Beran d a
S kima
zig ma
SMK NEGERI NEGERI 3 KIMIA MADIUN MADIUN Welcome SMK Negeri 3 Kimia madiun dan comunitas SKIMA-te SKIMA-ters rs stay updated via rss
Surfaktant, Deterj Deterjen, en, Sabun (revisi (revisi))
2
Posted: Agustus 28, 2010 by admin in kimia
Agustus 2010 S
S
R
K
BAB. II J
S
M
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
« Jul
Sep »
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 II .1 S urfaktan
Surfaktan adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan (antar muka), atau zat yang dapat menaik dan menurunkan tegangan permukaan.
Tegangan permukaan adalah gaya dalam dyne yang bekerja pada permukaan sepanjang 1 cm dan dinyatakan dalam dyn e/cm, atau energi yang diperlukan untuk memperbesar permukaan atau antarmuka sebesar 1 cm2 dan dinyatakan
PREAMBULE Assalamu’alaikum kum Wr Wr.. Wb. Sy ukur alhamdulil alhamdulillah lah pada Allah SWT atas segala karunianya yang diberikan atas terbent uknya Blog ini. http://smk3ae.wordpress.com merupakan blog yang didesain seba gai wadah dari komunitas warga SMK Negeri 3 Kimia Madiun. Madiun. Sebaga i media Komunikasi, Komunikasi, Info rmasi, Kreatifitas da n Refere nsi berbagai ilmu kimi mia. a. Sehingga tercipta suatu hubungan anta r generasi warga kim kimia ia madiun, dimanapun dan sampai kapanpun. ingatlah ing atlah SMK SMK 3 3 Madiun Madiun meru merupakan pakan salah satu dari 7 sekolah neger i kimia kimia di Indonesia yang belum dikenal dan diketahui. Tak ada gading yang t ak rapuh, kami menyadari menyadari bahwa blog ini jauh dari kesempurnaan. kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun mem bangun akan selalu kami harapkan. Mudahmudahan terbentuknya blog ini bermanfaat bagi seluruh warga kim kimia ia madiun pada khususnya dan pengunjung blog ini pada umumnya. Wassalamu’alaikum kum Wr Wr.. Wb. Jakarta, 10 Oktober 2007 SKIMAters
n umumnya terjadi antara gas dan cairan sedangkan Interface tension umumnya terjadi dalam erg/cm2. Surface tensio n
antara cairan dan cairan lainnya lainnya atau kadang ant ara padat dan zat lainnya (namun hal ini belum diteliti).
Beberapa kegunaan kegunaan surfak tan tan antara lain yaitu : Deterjen, pelembut kain, pengemulsi, cat, adesif, tinta, anti – , S ki wax dan snowboard wax, daur ulang kertas, pengapungan, , fogging, remidiasi tanah, pend ispersi, pemb asah
pencuci, zat busa, penghilang busa, laxatives , fo rmula agrokimia, agrokimia, he rbisida da d an insektisida, coating , sanitasi, sampo, pelembut rambut, spermicide , pe mipa mipaan an pemadam kebakaran, kebakaran, pend ete ksi kebocoran, kebocoran, dsb.
II.1.1 Klasifikasi Surfaktan
Ad a cara pe ngg olong an zat aktif pe rmukaan yang umum yaitu:
1. 1. Menurut sifat elektrokimia atau ionisasi molekul. Schwartz dan Perry menyebutkan bahwa molekul zat aktif permukaan terdiri dari dua gugus yang penting, yaitu gugus liliofil ofil (menarik pelarut) dan gugus liofob ( menolak pe larut). Gugus liofob biasa biasanya nya te rdiri dari rantai alifatik ifatik atau aromatik, atau g ugus aril alkil alkil (aralki (aralkil) l) yang b ias iasanya anya te rdiri dari pali paling ng se dikit sepuluh atom karbon.
Dalam Dala m medium air sebagai pelarut, pelarut, g ugus liofob yang juga disebut g ugus hidrofob be rsif rsifat at me njauhi air air. Sed ang gugus liliofil ofil atau dalam air dikenal sebagai gugus hidrofil lebih ebih b anyak mene ntukan sifa sifatt – sifat kimia fisika ka zat akt if permukaan daripada gugus hidrofob. Sifat dari pada zat aktif permukaan juga bergantung pada macamnya gugus hidrofil, yang dapat dibagi sebagai berikut :
1. Zat aktif anion Terjadi ionisasi dalam larutan dengan rantai panjang yang membawa muatan negatif. Cont oh : karboksilat, est er sulfat, alkil sulfonat, sulfonat, d an anion lainnya lainnya yang hidrofil. Perfluorooctanoate (PFOA/ PFO), Perfluorooctanesulfonate (PFOS), Sodium dodecyl sulfate (SDS), ammonium lauryl sulfate, sulfate , garam alkyl sulfate sulfate , Sodium laureth sulfate atau sodium lauryl ether sulfate (SLES), Alkyl benzene sulfonate, sabun atau garam asam lemak.
