SPEIFKSJ UMUM 210 (Revisi 3)
DIVIS! 6 PERKRASAN ASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
6.1.1
UMUM
1) Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal ada pemukaan yang teah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan aisan beraa berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar diatas pemukaan pondas taa bahan pengikat Lapis Pondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihamar i atas permukaan berbahan pengikat (sepeti : Lapis enetrasi Macadam Laso Lataston dan diatas Semen Tanah, RCC CTB Perkerasan Beton, dll). 2)
Pekeraan Seksi Lain Yan Berkaitan Denan Seksi Ini a) b) c) d) e) f g)
h) i) j j)) k) I)
m)
3)
Manajemen dan Keselamatan Lau Lintas Kajian Tekis Laangan Bahan dan enyimpanan Pengamanan Lingkungan Hidu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelebaran Perkerasan Bahu Jaan Lapis Pondasi Agregat Lapis Pondasi Semen Tana Tanah h Campuran Aspa Panas Campuran Aspal Dingin Pengembaian Kondisi Perkerasan Lama Pengembalian Pengembalia n Kondisi Ba Jaan Lama ada aan Berpenutup Aspal
Seksi 8 Seksi 9 Seksi 1 Seksi 17 Seksi 19 Seksi 41 Seksi 42 Seksi 51 Seksi 54 Seksi 63 Seksi 6 Seksi 81 Seksi 82
Standar Ruukan Standar Nasional Nasi onal Indonesia SNI SNI 03-3642-1994 SNI 03-3643-994 SNI 0336441994 SNI 03-6212002 SNI M-04-2004 SNI 499 2008 SNI 243220 SNI 2434201 S 2488201 SNI 498 20 SNI 6832201
Metode Pengujian Kadar esidu Aspa Emulsi denga Penyulingan Aspa Emulsi Tertahan Saringan No20 Metode Pengujian Jenis Muatan Partikel Aspal Emli etode Pengujian Kekenalan Aspa Cair dan Aa Emulsi dengan Alat Saybolt Cara Uji Kearutan Aspal Spesikasi Aspal Cai Tipe Penguapan Sedang Cara Ui aktilitas Aspal Cara Ui Titik Lembek Aspal· Aspal·dengan Alat Cincin dan Ba Ring and Bal) Cara Uji Penetrasi Aspal Spesifkasi Asal Emulsi Kaionik Spesifkasi Asa Emulsi Anionik
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
3)
Perlengkapan Perlenkaan distributor asa harus meliuti sebuah tachometer (enukur keceatan utaran), meteran tekanan, tonkat celu yan telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk menukur temeratur isi tanki, dan eraatan untuk menukur keceatan lambat. Seluruh erenkaan enukur ada distributor harus dikaibrasi untuk memenuhi toeransi yan ditentukan dalam Pasal 6.3.( 4) dari Sesikasi ini. Selanjutnya catatan kaibrasi yan teiti dan memenuhi ketentuan tersebut harus diserahkan keada Direksi Pekerjaan
4)
Toeransi Peraatan Distributor Aspa Toeransi keteitian dan ketentuan jarum baca yan diasan ada distributor asal denan batan semrot harus memenuhi ketentuan berikut ini Ketentuan dan Toeransi Yan Diinkan
5)
Tachometer enukur keceatan kendaraan
± 1,5 ersen dari skaa utaran enuh sesuai ketentuan BS 3403
Tachometer enukur keceatan utaran oma
± 1,5 ersen dari skaa utaran enuh sesuai ketentuan BS 3403
Penukur suhu
± 5 °C, rentan O - 250 °C, mmum aris tenah aroji 70 mm
Penukur voume atau tonkat celu
± ersen dari tota voume tanki, niai maksimum aris skala Tonkat Celu 50 iter.
Grafk Penemrotan dan Buku Petunuk Peaksanaaan Distributor asa harus dienkai denan Grak Penyemrotan dan Buku Petuuk Pelaksanaan yan harus diserakan ada aat semrot, daam keadaan baik, setia saat Buku etunjuk eaksanaan harus menunjukkan diaram airan a dan semua etunjuk untuk cara kerja aat distributor Grak Penyemrotan harus memerihatkan hubunan antara keceatan dan jumah takaran emakaian asa yan diunakan serta hubunan antara keceatan oma dan jumah nose! yan diunakan, berdasarkan ada keuaran asa dari nose. Keuaran asa ada nose! (iter er menit) daam keadaan konstan, beserta tekanan enyemrotanya harus dilot ada rak enyemrotan Grak Penyemrotan jua harus memerlihatkan tini batan semrot dari ermukaan jaan dan kedudukan sudut horisonta dari nosel semrot, untuk menjamin adanya tuman tindih (overla) semrotan yan keuar dari tia nose! (yaitu setia ebar ermukaan disemrot oeh semburan tia nose!)
6)
Kinera Distributor Asa a)
Penyedia Jasa harus menyiakan distributor lenka denan erlenkaan dan oeratornya untuk enian aanan dan harus menyediakan tenaa-
SPESIFIKSI UM 2010 (Revisi 3
b)
Lapis Resap Pengkat
0,4 sampa 1,3 lter per meter persegi untuk Laps Pondasi Agregat tanpa bahan pengkat
Lapis Perekat
Sesua dengan jenis permukaan yang aan mene rima pelaburan dan jens bahan aspal yang akan dpakai. Lihat Tabel 6.1.4.(1) untuk jenis takaran pemakaan laps aspal
Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 614(1), kecuali dperintahan lain oleh Dreksi Pekerjaan. Temperatur penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan mnyak tanahnya berbeda dar yang ditentukan dalam daar ni, temperatuya dapat dperoleh dengan cara nterpolasi. Tabel 61.4.(1) Takaran Pemaaian Lapis Perekat Jenis Aspal
Aspal Car Asal Emuls Aspal Emulsi yang dienceran (1: 1) Aspal Emulsi Modfkasi
Takaran (liter per meter perseg) pada Permukaan Baru Permukan Permuaan atau Aspal atau Porous dan Berbahan Beton Lama Terekpos Pengikat Yan Lcin Cuaca Semen 0,15 0,15 - 0,35 0,21,0 0,20 0,20 - 0,50 0,21,0 0,40 0,40 - 1,00 0,42,0 0,20
0,20 - 0,50
0,21,0
Tabel 61.4.(2) Temperatur Penyemprotan Jens Asal Asal cair, 25-30 pph mnak tanah Aspal cair, 80-85 pph minyak tanah (MC-30) Aspal emuls, emuls modifasi atau asal emulsi an diencerkan c)
3)
entan Suhu Penemrotan 110±10 C 45 10 C °
°
Tida dpanaskan
Frekuens pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur tnggi haruslah dhindari. Setap bahan yang menurut pendapat Dreksi Pekerjaan, telah rusak akibat pemanasan berlebhan harus ditolak dan harus dganti atas baya Penyeda Jasa.
Pelaksanaan Penemrotan a)
Batas permuaan yang aan dsemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus duur dan dtanda Khususnya untuk Laps Resap Pengikat, batas batas loasi yang dsemprot harus ditanda dengan cat atau benang
b)
Agar bahan aspal dapat merata pada setiap ttk maka bahan aspal harus dsemprotkan dengan batang penyemprot dengan adar aspal yang dperintahan, kecual jia penyemprotan dengan dstributor tidaklah pratis untuk lokas yang sempt, Dreksi Peerjaan dapat menyetu pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
6-9
I
SPESIFKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
Alat penyempot aspa haus dioperasikan sesuai gak penyempotan yang teah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nose) has disetel sesuai ketentuan grak tersebut sebeum dan seama peaksanaan penyempotan c
Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal has satu ajur atau setengah eba jaan dan has ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepaang sisi-sisi aju yang bersebelahan Sambungan memaang seeba 20 cm ini has dibiarkan terbuka dan tidak boeh ditutup oeh lapisan beikutnya sampai lintasan penyemprotan di aju yang besebeahan teah seesai diaksanakan. Demikian pua leba yang teah disemprot harus lebih besa dari pada lebar yang ditetapkan, ha ini dimaksudkan agar tepi pemukaan yang ditetapkan tetap mendapat sempotan dari tiga nose, sama sepeti permukaan yang ain.
d
Lokasi awa dan akhi penyemprotan haus diindungi dengan bahan yang cukup kedap. Penyempotan has dimuai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan peindung tesemprot, dengan demikian seuuh nose) bekerja dengan benar pada sepanjang bidang jaan yang akan disempot. Distributo aspa has muai begeak kiakia 5 mete sebeum daerah yang akan disemprot dengan demikian kecepatan ajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, aga batang sempot mencapai bahan pelindung tesebut dan kecepatan ini haus tetap dipetahankan sampai mealui titik akhi
e
Sisa aspa daam tangki distributo haus daga tidak boleh kurang dari 10 pesen dai kapasitas tangki untuk mencegah udaa yang terperangkap (masuk angin daam sistem penyemprotan.
Jumah pemakaian bahan aspa pada setiap kali lintasan penyemprotan harus segera diuku dai voume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat ceup.
g
Takaan pemakaian atarata bahan aspa pada setiap intasan penyempotan, haus dihitung sebagai voume bahan aspal yang teah dipakai dibagi uas bidang yang disemprot. Luas lintasan penyempotan didenisikan sebagai hasi kai paang intasan penyempotan dengan jumah nose) yang digunakan dan jaak antaa nose!. Takaran pemakaian atarata yang dicapai has sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan menuut Pasa 6..4.(2.(a dai Spesifkasi ini, daam toeansi berikut ini Toleransi takaan pemakaian
± ( 4 % dari akaran yg dipenahan
+
I % dari volue tangk ---------------------------- ) Luas yang disepro
Takaan pemakaian yang dicapai haus teah dihitung sebeum intasan penyempotan beikutnya dilaksanakan dan bia peu diadakan penyesuaian untuk penyemprotan beikutnya . h
Penyempotan haus segea dihentikan jika ternyata ada ketidaksempuaan peralatan semprot pada saat beoperasi
i)
Seteah peaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Peekat, bahan aspa yang beebihan dan tegenang di atas permukaan yang teah disempot
6 - 10
I
SPE!FKSI UMM 2010 (Revisi 3)
hams diratakan dengan enggunakan alat peadat roda karet sikat ijuk atau aat penyapu dari karet
6.5
)
Tepat-tepat yang diseprot dengan Lapis Resap Pengikat yang enun ukkan adanya bahan aspal berlebihan harus ditutup dengan bahan penyerap (boter ateria) yang eenuhi Pasal 12( )(b) dari Spesikasi ini sebelu penghaparan apis berikutnya Bahan penyerap (blotter material) hanya boeh dihapar 4 ja setelah penyeprotan Lapis Resap Pengikat
k)
Tepattepat bekas keras resap untuk pengian kadar bahan aspal harus dilabur kebali dengan bahan aspa yang seenis secara anual dengan kadar yang hapir saa dengan kadar di sekitarnya
PEMELi DAN PEMBUKAAN BAGI LALU LINTAS
1)
Peeiharaan Lais esa Penikat a)
Penyedia asa harus tetap eeihara perukaan yang teah diberi Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat sesuai standar yang ditetapkan dala Pasal 11() dari Spesikasi ini sapai apisan berikutnya dihapar Lapisan berikutnya hanya dapat dihapar seteah bahan resap pengikat teah eresap sepenuhnya ke daa apis pondasi dan teah engeras daa waktu paing sedikit 48 a seteah penyeprotan atau sebagaiana yang diperintahkan oeh Direksi Pekerjaan Untuk Lapis Resap Pengikat yang akan diapisi Buru atau Burda waktu penundaan harus sebagaiana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan iniu dua hari dan tak boeh lebih dari epat beas hari, tergantung dari lau lintas cuaca bahan aspal dan bahan apis pondasi yang digunakan
b)
2)
alu lintas tidak diiinkan ewat sapai bahan aspa telah eresap dan engering serta tidak akan terkelupas akibat diewati roda au lintas Dala keadaan khusus, au intas dapat diinkan lewat sebeu waktu tersebut tetapi tidak boeh kurang dari epat a seteah penghaparan Lap is Resap Pengikat tersebut Agregat penutup (blotter material) yang bersih yang sesuai dengan ketentuan Pasa 12(1)(b) dari Spesifkasi ini harus dihapar sebeu au intas diijinkan lewat gregat penutup harus disebar dari truk sedeikian rupa sehingga roda tidak eindas bahan aspa yang beu terutup agregat Bia penghaparan agregat penutup pada lajur yang sedang dikerjakan yang bersebeahan dengan ajur yang beu dikerakan sebuah aur (strip) yang ebaya paling sedikit 20 c sepanjang tepi sabungan harus dibiarkan tanpa tertutup agregat atau jika sapai terutup harus dibuat tidak terutup agregat bila aur kedua sedang dipersiapkan untuk ditangani agar eungkinkan tupang tindih (overlap) bahan aspa sesuai dengan Pasal 14(3)(d) dari Spesikasi ini Peakaian agregat penutup harus diaksanakan seiniu ungkin
Peeliharaan dari Lais Perekat Lapis Perekat harus diseprotkan hanya sebentar sebeu penghaparan apis aspa berikut di atasnya untuk eperoleh kondisi keengketan yang tepat Pelapisan apisan beraspa berikut tersebut harus dihapar sebeu apis aspa hiang keengketannya ealui pengeringan yang berlebihan oksidasi debu yang teriup atau ainnya Sewaktu apis aspa daa keadaan tidak tertutup, Penyedia Jasa 6 - 11
I
SPEJF/KS UMUM 2010 (Revisi 3)
hams elindunginya dari kemsakan dan encegahnya agar tidak berkontak dengan alu lintas Peberian kebai lapis perekat (retackcoating) hams dilakukan bia lapis perekat teah engering sehingga hiang atau berkurang keengketannya Pengeringan lapis perekat yang basah akibat han tumn dengan tiba-tiba dengan enggunakan udara bertekanan (compressor) dapat dilakukan sebelu apis beraspal dihapar hanya bila aanya durasi han kurang dari 4 ja Peberian kebali apis perekat (retackcoating) hams dilakukan bia apis perekat terkena han ebih dari 4 ja
6..6
ENGENDALIAN MUTU DAN ENGUJIAN DI LA ANGAN
67
a)
Contoh aspal dan sertifkatnya, seperti disyaratkan dala Pasa 11()(a) dari Spesifkasi ini hams disediakan pada setiap pengangkutan aspa ke apangan pekerjaan
b)
ua iter contoh bahan aspa yang akan dihapar hams diabi dari distributor aspa asingasing pada saat awa penyeprotan dan pada saat enjeang akhir penyeprotan
c)
istributor aspal hams diperiksa dan dii, sesuai dengan ketentuan Pasa 13() dari Spesifkasi ini sebagai berikut: i)
Sebeu peaksanaan pekerjaan penyeprotan pada Kontrak terse but;
ii)
Setiap buan atau setiap penyeprotan bahan aspa sebanyak 150000 iter dipilih yang ebih uu tercapai;
iii)
pabia distributor engalai kemsakan atau odifkasi, peru diakukan peeriksaan uang terhadap distributor tersebut
d)
radasi agregat penutup (botter ateria) hams diajukan kepada ireksi Pekerjaan untuk endapatkan persetuuan sebeu agregat tersebut digunakan
e)
Catatan harian yang terinci engenai peaksanaan penyeprotan perukaan, terasuk peakaian bahan aspal pada setiap intasan penyeprotan dan takaran peakaian yang dicapai hams dibuat daa fruir yang disetujui oeh ireksi Pekerjaan
ENGUURAN DAN EMBAYARAN 1)
Penukuran ntuk Pebaaran a)
Kuantitas dari bahan aspa yang diukur untuk pebayaran adalah niai terkeci di antara berikut ini julah iter pada 5 C untuk aspal cair dan 5, C untuk aspa eusi dan aspal eusi odikasi enumt takaran yang diperukan sesuai dengan Spesifkasi dan ketentuan ireksi Pekerjaan atau juah iter aktual pada 15 C untuk aspa cair dan 5 C untuk aspa eulsi dan aspal eusi odifkasi yang terhapar dan diteria unakan apiran 1 untuk konversi suhu pelaksanaan di apangan ke suhu standar 15 C Pengukuran berdasarkan voue hams diabil saat bahan berada °
°
°
°
6 - 12
I
°
SPES! UM 2010 (Revisi 3)
pada temperatur keseluruhan yang merata dan bebas dari gelembung udara. Air yang ditambahkan kedaam aspa emulsi atau kandungan air yang sudah ada dalam aspa emusi yang diencerkan (1: 1) tidak akan diukur untuk pembayaran Kuantitas dari aspa yang digunakan harus diukur seteah setiap lintasan penyemprotan untuk distributor aspal atau setiap hari produksi untuk penyemprot aspa tangan (hand sprayer).
2)
b)
Setiap agregat penutup (blotter material) yang digunakan harus dianggap termasuk pekerjaan sementara untuk memperoleh Lapis Resap Pengikat yang memenuhi ketentuan dan tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.
c)
Pekerjaan untuk penyiapan dan pemeiharaan frmasi yang di atasnya diberi Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat, sesuai dengan Pasal 61.4(a) dan 61.4.(b) tidak akan diukur atau dibayar di bawah Seksi ini tetapi harus diukur dan dibayar sesuai dengan Seksi yang relevan yang disyaratkan untuk peaksanaan dan rehabiitasi sebagai ruukan di dalam Pasa 6.1.4 dari Spesifkasi ini
d)
Pembersihan dan persiapan akhir pada permukaan jalan sesuai dengan Pasa 614(3)(d) sampai 6.1.4.(3).(g) dari Spesikasi ini dan pemeliharaan permukaan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang teah seesai menurut Pasa 615 dar Spesikasi ini harus dianggap merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang memenuhi ketentuan dan tidak boeh diukur atau dibayar secara terpisah
Penukuran Untuk Pekeraan Yan Dierbaiki Bia perbaikan pekerjaan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan telah dilaksanakan sesuai perintah Direksi Pekerjaan menurut Pasa 6.11.(5) di atas maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah merupakan pekerjaan yang seharusnya dibayar jika pekerjaan yang semula diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang akan diakukan untuk pekerjaan tambahan kuantitas maupun pengujian yang diperlukan oleh perbaikan ini
3)
Dasar Pembaaran Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan di atas harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini dan daam Daar Kuantitas dan Harga dimana pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seuruh bahan termasuk bahan penyerap (bloter materia) penyemprotan ulang termasuk seluruh pekerja peraatan perengkapan dan setiap kegiatan yang diperukan untuk menyeesaikan dan memelihara pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini NomorMata Pembayaran
Uraian
Satuan Pen2ukuran
6.1(a)
Lapis Resap Pengikat - Aspa Cair
Liter
61.(b)
Lapis Resap Pengikat Aspal Emulsi
Liter
61(2a)
Lapis Perekat Aspa Cair
Liter
6 - 13
SPESIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
NomorMata Pembayaran 6.l(2b) 61.(2c)
Uraian Lapis Perekat - Aspal Emusi Lapis Perekat - Aspal Emus Modifas
6 - 14
I
Satuan Penukuran Lte Lter
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
SEKSI6.2 LABUA ASPAL SATU LAPIS (BUTU) DA LABUA ASP AL DUA LAPIS (BUDA)
6.2.1
UUM
1) ekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekeraan pelaburan aspal (surface dressing) yang dapat terdiri ari aburan aspal sat atau ua lapis, setiap lapis diberi pengikat aspal dan kemudian ditutup dengan butiran agregat (chipping). eaburan aspal (surface dressing) ini umumnya dihampar di atas apis ondasi gregat eas yang sudah diberi apis Resap engikat atau apis ondasi erbahan engikat emen atau spal, atau di atas suatu permukaan aspa ama
ekeraan eksi ain Yan erkaitan enan eksi ni
a) b) c) d) e) f g) h) i) j) k) I) 3
anaemen dan eseamatan au intas aian eknis apangan ahan dan enyimpanan engamanan ingkungan Hidup eselamatan dan esehatan erja au Jaan apis ondasi gregat apis ondasi emen anah apis ondasi gregat engan Cement reated ase apis Resap engikat dan apis erekat Campuran eraspa anas engembaian onisi erkerasan ama emeiharaan Rutin erkerasan ahu Jalan, rainase erengkapan Jaan an Jembatan
eksi 8 : eksi 9 : eksi eksi 7 eksi 9 eksi 4 eksi 5 eksi 54 : eksi 5 : :
eksi eksi eksi eksi
3 8 0
tandar Ruukan tandar Nasiona ndonesia N N 03-98-990
etoe engujian entang naisis aringan gregat Haus an asar
N 03-437-99
etoe engian eba dan anang Rata-rata gregat
N 03-448997
etoe engujian gregat Haus atau asir engandung ahan lastis engan Cara etara asir
N 03-44-000
etode engian Viskositas spa inyak engan at rookfed hermosel
N 03700
etode engujian ekentaan spa cair dan spal musi engan alat aybolt
N 0890-00
ata Cara engambian Contoh spa
RN -04-004
Cara i eartan spa
N 47 008
Cara ji eausan gregat engan esin brasi os ngeles
6 - 15
yang
SPES!FKS UMUM 2010 (Revisi 3)
SNI 2432 : 2011
Cara Uji Daktilitas Aspa
SNI 2433 : 2011
Cara Uji Pengian Titik nyala dan Titik Bakar dengan alat Ceveland Open Cup
SNI 2434 : 2011
Cara ji Titik Lembek Aspal dengan Aat Cincin dan Boa (Ring and Ball)
SNI 2439 2011
Cara Uji Penyelimutan dan Pengelupasan Pada Campuran Agregat-Aspa
SNI 2441 : 2011
Cara Uji Pengujian Berat Jenis Aspal Keras
SNI 2456 2011
Cara Uji Penetrasi Aspa
ASTM ASTM D946/946M-09a
4)
Specication fr Penetration Graded Asphalt Cement r Use in Pavement Construction
Kondisi Cuaca Yan Diiinkan Untuk Bekera Pelaburan aspa harus disemprot hanya pada perukaan yang kering dan bersih, serta tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun han. Pelaburan aspa harus dilaksanakan hanya selaa musim kemarau dan biamana cuaca diperkirakan baik paling sedikit 24 jam setelah pengerjan
5)
Standar Untuk Penerimaan dan Perbaikan Terhada Pekeraan Yan Tidak Memenuhi Ketentuan Direksi Pekerjaan akan meeriksa permukaan jalan sebeum pekerjaan pelaburan diulai, untuk mengetahui apakah permukaan jalan teah benarbenar disiapkan dan dibersihkan sesuai ketentuan dala Pasa 625(1 ) dari Spesikasi ini Penyedia asa tidak diperkenankan memulai pekerjaan pelaburan sebelum mendapat izin terulis dari Direksi Pekerjaan BURTU atau lapisan pertama BURDA tidak boleh lebih tebal dari satu batu dan bebas dari bahan-bahan yang lepas setelah penggiasan yang dikuti oeh penyapuan Lapisan kedua BURDA tidak boleh ebih tebal dari satu batu dan bebas dari bahan bahan yang lepas seteah penggilasan yang dikuti oleh penyapuan Lapisan kedua BURDA tidak boleh dimulai sebeum mendapat persetuuan tertulis dari Direksi Pekerjaan Pekerjaan BURTU dan BRDA yang teah selesai, permukaannya harus terlihat seragam, dan bentuknya menerus terkunci rapat, harus kedap air tanpa ada lubang ubang atau tanpa memperlihatkan adanya bagian yang keebihan aspa Permukaan pekerjaan peaburan aspal yang telah seesai harus dipelihara oleh Penyedia asa paling sedikit seama 3 hari aga tidak terdapat agregat yang epas Pekerjaan BURTU dan BURDA yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dapat mencakup pembuangan atau penabahan bahan pebuangan seuruh bahan dan pekerjaan penggantian atau pelaburan dengan BURTU atau BURDA untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan
6 - 16
SPEIFKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
6)
Pemeliharaan Pekeraan Yang Teah Diterima Tanpa menurani kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaan yan tidak memenuhi ketentuan atau aa sebaaimana disyaratkan dalam Pasa 6.2..(5) di atas, Penyedia Jasa jua harus bertanunawab atas pemeliharaan rutin dari semua pelaburan aspa yan sudah seesai dikerjakan dan diterima selama Periode Peaksanaan.
