1. SUPPOSITORIA
Bentuk sediaan obat obat padat berbentuk torpedo yang terdiri terdiri dari satu/lebih bahan obat (zat (zat aktif & basis), penggunaannya melalui
REKTAL, VAGINAL & jarang digunakan untuk
URETRA karena dapat me-lunak/me-lebur pada suhu tubuh.
Keuntungan 1. Dpt menghindari iritasi lambung & usus halus 2. Dpt menghindari kerusakan obat akibat enzim pencernaan & asam lambung 3. Untuk obat-obat yang menyebabkan mual & muntah pada rute oral 4. Dpt digunakan u/ pasien PEDI-ATRIC (penyakit anak), GERI-ATRIC (penyakit lansia), atau pasien yang tidak sadar
Kekurangan 1. Untuk pasien tidak ti dak menyenangkan. menyenangkan. 2. Absorpsi obat sering tidak beraturan serta sukar diprediksi.
Tujuan penggunaan obat bentuk Supositoria 1. Lokal ANUSOL → Wasir /Ambeien /Ambeien DULCOLAX → BAB 2. Sistemik, PRIMPERAN → anti muntah AMINOPHYLLINE → obat asma DIAZEPAM → anti kejang
Sifat-sifat ideal Basis Suppositoria 1. Padat pada suhu kamar, Lunak pada suhu rektal dan bercampur dgn cairan tubuh 2. Bercampur dengan bahan obat 3. Stabil dlm penyimpanan penyimpanan 4. Basis bersifat membasahi dan mengemulsi. 5. Tidak toksik dan tidak mengiritasi 6. Jika basis tersebut berlemak, harus memenuhi persyaratan
Penggolongan Penggolongan basis Suppositoria 1. Lemak, oleum cacao/lemak coklat 2. Minyak nabati yg TERHIDROGENESIS, Trigliserida 3. Basis larut dalam air, PEG (Poli Etilen Glikol), Gelatin-gliserin 4. Surfaktan, Tween/Campuran Tween-PEG
Pembuatan Pembuatan Suppositoria 1. Mencetak dengan tangan, Hanya bahan dasar Oleum Cacao
2. Mencetak tuang Untuk bahan dasar obat Glatin-Gliserin, cetakan harus dibasahi PARAFIN CAIR Untuk bahan dasar obat Oleum dan PEG, cetakan tidak dibasahi karena akan mengkerut & lepas dr cetakan 3. Kompresi/mesin Kompresi/mesin otomatis
EXAM Berat suppositoria yang akan dibuat adalah 3 gr yang mengandung aminofillin 0,5 g akan dibuat sebanyak 12 buah, hitunglah lemak coklat/ olium cocoa yang dibutuhkan. Jawaban : Diperlukan : 12 x 0,5 g = 6 g aminofillin aminofillin Berat suppositoria : 12 x 3 g = 36 g. Nilai tukar aminofilin aminofilin adalah : 6 g x 0,86 = 5,16 g Jadi lemak coklat yang diperlukan adalah: 36 g – g – 5,16 5,16 g = 30,84 g
2. SOLUSIO (larutan)
Sediaan cairan yg mengandung satu atau lebih bahan obat yg membentuk suatu dispersi molekul yang homogen
Penggolongan Penggolongan larutan berdasarkan berdasarkan ukuran partikel 1. Mikromolekul, seluruh larutan mengandung mikrounit (molekul/ion), OH, C3H8O3,Na+ & Cl- dgn size 1-10 oA 2. Makromolekul, Makromolekul, larutan l arutan mengandung solute/zat terlarut berupa mikromolekul yg memiliki ukuran > Makromolekul, Polyglutamic acid (PGA), Carboxymethyl Cellulose (CMC), Albumin & Polivinil Pirolidon 3. Miselar, larutan mengandung solute/zat terlarut berupa misel dlm bentuk ion
