STRUKTUR BAJA 4.4.1 Fabrikasi komponen struktur baja a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil 2) Baja pelat atau baja pilah b. Melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Penandaan atau pengukuran ( marking ) material baja 2) Pemotongan material baja 3) Pembuatan lubang 4) Perakitan ( fit-up ) 5) Pengelasan 6) Pengecatan c. Pelaksanaan fabrikasi komponen struktur baja 1) Tahapan-tahapan fabrikasi tersebut juga apabila fabrikasi dilakukan di lapangan. Fabrikasi di workshop mempunyai banyak kelebihan dikarenakan fasilitas di workshop umumnya lebih lengkap bila dibandingkan dilaksanakan dilapangan 2) Penandaan atau marking material baja merupakan tahap awal fabrikasi struktur baja, pengukuran dan penandaan dilaksanakan sesuai dengan shopdrawingyang sudah disetujui oleh pihak yang berwenang. Penandaan bukan hanya untuk menandai ukuran potongan baja, tetapi meliputi juga pemberian kode dari potongan untuk menghindari kesalahan dalam indentifikasi untuk perakitan ataupun untuk ereksi nantinya 3) Proses pemotongan merupakan tahap berikutnya, Banyak cara dalam proses pemotongan diantaranya dengan menggunakan api (flame cutting) yaitu pemotongan dengan menggunakan oxygen yang dicampur dengan gas metan (LPG). Pemotongan dengan metode ini paling banyak digunakan mengingat cepatnya proses pemotongan dan dapat dilakukan untuk berbagai ukuran, ketebalan dan bentuk potongan, sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaannya 4) Pembuatan lubang untuk baut merupakan tahap berkelanjutan. Lubang untuk baut pada struktur baja umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin punching, membuat lubang dengan metode ini sangat terbatas ketebalannya, AISC sendiri mensyaratkan tebal material yang dilubangi adalah diameter lubang ditambah 1/8 inc. Metode lain ialah menggunakan mesin bor, proses pembuatan lubang dengan metode ini akan lebih lama dibandingkan dengan mesin punching, Untuk menjaga keakuratan
jarak antar lubang banyak workshop yang sudah menggunakan mesin CNC (Computer numerically controlled ) 5) Material yang sudah dipotong dan dilubangi tersebut kemudian dilakukan perakitan dengan cara dilas cantum (tack weld) atau dikenal dengan proses fit-up atau assembly. Proses perakitan harus dilaksanakan lebih hati-hati harus sesuai dengan shopdrawing baik itu dimensi, orientasi ataupun jenis potongan itu sendiri, dikarenakan apabila terjadi kesalahan pada tahap ini dan material telah selesai dilas maka proses perbaikannya akan lebih sulit lagi 6) Proses pengelasan merupakan tahapan berikutnya, setelah perakitan. Proses pengelasan terdiri dari berbagai proses, umumnya proses pengelasan untuk struktur baja dengan proses SMAW (Shielded Metal Arch Welding), tetapi banyak juga yang menggunakan proses GMAW (Gas Weld Arch Welding), FCAW (Flux Cored Arch Welding ) ataupun SAW ( Sub merged Arch Welding). Proses pengelasan SMAW yang paling banyak digunakan merupakan proses pengelasan manual dengan menggunakan elektroda, busur elektroda terbentuk di antara ujung-ujung elektroda logam berlapis dan komponen baja yang akan dilas 7) Proses terakhir dari fabrikasi adalah pengecatan, hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengecatan ialah material cat yang dipakai dalam proses pengecatan itu sendiri. Tujuan dari pengecatan adalah untuk melindungi baja dari bahaya kropos disamping juga estetika d. Prosedur melaksanakan fabrikasi komponen struktur baja 1) Memahaman gambar kerja dengan cermat dan teliti 2) Melaksanaan pekerjaan pengukuran dan penandaan dengan cermat dan teliti pada material baja 3) Melaksanakan pekerjaan pemotongan dengan teliti 4) Melaksanakan pembuatan lubang dengan cermat dan teliti untuk kebutuhan perakitan 5) Melaksanakan perakitan dengan cermat dan teliti sesuai nomor urut yang telah ditentukan 6) Melaksanaan pekerjaan pengelasan dengan cermat dan teliti
4.4.2 Perakitan komponen struktur baja (1) Pemotongan komponen struktur baja