7)
Penauan Kesiaan Kera Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal berikut ini
8)
a)
5 liter contoh dari setiap bahan aspal yan diusulkan oleh Penyedia Jasa untuk dipakai daam pekerjaan dilampiri denan serikat dari pabrik pembuatnya, dan asi penujian seperi yan disyaratkan dalam Pasa 1.1.1.(3).(c), harus diserahkan sebelum pelaksanaan pekeaan dimulai Sertikat tersebut harus menyatakan bahwa bahan aspa tersebut sesuai denan Spesikasi dan jenis yan disyaratkan untuk pelaburan aspal, seperi diberikan daam Pasal 6.22.(2) dari Spesikasi ini;
b)
Sertikat Kalibrasi dari semua instrumen dan meteran penukur dan tonkat celup untuk distributor aspal, seperti diuraikan daam Pasa 61.3.(3) dan Pasal 61.3(4) dari Spesikasi ini harus diserahkan palin lambat 30 hari sebelum pelaksanaan dimuai Tonkat celup, instrumen dan meteran harus dikalibrasi sampai toleransi ketelitian dan ketentuan seperti diuraikan daam Pasal 613(4) dari Spesifkasi ini dan tanal pelaksanaan kalibrasi harus tidak boleh melebihi satu tahun sebelum pelaksanaan dimulai;
c)
Grafk penyemprotan, harus memenuhi ketentuan Pasal 613.(5) dari Spesifkasi ini dan harus diserahkan sebeum pekerjaan pelaksanaan dimuai;
d)
Contoh-contoh areat yan diusukan untuk dipakai pada pekeaan peaburan aspal diserai lampiran daar hasi penujian seperi ditunjukkan pada Pasa 62.2(1)(b) dari Spesifkasi ini, harus telah diserahkan palin lambat 30 hari sebelum pekerjaan pelaburan aspal dimulai;
e)
Harus diserahkan pula laporan produksi, lokasi penumpukan bahan dan lokasi semua jenis areat yan diusukan untuk dipakai daam pekerjaan. Hasil penian atas areat untuk pelaburan aspa, harus sesuai ketentuan Pasal 622.(1) dan 626 dari Spesifkasi ini dan harus diajukan minimum 5 hari sebeum pekeaan peaburan aspa dimulai;
Contohcontoh bahan yan telah diunakan pada setiap hari kerja dan catatan harian pekerjaan pelaburan aspal yan telah diaksanakan dan takaran penunaan bahan harus memenuhi Pasal 6.26 dari Spesikasi ini
Kondisi Temat Kera a)
Pohon, struktur atau banunan yan berdekatan denan pekerjaan pelaburan harus dilinduni dari percikan aspal dan kerusakan lainnya
6 - 17
I
SPESIFKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
b) c)
9)
Aspal atau bahan lainya yang bole dibuang ke semua seokan, sauran atau bangunan yang berdekatan. Penyedia Jasa harus melengkapi dan memeihara fsitas pencegaan dan pengendalian kebakaran yang memada, dan juga pengadaan serta pertoongan pertama di tempat pemanasa aspal.
Penendalian Lalu Lntas dan Periode Penamanan a)
Pengendalian lalu lntas harus memenui ketentuan Seksi 1.8 dar Spesikas ni dalam segala hal, dengan ketentuan tambahan yang harus diperhatkan berkut in.
b)
Segala jens lau lintas tidak dperkenankan melewat permukaa yang baru disemprot sampa permukaan tersebut teah terapisi oe agregat
c)
Lalu intas umum tdak djinkan meintas permukaan yang baru diber agregat sampa seluruh lokas tela dgas dengan aat pemadat yang cocok (minmum 6 intasan) dan bahan yang lepas teah disapu sampai bersi Rambu peringatan untuk membatas kecepatan kendaraan sebesar 15 km/am arus dpasang bila diperlukan Barikade arus dsediakan untuk mencegah terbawanya agregat penutup yang belum dipadatkan atau dintasnya tempat yang belum tertutup aspal.
d)
Pengawasa pengendalan lalu lntas yang sebagaimana mestnya sepert yang diperintahkan oleh Direks Pekerjaan dan sesua dengan Pasal 18.3 dari Speskasi ini, arus diaksanakan selama 24 jam per ar, dar saat dmuanya pekerjaan pelaburan utuk setiap ruas sampa mnimum 72 jam setela pekerjaan pelaburan selesa. Biamana ujan turun 48 jam setelah seesanya pekerjaan peaburan, pekerjaan yang baru seesai ini harus ditutup untuk alu lintas sampa permukaannya kering. Pengendalian peuh terhadap lalu intas harus dianjutkan selama 48 jam pada cuaca baik, kecuali bilamana diperntahkan an oleh Dreks Pekerjaan.
e)
Selama perode tunggu yang dtentukan dalam (d) d atas, permukaan jalan harus dsapu bersh seluruhya dari agregat yang epas dan dawas oe Direksi Pekerjaan. ka Dreksi Pekerjaan mendapatkan bahwa peukaan tampak koko, seluruh rambu dan pemisah lau lntas dapat dsngkrkan. Blamana tidak, maka Direksi Pekerjaan dapat memerntahkan untuk melajutkan pegendaia au lintas sampa permukaan jaan menjad koko dan seluruh perbakan yang diperukan teah dkerjakan.
HN
6.2.2
1)
Aeat Penutu a)
Agregat penutup harus terdr dari butiran yang bersih, keras, kerkl pecah atau batu pecah dari baan yang awet, bebas dar kotoran, lempung, debu atau benda annya yag dapat mengalang penyelimutan yang menyeluruh ole aspal.
b)
Sumber agregat yang dgunakan utuk memproduks agregat penutup harus memenuh ketentuan berkut : •
Keausan dengan Mesn Los Agees
6 - 18
I
: Maks. 30 %
SPEIFKSJ UMUM 2010 (Revisi 3)
• c)
(SNI 2417 : 2008) Kelekatan Agregat Terhadap Aspal (SNI 03-2439-1991)
Min. 95 %
Agregat penutup harus dijaga agar tetap dalam keadaaan kering dan bebas dari debu dan kotoran, dan harus memenuhi ketentuan berikut • Persentase berat kerikil pecah yang terahan ayakan Min 90 % 4,75 mm yang mempunyai dua bidang pecah.
d)
Batas ukuran parikel agregat untuk BURTU dan untuk lapisan pertama BURDA ditentukan dalam ukuran agregat terkecil, menurut Tabel 622.() di bawah ini Tabel 622(1) Ketentuan Ukuran Agregat Ukuran nominal (mm)
Ukuran terkecil ratarata ALD
Persentase ukuran terkecil ratarata dalam rentang ±2,5 mm dari ALD
Persentase maksimum lolos aakan 4,75 mm
2,5
6,4 - 9,5
min65
2
Agregat harus berbentuk kubikal, sedemikian, bila dii menurut Lampiran 62A dari Spesikasi ini, rasio ukuran terbesar rata-rata agregat (average greatest dimension) terhadap ukuran terkecil rata-rata (Average Least Dimension, ALD) tidak boleh melampaui angka 2,30 e)
Agregat lapisan kedua untuk BURDA, harus mempunyai ukuran nominal 6 mm, dan harus memenuhi gradasi sesuai dengan ketentuan dari Tabel 622(2) di bawah, dan harus berbentuk kubikal Tabel 622(2) Gradasi Agregat Lapis Penutup Kedua BURDA Ukuran Aakan ASTM (mm) 9,5 3/8" " 6,35 No.8 2,36 No200 0,075
2)
Persen Berat Yang Lolos 100 95 100 0 15 08
Agregat lapis kedua untuk BURDA juga harus mempunyai ukuran yang sesuai sehingga dapat saing mengunci ke dalam ronggarongga permukaan dalam agregat lapisan pertama yang telah dipadatkan
Bahan Asal a)
Aspal yang dapat digunakan adalah aspal keras, aspal cair, aspal emulsi dan aspal modiasi jenis emulsi Setiap jenis aspal non modikasi yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Tabel 622(3) atau aspal modifkasi jenis elastomer sesuai Tabel 632(5) Pengambilan contoh aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 0663992000.
6 - 19
SPESI UMUM 2010 (Revisi 3)
Tabel 6.22.(3) Pesyaratan Aspal Standar Ru_jukan
Jenis Aspal
ASTM 946/946 M09a Asal Keras: Pen 80-100 I) SNI 4799: 2008 Aspal Cair : MC 250 SNI 4799-2008 MC 800 SNI 6832 2011 Asal Emulsi : MS-1 SNI 6832 201 HFMS2 SNI 6832: 2011 - RS-1 SNI 4788: 2011 - CRS- Catatan : I) Aspal Pen.80-100 dapat dbuat, yaitu dar aspal Pen.60-70 yang dcampurkan seperti dengan oli standar SAE 40 dengan proporsi sektar 2-3% terhadap berat total campuran 2) Pengan pencampuran semen (cement mixng) dan stabiltas penyimpanan (storage stablity) tidak dsyaratkan L
Bahan aspal yang dpanaskan pada temperatur penyemprotan selama lebih dar 10 jam pada temperatur penyemprotan atau telah dpanaskan melebihi 200 C, harus ditolak. °
Bla dgunakan aspal modifkas maka persyaratan aspal modfkasi yang dgunakan harus berens elastomer sesua dengan Tabel 6.3.2.(5) dengan temperatur penyemprotan 170 °C. b)
Bilamana pelaksanaan pelaburan terpaksa harus dlaksanakan dalam kondisi yang kurang menguntungkan atau kelekatan aspal terhadap agregat (SNI 03-24391991) dalam kondisi tanggung Dreks Pekerjaan dapat memerntahkan atau menyetuu penggunaan bahan anti pengelupasan (antistripping agent) untuk menngkatkan katan antara agregat dan aspal Bahan tambah (additive) yang dipaka harus dar enis yang telah dsetui Dreksi Pekerjn dan proporsi yang diperlukan harus dcampur dalam bahan aspal sampa merata sesuai dengan pabrk pembuatnya. Campuran n harus dsirkulasikan dalam distributor mnmum selama 30 menit pada kecepatan penuh pompa untuk memperoleh campuran yang homogen.
c)
Bla dgunakan agregat precoated recoated chip) maka aspal yang digunakan untuk precoated chip harus berupa aspal car atau aspal emuls sesua dengan sift aspal lapis perekat Seksi 61 Kuanttas Aspal emuls atau aspal car yang dgunakan precoated harus dalam rentang ,00% ,75% terhadap berat chip dan harus daduk merata dengan menggunakan beton molen hngga seluruh permukaan chip terselimut aspal Precoated chip harus dsimpan minmum selama satu hari sebelum dgunakan Pekeraan pelaburan baru dapat dmula bla telah terseda precoated chip mnmal untuk 100 meter panjang pekeraan pelaburan
d)
BURTU/BRDA yang menggunakan aspal modfkas harus menggunakan precoated chip aspal emulsi modifkasi. BURTU/BURDA yang menggunakan aspal keras modfkas dapat menggunakan precoated chip dar aspal emuls atau aspal car.
6 - 20
SPESIFIKS UMUM 2010 (Revisi 3)
6.2.3
JENIS PEKRJAAN PELABURAN
Jenis pekerjaan pelaburan yang akan dipakai pada setiap ruas pekerjaan diperihatkan pada Gambar dan istiahnya disingkat dalam Tabe 6.23(1) di bawah IOI Tabe 6.2.3.(1) Jenis Pekerjaan Pelaburan Jenis Laburan
Sn2katan Istilahnva
Laburan Aspal Satu Lapis Laburan Asal Dua Lais
BUR TU BURDA
PERALATA
624
)
Ketentuan Umum Peraatan yang akan digunakan harusah distributor aspa yang mempunyai mesin penggerak sendiri, dua alat pemadat roda karet, alat penebar agregat, paling sedikit 2 (dua) dump truck, sikat mekanis, sapu idi, sikat dan perlengkapan untuk menuangkan drum dan untuk memanaskan bahan aspal
2)
Distributor Asal Distributor aspa harus memenuhi ketentuan Pasal 613 dari Spesifkasi ini. Tangki distributor harus benar-benar tersekat sempua daam menahan airan panas, dengan demikian apabila diisi penuh oeh bahan aspa, turunnya panas tidak boleh melampaui 2,5 °C per jam dalam kondisi tidak sirkulasi.
3)
Alat Pemadat Alat pemadat roda karet harus mempunyai lebar tota tidak kurang dari 1,5 meter, dan harus mempunyai mesin penggerak sendiri
4)
Alat Penhamar Areat Peralatan penghampar agregat harus dilengkapi dengan ulir pembagi (auger) dan harus mampu menghampar agregat secara merata dalam takaran yang terkendali dengan ebar hamparan minimum 2,4 meter. Suatu perlengkapan khusus harus dipasang pada sisi badan truk sehingga ebar hamparan dapat disete Rancangan aat penghampar agregat dan kecepatan penghamparan harus sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya penumpukan agregat pada permukaan yang teah disemprot aspal. Paing sedikit harus disiapkan 2 truk penghampar agregat atau paling tidak disiapkan satu alat penghampar agregat berupa mesin penebar agregat dengan penggerak empat roda four wheel ive belt spreader). Penebaran agregat secara manual hanya boleh dilakukan bilamana digunakan peraatan sikat hea.
5)
Sau dan Sikat Mekanis Sapu ijuk kasar untuk mendistribusi ulang agregat dan sebuah peralatan sikat hea atau mekanis untuk menyingkirkan kelebihan agregat harus disiapkan.
6 - 21
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
6)
Pealatan Lain Peaatan ain yang boeh dipakai oleh Penyedia Jasa untuk meningkatkan kinerja daat ditambahkan biamana telah mendapat pesetujuan terebih dahulu dai Direksi Pekerjaan.
PELAKSANAANPEKERJAAN
6.25
1)
2)
Kuantitas dari Bahan Yan Akan Diakai a)
Takaran pemakaian bahan aspal, untuk setia apis peaburan aspa dan untuk setiap ruas jalan, haus ditentukan oeh Direksi Pekerjaan, tegantung pada ukuran terkecil atarata agregat penutup, jenis atau komposisi aspal, kondisi dan tekstur dari emukaan asa ama dan jenis serta kepadatan dari au intas yang akan meewati jaan, sesuai dengan cara yang diuaikan dalam Lampiran 62.C dari Spesikasi ini Seautnya Direksi Pekerjaan dapat memodifkasi takaran pemakaian, tegantung pada hasi percobaan di apangan yang dilaksanakan oeh Penyedia Jasa sesuai petuuk Direksi Pekerjaan.
b)
Takaran hamparan agregat harus cukup untuk menutui permukaan, tanpa terlihat adanya kelebihan bahan seteah pemadatan, sesuai dengan standar Spesifkasi daam Pasa 6.2.1.(5). Lampiran 6.2C dari Spesifkasi memuat tata cara menghitung perkiraan takaran hampaan agregat
Pekeraan Persiaan Permukaaan Asa Lama a)
Sebelum pemukaan aspa lama diabur, maka semua kotoran dan bahan tidak dikehendaki lainnya harus dibesihkan dengan alat enyapu mekanis atau kompesor atau kedua-duanya. Biamana hasi pembersihan tidak memberikan hasi yang merata, maka bagianbagian yang beum bersih harus dibersihkan secaa manua dengan sau yang ebih kaku.
b)
Pembersihan permukaan harus diebihkan paing sedikit 20 sentimeter dari tiaptiap tepi yang akan disemprot.
c)
Lubanglubang atau tonjolan dai bahanbahan yang tidak dikehendaki harus disingkirkan dari pemukaan dengan aat penggaru baja atau cara ain yang disetui dan bilamana dierintahkan oeh Direksi Pekejaan maka okasi yang telah digau harus dicuci dengan air dan disikat secara manua
d)
Pekerjaan elabuan tidak boeh diakukan sebeum ekejaan pembesihan diterima oeh Direksi Pekejaan.
e)
Permukaan jaan ama tanpa penutup asa, sebeum dilapisi BURTU atau BUA harus terlebih dahuu dibei Lais Resap Pengikat, sesuai ketentuan daam Seksi 6.1 dari Spesifkasi ini. Bagian permukaan jaan yang sudah diberi Lapis Resap Pengikat, harus diperiksa kembai kesempuaannya. Biamana ditemui adanya okasiokasi yang belum terutu Lapis Resa Pengikat harus diabur ulang sesuai petunjuk Direksi Pekejaan. Pekejaan semacam ini harus dilaksanakan dan dibaya sesuai dengan ketentuan Seksi 6.1 dari Spesifkasi ini. Lapis Resap Pengikat harus dibiarkan sampai kering seuruhnya dengan waktu paing sedikit 48 jam atau ebih sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan sebeum ekerjaan pelaburan asa dimulai
6 - 22
I
SPESJFIKSI UM 2010 (Revisi 3)
f
3)
Semua lubang-lubang harus ditambal terlebih dahulu oleh Penyedia Jasa sampa dterma oleh Direksi Pekerjaan, sebelum pekerjaan pelaburan aspal dmulai.
Pemakaian Bahan Asal a)
Penyemprotan bahan aspal harus dlaksanakan merata pada semua ttk Penyemprotan bahan aspal yang merata sesuai takaran yang diperintahkan harus dlakukan dengan menggunakan peralatan batang semprot dar dstributor aspal kecual pada lokas yang sempit dmana dstributor aspal tidak praktis dgunakan, maka Direksi Pekerjaan dapat menyetui pemakaan perlengkapan semprot tangan. Distributor aspal harus dioperasikan sesuai grak penyemprotan yang telah dsetuju. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, tingg batang semprot dan kedudukan nose! harus disetel sesua dengan ketentuan graf k tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.
b)
Temperatur pada saat penyemprotan untuk BURTU dan BURDA tidak boleh bervaras melebhi 10 °C dari temperatur hargaharga yang telah diberikan dalam Tabe 6.2.2.(3).
c)
Blamana diperintahkan Dreks Pekerjaan bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal selebar satu lajur atau kurang maka harus terdapat bagan yang tumpang tndih (overlap) selebar 20 cm sepanjang ssisisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini has dibiarkan terbuka dan tidak boleh dber agregat penutup sampa lntasan penyemprotan d lajur yang bersebelahan telah selesa dlaksanakan Hal in dmaksudkan agar tep permukaan yang dbarkan tetap terbuka in mendapat semprotan dar tga nose, sehngga mendapat takaran aspal yang sama seperti permukaan yang lain. Lapis kedua BURDA harus mempunya sambungan yang bergeser palng sedikt 5 cm dar sambungan laps pertama.
d)
Lokas awal dan akhir penyemprotan harus dlindungi dengan bahan yang cukup kedap (kertas kerja). Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampa seluruhbahan pelndung tersemprot, dengan demkian semua nose bekerja dengan benar pada seluruh paang jalan yang akan dlabur
e)
Distributor aspal harus mulai bergerak kirakira 5 meter sebelum daerah yang akan disemprot, sehngga kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan in harus dipertahankan sampai melewat titk akhir. Bahan pelindung atas perckan aspal harus dikeluarkan dan dbuang sedemikian hingga dapat dterima oleh Dreksi Pekerjaan.
Sisa aspal dalam tangki distrbutor setelah penyemprotan selesai harus djaga tdak boleh kurang dar 0% dari kapasitas tangki atau sebesar yang ditentukan oleh Direks Pekerjaan, untuk mencegah terperangkapnya udara (masuk angn) pada sstem penyemprotan dan untuk mencegah kurangnya takaran penyemprotan
g)
Jumlah bahan aspal yang telah digunakan dalam setap lintasan penyemprotan, atau jumlah yang disemprot secara manual harus diukur 6 - 23
SPESI UMUM 2010 (Revis 3)
dihamparkan dan ddstribuskan kemba dengan merata di atas permukaan jaan dengan sapu hela, atau disingkrkan dengan cara ai dan dtumpuk sesua petunjuk Dreksi Pekerjaan. 5)
6.26
Penyauan dan Peasan a)
Segera Sege ra se sete telah lah pe peng ngha hamp mpar aran an agre agrega gatt penu penutu tup p hg hgga ga dte dter rma ma oeh oeh Dre Dreks ksii Pekerjaa, maka hamparan agregat tersebut has dgilas denga alat pemadat roda karet, bia dipandang peru untuk mempercepat proses pemadatan, Dreks Pekerjaan dapat memerntahkan peggunaan ebh dar satu aat pemadat roda karet. Peggilasan has dianjutkan sampai seuuh permukaan telah mengaami pengglas pengglasan an sebanak eam kai.
b)
Permukaa jala kemudian has dibershka dar agregat ang berkelebiha, sesuai dengan d engan ketentuan dari Pasa 62.1.(9).( e) dari Spesifkasi n.
PENGENDALIAN MUTU DAN PENGUJIAN LAPANGAN
a)
Contoh aspa dan sertikatna, sesuai denga ketentua Pasa 62.1(7)(a) dar Spesifkasi in, harus dsediakan pada setap pegangkutan aspa ke lapangan
b)
Dua lit liter er con conto toh h aspal aspal a ang ng aka akan n dha dhamp mpar ar har harus us dia diamb mb dari dari dis distr trib ibut utor or,, masing-masing pada saat awa penemprotan dan pada saat mejelang akhir penemprotan.
c)
Jumah data pendukung ang dperlukan untuk persetuuan awa atas mutu sumber bahan agregat penutup has meputi semua pengujian sepert disaratkan dalam Pasal 6.2.2.(1).(b) dar Spesfkasi ii dengan mnmum tiga cotoh ang mewakili sumber bahan ang diusulkan, dipiih sedemkian hingga mewaki rentang mutu bahan ang mungkin dperoeh dar sumber baha tersebut. Setelah persetujuan mengenai mutu bahan agregat peutup, seanutna pengan in harus diuangi ag, sesuai petunjuk Dreks Pekerjaan, biamaa meurut hasl pengamata terdapat pebahan mutu pada bahan atau sumberna.
d)
Distribut Distri butor or as aspa pa ha hass dip diperi eriks ksaa dan d duj ujii se sesua suaii den dengan gan Pas Pasa a 6 61.3 1.3( (6) 6) da dari ri Spesifkas in sebaga berikut berikut :
e)
i)
Sebelum dimulana pekerjaan penempotan;
ii)) ii
Setiap Seti ap 6 bu bula lan n atau atau se seti tiap ap pen pene emp mpro rota tan n baha bahan n aspa aspa seb seban ana ak k 150.000 ter, dipih ang mana lebih
iii) ii i)
Bamaa Bama a di dist strb rbuto utorr meng mengaa aam m ke kerus rusak aka a ata atau u mod modi ika kas, s, pe peru ru diadakan pemeriksaan ulang terhadap distrbutor tersebut
Semuaa jei Semu jeiss peng peng ia ia dan dan anal analis isaa sar sarng ngan an agr agreg egat at tec teca atu tum m daam daam tab tabe e Pasal 622(1)(c), (d) dan (e) dari Spesfkasi ini haus dlakuka pada setap tumpukan persediaa bahan sebeum setap bahan tersebut dpaka. Minimum satu cotoh has diamb dan di untuk setiap 75 meter kubk agregat d daam tumpukan persediaan bahan.
