1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Angka kematian Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. peningkatan kejadian kesakitan dan kematian,yang diakibatkan oleh PTM ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi dan social keluarga dan masyarakat, dari 100 penderita PTM terdapat sebanyak 70 orang yang tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terjadi keterlambatan dalam mendapatkan penanganan yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi, kecacatan bahkan kematian. Padahal kejadian ini sesungguhnya dapat dicegah melalui pengendalian factor resiko PTM. Kebiasaan hidup yang menjadi factor resiko PTM meliputi merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang dan konsumsi minuman beralkohol. Salah satu strategi dalam mengatasi hal tersebut dan sekaligus dapat meningkatkan pembangunan kesehatan, dengan pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai kegiatan, masyarakat perlu dilibatkan dengan kegiatan Pos Pembinaan Terpatu (Posbindu) PTM, dapat membina masyarakat untuk melakukan pengendalian factor resiko PTM secara mandiri.1,2 Puskesmas Putri Ayu merupakan salah satu Puskesmas yang menerapkan
kegiatan
Posbindu
dalam
program
kerjanya.
karena
pentingnya peran Posbindu dalam membina masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, terutama mencegah penyakit
2
tidak menular, dan Posbindu ini merupakan program baru yang perlu untuk di identifikasi bagaimana pelaksanaan dan permasalahannya penulis tertarik untuk membahas mengenai posbindu di Puskesmas Putri Ayu tahun 2013 1.2.
Tujuan Posbindu
1.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari tentang salah satu program puskesmas yaitu tentang Posbindu yang berfungsi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dari penyakit tidak menular. 1.2.2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran pelaksanaan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu 2) Mengetahui Prioritas permasalahan di Posbindu Puskesmas Putri Ayu 3) Menentukan
kegiatan
untuk
memecahkan
permasalahan
dalam
Posbindu di Puskesmas Putri Ayu.
1.3.
Manfaat
1) Menambah wawasan di bidang kesehatan terutama pengetahuan tentang pelaksanaan, permasalahan, dan pemecahan masalah Posbindu di Puskesmas Putri Ayu. 2) Menerapkan Ilmu yang diperoleh selama pendidikan serta menambah pengetahuan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Defenisi Posbindu
Posbindu merupakan kegiatan dengan mengutamakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan factor resiko penyakit tidak menulai Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodic. Factor resiko tersebut meliputi konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak t idak sehat, kurang aktifitas aktifi tas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini factor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera meruju ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar yaitu puskesmas. 2 Kelompok PTM Utama adalah Penderita diabetes mellitus, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. 2.2.
Tujuan
Melakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini factor resiko PTM. 1,3 2.3.
Sasaran Kegiatan
Sasaran utama kegiatan ini adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia berusia 15 tahun ke atas. 2.4.
Kegiatan
Posbindu dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain dimana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin seperti di masjid,
4
gereja,
klub
olahraga,
pertemuan
organisasi
politik
maupun
kemasyarakatan. Integrasi yang dimaksudkan adalah memadukan pelaksanaan Posbindu dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan da n tenaga yang ada. 2.5.
Pelaku Kegiatan
Pelaksana Posbindu adalah Kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu, mereka dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan factor resiko penyakit tidak menular di masing-masing kelompok atau organisasinya. Berikut kriteria Kader : - Berpendidikan minimal SLTA - Mau dan Mampu melakukan kegiatan terkait dengan Posbindu. 2.6.
Bentuk Kegiatan
Posbindu meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penggalian informasi factor resiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, informasi lain juga ditanyakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Kegiatan ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali. 2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa tubuh (IMT), Lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan dengan ukuran mansetnya (lengan atas).
5
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru secara sederhana dilakukan 1 tahun sekali bagi yang sehat, sementara bagi yang beresiko dilakukan 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan Peakflowmeter pada pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana baik dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih. 4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai factor resiko PTM atau penyandang diabetes mellitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya). 5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai factor resiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dyslipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk gula darah dan kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di kelompok tersebut. 6. Kegiatan pemeriksaan IV (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dikalkuan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika negative dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, bila positif lagi dilakukan krioterapi kembali. Dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di puskesmas. 7. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi pengemudi umum, dilakukan tenaga kesehatan. 8. Konseling dan penyuluhan, dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu. 9. Kegiatan Aktifitas fisik olahraga bersama, baiknya tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.
6
10. Rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk tindakan cepat sebelum merujuk. 2.7.
Pengelompokan Tipe Posbindu
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Posbindu. Dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: a. Posbindu PTM dasar meliputi:
Deteksi dini factor resiko sederhana lewat wawancara terarah melalui penggunaan instrument untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi cedera dan KDRT.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, indeks masa tubuh (IMT),
Analisa lemak tubuh
Pengukuran tekanan darah,
Pemeriksaan uji fungsi paru sederhana
Penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri.
b. Posbindu PTM Utama meliputi pelayanan Posbindu PTM dasar ditambah:
Pemeriksaan gula darah,
Pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida
Pemeriksaan klinis payudara,
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Pemeriksaan kadar Alkohol pernapasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi umum
2.8.
Kemitraan
Penyelenggaraan Posbindu pada tatanan desa/kelurahan perlu dilakukan kemitraan dengan forum desa/kelurahan siaga, industry dan
7
klinik swasta untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. Kemitraan juga dilakuan dengan klinik swasta untuk komunikasi dan koordinasi dalam mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olahraga atau sarana pejalan kaki yang aman dan sehat. Lewat klinik desa siaga dapat dikembangkan system rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis untuk pelayanan kesehatan. Sebaliknya bagi forum desa siaga dapat mempercepat pencapaian desa/kelurahan siaga aktif. Kemitraan dengan industry khususnya farmasi bermanfaat dalam pendanaan dan fasilitasi alat, contohnya glucometer, tensimeter yang bermanfaat dalam pelaksanaan Posbindu. Dan bagi klinik swasta kontribusinya dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan fungsi sosialnya. 2.9.
Langkah Penyelenggaraan Posbindu PTM
A) Persiapan Kabupaten / Kota berperan untuk melakukan inisiasi dengan berbagai rangkaian kegiatan dan Puskesmas berperan untuk mensosialisasikan tentang PTM, mempersiapkan sarana dan tenaga puskesmas B) Pelatihan PTM tenaga pelaksana / Kader Posbindu PTM o
Memberikan pengetahuan tentang PTM, factor resiko, dampak, dan pengendalian PTM.
o
Memberikan pengetahuan tentang Posbindu dalam memantau factor resiko PTM.
o
Memberikan keterampilan dalam melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.
C) Kegiatan Kader Pelaksana Posbindu PTM Setelah dilatih Kader melakukan: 1. Melaporkan kepada pimpinan organisasi / pimpinan wilayah
8
2. Mempersiapkan dan melengkapi sarana yang dibutuhkan 3. Menyusun rencana kerja 4. Memberikan informasi kepada sasaran 5. Melaksanakan wawancara, pemeriksaan, pencatatan dan rujukan bila diperlukan setiap bulan 6. Melaksanakan konseling 7. Melaksanakan penyuluhan berkala 8. Melaksanakan kegiatan aktifitas fisik bersama 9. Membangun jejaring kerja 10. Melakukan konsultasi dengan petugas bila diperlukan 3,4 2.10.
