RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN KEDARURATAN OBSTETRI
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 1/1
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN
Keadaan dimana jika tidak segera mendapat pertolongan akan menjadi lebih buruk bahkan menimbulkan kematian.
Penilaian Dini kasus gawat darurat obstetri Gejala klinisAnamnesis px fisikpx obstetripx penunjang
Penanganan Kedaruratan : Perdarahan Infeksi Pre eklampsia
Tepat (Waktu, Penatalaksanaan, dan Tujuan RS RujukanBidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat. Kendaraan, Uang (BAKSOKU)
Kedaruratan saat kehamilan
1. Kehamilan trimester I 2. Kehamilan trimester II 3. Kehamilan trimester III Kehamilan trimester I dan II
a. b. c. d.
Abortus Mola hidatidosa KET Pre Eklampsia/Eklampsia Eklampsia/Eklampsia
Kehamilan trimester III
1. Perdarahan antepartum a. Plasenta previa b. Solusio plasenta c. Ruptura uteri 2. Pre Eklampsia/Eklampsia Eklampsia/Eklampsia Kedaruratan pada saat persalinan Perdarahan post partum
a. b. a. b. c.
Menurut waktunya dibagi : Early post partum dini haemorrhage Late post partum haemorrhage Menurut penyebabnya Retensio plasenta d. Ruptura uteri Laserasi jalan lahir e. Plasenta restan Atonia uteri f. Ggn pembekuan darah
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN ABORTUS INKOMPLIT INKOMPLIT
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 1/1
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN
Abortus inkomplet adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram, dengan dasar diagnosis tes kehamilan (+), perdarahan pervaginam, sebagian sudah keluar, nyeri perut dan kadang pre syok. Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan: Ostium uteri eksternum membuka, teraba jaringan dan besar uterus < ukuran kehamilan. TUJUAN
1. Identifikasi kondisi abortus inkomplet. 2. Resusitasi untuk memelihara fungsi dasar hidup ( basic life support ) ) 3. Mencegah komplikasi lebih lanjut. KEBIJAKAN
Penanganan kasus gawat darurat yang cepat dan tepat akan menurunkan resiko kematian dan kecacatan, dan menurunkan rata – rata lama dirawat serta menurunkan biaya perawatan. PROSEDUR
1. Infus RL 2. Tranfusi bila Hb < 8 gr% 3. kuretase UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Bangsal VK. 3. Poli obgyn.
Penanggung Jawab Inst. Gawat Darurat RSUD Waras Wiris Andong Boyolali
dr. Sri Ningsih NIP. 19640505 200701 2 012
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN ABORTUS INSIPIENS
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 1/1
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN
Abortus insipiens adalah ancaman pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500mg, dengan dasar diagnosisi: tes kehamilan (+), perdarahan pervaginam,dan nyeri perut hebat. Pada pemeriksaan ginekologik didapatkan: OUE terbuka, teraba kulit ketuban, dan besar uterus sesuai ukuran kehamilan. TUJUAN
1. Mengenali dan melakukan penatalaksanaan abortus insipiens dengan benar. 2. Mencegah komplikasi lebih lanjut. KEBIJAKAN
Penanganan kasus gawat darurat yang cepat dan tepat akan menurunkan resiko kematian dan kecacatan, dan menurunkan rata – rata lama dirawat serta menurunkan biaya perawatan. PROSEDUR
Pengeluaran hasil konsepsi dengan induki oksitosin Setelah hasil keluar dilanjutkan dengan k uretasi
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Gawat Darurat 5. Bangsal VK. 6. Poli obgyn.
