STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHAT KESEHATAN AN PROGRAM INDONESIA I NDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKA PENDEK ATAN KELU KELUARGA ARGA (PIS-PK) ( PIS-PK) GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN SEKRETARIS JENDERAL SEKRETARIS KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN SEKRETARIS JENDERAL SEKRETARIS KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PENYEBAB KEMATIAN KEMATIAN IBU DI INDONESIA TAHUN 2015
JUMLAH KEMATIAN KEMATIAN IBU DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2016
5118 4662
5019 4986
4925
4809
Hipertensi; 1238; 20%
Pendarahan ; 1471; 24%
Infeksi 289 5%
4340 Lain-Lain; 1340; 22%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Lap Rutin Kesehatan Ibu 2010 - 2016
Per 6 feb 2017
Pendarahan ; 1471; 24%
Gangguan Sistem Peredaran Darah 318 5%
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2016
PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2015
28142 22792
23703 27656 22734
SEPSIS; 1514; 6%
22267
ASIFIKSIA; 6129; 25%
17037 LAIN-LAIN; 5088; 21%
KELAINAN BAWAAN; 2421; 10%
TETANUS NEONATRUM 84 0%
BBLR; 9249; 38%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Lap Rutin Kesehatan 2010 - 2016 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
5
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 9 Provinsi Kematian Ibu Terbanyak Tahun 2015
9 Provinsi Kematian Neonatus Terbanyak Tahun 2015
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
6
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
8 Propinsi Mengalami Kenaikan Jumlah Kematian Ibu 2015 – 2016: 1. Maluku 2. Sulawesi Selatan 3. Sulawesi Tenggara 4. DI Yogyakarta 5. DKI Jakarta 6. Gorontalo 7. Jawa Timur 8. Jambi
Laporan Rutin Kesehatan Ibu 2010 - 2016 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
7
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KAB/KOTA DENGAN > 80% BAYI USIA 0-11 BULAN MENDAPATKAN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL) TAHUN 2016
Cakupan IDL ≥80% : 396 Kab/Kota, Cakupan IDL <80%-60% : 65 Kab/Kota Cakupan IDL <60% : 53Kab/Kota SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
8
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU • •
Tahun 1990: PENYAKIT INFEKSI (ISPA, TB, Diare) menjadi penyebab kematian dan kesakitan Sejak Tahun 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan
PERINGKAT
TAHUN 1990
TAHUN 2010
TAHUN 2015
1
ISPA
1
Stroke
1
Stroke
2
Tuberkulosis
2
Tuberkulosis
2
Kecelakaan Lalin
3
Diare
3
Kecelakaan Lalin
3
Jantung Iskemik
4
Stroke
4
Diare
4
Kanker
5
Kecelakaan Lalin
5
Jantung Iskemik
5
Diabetes Melitus
6
Komplikasi Kelahiran
6
Diabetes Melitus
6
Tuberkulosis
7
Anemia Gizi Besi
7
Low Back Pain
7
ISPA
8
Malaria
9
ISPA
8
Depresi
13
Jantung Iskemik
12
Komplikasi Kelahiran
9
Asfiksia dan Trauma Kelahiran
10
Penyakit Paru Obstruksi Kronis
16
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014) Diabetes Melitus 26 Malaria SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
9
JUMLAH KASUS TB YANG TERNOTIFIKASI VS ESTIMASI INSIDENSI 1200
1.000.000
Insidensi
1000 800
680.000
600
68%
Missing case
400
324.000
Notifikasi Kasus 200 Mortalitas 0 0 9 9 1
1 9 9 1
2 9 9 1
3 9 9 1
4 9 9 1
5 9 9 1
6 9 9 1
7 9 9 1
8 9 9 1
9 9 9 1
0 0 0 2
1 0 0 2
2 0 0 2
3 0 0 2
4 0 0 2
5 0 0 2
6 0 0 2
7 0 0 2
8 0 0 2
9 0 0 2
0 1 0 2
1 1 0 2
2 1 0 2
3 1 0 2
4 1 0 2
Sumber : National Pravelens Survey 2013-2014
10
Beban HIV di Indonesia Estimasi jumlah ODHA Dewasa 2012 : 591.823
29.037
Jumlah Kasus HIV 21.591
5.239
859
s.d. 2005
7.195 3.680
2006
10.362 6.048 4.828
2007
5.298
2008
9.793 6.744
7.470
32.711 30.935
27.963
21.031 21.511
8.279
10.862
11.741 7.963
7.185 3.679
2009
2010
2011
2012
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
2013
2014
2015
2016* 11
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 50
PREVALENSI TEKANAN DARAH TINGGI PADA USIA 18+ TAHUN
40 30
32,4% 31,7% 25,8%
TARGET 2019 : 23,4%
20 7,2%
10
9,5%
12,9%
0,4% 0,7%
0 pengukuran
diagnosis nakes
3,9%
minum obat
RKD 2007 RKD 2013 Sirkesnas 2016 *) pengukuran untuk umur 18+ tahun **) diagnosis oleh nakes dan minum obat pada umur 15+ tahun berdasarkan wawancara 12 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 30,0
