Metoda Eksplorasi Langsung TA-5211, Eksplorasi Cebakan Mineral
Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Mineral Fakultas Teknik Teknik Pertambangan dan Perminyakan FTTM - ITB
Filosofi Eksplor E ksplorasi asi •
Program Eksplorasi : –
–
–
•
Finding : untuk menemukan dan mengetahui sebaran bahan galian Proving, dan Evaluating.
Filosofi Eksplorasi : –
memahami konsep akumulasi bahan galian dan menerapkan metoda-metoda berdasarkan karakteristik fisika-kimia, pengumpulan dan analisis data, serta serta penguasaan teknologi.
Pemilihan, Penerapan, dan Pelaksanaan Eksplorasi Merupakan suatu rangkaian proses dan konsep berpikir yang komprehensif PROSES GEOLOGI
Magmatik Tektonik dan Struktur Geologi Pelapukan Erosi dan Sedimentasi
GEJALA GEOLOGI
GENESA ENDAPAN
Tatanan Tektonik Struktur Geologi Jenis Litologi Susunan Stratigrafi Geomorfologi-Fisiografi
Metalogenic Province Kontrol pembentukan bijih Alterasi dan Mineralogi Assosiasi unsur dan mineral Tekstur dan struktur mineral
TIPE dan KARAKTERISTIK ENDAPAN
Bentuk, ukuran dan pola sebaran bijih Proses dan zona pengkayaan Sifat fisik dan kimia endapan Karakteristik mineralogi Karakteristik batuan induk/samping
PEMILIHAN dan PENERAPAN TEKNOLOGI dan METODA EKSPLORASI
Pemahaman Filosofi Eksplorasi (GUIDE TO ORE) •
Pemahaman dasar : konsep terbentuknya akumulasi bahan galian –
–
–
•
Adanya sumber (source), Adanya proses perpindahan (migration/ transportation), Adanya tempat/wadah/perangkap (host/trap)
Pendekatan konsep eksplorasi –
–
Known Unknown Manifestasi Unknown
Perbandingan Eksplorasi Langsung dan Eksplorasi Tidak Langsung Eksplorasi Tak Langsung
Eksplorasi Langsung
Kegiatan umum
Tidak berhubungan (kontak) langsung dengan objek yang dieksplorasi.
Langsung berhubungan (kontak) dengan objek yang dieksplorasi
Prinsip pekerjaan
Memanfaatkan sifat-sifat fisik dan kimia dari endapan.
Melakukan perilaku yang langsung pengamatan pada fisik endapan.
Identifikasi
Melalui anomali-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Melalui analisis megaskopis dan mikroskopis pada objek pengamatan.
Metoda
Penginderaan jarak jauh, survei geokimia, survei geofisika.
Pemetaan, uji sumur, uji parit, pemboran.
Tahapan eksplorasi
Digunakan pada tahapan Reconnaissance (Eksplorasi Pendahuluan) Prospeksi
Digunakan pada tahapan Prospeksi Finding (Eksplorasi Detil).
Teknologi
Relatif membutuhkan peralatan (teknologi) tinggi.
Relatif membutuhkan teknologi yang lebih sederhana s/d manual.
Eksplorasi Langsung •
•
•
•
Pengamatan dilakukan dengan kontak visual dan fisik pada kondisi permukaan/bawah permukaan, Pengamatan dilakukan melalui deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling Interpretasi yang dilakukan harus berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).
PEMETAAN GEOLOGI
Pemetaan Eksplorasi •
•
Merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan,
Menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang memuat informasi tentang : –
–
–
Penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), Informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan, Informasi tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral, karakteristik host rock, singkapan-singkapan vein/urat, dll.
Check List for Recording Outcrop Information •
•
Kenampakan singkapan ; deskripsi, bentuk, ukuran, dll. Observasi/Deskripsi Batuan/Singkapan : – – – – – – –
–
– –
Warna bagian yang lapuk dan segar, Warna bidang-bidang perlapisan, Tingkat dan kedalaman pelapukan, Ukuran butir, Komposisi mineral, Nama batuan (di lapangan), Hubungan dengan batuan di atas maupun di bawah (bentuk kontak), Kehadiran mineral-mineral yg bernilai ekonomis, Perkiraan kadar secara visual, Posisi, tipe dan dimensi sampel (jika diambil).
Observasi/Deskripsi untuk Batuan Beku •
Bentuk keterdapatan singkapan,
•
Ukuran/dimensi tubuh batuan,
•
Fractures systems, Lithologic Structures (flow, segregation, etc),
•
Hubungan kontak, metamorphism, inklusi-inklusi,
•
Posisi dan deskripsi sampel.
