BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
Supositora Supositora merupakan merupakan salah satu sediaan farmasi yang masih kurang diketahui oleh masyarakat sekarang, karena penggunaanya yang sedikit susah dan masih kurangnya produksi supositoria karena bentuk supositoria tidak dapat menjamin kestabilan fisika dan kimianya dibandingkan dengan sediaan seperti tablet. Selain itu sediaan supositoria susah jika dibawa kemana-mana atau dengan jarak yang cukup jauh karena harus disimpan di tempat yang dingin agar tidak meleleh. Namun
supositoria
mempunyai
beberapa
keunggulan
khusus
dibandingkan dengan sediaan farmasi seperti tablet dan serbuk dimana supositoria dapat di berikan kepada seseorang yang pingsan atau tidak sadar sadar.. Selain Selain itu mempun mempunya yaii keuntu keuntunga ngan n untuk untuk orang orang yang yang mender menderita ita penyakit maag karena tidak melewati lambung. Tetapi ada beberapa supositoria yang beredar sekarang ini tidak lagi meme memenu nuhi hi stan standa darr kual kualit itas as dari dari suat suatu u supo suposi sito tori ria. a. Hal Hal ini ini dapa dapatt mempen mempengaru garuhi hi kestab kestabila ilan n dari dari suatu suatu obat. obat. Jika Jika kestabi kestabilan lan suatu suatu obat obat tergan terganggu ggu akan akan mempen mempengar garuhi uhi absorb absorbsi si obat obat di dalam dalam tubuh tubuh dan jika jika absorbsi obat di dalam tubuh tidak baik maka akan mempengaruhi efek dari obat tersebut. ita ita sebagai sebagai seoran seorang g farmasis farmasis harus harus bisa bisa membua membuatt suatu suatu sediaan sediaan supo suposit sitor oria ia yang yang baik baik dan dan meng menget etah ahui ui baga bagaim imana ana suatu suatu supo suposi sito toria ria dikatakan bagus atau layak untuk digunakan. !gar supaya nanti setelah kita turun ke masyarakat bisa dapat membuat supostoria yang baik dan memb memberi erika kan n info inform rmas asii yang yang jelas jelas bagi bagi masy masyara arakat kat tenta tentang ng sediaa sediaan n supositoria itu sendiri. "ntu "ntuk k itu itu pada pada prak prakti tiku kum m kali kali ini ini kita kita akan akan belaj belajar ar baga bagaim iman anaa mengetahui cara pembuatan pembuatan supositoria dan melakukan beberapa uji yaitu yaitu mengen mengenai ai penamp penampila ilan n umum, umum, keserag keseragama aman n bobot, bobot, waktu waktu meleleh meleleh,, dan waktu melunak.
I.2
Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud Percobaan
#apat mengetahui dan memahami cara pembuatan suppositoria dengan menggunakan metode tertentu serta e$aluasinya I.2.2
Tujuan Percobaan
a% &engetahui apa yang dimaksud dengan suppositoria b% &engetahui cara pembuatan supositoria dengan metode cetak tuang c% &engetahui e$aluasi suppositoria
BAB II TINAUAN PU!TA"A II.1
Teor# U$u$
II.1.1 De%#n#s# !u&os#tor#a
Supositoria adalah bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana ia akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik. Supositoria umumnya dimasukkan melalui rektum, $agina, kadang-kadang melalui saluran urin dan jarang melalui telinga dan hidung '!nsel, ())*%. Supositoria adalah sediaan sediaan padat, melunak, melumer, dan larut pada suhu tubuh, digunakan dengan cara menyisipkan ke dalam rektum, berbentuk sesuai dengan maksud penggunaannya, umumnya berbentuk torpedo '#irjen +&, /%. 0entuk dan ukuran supositoria harus sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimasukkan
kedalam
lubang atau celah yang diinginkan tanpa menimbulkan kejanggalan saat menggunakan. Supositoria dapat memberikan efek lokal dan efek sistemik yaitu utuk mendapatkan efek lokal basis supositoria meleleh, melunak, dan melarut menyebarkan obat yang dibawanya ke jaringan-jaringan di daerah tersebut. bat yang dimaksudkan untuk ditahan dalam ruangan tersebut agar mendapatkan keja lokal. Sedangkan untuk efek sistemik membran mukosa rektum dan $agina memungkinkan absorpsi dari kebanyakan obat dapat larut '!nsel, ())*%. II.I.2 Maca$'Maca$ !u&os#tor#a
&acam supositoria dapat dibagi sesuai penggunaannya yaitu '!nsel, ())*%1 a. Supositoria untuk rektum 'rektal% Supositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari tangan. 0iasanya supositoria rektum panjangnya 2 3( mm ',4 inchi%, dan berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. 0entuk supositoria rektum antara lain bentuk peluru, torpedo atau jari-jari kecil, tergantung
kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang digunakan. 0eratnya menurut "S+ sebesar ( g untuk yang menggunakan basis oleum c acao b. Supositoria untuk $agina '$aginal% Supositoria untuk $agina disebut juga pessarium biasanya berbentuk bola lonjong atau seperti kerucut, sesuai kompendik resmi beratnya 4 g, apabila basisnya oleum cacao. c. Supositoria untuk saluran urin 'uretra% Supositoria untuk untuk saluran urin juuga disebut bougie, bentuknya rampiung seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan kesaluran urin pria atau wanita. Supositoria saluran urin pria bergaris tengah 3-5 mm dengan panjang 2 6) mm, walaupun ukuran ini masih ber$ariasi satu dengan yang lainnya. !pabila basisnya dari oleum cacao beratnya 2 6 g. Supositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya 7 dari ukuran untuk pria, panjang 2 /) mm dan beratnya ( g, inipun bila oleum cacao sebagai basisnya. II.1.( Bebera&a )aktor Absorbs# *bat dar# !u&os#tor#a +ektu$
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi absorbsi obat dari supositoria rektum yaitu '!nsel, ())*%1 . 8aktor 8isiologi +ada waktu isi kolon kosong, rektum hanya berisi (-3 m9. :airan mukosa yang inert. #alam keadaan istirahat rektum tidak ada gerakan, tidak ada $illi dan mikro$illi pada mukosa rektum. !kan tetapi terdapat $askularisasi yang berlebihan dari bagian sub mukosa dinding rektum dengan darah dan kelenjar limfe. #iantara faktor fisiologi yang mempengaruhi faktor absorbsi obat dari rektum adalah kandungan kolon, jalur sirkulasi, dan pH serta tidak adanya kemampuan mendapar dari cairan rektum. (. 8aktor 8isika imia dari bat dan 0asis Supositoria 8aktor fisika kimia mencakup sifat-sifat seperti kelarutan relatif obat dalam lemak dan air serta ukuran partikel dari obat yang menyebar. 8aktor fisika kimia basis melengkapi kemampuannya
melebur, melunak, atau melarut pada suhu tubuh. emampuannya melepaskan obat dan sifat hidrofilik atau hidrofobiknya. II.1., Ba-an Dasar !u&os#tor#a lasifikasi dari basis supositoria adalah sebagai berikut '!nsel, ())*%1 . 0asis berminyak; berlemak 0asis berlemak merupakan basis yang paling banyak dipakai karena pada dasarnya oleum cacao termasuk kelompok ini. #iantara bahan-bahan
yang
bisa
digunakan
yaitu1
macam-macam
asam
lemakyang dihigrogenasi dari minyak dari minyak palem dan minyak biji kapas. (. 0asis yang larut dalam air dan basis bercampur dengan air omponen yang penting dari basis yang larut dalam air dan basis bercampur dengan air adalah gelatin gliserin dan basis +<=. #imana basis gliserin paling sering digunakan dalam pembuatan supositoria $agiana dimana memang diharapkan efek setempar yang cukup lama dari unsur obatnya. 3. 0asis lainnya #alam kelompok ini termasuk campuran bahan bersifat lemak dan yang larut dalam air atau bercampur dengan air. 0ahan-bahan ini mungkin berbentuk >at kimia atau cmpuran fisika. II.1. Metode Pe$buatan !u&os#tor#a &etode yang bisa digunakan dalam pembuatan supositoria adalah sebagai berikut '!nsel, ())*%1 a. #engan tangan ?aitu dengan cara menggulung basis supositoria yang telah dicampur homogen dan mengandung >at aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. &ula-mula basis diiris, kemudian diaduk dengan bahan bahan aktif dengan menggunakan mortir dan stamper, sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. emudian massa digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki. !milum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. 0atang silinder dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan. b. #engan mencetak kompresi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa supositoria yang diisikan dalam silinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan. c. #engan mencetak tuang +ertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlebihan,
kemudian
bahan-bahan
aktif
diemulsikan
atau
disuspensikan kedalamnya. !khirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel. II.2
+ancangan )or$ula
Tiap supositoria ( g mengandung1
II.(
etokona>ol
(g
+<= 6)))
(4@
+<= )))
/4@
Alasan Pena$ba-an
II.(.1 Alasan )or$ulas#
. Supositoria a. Supositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana ia akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik '!nsel, *1 4/5% b. Supositoria adalah sediaan berbentuk tetap, bertakaran, dalam aturannya
berbentuk
silindris
atau berbentuk
kerucut, yang
ditetapkan untuk dimasukkan kedalam rektum mereka melebur pada suhu tubuh atau larut dalam lingkungan berair 'Aoight, 61 (*(%.