PREVALENSI MEROKOK PADA POPULASI UMUR 10 –18 TH MENURUT RISKESDAS 2013 & SIRKESNAS 2016
25,0 20,0
15,0
Target tahun 2019: 5,4
17,2% 14%
10,0
7,2%
8,8%
5,0
0,2%
0,0 Laki-laki
0,2%
Perempuan RKD 2013
Total
Sirkesnas 2016
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
13
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PREVALENSI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS PADA PENDUDUK DEWASA USIA > 18 TAHUN %
%
100
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80 60 40
13,3 12,8
15,4 20,7
20 0 Lebih Riskesdas 2013
Obesitas
46,4 18,5
Perkotaan
Sirkesnas 2016
Obestitas Merupakan Indikator Proxi untuk DM
36,9
29,5
Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Baseline Riskesdas 2013 : Lebih 13,3% + Obesitas 15,4% = 28,7% Sirkesnas 2016 : Lebih 12,8%+ Obesitas 20,7% = 33,5%
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
14
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN TREND PREVALENSI STATUS GIZI BALITA (PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016 )
35
28,9 29
30
27,5
Prevalensi Baduta stunting: 21.7%
25 20
19,3 18,8
17,8
15
11,8 11,9 11,1
10
5,5 5,3 4,3
5 0
Gizi Kurang
Pendek
Kurus
Tahun 2014 : 134 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 39.168 balita Tahun 2015 : 496 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.523 balita Tahun 2016 : 514 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.085 balita SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
Gemuk 2014
2015
2016 15
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT BERDASARKAN DALYs
1990 Infeksi pernafasan bawah Penyakit diare Keadaan yang timbul pada periode perinatal Depresi mayor unipolar Penyakit jantung iskemik Penyakit serebrovaskular
2020 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
Penyakit jantung iskemik Depresi mayor unipolar Kecelakaan lalu lintas Penyakit serebrovaskular Penyakit paru obstruktif kronik Infeksi pernafasan bawah
Estimasi WHO: tahun 2030 depresi menjadi penyebab utama beban penyakit no.1
16
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DI INDONESIA •
Gangguan mental emosional –
•
gejala-gejala depresi dan anxietas pada usia ≥15 tahun sebesar 6% atau sebesar >10 juta jiwa;
Gangguan jiwa berat (psikosis) –
gejala-gejala psikosis sebesar 1.7/1000 atau sebesar >400.000 jiwa.
–
14,3% (>57.000) dari penduduk dengan psikosis mengatakan pernah dipasung.
S umber: R is et K es ehatan Dasar 2013 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
17
388 (78 %) kabupaten/kota : risiko tinggi
109 (22 %) kabupaten/kota : risiko sedang
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
18
RESPON KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
TIDAK TERCAPAI
Per tanggal 5 Januari 2017
HAMPIR TERCAPAI SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
TERCAPAI 19
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
20
PERUBAHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) •
•
•
•
Angka Kematian Ibu, Anak dan Gangguan Gizi menurun namun belum mencapai target Penyakit Menular (TB dan AIDS) masih belum dapat dikendalikan secara optimal Penyakit Tidak Menular (Hipertensi dan DM), Gangguan Jiwa dan risiko karena merokok terus meningkat Respon bencana kesehatan yang perlu ditingkatkan
Prov/Kab/Kota menjadi ujung tombak didalam penanganannya
Perlu upaya yang “continue” dan “focus” dalam penanganan dilapangan melalui pendekatan life cycle
Harus menjangkau “semua” sasaran sehingga harus menjadi SPM SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
Perubahan SPM dari 22 Indikator menjadi 12 Jenis Pelayanan
21
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
DASAR HUKUM Amanat Pasal 18 ayat (3) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal diatur dengan peraturan pemerintah.
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: 1. Pendidikan; 2. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; 3. Kesehatan; 4. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan masyarakat; 5. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; 6. Sosial.
