', cobain saja. Biar masih
Donny tampaknya tidak mau berpikir lama-
ABG, cewek-cewek di sini service-nya jago-jago,"
lama. Dia menjatuhkan pilihannya pada Rosa.
bisiknya pelan-pelan sambil memukul pundak
Sementara saya yang baru sekali diajak Donny
saya.
mampir di PA, lebih suka gambling dengan
Pak Aris meminta salah satu anak buahnya
memilih Mona. Ya, siapa tahu saya mendapatkan
untuk mengantar kami. Kami dibiarkan memilih
berkah besar karena ditilik dari sosoknya, Mona
kamar yang sudah ada di depan mata. Biar
tampak lebih seksi dan cantik. "Mau langsung di sini atau dibawa keluar, Bos? " tanya Pak Aris. "Di sini saja, Pak Aris. Males kalau harus check-in lagi di hotel," jawab Donny. Kami memang sedari awal sepakat untuk menyelesaikan semuanya langsung di tempat.
nyaman, kami sengaja menyewa dua kamar VIP yang letaknya berdampingan. Yah, lumayanlah untuk tempat kebugaran sekelas PA. Fasilitas di kamar VIP, setidaknya tidak kalah dengan kamar hotel kelas deluxe. Musik-musik
bernada
lembut
mengalun
lamat-lamat seolah menyusup di antara dinding kamar bercat krem.
242
243
pukul
layanan utama yang diberikan gadis-gadis di PA.
delapan lebih lima ketika Mona mcngetuk pintu.
Jam
di
tangan
sudah
menunjuk
Namun, belum juga sesi pijat-memijat itu sampai
Tak terlalu meleset perkiraan saya. Malah, jujur
di penghabisan, dari mulut Mona tiba-tiba saja
saya katakan, Mona lebih cantik kalau dilihat dari
keluar sebuah tawaran layanan yang membuat
jarak dekat. Bertinggi kira-kira 169 cm, berkulit
wajah saya agak memerah.
kuning langsat, dan berambut lurus sebahu.
"Mau langsung, atau pake body-kissing dulu?
Di balik sackdress biru muda yang membalut
Di kasur oke, mau di bawah siraman air, juga
raganya, Mona tampak anggun. Kakinya terbung-
boleh," tanya Mona sekalian memberikan opsi
kus stocking halus warna cokelat dengan sepatu
pilihan.
hitam berhak tinggi.
"Body kissing apaan?"
Semua berjalan perlahan tapi pasti. Dengan gaya bicara berdialek Sunda kental, Mona mulai
"Masak nggak tahu. Kayak body massage lah. Tapi tip-nya. beda dari yang biasa," jawab Mona.
memperkenalkan diri, berusaha membuat tamu
Sebuah tawaran yang sebelum masuk tadi
senyaman mungkin dengan membuka obrolan
sempat dibisikkan Donny. Rupanya inilah tawaran
demi
yang masuk kategori "aneh-aneh" itu. Tawaran
obrolan.
Setiap
kali
bicara,
ia
selalu
memperlihatkan senyum ramahnya. Sambil terus ngobrol, Mona mulai memberikan sentuhan magic lewat jari-jarinya. Sentuhan itu berupa pijatan-pijatan kecil dan sesekali diselingi dengan cubitan manja. Pijatan dan cubitan itu hanya basa-basi
service body kissing; perpaduan antara mandi kucing yang dilanjutkan pada tahapan body massage. "Terserah kamu saja deh!" jawab saya spontan separuh gemetar. Body-kissing ternyata memang masuk "pelayanan ekstra dan istimewa". Makanya Mona me-
belaka. Selebihnya, skenario berjalan seperti la-
minta tip dalam jumlah
yaknya sebuah transaksi cinta antara tamu dengan
standar saja, Mona biasanya bisa mendapatkan tip
besar. Kalau pelayanan
gadis-gadis kencan. Seks, ya, memang itulah
244
245
sebesar Rp 200 ribu. Itu berarti, untuk pelayanan ekstra bisa di atas Rp 300 ribu. "Tapi semua bisa dinego kok. Kalau tamunya baik, ada yang sampai kasih tip Rp 500 ribu. Terserah, Mas deh. Asal jangan di bawah Rp 400 ribu saja," ujar Mona, manja. Jujur, mungkin karena umurnya masih 17 tahun, gaya bicaranya terdengar lugu dan apa adanya. Belum lagi, ditambah dengan logat Sunda yang masih kental. Tanpa sadar, saya jadi tertawa
"Biar kata 17 tahun, jam terbang saya sudah banyak, Mas. Nggak percaya? Kita buktikan saja sekarang," tantang Mona. Dan detik demi detik berlangsung dengan cepat, bahkan sangat cepat. Di antara bayangan temaram lampu yang membias kamar berukuran tak lebih dari 4 X 4 meter persegi, Mona membuktikan omongannya. Umur, sih, boleh 17 tahun, tapi soal service, "ampyuuun" deh pokoknya. Mona, Mona!!!
sendiri. Kontan saja sikap saya itu membuat Mona bertanya-tanya. "Kenapa tertawa. Saya terlalu muda ya untuk pekerjaan seperti ini?" "Memang bener umur kamu 17 tahun?" saya balik bertanya. Kini malah giliran Mona yang tersenyum. Dia hanya mengiyakan dengan anggukan kepala. Dengan sikap polosnya, Mona malah mengungkapkan kalau dirinya sudah menjanda sejak umur 14 tahun. Hah! Saya terperanjat hampir tak percaya.
246
247
(14) 12 Pussy girlsS
12 pussy girlss!!! 7 wanita baik-baik. 3 cowboy striper!!! 22 esmud gaul.
Apa jadinya kalau mereka bertemu di ruangan president suite untuk merayakan sebuah pesta? Ah, kalau dipikir-pikir, sih, pasti urusannya tidak jauh dari pesta, mabuk-mabukan, dan seks liar. Apalagi, 12 pussy girlss yang ada memang sengaja didatangkan dan diorder secara khusus untuk menghangatkan suasana pesta. Mereka nggak hanya bertampang cantik dan berbadan seksi, tetapi juga jago nari, ramah, dan so pasti, pintar berakting sensual. Dan benar saja. Apa yang saya temui pada malam Sabtu, di pertengahan bulan Agustus 2005
2.4-6
249
itu membuat saya makin sadar kalau ternyata di
Ceritanya
bermula dari
ketidaksengajaan.
Jakarta makin banyak orang yang doyan dan
Namanya juga private-party, datangnya tidak bisa
begitu senang merayakan aktivitas seksual. Mau
ditebak. Mestinya, malam itu saya tak perlu repot-
nikah saja misalnya, harus didahului dengan pesta
repot mampir ke Planet Hollywood kalau saja
lepas bujang atau bachelor party. Ulang tahun atau
tidak ada janjian kencan dengan seorang cewek
kenaikan pangkat juga mesti ada perayaannya.
SPG (bukan Seks Pajero Goyang lho tapi Stand
Kalau cuma sekadar pesta yang diselingi dengan
Promotion Girl, hehehe...) yang saya kenal di
acata makan dan mabuk-mabukan, barangkali
sebuah pameran produk ponsel di Pondok Indah
sudah jadi hal yang biasa. Tetapi kalau dalam
Mal. Gadis yang mengenalkan diri sebagai Loni
pesta itu selalu ada unsur seks, itu baru layak
itu—sebut saja begitu,
dibicarakan. Unsur seks itu misalnya dari sekadar
Cantik, berkulit kuning langsat, dan yang pasti,
menyewa penari striptease, couple live show sampai,
punya sensualitas yang cukup menggoda. Terutama
tukar pasangan.
bentuk badan dan bibirnya. Alamak!
baru berumur 21 tahun.
Yang lebih menarik, ada sekelompok laki-laki
Saya sudah berada di bar selama lebih dari
dan wanita di dunia nite life yang gaya hidupnya
dua puluh menit ketika Loni muncul dengan
memang tidak jauh party to party. Pokoknya tiada
baju warna birunya. Pukul sepuluh kurang dua
hari tanpa dugem, yang berakhir pada pesta seks.
belas menit. Kami duduk bercakap-cakap sambil
Menyewa kamar penthouse di hotel berbintang,
menikmati sebotol red wine Lambrusco. Kami
menggelar pesta seks di rumah pribadi sampai rela
ridak sendirian. Ada puluhan tamu lain yang juga
berada di pulau terpencil demi merayakan seks.
memilih menghabiskan waktu di bar ini.
Apa yang saya temui pada Jumat malam di pertengahan Agustus 2005 lalu, membuat pandangan saya tentang adanya kelompok masyarakat urban yang doyan pesta seks, makin terbukti.
250
"Kalo punya temen cakep jangan dimakan sendiri dong!" "What?' saya kaget. Ternyata, di samping saya sudah ada Bimo, pria berumur 33 tahun
2.SI
yang sering saya panggil dengan sebutan si Kutu-
Lambrusco-nya, Loni mulai ikut berbicara. Wajah
kupret. Orangnya supel, ramah, banyak omong,
gadis cantik itu sedikit memerah. Mungkin karena
dan suka jahil. Pekerjaan sehari-harinya manajer
pengaruh anggur yang sudah hampir tiga gelas ia
marketing di sebuah perusahaan minuman ber-
habiskan. Ditambah lagi, dua gelas tequila yang ia
energi. Bimo memang sering nongkrong di bar
pesan sendiri dengan diam-diam. Sepertinya, Loni
Planet Hollywood, terutama kalau hari-hari week-
sudah tak asing dengan namanya alkohol. "Ya, sudah kalo gitu. Kita berangkat saja
end. "Sialan, gue pikir siapa. Kenalin ini Loni."
sekarang." Kami meninggalkan bar sekitar pukul
Dengan senyum lebar Bimo mengulurkan tangan-
sebelas malam. Bimo mengendari mobil Mercy
nya dan duduk di samping saya.
C 200-nya, sementara saya dan Loni mengikuti
"Lo lagi nge-date atau cuma kenalan isengiseng?" bisik Bimo.
dari belakang menuju Kawasan Kuningan lalu masuk ke Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Di sebuah
"Dua-duanya. Mau tau aja lo!"
kelab malam berinisial N D , yang lebis pas disebut
"Daripada kelamaan di sini, mending lo ikut
sebagai tempat one stop entertainment (ada restoran,
ke pestanya temen gue. Lo kenal juga kok. Katanya
diskotek dan karaoke) Bimo memarkir mobilnya.
sih bakal ada yang 'seru-seru'...," jelas Bimo.
Saya dan Loni sampai di tempat parkir tak lama
Pesta? Pastinya menarik. Apalagi kalau Bimo
kemudian.
sudah menyebut bakal ada yang seru-seru. Itu berarti, pestanya akan dipenuhi dengan pernakpernik yang tidak terduga. Biasanya tidak jauh dari urusan erotisme, sensualitas, keliaran, dan seksualitas.
12 Pussy girlss, 3 Cowboy Striper. TERNYATA, tak perlu repot-repot untuk merayakan pesta lepas bujang. Tiga hari atau seminggu
Mendengar akan ada pesta seru, Loni tam-
sebelumnya, tinggal telepon manajer di kelab
pak antusias. Sambil terus menikmati anggur
N D , merinci apa yang kita mau satu demi satu,
252
Z.S3
deal harga, yup...beres deh! Seperti halnya pesta
sofa memanjang dan di depannya ada empat buah
bachelor-nya Irwan, sebut saja begitu. Seorang
TV 29 inci, Ruangan ini juga dilengkapi dengan
esmud muda berumur 34 tahun yang mengelola
dua kamar mandi dalam ukuran besar, dan satu
bisnis di bidang travel dan pariwisata. Setidaknya,
kamar ganti.
ada lima perusahaan tersebar di lima kota besar yang kini menjadi ladang duit bagi Irwan. "Oh, elo toh yang bikin pesta. Kok nggak
Irwan. Sementara Budi sudah asyik menyanyi
bertemu
bersama tamu-tamu lainnya. Puluhan botol mi-
Irwan di kamar karaoke tipe president suite. Saya
numan, dari wiski, wine, sampai vodka tersedia
mengenalkan Loni pada Irwan. Demikian juga
di meja lengkap dengan makanan kecilnya. Suara-
sebaliknya, pria yang bakal segera mengakhiri
suara fals, dan canda tawa, bercampur denting
lajangnya itu mengenalkan teman-temannya yang
gelas yang beradu.
ngundang
gue?"
sindir
saya
ketika
ada di ruangan. Setidaknya, ada dua puluh pria dan lima wanita. Saya lupa namanya satu per satu.
Mas Yan, 29 tahun, yang menjadi koordinator karaoke di kelab N D , berjalan mendekati Bimo
"Gue kehilangan nomor elo, Man. Sori, yang
dan saya yang tengah berbincang santai. Ah,
penting sekarang kan elo udah di sini," jawab
tampaknya "yang seru-seru" sudah bisa dimulai.
Irwan.
Itu yang ada di benak saya dan itu artinya, sebentar
Pesta sudah dimulai sejak pukul sepuluh malam. Selama satu jam, acaranya hanya sekadar
254
Loni dengan cepatnya bisa mengakrabkan diri kepada lima tamu wanita yang menjadi teman
lagi ruangan president suite akan memanas. Sepuluh menit berlalu.
Dua belas gadis
makan dan minum. Di ruangan president suite
cantik berbalut pakaian supermini, masuk ke
ini bisa menampung sekitar seratus orang lebih.
dalam ruangan dengan diantar Mas Yan dan tiga
Ada ruang makan dengan meja bundar dan enam
laki-laki berbadan atletis. Kedua belas gadis itu
kursi. Ada juga satu kamar terpisah yang bisa
mengenalkan diri satu per satu. Rata-rata berambut
menampung sepuluh orang. Di ruang tengah, ada
di bawah pundak dan memoles wajahnya dengan
255
make-up agak menor. Maklum, cahaya lampu di
menutupi bagian paling vital dari tubuhnya, meng-
ruangan memang di-set-up remang-remang. Lalu
goyangkan badan, dan selalu mengembangkan se-
siapa tiga laki-laki berbadan atletis itu? Mereka
nyuman.
hanya mengenalkan diri lalu ikut duduk bersama
Kedua belas gadis seksi yang kini membiarkan
Mas Yan. Saya tidak mengenal mereka, demikian
tubuhnya tanpa penutup sehelai benangpun beraksi
pula dengan Budi.
tak kalah serunya. Menari-nari, meliuk, sesekali
Lampu masih saja menyala ketika kedua belas gadis itu mulai ber-fashion show mengikuti irama
beratraksi di atas meja, dan bahkan, merangsuk ke kerumunan tamu laki-laki.
musik house. Setelah sepuluh menit, muncul tiga
Pertunjukan makin panas karena menit-menit
laki-laki berbadan atletis dan mulai menari-nari.
berikutnya, ketiga laki-laki yang ternyata adalah
Secara bergantian, mereka melepaskan baju satu
cowboy stripper itu mempertontonkan aksi "blue
per satu. Kedua belas gadis itu kini hanya tinggal
live-show' berkolaborasi dengan kedua belas pussy
mengenakan baju dalam, demikian juga dengan
girls. Saya lebih suka menyebutnya begitu karena
ketiga laki-lakinya.
mereka tidak saja menari bugil tapi juga cantik dan
"Huuuu...!"
sangat entertaining.
"Hajar...!"
Setelah pertunjukan "blue live-show" yang
"Buka terus, nari terus...!"
berlangsung tak kurang dari lima belas menit,
Terdengar teriakan-teriakan di dalam ruang-
ketiga cowboy striper menarik semua tamu wanita
an.
termasuk Loni untuk pindah ke kamar samping. Dalam hitungan menit, mereka menanggalkan
Sementara kedua belas pussy girls bersama 22 tamu
baju dalam yang melekat di tubuh mereka sampai
laki-laki termasuk saya dan Budi, tetap stand-by di
tak bersisa. Dengan gayanya yang khas ketiga
ruangan utama.
laki-laki
yang
kini
dalam
keadaan
telanjang
Lampu tiba-tiba padam!
itu memperlihatkan aksi "malu-malu" dengan
256
257
Suasana di ruang president suite menjadi gelap gulita. Hanya ada satu lampu bohlam di atas
film biru di
atas sofa, berdiri di depan TV dan
menggunakan meja sebagai tempat tidur.
meja makan yang dibiarkan menyala. Dari kamar
Hampir sejam berlalu. Masih dalam keadaan
sebelah, saya mendengerkan jeritan dan teriakan
gelap, tiba-tiba Irwan diserbu dan dikeroyok kedua
kecil dari para tamu wanita. Entah apa yang sedang
belas pussy girls secara beramai-ramai. Irwan tidak
terjadi, saya cuma bisa mereka-reka. Paling-paling,
bisa berbuat banyak selain pasrah ketika baju yang
ketiga cowboy striper yang rata-rata punya wajah
melekat di badannya dicopoti satu demi satu.
cukup ganteng itu sedang mempermainkan para
Sampai akhirnya tak sehelai benang pun melekat
tamunya.
di badannya.
