PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN No. Dokumen : 01.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit: 1 Oktober 2015
No. Revisi: 00
Halaman: 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. BadrulMunirJauhari
Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tepat dan sesuai kebutuhan di suatu rumah sakit serta meningkatkan penggunaan obat yang efektif dan efisien
Tujuan
Tersedianyaobatdenganmutu yang tersediadalamjenisdanjumlah sesuaikebutuhanpelayanankefarmasianbagimasyarakat membutuhkan.
Kebijakan
Seleksi obat tercantum dalam kebijakan pelayanan farmasi Rumah Sakit (SK Direktur)
Prosedur
Unit Terkait
baik, yang yang
1. Melakukan review terhadap pola penyakit, kemampuan dasar masyarakat serta kebiasaan masyarakat setempat 2. Melakukan kompilasi penggunaan obat setiap bulan 3. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang akan diadakan 4. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan memenuhi persyaratan mutu 5. Menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan dan prakiraan pembelian ke masing-masing distributor serta frekuensi pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan PBF
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN No. Dokumen : 02.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
No. Revisi : 00
Halaman : 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian
Tujuan
Kebijakan Prosedur
Unit Terkait
Pengadaan adalah proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor maupun Pedagang Besar Farmasi (PBF) Memperoleh sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku Pengadaan obat tercantum dalam kebijakan pelayanan farmasi Rumah Sakit (SK Direktur)
1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan harus telah memiliki izin edar atau nomor registrasi 2. Mencatat sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sisa persediaannya sudah sampai jumlah persediaan pada batas minimal order 3. Dalam menetapkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan selalu dengan pertimbangan penggunaan obat, harga dan kesesuaian anggaran 4. Membuat SP minimal rangkap 2 (dua) kepada masingmasing distributor dengan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan didasarkan pada data perencanaan yang telah dibuat dan data monitoring/ seleksi distributor 5. Surat Pesanan (SP) ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek 6. Untuk pesanan mengandung prekusor, psikotropika dan narkotika menggunakan surat pesanan (SP) khusus Bagian Keuangan
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN ANTAR SARANA PELAYANAN KEFARMASIAN No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 03.10.MPO.2015 00 1/1
SPO
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian
Tujuan
Kebijakan Prosedur
Unit Terkait
Pengadaan adalah proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor maupun Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan apotek lain Memperoleh sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku melalui pengadaan antar apotek Pengadaan obat tercantum dalam kebijakan pelayanan farmasi Rumah Sakit (SK Direktur)
1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan harus telah memiliki izin edar atau nomor registrasi 2. Mencatat sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sisa persediaannya kosong 3. Membuat SP minimal rangkap 2 (dua) kepada masingmasing distributor dengan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan didasarkan pada data perencanaan yang telah dibuat dan data monitoring/ seleksi distributor 4. Surat Pesanan (SP) ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek 5. Untuk pesanan mengandung prekusor, psikotropika dan narkotika menggunakan surat pesanan (SP) khusus Bagian Keuangan
PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN No. Dokumen : 04.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit: 1 Oktober 2015
No. Revisi: 00
Halaman: 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian Tujuan
Kebijakan Prosedur
Unit Terkait
Penerimaan adalah kegiatan atau proses serah terima sediaan farmasi dan alat kesehatan dari distributor (PBF) 1. Tersedianya data dan informasi yang akurat secara teratur 2. Terlaksananya pelaporan data yang teratur 3. Digunakan untuk perencanaan kebutuhan secara periodik 4. Pelaksanaan dan pengawasan sediaan farmasi dan alat kesehatan Pencatatan obat tercantum dalam kebijakan pelayanan farmasi Rumah Sakit (SK Direktur) 1. Memeriksa legalitas faktur dan surat jalan. Antara lain mencakup: identitas apotek pemesan dan identitas distributor 2. Mencocokkan faktur dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima. Mencakup: kesesuain nama sediaan farmasi dan alat kesehatan, jumlah, kebenaran harga, keutuhan kemasan, kebenaran label, tanggal kadaluwarsa . Apabila sudah sesuia, baru disimpan. 3. Memberi paraf dan stampel pada faktur penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan 4. Menginformasikan kepada distributor apabila terjadi ketidaksesuaian agar diperbaiki 5. Mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi dan alat kesehatan