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
22
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
UU 32 tahun 2004
Pasal 167 ayat 3: Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan.
Pasal 13 ayat 1: 15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar
Ditetapkan dengan Peraturan Menteri oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
UU 23 tahun 2014
Pasal 1 ayat 17: Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
Pasal 12 ayat 1: 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar
Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
23
PRINSIP STANDAR PELAY PELAYANAN MINIMAL MI NIMAL (SPM)
1
Merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu secara universal
2
Pemenuhan kebutuhan dasar dapat dipenuhi sendiri oleh warga negara, atau oleh pemerintah daerah
3
Merupakan pelayanan dasar yang menjadi kewenangan daerah provinsi maupun kabupaten/k kabupaten/kota ota
5
6
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
Merupakan kewajiban bagi pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota untuk menjamin setiap warg warga a negara memperoleh kebutuhan dasarnya Tanggung jawab Pemda berlaku secara nasional 24
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN
Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tujuan untuk dilaksanakan secara dini
Tuntutan publik
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
25
SPM KESEHATAN DAERAH PROVINSI (USULAN) NO
JENIS LAYANAN DASAR
MUTU LAYANAN DASAR
1
Pelayanan kesehatan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi
2
Pelayanan kesehatan kesehatan bagi Sesuai standar penduduk pada kondisi pelayanan pada kejadian luar biasa kondisi KLB provinsi
Sesuai standar pelayanan penanggulangan krisis kesehatan
PENERIMA LAYANAN DASAR
PERNYATAAN STANDAR
Penduduk yang terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi
Setiap penduduk yang terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi mendapatkan pelayanan sesuai standar
Penduduk pada kondisi KLB provinsi
Setiap penduduk pada kondisi KLB provinsi mendapatkan pelayanan sesuai standar
SPM Kesehatan untuk Provinsi dan Kab/kota sedang dalam taraf finalisasi menjadi Peraturan Pemerintah bersama sama sengan SPM kementerian lain Pernyataan Standar, Pengertian, DO, Rumus penghitungan, Target, Target, langkah, teknik tek nik penghitungan dan Monev tentang SPM ada dalam Permenkes 43/2016 43/ 2016 tentang SPM 26
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA NO
JENIS LAYANAN DASAR
MUTU LAYANAN DASAR
PENERIMA LAYANAN DASAR
1
Pelayanan Sesuai standar kesehatan ibu hamil pelayanan antenatal.
2
Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3
Pelayanan Sesuai standar kesehatan bayi baru pelayanan kesehatan Bayi baru lahir. lahir bayi baru lahir.
4
Pelayanan kesehatan balita
Ibu hamil.
Sesuai standar Ibu bersalin. pelayanan persalinan.
Sesuai standar pelayanan kesehatan Balita. balita. SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
PERNY PERN YATAAN STANDAR Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. standar. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. standar. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. 27
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA NO
JENIS LAYANAN DASAR
MUTU LAYANAN DASAR
PENERIMA LAYANAN DASAR
5
Sesuai standar Pelayanan skrining kesehatan kesehatan pada usia usia pendidikan pendidikan dasar dasar.
6
Pelayanan Sesuai standar kesehatan pada usia skrining kesehatan produktif usia produktif.
7
Pelayanan Sesuai standar kesehatan pada usia skrining kesehatan lanjut usia lanjut.
8
Pelayanan Sesuai standar Penderita kesehatan penderita pelayanan kesehatan hipertensi. hipertensi penderita hipertensi.
PERNYATAAN STANDAR
Setiap anak pada usia Anak pada usia pendidikan dasar pendidikan dasar. mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Setiap warga negara Warga Negara Indonesia usia 15 s.d. 59 Indonesia usia 15 tahun mendapatkan skrining s.d. 59 tahun. kesehatan sesuai standar. Setiap warga negara Warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke Indonesia usia 60 atas mendapatkan skrining tahun ke atas. kesehatan sesuai standar. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
28
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA JENIS LAYANAN DASAR Pelayanan kesehatan 9 penderita Diabetes Melitus Pelayanan Kesehatan 10 orang dengan gangguan jiwa berat
NO
11
12
MUTU LAYANAN DASAR
PENERIMA LAYANAN DASAR
Sesuai standar pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus.
Penderita Diabetes Melitus.
Sesuai standar pelayanan kesehatan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat.
Pelayanan kesehatan orang dengan TB
Sesuai standar pelayanan kesehatan TB.
Orang dengan TB.
Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
Orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, Sesuai standar pasien IMS, mendapatkan pemeriksaan waria/transgender, HIV. pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan).
PERNYATAAN STANDAR Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar. 29
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN
30 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
CIRI SPM BIDANG KESEHATAN
Merupakan pelayanan yang diberikan di tingkat primer Melibatkan lintas sektor dan masyarakat/swasta, untuk mencapai cakupan maksimal, tidak mungkin sendiri Harus cakupan total (Univesal Coverage) Menggunakan sumber daya daerah dan kebijakan Pemda Perlu menggunakan Pendekatan keluarga dan Germas SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
31
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN DG PKS
KEGIATAN
OUTPUT
Integrasi program kesehatan di Puskesmas SDM Kesehatan di Puskesmas melalui: 1.Pelatihan Manajemen Puskesmas. 2.Pelatihan untuk Pembina Keluarga. 3.Pelatihan Teknis/Intervensi Program. 1. Pembiayaan dengan BOK, kapitasi dll 2. Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM 3. Pelaksanaan JKN/Jamkesda 4. Integrasi kegiatan PKH, Jampersal untuk menjangkau sasaran Ibu, anak
Meningkatkan sumber daya di Puskesmas untuk Pencapaian SPM
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjangkau fasilitas Kesehatan 32
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN POLITIK, HUKUM, EKONOMI, SOSIAL, AGAMA, BUDAYA, FISIK, BIOLOGI, ILMU DAN TEKNOLOGI
Upaya Kesehatan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat
Status Kesehatan Masyarakat
SPM
Manajemen dan Informasi Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan
PENDEKATAN KELUARGA
Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan
*PERPRES 72/2012 SKN; PMK 36/2016 PDKT KELUARGA; PMK 46/2016 SPM KES SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
SDM Kesehatan
33
UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN PERAN PUSAT Meningkatkan promotif-preventif terutama dalam Imunisasi dasar serta deteksi dini berbagai penyakit Mendukung peningkatan infrastruktur Membantu distribusi SDM Membantu peningkatan kapasitas Mendorong peran lintas sektor 34 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
KEWAJIBAN KEPALA DAN WAKIL KEPALA DAERAH Salah satu Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah : “
(pasal 67 UU No. 23 Tahun 2014) Melaksanakan Program Strategis Nasional
”
Yang dimaksud dengan adalah program yang Program Strategis Nasional ditetapkan presiden sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan msyarakat NAWA CITA PRESIDEN JOKO WIDODO Poin nomor 5 (lima) :
…..akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui.....layanan kesehatan masyarakat......”
“
35 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
SANKSI KEPALA DAN WAKIL KEPALA DAERAH
Kepala daerah dan/atau wakil kepala Daerah yg tidak melaksanakan Program Strategis Nasional dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk Gubernur dan/atau wakil Gubernur serta oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat untuk Bupati dan/atau Wakil Bupati atau Walikota dan/atau Walikota
Dalam hal teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan
Dalam hal Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah telah selesai menjalani pemberhentian sementara, tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan diberhentikan sebagai Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah
(Pasal 68 UU No. 23 Tahun 362014)
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
SPM DAN RESOLUSI RAKERKESNAS
37 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017C
GAMBARAN BASELINE KEKUATAN DAN KELEMAHAN SISTEM UPAYA KESEHATAN NASIONAL DALAM RESOLUSI RAKERKESNAS TAHUN 2016 PER PROVINSI
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
39
Upaya Kesehatan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pembiayaan Kesehatan
