1.
SENI TELEVISI
2.
SET DESIGN TELEVISI
3.
TUGAS TUGA S DA DAN N TA TANG NGGU GUN NG JA JAWA WAB B KR KRU U TA TATA TA ART RTIS IST TIK DAL ALAM AM PROSES PRODUKSI ACARA TELEVISI
4.
CONTOH-CONTOH GAMBAR SE SET DE DESIGN
5.
FLOOR PLAN
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Prin Princi cip ple o off Org Organ anic ic Un Unit ity y (Asa (Asas s Ke Kesat satua uan n) Principle of Theme (Asas Thema) Prin Princi cipl ple e of of The Thema mati tic c Var Varia iati tion on Asas Asas Vari Varias asii dlm dlm Thema Prin Princi cipl ple e of Bala Balanc nce e (Asa (Asas s Kese Keseim imba bang ngan an da dan n Berkesinambungan) Prin Princi cipl ple e of Evol Evolut utio ion n (Asa (Asas s Perk Perkem emba bang ngan an)) Prin Princi cip ple of of H Hir ira archi rchi (As (Asas as Tata Tata Jenj Jenjan ang g)
1. Set Dr Dreser (P (Penghias Se Set) 2. Pro Prope pert rty y Bu Buyer yer (Pe (Pemb mbel elii Pro Prope pert rty y) 3. St Stud udiio Ga Garde rdene ners rs (Tu (Tukang kang Tama Taman n Sto Sto)) 4. Pemb Pembu uat Prop Proper erty ty (Pe (Pertu rtukan kanga gan n)
•
Dekorasi
•
Tata Rias / Make Up / Tata Busana
•
Grafika Televisi
•
Property
•
Spesial Effek
•
Dan lain-lain yang terkait dengan seni TV.
•
•
Merupakan suatu hal penting untuk menciptakan atmosfir ( suasana ) yang baik untuk masing-masing acara. Untuk mendukung karakter orang dlm layar maupun daya tarik acara
•
•
Tidak ada batasan yang jelas dan pasti pada waktu pembuatan penentuan anggaran Prosesnya membutuhkan kerjasama yang erat antar anggota staf
• • • • • • • •
Ide / gagasan / image Untuk mewujudkan visual yang aktual Riset Floor plan, checking dgn staf yang y ang bertanggung jawab pada pengarahan dan detail tekniknya. Proses mengacu pada perencanaan kasar. Property Anggaran Spesial effek Kostum / tata rias / make up.
THE PROCESS OF SET DESIGNING Planning Script
Production Meeting Director & Art Director Script discussion
Survey & Back ground Research
Design image is formed
Second Production Rough draft Final plan Drawing Floor plan & Elevation plan Art Department Meeting All Staff Meeting
SHOOTING
• •
•
• • •
Grafik TV : Letering, Ilustrasi, Information Panel, Computer Graphics, Telop, Caption dll. Set : Basic Studio Item ; Basic Item, Plat form (mimbar), Plat form legs, Facility Item; Drops, Support, Florring Clots, Grass mats, Large set- Main Body – Unit Piece (potongan), Photo Backing, Unit set, Greenery – stones, plants (menanam), Props; perlengkapan set Spesial Material : Scientific Apparatus (peralatan ilmiah),Tableware (Per. Makan) & perlengkapan lain. Props, perlengkapan set. Special Effek : Angin, Hujan, Salju, Api, Asap dll. Special Artwork: Miniatur set, Silhuete, Models, dll. Costumes : Make up, Wardrobe, Wigs, Accessories.
•
.