Pelaksanaan Posbindu PTM
A. Waktu penyelenggaraan Dapat dilakukan sebulan sekali, bila diperlukan dapat lebih dari satu kali. B. Tempat Lokasi yang mudah dijangkau dan nyaman bagi peserta. C. Pelaksanaan kegiatan Dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut system 5 meja
Gambar 2.1. Bagan sistem 5 meja
9
(Sumber: RI, K. K. (2012). Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI). Pembagian peran Kader Posbindu PTM idealnya: 1. Koordinator Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap puskesmas dan para pembina terkait di wilayahnya. 2. Kader Penggerak Anggota perkumpulan yang aktif, berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakkan
masyarakat,
sekaligus
melakukan
wawancara dalam penggalian informasi. 3. Kader Pemantau Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran factor resiko PTM 4. Kader Konselor/Edukator Anggota perkumpulan yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari puskesmas. 5. Kader Pencatatan Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikataf bertugas melakukan
pencatatan
hasil
kegiatan
Posbindu
PTM
dan
melaporkan kepada Koordinator Posbindu PTM D. Pembiayaan Pembiayaan diperlukan untuk mendukung terselenggaranya Posbindu PTM: - Dana Bantuan Operasional Kesehatan - Dana Sehat atau mekanisme pendanaan lainnya. Yang berasal dari masyarakat - Dana dari lembaga donor yang diajukan lewat proposal
10
- Dana
dari
pihak
swasta
melalui
CSR
(Corporate
Social
Responsibility) / Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. - Pembiayaan dari pemerintah daerah setempat. Pemanfaatan Biaya tersebut adalah untuk: -
Operasional Posbindu PTM
-
Pengganti biaya perjalanan Kader
-
Biaya penyediaan bahan habis pakai
-
Pembelian bahan makanan tambahan
-
Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan
-
Penyelenggaraan pertemuan.
-
Bantuan
biaya
duka
bila
ada
anggota
yang
mengalami
kecelakaan/kematian. E. Pencatatan dan Pelaporan 1. Kartu menuju sehat Pencatatan kondisi factor risiko PTM. Dipegang oleh peserta dan dibawa saat berkunjung. 2. Buku pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM Diperlukan untuk mencatat identitas dan keterangan lain mencakup nomor, no KTP/kartu identitas lain, nama, umur, dan jenis kelamin. Buku ini merupakan / file data pribadi peserta yang berguna untuk konfirmasi jika suatu saat diperlukan. Dipegang oleh Koordinator. F. Tindak lanjut hasil Posbindu PTM Tahap dini kondisi factor resiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan lewat diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stress dan lain-lain. Melalui konseling dan/atau edukasi dengan Kader konselor/educator, pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan factor resiko dapat ditingkatkan.
11
Tabel 2.1 frekuensi dan jangka waktu pemantauan factor resiko PTM (Sumber: RI, K. K. (2012). Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI). G. Rujukan Posbindu PTM Untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik peserta dengan kondisi yang buruk dan tidak mengalami kemajuan (sesuai kriteria rujukan) maka dilakukan perujukan ke puskesmas / klinik swasta yang sesuai kebutuhan. Namun tetap melakukan pemantauan resiko PTM.
12
Gambar 2.2 Bagan alur tindak lanjut dan rujukan hasil deteksi dini di Posbindu PTM (Sumber: RI, K. K. (2012). Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI).
13
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA
3.1.
Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dan Posbindu di Sungai Putri RT 21 dari tanggal 23 Desember 2013 hingga 10 Januari 2014. 3.2.
Data yang dikumpulkan
3.2.1. Data Primer
Data primer didapatkan melalui wawancara terhadap pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan Posbindu ini seperti kepala Puskesmas dan Koordinator pelaksana Posbindu mengenai tempat dan waktu pelaksanaan, alasan pemilihan tempat, koordinasi pelaksanaan, dan tahap persiapan pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan, alur pelaksanaan, sumber biaya, proses pencatatan dan pelaporan serta masalah-masalah terkait pada pelaksanaan Posbindu Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Selain wawancara penulis juga melakukan observasi langsung ke tempat pelaksanaan Posbindu. 3.2.2. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari buku catatan hasil posbindu, dan buku KMS (Kartu Menuju Sehat) Posbindu. Yang berisi identitas pasien, keluhan, pemeriksaan yang dilakukan. 3.3.
Cara pengambilan data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data hingga data diolah dan dianalisa adalah: 3.3.1. Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 23 Desember 2013 hingga 10 Januari 2014, Data sekunder diperoleh dengan cara meminjam
14
dari petugas Koordinator pelaksana berupa buka pencatatan dan KMS peserta Posbindu. Buku tersebut kemudian di scan dan di rekap secara manual. Sedangkan data primer diperoleh dari kepala puskesmas serta Koordinator pelaksana Posbindu. 3.3.2. Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai data diolah secara manual dan dianalisa mulai dari identifikasi masalah dengan curah pendapat, setelah terkumpul beberapa masalah yang ada selanjutnya permasalah tersebut dikonfirmasi dengan data primer ataupun sekunder. Permasalah yang didukung oleh data primer dan data sekunder akan dibuat dalam pernyataan masalah. Selanjutnya masalah tersebut akan ditentukan masalah yang paling utama dengan menggunakan tabel MCUA. Masalah yang paling utama (prioritas) akan diidentifikasi penyebab masalahnya dalam diagram fish Bone. Dari beberapa penyebab akan dicari penyebab yang dominan dan dicari alternative pemecahan masalahnya dengan tabel MCUA. Setelah itu dibuat rencana penerapan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dan kegiatannya akan dimonitoring dengan hasil akhir yang dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilannya.
15
BAB IV HASIL
4.1.
Profil Puskesmas Putri Ayu
4.1.1. Keadaan Geografi
Puskesmas Putri Ayu terletak di kelurahan Legok Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dan merupakan puskesmas perawatan. Wilayah kerja puskesmas Putri Ayu mencakup empat kelurahan yaitu kelurahan Legok, kelurahan Solok Sipin, kelurahan Murni, kelurahan Sungai Putri. Luas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu ± 962 ha atau ± 61 Km², terdiri dari daerah dataran tinggi di sebelah Selatan dan dataran rendah di sebelah Utara. Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batang Hari. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Kecamatan Pasar Jambi. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Selamat dan Kecamatan Telanaipura. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jelutung.
4.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Putri Ayu berdasarkan data akhir tahun 2012 adalah 39.490 jiwa dengan perincian: Tabel 4.1 jumlah penduduk menurut jumlah jiwa di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2012
Kelurahan
Jumlah penduduk
Legok
14.528
16
Murni
5.425
Solok Sipin
10.300
Sungai Putri
9.237
Jumlah
39.490
4.1.3 Visi dan Misi
-
Visi Terwujudnya Puskesmas Putri Ayu dengan pelayanan prima masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013.
-
Misi 1. Memberikan
pelayanan
kesehatan
berkualitas,
adil,
dan
terjangkau. 2. Menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/ karyawati Puskesmas Putri Ayu. 4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar. 4.1.4 Program
- Pokok 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan lingkungan 3. KIA 4. Gizi 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Pengobatan Dasar 7. Kesehatan pengembangan - Pengembangan Khusus 1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
17
2. Perkesmas 3. Upaya Kesehatan Mata 4. Upaya Kesehatan Jiwa 5. Upaya Kesehatan Telinga5
4.2.
