TEKNIK MASERASI PADA PENENTAPAN KADAR TANNIN DALAM TEH
Tujuan
Memisahkan tannin dalam teh dengan teknik maserasi
Menetapkan kadar tannin dalam sampel teh dengan titrasi permanganometri.
Prinsip
Ekstraksi tannin dalam sampel berupa teh dapat dilakukan dengan teknik maserasi yaitu suatu teknik perendaman simplisia dalam suatu cairan penyari dalam waktu tertentu dan pada suhu tertentu(Sudjadi:1988)1.Maserasi tersebut menggunakan pelarut air,untuk mengetahui kadar tannin dalam sampel teh,filtrate yang telah diperoleh dititar dengan KMnO4 0,1 N.Penetapan kadar tannin dilakukan secara analisis volumetri yaitu dengan titrasi permanganometri.Senyawa KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi tergantung dari PH larutannya yang berfungsi sebagai zat pengoksidator dan menjadi larutan standar primer,zat pereduksi yang digunakan adalah asam oksalat serta indigo carmin sebagai indikator yang bereaksi sempurna hingga titik akhir titrasi tercapai(TAT) serta ditunjukan melalui perubahan warna larutan yang dititar menjadi warna kuning emas.(Underwood dan Day;2001)2
Reaksi
Standarisasi KMnO4
MnO4
-
+ 8H+
+
5e-
Mn2+
+
4H2O
X2
H2C2O4
2CO2
+
2H+
+ 2e-
X5
2MnO4
-
+ 16H+
+
10e-
2Mn2+
+
8H2O
5H2C2O4
10CO2
+
10H+ +
10e-
2MnO4
-
+ 6H+ + 5H2C2O4
2Mn2+
+
8H2O + 10CO2
Tannin dan gelatin
(Harjadi,W.1986.Ilmu Kimia Analitik Dasar.page 220-221)5
Dasar teori
Teh adalah minuman yang mengandung kafein yang dibuat dengan cara infuse yaitu menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas.Teh diperoleh dari pengolahan daun tanaman Camellia sinensis dari familia Theaceae.Di Indonesia sendiri ada 5 (lima) jenis teh yang terkenal berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hijau (Green Tea), teh hitam (Black Tea), teh Oolong (Oolong Tea),teh putih (White Tea),dan teh wangi atau teh bunga (Jasmine Tea).Masing-masing jenis teh tersebut memiliki kriteria yang berbeda dalam pengolahannya,khususnya berkaitan dengan proses ekstraksi dari jenis teh yang telah disebutkan diantaranya ; Teh hitam, adalah jenis teh yang dalam pengolahannya melalui proses fermentasi secara penuh.Teh oolong, adalah teh yang mengalami semi-fermentasi pada pengolahannya.Teh hijau adalah teh yang tidak mengalami proses fermentasi.Teh putih mengandung bunga dan daun teh yang masih muda.Teh bunga atau teh wangi merupakan teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga, biasanya digunakan bunga melati.(BALITTRI,2012)3
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen.Daun teh yang baru dipetik mengandung air sekitar 75-82% dan selebihnya terdiri bahan organic misalnya tanin,kafein,pektin,protein,pati,minyak atsiri dan vitamin.Zat tanin yang banyak terdapat pada pucuk teh memegang peranan penting dalam menentukan warna, rasa, dan aroma teh. Sementara kafein dalam teh dapat menimbulkan rasa nikmat pada air seduhan teh.Selain itu berbagai protein, pati, pektin dan minyak atsiri walaupun dalam jumlah yang kecil juga akan menentukan mutu dari teh (Muchtadi dan Sugiyono, 1992)4
Tanin dalam teh termasuk tanin terkondensasi yang secara biosintesis terbentuk dari kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer kemudian oligomer yang lebih tinggi.Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri, dan antioksidan (Desmiaty et al 2008)6. Tanin dikenal juga sebagai asam tanat dan asam galotanat, ada yang tidak berwarna, tetapi ada juga yang berwarna kuning atau coklat (Yulia 2006)7. Tanin dapat diklasifikasikan menjadi tanin terhidrolisis yang merupakan turunan asam galat yang mudah dihidrolisis dalam suasana asam dan tanin terkondensasi yang merupakan polimer poliflavanoid (Danarto et al 2011)8.Pada daun teh segar terdapat sekitar 30% senyawa tanin, yang sebagian besar dari golongan katekin dan daun teh juga dilengkapi dengan enzim polifenol oksidase yang siap bekerja mengubah tanin menjadi sederetan senyawa turunan melalui suatu reaksi kondensasi dan hampir semua tanin yang mengalami reaksi kondensasi diubah menjadi senyawa turunan tanin yaitu theaflavin dan thearubigin. Pada proses ini daun teh berubah warna dari hijau menjadi coklat muda, lalu coklat tua. Semakin lama teroksidasi, maka teh menjadi semakin gelap dan sarinya menjadi kurang pahit. Di dalam teh terdapat beberapa jenis katekin, yaitu epigalokatekin galat (EGCG), epigalokatekin (EGC), epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), galokatekin (GC) dan katekin.Tanin diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan oligomer lebih tinggi. Ikatan karbon dengan karbon menghubungkan flavon melalui ikatan 4 – 8 atau 6 – 8.Tanin terkondensasi disebut juga dengan proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas maka beberapa ikatan karbon dengan karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah suatu monomerantosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.2.
Tanin terhidrolisis
Terdiri atas dua kelas yaitu :
Depsida galoilglukosa
Senyawa ini mempunyai inti yang berupa molekul glukosa yangdikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau lebih.
Dimer asam galat
Inti molekul senyawa ini berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat yang berikatan dengan glukosa. Tanin terhidrolisis disebut juga elagitanin yang pada hidrolisis menghasilkan asam galat.(Harborne, 1987)9
Terdapat beberapa tahapan yang dilaksanakan untuk memperoleh hasil kadar tanin dalam teh menggunakan metode Lowenthal, metode ini bergantung pada oksidasi fenolat dengan larutan Kalium Permanganat dengan indigo carmine sebagai "indikator redoks" untuk menunjukkan titik akhir titrasi.
Maserasi merupakan suatu cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.Metode Maserasi umumnya menggunakan pelarut berupa air.Ketika proses maserasi simplisia direndam dalam pelarut yang dipilih, cairan penyari akan berdifusi melalui dinding sel dan masuk ke dalam sel yang terdapat zat aktif sehingga terjadi proses pelarutan dimana zat aktif tersebut melarut terhadap larutan penyari. larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti, setelah mencapai kesetimbangan suatu konsentrasi, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif di dalam dan di luar sel akan memiliki tingkat kepekatan yang sama.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
Modifikasi maserasi digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 – 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
Modifikasi dengan mesin pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
Modifikasi remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
Modifikasi maserasi melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B).(Sudjadi, 1988)1
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan:
Erlenmeyer 250 mL
Piala gelas
Gelas ukur 50 mL
Pipet volumetric 5mL dan 10 mL
Pipet tetes
Buret makro
Batang pengaduk
Botol semprot
Statif dan klem
Neraca analitik
Kertas saring
Bahan-bahan yang digunakan: :
Sampel daun teh
KMnO4 0,1N
Indigo Carmine
Aquades
Gelatin
NaCl asam
Kaolin
Cara Kerja
Preparasi Sampel Teh
masukkan ke piala gelas 100 mL atau yang sesuai.Timbang teliti 2,0 g sampel
masukkan ke piala gelas 100 mL atau yang sesuai.
Timbang teliti 2,0 g sampel
Tambahkan 20 mL air mendidih (untuk daun teh) ke gelas piala secara perlahan-lahan.
Tambahkan 20 mL air mendidih (untuk daun teh) ke gelas piala secara perlahan-lahan.
Aduk dan didiamkan selama 10 menit
Aduk dan didiamkan selama 10 menit
Tunggu sampai dingin, kemudian setelah dingin dimasukkan ke labu takar 100 ml.