Tipe larutan (Jika zat A dilarutkan dgn Solven/pelarut maka menghasilkan menghasilkan Solute/Zat terlarut) 1. Larutan encer, Jumlah zat A yg terlarut kecil 2. Larutan sejati, Jumlah zat A yg terlarut besar 3. Larutan jenuh, Jumlah max zat A yg terlarut pada P & T tertentu 4. Larutan lewat jenuh, Jumlah zat A yg terlarut melebihi batas max pada P & T tertentu
Solven/pelarut yg sering digunakan 1. Air → garam 2. Spirtus → Kamper, Iodium, Menthol 3. Gliserin → Tanin, Borax, Fenol 4. Eter → Kamper, Fosfor, Sublimat 5. Oil → Kamper, Menthol 6. Parafin cair → Kamper, Menthol, Cera, Gelatin-Gliserin Gelatin -Gliserin 7. Eter minyak tanah → Minyak lemak, Kloroform
Faktor yg mempengaruhi kelarutan 1. POLARITAS, Like Dissolve Like (Solute/zat terlarut polar akan larut dlm Solven/zat pelarut polar) dan dan sbliknya 2. KOSOLVENSI,
Pristiwa
kenaikan
kelarutan
suatu
zat
dgn
adanya
tambahan
pelarut/modifikasi pelarut/modifikasi pelarut 3. KELARUTAN, KELARUTAN, Zat mudah larut hanya butuh sedikit solven dan sbliknya 4. SUHU,
Endoterm, ↑ kelarutan dgn adanya T
Eksoterm , ↓ kelarutan dgn adanya T
5. SALTING IN, Pristiwa Kelarutan Zat utama dlm Solven > Zat terlarut 6. SALTING OUT, Pristiwa Kelarutan Zat utama dlm Solven < Zat terlarut 7. SIZE PARTICLE, PARTICLE, kecilnya ukuran partikel maka kelarutan Solut lebih ↑ & sbliknya 8. EFEK ION BERSAMAAN, 9. HIDROTOPI
Macam-macam sediaan larutan obat
Oral 1. Sirop. Yg mengandung sukrosa/gula lain dlm kadar tinggi, namun untuk diabetes digunakan pemanis buatan, ex : sorbitol atau aspartame dgn Gom & selulosa 2. Eliksir, Yg mengandung bahan obat & bahan tambahan dan Solven Air-EtOH Air -EtOH 3. Saturatio, Yg mengandung H+ & OH4. Potio Effervescent, Saturatio yg mengandung CO2↑ 5. Potions (obat minum), Solutio yg dimaksudkan pemakaian pemakaian dlm 6. Netralisir , campuran HCl + NaOH → NaCl + H 2O 7. Guttae, Sediaan cairan (Drop) yg berupa larutan/suspensi/emulsi larutan/suspensi/emulsi
Topical (digunakan pd kulit & mukosa mulut yg air/EtOH) 1. Epithema/kompres 2. Injections/suntik 3. Guttae/tetes 4. Enema 5. Losio 6. COLLY-RIUM/mata 7. COLLU-TORIUM/kumur 8. COLLU-NARIUM/hidung
Keuntungan & Kerugian
Keuntungan 1. Campuran homogeny & kerja obat cepat serta mudah diabsobsi 2. Dapat diberikan dlm larutan encer 3. Dosis dapat diubah dlm pembuatan
Kerugian 1. Vol bentuk larutan lebih besar 2. Ada obat yg tidak stabil dlm larutan
3. SUSPENSIO (suspensi)
Sediaan berbentuk cair yg tidak stabil dimana zat padatnya terdispersi di dalam fase l uar, agar stabil ditambahn dengan pensuspensi/suspending pensuspensi/suspending agent
Secara Umum 1. Suspensi oral. 2. Suspensi topikal 3. Suspensi parenteral/injeksi parenteral/injeksi 4. Suspensi optalmik
Berdasarkan Berdasarkan Sifat Elektrokinetik Elektrokinetik dari Partikel Padatan
No.
Terflokulasi
Terdeflokulasi Terdeflokulasi
1.
Partikel suspensi merupakan merupakan agregat besar
Partikel suspensi dlm keadaan terpisah 1 dgn yg lain
2.
