STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
BEKISTING
Perancah (Scaffolding)
Tujuan Pembelajaran
Peserta dapat :
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
Mengetahui fungsi perancah
Mengenal jenis dan type perancah
Mengerti tentang persyaratan teknis perancah
Mengetahui asesoris dari perancah
Mengerti tentang cara penyetelan dan pembongkaran perancah.
Fungsi perancah (scaffolding)
Perancah (scaffolding) adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada
suatu pekerjaan sebuah proyek yang terbuat dari rangka besi yang berbentuk
khusus buatan pabrik dengan daya dukung tertentu,dimana pada pekerjaan
ringan dapat dipakai sebagai penyangga untuk pekerja, pada pek,erjaan yang
lebih tinggi.
Perancah terdiri dari rangkaian atau komponen yang disusun dengan arah
vertikal maupun dirangkai secara horisontal dan dipergunakan untuk
keperluan yang bersifat sementara.
Pada dasarnya perancah berfungsi sebagai :
1. Landasan untuk pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
2. Penopang atau penyangga bekisting.
Perancah dapat digunakan pada pekerjaan bangunan gedung maupun konstruksi
lainnya seperti jembatan,tower maupun konstruksi lainya.
Jenis dan Type Perancah (scaffolding)
Pada awalnya perancah yang banyak digunakan adalah perancah yang terbuat
secara tradisional yaitu dari bahan kayu dolken dan bambu.Namun dengan
berkembangnya teknologi bekisting sejalan dengan peningkatan efisiensi dan
efektifitas kerja,maka telah banyak dikembangkan perancah dari bahan baja
.Perancah scaffolding telah dikembangkan dalam berbagai jenis dan type .
Perancah (scaffolding) memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan jenis
lainnya :
1. Ringan dengan berbagai type
2. Bentuk yang rapi
3. Dapat dipakai berulang kali
4. Ekonomis
5. Mudah dipasang dan dibongkar.
Adapun type dan jenis scaffolding adalah :
Gambar
Contoh perencanaan scaffolding:
Komponen Perancah ( Scaffolding )
Untuk mendukung kemudahan pemasangan, penyetelan serta pula pembongkaran
sebuah perancah, maka ada bagian –bagian dari scaffolding yang perlu kita
ketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan perancah ( steel
scaffolding )
Adapun bagian – bagian atau komponen dari perancah adalah:
Rangka Besi Utama
Rangka Besi Penyambung ( adjustable Frame )
Jack Base ( Adjustable jack base )
U-Head jack ( Adjustable Shoring Head )
Join pin
Cross brace ( Bracing )
Adapun sistem pembebanan pada scafolding dapat dijelaskan seperti gambar
dibawah ini :
Cara penyambungan Perancah :
Pada dasarnya penyetelan perancah sangat sederhana dan mudah namun yang
menjadi permasalahan adalah apabila apabila ketinggian bekisting yang akan
kita pasang tidak sesuai dengan spesifikasi ( keinginan )scaffolding yang
ada. Oleh sebab itu sangat perlu data teknis atau gambar dari pekerjaan
bekisting agar dapat merencanakan pemasangan perancah
Di bawah ini akan dijelaskan dengan singkat bagaimana cara penyetelan
perancah dan cara menyambungnya :
Cara Penyetelan Perancah ( scaffolding )
Menentukan letak dari scaffolding dengan mengatur jarak scaffolding
misalnya as balok, pada pekerjaan bekisting balok
Memasang base plat ( jack base ) diatas landasan yang stabil
Menyetel rangka ( frame )
Dilanjutkan dengan pemasangan cross base pada dua sisi agar elemen
perancah dapat berdiri dengan baik
Selanjutnya menyusun frame vertikal berikutnya atau sesuai dengan
pemasangan shoring Head jika ketinggian perancah dianggap cukup,
artinya ketinggian dapat dilakukan dengan mengukur Jack base dan U-
Head