TATA ART. PANGGUNG PENTAS : 1. Ruang ; satu tempat dengan audience 2. Waktu; langsung dinikmati 3. Audience; Langsung 4. Peformance; Langsung aksi 5. Make Up; Lebih bebas 6. Lighting; Lebih bebas TATA ART. TV / FILM : 1. Ruang ; dpt dilihat dilain tempat (record system) 2. Waktu; dpt dilihat dilain waktu (record system) 3. Audience; dpt langsung, tapi cenderung untuk tujuan tidak langsung dili hat 4. Peformance; Dpt langsung, tapi dapat pula berupa tipuan kamera dan dgn peran pengganti 5. Make up; mengantisipasi brightenes cahaya. 6. Lighting; Menunjukan suasana tertentu.
1.
2.
Dres Dressi sing ng Prop Prop.. (Set (Set.. Prop Props) s):: yait yaitu u be bend nda a be bend nda a yang yang digunakan untuk membangun shg dpt mencerminkan suasana / atmosfir tertentu (termasuk background). Elemen -elemen yang digunakan bersifat fleksible (knockdown/bongkar pasang). Aqua Aquari ring ng Prop Prop.. / Acti Action on Prop Props: s: Yait Yaitu u ben benda da-b -ben enda da yang dpt disimpan secara permanen untuk menunjang kelengkapan set props. Bertujuan untuk menunjukan suasana ruangan mis: Logo, lambang, funiture, lampu dll. Dalam pengadaannya selalu mengacu pada bendabenda yang mudah untuk dikombinasikan, mis: dgn sewa kontrak dgn perusahaan interior / eksterior.
TUGAS UNIT-UNIT TATA ARTISTIK TELEVISI • •
•
• •
Asisten Art Director : Bertugas mengawasi bersama perencana semua gambar-gambar kerja dan selama produksi bertindak sebagai pembantu perencana. Kepala Juru Gambar (Chief Draughtsman) : Bertanggung jawab atas semua gambar kerja, dan dia harus mengetahui segala seluk beluk lensa; tata letak (laying out); persiapan gambar-gambar konstruksi; sekedar pengetahuan teknik dan detail dekoratif harus bisa mempersiapkan mate shot dan membuat maket. Juru Gambar (Drughtman) : Bertugas menggambar set-set dan mengetahui angle-angle kamera dan proyeksi, Harus memiliki pengetahuan ttg ilmu konstruksi detail-detail dekoratif, perspektif dan spesial efek, dan harus dapat membuat maket. Kepala Kostruksi (Construction Manager) : Mengawasi konstruksi set-set dan mengikuti dgn seksama anggaran biaya, jadwal waktu dan semua semua pekerjaan. Penghias Set (set dresser) : Membantu perencana mendandani set. Melakukan riset ttg semua property sampai ke hal yang paling kecil.
Lanjutan tugas-tugas tata art • • •
• •
•
Pembelian (Production Buyer) : Bekerja sama dgn perencana dan penghias set. Menyewa dan membeli bahan-bahan property. Pelukis Latar Belakang (scenic artis) : Bertugas melukis layar-layar latar belakang set. Perencana Kostum : Bertugas merencanakan pengadaan kostum untuk pemeran-pemeran (casting), dari desain kemudian pengadaan anggaran / bahan-bahan yang akan diperlukan. Dia selalu berkonsultasi dgn art director dan pengarah acara. Petugas Make Up Artist : Bertugas merias pemeran-pemeran / pemain-pemain sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Tukang Tukang Kayu (carpenters) : Bertugas membuat segala stage pokok, mimbar atau peninggian (rostrum), plafon, lantai, lantai dan dinding set, tangga, meja, kursi dll. Sesuai dengan permintaan. Dia senantiasa minta pertimbangan dgn bagian konstruksi. Stage Hands : Bertugas memindah-mindahkan sebeng (flats) kayu, panggung (rostrum), penunjang (backing) dari gudang bengkel ke berbagai panggung studio pada saat persiapan dan sepanjang shooting. Mereka bersama tukang kayu harus selalu stand by untuk bekerja sama memindah-mindahkan / membongkar pasang segala unsur-unsur set dekorasi.