PBF
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN No. Dokumen : 05.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
No. Revisi : 00
Halaman : 1/2
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian Tujuan
Kebijakan Prosedur
Penyimpanan adalah kegiatan pengamanan terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin 1. Menjamin sediaan farmasi di Rumah Sakit tersimpan ditempat yang aman terhindar dari kerusakan, kehilangan dan pencurian 2. Mempertahankan kualitas sediaan farmasi selama penyimpanan 3. Mangatur sediaan farmasi supaya pencarian lebih mudah dan cepat 4. Pengawasan stock sediaan farmasi Penyimpanan obat tercantum dalam kebijakan pelayanan farmasi Rumah Sakit (SK Direktur)
1. Faktur yang telah dicek disalin dalam buku dan komputer dengan menuliskan nama distributor, tanggal faktur, tanggal barang datang, nama sediaan farmasi, jumlah, bentuk sediaan, harga, discount, no batch, tgl kadaluwarsa dan penerima barang 2. Menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima sesuai dengan suhu penyimpanan untuk obat dibedakan antara paten, generik secara alfabetis dan dipisah antara oral, injeksi, topikal, infus/cairan dan syrup 3. Ada 2 tempat penyimpanan obat (gudang) untuk sediaan farmasi yang slow moving semua stock dialmari dibawah stock untuk pelayanan sedangkan untuk sediaan farmasi fast moving sebagian di simpan di gudang farmasi. Sedangkan untuk alkes yang membutuhkan tempat luas disimpan di gudang farmasi 4. Penyimpanan di gudang farmasi berdasarkan abjad/ alfabetis 5. Penyimpanan berdasarkan prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk-pertama keluar dan FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluwarsa-pertama keluar); Dan harus dicatat dalam karti persediaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan. 6. Stok obat oral ditulis setiap masuk dan keluar dalam satuan box 7. Penyimapanan untuk obat psikotropik dan narkotika ditempatkan pada tempat terpisah dengan almari selalu tertutup berpintu rangkap 2
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN No. Dokumen : 05.MPO.10.2015
SPO
No. Revisi : 00
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
Prosedur
Unit Terkait
8. Pengeluaran atau penambahan untuk psikotropika dan narkotika ditulis dalam satuan terkecil tablet, kapsul atau ampul 9. Penyimpanan obat/cairan berkonsentrat tinggi di tempatkan pada almari tersendiri dan dicatat setiap pemasukan dan pengeluarannya 10. Untuk Obat yang memerlukan penyimpanan suhu rendah dimasukkan kedalam kulkas 11. Untuk obat yang ED dan mendekati ED ditempatkan pada tempat terpisah 12. Pengecekan suhu dilakukan setiap hari oleh petugas untuk menghindari kerusakan obat IPFRS
PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN No. Dokumen : 06.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit : 1 oktober 2015
No. Revisi : 00
Halaman : 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian Tujuan
Kebijakan Prosedur
Unit Terkait
Pendistribusian adalah proses penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan agar sampai kepada pasien 1. Menjamin penyaluran secara tepat dan teratur agar dapat diperoleh yang dibutukan pada saat diperlukan 2. Menghindari kesalahan dan penyalahgunaan 3. Menjamin mutu agar dapat digunakan secara aman dan efektif sesuai tujuan penggunaan 4. Menjamin penyimpanan yang aman dan sesuai kondisi yang dipersyaratkan Pendistribusian obat tercantum dalam kebijakan pelayanan farmasi Rumah Sakit (SK Direktur)
1. Memastikan sediaan yang diambil dari tempat persediaan benar dan sesuia dengan resep yang diterima 2. Memeriksa dengan teliti label sediaan seperti nomor batch dan tanggal kadaluwarsa 3. Memindahkan sediaan farmasi dilakukan secara FIFO dan FEFO 4. Memastikan bahwa bagian strip yang terpotong memuat nomor batch dan tanggal kadaluwarsa pada saat memotong strip Perhatian: - Hati-hati saat memotong strip, karena terlebihan memotong dapat berakibat strip bocor - Jangan menyimpan sediaan farmasi dalam satu wadah dengan kekuatan yang berbesda Paramedis
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN YANG TELAH KADALUWARSA No. Dokumen : 07.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit: 1 Oktober 2015
No. Revisi : 00
Halaman: 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian Tujuan
Kebijakan
Pengeloaan adalah kegiatan perlakuan terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatn yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak ataupun mutunya sudah tidak memenuhi standart 1. Melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan obat atau perbekalan kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan 2. Menghindari pembiayaan seperti biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan atas obat sudah tidak layak untuk digunakan 3. Menjaga keselamatan kerja dan menghindari diri dari pengotoran lingkungan Farmasi melakukan pengelolaan rutin sediaan farmasi dan alat kesehatan yang kadaluarsa.