Di ruang utama, kedua belas pussy girls juga tak kalah panas aksinya. Mereka tidak lagi menari-nari dan ber-catwalk di depan tamu, tetapi langsung membaurkan diri dalam keadaan tanpa busana. Astaga! Saya yang duduk di samping Irwan,
samar-sama
melihat bagaimana kedua
belas gadis itu memplonco tamu satu demi satu; dari mempreteli baju sampai tinggal tersisa celana dalam dan mengeroyoknya secara beramai. Adegan
Menit
berikutnya,
beberapa
orang pussy
girls memborgol kedua tangan dan kaki Irwan. Tidak tanggung-tanggung, kali ini kedua tangan dan kakinya sudah terikat pada dua buah kursi. Suasana makin riuh ketika Irwan diperlakukan tak ubahnya kelinci percobaan. "Tuang wine ke badannya!" seru seorang tamu laki-laki menyemangati "Banana-split juga!" yang lain menimpali.
demi adegan yang sangat erotis segera terjadi. Ada
Seorang gadis menghampiri Irwan. Di ta-
yang buru-buru pergi ke kamar mandi dengan
ngannya ada dua gelas madu. "Siram! Siram!
ditemani dua gadis pussy girls karena malu, risih,
Siram!" teriak para tamu beramai-ramai. Si gadis
dan tidak terbiasa meng-"eksekusi" di depan
pussy girls tersenyum. Irwan meringis pasrah. Lalu,
umum, tetapi ada juga beberapa tamu yang
perlahan, mulai dari kepala, ia menuangkan cairan
cuek saja mempertontonkan potongan-potongan
pekat yang manis itu ke tubuh Irwan, hingga ke ujung kaki.
258
259
Semua bertepuk tangan riuh. Lalu, bergantian,
"Udah dong, gue capek banget!" katanya
kedua belas pussy girls mulai menarikan tangan
berteriak. Suaranya timbul tenggelama di antara
mungilnya di atas tubuh Irwan secara bersamaan.
tawa dan teriakan tamu undangan. "Gue udah
Ada yang mengoleskan madu ke semua bagian
lemes nih...!" katanya makin melemah.
menggerayanginya
Teriakan Irwan itu mengakhiri pesta malam
tanpa henti. Proses perploncoan itu juga diselingi
itu. Lampu menyala dan Irwan digiring ke kamar
tubuhnya,
ada
juga
yang
dengan pelayanan spesial, dari mandi kucing, body
mandi dan dimandikan oleh kedua belas pussy girls.
massage, oral seks, dan seterusnya. Semua tamu
Wow...!!! Saya, Loni, dan Budi duduk di meja
undangan termasuk saya dan Budi, ikut bersorak
makan sambil meneguk minuman yang masih
histeris menyaksikan tontonan yang "superseru"
tersisa.
itu. Irwan hanya bisa memejamkan mata dan sesekali berteriak menaban geli, hawa dingin, dan
Mas Yan datang dengan membawa kertas tagihan. "Bill-nya berapa, Mas Yan?" tanya Budi.
tentu saja, libidonya. Beberapa tamu wanita yang tadinya berada di
"27 jutaan," jawab Mas Yan.
kamar sebelah, serempak menghambur keluar dan
Total Rp. 27 juta itu untuk pembayaran
bergabung di ruang utama. Saya mendekati Loni
satu kamar president suite selama 4 jam, food &
yang sudah mulai berjalan sempoyongan karena
beverage (F&B), dua belas pussy girls, tiga cowboy
kebanyakan minum alkohol. Samar-samar, saya bisa
striper, dan enam lady companion. Total persisnya
melihat tubuh dan wajahnya yang berkeringat.
Rp. 27.450.000,-
Suasana pesta makin meriah. Semua tamu undangan
berkumpul
menyaksikan kelelahan.
Irwan
Irwan
di
ruang
telentang sepertinya
utama
Ups!!!
dan
dalam
keadaan
merasa
lengkap
mengakhiri masa lajang dengan "pesta gila"-nya.
260
261
(15) DEBUS "V"
GADIS cantik itu berdiri di panggung tanpa busana. Sorot lampu menyiram tubuhnya. Puluhan penonton, termasuk saya, tak ada yang bersuara. Laki-laki dan perempuan menjadi satu. Semua dewasa, tak ada yang berumur di bawah 17 tahun. Tak ada penonton yang boleh membawa ponsel, apalagi kamera. Tiba-tiba, gadis cantik berambut panjang itu memegang tiga ekor tikus putih dan sejenak memamerkannya pada penonton. Sambil tersenyum, ia memasukkan tiga ekor tikus putib itu, satu per satu, ke bagian paling vital (V) dari tubuhnya. Lalu, dalam hitungan detik, ia mengeluarkan 3 ekor tikus putih secara bergantian. Anehnya, 3 ekor tikus putih itu masih dalam keadaan hidup dan segar bugar.
262
263
bertepuk
rasa ingin tahu, saya coba menangkap salah satu
tangan, tetapi banyak juga yang cuma terbengong-
burung pipit itu. Burung asli lho, dan kondisinya
bengong tak percaya.
sehat walafiat. Padahal, menurut logika waras,
Sebagian
penonton
ada
yang
Gadis itu tak sendirian. Di atas panggung, ia ditemani dua gadis lain dan dua laki-laki. Secara bergantian, hiburan yang terkenal sebagai Thai
lubang gelap yang tak ada ventilasinya. Dalam
pikiran
saya
muncul
beberapa
Girl Show itu berlanjut dengan aneka ragam
pertanyaan dan keheranan seketika. Kok bisa?
atraksi yang lebih mendebarkan. Dan semuanya,
Gimana caranya? Masak
menggunakan bagian V sebagai "main course'
ditonton oleh publik? Buat saya, tontonan itu rasa-
atraksinya.
rasanya lebih pas disebut sebagai Debus V.
sevulgar itu boleh
Selesai "bermain-main" dengan tikus putih,
Pemandangan yang membuat bulu kuduk
ketiga gadis di atas panggung bersama dua laki-laki
berdiri itu saya temui di Pattaya, Thailand,
menyuguhkan atraksi yang tak kalah menggiriskan.
beberapa bulan lalu. Lokasinya berada di jalan
Bermain-main dengan silet, kura-kura, ikan hidup,
protokol dan terbuka untuk siapa saja. Tempatnya
telur mentah, burung pipit, dan jarum + balon
berdampingan dengan sebuah kelab kebugaran
warna-warni. Saya masih ingat betul pada saat salah satu dari
264
mestinya burung itu KO setelah masuk dalam
body massage bernama Sabai Room. Ini kunjungan saya yang kedua ke negeri Gajah Putih itu.
tiga gadis penari itu melakukan atraksi "bermain-
Pada kunjungan pertama, Thai Girl Show—
main" dengan dua ekor burung pipit yang kakinya
istilah populernya—yang saya lihat, masih ter-
diikat pada sebuah benang panjang. Begitu selesai
golong biasa-biasa saja. Paling-paling atraksi buka-
"memasukkan" dua ekor burung pipit itu ke
tutup botol Coca Cola atau memasukkan beberapa
bagian V dan kemudian mengeluarkannya, dua
buah silet yang diikat dengan benang ke dalam V.
ekor burung itu diterbangkan ke arah kerumunan
Ternyata, dalam perkembangannya, atraksi
penonton. Ada-ada saja! Antara geli bercampur
itu kini malah menggunakan sejumlah binatang
265
seperti tikus, ikan, dan burung. Nggak masuk
Gong Li dan Leslie Cheung di sebuah kamar hotel
di akal saya. Swear! Dibilang tontonan, letak
berbintang empat di Kawasan Sudirman, Jakarta.
hiburannya di mana? Bukannya terhibur, saya dan
Biasa, malam itu saya lagi dapat jatah tidur gratis
mungkin sebagian penonton yang datang malam
dari salah satu karib saya, Setiawan, 34 tahun, yang
itu malah merasa "ngeri". Habis, rada nggak
baru dapat promosi jabatan di sebuah perusahaan
manusiawi. Bermain-main dengan kelamin di atas
perminyakan.
panggung dan ditonton puluhan orang. Bagaimana dengan Jakarta? Apakah tontonan a la Debus V itu juga ada? Well, itu juga yang jadi
Di layar ponsel saya tertulis pesan pendek yang membuat saya terpaksa melupakan sejenak kecantikan Gong Li.
pertanyaan saya ketika tiba di bandara SoekarnoHatta. Selama dua minggu di Thailand, saya
MEET
mendapatkan bahan cerita seputar wisata seks
Sexy dancers 2 TEASE UR
yang begitu banyak. Mulai dari seks body-massage
LIBIDO.
yang menjamur di sudut-sudut jalan, Russian
Massage 2 RELAX.
Rollet, sampai kelab-kelab elk di Bangkok yang
Most Beautiful Thai MODEL
mengemas bisnis sex-entertainment dengan quality standart yang oke punya.
=
1) 2)
New Thai
Thai BODY 3)
10
4 Limited time 2 FINISH UR LIBIDO. 4) Info call: 021-6269 XKX .
Ini bukan sembarang SMS dan bukan kali
Thai Tangju
266
pertama saya menerimanya. Dalam sebulan, saya
SEKITAR pukul 01.00 dini hari, ponsel saya
bisa menerima SMS serupa tiga sampai empat
berbunyi. Sebuah SMS membuat konsentrasi saya
kali. Tiga tawaran menggiurkan yang ditulis tak
agak terganggu. Padahal, saya lagi serius-seriusnya
ubahnya seperti iklan baris itu memang tengah
menikmati film Temptress Moon yang dibintangi
menjadi salah satu menu seks utama di sejumlah 267
kelab elit di Jakarta saat ini. Jadi tak perlu heran
minuman pengimpor vodka dan wine itu sudah
kalau suatu ketika Anda mampir ke karaoke, kelab,
menunggu di depan meja resepsionis.
sauna, diskotek, atau tempat pijat akan disuguhi puluhan gadis cantik asal Thailand. "Cewek Thailand-nya
asli
Begitu masuk, kursi-kursi di kelab TE sudah terisi sehingga banyak juga tamu yang harus
atau
berdiri. Sementara itu, di atas panggung terlihat
aspal?" Seorang teman, sebut saja Harry, 27
betulan
enam orang penari berwajah khas Thailand tengah
tahun, berseloroh ketika kami berbincang santai
unjuk kebolehan.
di Kawasan Pecenongan, Jakarta Barat, sambil menikmati aneka hidangan sea-food: kerang hijau rebus, kepiting saus tiram, dan gurame bakar sambal kecap.
Rupanya, seperti inilah sex-entertainmentyang
Tentu saja ceweknya asli, bukan
diberikan oleh gadis-gadis Thai. Tak beda jauh
aspal apalagi imitasi. Mereka diimpor langsung
dengan isi SMS di ponsel saya. Pertama, mereka
dari Thailand—negara yang banyak mendapatkan
menyuguhkan
pemasukan
tanggal baju). Dalam aksinya, mereka tidak sekadar
devisa
dari
pariwisata
seks
yang
"dilegalkan".
pelayanan
tarian
tangju
(baca:
meliuk-liuk di depan tamu tanpa baju dengan
Nggak percaya? Saya pun melompat dari
goyangan sensual dan erotis, tetapi lebih dari itu.
kasur dan langsung tancap gas menuju Kawasan
Mereka juga memberikan pertunjukan ekstra yang
Gajah Mada, lalu u-turn masuk ke Jalan Hayam
sejenis dengan Thai Girl Show berskala softcore.
Wuruk. Tepat di samping sebuah mal perbelanjaan,
Meskipun sebelumnya saya pernah menonton
saya belok kiri dan berhenti di lobby sebuah hotel.
pertunjukan serupa di Patiaya, tetapi terus terang,
Daripada susah mencari parkir, jalan satu-satunya:
saya kaget juga ketika di sebuah ruangan karaoke
valet parking. Di sinilah lokasi kelab berinisial
kelas VIP—yang ini di Jakarta lho, mereka dengan
TE.
berani Harry, lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai
marketing promotion 268
Ooo....
di
perusahaan
mempermainkan rokok,
botol bahkan
benda-benda tajam di bagian, maaf, alat vitalnya.
distributor 269
Kedua,
mereka
memberikan
pelayanan
seks a la body-massage dan Thai Scrub. Tak beda
(baca: pelayanan seks tuntas, tas, tass....) bersama
jauh dengan pelayanan body-massage yang juga
gadis Thai untuk waktu satu jam. Sebutan model
biasa ditawarkan sejumlah tempat pijat dengan
mungkin tidaklah terlalu muluk. Pasalnya, secara
tenaga lokal yang banyak menjamur di Jakarta,
fisik, mereka memang memiliki tinggi tubuh di
para gadis Thai ini pun tak kalah gesit dan lihai
atas 170 cm, berkulit halus, berwajah khas Melayu,
dalam menjamu tamunya di atas ranjang anti-
dan memiliki ukuran sex-appeal di atas rata-rata.
air yang dipenuhi busa. Bahkan, mereka punya
Barangkali,
tanpa
bermaksud
melebih-
menu andalan lain berupa pelayanan Thai Scrub
lebihkan, komunitas gadis Thai yang menjadi
untuk
"penghuni" di sejumlah tempat
menambah
sensasi
berekreasi-seksual:
hiburan malam
menggunakan spon dan bulu binatang selama
itu sudah jadi tren tersendiri. Di beberapa tempat
proses body-massage berlangsung.
hiburan malam, mereka menjadi primadona yang atas
menyebabkan tamu rela masuk daftar waiting list
panggung. Kalau pun gadis Thai-nya mau, tamu
sebelum mem-booking. Meski keberadaan pekerja
yang booking, apa berani unjuk "ketelanjangan"
seks lokal relatif murah, tetapi gadis-gadis Thai
di panggung dan dipelototi puluhan pasang mata.
yang notabene mematok harga tinggi itu, nyatanya
Makanya, kelab TE menyediakan fasilitas private
tetap menjadi incaran para lelaki berduit untuk
room untuk menuntaskan transaksi body-massage
menuntaskan wisata dan rekreasi seksual-nya.
Tempatnya,
tenta
saja
bukan
di
Lihat saja pada malam Minggu di kelab TE.
& Thai Scrub. Yang
270
pelayanan seksual a la full body contact service
tak
kalah
hebatnya
adalah
menu
Para gadis Thai ini ditampilkan sebagai maskot
ketiga: 10 Most Beautiful Thai MODEL 4 limited
acara.
time 2 FINISH UR LIBIDO. Waduh, kalau baca
seksi akan menari sensual di atas bar. Para tamu
Sepuluh gadis Thai dengan dandanan
kalimatnya, kedengarannya kok agak-agak vulgar
diberi
kali ya. Tapi yang pasti, menu ketiga ini adalah
mereka. Tamu tinggal mendekat, menaruh segelas
kebebasan
memberi
minuman
kepada
271
"shooters" di mulut, lalu para penari Thai itu
"Yang lokal mana?" tanya saya pada Harry.
akan menjemput dengan mulutnya juga. Dalam
"Kalau cuma gadis Thai, saya juga tahu," sambung
hitungan detik, mereka akan berjoget a la "kayang"
saya.
sambil menenggak gelas minuman tanpa sisa. Aksi
Usut punya usut, gadis-gadis lokal yang
mereka tak ubahnya seperti pertunjukan penya-
berprofesi sebagai stripper, entah itu yang mangkal
nyi dangdut Putri Vinata. Sebuah pemandangan
di sejumlah tempat hiburan atau freelance, ternyata
yang, menurut saya, fantastis karena tak jarang
mulai berani "unjuk gigi" dengan gerakan a la
aksi "beradu bibir" kerap terjadi.
Debus V, seperti yang dipraktikkan dalam Thai
"Rp 1,5 juta for new Thai sexy dancers and body Massage to tease your libido. Rp 2,5 juta for
Girl Show di Pattaya. Sebut saja di karaoke KB
di
bilangan
one most beautiful Thai model for limited time to
Sudirman atau karaoke CI di Kawasan Hayam
finish your libido" jelas Harry, tak ubahnya seperti
Wuruk. Di tempat tersebut, para stripper lokal-
seorang public relations.
nya sudah berani "bermain-main" dengan rokok, buah-buahan, dan dildo. Dalam aksinya, para stripper akan meng-
Debus V KINI, tarian Tangju dan atraksi Debus V dengan menu gadis-gadis asliThai bukan lagi jadi tontonan superspesial di sejumlah tempat hiburan. Artinya,
272
gunakan empat hingga delapan batang rokok dalam kondisi menyala. Mereka juga dengan lihai menari-nari di atas meja. Tak cukup hanya rokok, mereka berani mempertontonkan adegan
buat orang-orang yang biasa kelayapan malam
"bermain-main"
dan berwisata dari satu kelab ke kelab berikutnya,
terong dan ketimun. That's it? No! Kita juga
dengan
buah-buahan,
seperti
sudah nggak asing dengan tontotan seperti itu.
bakal dibuat melongo melihat kepiawaian mereka
Baru "dihukumi" superspesial, kalau penarinya asli
beratraksi dengan alat-alat bantu seks, seperti
pribumi.
vibrator.
273
Thai Girl Show, atraksi para
sisi kemanusiaan yang diperhatikan. Semua ber-
stripper lokal itu memang belum ada separuhnya.
inovasi dengan bebas atas nama: entertainment. Ya,
Dibanding
Tapi setidaknya, mereka tak mau ketinggalan
inilah salah satu potret kevulgaran kota bernama
dalam berinovasi. Kalau sebelumnya hanya meng-
Jakarta.
andalkan
goyangan dan
liukan sensual yang
akhirnya berujung pada traksaksi seks, kini mereka mulai membumbuhinya dengan atraksi vulgar yang menggunakan rokok, buahan-buahan, dan dildo sebagai atribut. Hebatnya, kalau Thai Girl Show kebanyakan dilakukan di atas panggung, maka para stripper lokal melakukannya di private room, di atas sebuah meja atau sofa
dan kapan pun bisa berinteraksi
dengan tamu. "Berarti bisa gaya bebas dong, Jo?" tanya saya. "Embeerrr...!"
seru Harry.
"Jangan sok
nanya-nanya deh, kayak elo nggak pernah liat saja," sambung Harry sambil menepuk pundak saya. Ember...!!! Tampaknya sex-tainment yang disuguhkan sejumlah tempat hiburan malam atau dalam pesta-pesta tertentu, sudah melampui nalar sehat. Tak ada lagi batas-batas kevulgaran maupun
2.-74-
275
(16) BUNNY GIRLS/ Seks F a c e Off
APA bagian paling seksi dari manusia? Perut six packs, payudara yang berisi, atau sepasang belahan pantat yang bahenol?