Gambaran Pelaksanaan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013
Posbindu merupakan program baru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kegiatan ini bertujuan mengatasi factor resiko penyakit tidak menular contohnya diabetes, hipertensi, kanker dan sebagainya, pelaksanaan kegiatan ini belum sepenuhnya menggunakan metode 5 meja, dimana meja pertama adalah tempat pemberian nomor urut, dan registrasi peserta. Kemudian meja ke dua tempat wawancara oleh kade, meja ketiga pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut, meja ke empat pemeriksaan tekanan darah, yang terakhir meja ke lima tempat konseling dan edukasi (tindak lanjut) yang masih belum diterapkan adalah pemeriksaan gula darah, kolesterol, trigliserida, APE (Alat Peraga Edukatif), IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), ketidak tersediaan alat, dan Puskesmas Putri Ayu baru menjalankan program ini selama 3 bulan, dimulai dari bulan September, masih tergolong baru namun kegiatan ini cukup diminati oleh pesertanya. Posbindu ini diberi nama Posbindu Bougenville V terletak di RT 20 Sungai Putri, cakupan wilayah kerjanya adalah RT 20, 21, dan 22. Kegiatan Posbindu ini dikoordinasikan oleh satu petugas Koordinator dari pihak puskesmas dan dibantu oleh lima orang tenaga Kader yang dipilih sesuai dengan kriteria dan diutamakan yang memiliki keinginan kuat dan ikhlas melakukan kegiatan ini demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang seoptimal mungkin dan para Kader telah dilatih dan dibekali pengetahuan tentang penyakit tidak menular oleh dinas kesehatan kota. Kelima Kader inilah yang bertugas mengatasi factor resiko penyakit tidak menular di wilayah kerja posbindu ini, kegiatan posbindu ini
18
dilakukan secara rutin setiap bulannya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai Posbindu di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi didapatkan hasil sebagai berikut: 4.2.1. Persiapan Pelaksanaan Posbindu
Kegiatan pelaksanaan Posbindu ini diawali dengan persiapan terlebih dahulu yaitu sebagai berikut: 1. Menyusun Jadwal kegiatan, dan tim pelaksana
Jadwal kegiatan pelaksanaan Posbindu disusun bersama oleh Koordinator dan Kader. Kemudian di informasikan ke seluruh warga RT 20, 21, dan 22. Setiap kali posbindu dilaksanakan kelima Kader yang ada bertugas sesuai dengan tugas yang telah dibagikan masingmasing, jika ada salah satu Kader yang tidak hadir maka Kader lainnya akan menggantikannya. Pelaksanaan posbindu ini dilakukan setiap bulan sekali, yaitu setiap hari sabtu dari jam 11.00 hingga selesai di tempat yang telah ditetapkan namun waktu pelaksanaan posbindu tidak mutlak harus sesuai dengan jadwal namun bisa sedikit lambat atau cepat dari waktu yang telah ditentukan. Setelah penentuan jadwal, tempat, dan Kader ditentukan, selanjutnya
persiapan
peralatan
untuk
pelaksanaan
Posbindu
Puskesmas Putri Ayu ini. Pengadaan peralatan Posbindu ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi, terdiri dari tensi meter digital, timbangan digital yang dapat mengukur tinggi badan, meteran, stetoskop, flipchart materi penyuluhan kesehatan, KMS, buku pencatatan hasil kegiatan posbindu. Setelah semua siap para Kader akan segera membuka posbindu di tempat yang ditentukan, gedung posbindu ini belum memiliki gedung khusus jadi menggunakan gedung pelaksanaan posyandu. 2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posbindu
19
Tempat pelaksanaan kegiatan Posbindu ini dilakukan di RT 20 Kelurahan Sungai Putri setelah di sepakati bersama kegiatan ini menggunakan Bougenville
gedung V
daerah
yang
sama
setempat,
dengan yaitu
kegiatan
sebuah
posyandu
ruangan
yang
berdampingan dengan rumah dan ruang belajar untuk anak-anak didikan PAUD milik salah satu Kader, yang juga memiliki pekerjaan sebagai seorang guru PAUD. Setelah ditetapkan wilayah dan lokasi kegiatan posbindu ini. Para Kader mempersiapkan alat-alat pendukung seperti meja dan kursi untuk pelayanan bagi peserta Posbindu. 3. Mempersiapkan alat
Kegiatan posbindu ini lebih mengutamakan perubahan perilaku hidup warganya, dengan demikian penggunaan obat tidak dibutuhkan pada setiap pelaksanaannya, jika ada peserta yang membutuhkan pengobatan akan dilakukan perujukan ke Puskesmas Putri Ayu segera. Jadi yang dipersiapkan adalah pelaratan untuk pemeriksaan PTM seperti timbangan, meteran, pengukur tinggi badan, dan tensi meter, flipchart
untuk
penyuluhan,
untuk
pencatatan
hasil
kegiatan
menggunakan buku register, dan untuk peserta diberikan buku KMS sebagai catatan kunjungan, hasil pemeriksaan dan apa saja saran kesehatan yang diberikan pada peserta tersebut. 4. Melakukan pembagian tugas
Pembagian tugas penting agar kegiatan posbindu dapat efektif dalam setiap kegiatannya. Para Kader yang terdiri dari lima orang ini lah yang berbagi tugas sebagai berikut sesuai dengan system pelayanan 5 meja: a. Meja 1 Satu orang Kader bertugas mencatat (register) peserta berdasarkan nomor urut. Dan mencatatnya ke dalam KMS dan buku catatan Kader. b. Meja 2
20
Satu orang Kader bertugas melakukan wawancara dengan peserta, menggali informasi tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, menanyakan tentang aktifitas fisik yang dilakukan secara rutin, adakah kebiasaan merokok, apakah kurang makan buah dan sayur, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan lainnya dengan terjadinya PTM. c. Meja 3 Satu orang Kader bertugas melakukan pemeriksaan untuk menentukan berat badan peserta, tinggi badan, lingkar perut, menentukan IMT. d. Meja 4 Satu orang Kader bertugas melakukan pemeriksaan tekanan darah e. Meja 5 Satu orang Kader bertugas melakukan konseling dan penyuluhan terhadap peserta, sehubungan dengan factor resiko penyakit yang tidak menular yang ia miliki. Apa saja yang harus peserta lakukan agar dapat mengendalikan factor resiko penyakit tidak menular tersebut. 5. Biaya pelaksanaan Posbindu
Pelaksanaan Posbindu ini dari hasil wawancara yang dilakukan, puskesmas tidak membiayai kegiatan ini, setiap kali posbindu dilakukan para Kaderlah kadang yang menggunakan biaya dari kantongnya sendiri demi menjalankan kegiatan posbindu ini. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional posbindu, biaya perjalanan Kader, biaya penyelenggara pertemuan. Tidak ada rincian yang jelas mengenai dana yang telah digunakan. 4.2.2.