RESOLUSI RAKERKESNAS
SDM Kesehatan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
40
Matriks Resume Pemetaan Subsistem SKN Tiap Provinsi
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
41
KONSEP RAKERKESNAS 2017 A. Sektor Kesehatan telah memiliki baseline, dan pemetaan situasi dan kondisi pada setiap subsistem SKN di 34 Provinsi; B. Teridentifikasinya kekuatan dan kelemahan proses pembangunan kesehatan disetiap Provinsi, Kabupaten/Kota melalui pendekatan Sistem Kesehatan Nasional 1. Agenda pembahasan dapat lebih fokus pada upaya penguatan sesuai hasil pemetaan tiap Sub Sistem Kesehatan Nasional. 2. Memperhatikan kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota sesuai UU 23/ 2014 tentang Pemerintah Daerah 3. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat Tujuan Akhir : Meningkatnya Indeks Keluarga Sehat dengan perluasan cakupan wilayah secara bertahap MINIMAL: Tahun 2017 ( 2.926 Puskesmas), 2018 (5.852 Puskesmas) dan 2019 (9.754 Puskesmas) 514 kabupaten/ kota di 34 Provinsi beserta Peningkatan Peran Lintas Sektor dan Masyarakat 42 SEKRETARIS JENDERAL untuk RAKERKESNAS 2017
PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
43
KONSEP PIS-PENDEKATAN KELUARGA
44 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA 2015-2019
Pilar 1. Paradigma Sehat Program • Promotif – preventif sebagai landasan pembangunan kesehatan • Pemberdayaan masyarakat • Keterlibatan lintas sektor
PENDEKATAN KELUARGA
Pilar 2. Penguatan Yankes Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk )
Pilar 3. JKN Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI
Tanda kepesertaan
KIS
D
KELUARGA SEHAT
T P K
45 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PENGERTIAN PENDEKATAN KELUARGA
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga
ber Foto: achmad fiqqy fierly
Tujuan Pendekatan Keluarga: 1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif 2. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota dan SPM Provinsi 3. Mendukung pelaksanaan JKN 4. Mendukung tercapainya program indonesia sehat
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari data & informasi dari profil kesehatan keluarga
46 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
ENAM (6) PRINSIP PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
1
PARADIGMA SEHAT
2
PERTANGGUNGJAWABAN WILAYAH
3
KEMANDIRIAN MASYARAKAT
4
PEMERATAAN
5
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
6
KETERPADUAN & KESINAMBUNGAN 47 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PELAYANAN PUSKESMAS
DALAM GEDUNG (UKP)
TATANAN SEHAT IBU HAMIL PELAYANAN TERINTEGRASI
BAYI BALITA
KUNJUNGAN KE RUMAH (UKM)
PELAYANAN MENGIKUTI SIKLUS HIDUP
UKBM REMAJA LAIN-LAIN
MASYARAKAT SEHAT
KELUARGA Tatanan Sehat: Perilaku sehat di sekolah, tempat kerja, tempat bermain, tempat umum, tempat ibadah dan Fasyankes.
49
PENTAHAPAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
470 PUSKESMAS , 64 Kab/Kota 9 Prov 4 Puskesmas 4 Kab/Kota 4 Prop
2926 Puskesmas, 34 Prov, 514 Kab/Kota
5852 Puskesmas, 34 Prov, 514 Kab
9754 Puskesmas, 34 Prov 514 Kab
2018
2019
2017 2016
2015
Kab/Kota dapat mengembangkan sendiri PIS-PK diluar lokus Puskesmas tahun 2017 karena pelatih sudah tersedia di 34 Propinsi dan 514 kab/kota
50 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
Kaltara: 14
Aceh : 213 Medan : 285
Sulut : 42
Maluku Utara: 16 Riau : 84
Kaltim: 47
Kalbar: 64
Gorontalo : 12
Kep. Riau: 49 Kalteng: 25
Sumbar : 103
Sulbar : 11
Babel : 28
Jambi : 67 Palembang : 104 Bengkulu : 45
Papua : 35
Papua Barat : 17 Sulteng : 79
Maluku : 16
Sulsel : 135
Kalsel: 69 Lampung : 111
DKI Jakarta : 85 Jawa Tengah: 301 Banten : 63 Jawa Timur : 360 NTB : 86 Jawa Barat : 210 DIY : 29 Bali : 51
Sultra: 32
NTT : 37
51
IMPLEMENTASI (INPUT-PROSES-OUTPUT)
52 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
REGULASI, JUKNIS PEDOMAN, KURMOD
SOSIALISASI, KOORDINASI
DUKUNGAN DANA
REKRUITMENT SDM
PENCETAKAN FORMULIR, BLANKO
PENYIAPAN PC, TABLET, SOFTWARE PERLENGKAPAN PENDATAAN.