Tunggu sampai dingin, kemudian setelah dingin dimasukkan ke labu takar 100 ml
Tepatkan sampai tanda tera dan homogenkan
Tepatkan sampai tanda tera dan homogenkan
Saring ke piala gelas kering.(untuk bilasan pertama filtrat hasil saringan dibuang)
Saring ke piala gelas kering.(untuk bilasan pertama filtrat hasil saringan dibuang)
Penetapan kadar tannin dalam sampel
masukkan ke erlenmeyer lalu ditambahkan 75 mL air dan 5 mL indigo carmineVolume A
masukkan ke erlenmeyer lalu ditambahkan 75 mL air dan 5 mL indigo carmine
Sebanyak 5 mL filtrat dipipet
Sebanyak 5 mL filtrat dipipet
Titar dengan larutan KMnO4 0,1 N yang telah distandardisasi hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
Titar dengan larutan KMnO4 0,1 N yang telah distandardisasi hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
Volume titran yang diperoleh dicatat sebagai A
Volume titran yang diperoleh dicatat sebagai A
Volume B
Tambahkan 10 mL NaCl asam, 5 mL gelatin dan 2 gram kaolinSebanyak 10 mL sampel (filtrat dari penyaringan pertama) dipipet
Tambahkan 10 mL NaCl asam, 5 mL gelatin dan 2 gram kaolin
Sebanyak 10 mL sampel (filtrat dari penyaringan pertama) dipipet
Aduk hingga homogen dan seluruhnya disaring pisahkan filtratnya
Aduk hingga homogen dan seluruhnya disaring pisahkan filtratnya
Sebanyak 5 ml filtrat tersebut dipipet lalu ditambahkan 75 ml air dan 5 ml indigo carmine
Sebanyak 5 ml filtrat tersebut dipipet lalu ditambahkan 75 ml air dan 5 ml indigo carmine
Titar dengan KMnO4 0,1 N yang telah distandarisasi hingga warna biru berubah menjadi kuning
Titar dengan KMnO4 0,1 N yang telah distandarisasi hingga warna biru berubah menjadi kuning
volume titran yang diperoleh dicatat sebagai B
volume titran yang diperoleh dicatat sebagai B
Standarisasi KMnO4
Larutkan menggunakan aquades di erlenmeyerTimbang 0,6300 gram hablur asam oksalat
Larutkan menggunakan aquades di erlenmeyer
Timbang 0,6300 gram hablur asam oksalat
Titar dengan larutan KMnO4 yang akan distandarisasi.Perubahan warna ditandai dari tidak berwarna menjadi merah muda seulas.
Titar dengan larutan KMnO4 yang akan distandarisasi.Perubahan warna ditandai dari tidak berwarna menjadi merah muda seulas.
Pembuatan pereaksi
NaCl asam
masukkan ke dalam gelas piala yang telah disiapkanAmbil NaCl jenuh sebanyak 292,5 ml
masukkan ke dalam gelas piala yang telah disiapkan
Ambil NaCl jenuh sebanyak 292,5 ml
tambahkan 25 ml H2SO4(p).Sehingga volume larutan NaCl jenuh yang dibuat sebanyak 300ml dan siap untuk digunakan
tambahkan 25 ml H2SO4(p).Sehingga volume larutan NaCl jenuh yang dibuat sebanyak 300ml dan siap untuk digunakan
Indigo Carmine
Masukkan ke gelas piala yang berukuran 250 mlTimbang indigo Carmine sebnyak 1,25 g
Masukkan ke gelas piala yang berukuran 250 ml
Timbang indigo Carmine sebnyak 1,25 g
Ditambahkan 5 ml H2SO4(p). Setelah larut ditambahkan air sampai dengan 200 ml
Ditambahkan 5 ml H2SO4(p). Setelah larut ditambahkan air sampai dengan 200 ml
Pembuatan Gelatin
tambahkan 1 L NaCl jenuhTimbang 5 gram Gelatin
tambahkan 1 L NaCl jenuh
Timbang 5 gram Gelatin
larutkan dengan proses pemanasan sampai terbentuk larutan jenuh
larutkan dengan proses pemanasan sampai terbentuk larutan jenuh
Data Pengamatan
Identifikasi Bahan
No.