Kemudian ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting
yang telah direncanakan
Tinggi frame tertentu sesuai dengan jenis produksinya , sedangkan
ketinggian bekisting dasar beton terhadap tempat berpijak perancah juga
tertentu, sesuai dengan desain dan kondisi setempat
Untuk memenuhi tingginya platform yang diperlukan dapat diatur dengan
beberapa cara sebagai berikut:
Menentukan tebal beton screed tempat berpijak jack base
Mengatur jack base dan U-Head jack dengan ulir yang ada
Menyusun frame vertikal dan atau menambah adjusting frame sesuai
dengan ketinggian yang diperlukan ( lihat gambar)--
Panjang ulir jack base dan U- Head
Cara Pembongkaran Perancah ( Scaffolding )
Pembongkaran Scaffolding harus memperhitungkan kekuatan atau umur beton
serta memperhatikan kebutuhan pekerjaan berikutnya. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemantauan terhadap perawatan agar pada saat pembongksrsn tidak
terjadi masalah. Apabila kekuatan beton sudah cukup maka persiapan
pembongkaran
Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah dan bagian mana yang
lebih dulu di bongkar
Langkah pembongkaran perancah scaffolding
Didahului dengan penurunan U- Head pada bagian tengah bentangan atau daerah
momen terbesar kearah tepi, untuk menghindari penurunan mendadak
Dilanjutkan dengan penurunan frame scaffolding
Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting cetak
maka frame lapis pertama tidak dibongkar
Selanjutnya melepas join pin dan cross brace
Perancah disusun ataudikelompokan sesuai dengan spesifikasinya
Persyaratan Perancah ( scaffolding )
Pada masa sekarang telah banyak dikembangkan perancah, sebagai upaya untuk
mendapatkan cara kerja yang lebih cepat ( mudah) hemat dan memiliki bobot
yang ringan namun mampu memikul beban yang lebih berat. Walaupun perancah
adalah bersifat sementara dalam sebuah konstruksi bangunan. Namun harus
memiliki persyaratan – persyaratan teknis yang dasar. Persyaratan tersebut
bertujuan untuk mendukung dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pekerjaan konstruksi bangunan gedung
Adapun tuntutan atau persyaratan yang diemban oleh perancah adalah seperti
yang disebutkan dibawah ini :
Kuat
Dengan bobot yang ringan namun mampu memikul beban yang lebih berat
Awet
Walaupun pada saat pemasanganya berlangsung kasar namun masih dapat
dipergunakan
Mudah Dipasang ( sederhana )
Dengan bobot yang ringan dan ditambah sistem pengaman ( assesoris )
yang sederhana akan memudahkan dalam pemasangan
Pemasangan join pin antar frame harus bertumpu merata
Mudah dikontrol ( dipantau )
Dapat dipakai berulang – ulang
Jika terlalu tinggi dapat ditambah croos brace
Hindari terjadinya melengkung
Teratur
jika pemasangan lebih teratur dan rapi maka pekerja tidak terganggangu pada
saat bekerja atau melewati perancah terutama pada bagian bawahnya.
Diketahui :
Elevasi dasar balok +7.60, ukuran balok 40/70
Elevasi cor lantai bawah -0.05 ( rencana setelah dipasang granit ( 0.00)
Papan cor digunakan triplek tebal 15 mm
Usuk untuk landasan bodem digunakan kasau 5/7
Balok pembagi digunakan ukuran 8/12
Balok penyangga digunakan ukuran 8/12
Modul ketinggian Scaffolding Standard MM-101 = 1,700 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-108 = 1,524 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-108 A = 1,219 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-109 = 0,914 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-110 = 0,490 m
Ketinggian Base Jack dan U Jack maksimal 30 cm
Tinggi sambungan pen = 4 cm
Rencanakan susunan scaffolding !