LHA SUMONGGO suprapto on TUMBUHAN SEBAGAI INDIKATOR INDIKATOR DAL…
1. Zat aktif kation Terjadi ionisasi ionisasi dalam am larutan den gan rantai panjang yang membaw a muatan p ositif ositif..
nama on Grass root poetry; potboiler :… silvia anggraini on METODE PENGOLAHAN AIR qori on Pengukuran Res idu Klorin
Contoh : senyawa amino, senyawa amonium, alkali tak bernitrogen (sulfonium, fosfonium, dsb.), alkali bernitrogen (alkil isotiourea, alkil isourea, isourea, dsb.). Cetyl t ri rimet met hylamm hylammonium onium bromide (CTAB) bromide (CTAB) a.k.a. hexadecyl trimethyl ammonium bromide, dan garam alkyltrimethylammonium, trimethylammonium, Cetylpyridinium chloride (CPC), Polyethoxylated tallow amine (POEA), amine (POEA), Benzalkonium chloride (BAC), Benzethonium chloride (BZT)
petra on mesin etanol skala rumaha… rumaha… eping on MENGENAL BAHAN KIMIA PENGAWET … sudi on METODE PENGOLAHAN KESADAHAN (H
1. Zat aktif aktif nonion Tak terionisasi dalam larutan dan stabil dalam keadaan asam maupun alkali.
converted by Web2PDFConvert.com
… sudi on Pengendalian Emisi Gas Buang D…
Cont oh : ikatan et er pada gugus te rlarut, e ster, amida, amin, Alkyl poly(e th ylene oxide) , Alkylphen ol po ly(et hylene oxide) , Ko polyme rs ofpo ly(et hylene oxide) dan poly(propylene oxide) atau Poloxamers / P oloxamines, Alkyl
sudi on Pengendalian Emisi Gas Buang D… uji on Perbandingan A nalisis mengguna…
polyglucosides ( Oct yl glucoside , Decyl maltoside ), Fatt y alcohols , Cetyl alcohol , Oleyl alcohol , Cocamide MEA , cocamide DEA , Polysorbates ( T ween 20 , Tween 80 ), Dodec yl dimet hylamine oxide . dsb.
1. Zat aktif amfolitik/ amfote r. ( Zwitterionic )
META
Terionisasi dalam larutan dengan rantai panjang yang membawa muatan negatif maupun positif, tergantung pada
Daftar
suasana pH larutan.
Masuk log RSS Entri
Contoh : ikatan amino dan karboksilat, amino dan ester sulfat, amino dan seter sulfonat, dan ikatan lainnya serta
RSS Komentar
Dodecyl betaine , Cocamidopropyl betaine , Coco ampho glycinate .
WordPress.com
1. 2. Menurut struktur kimia
HALAMAN
Ag ste r me nyusu n g olong an ini at as t ujuh b agian, p eng golon gan ini erat hubu ngan nya d eng an c ara pe mbu atan zat aktif permukaan. Misalnya dengan cara penyabunan atau kondensasi terhadap asam lemak, sulfotasi terhadap rantai
Skima
alifatik tingg i, dan seb againya.
Galeri School Skima-ters
Penggolongan menurut struktur kimia dapat dibagi sebagai berikut :
Sweet moment
1. Sabun
zigma
Contoh : Na-laurat, Na-palmitat, Na-stearat, Na-oleat, dsb.
ARTIKEL 1. Minyak-minyak yang d isulfatkan/disulfonkan.
Penetapan Nitogen dalam Protein Penetapan kadar air
Contoh : Minyak jarak yang disulfatkan (TRO).
Dibuka, Beasiswa Ajinomoto ke Jepang!
1. Parafin atau olefin yang disulfurkan.
Reuni Akbar 12 Sept 2010 IKATAN KIMIA TERBARU
Contoh : senyawa sulfochlorida yang disabunkan (Mersolat), olefin yang disulfatkan (Tepol).
ARSIP Maret 2011 (2)
1. Aralkil sulfonat Cont oh : alkil benzo sulfonat, naftalin sulfonat sep erti 1-iso propil natalin 2-sulfonat-Na (Nekal A), dsb.
Januari 2011 (1)
1. Alkil sulfat
September 2010 (5) Agustus 2010 (4)
Cont oh : Alkil sulfat p rimer/ dari alkil alkohol primer sepe rti asam malonat anhidrat + alkohol den gan Na-bisulfit
Juli 2010 (4)
(Naccono l. LAL), Alkil sulfat se kunder/ dari alkil alkohol sekunde r.
Februari 2010 (1)
1. Konde nsat asam lemak.
Desember 2009 (1) September 2009 (1)
Contoh : konde nsat dengan gugus amino (Medialan A, Sapamin e A ), kondensat mengandung gugus o ksi (Immersol
Agustus 2009 (3)
S, Soromin A), kondensat dengan gugus inti aromatik (Melioaran F).
Juli 2009 (3) Juni 2009 (14)
1. Persenyaw aan polietilenaoksida (poliglikoet er).
Mei 2009 (26)
Contoh : Alkil amin poliglikol eter (Peregal OK), Dispersol E.
April 2009 (11) Maret 2009 (18)
3. Menurut kelarutannya
Februari 2009 (18)
1. Surfaktan yang larut dalam minyak
Januari 2009 (29) Desember 2008 (22) November 2008 (36)
Ad a t iga yang te rmasuk d alam go longan ini, yaitu seny awa po lar beran tai p anjang, senyaw a fluoro karbo n, d an senyawa silikon.