Nama Bahan
Rumus Molekul
Sifat
1
Sampel teh
Padatan berupa daun berwarna coklat gelap memiliki bau khas melati
2
Asam oksalat
H2C2O4.2H2O
Padatan kristal berwarna putih dan tidak berbau
3
Natrium klorida
NaCl
Padatan kristal berwarna putih dan tidak berbau
4
Kalium permanganat
KMnO4
Larutan berwarna ungu dan tidak berbau
5
Indigo carmine
C16H8N2Na2O8S2
Padatan serbuk berwarna biru,sukar larut dalam air dan tidak berubau
6
Gelatin
C6H12O6
Padatan serbuk halus berwarna kuning dan tidak berbau
7
Kaolin
H2Al2Si2OK8-H2O
Padatan berwarna putih
8
Air suling
H2O
Cairan tak berwarna dan tak berbau
Nama contoh uji : Daun teh
Deskripsi contoh uji : Padatan berupa daun teh kering berwarna coklat-gelap yang berbau khas teh
Data Standardisasi KMnO4
Bahan Baku Primer
Bobot Bahan Baku Primer (g)
Volume KMnO4 (mL)
Konsentrasi Larutan KMnO4 Hasil Standardisasi (N)
H2C2O4.2H2O
(Asam Oksalat)
0.6300
23.55
0.1062
0.6300
23.55
0.1062
Rata-Rata
23.55
0.1062
Data Penetapan Kadar Tannin
Volume Sampel (mL)
Volume Titran KMnO4
A (mL)
Volume Titran KMnO4
B (mL)
Titik Akhir Titrasi
5.00
3.23
2.00
Biru menjadi kuning
5.00
3.15
1.80
Perhitungan
Konsentrasi Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) hasil standarisasi
Normalitas KMnO4= Bobot asam oksalat (mg)Volume KMnO4 mLx BE asam oksalat (mgmgrek)xfp
Ulangan 1
N= 630.0 mg23.55 mL x 63 mgmgrekx10025=0.1062 N
Ulangan 2
N duplo= 630.0 mg23.55 mL x 63 mgmgrekx10025=0.1062 N
Normalitas rata-rata
N rata-rata= 0.1062+0.1062N2=0.1062 N
Kadar Tannin dalam Sampel
Kadar Tannin %= Volume titrasi A-B mLxN KMnO4mgrekmlxBE KMnO4mgmgrekxpengenceranx(11000)Bobot sampel (g)x100%
Ulangan 1
Kadar Tannin = 3.23-2.00mL x 0.1062 mgrekmlx 42mgmgrekx10025 x 110002.0007 gx100%=5.48%
Ulangan 2
Kadar Tannin= 3.15-1.80mL x 0.1062 mgrekmlx 42mgmgrekx10025x 110002.0007gx100%=6.02%
Kadar tanin rata-rata
Kadar Tannin rata-rata=Kadar ulangan 1+kadar ulangan 22
5.48%+6.02%2=5.75%
Pembahasan
Pada praktikum kali ini penentuan kadar tanin dalam sampel teh dilakukan secara permanganometri dengan proses maserasi,Tanin merupakan senyawa polifenol yang mempunyai bobot molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil serta gugus lainnya sehingga dapat membentuk suatu kompleks dengan makromolekul pada suatu kondisi tertentu.Salah satu jenis senyawa golongan polifenol ini dapat mengikat alkaloid danglatin yang biasanya mengikat karbohidrat membentuk jembatan oksigen,senyawa ini bersifat sebagai astringent yaitu melapisi mukosa usus khususnya selaput usus besar dan memperkecil selaput lendir usus misalnya asam samak,sebagai penyerap racun dan dapat menggumpalkan protein.Hal ini menjadikan tannin sebagai salah satu metabolit sekunder yang mengandung inti fenol yaitu golongan polifenol yang berfungsi sebagai pendonor hidrogen terbaik karena adanya ikatan hirogen dengan gugus karboksil.Zat amorf dan kristalin dalam tanin didapatkan dari suatu bentuk oak galls Pemanasan diatas 200 derajat celcius menyebabkan tannin terdekomposisi membentuk pyrogallol dan karbondioksida,sifat tersebut menjadikan tanin komponen pesipitas dari albumin,gelatin,dan banyak alkaloid lainnya serta garam-garam logam,kemampuan tanin mengubah protein menjadi produk yang tidak larut menjadikan tanin sebagai tanning agent.
