CV. MUTU JAYA
Daftar Isi
Surat penawaran dari ZEAL’S Consultant kepada CVMUTU kepada CVMUTU JAYA ……......................1 ……......................1 Surat balasan dari CV.MUTU JAYA …...................... …............................................ .............................................. ................................2 ........2 Tender Form Tanpa Harga............................................... Harga..................................................................... ............................................. .............................3 ......3 Keterangan Tender Form......................................... Form............................................................... ............................................. .....................................4-12 ..............4-12 Spesifikasi Teknik dan Cara Pemasangan.................... Pemas angan.......................................... ............................................. ................................13-17 .........13-17 Lampiran-lampiran
Sket Trafo 100 Kva
Gambar Rencana Panel (diagram satu Garis)
Gambar rencana Lay Out (trafo, panel, alur, pagar, dll)
Gambar Pandangan Samping Terpasang
i
CV. MUTU JAYA
ii
CV. MUTU JAYA
No surat Perihal
: : Balasan Penawaran
Kepada Yth, ZEAL’S CONSULTAN Di KUPANG
Dengan hormat, Kami selaku Kepala Bagian Pengadaan Barang CV MUTU JAYA, ingin melanjutkan penawaran dari Bapak selaku Kepala ZEAL’S CONSULTAN. Setelah melewati pembicaraan pada rapat internal perusahaan, kami sepakat untuk menerima kesempatan yang saudara berikan perihal membuat rencana/desain sert a tender form untuk Pemasangan dan Instalasi Station Transformation Pasangan Luar. Dengan ketentuan sebagai berikut; 1) Instalasi 100 buah rumah kopel daya/rumah 1,6 Kva. Dengan faktor kebersamaan 0,5 2) Beban tambahan ;
Penerangan gedung sekolah
± 3 Kva
Penerangan jalan
± 4 Kva
Pompa air minum
± 7 Kw
3) Lokasi penempatan trasformer pada tanah seluas 8 x 15 m2. 4) Menggunakan transformer 100 Kva dengan pembagian beban menjadi 3 (tiga) Kelompok. Harga yang kami cantumkan bertaraf sederhana dengan tak lupa mengutamakan sektor keandalan. Dokumen rencana/desain serta tender form akan kami proses segera . Atas perhatian saudara, kami mengucapkan terima kasih. Hormat kami, Direktur Chalisto Simon Bria
2
CV. MUTU JAYA
TENDER FORM TANPA HARGA
No.
Material
Kode Material
Kode Instalasi
Unit
Jumlah
1
1.
Paralel Groove (line – line – connector)
DMC
1
SET
2.
Bimetal Al-Cu – LuG
DMC
3
BH
3.
Lightning Arester
DMC
3
BH
3
4.
Fuse cut out
DMC
3
BH
4
5.
Transformator
DMC
1
BH
1
6.
DMC
1
BH
1
7.
PHB-TR Electroda bumi titik netral transformator
DMC
1
BH
8.
Electroda bumi
DMC
1
BH
9.
Pipa Galvanis ⌀ 41 MCI
DM
1
BTG
10.
Pipa Galvanis ⌀ 5/3 MCI
DM
2
BTG
11.
Jaringan TR
12.
Ranjau panjat
DMC
1
SET
1
13.
Kabel
SET
1
14.
Tiang Beton / Besi
DM
2
3
BTG
CV. MUTU JAYA
KETERANGAN TENDER FORM
1. Bimetal Al-Cu-LuG Bimetal Lug ( Skun Bimetal ) adalah sepatu kabel yang terbuat dari bahan tembaga yang disambung dengan alumunium dengan sistim pergesekan tanpa bahan pembantu sehingga terjadi sambungan yang sempurna ( bersenyawa ). Gunanya untuk terminal kabel
alumunium
yang
akan
dihubungkan
dengan
komponen
tembaga.
Untuk mencegah oksidasi alumunium tersebut diberi minyak grease.
2. Lightning Arester Lightning arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash over) dan karena surja hubung(switching surge) di suatu jaringan. Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini merusak peralatan jaringan seperti tansformator dan isolator.Oleh karena itu lightning arrester merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan tegangan sistem. Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini
4
CV. MUTU JAYA
berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ket anah. Disebabkan oleh fungsinya, Arrester harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan.Arrester berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak
timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.
