URAIAN TUGAS PROGRAM P2 TB PARU
SOP
PEMERINTAH KABUPATEN
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
:
dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
CIREBON
NAMA JABATAN
: : :
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
NAMA PEMEGANG
Pelaksana Pencegahan dan pemberantasan TB Paru ARIEF ALI ALI BUDIYANTO BUDIYANTO
NIP
19750810 200801 1 004
KEDUDUKAN
Pelaksana P2 TB Paru berada di bawah dan tanggung jawab kepala Puskesmas melalui pelaksana pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
TUGAS POKOK
Membantu pelaksana pencegahan dan pemberantasan penyakit dalam menjalankan tugas operasional program P2 TB Paru a. Pelaksana perencanaan kegiatan P2 TB Paru berdasarkan data program puskesmas dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. b. Pelaksana kegiatan P2 TB Paru c. Pelaksana evaluasi evaluasi kegiatan P2 TB Paru
FUNGSI
URAIAN TUGAS
a. Menyusun rencana kegiatan P2 TB paru berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. b. Melaksanakan kegiatan P2 TB paru meliputi penemuan dini penderita melalui pengumpulan spot sputum, pengobatan penderita TB, pemeriksaan kontak penderita yang akan bertndak sebagai Pemantau Minum Obat (PMO), kunjungan ke rumah pendekatan/koordinasi lintas program dan sektoral sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. c. Mengevaluasi hasil kegiatan P2 TB Paru secara keseluruhan d. Membuat cacatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan. e. Melaksnakan tugas lain yang di berikan atasan.
PENGOBATAN PENDERITA TBC PARU DI PUSKESMAS
SOP
KABUPATEN CIREBON
PENGERTIAN
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Protap pengobatan penderita TBC paru adalah langkah pengobatan pada penderita yang telah di diagnosis oleh dokter dan diberikan resep kategori berapa harus di berikan sesuai dengan indikasi
TUJUAN
Sebagai penerapan langlah-langkah penderita TBC paru di puskesmas
prosedur
pengobatan
KEBIJAKAN
1. Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program daam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya(dana, tenaga, sarana dan prasarana). 2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS 3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program penanggulangan TB. 4. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDRTB. 5. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, BP4, dokter praktek swasta. 6. Penanggulangan TB di laksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan kemitraan dengan program
terkait, sektor pemeintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB). 7. Peningkatan kemampuan laboratorium di berbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. 8. Obat Anti Tuberkulosa (OAT) untuk penanggulangan TB di berikan kepada pasien secara Cuma-Cuma dan di jamin ketersediannya. 9. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 10. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB. 11. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 12. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 13. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs PROSEDUR
1. Petugas mencatat nama-nama penderita dalam buku register TB. 2. Memilih kategori obat yang telah di tetapkan oleh dokter 3. Memberikan obat kepada penderita sesuai anjuran / resep dokter sejumlah hari yang di sepakati. 4. Memberikan konseling kepada penderita tentang pentingnya pengobatan, dosis, efek samping dll yang berkaitan dengan pengobatan 5. Dipesankan kepada penderita untuk datang kembali mengambil obat bila sudah habis 6. Petugas mencatat tanggal kembali penderita untuk mengambil obat
UNIT TERKAIT
1. Dokter 2. Perawat 3. Programer TB Paru
REFERENSI
Buku Pedoman nasional penanggulangan penyakit Tuberkulosa paru tahun 2014
PENGOBATAN PENDERITA TBC PARU DI PUSKESMAS
SOP
KABUPATEN CIREBON
PENGERTIAN
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Protap pengobatan penderita TBC paru adalah langkah pengobatan pada penderita yang telah di diagnosis oleh dokter dan diberikan resep kategori berapa harus di berikan sesuai dengan indikasi
TUJUAN
Sebagai penerapan langlah-langkah prosedur pengobatan penderita TBC paru di puskesmas KEBIJAKAN
1. Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program daam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya(dana, tenaga, sarana dan prasarana). 2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS 3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program penanggulangan TB. 4. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDRTB. 5. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, BP4, dokter praktek swasta. 6. Penanggulangan TB di laksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemeintah, non pemerintah dan swasta dalam
wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB). 7. Peningkatan kemampuan laboratorium di berbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. 8. Obat Anti Tuberkulosa (OAT) untuk penanggulangan TB di berikan kepada pasien secara Cuma-Cuma dan di jamin ketersediannya. 9. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 10. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB. 11. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 12. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 13. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs PROSEDUR