Pelaksanaan Posbindu 1. Waktu pelaksanaan
21
Waktu pelaksanaan Posbindu dilakukan secara rutin setiap bulannya pada pertengahan bulan di hari sabtu, mulai dari jam 11.00 hingga selesai di tempat yang telah ditetapkan namun tidak mutlak sesuai dengan rencana bisa lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan seusuai dengan keadaan, dan dikarenakan oleh para Kader yang seluruhnya adalah wanita, dan memiliki tugas rumah tangga yang harus di selesaikan pada jam tersebut. Dan jika terjadi halangan yang menyebabkan tidak mungkin kegiatan posbindu terlaksana di hari itu, maka akan diganti dengan hari lainnya, dan ini akan menambah pekerjaan bagi para Kader untuk menghimbau warga. Dari hasil wawancara dengan petugas Koordinator Posbindu yang sedang bertugas di Puskesmas Putri Ayu tanggal 23 Desember 2013, menjawab pertanyaan: “Kapan kegiatan Posbindu ini dilakukan?” Jawaban: “…Kegiatan Posbindu ini adalah program baru yang dijalankan oleh Puskesmas Putri Ayu, telah berjalan selama tiga bulan, pelaksanaannya mulai bulan September 2013, setiap bulannya kegiatan Posbindu ini rutin dilaksanakan, terakhir tanggal 21 Desember kemarin, kegiatan dimulai dari jam 11.00 hingga selesai.” Tanggal 6 Januari 2014 Dengan pertanyaan yang sama diberikan pada Kader, Kader memberikan jawaban sebagai berikut: “…Kegiatan Posbindu dijadwalkan mulai jam 11.00 namun tidak mutlak dimulai kegiatan sesuai dengan jam tersebut, tapi bisa lebih cepat atau lebih lambat sesuai dengan keadaan, karena para Kader disini adalah ibu-ibu yang biasanya pada pagi hari harus melaksanakan kegiatan di rumah masing-masing terlebih dahulu, seperti
memasak,
membersihkan
sebagainya.” Pertanyaan kepada Kader:
rumah,
mengurus
anak
dan
22
“Bagaimana jika ada Kader yang berhalangan hadir saat kegiatan? Misalnya hujan lebat yang menyebabkan Posbindu sulit untuk dijalankan?” Jawaban: “… Kalau terjadi halangan atau hal yang demikian, maka Posbindu akan diundur pelaksanaannya di kemudian hari. Dan berarti itu
menambah
pekerjaan
kami
para
Kader,
kembali
harus
menghimbau warga, memberitahukan perubahan jadwal Posbindu ini.” 2.
Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Posbindu ini tidak memiliki gedung khusus,
selain
karena tidak ada dana yang memadai untuk membangun gedung baru. Setelah dipertimbangkan oleh Kader bahwa gedung Posyandu Bougenville V di RT 20 kelurahan Sungai Putri yang
merupakan
tempat yang strategis dan juga tidak digunakan terus-menerus setiap harinya sehingga gedung ini sampai saat ini ditetapkan menjadi gedung
bersama
untuk
pelaksanaan
Posyandu
dan
Posbindu.
Pelaksanaan kegiatan Posbindu dilaksanakan pada hari yang berbeda dengan kegiatan Posyandu agar dapat secara bergantian menggunakan gedung ini, misalnya hari Jum’at diadakan Posyandu, kemudian hari sabtu adalah giliran kegiatan Posbindu yang diadakan di gedung itu. Kegiatan Posyandu dan Posbindu pernah dilakukan pada hari yang sama di tempat tersebut, memang warga atau peserta yang datang menjadi lebih banyak namun ini menyebabkan Kader kewalahan menangani para peserta dikarenakan Kader Posbindu maupun Posyandu adalah orang yang sama. Dari hasil wawancara dengan Kader Posbindu yang sedang bertugas di Puskesmas Putri Ayu tanggal 23 Desember 2013, menjawab pertanyaan: “Bagaimana penggunaan tempat untuk melaksanakan kegiatan Posbindu ini bu?”
23
Jawaban: “… Posbindu ini tidak punya tempat khusus untuk kegiatannya disamping karena baru, juga karena dana yang tidak ada untuk membuat gedung baru bagi Posbindu, sampai sekarang Posbindu masih menumpang pelaksanaannya di gedung Posyandu, berdasarkan kesepakatan bersama. Pada awalnya dulu pernah dijadwalkan Posyandu dan Posbindu pada hari dan jam yang sama, saat itu jumlah peserta menjadi meledak, peserta Posyandu balita dan peserta Posbindu tergabung di satu tempat. Setelah selesai kegiatan para Kader mengeluh kecapaian karena menangani jumlah peserta yang banyak, ini dikarenakan Kader yang ada di Posbindu dan Posyandu adalah orang yang sama. Dan akhirnya sepakat di jadwalkan Posyandu terlebih dahulu di lakukan misalnya pada hari Jum’at kemudian Posbindu pada hari Sabtunya, untuk menghindari kejadian yang sudah- sudah.” 3. Tim Pelaksana Posbindu
Pelaksanaan kegiatan Posbindu ini dilaksanakan oleh sebuh tim yang terdiri dari 6 orang, 1 orang petugas Puskesmas sebagai Koordinator Posbindu, 1 orang sebagai Ketua Kader, dan 4 orang sebagai anggota Kader. Berdasarkan kriteria untuk menjadi kader Posbindu berikut susunan kader Posbindu Puskesmas Putri Ayu Kelurahan Sungai Putri:
KOORDINATOR Kristina Sundari
KETUA Santre Agustina, S.Pd
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
Maimunah Sari
Nengmas
Sumarni
ANGGOTA
ANGGOTA
Santre Agustina, S.Pd
Atina
24
Gambar 4.1 Struktur Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi Dari hasil wawancara pada kader bahwa beberapa orang anggota kader Posbindu ini memiliki aktivitas lain di rumahnya selain kegiatan Posbindu, kemudian mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai kader pula di Posyandu setempat. Tugasnya merangkap. Ditambah pula jumlah kader yang dirasa kurang dan ada beberapa kader yang sudah mencapai usia lanjut, kadang mereka hanya datang sebentar kemudian pergi dan tugasnya dilanjutkan dengan kader yang tersisa. Sehingga fungsi kader di Posbindu ini tidak optimal. 4. Jumlah Peserta Posbindu
Jumlah peserta Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi ini masih tergolong kurang, jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah warga yang berkisar 100 Kepala Keluarga. Berdasarkan hasil wawancara Pada awal kegiatan hanya ada 7 orang yang menjadi peserta, pada bulan kedua 9 orang namun ketika ditanyakan catatan kegiatannya petugas mengaku lupa meletakkannya dimana, dan pada bulan ketiga terjadi peningkatan peserta menjadi 20 orang dan dibuktikan dengan adanya catatan register peserta. Berarti jika di perkirakan setiap KK satu orang yang menjadi peserta Posbindu, dibandingkan dengan jumlah peserta Posbindu yang ada sekarang hanya 20% yang baru aktif dalam kegiatan Posbindu ini. Dari hasil wawancara terhadap kader yaitu sebagai berikut: Pertanyaan: “Mengapa Jumlah peserta Posbindu ini hanya 20 orang ?” Jawab:
25