Penanggung Jawab Inst. Gawat Darurat RSUD Waras Wiris Andong Boyolali
dr. Sri Ningsih NIP. 19640505 200701 2 012
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN MOLA HIDATIDOSA
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 1/1
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Dengan dasar diagnosis: tes kehamilan positif, perdarahan pervaginam. Pemeriksaan ginekologi: OUE tertutup, besar uterus melebihi kehamilan. Pada pemeriksaan USG : uterus membesar, gambaran badai salju, janin (-). TUJUAN
1. Mengenali dan melakukan penatalaksanaan mola hidatidosa dengan benar. 2. Mencegah komplikasi lebih lanjut. KEBIJAKAN
Penanganan kasus gawat darurat yang cepat dan tepat akan menurunkan resiko kematian dan kecacatan, dan menurunkan rata – rata lama dirawat serta menurunkan biaya perawatan. PROSEDUR
1. Dilatasi dan kuretase 2. Persiapan darah untuk tranfusi UNIT 1. 2. 3.
TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Bangsal VK. Poli obgyn.
Penanggung Jawab Inst. Gawat Darurat RSUD Waras Wiris Andong Boyolali
dr. Sri Ningsih NIP. 19640505 200701 2 012
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 1/1
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan petumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. Dengan dasar diagnosis: tes kehamilan (+), perdarahan pervaginam, syok karena nyeri perut hebat. Pada pemeriksaan fisik: KU sakit, gelisah, anemis, nyeri tekan abdomen, dan defance muskuler. Pada pemeriksaan ginekologi : OUE tertutup, uterus membesar dan slinger pain (+)> TUJUAN 1. Mengenali dan melakukan penatalaksanaan KET dengan benar. 2. Resusitasi untuk memelihara fungsi dasar hidup ( basic life support ) 3. Mencegah komplikasi lebih lanjut. KEBIJAKAN Penanganan kasus gawat darurat yang cepat dan tepat akan menurunkan resiko kematian dan kecacatan, dan menurunkan rata – rata lama dirawat serta menurunkan biaya perawatan. PROSEDUR 1. Atasi syok dg infus RL/NaCL 2. Persiapan darah dan tranfusi 3. Operasi laprotomi cito UNIT 1. 2. 3. 4.
TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Instalasi kamar operasi Bangsal VK. Poli obgyn.
Penanggung Jawab Inst. Gawat Darurat RSUD Waras Wiris Andong Boyolali
dr. Sri Ningsih NIP. 19640505 200701 2 012
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN PREEKLMAPSI BERAT DAN EKLAMPSI
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 1/2
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN
Diagnosis PE Berat, apabila wanita hamil usia 20 minggu atau lebih disertai tanda-tanda sbb: Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih dalam 24 jam atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam, (+) 3-4 pada pemeriksaan kualitatif Oliguria (400cc atau kurang dalam 24 jam) Keluhan serebral, ggn penglihatan atau nyeri epigastrium Edema paru atau sianosis TUJUAN 1. Mengenali dan melakukan penatalaksanaan Preeklampsi berat dan eklampsi dengan benar. 2. Resusitasi untuk memelihara fungsi dasar hidup ( basic life support ) 3. Mencegah komplikasi lebih lanjut. KEBIJAKAN Penanganan kasus gawat darurat yang cepat dan tepat akan menurunkan resiko kematian dan kecacatan, dan menurunkan rata – rata lama dirawat serta menurunkan biaya perawatan. PROSEDUR
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
Penanganan umum Antihipertensi sampai TD diastolik 90-100 mmHg Infus dg jarum besar (16 G atau lebih) Ukur keseimbangan cairan, cegah overload Katerisasi urin Jika prod urin < 30cc/jam: Hentikan MgSO4, berikan cairan NaCL, atau NaCL 0,9% (1L/8jam) Pantau edema paru Jangan tinggalkan pasien sendirian Obs VS, Djj Tanda-tanda edema paru Hentikan cairan IV, beri diuretik furosemid 40mg IV (1x) bila ada edema paru Penanganan kejang
Beri antikonvulsan Perlengkapan penanganan kejang Beri O2 4-6 L Lindungi dari trauma Posisi miring Aspirasi bila perlu Antikonvulsan
MgSO4, mencegah dan mengatasi kejang pada PEB dan Eklampsia
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN PREEKLMAPSI BERAT DAN EKLAMPSI
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 2/2
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
Cara pemberian Mgso4:
1. 2. 3. 4. 5.