6 - 25
I
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revis 3)
Catatan harian yang tenci dari setap pekerjaan pelaburan pemukaan, termasuk pemakaian aspa pada setiap inasan penyempotan dan takaan pemakaan yang dicapai, haus dibua t dalam rulir standar yang dsetuju oleh Deksi Pekerjaan.
ENGUKUAN AN EMBAYAAN EMBAY AAN
6.2.7
1)
Penukuan ahan sal dan ahan nti Peneuasan untuk Pembaaran a)
ntuk pembayaan, bahan aspa precoated haus diuku dalam satuan ite sebaga volume nomna yang telah terpakai dan telah diterma dikoreksi sesuai dengan fktor yang terdapat dalam Lampiran 61 tehadap pemuaan akibat temperatur dengan voume yang setaa pada suhu 5 C untuk aspal cai an pada suhu 156 C untuk aspa aspa emusi. °
°
b)
ntuk pem ntuk pembay bayaan aan,, ba baha hann as aspa pa pe peabu abuan an ha haru russ u uku ku da daa am m sat satua uann lt lter er sebagai voume nominal yang telah terpaka dan teah dterima paa setap ntasan penyempotan atau penyemprotan secaa manua, dikoreksi sesuai dengan fktor yang terdapat dalam Lapiran 6.1 terhadap pemuaan akibat temperatur dengan voume yang setaa pada suhu 5 C untuk aspa cai dan pada suhu 15,6 C untuk aspa emus. °
°
c)
d) 2)
Voume nomnal haus ddeniskan sebaga luas pemukaan yang telah disemprot dengan aspa ukur sesuai engan Pasa 6.2.5(3).(g) an Pasa 6.2.5(3).(h) dar Spesikas ni dikaikan takaran pemakaan nomna aspal. ntuk pembayaran, takaran pemakaian noina aspa untuk setiap lintasan penyemprotan atau penyemprotan secara manua, haus diambil yang ebh keci dari ketentuan di bawah n: i)
Takaran pemakaian yang teah dperintahkan Direks Pekerjaan, ditabah tolerans yang diperkenankan dalam Pasal Pa sal 6.2.5.(3).() a Spesifkasi n.
)
akaran ata-rata pemakaian yang teah dsemprot dan diukur sesuai dengan Pasa 6.25.(3).( sampai 6.2.5.(3).(i) dar Spesfkasi in
ahan ant pengeupasan diukur dalam satuan lter bahan yang terpaka
Penukuan Penu kuan reat R R untuk Pembaaran gregat R yang dukur untuk pembayaran harus dalam satuan mete perseg perukaan jaan yang teah dber R, dan teah seesai dan dterma sesuai Spesifkasi ni dan aba daam Dokumen ontrak.
3)
Penukuran Penuk uran eat RD untuk Pemba Pembaaran aran gregat RD yang diukur untuk pebayaran harus daam satuan meter peseg perukaan alan yang teah dber RD an telah seesa dan ditea sesuai Spesikas ini dan ambar daa Dokuen ontrak
4)
Penukuran dari Perbaikan Pekeraan ia perbakan pekeaan peaburan yang tdak emenuh ketentuan teah dilaksanakan sesuai peintah Dreks Pekeaan menurut Pasa 62.1.() atas aka kuantitas yang diuku untuk pembayaan harusah meupakan pekeraan yang
6 - 26
I
SPES!FKS! UMUM 2010 (Revisi 3)
seharusnya dibayar jika pekeraan yang semula diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk suatu pekeraan tambahan atau kuantitas tambahan atau pengian ulang karena pekeraan perbaikan tersebut. 5)
Dasar Pembaaran Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang teah tercantum daam Daar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penghamparan seuruh bahan termasuk seuruh pekera peralatan perengkapan, dan biaya tidak terduga yang diperlukan untuk penyeesaian pekeraan seperi diuraikan dalam Spesifkasi ini. NomorMata Pembayaran
Uraian
Satuan Pen2ukuran
6.2.(1)
Agregat Penutup BURT
Meter Persegi
62(2)
Agregat Penutup BURDA
Meter Persegi
6.2.(3a)
Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan
Liter
62.(3b)
Bahan Aspa Modikasi untuk Pekerjaan Peaburan
Liter
62(4a)
Aspa Cair untuk Precoated
Liter
6.2(4b)
Aspa Emusi untuk Precoated
Liter
6.2(4c)
Aspa Emusi Modifkasi untuk Precoated
Liter
6.2.(4d)
Bahan Anti Pengelupasan
6 - 27
Kg
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revis 3)
SEKSI 6.3 CAMPUAN BEASPAPANAS
6.3.1
UMUM ) ekerjaan in mencakup pengadaan lapsan padat yang awet bepa lapis perata, lapis pondasi, laps antara atau laps aus campuran beraspal panas yang terdiri dar agregat dan bahan aspal yang dcampur secara panas d pusat nstalas pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut d atas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesua dengan pesikas in dan memenuh garis, ketnggian dan potongan memanjang yang dtunjukkan dalam Gambar emua campuran dirancang dalam pesikasi ni untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabltas, kelenturan dan keawetan sesua dengan lalu-lntas rencana 2)
Jens amuran erasal Jens campuran dan ketebalan lapisan has seperti yang ditentukan pada Gambar a)
Lais Tis sal asr (and heet elas dan Lapis Tipis spal asr Latasir) yang selautnya disebut , terdr dar dua jens campuran, dan emilihan dan tergantung pada tebal nomnal mnimum Latasr basanya memerlukan penambahan fller agar memenuhi kebutuhan sftsft yang dsyaratkan
b)
Lais Tiis sal eton (Hot Rolled heet HR Laps Tipis spal eton Lataston) yang selanjutnya disebut HR, terdr dari dua jens campuran, H ondasi HRase) dan R Laps us HR Wearng ourse, HR-W) dan ukuran maksmum agregat masing masng campuran adalah 9 mm HRase mempunyai propors aks agregat kasar lebih besar darpada HRW ntuk mendapatkan asil yang memuaskan, maka campuran has drancang sampai memenuhi semua ketentuan yang dberkan dalam pesifkasi Dua kunc utama adalah )
Gradas yang benarbenar seang gar dperoleh gradas yang benar benar senjang, maka selalu dilakukan pencampuran pasr halus dengan agregat pecah mesin
)
sa rongga udara pada kepadatan membal (refsal densit) has memenuh ketentuan yang dtuukkan dalam peskas ni
Lataston bergradas sem senjang sebaga pengganti Lataston bergradas senjang hanya boleh digunakan pada daerah dmana pasr halus yang dperlukan untuk membuat gradasi yang benarbenar seang tidak dapat dperoleh dan dsetui terlebh dahulu oleh Direks ekerjaan
6 - 28
I
SPESIFIKSJ UMUM 2010 (Revisi 3)
c)
Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, A Lais Asal Beton Laston) yang selautnya disebut AC terdiri dari tiga jenis camuran AC Lais Aus AC-WC) AC Lais Antara ACBinder Course ACBC) dan AC Lais Pondasi ACBase) dan ukuran maksimum agregat masingmasing camuran adaah 19 mm 254 mm 375 mm. Setia jenis camuran AC yang menggunakan bahan Asa Poimer atau Asa dimodikasi dengan Asal Aam disebut masingmasing sebagai ACWC Modifed ACBC Modied dan ACBase Modifed
3)
Pekeraan Seksi Lain Yan Berkaitan Denan Seksi Ini a) b) c) d) e)
f g) h) i) j) 4)
Manajemen dan Keseamatan Lalu Lintas Kajian TeknisLaangan Bahan dan Penyimanan Pengamanan Lingkungan Hidu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahu Jaan Perkerasan Berbutir Lais Resa Pengikat dan Lais Perekat Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama Pemeiharaan Rutin Perkerasan Bau Jaan Drainase Perlengkaan aan dan Jembatan
Seksi 8 Seksi 9 Seksi 1 Seksi 7 Seksi .19 Seksi 42 Seksi 5 Seksi 61 Seksi 81 Seksi 01
Tebal Lapisan dan Toleransi a)
Tebal setia aisan camuran berasa bukan erata harus dieriksa dengan benda uji "inti" (core) erkerasan yang diambi oleh Penyedia Jasa sesuai etunjuk Direksi Pekerjaan Benda i inti (core) aing sedikit harus diambil dua titik engujian er enamang melintang er lajur dengan jarak memanjang antar enamang melintang yang dieriksa tidak lebih dari 00 m
b)
Tebal aktual hamaran lais berasal di setia segmen didenisikan sebagai tebal ratarata yang memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan ada Pasal 6314) dari semua benda uji inti yang diambil dari segmen tersebut
c)
Segmen adalah anjang hamaran yang dilais dalam satu hari roduksi AMP
d)
Tebal aktual hamaran ais berasal bukan erata harus sama atau ebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan dalam Gamba Bilamana tebal laisan berasa daam suatu segmen terdaat benda uji inti yang tidak memenuhi ersyaratan sebagaimana yang disebutkan diatas maka sub segmen yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar atau diais kembali dengan teba nominal minimum yang diersyaratkan dalam Tabel 63) dan harus memenuhi ketentuan kerataan yang disyaratkan dalam Pasa 6.3.7.).c) Tebal setia titik dari masingmasing jenis camuran berasa bukan erata tidak boleh kurang dari tebal rancangan seerti yang ditunjukkan dalam Gambar dengan toleransi masingmasing jenis camuran yang disyaratkan dalam Pasal 634)
6 - 29
SPESIFIKSJ UM 2010 (Revisi 3)
e)
Tebal aktual hamparan campuran beraspal perata dapat kurang atau lebih tebal dari tebal perkiraan yang dituukkan dalam Gambar karena adanya perbaikan bentuk.
f
Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal : • Latasir tidak lebih dari 2,0 mm, • Lataston Lapis Aus tidak lebih dari 3,0 mm • Lataston Lapis Pondasi tidak lebih dari 3,0 mm • Laston Lapis Aus tidak lebih dari 3,0 mm • Laston Lapis Antara tidak lebih dari 4,0 mm • Laston Lapis Pondasi tidak lebih dari 5,0 mm Tabel 631( I) Tebal Nominal Minimum Campuran Beraspal
g)
Jenis Campuran
Simbol
Latasir Kelas A Latasir Kelas B Lataston Lais Aus Lais Pondasi Laston Lais Aus Lais Antara Lais Pondasi
SS-A SSB HRS-WC HRSBase AC-WC AC-BC AC-Base
Tebal Nominal Minimum cm ,5 2,0 3,0 3,5
4,0 6,0 7,5
Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran beraspal yang dihampar harus dipantau dengan menimbang setiap muatan truk yang meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal Untuk setiap ruas pekerjaan yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual bahan terhampar yang dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih lima persen dari berat yang dihitung dari ketebalan rata-rata benda ui inti (core), maka Direksi Pekerjaan harus mengambil tindakan untuk menyelidiki sebab teradinya selisih berat ini sebelum menyetuui pembayaran bahan yang telah dihampar. nvestigasi oleh Direksi Pekeraan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada halhal berikut ini i)
Memerintahkan Penyedia Jasa untuk lebih sering mengambil atau lebih banyak mengambil atau mencari lokasi lain benda ui inti (core);
ii)
Memeriksa peneraan dan ketepatan timbangan serta peralatan dan prosedur penguian di laboratorium
iii)
Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen dan pemeriksaan kepadatan campuran beraspal yang dicapai di lapangan
iv)
Menetapkan suatu sistem perhitungan dan pencatatan truk secara terinci
Biaya untuk setiap penambahan atau meningkatnya fekwensi pengambilan benda uji inti (core) untuk survei geometrik tambahan ataupun pengian laboratorium, untuk pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya yang
6 - 30
I
SPEKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
dianggap peru oleh Direksi Pekerjaan untuk mencari penyebab diampauinya toleransi berat harus ditanggung oleh Penyedi a Jasa sendiri. h)
Perbedaan kerataan permukaan lapisan aus (HRS-WC dan AC-WC) yang teah seesai dikerjakan, harus memenuhi berikut ini i)
Kerataan Meintan Biamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang dietakkan tepat di atas permukaan jaan tidak boeh meampaui 5 mm untuk apis aus dan lapis antara atau 10 mm untuk apis pondasi. Perbedaan setiap dua titi pada setiap penampang meintang tidak boeh melampaui 5 mm dari eevasi yang dihitung dari penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar.
ii)
Kerataan Memanan Setiap ketidakrataan individu bia diukur dengan Ro Profometer tidak boeh meampaui 5 mm
i)
5)
Bilamana campuran beraspa dihamparkan sebagai lapis perata maka teba apisan tidak boeh meebihi 2,5 kai teba nominal yang diberikan daam Tabe 631( 1) dan tidak boleh kurang dari diameter maksimum partike yang digunakan.
Standar Ruukan Standar Nasional Indonesia : SNI 06-2440-1991
Metoda Pengujian Kehiangan berat inyak dan Aspal dengan Cara A
SNI 03-3426-1994
Survai Kerataan Permukaan Perkerasan Jaan Dengan Aat Ukur NAASRA
SNI 03-3640-1994
etode Pengujian Kadar Aspal Dengan Cara Ekstraksi enggunakan Aat Soket
SNI 03-4141-1996
etode Pengujian Gumpalan Lempung Dan Butir Butir Mudah Pecah Daam Agregat
SNI 03-4428-1997
etode Pengujian Agregat Haus Atau Pasir Yang engandung Bahan Pastis Dengan Cara Setara Pasir
SNI 06-6399-2000
Tata Cara Pengambian Contoh Aspa
SNI 03-6441-2000
Metode Pengian Viskositas Aspa inyak dengan Aat Brooked Termosel
SNI 03-6723-2002
Spesikasi Bahan Pengisi untuk Campuran Beraspal
SNI 0367572002
Metode Pengian Berat Jenis Nyata Campuran Beraspal dipadatkan enggunakan Benda i Kering Permukaan Jenuh
SNI 03-6819-2002
Spesikasi Agregat Haus Untuk Campuran Pererasan Beras pal
SNI 03-6835-2002
etode Pengian Pengaruh Panas dan dara terhadap Lapisan Tipis Aspal yang Diputar
6 - 31
SPESIFKS UMUM 20 10 (Revisi 3)
SNI 03-6877-2002
Metode Pengian Kadar Rongga Agregat Halus yang tidak dipadatkan
SNI 0368932002
Metode Pengujian Berat Jenis Maksimum Campran Beraspal
SNI 03-68942002
Metode Pengian Kadar Beraspa Cara Sentrius
SNI 04-7182-2006
Metode Uji Standar untk Biangan Asam
SNI 1969: 2008
Cara Uji BeratJenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar
SN 1970 2008
Cara Uji BeratJenis Dan Penyerapan Air Agregat Haus
SN 2417 2008
Cara Uji Keasan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles
S 2490 2008
Cara Uji Kadar Air daam Prodk Minyak Bmi dan Bahan mengandung Aspa dengan Cara Penyuingan
SNI 3407 2008
Cara Uji Sit Kekekalan Bentuk batu dengan menggnakan Larutan Natrium Sut atau Magnesium Sult
SNI 3423 2008
Cara Uji Anaisis Ukuran Btir Tanah
SNI 24322011
Cara i Daktilitas Aspa
SNI 24332011
Cara Uji Titik yaa dan Titik Bakar dengan aat Cleveand Open Cp
SNI 24342011
Cara Uji Titik Lembek Aspa dengan Alat Cincin dan Boa (Ring and Ba)
SNI 24392011
Cara Uji Penyeimutan Campuran Agregat-Aspa
SNI 2441 2011
Cara Uji BeratJenis Aspa Padat
SNI 2456 2011
Cara Uji Penetrasi Bahan-Bahan Bitmen
SNI ASTM C 17 2012:
Metode Uji Bahan Yang lebih as dari Saringan 75 µm (No.200) dalam Agregat Mineral dengan Pencucian
SI ASTM C36 2012
Cara Uji untuk Anaisis Saringan Agregat Haus dan Agregat Kasar
SN 6721 2012
Metode Pengujian Kekentaan Aspal Cair dan Aspa Emusi dengan Aat Saybot Furo
SN 6753: 2008
Cara Uji Ketahanan Campran Beraspal Terhadap Kerusakan Akibat Perendaman
SI 7619 2012
Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada Agregat Kasar
Aspal
dan
Dan
Campran
Pengeupasan
pada
Panas
AASTO: AASTO T96-02 (2006)
Resistance to Degradation of SmaSize Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angees Machine.
AASTO T95-67 (2007)
Standard Method of Test r Determining Degree of Parice Coating of Bituminos-Aggregate ixtres
AASTO T283-07
Resistance of Compacted Bitminos Mixture to Moisture Induced Damaged
6 - 32
SPESIFKS UMUM 2010 (Revisi 3)
AASHTO T301-99 (2003) ASTM: ASTM D2042-01
Elastic Recovery Test of Bituminous Materias By Means of a Ductilometer Standard Test Method r Soubility of Asphalt Materias in Trichloroethyene.
ASTM D2073-07
Standard Test Methods r Total, Primary, Secondary, and Tertiary Amine Vaues of Fatty Amines by Alteative Indivator Method
ASTM D3625 (2005)
Standard Practice r Eect of Water on Bituminous Coated Aggregate Using Boiing Water
ASTM D4791-99
Standard Test Method r Flat or Elongated Particles in Coarse Aggregate
ASTM D5581-07a
Test Method r Resistance to Pastic Flow of Bituminous Mixture using Marshal Apparatus (6 inchdiameter Specimen).
ASTM D6927-06
Standard Test Methods r Marshal Stability and Flow of Bituminous Mixtures
Lainna: BS 598 Par 104 (1989) 6)
The Compaction Procedure Used in the Percentage Resa Density Test
Penajuan Kesiaan Kera Sebeum dan seama pekeraan, Penyedia asa harus menyerahkan kepada Direksi Pekeraan a)
Contoh dari seuruh bahan yang disetui untuk digunakan yang disimpan oeh Direksi Pekeraan seama periode Kontrak untuk keperuan ruukan;
b)
Setiap bahan aspa yang diusukan Penyedia asa untuk digunakan, berikut keterangan asal sumbeya bersama dengan data penguian sitsitnya, baik sebelum maupun sesudah Penguian Penuaan Aspa (RTFOT sesuai dengan SN 03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SN 062440-1991);
c)
Laporan tertuis yang menelaskan sitsit hasil penguian dari seluruh bahan, seperti disyaratkan daam Pasa 63.2;
d)
Laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta sitsit bahan seperti yang disyaratkan dalam Pasa 63.2.(6);
e)
Hasi pemeriksaan peralatan aboratorium dan pelaksanaan
Rumusan campuran kera (Job Mix Formula, JMF) dan data penguian yang mendukungnya; seperti yang disyaratkan dalam Pasa 6.33, daam bentuk aporan tertulis;
g)
Pengukuran penguian permukaan seperti disyaratkan daam Pasal 63.7(1) dalam bentuk laporan tertuis;
6 - 33
SPESJ UMM 2010 (Revisi 3)
7)
h)
Laporan tertulis mengenai kepadatan dari campan yang dhampar, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.(2);
)
Daa pengujian laboraorum dan lapangan seperti yang dsyarakan dalam Pasal 637.(4) untuk pengendalian haran terhadap akaran campuran dan muu campuran, dalam bentuk laporan eruls
j)
Caaan harian dar seluruh muaan ruk yang ditimbang di ala penimbang seperti yang dsyaratkan dalam Pasal 637(5)
k)
Catatan tertulis mengenai pengukuran ebal lapisan dan dimens perkerasan sepert yang disyarakan dalam asal 63.8
Kondsi Cuaca Yan Dinkan Unuk Bekera Campan hanya bisa dhampar bla permukaan yang elah disapkan keadaan kerng dan diperkrakan tidak akan turun han
8)
erbakan ada Caman berasal Yan Tdak Memenuh Keenuan Blamana persyaraan kerataan hasil hamparan idak terpenuhi aau blamana benda uji nt dar lapsan beraspal dalam sau sub-segmen tdak memenuhi persyaraan tebal atau kepadatan sebagamana deapkan dalam spesfkas n maka panjang yang tdak memenuh syarat harus dbongkar atau dlapis kembali dengan tebal lapisan nominal minmum yang di syaratkan dalam Tabel 6.31.() dengan jens campuran yang sama dan harus memenuh ketentuan keraaan yang disyarakan dalam asal 6.3.7()(c) Panjang yang tidak memenuh syara dtenukan dengan benda uji tambahan sebagamana dpernahkan oleh Dreks ekerjaan dan selebar satu hamparan. Bila perbaikan elah dperintahkan maka jumlah volume yang dukur untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bla pekerjaan aslinya dapat derma. Tdak ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dlakukan unuk pekerjaan aau volume tambahan yang dperlukan unuk perbakan
9)
enembalian Bentuk ekeraan Seelah enuian Seluruh lubang uj yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya harus segera dutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyeda Jasa dan dpadatkan hingga kepadaan serta kerataan permukaan sesuai dengan olerans yang diperkenankan dalam Seks in
0)
Laisan Peraa Atas persetuan Dreksi Pekerjaan maka setiap jenis campan dapat dgunakan sebagai lapisan peraa Semua ketentuan dar Speskas n harus berlaku kecuali: Bahan harus disebu HRSWC(L) HSBase(L) ACWC(L), ACBC(L) aau AC Base() dsb.
6 - 34
I
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revis 3)
6.3.2
BAHAN
1)
2)
Agregat - Umum a)
Areat yan akan diunakan dalam pekerjaan has sedemikian pa aar campuran beraspal, yan proporsinya dibuat sesuai denan musan campuran kera (lihat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yan disyaratkan dalam Tabe 6.3.3.(a) sampai denan Tabe 633(d), terantun campuran mana yan dipilih.
b)
Areat tidak boleh diunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekeraan. Bahan has ditumpuk sesuai denan ketentuan dalam Seksi 1.11 dari Spesifkasi ini.
c)
Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa has sudah menumpuk setiap faksi areat pecah dan pasir untuk campuran beraspal, palin sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan selanutnya tumpukan persediaan has diperahankan palin sedikit untuk kebutuhan campuran beraspal satu bulan berikutnya
d)
Dalam pemilihan sumber areat, Penyedia Jasa dianap sudah memperhitunkan penyerapan aspal oleh areat. V ariasi kadar aspal akibat tinkat penyerapan aspal yan berbeda, tidak dapat diterima sebaai alasan untuk neosiasi kembali hara satuan dari Campuran beraspal
e)
Penyerapan air oleh areat maksimum 3 %
Berat enis (spesc gavit) areat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2
Agregat Kasar a)
Fraksi areat kasar untuk rancanan campuran adalah yan terahan ayakan No.4 (4,75 mm) yan dilakukan secara basah dan has bersih, keras, awet dan bebas dari lempun atau bahan yan tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yan diberikan dalam Tabe 6.3.2.(l a).
b)
Fraksi areat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal sesuai denan enis campuran yan direncanakan seperi dituukan pada Tabe 6.3.2.(1b).
c)
Areat kasar has mempunyai anularitas seperi yan disyaratkan dalam Tabe 6.3.2.(a). Anularitas areat kasar didefnisikan sebaai persen terhadap berat areat yan lebih besar dari 4,75 mm denan muka bidan pecah satu atau lebih berdasarkan i menut SNI 769 : 2012 dalam Lampiran 6.3.C.
d)
Areat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yan bersih
e)
Fraksi areat kasar has ditumpuk terpisah dan has dipasok ke instalasi pencampur aspal denan menunakan pemasok penampun dinin (cold bin feeds) sedemikian pa sehina radasi abunan areat dapat dikendalikan denan baik.
