PRICE ACTION Kunci Sukses Dalam Trading Forex
By: Beni Setiawan
Source of Data: www.seputarforex.com Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Apa Itu Price Pr ice Action Action Penggunaan price action atau pergerakan per gerakan harga dalam trading adalah langkah terbaik untuk melihat kondisi tren. Price action juga merupakan salah satu bukti nyata dalam mengenali momentum dan volatilitas market. Jika Ji ka price action begitu bisa diandalkan, kenapa kita tidak mencobanya? Bagaimana langkah-langkah awal untuk mencoba price action? Yang perlu diketahui, trading dengan strategi price action bisa diterapkan pada time frame apa saja, tetapi sangat dianjurkan untuk menggunakan time frame daily mengingat akurasi data dan sinyal yang dihasilkan bisa diandalkan. Selain itu price action juga cocok dan dan mudah diterapkan dalam pasar forex karena lebih banyak terjadi pola trending yang kontinyu dibanding dengan pasar lainnya. Agar sukses mempraktikkan cara ini syaratnya s yaratnya adalah sudah mengerti dan memahami memaha mi dengan baik tentang "pengetahuan dasar forex" seperti: arah gerakan harga biasa disebut tren, hubungan antara harga dengan hambatan yang biasa disebut resistant, hubungan antara harga dengan dukungan harga yang biasa disebut d isebut support. Selain itu perhatikan pula, apakah apakah harga sedang berada di daerah jenuh beli (overbought) (overbought) atau sedang berada di daerah jenuh jual (oversold). Price action ini ada banyak versi dan variasinya. Salah satu contohnya adalah pin bar, fakey (false/palsu) dan inside bar. Price Pr ice action sendiri merupakan singkatan dari harga itu sendiri. Pergerakan harga (price action) act ion) dapat diibaratkan seperti pasang air, mulai dari riak (ripples), kemudian gelombang kecil (wave), ( wave), dan puncaknya gelombang besar (tide). Pada akhirnya, kembali menjadi menjadi gelombang kecil dan riak. Sifat dari gerakan harga dapat dibedakan menjadi: - Trending, harga cenderung mengarah naik atau turun - Volatile, harga bergolak bergerak cepat - Sideways, harga bergerak datar
Gambar di bawah ini adalah bentuk bentu k candle dari bearish pin bar dan bullish pin bar, dan contoh bullish pin bar yang terbentuk pada pergerakan harga uptrend, diawali dengan terbentuknya dua buah bullish pin bar pada akhir downtrend. Untuk pasar yang downtrend analisanya sama seperti kebalikan seperti arah uptrend.
Seperti halnya sebuah buku, jika Anda tidak tahu bagaimana cara membacanya, Anda tidak akan tahu apa isi sebenarnya atau cerita yang disampaikan dalam buku tersebut. Jika Anda tidak tahu bagaimana membaca gerakan harga (price action) dalam pasar, maka Anda tidak akan bisa mengerti dan mencerna "cerita" harga yang disampaikan pasar. Untuk itu perhatikan cara membaca chart c hart berikut ini untuk digunakan dalam open posisi : - Perhatikan candlestick yang segera akan berbalik arah - Ketika candlestick berbalik arah tunggu close dan terbentuk candlestick baru - Saat candlestick baru open, tunggu beberapa saat sebelum melakukan open posisi Pelajari dan pahami dengan baik hal-hal di atas sebagai dasar trading yang penting untuk keberhasilan keberhasilan trading. Untuk mengetahui candlestick yang segera akan berbalik arah adalah perhatikan candle 1 dan 2 sebagai konfirmasi sedangkan candle ke-3 adalah saat yang tepat untuk entri poin. Sumber: http://www.berdagangvalasonline.com http://blog.heroscoop.com
Metode Trading Price Action Banyak trader forex yang cenderung mencoba menganalisa beberapa variabel dalam waktu yang bersamaan, terutama trader yang belum memiliki sebuah metode dan strategi tertentu untuk diterapkan dalam trading sehari-hari. Sering mereka menggabungkan beberapa indikator teknikal sekaligus, melihat beberapa pasangan mata uang dalam berbagai time frame serta membaca perkembangan berbagai berita fundamental. Cara seperti ini jelas tidak efektif. Mereka bermaksud memahami pergerakan harga pasar dengan cakupan yang terlalu luas sehingga membingungkan dan cenderung untuk over-analysis. Artikel ini berhubungan dengan konsep ‘spesialisasi’ dalam trading forex, dimana metode price action adalah salah satu bagiannya. Trader forex adalah sebuah profesi, dan seperti halnya profesi lain pada umumnya, spesialisasi selalu lebih menguntungkan. Dokter umum banyak dijumpai dan bagi yang beruntung penghasilannya bisa sangat baik, tetapi dokter spesialis yang lebih langka dari dokter umum sudah barang tentu akan mendapatkan penghasilan lebih baik karena mereka menguasai bidang spesial yang tidak dimiliki oleh dokter umum. Seorang trader forex yang mempunyai metode tertentu yang telah teruji adalah spesialis dalam trading. Keuntungan metode price action Keuntungan utama metode trading price action adalah metode ini bisa digunakan dengan sederhana. Kita hanya perlu fokus pada pola pergerakan harga pasar apa adanya serta level-level support dan resistance. Indikator teknikal sangat minim digunakan, biasanya hanya indikator moving average untuk konfirmasi. Metode price action bisa diterapkan pada seluruh pasangan mata uang dan time frame trading yang digunakan biasanya daily atau 4-hour. Jika pada salah satu time frame tersebut telah terbentuk formasi dalam setup price actionnya, maka tidak harus diperbandingkan lagi dengan time frame yang lebih besar ataupun yang lebih kecil. Dengan terbiasa menggunakan metode price action secara disiplin dalam trading, trader tidak akan ragu ketika hendak membuka posisi karena sinyal trading yang dihasilkan biasanya cukup valid.
Contoh penerapan metode price action Berikut dicontohkan metode trading dengan price action pada EUR/JPY daily. Anda bisa mengembangkan metode price action dengan strategi Anda sendiri, terutama dalam menentukan entry dan exit point serta risk/reward ratio. Disini dicontohkan EUR/JPY karena pasangan mata uang ini cukup populer, likuid dan bisa diprediksi (predictable). Pertama kali adalah menentukan kondisi pasar, trending atau ranging (sideways)
Setelah diketahui kondisi pasar sedang uptrend, kemudian kita menentukan level-level kunci support dan resistance:
Kita gunakan indikator exponential moving average (ema) 8 dan ema 21 sebagai konfirmasi setup price action yang terbentuk. Seperti diketahui dalam setup price action terdapat pin bar, fakey bar dan inside bar . Dalam chart EUR/JPY ini tampak setup fakey bar oleh penolakan (rejection) dari ema8 sebagai level support dinamis, dan jika setup ini benar (terkonfirmasi) harga akan bergerak sesuai arah uptrend.
Ciri utama formasi fakey bar terdiri dari inside bar, di ikuti oleh bar ‘false break’ yang terbentuk dan ditutup pada level range inside bar. Entry point untuk posisi buy bisa ditentukan saat level atas inside bar ditembus, sedang level stop loss ditetapkan pada level low dari formasi fakey bar (yang ‘false break’ ).
Akhirnya kita tentukan risk/reward ratio. Bisa 1:1 atau 1:2 sesuai dengan strategi money management yang telah kita sepakati. Kita juga bisa memaksimalkan profit dengan menggunakan fasilitas trailing stop, teknik averaging ataupun pyramiding.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Berkenalan Dengan Price Action Trading Pada artikel-artikel sebelumnya telah dibahas banyak mengenai strategi trading dengan price action dan bagaimana menerapkannya dalam berbagai kondisi pasar. Bagi yang belum mengenal metode price action sama sekali, artikel kali ini membahas mengenai dasar-dasar price action dan mengapa seorang trader sebaiknya menerapkan metode ini.
Apa itu price action ?
Pasar keuangan adalah tempat terjadinya transaksi jual beli nilai tukar uang antara pelaku pasar. Nilai tukar uang ini meninggalkan jejak-jejak berupa pergerakan harga atau price action yang bisa diamati dengan jelas pada trading chart. Seorang trader akan membaca, mencerna dan pada akhirnya membuka p osisi trade setelah jejak yang dibentuk oleh price action. Cara trading seperti ini disebut trading dengan strategi price action atau trading dengan price action setup. Pada kenyataannya, jejak-jejak pergerakan harga yang dibentuk oleh price action selalu berulang pada kondisi pasar apapun. Hal ini sangat berhubungan erat dengan karakteristik para pelaku pasar, dimana sifat seseorang pada umumnya akan mudah diprediksi bila berhadapan dengan uang. Aksi para pelaku pasar tersebut dengan jelas tercermin pada formasi bar-bar candlestick (jika Anda biasa menggunakan candlestick dalam trading), atau batang-batang bar pada bar chart yang membentuk pola gerakan harga (price action) yang berulang-ulang secara periodik, sehingga price action ini bisa dijadikan sebuah tool dalam trading untuk memprediksi pergerakan harga dengan akurat.
Tidak hanya pada pasar keuangan atau pasar forex saja, strategi price action bisa diterapkan pada pasar apa saja karena sifat dan karakteristik para pelaku pasarnya sama. Trading dengan strategi price action bisa diterapkan pada time frame apa saja, tetapi sangat dianjurkan untuk menggunakan time frame daily mengingat akurasi data dan sinyal yang dihasilkan, selain itu price action juga cocok dan mudah diterapkan dalam pasar forex karena lebih banyak terjadi pola trending yang kontinyu dibanding dengan pasar lainnya. Kenapa menggunakan price action ?
Sebenarnya mudah untuk dijawab, karena price (harga) adalah adalah unsur pokok dalam pasar keuangan. Seperti halnya sebuah buku, jika Anda tidak tahu bagaimana cara membacanya, Anda tidak akan tahu apa isi sebenarnya atau cerita yang disampaikan dalam buku tersebut. Jika Anda tidak tahu bagaimana membaca gerakan harga (price action) dalam pasar, maka Anda tidak akan bisa mengerti dan mencerna ‘cerita’ harga yang disampaikan pasar. Hasil akhir dari kombinasi berbagai variabel yang dipergunakan untuk menganalisa atau memprediksi pasar adalah gerakan harga itu sendiri, oleh karenanya sebaiknya seorang trader berfokus pada pemahaman price action dan bukan pada parameter dari berbagai indikator sebagai alat prediksi. Yang penting untuk diperhatikan pada strategi price action:
1. Ada berbagai formasi bar pada candlestick yang mungkin terbentuk oleh price action pada kondisi pasar yang berbeda-beda. Hendaknya belajar membaca dan memahami satu formasi dahulu sebelum formasi yang lain. Setelah mengerti bagaimana menerapkan dalam trading untuk suatu kondisi pasar tertentu, baru belajar formasi lainnya. 2. Jika sebelumnya Anda biasa menggunakan time frame dibawah daily ( 1 hour, 30 minute, 15 minute, dsb), mulailah belajar trading dengan time frame daily untuk menghindari kesalahan sinyal dan ‘noise’ dalam pergerakan har ga, yang akan sangat berpengaruh pada formasi price action yang terbentuk. Selain itu semakin kecil time frame yang Anda gunakan, semakin Anda cenderung untuk over-trade atau sering entry, dan oleh adanya noise dan sinyal-sinyal palsu atau salah (false signal) yang sering terjadi pada time frame rendah, Anda cenderung salah dalam memprediksi pergerakan harga. Jika Anda sudah terbiasa dengan time frame daily, mulailah mengamati formasi bar yang terbentuk oleh price action. 3. Belajar dari trader yang telah berhasil menerapkan strategi price action, atau belajar cara-cara penerapan dari berbagai contoh applikasi price action dalam trading.
Satu hal lagi, terlepas dari strategi trading Anda saat ini, penerapan metode price action tidak akan mengacaukan trading Anda, malah akan menambah ketajaman Anda dalam memprediksi pergerakan harga pasar. Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Strategi Trading Dengan Price Action : Pin Bar, Fakey dan Inside Bar Strategi ini sederhana tetapi sangat powerful, dan jika j ika diterapkan dengan sabar dan disiplin bisa menjadi acuan yang kuat dalam trading. Price action ini ada banyak versi dan variasinya, tetapi kali ini kita hanya akan a kan fokus pada tiga formasi inti, yaitu pin bar, fakey (false / palsu) dan inside inside bar. (Note: yang dimaksud ‘bar’ disini adalah satuan pada keseluruhan sebuah candle stick, jadi body plus ekornya.) Pin bar : Pada trend pergerakan harga yang kuat (baik uptrend atau downtrend) formasi pin bar bisa sangat akurat, terutama pin bar yang terbentuk pada level-level support atau resistance yang signifikan. Ciri formasi pin bar adalah adanya sebuah bar yang -bar lain yang menghimpit, men ghimpit, yang menunjukkan ‘menonjol’ keluar diantara bar -bar terjadinya penolakan terhadap trend. Gambar dibawah adalah bentuk candle dari bearish pin bar dan bullish bullish pin bar, dan contoh bullish bullish pin bar yang terbentuk pada pergerakan harga uptrend, diawali diawali dengan terbentuknya dua buah bullish bullish pin bar pada akhir downtrend. Untuk pasar yang downtrend analisanya sama, hanya pin bar yang terbentuk adalah bearish pin bar. Sangat dianjurkan untuk menggunakan strategi ini hanya hanya pada time frame f rame daily chart.