(. euntungan Sediaan Supositoria a. #osis obat yang digunakan melalui rektum mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada obat yang dipakai secara oral '!nsel, *1 4/% b. bat-obat dapat diberikan dalam bentuk supositoria, baik untuk efek lokal maupun untuk efek sistemik '9achman, 61 6*% 3. !lasan ketokona>ol dibuat dalam supositoria
a. etokona>ol dibuat dalam bentuk suppositoria karena apabila dioral dapat menyebabkan gangguan hati, intrakena>ole dalam bentuk kapsul garam besi dan digoBin '!ustralian pharmaceutical1 3(%. b. etokona>ol lebih baik diserap mlalui oral daripada golongan imida>ol lainnya.
Namun, pnggunaan
dibatasi
karena
dikaitkan
dengan
hepatoksisitas '0ritish National 8ormulary 51 3/( %. c. etokona>ol berinteraksi dengan :-6 C-demetilase 'en>im p-64) sitokrom% untuk menghambat demetilase lanosterol menjadi ergosterol yang merupakan sterol pnting untuk membran jamur. +enghambat ini mengganggu fungsi
membran
dan
meningkatkan
permeabilitas.
etokona>ol bekerja secara adiktif dengan flusitosin terhadap candida tetapi mengantagonis akti$itas anti jamr amfotensin 0 '8armakologi dan "lasan 0ergambar1 366% d. etokona>ol tersedia dalam dalam ()) mg tablet, krim (@, dan shampoo 4@. #osis untuk dewasa yang dianjurkan satu kali ())-6)) mg sehari '8armakologi dan Terapi1 4/4%. e. etokona>ol aktif sebagai antijamur baik sistemik maupun nonsistemik efektif
terhadap
candida,
coccidiodies
immitis,
cryptococcus
neofarmans, aspergillus dan sporothriB sp '8armakologi dan Terapi1 4/6%. f. etokona>ol merupakan salah satu anti fungal golongan a>ol sintetik deri$at imida>ol yang digunakan dalam terapi kandidialis $agina. arena sifat ini, ketokona>ol sangat sesuai digunakan sebagai suppositoria $agina karena memberikan efek terapeutik langsung pada mukosa $agina 'Sil$iana1 *%. 6. !lasan dibuat dengan metode cetak tuang a. &etode pembuatan yang digunakan dalam formulasi ini adalah metode cetak tuang, karena metode cetak tuang adalah metode paling umum digunakan untuk membuat supositoria skala kecil dan skala besar. Selain itu, metode ini juga lebih mudah dibandingkan dengan metode mencetak dengan tangan dan mencetak kompresi '9achman, 61 *)%
b. &etode cetak tuang menjamin suatu pembekuan yang cepat dan untuk mengurangi satu sedimentasi dari bahan obat lebih lanjut 'Aoight, 61 (% c. &etode cetak tuang akan menghasilkan bentuk supositoria yang lebih padat dan seragam 'Aoight, 61 ((% II.(.2 Alasan &ena$ba-an /at ta$ba-an II.,
Ura#an Ba-an
BAB III MET*DE "E+A III.1
Alat 0ang D#gunakan • • • • • • • • • • •
III.2
Ba-an 0ang D#gunakan • • • • • •
III.(
0atang pengaduk :awan porselin :etakan supositoria :utter aca arloji 9ap halus 9umpang dan alu Neraca analitik ':ity>en% Sendok tanduk Sudip Daterbath '&emmert%
!lkohol /) @ etokona>ol +<= ))) +<= 6))) ertas perkamen Tissue
Per-#tungan Per-#tungan ba-an
Tiap suppositoria '4 g% mengandung1 •
!sam borat
E (@ 2 E 100 B 4 g E g
+er batch
E E
•
1 ×10 ( sebanyak supositoria ) 10 g
+<= )))
E /4@ 75 ×5 g = 3,675 g E 100
+er batch
E
3,675 ×10 = 36,75 g
•
III.,
+<= 6)))
E (4@ 25 ×5 g = 1,225 g E 100
+er batch
E
1,225 x 10 = 12,25 g
ara "erja
. #ibersihkan alat yang akan digunakan dengan alkohol /) @ (. #ipanaskan +<= 6))) di atas hot plate hingga melebur 3. #itambahkan +<= ))) 6. #ipanaskan hingga melebur 4. #isuspensikan ketokona>ol sebanyak ), g ke dalam leburan +<= 5. #ibiarkan hingg dingin /. #ituang ke dalam cetakan *. #ibiarkan selama 4-3) menit . #ikeluarkan supositoria dari cetakan. ). #imasukkan ke dalam kemasan supositoria.