Prosedur
Unit Terkait
1. Obat dan perbekalan farmasi yang terpaksa ED ditempatkan pada wadah tersendiri terpisah dari ruang pelayanan (gudang) 2. Semua obat dan perbekalan farmasi yang ED dicatat dalam buku 3. Memberi label ED (kadaluwarsa) pada box (kardus) khusus 4. Menunjuk petugas yang bertanggungjawab mengelola komoditi ini. 5. Melakukan pemusnahan komoditi sesuai tata cara yang berlaku IPFRS
PELAYANAN OBAT PERMINTAAN BIDAN No. Dokumen : 08.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit: 1 Oktober 2015
No. Revisi : 00
Halaman : 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian Tujuan
Pelayanan obat permintaan bidan adalah permintaan obat oleh bidan untuk pelaksanaan pelyanan KB dan kebidanan Melaksanakan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari bidan untuk obat-obat tertentu.
Kebijakan
Penyediaan obat melalui unit farmasi disesuaikan dengan formularium rumah sakit.
Prosedur
1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan permintaan obat yaitu nama bidan, nomor ijin praktek, alamat, tanggal penulisan permintaan obat, tanda tangan bidan serta nama dan alamat pasien 2. Menyiapkan obat permintaan bidan dengan melihat kesesuaian jenis obat dan jumlah obat 3. Mengarsipkan terpisah surat permintaan dari bidan 4. Obat-obat yang dapat dilayani dengan permintaan bidan antara lain: - Vaccine - Sedativa - Antibiotika - Uterotonika - Koagulantia - Glyserin - Cairan infus - Obat luka - Cairan disinfectan - Obat penanganan asphiksia pada bayi baru lahir Poliklinik Obstetri Ginekologi, Kamar Bersalin
Unit Terkait
PENANGANAN OBAT KEMBALIAN DARI PASIEN No. Dokumen : 09.MPO.10.2015
SPO
Tanggal Terbit: 1 oktober 2015
No. Revisi: 00
Halaman: 1/1
Disahkan Oleh: Direktur, dr. Badrul Munir Jauhari
Pengertian
Tujuan
Kebijakan Prosedur
Unit Terkait
Penanganan adalah kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin terutama untuk obat kembalian dari pasien 1. Menghindari dari kerusakan obat 2. Menghindari dari kehilangan obat 3. Menghindari dari kesalahan minum obat 4. Meminimalkan sediaan farmasi dan alat kesehatan kadaluwarsa Farmasi menerima pengembalian obat sesuai dengan prosedur.
1. Memastikan sediaan farmasi yang dikembalikan berasal dari Puskesmas/ Apotek/ RS dengan menunjukkan tanda bukti pembelian 2. Menanyakan kepada pasien alasan pengembalian sediaan farmasi yang telah dibeli 3. Memeriksa apakah sediaan farmasi yang dikembalikan kondisinya masih baik dan bebas dari berbagai kerusakan 4. Penggantian atas pengembalian sediaan farmasi ditetapkan oleh apoteker penanggungjawab. Farmasi