Fakey (false) : Formasi bar fakey (false) mengindikasikan penolakan pada level yang dianggap signifikan. Seolah-olah harga bergerak mengikuti trend yang sedang terjadi, tetapi kemudian berbalik arah. Acapkali setelah formasi fakey terbentuk, harga berbalik arah dengan kuat. Formasi bar fakey fa key untuk uptrend ditunjukkan seperti pada gambar dibawah. Ciri utamanya terdiri dari inside bar, diikuti oleh bar false break yang terbentuk dan ditutup pada level range inside bar. Entry point adalah pada bar berikutnya saat bergerak melebihi level tertinggi inside bar ( atau level terendah untuk fakey downtrend / bearish). Pada gambar dibawah tampak formasi bar fakey uptrend. Sebelum terjadi fakey harga tengah bergerak keatas, kemudian turun dan setelah terjadi penolakan pada formasi fakey, harga kembali bergerak naik.
Inside bar : Formasi inside bar mengindikasikan trend continuation, walau kadang bisa juga ju ga menunjukkan pembalikan. Tetapi cara mudah untuk penerapan dalam trading adalah pada trend continuation. continuation. Pada gambar dibawah terlihat formasi inside bar, dimana dimana candlestick yang kecil secara utuh berada dalam range candle yang besar disampingnya. Inside bar menunjukkan konsolidasi pasar yang singkat, sebelum akhirnya terjadi breakout pada arah trend yang sedang dominan. Seperti pada gambar tampak bahwa sebelum breakout terjadi level support (garis merah) telah ditembus, kemudian terjadi konsolidasi singkat singkat sebelum meluncur kebawah dengan kuat. Strategi ini sangat bagus diterapkan pada daily da ily dan weekly chart, dengan setup: risk kecil dan reward yang besar.
Seperti diperlihatkan pada ketiga contoh diatas, analisa dalam trading tr ading forex tidak harus komplek dan ruwet dengan menggunakan berbagai macam indikator pada trading chart sehingga terkesan membingungkan. Jika telah mempelajari setup set up price action secara keseluruhan, kita akan lebih percaya per caya diri dalam trading, tetapi, diperlukan kesabaran, dedikasi dan disiplin untuk benar-benar memahaminya. memahamin ya. Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
4 Hal Tentang Price Action Yang Perlu Diketahui Keadaan pasar selalu berubah dari waktu ke waktu, demikian juga volatilitas-nya. Suatu ketika fluktuasi harga pasar bisa sangat tinggi dengan range trading harian yang besar, tetapi di saat lain pasar bisa diam nyaris tidak bergerak untuk periode waktu tertentu. Ketika volatilitas sedang rendah banyak trader yang mengeluhkan apakah ada yang salah dengan price action. Meskipun mereka trading dengan mengamati price action namun mungkin kurang paham tentang price action itu sendiri. Tidak ada yang salah atau benar pada price action, price action hanya mencerminkan reaksi pasar atas sentimen para pelakunya. 1. Price action bukan sebuah sistem trading Banyak trader yang menganggap price action adalah sebuah sistem trading yang kaku dan harus dijalankan sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Price action bukan sebuah sistem trading yang menerapkan banyak indikator teknikal, tetapi lebih ke discretionary trading yang lebih didasarkan pada pengalaman dan tidak terlalu mengandalkan indikator teknikal. Sejauh ini belum ada software trading yang diprogram berdasarkan price action.
Dalam trading dengan pengamatan price action tidak diperlukan perhitungan seperti indikator teknikal melainkan pengamatan terhadap pergerakan pasar yang berubah sesuai dengan sentimen para pelaku pasar. Sebagian besar trader profesional menggunakan cara discretionary trading, yang tentunya tidak lepas dari pengamatan pada price action. 2. Price action adalah universal dan selalu bisa berjalan Sebagian trader ada yang mengeluhkan seperti “kali ini metode price action tidak berjalan” atau “mungkin ada yang salah dengan price action-nya”. Trading berdasarkan pengamatan price action telah digunakan di Jepang sejak abad 18 guna memprediksi pergerakan harga beras seiring dengan mulai diperkenalkannya cara membaca pergerakan harga pasar dengan candlestick. Pada saat itu belum ada satu indikatorpun yang digunakan, dan hingga kini, 300 tahun kemudian, candlestick dan pengamatan price action masih digunakan dalam trading.
Trading dengan price action adalah bagaimana membaca pola-pola candlestick secara natural, dan ini selalu bisa diterapkan karena pola sentimen pelaku pasar akan cenderung berulang diantaranya greed and fear (serakah dan takut) yang selalu
tercermin dalam pola price action. 3. Price action bukan hanya sederetan bar-bar candlestick Price action bukan hanya sekedar deretan bar-bar candlestick dengan formula-formula tertentu, tetapi menunjukkan keseluruhan pergerakan pasar yang digerakkan oleh sentimen para pelaku pasar. Semakin lama Anda mengamati pergera kan pasar (atau semakin tinggi time frame trading), maka Anda akan makin memahami sentimen pasar. 4. Diperlukan konsistensi dan disiplin untuk memahami price action Tidak seperti indikator teknikal yang bisa cepat dipahami, interpretasi price action membutuhkan waktu dan pengalaman. Untuk memahami pola pergerakan harga yang berubah sesuai dengan sentimen pasar Anda mesti konsisten berlatih dan disiplin.
Sumber : www.learntotradethemarket.com : 4 Facts About Price Action Trading You Need to Know, by: Nial Fuller
Pengantar Trading Dengan Price Action (1) Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan price action trading ? Jika diartikan secara harafiah, price action berarti pergerakan harga. Price action trading bisa diartikan trading dengan lebih mengandalkan pada pengamatan pergerakan harga itu sendiri. Dengan demikian keputusan untuk entry ataupun exit lebih didasarkan pada perubahan pola, bentuk atau setup formasi bar candlestick. Trading dengan cara ini tidak menggunakan indikator teknikal yang dianggap lagging atau selalu ketinggalan terhadap perubahan harga pasar. Alat bantu teknikal hanya terbatas pada indikator moving average, garis-garis horisontal dan garis-garis level Fibonacci retracement untuk membantu menentukan arah trend dan level-level support maupun resistance. Price action trader percaya bahwa perubahan sentimen pelaku pasar dalam periode waktu tertentu telah tercermin dalam pola, bentuk atau setup formasi candlestick. Price action tidak bisa digolongkan seratus persen dalam analisa teknikal karena sangat sedikit sekali menggunakan indikator teknikal. Selain itu berita-berita pasar atau analisa fundamental yang bisa menggerakkan harga juga tidak begitu diperhatikan karena dianggap telah direfleksikan oleh pergerakan harga itu sendiri. Kebanyakan price action trader menggunakan analisa fundamental hanya untuk mengetahui perubahan sentimen pelaku pasar. Antara chart price action trader dengan chart technician trader
Selain indikator teknikal dianggap lagging, price action trader menganggap chart dengan banyak indikator akan cenderung sulit untuk dianalisa, membingungkan dan tidak jarang terjadi konflik interpretasi antar indikator. Sebagai contoh berikut chart EUR/USD daily yang bersih (tanpa indikator) dan yang menggunakan beberapa indikator penting yang sering diterapkan bersamaan seperti Bollinger bands, MACD, stochastic dan ADX:
Menurut price action trader, sinyal trading dengan pr obabilitas tinggi lebih mudah ditemukan dalam trading chart yang ‘bersih’ atau tanpa indikator. Dengan hanya berfokus pada setup price action pada trading chart, biasanya antar price action trader jarang terjadi perbedaan interpretasi, karena pola atau setupnya cenderung jelas dan sesuai dengan sentimen pasar. Hal ini berbeda dengan para technician trader yang sering kali berbeda interpretasi karena menggunakan indikator yang berlainan. Price action trader berpendapat bahwa semua indikator teknikal dibuat berdasarkan pergerakan harga atau price action, sehingga dengan menggunakan banyak indikator teknikal akan menambah banyak variabel yang mesti dianalisa. Contoh setup price action pada trading chart
Seperti apa sebenarnya pola, bentuk atau setup price action itu? Setupnya ada beberapa, yang populer adalah pin bar dan inside bar . Berikut contoh beberapa setup price action yang terbentuk pada chart AUD/USD daily:
Meski begitu tidak semua setup memberikan sinyal trading yang tepat, seperti pin bar yang salah, atau gagal ( failed pin bar) seperti pada contoh diatas.
Bersambung ke bagian (2)
Sumber : www.learntotradethemarket.com - What Is Price Action Trading ? – Introduction To Price Action
Pengantar Trading Dengan Price Action (2) Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (1) artikel dengan judul yang sama Menentukan trend pergerakan harga
Karena trading dengan price action sangat bergantung pada perubahan pola, bentuk atau setup formasi bar candlestick, maka mengetahui arah pergerakan harga pasar adalah mutlak diperlukan. Apakah saat ini pasar sedang trending atau konsolidasi (sideways)? Jika sedang trending, uptrend atau downtrend ? Jika sedang konsolidasi, perhatikan level resistance dan support, atau batas atas dan batas bawah range. Kebanyakan price action trader entry pada saat pasar trending karena probabilitas sinyal-sinyal trading yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan pasar yang sedang konsolidasi. Sedang jika range konsolidasi cukup sempit, dan pergerakan harga cenderung ‘choppy’ (range yang sempit dan tidak menentu), maka sebaiknya tidak masuk pasar. Ketika pasar bergerak trending ( uptrend ataupun downtrend ), terdapat titik-titik swing ( swing points ) yang merupakan titik-titik referensi untuk mengidentifikasi arah trend (tanda lingkaran pada gambar bawah). Cara yang paling dasar untuk menentukan trend adalah dengan melihat pola yang dibentuk oleh titik-titik swing.
Jika pasar bergerak uptrend , maka titik-titik swing akan membentuk pola higher high atau level high yang lebih tinggi dari level high sebelumnya dan higher low atau level low yang lebih tinggi dari level low sebelumnya.
Untuk pasar yang downtrend titik-titik swing akan membentuk pola lower high atau level high yang lebih rendah dari level high sebelumnya, dan lower low atau level low yang lebih rendah dari level low sebelumnya.
Pada gambar AUD/USD daily diatas tampak setup pin bar reversal yang mengisyaratkan akan terjadinya perubahan arah trend dari uptrend ke downtrend.
Pasar konsolidasi dan pasar trending
Analisa price action dari waktu ke waktu sangat diperlukan untuk mengetahui arah pergerakan harga. Jika tidak ditemukan pola higher high, higher low, lower high atau lower low maka artinya pasar sedang berkonsolidasi dan harga akan bergerak ranging atau sideways. Peralihan dari kondisi sideways ke trending biasanya dimulai dengan penembusan (break ) level resistance atau support, yang diikuti oleh setup price action yang mendukung sentimen pasar. Berikut contoh peralihan dari konsolidasi ke trending pada GBP/USD daily:
Setelah menembus level resistance (yang kemudian menjadi support), tampak pin bar yang mengalami penolakan (rejection) pada level support tersebut sehingga bisa dianggap sebagai sinyal entry dengan probabilitas yang cukup tinggi. Dalam pasar forex trend biasanya hanya terjadi 25% sampai 35% dari suatu periode waktu tertentu (terutama pada time frame daily), sisanya sideways atau choppy. Oleh sebab itu kita mesti bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan identifikasi trend yang tepat, antara lain dengan mengamati setup price action yang terbentuk.
Bersambung ke bagian (3)
Sumber : www.learntotradethemarket.com - What Is Price Action Trading ? – Introduction To Price Action
Pengantar Trading Dengan Price Action (3) Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (2) artikel dengan judul yang sama Trading dengan strategi price action
Setelah mengidentifikasi kondisi pasar, langkah berikutnya adalah menentukan levellevel kunci sebagai faktor pendukung. Keadaan trending atau konsolidasi mencerminkan sentimen pasar untuk jangka menengah dan panjang. Uptrend menunjukkan sentimen bullish dan sebaliknya downtrend mengisyaratkan sentimen pasar sedang bearish. Sentimen pasar saat ini bisa diamati melalui pin bar , inside bar ataupun false bar . Untuk entry, yang paling penting adalah menentukan faktor pendukung yang mengkonfirmasi keadaan tersebut. Faktor pendukung bisa berupa level resistance dan support baik yang statis berupa garis horisontal maupun yang dinamis berupa moving average, serta level-level Fibonacci retracement . Tanpa konfirmasi faktor pendukung, bisa jadi setup price action kurang valid, atau probabilitasnya rendah. Ini disebabkan karena hampir semua pelaku pasar memperhatikan level-level penting (resistance atau support). Jika harga menembus level resistance penting, maka probabilitas untuk terjadinya sentimen bullish cukup besar. Dengan terbentuknya setup price action di sekitar resistance tersebut, maka sinyal buy di sekitar level tersebut akan sangat valid.