6 - 35
SPEIFKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
Tabel 63.2(a) Ketentuan Agregat Kasar Pengujian
Standar
I natrium suft Kekekalan bentuk agregat terhadap atan magnesium sult 100 utaran Camuran AC Abras dengan Modifkas 500 utaran mesn Los Semuajenis 00 utaran Angeles' camuran asal 500 utaran berradasi lannva Kelekatan agregat terhada asal Butir Pecah ada Agregat Kasar Partikel Pih dan Lonong ateral loos Ayakan No200
SN3407:2008
SN247:2008 SN2439201 SN76192012 ASTMD4791 Perbandingan 5 SN03-4142996
Nilai
Maks12 % Maks8 % Maks 6% Maks 30% Maks 8% Maks 40% Mn 95 % 95/90 * Maks 10 % Maks 2 %
Catatan: *) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasa mempunyai muka bidang pecah satu atau ebih dan 90% agegat kasar mmepunya mka bidang pecah dua atau lebh.
Tabel 6.32.(b) Ukuran Nomnal Agregat Kasar PenamungDngn untuk Camuran Asal Jens Camuran Lataston Las Aus Lataston Las Pondasi Laston Las Aus Laston Lais Antara Laston Lais Pondasi 3)
Ukuran nomina agregat kasar enamung dngin (cold bin) minimum ang derukan (mm) 22 30 10 4 4 22 5 0 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Areat Haus a)
Agregat halus dar sumber bahan manaun, has terdiri dar asr atau hasil engaakan batu ecah dan terdr dar bahan ang lolos aakan No4 ( 4, 75 mm)
b)
Fraksi agregat halus ecah mesn dan asr has dtematkan terisah dari agregat kasar
c)
Agregat ecah halus dan asr has ditumuk tersah dan has diasok ke instalas encamur asal dengan menggunakan emasok enamung dingn (cold bin feeds) ang tersah sehingga gradasi gabungan dan resentase asr didaam camuran daat dikendaikan dengan baik
d)
Pasr alam daat dgunakan dalam camuran AC samai suatu batas ang tdak melamaui 15% terhada berat total camuran
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3
Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dar empung, atau bahan yang tidak dikehendak lannya. Batu pecah haus harus diperoleh dari batu yang memenuh ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.(1). Untuk memperoeh agregat haus yang memenuh ketentuan diatas : i) bahan baku untuk agregat halus dicuc terebh dahuu secara mekans sebelum dmasukkan kedaam mesin pemecah batu. ii) digunakan scalping screen dengan proses berikut ini : aks agregat haus yang dperoeh dar hasil pemecah batu tahap pertama rima crusher) tidak boleh langsung digunakan. agregat yang diperoleh dar hasi pemecah batu tahap pertama (rimary crusher) harus dpisahkan dengan vibro scalping screen yang dpasang d antara primary crusher dan secondary crusher. materia tertahan vibro scalping screen akan dpecah oleh secondary crusher, hasil pengayakannya dapat dgunakan sebaga agregat haus. material Ioos vibro scaing screen hanya boeh dgunakan sebaga komponen matera Lapis Pondasi Agregat. e)
Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaiana ditunjukkan pada Tabe 6.3.2.(2). Tabel 6.3.2.(2) Ketentuan Agregat Halus
I
Pengujian
Nilai Setara Pasir Anuartas denan Ui Kadar Rongga Gumpaan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Areat Aeat Loos Aakan No200 4)
Standar
Nilai
SN 03-4428-1997 SN 03-68772002 SN 03-4141-1996
Min 60% Min. 45 Maks 1%
SN ASTM C17: 2012
Maks 10%
Bahan Pensi Fler Untuk Camuran Berasal a)
Bahan pengsi yang dtambahkan (fier added) terdir atas debu batu kapur (limestone dust, Calcium Carbonate CaC03), atau debu kapur padam yang sesua dengan SHTO M30389 (2006), semen atau mineral yang berasal dari Asbuton yang sumbernya dsetuui oeh Direks Pekerjaaan. Jka dgunakan Aspal Modkas dari enis Asbuton yang diproses maka bahan pengisi yang dtambahkan (fler added) sudah memperhtungkan kadar ler yang terkandung dalam Asbuton tersebut.
b)
Bahan pengsi yang dtambahkan harus kering dan bebas dari gumpaan gumpaan dan ba dii dengan pengayakan sesuai SN ASTM C36: 2012 harus mengandung bahan yang loos ayakan No.200 (75 mcron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya kecuali untuk minera Asbuton Mineral Asbuton harus mengandung bahan yang lolos ayakan No100 (150 mcron) tidak kurang dar 95% terhadap beratnya.
c)
Bilamana kapur tdak terhidrasi atau terhidrasi sebagian tidak digunakan sebagai bahan pengsi Kapur yang seluruhnya terhidras yang dhasilkan dar pabrik yang disetu dan semen yang memenuhi persyaratan yang
6 - 37
I
I
SPESI UMUM 2010 (Revisi 3)
disebutkan pada Pasal 6.3.2.(2b) datas, dapa digunakan maksimum 2% erhadap bera otal agregat d)
5)
Semua campuran beraspal harus mengandung bahan peng1s yang dambahkan (ler adde min I% dar bera toal agregat
Gradas Aeat Gabunan Gradasi agrega gabungan unuk campuran aspal, dunjukkan dalam persen terhadap berat agrega dan bahan pengs, harus memenuh batas-batas yang dberkan dalam Tabel 632(3) Rancangan dan Perbandngan Campuran unuk gradas agregat gabungan harus mempunyai arak erhadap batasbatas yang diberkan dalam Tabel 6.3.2.(3). Tabel 632.(3) Amplop Gradasi Agrega Gabungan Unuk Campuran Aspal % Berat Yan Lolos terhadap Total A2re2at dalam Campuran Lataston (HS) Latasir (SS) aston (AC)
Ukuran Ayaan (mm)
Gradas Semi Senan! 2
Gradasi Senan Kelas A
37,5 25 19 25
00
Kelas B
WC
Base
WC
Base
WC
BC
00
100 90-00 75 85
00 90 -00 6590
100 87-00 55-88
00 90-00 55-70
75 00
50723
35-553
5062
32-44
35-60
5-35
2045 1535
5-35 5-35
6 10
29
610
4-8
100 90 -100 77 90 5 3 69 33-53 21 40 14-30 9-22 65 4-9
00 90100 75-90 66 82 46-64 30 49 18 38 1228 7-20 5-3 4-8
90-00
9,5
4,75 236 8 0600 0300 050 0,o75
05
813
Base 100 90 -100 7690 60 78 52 7 35-54 23 4 3 30 022 6-15 4-10 3- 7
Catatan: I
Unuk HRS-WC dan HRS-Base yang benarbenar senjang, paling sedki 80% agregat olos ayakan No.8 (236 mm) harus loos ayakan No30 (0600 m) Lha Tabel 6324 sebagai conoh baasbatas "Bahan Bergradas Seang d ana bahan yang olos No 8 (236 mm) dan terahan pada ayakan No30 (0600 )
2
Untuk semua jenis campuran ruuk Tabel 6.3.2.(1).(b) unuk ukuran agregat nominal maksmu pada tumpukan bahan pemasok dingin.
3
Apaba idak dtetapkan dalam Gambar penggunaan pemilihan gradas sesuai dengan peuuk Dreks Pekeraan dengan engacu pada panduan Seksi 63 n
Tabel 6.3.2.(4): Conoh Baasbaas "Bahan Bergradas Seang Ukuran Ayakan
Alternatif 1
Alternatif
Alaternatf 3
Alternatif 4
% lolosNo8 % lolosNo30 % kesenangan
40 aln sedik 32 8 atau kurang
50 alin sediki 40 0 atau kurang
60 paling sedkt 48 2 atau kurang
70 paling sedkt 56 4 atau kuran
6)
Bahan Asal Unuk Camuran Berasal a)
Bahan aspal berikut yang sesua dengan Tabel 632(5) dapa digunakan Bahan pengkat ni dcampur dengan agregat sehngga menghaslkan campuran beraspal sebagamana mesnya sesuai dengan yang disyarakan
6 - 38
I
SPESIFKSJ UMUM 2010 (Revisi 3)
dalam Tabel 6.3.3.(a), 6.33(b), 6.33(c) dan 6.3.3 (d) mana yang relevan sebagai-mana yang disebutkan dalam Gambar atau dperinahkan oleh Direksi Pekerjaan Pengamblan conoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-6399-2000 dan pengian semua s-st (roperties) yang disyarakan dalam Tabel 6.3.2.(5) harus dilakukan. Bilamana ens aspal modkasi tdak disebutkan dalam Gambar maka Penyedia Jasa dapa memilih Aspal Tipe dalam Tabel 6.3.2.(5) dbawah . Tabel 6.32.(5) Ketentuan-ketentuan untuk Aspal eras
Tipe I pal Pen.6070
Metoda Penguian
Jenis Pengujian
Tipe II Aspal yang Dimodifkasi Ac1> Asbuton yg diproses
Elastomer Sintetis
I.
P 25°C (0, I )
N 06-2456-99
60-70
M.O
M40
2
Vk D 60°C (P)
N 06-644-2000
60 - 240
240 360
320 480
3.
Vk K 35°C ()
N 06-644-2000
300
385 2000
3000
4.
Tk Lk ( 0C)
N! 2434:20
48
2 53
2 54
5
Dk 25 °C ()
N 243220
00
00
00
6
k N ( C)
N 243320
232
232
232
7
K Thh (%)
HT T4403
2: 99
90
2 99
8.
B J
N 24420
,0
0
0
9
P P k Lk ( C)
M D 5976 6
-
22
22
0
Pk h h 50 (µ) (%)
M 95c1>
engujian Residu asil F S- atau FS-- .
B H (%)
N 0624499
8
8
8
2
Vk D 60°C (P)
N 03-644-2000
800
200
600
13.
P 25 C (%)
N 06245699
c 54
54
2 54
14.
Dk 25 °C ()
N 243220
00
50
25
5
K h P (%)
HT 30-98
-
60
C: 1 H 4 8 f V 1 C C 1 1 C 17 C °
°
°
I
°
SPESI UM 2010 (Revisi 3)
4.
7)
Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-03 maka hasil pengujian harus dkonversikan ke satuan cSt
b)
Contoh baan aspal hams diekstraksi dar benda uj sesua dengan cara SNI 03-3640-1994 (eoda soklet) aau SNI 03-68942002 (etoda senris) aau AASHTO T 64 - 06 (eoda tungku pengapan). Jka etoda sentritus digunakan, seela konsentras lamtan aspal yang ereksraks encapa 200 partkel ineral yang erkandung hams dpindahkan ke dala suau alat sentrigalPendaan ni danggap eenui bilaana kadar abu dala baan aspal yang diperole kebali tidak elebii 1 % (dengan pengapian). Jka bahan aspal diperlukan unuk pengian lebi lanju aka baan aspal itu ams diperole kebali dari laman sesua dengan prosedur SNI 03-6894-202.
c)
Aspal ipe I dan ipe II ams diuj pada seap kedatangan dan sebelu dtuangkan ke angki penyipan AMP untuk penetrasi pada 25 °C (SNI 062456-1991) pe I juga ams di untuk stablitas penyipanan sesuai dengan ASTM 5976 par 6.1 dan dapa ditepatkan dala tangk seentara sapa asl pengujian tersebut dikeahui. Tidak ada aspal yang bole digunakan sapai aspal ersebut telah di dan diseui
Baan An Peneluasan Bahan ani pengelupasan hanya dgunakan jika Sabilas Marshall Sisa (IRS Index of Retained Stabilty) aau nlai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) capuran beraspal sebelu diabah baan anti pengelupasan leb besar dar yang disyaratkan Sabiltas Bahan an pengelupasan (anti siping agent) hams diabahkan dala bentuk cairan di tibangan aspa AMP dengan engunakan popa penakar dozing pump) sesaa sebelu dlakukan proses pencapuran basa di pugl. Penabahan bahan an pengelupasan ke dala ketel aspal hanya diperkenankan atas perseujuan Direks Pekerjaan. Kuantias peakaian adif anti stripng dala rentang 02% 04% terhadap berat aspal Bahan anti pengelupasan hams dgunakan unuk seua jenis aspal eapi tdak boleh digunakan pada aspal odikasi yang beruatan posit Persyaraan bahan anti pengelupasan hamsah eenui Tabe 6.3.2.(6) dan kopabias dengan aspal disyarakan daa Tabel 6.3.2.(7). Tabe 6.3.2.(6) Ketentuan Bahan Anti Pengeupasan Mengandung Aine N l
2 3 4 5
P_ Titik yala (Claveland Oen Cu), °C Viskositas pada 25 °C (Saybot Furol) detik Berat Jen s pada 25C Blangan asam (acid value), mL KO/ Tota bilangan amine (amine value) mL HC/
SI 2433:2011 SI 03-621-2002
N min180 >200
S 2441 2011 S 0471822006
092 106 < 10
ASTM 207307
150 - 350
Tabe 6.3.2(7) - Kopatbiitas Bahan Anti Pengelupasan dengan Aspa N 1
P U pengelupasan dengan ar menddih (boiling water test)
2
% I)
Stablitas penyimpanan campuran aspal dan bahan anti eneluasan C
6 - 40
I
ASTM 3625 (2005) S 2434201
N min80J maks222>
SPESIFKSJ UMUM 2010 (Revisi 3)
No. 3
Jenis Penuan b pm (Heat stabili). g 72 jm, % mk m
Standar ATM 0362596 Mfc
Nilai m7
Catatan: 1) Modifkasi posedur pengan tentng persiapan benda i meputi ukura dan jens agegat, kadar aspal da tempeatur pencampuan ataa aspa agregat da bahan anti pengelupasan. 2) Pebedaan nlai Ttk Lembek (SNI 243420) 3) Persyaata berlaku untuk pengujan menggunaka agegat slika
8)
Aspal yang Dimodikasi Asal an dimodikasi haruslah jenis Asbuton, dan elastomerik latex atau sintetis memenuhi ketentuan-ketentuan Tabe 63.2.(5).Proses embuatan asal modikasi di aanan tidak dierboehkan kecuali ada isensi dari abrik embuat asa modikasi dan abrik embuatna menediakan instaasi encamur an setara denan an diunakan di abrik asana Asal modikasi harus dikirim dalam tanki an dienkai denan alat embakar as atau minak an dikendalikan secara termostatis. Pembakaran lansun denan bahan bakar adat atau cair didaam tabun tanki tidak dierkenankan daam kondisi aaun. Peniriman dalam tanki harus dienkai denan sistem seel an disetujui untuk menceah kontaminasi an terjadi aakah dari abrik embuatna atau dari enirimanna Asal an dimodikasi harus disalurkan ke tanki enamun di aanan denan sistem sirkuasi an terutu enuh Penaluran secara terbuka tidak dierkenankan. Setia eniriman harus disaurkan kedalam tanki an dieruntukkan untuk kedatanan asa dan harus seera dilakukan enian enetrasi, titik embek dan stabilitas enimanan Tidak ada asa an boleh diunakan samai diuji dan disetui Janka waktu eniman untuk asal modikasi denan bahan dasar atex tidak boleh melebihi 3 hari kecuali jika janka waktu enimanan an lebih ama disetui oleh Direksi Pekerjaan Persetuuan tersebut hana daat diberikan jika sitsit akhir an ada memenuhi nilainilai an diberikan dalam Tabe 63.2(5)
9)
Sumber Pasokan Sumber emasokan areat, asa dan bahan enisi (ler) harus disetujui terlebih dahuu oleh Direksi Pekerjan sebelum eniriman bahan. Setia jenis bahan harus diserahkan, seerti an dierintahkan Direksi Pekerjaan, ain sedikit 60 hari sebelum usulan dimulaina ekeaan enasaan
6.3.3
CAMPUAN
1)
Komposisi Umum Campuran Camuran berasa daat terdiri dari areat, bahan enisi, bahan aditif dan asal
2)
Kadar Aspa dalam Campuran Persentase asal an aktual ditambahkan ke dalam camuran ditentukan berdasarkan ercobaan laboratorium dan laanan sebaaimana teruan dalam Rencana Camuran Kerja (JMF) denan memerhatikan eneraan areat an diunakan
6 - 41
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
3)
Prosedur Rancangan Campuran a)
Sebelum dierkenankan untuk menhamar setia camuran berasal dalam Pekerjaan, Penyedia asa disyaratkan untuk menuukkan semua usulan metoda kerja, areat, asal, dan camuran yan memaai denan membuat dan menuji camuran ercobaan di laboratorium dan jua denan enhamaran camuran ercobaan yan dibuat di instalasi encamur asal
b)
Penian yan dierlukan meliuti analisa ayakan, berat jenis dan enyeraan ar, dan semua jenis enujian lainnya sebaaimana yan diersyaratkan ada seksi ini untuk semua areat yan diunakan. Penian ada camuran berasal ercobaan akan meliuti enentuan Berat Jenis Maksimum camuran berasal (SNI 03-6893-2002), enujian sift sift Marshall (SNI 06-24891990) an Keadatan Membal (Refsal Density) camuran rancanan (BS 598 Part 104 - 1989).
c)
Contoh areat untuk rancanan camuran harus diambi dari emasok dinin (cold bin) dan dari enamun anas (hot bin). Rumusan camuran kerja yan ditentukan dari camuran di laboratorium harus diana berlaku sementara samai dierkuat oleh asil ercobaan ada instalasi encamur asal dan ercobaan enhamaran dan emadatan laanan.
d)
Penujian ercobaan enhamaran dan emadatan laanan harus dilaksanakan dalam tia lankah dasar berikut ini i)
Penentuan roorsi takaran areat dari emasok dinin untuk daat menhasilkan komosisi yan otimum. Perhitunan roorsi takaran areat dari bahan tumukan yan otimum harus dunakan untuk enentuan awal bukaan emasok dinin. Contoh dari emasok anas harus diambil setelah enentuan besaya bukaan emasok dinin. Selanjutnya roorsi takaran ada emasok anas daat ditentukan. Suatu umusan Camuran Rancanan (Design Mix Formula, DMF) kemudan akan dtentukan berdasarkan rosedur Marshall. Dalam seala ha! DMF harus memenuhi semua sitsft bahan dalam Pasal 6.3.2 dan sit-sit camuran sebaaimana disyaratkan dalam Tabel 63.3(1a) sd 633 (d), mana yan relevan.
ii)
DMF, data dan rafk ercobaan camuran di laboratorium harus diserahkan ada Direksi Pekerjaan untuk mendaatkan ersetuan. Direksi Pekerjaan akan menyetuui atau menolak usulan DMF tersebut dalam waktu tuh hari. Percobaan roduks dan enhamaran tidak boleh dilaksanakan samai DMF disetu.
iii)
Percobaan roduksi dan enhamaran serta ersetuuan terhada umusan Camuran Kerja (Job Formula JMF). MF adalah suatu dokumen yan menyatakan bahwa rancanan camuran laboratorum yan tertera dalam DMF daat diroduks denan instalas encamur asal (Asphalt Mixing Plant AMP), dihamar dan diadatkan di laanan denan eralatan yan telah ditetakan dan memenuhi deraat keadatan laanan terhada keadatan laboratorum asil enian Marshall ar benda yan camuran berasalnya dambil dari AMP
6 - 42
SPEIFIKS UM 2010 (Revisi 3)
Tabel 63.3.(a) Ketentuan Sif-sit Campuran Latasr
Penyeraan as al (%) Jumlah tumbukan per bidang
Maks.
Rongga dalam campuran % < 2> Rongga dalam Areat (VA (% Rongga terisi asal (%) Stabilitas Marshall (k
Min Maks Min Min Min Min. Maks Min
Latasir Kelas A & B 2,0 50 3,0 6,0 20 75 200 2 3 80
Min.
90
Sit-sit Campuran
Pelelehan mm Marshall Quotient (kmm) Stabilitas Marshall Sisa % seteah perendaman selama 24 jam, 60 °C < 3)
Tabe 63.3.( 1 b) Keentuan Si-sift Campuran Lataston
Lataston Sit-sit Campuran Kadar asal ektif% Penyeraan asa (% Jumlah tmbukan er bidan
Min Maks
Rongga dalam campuran % < 2>
Mi Maks. Min Min Min Min Min.
Rona dalam Aregat VMA % Rona terisi aspal % Stabilitas Marshall kg Pelelehan mm Marshall Quotient kg/mm Stabilitas Marshall Sisa % setelah erendaman selama 24 am, 60 C < 3) Rongga dalam campuran % pada Keadatan membal (resa'
Lais Aus Senjang Semi Senan 5,9 5,9
Lapis Pondasi Senjang Semi Senan 5,5 5,5 1,7 75 4,0
6,0 8
7 68 800 3 250
Min
90
Min.
3
Tabel 633(c) Ketentuan S-sift Campuran Laston (AC)
Laston
Sit-sit Campuran Lapis Aus Jumlah tumbukan per bidang Rasio partikel lolos aakan 0,075mm dengan kadar aspal ektif Rongga dalam campuran % < 2> Rongga dalam Agregat VMA % Rongga Terisi Aspal % Stabiitas Marshall (k Pelelehan mm
Lapis Antara
2 (I)
75 Min Maks Min Maks Min. Min Min Min Maks
6 43
I
,0 ,4 3,0 5,0 4 65
5 65 800 2 4
Pondasi
3 65 800 (I) 3 6 (1)
SPESIFIKSI UM 2010 (evisi 3)
Sit-sit Campuran
I
Lapis Aus Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah erendaman selama 24 jam 60 °C <3) Rongga dalam campuran (%) pada Keadatan membal (resaJl
in.
Laston Lapis Antara
Min.
90
Pondasi
2
Ta ) a - ara a ya Da ) Sitsit Campuran umlah tumbukan er bidan Rasio partikel lolos aakan 0,075mm dengan kadar aspal ektf Rongga dalam campuran (%) <2 Rongga daam Agregat (VMA (%) Rongga ersi Aspa (%) Stabilitas arshall (kg Pelelehan (mm Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah erendaman selama 24 jam 60 °C 3 Rongga dalam campuran (%) pada Keadatan membal (resal l Stabilitas inamis lintasan/mm <5l
Laston6) 112 (I}
75
Min. aks. in aks. in. in. Min in. aks. in.
4
1,0 14 3,0 50 14 65
5 65
13 65 2250 1) 3 6 (1)
000 2 4 90
in
2
in
2500
Catatan : 1)
Modikasi Marshal lihat Lampiran 6.3.B.
2)
Rongga dalam campuran dhtung berdasarkan pengan Berat Jenis Maksimum Agregat (Gmm test, SNI 03-6893-2002)
3)
Direksi Pekeaan dapat atau menyetui AASHTO T283-89 sebagai alteatf pengujian kepekaan terhadap kada air Pengkondisan beku car eeze thaw conditioning tidak dperlukan. Nai Indrect Tense Strength Retained (ITSR) minimum 80% pada VIM (Rongga daam Campuran) 7% 05% Untuk mendapatkan VIM 7/05% buatlah benda Marshal dengan varias tumbukan pada kadar aspal optimum misa 2x40 2x50 2x60 dan 2x75 tumbukan Kemudan da setiap benda i tersebu, hitung nia VIM dan buat hubungan antara umlah tumbukan dan VIM. Dar grak tersebut dapat dketahu umah tumbukan yang memlk na VIM 7±05% kemudian lakukan pengian ITSR untuk mendapatkan Indirect Tenile Strength Ratio (ITSR) sesuai SN 6753:2008 atau AASTHO T 283-89 tanpa pengondsian 18 3 C. °
4)
Untuk menentukan kepadatan memba (resal) dsarankan menggunakan penumbuk bergetar (vibratoy hammer) aga pecahnya butran agregat daam campuran dapat dihindari. Jka dgunakan penumbukan manual umlah tumbukan per bdang haus 600 untuk cetakan berdamater 6 nch dan 400 untuk cetakan berdamater 4 inch
5)
Pengian Whee Trackng Machne (WTM) harus dakukan pada temperatur 60 C Prosedur pengian haus mengkuti ser pada Manual untuk Rancangan dan Pelaksanaan Perkerasan Aspa JRA Japan Road Associaton ( 1980).