“…sebagian besar warga disini merupakan ekonomi bawah, bekerja sebagai pedagang atau pun buruh harian. mereka beralasan saat di ajak untuk datang ke Posbindu bahwa mereka lebih baik pergi mencari nafkah, jika ikut Posbindu maka tidak ada pemasukan uang untuk hari ini. Dan bagi warga menengah atas mereka terlihat juga kurang antusias, dan beralasan lebih baik pergi ke dokter yang mereka percayai, dari pada ke Posbindu.” Dari hasil wawancara terhadap warga sekitar yang tidak mengikuti kegiatan posbindu secara rutin: Pertanyaan: “Mengapa ibu tidak ikut Posbindu secara rutin?” Jawaban: “Kami ini kalau ikut Posbindu, kami tidak bisa mencari uang dek untuk makan sehari-hari, kalau ikut Posbindu berarti kami tidak makan dek.” Dapat disimpulkan berarti jadwal kegiatan Posbindu ini juga menjadi kendala bagi warga untuk ikut. Karena pada jam 10.00 merupakan jam kerja warga, sehingga tidak memungkinkan untuk ikut Posbindu. Dari hasil wawancara lainnya ternyata factor alat di Posbindu juga menjadi penyebab kurangnya minat, setelah ditanyakan ada warga yang mengaku sangat berminat ikut Posbindu jika ada pemeriksaan
Gula
darah
atau
Kolesterol
darah
di
Posbindu
Bougenville V ini. 5. Alur Pelaksanaan Posbindu
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pelaksanaan Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi ini, sebagian besar kegiatan telah sesuai dengan buku panduan pelaksanaan Posbindu yang menggunakan sistem 5 meja. Berikut kegiatan yang dilaksanakan di posbindu ini:
Peserta di layani satu persatu
Meja 1
Meja 2
Meja 3
Meja 4
Meja 5
26
Gambar 4.2 Alur Kegiatan Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi. Sebelum melakukan kegiatan pemeriksaan peserta Posbindu menerima
penyuluhan
kesehatan
terlebih
dahulu,
contohnya
penyuluhan perilaku hidup sehat. kemudian peserta di registrasi dan diberikan nomor urut, kemudian dipanggil satu persatu, oleh meja 1. Kemudian peserta menuju meja 2 untuk diwawancarai untuk pertama kali ditanyai identitas untuk diisikan ke KMS yang telah disediakan, dan menanyakan keluhan selanjutnya menuju ke meja 3 pengukuran BB, IMT dan lingkar perut, kemudian menuju meja 4 untuk pemeriksaan tekanan darah, dan terakhir ke meja 5 untuk di tentukan factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit tidak menular pada peserta
dan
dilakukan
edukasi
dan
tindak
lanjut
terhadap
permasalahannya 6. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan Posbindu
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Posbindu ini dilakukan oleh Kader, dalam satu buku register khusus setiap kali pelaksanaan kegiatan Posbindu ini, pencatatan ini meliputi tanggal pemeriksaan, nama peserta, umur, pemeriksaan yang dilakukan (BB, tekanan darah), pemeriksaan
Labor, keluhan, terapi /
konseling, alamat,
dan
keterangan. Salinan catatan ini juga dimiliki oleh petugas Koordinator kegiatan Posbindu. Berikut format pencatatan kegiatan Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi: Tabel 4.1. Format pencatatan kegiatan Posbindu
27
No Tgl Nama Umur BB T/D Labor Keluhan Terapi
/
Alamat Ket
Konseling
Selain itu juga dilakukan pencatatan kegiatan Posbindu ke dalam KMS factor resiko Penyakit Tidak Menular, milik masingmasing peserta. Pengisian buku catatan kegiatan dan KMS masih belum tertib. 4.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Posbindu
Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Putri Ayu biasanya dilakukan secara rutin melalui loka karya mini bulanan di Puskesmas Putri Ayu, namun untuk kegiatan Posbindu ini masih belum dilakukan evaluasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas Koordinator Posbindu Puskesmas Putri Ayu, Pertanyaan: “Apakah kegiatan Posbindu ini sudah dilaporkan hasil dan dievaluasi ?” Jawaban: “… Program ini masih baru, petugas yang bertanggung jawab terhadap kegiatan ini terlalu banyak tanggung jawab lainnya. Sehingga pelaporan belum dilakukan”. Pertanyaan: “Bagaimana target kegiatan Posbindu ini kak?” Jawab: “…Program Posbindu ini tidak ada target, berapa pun pesertanya itulah yang di layani di Posbindu”
28
BAB V PEMBAHASAN
5.1.
Identifikasi Masalah
5.1.1. Curah Pendapat
Berdasarkan wawancara (curah pendapat/brainstorming) dengan salah satu petugas coordinator Posbindu, kader, warga dan kepala Puskesmas. Maka ditemukan beberapa masalah dalam pelaksanaan Posbindu Bougenville V Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi selama dua bulan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Posbindu tidak tepat waktu (OUTPUT) 2. Jumlah petugas Posbindu kurang, ada yang lanjut usia, dan memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga juga ada pula yang menjadi kader Posyandu (INPUT) 3. Rendahnya jumlah peserta Posbindu (INPUT) 4. Dukungan pihak setempat dari RT dinilai kurang, Tokoh masyarakat juga tidak ikut serta dalam kegiatan, sehingga kurang motivasi bagi warga untuk ikut. (PROSES) 5. Kesadaran kader dan persepsi tentang Posbindu masih kurang. (INPUT) 6. Masyarakat yang telah mengikuti Posyandu di hari sebelumnya malas mengikuti Posbindu di hari barikutnya. (PROSES)
29
7. Tidak ada gedung khusus Posbindu, Gedung Posbindu menumpang di gedung Posyandu (INPUT) 8. Kurang peralatan pemeriksaan seperti alat tes GDS, Kolesterol, IVA dan alat peraga edukatif (INPUT) 9. Dana pelaksanaan tidak ada, bahkan kadang menggunakan dana dari kantong kader sendiri (INPUT) 10. Pelaporan Posbindu masih belum maksimal (OUTPUT) 5.1.2. Konfirmasi Masalah dengan dukungan data
Hasil identifikasi masalah kemudian dibuktikan dengan data otentik primer maupun sekunder. Data sekunder berupa data register dan catatan peserta, dan data primer melalui wawancara dengan kader, coordinator, dan kepala Puskesmas pelaksana Posbindu. Berikut konfirmasi data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Posbindu tidak tepat waktu Dari hasil wawancara didapatkan bahwa terkadang kegiatan terlambat dilaksanakan dari waktu yang ditentukan karena adanya halangan dari kader. 2. Jumlah petugas Posbindu kurang, ada yang sudah lanjut usia, petugas juga memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan ada pula yang menjadi kader posyandu. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa petugas Posbindu hanya 5 orang dan ada kader yang telah tua sehingga terkadang cepat kelelahan, dan kegiatan diteruskan oleh kader yang ada. Kemudian kesibukan sebagai IRT dan kader Posyandu juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan Posbindu. 3. Rendahnya Peserta Posbindu Dari hasil wawancara didapatkan bahwa hanya 20 peserta yang datang pada Posbindu yang dilaksanakan tanggal 21 Desember 2013, dan hal ini di perkuat dengan adanya catatan kegiatan Posbindu pada hari tersebut 4. Dukungan Pihak lain seperti RT, Tokoh Masyarakat masih kurang Dari hasil wawancara didapatkan bahwa RT kurang mendukung kegiatan Posbindu ini, tak ada keikutsertaan ketua RT dalam Posbindu begitu pula tokoh masyarakat, yang