3. Fuse Cut Out Fuse cut out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO merupakan peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara,
5
CV. MUTU JAYA
sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem. Adapun cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link, sehingga dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu. Sedangkan fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di dalam fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh dan akan memisahkan jaringan sebelum FCO dengan jaringan sesudah FCO. Pada LBS , Fuse Cut Out ini dipasang untuk mengamankan jaringan atau system dari arus hubung singkat pada VT (Voltage Transformator). Jika terjadi
masalah/kerusakan pada VT sehingga FCO akan segera memutus rangkaian listrik agar jaringan aman dari arus hubung singkat pada VT. Prinsip Kerja : Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya. Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap transformator. Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki
penampang
disesuaikan
dengan
besarnya
arus
maksimum
yang
diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan – bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi Spesifik (µΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah. Kawat ini dipasangkan di
6
CV. MUTU JAYA
dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya. Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi
dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung singkat. Umur dari fuse cut out ini tergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang – cabang saluran feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
7
CV. MUTU JAYA
4. Transformator Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt. Prinsip Kerja Transformator (Trafo) :
Sebuah transfromator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
8
CV. MUTU JAYA
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :
E – I Lamination
E – E Lamination
L – L Lamination
U – I Lamination
Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :
Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up. Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.
9
CV. MUTU JAYA
5. PHB-TR PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik milik PLN maupun milik pelanggan, PHB yang terpasang milik pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah APP ditempat pelanggan tersebut. Fungsi PHB-TR : Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing. Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan rangkaian pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak energi listrik yang mengalir ke alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya
beban maupun tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan peralatan ukur portable seperti AVO atau Tang Ampere saja. Pemeliharaan PHB-TR :
10
CV. MUTU JAYA
Sebagaimana pengoperasian PHB TR pada kegiatan pemeliharaanpun diperlukan langkah-langka atau prosedur pemeliharaan rutin periodik dan berkala yang disahkan oleh manajemen unit setempat sebagai prosedur tetap dalam bentuk SOP. Langkah-langkah pemeliharaan antara lain :
Persiapan Pemelihara
Pemeriksaan dan Pengukuran
Pemeriksaaan Pemeliharaan
Pemeriksaan Hasil Pemeliharaan
Pembuatan Laporan Pemeliharaan
Pelaksanaan Pemeliharaan PHB-TR : Di bawah ini ditunjukkan gambar pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR dengan membongkar, membersihkan, memeriksa, mengganti dengan peralatan yang baru bila peralatan yang diperiksa tersebut sudah rusak dan memasangkan kembali ke posisi semula kemudian mencoba dioperasikan oleh teknisi pemeliharaan yang selanjutnya dibuatkan laporan pengganti peralatan hasil pemeliharaan PHB TR tersebut.
11
CV. MUTU JAYA
6. Electroda Bumi Titik Netral Transformator Bila pada suatu sistem tenaga listrik tidak terdapat titik netral, sedangkan sistem itu harus diketanahkan, maka sistem itu dapat ditanahkan dengan menambahkan “Transformator Pentanahan” (grounding transformer), contoh gambar pemasangan Trafo Pentanahan seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Contoh Pemasangan Trafo Pentanahan Transformator Transformator pentanahan itu dapat terdiri dari transformator Zig-zag atau transformator bintang-segitiga (Y-Δ).Trafo pentanahan yang paling umum digunakan adalah transformator zig-zag tanpa belitan sekunder. 7. Electroda Bumi Pembumian adalah penghubungan suatu titik sirkit atau penghantar yang bukan bagian
sirkit
dengan
bumi
melalui
dengan
cara
menanam
penghantar.
Fungsi Pembumian 1. Mengalirkan arus gangguan ke bumi 2. Membuang arus muatan statis ke bumi 3. Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh/t egangan langkah Tujuan Pembumian : 1. Membatasi tegangan antara bagian peralatan yang tidak dialiri arus dengan antara bagian
tersebut
dengan
tanah
sampai
suatu
harga
yang
aman
semua kondisi operasi. 2. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik berbahya bagi orang dalam
12
untuk
CV. MUTU JAYA
daerah tersebut. 3. Pembumian arrester bertujuan untuk pengamanan peralatan atau system dariSambaran petir agar peralatan tidak mengalami kerusakan. Karena itu pemasangan sistem pembumian harus dilakukan dengan standard sesuai ketentuan yang berlaku sebagai elektroda pembumian biasanya digunakan elektroda batang berbentuk pipa baja galvanis diameter 25 mm atau baja berdiameter 15 mm yang dilapisi tembaga setebal 2,5 meter dengan panjang 2,5 m atau 3 m. untuk penghantar bumi biasanya digunakan tembaga 50 mm2 dan sampai dengan 2,5 meter dari atas tanah harus dilindungi dengan pipa baja dari kerusakan mekanis. Disamping itu tembaga pembumian sebaiknya dilapisi dengan timah agar umurnya lebih lama dan tidak mudah korosi dibandingkan dengan tembaga biasa.Tahanan pembumian yang dapat dicapai sangat tergantung pada jenis elektroda, jenis tanah dan ke dalaman penanaman elektroda.