Untuk saya, jawabannya
bukan itu. Bagian paling seksi dari tubuh manusia itu OTAK. Yup, sebab ia bebas berfantasi. Namun, berapa banyak tempat plesir seks di Jakarta yang bisa mewujudkan fantasi di otakAnda? Setiap orang pasti punya fantasi seks. Nggak peduli laki-laki atau perempuan, nggak peduli muda atau tua. Dan fantasi, sah-sah saja dilakukan oleh siapa pun. Namanya juga
fantasi,
tidak
merugikan
siapa-siapa karena adanya cuma dalam pikiran. Mengeksplorasi
276
imajinasi
tanpa
batas
untuk
277
mencapai kesenangan seksual juga sah-sah saja.
Linda, 25 tahun: "Bercinta dengan cowok yang
Toh, namanya juga pikiran, mana bisa dilarang-
memiliki wajah dan bentuk badan seperti
larang.
Brad Pitt di pinggir pantai." Saya beberapa kali terlibat pembicaraan
Dena, 27 tahun:
"Bercinta di bawah guyuran
dengan teman laki-laki atau perempuan berkaitan
hujan deras di atas bukit yang cuma ada satu
dengan fantasi seks mereka. Ada yang "biasa-biasa
pohon. And get naked together''
saja", tetapi ada juga yang kelewat gilanya. Konon kabarnya, fantasi seks ini terkait dengan tingginya
beberapa
jawaban
yang
terlontar,
terlihat bahwa fantasi seksual manusia itu berbeda-
seks atau bisa juga karena frekuensi orgasme.
beda. Setiap orang memiliki preference-nya. sesuai
Tiap kali ngobrol bersama beberapa teman
dengan apa yang dianggap mereka bagus dan
laki-laki atau perempuan, pertanyaan yang muncul
menyenangkan. Dari yang terfokus pada imajinasi
sangat simpel: what is your sex-fantasy?
setting romantis,
Tentu saja, setiap orang punya jawaban yang
ragam gaya adegan seksual,
jumlah pasangan sampai objek fantasi yang bertato,
sangat beragam. Misalnya:
berbaju ala Harem Mesir, dan saya yakin, kalau
Aldi, 29 tahun: "Bercinta dengan gadis seksi yang
mau ditelusuri lagi ke lebih banyak orang, varian
mengenakan baju tentara. Kalo nggak, pake baju perawat."
lima cewek yang berdandan
dari fantasinya pun akan semakin beragam. Dalam praktiknya, fantasi kerapkali jadi
Bondan, 23 tahun: "Bercinta dengan tiga atau ala
harem-
harem Mesir."
278
Dari
libido seseorang. Ya, bisa karena tingginya dotongan
realitas. Attinya, apa yang sebelumnya hanya ada dalam pikiran dan angan-angan, tahu-tahu kejadian betulan.
Vicky, 24 tahun: "Laki-laki bertato, macho, ya...
Celakanya—atau malah menguntungkan bagi
kira-kira setipe dengan Tora Sudiro. Bercinta
sebagian orang—perkembangan industri hiburan,
di pinggir pantai, bugil bareng."
dalam hal ini wisata seks-nya,
menginspirasi
2.-79
sejumlah pengusaha untuk mengembangkan menu layanan seks dengan ide-ide yang selalu baru. Salah satunya adalah mewadahi dan memfasilitasi sekelompok orang untuk mewujudkan fantasi seks mereka. Well, inilah fakta yang saya
temukan di lapangan. Ini bukan serba kebetulan dimulai
dengan
usaha
mengorek
informasi dari sejumlah laki-laki yang selama ini doyan melakukan pelesir malam.
siapa narasumber terpercaya
yang bisa menunjukkan pada saya di mana lokasi Home of Fantasy itu berada. Kabarnya, tempat itu
kelab—bisa
juga
disebut
segala fantasi seks, terutama yang berkaitan dengan fantasy fashion bisa ditemukan. Awalnya,
saya berpikir, Home of Fantasy
itu adanya di sebuah tempat kebugaran di hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan. Maklum,
Isu yang beredar adalah munculnya sebuah
MASALAHNYA,
cuma ada satu di Jakarta. Dan di tempat itulah,
Bentuknya?
melainkan
Home of Fantasy
di situ para massage-girls di hotel berinisial MA
mansion—yang
itu memakai baju a la suster yang identik dengan
menyediakan jasa layanan seks untuk mereka
warna serba putih, mulai dari rok mini, baju lengan
penggemar fantasi. Bukan segala macam fantasi
pendek sampai sepatu.
seks bisa dipenuhi tapi lebih pada fantasy fashion. Bercinta dengan pasangan yang mengenakan baju army look, misalnya. Kalau tidak, seranjang bersama lawan main yang memakai baju suster, sekretaris, kinky atau sado-masochist. Bahkan, gadis dengan baju a la pramugari pun tersedia.
Apa karena faktor baju a la suster membuat tempat itu laris manis dan masuk dalam jajaran "Lima Tempat Terlaris" di Jakarta? Saya tak tahu pasti. Yang jelas, di tempat itu, fasilitas yang disediakan memang tergolong lux dan ekslusif. Misalnya, ruang tunggu yang di-setting seperti lounge atau ruang untuk massage yang kelasnya sebanding dengan kamar tipe De Luxe di hotel berbintang lima.
280
281
"Bukan di situ tempatnya," tukas Dedy
jadi adat istiadat berpesta. Dalam situasi seperti
ketika saya nongkrong bareng dia di Red Square,
itu, susah untuk menolak minum. Alhasil, begitu
Senayan. Biasa, Rabu malam ada acara Ladies Nite.
datang ke pesta, ya siap-siap aja "dicekokin".
Jadi, bisa menyaksikan sexy dancers sambil duduk
Makanya,
santai di bar.
Kalau merasa sudah sampai pada tahap tipsy alias
menakar diri.
Laki-laki berusia 32 tahun yang sehari-hari
setengah mabuk, lebih baik stop minum. Kalau
sibuk di sebuah perusahaan sekuritas ternama
pun terpaksa dan tak bisa mengelak, minum se-
itu, rupanya punya sejumlah informasi tentang
kadarnya. Dan jangan pernah minum bergaya
Home of Fantasy. Beruntung juga kenal dengan
tenggak langsung habis. Wuih, salah-salah tinggal
Dedy. Minimal, kalau pas ketemu di kelab malam,
tunggu jack-pot. Bisa bikin repot banyak orang dan
bisa dapat jatah minum gratis. Apalagi kalau dia
malu-maluin.
mengajak clubbing atau dugem, semuanya "on him". Artinya, saya tinggal bawa badan saja alias "modal nganga doang", kata anak gaul.
"Biar nggak jackpot, tambah dong minumnya," tantang Dedy. Soal minum, Dedy memang nggak ada
Seperti pada Ladies Nite malam itu, Dedy
matinya. Selama jalan bareng dia, entah itu
yang datang bersama rombongannya sudah larut
ke diskotek atau karaoke, belum pernah saya
dalam suasana pesta. Dua botol Jack Daniels
melihatnya tepar gara-gara mabuk. Yang ada malah
lengkap dengan campuran Coca Cola dan Green
Dedy terlihat begitu enjoy, agresif, dan happy
Tea terhidang di hadapan kami.
setelah minum.
"Nggak usah dipikirin. Besok gue ajak lo ke
Ah, sudahlah. Lupakan cerita Dedy dengan
Home of Fantasy. Sekarang, kita enjoy aja," kata
pengalaman minumnya. Mendingan juga mengo-
Dedy. Tangannya mengambil sebotol Jack Daniels
rek informasi keberadaan Home of Fantasy dari
dan langsung menuangkannya ke mulut saya.
mulutnya. Timing-nya pas. Efek alkohol, paling
Melakukan toast dari botol ke botol, sudah
282
mesti pandai-pandai
tidak, membuat Dedy jadi enteng bicara.
2.83
"Pokoknya, begitu lo masuk kamar, cewek
saya dan Dedy berangkat dari apartemennya di
yang lo pengenin udah siap sedia dengan dan-
kawasan Gatot Subroto. Kami mengambil jalur tol
danannya. Suster, army look, Marlyn Monroe, body
menuju arah Tanjung Priok. Laiu lintas berjalan
painting, atau.... Ah, besok aja gue telepon elu. "
merayap. Biasalah, namanya sih boleh jalan tol,
la
highway getu, tetapi tetap saja macan tutul alias
keburu merangsuk ke kerumunan tamu yang
macet total. Butuh waktu 25 menit untuk sampai
Dedy
tak
melanjutkan
kata-katanya.
begitu bergairah menyaksikan tiga penari cantik di
di belokan yang menuju Cempaka Putih, Jakarta
atas bar.
Timur. "Kita mo ke mana jo?" tanya saya. "Kelapa Gading," jawab Dedy.
Suster Fantasy, Army Look, Bunny Girls BANGUNAN besar itu lebih pas disebut mansion. Dikelilingi pagar tembok, punya halaman sangat luas yang ditata seperti sebuah taman. Di pintu gerbang, ada dua orang penjaga berseragam serba hitam. "Jadi ini tempatnya? Kok, keren bener?" pikir saya. Sore itu, seperti yang dijanjikan Dedy, ia mengajak saya menyambangi sebuah tempat yang ia sebut-sebut sebagai Home of Fantasy. Tempat itu, masih sangat asing di mata saya. Boro-boro pernah mampir, tahu lokasinya juga nggak. Perjalanan menuju ke Home of Fantasy itu memakan waktu sekitar satu jam. Pukul tiga sore, 284
"Ooo...." "Kenapa ooo...emang tau tempatnya?" pancing Dedy. Saya cuma menggelengkan kepala dengan ekspresi kecut. Kena deh! Terus terang, saya radarada kuper kalau ditanya soal spot-spot di Kelapa Gading. Selain luas banget, di situ dipenuhi ruko, kompleks
perumahan,
apartemen,
mal,
pusat
berbelanjaan, restoran, kafe, food court, dan tempat kebugaran. Paling-paling hanya dua tempat yang saya tahu dengan baik. Satu adalah sebuah tempat kebugaran berinisial MS yang di dalamnya terdapat berbagai pelayanan seks, dari menu lokal sampai mancanegara. Kedua, sebuah kelab malam yang
285
ada fasilitas bar, biliar dan karaoke, dan so pasti,
DI samping pintu masuk, ada monitor TV. Dedy
punya beberapa menu seks yang bisa dinikmati
memencet tombol dan say hello. That's it.
tamu secara private. Selebihnya, saya blank. Dan sore itu, setelah berputar-putar selama lima belas menit, akhirnya kami sampai di sebuah
"Tenang, wajah gue udah register," kata Dedy. "Maksudnya?"
rumah mewah bercat kuning mentah. Bentuk
"Maksudnya, nggak sembarang orang bisa
bangunan itu bergaya mediteranian dan terkesan
masuk ke sini. Mesti register dulu, atau paling
mewah bener.
nggak ada yang menggaransi," jelas Dedy
"Nggak salah, jo. Ini kelab, rumah, atau mansion. Serius lo?" komentar saya. "Welcome to Home of Fantasy, "tukas Dedy.
"Pantes pakai monitor TV di pintu masuk dan menggunakan jasa body guard di pintu gerbang," pikir saya.
Rumahnya bagus dan gede banget. Berada di
Seorang perempuan berwajah cantik mun-
dalam sebuah komplek perumahan yang letaknya
cul di balik pintu. la tersenyum ramah, dan mem-
sangat strategis. Halaman depan dihiasai aneka
persilakan kami duduk di ruang tunggu.
bunga dan tanaman. Beberapa buah mobil tampak parkir dengan rapi. Untung saya bareng Dedy. Kalau nggak, saya juga mikir-mikir mau masuk,
"Selamat datang. Apa kabar? Kok lama nggak ke sini?" sapanya. "Baru juga sebulan absen," balas Dedy.
apa nggak. Awalnya, saya malah menyangka, kalau
Di sini, suasananya begitu nyaman. Duduk di
Home of Fantasy ini adalah rumah tinggal milik
sofa empuk dengan pemandangan air mancur dan
seorang pengusaha kaya raya.
taman mini. Ada suara gemericik air yang menyatu
Finally, here we are!
bersama lantunan musik lembut. Seorang pramusaji datang ke kami dan menawarkan minuman. Saya memesan fresh orange, sementara Dedy mengorder segelas red wine.
286
287
"Terus, kita cuma duduk-duduk doang nih?" tanya saya. "Sabar napa. Bentar lagi, lo juga tahu mesti ngapain," celetuk Dedy.
puluhan foto gadis cantik dengan pose yang berbeda-beda. Tak ubahnya sebuah
komposit
"Memang disuruh ngapain?"
model, puluhan foto gadis itu juga dilengkapi
"Ngapain kek, udah gede ini. Yang pasti, lo
data pribadi. Nama, umur, tinggi, berat, ukuran
bakal di-'apa-apa-in'," jawab Dedy, sekenanya.
bra, dan warna rambut.
Dan benar saja. Masa penantian sekitar
Dedy meng-klik salah satu gadis yang ter-
sepuluh menit itu selesai sudah. Petugas resepsionis
pampang di monitor. Gadis itu menggunakan
menghampiri kami dan mempersilakan masuk ke
nama: Vanda. Berumur 22 tahun, tinggi 169
sebuah kamar, tak jauh dari tempat duduk kami. Di
cm, berat 50 kg, bra 34C, dan rambut berwarna
dalam kamar itu, cuma meja-kursi dan seperangkat
kecokelatan.
peralatan komputer: 1 buah PC dan monitor.
288
Dedy malah cengar-cengir doang. Ia sibuk melihat-lihat ke layar monitor. Di situ, terpampang
Yang menarik, setelah foto itu di-klik, di
Inilah repotnya kalau kita jadi "new comer".
bawahnya ada satu pertanyaan multiple choice yang
Di dalam kamar itu, saya nggak ngerti mesti
mesti diisi. Kira-kira isi pertanyaannya seperti ini:
melakukan apa. Jalan satu-satunya, ya follow the
Gadis Anda ingin berdandan seperti apa :
master. Dedy. Jangan malu bertanya untuk urusan
A. suster,
yang satu ini. Bisa-bisa, malu bertanya sesat di
B. army look,
ranjang, katanya.
C. secretary,
"Jadi, gue mesti ngapain nih?"
D. Bunny Girls a la Playboy,
Pernah terbayang wajah cowok jomblo yang
E. Marlyn Monroe,
kuper banget terus tersesat di sebuah kelab gay?
F. sado-masochist,
Mungkin seperti itu ekspresi wajah saya waktu itu.
G. lingerie,
Culun abisss!
H. bikini style.,
289
I. Arabian fantasy.
Layar monitor itu kini ada di depan saya.
J
Sederet foto gadis cantik terpampang dengan jelas.
Saya tak ingat persis berapa banyak "pilihan"
sejumlah tempat hiburan lebih suka menggunakan
Buat saya, modus operandi ini agak unik. Biasanya, yang ditawarkan kepada customer. Pokoknya,
metode "rendezvous" sebelum costumer memilih
saya hanya mengikuti apa yang dilakukan Dedy.
pasangannya. Entah itu di lounge, bar, resto,
Hitung-hitung latihan rumus learning by doing.
aquarium-glass, atau di karaoke.
Setelah
meng-klik gadis
pilihannya dan
Di Home of Fantasy, modus rendezvous itu
menuliskan menu "Lingerie" di bawahnya, Dedy
hanya lewat foto. Teori umumnya, foto biasanya
tinggal menekan kata "Enter". Beberapa saat
suka menipu. Namun, justru di situlah letak
kemudian, di layar muncul tulisan: "Silahkan
tantangannya. Customer disuguhi ruang untuk
tunggu tiga puluh menit. Permintaan Anda akan
melakukan
segera dilayani. Terima kasih."
memilih pasangan hanya lewat foto, dan baru bisa
proses semi
"blind-date". Artinya,
Done!
bertatap muka di dalam kamar. Dan untuk tempat
Sekarang tiba giliran saya. It's time for choose.
sekelas Home of Fantasy, agak-agak mustahil
Pilih menu Bunny Girls a la Playboy, suster, army
memajang gadis-gadis yang "bad-stock". Karena
look, atau bikini style. Semua tawaran itu bergitu
persoalan brand-image, saya percaya, rata-rata pasti
menarik, buat saya. Terlepas apakah itu match
"excellent-stock".
sama fantasi saya selama ini atau tidak. Jarang-
Akhirnya, saya pede saja mengklik salah satu
jarang ada tempat yang menyediakan jasa sex-
gadis yang ada di layar monitor. Lidya, 22 tahun
entertainment seperti ini.
berkulit kuning langsat, rambut hitam lurus, tinggi
"Jo, jangan kebanyakan mikir. Sekarang giliran lo. Lo ketik aja cewek yang lo pengenin,"
168 cm, bra 34 C, dan Iain-lain. Menu fantasi yang saya pilih: Bunny Girls a la Playboy.
suruh Dedy.
290
291
Ups!
Rutenya kira-kira akan seperti ini. Pertama, tamu akan dipersilakan resepsionis untuk masuk ke kamar. Lalu, tamu akan diantar menuju kamar
"SAMBIL nunggu, mau pijat refleksi atau pijat punggung dulu, Pak?" tawar seorang pramusaji perempuan yang bertugas sore itu.
Kedua, resepsionis cuma akan bilang: "Have fun. Semoga fantasi Anda terpuaskan." Ketiga, ya tinggal masuk ke kamar, Kecuali
Dedy hanya menggelengkan kepalanya.