1. Petugas mencatat nama-nama penderita dalam buku register TB. 2. Memilih kategori obat yang telah di tetapkan oleh dokter 3. Memberikan obat kepada penderita sesuai anjuran / resep dokter sejumlah hari yang di sepakati. 4. Memberikan konseling kepada penderita tentang pentingnya pengobatan, dosis, efek samping dll yang berkaitan dengan pengobatan 5. Dipesankan kepada penderita untuk datang kembali mengambil obat bila sudah habis 6. Petugas mencatat tanggal kembali penderita untuk mengambil obat
UNIT TERKAIT
1. Dokter 2. Perawat 3. Programer TB Paru
REFERENSI
Buku Pedoman nasional penanggulangan penyakit Tuberkulosa paru tahun 2014
PENEMUAN KASUS SUSPEK TB DI PUSKESMAS
KABUPATEN CIREBON PENGERTIAN
No. Dokumen : : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Penemuan kasus suspek TB di puskesmas adalah penemuan suspek/tersangka penderita TB dari yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan / BP dengan gejala batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dengan gejala tambahan antara lain: dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, BB turun,rasa kurang enak badan, berkeringan pada malam hari, demam meriang lebih dari sebulan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah prosedur penemuan kasus suspek TB di puskesmas KEBIJAKAN 1. Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program daam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya(dana, tenaga, sarana dan prasarana). 2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS 3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program penanggulangan TB. 4. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-TB. 5. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, BP4, dokter praktek swasta. 6. Penanggulangan TB di laksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemeintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan
Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB). 7. Peningkatan kemampuan laboratorium di berbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. 8. Obat Anti Tuberkulosa (OAT) untuk penanggulangan TB di berikan kepada pasien secara Cuma-Cuma dan di jamin ketersediannya. 9. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 10. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB. 11. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 12. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 13. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
REFERENSI
1. Pemeriksaan penderita di unit pelayanan kesehatan / BP 2. Apabila di temukan gejala batuk berdahak selama 3 minggu, dahak di periksa di laboratorium 3. Petugas memerintahkan tersangka penderita TB (dewasa) untuk diperiksa dahaknya (SPS) di laboratorium dengan membawa formulir TB.05 ( formulir permohonan laboratorium TBC untuk pemeriksaan dahak) yang sudah di isi lengkap oleh petugas 4. Petugas mencatat hasil penemuan kasus suspek TB dan hasil pemeriksaan dahak di buku register TB 06 ( daftar tersangka penderita yang diperiksa dahak SPS) 1. 2. 3. 4. 5.
Dokter Perawat Bidan Petugas kesehatan lain Petugas Lab / analis
Buku Pedoman nasional penanggulangan penyakit Tuberkulosa paru tahun 2014
DIAGNOSA TBC PADA ORANG DEWASA
SOP
KABUPATEN CIREBON
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Diagnosa TBC pada orang dewasa adalah diagnosa TBC paru pada orang dewasa yang di tegakan dengan di temukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan atau perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah diagnosa TBC pada orang dewasa
1. Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program daam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya(dana, tenaga, sarana dan prasarana). 2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS 3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program penanggulangan TB. 4. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-TB. 5. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, BP4, dokter praktek swasta. 6. Penanggulangan TB di laksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemeintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB).
7. Peningkatan kemampuan laboratorium di berbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. 8. Obat Anti Tuberkulosa (OAT) untuk penanggulangan TB di berikan kepada pasien secara Cuma-Cuma dan di jamin ketersediannya. 9. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 10. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB. 11. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 12. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 13. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs
PROSEDUR
1. Petugas menemukan tersangka penderita TBC dan diperiksa dahaknya 2. Petugas menegakan diagnosa TBC dari hasil pemeriksaan dahak: Bila sedikitnya 2 dari 3 spesimen SPS BTA hasilnya (+), maka penderita didiagnosis sebagai TBC BTA positif Bila hanya 1 spesimen yang (+), maka perlu foto rontgen dada dan bila hasil pemerksaan rontgen mendukung ke TBC, maka penderita di diagnosis sebagai penderita TBC BTA (+)
3.