Oktober 2008 (42) September 2008 (41)
b.
Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Agustus 2008 (33 ) Juli 2008 (35) Juni 2008 (81) Mei 2008 (49)
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, deterjen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.
April 2008 (14) Maret 2008 (33)
Gambar 1. Molekul Surfaktan dalam Air ( www.chemistry.co.nz)
Februari 2008 (17) Januari 2008 (15)
Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu.
Desember 2007 (4)
Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul
November 2007 (15)
surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (CMC) .
Oktober 2007 (1)
Pada konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau agregasi dari molekul-molekul surfaktan membentuk misel. Misel
BELAJAR BAHASA Bahasa Arab Bahasa Dunia Bahasa Jepang
biasanya terdiri dari 50 sampai 100 molekul asam lemak dari sabun.
Karena pada cmc terjadi penggumpalan dari molekul surfaktan, maka cara penentuan cmc dapat menggunakan caracara penentuan besaran fisik yang menunjukkan perubahan dari keadaan ideal menjadi tak ideal. Di bawah cmc larutan menjadi bersifat ideal. Se dangkan diatasnya cmc larutan bersifat t ak ideal. Besaran fisik yang dapat digunakan ialah
converted by Web2PDFConvert.com
Bahasa Mandarin
tekanan osmosa, titik beku larutan, hantaran jenis atau hantaran ekivalen, kelarutan solubilisasi, indeks bias, hamburan
Belajar bahasa Jawa
cahaya, tegangan permukaan, dan tegangan antarmuka.
Boso Arab Engglish
Ad a be be rapa fakt or yan g m emp eng aruhi nilai cmc , un tu k de ret homo log su rfakt an rant ai hidrokarb on, nilai cmc
English by Your Self
bertambah 2x dengan berkurangnya satu atom C dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan
English Tutorial
memperbesar nilai cmc dan juga memperbesar kelarutan. Adanya garam menurunkan nilai cmc surfaktan ion.
English Yuk…!
Penurunan cmc hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar konsentrasinya makin turun cmc-nya.
Sinau boso inggrish
II.1.2 Sifat – Sifat Surfaktan
BISNIS DAN WIRAUSAHA
1. 1. Sifat – sifat umum surfaktan
Bisnis & Manajemen Dunia Entrepreneur Peluang Usaha
Sifat – sifat umum surfaktan adalah :
1. Sebagai larutan koloid
Wirausaha Wirausaha kita
Mc. Bain telah membuktikan bahwa larutan zat aktif permukaan larutan koloid. Molekul-molekulnya terdiri dari gugus yang hidrofil (suka air) dan g ugus yang hidrofob (t ak suka air).
COMUNITY SKIMA-TERS
Pada konsentrasi tinggi partikel koloid ini akan saling menggumpal, gumpalan ini disebut misel atau agregat baik
Madiun Club
berbentuk sferik/ ’S’ (daya hantar listriknya tinggi) atau lamelar/ ’L’ (daya hantar listriknya kecil disebut juga koloid
milis SKIMA-ters
netral) dan ada dalam kesetimbangan bolak – balik dengan sekitarnya (pelarut atau dispersi larutan). Kesetimbangan ini
Milis Teknik Kimia
akan mencapai konsentrasi kritik misel menurut aturan Jones dan Burry.
skima map the skima
Gambar 2. Partikel Koloid Surfaktan (www.fisica.unam.mx)
Web smk negeri 3 kimia madiun
1. Adsorpsi
KONSULTASI, CURHAT & KONSELING
Ap abila larutan mem pun yai te gang an p ermu kaan leb ih ke cil daripada pe larut m urni, zat te rlarut akan te rkonse nt rasi pada permukaan dan terjadi adsorpsi positif. Sebaliknya adsorpsi negatif menunjukkan bahwa molekul-molekul zat terlarut lebih banyak terdapat dalam rongga larutan daripada dipermukaan.
Curhat Pribadi Free C onsult.
Hubungan antara derajat penyerapan dan penurunan tegangan permukaan dinyatakan dalam persamaan Gibbs.
Konsultasi bebas Konsultasi kesehatan Konsultasi syariah Renungan & Konse ling
LINK ILMU Belajar kimia
1. Kelarutan dan daya melarutkan Murray dan Hartly dalam pernyataanya menunjukkan bahwa partikel-partikel tunggal relatif tidak larut, sedangkan misel mempunyai kelarutan tinggi. Makin panjang rantai hidrokarbonnya, makin tinggi temperatur kritik larutan.
1. 2. Sifat – sifat khusus surfaktan Sifat – sifat khu sus surfaktan adalah :
BPPT Chemist giwangkara
1. Pembasahan Perubahan dalam tegangan permukaan yang menyertai proses pembasahan dinyatakan oleh Hukum Dupre.
kamus Kimia a nalis kimia dasar kimia f isika
1. Daya Busa Busa ialah dispersi gas dalam cairan dan zat aktif permukaan memperkecil tegangan antarmuka, sehingga busa akan stabil, jadi surfaktant mempunyai daya busa.
kimia yuk komunitas perpustakaan online Lipi programming
1. Daya Emulsi Emulsi adalah suspensi part ikel cairan dalam fasa cairan yang lain, yang t idak saling melarutkan. Sama hanya de ngan pembasahan, maka surfaktant akan menurunkan tegangan antarmuka, sehingga terjadi emulsi yang stabil.
safet y bahan kimia
II.1.3 Toksisitas Su rfaktan
LOWONGAN KERJA & BEASISWA Beasiswa
Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yamg ada pada permukan kulit dan
Beasiswa & Karir
meningkatkan perme abilitas permukaan luar. Hasil pengujian mempe rlihatkan bahw a kulit manusia hanya mampu
Bursa Kerja
memiliki toleransi kontak dengan bahan kima dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada
Loker Area Surabaya Oil & Gas, Mining, Petr ochemical, Etc. Vacancy
kulit.
Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam deterjen dapat me mbentuk chlorbenzene pada p roses klorinisasi peng olahan air minum
MANAJEMEN PERUSAHAA N
PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.
managemen manajemen sy ariah
MEDHIONAN
Umumnya surfaktan berinteraksi dengan membran dan enzim. Pengaruh ini dapat berdampak pada tumbuhan, dengan penye rapan surfaktan dan imobilisasi pada dinding sel sehingga t erjadi perubahan st ruktur ult ra seluler. Toksisitas timbul dari penghambatan enzim atau transmisi selektif ion – ion melalui membran.
Kab. Madiun
Pengaruh lain yaitu penghambatan pertumbuhan dalam tumbuhan, ikan, dan budding dalam hidra, kerusakan Lepomis
Kota Madiun
gibbosus , kerusakan organ sensoris luar yang peka sehingga dapat mengganggu pemilihan makanan, mempengaruhi
Madiun On – line
sinergis zat – zat dan surfaktan subletal menyebabkan pengambilan zat lipofilik yang lebih cepat dan memperkuat toksisitas zat ini. Toksisitas memperlihatkan suatu korelasi dengan tegangan permukaan menurut jumlah atom karbon
converted by Web2PDFConvert.com
MOTIVASI, INSPIRASI, DA N HIKMAH
dalam homolog jenis surfaktan.
Toksisitas surfaktan ABS bertambah dengan kelinearan gugus alkil, disebabkan oleh penerobosan gugus alkil linier yang
Artikel motivasi
lebih dalam. Interaksi surfaktan – protein juga bertambah bila ekor hidrofobik bertambah dan menyebabkan
Dongeng & Cerita Motivasi
bertambahnya toksisitas. (Toksisitas surfaktan terhadap beberapa makhluk Perairan sesuai dengan tabel Lundahl &
Inspirasi Is lami
Cabridenc (1978)).
Motivasi Bisnis Motivasi Is lami Motivasi sukses Pengembangan diri
PENDIDIKAN
Sesuai dengan waktu ketahanan surfaktan yang cukup singkat dalam daerah perairan, maka tidak diakumulasikan sampai batas manapun juga t idak terjadi biomagnifikasi dalam rantai makanan. A ir yang mengand ung surfaktan (2 – 4 ppm), tidak dapat dideteksi perubahan apapun dalam struktur komunitas (Hynes dan Roberts,1962).
II.2 Deterjen
Dunia pendidikan
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Education Area
Dibanding dengan produk terdahulu yaitu sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci
Info pendidikan
yang lebih baik serta t idak terpe ngaruh oleh ke sadahan air.
Pendidikan Gov. Pusat pendidikan…!
Deterjen adalah surfaktan anionik dengan gugus alkil (umumnya C 9 – C 15 ) atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai
Serba – serbi pendidikan
panjang dari Natrium (RSO 3 - Na + dan ROSO 3 - Na+) yang b erasal dari derivat minyak nabati at au minyak bumi (fraksi parafin dan olefin).
SKIMA Blog Smkn 3 kimia Madiun's
Deterjen sintetik mulai dikembangkan setelah Perang Dunia II, akan tetapi karena gugus utama surfaktant ABS yang
Web smk negeri 3 kimia madiun
sulit di biodegradabel maka pada tahun 1965 industri mengubahnya dengan yang biodegradabel yaitu dengan gugus utama surfaktant LA S. Proses pe mbuatan det erjen dimulai dengan membuat bahan penurun te gangan permukaan,
FLICKR PHOTOS
misalnya : p – alkilbenze na sulfonat de ngan gug us alkil yang sangat be rcabang disinte sis dengan polimerisasi propilena dan dilekatkan pada cincin benzena d engan reaksi alkilasi Friede l – Craft Sulfonasi, yang disusul dengan pen golahan dengan basa.
Pada umumnya, dete rjen mengandung bahan-bahan b erikut: 1. Surfaktan (surface active agen) Zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktant ini baik berupa anionic (Alkyl Benzene Sulfonate/ABS, Linier Alkyl Benzene Sulfonate/LAS, Alpha Olein Sulfonate/AOS), Kationik (Garam Ammonium), Non ionik ( Nonyl phenol polyethoxyle ), Am fot erik ( Ac yl Et hylene diamines ) More Photos
1. Builder (Pembentuk) Zat yang berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Baik berupa Phosphat es ( Sodium Tri Poly Phosphat e /ST PP) , A set at (Nitril Tri Acet ate /NTA , Ethylene Diamine Tetra Acetate /EDTA ), S ilikat (Ze olit), dan S itrat (asam sit rat) .