Kecepatan
3.
sedimentasi
cepat
sehingga
Kecepatan
sedimentasi
lambat
sehingga
suspensi terflokulasi mengendap lebih cepat
suspense terdeflokulasi mengendap lebih lambat
Sedimen tidak Terbentuk padatan (cake)
Sedimen Terbentuk padatan (cake) sehingga
sehingga
sukar didispersikan kembali dgan pengocokan
mudah
didispersikan
kembali
dengan pengocokan 4.
Wujud suspensi kurang bagus dikarenakan
Wujud suspensi bagus dikarenakan sedimentasi
sedimentasi cepat dan menyebabkan fase
lambat dan menyebabkan endapan cairan diatas
atas menjadi jernih, ex : tepung dlm air
keruh, ex : susu dilarutkan dgn air
Syarat suspensi 1. Zat yg terdisspersi harus halus, tidak cepat mengendap, dgn pengocokan perlahan endapan mudah terdispersi kembali
Penilaian Stabilitas Suspensi 1. Volume sedimentasi 2. Derajat Flokulasi 3. Metode Rheology 4. Perubahan ukuran partikel
Sistem Dispersi Sistem
Partikel Terdispersi Terdispersi
Size partikel
Difusi
Contoh
Larutan
Molekul kecil
< 1 x 10- mm
Cepat
Gula dlm air
KOLOID
Agregat Molekul > larutan
1 x 10- mm
Lambat
Susu dlm air
Dispersi Kasar
Agregat Molekul > Koloid
> 1 x 10- mm
Tidak
Belerang dlm air
5. EMULSUM (emulsi)
Sediaan berbentuk cair yg tidak stabil yg memiliki 2 fasa yg salah satu fasanya terdispersi di dalam cairan lainnya, agar stabil ditambahn dengan emulgator emulgator
Tipe emulsi / jenis emulsi 1. Emulsi tipe O/W, ex dlm minyak ada air • susu
• santan
• lotion lotion
• mayonaise
• es krim
• cat
2. Emulsi tepe W/O, ex • mentega
• margarin
• lipstik
• cream
• semir 3. Emulsi tepe W/O/W,
Emulgator alam (Gom arab, Tragakan, Kuning telur,) & Emulgator buatan (Tween & span)
Tidak stabil emulsi 1. Creaming, terbentuk 2 lapisan 2. Koalesen & Cracking, pecahnya emulsi 3. Inversi fase, perubahan tipe emulsi secara tiba2
6. UNGUENTUM
Sediaan setengah padatyg digunakan topical pada kulit atau selaput lendir
Penggolongan Penggolongan salep 1. Menurut konsistenya 1) Unguenta, 2) Cream 3) Pasta 4) Roll on 5) Gel 2. Menurut efek trapi 1) Epidermik, Epidermik, efek lokal pd permukaan kulit, bahan obat tdk di absorbs (Vaselin)
2) Endodermik, Endodermik, bahan obat menembus kedlm tdk melalui kulit & diabsorbsi sebgian 3) Diadermik, Diadermik, bahan obat menembus kedlm melalui kulit & diabsorbsi seluruhnya 3. Menurut dasar salepnya 1) Salep hidrofobik, bahan dasar berlemak 2) Salep hidrofilik, kuat menarik air
Kualitas salep 1. Stabil 2. Lunak 3. Mudah dipakai 4. Dapat terdistribusi merata
Cara absobsi salep Dengan cara difusi dari epidermis ke dermis melalui 1. Transeluler, menyebrangi sel 2. Intraseluler, antar sel 3. Transappemdagel, rambut, keringat, kelenjar lemak
Factor yg mempengaruhi absorbs salep 1. Temperature Temperature kulit 2. Kondisi keadaan kulit 3. Penetrasi dan cara pakai 4. Sifat2 obat
Keuntungan & kerugian
Keuntungan 1. Pembawa substansi obat 2. Pelumas kulit 3. Pelindung kulit 4. Obat luat
Kerugian 1. Salep basis hidrokarbon Sifat yg berminyak meninggalkan noda 2. Salep basis absorbs Kurang tepat untuk digunakan bahan2 antibiotik dan kurag stabil dgn adanya air