Anda berubah pikiran dan memilih untuk balik ke
Saya dan Dedy, selama hampir tiga puluh
rumah atau nongkrong di Kelapa Gading Mal.
menit, bersantai di ruang tunggu. Kami tidak
Keempat, begitu masuk kamar, the girl of
sendirian. Ada beberapa tamu lain yang juga
fantasy sudah stand-by dengan
tengah menunggu "orderan".
bergaya "Baling-baling Bambu", "Kera Manjat
Karena nggak mau
salah langkah, saya banyak tanya sama Dedy.
gayanya.
Bisa
Pohon", atau malah "Who likes the Dog-Style?".
"Ntar kita ngapain, Ded?" Mungkin pertanyaan itu terdengar lugu atau
Sebelum melakukan adegan yang pasti akan
mending banyak bertanya. Atau istilahnya, dari-
disensor kalau masuk ke Lembaga Sensor Film
pada sotoy alias sok tau, mending tau bener. Dedy meneguk birnya.
(LSF), jangan lupa menilai interior kamar. Itu
Ini sudah gelas
juga kalau masih sempat dan tidak sedang diburu
ketiga. Ia menunjuk deretan kamar yang ada di
"libido syndrome". Bukan apa-apa. Setiap kamar
lantai. Katanya, di situlah semua costumer akan
itu punya ciri tersendiri. Desainnya disesuaikan
menemukan fantasi seksnya sesuai dengan yang
dengan fantasi seks yang dimaui para tamu. Kamar
"diorder" di komputer.
untuk pecinta sado-masochist fantasy misalnya,
"Keren kan. Begitu masuk kamar, apa yang lo pengen, udah siap sedia," tukas Dedy.
292
Hold on...!
malah bego. Tapi, daripada miskin informasi,
dilengkapi tiang-tiang besi yang melingkari tempat tidur. Dinding dipenuhi omamen-ornamen
293
seperti gambar dan lukisan yang berbau sadisme.
Saya manggut-manggut.
2,5 juta rupiah
Ada juga hiasan lilin di setiap sudut ruangan.
untuk mewujudkan sebuah fantasi yang ada di
Belum cukup? Tinggal mencet remote TV, maka
kepala. Hmmm..., saya belum bisa memenilai
di situ ada tontonan yang akan memancing gairah
apakah angka itu worth if atau tidak untuk membeli
Anda.
sebuah fantasi yang ada di Home of Fantasy.
Kamar untuk penggemar suster, lain lagi. Pernah masuk ke ruang praktik dokter? Ya, seperti itulah gambaran kamarnya. Bedanya, di kamar
SAYA sudah berdiri di depan pintu kamar. Setelah
itu tidak ada peralatan kedokteran, seperti jarum
menghela napas untuk beberapa hentakan, saya
suntik, gunting bedah, atau infus. Karena di kamar
membuka pintu. Kira-kira seperti apa ya Bunny
itu, pasien laki-laki yang akan bertindak sebagai
Girls yang saya pilih? Apakah ia secantik Pamela
"dokter"-nya. Mulai dan "menyuntik" sampai
Anderson dengan rok berbulu yang ada buntut
"menginfus" si Suster. Nah lho!
di belakangnya? Ataukah dia hanya seorang gadis
"Kok, lo tahu semua? Jangan-jangan lo udah cobain satu per satu? Ngaku deh, jangan bo'ong," tanya saya dengan sedikit bumbu provokasi. Dedy cuek bebek, ia malah mengepulkan asap rokok dari mulutnya. Meneguk bir dan duduk dengan menyilangkan kaki.
cantik dengan dandanan baj u kelinci yang terbaring manis sambil tersenyum menggoda? Siap...siap.... "Come to Mama!" Suara itu terdengar lembut
tapi
penuh
tantangan. Pintu kamar tertutup rapat. Lamat-
"Ntar, lo juga liat sendiri."
lamat terdengar desahan manja. Lampu yang
"Eh, berapa gue harus bayar buat gadis kelinci
menerangi kamar perlahan meredup. Dan gadis
yang tadi?" "2,5 juta," jawab Dedy pendek sambil kemu-
dengan dandanan "Bunny a la Playboy" itu kini nyata ada di depan saya.
dian mengisap rokoknya dalam-dalam.
294
295
"Heh, ngelamun aja! Naik yuk.... Orderan kita udah siap." Dedy menepuk pundak saya dan Iamunan saya buyar seketika.
(17) Sashimi J a i l House
SEKS Sashimi Girl. Menu yang satu ini pernah jadi salah satu ikon seks di rentang waktu 20022004. Menikmati sajian daging sushi—makanan khas Jepang—dengan nampan gadis telanjang di sebuah ruangan tertutup. Cara makannya? Boleh menggunakan sumpit atau tangan, tetapi 180% dianjurkan dengan mulut. Hanya saja, harganya memang relatif mahal, sekitar Rp 2,5 juta untuk satu gadis sashimi selama satu jam. Dalam perkembangannya, seks Sashimi Girl kini tak lagi jadi menu di kelab tertentu, melainkan jadi tema private party yang digelar sejumlah komunitas tertentu. Cara penyajiannya pun bukan lagi membiarkan gadis sashimi telentang di atas
296
297
segelintir orang yang mem-booking, melainkan dipertontonkan di depan orang banyak dan siapa pun boleh "menikmatinya". Seperti apa bentuknya? Well, saya mendapatkan gambaran detailnya kira-kira di pertengahan Agustus 2006. Kejadiannya bermula dari sebuah SMS yang langsung dikirim oleh sebuah kelab berinisial NZ di Kawasan Thamrin. SMS itu berisi tentang program spesial dengan tema Jail House yang digelar pada Rabu malam. Buat saya, NZ memang jadi salah satu tongkrongan alternarif bersama teman-teman, terutama pas hari-hari biasa. Maklum, setiap hari selalu ada "pesta" di kelab yang di dalamnya dilengkapi fasilitas lounge, resto, dan karaoke. Singkat cerita, pesta Jail House yang digelar di area lounge itu dihadiri oleh puluhan tamu laki-laki. Area lounge didesain seperti sebuah penjara. Acara dibuka dengan sexy dancers yang mengenakan baju seperti Jeng Iskhan dalam acara Bintang-bintang di RCTI yang dipandu "Teteh" Tika Panggabean. Busana serba hitam lengkap dengan topeng, sepatu bot, dan pecut. Hanya saja, busananya jauh lebih "krisis", artinya minimalis
dan terbuka di beberapa bagian. Seperti biasa, mereka menari dengan seksi dan mengajak tamu untuk berinteraksi. Sekadar joget bareng di atas bar, atau bertukar minuman dari bibir ke bibir. Lalu, acara dilanjutkan dengan fashion dance yang menampilkan lima model cewek dan dua model cowok. Kalau sekadar fashion show biasa, mungkin
nggak ada geregetnya. Tapi,
kalau
model ceweknya mengenakan baju lingerie "nyaris terbuka", tentu jadi tontonan yang dijamin bisa "memanjakan" mata laki-laki. Sementara model cowoknya hanya membungkus raganya dengan sehelai cawat transparan saja, dan pertunjukan itu, ternyata cukup sukses membuat beberapa tamu cewek yang datang berteriak histeris. Entah geli, terbawa euforia, atau malah tergoda, saya juga nggak ngerti. Puncak acaranya berupa: kemunculan seorang gadis cantik dalam kerangkeng buatan dan ditandu empat laki-laki bertelanjang dada. Ini dia Sashimi Jail House. Gadis cantik itu tiduran dengan menyandarkan kepalanya di bantal warna merah. Tubuhnya yang hanya terbungkus kain seadanya itu terlihat dipenuhi irisan daging sushi, terutama di daerah perut dan sekitarnya.
298
299
Dengan menebar senyum, gadis itu diarak mengelilingi bar. Para tamu boleh menyomot daging sushi yang menempel di tubuh gadis itu
model yang seringkali juga bertindak sebagai EO untuk acara-acara tertentu. Ooo...
pantas.
Tara bukan
nama baru
dengan satu syarat: membayar Rp 50 ribu untuk
lagi di dunia entertainment malam. Pria yang
satu irisan daging, begitu seterusnya. Tamu cowok
mengkoordinir lebih dari 50 model itu punya
boleh, cewek pun dipersilakan. Tak ada larangan.
spesialisasi sebagai EO basah. Artinya, ladang
Pokoknya: bayar!
garapannya tak jauh dari aneka acara yang berbau
Dan yang terjadi, terjadilah. Sebagian tamu
"syur-syur".
yang rada malu-malu kucing, menyomot daging
"Nggak nyangka, bisa serame ini," tukasnya
sushi dengan tangan. Sementara sebagian yang
ketika berbicara dengan saya setelah gadis sashimi
lain, cuek saja melumat sushi dengan mulutnya.
dalam Jail House keluar dari area lounge dan
Sebuah ide lama dengan gaya entertainment
menghilang di kamar ganti.
baru, pikir saya. Awalnya, Sashimi Girls identik sebagai menu seks yang hanya bisa dinikmati di ruang tertutup, ekslusif, mahal, dan hanya untuk private booking. Belakangan, Sashimi Girls dibuat di tempat terbuka, siapa pun bisa interaktif, diletakkan
dalam
kerangkeng
buatan
dengan
prototype penjara, dan dipadu dengan sexy dancers plus lingerie fashion dance. Kebetulan, malam itu saya ketemu dengan konseptor yang bertindak sebagai Event Organizer (EO)-nya. Tara, begitu nama panggilannya, berusia 28 tahun, sehari-hari mengelola sebuah agensi
Private Jail House NAH, ternyata konsep Jail House itu oleh Tara dikembangkan menjadi private party yang tak kalah serunya. Bahkan, lebih gokil, vulgar, dan amburadul. Kok tahu? Ya, iyalah. Seminggu setelah pertemuan pada acara Sashimi Jail House itu, Tara mengundang saya ngupi-ngupi di salah satu kafe di Senayan City, Jakarta. Tak tanggung-tanggung, sore itu Tara membawa empat modelnya yang masing-masing menenteng satu buah tas besar.
3 0 0
301
"Mereka mau show ntar malem di daerah Pondok Indah," jelas Tara.
Private party? Dalam seminggu, belum tentu saya bisa dapat satu undangan.
"Show krisis?" pancing saya. "Ya, iyalah. Kalo show baju ketutup sih, bukan kelas gue kali," timpal Tara dengan logat
"Enak banget jadi elo, dapet undangan terus. Ajak-ajak napa," tukas Nino, karib saya, waktu saya bercerita soal undangan private party dari Tara.
"keriting"-nya.
"Bisa diatur. Yang penting, elu bayar, Jo!"
Di Jakarta, untuk urusan fashion show yang
Hari H itu datang juga. Tara mengirim SMS
digelar sejumlah tempat hiburan malam, rata-
ke ponsel saya untuk re-confirm. U re i n v i t e d .
rata memang menjual tema sensualitas. Apalagi
Sashimi
Jail
kalau tempat hiburan itu—entah kafe, lounge,
Private
Party.
resto, karaoke atau kelab—terkenal dengan brand
Z006.
triple X. Golnya? Memberikan entertainment yang
ribu
berbeda buat member-guest dan menjaring costumer
Kemang U t a r a , J a k s e 1 .
baru.
isi undangannya. So... Ada beberapa skenario yang muncul sore itu.
Pertama, Tara mengajak saya datang ke acaranya
House
8
Lelang
Friday,
9pm u n t i l d r o p . 4
free-flow
Jl.
17
Cewe.
November
Only Rp. BD
Kav.
500 15,
Kira-kira seperti itu
Saya pun membalas SMS-nya, sekadar memberitahu bahwa saya akan hadir dalam private party itu.
nanti malam. Kedua, Tara melontarkan ide untuk
Malamnya, mendekati pukul sembilan, mobil
membuat private party dengan tema Sashimi Jail
saya mendekati lokasi sebagaimana yang tertera
House, sekaligus sharing-idea.
dalam SMS. Dari luar, rumah itu dikelilingi pagar
Skenario kedua, jelas lebih menarik buat
tembok yang ditumbuhi tanaman rambat. Puluhan
saya. Lingerie show, half-naked dancing, topless
mobil tetlihat parkir berjajar. Saya melirik Nino
fashion hampir setiap hari jadi pemandangan biasa
yang duduk di belakang kemudi. "Pukul berapa
di sejumlah tempat hiburan malam di Jakarta.
sih? Kok udah rame banget, ya?" tanya saya.
3>OZ.
303
Nino melirik ke jam tangan metal yang melingkari tangan kirinya.
"Sembilan
kurang
seperempat," Jawabnya sambil celingukan mencari tempat parkir yang kosong. Setelah
memarkir
mobil,
pengusaha muda yang namanya sudah tak asing di bidang bisnis property. Suguhan Sashimi Jail House malam itu agak berbeda dengan yang saya lihat sebelumnya.
berdua
kami
Perbedaannya lebih pada menu ceweknya. Tak
memasuki rumah besar itu. Suasana di dalam
tanggung-tanggung,
rumah sudah mulai ramai. Tara sebagai tuan
Sashimi Girl yang diusung di atas tandu berbentuk
rumah, sibuk beramah tamah dengan puluhan
mirip kerangkeng penjara.
tamu laki-laki. Ia didampingi lima model cantik yang bertindak sebagai host. Tampang kece, body
menampilkan
lima
"Lima cewek? Nggak salah nih?" bisik saya ke telinga Tara.
oke, baju terusan bertali yang menampakkan bagian punggung dengan belahan V.
Tara
Uniknya, masing-masing mengenakan baju seksi yang berbeda-beda. Dari warna,
model
Rumah besar itu ternyata cukup mewah. Di
sampai standar ke-krisisan alias kevulgaran. Tapi
dalamnya ada bar tersendiri, ruang tamu besar,
yang pasti, kelima Sashimi Girl itu membiarkan
kolam renang, dan garden terrace. Untuk tempat
bagian perut terbuka karena di bagian itulah, irisan
pesta, rasa-rasanya lebih dari memadai.
daging sushi ditebat secara acak. tamu
Yang mengagetkan kemunculan gadis sashimi
undangan itu, saya bertemu dengan Jody—sebut
ketiga yang berdandan tak ubahnya "putri laut".
saja begitu—bos yang punya puluhan gerai bakery
Ia menutup bagian dadanya dengan mie jepang—
di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Saya nggak
kira-kira seperti bihun—yang di atasnya ada
Tak disangka,
di
antara
puluhan
kaget karena Jody memang terkenal sebagai biang
beberapa irisan sushi. Sementara di sekitar bikini
pesta, dari yang private sampai yang terbuka untuk
area, ia menutup bagian V-nya dengan sebuah
umum seperti di kelab-kelab hiburan malam.
kerang ukuran besar yang di dalamnya juga berisi
Selain itu, saya juga melihat setidaknya dua wajah
irisan sushi. Ya, kira-kira sebagai pengganti underwear.
304
305
Dandanan
Sashimi
Girl nomor
tiga
ini
ternyata mendapat respon yang luar biasa dari undangan. Puluhan tamu laki-laki yang datang terlihat begitu antusias.
pun tidak disia-siakan. Beberapa laki-laki dengan bersemangat menyomot irisan sushi di tubuh Sashimi Girl langsung dengan mulut. Maklum, aturan mainnya: siapa saja yang mau makan daging sushi harus menggunakan mulut. Tidak boleh pakai tangan, apalagi sumpit.
kecipratan tip dalam jumlah besar.
yang bergaya a la putri laut, meraup uang paling banyak. Daging sushi yang menghias di tubuhnya, terutama di bagian perut dan dadanya, hanya tersisa beberapa irisan saja. "See...dagangan gue laris manis kan," tukas Tara dengan senyum lebar. Dagangan? Yup. Buat Tara, pesta yang ia bikin
Gratis? Ya, nggak lah. Untuk satu iris sushi, tiap tamu mesti memberikan tip sebesar Rp. 100 ribu. Harga itu berlaku untuk irisan sushi yang ada di daerah perut. Sementara untuk sushi yang bertebaran di bagian dada dan bikini area, satu irisan bertarif Rp. 200 ribu.
malam itu memang berkonotasi bisnis. Segala bentuk hiburan bahkan sampai urusan makan + minum saja, Tara mengambil keuntungan. Sebagai EO yang biasa bergerak di bidang acara "syursyur", ia paham dengan pangsa pasar yang dibidik. Ia tinggal memanfaatkan jaringan dan komunitas
"Lumayan mahal ya, Jo?" sindir Nino. "Eit, siapa dulu sashimi girl-nya. Model bo' bukan cewek asal comot lho," bela Tara tak mau kalah.
yang ia miliki. Dan tentunya, membuat pesta dengan tema yang extra-ordinary atau super-extreme sekalian. Yang pasti, sarat dengan hiburan bernilai unik, aneh, dan lain dari pada yang lain.
Toh, nggak ada kata mahal buat sebagain tamu undangan yang berpesta malam itu. Kelima
306
berpose di pinggir kolam renang itu, rata-rata
Tapi, teteeep..., sashimi girl nomor tiga
Ajang untuk berinteraksi dengan Sashimi Girl
Sashimi
mengelilingi ruang tamu, garden terrace sampai
Girl Jail House yang
berputar-putar
Pertunjukan
kelima
cewek
Sashimi Jail
House itu baru jadi ajang pemanasan. Segala jenis minuman yang diracik dua orang bartender, kapan
307
pun bisa ditenggak. Lagu-lagu berirama classic
pangkuan—selama kurang lebih lima belas menit
disco, garage, R'nB sampai progesif yang dimain-
kepada setiap tamu yang berani menyelipkan uang
kan seorang DJ makin menyemarakkan suasana.