Sifat pasar secara alami akan selalu berulang, mencerminkan reaksi para pelakunya terhadap variabel ekonomi global, sehingga pola-pola pergerakan harga juga akan selalu berulang. Strategi trading dengan mengikuti perubahan pola-pola tersebut dinamakan strategi price action. Pengulangan sebuah pola tertentu menunjukkan sentimen pelaku pasar yang pernah terjadi sebelumnya, dan biasanya memberikan petunjuk yang kuat untuk terjadi lagi. Para price action trader percaya bahwa dengan mengamati setup price action dan faktor-faktor pendukungnya maka akan diperoleh gambaran pergerakan harga selanjutnya. Berikut illustrasi keadaan tersebut pada chart GBP/USD daily:
Contoh lain adalah pada chart USD/JPY daily berikut:
Tampak level Fibo retracement 50% adalah support yang kuat setelah sebelumnya 2 kali diuji, dan dianggap sebagai level support kunci. Dengan terbentuknya pin bar yang memotong level tersebut, atau mengalami rejection, maka sentimen pasar cenderung bullish . Dalam hal ini level support kunci Fibo retracement 50% adalah faktor pendukung yang kuat. Jika diperhatikan, rejection pin bar diatas adalah pengulangan dari keadaan pada contoh sebelumnya untuk level resistance, dimana sentimen pasar cenderung bearish setelah pin bar mengalami rejection pada level resistance (pin bar reversal). Meski begitu sentimen pasar tidak pasti akan selalu berulang demikian, hanya probabilitasnya tinggi. Trading dengan strategi price action adalah mengenai sentimen pasar, dan sentimen pasar tidak bisa diprediksi dengan pasti. Banyak faktor yang mempengaruhinya, termasuk rilis berita ekonomi hingga faktor geopolitik. Strategi price action hanya salah satu cara trading yang relatif sederhana dan mudah dipahami. Selesai. Sumber : www.learntotradethemarket.com - What Is Price Action Trading ? – Introduction To Price Action
Beberapa Cara Konfirmasi Price Action Artikel ini mengulas tentang beberapa cara mengkonfirmasikan setup price action yang terbentuk agar diperoleh sinyal trading yang valid. Konfirmator yang lazim digunakan adalah level-level support dan resistance, baik yang berupa garis horisontal maupun yang berupa moving averages. Bentukan formasi price action bisa langsung diamati pada chart trading, demikian juga level-level konfirmator yang dimaksud. Dengan kombinasi price action dan level support atau resistance maka akan diperoleh sinyal trading dengan probabilitas yang cukup tinggi. Semakin kuat level support atau resistance maka semakin valid sinyal trading yang dihasilkan. Price action yang terbentuk pada sekitar level tersebut menunjukkan sentimen pasar yang sedang terjadi. Untuk menghindari noise atau kesalahan yang mungkin bisa terjadi kita bisa menggunakan time frame tinggi (4-hour atau daily), sedang untuk menentukan momentum entry yang tepat bisa digunakan indikator teknikal seperti indikator oscillator untuk mengetahui level overbought atau oversold (RSI, stochastic,MACD), dan indikator ADX untuk mengetahui kekuatan trend yang sedang terjadi.
Konfirmasi price action pada kondisi pasar trending
Berikut contoh setup price action yang terjadi pada level-level support dan resistance untuk kondisi pasar downtrend (trend utama) dengan koreksi (retracement).
Perhatikan formasi bar yang terbentuk pada level-level support dan resistance (garis merah horisontal) yang bisa kita gunakan untuk nenetapkan level entry entr y setelah formasi bar terbentuk, dan juga level le vel exit target. Beberapa pin Beberapa pin bar yang bar yang terbentuk mengalami rejection (penolakan) oleh level resistance atau support, dan pin bar ekor panjang terbentuk dekat dengan level support yang baru terjadi.
Konfirmasi price action pada kondisi pasar sideways (ranging)
Pada kondisi pasar yang sideways (ranging), konfirmator yang paling baik adalah pada level support dan resistance. resistance. Kondisi pasar semacam ini bisa dilihat dilihat melalui indikator oscillator dan ADX dimana trend yang terjadi tidak cukup kuat.
Tampak bahwa formasi bar yang terbentuk pada level support dan resistance (inside ( inside bar dan pin bar) cukup valid valid sebagai sinyal entry. Hanya saja untuk pasar yang sedang konsolidasi seperti ini kita harus hati-hati dalam menentukan exit target mesti mengantisipasi jika arah pergerakan harga tiba-tiba tiba -tiba berbalik dan berubah menjadi trending. Disinilah pentingnya risk/reward ratio dalam rencana trading. Ketika level support telah tertembus dengan terbentuknya pin bar ekor e kor panjang, maka dua hari berikutnya harga turun tajam dan kondisi kondisi pasar menjadi downtrend. downtrend. Pada saat pin bar ini terbentuk dan support level ditembus, sebenarnya kondisi ranging diatas sudah selesai dan berganti menjadi downtrend.
Konfirmasi price action dengan moving averages sebagai support dan resistance dinamis
Indikator exponential moving average (ema) terutama ema8-daily dan ema21-daily sering digunakan sebagai konfirmasi price action yang terjadi, terutama dalam kondisi pasar trending. Ema membentuk level-level support support atau resistance dinamis.
Pada contoh diatas setup price action yang terjadi dekat ema8-daily dan ema21-daily yaitu pin bar dan fakey bar bisa digunakan sebagai sinyal untuk entry.
Sumber : www.learntotradethemarket.com
Formasi Candlestick Dalam Price Action Cara membaca pergerakan harga pasar dengan menggunakan formasi candlestick telah diterapkan di negara asalnya Jepang sejak abad 18. Pada saat itu chart candlestick digunakan untuk memprediksi pergerakan harga beras. Ketika bursa saham di Jepang dimulai pada tahun 1870, candlestick secara luas dipakai oleh para trader untuk menganalisa naik turunnya saham-saham tertentu dari waktu ke waktu. Analis terkenal Amerika Serikat Charles Dow pada tahun 1900-an ikut menggunakan candlestick dalam memprediksi arah pergerakan harga saham hingga formasi ini menjadi populer di seluruh dunia sampai sekarang. Pada dasarnya formasi candlestick memberikan informasi yang sama dengan formasi bar biasa yang dibuat kemudian, tetapi secara format grafik formasi candlestick lebih jelas dan akurat dalam menggambarkan pergerakan harga (price action). Secara visual tingkah laku harga permintaan dan penawaran lebih jelas untuk dipahami. Dalam chart trading yang menggunakan formasi candlestick peran trader yang menginginkan harga naik (bull) dan harga turun (bear) jelas kelihatan, dan siapa yang akhirnya menang akan tampak pada formasi candlestick yang terbentuk kemudian. Dasar dari metode price action adalah pengamatan dan interpretasi pergerakan harga melalui formasi candlestick. Karena sudah populer, para analis memberikan nama atau sebutan untuk formasi-formasi candle tertentu yang sering terjadi, seperti misalnya hammer atau doji.
Berikut gambar formasi candlestick yang sering muncul di pasar dan digunakan dalam analisa dengan metode price action:
Bullish candle: menggambarkan pergerakan harga yang cenderung naik pada periode waktu tersebut. Dalam hal ini jumlah trader yang menginginkan kenaikan harga lebih besar dari mereka yang mengharapkan harga akan turun. Bearish candle: menggambarkan pergerakan harga yang cenderung turun pada periode waktu tersebut. Dalam hal ini jumlah trader yang menginginkan harga turun lebih besar dari mereka yang mengharapkan kenaikan harga pasar. Long lower shadow : formasi ini bersifat bullish. Panjang ekor minimal harus sama dengan panjang body candle-nya. Lebih panjang ekor (shadow)-nya akan lebih valid, artinya kemungkinan bullish lebih besar. Trader yang menginginkan kenaikan harga lebih besar dari yang mengharapkan harga turun.
Long upper shadow : formasi ini bersifat bearish. Panjang shadow atas minimal harus sama dengan panjang body candle-nya. Lebih panjang shadow akan lebih valid, artinya kemungkinan untuk bearish lebih besar. Pada kondisi ini trader yang menginginkan harga turun lebih besar dari yang mengharapkan harga naik. Hammer : formasi candlestick yang mengindikasikan keadaan bullish. Formasi ini lebih valid jika terjadi pada kondisi downtrend. Panjang ekor minimal 2 kali panjang body candle-nya. Hammer tidak mempunyai shadow atas yang berarti trader yang menginginkan kenaikan harga lebih banyak masuk pasar disaat-saat akhir penutupan. Shooting star: kebalikan dari hammer, bersifat bearish. Formasi ini lebih valid jika terjadi pada kondisi uptrend. Panjang shadow atas minimal 2 kali panjang body candle-nya. Trader yang menginginkan harga turun lebih banyak masuk pasar disaatsaat akhir penutupan. Harami, Doji dan Spinning tops : sifatnya tidak bisa dipastikan (indecision), tetapi formasi ini sering muncul. Pada kondisi uptrend ataupun downtrend, ke 3 formasi ini perlu konfirmasi oleh formasi candle yang terjadi sesudahnya guna memprediksi arah gerak harga. Dragonfly doji : bersifat bullish bila terjadi pada kondisi downtrend. Gravestone doji : bersifat bearish bila terjadi pada kondisi uptrend.
Engulfing : bisa bersifat bullish atau bearish (lihat formasi pada gambar diatas)
Setup price action yang utama adalah pin bar, inside bar dan fakey (false) bar . Berikut formasi candlestick pada chart daily yang terbentuk pada masing-masing setup tersebut: Formasi candle pin bar
Seperti tampak pada gambar diatas formasi candlestick untuk pin bar yang sering terjadi adalah long upper atau lower shadow dan doji ekor panjang (gravestone dan dragonfly). Formasi ini sesuai dengan karakteristik pin bar: - harga open dan close dari sebuah pin bar mendekati level high atau low dari bar tersebut, semakin dekat akan semakin valid. - harga open dan close dari sebuah pin bar harus dekat satu sama lain, semakin dekat semakin valid. Pin bar bisa mengindikasikan penerusan arah trend (trend continuation) atau pembalikan arah trend (trend reversal), tergantung dari posisi pin bar tersebut dalam alur trend yang sedang terjadi. Dalam hal harga open dan harga close yang mendekati
level high dari bar tersebut (formasi long lower shadow), mereka yang menginginkan kenaikan harga lebih banyak dari yang mengharapkan harga turun, sehingga walaupun pada mulanya harga turun hingga level terendah bar tersebut tetapi pada akhir penutupan harga terdorong naik hingga mendekati level tertingginya. Sebuah pin bar memang mesti dikonfirmasikan oleh bar yang terjadi sesudahnya untuk memastikan sentimen bull atau bear yang lebih kuat. Jika harga penutupan bar sesudahnya lebih besar dari penutupan bar long lower shadow, maka sentimen pasar cenderung bullish, dan sebaliknya untuk formasi long upper shadow. Jika formasi candle-nya hammer atau dragonfly doji, maka sentimen pasar cenderung lebih kuat dimana mereka yang cenderung menginginkan harga turun telah keluar pasar atau ‘kalah’ dibandingkan dengan mereka yang mengharapkan harga naik dan t elah mengambil posisi buy. Demikian juga untuk sentimen downtrend (formasi shooting star atau gravestone doji). Contoh lain untuk formasi candlestick pada pin bar:
Formasi candle inside bar
Inside bar adalah sebuah bar yang panjangnya berada dalam range bar sebelumnya. Inside bar menunjukkan konsolidasi pasar yang singkat, sebelum akhirnya terjadi breakout pada arah trend yang sedang dominan. Formasi bar yang terdiri dari sebuah atau beberapa inside bar haruslah dikonfirmasikan oleh bar berikutnya untuk mengetahui sentimen pasar yang jelas.
Pada dasarnya semua formasi candle bisa menjadi inside bar selama harga open dan close-nya berada dalam range bar sebelumnya. Contoh formasi candle inside bar dalam price action adalah formasi harami.
Formasi candle fakey (false) bar
Formasi fakey (false) bar mengindikasikan penolakan pada level tertentu. Harga akan bergerak mengikuti trend yang sedang terjadi, tetapi kemudian berbalik arah setelah break level support atau resistance. Sering setelah formasi fakey terbentuk, harga berbalik arah dengan kuat. Biasanya fakey bar didahului dengan terbentuknya inside bar.