Pemotongan hanya boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak diperkenankan. Semua bekas pemotongan komponen baja harus rapih dan rata. (2) Klasifikasi sambungan komponen struktur baja 1) Sistem sambungan dan bentuk rangka baja terdiri dari : a) Tipe penyambungan antara kolom dan beam b) Tipe pengikat (bracket), las di tempat, dengan plat gusset c) Tipe sambungan antar kolom d) Tipe splice, pengelasan & dasar kolom 2) Metode penyambungan: a) Sambungan paku keling dan baut b) Sambungan baut tegangan tinggi dan c) Sambungan las. a) Sambungan dengan Paku keling dan baut mur (1) Garis tengah lubang dari pelat yang akan dikeling selalu dibuat 1mm lebih lebar dari pada diameter paku (2) Batang paku mempunyai kepala pada ujung yang satu, dan pada ujung yang lain lurus (3) Setelah batang paku dibakar hingga berwarna merah membara, kemudian paku dimasukkan ke dalam lobang pelat yang akan dikeling (4) Pada kepala paku ditahan dengan penahan yang berbentuk seperti kepala pakunya, dan ujung yang lain dipukul dengan alat pistol yang digerakkan oleh kompresor (5) Terakhir bagian yang dipukul dibentuk kepala dengan ujung pistol hingga batang paku mempunyai kepala kembar, hingga sambungan yang dikeling terikat rapat (6) Sedapat mungkin dihindari pengelingan di tempat pekerjaan yang telah didirikan di lapangan ( karena pelaksanaannya sulit), kondisi
tersebut penyelesaiannya dari bagian-bagiannya menggunakan baut mur b) Sambungan dengan las (1) Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis : Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460. (2) Energi /daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna : Untuk kawat diameter 2,6 mm -----> 3.000 Watt - 8.000 Watt Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ----------> 5.000 Watt 12000 Watt (3) Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya keruntuhan. Yang sangat penting hasil dari cara melas adalah keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan. (4) Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer) (3) Pembentukan komponen struktur baja 1) Menghilangkan lapisan karat pada pelat atau profil 2) Merubah bentuk dalam keadaan dingin atau dalam keadaan panas, seperti mendatarkan pelat-pelat, melempangkan, melengkungkan, dan menekuk batang-batang dengan menekannya diantara rol-rol atau memukulnya keras-keras 3) Menggunting atau memotong menurut ukuran 4) Mengetam dan mempres 5) Membentuk profil 6) Menggerek atau meluaskan lubang-lubang untuk paku-paku atau
baut-baut dengan sebuah mesin bor 7) Mengeling paku-paku keeling 8) Mengelas otogin dan mengelas listrik
4.4.3 Pemasangan komponen struktur baja 1) Tahapan langkah pemasangan komponen struktur baja a) Periksa peralatan bantu ereksi (tower crane/ mobile crane/ tripod, katrol/ chain block/ takel, dan kunci momen yang sudah dikalibrasi) dan gambar kerja yang telah disetujui. b) Pengangkutan material ke tempat ereksi tidak boleh menyebabkan material cacat. c) Material (baja profil, baut, mur, angkur dan kawat las) dan jumlahnya yang akan dirakit harus diperiksa. d) Periksa sambungan las baja profil. e) Periksa angkur kolom pada struktur beton harus sudah terpasang dengan tepat f) Ereksi dimulai dari pemasangan kolom-kolom yang mana angkur kolomnya sudah terpasang dengan tepat g) Kolom-kolom yang telah terpasang diikat segera dengan tie beam/ gelagar/ ring balok. h) Rafter yang telah dipasangkan harus segera diikat dengan gording/ purlin secukupnya, semua baut harus segera dipasangkan. i) Pemasangan struktur baja tambahan lain dilakukan setelah pemasangan kolom dan rafter selesai. j) Pelaksanaan lot rangka baja dilakukan sebelum pekerjaan grouting. Bila terdapat ketidakcocokan lot dan posisi as, sebainya perakitan ditunda sampai posisi as dan lot sesuai, supaya tidak terjadi puntiran material baja yang telah terpasang. k) Pengencangan angkur dan baut dilakukan setelah pengelotan.
2) Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan . Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
a) Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) b) pada kedua tumpuannya. c) Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ring balk. d) Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata. b. Pelaksanaan pemasangan komponen struktur baja sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi teknis, dan metode kerja 1) Erection kuda-kuda konstruksi baja ( span/rafter) a) Tiang Kolom menggunakan WF 300.150.6,5.9. b) Span / Rafter memakai bahan Baja WF ukuran 250.125.6.9 dilengkapi monitor pada bagian atas memakai bahan Baja WF 100.50.5.7, dibantu alat berat Crane. 2) Erection kuda-kuda rangka atap baja ringan
1) Erection kuda-kuda konstruksi baja ( span/rafter) (1) Ereksi kolom baja adalah elemen pertama dan paling penting dari proses ereksi. Kolom pelat dasar yang terhubung ke dasar menggunakan baut jangkar ditempatkan di beton sesuai gambar ereksi. Lokasi baut jangkar untuk kolom tunggal harus sesuai dengan pola lubang baut di base plate.