)
ara aaa (Desig Mix Formula) an ar aya raan aa nya aa ar nyraa ara kaa Dr raa a F u ara ya aa aa aa raan m yan raa ar a ara r :
6 44
SPESIFKS UU 2010 (Revisi 3)
Sumber-sumber agregat. Ukuran nominal maksimum partikel. Persentase setiap aksi agregat yang cenderung akan digunakan Penyedia Jasa, pada penampung dingin maupun penampung panas. d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan daam Tabe 6.3.2.(3). Kadar aspa optimum dan ektif terhadap berat total campuran . e) Rentang temperatur pencampuran aspal dengan agregat dan temperatur saat campuran beraspa dikeuarkan dari aat pengaduk (mixer). Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grak hubungan sit-sit campuran beraspal terhadap variasi kadar aspal hasil percobaan laboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kriteria daam Tabel 6.3.3.(la) sampai dengan Tabel 6.3.3.(d) tergantung campuran aspa mana yang dipiih. a) b) c)
Dalam tuh hari setalah DMF diterima, Direksi Pekerjaan harus a)
Menyatakan bahwa usulan tersebut yang memenuhi Spesikasi dan meng ijinkan Penyedia Jasa untuk menyiapkan instalasi pencampur aspa dan peng-hamparan percobaan.
b)
Menoak usuan tersebut jika tidak memenuhi Spesikasi.
Bilamana DMF yang diusulkan ditolak oeh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus meakukan percobaan campuran tambahan dengan biaya sendiri untuk memperoeh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesikasi. Direksi Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk memodikasi sebagian rumusan rancangannya atau mencoba agregat ainnya. 5)
Rumusan Camuran Kera Job ix Formula JMF Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP) dan penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan meadikan DMF dapat disetui sebagai JMF. Segera seteah DMF disetui oeh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus meakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan dipadatkan di lokasi yang ditetapkan oeh Direksi Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang diusulkan. Penyedia Jasa harus menuukkan bahwa setiap aat penghampar (paver) mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb. Kombinasi penggilas yang diusukan harus mampu mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam rentang temperatur pemadatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Tabe 6.3.5.(1). Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk percobaan penghamparan ini. Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat benda i Marshall maupun untuk pemadaan memba (refusal Hasi pengian ini harus dibandingkan dengan Tabe 6.3.3.(a) sampai dengan Tabe 6.3.3.(d) . Bilamana percobaan tersebut gaga memenuhi Spesikasi pada saah satu ketentuannya maka peru diakukan penyesuaian dan percobaan harus diuang
6 - 45
I
PESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
kembali. Direks pekerjaan tidak akan menyetu DMF sebagai JMF sebeum penghamparan percobaan yang dilakukan memenuh semua ketentuan dan dsetujui Pekerjaan pengaspalan yang permanen beum dapat dmula sebeum dperoeh JMF yang dsetuju oeh Dreks Pekerjaan Bamana telah dsetui, JMF menjadi dentfsampai Dreks Pekeaan menyetu JMF pengganti lainnya. Mutu campuran harus dkendakan, terutama dalam toerans yang djnkan, seperti yang duraikan pada Tabe 6.3.3.(2) d bawah in. Dua beas benda i Marsha harus dbuat dari setap penghamparan percobaan. Contoh campuran beraspa dapat diambil dari nstaas pencampur aspa atau dari truk di AMP, dan dbawa ke laboratorum daam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji Marshal harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabe 6.3.5.() dan menggunakan jumah penumbukan yang disyaratkan daam Tabe 6.3.3.(a) sampai dengan Tabe 6.3.3.(d) Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uj yang diamb dar penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar erja (Job Standard Densi), yang harus dbandingkan dengan pemadatan campuran beraspa terhampar daam pekerjan. 6)
Peneraan JMF dan Toeransi Yan Dinkan a)
Seuruh campuran yang dhampar daam pekerjaan harus sesuai dengan JMF, daam batas rentang tolerans yang disyaratkan dalam Tabe 633(2) d bawah n.
b)
Setap hari Dreks Pekerjaan akan mengambil benda i baik bahan maupun campurannya seperti yang digarskan daam Pasa 63.7(3) dan 6.3.7(4) dar Spesikasi in, atau benda uj tambahan yang dianggap peru untuk pemerksaan keseragaman campuran Setap bahan yang gaga memenuhi batasbatas yang dperoeh dar JMF dan Toerans Yang Dinkan harus ditoak.
c)
Bamana setap bahan pokok memenuh batas-batas yang dperoeh dar JMF dan Tolerans Yang Dnkan, tetapi menunjukkan perubahan yang konsisten dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterma aau jika sumber setiap bahan berubah, maka suatu JMF baru harus dserahkan dengan cara seperti yang dsebut d atas dan atas biaya Penyeda Jasa sendri untuk dsetuju, sebelum campuran beraspa baru dhampar d lapangan. Tabel 633(2) Toleransi Komposs Campuran: Agregat Gabungan Sama atau lebih besar dar 2,36 mm Loos aakan 2,36 mm sama No.O Loos ayakan No. I 00 dan tertahan No200 Loos ayakan No200 Kadar asa Kadar asa
6 - 46
I
Toeransi Komposs Campuran ± 5 % berat total areat ± 3 % berat total areat ± 2 % berat total agregat ± 1 % berat total areat Toeransi ± 03 % berat total campuran
SPESIFKS UUM 2010 (Revisi 3
Temperatur Campuran Bahan meninggalkan AMP dan dikirim tempat penghamparan
d)
Toleransi ke
- 10 °C dari temperatur campuran beraspal di truk saat keluar dari AMP
Interretasi Toleransi Yan Diijinkan Batasbatas absolut yang ditentukan oleh JMF maupun Toleransi Yang diiinkan menuukkan bahawa Penyedia Jasa harus bekera dalam batas batas yang digariskan pada setiap saat.
6.3.4
KTENTUAN INSTALASI PENCAMPUR ASP AL )
Instalasi Pencamur Asal (Asphalt Mixing Plant, AMP a)
Instalasi Pencampur Aspal harus mempunyai sertifkat "laik operasi dan sertikat kalibrasi dari Metrologi untuk timbangan aspal, agregat dan bahan pengisi (fller) tambahan yang masih berlaku. Jika menurut pendapat Direksi Pekeraan Instalasi Pencampur Aspal atau timbangannya dalam kondisi tidak baik maka Instalasi Pencampur Aspal atau timbangan tersebut harus dikalibrasi ulang meskipun sertifkatnya masih berlaku.
b)
Berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran ( batchin) yang dilengkapi ayakan panas hot bin screen) dan mampu memasok mesin penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki;
c)
Harus dirancangi dan dioperasikan sedemikian hingga dapat menghasilkan campuran dalam rentang toleransi JMF;
d)
Harus dipasang di lokasi yang auh dari pemukiman dan disetuui oleh Direksi Pekeaan sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang prtes dari penduduk di sekitarnya
e)
Harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu dust collector) yang lengkap yaitu sistem pusaran kering dry cyclone) dan pusaran basah wet cyclone) sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem di atas rusak atau tidak berfngsi maka AMPtersebut tidak boleh dioperasikan;
Mempunyai pengaduk u mill) dengan kapasitas asli minimum 800 kg yang bukan terdiri dari gabungan dari 2 instalasi pencampur aspal atau lebih dan dilengkapi dengan sistem penimbangan secara komputerisasi ika digunakan untuk memproduksi AC modikasi atau AC-Base selain dari pekeraan minor
g)
Jika digunakan untuk pembuatan campuran aspal yang dimodikasi haus dilengkapi dengan pengendali temperatur termostatik otomatis yang mampu mempertahankan temperatur campuran sebesar 175 °C. Jika digunakan bahan bakar gas maka pemanas dryer) harus dilengkapi dengan alat pengendali temperatur (regulator) untuk mempertahankan panas dengan konstan 6 - 47
I
SPESIFIKSI UM 2010 (Revisi 3)
2)
h)
Jika digunakan untuk pembuatan AC-Base, mempunyai pemasok dingin (cold bin) yang jumlahnya tidak kurang dari ima buah dan untuk jenis campuran beraspa ainnya minima ersedia 4 pemasok dingin.
i)
Dirancang sebagaimana mestinya, diengkapi dengan semua perengkapan khusus yang diperukan.
j)
Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat hasah minyak tanah aau solar dengan bera jenis maksimum 860 kg/m3 aau gas Epiji aau LNG (Liqueed Natura Gas) atau gas yang diperoeh dari batu bara. Batu bara yang digunakan daam proses gasikasi hasah min. 5.500 KCa/kg. Keentuan ebih anju penggunaan aat pencampur aspa dengan bahan bakar bau bara dengan sistem tidak langsung (indirect), mengacu pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/SE/M/2011 Tangga 31 Okober 2011, Perihal Pedoman Penggunaan bau bara untuk pemanas agregat pada uni produksi campuran beraspal (AMP).
k)
Agrega yang diambi dari pemasok panas (hot bin) aau pengering (rer) idak boeh mengandung jeaga dan aau sisa minyak yang tidak habis erbakar.
Tanki Peniman Asa Tangki penyimpan bahan aspa has diengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan dengan ektif dan handa sampai suau temperaur daam renang yang disyarakan. Pemanasan has diakukan meaui kumparan uap (steam cois), listrik, aau cara ainnya sehingga api tidak angsung memanasi angki aspa. Seiap angki has diengkapi dengan sebuah ermometer yang eretak sedemikian hingga temperatur aspa dapa dengan mudah dilihat Sebuah keran has dipasang pada pipa keuar dari setiap tangki untuk pengambian benda uji Sisem sirkuasi unuk bahan aspa has mempunyai ukuran yang sesuai agar dapa memastikan sirkuasi yang ancar dan erus menerus seama periode pengoperasian. Perlengkapan yang sesuai harus disediakan, baik dengan selimu uap (steam jacket) atau perlengkapan isoasi ainnya unuk mempertahankan temperatur yang disyaratkan dari seuruh bahan pengika aspa daam sisem sirkulasi. Daya tampung tangki penyimpanan minimum adaah paing sediki unuk kuantitas dua hari produksi Paing sediki has disediakan dua tangki yang berkapasias sama. Tangkiangki tersebu harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian pa agar masingmasing angki dapat diisolasi secara erpisah tanpa mengganggu sirkuasi aspa ke aa pencampur nuk campuran aspa yang dimodifkasi, sekurangkurangnya sebuah angki penyimpan aspa ambahan dengan kapasitas yang tidak kurang dari 20 onhas disediakan dipanaskan idak angsung dengan kumparan minyak aau pemanas istrik dan diengkapi dengan pengendali emperaur termostaik yang mampu mempertahankan temperatursebesar 175 °C. Tangki ini harus disediakan untuk penyimpanan aspa yang dimodikasi seama periode dimana aspal ersebu diperukan unuk proyek Semua angki penyimpan aspal untuk pencampuran aspal aam yang mengandung bahan minera dan unuk aspal yang dimodikasi ainnya, biamana akan erjadi pemisahan harus dilengkapi dengan pengaduk mekanis yang dirancang sedemikian
6 - 48
I
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
hingga setiap saat dapat mempertahankan bahan mineral didalam bahan pengikat sebagai suspensi. 3)
Tanki Penyiman Aditif Tangki penimpanan aditif dengan kapasitas minimal dapat menimpan bahan aditif untuk satu hari produksi campuran beraspal dan harus dilengkapi dengan dozing pump sehingga dapat memasok langsung aditif ke pugmi dengan kuantitas dan tekanan terentu
4)
Aakan Panas Ukuran saringan panas ang disediakan harus sesuai dengan ukuran agregat untuk setiap jenis campuran ang akan diproduksi dengan meruuk ke Tabel 6 32(1 b)
5)
Penendali Waktu Pencamuran Instalasi harus dilengkapi dengan perlengkapan ang handal untuk mengendalikan waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap konstan kecuali kalau diubah atas perintah Direksi Pekerjaan.
6)
Timbanan dan Rumah Timban Timbangan harus disediakan untuk menimbang agregat, aspa dan bahan pengisi Rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan ang siap dikirim ke tempat penghamparan Timbangan tersebut harus memenuhi ketentuan seperti ang dijelaskan di atas
7)
Penyimanan dan Pemasokan Bahan Penisi Silo atau tempat penimpanan ang tahan cuaca untuk menimpan dan memasok bahan pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
8
Penyimanan dan Pemasokan Asal Alam Jika Aspal Aam Berbutir digunakan untuk pekerjaan sebuah tempat penimpanan ang tahan cuaca dan elevator ang cocok untuk memasok ang dilengkapi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
9)
Ketentuan Keselamatan Kera a)
Tangga ang memadai dan aman untuk naik ke landasan (patorm ) alat pencampur dan landasan berpagar ang digunakan sebagai jalan antar unit perengkapan harus dipasang Untuk mencapai puncak bak truk perlengkapan untuk landasan atau perangkat lain ang sesuai harus disediakan sehingga Direksi Pekerjaan dapat mengambil benda i maupun memeriksa temperatur campuran. ntuk memudahkan pelaksanaan kalibrasi timbangan pengambilan benda uji dan lain-ainna maka suatu sistem pengangkat atau katrol harus disediakan untuk menaikkan peralatan dari tanah ke landasan (latorm) atau sebalikna Semua roda gigi, roda beralur (ulley, rantai rantai gigi dan bagian bergerak lainna ang berbahaa harus seluruhna dipagar dan dilindungi
6 - 49
I
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
b)
10)
Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang hams dsedakan d dan sekiar tepa pengsian uatan truk. Tepa n hams seau dijaga agar bebas dari benda yang atuh dar aat pencapur
Peralaan Penankut a)
Tmk untuk engangkut capuran aspa hams epunyai bak erbuat dari loga yang rapat, bersh dan rata yang eah disepro dengan sedkit ar sabun aau laruan kapur untuk encegah elekatnya capuran aspal pada bak Seiap genangan inyak pada lana bak tmk as penyeproan sebelunya hams dibuang sebelu capuran aspa dasukkan daa tmk
b)
Tiap uaan hams ditutup dengan kanvas/erpal atau bahan annya yang cocok dengan ukuran yang sedeikian mpa agar dapat elindungi capuran aspal erhadap cuaca dan proses oksidas Baana dianggap perlu bak truk hendaknya dsolasi dan selumh penuup hams dkat kencang agar capuran aspal yang tiba d apangan pada eperaur yang dsyaratkan
c)
Tmk yang enyebabkan segregasi yang berlebihan pada capuran aspal ak-ba sise pegas atau fktor penunang lainnya, atau yang enunjukkan kebocoran ol yang nyaa aau yang enyebabkan keterlabatan yang tidak seestinya, aas perintah Direksi Pekeraan hams dkeuarkan dar pekeraan sapai kondsnya diperbaiki
d)
Dup Tmk yang epunyai badan eulur dan bukaan ke arah beakang hams diseel agar selumh capuran aspal dapat duang ke dala penapung dar alat penghapar aspal tanpa engganggu keraaan pengoperasan ala penghapar dan tmk hams tetap bersentuhan dengan ala penghapar Tmk yang epunyai lebar yang idak sesuai dengan lebar aa penghapar tdak diperkenankan unuk dgunakan Tmk aspal dengan uaan lebih idak dperkenankan
e)
Julah truk untuk engangkut capuran aspa hams cukup dan dkelola sedeikian mpa sehingga peraatan penghapar dapat beroperasi secara enems dengan kecepatan yang dsetuui Penghapar yang serng berheni dan berjalan lagi akan enghasilkan perukaan yang tdak rata sehingga tdak eberikan kenyaanan bagi pengendara sera engurang uur rencana akbat beban dnais Penyedia Jasa tidak dinkan eulai penghaparan sapa nu terdapat tiga tmk d lapangan yang siap easok capuran aspa ke peraaan penghapar Kecepaan peralatan penghapar hams doperaskan sedeikan mpa sehingga uah truk yang digunakan untuk engangkut capuran aspa setap hari dapa eain berjalannya peralatan penghapar secara enems tanpa hent Blaana penghaparan erpaksa hams dhentikan, aka Dreksi Pekerjaan hanya akan engjnkan dilanutkannya penghaparan bilaana inu terdapat ga tmk d lapangan yang siap easok capuran aspal ke peralatan penghapar Ketenuan n empakan petunuk pelaksanaan yang bak dan Penyedia asa idak dperbolehkan enunut tabahan baya atau waku atas keerlabatan penghaparan yang dakbatkan oleh kegagalan Penyedia asa unuk enjaga kesnabungan peasokan capuran aspa ke peralaan penghapar
6 - 50
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
11)
12)
Peralatan Penghampar dan Pembentuk a)
Peralatan enhamar dan embentuk harus enhamar mekanis bermesin sendiri yan disetui, yan mamu menamar dan membentuk camuran asal sesuai denan aris, keandaian serta enaman melintan yan dierlukan.
b)
Alat enhamar arus dienkai denan enamun dan dua uir embai denan arah erak yan berawanan untuk menematkan camuran asa secara merata di dean "screed" (seatu) yan daat disete. Peraatan ini arus dienkai denan erankat kemudi yan daat dierakan denan ceat dan esien dan arus memunyai keceatan jaan mundur seerti hanya maju. Penamun (hopper) harus memunyai saya-saya yan daat diiat ada saat setia muatan camuran asal hamir abis untuk menindari sisa baan yan sudah mendinin di daamnya.
c)
Aat enhamar harus memunyai erlenkaan elektronik dan/atau mekanis enendai kerataan seerti batan erata (leveling beams), kawat dan seatu enarah kerataan joint matching shoes) dan dan eralatan bentuk enaman (cross fall devices) untuk memertaankan keteatan keandaian dan keurusan aris tei erkerasan tana eru menunakan acuan tei yan teta (tidak bererak)
d)
Aat enamar arus dienkai denan "screed" (erata) baik denan jenis enumbuk (tamer) mauun jenis vibrasi dan erankat untuk memanasi "screed" (seatu) ada temeratur yan dierlukan untuk menamar camuran asal tana menusur atau merusak ermukaan asi amaran
e)
Istila "screed" (erata) menacu ada enamban mekanis standar (standard oating mechanism) yan diubunkan denan lenan ara samin (side arms) ada titik enambat yan diasan ada unit enerak alat enamar ada baian belakan roda enerak dan dirancan untuk menasilkan ermukaan tektur urus dan rata tana terbea tereser atau beraur.
f
Bilamana seama eaksanaan asi hamaran eraatan enamar dan embentuk meninakan bekas ada ermukaan, sereasi atau cacat atau ketidakrataan ermukaan ainnya yan tidak daat dierbaiki denan cara modikasi rosedur eaksanaan, maka enunaan eraatan tersebut harus dihentikan dan eraatan enamar dan embentuk ainnya yan memenuhi ketentuan harus disediakan oe Penyedia asa.
Peraatan Pemadat a)
Setia aat enhamar harus disertai ain sedikit dua aat emadat roda baja (steel wheel roller) dan satu alat emadat roda karet (re roller). Palin sedikit harus disediakan satu tambaan alat emadat roda karet (tire roller) untuk setia kaasitas roduksi yan meebihi 40 ton er Jam. Semua aat emadat harus memunyai tenaa enerak sendiri
b)
Alat emadat roda karet harus dari jenis yan disetujui dan memiliki tidak kuran dari sembian roda yan ermukaannya aus denan ukuran yan sama dan mamu dioerasikan ada tekanan ban oma (6,0 6,5) k/cm atau (85 90) siada jumah lais anyaman ban (ly) yan sama. Roda 2
6 - 51
I
SPESIFIKI UMUM 2010 (Revisi 3)
roda hams berjarak saa satu saa lain pada kedua subu dan diatur sedeikian mpa sehingga tengah-tengah roda pada subu yang satu teretak di antara roda-roda pada subu yang ainnya secara tupang-tindih (overlap). Setiap roda hams dipertahankan tekanan popanya pada tekanan operasi yang disyaratkan sehingga selisih tekanan popa antara dua roda tidak eebihi 0,35 kg/c2 (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban hams disediakan untuk eeriksa dan enyetel tekanan ban popa di apangan pada setiap saat Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan, Penyedia Jasa hams eberikan kepada Direksi Pekerjaan grak atau tabel yang enunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban popa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan uas bidang kontak Setiap aat peadat hams dilengkapi dengan suatu cara penyetean berat tota dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per ebar roda dapat diubah dala rentang(300 600) kiogra per 0, 1 eter Tekanan dan beban roda has disetel sesuai dengan perintaan Direksi Pekerjaan, agar dapat eenuhi ketentuan setiap apikasi khusus Pada uunya peadatan dengan alat peadat roda karet pada setiap apis capuran aspa hams dengan tekanan yang setinggi ungkin yang asih dapat dipiku bahan c)
Aat peadat roda baja yang beresin sendiri dapat dibagi atas dua jenis: * *
Aat peadat tande statis Aat peadat vibrator ganda (twin drum vibratory)
Aat peadat statis iniu hams epunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton Alat peadat vibrator ganda epunyai berat statis tidak kurang dari 6 ton Roda gias hams bebas dari perukaan yang datar, penyok, robek-robek atau tooan yang emsak perukaan perkerasan d)
2)
Dala penghaparan percobaan, Penyedia asa harus dapat enunjukkan kobinasi jenis penggias untuk eadatkan setiap jenis capuran sapai dapat diteria oeh Direksi Pekerjaan, sebeu IMF disetujui Penyedia asa harus elanjutkan untuk enyipan dan enggunakan kobinasi penggilas yang disetujui untuk setiap capuran Tidak ada aternatif lain yang dapat diperkenankan kecuali jika Penyedia asa dapat enuukkan kepada Direksi Pekerjaan bahwa kobinasi penggias yang bam paing sedikit seektif yang sudah disetui
Perlenkaan Lainna Seua perengkapan lapangan yang hams disedikan terasuk tidak terbatas pada : • Mesin Penubuk (Petrol Driven Vbrating Plate). •
Aat peadat vibrator, 600 kg
•
Mistar perata 3 eter
•
Theroeter enis aroji) 200 ° C (iniu tiga unit)
•
Kopresor dan jack haer
•
Mistar perata 3 eter yang diengkapi dengan waterpass dan dapat disesuaikan untuk pebacaan 3% atau lereng elintang ainnya dan supereevasi antara O sapai 6%
•
Mesin potong dengan ata intan atau serat
•
Penyapu Mekanis Berputar
•
Pengukur kedaaan aspal yang teah dikaibrasi
6 - 52
i
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revis 3)
•
6.3.5
Pengukur tekanan ban.