Jawab:
Jawab :
Mancari elevasi puncak scaffolding :
- Tebal triplek = 1,5 cm
- Tinggi kasau = 7 cm
- Tinggi balok pembagi = 12 cm
- Tinggi balok penyangga = 12 cm +
Total = 32,5 cm atau 0.325 m
Jadi elevasi puncak scaffolding = + 7.60 - 0.325 = + 7.275
Tinggi total scaffolding = 0.05 + 7.275 = + 7.325
Tinggi modul normal scaffolding MM-101 = 1.70
Mencari jumlah modul = Tinggi effektif scaffolding : tinggi modul
= 7.325 : 1.70 = 4,31 modul , diambil 4 modul
Tinggi scaffolding murni = 4 x 1.70 = 6.80 m
Tinggi join pen = 3 buah x 4 cm = 0.12 m +
Tinggi scaffolding = 6.92 m
Kekurangan tinggi = +7.325 m - 6.92 m = 0.405 m
Ketinggian ini dipenuhi oleh Base Jack dan U – jack, masing-masing = 0.405
m : 2 = 0.202 m. Pemilihan ketinggian Base Jack dan U Jack tak harus sama,
bisa juga tinggi Base Jack dibuat berbeda, misal 25 cm ( ingat: tinggi
maksimal 30 cm ! ) kemudian tinggi U-Jack = 0.405 – 0.40 = 0.155 m
Susunan scaffolding menjadi :
U – Jack = 0.155 m
Scaffolding no 4 = 1.70 m
Scaffolding no 3+pen = 1.74 m
Scaffolding no 2+pen = 1.74 m
Scaffolding no 1+pen = 1.74 m
Base jack = 0.25 m
Contoh lain :
Diketahui :
Elevasi plat lantai 2 adalah + 6.95 , tebal cor plat 12 cm
Elevasi cor lantai 1 adalah + 3.45 ( rencana setelah dipasang keramik
+3.50 )
Papan cor digunakan triplek tebal 12 mm
Balok pembagi digunakan ukuran 6/10
Balok penyangga digunakan ukuran 8/12
Modul ketinggian Scaffolding Standard MM-101 = 1,700 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-108 = 1,524 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-108 A = 1,219 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-109 = 0,914 m
Modul ketinggian Scaffolding Sambungan MM-110 = 0,490 m
Ketinggian Base Jack dan U Jack maksimal 30 cm
Tinggi sambungan pen = 4 cm
Rencanakan susunan scaffolding !
Jawab :
Mancari elevasi puncak scaffolding :
- Tebal Plat cor = 12 cm
- Tebal triplek = 1,2 cm
- Tinggi balok pembagi = 10 cm
- Tinggi balok penyangga = 12 cm +
Total = 35,2 cm atau 0.352 m
Jadi elevasi puncak scaffolding = + 6.95 - 0.352 = + 6.598
Tinggi total scaffolding = + 6.598 – 3.45 = 3.148
Tinggi modul normal scaffolding MM-101 = 1.70
Mencari jumlah modul = Tinggi effektif scaffolding : tinggi modul
= 3.148 : 1.70 = 1.85 modul , diambil 1 modul
normal
dan modul tambahan
Tinggi scaffolding murni = 1 x 1.70 = 1.70 m
Misal ditambah Modul MM-109 = 0.914 m
Tinggi join pen = 1 buah x 4 cm = 0.04 m +
Tinggi scaffolding = 2,654 m
Kekurangan tinggi = +3.148 m - 2.654 m = 0.494 m
Ketinggian ini dipenuhi oleh Base Jack dan U – jack, masing-masing = 0.494
m : 2 = 0.247 m. Pemilihan ketinggian Base Jack dan U Jack tak harus sama,
bisa juga tinggi Base Jack dibuat berbeda, misal 25 cm ( ingat: tinggi
maksimal 30 cm ! ) kemudian tinggi U-Jack = 0.494 – 0.25= 0.244 m
Susunan scaffolding menjadi :
U – Jack = 0.244 m
Scaffolding MM-109 = 0.914 m
Scaffolding no 1+pen = 1.74 m
Base jack = 0.25 m +
Tinggi total = 2.654 m
-----------------------
Triplek 15 mm
Kasau 5/7
+7.60 7.607.60++7.60
Elevasi = + ?
Balok 8/12
Pelat 12 cm
Triplek 12 mm
Balok 6/10
Lantai 2, elevasi +6.95
Elevasi ?
-----------------------