Lanjutan…… • • •
•
•
Plasterers (tukang pelester) :Membuat :Membuat pembungkusan (cladding) dari set-set permukaan dinding bata, batu dll. Segala ornamen dari yang modern sampai yang klasik / kuno. Modellers (ahli-ahli bentuk) :Bertugas :Bertugas membuat model-model prop, atau bagian-bagian set yang dibentuk khusus seperti patung-patung, pohon-pohon fantasi dlm skala khusus, sesuai dgn keperluan produksi. Tukang-tukang cat (painters) : setelah set selesai dibangun oleh tukang kayu dan dilapisi oleh tukang plester, kemudia dipasang di panggung studio atau ditempat-tempat yang telah disiapkan (prefab area), tukang2 cat mengambil alih pekerjaan dan menyelesaikan set dengan kwas / pistol semprot dan juga membuat tekstur2 nada maupun warna sesuai permintaan. Riggers (pengatur pelataran) : Bertugas Mendirikan steger2 besi pipa untuk menahan dan menyangga set. Terutama set diluar studio / halaman sto, apabila diperlukan untuk dipindah-pindahkan kaki steger perlu diberi roda. Bagian Kain (drapery department) : The Drapers (tukang bekleding) yang menjahit kain2 landasan, lantai2 dan juga landasan kanvas untuk lukisan2 pemandangan yang luas. Dan juga membuat kain gordyn / klambu taplak meja, kain sofa, bantal dll.
•
•
• •
Bagian Property : Bertanggung jawab menangani permasalahan property baik dari perencanaan , pengadaan, pemeliharaan, perbaikan dll. Yang semuanya harus dikonsultasikan atau dipertimbangkan oleh art director. Bagian property harus bekerja sama dengan penghias set (set dresser) dan pembeli property (property buyer). Pembuat Property (Property Makers) : Yang menangani masalah pembuatan property yang bersifat khusus, misalnya : seperti barang2 kuno, atau benda2 asing yang belum ada dipasaran, sehingga harus dibuat ter sendiri. Pandai Besi (Metal Workers) : Yang membuat segala bentuk benda atau barang yang terbuat dari besi seperti; tulang2 kerangka patung, pohon buatan, hiasan dinding, pedang, tombak perisai dll. Efek-efek Khusus (Special Effects) : Efek Khusus Fisik (Physical Special Effects); Asap, kabut, kebakaran, salju, angin, ledakan dll. Efek Fotografi (Photographic Effects) Membuat lukisan matte (bagian-bagian yang menutup masker) yaitu gambar-gambar hidup yang disisipkan pada waktu pengambilan bentuk miniatur kapal / gedung dll Effek Animasi : Membuat efek-efek animasi dgn teknik fotografi, dan juga efek animasi dgn komputer grafis.
Secara umum, bisa disebut proses kerja animasi apapun, baik animasi analog, komputer grafis, 2D/3D akan melalui beberapa tahap, yaitu : yang meliputi script, story line & story board. meliputi shooting, editing. Finishing, rendering dan transfer analog (composing). Script / Sinopsis , adalah naskah yang menguraikan alur cerita animasi dari awal sampai akhir penulisan naskah ini biasanya menyebutkan karakter tokoh, situasi/suasana yang terjadi dsb.
adalah naskah yang sudah menggambarkan adegan (scene) per adegan. Story line biasanya sudah memperhitungkan waktu/durasi tiap scene, efek transisi, narasi, jingle dsb. adalah visualisasi dari story line, biasanya tersusun pada sebuah bidang kertas (sebelah kiri gambar, sebelah kanan keterangan mengenai efek transisi, ilustrasi musik, narasi dsb). Selain itu, pada story board ini sudah memperhitungkan durasi, audio (ilustrasi musik, jingle / narasi), sound effek, filter dsb.