30
seharusnya dapat menjadi penarik bagi masyarakat lainnya untuk datang ke Posbindu. 5. Kesadaran kader dan persepsi tentang Posbindu masih kurang. Dari hasil wawancara kader mengeluhkan dana dari Puskesmas tidak ada untuk operasional Posbindu ini. Setelah dikonfirmasi dengan puskesmas memang tidak ada dana untuk kegiatan tersebut dikarenakan kegiatan ini merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Dan hakikatnya dana operasional dapat di swadayakan oleh masyarakat sekitar. 6. Malasnya masyarakat untuk ikut Posbindu karena telah mengikuti Posyandu di hari lain. Dari hasil wawancara didapatkan beberapa warga mengeluh tidak ikut Posbindu karena merasa malas bolak-balik ke tempat pelaksanaan Posbindu yang juga merupakan tempat pelaksanaan Posyandu di hari sebelumnya mereka datangi. 7. Tidak ada gedung khusus Posbindu, gedung Posbindu menumpang di gedung Posyandu, Dari hasil wawancara kader menyatakan bahwa gedung Posyandu digunakan bersama Posbindu dan observasi langsung ditemukan bahwa gedung posyandu yang digunakan untuk posbindu, juga digunakan sebagai tempat kegiatan PAUD. 8. Kurang peralatan pemeriksaan seperti alat tes GDS, kolesterol IVA dan alat peraga edukatif, Dari hasil wawancara didapatkan tidak adanya alat tes GDS, kolesterol, IVA. Untuk alat peraga edukatif ada yaitu berupa flipchart. Dan ini dibuktikan dengan observasi ketersediaan peralatan Posbindu. 9. Dana pelaksanaan tidak ada, bahkan kadang menggunakan dana dari kader. Dari hasil wawancara tidak ada dana operasional khusus untuk Posbindu baik dari masyarakat, puskesmas maupun organisasi lainnya. 10. Pelaporan Posbindu masih belum maksimal Dari hasil wawancara pelaporan kegiatan Posbindu hanya sekedar menyampaikan catatan kegiatan Posbindu, yang berisi identitas peserta, keluhan, pemeriksaan BB, TD saja. Dan telah diobservasi dengan melihat catatan tersebut. 5.2.
Penentuan prioritas masalah
31
Untuk menentukan prioritas masalah pada pelaksanaan Posbindu Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan cermat maka digunakan 2 alat untuk menentukan prioritas masalah yaitu MCUA ( Multiple Criteria Utility Assessment) dan PAHO (Pan American Health Organization).
Tabel 5.1. MCUA untuk menentukan prioritas masala h Kriteria
N BN N BN N BN N BN
3 7 21 6 18 8 24 7 21
4 7 28 7 28 8 32 8 32
2 5 10 6 14 7 14 8 16
Pengaru h terhadap Kesehat an peserta 5 5 25 6 30 8 40 6 30
N BN
7 21
7 28
7 14
N BN
7 21
6 24
N BN N BN N BN
5 15 8 24 7 21
6 24 8 32 7 28
No
1 2 3 4
5
6
7 8 9
Masalah Bobot Pelaksanaan tidak tepat waktu Jumlah petugas kurang Rendahnya jumlah peserta Posbindu Dukungan RT, tokoh masyarakat yang kurang. Kesadaran kader Posbindu masih rendah Masyarakat yang malas mengikuti Posbindu, setelah datang ke Posyandu Penggunaan gedung bersama Posyandu Kurang peralatan Tidak adanya dana pelaksanaan
Besarn ya
Keserius an
Kemampuan
Masal ah
Masalah
Yang dimiliki
Jumlah
Pering kat
84
8
90
6
110
1
99
4
8 40
103
3
5 10
5 25
85
7
6 12 7 14 6 12
6 30 7 35 6 30
81
9
105
2
91
5
32
10
kegiatan Pelaporan Posbindu masih belum maksimal
N BN
4 12
4 16
4 8
4 20
56
Keterangan : N =
Nilai,
Bobot ditentukan 1-5 Nilai ditentukan 1-10 BN = Bobot x Nilai = Skor Dari hasil tabel MCUA diatas diperoleh prioritas masalah pada Posbindu yaitu jumlah peserta Posbindu yang sedikit.
Tabel 5.2. PAHO untuk menentukan prioritas masalah No.
Masalah
M
S
V
C
Total
1
Pelaksanaan tidak tepat waktu
4
4
4
4
256
2
Jumlah petugas kurang
4
5
4
4
320
3
Rendahnya jumlah peserta Posbindu
7
7
7
7
2401
4
Dukungan RT, tokoh masyarakat yang kurang. Kesadaran kader Posbindu masih rendah
4
4
4
4
256
5
5
4
5
500
3
3
4
4
144
7
Masyarakat yang malas mengikuti Posbindu, setelah datang ke Posyandu Penggunaan gedung bersama Posyandu
3
3
3
3
81
8
Kurang peralatan
5
5
4
6
600
9
Tidak adanya dana pelaksanaan kegiatan
3
3
4
4
108
10
Pelaporan Posbindu masih belum maksimal
3
3
3
5
135
5 6
10
33
Keterangan: M (Magnitude)
: luasnya masalah
S (severity)
: beratnya kerugian yang timbul
V (vulnerability)
: ketersediaan teknologi
CP (community and political concern) : Perhatian masyarakat dan politisi Skor ditentukan 1-10
Dari hasil tabel PAHO diatas diperoleh urutan masalah pada Posbindu yaitu rendahnya jumlah peserta Posbindu. Dan disimpulkan dari hasil 2 alat penentuan prioritas masalah di atas disimpulkan bahwa masalah yang diprioritaskan adalah rendahnya jumlah peserta Posbindu. 5.3.
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Masalah Dan Penyebab Masalah Dominan
5.3.1. Diagram Alur (Flow Chart)
Menggunakan diagram alur untuk menemukan kemungkinan lokasi, kelemahan/kekurangan yang terjadi dan kemungkinan penyimpangan yang terjadi dalam rendahnya jumlah peserta Posbindu. Berikut alur kegiatan dalam pelaksanaan pelayanan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu: promosi Persiapan waktu, tempat, peralatan
Pembagian tugas
Pelaksanaan Posbindu
Penilaian penyeleng garanaan
Peserta Posbindu datang Usulan
pencatatan
Meja pendaftaran
pencatatan
Wawancara kesehatan
pencatatan
pencatatan
Pemeriksaan TB, BB, IMT, lingkar perut
Pemeriksaan TD
kegiatan
Pencatatan ulang buku register
34
Gambar 5.1 Diagram Alur Pelayanan Peserta Posbindu Dari analisa diagram alur di atas dapat ditemukan tahap kegiatan yang masih lemah dalam kenyataannya untuk lebih mendalam dapat diketahui dengan membuat diagram tulang ikan
5.3.2. Pembentukan Tim Pemecah Masalah
Berikut pembentukan tim terkait dengan kegiatan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu untuk mencari sebab permasalah lebih mendalam. Anggota tim pemecah masalah untuk menanggulangi masalah Posbindu dapat terdiri dari: 1. Kepala Puskesmas 2. Koordinator Program 3. Kader
5.3.3. Identifikasi Masalah dengan Diagram Tulang Ikan ( F ish Bone)
Identifikas kemungkinan penyebab masalah maka dilakukan curah pendapat bersama teman sekelompok dan di analisis lebih lanjut dalam diagram tulang ikan ( fish bone diagram) untuk menemukan akar penyebab masalah. Alat bantu ini dapat 1. Mengidentifikasi sebab-sebab dari suatu masalah 2. Sangat efektif membantu tim mencari akar penyebab masalah 3. Sangat bermanfaat mengidentifikasi dan memperagakan sebab-sebab masalah.