PENYIAPAN ALAT/ KIT PUSKESMAS
53 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
1
2
3
PELATIHAN
PENDATAAN & INFO KESEHATAN
ANALISIS DATA KELUARGA & IINTERVENSI
Materi Pelatihan, a.I PISDPK
PENDATAAN
Manajemen Puskesmas
Input Data Keluarga, PINKESGA, Mengolah Data, Tabulasi Data,
MANAGEMEN PUSKESMAS
Analisis Masalah E-aplikasi, Manual/Formulir
Perencanaan: RUK RPK Pelaksanaan Intervensi
APLIKASI KS
Prioritas Pemecahan Masalah Lokmin Bulanan, Triwulan
Wasdal dan Penilaian Tenaga Pembina Keluarga, Tenaga Teknis, Tenaga pengolah Data, Tenaga Managemen PKM
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
ANALISIS DATA KELUARGA
54
NASIONAL
PROVINSI
KAB / KOTA
KECAMATAN PUSKESMAS
2019
KELURAHAN / DESA
9.754 PKM
KELUARGA
55 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
POLA KEPEMIMPINAN P1
PERSIAPAN
Sosialisasi dan pengorganisasian
KUNJUNGAN RUMAH
INPUT DATA PADA FORM TERCETAK ATAU ELEKTRONIK (APLIKASI)
PENYUSUNAN RUK SECARA EVIDANCE BASED PENDEKATAN KELUARGA DENGAN TETAP MELIHAT DATA2 PROGRAM
P2
P3
IMPLEMENTASI INTERVENSI PERMASALAHAN YG SDH DISEPAKATI SBG PRIORITAS MASALAH
PENGAWASAN, PENGENDALIAN & PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS, PERUBAHAN IKS PADA LEVEL KELUARGA SAMPAI LEVEL PUSKESMAS
Kunjungan Rumah Tabulasi & analisis Triangulasi & Analisis Lokmin bulanan dan atau Promkes tribulanan Intervensi Awal 56 P1 : Perencanaan P2: Pengerakan Pelaksanaan P3: Pengawasan Pengendalian dan Penilaian DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
Strategi Pelaksanaan Pendataan Pendekatan Keluarga Pelaksanaan pendekatan keluarga di Puskesmas, fokus pada penyelesaian satu per satu desa di wilayah kerjanya. Setelah satu desa diselesaikan pendataan sampai tahap intervensi kemudian dapat menjadi contoh untuk dimulainya pendataan di desa lainnya sampai selesai intervensi Pelaksanaan dengan strategi fokus satu persatu tersebut menjadi lesson learned sehingga di desa selanjutnya diharapkan menjadi lebih baik dan optimal.
58 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
59 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PERAN PUSAT PENYIAPAN
KEBIJAKAN/ PEDOMAN/ MATERI AWAL: - PEDOMAN & JUKNIS - KURIKULUM & MODUL PELATIHAN - PROKESGA (TERCETAK & ELEKTRONIK) - SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN - DLL
KOORDINASI & BIMBINGAN:
RAKERKESNAS, BINWIL TERPADU, DLL
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA PENYEDIAAN DANA SECARA BERTAHAP, TERUTAMA UTK: - KELENGKAPAN SARANA & PRASARANA PUSKESMAS - PELATIHAN TENAGA KESEHATAN (TOT) - BIAYA OPERASIONAL
PEMANTAUAN & PENGENDALIAN: SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN,
- PENGHITUNGAN INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS) UTK KOMPETISI SEHAT - (BENCHMARKING) TK. NASIONAL DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
60
PERAN PROVINSI
1.
2.
Melakukan PELATIHAN TOT (Teknis Program & Manajemen Puskesmas) berkoordinasi dengan Kemenkes dan Bapelkes Provinsi Menyediakan sumber daya lain : SARPRAS dan ALAT PENDUKUNG, dll di Puskesmas
EVALUASI
PELAKSANAAN
PERSIAPAN
Melakukan PENGOLAHAN DATA keluarga sehat di tingkat provinsi 2. Koordinasi dan Bimtek 3. MEMBINA dan Melakukan KOORDINASI dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam proses kegiatan, 1.
1. 2. 3. 4.