Rp. 300 ribu ke dalam underwear kerang-nya. Inilah sesi acara yang paling dinanti-nanti. Selain bisa menari lapdance, para undangan bisa
Lelang Cewek
mengikuti acara Lelang Cewek! Tak hanya Myra yang mulai melakukan tebar pesona, keempat
"MYRA," gadis sashimi yang berdandan a la putri
Sashimi Girl lainnya pun sudah membaur bersama
laut itu menyebutkan namanya.
para undangan. Mereka berjalan memutar seperti
Kali ini, Myra memang tak lagi berada di
halnya para model yang lagi ber-fashion show.
dalam kerangkeng. Dan, astaga, ia sama sekali
Semenit kemudian, dua belas gadis cantik yang
tak mengubah dandanannya. Kerang besar masih
memakai baju-baju seksi dan dijamin no bra,
melilit di bikini areanya. Kerang itu dibuat
muncul dari sebuah kamar, tak jauh dari ruang
menyerupai G-string bertali. Sementara bra trans-
tamu.
paran yang menutup wilayah dadanya dihiasi
Lima orang naik ke atas bar, langsung berpose
asesori mie jepang. Keempat sashimi girl lainnya
dan bergoyang mengikuti irama lagu. Sementara
juga mengenakan dandanan yang sama.
lima lainnya berkeliling sambil menyapa para
"Berani terima tantangan?" kata Myra setengah berbisik di telinga saya.
undangan. Di bahu kiri mereka, masing-masing ada hiasan pita dengan warna berbeda.
Tantangan yang dimaksud Myra adalah ber-
The Red Diva! Pandangan mata saya tertuju
lapdance ria di atas sofa yang ada di ruang tamu. Ini
pada salah seorang gadis yang membungkus raga
memang menjadi salah satu babak entertainment
liatnya dengan baju warna merah menyala. Ia
yang bisa dinikmati dalam pesta. Myra akan
memoles bibirnya dengan lipstik warna merah juga.
memberikan tarian lapdance—menari-nari di atas
Ia mengenakan pita warna hitam. Rambutnya yang
3 0 6
309
ikal tergerai sampai ke punggung. Sorot matanya
adalah Jody.
tajam menukik. "Miss Sisy," seru Tara mengenalkan The Red Diva lewat microphone. Oh, rupanya Tara juga bertindak sebagai MO
Sisy membungkukkan
Layaknya sebuah lelang, Tara mengenalkan gadis
lainnya
satu
per
satu.
Tak
ketinggalan, Tara juga mengenalkan kelima Sashimi Girl yang membuat suasana pesta tambah panas. Dalam acara lelang cewek itu, ada dua penawaran diberikan. Pertama, lelang cewek hanya untuk menemani dinner after midnite & companion saja, Kedua, Lelang cewek untuk transaksi seks one nite stand. Misalnya, Miss Sisy. Perempuan yang terlihat sangat menggoda dalam balutan warna merah yang melekat ketat ini oleh Tara dibuka dengan harga Rp. 2 juta untuk dinner after midnite & companion. Dengan harga segitu, setidaknya ada delapan hingga sepuluh orang undangan langsung angkat tangan untuk mem-booking~nya. Banyaknya peminat membuat lelang berjalan cepat. Dari Rp 2 juta naik ke Rp 3 juta, lalu menembus angka Rp 5 juta sampai akhirnya lelang 310
Hah, untuk dinner doang Jody bela-belain bayar Rp. 8 juta? "Itu biasa terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta," kata Nino, antara sok tahu dan setengah bercanda. "Kalo gue kelebihan duit,
badan sebagai salam hormat.
kesebelas
ditutup di harga Rp. 8 juta. Dan pemenangnya
jangankan Rp. 8 juta, lebih dari itu juga gue bayar," lanjutnya dengan pede. Kalau dipikir-pikir, harga itu kayaknya cukup setimpal untuk Sisy. Model didikan Tara itu bukan anak kemarin sore. Wajahnya beberapa kali pernah menghiasi sampul majalah pria di Ibukota. Lagi pula, untuk ukuran seorang gadis yang pantas mendapatkan predikat cantik dan seksi, Sisy boleh
dibilang perfect. "Judulnya sih dinner. Setelah itu, kita kan nggak tahu. Kalo harga cocok, bisa-bisa jadi dinner in bed" ceplos Nino. Ketika tiba pada giliran Myra, Tara memasang harga pembuka Rp 4 juta untuk seks one nite stand. Saya agak kaget juga melihat respon para undangan. Peminat Myra lebih dari 6 orang. Akhirnya, lelang untuk Myra ditutup pada harga Rp 12 juta. Well, harga yang nggak murah untuk 311
orang-orang seperti saya, misalnya. Tapi untuk seorang pengusaha yang berpenghasilan Rp 200 - Rp 500 juta per bulan, apalah artinya Rp 12 juta.
(18) Sashimi Boy
Nothing! "Trus, kita ngapain di sini. Nonton doang?" sindir saya sambil melirik ke Nino. "Kalo cuma lapdance, gue bayarin deh. Kalo urusan check-in, bayar sendiri-sendiri," jawab Nino nggak mau pusing.
SEX-TAINMENT for women. Why not? Seperti
Tak semua gadis yang dilelang Tara terjual. Ada tiga sampai lima gadis yang tersisa. Tapi bukan
apa kira-kira bentuknya? Sedahsyat sex-tainment for men, atau malah sebaliknya?
berarti mereka nganggur dan pulang dengan tangan
Sex-tainment for women adalah salah satu tema
hampa. Meskipun tak terjual dalam lelang, mereka
yang kini tengah menggeliat di Jakarta. Seiring
tetap bisa mengeruk tip sebanyak-banyaknya dari
dengan maraknya bisnis hiburan—terutama yang
tamu
minum,
berjualan seks untuk kaum laki-laki, entah itu
berdansa sampai memberikan pelukan mesra di
melalui media karaoke, spa, sauna, kelab, dan
pinggir kolam renang sudah menambah tebal
tempat pijat—menu seks yang diperuntukkan
kantong mereka malam itu.
untuk kaum perempun pun mulai bermunculan.
undangan.
Sekadar
menemani
Rupanya, tak semua tamu undangan yang
Tak banyak memang jika dibandingkan de-
datang ingin ikut lelang cewek. Ada juga yang
ngan industri sex-tainment for men. Jika dipersentase
cuma ingin berpesta di tempat, lain tidak. Toh,
bisa-bisa 90:10. Artinya, prostitusi dengan objek
suguhan Sashimi Jail House sudah memberi warna
perempuan jumlahnya mencapai 90%, sementara
tersendiri. Belum lagi, pesta beginian belum tentu
yang melibatkan objek laki-laki hanya 10%-nya.
kejadian sekali dalam sebulan. Ada-ada saja.
312
313
tajam
tempat hiburan seperti kafe, karaoke, dan nite-
itu tidak berpengaruh banyak pada soal menu
Toh,
perbandingan
yang
cukup
club, tamu-tamu reguler, baik laki-laki maupun
yang disajikan. Dalam hal ini, menu seks untuk
perempuan sampai objeknya langsung. Dalam hal
kaum perempuan punya kemasan yang tak kalah
ini, laki-laki yang berprofesi sebagai penghibur
gokilnya. Pernah mendengar sashimi boy? Itu hanya
untuk perempuan.
salah satunya. Apakah pernah juga mendengar soal
Kedua, beruntung sekali saya mengenal baik
stripper laki-laki golongan VIP atau "gigolo" dari
beberapa komunitas perempuan yang biasa terlibat
Afghanistan dan Afrika? Oh, satu lagi yang tak
dalam private party, dari yang mengatasnamakan
kalah menariknya, yakni pelayanan seks waxing
kelompok
dengan tenaga pria yang OK punya. Maksudnya,
kelompok party animal alias kelompok tiada hari
OK secara body, wajah, penampilan, dan ke-
tanpa pesta.
bersihan.
arisan,
kelompok
clubber
sampai
Kelompok party animal inilah yang banyak
Well, untuk urusan yang satu ini, rasanya rada
memberikan masukan, informasi dan tentu saja,
impossible kalau saya lakukan sendiri. Alasannya
undangan, ketika ada acara-acara seru. Tak jarang,
bisa seribu satu macam, tetapi yang paling utama
beberapa orang dari mereka malah menjadi event
tentu saja karena saya mesti masuk wilayah
organizer (EO) sejumlah private party, mulai dari
industri seks untuk perempuan. Menyamar jadi
bachelor, ulang tahun, farewell sampai party for fun,
perempuan, rasa-rasanya saya nggak bisa. Kalau
only.
pun bisa, ujung-ujungnya pasti bakal ketahuan. Ya, iyalah, jenggot saya mau dikemanain??
Ketiga, rajin berkomunikasi alias berperesperes ria dengan para mami dan papi. Itu tuh,
Makanya, pilihan paling mungkin adalah
mereka yang bertugas sebagai koordinator atau
pertama, memanfaatkan semua link yang saya
broker para weice-wiece alias cewek-cewek dan
punya. Mulai manager, PR (public relation), GRO
laki-laki penghibur, baik yang menetap di sebuah
(Guest Relation Officer) yang bekerja di sejumlah
314
3IS
tempat hiburan malam atau yang bekerja secara freelance.
Secara tak sengaja, saya bertemu Julia di sebuah kafe di Kawasan Kemang. Hampir tiga tahun saya mengenal Julia. Biasalah, meskipun kerja kantoran, Julia tak melewatkan ajang dugem untuk
Sashimi Boy
menghilangkan rasa jenuhnya. Julia menceritakan
JULIA, sebut saja begitu namanya. Perempuan berusia 29 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai project manager di sebuah perusahaan konsultan ini, sudah terbiasa dengan urusan meng-entertain klien. Artinya, urusan entertain yang kaitannya erat dengan urusan senang-senang di wilayah XXX
uneg-unegnya. Intinya, ia lagi pusing karena belum menemukan cara untuk memenuhi keinginan klien perempuannya
Menghadapi klien laki-laki yang biasanya
golnya sebuah proyek, Julia tak perlu pusing.
"meng-handle" masalahnya saja, ia belum ketemu.
spontan. Padahal, saya juga baru sebatas "dengerdenger doang". Melihat dengan mata kepala sendiri, saya juga belum pernah melakukannya. "Masalahnya,
Maklum, ia cukup punya link untuk mewadahi urusan dan kepentingan bisnisnya. Dari kontak sejumlah germo, tempat-tempat berwisata cinta unruk laki-laki sampai agen yang mengoleksi gadisgadis siap "booking', ia telah mengantonginya. tiba-tiba
Julia harus bertemu dengan klien perempuan dan tak disangka juga menginginkan "entertain" yang
316
"laki-laki"
"Kasih sashimi boy aja," usul saya secara
selalu minta bonus entertainment dalam rangka
berbau sensualitas.
menginginkan
mau ia berikan, mencari kontak person yang bisa
Rated.
Namun, entah bagaimana ceritanya,
yang
penghibur. Boro-boro berpikir tentang menu yang
di
mana nyarinya?"
tanya
Julia. Ah, benar juga pertanyaan Julia. Di mana mencarinya? Hitung-hitung membantu Julia, saya coba menghubungi Papi Eri yang selama ini saya ketahui punya koleksi anak didik yang bertugas sebagai sashimi girl di beberapa kelab malam. Papi Eri juga menyalurkan anak didiknya untuk acaraacara tertentu yang bersifat "private booking .
3>n
Sebagai papi sashimi girl, mestinya Papi Eri rahu juga soal sashimi boy, begitu pikir saya.
Itu pun dengan satu syarat, "booking call' harus dilakukan minimal satu hari sebelumnya.
Dan ternyata, dugaan saya tidak salah. Selain mengkoordinir beberapa gadis sashimi girl, Paki Eri juga punya stok sashimi boy yang setiap saat
"Bukan apa-apa, kalo dadakan, takutnya stok yang ada terbatas. Ntar nggak sesuai dengan kemauan klien," tukas Papi Eri.
bisa "di-calling" sesuai perjanjian.
Untuk urusan tempat, Papi Eri menyerahkan-
Sashimi girl, mungkin sudah biasa buat lakilaki yang kerap menghabiskan sebagian waktunya untuk pelesir malam. Tapi sashimi hoy, bisa jadi
nya pada klien. Artinya, tempat bisa di mana saja. Hotel, apartemen, rumah pribadi, atau ruang karaoke.
hiburan yang luar biasa buat perempuan yang menginginkan
extra-entertainment.
Bisa
dalam
rangka bersenang-bersenang bersama teman, bisa juga karena keperluan bisnis. Seperti halnya Julia yang mengorder sashimi boy untuk "entertain" klien.
Eri. Sehari-hari, Papi Eri bekerja di sebuah kelab malam berinisial TC di Kawasan Roxy, Jakarta Barat. Di tempatnya bekerja itu, Papi Eri menjadi
Berbeda dengan sashimi girl yang dalam praktiknya disediakan tempat display tersendiri di sejumlah kelab, maka sashimi boy lebih banyak mengandalkan transaksi a la "booking call'. Pantas, menurut Papi Eri, jika membutuhkan sashimi boy, sebutkan dulu tipe yang diinginkan klien seperti apa—mulai dari umur, warna kulit, tinggi dan lain-lain—lalu berapa orang, di mana tempat pestanya, tanggal, pukul berapa, dan sebagainya.
318
"Tapi kalo mau aman dan nggak repot, sewa ruang karaoke atau kamar hotel saja," usul Papi
"koordinator" gadis-gadis lokal yang setiap harinya, dari pukul 13.00 WIB - 01.00 WIB dini hari (last order) bertugas menanti tamu laki-laki yang ingin mendapatkan kehangatan cinta one short time. Meskipun bekerja di T C , tak mengurangi aktivitas Papi Eri untuk melebarkan sayapnya menjadi "agen" sashimi girl. Toh, kata Papi Eri, apa yang ia lakukan sekarang ini lebih tepatnya "sambil menyelam minum air". Pertama, di tempatnya
319
bekerja, ia bisa bertemu tamu-tamu potensial
cm, berkulit putih bersih, dan yang paling penting,
yang bisa dimanfaatkan sebagai klien. Kedua, ia
bertampang cukup ganteng untuk ukuran laki-laki.
bisa mengikuti perkembangan terbaru di bisnis
Itu yang membuat Julia tak berpikir ulang untuk
prostitusi, terutama soal menu dan kemasan, dan
mengganti "pesanannya".
ketiga ia bisa menyalurkan beberapa orang "anak-
"More than enough," bisiknya ke telinga saya.
didiknya" ke tempat ia bekerja sekarang ink
Done! Besok malamnya, usai melakukan afternoon
Finally.
tea di sebuah kafe di Plaza Indonesia, Julia bersama
Sesuai kesepakatan, Julia akhirnya membooking dua orang perempuannya.
sashimi boy untuk klien
klien perempuannya, Retno, sebut saja begitu, meluncur ke arah Kota, Jakarta Barat.
Biar nggak salah pilih, Julia
Saya? Well, Julia lagi-lagi memaksa saya untuk
mengadakan janji temu dengan Papi Eri di sebuah
turut serta. Nggak penting saya harus ngapain
kafe di mal Pondok Indah 1.
sesampainya di lokasi, kata Julia, pokoknya saya
Untuk
itu,
Julia
rela
mengganti
uang
harus ikut menemaninya. Karena terus memaksa,
transportasi dan mentraktir makan siang. Mau
saya pun mengiyakan. Daripada ribet mencari
nggak mau, saya pun "dipaksa" ikut oleh Julia.
alasan untuk menolak, ya mending saya setuju
Papi Eri membawa serta dua orang sashimi boy yang dipesan Julia. Masing-masing berumur 24
saja.
Hitung-hitung mencari petualangan dan
informasi baru.
tahun dan 26 tahun. Siang itu, mereka berdandan
Tempat yang dipilih Julia adalah sebuah
kasual dan terlihat santai bercakap-cakap dengan
karaoke di kelab berinisial KS di kawasan Beos,
Julia.
Jakarta Barat. Agak jauh memang, tetapi Julia
Julia cukup puas dengan "pesanannya". Seti-
mengantisipasi
kalau
sewaktu-waktu
kliennya
daknya, apa yang ia order ke Papi Eri, tidak meleset
tidak suka dengan menu sashimi boy, ia bisa meng-
jauh. Dengan tinggi badan rata-rata di atas 170
gantinya dengan menu yang lain. Dan menu itu
32.0
321
bisa ia temukan di kelab KS. Lagi pula, rumah
Asisten Papi Eri menyilakan Julia memilih
kliennya berada di sekitar Menteng, jadi jaraknya
asesori yang diinginkan. Dua tas yang dibawa
tidak terlalu jauh dari lokasi.
sashimi boy itu ternyata berisi berbagai macam
Julia memesan ruangan VIP yang berkapasi-
perlengkapan untuk "show". Di dalamnya ada
tas sepuluh sampai lima belas orang. Julia ditemani
beberapa buah
seorang stafnya dan saya tentunya, sementara
berbeda, ada juga beberapa macam topeng untuk
underwear dengan motif yang
perempuannya.
menutupi sebagian wajah yang terbuat dari bahan
Ruang karaoke itu berada di lantai dua. Sekitar
kulit. Yang cukup mengejutkan, di dalam tas itu
pukul 20.00 WIB, Julia dkk sampai di tempat. Ia
juga ada aneka macam kondom, seperti "glow in
memesan dua botol red wine, makanan kecil, dan
the dark" dan "bulu mata kucing".