Dosis awal MgSO4 20%, 4gr IV, selama 5 mnt Dilanjutkan MgSO 40%, 10 (@ 5gr boka/boki, IM dalam. Jika kejang berulang setelah 15 mnt, berikan MgSO4 2gr, 50% IV, 5 mnt Bila MgSO4 tidak tersedia dapat diganti diazepam, dg resiko depresi pernapasan Dosis awal Diazepam:
Diazepam 10mg IV, selama 2 mnt Jika kejang berulang, ulangi dosis awal Dosis pemeliharaan
Diazepam 40 mg dalam 500cc RL, infus Jangan berikan >100mg/24 jam Depresi pernafasan ibu akan terjadi jika dosis > 3 0mg/jam Per rektal dg dosis awal 20 mg dalam semprit tanpa jarum Jika konvulsi tidak teratasi dlm 10 mnt, beri tambahan 10 mg/jam atau lebih, sesuai BB dan respon klinik Antihipertensi
Nifedipin 5 mg sl, bila tidak respons setelah 10 mnt, tambahkan 5 mg sl Persalinan
PEB dlm 24 jam, Eklampsia dlm 12 jam Jika terdapat gawat janin, atau persalinan tidak dapat terjadi dlm 12 jam, lakukan SC Resiko hiotensi pada anestesi spinal Jika terjadi iufd/iugr lakukan partus pervaginam dg induksi Perawatan PP
UNIT 1. 2. 3. 4.
Antikonvulsan lanjut sp 24 jam pp atau kejng terakhir Teruskan antihipertensi jika diastolik > 110 mmHG Pantau urin TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Instalasi kamar operasi Bangsal VK. Poli obgyn. Penanggung Jawab Inst. Gawat Darurat RSUD Waras Wiris Andong Boyolali
dr. Sri Ningsih NIP. 19640505 200701 2 012
RSUD WARAS WIRIS KAB. BOYOLALI
PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA
NO. Dokumen:
No. Revisi:
HALAMAN : 2/2
Jl. Karanggede-Gemolong KM 13 Andong Boyolali
Tanggal Terbit PROSEDUR TETAP
Ditetapkan oleh Direktur RSUD WARAS WIRIS Kab. Boyolali
25 Oktober 2016
Drg. ISTIROCHAH
NIP. 19661010 199303 2 007
PENGERTIAN
Plasenta previa adalah implantasi plasenta menutupi atau di dekat serviks. Dengan dasar diagnosis: Perdarahan pervaginam (merah segar) Disertai/tidak nyeri perut Ku janin dan ibu umumnya baik USG: gambaran plasenta menutupi OUI Inspekulo: darah mengalir dari OUE
Terapi ekspektatif
Tujuan: mencegah prematuritas Syarat: Kehamilan preterm dg perdarahan sedikit kmd berhenti Belum ada tanda inpartu KU ibu baik Janin hidup Rawat inap, tirah baring, AB profilaksis Maturasi paru Perdarahan banyak, pertimbang terminasi dg SC
Terapi aktif
Rencanakan terminasi kehamilan jika: Janin matur Janin mati/anomaly Pada perdarahan aktif dan banyak, segera terminasi tanpa memandang maturitas janin
SOLUSIO PLASENTA NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
Definisi: lepasnya plasenta dari tempat melekatnya yg normal pada uterus sebelum janin dilahirkan Diagnosis :
Perdarahan yg tidak sesuai antara jumlah darah yang keluar dg KU ibu Nyeri perut, tegang seperti papan Kondisi ibu kesakitan, anemis, presyok Janin biasanya jelek
Pengelolaan: Tes uji pembekuan darah Tranfusi darah segar Jika terjadi tanda anemis berat, lakukan persalinan segera
RUPTURA UTERI NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PENGERTIAN Perdarahan intra abdominal/intra vag, kecuali jika kepala janin menutupi rongga panggul. Perdarahan pada ligamen tidak akan menyebabkan perdarahan intraabdominal Pengelolaan
Perbaiki kehilangan darah dg infus NaCL/RL sbl pembedahan Lakukan sc dan lahirkan plasenta sgr setelah KU stabil Dilakukan histerorafi/ histerektomi