Pada contoh diatas tampak inside bar dengan formasi harami (bar ke 2 formasi spinning top), dan pin bar dengan formasi candle shooting star sebelum break level support-nya. Sumber: www.learntotradethemarket.com
Penerapan Price Action Yang Efektif Strategi trading dengan price action akan bisa efektif bila dikombinasikan dengan garis horisontal support atau resistance. Probabilitas formasi bar yang terbentuk pada price action akan lebih besar dibandingkan yang tanpa faktor pendukung sama sekali. Garis horisontal dan garis trend (trend line) sering digunakan para analis untuk mengukur kekuatan pergerakan harga. Batas-batas disekitar garis tersebut yang lazim disebut channel merupakan event area yang selalu diperhatikan. Artikel ini mencontohkan formasi price action yang terjadi disekitar event area garis horisontal dan pengaruhnya terhadap pergerakan harga. Baik pada kondisi pasar yang trending atau sideways, event area disekitar garis horisontal sering digunakan untuk menentukan level stop loss atau target profit. Hal ini dimungkinkan karena pada area tersebut sering terbentuk formasi bar yang mengindikasikan sinyal yang cukup valid. Semakin kuat garis support atau resistance akan semakin valid sinyal tradingnya. Dengan kombinasi price action dan garis horisontal maka strategi price action yang kita gunakan bisa lebih efektif. Contoh 1: price action pada garis-garis horisontal dalam kondisi pasar trending
Seperti tampak pada gambar diatas, USD/CHF bergerak downtrend dengan level-level support dan resistance yang mengikuti aturan perubahan: support yang telah ditembus menjadi resistance. Swing point merupakan area potensial terbentuknya sinyal dari price action. Dalam hal ini formasi pin bar yang terbentuk pada swing point mengisyaratkan terjadinya koreksi pada arah trend utama (downtrend). Kita bisa membuka atau menutup posisi secara manual pada swing point setelah sinyal trading terjadi. Pin bar pada contoh diatas semuanya mengalami penolakan (rejection) pada level-level support dan resistance hingga bisa dianggap valid. Untuk pasar yang uptrend proses yang terjadi adalah kebalikannya. Contoh 2: price action pada garis-garis horisontal dalam kondisi pasar sideways
Pada contoh diatas ke 4 pin bar terjadi pada level-level resistance dan support. Untuk kondisi pasar yang sideways (ranging) seperti diatas kita cukup mengamati formasi bar yang terbentuk pada resistance dan support. Jika terjadi break, pastikan itu false break atau bukan. Untuk kondisi false break atau terjadi penolakan (rejection), kita bisa buka posisi lagi setelah bar tersebut selesai terbentuk. Level stop loss dan target profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support atau resistance-nya sesuai dengan arah posisi entry yang kita ambil. Dalam kondisi pasar sideways seperti diatas, kekuatan garis support atau resistance tidak menjamin lamanya waktu keadaan sideways yang terjadi karena pada dasarnya kondisi sideways mengisyaratkan pasar sedang konsolidasi, dan setelah dicapai
kesepakatan, pasar akan kembali menentukan trendnya. Contoh 3: price action pada event area saat terjadi penembusan garis support
Pada gambar chart USD/CAD daily diatas tampak setup inside bar pada event area garis horisontal (dalam hal ini garis support) sebelum ditembus dan berubah jadi resistance. Selanjutnya terbentuk setup price action pin bar yang mengalami penolakan (rejection) pada event area garis tersebut sebagai retest yang menunjukkan kekuatan trend yang terbentuk. Dari ke 3 contoh diatas bisa disimpulkan bahwa penerapan strategi price action akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan faktor yang mendukung, dalam hal ini garis horisontal support atau resistance. Sumber : www.learntotradethemarket.com
Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action (1) Pengertian umum sinyal dalam trading forex adalah isyarat untuk membuka posisi buy atau sell lengkap dengan setting level stop loss dan level target profit. Sinyal trading tersebut bisa langsung diperoleh dari software trading atau robot, atau berupa pemberitahuan melalui sms, email atau media komunikasi lainnya dari sebuah perusahaan atau broker yang khusus menjual sinyal trading. Sinyal bisa dibuat oleh seorang analis secara manual atau dikirimkan secara otomatis melalui software trading, bahkan jika Anda trading dengan robot Anda tidak perlu tahu sinyal trading, robot Anda yang melakukan trading. Bagaimanapun cara Anda memperoleh sinyal, trading dengan sinyal atau isyarat yang jelas akan mengurangi pengaruh emosi dan menambah kepercayaan diri saat membuat keputusan trading. Dalam artikel ini dicontohkan bagaimana Anda bisa memperoleh sinyal trading secara manual dengan mengenali formasi setup price action pada chart trading. Pada umumnya sinyal trading ada yang cukup valid dan yang kurang valid. Sinyal trading yang dianggap valid adalah yang mempunyai probabilitas tinggi. Untuk itu kita mesti bisa membedakan keduanya dan hanya entry ketika sinyal trading cukup valid. Pada contoh-contoh berikut digunakan chart daily dan 4-hour, 2 time frame forex yang sering dipakai oleh swing trader . Beberapa tip untuk mengenali sinyal trading dari formasi setup price action:
1. Temukan pin bar dengan ‘ekor’ yang menonjol keluar dan menunjukkan kondisi false break
Jika kita menemukan sebuah pin bar reversal (reversal bar ) yang dibarengi dengan penolakan (rejection) pada level support atau resistance baik yang statis (garis horisontal) atau yang dinamis (garis moving average) hin gga ‘ekor’ pin bar tersebut tampak menonjol keluar garis, maka biasanya formasi ini merupakan sinyal trading dengan probabilitas tinggi, atau sinyal yang cukup valid. ‘Ekor’ pin bar yang menonjol keluar menunjukkan penolakan pada level tersebut hingga mempunyai bobot lebih dibandingkan sinyal dari price action yang lain. Penolakan pada level support atau resistance menunjukkan bahwa per gerakan harga pasar tidak mampu menembus level tersebut sehingga kemungkinan untuk berbalik arah (reverse) sangat besar. Berikut contoh reversal bar dengan penolakan pada level support yang menunjukkan kondisi false break. Ini adalah sinyal trading yang cukup valid.
Pada gambar dibawah tampak 2 pin bar reversal yang merupakan sinyal trading. Keduanya sama-sama mengalami penolakan (rejection), hanya saja pada pin bar reversal 1 terjadi penolakan oleh level resistance minor, sedang pada pin bar reversal 2 penolakan oleh level resistance kunci. Dalam hal probabilitas yang menunjukkan validitas sinyal, pin bar reversal 2 jelas lebih valid karena terjadi pada level resistance kunci yang lebih penting dari resistance minor yang lebih mudah ditembus. Untuk entry pada pin bar reversal 1, dianjurkan untuk mengambil resiko yang tidak terlalu besar. Pertimbangan lain untuk berani entry pada pin bar reversal 1 adalah formasi doji pada candlestick yang juga mengisyaratkan pembalikan arah (reversal).
2. Pin bar reversal dengan ‘ekor’ sangat panjang adalah sinyal trading yang cukup valid
Faktor ‘ekor’ pada pin bar adalah penting. Pada pola bar candlestick, ‘ekor’ menunjukkan tingkat penolakan suatu harga tertentu. Makin panjang ‘ekor’, makin kuat level harga tersebut mengalami penolakan yang artinya pasar mendorong ke harga yang lebih tinggi atau lebih rendah. Ini tidak berarti bahwa setiap bar candlestick yang berekor panjang bisa dibuat acuan untuk menentukan sinyal trading, tentu saja mesti dilihat posisi bar tersebut dan beberapa faktor pendukung lainnya. Tetapi, ‘ekor’ yang panjang tentu lebih s ignifikan dari yang lebih pendek. Berikut contoh pin bar reversal dengan ‘ekor’ yang sangat panjang. Ditambah dengan penolakan yang terjadi pada level resistance kunci, tentu ini adalah sinyal trading yang cukup valid dengan probabilitas tinggi.
bersambung ke bagian (2)
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action (2) Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (1) artikel dengan judul yang sama 3. Pin bar ‘ekor panjang’ sebagai sinyal penerusan arah trend (trend
continuation) Bila pada pin bar reversal ‘ekor’nya bergerak searah denga trend utama ( contoh sebelumnya), maka pada pin bar yang mengindikasikan penerusan trend, ‘ekor’ bergerak berlawanan arah dengan trend utama. ‘Ekor panjang’ yang terjadi mencerminkan sentimen pelaku pasar yang semula mendorong dengan kuat pergerakan harga untuk berbalik arah melawan trend, tetapi karena suatu sebab sentimen pasar berbalik. Sesuai karakter pelaku pasar yang cenderung ‘ngikut yang kuat’ , pegerakan harga akan terdorong balik dengan kuat pula hingga terbentuk formasi ‘ekor panjang’ yang hanya merupakan ‘retracement’ dari keseluruhan trend, bukan ‘reversal’ .
Pada contoh berikut kita lihat pin bar ‘ekor panjang’ yang terjadi pada pergerakan arah downtrend dari EUR/JPY daily. Ini adalah sinyal awal untuk terjadinya penerusan arah downtrend. Karena kita bekerja pada chart daily, kita mesti menunggu pergerakan harga pada hari berikutnya untuk memastikan kekuatan sentimen pasar walaupun telah ada faktor pendukung kuat dengan penolakan (rejection) di level resistance-nya. Dalam hal ini sentimen pasar bisa saja berbalik jika terjadi konsolidasi di sekitar level resistance.
Bisa dianggap sebagai patokan: jika pada hari-hari berikutnya harga tidak bergerak jauh dari 50% level retracement ekor pin bar, ini bisa dianggap sebagai sinyal trading dan kita bisa segera entry. Pada contoh ini stop loss bisa di set beberapa pip diatas level resistance, dengan risk/reward ratio yang tentunya bergantung pada strategi Anda. Namun dengan faktor pendukung lain, yaitu formasi candlestick engulfing bearish yang terbentuk setelah entry, Anda bisa saja memperbesar risk/reward ratio.
4. Hindari ‘bertaruh’ dengan menebak akan terjadi ‘breakout’ , tunggu konfirmasi yang jelas
Hindari jebakan breakout berupa bull trap atau bear trap, perhatikan pola camdlestick dan formasi setup price action yang terbentuk. Banyak trader yang cepat tergoda dengan kemungkinan breakout yang bakal terjadi jika harga sudah melewati batas batas level support atau resistance-nya. Hal ini sangat beresiko, apalagi jika bermainmain di area level support kunci atau level resistance kunci. Celakanya banyak yang menganggap jebakan breakout tersebut sebagai sinyal trading tanpa melihat psikologi sentimen pasar atau setup price action-nya (perlu diketahui setup price action mencerminkan psikologi dari sentimen para pelaku pasar). Biasanya pasar akan menguji suatu level support atau resistance yang telah ditembus sebelum akhirnya berbalik arah, atau gerak harga pasar tidak berlanjut tetapi kembali ke area semula dan membiarkan keadaan tersebut sebagai sinyal breakout palsu atau false break . Memang tidak selalu demikian, tetapi semakin kuat level support atau resistance akan semakin besar kemungkinan tersebut. Jika kebetulan Anda trading di pasar saham, hal ini akan lebih mudah untuk diantisipasi dengan indikator volume. Semakin besar volume trading pada level-level support atau resistance kunci, kemungkinan untuk breakout semakin besar akibat dorongan sentimen pelaku pasar yang jelas.
Sayangnya pada pasar forex yang tidak memiliki pusat bursa sehingga indikator volume sama sekali tidak valid dan tentu saja tidak bisa digunakan sebagai acuan. Salah satu cara untuk mengetahui kemungkinan breakout yang benar (true breakout) dan sinyal breakout palsu (false breakout) adalah dengan memperhatikan psikologi sentimen pelaku pasar melalui pola candlestick dan formasi setup price action. Pada gambar chart daily NZD/USD berikut dicontohkan jebakan breakout (bull trap) yang menyebabkan kondisi false break pada level resistance.
Hindari untuk ‘bertaruh’ dengan langsung entry ketika resistance ditembus sebelum paling tidak harga benar-benar berada diatas level resistance-nya. Pada contoh ini ternyata terjadi false break dan harga tidak benar-benar menembus level resistance. Sinyal trading bisa dilihat dari setup inside bar yang terbentuk. Inside bar menunjukkan konsolidasi pasar yang singkat, sebelum akhirnya pelaku pasar mengambil keputusan yang jelas, dalam hai ini meneruskan pergerakan harga kearah downtrend. bersambung ke bagian (3)
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action (3) Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (2) artikel dengan judul yang sama 5. Pin bar ‘ekor panjang’ sebagai sinyal reversal meski tanpa faktor pendukung support atau resistance
Salah satu aspek yang biasanya terjadi pada pin bar ‘ekor panjang’ adalah bahwa pada pergerakan yang sedang uptrend atau downtrend dan tiba-tiba mengalami penolakan pada formasi candlestick-nya (tertahan) dengan pola doji, mengisyaratkan akan terjadinya pergerakan reversal (berbalik arah), bahkan kemungkinan pembalikan arah trend (trend reversal). Biasanya sinyal trading ini cukup valid pada time frame daily. Jika setup price action pin bar ‘ekor panjang’ ini t erbentuk, faktor pendukung level support atau resistance sebagai konfirmasi tidak mutlak diperlukan. ‘Ekor’ doji tersebut akan membentuk level support atau resistance baru. Hal ini terjadi karena adanya penolakan para pelaku pasar untuk meneruskan kenaikan atau penurunan harga ke level yang lebih jauh. Makin panjang ‘ekor’nya, makin kuat penolakannya. Formasi doji yang terbentuk akibat level harga pembukaan dan level har ga penutupan pada hari itu sama mencerminkan pelaku pasar yang sedang berkonsolidasi dengan cenderung untuk menolak kenaikan atau penurunan harga yang lebih jauh.
