Structural geology atau struktur geologi merupakan kenampakan yang dihasilkan oleh gerak tektonik yang dipengaruhi oleh arus konveksi dari dalam bumi, sebagai hasil dari deformasi
Deformasi merupakan perubahan struktur atau bentuk dari suatu objek yang disebabkan oleh adanya gaya serta perubahan suhu, waktu serta komposisi objek
Deformasi pada kerak bumi dipengaruhi oleh adanya gaya tektonik akibat adanya arus konveksi dari dalam bumi
Ilmu yang mempelajari tentang struktur geologi yaitu geologi struktur
Jurus dan kemiringan diukur dengan mempergunakan kompas geologi. Kompas geologi dilengkapi dengan water pas (round level) untuk membuat bidang horizontal dan klinometer (vernier for vertical angles) untuk mengukur kemiringan bidang.
Struktur Sekunder
Beberapa jenis dari struktur sekunder antara lain:
Lipatan (Fold)
Lipatan merupakan pelengkungan lemah yang luas, bisa lebih dari ratusan kilometer sampai yang sangat kecil dan berskala mikroskopis.
Lipatan sangat mudah dilihat pada batuan berlapis dan merupakan hasil deformasi ductile akibat kompresi dan shear stress.
Lipatan di Pegunungan Hood, Oregon, AS.
Gambaran sederhana tentang lipatan
Geometri Lipatan
Antiklin, lipatan ke atas; melengkung ke atas; atau cekung ke arah bawah. Dengan kedua lereng saling menjauhi.
Sinklin, lipatan kebawah; melengkung kebawah; bagian bawah cembung. Lereng-lerengnya saling mendekati
Limb (sayap), lereng sebelah-menyebelah antiklin atau sinklin
Crest, merupakan puncak dari lipatan
Trough, merupakan titik terendah dari lipatan
Axial plane (bidang sumbu), merupakan bidang simetri antara sayap
Fold axis (sumbu lipatan), garis potong dengan permukaan yang melalui crest maupun trough
Plunge, merupakan sumbu lipatan yang tidak dalam posisi horizontal atau menunjam
Stres yang bekerja pada lipatan sangat berpengaruh terhadap bentuk dari lipatan. Semakin kuat stress yang bekerja pada lipatan, maka lipatan menjadi miring bahkan hampir horizontal.
Klasifikasi lipatan
Berdasarkan kedudukan sayap, lipatan terbagi atas:
Lipatan simetri, dicirikan dengan kemiringan sayap yang sama
b. Lipatan asimetri, kemiringan sayap yang tidak sama
Berdasarkan kedudukan bidang sumbu, lipatan terbagi atas:
Lipatan tegak, kedudukan bidang sumbu tegak atau vertikal
Lipatan miring, kedudukan bidang sumbu condong atau miring
Jurus (Strike)
Jurus adalah arah garis yang merupakan perpotongan antara bidang di alam dengan bidang horizontal, dinyatakan terhadap arah Utara, searah jarum jam ke Timur.
Kemiringan (Dip)
Kemiringan adalah sudut terbesar antara bidang (miring) di alam dengan bidang horizontal yang dinyatakan dalam derajat.
Jurus dan Kemiringan Bidang
Untuk mendeskripsikan terjadinya deformasi pada suatu lapisan batuan, diperlukan posisi atau kedudukan garis atau bidang setelah mengalami deformasi. Setelah mengalami deformasi, posisinya berubah seperti terlipat, posisi sayap tidak horizontal lagi. Posisi atau kedudukan bidang-bidang tersebut dinyatakan dalam jurus atau strike dan kemiringan atau dip yang dipergunakan untuk menyatakan kedudukan semua bidang di alam
Struktur pada batuan beku
Struktur primer pada batuan beku yaitu rekahan-
rekahan yang terbentuk akibat pendinginan atau
dikenal dengan kekar kolom (columnar joints)
DEFORMASI BATUAN
Deformasi batuan dipengaruhi oleh adanya stress (tegasan) dan strain (regangan).
Pada batuan metamorf terdapat dua jenis stress, yaitu:
Uniform stress, menekan dengan besaran yang sama dari segala arah
Differensial stress, menekan dengan besaran yang sama dengan arah yang berbeda
Differensial stress dapat dibedakan menjadi:
Tensional Stress
Menarik batuan dengan arah yang berlawan
Compressional Stress
Memampatkan atau menekan batuan dengan arah
berhadapan
Shear Stress
Pergeseran atau translasi batuan dengan arah
berlawanan dan tidak dalam satu bidang
Batuan yang terkena stress akan mengalami peregangan atau perubahan bentuk dan atau volume dalam keadaan padat yang dikenal dengan strain atau regangan
Deformasi batuan berlangsung dalam 3 tahap berurutan yaitu:
Elastic Deformation
Deformasi sementara yang tidak permanen
(reversible)
Ductile Deformation
Deformasi yang melampaui elastic limit dan tidak
kembali ke bentuk dan volume semula
Fracture
Terjadi apabila elastic limit dan ductile deformation
dilampau. Batuan akan pecah dan tidak kembali
pada kondisi semula
STRUKTUR GEOLOGI
Dalam struktur geologi, terdapat dua jenis pengelompokkan struktur yaitu:
Struktur Primer
Struktur yang terbentuk sebelum atau bersamaan
dengan terbentuknya batuan
Struktur Sekunder
Struktur yang terbentuk akibat deformasi yang
terjadi karena pengaruh gaya tektonik
Struktur Primer
Struktur pada batuan sedimen seperti
1. Bidang Perlapisan
Bidang yang merupakan perlapisan dan dapat
diwujudkan berupa amparan dari suatu mineral.