Petugas memerintahkan pemeriksaan dahak ulang bila hanya 1 spesimen yang (+) tetapi hasil rontgennya tidak mendukung TBC. Bila hasil ulang pemeriksaan dahak sedikitnya ada 1 spesimen (+), maka penderita didiagnosis TBC BTA (+) 4. Petugas memberikan antibiotik spektrum luas (Cotrimoxazole atau Amoxicillin) selama 1 – 2 minggu, bila hasil ketiga spesimennya (-):
Bila tidak ada perubahan, tetapi gejala klinis curiga TBC, maka dilakukan pemeriksaan dahak ulang. Bila hasil BTA ulang sedikitnya 1 spesimen (+), maka penderita didiagnosis TBC BTA (+) Bila hasil BTA ulang tetap (-), maka perlu dilakukan rontgen, bila hasil mendukung TBC, maka penderita didiagnosis TBC paru BTA (-) rontgen (+).
5. Bila petugas ragu dalam menegakan diagnosis TBC,konsul ke dokter puskesmas 6. Petugas mencatat hasil penegakan diagnosis di buku register TBC
UNIT TERKAIT
REFERENSI
1. 2. 3. 4.
Dokter Perawat BP Petugas Lab / analis Programer TB paru
Buku Pedoman nasional penanggulangan penyakit Tuberkulosa paru depkes RI tahun 2014
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DIAGNOSA TBC PADA ANAK
SOP
KABUPATEN CIREBON
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Diagnosa TBC pada anak adalah diagnosa TBC paru pada anak-anak yang yang di tegakan dengan sistem skoring TB Paru dan atau perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau diagnostik lainnya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah diagnosa TBC pada anakanak
1. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi Obat kompipak anak. 2. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program penanggulangan TB. 3. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-TB. 4. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, BP4, dokter praktek swasta. 5. Penanggulangan TB di laksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemeintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB). 6. Obat Anti Tuberkulosa (OAT) untuk penanggulangan TB di berikan kepada pasien secara Cuma-Cuma dan di jamin ketersediannya. 7. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 8. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan kepada kelompok
miskin dan kelompok rentan terhadap TB. 9. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 10. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 11. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs
PROSEDUR
Diagnosa tuberkulosa pada anak A. Seorang anak harus di curigai menderita tuberkulosa kalau: 1.
Mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TBC BTA positif 2. Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG ( dalam 3-7 hari ) 3. Terdapat gejala umum TB 4. Uji tuberkulin (manoux) positif dengan indurasi > 10 mm 5. Berat badan yang turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 tahun meskipun dengan penanganan yang baik 6. Sakit dan demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas 7. Batuk-batuk lebih dari tiga minggu 8. Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang spesifik 9. Skrofuloderma 10. Konjungtivitis fliktenularis 11. Gambaran foto rontgen yang suggestif TB SISTEM SKORING TB PARU PADA ANAK N O. 1
2
PARAMET ER
0
KONTAK TB
TIDAK JELAS
UJI TUBERKUL IN
NEGA TIF
1
NILAI 2 ADA LAPORAN KELUARGA DENGAN BTA (-)
3 BTA (+)
POSITIF ≥ 10 MM ATAU ≥
5 MM PADA KEADA AN IMUNO SUPRE SIF 3
BB/KEADA AN GIZI
BGM ATAU BB/U ≤
80% DEMAM TANPA SEBAB YANG JELAS
≥2
5
BATUK
≥3
6
PEMBESA RAN KELENJAR LIMFE,
4
MINGU
MINGGU ≥ 1 CM,
JUMLAH 2 TIDAK NYERI
KLINIS GIZI BURUK ≤
60%
JUMLAH
7
8
KOLI,AKSI LA,INGUIN AL PEMBESA RAN TULANG/S ENDIPANG GUL,LUTU T FOTO THORAK
ADA PEMBESA RAN
NORM AL/TID AK JELAS
KESAN TB
JUMLAH
TATALAKSANA KASUS TB ANAK:
Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Pembobotan dengan sistem skoring: SKOR TERTINGGI ADALAH 13
BILA SKOR
≥
6 DITATALAKSANA SEBAGAI PASIEN
TB PARU ANAK BILA SKOR ≤ 6 TETAPI SECARA KLINIS MENGARAH KE