Ulah para pelaku pasar ini bisa dilihat dari formasi bar candlestick di hari-hari berikutnya. Berikut dicontohkan pergerakan USD/JPY daily dengan sinyal trading seperti yang dimaksud, dengan pembalikan arah dari downtrend ke uptrend:
Tanpa faktor pendukung level support atau resistance, konfirmasi bisa pada formasi setup price action pada hari berikutnya. Seperti tampak pada gambar diatas, setup inside bar yang terbentuk di hari setelah doji ‘ekor panjang’ mengisyaratkan konsolidasi pasar yang belum tuntas. Baru pada hari berikutnya tampak dengan jelas level tertinggi inside bar terlampaui dan formasi candlestick yang berwarna putih (level harga penutupan lebih tinggi dari pembukaan) yang mengisyaratkan harga akan cenderung naik. Entry bisa dilakukan segera setelah bar tersebut selesai, yang berarti telah ada konfirmasi. 6. Sinyal penerusan arah trend (trend continuation) pada level support dan resistance
Agak berbeda dengan contoh (3) sebelumnya, pin bar sebagai sinyal trading dalam hal ini tidak mesti berekor panjang dan berpola doji, tetapi yang mendapat penolakan dari level support atau resistance. Makin kuat level support atau resistance akan makin valid sinyal tersebut. Konfirmasi bisa diperoleh dari pin bar sebelumnya atau indikator
teknikal seperi moving average yang juga sebagai level support atau resistance dinamis. Dalam hal Anda telah membuka posisi berdasarkan sinyal dari pin bar sebelumnya, maka sinyal yang terjadi sesudahnya adalah sinyal trading baru, bisa untuk memaksimalkan profit melalui teknik averaging atau pyramiding dan lainnya. Berikut contoh untuk sinyal trading yang dimaksud pada GBP/USD daily:
Pin bar sinyal sell : dalam hal ini pasar telah memberi sinyal dari pin bar sebelumnya dan harga telah menembus level support (yang sekarang berubah sebagai resistance). Tampak bahwa pasar juga telah menguji level resistance ini sebelum mencoba lagi untuk menembus. Penolakan yang terjadi mengisyaratkan bahwa sentimen para pelaku tetap cenderung bearish, tampak pada formasi bar sehari sesudahnya. Pin bar sinyal buy : harga telah menembus level resistance dengan cukup kuat (candlestick berwarna putih) sebelum mencoba untuk menguji level tersebut tetapi mengalami penolakan, sehingga level tersebut berubah sebagai level support yang baru. Meski pola candlestick bukan doji, tetapi sentimen pasar telah mengisyaratkan penolakan tersebut pada formasi bar pada hari-hari berikutnya yang tidak melampaui level terendah pin bar.
bersambung ke bagian (4) Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action (4) Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (3) artikel dengan judul yang sama 7. Hindarkan entry dengan pin bar pada kondisi pergerakan harga yang ‘choppy’
Keadaan ‘choppy’ terjadi ketika pergerakan harga sedang berkonsolidasi dengan formasi bar yang pendek-pendek dan berdekatan. Ini menunjukkan para pelaku pasar sedang ‘wait and see’ . Choppy sering terjadi pada periode tertentu setelah pergerakan trend harga yang cukup panjang, saat akan terjadi breakout atau saat akan terjadi pembalikan arah trend (trend reversal). Setup pin bar yang terbentuk biasanya tidak hanya sekali, melainkan beberapa kali dengan formasi yang hampir sama sehingga tidak menunjukkan sinyal trading yang jelas. Berikut contoh keadaan choppy yang terjadi pada AUD/USD daily:
Jika Anda menemui keadaan semacam diatas, dianjurkan untuk tidak entry. Beberapa pin bar yang terjadi secara berurutan dengan isyarat yang kurang jelas seperti itu adalah sinyal trading yang tidak valid. Selalu perhatikan posisi pin bar, formasi bar yang terjadi setelahnya dan lebih baik lagi jika ada faktor pendukung level support atau resistance. Tunggulah momentum yang tepat misalnya saat terjadi breakout setelah kondisi choppy. Contoh diatas menunjukkan beberapa pin bar yang tidak valid yang terbentuk setelah harga mengalami penolakan pada level resistance. 8. Jika ragu, gunakan indikator moving average sebagai konfirmasi
Ini menyangkut kekuatan level support dan resistance. Ada kalanya Anda ragu akan faktor pendukung garis horisontal level support atau resistance yang bukan level kunci, padahal setup pin bar yang terbentuuk cukup bagus. Dalam hal ini Anda bisa menggunakan indikator moving average sebagai pendukung untuk memperoleh konfirmasi. Biasanya digunakan exponential moving average (ema) periode 8 dan 21 daily (untuk time frame daily). Moving average menunjukkan level support dinamis atau resistance dinamis. Contoh NZD/USD daily berikut menunjukkan pin bar yang mengalami penolakan pada garis horisontal level support tetapi menembus ema-8. Pada hari berikutnya baru terkonfirmasi bahwa sinyal trading dari pin bar tersebut sudah cukup valid dengan penolakan bar oleh support dinamis garis ema-8.
9. Hindari entry pada time frame dibawah daily yang tanpa faktor pendukung kuat
Time frame dibawah daily yang sering digunakan untuk trading dengan metode price action adalah 4-hour. Dalam hal menggunakan time frame 4-hour, Anda mesti selalu membandingkan arah trend dengan time frame daily. Jika berlawanan, sebaiknya dihindari. Jika arahnya sama tetapi tidak ada faktor pendukung sinyal yang kuat sebaiknya tidak entry. Sinyal trading yang demikian biasanya salah (tidak valid). Berikut contoh pada EUR/USD 4-hour seperti dimaksud:
Kesimpulan
Jika telah menemukan sinyal trading pada time frame daily, Anda mesti sabar untuk menunggu konfirmasi dari sinyal yang telah tampak, paling tidak pada hari berikutnya. Sinyal trading yang belum terkonfirmasi belum bisa dikatakan valid. Jika Anda telah menemukan sinyal trading yang Anda perkirakan valid (dengan atau tanpa faktor pendukung), tetapi Anda merasa ragu, sebaiknya tidak entry.
Secara psikologis, keraguan bisa berdampak pada ketidak-stabilan emosi Anda, sekalipun mungkin Anda bisa profit dengan sinyal trading tersebut.
Menentukan Stop Loss Dan Target Dengan Price Action Level stop loss dan target profit semestinya wajib digunakan dalam trading forex. Ada yang menentukan stop loss dan target bersamaan dengan saat entry, ada pula yang menentukan target profit tanpa stop loss atau sebaliknya. Apapun alasannya jika kita ingin menerapkan money management dengan benar maka wajib menentukan level stop loss dan target profit saat masuk pasar. Banyak trader yang menentukan level stop loss dan target profit berdasarkan level support, level resistance atau level psikologis, tetapi banyak pula yang hanya dengan perkiraan saja. Sebagai alternatif, dalam artikel ini dicontohkan bagaimana trader yang menggunakan metode price action menentukan level stop loss dan target profit. Metode ini relatif sederhana dan mudah diterapkan. Sesuai alur dalam money management, kita harus berpikir tentang besarnya resiko terlebih dahulu sebelum profit yang mungkin kita peroleh. Setelah menentukan level stop loss, kemudian kita melakukan position sizing untuk menentukan ukuran lot (atau volume) per trade, baru setelah itu risk/reward ratio. Menentukan level stop loss Tentukan stop loss pada level yang paling logis, artinya level dimana sinyal trading kita sudah tidak lagi valid, sesuai dengan metode trading yang kita gunakan. Bagi trader yang menggunakan metode price action, stop loss tidak harus selalu ditentukan pada level support atau resistance terdekat, tetapi pada level yang paling obyektif dimana pasar telah menganggap posisi trading kita memang salah. Dengan berpegang pada konsep logis dan obyektif, jarak level stop loss hendaknya ditentukan sedekat mungkin dengan level entry agar bisa exit sedini mungkin jika kita salah posisi atau salah analisa.
Contoh 1: level stop loss pada pin bar
Pada gambar downtrend diatas, kita entry posisi sell pada bar setelah pin bar . Level stop loss yang logis dan paling aman adalah beberapa pip diatas ekor pin bar (jika di dekat area tersebut tidak terdapat level resistance yang signifikan). Seandainya harga berbalik arah dengan cepat hingga melampaui ekor pin bar dan stop loss kita kena, berarti yang kita perkirakan sebagai pin bar tersebut tidak valid, bisa disebabkan karena tidak adanya faktor pendukung (support/resistance, moving average) atau memang kita salah analisa.
Contoh 2: level stop loss pada inside bar
Pada pergerakan uptrend diatas, kita entry posisi buy pada bar setelah inside bar . Seperti diketahui inside bar mengindikasikan penerusan trend (trend continuation) . Level stop loss yang logis ditentukan beberapa pip dibawah level terendah inside bar.
Contoh 3: level stop loss pada pin bar reversal signal
Pada pin bar yang mengindikasikan pembalikan (reversal) trend seperti gambar diatas, level stop loss bisa ditentukan tepat pada level terendah pin bar (untuk downtrend ke uptrend seperti pada contoh), atau level tertinggi pin bar (dari uptrend ke downtrend). Bisa juga diambil beberapa pip dibawah atau diatas level pin bar reversal-nya, tergantung posisi entry.
Contoh 4: level stop loss pada kondisi pasar ranging (sideways)
Kita sering menemui setup price action yang cukup valid pada kondisi pasar ranging seperti pada gambar contoh diatas. Dalam hal ini kita entry posisi sell pada bar setelah pin bar. Level stop loss kita tentukan pada area di luar trading range, dan beberapa pip diatas pin bar. Untuk posisi buy sebaliknya.
Contoh 5: level stop loss pada kondisi pasar trending:
Pada gambar diatas tampak kondisi pasar downtrend dan setup fakey bar yang mengalami penolakan (rejection) pada level resistance dan mengakibatkan false break untuk pembalikan arah trend (reversal), sehingga arah pergerakan harga tetap downtrend. Untuk posisi sell yang kita buka setelah fakey bar, penempatan level stop loss yang logis adalah beberapa pip diatas level tertinggi (ekor) fakey bar. Untuk pergerakan uptrend sebaliknya.
Contoh gambar diatas adalah kondisi break-out dimana harga memang benar menembus level resistance yang diindikasikan oleh pin bar dan penutupan harga pada bar setelahnya. Untuk posisi buy pada entry point yang kita buka, level stop loss yang logis adalah diantara penutupan harga pin bar dan level terendah (ekor) pin bar, dengan asumsi jika harga bergerak balik melampaui level terendah pin bar sehingga terjadi false break, berarti pin bar tersebut tidak cukup valid atau break-out yang terjadi memang lemah. Untuk kondisi break-out kadang-kadang bisa menjadi false break sehingga level stop loss perlu diperketat. Catatan: untuk pin bar yang terjadi dekat dengan level-level support atau resistance, hendaknya level stop loss ditempatkan beberapa pip diatas atau dibawah level resistance atau support karena pergerakan harga biasanya menembus level-level itu terlebih dahulu sebelum berbalik arah.
Menentukan level target (take profit)
Dalam kaidah money management yang benar, level target atau exit selalu ditentukan sesuai dengan risk/reward ratio yang direncanakan. Namun demikian level target yang kita tentukan harus logis dan obyektif sesuai kondisi pergerakan harga pasar. Sebagai contoh seperti pada gambar dibawah, kita masih bisa menentukan level target hingga 2R (2 kali besarnya resiko dalam pip) dengan asumsi pergerakan harga minimal akan menyentuh level resistance sebelum berbalik arah. Untuk level target diatas resistance lebih beresiko kecuali kita menggunakan fasilitas trailing stop.
Pada contoh gambar dibawah tampak ada 2 level support kunci yang tentunya akan cukup kuat untuk bisa ditembus. Jika kita merencanakan level take profit sebesar 2 kali resiko (2R) atau lebih, kita bisa menggunakan trailing stop dengan jarak 1R, atau menggeser level stop loss secara manual dengan terlebih dahulu menentukan level target sebesar 1R. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya false break pada level support kunci.
Jika level support atau resistance kunci ternyata lebih kecil dari 1R, kita lebih bijak untuk memilih tidak masuk pasar. Sebagai kesimpulan, yang penting untuk diperhatikan adalah hendaknya kita menentukan resiko terlebih dahulu sebelum level target yang telah kita rencanakan. Untuk menentukan level take profit kita seharusnya realistis dan obyektif sesuai dengan kondisi pergerakan harga pasar. Tidak peduli apakah account trading kita US$100 atau US$100,000 cara menentukan besarnya resiko dan level target yang potensial adalah sama.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Keuntungan Trading Forex Dengan Price Action Tulisan ini adalah pandangan dari Nial Fuller, seorang trader dan mentor trading forex dengan price action, tentang apa saja manfaat dan keuntungannya bila kita trading dengan metode price action. Pasar forex punya bahasa sendiri. Bahasa ini berakar dari pola bentuk pergerakan harga. Untuk memahami dan bisa ‘berbicara’ dalam bahasa pasar forex tersebut, kita harus belajar membaca perubahan pola gerak harga (price action) pada trading chart yang bersih dari indikator teknikal. Segala sesuatu yang terjadi pada pasar telah tercermin dalam pola pergerakan harga pada trading chart. Jadi jika kita trading berdasarkan interpretasi terhadap pola perubahan gerak harga pasar, maka dalam waktu yang bersamaan kita juga melakukan interpretasi terhadap berita ekonomi yang adalah juga variabel yang mempengaruhi pasar. Banyak trader yang telah membuat kesalahan dengan bersasumsi bahwa mereka akan bisa ‘membaca’ pergerakan harga pasar dengan efektif dan akurat bila bisa mencerna rilis berita fundamental ekonomi, menerapkan kombinasi indikator teknikal atau menggunakan software trading dan robot yang telah diprogram. Metode trading dengan price action t idak memerlukan software trading dan robot, kombinasi beberapa indikator teknikal yang rumit, ataupun interpretasi berita fundamental ekonomi. Berikut akan dijelaskan alasannya. Software trading dan robot Salah satu masalah pada semua robot dan software untuk trading adalah bahwa software tersebut tidak mempunyai karakter dan sifat manusia yang benar-benar bisa membuat pertimbangan untuk masuk atau keluar dari pasar. Hanya dengan identifikasi kondisi pasar yang bijak, rasional dan obyektif kita bisa mengantisipasi pergerakan harga pasar, dimana robot dan sotware tidak bisa melakukannya. Selain itu, apa yang disebutkan oleh sebagian para pembuat software trading bahwa produknya bisa mengatasi masalah emosi dan disiplin dalam trading adalah tidak benar. Jika kita kurang bisa disiplin dalam menjalankan rencana trading kita, maka kita tidak akan bisa menerapkan software trading yang sering juga membutuhkan pengaturan beberapa parameternya dengan disiplin. Faktor utama untuk mencapai hasil maksimal dalam trading tetap ada pada diri kita sendiri dan kemampuan kita dalam melakukan analisa pasar. Disiplin, teratur dan tidak emosional sewaktu trading adalah mutlak dibutuhkan.