Tanin bisanya ditemukan dalam suatu tumbuhan berpembuluh yang terletak pada tempat yang terpisah dari protein dan enzim sitoplasma tetapi bila jaringan rusak maka menyebabkan reaksi penyamakan sehingga protein sulit terurai.
Tanin dapat diisolasi dari sampel yang berupa teh dengan metode maserasi,proses maserasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,proses maserasi dikatakan selesai apabila terjadi kesetimbangan antara bahan yang diekstrak pada bagian dalam sel cairan telah tercapai proses difusi terhadap cairan pengekstraksi.
Daun teh yang digunakan sebagai sampel dalam kondisi sudah dikeringkan berwarna cokelat.Dalam dunia industri,daun teh yang sudah dikeringkan dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil dan mengalami pemanasan sehingga sari teh mudah diekstraksi ketika akan dikonsumsi. Hal itu disebabkan luas permukaan yang besar akan mempermudah air untuk masuk ke dalam bahan dan mengekstrak sarinya.
Sampel berupa daun teh ini dianalisis dengan cara permanganometri,hal ini didasarkan pada proses redoks yaitu reduksi dan oksidasi.Kalium permanganat KMn04 sebagai pengoksidator kuat dengan bantuan indikator indigo carmin digunakan dalam menitar sampel berupa teh.
Standarisasi larutan titran Kalium permanganat dilakukan dengan menitar baku standarnya yaitu menggunakan asam oksalat,permanganat sebagai pengoksidator kuat juga berfungsi secara auto indikator dalam hal ini apabila zat pereduksi telah habis dengan ion permanganat maka akan mengubah larutan baku standarnya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda seulas suasana berlangsung dalam kondisi asam dimana ion H+ akan mereduksi permanganat,larutan baku standar herus terlebih dahulu dipanaskan hal ini guna menjaga keberlangsungan reaksi agar tidak teroksidasi dalam suhu yang relatif rendah karena umumnya titrasi asam oksalat ini berlangsung pada larutan yang dipanaskan berkisar antara 60-70 derajat celcius dengan kondisi waktu yang tepat,ketika penambahan KMnO4 terlalu cepat,akan mennyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+ sedangkan jika terlalu lambat,akan membentuk peroksida yang akan terurai menjadi air.
Sampel yang ditimbang sebanyak 2.0007 gram ditambahkan air panas agar tannin dapat terekstrak ke dalam larutan setelah itu didiamkan selama 10 menit agar tanin dapat terekstrak sempurna hal inilah yang menjadi suatu ciri khas suatu metode yang biasa disebut maserasi tujuannya agar tannin dapat mencapai kesetimbangan dengan proses difusi intermolekul di dalam larutan perendamnya.pasca maserasi,tannin dipindahkan secara kuantitatif ke labu takar 100 mL proses pemindahan dilakukan dengan menambahkan analit dengan sedikit air suling agar memudahkan proses transfer analit ke Labu takar 100 mL kemudian dilakukan peneraan dan penyaringan,proses penyaringan berguna untuk memisahkan sisa-sisa pengotor yang terdapat di sampel khususnya daun teh yang telah diekstrak kandungan taninnya.filtrat hasil penyaringan ditampung di piala gelas kering yang sebelumnya telah dibilas dengan sedikit filtrat.filtrat kemudian digunakan untuk proses titrasi.