TB, HARUS DILAKUKAN DENGAN DIAGOSIS LAIN. B. Bila petugas ragu dalam menegakan diagnosis TBC,konsul ke dokter puskesmas C. Petugas mencatat hasil penegakan diagnosis di buku register TBC
UNIT TERKAIT
REFERENSI
1. Dokter 2. Perawat BP 3 Programer TB paru
Buku Pedoman nasional penanggulangan penyakit Tuberkulosa paru Depkes RI tahun 2014
PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH PENDERITA TB PARU BTA +
SOP
KABUPATEN CIREBON
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
dr. Joice Untari, M. H. Kes NIP. 19590325 198903 2 001
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
Pemeriksaan kontak serumah pasien TB BTA (+) adalah Pemeriksaan yang di lakukan pada anggota keluarga dimana penderita TB Paru BTA positif tinggal/bergaul dengan anggota keluarga lainnya yang dalam pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosa
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan kontak serumah untuk menemukan suspek TB Paru sehingga dapat memutus mata rantai penularan TB Paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Watubelah
1. Penanggulangan penyakit TB paru yaitu dengan pengobatan DOTS dan untuk memutuskan mata rantai penularan di lakukan pemerikaan kontak serumah terutama keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB BTA (+) 2. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-TB. 3. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit paru, BP4, dokter praktek swasta. 4. Penanggulangan TB di laksanakan melalui promosi, penggalangan kerjasama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemeintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB (Gerdunas TB). 5. Peningkatan kemampuan laboratorium di berbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. 6. Obat Anti Tuberkulosa (OAT) untuk penanggulangan TB di berikan kepada pasien secara Cuma-Cuma dan di jamin ketersediannya. 7. Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam jumlah memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 8. Penanggulangan TB lebih di prioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB.
9. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 10. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 11. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs
PROSEDUR
1. Petugas menemukan tersangka penderita TBC dan diperiksa dahaknya 2. Petugas menegakan diagnosa TBC dari hasil pemeriksaan dahak:
Bila sedikitnya 2 dari 3 spesimen SPS BTA hasilnya (+), maka penderita didiagnosis sebagai TBC BTA positif Bila hanya 1 spesimen yang (+), maka perlu foto rontgen dada dan bila hasil pemerksaan rontgen mendukung ke TBC, maka penderita di diagnosis sebagai penderita TBC BTA (+)
3. Bila petugas ragu dalam menegakan diagnosis TBC,konsul ke dokter puskesmas 4. Petugas mencatat hasil penegakan diagnosis di buku register TBC 5. Petugas Melakukan kunjungan rumah dalam rangka pemeriksaan kontak serumah dengan melakukan pemeriksaan secara individu terhadap anggota keluarga 6. Petugas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan kontak tersebut apakah di periksa dahak terhadap anggota yang di curigai TB paru atau pemberian obat sesuai keluhan yang ada. 7. Petugas mencatat hasil kegiatan pemeriksaan kontak di buku register TB 01. 8. Penanggungjawab UKM monitoring dan evaluasi pemeriksaan kontak serumah penderita TB paru BTA(+) 9. Kepala puskesmas merrekomendasikan penanggungjawab program untuk melakukan tindakan perbaikan bila ditemukan ketidaksesuaian dari hasil kegiatan monitoring kegiatan pemeriksaan kontak serumah penderita TB paru BTA(+)
UNIT TERKAIT
REFERENSI
1. 2. 3. 4.
Dokter Perawat BP Petugas Lab / analis Programer TB paru
Buku Pedoman nasional penanggulangan penyakit Tuberkulosa paru depkes RI tahun 2014
UPT PUSKESMAS WATUBELAH
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
Dr. Dewi Waskito Ningtiyas NIP. 19770706 200604 2 031