Kombinasi beberapa indikator teknikal Indikator-indikator teknikal diturunkan dari perubahan pola gerak harga (price action), jadi mengapa kita tidak belajar membaca pola pergerakan harga? Dengan menerapkan beberapa indikator teknikal pada trading chart, maka kita jadi sulit mencermati setup price action yang terjadi dan rancu dalam menangkap gambaran riil dari pasar. Kombinasi indikator yang bisa berjalan baik pada kondisi pasar dan time frame tertentu belum tentu bisa bekerja pada kondisi dan time frame yang berbeda. Antara indikator yang satu dan lainnya seringkali menunjukkan sinyal trading (sinyal untuk buy atau sell) yang bertentangan atau konflik interpretasi. Selain itu indikator teknikal cenderung lambat (lagging) dalam memberikan prediksi karena dihitung setelah terjadinya perubahan harga pasar. Kombinasi indikator biasanya digunakan untuk saling mengkonfirmasi, misalnya indikator RSI atau stochastic tidak bisa mengindikasikan kondisi pasar trending dibanding dengan indikator ADX, tetapi ADX cenderung lambat dalam antisipasinya. Dengan metode price action tidak akan terjadi konflik interpretasi seperti diatas karena memang tidak bergantung pada banyak indikator teknikal dalam menganalisa pasar, dan hanya menggunakan indikator sederhana untuk menentukan momentum dalam membuka posisi trading, biasanya exponential moving average (ema). Interpretasi berita fundamental ekonomi Memang tidak ada salahnya untuk berlangganan situs berita yang paling cepat dalam memberikan informasi terkini, terutama untuk rilis berita fundamental sesuai kalender ekonomi. Masalahnya pergerakan harga pasar sangat banyak ditentukan oleh emosi dan feeling para pelaku pasar tentang apa yang paling mungkin terjadi berdasarkan ekspektasi mereka, tidak sepenuhnya berdasarkan logika. Mereka trading berdasarkan ekspektasi bagaimana berita tersebut akan mempengaruhi pasar. Ketika berita yang sebenarnya telah dirilis, ekspektasinya bisa saja berubah. Oleh karena itu sering pergerakan harga pasar berlawanan dengan yang seharusnya terjadi setelah berita dirilis. Jadi kita tidak bisa selalu berasumsi bahwa jika hasil rilis berita lebih baik dari sebelumnya atau lebih baik dari prediksi (forecast) maka secara logika harga akan naik dan sebaliknya. Yang jelas semua faktor yang mungkin tidak kita ketahui telah tercermin pada pergerakan harga saat berita tersebut dirilis. Setup price action yang terjadi pada trading chart adalah refleksi dari perubahan variabel yang menggerakkan pasar termasuk rilis berita fundamental. Trading dengan metode price action Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa trading forex dengan metode price action tidak diperlukan robot atau software trading, tidak dibutuhkan kombinasi beberapa indikator teknikal, dan tidak diharuskan analisa mendetail pada berita fundamenta l yang akan dirilis. Jika Anda ingin trading dengan price action, bersihkan trading chart Anda dari indikator teknikal yang rumit karena indikator diturunkan dari perubahan
gerak harga. Hindari melakukan analisa yang berlebihan terhadap rilis berita fundamental. Pelajari konsep dasar price action yang sederhana, efektif dan akurat. Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Trading Forex Dengan Metode Price Action Price action adalah keseluruhan gerak dan perilaku harga pasangan mata uang, komoditi, saham dan instrumen trading lainnya pada suatu periode waktu. Analisa price action mempelajari pola pergerakan harga tertentu yang selalu berulang. Dengan mempelajari arti pola-pola pergerakan harga tersebut kita bisa mengembangkan strategi trading berdasarkan pengulangan pola pergerakan tersebut. Price action sebenarnya merupakan gambaran visual dari situasi supply dan demand pada pasar, yang merefleksikan ekspektasi dari para pelaku pasar berdasarkan semua informasi yang telah diperolehnya. Dengan mengamati perubahan gerak harga yang tercermin pada bar-bar candlestick, kita bisa mengetahui apa yang sedang terjadi pada pasar. Sifat natural pasar, yang juga menggambarkan sifat -sifat para pelakunya akan selalu terjadi berulang kali, walau tidak dalam periode yang teratur. Sebagai retail trader, sebaiknya tujuan kita adalah mengikuti gerakan para ‘big player’ dalam mengantisipasi pergerakan harga pasar secepat mungkin. Big player adalah para penggerak harga pasar, dan jika kita telah menemukan jejak gerak mereka dalam trading yang tercermin pada formasi yang terjadi dalam price action, kita bisa langsung menerapkannya dalam strategi trading.
Gambar ini adalah contoh murni setup trading dengan price action : Catatan : Pin bar, fakey (false) bar dan inside bar adalah istilah untuk sebutan formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading, dan telah dibahas pada artikel-artikel mengenai price action dalam rubrik ini.
Strategi trading yang sederhana adalah yang terbaik
Trading dengan price action adalah sederhana, langsung ke pergerakan harganya dan efektif. Dengan metode ini kita bisa memfokuskan energi dan waktu untuk trading yang sebenarnya, bukan untuk menganalisa sinyal beberapa indikator atau parameter parameter trading software yang komplek. Jika formasi bar yang terbentuk pada price
action telah memberikan sinyal yang cukup jelas, tidak diperlukan indikator tambahan yang komplek dengan variabel yang beragam, kecuali hanya garis level support/resistance atau moving average sebagai indikator support/resistance dinamis. Perhatikan gambar berikut yang membandingkan antara chart untuk trading dengan price action (kiri) dan chart dengan beberapa indikator (kanan).
Jika Anda diminta untuk memilih antara melihat chart yang sebelah kiri atau yang kanan untuk trading, manakah yang akan Anda pilih ? Believe it or not, banyak chart trader yang memilih sebelah kanan, yang penuh dengan indikator dan diharapkan bisa memberi petunjuk atau sinyal untuk entry. (Chart trader adalah trader yang mengandalkan indikator teknikal untuk trading, atau disebut juga chartist, untuk membedakan dengan fundamentalist yang menitik-beratkan faktor fundamental dalam trading). Seperti telah pernah dibahas pada artikel terdahulu, bahwa antara indikator yang satu dan lainnya acapkali saling menunjukkan sinyal trading yang bertentangan, yang satu mengindikasikan buy dan yang lainnya sell. Diterapkannya lebih dari satu indikator biasanya untuk saling mengkonfirmasi, semisal oscillator indikator (RSI, stochastic) tidak bisa mengindikasikan trend dibandingkan indikator ADX atau trend indikator yang lain, tetapi ADX cenderung lagging (lambat) dalam antisipasinya. Penerapan beberapa indikator tersebut dalam prakteknya sering terjadi konflik interpretasi atau indikasi sinyal yang saling bertentangan. Kombinasi indikator yang bisa bekerja
dengan baik pada suatu kondisi dan time frame tertentu belum tentu berjalan baik pada kondisi pasar yang berbeda. Dengan metode price action tidak terjadi konflik interpretasi seperti itu karena memang tidak menerapkan indikator teknikal. Selain itu angat dianjurkan untuk trading dalam time frame daily atau paling rendah 4-hour untuk menjamin ketepatan sinyal trading, oleh karenanya dibutuhkan kesabaran dan disiplin yang tinggi. Dengan trading plan yang baik dan pemilihan risk/reward ratio sesuai kaidah money management yang proporsional, trading dengan metode price action akan memberi hasil yang konsisten.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Formasi Reversal Bar Pada Price Action Trading Pada serial tulisan mengenai price action kali ini akan dicontohkan formasi reversal bar yaitu pin bar reversal dan fakey (false) reversal bar. Untuk mengingat kembali, berikut kutipan dari artikel sebelumnya mengenai pin bar dan fakey (false) bar pada price action. Karakteristik formasi pin bar : -Harga open dan harga close pin bar berada didalam atau sangat dekat dengan range harga bar pertama dan bar ketiga. -Harga open dan harga close pin bar saling berdekatan, makin kecil jaraknya makin bagus. -Ekor pin bar (garis panjangnya) keluar menonjol diantara kedua bar yang mengapitnya, makin panjang makin akurat. Cermati apakah terbentuk formasi pin bar pada 3 bar yang terjadi secara berurutan Karakteristik formasi fakey (false) bar : Formasi bar fakey (false) mengindikasikan penolakan (rejection) pada level-level kunci (support/resistance) yang dianggap signifikan. Seolah-olah harga bergerak mengikuti trend yang sedang terjadi, tetapi kemudian berbalik arah atau terjadi penerusan trend sekarang. Acapkali setelah formasi fakey terbentuk, harga berbalik arah dengan kuat. Ciri utamanya terdiri dari inside bar, diikuti oleh bar false break yang terbentuk dan ditutup pada level range inside bar. Entry point bisa pada bar berikutnya saat bergerak melebihi level tertinggi inside bar ( atau level terendah untuk fakey downtrend / bearish).
Contoh berikut adalah formasi pin bar dan fakey (false) bar yang terbentuk pada EUR/USD dan GBP/USD pada time frame daily dan 4-hour.
Pada contoh GBP/USD berikut terbentuk double pin bar (dua pin bar yang terjadi secara berurutan), sehingga sinyal sell yang dihasilkan cukup valid. Kita bisa entry order sell setelah double pin bar selesai terbentuk dengan risk/reward ratio yang cukup tinggi (misal: 1 : 3).
Dari contoh-contoh diatas dapat diperhatikan bahwa trading dengan price action cukup simpel dan efektif, tanpa analisa yang kompleks dengan menerapkan banyak indikator teknikal. Agar sinyal trading akurat hendaknya menggunakan time frame tinggi (daily atau minimal 4 hour).
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Setup Price Action Pada Beberapa Kondisi Market Seperti telah dibahas pada beberapa artikel sebelumnya, price action bisa diterapkan pada berbagai kondisi market asalkan formasi bar yang terbentuk cukup valid. Formasi bar yang valid adalah yang didukung oleh momentum trend (bullish/bearish), level-level kunci (support/resistance) dan juga moving average sebagai indikator level-level dinamis untuk konfirmasi kekuatan trend yang terbentuk. Artikel ini mengulas contoh-contoh penerapan price action pada kondisi market beberapa mata uang dan komoditi emas (XAU/USD), bagaimana kita mengidentifikasi formasi bar dan timing untuk entry. Dari bebe rapa contohnya bisa dilihat bahwa formasi price action selalu bisa terbentuk pada pergerakan harga beberapa mata uang dan komoditi lainnya, tidak hanya pada pasangan mata uang atau komoditi tertentu saja, juga pada kondisi pasar yang bebeda (trending dan ranging / sideway) Tidak semua penerapan price action selalu berjalan mulus, ada juga yang gagal walau indikasinya cukup valid, tetapi dalam trading forex yang penting kita harus selalu berpatokan pada risk management untuk menentukan stop loss dan target profit sesuai dengan trading plan yang kita sepakati.
1. Contoh pada EUR/USD : pin bar dan counter trend
Pada chart EUR/USD 4-hour terbentuk pin bar yang valid pada 6 Agustus 2010. Kita perhatikan daily chartnya, level 1.3333 adalah level kunci yang kuat dimana level support sebelumnya telah ditembus dan sekarang jadi level resistance yang telah teruji (tanda panah ke 3 dari kiri pada daily cahrt diatas). Nah, pada chart 4 -hour ini diuji lagi oleh pin bar yang terbentuk, ternyata tidak tembus atau mengalami penolakan (rejecting). Setelah pin bar selesai terbentuk dan bar berikutnya juga dibawah level kunci ini, maka kita bisa putuskan untuk open sell pada level sekitar 50% dari panjang pin bar tersebut. Walaupun trend pergerakan harga sebelumnya naik, tetapi dengan terbentuknya price action yang valid pada level kunci yang mengindikasikan akan terjadinya counter trend (dengan rejecting level resistance oleh pin bar yang terbentuk), kita bisa ambil posisi berdasarkan sinyal sell yang cukup valid itu.
2. Contoh pada AUD/JPY : inside bar / pin bar pada kondisi ranging (sideway)
Pada chart AUD/JPY daily diatas kondisi pasar sedang sideway dengan level resistance pada sekitar 77.60 dan support sekitar 73.62. Dalam bulan Agustus 2010 terbentuk inside bar dan kombinasi inside bar / pin bar. Seperti telah dibahas dalam topik price action sebelumnya, formasi inside bar mengindikasikan pasar sedang berkonsolidasi, dan dalam hal ini terjadi penerusan trend (downtrend) setelah bar berikutnya terbentuk. Jika kita ketinggalan untuk entry pada momen tersebut, pada tanggal 23 Agustus terjadi lagi formasi inside bar dengan kombinasi pin bar yang mendukung penerusan trend sebelumnya, dan ini adalah sinyal sell yang cukup valid untuk kita buka posisi dengan level reward (target) pada level supportnya.
3. Contoh pada AUD/USD : fakey bar, counter trend dan pin bar
Mirip dengan contoh 1 sebelumnya, price action pada AUD/USD diatas juga mengkonfirmasi counter trend yang akan terjadi dengan terbentuknya fakey bar setelah inside bar. Fakey bar yang rejecting pada level resistance 0.9200 memberi sinyal sell dengan target level pada support di 0.8920. Kemudian pada chart 4-hour terbentuk pin bar yang belum terkonfirmasi dengan jelas pada daily chart-nya. Jika asumsi kita pada 4-hour saja dan pin bar tersebut rejecting pada level support 0.8920, kita bisa entry sell dengan reward (target) level yang tidak terlalu besar karena belum terkonfirmasi benar dengan time frame yang lebih tinggi (daily chart).