Pada tahap pertam,sampel diambil sebanyak 5 mL dari filtrat hasil penyaringan ke erlenmeyer 50 mL secara kuantitatif menggunakan pipet volumetri,proses pengambilan larutan menggunakan pipet ini memiliki titik kritis yaitu menghindari adanya gelembung ketika memindahkan larutan agar volume yang didapatkan ekuivalen,setelah itu ditambahkan air suling sebanyak 75 mL guna mengencerkan larutan dan 5 mL indikator indigo carmine fungsi indigo carmine sebagai indikator penanda pH agar teroksidasi oleh titran KMnO4 yang akan merubah warna larutan dari biru gelap menjadi kuning keemasan.Sampel pertama selanjutnya dititrasi menggunakan larutan KMnO4 0.1 N yang telah di standarisasi.proses perubahan warna yang ditandai dari biru kemudian menjadi hijau setelah itu menghasilkan titik akhir yang ditandai dengan warna kuning keemasan menjadikan semua zat pereduksi terutama analit berekasi dengan kalium permanganat sehingga sampel pertama dicatat sebagai volume A.
Pada tahap kedua sampel diambil 10 mL dari filtrat hasil penyaringan kemudian ditambahkan 10 mL NaCl asam,5 mL gelatin dan 2 g Kaolin hal ini digunakan untuk mengendapkan analit yang notabene membentuk endapan ketika di reaksikan dengan protein sehingga membentuk slurry,slurry ini disaring dari campuran filtratnya guna tidak terdapat analit lain non tanin yang akan dititar dengan KMnO4 dalam hal ini harus dapat dipastikan seluruh tannin mengendap sempurna dan tidak lolos melewati penyaringan. .kemudian filtrat hasil penyaringan dipipet sebanyak 5 mL ke erlenmeyer dengan penambahan 75 mL air suling untuk mengencerkan larutan dan 5 mL indigo carmine sebagai indikator penanda pH setelah itu titar dengan larutan KMnO4 yang telah distandarisasi hingga terbentuk perubahan warna dari biru menjadi hijau dan ditandai dengan warna kuning keemasan sebagai titik akhir. Setelah dititar dengan larutan kalium permanganat, diperoleh volume ekuivalen terhadap zat organik selain tannin.
Hasil yang diperoleh berdasarkan pengujian pada penetapan kadar tanin diperoleh kadar dari masing-masing tahapan yaitu sebesar 5.48% dan 6.02% dengan rata-rata sebesar 5.75% .Kadar yang diperoleh cukup kecil dibandingkan dengan syarat dari perbandingan bobot dalam buku Chemistry and agriculture of tea yaitu 18-25% .Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor dalam praktikum itu sendiri,seperti waktu dalam maserasi sampel daun teh yang cukup singkat,sehingga lama perendaman mempengeruhi proses penyarian tanin yang terdapat di teh.
Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum penetapan kadar tanin didalam teh dengan titrasi permanganometri menggunakan teknik maserasi diperoleh kadar rata-rata tanin di dalam sampel teh sebesar 5.75%
Daftar Pustaka
3 Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI),2012.mengenal macam jenis teh.sukabumi:Kementrian pertanian
4 Muchtadi, T. R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor
5 Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia
2 Day, R.A dan Underwood, A.L.2001.Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga
1 Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada
6 Desmiaty,Y,Ratih H,Dewi MA,AgustinR.2008.Penentuan jumlah tanin total pada Guazuma ulmifolia Lamk dan Excoecaria bicolor Hassk secara kolorimetri dengan pereaksi biru prusia.Artocarpus 8:106-109
7 Yulia,R.2006.Kandungan tsnin dan potensi anti streptococcus mutsnd daun teh var.Assamica pada berbagai tahap pengolahan.Bogor:Institut Pertanian Bogor
8 DanartoYC,PrihanantoSA,Pamungkas,ZA.2011.Pemanfaatan tanin dari kulit kayu bakau sebagai pengganti gugus fenol pada resin fenol formaldehida.Prosiding Nasional Teknik Kimia Kejuangan Yogyakarta.22 Februari 2011.Surakarta.UNS hlm 1-5
9 Harborne,JB.1987.Metode Fitokimia Penuntun cara modern Menganalisis tumbuhan.Bandung:Insitut Teknologi Bandung
Lampiran
Dokumentasi proses penetapan kadar tannin dalam teh
GAMBAR
URAIAN
Proses Maserasi atau perendaman sampel
Proses penyaringan sampel yang telah dmaserasi selama 10 menit
Filtrat penyaringan sampel yang telah dimaserasi
Hasil Standarisasi KMn04 menggunakan baku primer asam oksalat
Filtrat penambahan reagen indigo carmine
Proses titrasi sampel menuju titik akhir menggunakan kalium permanganat
Titik akhir sampel pada penetapan tannin
Daftar Senyawa yang digunakan
Kalium Permanganat
Rumus molekul
: KMnO4
Nama resmi
: Kalium permanganat
Nama lain
: Permanganic acid pottasium salt
BM
: 158,04 g/mol
Sifat
: Zat pengoksidasi yang kuat, berupa padatan
ungu, tidak berbau, agak manis, mudah larut
dalam air dingin dan air panas.
Densitas
: 2,70 g/cm3 (200C)
Titik leleh
: 240°C
Kelarutan
: Larut dalam air 64 g/L (200C)
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik dan gelap, jauhkan
dari bahan mudah terbakar dan mudah meledak
Kegunaaan
: Sebagai titran
Indigo carmine
Rumus molekul : C16H8N2Na2O8S2
Rumus bangun
Nama resmi : Indigo Carmine
Nama lain : Blue acid 76
BM : 466,36 g/mol
Sifat : Indikator redoks, berupa bubuk ungu,
sangat larut dalam air dingin.
Densitas : Tidak tersedia informasi
Titik leleh : (85-89)°C
Kelarutan : Larut dalam air 10 g/L (250C)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Sebagai indikator
3. Air Suling
Rumus molekul : H2O
Nama resmi : Water / air
Nama lain : Dihidrogen monoksida/hidrogen hidroksida
BM : 18 g/mol
Sifat : Cairan tak berwarna, dan tidak berbau, bersifat
polar
Densitas : 1,00 g/cm3 (200C)
Titik didih : 100 °C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Sebagai pelarut (universal)
Natrium Klorida
Rumus molekul : NaCl
Nama resmi : Sodium klorida
Nama lain : Garam dapur
BM : 58,44 g/mol
Sifat : Berupa kristal berwarna putih, tidak
berbau, larut dalam air.
Densitas : 2,17 g/cm3 (200C)
Titik leleh : 80,10C
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Sebagai bahan untuk mengkondisikan larutan
agar asam.
5. Gelatin
Rumus molekul : C76H124O29N24
Nama resmi : Gelatin
BM : 95000 g/mol
Sifat : Berupa padatan, tidak berbau, tidak berasa,
berwarna putih, mudah larut dalam air panas
dan dingin.
Densitas : 1,35 gram/cm
Titik leleh : 100 0C
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kelarutan : Larut dalam air (200C)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Sebagai pereaksi
Kegunaaan : Sebagai pereaksi
6. Kaolin
Rumus molekul : Al2Si2O5(OH)4
Nama resmi : Kaolin
Nama lain : Lempung Cina
BM : 258,12 g/mol
Sifat : Padatan putih , larut dalam air dingin, air
panas, dan metanol.
Densitas : 2,6 g/cm3 (200C)
Asam Oksalat
Rumus molekul : H2C2O4.2H2O
Rumus bangun
BM : 126 g/mol
b. Hasil Percobaan
Nama contoh uji : Teh
Deskripsi contoh uji : Daun tehu yang sudah dikeringkan dan
dipotong kecil-kecil, berwarna coklat
hitam dan berbau khas teh
(Source : MSDS Science Lab Chemicals & Laboratory Equipment}