Retno
didampingi
dua
rekan
buah-buahan segar. Julia juga tak lupa memesan tiga paket sashimi pada pramusaji. Ditemani seorang pria berumur sekitar 40
"Up to you, Ma'am
Mereka mau disuruh
pake underwear atau kondom. Dua-duanya juga boleh," jelas asisten Papi Eri.
tahunan yang menjadi asisten Papi Eri, dua orang
Julia terlihat berbincang sebentar dengan kli-
sashimi boy itu datang sesuai jadwal yang dijanjikan.
ennya, Retno. Entah karena alasan apa, akhirnya
Sekitar pukul 20.30 WIB, mereka masuk ke
Julia meminta para sashimi boy untuk mengenakan
ruang VIP dengan diantar seorang pramusaji
topeng, underwear, dan kondom "glow in the
perempuan.
dark".
Skenarionya cukup sederhana. Dua orang
That's it!
sashimi boy itu datang layaknya tamu kebanyakan.
Dua orang sashimi boy telah masuk ke kamar
Mereka masing-masing membawa sebuah tas.
mandi untuk berbenah dan bersiap-siap melakukan
Setelah cukup berbasa-basi barang sejenak, dan
tugasnya.
tiga paket sashimi sudah terhidang di meja, mereka bersiap-siap untuk melakukan pertunjukan.
322
"For women only" bisik Julia ke telinga saya. Yes, saya juga sadar itu. Sedari tadi, saya juga tak
32.3
begitu nyaman berada di ruang VIP. Apalagi,
harus "ngapain."
hiburannya "sashimi boy" yang memang untuk
"Untung ada wine dan tequila" tukas Julia.
perempuan. Alhasil, dengan ditemani asisten Papi
Ooo....
Eri, saya ke luar ruangan dan menghabiskan waktu
Sejenak saya melihat ke meja. Setidaknya ada
di bar yang berada di lantai dasar. Lumayan, di sini
lima botol wine yang sudah terbuka tutupnya dan
ada "live performance" yang menampilkan para sexy
beberapa buah gelas tequila berserakan. Maksud
dancer. (Perempuan, lho...bukan penari laki-laki).
Julia, dengan bantuan minuman itu para kliennya jadi berani menyantap sushi yang ada di tubuh sashimi boy. "Mereka udah tipsy kayaknya," kata Julia,
2 Men, 1 Lady SATU jam berlalu. Julia mengirim SMS ke HP saya untuk kembali ke ruang karaoke. Show sudah
pelan. Justru karena tipsy, Retno malah menginginkan pertunjukan lain yang lebih menghibur dan
selesai, tulisnya. "Seru nggak?" tanya saya ke Julia begitu sampai di ruangan dan duduk di samping Julia.
atraktif. Julia sudah mengantisipasi hal ini akan terjadi. Makanya, pilihan untuk pergi ke kelab KS
"Seru. Lumayan buat lucu-lucuan," canda
tidaklah salah.
"Maksudnya?"
satu cewek," katanya.
"Gue udah pesan tiga stripper. Dua cowok,
Julia. Menurut Julia, klien-nya sebenarnya hanya
Dua orang sashimi boy yang barusan bertugas,
penasaran dengan menu Sashimi boy. Setelah
kini sudah bergabung di ruangan. Mereka duduk
dua orang sashimi boy telentang di atas meja dan
bersebelahan
membiarkan
dengan
asisten
Papi
Eri.
Julia
ditaburi
meminta mereka untuk tinggal sejenak. Paling
daging sushi, Retno—klien Julia—dan dua teman
tidak, dengan kehadiran mereka, pesta jadi lebih
perempuannya, malah merasa geli dan bingung
ramai dan semarak.
32.4-
sekujur
tubuh
mereka
325
Dua stripper cowok dan satu stripper cewek itu pun datang. Tanpa banyak basa-basi, mereka
Note # 1: Uncut Waxing
langsung ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Kalau hiburan yang satu ini, saya sudah tak begitu asing.
Di beberapa karaoke yang ada di Jakarta,
lady-stripper memang jadi menu langganan yang mungkin bagi sebagian orang sudah terlalu biasa. Nah, baru menjadi spesial jika dikombinasikan dengan stripper laki-laki. Jadilah, couple stripper. Ini mungkin yang sering diklaim banyak orang bahwa entertainment di malam hari, khususnya Jakarta,
LAIN sashimi boy, lain lagi Uncut Waxing. Menu yang satu ini sebenarnya tidak jauh dengan waxing bikini area yang biasa dilakukan oleh banyak perempuan.
Hanya saja,
urusannya jadi lain
ketika waxing-nya menggunakan tenaga laki-laki "handsome". Ini yang juga menjadi salah satu sextainment for women di Jakarta, saat ini. Meskipun belum banyak, tetapi beberapa salon dan kelab
memang tak pernah mati dari inovasi. Selalu saja
kebugaran khusus wanita, mulai mempratikkan
ada yang baru. Barang lama "dikemas" menjadi
layanan kemanjaan penuh aroma sensualitas dan
barang baru yang punya nilai jual cukup tinggi.
seksualitas itu.
Dan malam itu, Julia justru memesan dua stripper cowok dengan satu stripper cewek. Lengkap sudah "entertain" yang ia berikan untuk klien-
Sebut saja misalnya salon "rumahan" berinisial BS di seputaran Pondok Indah, Jakarta Selatan atau kelab kebugaran
khusus wanita
bernama SR di sekitar Cikini, Jakatta Pusat. Atau
nya. "Habis berapa, Say?" tanya saya. "Sashimi boy, Rp 5 juta. Stripper-nya habis Rp 4,5 juta. Itu belum termasuk tip lho...," tukas Julia, "tapi it's OK lah... yang penting, proyeknya gol," imbuhnya sambil menyeruput segelas red wine.
yang paling populer belakangan ini adalah salon SE di wilayah Kebayoran Baru. Sex-tainment for women yang menggunakan label salon atau tempat kebugaran, tampaknya juga menjadi incaran bagi sejumlah pebisnis untuk metaup keuntungan betlipat. Maklum, persaingan bisnis salon yang melulu menjual jasa perawatan
326
327
"dalam
arti
sebenamya"
begitu
membanjir.
sejumlah germo atau broker. Kalau tidak, mereka
Mungkin faktor inilah yang membuat beberapa
mencari tempat-tempat nongkrong yang strategis
pebisnis mulai menambahkan menu plus-plus.
untuk menjaring tamu. Misalnya, mengunjungi
Salah satunya, sex-waxing.
beberapa kafe atau lounge yang sering dikunjungi para wanita pekerja kantoran
dan kelompok
Note # 2 :
TG alias tante-tante girang. Sebut saja TH yang
From Afghanistan with love
berada di sebuah hotel berbintang di kawasan Jalan
G I G O L O atau dalam bahasa "jadul"-nya Lola alias "lonte lanang" adalah satu salah menu sex-tainment for women yang dari dulu sampai sekarang ada di Jakarta. Ini bukan isu baru sebenarnya. Contoh paling santer adalah
Sudirman, atau mengunjungi sejumlah kafe yang sering dijadikan ajang kongkow para "bule". Coba saja berkeliling di sekitar kawasan Wahid Hasyim atau di Jalan Jaksa, Jakarta Pusat.
gigolo on the street yang
banyak mangkal di kawasan Lapangan Banteng,
Note # 3:
Jakarta Pusat. Selain mencari tamu perempuan
Stripper Laki-laki
yang butuh kehangatan, beberapa di antaranya
DALAM
juga mencari mangsa laki-laki.
melibatkan
pesta-pesta komunitas
tertentu,
terutama yang
perempuan,
entah
itu
Dalam perkembangannya, gigolo impor pun
dalam rangka bachelor, arisan ataupun ulang tahun,
mulai muncul di Jakarta. Contohnya, gigolo dari
stripper laki-laki banyak dijadikan sebagai maskot
Afghanistan dan Afrika. Hanya saja, mereka ini
"penghibur". Untuk kasus yang satu ini, fakta yang
tidak mangkal layaknya gadis-gadis penghibur
saya temukan di lapangan, rasa-rasanya banyak
yang didatangkan dari Rusia, Uzbekistan, Turki,
"banget". Hanya saja, jika sebelumnya kehadiran
Cina, Thailand, Manchuria, ataupun Amerika
stripper laki-laki itu lebih banyak dimanfaatkan
Latin. Selama menjalankan operasinya, sebagian
dalam private party, maka kini mereka mulai berani
besar mengandalkan jalur "booking call' melalui
ditampilkan ke publik. Meski tidak dibeti tempat
32.6
329
untuk ber-"display", rata-rata tempat hiburan yang
Rp. 3 juta ke atas itu, pelanggan dijamin "puas".
menyuguhkan tontonan stripper perempuan, juga
Biasanya, para koordinator stripper yang bekerja di
menyediakan stripper laki-laki. Sebut saja karaoke
kelab-kelab executive punya akses ke mereka. Kalau
CI di Hayam Wuruk, AS di Ancol, NZ, dan SD di
tidak, para EO yang biasa menggarap acara-acara
Thamrin, ME dan LC di kawasan Krekot, dan VL
dengan tema XXX Rated, dijamin punya nomor
di Gunung Sahari.
telepon mereka.
Bedanya, para stripper laki-laki ini—khususnya lokal—terbagi dalam beberapa kelas. Ada
WARNING !!!
yang biasa, menengah, dan VIP. Untuk kelas
Hati-hati dan waspada dengan iklan yang
biasa dan menengah, tak perlu susah mencarinya.
ada di sejumlah media cetak. Bukan rahasia lagi,
Karena kontak mereka ada pada para koordinator
banyak gigolo dan tenaga pemijat laki-laki yang
stripper yang mangkal di sejumlah tempat hiburan.
berpromosi di media. Biasanya, dengan tarif yang
Tinggal sebut saja ciri-ciri yang dikehendaki. Mau
lumayan murah, antara Rp. 200 ribu - Rp. 1 juta.
yang berbadan tegap dan berotot yang mampu
Tak semuanya, iklan-iklan sesuai dengan apa yang
mengangkat dua gadis sekaligus, tinggal panggil
ditawarkan. Ada juga yang menjadikannya sebagai
stripper yang biasa merawat tubuhnya di gym. Mau
kedok untuk tujuan-tujuan tertentu. Be Worry, So,
yang berbadan biasa tapi punya tarian mematikan,
baru hepi!
itu juga tersedia. Nah, khusus kelas elit, dengan brandrol Rp 3 juta ke atas untuk sekali show, hanya beberapa "germo" saja yang pegang kendali. Maklum, mereka ini kebanyakan dari kalangan model atau setidaknya, punya wajah,
badan, penampilan
layaknya seorang model. Jadi, dengan brandrol
3 3 0
331
(19) SEX LOCKEROOM
"SHU QI!" Nama itu spontan ke luar dari mulut David. Pandangan
David
seperti
terhipnosis
untuk
beberapa saat. Sebuah lampu berwarna kuning menerangi sebuah sofa berbentuk bulat. Seorang gadis bermata sipit duduk dengan anggun di sofa itu. Kakinya menyilang hingga sebagian betis mulusnya terlihat jelas, sementara
dua tangan
mungilnya bertumpu pada dua pahanya. Gayanya tak kalab dengan model-model yang mengenyam pendidikan attitude. "Maksud elo Shu Qi yang artis Mandarin itu?" sergah saya coba menebak apa yang ada di kepala David. "Iya. Elo kan sering nonton film Cina, mestinya tahu dia dong. Gimana sih?" jawab
332
333
David, singkat. Sementara, ehm.. .dua mata David
sepuluh menit, lalu si cewek itu pindah lagi ke sofa,
menatap lekat, mengamati segala gerak-gerik gadis
bergabung bersama rekan-rekannya. Beautiful!
yang mirip Shu Qi itu. Well, bisa jadi sih, gadis yang mengenakan baju serba biru itu mirip Shu Qi. Itu lho, salah satu aktris Mandarin yang belakangan sering nongol di layar lebar.
Mereka yang doyan nonton film-
film Cina, pasti sudah tak asing dengan wajah dan sosok Shu Qi. Tubuh langsing. Rambut panjang
"Bukannya elo biasa kelayapan malem, masak nggak pernah ngeliat doi?" "Ini pasti stok baru. Udah hampir sebulan gue nggak ke sini," jawab David. "Namanya Paula, Bos," kata bartender yang menuangkan minuman ke gelas saya.
mengikal. Bentuk hidung dan bibirnya mungil
Dari gelas kaca yang kembali diisi cairan
menggemaskan. Lingkaran dada 32 dengan ukuran
minuman, bayangan gadis itu terpantul. David
"cup C". Alamak, kalau dipikir-pikir, omongan
mengangkat
David memang ada benarnya.
sampai tandas seolah Paula pun berada dalam
Is she a pretty girl? Yup, definitely. Ya iyalah. Kalau ada cewek yang mirip Shu Qi, pastinya
gelasnya,
lalu
menenggak
isinya
genggamannya. Oooo... Paula!
cantik. Penilaian itu terasa sempurna ketika dia berjalan mendekati meja bar. Saya dan David tak menyia-nyiakan kesempatan itu, kami mengamati
Lesbian Show
semua
mendekati
N A M U N , saya jadi terheran-heran melihat David
seorang tamu dan saling memberi kecupan di
begitu terpesona melihat sosok Paula. Why? That's
pipi kiri-kanan. Mereka duduk berdekatan, dekat
the biggest question mark on that night, swimming in
gerak-geriknya.
Cewek itu
sekali malah. Segelas Long Island terhidang di meja
my head. Padahal, di sofa itu ada sekitar dua betas
bar. Mereka berbicara dengan wajah berdekatan,
gadis Mandarin yang duduk berdesakan. Rata-rata
nyaris seperti orang yang mau berciuman. Hanya
berwajah cantik dengan dandanan seksi. Bahkan,
334
33S
ada yang cuma membungkus tubuhnya dengan
striptease jadi primadona di kelab-kelab malam,
baju tipis tanpa bra. Laki-laki normal, mestinya
terutama karaoke,
lebih tertarik dengan gadis yang no bra ini.
setia. Di awal tahun 2000, tren striptease perlahan
Bukan hanya itu saja pemandangan menarik
tergusur oleh suguhan entertainment yang lain,
untuk dilihat. Di atas panggung bulat yang
seperti sashimi girl, body massage, strip on the bar,
dilengkapi besi bulat warna silver, ada dua penari
dan top-less dance. Strip on public dalam kemasan
striptease tengah menari-nari dengan begitu hot-
lesbian show yang saya lihat malam ini, tak lain
nya. Sementara di atas bar, juga ada dua penari
adalah inovasi baru yang belakangan menghiasi
yang tak kalah hebohnya. Mereka membiarkan
sejumlah kelab malam di Jakarta.
bagian dadanya terbuka. Dengan posisi tubuh saling tindih,
mulut mereka berciuman penuh
Striptease sekarang ini bukan lagi jadi barang tontonan private yang
hanya
bisa
dinikmati
gairah. Di antara mulut mereka, ada gelas kecil
di ruang karaoke, di kamar-kamar hotel, atau
yang menjadi bahan rebutan.
apartemen, tetapi sudah jadi tontonan publik yang jadi
bisa ditemukan di lounge, bar, diskotek, atau kafe
makin ramai. Apalagi ketika dua penari itu
sekalipun. Yang nonton bukan lagi lima hingga
mulai memperlihatkan gerakan-gerakan layaknya
sepuluh orang
sepasang lesbian yang sedang ber-asmara. Ssst
bahkan sampai ratusan orang.
Puluhan
336
David sudah jadi pelanggan
tamu
berteriak.
Suasana
!
tapi bisa jadi di atas lima puluh
Ini kalau ditulis pasti nggak lolos sensor, jadi
Seperti malam ini, detik ini, di tempat saya
cukup bayangin sendiri saja. Silakan masuk dunia
berada, di antara puluhan laki-laki yang haus
fantasi!
hiburan.
"Ini soal taste, Man. Striptease gue udah
Dengan penuh energik, empat penari ber-
bosen. Biasa banget," jelas David, percaya dm.
aksi di atas panggung dan bar itu masih saja
Masuk akal juga kalau David terlalu biasa dengan
mempertontonkan gerakan-gerakan sensual. Sete-
tontonan striptease. Dari tahun 1997, zamannya
lah setengah jam berlalu, keempat penari yang
337
masih membiarkan bagian atasnya terbuka itu mulai membaur bersama tamu. Mereka melakukan show dari meja ke meja. Dari meja-meja tamu inilah, mereka berusaha mengeruk tip sebanyakbanyaknya.
Sekadar meladeni
atraksi transfer
Afternoon Tea with Model SEBENARNYA, saya dan David ada di mana sih? Kok tahu-tahu sudah ada di lokasi kejadian. Duduk di bar, terpesona oleh kecantikan Paula, dan nonton lesbian show.
minuman dari mulut ke mulut, lapdance sampai membiarkan tubuh mereka jadi bahan raba-an. David boleh menganggap tontonan itu biasabiasa saja. Namun buat saya, penilaiannya jadi lain. Tetap saja tontonan ini jadi suguhan hiburan yang sayang dilewatkan. Tamu-tamu yang memadati kursi bar dan sofa, misalnya sebagian besar sengaja datang untuk melihat lesbian show. Paling tidak, show itu jadi semacam ajang pemanasan sebelum melakukan ini dan itu. Bukan apa-apa, segala macam pleasure untuk laki-laki ada semua di tempat ini. Dari bar,
Dua jam sebelumnya, sekitar pukul enam sore, saya dan David janjian ketemu di Coffee Club, Plaza Senayan. Ceritanya, David lagi ngumpulin beberapa model cantik dari dua agensi besar di Jakarta untuk keperluan pembuatan iklan sabun mandi. Kebetulan, David yang mendapatan proyeknya. Sebagai produsernya, minimal dia mesti ikut screening casting. Cuma liat-liat doang sebagai bahan masukan. David sengaja mengajak saya untuk bantuin ikut milih-milih. Untuk urusan casting yang lebih dalam, sudah jadi pekerjaan casting director.
sauna, massage, karaoke, restoran sampai hotel. One stop shopping! Mau belanja apa saja, ada! Produknya? Segala macam bentuk hiburan yang ada hubungannya dengan pelesir seks.