PEMBUATANDANPRODUKSICAURANBERASPAL
1)
Kemajuan Pekeraan Kecuali untuk pekeraan manual atau penambalan, campuran beraspal tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan atau pembentukan, atau pekera, yang dapat menamin kemauan pekeraan dengan tingkat kecepatan minimum 60 % kapasitas instalasi pencampuran
2)
Peniaan Bahan Asal Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur sampai dengan 160 °C di dalam suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah teadinya pemanasan langsung setempat dan mampu mengalirkan bahan aspal secara berkesinambungan ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yang merata setiap saat Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, kuantitas aspal minimum harus mencukupi untuk perkeraan yang direncanakan pada hari itu yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur
3)
4)
Peniaan Areat a)
Setiap faksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok penampung dingin yang terpisah Pra-pencampuran agregat dari berbagai enis atau dari sumber yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat untuk campuran beraspal harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum dimasukkan ke dalam alat pencampur Nyala api yang teradi dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara tepat agar dapat mencegah terbentuknya selaput elaga pada agregat
b)
Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering dan dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 10 °C di atas temperatur bahan aspal
c)
Bahan pengisi (ller) tambahan harus ditakar secara terpisah dalam penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur Bahan pengisi tidak boleh ditabur di atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam penampung instalasi pemecah batu Hal ini dimaksudkan agar pengendalian kadar ller dapat diamin
Peniaan Pencamuran a)
Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dieaskan di atas, harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap faksi agregat yang tepat agar memenuhi rumusan campuran kera (JMF) Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang diambil dari tumpukan agregat (stockpile) segera sebelum produksi campuran dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekeraan, untuk menamin pengendalan penakaran ahan aspal harus ditimbang atau diukur dan
6 - 53
SPESI UMUM 2010 (Revisi 3)
dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang diteapkan sesuai dengan JMF. Bilamana digunakan insalasi pencampur sisem penakaran, di daam unit pengaduk seluruh agregat harus dicampur kering terlebih dahulu, kemudian baru aspa dan aditif dengan jumlah yang tepat disemprokan Iangsung ke dalam unit pengaduk dan diaduk dengan waktu sesingkat mungkin yang teah dienukan unuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua butiran agregat erseimuti aspal dengan merata Waku pencampuran oal harus diteapkan oeh Direksi Pekerjaan dan diaur dengan perangka pengendali waku yang handal. Lamanya waktu pencampuran harus dientukan secara berkala aas perintah Direksi Pekerjaan mealui "pengujian deraa penyelimuan aspal erhadap buiran agrega kasar sesuai dengan prosedur AASHTO T195-67 (2007) (biasanya sekiar 45 detik) b)
5)
Temperaur campuran beraspal saa dikeuarkan dari alat pencampur harus dalam renang absou seperti yang dijeaskan daam Tabe 6.3.5(1). Tidak ada campuran beraspal yang dierima dalam Pekerjaan bilamana temperatur pencampuran meampaui emperatur pencampuran maksimum yang disyarakan
Temeraur Pembuaan dan Penhamaran Camuran Viskositas aspa untuk masingmasing prosedur peaksanaan dan perkiraan emperatur aspa umumnya seperi yang dicantumkan daam Tabe 635() Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan aau menyeui renang temperatur ain berdasarkan pengian viskosias aktual aspa atau aspal modikasi yang digunakan pada proyek tersebut, dalam rentang viskosias seperi diberikan pada Tabel 635(1) dengan meiha sitsi campuran di lapangan saa penghamparan, selama pemadaan dan hasil pengujian kepadaan pada ruas percobaan. Campuran aspal yang tidak memenuhi baas temperaur yang disyaratkan pada saat pencurahan dari AMP kedalam ruk, aau pada saa pengiriman ke ala penghampar, tidak boleh diterima untuk digunakan pada pekerjaan yang permanen Tabe 6.35.() Ketentuan Viskositas & Temperaur Aspa untuk Pencampuran & Pemadaan
No. I
2 3 4 5 6 7 8
Prosedur Pelaksanaan Pencampuran benda uj Marshall Pemadatan benda uji arshall Pencampuran, rentang temperatur sasaran Menuangkan campuran aspal dari alat ecampur ke dalam truk Pemasokan ke Alat Penhamar Pemadatan A wa (roda baa) Pemadatan Antara (roda karet) Pemadatan Akhir (roda baa)
Viskositas Aspal (Pas) 0,2 0,4 0,2 - 0,5
Perkiraan Temperatur Aspa ( C) Tipe I Tipe B 155 ±1 165 ±1 145 1 155 1 145155 155165 °
0,5
135150
14560
0,5 - 1,0 12 2 - 20 <20
13050 125145 10025
140160 135155 110135 >105
> 95
Catatan: I Pas = I 00 cS = I 00 mm2/s dimana Pas : Pasca seconds cSt : Ceistokes mm2/s square mlimeter pe second
Penentuan temperatur pencampuran dan pemadaan aspal Tipe A harus dilakukan berdasarkan niai viskosias seperti yang ertera dalam Tabel 6.35.(1). Contoh
6 - 54
SPEIFKS UMUM 2010 (Revisi 3)
grak hubungan antara viskositas dan temperatur ditunjukkan pada Gambar 6.3.5.(1). 100.0
.
/;
i.
100
=
= �.
.
.
V
'v
Rentang viskostas pemadata
1.0
�entag viskostas pencmpuran
V
'�
,r
01 70
80
90
100
110
120
130
140
150
'
-
160
. I
170
180
I
190
00
T fC)
I•
Retang tempeatu pemadatan
•
Renang tempeatu pecmpa
Gambar 6.35(1) Contoh Hubungan antara Viskositas dan Temperatur
PENGHAMPARAN CAMPUAN
6.3.6
1)
2)
Menyiakan Permukaan Yan Akan Dilaisi a)
Bilamana permukaan ang akan dilapisi termasuk perataan setempat dalam kondisi rusak, menunukkan ketidakstabilan, atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan apisan di bawahna, harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali Iainna, semua bahan ang Iepas atau Iunak harus dibuang, dan permukaanna dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan campuran beraspal atau bahan ain ang disetuui oleh Direksi Pekeraan. Bilamana permukaan ang akan dilapisi terdapat atau mengandung se jumlah bahan dengan rongga dalam campuran ang tidak memadai, sebagimana ang ditunukan dengan adana kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding), seluruh apisan dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan ang keras (soun. Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan ang disaratkan untuk pelaksanaan Japis pondasi agregat.
b)
Sesaat sebelum penghamparan, permukaan ang akan dihampar harus dibersihkan dari bahan ang epas dan ang tidak dikehendaki dengan sapu mekanis ang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis perekat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) harus diterapkan sesuai dengan Seksi 6 dari Spesikasi ini
Acuan Tei Untuk menamin sambungan memaang ertikal maka harus digunakan besi profl siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana dan dipakukan pada perkerasan dibawahna.
6 - 55
SPES!FKS UM 2010 (Revisi 3)
3)
Penghamparan Dan Pembentukan a)
Sebelum memuai enhamaran, seatu (screed) aa enhamar harus dianaskan. Camuran berasal harus dihamar dan diratakan sesuai denan keandaian, elevasi, serta bentuk enaman meintan yan disyarakan.
b)
Penhamaran harus dimulai dari lajr yan ebih rendah men ar yan ebih ini bilamana ekeaan yan diaksanakan ebih dar sau aur.
c)
Mesin vibrasi ada screed ala enhamar hars dialankan seama enhamaran dan embenkan.
d)
Penamun aat enhamar (hopper) tidak boeh dikosonkan, sisa camuran berasa hars diaa tidak kran dari temeratur yan disyarakan dalam Tabe 6.3.5(1).
e)
Ala enhamar harus dioerasikan denan suatu keceatan yan dak menyebabkan retak ermukaan, koyakan, aau bentuk keidakrataan lainnya ada ermukaan Keceatan enhamaran hars diseui oleh Direksi Pekeraan dan ditaai.
f
Biamana terjadi sereasi, koyakan aau aur ada ermukaan, maka aat enhamar hars dihentikan dan idak boeh dialankan ai samai enyebabnya elah ditemukan dan dierbaiki. Proses erbaikan lban-uban yan mbu karena era kasar aau bahan yan ersereasi karena enaburan materal yan haus sedaa munkin hars dihindari sebeum emadaan Bran yan kasar tidak boeh ditebarkan diaas ermukan yan eah ada dan berradasi raat
)
)
Hars derhakan aar camuran tidak erkml dan mendinin ada tei-tei enamun aat enhamar aau emat lainnya
h)
Bilamana aan akan dihamar hanya seenah ebar aan aa hanya satu aur untuk setia kai enoerasian, maka uruan enhamaran hars diakukan sedemikian rua sehina erbedaan akhir anara anan enhamaran ajur yan sau denan yan bersebeahan ada setia har roduksi dibuat seminma munkin
i)
Seama ekeraan enhamaran fnsi-fnsi berik ini harus dianta dan dikendalikan secara elektronk aau secara manual sebaaimana yan dierukan untuk meamin erenuhinya eevasi rancanan dan toeransi yan disyarakan serta ketebaan dari laisan berasal: i)
Teba hamaran asa embur sebeum diadatkan, sebeum diboehkannya emadaan (dierukan emerksaan secara manua)
ii)
Keandaian seatu (screed) aa enhamar ntk menamn erenuhinya eren menan dan suer eevasi yan dierukan.
iii)
Eevasi yan sesuai ada sambnan denan asa yan teah dihamar sebeumnya, sebem dboehkannya emadaan
6 - 56
SPESIFIKS MUM 2010 (Revisi 3)
iv)
4)
Perbaikan penampang memaang dari permukaan aspal lama dengan menggunakan batang perata kawat baja atau hasil penandaan survei.
Pemadatan a)
Segera setelah campuran beraspa dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempuaan yang terjadi harus diperbaiki. Temperatur campuran beraspa yang terhampar daam keadaan gembur harus dipantau dan penggiasan harus dimuai daam rentang viskositas aspa yang dituukkan pada Tabe 6.3.5.(1)
b)
Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini : 1. Pemadatan Awa 2. Pemadatan Antara 3. Pemadatan Akhir
c)
Pemadatan awa atau breakdown rolling harus diaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat aat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan pengiasan awa. Pemadatan kedua atau utama harus diaksanakan dengan aat pemadat roda karet sedekat mungkin di beakang penggilasan awa. Pemadatan akhir atau penyeesaian harus diaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bia hamparan aspa tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan seteah pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak diakukan
d)
Pertama-tama pemadatan harus diakukan pada sambungan meintang yang telah terpasang kasau dengan ketebaan yang diperukan untuk menahan pergerakan campuran beraspa akibat penggiasan. Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung ajur yang dikerjakan sebeumnya maka lintasan awa harus diakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak yang pendek dengan posisi aat pemadat berada pada ajur yang teah dipadatkan dengan tumpang tindih pada pekerjaan baru kira-kira 15 cm.
e)
Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi uar Selanjutnya penggiasan dilakukan sejajar dengan sumbu jaan berurutan menu ke arah sumbu jalan kecuai untuk supereevasi pada tikungan harus dimuai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang ebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saing tumpang tindih (overlap) minimum setengah ebar roda dan intasan-intasan tersebut tidak boeh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari intasan sebeumnya.
f
Bilamana menggias sambungan memanjang alat pemadat untuk pemadatan awa harus terebih dahuu memadatkan ajur yang teah dihampar sebelumnya sehingga tidak ebih dari 15 cm dari ebar roda pemadat yang memadatkan tepi sambungan yang beum dipadatkan. Pemadatan dengan intasan yang berurutan harus dianjutkan dengan menggeser posisi aat
6 - 57
SPEIFIKS UMUM 2010 (Revis 3)
pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampa1 tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi.
5)
g)
Kecepatan alat pemadat tidak boeh melebihi 4 km/jam untuk roda baa dan 0 km/jam untuk roda karet dan harus sealu diaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergeseya campuran panas tersebut Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran beraspal
h)
Semua enis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran beraspa masih daam kondisi mudah dikerakan sehingga seluruh bekas eak roda dan ketidakrataan dapat dihiangkan
i)
Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspa pada roda aat pemadat, tetapi air yang berebihan tidak diperkenankan Roda karet boleh sedikit diminyaki untuk menghindari Jengketnya campuran beraspa pada roda
)
Peraatan berat atau aat pemadat tidak diiinkan berada di atas permukaan yang baru selesai dikerakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin
k)
Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau perengkapan yang digunakan oeh Penyedia asa di atas perkerasan yang sedang dikerakan, dapat menadi aasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan oleh Penyedia asa atas perkerasan yang terkontaminasi, selanutnya semua biaya pekeraaan perbaikan ini menadi beban Penyedia asa
I)
Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan ereng melintang dan kelandaian yang memenuhi toeransi yang disyaratkan Setiap campuran beraspa padat yang meadi lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan okasi sekitaya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran beraspa terhampar dengan luas 000 cm2 atau ebih yang menunukkan keebihan atau kekurangan bahan aspa harus dibongkar dan diganti Seuruh tonolan setempat, tonoan sambungan, cekungan akibat ambes, dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oeh Direksi Pekeraan.
m)
Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diseesaikan, Penyedia asa harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi Setiap bahan yang berebihan harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang oeh Penyedia asa di luar daerah milik aan sehingga tidak keihatan dari alan yang okasinya disetui oeh Direksi Pekeraan.
Sambunan a)
Sambungan memaang maupun meintang pada apisan yang berurutan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada apis satu tidak terletak segaris yang ainnya. Sambungan memaang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada apisan teratas berada di pemisah alur atau pemisah aur au lintas
6 - 58
f
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
b)
Campuran beraspal tidak boleh dihampar di sampng campuran beaspa yang teah dipadatkan sebelumnya kecuali blamana tepnya telah tegak lurus atau teah dipotong tegak urus atau dipanaskan dengan menggunakan lidah api (dengan menggunakan alat burner). Bia tidak ada pemanasan, maka pada bdang vertika sambungan harus aps perekat.
PENGENDALIAN MUTU DAN PEMEIKSAAN DI LAPAGAN
6.3.7
1)
enujian ermukaan erkerasan a)
emukaan perkerasan harus dperiksa dengan mstar urus sepanang 3 m, yang disediakan oleh enyedia asa, dan harus dilaksanakan tegak urus dan seaar dengan sumbu alan sesuai dengan petunuk ireksi ekeraan untuk memerksa seuruh permukaan perkerasan. oleransi harus sesuai dengan ketentuan dalam asa 63.1.(4).(f.
b)
enguan untuk memerksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus dilaksanakan segera seteah pemadatan awa, penympangan yang terad harus diperbaki dengan membuang atau menambah bahan sebagamana dperlukan. elanutnya pemadatan dlanutkan sepet yang dibutuhkan. etelah penggilasan akhir, kerataan apsan ini harus diperiksa kembal dan setap ketidak-rataan permukaan yang melampaui batas-batas yang dsyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau kompossi harus dperbaik sebagamana yang dperntahkan oleh ireksi ekeraan
c)
erataan ermukaan erkerasan i)
erataan pemukaan laps perkerasan penutup atau lapis aus segera setelah pekeraan selesa harus diperiksa kerataannya dengan menggunakan alat ukur kerataan R-eter sesuai 033426-1994, dengan nternatonal Roughness ndex (R) paling tidak 3.
2)
Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dlakukan setiap nterval 100 m.
etentuan eadatan a)
epadatan semua enis campuran beraspal yang telah dipadatkan, sepet yang dtentukan dalam 03-6757-2002, tidak boeh kurang dar 97 % epadatan tandar era (Job Standard Densi) yang tetera dalam JF untuk ataston (H) dan 98 % untuk semua campuran beraspa lainnya.
b)
Benda ui nt untuk penguian kepadatan harus sama dengan benda i untuk pengukuran teba lapsan Cara pengambilan benda u campuran beraspa dan pemadatan benda ui di laboratorum masngmasing harus sesuai dengan 6927-06 untuk ukuran butr maksimum 25 mm atau 5581-07a untuk ukuran maksimum 50 mm
c)
Benda ui int palng sedikit harus diambil dua titik pengian per penampang melintang per laur dengan arak memanang antar penampang melintang yang diperksa tidak ebih dar 100 m 6 - 59
SPESIFKSI UMU 2010 (Revisi 3)
d)
Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan campuran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel 6.37.(). Bilamana rasio kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian benda i inti perama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda i inti tersebut harus dibuang dan serangkaian benda ui inti baru harus diambil Tabel 637() Ketentuan Kepadatan Kepadatan yg. disyaratkan (% JSD) 98
97
3)
Jumlah ben da i per semen 34 5 >6 34 5 >6
Kepadatan Mini mum Ratarata (% JSD) 98, 98,3 98,5 97, 97,3 97,5
Nilai minimum seti ap pengujian tunggal (% JSD) 95
94,9 94,8 94 93,9 93,8
umlah Penambilan Benda Ui Camuran berasal a)
Penambilan Benda Ui Camuran berasal Pengambilan benda i umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal, tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda i di lokasi penghamparan bilamana teradi segregasi yang berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran beraspal.
b)
Penendalian Proses Frekwensi minimum pengian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunukkan dalam Tabel 6.3.7(2) di bawah ini atau sampai dapat diterima oleh Direksi Pekeraan. Penyedia Jasa yang mengoperasikan rencana aminan mutu produksi yang disetui, berdasarkan data statistik dan yang mencapai suatu tingkat tinggi dari pemenuhan terhadap ketentuanketentuan spesifkasi dapat meminta persetujuan dari Direksi Pekeraan untuk pengurangan jumlah penguian yang dilaksanakan Contoh yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hari harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan fekuensi yang diperintahkan dalam Pasal 63.7.(3) dan 6.37(4). Enam cetakan Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel 6.35() dan dalam umlah tumbukan yang disyaratkan dalam Tabel 6.33(). Kepadatan benda i ratarata (Gmb) dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian Direksi Pekeraan harus memerintahkan Penyedia asa untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian ratarata dari setiap produksi selama empat hari berturutturut berbeda lebih % dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).
6 - 60
I
SPESJFKSI UMUM 201 0 (Revisi 3)
Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dar setiap rangkaian pengujan, Penyeda Jasa dapat memlh untuk mengambi contoh d atas ruas yang lebh panang (yatu, pada suatu fekuensi yang ebih besar) dari yang diperukan daam Tabel 6.3.7.(2)
Tabe 6.3.7(2) Pengendaan Mutu
Daan an engujian Asoal: bbt dm ch J dm d ch mc Pt d Tt Lmb bt bt/dtf bt - Kd - Et (d - U bt mmm - Pt bt A l re at:
b d m Gd t y dtmbh tm Gd t d m (ht b) -
N t d qvt
Cauan:
Sh d MP d h t m d Gd d d
Frekwens penguan d mh dm St t
3
3
d mh m
St 5.000 m3 St 1000 mJ St 250 mj (m. 2 h St 250 m3 St btch d m St 200 t (m 2 h) St 200 t (m 2 h)
Kdt, tbt, h, Mh Qtt (t ), dm cm d 75 tmb d Stbt Mh S t Idct T Sth Rt TSR - R dm cm d Kdt Mmb St 3.000 t - m Rc (Mx Mh St bh /c aosan an! aoa: Bd t (c) bdmt 4" t Bd t dt h mmm " d 6" t dmb d tt d t I", b t m mt m mdt m tb d mm t b t m mt y d td bh d 00 m lerans eaksanaan: Ev m, t m mt P dt 3 tt y d d t t. mt d dt t 125 mt mm tbt.
c)
Pemerksaan dan Penuan Rutin Pemeriksaan dan penguan rutin harus diaksanakan oeh Penyeda Jasa d bawah pengawasan Dreks Pekeraan untuk menguj pekeraan yang sudah dselesakan sesuai tolerans dmens, mutu bahan, kepadatan pemadatan dan setap ketentuan lainnya yang dsebutkan dalam Seksi ini. Setap bagan pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tdak memenuhi ketentuan yang dsyaratkan harus dperbak sedemkian rupa sehingga setelah diperbaik, pekeraan tersebut memenuh semua ketentuan yang dsyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan maupun perbakan dan penguan kembal mead beban Penyeda Jasa. 6 - 61
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
d)
Pengambilan Benda Uji Inti dan Uji Ekstraksi Lapisan Berasal Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor enambi benda ui inti (core) yan mamu memoton benda i inti berdiameter 4" mauun 6" ada laisan berasal yan telah selesai dikerakan. Benda ui inti tidak boleh diunakan untuk enuian ekstraksi. Ui ektraksi harus diakukan menunakan benda ui camuran berasa embur yan ambi di belakan mesin enhamar
4)
Penguian Pengendalian Mutu Campuran berasal a)
Penyedia Jasa harus menyiman catatan seuruh enuian dan catatan tersebut harus diserahkan keada Direksi Pekeraan tana keterambatan.
b)
Penyedia Jasa harus menyerahkan keada Direksi Pekeraan hasi dan catatan enian berikut ini, yan diaksanakan setia hari roduksi, beserta okasi enhamaran yan sesuai : i)
Anaisa ayakan (cara basah), alin sedikit dua contoh areat er hari dari setia enamun anas
ii)
Temeratur camuran saat enambian contoh di instaasi encamur asa (AMP) mauun di okasi enhamaran (satu er am)
iii)
Keadatan Marshall Harian denan detail dari semua benda ui yan dieriksa.
iv)
Keadatan hasi emadatan di aanan dan ersentase keadatan laanan reatif terhada Keadatan Camuran Kera (Job Mix Denst) untuk setia benda i inti (core).
v)
Sabiitas, eleehan, Marshal Quotient (untuk non AC), Stabilitas Marsha sisa atau Indirect Tensie Strenth Ratio (ITSR), ain sedikit dua contoh er hari
vi)
Kadar bitumen asal keras mauun asa modikasi dalam camuran asal dan radasi areat yan ditentukan dari hasil ekstraksi camuran asa alin sedikit dua contoh er hari Biamana cara ekstraksi sentrial diunakan maka koreksi abu harus diaksanakan seerti yan disyaratkan SNI 03-3640-1994.
vii)
Untuk bahan enisi yan ditambahkan (er added) dari Kaur, Semen, Asbuton yan diunakan sebaai bahan enisi tambahan (er added) ditentukan denan mencatat kuantitas sio atau enamun sebeum dan setelah roduksi.
viii)
Rona daam camuran ada keadatan Marshal dan keadatan membal (resa), yan dihitun berdasarkan Berat enis Maksimum camuran erkerasan asal (SNI 0368932002).
ix)
Kadar asa yan tersera oeh areat, yan dihitun berdasarkan Berat enis Maksimum camuran erkerasan as al (SNI 0368932002)
6 - 62
SPESIFKS UMUM 2010 (Revis 3)
x)
5)
Kadar bahan anti pengelupasan (anti stripping agent) ditentukan dengan mencatat volume tanki sebelum dan sesudah produksi dan juga diperiksa dengan pengujian Stabilitas Marshall sisauntuk setiap 200 ton produksi
Penendalian Kuantitas denan Menimban Camuran berasal Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, campuran beraspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengiriman campuran beraspal dari rumah timbang sesuai dengan Pasal 6.31(4)(e) dari Spesifkasi ini PENGUKUANDANPEMBAYARAN
6.3.8
1)
Penukuran Pekeraan a)
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah berdasarkan ketentuan di bawah ini i)
ii)
iii)
Untuk lapisan bukan perata (misalnya HRS-WC, HRSBase, AC WC, ACWC Mod, AC-BC, AC-BC Mod ACBase, dan ACBase Mod) adalah umlah tonase bersih dari campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai asil perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal yang diterima dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari pengian benda uji inti (core) Tonase bersih adalah selisih dari berat campuran aspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent) Untuk lapisan perata (misalnya HRSWC(L), HRS-Base(L), AC WC(L), AC-BC(L), dsb) adalah jumlah tonase bersih dari campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima sesuai dengan ketentuan pada Pasal 638(l)(c). Tonase bersih adalah selisih dari berat campuran aspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent) ntuk bahan anti pengelupasan adalah umlah kilogram bahan yang digunakan dan diterima
b)
Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered di sepaang tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 633(2) tidak akan diterima untuk pembayaran
c)
Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan aspal lama yang dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat Direksi Pekeraan memerlukan koreksi bentuk, harus dihitung berdasarkan asil perkalian antara tebal ratarata yang diterima dengan luas penghamparan aktual yang diterima dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah dan kepadatan lapangan ratarata yang diperoleh dari benda i inti Bilamana tebal ratarata campuran beraspal melampaui yang kuantitas perkiraan yang dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal ratarata yang digunakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan 6 - 63
I
SPE!FIKSI UM 2010 (Revisi 3)
yang diperhitungkan untuk pembayaran. Bagaimanapun juga, jumlah tonase campuran beraspal yang teah dihampar dan diterima tidak boeh melampaui berat campuran beraspal diperoeh dari penimbangan muatan di rumah timbangan. d)
Kecuai yang disebutkan dalam (c) di atas maka tebal campuran beraspa yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan daam Gambar. Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk ketebaan yang meebihi teba rancangan bila campuran beraspa tersebut dihampar di atas permukaan yang juga dikerjakan dalam kontrak ini kecuai jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
e)
Lebar hamparan campuran beraspa yang akan dibayar harus seperti yang ditunjukan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oeh Penyedia Jasa di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus diakukan tegak urus sumbu jaan per 25 meter atau ebih rapat sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan dan tidak termasuk okasi hamparan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanang tepi hamparan. Interva jarak pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi harus seau berjarak sama dan tidak ebih dari 25 meter. Lebar yang akan digunakan daam menghitung uas untuk pembayaran setiap okasi perkerasan yang diukur harus merupakan ebar rata-rata yang diukur dan disetuui.
eapisan campuran beraspa dalam arah memaang harus diukur sepanang sumbu jaan dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah.
g)
Biamana Direksi Pekerjaan menerima setiap campuran beraspa dengan kadar aspa rata-rata yang lebih rendah dari kadar aspal yang ditetapkan dalam rumus campuran kerja. embayaran campuran aspa akan dihitung berdasarkan tonase hamparan yang dikoreksi menurut dalam butir (h) di bawah dengan menggunakan fktor koreksi berikut ini. Tidak ada penyesuaian yang akan dibuat untuk kadar aspa yang meampaui niai yang disyaratkan daam Rumus Campuran Kerja. Kadar aspal ratarata yang diperoeh dari hasi ekstraksi Kadar aspa yang ditetapkan dalam Rumus Campuran Kerja
h)
Tonase yang digunakan untuk pembayaran adaah: onase seperti disebutkan pada butir (a) di atas x Cb
i)
Biamana perbaikan pada campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan teah diperintahkan oeh Direksi ekerjaan sesuai dengan Pasal 6.3 .1.(8) dari Spesikasi ini, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran harusah kuantitas yang akan dibayar bia pekerjaan semua dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan atau kuantitas tambahan yang diper-lukan untuk perbaikan tersebut.