Production Shooting ini bukan berarti pengambilan gambar melalui kamera still atau video, tetapi pembuatan gambar yang memperhitungkan posisi kamera seperti zoom out, zoom in, long shoot, close up dsb. Gambar dibuat frame by frame. Setiap perubahan gerak (1 detik) terdiri dari minimal 24 frame. Gambar dilakukan pada sistem analog maupun digital. Pada komputer grafis, dpt dilakukan dgn sofware a dobe photo shop. Setelah gambar di scan, kemudian diberi warna di photo shop. Melalui software canggih ini bisa dilakukan duplikatisasi, pemotongan, penambahan, menggambar dgn kwas, pencil, stamp, penyemprotan (brushing) dsb. Dengan menggunakan software corel draw, freehand, adobe ilustrator, dll, bisa melalkukan yaitu pengisian gambar stretch atau in between secara otomatis dari gerakan awal (anticipation) ke gerakan akhir (squash). Dengan demikian animator tidak harus menggambar satu persatu frame satu sampai 24. Blending ini juga bisa sekaligus melakukan perubahan gerak, bentuk & warna. Dan pada saat editing ini juga bisa bisa dilakukan penggabungan penggabungan ilustrasi musik, musik, proses pengisian suara (dubbing), dan pemasangan special effect.
proses ini hampir seluruhnya dikerjakan oleh komputer. Komputer merekam gerakan dan memproses model yang telah di animasikan. Rendering dilakukan frame by frame sehingga membutuhkan banyak waktu, tergantung dari tingkat kerumitan gambar dan banyak sedikitnya frame yang dibutuhkan. Adalah penggabungan dari beberapa animasi yang dibuat dgn software yang berbeda. Misalnya ; sebuah animasi karakter, modelnya dibuat dgn poser, pewarnaan, lighting, mapping dll dikerjakan dgn lightwafe, kemudian renderingnya melalui soft image atau adobe premier, yang bisa mengerjakan dengan cepat.
Anggaran biaya tata artistik, biasanya tergantung dari berbagai faktor yang bisa berubah-ubah dan selalu berhubungan dgn keseluruhan anggaran produksi.
Pengaturan kerja, adalah merupakan tanggung jawab dari perencana produksi dlm penempatan atau pengaturan pekerjaan orang2 bagian artistik. Perencana produksi harus mengetahui setiap tahapan suatu produksi yg dilakukan oleh kru bagian artistik. Perencana produksi juga harus mengetahui setiap tahap masa shooting dan juga harus mengetahui apa yang bakal di shoot dlm hari-hari berikut. Pada prinsipnya dia harus dpt mengorganisir suatu produksi acara TV/FILM.
Jadwal kerja (scedule) / peta perkembangan (progres chart), perencanaanya dibuat oleh art director guna membantu penyusunan rencana kerja tim artistik. Dalam hal pencatatan secara ringkas perkembangan setiap elemen2 yang diperlukan untuk waktu penggunaanya setiap masa produksi. Dan setiap unit tata artistik, harus dpt menyusun / menyiapkan jadwal kerjanya, di bawah koodinasi penata artistik. Setiap unit produksi, termasuk unit2 tata artistik berhak menggunakan uang produksi dan diharapkan dpt menggunakan dgn sehemat mungkin sesuai kebutuhan. Misalnya: tentang perencanaan anggaran untuk kebutuhan bahan2 baku dan tenaga yang dibutuhkan untuk mengerjakan segala sesuatunya, kemudian anggaran untuk segala peralatan baik teknis maupun non teknis. Yang semuanya tentu sudah dpt direncanakan dgn baik.
Skrip & Pengambilan Lokasi : Dasar pencarian suatu lokasi utk produksi adalah skrip. Sebab dgn mempelajari skrip tsb perencana harus dpt menentukan jenis2 action yg berhubungan dgn lokasi yg bakal diperlukan. Apabila tuntutan skrip memerlukan suatu lokasi yang tidak masuk akal utk dilaksanakan maka suatu produksi gagal dilaksanakan. Penelitian tempat lokasi, dlm pencarian lokasi yang cocok perencana hrs memperhatikan persoalan praktis yg ditimbulkan oleh tempat lokasi dan tentunya lokasi tsb harus cocok dgn tuntutan skrip / gaya cerita. Perencana harus mampu membantu sutradara dlm pemilihan tempat lokasi, yang sekiranya dpt direalisasikan baik secara teknis maupun non teknis.