35
Manusia
Material
Warga malas datang
Kurang tenaga kader Posbindu
Peralatan Posbindu masih kurang
Warga memiliki aktifitas lain pada jam pelaksanaan Posbindu
Ada yang sudah tua, ada yang merangkap menjadi kader
Tidak ada dana
Tidak ada upaya swadaya dari masyarakat
Kesadaran warga untuk ikut Posbindu masih kurang
Kurang intensif promosi Posbindu
Kurang dukungan tokoh masyarakat, RT Kesadaran ketua RT , dan tokoh masyarakat kurang
Pengaturan jadwal kuran te at
Rendahnya jumlah peserta Posbindu
Ada pemeriksaan yang tidak dilakukan Tidak tersedia alat pemeriksaan GDS, IVA, Kolesterol
Lingkungan
Proses
Gambar 5.2 Diagram Fish Bone Hal yang mendasi tibulnya kesenjangan hasil yang diharapkan dengan kenyataan disebabkan berbagai factor, berdasarkan dengan data yang diperoleh dibuatlah fish bone. Kemudian dianalisis penyebab secara manyeluruh dengan pendekatan evaluasi, meliputi input, proses, output, serta environment. Sehingga dapat ditelusuri hal yang menyebabkan munculnya masalah.
36
5.3.4. Identifikasi Penyebab Masalah Dominan
Dari diagram tulang ikan ditemukan penyebab masalah yang paling mungkin setelah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab. Sesuai dengan diagram di atas penyebab paling mungkin yang telah dibuktikan dengan data dan menjadi akar penyebab adalah: 1. Tidak
adanya
upaya
swadaya
dari
masyarakat
untuk
mengatasi
keterbatasan dalam Posbindu seperti masalah dana. Dari hasil wawancara kader mengatakan dana tidak ada untuk operasional Posbindu, dan tidak ada usaha lain yang dilakukan untuk menghimpun dana. Malah terkadang dana pribadi kader yang digunakan untuk membiayai kegiatan Posbindu. 2. Kesadaran ketua RT dan tokoh masyarakat kurang Dari hasil wawancara kader didapatkan kader mengeluh tidak adanya kepedulian dari RT untuk berpartisipasi mensukseskan kegiatan Posbindu. tidak pernah ketua RT ikut dalam kegiatan Posbindu. Padahal diharapkan dengan adanya ketua RT yang hadir dapat menarik minat warga untuk ikut Posbindu. Dan ketua RT dapat membantu menghimbau warga untuk datang. 3. Adanya kader yang telah lanjut usia, dan tugas rangkap Dari hasil wawancara kader bahwa ada kader yang telah lanjut usia sehingga dalam menjalankan tugas sebagai kader terjadi keterbatasan fisik, para kader ini lebih cepat lelah dan meminta izin pulang kemudian dilanjutkan oleh kader yang tersisa, kader Posbindu pun ada yang merangkap menjadi kader Posyandu sehingga menyebabkan kader mengeluh kewalahan mengkoordinasikan kedua kegiatan yang ia la kukan. 4. Kurang intesif promosi Posbindu Dari hasil wawancara kader mengatakan bahwa himbauan datang ke Posbindu dilakukan kepada warga lewat pengumuman dari pengeras suara masjid, kemudian dari mulut kemulut, dalam kegiatan Posyandu juga
37
dilakukan himbauan. Bentuk kalimat himbauan tersebut “.. ibu-ibu jangan lupa datang ke Posbindu ya jadwalnya besok jam 10.” Seperti itu. 5. Pengaturan jadwal yang kurang tepat Dari hasil wawancara kader dan warga kegiatan Posbindu dilakukan mulai jam 10, kader mengeluh sedikitnya warga yang datang dan beralasan mencari nafkah pada waktu tersebut, sebagian warga yang datang mayoritas wanita karena warga pria bekerja sebagai buruh harian sehingga tidak dapat ikut kegiatan Posbindu ini. Begitu pula warga yang diwawancarai mengatakan demikian. Dimana mereka bekerja pada waktu tersebut jadi bila mereka ikut Posbindu berarti tidak ada uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. 6. Tidak tersedianya alat pemeriksaan GDS, IVA, Kolesterol, Dari hasil wawancara kader didapatkan alat pemeriksaan yang tersedia hanya timbangan digital sekaligus alat pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop, timbangan besar, Dan dibuktikan lewat observasi melihat peralatan Posbindu. Dari beberapa akar penyebab dicari penyebab yang dominan dan ditanggulangi. Beberapa penyebab ini saling berhubungan dan tidak menutup kemungkinan kolaborasi solusi pemecahan masalah yang diprioritaskan. Setelah di diskusikan penyebab yang paling dominan adalah promosi Posbindu yang kurang intensif hal ini berkaitan dengan jumlah peserta yang datang ke Posbindu.
38
BAB VI PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai yang menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya. Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain : 1. Identifikasi atau inventarisasi masalah Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang dicapai, menetapkan indikator
tertentu
sebagai
dasar
pengukuran
kinerja.
Kemudian
mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian, yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi dengan keadaan tertentu yang sudah ditetapkan. 2. Penentuan prioritas masalah Menyusun peringkat masalah, lebih baik dilakukan oleh banyak orang dari pada satu orang saja. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain Hanlon, Delbeq, CARL, Pareto, dan MCUA. 3. Penentuan penyebab masalah
39
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya tidak menyimpang dari masalah tersebut. 4. Memilih penyebab yang paling mungkin Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi. 5. Menentukan alternatif pemecahan masalah Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang telah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan masalah terpilih Setelah pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan
terpilih.
Apabila
ditentukan
beberapa
alternatif
maka
digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik. 7. Penyusunan rencana penerapan Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk PoA ( Plan of Action) atau rencana kegiatan. 8. Monitoring dan evaluasi Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
6.1.
Alternatif-alternatif pemecahan masalah
Masalah utama yang ditemukan dari hasil pengamatan yaitu “Promosi Posbindu yang Kurang Intensif” oleh karena itu pencarian pemecahan masalahnya harus dilakukan. Pertama dilakukan curah pendapat ( brainstorming) dan didapatkan beberapa alternative pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:
40
1. Meningkatkan promosi Posbindu dengan memberikan usulan kegiatan agar petugas dinas kesehatan dan daerah menggalakkan sosialisasi Posbindu lewat berbagai media, seperti televisi, leaflet, spanduk dan sebagainya agar masyarakat tertarik untuk mengikuti Posbindu. 2. Mengundang ketua RT dan Tokoh masyarakat agar dapat ikut serta mensukseskan kegiatan Posbindu ini, contohnya ikut dalam kegiatan Posbindu, menghimbau warga untuk mengikuti Posbindu. 3. Membuat selebaran yang menarik untuk menghimbau warga agar ke Posbindu dengan menjelaskan keutamaan kegiatan ini. 4. Memberikan buah tangan bagi warga yang ikut Posbindu, seperti selendang, jilbab, makanan tambahan. Sehingga dapat menarik minat warga lainnya untuk ikut serta dalam Posbindu. Pada saat menghimbau warga dapat di ingatkan bahwa setelah kegiatan Posbindu akan ada pembagian barang tersebut.
