dr. Edy Ariston Lubis, Sp.M, M.Sc Penolakan pengobatan merupakan suatu keputusan pasien PENGERTIAN
atau
keluarga
untuk
memberikan
suatu
penolakan terhadap pengobatan setelah pasien atau keluarga tersebut mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung jawab selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Bethesda serukam. 1. Agar dijadikan acuan bagi seluruh kesehatan Serukam
di
Rumah
dalam
Sakit
melakukan
Umum
tenaga Bethesda
ketentuan
tentang
penolakan tindakan pengobatan 2. Memberikan gambaran mengenai hak pasien dan keluarga dalam hal penolakan pengobatan.
TUJUAN
3. Seluruh tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Bethesda
Serukam
memahami
dan
mengerti
bahwa semua petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Bethesda
Serukam
harus menghormati
semua keputusan pasien atau keluarga dalam hal penolakan pengobatan. KEBIJAKAN
1.
Undang – Undang
No. 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2.
Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.
4.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
No.
755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medis di Rumah Sakit. PROSEDUR
1. Pasien a. Jika pasien belum dewasa atau tidak sehat akalnya maka yang berhak memberikan penolakan pengobatan adalah orangtua, keluarga, wali. b. Bila pasien sudah menikah suami atau istri tidak diikutsertakan dalam penolakan, pasien harus memberikan penolakan sendiri. c. Apabila pasien sesudah menerima informasi tetap menolak pengobatan yang akan dilakukan oleh tim medis, maka penolakan tersebut harus dilakukan secara tertulis. Akibat dari penolakan pengobatan tersebut menjadi tanggungjawab pasien. d. Pasien dapat menarik kembali (dicabut) setiap saat persetujuan yang diberikan kecuali pengobatan yang sudah dilaksanakan dan tidak 6
mungkin lagi dibatalkan. Yang boleh menarik kembali persetujuan adalah anggota keluarga pasien, atau yang lainnya yang berkedudukan hukum sebagai wali. e. Penarikan atau pencabutan persetujuan harus diberikan secara tertulis dengan f.
menandatangani format penolakan pengobatan. Bila pasien tetap menolak diberikan pengobatan setelah dijelaskan kembali tentang tujuan pengobatan serta risiko bila pengobatan tidak dilaksanakan maka perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melaporkan kepada dokter yang menberikan
instruksi pengobatan tersebut. 2. Dokter atau Tim medis a. Memberikan informasi tentang tindakan atau pengobatan
yang
akan
dilakukan
bisa
didelegasikan tetapi tanggung jawab tetap ada pada dokter pemberi delegasi. b. Dokter memberikan batasan minimal informasi yang selayaknya diberikan kepada pasien, yaitu:
-
Diagnosis dan tata cara tindakan medis
-
Tujuan tindakan medis yang dilakukan
-
Alternatif tindakan lain dan risikonya
-
Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
c. Dokter
mengecek
kembali
informasi
kepada
pasien, apakah pasien telah mengerti tentang informasi yang diberikan. d. Bila pasien tetap menolak diberikan pengobatan setelah
dijelaskan
kembali
tentang
tujuan
pengobatan serta risiko bila pengobatan tidak dilaksanakan
maka
perawat
wajib
mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melaporkan kepada dokter yang menberikan instruksi pengobatan tersebut.
UNIT TERKAIT
Pimpinan RS DPJP Staf perawat Rekam medis Petugas farmasi