Setelah skrip selesai dibaca, dan diputuskan kemungkinan beberapa daerah utk pencarian lokasi yang cocok, perencana utk beberapa waktu akan melakukan peninjauan bersama-sama dgn sutradara / pengarah acara, produser, dan TD serta pelaksana produksi. Dlm penjajagan lokasi tsb, perencana bersama krunya harus melengkapi dirinya dgn peralatan2 yang dibutuhkan antara lain : - Peta, daerah yg dituju. - Kamera - Kayu meteran - Penggaris & pita ukuran - Kompas - Buku petunjuk mengenai daerah tsb. - Buku sketsa - Dan lain-lain.
… Apabila lokasi terdiri dari gedung2 / gunung2 dsb, harus dibuat catatan mendetail dari semua perubahan konstruksi yg akan dilakukan, termasuk penghuni yg harus diungsikan selama shooting. Gedung2, gunung2 dsb yang akan dimanfaatkan utk shooting harus dicatat / dipotret dgn teliti, dan diukur. Apabila ada perubahan dan perombakan, tiap pekerjaan harus dibuat anggaran biayanya serta digabungkan dgn anggaran biaya utk lokasi-lokasi lain. Dan juga perlu dicatat apabila terkait dgn faktor-faktor alam misalnya : cuaca, gempa dll. Hal tersebut harus dicari solusinya.
Setelah skrip selesai dibaca, dan diputuskan kemungkinan beberapa daerah utk pencarian lokasi yang cocok, perencana utk beberapa waktu akan melakukan peninjauan bersama-sama dgn sutradara / pengarah acara, produser, dan TD serta pelaksana produksi. Dlm penjajagan lokasi tsb, perencana bersama krunya harus melengkapi dirinya dgn peralatan2 yang dibutuhkan antara lain : - Peta, daerah yg dituju. - Kamera - Kayu meteran - Penggaris & pita ukuran - Kompas - Buku petunjuk mengenai daerah tsb. - Buku sketsa - Dan lain-lain.
… Apabila lokasi terdiri dari gedung2 / gunung2 dsb, harus dibuat catatan mendetail dari semua perubahan konstruksi yg akan dilakukan, termasuk penghuni yg harus diungsikan selama shooting. Gedung2, gunung2 dsb yang akan dimanfaatkan utk shooting harus dicatat / dipotret dgn teliti, dan diukur. Apabila ada perubahan dan perombakan, tiap pekerjaan harus dibuat anggaran biayanya serta digabungkan dgn anggaran biaya utk lokasi-lokasi lain. Dan juga perlu dicatat apabila terkait dgn faktor-faktor alam misalnya : cuaca, gempa dll. Hal tersebut harus dicari solusinya.
Setting dlm Ruangan (in door) :
Bila Lokasi shooting dlm suatu ruang maka segala sesuatunya harus di cek secara teliti agar cocok dgn apa yg diharapkan (indoor shooting space). Misalnya : bila memanfaatkan ruang gedung2 kita juga harus memperhitungkan dgn jarak lokasi luar (out door). Sehingga apabila terbentur dgn faktor cuaca kita dapat mengaturnya sesuai dgn rencana kerja (schedule). Sedangkan apabila antara lokasi dalam dgn luar terlalu jauh, seandainya terbentur dgn faktor cuaca maka kita akan kehilangan waktu shooting. Contoh tempat2 yg harus dicari : Gedung2, rumah2, pabrik2, gudang2 dll. Maka sebeng2 harus dipersiapkan untuk membuat perubahan2 interior set.