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PENGERTIAN Perdarahan pp yang melebihi 500 ccc Dibagi 2: 1. Perdarahan pada 24 jam pertama stl bayi lahir 2. Perdarahan setelah 24 jam setelah bayi lahir Penanganan Umum: 1. Pastikan kontraksi uterus baik: Lakukan masage uterus Berikan 10 unit oksitosin IM 2. Infus RL/NaCL 3. Kateterisasi, pantau CM/CK 4. Periksa kelengkapan plasenta 5. Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina, perineum 6. Uji beku darah 7. Siapkan tranfusi segera bila Hb < 8gr% Gejala dan tanda Gejala dan tanda
Diagnosa
Uterus lembek Perdarahan sgr setelah melahirkan
Atonia uteri
Uterus kontraksi baik Darah segar setelah melahirkan Plasenta lengkap Plasenta 30 menit belum lahir Perdarahan segera Kontraksi uterus baik
Robekan jalan lahir
Plasenta/selaput ketuban tidak lengkap Kontraksi uterus baik TFU setinggi pusat
Plasenta restan
Perdarahan segera Uterus tidak teraba Lumen vagina terisi masa Nyeri
Inversio uteri
Retensio plasenta
Jika perdarahan terus berlangsung :
a. Pastikan plasenta lahir lengkap b. Jika terdapat sisa plasenta, keluarkan sisa plasenta c. Lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecahdengan mudah menunjukkan adanya koagulopati Jika dengan tindakan diatas perdarahan masih berlangsung, lakukan : Kompresi bimanual internal Kompresi aorta abdominalis • •
ROBEKAN SERVIKS, VAGINA, DAN PERINEUM NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
Pengelolaan: Periksalah dengan seksama dan Prosedur perbaikan robekan serviks Tindakan asepsis dan antisepsis Asisten menahan fundus • • • •
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
RETENSI PLASENTA NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
.
PENGERTIAN :
Plasenta atau bagian-bagiannya dapat tetap berada dalam uterus setelah bayi lahir. Penanganan :
1. Tentukan adanya tanda-tanda syok 2. Bila ada tanda-tanda pre syok a. perbaiki KU terlebih dahulu dengan pemberian cairan infus RL/NaCl+pemberianOksitosin 10 unit. b. Cek Hb dan golongandarah c. persiapkan/usahatransfusidarah. d. Kateterisasi kandung kemih 3. Periksa apakah plasenta tertahan di vagina atau masih didalam uterus 4. Bila tertahan di vagina, plasenta dikeluarkan. 5. Periksa ada perdarahan banyak atau t idak, bila ada perdarahan segera lakukan Manual Plasenta. 6. Bila perdarahan sedikit, tidaktergesa-gesa melakukan Manual plasenta. 7. Dan apabila tidak berhasil, dan perdarahan sedikit t idak perlu melanjutkan manual. 8. Memaksakan Manual pada plasenta yang melekat erat pada uterus akan mengakibatkan perdarahan banyak dan bisa menimbulkan cedera pada uterus. 9. Sebaiknya rujuk ke RS
RETENSI SISA PLASENTA NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PENGERTIAN :
Sebagian dari kotiledon tertinggal didalam uterus, maka uterus tidak dapat kontraksi dengan baik. Penanganan : • • • •
Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum atau kuret besar Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah sederhana. Lebih baik dirujuk ke Rumah sakit
INVERSIO UTERUS
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
.