Lapisan Bersusun (Graded Bedding)
Merupakan tipe perlapisan dimana setiap lapisan dicirikan oleh perubahan besar butir dari dasar ke atas
3. Lapisan Silang Siur (Cross Bedding)
Merupakan lapisan terjungkit terhadap permukaan awalnya, horizontal, dan terakumulasi sedimen pada bagian atas
STRUCTURAL GEOLOGY
RENALDIO KEINTJEM
14 528 007
GEOTHERMAL A
c. Lipatan rebah (recumbent fold), bidang sumbunya
sangat miring, hampir rebah
Sesar (Fault)
Sesar merupakan rekahan pada batuan yang mengalami pergerakan yang sejajar dengan bidangnya.
Besar pergerakan yang terjadi pada sesar dan blok yang bergerak tidak diketahui secara pasti karena telah bergerak sejak masa lampau sehingga pergeseran yang terjadi pada sesar disebut juga pergerakan relatif.
Pergeseran salah satu sisi pada bdiang sesar membuat salah satu blok naik, turun, atau mendatar terhadap lainnya.
Blok di atas bidang sesar disebut hanging wall dan blok dibawah bidang sesar disebut foot wall.
Kekar Lembaran (sheet joint)
Sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan
permukaan tanah, terutama pada batuan beku.
Terbentuknya kekar ini disebabkan oleh penghilangan
beban batuan yang tererosi.
Jenis-jenis Kekar
Kekar Pengerutan (shrinkage joint)
Kekar yang terbentuk karena adanya gaya pengerutan
yang timbul dari pendinginan atau pengeringan.
Bentuknya adalah seperti pilar-pilar berbentuk segi 4 atau
segi 6 memanjang.
Kekar (Joint)
Kekar merupakan rekahan-rekahan pada batuan dan berbentuk lurus, planar dan tidak bergeser.
Kekar membagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang besarnya tergantung pada kerapatan kekar.
Kekar umumnya ditemukan pada batuan yang regas.
Kekar terbentuk akibat pembumbungan kerak atau dari kompresi atau tarikan yang berkaitan dengan sesar atau lipatan
Hubungan antara Lipatan dan Sesar
Sesar dan lipatan tidak selalu menerus. Sesar cendering berhenti sebagai lipatan. Lipatan akan berhenti dan ujungnya makin mengecil. Beberapa sesar anjak awalnya adalah lipatan yang kemudian teregangkan dan patah menjadi sesar.
Dua jenis batuan yang terkena tegakan yang sama, batuan yang regas akan terdeformasi sebagai rekahan dan lainnya lentur terdeformasi ductile. Menghasilkan sebuah lipatan monoklin.
Pada umumnya sesar mendatar merupakan batas lempeng dan berkaitan dengan pergerakan lempeng. Sesar mendatar yang merupakan batas lempeng dan berkaitan dengan pemekaran lempeng adalah sesar transform.
Beberapa sesar besar mendatar yang masih aktif antara lain:
Sesar Sumatra Sesar San Andreas
Sesar mendatar (strike slip fault)
Sesar mendatar atau sesar geser terjadi akibat shear
stress dengan arah horizontal sejajar bidang sesar.
Pergerakan lateral ditentukan dengan melihat bidang
sesar
Sesar mendatar dextral (right lateral strike slip fault) jika
dilihat dari depan blok sesar yang bergerak ke arah kanan
pengamat
Sesar mendatar sinister (left lateral strike slip fault) jika
dilihat dari depan blok sesar bergerak ke kiri pengamat
Kekar Karena Tektonik
Merupakan kekar yang terbentuk karena proses endogen,
yang berupa pasangan garis yang lurus.
Kesimpulan
Struktur Geologi merupakan kenampakan yang
dihasilkan oleh gerak tektonik yang dipengaruhi oleh
arus konveksi
Deformasi merupakan perubahan struktur atau bentuk dari suatu objek
Struktur primer terbentuk sebelum atau bersamaan dengan batuan. Seperti pada batuan sedimen dan batuan beku
Struktur sekunder merupakan struktur yang terbentuk akibat adanya gaya tektonik. Struktur tersebut antara lain, lipatan (fold); sesar (fault); dan kekar (joint)
Ketiga struktur sekunder tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain
Klasifikasi sesar
Berdasarkan dip bidang sesar dan arah relatifnya, sesar dibedakan atas:
Sesar normal (normal fault)
Sesar normal atau disebut juga sesar turun disebabkan
oleh stress tensional yang menarik kerak.
Foot wallnya relatif naik terhadap hanging wall.
Dua atau lebih sesar normal dengan jurus sejajar dan
kemiringan berlawanan membentuk segmen tinggian dan
amblasan pada kerak.
Blok yang turun dinamakan graben atau rift, jika dibatasi oleh dua sesar normal
Blok yang naik dinamakan horst jika dibatasi oleh dua sesar normal
Berdasarkan keketatan (tightness), lipatan terbagi atas:
Lipatan landai (gentle), sudut antara kedua sayap 170º atau lebih
Lipatan terbuka (open), besar sudutnya 90º
Lipatan ketat (tight), besar sudutnya 10º
Lipatan isoklinal, kedua sayapnya sejajar atau bersudut 0º
Sesar naik (reverse fault) dan thrust fault
Sesar naik berkembang karena stress kompresional
Sesar naik terjadi karena kerak memendek.
Hanging wall relatif naik terhadap foot wall.
Bila pergeseran yang terjadi hanya pada satu sesar normal, disebut half graben
END OF SLIDE
THANK YOU
Bila kemiringan bidang sesar lebih kecil dari 45º disebut
dengan sesar anjak (thrust fault)
Sesar anjak berembang dari lipatan yang kemudian
disesarkan. Umumnya dijumpai pada pegunungan lipatan.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
#
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
#
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
#
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#