Sebelum memulai produksi, Izin tertulis untuk shooting pada lokasi yang sekiranya cocok harus ada. Dan bila akan shooting di tempat-tempat tempat-tempat umum, pejabat maupun maupun pemerintah setempat biasanya dihubungi dulu. Selanjutnya diperlukan pula pendekatan kepada masyarakat setempat yang mempunyai lokasi tsb untuk merundingkan pengaturan pemakaiannya. Surat-surat izin harus di usahakan oleh biro produksi dan menjadi tanggung jawab dari pelaksana produksi. Oleh sebab itu, ada baiknya pelaksana produksi dan perencana serta sutradara ikut melaksanakan penjajagan lokasi .
Setiap shooting di suatu lokasi harus dimulai dgn mencari hubungan setempat. Antara lain : Pencarian lokasi-lokasi dan ijin-ijin, pengecekan / peninjauan lokasi serta pengadaan kontak-kontak setempat.
Untuk menghemat anggaran, bisa ditetapkan shooting sebagian / keseluruhan dgn menggunakan interior-interior lokasi. Masalah utama yang harus dilakukan adalah menemukan interior lokasi yang cocok. Tentunya ini akan banyak memakan waktu. Untuk itu diperlukan pembangunan interior yang mirip aslinya dlm studio. Sedangkan pada lokasi mau tidak mau harus melakukan kompromi mengenai konsep yang telah dibuat.
Apabila lokasi yang cocok telah ditemukan, maka hrs di analisa dgn teliti sebelum di adakan perubahan. Karena setiap ruang tentu mempunyai sesuatu yg khas. Dan perencana tentunya harus ingat dgn persyaratan2 tsb yang ada dlm skrip pada waktu membuat analisa. Misalnya : dinding polos biasa / bergerat-gerat, tekstur lusuh / bersih, tembok bagian atas (cornice) dan hiasan melintang dinding (frieze) bergambar biasa. Pekerjaan kayu: dililin / di ampelas?, lantai kayu / permadani? Dll.
Perspektif (Forced Perspective) Yaitu pilihan ruang untuk sudut pengambilan gambar (kamera) / penempatan kamera.
Merekayasa suatu ruang agar tampak lebih luas / lebar , sesuai tuntutan naskah / skrip. Yang berperan penting dlm hal ini adalah kamera, bagaimana sudut-sudut pengambilannya yang baik dan pengaturan lensa yang baik. Sehingga bisa membuat set Yang kecil tampak lebih besar.
Mereprodusir eksterior lokasi di studio. Keberhasilan pembangunan set tergantung dari ketepatan observasi observasi kita dari lokasi itu dan pencatatan yang sangat teliti perlu banyak sekali dikerjakan.
Eksterior lokasi sering dipakai untuk lebih memberikan realitas pada sebuah adegan yang sebagian besar bisa menentukan suasana dan bercerita banyak ttg penghuni2nya, meskipun shoot itu hanya sebentar dipakai dlm film. Misalnya membuat set rumah di studio lebih mahal harganya di banding dgn menyewa rumah yang benar2 sesuai dgn skrip dan kemudian mengusahakan pencocokan (maching) pengambilan eksterior dgn pengambilan studio dari interior. Tentu saja interior yg dibangun di studio hrs meyakinkan, bukan saja sbg interior tapi sbg interior dari sebuah eksterior tertentu.
Bila mungkin, maka interior dari rumah lokasi itu dipotret dan diukur supaya sejauh mungkin mencipta kembali interior lokasi itu di studio, daripada bekerja atas dasar imajiner semata. Jalan masuk dlm prakteknya akan menimbulkan problem2 yg sangat besar, sebab kalau kita melihat keluar ada kebun dsb, yg akan diambil pula pada lokasi.
Yg dimaksud adalah kecocokan set Interior studio dgn Eksterior studio. Misalnya seperti lighting, latar belakanganya dll. Yg mana semuanya bisa saling menyatu. Dan tentunya semuanya hasil dari kejelian seorang penata artistik dlm menemukan halhal semacam ini, yang bisa merupakan ciri bersama dari interior dan eksterior.