4. Contoh pada NZD/USD : pin bar yang berjalan baik dan yang gagal
Pada contoh diatas ada 2 pin bar. Yang pertama (atas) berjalan sesuai kaidah price action yaitu setelah rejecting pada level resistance-nya. Stop loss bisa pada level sedikit diatas level tertinggi pin bar, dan jika tertinggal buka posisi masih bisa entry pada level koreksi bar-bar 4-6 hari berikutnya selama level resistance belum tertembus. Pin bar kedua (bawah) yang terbentuk adalah contoh indikasi price action yang gagal. Jika kita open buy pada hari sesudahnya dengan stop loss pada level sedikit dibawah level terendah pin bar, mungkin kerugian kita tidak terlalu besar. Memang tidak semua formasi bar yang terbentuk dalam price action selalu berjalan dengan baik, yang tetap harus kita jaga adalah risk/reward ratio sesuai dengan trading plan kita. 5. Contoh pada USD/CAD : pin bar yang berjalan baik dan yang gagal pada ranging market
Seperti halnya contoh 4, pin bar terakhir (paling kanan) pada ranging daily chart
USD/CAD diatas telah gagal mengindikasikan sinyal buy, setidaknya jika level stop loss kita berada sedikit dibawah level terendah pin bar tersebut. 6. Contoh pada XAU/USD (Gold) : pin bar yang berjalan baik dan yang gagal pada ranging market
Price action pada emas (XAU/USD) pada kurun waktu periode seperti gambar diatas mengindikasikan sinyal-sinyal trading yang valid didukung oleh level kunci resistance yang kuat pada 1,210.00. Setelah terjadi rejecting inside bar pada level kunci kita bisa entry sell dengan stop level diatas level tertinggi inside bar. Posisi buy kita buka setelah penutupan harga candlestick sehari sesudah setup fakey bar menembus level kunci, dan kita bisa average dengan entry buy lagi setelah rejecting pin bar (paling kanan) pada level kunci yang sekarang jadi level support. Jika kita perhatikan pergerakan harga pada hari-hari berikutnya, terbentuk formasi inside bar (gambar bawah) yang memungkinkan penerusan trend up, dan dengan momentum bullish ini mengindikasikan sinyal buy yang cukup kuat
Sebagai kesimpulan, formasi price action selalu terjadi hampir setiap minggu pada
pergerakan harga beberapa mata uang dan komoditi lainnya. Beberapa diantaranya memang ada yang kurang valid bahkan gagal dalam mengindikasikan sinyal trading. Semakin kita sering mengamati dengan analisa yang seksama pada berbagai mata uang dan komoditi akan semakin akurat kita menentukan formasi bar yang valid. Karena tidak semua formasi bar yang terbentuk dalam price action selalu berjalan mulus, kita harus tetap trading sesuai dengan risk/reward ratio yang telah kita sepakati.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Membuka Posisi Trading Dengan Indikasi Price Action Pada artikel ini dicontohkan bagaimana kita seharusnya menerapkan strategi price action dalam membuka suatu posisi, dan alasan mengapa kita masuk beserta parameter-parameter entry dan exitnya. Catatan: Price action adalah metode trading dengan mengandalkan pada pengamatan formasi bar yang terbentuk pada suatu kondisi market tertentu. Pin bar, fakey bar dan inside bar adalah istilah penulis untuk sebutan formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading. Untuk penjelasan price action, pin bar, fakey bar dan inside bar telah dibahas pada beberapa artikel tentang price action dalam rubrik ini Contoh 1 : GBP/USD – Fakey Pin Bar Setup – 18 April 2011:
- Terbentuk price action dengan fakey pin bar. - Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah keatas, sehingga momentum untuk open buy cukup tinggi. - Pada level sekitar 1.6150 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari pada saat pin bar terbentuk. Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi buy.
Cara entry dan setting risk/reward : 1. Dengan pending order buy limit pada level retracement 50% pin bar, dan level stop loss dibawah level terendah pin bar 2. Pada level break dari inside bar-nya (pada gambar: i.b = inside bar), dengan level stop loss pada sekitar 50% level retracement pin bar Cara pertama cukup agresif karena biasanya fakey pin bar baru valid jika level tertinggi / terendah inside bar-nya tertembus. Tetapi mengingat level 50% pin bar berada diatas level ema21 maka open buy di level ini masih dimungkinkan. Setting risk/reward ratio pada cara 1 sebaiknya 1 : 3, dan pada cara 2 bisa 1 : 2 Contoh 2 : GBP/JPY – Fakey Pin Bar Setup – 11 Mei 2011:
- Terbentuk price action dengan fakey pin bar pada 11 Mei 2011 - Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah kebawah, sehingga momentum untuk open sell cukup tinggi. - Pada level sekitar 134.00 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari pada saat pin bar terbentuk, dan level tersebut sekarang menjadi level resistance. Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi sell. Kita bisa entry dengan pending order sell stop pada level retracement 50% pin bar seperti halnya contoh 1 sebelumnya, dan level stop loss diatas level tertinggi pin bar. Nah, untuk trader yang agresif, disini masalahnya adalah level support yang signifikan pada 130.00, dimana harga harus menembus level tersebut jika ingin profit yang memadai. Pada contoh 1. hal tersebut bisa berjalan dengan baik, tetapi dalam kasus ini, rupanya kita harus puas dengan sedikit profit atau bahkan rugi sebesar resiko yang telah kita tetapkan pada risk/reward, jika rationya 1 : 2 atau 1 : 3 seperti contoh 1. Untuk trader yang tidak cukup agresif dan hanya ingin open posisi setelah level
support tersebut break, tentu tidak akan trade jika kondisi market berlanjut seperti pada gambar diatas. Inilah contoh penerapan risk dan reward dalam trading forex. Contoh 3 : EUR/USD – Inside bars setelah false break – 24 / 25 Mei 2011:
- Pada 23 Mei terjadi ‘false break’ bar di level support 1.4000 (false break dalam hal ini adalah bar yang menembus level supportnya, tapi ditutup disekitar level support, dan bar berikutnya ditutup diatas level support. Jadi bar yang tidak benar-benar menembus support, atau false / palsu). Pada hari berikut yang terjadi adalah bentukan inside bar dan ditutup diatas level support yang mengindikasikan sinyal buy setelah menembus level ema 8 daily. Walaupun asumsi tersebut berlawanan dengan trend sebelumnya yang bearish, tetapi dengan terbentuknya price action dan indikator ema yang mendukung, maka indikasi itu cukup valid. - Level entry buy ditentukan diatas level tertinggi inside bar, dan level stop loss diset sedikit dibawah level inside bar. Risk/reward ratio bisa diset 1 : 2 atau 1 : 3. Contoh 4 : NZD/USD – Pin Bar / Inside Bar Setup – 25 Mei 2011:
- Pada 25 Mei 2011 NZD/USD membentuk inside pin bar pada daily chart-nya, setelah terjadi penolakan (rejection) pada level support weekly yang terjadi di 0.7750. - Momentum bullish yang valid terjadi setelah kedua moving average (ema 8 dan ema 21) tertembus, dan ini adalah sinyal yang kuat untuk open buy. - Level stop loss bisa diset dibawah level terendah inside bar, dan setting level take profit (reward) pada level resistance monthly-nya , yaitu sekitar level 0.8200 (lihat NZD/USD monthly chart dibawah), sehingga risk/reward ratio bisa sekitar 1 : 2
Contoh 5 : GBP/USD – Pin Bar Setup – 3 Juni 2011:
- Pin bar terbentuk pada 3 Juni 2011 dan penolakan level 1.6300 (garis merah) yang menjadi level support.
- Pin bar juga telah menembus level ema 8 dan ema 21, tetapi jika dilihat dari keseluruhan trend, bar yang terjadi 3 hari sebelumnya telah gagal membuat level high baru, jadi kondisi ini tidak bisa disimpulkan sebagai uptrend, melainkan peralihan dari bullish ke bearish atau dari bullish ke sideways (ranging). - Untuk open posisi cukup riskan, karena faktor pendukung utamanya sangat lemah, atau pin bar ini bisa dikatakan tidak cukup valid. Contoh 6 : GBPUSD – Pin Bar Setup – 14 Juni 2011:
Pada contoh terakhir diatas, pin bar bearish terbentuk pada 14 Juni 2011 diarea level resistance disekitar 1.6500-1.6450. Dua bearish pin bar sebelumnya yang cukup valid sangat mendukung pin bar ketiga ini untuk open sell, dengan key level (resistance) yang juga valid. Walaupun kondisi market tidak dalam trend, tapi dengan price action dan key level yang telah teruji, sinyal untuk open posisi sell cukup kuat. Kita bisa set level stop loss sedikit diatas level resistance, dan take profit pada level supportnya sekitar 1.6200, dengan demikian dimungkinkan untuk menentukan risk/reward ratio paling tidak 1 : 2. Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Price Action - Kunci Sukses Dalam Trading Forex Kemampuan untuk membaca dan mencerna dinamika pergerakan harga pada trading chart tanpa indikator adalah faktor utama untuk memperoleh hasil trading yang profitable. Harga adalah komponen utama dalam pasar. Banyak strategi dan sistem trading yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga tetapi tidak pada faktor harga itu sendiri. Price action mempelajari tentang pergerakan harga secara natural, yang sebenarnya adalah prasyarat untuk hasil trading yang profitable, terlepas dari strategi atau sistem trading yang diterapkan.
Price action menambah kepercayaan diri pada kemampuan trading kita. Dengan price action kita menganalisa alur natural pergerakan harga pasar dalam menentukan strategi trading. Kemampuan membaca alur natural pergerakan harga inilah yang menjadi dasar price action, sehingga kita trading berdasarkan pada apa yang kita lihat di trading chart, bukan pada a pa yang kita perkirakan akan terjadi. Dengan membaca dan mencerna pergerakan harga pasar pada chart yang ‘telanjang’ (tanpa indikator), keputusan yang kita ambil akan sangat bergantung pada data pasar saat itu, tidak pada parameter lain atau indikator teknikal yang lagging (cenderung lambat) dalam mengantisipasi pergerakan harga berdasarkan data pasar.
Trading dengan price action memberi kita dasar yang kuat untuk membangun keseluruhan strategi trading kita, karena metode yang diterapkan tidak rumit atau memerlukan prakondisi yang kadang membingungkan. Inilah yang membedakan trading dengan price action dan trading dengan indikator teknikal atau software yang
juga menggunakan berbagai macam indikator didalamnya. Indikator teknikal membuat kita sulit untuk percaya diri karena antara indikator yang satu dengan indikator yang lain sering terjadi konflik dalam memberikan sinyal, sehingga kita selalu mencari kombinasi dari berbagai indikator untuk diterapkan pada suatu kondisi pasar. Penerapan metode price action akan membuat strategi trading lebih efektif Walaupun Anda telah menggunakan satu strategi trading utama, mengetahui dan menerapkan metode price action sebagai penunjang akan membuat sistem trading Anda jauh lebih efektif. Price action tidak akan mengacaukan strategi trading Anda seperti halnya jika Anda mengadopsi beberapa indikator teknikal yang mungkin tidak sesuai dengan indikator dalam sistem yang sedang Anda gunakan. Price action justru membantu Anda dalam memahami mekanisme pergerakan harga pasar. Price action membantu Anda dalam mengembangkan kemampuan trading Salah satu perbedaan antara trader profesional dan amatir adalah bahwa trader profesional tahu waktunya kapan harus masuk pasar dan kapan tidak, sementara trader amatir belum memiliki kemampuan tersebut. Itu adalah salah satu dari naluri trading (trading instinct) yang bisa dikembangkan dengan berlatih menggunakan sistem trading yang efektif dan mempunyai probabilitas tinggi. Price action bisa membantu Anda dalam hal ini karena membuat Anda lebih mengenali pola pergerakan harga pasar dengan akurasi sinyal entry yang tinggi. Kadang memerlukan waktu cukup lama untuk benar-benar memahami pola price action tersebut, tetapi banyak trader yang telah mempelajarinya dan mampu mengembangkan kemampuan trading mereka. Price action membuat sistem trading lebih sederhana Strategi trading dengan price action cukup sederhana, mudah dipahami dan diterapkan. Kita hanya perlu mengidentifikasi formasi bar pada candlestick untuk mengetahui pola pergerakan pasar pada suatu saat. Tanpa indikator teknikal yang rumit, hanya diperlukan beberapa faktor pendukung yang memang harus diketahui seperti support atau resistance untuk konfirmasi. Kesederhanaan sistem trading ini berakibat pada perilaku emosi kita yang cenderung tenang dan tidak mudah stress karena mungkin sinyal trading yang dihasilkan berlawanan dengan yang ditunjukkan oleh indikator teknikal, dan lain sebagainya. Perilaku ini tentu berakibat pada konsistensi hasil trading kita.
Sebagai kesimpulan, penerapan price action membuat seorang trader berhubungan langsung dengan mekanisme pergerakan harga pasar yang sesungguhnya, terlepas dari strategi yang digunakan. Price action bukan satu-satunya strategi yang terbaik dalam trading forex, tetapi cukup efektif, sederhana dan ‘to the point’ dalam menentukan arah pergerakan pasar. Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.co
Trading Dengan Price Action Dan Level Level Kunci Level level kunci yang dimaksudkan disini adalah level support dan resistance, baik yang statis berupa garis horisontal, atau yang dinamis berupa aluran garis moving average. Level Fibonacci retracement juga termasuk level kunci karena menunjukkan support dan resistance. Seperti telah pernah diulas pada beberapa artikel sebelumnya, trading dengan price action tidak mengandalkan indikator teknikal yang rumit dan kompleks melainkan hanya pada pengamatan terbentuknya formasi bar-bar pada candlestick yang bisa berupa, fakey (false) bar dan inside bar (istilah pada price action). Indikator pendukung yang sering digunakan untuk konfirmasi adalah exponential moving average (ema), karena moving average menunjukkan level support / resistance dinamis. Pada artikel ini diulas bagaimana formasi price action yang terbentuk pada level-level kunci akan berpengaruh signifikan terhadap arah pergerakan harga, sehingga kita bisa dengan tepat menentukan titik-titik entry. Contoh-contoh berikut ini menggunakan time frame daily, yang sangat dianjurkan untuk digunakan bila kita trading dengan metode price action. Price action dan level support / resistance pada kondisi pasar trending
Perhatikan formasi bar yang terbentuk pada level-level support dan resistance (garis merah horisontal) yang tentunya bisa kita gunakan untuk nenetapkan level entry (setelah formasi bar terbentuk) dan level exit target (garis support/resistance).