Observasi/Deskripsi untuk Batuan Beku
Observasi/Deskripsi untuk Batuan Metamorf •
•
•
•
•
Jenis dan derajad metamorphism, Struktur batuan (linier, gneiss, etc) dan orientasinya, Hubungan antara struktur primer dan sekunder, Perkiraan jenis batuan awal sebelum metamorphism, Posisi dan deskripsi sampel.
Observasi/Deskripsi untuk Batuan Metamorf
Observasi/Deskripsi untuk Batuan Sedimen •
•
• •
• • • •
Detrital, Chemical atau Organik, Bentuk keterdapatan dan Dimensi, Kekompakan, Komposisi, bentuk, ukuran butir, fragmen, matriks, semen, dll, Struktur batuan, Inklusi, Sekuence stratigrafi, Posisi dan deskripsi sampel.
Observasi/Deskripsi untuk Batuan Sedimen
Observasi/Deskripsi untuk Mineralisasi atau Tipe Urat •
Bentuk dan dimensi,
•
Hubungan dengan batuan samping/induk,
•
Tipe batuan samping dan kontak,
•
Tekstur vein,
•
Jumlah dan ukuran butir mineral bijih,
•
Perkiraan kadar,
•
Posisi dan deskripsi sampel.
Manfaat Pemetaan Geologi •
Daerah sebaran endapan dapat diketahui (diperkirakan) : –
–
•
•
Sebagai model geologi endapan, berdasarkan data-data singkapan dan formasi yang berhubungan dengan keterdapatan endapan. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona sebaran endapan) dapat dihindari –
–
•
Dalam perencanaan pemboran Dalam pemetaan topografi.
Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti. –
•
Mempersempit wilayah kajian. Mengetahui jenis batuan atau formasi yang berhubungan dengan keterdapatan endapan.
Trend dan kemenerusan sebaran endapan.
Digunakan sebagai dasar untuk perencanaan ekplorasi selanjutnya. –
Design dan pola pemboran.
TRACING FLOAT
Tracing Float •
Float adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan (potonganpotongan) dari badan bijih yang lapuk dan tererosi, –
–
•
Akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air, maka float ini tertransport ke tempat-tempat yang lebih rendah, Pada umumnya, float ini banyak terdapat pada aliran sungai-sungai.
Tracing (penjejakan atau perunutan) float ini pada dasarnya merupakan kegiatan pengamatan pada pecahan-pecahan batuan seukuran kerakal s/d boulder yang terdapat pada sungai-sungai, –
–
–
Asumsi yang digunakan bahwa jika terdapat pecahan-pecahan yang mengandung mineralisasi, maka sumbernya adalah pada suatu tempat di bagian hulu dari sungai tersebut. Dengan berjalan ke arah hulu, maka diharapkan dapat ditemukan asal dari pecahan (float) tersebut. Intensitas, ukuran, dan bentuk butiran float yang mengandung mineralisasi (termineralisasi) dapat digunakan sebagai indikator untuk menduga jarak float terhadap sumbernya.
Tracing Float •
•
Selain itu sifat dan karakteristik sungai seperti kuat arus, banjir, atau limpasan juga dapat menjadi faktor pendukung, Selain dengan tracing float, dapat juga dilakukan tracing dengan pendulangan (tracing with panning) yang ditujukan untuk material-material yang berukuran halus (pasir s/d kerikil), Secara konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing float, Pengerjaan metode tracing float atau tracing with panning dilakukan melalui pengecekan pada semua cabang (anak) sungai, sehingga informasi (peta) jaringan sungai menjadi media utama untuk metode ini. Informasi-informasi yang diperlukan : Peta jaringan sungai. Lokasi pengambilan float. Informasi float (termineralisasi/tidak termineralisasi). Kuantitas dan kualitas float. Lokasi dimana float mulai hilang zona sumber float telah terlewati ? konsentrasi penelitian. –
–
•
–
–
–
–
–
Tracing Float P e l a p u k a n m p a i n d e r a s a l i n i s a s g k a i p a n z o n a i s i s a l a r i n e m a n Z o
F t er m r a g m i ne r e n - f al i s r a g m a z on a s i y a e n b a g m i n n e t ua n e r a t er i l i sa r os d a r s i i
Fragmen batuan termineralisasi yang tertransport ke sungai sebagai FLOAT
Sungai
Tracing Float ZONA MINERALISASI
Float (konsentrat dulang) yang tidak termineralisasi Float (konsentrat dulang) yang termineralisasi
TRENCHING (PARITAN UJI)
Trenching (Paritan Uji) •
•
•
•
•
•
Trenching merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau pencarian badan bijih/endapan. Paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling. Pada pencarian badan bijih, parit uji dibuat berupa series dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas zona bijih tersebut dapat diketahui. Informasi yang dapat diperoleh antara lain ; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.
