DAFTAR ISI
.1
KATA PENGANTAR
.2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN
.3
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN TEORI TEORI Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa teori (yang berasal dari kata: thea) selalu menggunakan bangunan berfikir yang tersusun sistematis, logis (rasional), empiris (kenyataan), juga simbolis dalam menjelaskan suatu fenomena. DEFINISI TEORI Definisi ini membayangkan bahwa, teori berasaskan kepada konsepsi seseorang yang kemudiannya mengemukakannya dalam bentuk suatu pandangan (view). Definisi ini juga memberikan pemahaman kepada kita sifat teori yang relatif kepada pelbagai pendapat. Sampai saat ini, definisi teori berbeda-beda berdasarkan pandangan yang berbeda-beda dalam kalangan ahli teori. Definisi dan Pengertian teori menurut beberapa ahli: JONATHAN H TURNER Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi LITTLEJOHN & KAREN FOSS Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena KERLINGER Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena. NAZIR Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian. STEVENS Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa fenomena
B. TEORI ARSITEKTUR Teori Arsitektur. Dalam hal ini teori arsitektur berhadapan dengan solusi alternatif yang didasarkan pada observasi atas keadaan masa sekarang disiplin arsitektur, atau menawarkan paradigma pemikiran yang bertitik tolak pada issue-issue. Sifat teori .4
spekulatif, antisipatorik dan katalistik telah membedakan teoritik dari kegiatan sejarah dan kritik. Masih dalam penandingan dengan sejarah dan kritik, teori melakukan kegiatannya pada keseluruhan abstraksi yang berbeda dari kedua hal tersebut. Yakni pada pengevaluasian profesi arsitektur, intensi (niatan) arsitektur, dan kegayutan kultural dalam arti yang luas. Teori berkepentingan dengan aspirasi maupun keberhasilan dari arsitektur. Dalam memandang arsitektur para ahli teori seringkali membuat analogi-analogi dengan menganggap arsitektur sebagai sesuatu yang ‘organis’, arsitektur sebagai ‘bahasa’, atau arsitektur sebagai ‘mesin’.
C. ANALOGI DALAM ARSITEKTUR Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk memandang arsitektur, para ahli teori seringkali mendasarkan diri pada analogi. Adapun analogi-analogi yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analogi matematis Beberapa ahli teori menganggap bahwa bangunan-bangunan yang dirancang dengan bentukbentuk murni, ilmu hitung dan geometri (seperti golden section) akan sesuai dengan tatanan alam semesta dan merupakan bentuk yang paling indah. Prinsip-prinsip ini banyak digunakan pada bangunan jaman Renaissance.
2. Analogi Biologis Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis…bukan proses estetis. Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu ‘organik’ (dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright). Bersifat umum ; terpusat pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. dan ‘biomorfik’. Lebih bersifat khusus. ; terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme. Arsitektur organik FL Wright mempunyai 4 karakter sifat ; a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak dapat dipakai begitu saja. b, Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahan-bahan alami, apa adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll). c. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat (integral). d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan. Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti sebagian untuk keseluruhan – keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang terfokus terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap proses-proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan .5
dan perubahan organisme. Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh melalui : perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan. Contoh : kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur pnemuatik yang bersel banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll)
3. Analogi Romantik Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lain-lain).
4. Analogi Linguistik Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut : a. Model Tata bahasa Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkaa apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan tercapai jika ‘bahasa’ yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang dimengerti semua orang (langue). b. Model Ekspresionis Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan ‘bahasa’nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga tidak. c. Model Semiotik Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja.
5. Analogi Mekanik Menurut Le Corbusirr, sebuah rumah adalah mesin untuk berhuni merupakan contoh analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti halnya dengan mesin hanya akan menunjukkan apa sesungguhnya mereka, apa yang dilakukan, tidak menyembunyikan fakta melalui hiasan yang .6
tidak relevan dengan bentuk dan gaya-gaya, atau dengan kata lain keindahan adalah fungsi yang akan menyatakan apakah mereka itu dan apa yang mereka lakukan.
6
Analogi Adhocis
Arsitektur berarti menanggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh tanpa membuat rujukan dan cita-cita.
7. Analogi Bahasa Pola Manusia secara biologis adalah serupa, dan dalam suatu kebudayaan tertentu terdapat kesepakatan-kesepakatan untuk perilaku dan juga untuk bangunan. Jadi arsitektur harus mampu mengidentifikasi pola-pola baku kebutuhan-kebutuhan agar dapat memuaskan kebutuhankebutuhan tersebut. Pendekatan tipologis atau pola menganggap bahwa hubungan lingkungan perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan-satuan yang digabungkan untuk membangun sebuah bangunan atau suatu rona kota. 8. . Analogi Pemecahan Masalah
D. ANALOGI PEMECAHAN MASALAH Analogi pemecahan masalah sering disebut sebagai pendekatan rasionalis, logis,sistematik atau parametrik terhadap perancangan arsitektur. Metode pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhan -kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis yang seksama & prosedur-prosedur khusus dirumuskan untuk itu. Merancang tidak dianggap sebagai proses intuitif yang bercirikan ilham saja, tetapi sebagai proses langkah demi langkah yang bergantung pada informasi yang padat. Suatu persyaratan dari metode ini adalah bahan masalahnya harus ditentukan secara baik dan spesifik. Ciri lainnya adalah adanya prosedur yang selaras & terpadu , agar rasional prosedur tersebut harus membuat sedikitnya 3 tahapan yaitu : Analisis, Sintesa & Evaluasi. John Christopher Jones dalam bukunya “Design Methods” menggambarkan proses merancang yang rasional atau sistematik mirip dengan sebuah computer manusia.
.7
E. STUDI KASUS Wisma Dharmala
BAB III PENUTUP .8
A.KESIMPULAN Teori-teori tentang apa yang seharusnya dilakukan arsitektur memperhatikan bagaimana mencirikan cita-cita yang akan memuaskan hati perancang dan bangunan. Arsitektur pada hakekatnya merupakan suatu bidang teknis. Bangunan harus logis dalam sistem struktur dan produksinya. Pandangan yang lain ialah bahwa tujuan utama arsitektur bersifat kemasyarakatan. Secara umum, arsitektur dapat dibayangkan, dirancang, diwujudkan, serta dibangun dalam menanggapi suatu kondisi yang ada. Secara luas, arsitektur merupakan kegiatan merancang dan membangun secara keseluruhan lingkungan binaan dalam level makro maupun level mikro. Arsitektur memiliki definisi yang luas. Arsitektur mencakup segi keindahan, kesatuan dan penciptaan ruang dan bentuk. Arsitektur juga merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya dan kepentingan jiwanya. Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri. Kita harus mengetahui dan memahami definisi arsitektur dari berbagai para pakar ahli agar menambah pengetahuan tentang arsitektur serta mendalami tentang arsitektur.
.9