BAB I HA!IL DAN PEMBAHA!AN I.1
Has#l Penga$atan
3a$bar ,.1 !u&os#tor#a Asa$ Borat
I.2
Pe$ba-asan
+ada praktikum ini dibuat supositoria $agina dengan >at aktif ktokona>ol dimana ketokona>ol merupakan golongan imida>ol yang diindikasikan sebagai antifungal. Fat tambahannya berupa +<= sebagai basis supositoria yang ideal dimana basis ini tidak berbahaya dan dapat melarut pada cairan fisiologis tubuh dan dapat bertahan sebagai bentuk padat
pada
suhu
kamar
sekaligus
sebagai
antimikri
sehingga
memungkinkan suppositoria dapat tahan lama tanpa adanya tambahan pengawet. etokona>ol dibuat dalam bentuk suppositoria karena apabila dioral dapat menyebabkan gangguan hati, intrakena>ole dalam bentuk kapsul garam besi dan digoBin '!ustralian pharmaceutical1 3(%. Supositoria dengan >at aktif ketokona>ol ini dirancang untuk mengobati infeksi jamur pada area $agina dengan mekanisme kerjanya sebagai antifungal. etokona>ol berinteraksi dengan :-6 C-demetilase 'en>im p-64) sitokrom% untuk menghambat demetilase lanosterol menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting untuk membran jamur. +enghambat ini
mengganggu fungsi membran dan meningkatkan
permeabilitas. etokona>ol bekerja secara adiktif dengan flusitosin terhadap candida tetapi mengantagonis akti$itas anti jamr amfotensin 0 '8armakologi dan "lasan 0ergambar1 366% Sediaan supositoria ini dibuat dengan langkah pertama yaitu membersihkan alat dengan alkohol /)@. &enurut #irjen +& / hal ini bertujuan untuk mensterilkan alat sehingga bebas dari mikroba emudian ditimbang ketokona>ol sebanyak ), g, +<= ))) sebanyak
3,5/4 g dan +<= 6))) sebagai ,((4 g. Selanjutnya +<= 6))) dipanaskan hingga melebur kemudian ditambahkan +<= ))) dan dipanaskan hingga melebur. &enurut !nsel halaman (4 tujuannya karena titik leleh +<= 6))) lebih tinggi dibanding +<= ))) sehingga ditakutkan jika +<= ))) yang dileburkan terlebih dahulu maka +<= ))) akan rusak jika leburannya dipanaskan diatas titik lelehnya. Setelah itu disuspensikan ketokona>ol di dalam leburan +<= dan dibiarkan hingga dingin. :ampuran tersebut dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan selama 4-4) menit. emudian dikeluarkan dan dikemas di dalam kemasan yang cocok. Selanjutnya dilakukan e$aluasi suppositoria yaitu uji penampilan, suppositoria yang dihasilkan berwarna putih susu, permukaan agak kasar dan bobot sediaan 2 4 g, berdasarkan data diatas diketahui bahwa suppositoria yang dihasilkan tidak memenuhi syarat seperti yang telah ditentukan. emungkinan kesalahan yan mungkin terjadi pada saat praktikum adalah kesalahan dalam menimbang bahan, dan kesalahan dalam membuat suppositoria karena basis +<= merupakan basis yang cocok untuk metode cetak tuang dan tidak bisa untuk metode tangan tapi pada saat praktikum menggunakan metode tangan.
BAB PENUTUP .1
"es#$&ulan
0erdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa1
. Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana ia akan melebur, melunak atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik (. &etode pembuatan suppositoria dengan menggunakan ceta tuang yaitu dengan cara melebur basis. emudian >at aktif disuspensikan ke dalam basis dan didinginkan. Setelah itu dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan selama 4-3) menit kemudian dibuka cetakan dan dikemas suppositoria dengan kemasan yang sesuai. 3. Suppositoria yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang telah ditentuan .2
!aran
#iharapakan kepada praktikan mampu memahami dan menguasai materi praktikum sebelum melakukan praktikum.