6.2.
Alternatif pemecahan masalah terpilih
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel MCUA yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6.1 Tabel MCUA Alternatif pemecahan masalah
kriteria
Dapat memecahka n masalah
N
Bo
o
bot
Cara
dengan
Murah biayanya
Mudah
Waktu
Jum
dilaksa
nya
lah
nakan
singkat
Peringkat
sempurna
5
4
3 2
Meningkatkan
promosi
Posbindu, 1.
dengan
N
8
8
memberikan usulan kegiatan
8
kepada dinas kesehatan dan pemerintah
daerah
mempromosikan
untuk
Posbindu
BN
40
5
32 106
1
41
lewat berbagai media
24
10
Mengundang ketua RT dan Tokoh masyarakat agar dapat ikut 2.
serta
kegiatan
mensukseskan Posbindu
contohnya
ikut
kegiatan
N
9
7
6
5
ini,
2
dalam Posbindu,
101
BN
45
28
18
10
N
7
6
4
4
BN
35
24
12
8
kegiatan Posbindu selesai
6
6
5
dilaksanakan, dapat berupa
30
24
15
menghimbau
warga
untuk
mengikuti Posbindu.
Membuat selebaran yang menarik 3.
untuk
menghimbau warga agar datang ke Posbindu dengan menjelaskan
keutamaan
79
3
kegiatan ini. Membagikan barang yang bermanfaat 4
jilbab,
setelah
gelas,
dan
5 3
10 79
sebagainya.
Berdasarkan hasil MCUA diperoleh prioritas pemecahan masalah memberikan usulan ke dinas kesehatan dan pemerintah daerah untuk mensosialisasikan Posbindu lewat berbagai media, baik televisi, spanduk, leaflet dan sebagainya.
42
6.3.
Rencana Penerapan
6.3.1.
Kemungkinan adanya factor penghambat dan factor pendorong 1. Kemungkinan factor penghambat a. Lambatnya respon dari pemerintah daerah ataupun dinas kesehatan untuk menanggapi usulan kegiatan b. Dana terbatas untuk melakukan promosi c. Petugas yang kurang cekatan dalam melakukan tugas promosi tersebut, sehingga lambatnya pelaksanaan program promosi Posbindu d. Warga jarang menonton televisi, apa lagi siaran televisi daerah. 2. Kemungkinan factor pendorong a. Lebih cepat dan tepat mempengaruhi warga sekitar apa lagi menggunakan bahasa yang informative, dan menggunakan model yang mewakili pesan yang disampaikan. Dan menarik b. Dengan membuat promosi lewat spanduk atau media lainnya di pasang di tempat yang strategis dapat mudah dibaca oleh warga sehingga pesan yang disampaikan dapat mudah di pahami dan menarik minat warga untuk ikut serta dalam Posbindu
3. Upaya mengantisipasi factor penghambat a. Dengan melakukan lobi terhadap dinas kesehatan dan pemerintah daerah agar mempermudah proses terlaksananya usulan kegiatan promosi Posbindu tersebut. b. Bagi
pemerintah
daerah
ataupun
dinas
Kesehatan
dalam
menugaskan penanggung jawab kegiatan promosi memilih petugas yang cekatan dan berkomitmen kuat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat daerah khususnya.
43
6.4.
Rencana usulan kegiatan pemecahan masalah yang terpilih
6.5.
Monitoring dan evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui hasil dari pemecahan masalah yang telah dilakukan. Tindakan ini dilakukan oleh petugas dinas kesehatan ataupun petugas pemerintah daerah yang terkait. Tabel 6.2 Contoh tabel monitoring dan evaluasi kegiatan NO
Kegiatan
Indikator
Standar
1
Melakukan
Terlaksananya
Terlaksana
pengawasan terhadap promosi pelaksanaan promosi
Posbindu
Hasil
Keterangaan
Selesainya pelaksannaan
di
berbagai media
promosi Posbindu
televisi 2
Melakukan
evaluasi Jumlah
terhadap
kegiatan posbindu
promosi
peserta Terlaksana
Posbindu
apakah
Jumlah peserta Posbindu
telah
mengalami
mencapai target.
peningkatan 70%
dari
jumlah awal
BAB VII PENUTUP 7.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya pemecahan masalah rendahnya jumlah peserta Posbindu di Puskesmas Putri Ayu dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Posbindu Puskesmas Putri Ayu adalah kegiatan yang baru dilaksanakan 2 bulan sehingga masih terdapat banyak kekurangan di berbagai segi, dan permasalahannya juga demikian 2. Permasalahan yang utama di Posbindu ini adalah rendahnya jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini. Rendahnya jumlah peserta Posbindu
44
di Puskesmas Putri Ayu disebabkan oleh berbagai factor yang menjadi factor utamanya adalah kurangnya promosi untuk memperkenalkan kegiatan ini pada masyarakat sekitar. 3. Alternatif pemecahan masalah melalui tabel MCUA untuk menentukan prioritas pemecahan masalah pada rendahnya peserta Posbindu adalah dengan meningkatkan promosi kesehatan yang dilakukan oleh dinas kesehatan dan pemerintah daerah, lewat usulan kegiatan kepada instansi tersebut 4. Melalui monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan tersebut diharapkan target tercapai yaitu dengan meningkatnya jumlah peserta Posbindu ini.
7.2.
Saran
1. Setiap permasalahan Posbindu ini memiliki saling keterkaitan sehingga diperlukan perbaikan disegala sisi jika ingin program Posbindu ini sukses dan mampu menurunkan jumlah penyakit tidak menular yang ada di masyarakat 2. Perlu adanya kegiatan yang inovatif di Posbindu yang membuat warga tertarik untuk ikut serta, tentunya yang berbasis memberdayakan potensi masyarakat. 3. Melakukan
monitoring
dan
evaluasi
terhadap
perkembangan
dan
keberhasilan kegiatan tersebut oleh dinas kesehatan dan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Riskesdas 2007 dari www.depkes.go.id diakses tanggal 31 Des ember 2013 2. Kementerian Kesehatan RI, 2013,Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM, Jakarta 3. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga (Untuk Kader), Jakarta 4. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Revitalisasi Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
45
5. Profil Puskesmas Putri Ayu Tahun 2012
Lampiran Daftar Posyandu Putri Ayu
46
Ruang Posyandu Bougenville V dan Ruang Posbindu Bougenville V
47
Timbangan
Posyandu Bougenville V
Kegiatan Posbindu Bougenville V 21 Desember 2013
48
Kegiatan Posbindu Bougenville 21 Desember 2013
49
Buku Catatan kegiatan Posbindu