1. Filler (Pengisi) Bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat memadatkan dan memantapkan sehingga dapat menurunkan harga. Contoh : Sodium sulfate
1. Add itives (Zat Tambahan) Bahan suplemen/ tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Add itives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dipakai agar kotoran yang telah dibawa oleh deterjent ke dalam larutan tidak kembali ke bahan cucian pada waktu mencuci (anti redeposisi). Wangi – wangian atau parfum dipakai agar cucian berbau harum, sedangkan air sebagai bahan pengikat. Aw alnya de te rjen diken al seb agai pe mbe rsih pakaian, namun kini meluas d alam be nt uk p rodu k-produk sep ert i:
1. Personal cleaning produc t , sebagai produk pembersih diri seperti sampo, sabun cuci tangan, dll. 2. Laundry , sebagai pencuci pakaian, merupakan produk deterjen yang paling populer di masyarakat. 3. Dishwashing produc t , sebagai pencuci alat-alat rumah tangga baik untuk penggunaan manual maupun mesin pencuci piring. 4. Household cleaner , sebagai pembersih rumah seperti pembersih lantai, pembersih bahan-bahan porselen, plastik, met al, gelas, dll. II.2.1 Klasifikasi Deterjen
1. 1. Menurut kandungan gugus aktif Menurut kandungan gugus aktifnya maka deterjen diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Det erjen jenis keras
converted by Web2PDFConvert.com
Deterjen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme meskipun bahan tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang me nyebabkan penc emaran air.
Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS) . Proses pembuatan ABS ini adalah dengan mereaksikan Alkil benzena dengan Belerang trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum. Reaksi ini menghasilkan A lkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dode kil benzena maka p ersamaan reaksinya adalah
C6H5C12H25 + SO 3 à
C6H4C12H25SO 3H
(Dode kil Benzena Sulfonat)
Reaksi selanjutnya adalah ne tralisasi dengan NaOH sehingg a dihasilkan Natrium Dod ekil Benzena S ulfonat
1. Det erjen jenis lunak Deterjen jenis lunak, bahan penurun tegangan permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi setelah dipakai .
Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).
Proses pembuatan (LAS) adalah dengan mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:
C12H25OH + H2SO 4 à
C12H25OS O 3H + H 2O
Asam Lauril Sulfat yang te rjadi dine tralisasikan de ngan larutan NaOH sehing ga d ihasilkan Nat rium Lauril Sulfat .
1. 2. Berdasarkan muatannya dibedakan menjadi : 2. Deterjen Anion Det erjen be rmuatan negat if yang berasal dari gugus alkil sulfat sep erti alkil benzen sulfonat.
Gambar 3. Molekul Deterjen Anionik ( www.elmhurst.edu)
1. Deterjen Kation Deterjen bermuatan positif yang berasal dari gugus amonia. Umumnya digunakan untuk germisida pada rumah sakit, sampo, dan pembilas baju.
Gambar 4. Molekul Deterjen Kationik (www.elmhurst.edu)
1. Det erjen Nonionik Deterjen bermuatan netral, umumnya dipakai untuk pencuci piring dan berbusa sedikit dibanding dengan deterjen ionik lainnya. Mempunyai gugus polar yaitu gugus alkohol dan ester serta non polar yaitu rantai hidrokarbon yang panjang.
Gambar 5. Molekul Deterjen Nonionik ( www.elmhurst.edu)
II.2.2 Toksisitas Deterjen
Kemampuan deterjen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang menempel pada kain atau objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain, karpet, alat-alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya, sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan deterjen, sehingga menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpent ing dari pembentuk de terjen yakni surfaktan dan builders , diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.
Umumnya pada deterjen anionik ditambahkan zat aditif lain ( builder ) sepert i golongan ammoniu m kuartener ( alkyldimetihylbenzyl-ammonium cloride, diethanolamine/DEA ), chlorinated trisodium phospate (chlorinated TSP) dan beberapa jenis surfaktan seperti sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laureth sulfate (SLES ) atau linear alkyl benzene sulfonate (LAS) . Golongan ammonium kuartener ini dapat membentuk senyawa nitrosamin. Senyawa nitrosamin
diketahui be rsifat karsinogenik, dapat me nyebabkan kanker. Senyawa SLS, SLES at au LAS mudah bereaksi dengan senyawa golongan ammonium kuartener, sepert i DEA unt uk membentuk nitrosamin. SLS diketahui menyebabkan iritasi pada kulit, memperlambat proses penyembuhan dan penyebab katarak pada mata orang dewasa.
Dalam laporan lain disebutkan deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Keberadaan busa-busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen
converted by Web2PDFConvert.com
terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.
Builders , salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam deterjen adalah fosfat. fosfat memegang peranan
penting dalam produk deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air deng an cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas daya cuci deterjen meningkat. Fosfat yang biasa dijumpai pada umumnya berbent uk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Fosfat tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang te rlalu banyak, fosfat dapat menye babkan pe ngkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri.
Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam deterjen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam deterjen. Deterjen Sintetik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak membentuk garam-garam tidak larut dengan ionion kalsium dan magnesium yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mempunyai keuntungan tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh karena itu tidak menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap suatu karakteristis yang tidak nampak pada sabun.