Trenching (Paritan Uji) Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut : Terbatas pada overburden yang tipis, Kedalaman penggalian umumnya 2 s.d. 2,5 m (dapat dengan tenaga manusia atau dengan menggunakan eksavator/back hoe), Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung). • •
•
30°
TP-6 30°
TP-5
HB IV-2 20°
HB IV-1
TP-4 TR-D.3
Garis singkapan batubara 48°
HB I-8
Singkapan Pemboran dangkal Paritan uji
TR-C1
TR-D.2
30°
TR-D.1
HB III-3 30°
TR-C.4
HB III-2
HB III-1 TR-C.3 48° TR-C.2 TP-3 TR-C1 TR-B2
HB I-8 HB I-7 TR-B1
48°
TR-2
Trenching (Paritan Uji)
Trenching (Paritan Uji)
Trenching (Paritan Uji)
800
750
) m ( i s a v e l E
0 1 . 9 . . 8 2 6 9 4 2 / 5 1 1 6 / . / 3 0 . 6 . / 1 1 / / m c m m 3 1 1
700
CK 3 650
6 6 2 2 / 5 / 3 0 0 / 2 0 3 + 4 + +
8 2 / 0 6 2 2 / 0 5 6 1 2 / 1 / 0 0 1 +
n i l a t x , g n i 6 d n 7 a . 6 b . l 8 9 1 a % / 1 2 k . 8 / o 2 0 l 1 . 8 1 , L 0 . y / C 2 k / l a m i N 9 m , 0 . 5 . m , C 0 / 0 i n o / 0 5 e 3 5 3 3 V 1 K K z I C C Q F
2 m 4 . r o 4 f 4 l o / 8 l o 2 . c , 2 y / k l m 5 i 1 . m , V 0 n I / i 5 e / 5 V T K z K C Q C
4 2 . 7 5 / 5 4 . 6 / m 8 1 . I I 0 / I 3 / R T K K C C
800
3 T K C
750 CKT 2 32.25-34.15m, Vlt 8% 1.9m/0.08/194.17
700 65.90-67.30m, Vlt 6% 1.4m/5.05 /195.21 79.65-82.40m, Qz Vein 25% 2.75m/0.28/171.7
119.60-121.50m, 0.3m/1.62/152.48 Vein Qz 128.90-129.15m, 0.25m/0.22/91.54 Vein Qz
63.60-64.65m, 1.05m/ 3.97 /47.91, Qz Cc Vein 45% 67.45-69.40m, 1.95m/ 2.12, Vein
650
Eoh 150.05m
185.20-191.60m, 2.95m/4.36 /49.9 Vlt 20%
600
600
1.10m/0.58/11.2 Eoh 260.65m
550
Eoh 160.25m
240.85-245.15m, 4.3m/0.34/69.88 20%, Vein Qz Cc
550
Contoh kombinasi anomali soil sampling, IP, Float, dan trenching
r a h a m u S . S
PETA EKSPLORASI
granodiorit alterasi silika-klorit-pirit dalam zone sesar N 210 E 0
Boulder konglomerat
Diorit kuarsa kaya magnetit, alt. sangat lemah
Float & boulder kongl. bt.psr tersilisifikasi
100
g n t a n S. U
Diorit kuarsa/granodiorit, terpotong beberapa dyke intrusi
Float & boulder kongl. bt.psr tersilisifikasi + py.
200 m
Granodiorit, N 50 E, shear joint, berasosiasi dengan Si-Ser alt, urat-urat tipis kuarsa
TR-03
Singk. min. Cu-Au-Mo pada Granodiorit terbreksiasi oleh struktur N 40‹E
TR-01 & 02
Limonitic Soil, Grade s/d 4,36 ppm Au
Float granodiorit teralterasi si-ser Diorit-kw & Granodiorit, N 45 E, shear joint, berasosiasi dengan alt. clay, klorit, py, dan urat-urat tipis kuarsa+kalsit+pyrit di zona struktur
Float & boulder kongl. bt.psr tersilisifikasi + py. S . K u y u n g
Keterangan : Lokasi anomali soil Cu > 305 ppm
Lokasi anomali soil Au > 0,108 ppm
Lokasi anomali IP (interpretasi pseudo section)
TEST PIT (SUMURAN UJI)
Test pit (Sumuran Uji) •
•
•
•
•
•
Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3 – 5 m dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar. Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : – – – – –
ketebalan horizon B (zona laterit/residual), ketinggian muka airtanah, kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO 2, H2S), kekuatan dinding lubang, dan kekerasan batuan dasar.
Test pit (Sumuran Uji)
Test pit (Sumuran Uji)
Test pit (Sumuran Uji) •
Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. –
•
Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. –
Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).
Contoh Test pit pada Bauksit
Sampling pada Test Pit
Contoh Test pit pada Bauksit
Deskripsi Profil Bauksit
Contoh Test pit pada Bauksit
Pencucian Sampel Bauksit
Contoh Test pit pada Bauksit
Washed Bauksit