PENYESUAIAN DANDANAN (MATCHING DRESSING) Kecocokan berbagai elemen dekor; yang meliputi properti, staging, warna dan teksture dan costume pembawa acara / pemain dengan interior studio.
MEMPERSIAPKAN LOKASI Maksudnya adalah merencanakan lokasi yang cocok untuk kegiatan shooting yang harus disesuaikan dengan naskah. Dan juga merencanakan merencanakan perubahan-perubahan perubahan-perubahan bilamana lokasi telah diketemukan, tapi ada hal-hal yang perlu dibenahi disanasini. Baik dari yang terkecil maupun yang besar. Untuk hal tersebut perlu dibuatkan gambar lengkap dari lokasi sebelum dan sesudah perubahan.
LOKASI GANDA (MULTIPLE LOCATION) Banyaknya lokasi yang akan dijadikan aktifitas kegiatan shooting, namun karena alasan penghematan anggaran, lokasi-lokasi tersebut diupayakan untuk direkayasa dalam satu lokasi saja yang dimodifikasi menjadi beberapa lokasi shooting.
PEMBENTUKAN KEMBALI PEMBENTUKAN (RE-MODELING) Pembuatan / pembentukan lokasi dikembalikan seperti semula yang sebelumnya direkayasa untuk kegiatan shooting, baik itu rumah, gedung-gedung, gedung-gedung, halaman dsb.
STUDIO YANG DIBUAT DENGAN APA ADANYA (IMPROVISED STAGE) Pembuatan studio dengan memanfaatkan kondisi apa adanya, dengan bahan yang ada dilokasi tersebut dan di improviser. Atau mencipta studio yang flexible (knock down) yang dapat dibongkar pasang untuk mengisi area lokasi tersebut.
PROPERTI LOKASI Berbagai macam properti asli dari lokasi tersebut yang dimanfaatkan untuk kegiatan shooting, yang sudah dipilih dan disesuaikan bentuk dan ukurannya.
WARNA LOKASI Warna-warna natural (alami) yang terdapat pada lokasi tersebut, baik itu pemandangan dan berbagai benda dinamis / statis yang dimanfaatkan untuk kegiatan shooting, dan seminimal mungkin untuk merubahnya apabila merupakan tuntutan skrip.
MENDAYA GUNAKAN RUANG (MANIPULATING SPACE) Menciptakan ilusi ruang dalam studio yang solah-olah dalam suasana yang lain, yaitu dengan membangun set-set yang canggih ditambah dengan paduan special effect dan tata cahaya yang baik serta permainan warna.
SUDUT PENGAMBILAN KAMERA (CAMERA ANGLES) Teknik / sudut pengambilan gambar yang sesuai rencana yang dipandu dengan gambar-gambar sketsa pada story board dengan menggunakan lensalensa tertentu; maka akan didapatkan suatu gambar yang tepat, proses dikerjakan bersama sutradara dan kameramen.
SUDUT DAN PERSPEKTIF LENSA Sudut lensa adalah faktor penentu dari apa yang dicatat oleh kamera. Bila orang memakai lensa 25 mm maka akan diperoleh suatu bidang penglihatan yang lebar (wide field of view); bila lensa 50 mm dipakai, pada gambar denah akan diperoleh bidang penglihatan yang sempit, yang membuat ruang mana saja yang kita shoot, kelihatan gepeng. Kegepengan ini dapat ditiadakan dengan perencanaan set yang teliti, misalnya; kameramen bisa menshoot sebuah close up dengan lensa 50 mm, dan dengan menurunkan bagian atas dari set ia akan memperoleh sebuah komposisi yang dramatis.