Unsur kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif permukaan, yang beraksi dalam menjadikan air menjadi lebih basah (wetter ) dan sebagai bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan terkonsentrasi pada batas permukaan antara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu), dan cairan-cairan yang tidak dapat bercampur (minyak). Hal ini te rjadi karena strukt ur “ Amph iphilic”, yang berarti bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (seb agai ekor) yang tidak suka air.
Deterjen Sintetik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak membentuk garam-garam tidak larut dengan ionion kalsium dan magnesium yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mempunyai keuntungan tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh karena itu tidak menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap suatu karakteristis yang tidak nampak pada sabun.
II.3 Sab un
Sabun adalah suatu g liserida (umumnya C 16 dan C 18 atau karboksilat suku rendah ) yang m erupakan hasil reaksi antara ester (suatu de rivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat d engan alkanol yang merupakan senyaw a aromatik dan bermuatan netral ) dengan hidroksil dengan residu gliserol (1.2.3 – propanatriol ). A pabila gliserol bere aksi
dengan asam – asam yang jenuh ( suatu o lefin atau po lyunsaturat ) maka akan terbentuk lipida ( trigliserida atau triasilgliserol ).
Sabun ditemukan oleh orang Mesir kuno ( egyptian ) beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan sabun oleh suku bangsa Jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik pembuatan sabun dilupakan orang pada Zaman Kegelapan (Dark Age s ), namun ditemukan kembali selama Renaissance . Penggunaan sabun meluas pada abad ke – 18.
Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida lain ) dididihkan bersama – sama de ngan larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K-karbonat t api sekarang NaOH ) t erjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam Sodium d ari asam
lemak, setelah sabun terbentuk kedalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Gliserol, lindi dan NaCl berlebih dipisahkan dengan c ara destilasi. Sabun yang masih koto r dimurnikan dengan cara penge ndapan berulang – ulang ( represipitasi ). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung, parfum dan zat pewarna).
II.3.1 Klasifikasi Sabun
Sabun dapat dibedakan sesuai jenis dan fungsinya yaitu:
1. Sabun keras atau sabun cuci. Dibuat dari lemak dengan NaOH, misalnya Na – Palmitat dan Na – Stearat. 1. Sabun lunak atau sabun mandi. Dibuat dari lemak den gan KOH, misalnya K-Palmitat dan K-Ste arat
II.3.2 Sifat – Sifat Sabun
Sifat umum Sabun dan Deterjen:
1. Bersifat basa R – C-O - + H2O
à
R – C-OH
+ OH-
converted by Web2PDFConvert.com
1. Tidak berbuih di air sadah (Garam Ca, Mg dari Khlorida dan Sulfat ) C17H35COONa + CaCl2 à Ca (C17H35COO)2 + NaCl
1. Bersifat membe rsihkan R- (non polar dan Hidrofob ) akan membelah molekul minyak dan kotoran menjadi partikel yang lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi dengan kotoran dan mudah dipisahkan. Sedangkan -C-O - (polar dan Hidrofil ) akan larut dalam air membe ntuk buih dan mengikat partikel – partikel koto ran sehingga te rbent uk emulsi.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu be rsifat hidrofob ik dan larut dalam zat – zat non polar, sed angkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut d alam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, seb uah molekul sabun se cara keseluruhan t idaklah ben ar – be nar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni kumpulan (50 – 150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelomp ok den gan ujung – ujung ionnya me nghadap ke air. Suatu gambaran dari stearat terdiri dari ion karboksil sebagai “kepala” dengan hidrokarbon yang panjang sebagai “ekor ”:
H H H H H H H H H HH H H H H H H O
H – C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-O
HHHHHHHHHHHHHHHHH Dengan adanya minyak, lemak, dan bahan o rganik lain yang tidak larut d alam air, kece nderung an unt uk “ekor” dan anion melarut dalam bahan organik, sedangkan bag ian “kepala ” tet ap tingg al dalam larutan air. Oleh karena itu sabun meng emulsi atau mensuspe nsi bahan organik dalam air. Dalam proses ini, anion-anion mem bent uk partikel-partikel koloid micelle .
Gambar 6. Molekul Sabun dalam Air ( www.fisica.unam.mx)
Keuntungan yang utama sebagai bahan pencuci karena terjadi reaksi dengan kation-kation divalen membentuk garamgaram dari asam lemak yang t idak larut. Padatan-padat an tidak larut ini, biasanya garam-garam dari magnesium dan kalsium.
2 C 17H35COO - Na+ Ca2+ à
Ca (C17H35CO 2) 2 (s) + 2 Na+
Sabun yang masuk kedalam buangan air atau suatu sistem ekuatik biasanya langsung terendap sebagai garam – garam kalsium dan magnesium. Oleh karena itu beberapa pengaruh dari sabun dalam larutan mungkin dapat dihilangkan. Akib atn ya de ngan biod eg radasi, sabu n se cara se mpu rna d apat dihilangkan dari lingkun gan.