Bagian dalam uterus menjadi diluar saat melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya dilakukan segera Dengan berjalannya waktu, lingkaran konstriksi sekitar uterus yang t erinversi akan mengecil dan uterus akan terisi darah
INFEKSI NIFAS
RSUD BANYUDONO
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
.
PENGERTIAN :
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan Suhu³ 38°C (oral) 2-10 hari postpartum Faktor predisposisi: Malnutrisi, Anemia, Higiene, Kelelahan, Proses persalinan bermasalah Partus lama / macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, pencegahan infeksi kurang baik, periksa dalam berlebihan • •
• • •
INFEKSI NIFAS 1. METRITIS
Antibiotika spektrum luas Ampisilin 2 g iv / 6 jam Gentamisin 5 mg/kgbb Metronidasol 500 mg iv / 8 jam Profilaksi antitetanus Evakuasi sisa hasil konsepsi Pus drainase Peritonitis generalisata laparotomi • • •
2. BENDUNGAN PAYUDARA Peningkatan aliran vena dan limfe Bila ibu menyusui: Kompres air hangat, susukan Bantu pijatan pada awal Sangga payudara Kompres dingin antara waktu menyusui Parasetamol 500 mg oral bila demam Evaluasi 3 hari
Bila ibu tidak menyusui: Sangga payudara, kompres dingin Parasetamol bila perlu Parasetamol 500 mg oral bila demam Jangan dipijat Pompa/kosongkan payudara
3. ABSES PELVIS KOLPOTOMI Antibiotika spektrum luas Ampisilin 2 g iv kemudian 1 g 6 jam kemudian
4. PERITONITIS Selang nasogastrik Infus 3,000 ml Antibiotika hingga 24 jam bebas panas Ampisilin 2 g iv kemudian 1 g 6 jam kemudian
5.INFEKSI LUKA PERINEAL ATAU ABDOMEN
Karena kurang bersih / pencegahan infeksi buruk Infeksi superfisial Ampisilin 500 mg oral / 6 jam Metronidasol 500 mg / 8 jam selama 5 hari
6. INFEKSI LUKA PERINEAL ATAU ABDOMEN
Infeksi dalam Penisilin g 2 juta iv/4 jam Gentamisin 5 mg/kgbb Metronidasol 500 mg / 8 jam selama 5 hari
7. TROMBOFLEBITIS FEMORAL
Ku baik 7-10 hr subfebril suhu naik hari ke 10-20 Tanda: Kaki fleksi rotasi keluar Tegang keras pada paha atas Nyeri hebat lipat paha Spasmus arteria Edema Nyeri betis
SEPSIS
RSUD BANYUDONO
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN :
BOYOLALI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN OLEH DIREKTUR RSUD BANYUDONO BOYOLALI
PATOLOGI :
Penurunan PERFUSI jaringan karena kelainan distribusi cairan Reaksi radang akibat infeksi (Systemic Inflammatory Response Syndrome)
SEPSIS
AWAL (warm shock): Vasodilatasi tensi menurun, akral masih hangat LANJUT (cold shock): vena konstriksi , perfusi memburuk tensi turun, akral dingin, depresij antung akibat TNF TERAPI SEPSIS
1. PertahankanperfusidenganInfus : Ringer 2. Antibiotikspektrumluas : 3. Ampicillin, GentamycindanMetronidazole 4. Pantau : 5. kesadaran, nadi, nafas, suhu, danproduksiurin 6. Kedaruratan obstetri 7. Evaluasi 8. Perbaikan suhu, nadi, produksi urin 9. Apa penyebab 10. Bila dalam 3 hari gagal 11. Angkat sumber infeksi operasi / kuretas 12. ANTIBIOTIKA 13. Ampicillin 4 x 2g /hari 14. Gentamycin 5 mg/kg (maks 2 x 80 mg/hari) 15. Metronidazol 3 x 500 mg supp/hari PANTAU : Nafas = 20-24/menit Suhu febris Nadi = 80-100x/mn, isi cukup Produksi urin N > 30 ml/h