Price action dan level support / resistance pada kondisi pasar ranging (sideway)
Tampak bahwa formasi bar yang terbentuk pada level support dan resistance (inside bar dan pin bar) cukup valid untuk kita entry. Hanya saja untuk pasar yang sedang ranging atau sedang berkonsolidasi ini kita harus hati-hati dalam menentukan exit target karena kita mesti mengantisipasi jika kondisi pasar tiba-tiba berbalik berlawanan dengan posisi entry kita dan berubah menjadi strong trending. Disinilah pentingnya risk / reward ratio dalam trading plan. Ketika level support telah tertembus dengan terbentuknya long tailed pin bar, maka dua hari berikutnya harga turun tajam dan kondisi pasar menjadi downtrend. Pada saat pin bar ini terbentuk dan support level ditembus, sebenarnya kondisi ranging diatas sudah selesai dan berganti menjadi downtrend. Kita bisa entry sell pada dua hari berikutnya.
Price action dan ‘swing point’ pada kondisi pasar trending
Ketika pada pergerakan harga terjadi titik-titik tertinggi atau terendah baru, dan kemudian mengalami koreksi sebelum kembali ke trend semula, maka harga terendah dan tertinggi pada lembah atau puncak koreksi tersebut dinamakan swing point. Swing point penting untuk diperhatikan karena pada titik-titik tersebut akan terbentuk level-level support atau resistance baru. Swing point pada titik lembah saat uptrend membentuk level support baru, dan swing point pada titik puncak saat downtrend akan membentuk level resistance baru. Perhatikan price action yang terjadi dekat pada titik-titik swing point seperti contoh EUR/USD daily diatas. Swing point membentuk level kunci (key level) baru, yaitu level support, dan dikonfirmasi validitasnya pada bar-bar yang berikutnya berturutturut sebagai resistance, support dan resistance lagi. Price action yang terjadi diwakili oleh dua pin bar yang terbentuk dekat pada level kunci, dan kita bisa entr y setelah menganalisa validitas pin bar tersebut dengan benar. Dalam hal ini level kunci yang terbentuk pada swing point menjadi faktor pendukung utama kedua pin bar tersebut.
Price action dan indikator exponential moving average pada kondisi pasar trending
Indikator exponential moving average (ema) terutama ema8 daily dan ema21 daily sering digunakan sebagai konfirmasi price action yang terjadi, terutama dalam kondisi pasar yang trending. Moving average membentuk level-level support atau resistance dinamis. Perhatikan contoh pada EUR/USD daily diatas, price action yang terjadi dekat ema8 dan ema21 pada kondisi pasar trending (saat uptrend maupun downtrend), yaitu berupa pin bar dan fakey bar yang cukup valid untuk pedoman kita entry. Price action dan event area pada level support dan resistance.
Event area yaitu area disekitar level support atau resistance yang tertembus (break) akibat event tertentu yang terjadi pada pergerakan har ga pasar. Selanjutnya jika
pergerakan harga tetap mengacu pada level support atau resistance tersebut, maka event area pada level itu akan sangat signifikan, dan price action yang terbentuk disekitarnya sangat penting untuk dicermati. Pada contoh XAU/USD (spot gold) diatas, event area disekitar level 1,700.00 adalah sangat signifikan dimana price action yang terjadi dengan terbentuknya beberapa pin bar yang cukup valid untuk patokan entry. Dari contoh-contoh diatas bisa disimpulkan bahwa price action yang terjadi pada suatu kondisi pasar dengan level-level kuncinya sebagai faktor pendukung utama, baik itu level support / resistance statis (garis horisontal) atau dinamis (exponential moving average), swing point ataupun event area, akan bisa menjadi pedoman yang cukup valid untuk entry market.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Setup Price Action Pada Beberapa Mata Uang Price action adalah metode trading dengan mengandalkan pada pengamatan formasi bar yang terbentuk pada suatu kondisi market tertentu. Jika formasi bar telah tampak, setup untuk mengetahui validitas price action tersebut bisa ditentukan dengan indikator pendukung utamanya, yaitu level-level support dan resistance yang bisa berupa garis horisontal, exponential moving average atau fibonacci retracement level. Kalau ternyata price actionnya cukup valid dan kuat, kita bisa entry sekaligus menentukan level stop loss dan take profit sesuai dengan risk / reward ratio yang kita sepakati. Pin bar, fakey bar dan inside bar adalah istilah untuk formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading. Pin bar adalah acuan pokok dalam price action. Untuk penjelasan price action, pin bar, fakey bar dan inside bar telah dibahas pada tulisan tentang price action dalam rubrik ini. Kondisi pasar trending atau ranging (sideway) berpengaruh pada kualitas formasi bar yang terbentuk. Pada kondisi pasar yang strong trending validitas price actionnya sangat tinggi dibandingkan pasar yang ranging. Penentuan level support dan resistance sangat penting sebagai pendukung validitas formasi bar tersebut. Untuk penerapan dalam trading, time frame daily sangat dianjurkan karena kualitas akurasi sinyalnya tinggi. Contoh setup price action pada beberapa mata uang utama, mata uang cross, dan komoditi : 1. EUR/USD – long-tailed pin bar dengan 50% entry dan inside bar
- Pada tanggal 6 September 2011 terbentuk formasi price action ‘long -tailed’ pin bar pada EUR/USD daily chart.
- Indikator pendukung ema8 daily dan ema21 daily telah berpotongan sebelumnya (6 Setember 2011) kearah bawah, mengindikasikan momentum bearish setelah selama hampir 3 bulan kondisi pasarnya ranging (sideway). - Long tailed pin bar kearah atas yang terbentuk mengindikasikan downtrend yang cukup kuat. Jadi pin bar ini mengkonfirmasi ema8 dan ema21 daily. - Penutupan harga pin bar yang lebih rendah dari harga opennya juga menguatkan downtrend yang akan terjadi. - Bar yang terjadi pada hari berikutnya membentuk formasi inside bar, yang mengindikasikan pasar sedang konsolidasi, dan pada bar selanjutnya kita bisa entry pada level kira-kira 50% dari long tailed pin bar yang pertama dengan menerapkan risk management sesuai trading plan. - Pada 16 September 2011 terjadi lagi formasi inside bar setelah bar-bar koreksi mencoba menembus diatas level ema8 daily. Inside bar adalah indikasi konsolidasi, dan karena tidak ada pin bar yang signifikan setelah itu, maka penerusan downtrend terjadi seperti ditunjukkan oleh pergerakan harga yang selalu ditutup dibawah level ema8 daily. 2. GBP/USD – pin bar dan inside bars
- Masih dengan setup ema8 daily dan ema21 daily sebagai inikator pengukung. Pada tanggal 8 September 2011 terbentuk pin bar, dan tanggal 16 dan 20 September 2011 terbentuk inside bar. Price action tersebut terjadi pada kondisi pasar yang downtrend dengan cukup kuat, terindikasi dengan pergerakan harga yang selalu berada dibawah ema8 daily. - Pin bar yang terbentuk juga ‘long tailed’, sehingga seperti pada contoh sebelumnya, penerusan trend terjadi.
- Pada level kunci garis horisontal pada harga 1.5775 yang merupakan level supportnya terbentuk 2 inside bar masing-masing pada 16 dan 20 September. Pasar benar-benar berkonsolidasi sebelum turun dengan tajam pada hari berikutnya. - Level entry bisa dengan leluasa kita tetapkan mengingat kejelasan downtren yang terjadi dengan indikator ema yang mendukung. 3. USD/CHF – pin bar
- Setup indikator ema8 dan ema21 daily. - Pada 2 September 2011 terbentuk ‘long tailed’pin bar, dan hari berikutnya terbentuk inside bar. Long tailed pin bar dengan ekor dibawah pada formasi tersebut jelas mengindikasi akan terjadinya uptrend. Setelah konsolidasi (inside bar), dan ema tidak saling berpotongan, harga benar-benar naik dengan cukup kuat. 4. AUD/USD – fakey dan pin bars
- Setup indikator ema8 dan ema21 daily. - Pada tanggal 14 dan 15 September 2011, 2 pin bar terbentuk secara berurutan, dan membentuk formasi fakey (false) bar. Sesuai sifat fakey bar yang seolah akan terjadi pembalikan trend, tetapi tidak terjadi (false), sehingga yang entry posisi buy setelah terbentuknya fakey tentunya akan mengalami loss. Sebetulnya penerusan trend juga telah diindikasikan oleh harga yang masih dibawah level ema8. - Konsolidasi pada level support horisontal (garis merah) tidak pasti karena tidak terbentuk inside bar melainkan pin bar yang panjangnya hampir sama dengan pin bar sebelumnya. - Untuk konfirmasi, sebaiknya entry setelah penolakan fakey bar 2 hari kemudian, dimana bar tersebut dibuka dibawah level ema8 daily, sehingga memastikan bahwa 2 bar sebelumnya (warna putih) adalah fakey (false) bar. Disini faktor pendukung yaitu indikator ema8 daily sangat membantu. Setelah level support garis horisontal tertembus, maka terjadi penurunan harga yang cukup kuat. 5. XAG/USD (Silver) – minor fakey
- Setup indikator ema8 dan ema21 daily. - Pada 21 Sepember 2011, terbentuk bar fakey minor (minor fakey), yaitu bar fakey dengan range harga kecil setelah inside bar - Kasus ini hampir sama dengan sebelumnya (AUD/USD). Setelah terjadi penolakan fakey bar, terjadi penurunan tajam. Yang ditekankan disini bahwa price action yang terbentuk walaupun dengan range harga yang kecil (bukan seperti long tailed pin bar), tetapi jika memang valid, akan sangat berdampak pada pergerakan harga pasar.
6. AUD/JPY – inside bar
- Setup indikator ema8 dan ema21 daily. - Pada 20 September, terbentuk inside bar pada pasar yang sedang downtrend. Sifat inside bar yang menunjukkan konsolidasi sebelum penerusan trend yang sedang terjadi, dan indikator pendukung ema8 daily yang tidak tertembus, mengkonfirmasi bahwa pergerakan harga masih akan downtrend. - Kita bisa entry pada hari berikutnya setelah level low inside bar tertembus.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Fibonacci Retracement Level 50% Dengan Konfirmasi Price Action Kombinasi antara price action dan Fibonacci retracement level 50% sangat powerful jika diterapkan pada kondisi pasar yang tepat. Idealnya, konfirmasi entry lewat setup pin bar atau fakey reversal bar pada Fibonacci retracement level 50%. Catatan: pin bar, fakey bar dan inside bar adalah istilah penulis untuk sebutan formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading.. Pin bar adalah acuan pokok dalam price action. Untuk penjelasan price action, pin bar, fakey bar dan inside bar telah dibahas pada tulisan tentang price action dalam rubrik ini. 1. Jika kita temukan sinyal price action pada daily chart, dengan formasi chart yang sedang retrace atau koreksi (uptrend maupun downtrend), segera tarik garis-garis Fibonacci retracement level, apakah sinyal formasi price action terjadi dekat atau tepat pada level-level tersebut, terutama pada level 50% nya. Jika benar, maka itulah saat yang tepat untuk entry. Apalagi jika dibarengi dengan level-level kunci yang lain (garis support atau resistance, atau garis moving average) yang berimpit dengan Fibonacci retracement levelnya, maka faktor pendukungnya sangat kuat untuk open posisi. Pada AUD/USD Daily ini terdapat formasi pin bar pada Fibonacci retracement level 50% nya
2. Entry level pada closing bar terakhir pada formasi price action,. Pada contoh diatas open buy setelah bar terakhir (bar ketiga), dan stop loss diset sedikit dibawah Fibonacci retracement level 50% nya. 3. Jika ternyata Fibonacci retracement levelnya tidak tepat atau mungkin jauh dari formasi price action, berarti level tersebut tidak conform dengan price action, dan Fibonacci retracement level tidak menjamin level mana yang merupakan level support atau resistance-nya, sedang formasi price action yang terbentuk selalu mengindikasikan perubahan dari pergerakan harga. Jadi dalam kasus ini Fibonacci retracement levelnya tidak bisa dikonfirmasikan dengan formasi price action, dan jika tidak ditemukan faktor pendukung lain untuk formasi price action tersebut, berarti lemah atau kurang valid untuk diterapkan. 4. Pada contoh diatas Fibonacci retracement level 50% nya conform dengan price action (dengan pin bar signal), sehingga dapat disimpulkan bahwa level 50% adalah level support, dan yang terjadi memang harga bergerak naik setelah formasi price action terbentuk. Contoh lain pada AUD/JPY Daily berikut ini:
Tampak bahwa konfirmasi Fibonacci retracement level 50% terjadi setelah sebelumnya ditembus, tetapi formasi price action yang terbentuk kemudian tetap valid karena pin bar signalnya berada pada zona level 50%, sehingga Fibonacci retracement levelnya juga valid sebagai support level.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com