DAFTAR PUSTAKA
Alae rts, G. d an Sri S. Sume stri. 198 7. Meto de Penelitian Air . S urabaya: Usaha Nasional Am ir. H. Mahvi. e t. al. 20 04. Removal of A nionic Surfactants In Detergen Wastewater b y Chemical Coagulation. Iran. Dalam Jurnal : Pak. J. Biol. Sci. 7 (12) -2222 – 2226
Am ir. H. Mahvi. e t. al. 20 04. Evaluating GAC for Detergent Removal From The Secondary Effluent of Ghods Wastewater Treatment Plant. Tehran – Iran. Dalam Jurnal : Pak. J. Biol. Sci. 7 (12) -2121 – 2124
Arifin. 20 07. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi, Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air M inum Cikokol, Tangerang . Tangerang : PT. T irta Kencana Cahaya Mandiri
Arifin. 20 08. Meto de Pengo lahan Det erjen (Tinjauan Pada S uatu Instalasi Pengolahan Air) . Tangerang : P T. Tirta Ke ncana Cahaya Mandiri
Arifin. 20 09. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Koagulan Pada Proses Dekolorisasi Air Yang Mengandun g Limbah Zat Warna Reaktif CI. Reactive Yellow 18. Tangerang : FT-TK Universitas Islam Syec h Yusuf
Arifin. dkk. 200 9. Kajian Pengolahan Air Yang Mengand ung Deterjen Pada IPA Cikokol – Tangerang . Tangerang : PT. Tirta Ke ncana Cahaya Mandiri
Ah mad, Rukaesih. 200 4. Kimia Lingkungan . Yogyakarta: Andi offset Al. Slamet Ryadi. 1 981 . Ecologi. Ilmu Lingkungan, Dasar – Dasar dan Peng ertiannya 1. Surabaya : Apeka Press. Bunda Halang. 2004. Toksisitas Air Limbah Deterjen Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carprio). Banjarmasin : FKIP – Bio logi Un lam. Dalam Ju rnal : Biosc ient iae. Vo l. 1, No. 1, Januari 20 04. Droste, Ronald L. 1997. Theory and Practice of Water and Wastewat er Treatment, . New York : John Wiley &
converted by Web2PDFConvert.com
Sons, Inc
Darmasetiawan, Martin. 2001. Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air. Bandung : Yayasan Suryono.
Donald R. Rowe dan Isam Mohammed A bdel Magid. 1995 . Handbook of Wastewater Reclamation and Reuse. USA : Lewis Publisher
Dede Karyana. dkk. 2003. Kajian Bahan Kimia Khusus Untuk Tekstil . Bandung : Institut Teknologi Tekstil Eaton, Andrew, et. al. 2005. Standard Methods for Examination of Water and Wastewater. 21st Edition .. Marryland – USA: APHA
E. Lichtfouse, Et.al. 2005. Environmental Chemistry; Green Chemistry and Pollutants in Ecosystem . New York : Springer Berlin Heidelberg.
Fessenden, Ralp J d an Fessenden, Joan S. 1994. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga Hardjono, dkk. 2007. Pengaruh Surfaktan LAS Pada Efisiensi Proses Koagulasi – Flokulasi Dalam Pengolahan Air M inum. Bandung : FTSL – ITB. Dalam Jurnal : TL. Vol. 13, No. 2, Oktober 2007 (Hal. 25-34).
Harold Hart. 1990. Kimia Organik. Suatu Kuliah Singkat . Edisi Keenam. Terjemah. Jakarta : Erlangga Heaton, Alan. 1994. The Chemical Industry, Second edition . London : Blackie Academic and Profesional, Chapman & Hal.
Heri Rizky. 2009. Proposal : Bioindikator Air Baku Menggunakan Benih Ikan Mas (Cyprinus Caprio L). Tangerang : PT. Tirta Ke ncana Cahaya Mandiri.
Ika Puspita. 2008. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Cikokol PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri Tangerang. Semarang : FT – T L Undip.
Isminingsih. 197 2. A nalisa Zat A ktif Permukaan Dan Detergensi . Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Jr. Day Clyde dan M. Se lbin, Joel. 1987 . Kimia Anorganik Teori. Jogjakarta : Gadjah Mada University pre ss.
Kawamura, Susumu. 1 991. Integrated Design of Water Treatment Facilities. New York : John Wiley & Sons, Inc. Kosasih. Diktat Mat a Kuliah Kimia Zat P embantu Tekstil (Surface Act ive Agent at au Surfactant s). Tangerang : Universitas Islam Syekh Yusuf
Louis Ravina. 1993. Everything You Want To Know About Coagulation & Flocculation. Virginia – USA : Ze ta Meter Inc.
Peavy. Howard S. 1985. Environmental Engineering. Singapura McGraw Hill-Book Company.