8. Pipa Galvanis Pipa galvanis adalah pipa yang telah dilapisi dengan seng. Lapisan seng ini lah yg melindungi baja dari korosi.Pipa ini paling sering digunakan untuk konstruksi di luar ruangan seperti pagar, pegangan tangan, atau untuk beberapa pipa interior. Pipa ini terkadang juga disebut pipa besi galvanis. Pipa Galvanis memang sudah merupakan pilihan utama bagi para Pelaku Industri Bengkel Bubut maupun Bagian Pr oduksi, dan juga Para Kontraktor dalam membangun konstruksi bangunan yang membutuhkan Pipa, karena Pipa Galvanis ini bersifat tahan karat, dan harganya juga tidak tergolong mahal.
13
CV. MUTU JAYA
SPESIFIKASI TEKNIK DAN CARA PEMASANGAN
SPESIFIKASI TEKNIK Transformator dalam pemasangannya dilengkapi dengan 2 pentanahan. Sebuh untuk mentanahkan titik netral kumparan trafo sisi tegangan rendah ; hantarannya tanahnya berisolasi sampai masuk ke ttanah pada pangkal electrode tanahnya. Yang kedua untuk badan isolasi dengan electrode tanah tersendiri dan digunakan kebel tembaga telanjang (BC).Kadang-kadang terdapat electrode tanah yang ketiga untuk khusus mentanahkan badan dari peralatan tegangan 6000 V. Didalam gardu. Untuk pengaman distribusi trafo dengan da ya sampai dengan 100 kVa umumnya digunakan pengaman lebur dari pip gelas (untuk pasangan dalam), dan pengaman Cut Out dengan kawat lebur. Yang dayanya besar, sampai puluhan MVA, dilindungi dengan relais-relais sekundair dengan sakelar-sakelar minyak khusus (Poor OCB) dan agar didapat kapasitas pemutusan yang tinggi dan aman, dipakai juga system pemutusan dengan tiupan angin (Air-Blast) dengan tekanan angin sekitar 20 Ato, dan dilengkapi dengan tangki angin (Air-Vessel) dengan compressor pengisi. Transformator tiang, pada sisi primer setiap fasanya dilindungi dengan pengaman tegangan lebih atau arrester (Over Spannings Bevel Liging). 5.1.8.1 Transformator minyak setiap transformatr berisalasi minyak harus diproteksi dengan gawai proteksi arus lebih secara tersendiri pada sambungan primer dengan kemampuan atau setelan tidak lebih dari 250% dari arus pengenal ransformator, kecuali bila gawai proteksi 14
CV. MUTU JAYA
arus lebih sirkit perimer telah memberikan proteksi seperti diuraikan diatas, dan kecuali untuk hal berikut Transformator berisolasi minyak boleh mempunyai gawai proteksi arus lebih pada sambungan sekunder, dengan kemampuan gawai proteksi arus l ebih pada sambungan sekunder pengaruh
transformator, serta dilengkapi oleh pembuatnya dengan proteksi arus lebih tersendiri pada sambungan primer asal gawai proteksi arus lebih dari saluran primer mempunyai kemampuan atau membuka pada nilai sebagai berikut: a. Tidak lebih dari 6 kali arus pengenal transformator untuk transformator impedan tidak lebih dari 6% b. Tidak lebih dari 4 kali arus pengenal transformator untuk transformator dengan impedan antara 6 sampai 10%
5.8.1.9 Transformator kering 2 5.8.1.9.1 Setiap transformator kering harus dipeoteksi dengan proteksi arus lebih tersendiri pada sambungan primernya dengan tidak lebih dari 125% dari arus primer pengenal transformator, kecuali bila proteksi arus lebih dari sirkit primer telah memberikan proteksi seperti diuraikan di 5.1.8.1.9.2 5.8.1.9. 2 Transformator kering yang mempunyai gawai proteksi arus lebih pada sambungan sekunder dengan kemampuan atau setelan tidak lebih dari 125% dari arus sekunder pengenal transformator tidak perlu mempunyai gawai proteksi arus lebih dari saluran primer mempunyai kemampuan atau setelan untuk membuka pada suatu harga arus tidak lebih dari 15
CV. MUTU JAYA