Enak juga bisa nongkrong di kafe ditemani cewek-cewek cakep. Kalau tidak salah hitung, ada delapan model yang datang. Meskipun cuma ngobrol ala kadarnya, tetapi setidaknya, saya nggak perlu lagi celinguk kiri-kanan. Maklum, hari Sabtu suasana di plaza lumayan ramai. Secara malam gaul itu.
338
339
Dalam sejam, ada lima model yang sudah
warna-warni dalam ukuran besar. Di situ terdapat
masuk list untuk ikut casting berikutnya. David
informasi beberapa fasilitas yang bisa didapat di
menyerahkan tahap berikutnya pada casting di-
hotel. Bar, restoran, sauna, karaoke, dan butik.
rector.
Dari jalan raya, tulisan di neon sign itu dengan jelas
Dari Plaza Senayan, saya dan David samasama malas pulang ke rumah. Saya jomblo,
terbaca. Tapi dengan satu catatan, kecepatan mobil jangan lebih dari 60 km/jam.
sementara istrinya David kebetulan lagi pulang
Setelah melewati petugas security checking,
kampung di Surabaya. Jadilab kami berdua ber-
kami mem-valet mobil. Ini sekadar usul, kalau
gaul di malam Minggu. Bukan pacaran lho, tetapi
tidak mau valet, mending parkir di halaman depan
keliling-keliling mengitari Jakarta sampai akhirnya
hotel persis. Meskipun harga per jamnya lebih
masuk Kawasan Monas.
mahal, tetapi" aman kok. Ada juga, sih, pelataran
Mau nongkrong di kafe sambil dengerin live
parkir yang tersedia di lantai empat. Namun, kalau
music, malas! Pergi nonton bioskop, lebih nggak
nggak jago nyetir, bisa-bisa nubruk. Maklum,
mungkin lagi. Ngapain juga saya dan David yang
jalannya sempit, dan berputar-putar.
sama-sama cowok nonton berduaan. Bisa-bisa malah jadi bahan tertawaan. Akhirnya, kami memutuskan masuk ke da-
Begitu sampai di lobby hotel, kami melewati anak tangga menuju lantai B l . Tempat sauna lah yang kami tuju.
erah Pecenongan, Jakarta Barat. Itu juga atas ide
"Mau ke langsung bar, apa mau ke sauna
David. Katanya, daripada pusing-pusing, men-
dulu?" tanya seorang wanita berbaju rapi yang
dingan nongkrong di bar sambil melihat-lihat
berjaga di meja resepsionis.
cewek-cewek cantik. Habis itu, baru sauna dan
"Ke bar dulu aja deh," jawab David.
massage. Mobil kami sampai di sebuah bangunan hotel berinisial CC. Tak jauh dari pintu, ada neonsign
340
341
Sex Via Locker RUPANYA, di sinilah pintu utamanya. Setiap tamu yang mau pergi ke sauna, akan diberi satu kunci loker. Tamu yang ingin langsung ke bar akan diberi satu chip kuning yang dilengkapi nomor
"Cuma berdua aja, Bos. Nggak mau ditemenin?" Seorang wanita yang mengenakan stelan blazer hitam mendekati kami. David menoleh dan tertawa. "Eh, Mami Kiki. Dari tadi ke mana saja kok
urut. Begitu masuk, seorang petugas akan menanyakan berapa nomor chip kami. Setelah melewati lorong yang di samping kiri-kanannya terdapat kamar-kamar, kami menaiki anak tangga menuju lantai satu. Suara musik mulai terdengar jelas. Pukul 21.30 WIB. Kami diantar seorang
baru keliatan?" tanya David. "Biasalah, muter-muter. Malam ini lumayan banyak booking-an," jawab Mami Kiki. Yang dipanggil dengan Mami Kiki itu ternyata masih lumayan muda. Umurnya tak lebih dari 30 tahun.
Berambut panjang dan berkulit agak
waiter ke bar berinisial BR. Ya, di bar BR inilah
kecokelatan. Kata David, Mami Kiki ini berasal dari
kami menghabiskan malam Minggu. David yang
Medan. Sebelumnya, dia pernah bekerja sebagai
terpesona dengan kecantikan Paula, dan saya
mami di dua kelab malam besar di Jakarta.
yang terus memelototi aksi para striptease di atas panggung dan bar. David sudah menghabiskan sedikitnya empat gelas Chivas-coke, sementara saya baru tiga gelas
Sebagai mami, Kiki mendapat tugas membawahi
cewek-cewek
Rusia
dan
Uzbekistan.
O o o . . . jadi di CC juga ada cewek-cewek dari Eropa Timur? Yup, betul sekali!
bir Corona. Pertunjukan striptease sesi kedua di-
Begitu menengok ke bagian ruangan yang
mulai pada pukul 22.30 WIB. Sama seperti aksi
di dalamnya berisi sofa berwarna hitam, saya
sebelumnya, dua penari meliuk di atas panggung
menemukan beberapa orang anak didik Mami
bulat, sementara dua lainnya menari di atas bar
Kiki. Ada yang lagi bercakap-cakap dengan tamu,
dengan gaya lesbian show.
ada juga yang cuma duduk bersama teman sekerja sambil menunggu order tamu.
342
343
Ternyata, kalau dilihat lebih detail, bar BR
"Bos kalah cepet. Pasti udah di-booking orang.
selain dilengkapi sarana panggung, juga dikelilingi
Dia memang lagi jadi primadona," tukas Mami
sofa yang ditata membentuk huruf U. Barnya
Kiki.
sendiri persis berada di tengah-tengah.
Primadona? Sebutan yang cocok untuk Paula.
Di bagian kiri, sofa ditata membentuk kotak-
Gimana nggak primadona kalau dalam sehari, itu
kotak tersendiri. Kotak pertama berisi cewek-
berarti praktik dari pukul dua siang sampai satu
cewek Mandarin. Kotak kedua dan ketiga dipenuhi
malam (kecuali ada booking-out), dia bisa melayani
koleksi cewek lokal. Aneka lukisan warna-warni
lima hingga sepuluh tamu. Sekali short-time ban-
menghiasi seluruh dinding. Pencahayaan di area
drol harganya Rp 1,5 juta. Kalau booking out di
ini sedikit terang.
bawah pukul sembilan malam, berlaku hukum tiga
Sementara di bagian kanan, disediakan area
kali lipatnya. Kalau di atas pukul sembilan malam
yang lebih menyerupai lounge. Pencahayaan di area
cuma dua kali lipatnya. Kalau dihitung-hitung
ini agak temaram. Kalau tamu ingin bersantai,
dalam sebulan Paula bisa mengantongi uang sekitar
minum, makan sambil ditemani pasangan cewek,
Rp 30 juta.
lebih banyak menggunakan area ini sebagai pilihan yang mengasyikkan.
Yang bisa menandingi pendapatan Paula adalah Yala, gadis asal Rusia yang berbadan molek dengan rambut blonde. Dalam sehari, Yala bisa
Saya meneguk bir Corona. Dance show su-
melakukan transaksi tak jauh beda dengan Paula.
dah berakhir. Paula yang sedari tadi tak luput
Sehari lima hingga sepuluh tamu? Jumlah yang
dari incaran David, tahu-tahu menghilang dari
cukup fantastis. Nggak terbayang gimana mereka
pandangan.
melakukan prosesi pelayanan seks dengan tetap
"Nyari siapa, Bos? tanya Mami Kiki.
ramah dan menggairahkan. Dari mulai kenalan,
"Paula, Mi. Tadi masih duduk di sofa, kok
basa-basi sampai masuk ke kamar tidur yang ada
sekarang udah ngilang."
344
di lantai B l .
345
Karena penasaran, saya minta Mami Kiki
Ah, saya jadi tambah pusiinnggggg! Begitu
memanggil Yala. Dan apa jawabnya? Alamak, lagi
banyak pilihan yang ditawarkan sampai-sampai
service, katanya.
saya mati ide.
"Atau mau cobain yang lokal. Mereka banyak juga yang cantik-cantik," tawar Mami Kiki. Ada sekitar lima belas gadis lokal yang masih
Jadilah kami turun ke lantai B l . Ternyata,
mejeng di sofa. Kebanyakan masih muda-muda,
masih ada satu fasilitas lounge yang dilengkapi
paling-paling umur mereka tak lebih dari 22 ta-
bar dan sofa. Di sini pun, tampak ada beberapa
hun. Dandanan menarik dan seksi, tak kalah ka-
tamu laki-laki yang tengah bersantai dengan baju
lau dibandingkan dengan gadis-gadis Mandarin
kimono.
ataupun Rusia, mereka setia menunggu order sambil bersantai. "Mau coba yang lokal? Ada yang bagus tuh. Cuma 800 ribu rupiah, kok," ledek David sambil menahan ketawa. Sialan! Sudah tahu saya lagi bingung menen-
346
"Daripada bingung-bingung mending kita ke bawah sebentar," ajak David.
"Yang di pojok itu, para gadis "body massage". Tarifnya 650 ribu rupiah. Udah all in," jelas David layaknya seorang papi. "Nah, kalau mau mijit tinggal pilih nomor yang ada di meja resepsionis. Kalau mau sauna, tinggal ke ruangan sebelah," lanjut David.
tukan pilihan, David malah cengar-cengir. Dengan
Saya jadi tambah pusing. Habis, apa saja ada.
santainya, David memanggil tiga gadis lokal untuk
Saya seperti disodori daftar menu yang menawar-
bergabung di bar. Saya berpikir David mau mem-
kan beragam pelayanan yang menggiurkan:
booking tiga-tiganya. Nggak tahunya, dia cuma
1. 1,5 jam bersama Paula,
mengajak mereka ngobrol-ngobrol sebentar. Tapi
2. 1,5 jam bersama Yala,
nggak gratis lho. Paling nggak, David mesti beliin
3. 1,5 jam bersama gadis lokal,
mereka minum. Kalau kebetulan lagi berbaik hati
4. 1,5 jam "body massage",
dan banyak duit, ya ngasih mereka tip.
5. Lesbian Striptease Show,
347
6. basah-basah di kolam sauna, 7. massage tanpa "sex". "Gue mau mijit saja. Lumayan, buat ngilangin
jet-lag."
(20) Seven S t e p s to Heaven
"Paula sama Yala gimana? Nggak jadi booking mereka nih?" pancing David. "Next time deh. Lagian udah malam. Udah basi kali. Gue ama elo, mungkin tamu nomor kesembilan buat mereka." Saya mencoba cari-cari alasan. Ternyata cukup manjur. David untuk kali ini mau mengikuti ide dan saran saya. "Oke kalau begitu. Kita mijit saja! Tapi next time, jangan sampai nggak jadi booking Paula sama
MENU seks yang sangat populer di Taiwan, Tujuh langkah menuju petualangan seks yang "rrruuuaar biasa". Seperti apa bentuknya? Bagaimana dengan Jakarta?
Yala. Awas lo!" Di meja resepsionis, kami cuma tinggal
Jalan-jalan ke Taiwan, jangan lupa mampir
menunjukkan kunci loker. Ternyata, kunci loker
ke Distrik 10. Lirik kiri, lirik kanan. Awas,
ini menjadi akses untuk masuk ke semua fasilitas
jangan sampai keblablasan. Apalagi kalau sampai
yang ada di CC. Dari pesan makanan, minuman,
berpetualang mencoba menu Seven Steps to Heaven,
sauna, massage sampai urusan transaksi seks. Begitu
bisa-bisa males pulang ke rumah.
semua urusan beres, kami tinggal ke luar dan
Sudah bukan hal aneh, kota-kota besar di
menyerahkan kunci loker. Semua tagihan akan di-
belahan
print-out. Tinggal bayar dengan uang tunai atau
Town (London), Tashkent (Uzbekistan) Bangkok
kartu kredit, transaksi selesai!
atau Pusan pasti dipenuhi tempat hiburan yang
34-6
dunia,
seperti
Amsterdam,
Camden
34-9
beraneka ragam, mulai dari diskotek, kelab, bar
dengan aneka hiburan yang bisa membuat air liur
sampai tempat kebugaran, seperti spa, sauna, dan
ke luar setiap detiknya. Setiap saat, puluhan gadis cantik selalu me-
massage. Di Camden Town, dari sentral kota London
nebarkan pesona sensualitasnya. Di Peanut Club
menuju ke North London mendekati kawasan
misalnya, kebanyakan gadisnya dalam keadaan
Golders
terdapat salah satu
"naked". Lantainya dipenuhi kulit kacang. Di
kelab yang sangat kental dengan aroma seks-nya.
beberapa sudut, ada drum besar yang di dalamnya
Dingwalls, begitulah nama tempatnya. Di situ,
berisikan kacang. Siapa pun boleh memakannya
setiap tamu yang datang akan dimanjakan oleh
dan membuang kulitnya secara sembarangan. Di
pemandangan
Headbanger yang musiknya beraliran "metal", X
Green misalnya,
dan
aktivitas
yang menggugah
fantasi. Dinding kelab terbuat dari batu, tak
rated entertainment-nya hanya striptease saja. Untuk setiap tamu yang datang akan diberi-
ubahnya seperti bangunan kastil zaman dulu. Bangunannya terdiri dari tiga tingkat. Satu tingkat
kan
berada di basement yang difasilitasi kamar-kamar
mau hang-out atau memang ingin "menikmati"
berdekorasi gaya Victoria. Yang menakjubkan,
segala layanan seks yang ada di Dingwalls. Jika
segala peralatan di tempat ini serba modern. Di
tanda pengenal. Sekadar
mengenakan tanda pengenal "cuma mau hang-
sinilah, segala jenis layanan seksual, dari softcore
out?, jangan coba-coba mengajak kencan gadis
sampai hardcore sekalipun (misalnya, sadomasochist
yang ada di Dingwalls. Bisa-bisa bukan seks yang
dan animal fantasy) bisa didapatkan. Sementara di
didapat tapi malah tamparan di pipi.
bangunan lain—di lantai satu dan dua—terdapat Peanut Club dan Headbanger. Awalnya, tempat ini digunakan untuk kandang kuda. Tapi kini disulap menjadi sebuah kelab
350
"tag"—semacam
Di Tashkent, ibukota Uzbekistan punya gaya yang agak beda. Sejumlah tempat hiburan menanti setiap tamu yang datang dengan keceriaan dan kemanjaan yang menggiurkan.
351
Mampir di Julianos (Bobur Park)—sebuah
cocok dengan pilihannya, tinggal melanjutkan
kelab yang terpanas di Tuskent—lalu singgah
petualangan di private room yang ekslusif. Tentu
sejenak di bar, duduk sepuluh hingga dua puluh
saja dibutuhkan modal antara 10.000 baht sampai
menit sambil menenggak segelas-dua gelas bir.
20.000 bath (sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta)
Tak perlu sibuk tebar pesona karena empat dari
untuk berkencan 1,5 jam.
lima gadis yang ada di kelab tersebut adalah call
Sementara di Taiwan, tepatnya di Distrik
girl. Begitu gampang mencari pasangan one short
10—sebuah kawasan dengan sebutan center of
time dengan tarif $50 - $100. Dengan tarif yang
entertainment—dari sekian puluh tempat hiburan
tidak jauh beda, tinggal melewatkan
yang tersebar di sejumlah titik, tentu saja ada yang
malam di
Sky Club. Tempat ini memang terkenal dengan
terang-terangan menyuguhkan menu-menu seks
puluhan hostes-nya yang seksi dan cantik.
yang cara penyuguhan dan kemasannya "sangat
Bukan hanya Julianos dan Sky Club, di Tashkent juga ada beberapa tempat lain yang tak kalah "hot"-nya, seperti Dutch Club dan di sekitar kawasan Chilanzar. Bagaimana
dengan
Seven steps to heaven. Menu yang satu ini,
cara penyajiannya
sederhana: setiap tamu diberi kesempatan untuk Bangkok
(Thailand)?
menikmati layanan dan kemanjaan seks dalam
Ai... ai... kota yang satu ini tak perlu diragukan
tujuh tahapan. Pertama, threesome aromatherapy.
lagi.
Tamu
Wisata seks-nya nyaris bisa ditemukan
di setiap sudut kota. Salah satu yang paling
352
lain" dan maaf, vulgar. Salah satunya, ya itu tadi,
ditempatkan
pada sebuah
kamar lalu
akan mendapatkan layanan kemanjaan dengan
populer—untuk kalangan atas—adalah Champ
aromaterapi dari tiga orang gadis cantik sekaligus.
Elysees. Sebuah tempat yang dilengkapi fasilitas
Tamu harus "pasrah" tanpa boleh melakukan
resto, hotel, dan lounge. Sambil ber-dinner, setiap
gerakan balasan. Kedua, foreplay three in one. Kira-
tamu bisa berendezvous dengan
Thai Girls—
kira terjemahan bebasnya, tamu didudukkan pada
banyak di antaranya model betulan—dan begitu
sebuah kursi "berlubang" dan akan "dikerubungi"
353
tiga orang gadis sekaligus. What they do? Pokoknya,
masing-masing menawarkan menu entertainment
layanan foreplay seks dari A sampai Z. Berhasil
berbeda, tiga di antaranya seks helikopter, karaoke,
melewati dua tahapan ini, tamu akan melanjutkan
dan mandi sauna bareng "putri duyung" yang
sesi petualangan berikutnya: 3,4, 5, dan seterusnya.
mengenakan bikini.