Peter Sykes. 1989. Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik . Edisi Keenam. Terjemah. Jakarta : Gramedia Pelczar, Michael J. d kk. 198 6. Dasar – Dasar Mikrobiologi . Jakarta : UI Press Putu Suardana. dkk. 2002 Pengaruh S urfaktan Linear Alkylbenzena Sulfonat dalam Mempercepat Bioremediasi Limbah Minyak Bumi (Studi Kasus : Pengelolaan Lingkungan di Lapangan Minyak Duri – PT. Caltex Pacific Indonesia, Riau ). Duri – Riau : PT. Caltex
Ralp h H. Pe trucci, 1993. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern . Jakarta : Erlangga
Reynolds, Tom D. 198 2. Unit Operations and Processes in Environmental Engineering . California : Wadsworth, Inc
S.D. Faust dan O.M. Aly. 1998. Chemistry of Water Treatment . 2. End. Ed. Canada. Sugiharto.1987. Dasar – dasar Pengelolaan Air Limbah . Jakarta: UI Sukardjo. 19 90 . Kimia Anorganik. Jakarta : Rineka Cipta
Sastrawijaya, A. Tresna. 1991. Dampak Pencemaran Lingkungan . Jakarta : Rineka Cipta. Sri Hidayati. dkk. 2007. Kaman Proses Pembuatan S urfaktan A nionik Berbasis Ester Asam Lemak C16 dalam Minyak Kelapa Sawit . Bandar Lampung : F-Pertanian, Unila.
Tjandra Setiadim dan Retno G. Dewi. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Limbah Industri. Bandung : D-T. Kimia, F-MIPA. ITB
converted by Web2PDFConvert.com
Unus Suriawiria. 1985. Mikrobiologi Air. Bandung : ITB Volt rath Hop p. 198 4. Dasar – Dasar Teknologi Kimia Untuk Pendidikan & Penerapan Di Pabrik Industri Kimia. Jakarta : Sastra Hudaya
Wood , Kleinfelte r. Keenan. dkk . Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga Widajanti W ibowo. dkk. Stu di Pengolahan Air Sirkulasi Proses Painting dengan Menggunakan Lumpur A ktif . Depok : F-MIPA UI
Wignyanto. dkk . Teknik Baru Cara Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Kemampuan Biodegradasi Surfaktan Deterjen Alkylbenzene Sulfonat e . Malang : F-MIPA Unibraw.
Yunasfi. 200 2. Pemanfaatan Limbah Cair Industri untuk Sekt or Kehutanan . Med an : F. Pe rtanian. Universitas Sumatera Utara
Zhaohui Li. 2007. Removal of Cationic Surfactants From Water Using Clinoptilolite Zeolit . Kenosha – USA : University of Wisconsin
www.kompas.com
www.chem.is.try.org
http://en.wikipedia.org/wiki/Surfactant http://www.chemistry.co.nz/surfactants.htm
http://pjitangerang.blogspot.com/2008/06/investigasi-sungai-cisadane-bag-1_03.html www.fisica.unam.mx/ liquids/index.php?option=c…
www.elmhurst.edu/~chm/ vchembook/558detergent.html
http://www.perpamsibanten.org/resources.htm
http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/mengetahuidampak-air-limbah-detergen.html http ://www .pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Metropolis &id =136527
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0110/24/ipt02.html
http ://majala h.tempointeraktif.com/id/email /2001/09/24/LIN/mbm.20010924.LIN83758.id.html
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2943
http://www.pom-obat.go.id/v2.0/articles.php?id=8 ibnuhayyan.wordpress.com/ 2008/09/10/surfaktan/
http://aahabib.co.cc/info-kesehatan/bahaya-detejen-bagi-kesehatan/
http ://water.me.vccs.edu/courses/ENV211/lab5_print.htm
DATA PENDUKUNG
Dinas LH, 2006. Kajian Penetapan Baku Mut u Lingkungan unt uk Limbah Cair di Kota Tangerang. Tangerang : Pemkot Tangerang
Hach. 2002. Water Analysis Handboo k. 4 th Edition. USA : Hach Company. Keputusan Mente ri Kesehatan RI. No. 907/MenKes/SK/VII/2002 . Tentang Kualitas Air Minum Peraturan Pemerintah RI. No. 82 Tahun. 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air
Perpamsi, Forkami. 2002. Peraturan Teknis Instalasi Pengolahan Air Minum . Jakarta : Tirta Dharma Ad op te d b y arifin_p araraja@yahoo. co .id from : BA B.II T INJAU AN PUS TAK A. Sub . II.1 – II.3 dari
converted by Web2PDFConvert.com
Arifin. 200 9. ELIMINASI DETERJEN LAS (LAURYL
ALKYL SULFONAT )
DENGAN SIS TEM KONVENSIONAL
(KOAGULASI – FLOKULASI – KHLORINASI) PADA IPA CIKOKOL – TANGERANG. Tangerang : PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri.
Suka
Be the first to like this post.
Komentar riana r ahmaningrum mengatakan: Maret 24, 2011 pukul 1:33 am aslkm…. mo nanya, gimana cara menghilangkan kandungan surfaktan pada air bekas cuci baju? jika deterjennya merupakan deterjen lunak (menggunakan LAS).. apa bisa cara tersebut diaplikasikan dalam suatu sistem pengolahan air limbah laundry? terima kasih
riana r ahmaningrum mengatakan: Maret 24, 2011 pukul 1:34 am tolong di jawab ya… terima kasih…
Tinggalkan Balasan Alamat email anda tidak akan dipu blikasikan. Required fields are marked *
Nama *
Email *
Situs web
KOMENTAR TULISAN
Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel. Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.
LIMBA H Z AT W A RNA T EKS TIL
P ENGHILA NGA N BES I (Fe ) d an Man gan (Mn) DA LA M A IR
Blog pada WordPress.com. | Theme: Greyzed by The Forge Web Creations.
converted by Web2PDFConvert.com
converted by Web2PDFConvert.com