Melakukan pemantauan dan pengendalian Mengembangkan sistem Pelaporan Memberikan umpan balik hasil pelaporan pada Kabupaten/Kota Melakukan pemetaan wilayah tingkat provinsi berdasarkan hasil evaluasi
61 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PERAN KABUPATEN / KOTA
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
MENYEDIAKAN SDM di Puskesmas yang dibutuhkan Melakukan PELATIHAN/PEMBEKALAN Menyediakan SARANA PRASARANA dan ALAT PENDUKUNG di Puskesmas Menyediakan BIAYA OPERASIONAL untuk Puskesmas
PENGOLAHAN DATA keluarga sehat di tingkat kabupaten/kota Korrdinasi dan Bimtek MEMBINA Puskesmas dalam proses MANAJEMEN PUSKESMAS (P1 – P2-P3)
EVALUASI
Pemantauan dan pengendalian Mengembangkan sistem Pelaporan Memberikan umpan balik pelaporan pada Puskesmas dan kecamatan Pemetaan wilayah berdasarkan hasil evaluasi
P1. PERENCANAAN – RUK, RPK berdasarkan hasil analisis data P2. PENGGERAKAN – PELAKSANAAN melalui LOKAKARYA MINI P3. PENGAWASAN-PENGENDALIAN-PENILAIAN
62
MONITORING DAN EVALUASI
63 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
Monev terhadap keseluruhan tahapan kegiatan pelaksanaan PIS-Pk terintegrasi Pusat -Daerah ; mulai dari tahap persiapan, pelatihan, pendataan, analisis, intervensi sampai maintenance
Monev Binwil didukung data ASPAK, data Program, IKS, data lainnyaa intervensi terpadu Perencanaan mendatang
KEMENKES
PUSKESMAS
Monev dalam bentuk penelitian harus dilakukan (oleh Litbangkes) untuk melihat pencapaian seluruh proses dan upaya untuk maintenance keberhasilan
MONEV TERINTEGRASI
DINKES PROVINSI
DINKES KAB/KOTA
64 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
1
Keluarga mengikuti KB
Penderita hipertensi berobat teratur
Ibu bersalin di faskes
Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Penderita TB Paru berobat sesuai standar
Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes 65
DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
PENUTUP
1.
Pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat mendukung pencapaian SPM bidang kesehatan
2. Melalui pendekatan keluarga integrasi program UKM dan UKP menjadi lebih optimal 3. Pendekatan keluarga dilakukan : – total coverage didasarkan pada real database kesehatan seluruh keluarga di wilayah kerja puskesmas – 12 indikator terpilih mewakili 4 masalah kesehatan prioritas yang akan diatasi sampai tahun 2019 66 DITJEN YANKES untuk RAKERKESNAS 2017
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
67
2 4
1
FILOFOSI DAN KONSEP DASAR PRINSIP PENYELENGGARAAN
3
TANGGUNG JAWAB SEKTOR DALAM GERMAS PERAN DAERAH
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
68
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
69
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 1 UU 36/2009)
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Pasal 3 UU 36/2009)
Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
70
MENGELUH SAKIT (30%)
S E LFC A R E
(42%)
YANKES
(58%)
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
MENJAGA TETAP SEHAT dan DITINGKATKAN
PUSKESMAS
DERAJAT KESEHATANNYA
FKTP LAINNYA
RUMAH SAKIT
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
71
HAK ASASI Ps 4-8 UU 36/2009 HAK ASASI (PASAL 4-8) a. Hak atas kesehatan. b. Hak yang sama memperoleh akses sumber daya kesehatan. c. Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. d. Hak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. e. Hak mendapatkan lingkungan yang sehat f. Hak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan g. Hak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya
TANGGUNG JAWAB Ps 14-20 UU 36/2009
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH (PASAL 14-20): a. Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau b. Tersedianya lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. c. Tersedianya sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat d. Tersedianya akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan. e. Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. f. Tersedianya segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau. g. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perorangan. DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
KEWAJIBAN Ps 9-13 UU 36/2009 KEWAJIBAN (PASAL 9-13) a. Ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (pelaksanaannya meliputi UKP, UKM, dan pembangunan berwawasan kesehatan) b. Menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial. c. Berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggitingginya. d. Menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. e. Turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
73
1.
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujud bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera
2.
Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat k esehatan yang setinggi-tingginya
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
74
Suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
75
Bentuk logo menggambarkan masyarakat indonesia yang memiliki hidup sehat melalui aktivitas fisik serta deteksi dini penyakit. Logo menggunakan konsep pita yang bersambung dengan 4 warna yang berbeda, menggambarkan kerjasama serta komitmen kementerian/lembaga, dunia usaha, organisasi Masyarakat dan akademisi dalam menciptakan masyarakat sehat. Warna-warna yang dipergunakan pada logo mencerminkan warnawarna dari beberapa makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang dapatdikonsumsi sebagai salah satu cara untuk wujudkan hidup sehat DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
76
MEWUJUDKAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
Peningkatan Edukasi Hidup Sehat
Peningkatan Kualitas Lingkungan
Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
Peningkatan Perilaku Hidup Sehat
Peningkatan Aktivitas Fisik
77
TUJUAN GERMAS yang berdampak pada
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
78
SETELAH
DRAFT AKHIR
PEMBAHASAN ANTAR
DAN
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
79
DRAFT AKHIR SETELAH
PEMBAHASAN ANTAR DAN
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
80
TANGGUNG JAWAB SEKTOR DALAM GERMAS
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
81
Partisipasi perempuan untuk deteksi dini PTM, KIE
Koord dan Fasilitasi Pemda Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
Kampanye Gemar Olah Raga, Sarana Olah Raga
Promosi makan sayur dan buah dalam negeri
Keamanan PJAS, Keamanan mutu pangan olahan
Jalur Sepeda dan Pejalan kaki
UKS, Sekolah Ramah Anak, Aktivitas Fisik
Sarana aktivitas fisik di pemukiman dan TTU, Ruang terbuka hijau
Konseling pra nikah, Poskestren
Meningkatkan pelayanan Promprev
Keamanan dan mutu pangan segar
Cukai dan pajak rokok, minuman beralkohol DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
82
FOKUS Melakukan Aktivitas Fisik
Konsumsi Sayur dan buah
Memeriksa Kesehatan Secara Berkala
ADVOKASI dan PEMBINAAN PERWUJUDAN KAWASAN SEHAT
PENGGALANGAN KEMITRAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
KAMPANYE GERMAS DAN EDUKASI MASYARAKAT
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
DETEKSI DINI PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
MENYEDIAKAN FASILTAS PELAYANAN YANG BERMUTU
84
Kegiatan Utama GERMAS KEMENKES
Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta meningkatkan advokasi dan pembinaan daerah
Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, serta aktivitas fisik
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini di Puskesmas dan menyusun panduan pelaksanaan deteksi dini di instansi pemerintah dan swasta
85
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
86
PERAN DAERAH •
Melakukan Advokasi kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk menerbitkan kebijakan terkait bidang kesehatan dengan menggunakan data antara lain: • • • •
Indeks Pembangunan Manusia 2015 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat 2013 Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2015 Monitoring STBM 2015
•
Melakukan pertemuan dengan SKPD, ToMa/ToGa dan Dunia Usaha serta Akademisi untuk menerapkan Germas melalui Perilaku Hidup Bersih Sehat di Tatanan masing-masing, seperti: • SKPD menjadikan buah lokal sebagai snack
rapat, melakukan peregangan stiap pukul 10.00 dan 14.00 • Ormas Aliansi Pita Putih P4K • Ormas Janur Santri Sehat
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
87
PERAN DAERAH •
Memberikan contoh penerapan kebijakan aktifitas fisik dalam bentuk olahraga bersama setiap hari Jumat; bazar sayur danbuah dst
•
Mendorong Dinas Pendidikan untuk pembudayaan aktifitas fisik bagi anak sekolah seperti melakukan peregangan pada pergantian jam pelajaran, menyediakan fasilitas dan mendorong anak untuk bermain /aktifitas fisik waktu istirahat (permainan tradisional); melakukan bersih-bersih bersama masyarakat di sekitar sekolah
DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017
•
Menyebarluaskan informasi tentang mafaat konsumsi sayur dan buah
•
Mendorong Dinas Pendidikan untuk membiasakan makan sayur dan buah bersama di Sekolah
•
Melakukan demo mengolah makanan bahan pangan lokal bagi balita dan ibu hamil
88
PERAN DAERAH
•
Menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman sayur dan buah; membagikan bibit sayur buah pada masyarakat
•
Mendorong aktifitas fisik secara berkala bagi masyarakat di kegiatan C ar F ree Day / hari-hari tertentu di tempat kerja, sekolah, fasyankes, dll
•
Melakukan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, pengukuran berat badan, pemeriksaan penglihatan dan pendengaran,
DUKUNGAN KEMENKES
KAWASAN TANPA ASAP ROKOK
KEGIATAN PEREGANGAN
PENINGKATAN KAPASITAS SDM SOSIALISASI – PELATIHAN
DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA YANKES
DUKUNGAN KEGIATAN OPERASIONAL melalui DEKON – DAK
DINKES PROVINSIDINKES KABUPATEN /KOTA
DETEKSI DINI DAN TES KEBUGARAN SOSIALISASI - ADVOKASI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PASAR BUAH DAN SAYUR PENYELENGGARAAN AKTIVITAS FISIK DI TEMPAT KERJA UKBM DI DESA/KELURAHAN PENYELENGARAAN Car Free Day 90
SINERGI PUSAT & DAERAH TAHAPAN PERSIAPAN
TAHAPAN PELAKSANAAN LINTAS SEKTOR PUSAT DAN DAERAH Dukungan Pemberdayaan Masy., Perda,
DITJEN FARMALKES
MONEV