6 - 64
SPES!FKS UM 2010 (Revisi 3)
j)
2)
Kadar aspal aktual (kadar aspal ektif + penyerapan aspa) yang digunakan Penyedia Jasa daam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran beraspa yang termasuk daam penawarannya harusah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tidak ada penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan dengan perbedaan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan kadar aspal daam analisa harga satuan daam penawaran
Dasar Pembaaran Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang dituukkan di bawah ini dan daam Daar Kuantintas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan mengui dan mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua pekera peralatan, pengian, perkakas dan pelengkapan ainnya yang diperlukan untuk menyeesaikan pekeaan yang diuraikan dalam Seksi ini
NomorMata Pembayaran
Uraian
Satuan Pen2ukuran
63(1)
Latasir Keas A (SS-A)
Ton
63(2)
Latasir Keas B (SSB)
Ton
6.3(3a)
Lataston apis Aus (HRSWC) (gradasi senang/semi senang)
Ton
63(3b)
Lataston Lapis Aus Perata (HRS-WC(L)) (gradasi seang/semi senang)
Ton
63(4a)
Lataston apis Pondasi (RSBase) (gradasi senjang/semi senjang)
Ton
63(4b)
Lataston Lapis Pondasi Perata (HRSBase(L)) (gradasi seang/semi senang)
Ton
63(5a)
Laston Lapis Aus (ACWC)
Ton
63(5b)
Laston Lapis Aus Modikasi (ACWC Mod)
Ton
63(5c)
Laston Lapis Aus Perata (ACWC(L))
Ton
63(5d)
Laston Lapis Aus Modikasi Perata (AC-WC(L) Mod)
Ton
63(6a)
Laston Lapis Antara (AC-BC)
Ton
63(6b)
Laston Lapis Antara Modikasi (AC-BC Mod)
Ton
63(6c)
Laston Lais Antara Perata (AC-C(L))
Ton
6 - 65
SPES!FIKSJ UM 2010 (Revisi 3)
NomorMata Pembayaran
Uraian
Satuan Pen:ukuran
63.(6d)
Laston Lapis Antara Modifkasi Peata (ACBC(L) Mod) Leveling
Ton
6.3(7a)
Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
Ton
6.3.(7b)
Laston Lapis Pondasi Modifkasi (AC-Base Mod)
Ton
6.3.(7c)
Laston Lapis Pondasi Perata (AC-Base(L))
Ton
63.(7d)
aston Lapis Pondasi Modifkasi Perata (ACBase(L) Mod)
Ton
6.3.(8)
Bahan Anti Pengelupasan
Kg
6 - 66
SPESIFIKSJ UM 2010 (Revisi 3)
SEKSI 6.4 LASBUTAG DAN LATASBUSIR
TIDAK DIGUNAKAN
6 - 67
SPESI UMUM 2010 (Revisi 3)
SEKSI 65 CAPUA ASPAL DIGI 6.51
UU ) ekerjaan ini meliputi penyediaan, penghamparan dan pemadatan campuran bitumen dingin untuk pekerjaan pemeiharaan dan perbaikan jalan, termasuk : penambahan dan pekerjaan-pekerjaan kecil perbaikan bentuk permukaan pelebaran tepi untuk jalan dengan volume au lintas rendah dan sedang dan pelapisan kembali jalan dengan volume au lintas rendah ampuran dirancang agar sesuai dihampar dan dipadatkan secara dingin setelah disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu elas adalah campuran bergradasi semi padat dengan menggunakan aspal cair (cut-back) ampuran keas adalah bergradasi terbuka dan sesuai untuk digunakan dengan aspa emulsi ntuk setiap kelas tersedia dua amplop gradasi radasi yang lebih halus (/0 dan l 0) harus digunakan juka tersedia agregat yang memenuhi syarat karena pengerjaannya lebih mudah dan tidak mudah tersegregasi 2)
ekeraan eksi ain Yan Berkaitan denan eksi ni a) b) c) d) e) g)
3)
Manajemen dan eseamatan alu intas ajian Teknis apangan Bahan dan enyimpanan eseamatan dan esehatan erja apis Resap engikat dan apis erekat ampuran spal anas engembalian ondisi erkerasan ama
eksi 8 eksi 9 eksi eksi 9 eksi eksi 3 eksi 8
tandar Ruukan tandar Nasional ndonesia N: N 0398990 N 0397-990 N 03442-99 N 034428-997 N 247: 2008 N 3407: 2008 N 4799 2008 N 2439 20 N 4798 20
Metode engian Tentang nalisa aringan gregat Halus dan asar Metode Mempersiapkan ontoh Tanah dan Tanah Mengandung gregat Metode engian Jumlah Bahan alam gregat Yang olos aringan No200 (007 mm) Metode engujian gregat Haus atau asir Yang Mengandung Bahan lastis engan ara etara asir ara ji eausan gregat dengan Mesin brasi os ngeles ara ji ift ekekalan gregat dengan cara erendaman menggunakan arutan Natrium ulft atau Magnesium uft pesikasi spal air enguapan edang ara ji elekatan gregat Terhadap spal pesiikasi spal mulasi ationik
6 - 68
I
SPESFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
4)
Kondis Cuaca Yang Djinkan Untuk Bekera Campuran aspal dinin hanya boleh dihampar amana permukaan kerin, tdak turun huan dan permukaan yan dsapkan teah dsetuu secara tertus oeh Dreksi Pekeraan.
5)
Ketentuan Lau Lintas Tempat kera harus ditutup untuk Jalu lntas pada saat pekeaan sedan eransun dan selanutnya sampai waktu yan dtentukan dimana Dreksi Pekeraan menyetuui permukaan akhr dapat dibuka untuk lau intas BAHAN
6.52
)
Aeat - Umum Areat tdak boeh dunakan sebeum dsetuu oeh Direks Pekeraan Bahan harus disimpan sesua denan ketentuan daam Seksi 111
2)
Aeat Kasar Untuk Camuran Dinin a)
Areat kasar harus terdiri dar batu pecah atau kerki pecah. Areat kasar yan kotor dan erdebu yan mempunya partke lolos ayakan No.200 (0075 mm) lebih esar dar 1 % tidak boeh diunakan
b)
Areat kasar harus terdr atas ahan yan bersih keras awet dan bebas dari kotoran dan bahanahan ain yan tdak diinnkan dan harus memenuh ketentuan yan dberkan daam Tabel 6.52(1) Tabe 652(1) Ketentuan Areat Kasar Pengujian
Standar
Nila
Kekekalan bentuk areat I atrium sut terhadap arutan anesum suft Abrasi denan mesin Los Aneles pada 500 utaran Kelekatan areat terhadap aspal
SNI 3407 : 2008 SN 2417 : 2008
Maks12% Maks 18% Maks. 40%
SN 03-2439-1991
Min 95%
c)
3)
Areat yan tertahan ayakan 475 mm dan mempunya dua bdan pecah harus tidak kuran dar 65 % Persentase butiran areat yan mempunyai pan sedkit dua idan pecah dtentukan denan pemeriksan setiap butr areat pada areat seerat sektar 2 k and dtunukkan erat butran denan 2 bidan pecah atau ebh sebaa persentase berat seuruh contoh Penamilan contoh harus sesua denan ketentuan SN 031975990
Areat Haus Untuk Camuran Dinn a)
Areat halus dar setiap sumer harus terdri dar pasir atau batu pecah haus atau kominas keduanya.
b)
Areat haus harus terdir atas butiran yan bersh keras dan bebas dar umpaan atau boa lempun, atau bahan an yan tdak dininkan Batu
6 - 69
SPESIFKS UMUM 2010 (Revis 3)
pecah halus yang dihasikan dari pemecahan batu has memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.52(1) Daam segaa ha, pasir yang kotor dan berdebu sera mempunyai parike lolos ayakan No200 (0,075 mm) lebih dari 8 % atau pasir yang mempunyai niai setara pasir (sand equivalent) kurang dari 50 sesuai dengan SN 03-4428-1997 tidak diperkenankan untuk digunakan dalam campuran 4)
Bahan Penisi Filer Untuk Camuran Dinin Ketentuan dalam Pasal 632(4) has beraku
5)
Bahan Asal Untuk Camuran Dinin a)
Bahan aspa boleh aspal cair atau aspal emusi yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabe 652(2) Tabe 652(2) Bahan Aspal Untuk Campuran Dingin
6)
Rancangan Campuran Aspal Cair
Standar Rujukan SNI 0347991998
Aspal Emulsi
SNI 03-47981998
Jenis Aspa Cair atau Emusi E c MC 250 MC 800 CMS2 CMS2h CSS
b)
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan penambahan minyak tanah untuk memperbaiki keekatan bahan pengikat ke agregat campuran Minyak tanah ini has dicampur sampai merata daam aspa cair dan/atau ditambahkan ke agregat daam peralatan pencampur sebelum penambahan aspa emusi atau cair, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan Untuk menghindari produksi campuran yang terlalu lambat pengerasannya maka kuantitas minyak tanah yang ditambahkan has seminimum mungkin, untuk mencapai penyelimutan aspal pada seluh agregat
c)
Biamana permukaan yang akan ditambal baru akan dilapis dengan campuran aspa panas atau pelaburan aspal daam waktu tiga bulan, maka campuran dingin has menggunakan aspal emulsi.
d)
Untuk pelapisan kembali diuar koreksi bentuk untuk uas kurang dari 50 m2, aspal emusi has digunakan
Sumber Pasokan a)
Persetujuan atas sumber pasokan agregat dan fller has diperoeh dari Direksi Pekerjaan sebeum bahan tersebut didatangkan Contoh masg masing bahan has diserahkan sebagaimana diperintahkan
b)
Dalam pemiihan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah memperhitung- kan penyerapan aspa oeh agregat Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai aasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari Campuran Aspal Dingin
6 - 70
�
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
CAMPU
6.5.3
1)
Komposis Camuran harus memenuh rese yang diberkan dalam Tabel 6.5.3.() Tabe 6.53.() Ketentuan Camuran Dngn, Komosisi dan Sit-sit Camuran URAIAN Ukuran butiran nomnal maksimum (mm) Jenis Gradasi Keebaan asan nomina mnimum ( mm
C/10 9,5 Semi pada 20
KLAS CAMPURN E/10 C/20 95 19 Semi padat Terbuka 20 40
E/20 19 Terbuka 40
100 85100 15-25 3-5
% Berat Yang olos 100 100 95-100 85-100 60-75 15 25 0O 3-5 02
100 95100 20-55 00 02
GRADASI
ASTM " :"
3/8" No.8 No.200
mm) 25 19 9,5 2,36 0,075
RESEP CAMPURAN
Kadar asa residu mnimum % terhada berat ota camuran
5,6
5,3
48
4,2
CAMPURAN RANCANGAN
3,9 6,2 3,35,5 Batas kada btumen resdua 5,5 55 % erhada bera oal campuran) (*) Kadar ekifbiumen mnmum (* : 4,5 5,0 % erhada bera oal campuran) 20 20 Ketebaan ektim bitumen minimum 10 O Caatan: (1 ( kadar asal harus doimas denan caa ya diberika dalam amran 65A . (2 Kada asal residu = kadar asa ektif+ % asa yan dsera areat. (3 nuk memeroeh kada asal cair, maka kalikan kadar asa resdu denan 100 (100-% minyak tanah dalam asa car (4
Unuk memeroeh kadar asal emus, maka ka ka kadar asa resdu denan 100 ( 00-% air daam asal emuls
(5
2)
Penja harus dilaksanakan unuk menenukan Kadar Asa Residu dan Kadar Asa Ek
Aspal Resdu dan Kadar Aspa Ektf Kadar asal residu didenisikan sebagai kadar asa yang masih sisa setelah enguaan semua air dan eunak dari camuran. Kadar asal ekti dideniskan sebaga kadar asal resdu dkurangi dengan kadar asa yang tersera oleh agregat.
3)
Pemilihan Rumusan Campuran Kerja Untuk ekeraan minor Kadar Asal Residu Camuran menurut Rese daat dam bi I untuk memeroleh camuran dengan kelecakan (workbilit), enyelmutan butran agregat dan bahan asa ssa yang cocok. Untuk ekeraan berskala besar termasuk erbakan bentuk dan elasan kembali dengan Juas yang melebh 00 m 2 atau daam hal dimana gradas yang disyaratkan tidak mungkin dienuh gradasi atau bilamana Kadar Asa Residu Camuran
6 - 71
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revis 3)
menuut Resep teyata menghasilkan satu campuan yang dengan kelecakan (workabilit) yang jelek, penyelmutan butiran agregat yang jelek atau aspal dalam campuan mengalr belebihan, maka campuan harus drancang dengan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.3.(1). Campuran Kelas E haus drancang sesuai dengan cara yang dibeikan pada Lampran 6.5.A. Pesetuuan Rumusan Camuan Kea
4)
Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan Rumus Campuan Rancangan yang lengkap dan detil kepada Dreksi Pekerjaan untuk pesetuannya termasuk jenis dan sumbe bahan aspal, sumber dan gradasi agegat, proporsi Rumus Campuan Rancangan dan hasil percobaan penghampaan campuan bilamana dilakukan Pecobaan Penhamaan
5)
Sebelum memulai pekeaan percobaan, campuran dengan usulan rumus campuran rancangan haus dibuat dihampar dan dpadatkan dengan menggunakan cara dan bahan yang diusulkan untuk pekeaan tesebut. Campuran haus menunjukkan bahwa usulan rumus campuan rancangan tersebut tahan terhadap defmasi dalam konds dmana campuran tersebut digunakan Selautnya Dieks Pekejaan dapat menyetuju umus campuran rancangan tesebut atau memerntahkan pembuatan rancangan campuan berkutnya atau percobaan penghampaan. 6)
Peneaan Rumusan Camuran Kera dan Toleans Yan Diinkan Semua campuan yang selesa dikejakan harus memenuhi Rumus Perbandingan Campuran yang disetujui oleh Dreksi Pekerjaan dalam rentang toleans sepert disyaratkan dalam Tabel 6.5.3.(2) d bawah ni Tabel 6.53(2) Toleransi Komposs Campuan akan
I
Kadar aspal
Tolerans ± 0,5 % berat total campuran
I Kada asal 6.5.4
TENTUANPERALATANPELAKSANAAN
)
Alat Pencamur Bak alat pencampu mekanis buatan untuk campuan dngin atau pengaduk beton molen berkapasitas tidak kuang da 200 lter dapat dpegunakan. Alat pencampu harus mampu menghasilakn campuan yang homogen, penyelmutan aspal yang meata pada seluruh agregat
2)
Alat Penankutan Ketentuan dalam Pasal 6.3. 4.(10) harus berlaku.
6 -72 �
SPESIFIKSI UM 2010 (Revisi 3)
3)
Alat Penghampar dan Pembentuk a)
Pekerjaan Minor Metode manual umumnya daat diunakan. Perkakas tanan seeri alat erata, seko, timbrs dan sau harus dsedakan.
b)
Pelapsan Ulan (Resurfacing Ketentuan dalam Pasal 6.3.4.2) harus berlaku
4)
Alat Pemadat a)
Pekeraan Mnor Pemadat yan dbuat khusus emadat doron yan mudah diindahkan atau tmbris etar daat dunakan. Tmbris manual yan disediakan harus memu-nyai luas ermukaan tidak kuran dari 15 x 15 cm dan beratnya tidak kuran dar 4 kiloram.
b)
Pelasan Kembal (Resurcng Ketentuan dalam Pasal 6.34.12) harus berlaku, kecuali alat emadat roda karet tdak erlu disediakan.
PEMBUATANCAMPURAN
6.5.5
1)
Penaan a)
Peniaan Agregat i)
Campuran Dinn dengan Aspal Cair Areat yan dunakan untuk camuran dinn denan asal car harus sekern munkin dan tdak boleh memunya air ada ermukaan. Kadar ar camuran tidak boleh melamaui 2 % dar berat total camuran.
)
Campuran Bitumen Emuls Areat harus sekedar basah saa untuk menamin enyelimutan ada seluruh areat.
b)
Penaan Campuran Proorsi enakaran harus diukur dalam berat atau volume, menunakan takaran yan benarbenar roorsional. Penadukan harus dilautkan hna seluruh areat terselmuti denan merata Blamana dunkan asal emuls, maka enadukan harus dilautkan hina asal emulsi berubah warna dari coklat menadi hitam (nital break).
6 - 73
I
SPESIFIKSJ MUM 2010 (Revis 3)
PEMERAMAN DAN PENYIANAN CAURAN
6.5.6
1)
Pemeraman Campuran yang menggunakan bitumen emulsi sebagai pengikat dapat langsung digunakan setelah dibuat. Campuran yang menggunakan aspal sebagai sebagai pengikat harus diperam dalam jangka waktu yang cukup (minimum 3 hari) sebelum digunakan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekeraan.
2)
Penimanan a)
Penimanan Curah Tempat penyimpanan harus kuat berdranaise baik dan bebas dari tanaman . Tinggi penyimpanan tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 2,5 meter Semua penyimpanan harus dilindungi dari sinar matahari langsung dan hujan. Campuran dingin harus disimpan bangsal yang kedap air. Campuran dingin yang menjadi kering dan terlalu kaku tidak boleh digunakan.
b)
Penimanan Dalam Kanton Penyimpangan dalam kantong akan memperkecil pencemaran atau segregasi campuran dingin dan memperkecil campuran yang terbuang Campuran dingin dapat disimpan untuk jangka waktu lama di dalam kantong yang ditutup rapat. Kantong harus terbuat dari anyaman polypropylene atau kertas sak berlapis (kantong semen), bagian dalamnya dilapisi plastik atau timah yang kedap udara dan air. Kantong harus ditutup sedemikian hingga kedap udara. Pengantongan campuran dingin harus terlindung dari huan dan sinar matahari langsung Kantong tidak boleh disusun lebih tinggi dari 25 meter.
6.5.7
PENGHAMPARAN CAMPURAN 1)
Peniaan Segera sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan lama harus dibersihkan dari semua bahan yang lepas atau menggangu. Lapis perekat harus disemprotkan sesuai Pasal 6.1.2(2) (kecuali untuk pekerjaan minor setiap metode yang disetuui oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan untuk pemakaian lapis perekat), menyelimuti seluruh permukaan yang akan dihampar campuran dingin dengan merata. Tepi-tepi Japisan beraspal lama uga harus mendapat semprotan aspal.
2)
Penhamaran dan Pemadatan a)
Pekeraan Minor Penghamparan dapat dilakukan dengan cara manual. Bahan harus dibawa dan dihampar dengan hati-hati untuk mencegah segregrasi okasi yang kurang dari 1 m2 dapat dipadatkan menggunakan timbris tangan Lokasi yang lebih luas harus dipadatkan menggunakan alat pemadat mekanis atau pemadat pelat bergetar yang memenuhi ketentuan dalam Pasal 65.4(4)
6 - 74
I
SPESIFIKSI UU 2010 (Revis 3
Campuan dingin haus dipadatkan dalam apisan tidak meebihi dua kali tebal nominal (Tabel 6.5.3.(] )). Penambalan yang ebih daam dapat dilaksanakan lapis demi apis b)
Pelaisan Ulan Resurfacin Ketentuan dalam Pasal 6.3.6 harus beraku, kecuali:
3)
i)
Ketentuan temperatur penghampaan tidak digunakan
ii)
Alat pemadat oda karet tidak peru disediakan
Penabuan Blindin a)
Camuran Kelas C Sedikit penaburan dengan batu kapur pecah (crushed limestone), batu pecah halus atau pasir kasar harus diakukan di atas semua pemukaan yang akan segera dipadatkan. Taburan ini akan tertanam oleh alat pemadat atau timbis. Bahan taburan yang tedorong ke tepi jaan dapat disapu kembali selama bebeapa hai sedemikian hingga alu intas yang melintasinya diharapkan dapat menanam bahan taburan tersebut ke dalam aspal dan memperkaku campuan aspa
b)
Camuan Kelas E Campuan dingin dengan aspal emusi harus ditunggu sampai matang ully breaking) sebeum penaburan sedikit agregat. Selanjutnya batu pecah halus atau pasi kasa haus diteba di atas seluuh permukaan Jumlah yang ditebar harus cukup untuk mengisi seluruh rongga permukaan. Tabuan ini akan tertanam oleh alat pemadat atau timbris. Bahan taburan yang terdoong ke tepi jalan dapat disapu kembali seama bebeapa hari sedemikian hingga lau lintas yang melintasinya dihaapkan dapat menanam bahan tabuan tesebut ke dalam aspal dan mempekaku campuan aspal.