MEMBANGUN SET UNTUK SUDUT PENGAMBILAN TOLAK BELAKANG Artinya membangun bagian dari set utama yang akan mumcul dalam pengambilan sudut tolak belakang. Set itu biasanya dibuat dalam perspektif normal sebab kalau tidak, pengambilan-pengambilan lainnya tidak akan nyambung dengan pengambilan utama dalam set yang dirubah perspektifnya; namun bila dibenarkan kita bisa membangun set untuk pengambilan tolak belakang dengan perspektif yang dirubah.
MENDADANI SET (DRESSING THE SET) Mendadani set harus dipahami sebagai bagian dari proses pengutaraan naskah / cerita. Dandanan harus bersumber pada perwatakan dan action. Hubungannya dgn perwatakan, bahwa dandanan itu dapat bercerita banyak tentang keadaan perwa- takan itu terhadap penonton.
PROSEDUR MENDANDAN (DRESSING PROCEDURE) Set akan didandan (dihias) setelah perencana berunding dengan sutradara dan tahu betul akan situasi action nantinya. Dan designer (perencana) harus hadir pada setiap latihan produksi, agar ia dapat menyusun denah (floor plan) untuk set. Dan hal tersebut harus di sesuaikan dengan batasan lensa kamera serta rasio studio yang digunakan.
SET DAN LIGHTING Dalam set design, sebuah set adalah kumpulan dari bentuk, warna, tekstur yang ditampilkan dalam layar / monitor yang mendapat sinar dari lighting dan disesuaikan dengan tuntutan naskah. Apakah itu siang, malam, pagi atau sore, ataukah cahaya yang ditimbulkan dari sekedar cahaya untuk rumah / taman dsb.
BAHAN-BAHAN SET Merupakan bahan-bahan untuk keperluan set, meliputi; kayu, fiber, plastik, styro foam, semen, teksture cat, serat kaca, gib dan sebagainya. Bahan-bahan tersebut mempunyai karakter, dan nilai dekoratif yang sangat diperlukan guna kebutuhan set.
PERENCANA & SPECIAL EFFECT Perencana bertanggung jawab untuk pembuatan spesial efek dalam proses produksi acara TV/Film. Dan dia juga harus bekerja sama dengan bagian spesial efek, karena bagian tersebut merupakan kelengkapan bagian art. Walaupun terkadang pekerja dari bagian tersebut dikerjakan oleh orang mekanik atau orang teknik. Tapi dasar pekerjaan mereka diprakarsai dari desain perencana dan dari ketentuan-ketentuan naskah.
TRAVELLING MATTE Adalah menempatkan sebuah adegan bergerak yang biasanya diambil dilokasi,di belakang pemain-pemain atau action yang diambil di studio. Kedua set action itu di gabungkan waktu processing di laboratorium. Waktu tahap pencetakan, sebuah masker dalam bentuk action latar depan dipakai untuk menghalangi action latar belakang menembus (ghosting) melalui action latar depan.
“TRAVELLING MATE” LAYAR BIRU
Proses “travelling matte” layar biru mempunyai dua sistem dasar: keduaduanya menggunakan latar belakang biru yang dimukanya berlangsung action latar depan. Kekurangan proses ini karena ada nya garis tepi biru atau hitam pada action latar depan. Perencana harus menjaga agar tidak terdapat warna-warna biru tua pada kostum atau prop dilatar depan.
PERENCANAAN PROCESS SHOT Berdasarkan naskah perencana akan menentukan process shot, dan dia akan menghubungi kameraman. Perencana juga akan memperhitungkan berapa panjang adegan latar belakang diperlukan untuk tiap shot. Isi gambar-gambar latar belakang harus diuraikan jelas agar sesuai dengan action di studio. Pengaturan gerak warna, isi khas dari shot, Semua harus diawasi dengan teliti.
Floorplan • Floorplan Tata Artistik merupakan sketsa rencana tata artitistik yang diimplementasikan dalam sebuah denah secara lengkap menyangkut elemen stage dan properti serta penempatannya berdasarkan skala yang sudah dibuat sebelumnya.