250% dari arus pengenal transformator. Sebuah transformqator kering yang oleh pembuatnya dilengkap dengan gawai proteksi beban lebih te rmik yang dikoordinasikan dan diatur untuk menghentikan arus primer tidak perlu mempunyai gawai proteksi arus lebih tersendiri pada saluran primer mempunyai kemampuan atau setelan untuk membuka harga sebagai berikut: a. Tidak lebih dari 6 kali arus pengenal transformator dengan impedansi tidak lebih dari 6% b. Tidak lebih dari 4 kali arus pengenal transformator untuk transformator dengan impendans anatara 6 sampai 10% 5.8.2 Ketentuan khusus yanga dapat berlaku pada bermacam-macam transformator
5.8.2.1 Transformator dengan daya lebih dari 100 kVA harus dipasang dalam ruang transformator untuk konstruksinya tahan api kecuali bila diberi isolasi untuk kenaikan suhu 80 0C (kelas B) atau kenaikan suhu 150 0C (kelas H), dan berjarak dari bahan yang mudah terbakar tidak kurang dari 2 meter secara horizontal dan 4 meter secara vertical aau dipisahkan oleh penyekat yang mengisolasi panas dan tahan api. Transformator dengan system tegangan lebih dari 200 volt harus dipasang dalam kubuh transformator. 5.8.2.2 Transformator kering pasangn luar harus dit empatkan dalam selungkup yang tahan cuaca yang telah diijinkan oleh instansi yang berwenang 5.8.2.3 Transformator minyak pasangan dalam harus dipasang dala m kubuh transformator dengan kontrukdi yang memenuhi ketentuan.
16
CV. MUTU JAYA
CARA PEMASANGAN
Pemasangan Traformator Distribusi 1. Pemasangan dari luar Tansformator dapat dipasang dari luar dengan salah satu cara antara lain :
Pemasangan langsung Lngsung di klem dengan klem yang cocokpada tiang.Cara ini cukup baik untuk transformator kecil sampai 25 kVA saja.
Pemasangan pada tiang H Transformator dipasang dengn lengan silng yang dipasang diantara dua tiang dan diikat erat terhadapnya.Cara in cocok untuk trransformator berkapasitas sampai 200 kVa.
Pemasangan pada platform
17
CV. MUTU JAYA
Sebuah platform dibuat pada suatu struktur terdiri dari 4 tiang untuk menempatkan transformator.Cara ini dianjurkan bagi tempat-tempat yang berbahaya bila menempatkan transformtor diatas tanah.
Pemasangan dilantai Cara ini cocok untuk semua ukuran transformator.Permukaan lantai harus lebuh tnggi dari sekelilingnya guna mengtasi banj ir.Sebaiknya di buat pondasi dari beton. Jik jumlah transformator di empatkan berekatan sekali, harus di buat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi kerusakan yang timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu transformator. Disekeliling transformator yang terpasang dilantai harus di rencanakan adanya aliran udaa bebas pada semua transformator.Jika mungkin transformator yang terpasang diluar harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung. Hal ini akan meningkatkn umur cat dan juga memperpanjang umur transformator.
2.
Pemasangan Dalam Bangunan untuk rumas transformator harus cukup luas agar ddapat bebas masuk di setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka transformator tersebut.Jarak minimum berikut ini dari sisi dinding dianggap memuaskan.
Jarak minimum dari sis dinding (m) Dinding pada satu sisi saja
1,25
Dinding pada dua sisi
0,75
Dinding pada tiga sisi
1,00
Dinding pada empat sisi ( dalam ruang
1,25
tertutup
Jalan dan pintu harus cukup lebar sehingga transformator yang paling besar dapat dengan mudah dipindahkan untuk perbaikan dan lain- lain.transformator yang terpasang didalam ruangan harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena hal ini sangat vital. 18
CV. MUTU JAYA
Aliran udara bebas pada semua sisi transformator dan didalam gedung harus terjamin.Lubang pemasukan udara harus ditempatkan sedekat mungkin dari lantai, sedangkan lubang pembuang udara setinggi mungkin agar udara panas dapat keluar. Menurut atran ibu jari luas ventilasi untuk pembuangan paling sedikit 2 meter persegi dn satu meter persegi untuk pamasukan udara, bagi setiap kapasitas transformator 1000 kVA. Bila hal ini tidak mungkin, hrus menggunakan kiapas angin untuk memaksa aliran udara.Lubang masuk dan keluarnya udara harus dilindungi terhadap percikan air hujan, burung, dan lain-lain.
19