NGN DN MYN
6.58
1)
Penukuan Pekeaan a)
Pekeaan ino Kuantitas campuan dingin yang diukur untuk pembayaran harus meupakan voume padat yang dihampakan dan ditentukan bedasakan pengukuan luas pemukaan dan teba campuran dingin yang disetui untuk tiap kelas pebaikan seperti diuaikan pada Seksi 81 Penyedia asa haus menyimpan catatan luas dan ketebaan bahan campuan dingin dan kuantitas lapis peekat yang digunakan untuk pekerjaan minor dalam setiap kiometer proyek tersebut. Lapoan tersebut haus diseahkan pada ieksi Pekeaan secara mgguan.
b)
Pelaisan Uan Resurcin Ketentuan dalam Pasal 6.5.7.(2).(b) harus beaku.
6 - 75
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revis 3)
2)
Dasar Pembayaran Kuantitas ang ditentukan dari perhitungan di atas, harus dibaar dengan harga kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembaaran di bawah dan dalam Dafar Kuantitas dan Harga. Harga kontrak harus merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan pengiriman penghamparan dan pemadatan bahan campuran dingin dan pemasokan sera penaburan apisan agregat pekerja perkakas, peralatan pengujian dan hal-hal lain ang diperlukan untuk meneesaikan pekeraan pada Seksi ini.
Uraian
NomorMata Pembayaran
65.(1)
Campuran Aspal Dingin untuk Pelapisan
6 - 76
Satuan Pen2ukuran
Meter Kubik
SPESJFIKSJ UMUM 2010 (Revisi 3)
SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM
6.6.1
UMUM
1) Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis permukaan atau lapis pondasi terbuat dari agregat yang distabilisasi oleh aspal. Pekeraan ini dilaksanakan dimana biaya untuk menggunakan campuran aspal panas tidak mencukupi dan/atau penyediaan instalasi campuran aspal sulit dilaksanakan akibat situasi lingkungan. 2)
Pekeraan Seksi Lain Yan Berkaitan denan Seksi Ini a) b) c)
d) e) g) 3)
Manaemen dan Keselamatan Lalu Lintas Kaian Teknis Lapangan Bahan dan Penyimpanan Pengamanan Lingkungan Hidup Keselamatan dan Kesehatan Kera Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama
Seksi 1.8 Seksi 19 Seksi 1.11 Seksi 117 Seksi 1.19 Seksi 61 Seksi 8.1
Standar Ruukan Standar Nasional Indonesia (SNI: SNI 03-1968-1990 SNI 2417: 2008 SNI 4799: 2008 SNI 2439: 201 SNI 4798: 2011 SNI 4800: 2011 SNI 6832: 2011
Metode Penguian Tentang Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar. Cara Ui Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Spesifkasi Aspal Cair Penguapan Sedang. Cara ji Penyelimutan dan Pengelupasan pada Campuran Agregat-Aspal Spesikasi Aspal Emulsi Kationik Spesifkasi Aspal Cair Penguapan Cepat. Spesifkasi Aspal Emulsi Anionik
AASHTO: ASTM D946/946M-09a
Specication r Penetration Graded Asphalt Cement fr Use in Pavement Construction
ritish Standards: BS 812 Part I: 1975 4)
: Flakiness Index.
Kondisi Cuaca Yan Diiinkan ntuk Bekera Lapis Penetrasi Macadam tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama huan atau hujan akan turun Aspal emulsi tidak boleh disemprotkan setelah jam 1500 Bilamana digunakan aspal panas maka temperatur perkerasan saat aspal disemprotkan tidak boleh kurang dari 25 °C.
6 - 77
SPEIFIKSJ UMUM 2010 (Revisi 3)
5)
Ketentuan Lalu Lintas Tempat kea harus dtutup untuk lalu lntas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan selautnya sampa waktu yang ditentukan dmana Direks Pekerjaan menyetuju permukaan akhr dapat dibuka untuk lalu lintas.
6.6.2
BAHAN
1)
Bahan harus terdr dari agregat pokok, agregat pengunc, agregat penutup (hanya dgunakan untuk laps permukaan) dan aspal. Setap faks agregat harus dismpan terpisah untuk mencegah tercampuya antar faks agregat dan harus dijaga agar bersh dari benda-benda asng lannya. 2)
Areat a)
Agregat harus terdri dar bahan yang bersh, kuat, awet, bebas dar lumpur dan bendabenda yang tidak dikehendaki dan harus memenuhi ketentuan yang dberikan dalam Tabe 66.2(1). Tabe 6.6.2(1) Ketentuan Agregat Pokok dan Pengunci
N Abrasi dengan mesin Los I 100 utaran S 2417 : 2008 Maks. 8 % Angeles 500 putaran Maks. 40 % Penelmutan dan Pengelupasan S 2439 2011 Mn 95 % ndeks Keppihan BS 812 Part 1975 Maks25 % Atcle 7.3 b)
Agregat harus, blamana duj sesuai dengan S 031968-1990, memenuhi gradas yang diberkan Tabel 6.6.2.(2). Tabe 662(2) Gradasi Agregat Ukuan Ayakan ASTM (mm) 2r2 P : 3" 75 h 63 " 50 38 1h " 5 19 " 2r2 P2 1" 5 19 f" 9,5 3/8 2r2 P 1,7 1" 95 3/8 No.4 4,75 No.8 ,36
7 -10 JOO 90-100 35-70 0-15 0-5
678
% Beat Yang Lolos Tebal Lapisan (cm) 5-8
4-5
00 95100 35-70 0 15 05
100 95- 100 05
100 95 100 05
100 95- 100 05
00 85100 10 30 0- 10
OO 85-OO 10-30 0-10
100 85100 10-30 0-10
OO 95-00
05
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
3)
Aspal Bahan asal harusah salah satu dari berikut ini a)
Asa semen Pen.80/00 atau Pen.60/70 yang emenuhi AASHTO M20.
b)
Asal emusi CRS atau CRS2 yang memenuhi ketentuan SNI 03-4798 1998 atau RS atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.
c)
Asal cair enguaan ceat (raid curing) jenis RC250 atau RC800 yang memenuhi ketentuan SNI 03-48001998, atau asal cair enguaan sedang (medium curing) jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan SNI 03-4799-1998
Jenis asal ainnya mungkin daat digunakan dengan ersetujuan Direksi Pekerjaan
6.6.3
KUANTITAS AGRGAT DAN ASPAL
Kuantitas agregat dan asa harus diabil dari Tabe 66.3(1) dan Tabe 6.6.3.(2) sera harus disetujui terebih dahuu oleh Direksi Pekerjaan sebelum ekerjaan diulai. Penyesuaian takaran ini mungkin dierlukan seama Kontrak jika diandang erlu oleh Direksi Pekeaan untuk memeroeh mutu ekerjaan yang disyaratkan. Tabel 6.6.3.(1): Laen Sebagai Lais Permukaan Tebal Lapisan (cm) IO 9
8 8 7 7 6 5 5
Agregat Pokok (kg/m2) 7-IO 200 80 60
5-8
Aspal Resdu (km2)
Agregat Pengunci (km2)
Aspal Residu m2)
8,5 7,5 6,5 6,0 5,5 5,2 4,4 3,7 2,5
25 25 25 25 25 25 25 25 25
1,5 1,5 1,5 ,5 1,5 ,5 ,5 5 5
Agregat Penutup (m 2)
4-5
52 40 33 4 05 80
14 4
4 4 4 4 4 4 4
Tabel 663(2) Laen sebagai Lais Pondasi (Perata) Tebal Lapisan (cm) 8,5 7,5 6,5 6,5 5,5 5,5 4,4 3,7 3,7
Agregat Pokok (kg/m2) 7-0 200 80 60
5-8
Aspal Residu (kg/m2)
Agregat Pengunci (kg/m2)
8,5 7,5 6,5 6,0 5,5 5,2 4,4 3,7 2,5
25 25
4-5
52 40 33 14 105 80
25
25 25 25 25 25 25
Catata: Aspal Residu adaa bmen ertigga seea sea bahan pelart atau pengemuls ea menguap.
SPESI UMUM 2010 (Revis 3)
6.6.4
PERALATAN eralatan berikut ini harus disediakan untuk a)
enumpukan Bahan •
b)
Dum ruck oader
Di aangan i)
Mekanis.
ii)
enilas tandem 6 - 8 ton atau enias beroda tia 6 - 8 ton. enias beroda karet 10 12 ton Uika dierlukan). Distributor asal atau hand srayer sesuai denan ketentuan da lam asal 6.1.3. k enebar reat.
Manua
enyau, sikat, kan, keranjan, kaen asal, seko, erobak doron, dan eralatan kecil lainnya. Kete asal. enias seeri cara mekanis
PELASANAAN
6.6.5
1)
ersiaan apangan ermukaan yan dierbaiki denan enetrasi Macadam has disiakan seerti di bawah ini:
2)
a)
rof memaan atau melintan harus disiakan menut rancanan oton-an meintan.
b)
ermukaan harus bebas dari bendabenda yan tdak diininkan seerti debu dan bahan leas lainnya uban-luban dan retak-retak has dierbaiki sesuai denan ketentuan daam asa 8.1.3(2) dan 8.1.3.(3) dari esifkasi mum.
c)
ermukaan asa lama has diberikan ais erekat sesuai denan ketentuan dalam eksi 61 dari esifkasi umum, sebaaimana yan dierintahkan oleh Direksi ekeraan
enghamparan dan emadatan a)
mum reat dan asa harus tersedia di laanan sebelum eken dimuai Kedua bahan tersebut harus dijaa denan hati-hati untuk menamin bahwa bahan tersebut bersih dan sia diunakan
SPEIFKS UMUM 2010 (Revis 3)
Selama pemadatan agregat pokok dan agregat pengunci, kerataan permukaan has dipelihara. Bilamana permukaan yang telah dipadatkan tidak rata maka agregat has diga dan dibuang atau agregat ditambahkan seperlunya sebelum dipadatkan kembali Temperatur penyemprotan aspa has sesuai dengan Tabel 6.6.5(1) Tabe 66.5.() Temperatur Penyemprotan Aspal JENIS ASPAL 60170 Pen 80/100 Pen Emulsi Asal Cair RC/MC 250 Asal Cair RC/MC 800
TEMPERATUR PENYEMPROTAN ( C) 65 - 75 55 - 65 kamar, atau sebagaimana etunjuk abrik 80 90 05 - 5 0
Bilamana enis aspal lain digunakan temperatur penyemprotan harus disetui Direksi Pekeraan sebelum pelaksanaan pekeraan dimuai. b)
Metode Mekanis i)
Penhamaran dan Pemadatan Areat Pokok Tk penebar agregat has diaankan dengan kecepatan yang sedemikian hingga kuantitas agregat adalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang rata. Pemadatan awal has menggunakan aat pemadat 6 8 ton yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 3 km/am. Pemadatan diakukan dalam arah memanang dimuai dari tepi luar hamparan dan dialankan menuu ke sumbu alan. Lintasan penggilasan has tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat. Pemadatan has dianutkan sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 intasan).
ii)
Penemrotan Asal diatas Areat Pokok Temperatur aspal daam distributor has daga pada temperatur yang disyaratkan untuk enis aspal yang digunakan Temperatur penyem-protan dan takaran penyemprotan has disetuui oeh Direksi Pekeraan sebeum peaksanaan dimulai dan has memenuhi rentang yang disyaratkan masing-masing daam Tabel 6.6.5.() dan 663() Cara penggunaan has memenuhi ketentuan dalam Pasa 64.(3) Spesifkasi mum
iii)
Penebaran dan Pemadatan Areat Penunci. Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci has ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang meintasi lokasi yang belum terutup bahan aspal Takaran penebaran has sedemikian hingga, setelah pemadatan ronggarongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan agregat pokok masih nampak
6 - 81
SPESI UMUM 2010 (Revisi 3)
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran agregat pengunci dan harus sepei yang diuraikan daam Pasa 6.65(2)(b)(i) Biamana diperukan, tambahan agregat pengunci harus ditambahkan daam jumlah keci dan disapu perlahan-lahan di atas permukaan seama pemadatan Pemadatan harus dianjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh daam apisan di bawahnya. iv)
Penemrotan Asa diatas Areat Penunci biamana diunakan Areat Penutu Ketentuan Pasa 665(2)(b)(ii) di atas digunakan
v)
Penebaran dan Permukaan
Pemadatan
Areat
Penutu
untuk
Lais
Segera seteah penyemprotan aspa, agregat penutup harus ditebarkan pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada oda yang meintasi lokasi yang belum tetutup bahan aspa Pemadatan agregat penutup harus dimuai segera setelah penebaran agregat penutup Biamana diperlukan, tambahan agregat penutup harus ditambahkan daam jumah kecil dan disapu perahanahan di atas permukaan sehingga seuruh ronggarongga daam permukaan agregat pengunci terisi selama pemadatan Pada saat penyeesaian pemadatan, keebihan agregat penutup harus disapu dari permukaan c)
Metode Manual i)
Penhamaran dan Pemadatan Areat Pokok Jumah agregat yang ditebar di atas pemukan yang teah disiapkan harus sebagaimana yang disyaratkan Kerataan pemukaan dapat diperoeh dengan keterampian penebaran dan menggunakan perkakas tangan sepeti penggaru Pemadatan harus diaksanakan sepeti yang disyaratkan untuk metode mekanis
ii)
Penemrotan Asa diatas Areat Pokok Penyemprotan aspa dapat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspa yang disyaratkan Takaran penggunaan aspa harus serata mungkin dan pada takaran penyemprotan yang disetuui, sesuai dengan Tabel 665(1) dan 663(1) Cara penggunaan harus memenuhi ketentuan dalam Pasa 64.(3) Spesifkasi Umum
iii)
Penebaran dan Pemadatan Areat Penunci Penebaran dan pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan dengan cara yang sama untuk agregat pokok Takaran penebaran harus sede-mikian hingga, seteah pemadatan, rongga-rongga permukaan daam agregat pokok terisi dan agregat pokok masih
6 - 82
I
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
nampak. Pemadatan harus sebagaimana yang disyaratkan untuk metode mekanis iv)
Penemrotan Asal diatas Areat Penunci bilamana diunakan Aeat Penutu Ketentuan Pasal 66.5(2)(c)(ii) di atas digunakan
v)
Penebaran dan Pemadatan Areat Penutu untuk Lais Permukaan Ketentuan Pasal 665(2)(b)(v) di atas digunakan
3)
Pemeliharaan Areat Penunci Bilamana terdapat keterlambatan antara pengeaan lapis agregat pengunci dan lapis berikutnya, Penyedia Jasa harus memelihara permukaan agregat pengunci dalam kondisi baik sampai lapis berikutnya dihampar PENGENDALIAN MUTU DAN PENGUJAN DI LAPANGAN
6.6.6
1)
Bahan dan Kecakaan Pekerja Pengendalian mutu harus memenuhi ketentuan di bawah ini a)
Penyimpanan untuk setiap faksi agregat harus terpisah untuk menghindarkan tercampuya agregat dan harus diaga kebersihannya dari benda asing
b)
Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak teradi kebocoran atau kemasukan air
c)
Temperatur pemanasan aspal harus seperti yang disyaratkan dalam Tabel 665()
d)
Tebal Laisan. Tebal padat untuk lapisan penetrasi macadam harus berada di dalam toeransi cm Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekeraan
e)
Kerataan Permukaan Sewaktu Pemadatan Pada setiap tahap pemadatan kerataan permukaan harus diaga Bahan harus ditambah pada tiap tempat di mana terdapat penurunan
Kerataan Pemadatan Areat Pokok Kerataan harus diukur dengan menggunakan mistar lurus yang paangnya 3 meter Punggung alan yang ambles tidak melebihi dari 8 mm
6 - 83
SPESIFKS UMUM 2010 (Revisi 3)
g) 2)
Sambungan memanjang dan melintang has dperiksa dengan cermat.
Lau Lnas Lalu nas dapa dinkan melintasi permukaan yang elah selesai beberapa jam seteah pekerjaan seesai, sebagaimana yang dsetuu oleh Direksi Pekerjaan. Periode ipka ini antara 2 sampa 4 jam. Bamana lalu intas dijinkan melinas apsan agregat pengunc in, perhaian khusus harus dberikan untuk memehara kebershan apsan in sebeum lapis berikunya dhampar. Pengendalian lalu lnas harus meme-nuh ketentuan daam Seks 1.8 dari Spesfkasi umum
PENGUKURANDANPEMBAYARAN
6.6.7
1)
Penukuran a)
Pekeraan Minor Kuantas Laps Peneras Macadam untuk pekerjaan mnor yang dukur unuk pembayaran harus merupakan volume padat yang dhampar, yang dienukan atas dasar luas permukaan yang diukur dan eba Penetrasi Macadam yang disetuju unuk setiap jens perbakan sebagaimana didefnsikan dalam Seksi 81 dari Spesifkas umum Penyeda Jasa harus menyimpan caatan dar luas dan teba bahan Penetrasi Macadam dan kuanas Laps Perekat yang disemprot pada pekerjaan minor pada seiap komeer proyek Arsip iu harus diserah-kan kepada Direksi Pekerjaan secara mgguan.
b)
Las Pondas/Peraa Lais ulan dan Lais Permukaan i)
Kuantias yang diukur untuk pembayaran dari Lapis Penetrasi Macadam yang digunakan sebagai apis pondas/perata, laps ulang dan laps permukaan harus merupakan jumlah meter kubk bahan yang dihampar dan dierima, yang dihtung sebagai hasil ka luas yang dukur dan dierima dan teba rancangan.
)
Kuanias yang diterma unuk pengukuran tdak termasuk Lapis Peraa Penerasi Macadam pada lokasilokasi terenu yang lebih tipis dar teba mnmum yang derima atau baganbagan yang lepas, erbeah, retak aau menipis sepanjang epi perkerasan atau di tempat lain
i)
Lebar okas Penetrasi Macadam yang akan dibayar harus sepert yang ercanum daam Gambar atau yang teah disetui Dreks Pekerjaan dan harus dienukan dengan survei pengukuran yang dilakukan Penyedia asa di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus dlakukan egak urus sumbu jaan dan dak boleh melipu lapisan yang tipis aau dak memenuhi keenuan sepanjang epi Lapis Penerasi Macadam yang dihampar. Jarak anara pengukuran memanjang harus seperi yang diperinahkan Direks Pekerjaan tetap harus berjarak sama dan tidak boleh kurang dar 25 meer. Lebar yang digunakan untuk menghitung uas pada seiap lokasi perkerasan yang diukur harus merupakan ebar rata rata dari pengukuran lebar yang dukur dan disetui.
6 - 84
I
SPES!FKS UMUM 2010 (evis 3)
iv)
2)
Panjang Lapis Penetasi Macadam sepaang jalan harus diukur sepaang sumbu alan, dengan menggunakan prosedur surve1 menuut ilmu uku tanah.
Dasar Pembayaan Kuantitas ang sebagaimana disaratkan di atas haus dibaar menuut Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembaaran ang tecantum di bawah ini dan dalam Dafa Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembaaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi, pencampuran dan penghamparan seuruh bahan, temasuk semua pekera, aat, pengian, alat-alat kecil dan ha-hal ang dipeukan untuk meneesaikan pekeaan seperti ang diuaikan dalam Seksi ini. NoorMata Pebavaran
Uraian
Sauan Penukuran
6.6.()
Lapis Permukaan Penetasi Macadam
Meter Kubik
6.6.(2)
Lapis Pondasi/Peata Penetasi Macadam
Meter Kubik
6 - 85
SPESIFIKSI UM 2010 (Revisi 3)
SEKSI 6.7 PEMEL DENGAN LABUAN ASP AL 6.7.1
UMUM ) ekerjaan ini meliputi peaburan aspa pada lokasi perkerasan yang uasnya kecil menggunakan baik aspa panas maupun aspa emulsi untuk menutup reak, mencegah pelepasan butiran agrega, memelihara ambaan aau menamba ubang agar kedap air, memelihara perkerasan lama yang mengaami penuaan aau unuk uan lainnya 2)
ekeraan eksi ain Yan erkaian denan eksi ni a) b) c) d) e)
g) h) i) )
anajemen dan eselamatan alu inas ajian Teknis apangan ahan dan enyimpanan engamanan ingkungan Hidup eseamaan dan esehaan erja aburan spal atu apis (RT) dan aburan spal ua apis (R) apis enetrasi acadam engembalian ondisi erkerasan ama emeliharaan Rutin erkerasan, ahu alan, rainase, erlengkapan alan dan Jembatan
eksi 8 eksi 9 eksi eksi eksi 9 eksi 2 eksi eksi 8 eksi 0
tandar Ruukan andar asional ndonesia : 03-4228-99 etode engujian gregat Haus atau asir yang engandung ahan astis dengan Cara etara asir 033992000 Tata Cara engambilan Conoh spal Tata Cara engambilan Conoh grega 08892002 9 : 2008 Cara i enenuan atas lasisdan ndeks astisilas Tanah 24 : 2008 Cara ji eausan gregat dengan esin brasi os ngeles 2439 : 20 Cara i enyelimuan dan engelupasan pada Campuran gregaspa 498 : 20 pesifkasi spal musi ationik 832 : 20 pesikasi spal musi nionik 499: 2008 pesifkasi spal Cair enguapan edang pesikasi spal Cair enguapan Cepa 4800 : 20 Cara i nalisis aringan gregat aus dan asar T C3: 202 T: T94/9409a
pecifcaion fr eneration raded spha Cemen fr se in avement Consruction
6 - 86
I
SPESIFIKSI UMUM 2010 (Revisi 3)
4)
Kondisi Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekera Pemeliharaan denan Laburan Aspal setempat harus diaksanakan hanya pada permukaan yan kerin dan tidak boleh diaksanakan waktu anin kencan, huan atau akan turun huan. Aspa emusi tidak boeh disemprotkan seteah am 1500 Bilamana aspal panas diunakan maka temperatur perkerasan pada saat disemprotkan tidak boeh kuran dari 25 C. °
5)
etentuan Lau Lintas Tempat kera harus ditutup untuk au intas pada saat pekeaan sedan beransundan seanutnya sampai waktu yan ditentukan dimana Direksi Pekeraan menyetuui permukaan akhir dapat dibuka untuk au lintas
6.72
BAHAN
Bahan harus terdiri dari areat pokok, areat penunci areat penutup (hanya untuk apis permukaan) dan aspa
Ketentuan Pasa 6.22.(1).(a) dari Spesikasi ini harus beraku 2)
Areat Penutu a)
Areat Penutup harus terdiri atas pasir atau batu pecah haus yan bersih, keras, awet dan bebas dari kotoran, empun atau benda lainnya yan dapat menhalani penyeimutan yan menyeluruh oeh aspa Penambilan contoh areat penutup yan akan diunakan harus sesuai SNI 03-6889-2002
b)
Persyaratan areat penutup yan aakan diunakan harus memenuhi persyaratan seperi yan ditunukkan pada Tabe 672(1) Tabe 6.7.2(1) Persyaratan Sift Fisik Areat Penutup Peui ian Abrasi denan mesin Los 100 putaran Anees untuk Areat 500 putaran terahan No4 (2,36 mm Nilai Setara Pasir eekatan Areat Terhada Aspal Indeks Pastisitas
c)
Standar SNI 2417: 2008 SNI 0344281997 SNI 2439 2011 SNI 1966 2008
Niai Maks.8% Maks40% Min50% Min95% Maks4%
Bia diui menurut SNI AST C136 2012 maka areat penutup harus memenuhi radasi sesuai denan radasi yan diberikan daam Tabe 672(2) di bawah Tipe 1 diunakan diatas ataston (HRS) dan Tipe 2 untuk Laston (AC)
6 - 87