Tamu yang bisa bertahan sampai pada tahapan
Di tempat lain seperti di kelab B, di sebuah
kelima, diberikan bonus berupa: bayar satu untuk
hotel berbintang tiga di Kawasan Krekot yang
tujuh pelayanan sekaligus. Harga untuk satu ta-
juga terkenal dengan one-stop-sex-tainment, paling-
hapan itu sekitar $ 50.
paling hanya ada tiga atau empat menu. Pertama,
Bagaimana dengan Jakarta? Apakah menu
kelab dengan fasilitas bar dan lounge sebagai ajang
seks yang serupa dengan seven steps to heaven ini
untuk rendezvous antara tamu laki-laki dengan
juga bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu?
gadis-gadis lokal, Cina, dan Uzbekistan, lalu
Ehmmm....
354
kamar-kamar lux sebagai pelabuhan cinta. Kedua,
Bisa iya, bisa tidak. Maksudnya, belum ada
seks rolling door untuk tamu yang lebih suka
satu tempat pun yang menawarkan menu sejenis.
privacy. Dari area parkir, menuju ke lantai atas, dan
Kalau pun ada, paling-paling konsepnya lebih
langsung masuk ke kamar yang dilengkapi fasilitas
pada one-stop-sextainment. Di satu tempat, setiap
garasi rolling door. Ketiga, ya fasilitas karaoke
tamu bisa mendapatkan pelayanan seks dengan
dengan menu Lady Companion (LC), dan penari
menu yang berbeda. Misalnya di kelab AS (baca
stripper.
tulisan Seks Kinky Helikopter) di kawasan Ancol
Di sebuah hotel berbintang dua di Kawasan
yang setiap lantainya punya pelayanan berbeda.
Mangga Besar,—sebut saja Hotel LT—punya tiga
Lantai dua ada fasilitas lounge dengan siluet
paket menu kesenangan yang ditawarkan kepada
striptease, private room untuk "nude show" dan lady
setiap tamu laki-laki. Pertama, paket menginap
companion yang siap menemani tamu minum dan
lengkap dengan selimut hidupnya. Kedua, paket
bergoyang sampai teler. Di lantai 3, 4, 5, 6, dan 7,
"body-massage" + "full body contact" dengan harga
3SS
Rp 300 ribu. Ketiga, paket karaoke bersama gadis-
Jakarta sepertinya memang jadi kota pilihan un-
gadis cantik yang siap berpesta semalam suntuk.
tuk berwisata. Forbidden sih, tetapi tetap saja
Menu sejenis seven steps to heaven memang
seperti sebuah paradise bagi banyak orang.
tidak bisa didapatkan di satu tempat. Menu
Tequila Body Kissing, Shower Girls, Gulat
ini hanya bisa ditemukan dengan berkeliling—
Lumpur, Body "V", Latino for Sale, No Hand
setidaknya—empat atau lima tempat hiburan dan
Service, Libido Massage, dan Sandwich Sex adalah
kebugaran di Jakarta.
sederet menu yang bisa membawa banyak laki-
Sebenarnya, buat saya, apa yang digambarkan
laki (dalam beberapa kasus bisa juga perempuan)
dalam menu seven steps to heaven ini lebih menjadi
menikmati—tidak saja—tujuh tapi bisa jadi de-
potret bagaimana industri seks di Jakarta melakukan
lapan atau sepuluh langkah menuju "surga".
inovasi dalam hal menu dan kemasan. Bisa jadi
Let's see the list... !!!
memang belum ada satu tempat pun di Jakarta yang mempraktikkan menu ini. Namun, jika saya berkeliling dari kelab ke kelab lain, terutama di Jakarta Selatan, Pusat, dan Barat, sejumlah menu
List 1 Tequila Body Kissing
yang ditawarkan "beda-beda tipis" dengan apa yang ada dalam layanan seven steps to heaven. Hampir semua tahapan dalam menu itu, rasanya-rasanya di Jakarta pun juga ada. Bahkan, dari sisi inovasi dan kemasan, Jakarta tak kalah di banding kota-kota besar di belahan dunia. Jadinya? Dengan berbagai menu seks yang tersedia di sejumlah tempat hiburan kategori X-Rated,
356
357
List 2 Shower G i r l
3SB
359
List 3 Gulat Lumpur
361 360
List 4 Body V
362
363
List 5 Libido Massage
364
365
List 6 Latino for Sale
366
367
List 7 Sandwich Sex
368
369
(21) Epilog: Swing Couple. How come?
BAYANGKAN ada sebuah pesta. Ya, kira-kira sejenis sex party bertema Swing Couple. Pesertanya bukan saja sekadar orang-orang berduit dari kalangan eksekutif muda, atau pengusaha, tetapi juga public figure. Tempatnya di sebuah hotel yang bagus sekali. Bisa berbintang tiga atau malah lima. Lalu, saya menjadi salah satu orang yang diundang. Saratnya harus membawa pasangan perempuan. Bisa pacar, selingkuhan, atau istri betulan. Apa yang harus saya lakukan? Datang atau menolak tawaran itu mentah-mentah dan melupakan sebuah pesta yang mungkin tidak akan saya temui sekali dalam seumur hidup. Sebuah pilihan yang
370
371
serba susah. Datang berarti saya harus membawa
Masalahnya, ini bukan sekedar pesta senang-
pasangan yang secara teori wajib berwajah cantik
senang dalam tanda kutip. Tapi sekaligus sebagai
dan berbadan bagus. Menolak datang berarti
ajang untuk menggali info sebanyak-banyaknya.
saya harus melupakan jauh-jauh keinginan untuk
Artinya, saya punya tugas lain yang tak boleh
menyaksikan sebuah peristiwa yang boleh jadi
dilupakan begitu saja: menempatkan diri sebagai
sangat penting untuk data penelitian saya.
seorang jurnalis atau setidaknya sebagai pengamat
Ooo... akhirnya saya memilih untuk datang.
lepas. Ternyata, dalam pesta itu saya bertemu
Meskipun dengan risiko yang lumayan ribet. Ya
dengan tiga orang yang saya kenal baik. Dua laki-
iyalah, saya mesti bolak-balik telepon sejumlah
laki dan satu gadis. Mereka bukan orang asing buat
gadis yang mau berpura-pura jadi pacar saya.
saya.
Ughhh... kerja keras, Jo! Monik, sebut saja begitu,
Pertama, gadis yang saya kenal terlihat sangat
gadis yang bekerja sebagai GRO (Guest Relation
seksi, malah ekstra seksi. Gaun yang dikenakannya
Officer) di RH—sebuah executive club—yang ada
"terbelah menganga" di bagian punggung bela-
di kawasan Pertama Hijau. Sebutan GRO yang
kang sampai mendekati
disandang Monik, sebenarnya hanya nama saja.
punggungnya yang putih bersih terlihat jelas dan
Praktiknya, Monik lebih banyak bertugas sebagai
transparan. Hany, 23 tahun, pecinta barang-barang
LE (Lady Escort): mengundang, menemani, dan
bermerek, fashion-minded, seringkali terlihat di
membuat tamu merasa betah lalu ingin kembali.
berapa kelab malam yang banyak didatangi para
Bayangkan—sekali lagi—apa rasanya jadi salah satu peserta pesta swing couple?
G-string-area.
Gestur
esmud, pengusaha gaul, dan elite society. Satu lagi, ia sangat dekat dengan beberapa seleb cewek, dari foto model, artis sinetron sampai penyanyi. What is she doing? Believe or not, Hany juga menjadi salah satu peserta pesta.
372
373
Orang kedua, justru membuat saya makin
pasangan suami-istri. Kok bisa? Kan tadi sudah
shock. Laki-laki berbadan agak gempal dan usianya
saya bilang, dalam seks, segala sesuatu yang nggak
tak lagi muda, hampir mendekati lima puluh tahun.
mungkin, bisa jadi mungkin banget. Memang
Seorang pengusaha sukses di bidang properti dan
rada nggak asuk akal, kan? Tapi, kenyataanya,
obat-obatan. Sebut saja namanya Hendra. Kenal
tidak hanya Andre yang membawa istrinya. Ada
dekat, sudah pasti nggak. Tapi, sekedar say hello
beberapa pasangan melakukan hal yang sama.
dan bercakap-cakap dalam beberapa kesempatan,
Edan!
sudah pasti iya. Yang lebih mengagetkan lagi, Hany
seperti itu. Buat saya? Eit..eit...saya nggak berani
justru datang ke pesta karena berpasangan dengan
menuduh apakah itu edan atau bukan. Buat
Hendra.
Mungkin
sebagian
orang
berpendapat
mereka yang jadi peserta pesta, bisa jadi itu hal
Lalu ada seorang laki-laki berusia sekitar
yang lumrah dan biasa. Buktinya? Sejumlah grup
38 tahun, sebut saja Andre, pengusaha muda
swing couple bermunculan di Jakarta—mungkin
yang membuka ladang bisnis di bidang restoran,
juga di kota-kota lain(?)—dari yang berskala kecil
mal, dan showroom mobil di Jakarta. Selama ini,
sampai yang besar dengan kelompok lebih dari tiga
ia dikenal akrab dengan sejumlah konglomerat,
puluh hingga lima puluh pasangan.
bahkan ada satu atau dua orang yang menjadi partner bisnisnya. Andre datang bersama istrinya. Ini istri betulan, bukan selingkuhan atau piaraan. How come? Banyak orang yang tidak menyangka bahwa dalam urusan seks segala sesuatu bisa jadi mungkin. Pada awalnya saya juga ragu apakah Andre benar-benar membawa istrinya. Tetapi, setelah kroscek kiri-kanan, fakta itu benar adanya.
Inside story: Pesta Swing Couple ini diadakan di sebuah hotel di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lokasinya strategis karena berdekatan dengan kafe, bar, dan resto.
Dan dalam swing couple, target utamanya adalah
374
375
Wuuuzzz up, next?
dan beramah-tamah satu sama lain. Diiringi musik besar
yang melantun, perjamuan yang lebih mirip di-
pasangan yang datang, sekitar 60-70 %, sudah
sebut sebagai cocktail-party itu berlangsung santai.
saling kenal satu sama lain. Sisanya, 30-40 %,
Tak ada tontonan X-Rated, seperti striptease atau
adalah
topless dancing yang mengiringi perjamuan itu.
Alurnya mudah
pasanga
ditebak.
baru yang
Sebagian
sengaja
diundang
untuk melakukan testing atau semacam audisi.
Semua berjalan smooth tapi pasti.
Ini menjadi semacam rekruitmen anggota baru.
Di sebuah kamar suite yang nyaman dan
Anggota lama boleh merekomendasikan siapa-
dilengkapi fasilitas ruang tamu, mini bar, dan
siapa yang berminat dan tertarik untuk bergabung
dua kamar tidur yang terpisah, sekitar sepuluh
dalam kelompok swing couple. Kenapa saya turut
pasangan mulai larut dalam pesta. Dirty talk,
diundang? Inilah uniknya. Sebagian besar peserta
sebagian orang melakukannya di pesta. Bicara
swing couple itu paham bahwa expose akan terjadi
bisnis, ada juga. Dancing dengan kenalan baru,
jika saya melihat dan terlibat langsung dalam
juga terjadi. Bercerita seputar pengalaman dan
pesta. Ternyata, ada sejumlah kelompok penyuka
petualangan seksual, ehmmm...itu juga terdengar
"pesta seks aneh-aneh" itu yang menginginkan
di telinga saya. Tentu saja, ini baru tahap opening
aktivitasnya terekspos ke publik. Ada semacam
party.
Next....
kebanggaan tersendiri karena mereka memiliki gaya hidup yang lain dari biasanya. Ekslusif karena tak semua orang bisa melakukannya. Lifestyle yang agak "membingungkan" jika dipikir dengan nalar biasa. But, they do it! Dan saya bisa melihatnya
Uncut: Explore your animal-insting!
langsung dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Well, cerita selanjutnya adalah bagaimana para pasangan dalam pesta itu mulai saling berkenalan
376
377
It's true. Boleh jadi tagline itu sangat pas
Misalnya, tantangan untuk ber-swing couple "two
untuk menggambarkan apa terjadi. Di dalam pesta
in one": dua lawan satu (bisa ceweknya yang dua vs
itu, setiap orang dilarang jaim. Salah tempat kalau
cowok satu, atau sebaliknya). Atau challange-game-
itu terjadi. Artinya, setiap orang—terutama untuk
nya berbentuk "You play, I watching". Artinya,
peserta baru—dari awal mesti sadar bahwa berani
peserta yang ber-swing couple akan ditonton oleh
datang berarti berani coba dan berani gila. That's
pasangannya masing-masing.
it!
Sebagai peserta awam, saya lebih banyak Bebas, memang iya. Namun, tetap saja ada
mengamati keadaan. Sekali dua kali ikut nim-
aturan mainnya, terutama dalam hal memilih
brung dalam percakapan, begitu saja. Mencoba
lawan main pada saat "tukar pasangan".
Di
mengakrabkan diri dengan peserta pesta, tetutama
beberapa kelompok lain, ada yang menggunakan
Hendra dan Andre. Beruntung saya membawa
aturan
menentukan
Monik. Gadis cantik itu memang jago dalam
"siapa berpasangan dengan siapa". Ada yang
urusan bersosialisasi. Jam terbangnya tak kalah
menggunakan cara kocok seperti dalam arisan, ada
dibanding
juga yang menerapkan "key game". Yang satu ini,
Mereka memang punya potensi untuk menjadi
melalui permainan tukar kunci. Bentuk lainnya
seorang "bintang" di setiap acara. Dalam hitungan
menggunakan cara 'tutup mata' dengan kain. Siapa
menit, mereka hampir bisa mengakrabkan diri
yang jadi korban pertama, matanya akan ditutup,
dengan peserta pesta. Mereka begitu percaya diri.
lalu dipersilakan mencari pasangannya.
Cara mereka berbicara dan berjalan saja terlihat
semacam
"game"
untuk
Hany. Beda embel-embel status saja.
Nah, dalam pesta yang diprakarsai Hendra
menarik. Belum lagi cara mereka memainkan
dan Andre itu, aturannya lebih pada mengarah
gestur badan atau memainkan mata dan bibir.
"challange game". Bentuknya lebih pada kebera-
Sepertinya, untuk urusan pergaulan, mereka sah
nian tiap-tiap peserta untuk meng-eksplor dirinya.
diberi nilai cumlaude. Pantas, Hendra dan Andre
Seberani apa seorang peserta menerima tantangan?
begitu bernafsu untuk menggaetnya sebagai lawan tukar pasangan.
378
379
"Berani nggak test drive ama bini gue?" tantang Andre. "Kalo nggak, gue tuker deh sama Hany," sela Hendra tak mau kalah.
Finally, sebagai epilog, saya cuma bisa bilang: berbagai peristiwa yang saya tulis dalam buku ini takkan pernah ada habisnya. Setiap bulan—bahkan tiap hari—selalu saja ada yang baru. Generasi lama
Ups! Saya mesti ngomong apa. Apa yang ter-
berganti dengan generasi baru. Menu lama di-up-
jadi dalam pesta itu, terjadi begitu saja. Namanya
date dengan menu baru yang lebih menggoda, sen-
juga pesta seks. Kita tak pernah bisa membayang-
sasional, dan menggiurkan mata. So, pilihan ada di
kan apa yang akan terjadi. Skenario A, bisa ber-
tangan Anda.
ubah menjadi Z. Ini bukan acara dinner di sebuah restoran yang menu makanan dan minumannya bisa kita pilih. Ini pesta seks, Jo!
Inside story: Swing couple hanya salah satu bentuk "private party" yang masih jadi tren sampai hari ini. Model-model lainnya, bisa bejibun. Komunitas "private party" yang ada di Jakarta dari hari ke hari makin membesar. Sinyalnya? Makin menjamurnya industri seks yang menyediakan menu layanan kemanjaan dengan inovasi luar biasa. Di Jakarta saja ada sekitar empat ratus tempat yang menawarkan pariwisata seks. Dari yang menggunakan label kelab, karaoke, spa, sauna sampai tempat pijat.
380
381
Coming
Soon
• JAKARTA UNDERCOVER the movie • JAKARTA SENANG-2 (Guide n the City) • THREESOME CITY (Surabaya, Bandung, & Jogyakarta)
MOAMMAR EMKA lahir di Ds. Jetak, Montong Tuban, Jawa Timur, 13 Februari 1974. Pernah bekerja sebagai wartawan di sejumlah media cetak, seperti Prospek dan Popular. Saat ini, selain menjadi kontributor untuk kolom "Sex in The City"di majalah X Men's Magazine, juqa menggeluti bisnis di bidang penerbitan dan public relations. Selama rentang waktu 5 tahun, dia telah merilis lebih dari 13 buku, baik fiksi maupun non-fiksi. Karya-karyanya adalah Jakarta Undercover (Sex 'n the city). Red Diary (Catatan Harian Lelaki Malam), Jakarta Undercover 2 (Karnaval Malam), Ade Ape dengan Mak Erot? Beib.. .Aku Sakau, 365 Hari 3 Cinta 2 Selingkuhan, Siti Madonna, 132 KM SMS Cinta Abisss, SMS Lovaholic, Tentang Dia, Gue Kapok Jatuh Cinta, In Bed With Models, dan Kamus Gaul Hare Gene!!!. Buku pertamanya, Jakarta Undercover (sex 'n the city) edisi bahasa Inggris yang diterbitkan Monsoon Book Singapura telah beredar di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan kini memasuki cetakan ke-4. Saat ini tengah menggarap sebuah film layar lebar yang ceritanya diangkat dari bukunya: Jakarta Undercover, la juga tengah merampungkan buku JAKARTA SENANG-2 (Guide'n theCity) yang akan dirilis sekitar Mei 2007. Emka masih berstatus "jomblo" dan lagi sibuk mencari pasangan hidup. Obsesinya? Menikah secepatnya.