SITEM CONTROL
Anggota Kelompok Kelompok 1. Adinda Bagus Kristanto 1.Adinda 2.Ahmad 2. Ahmad Muklisin 3.Budi 3. Budi Wahono 4.Rizki 4. Rizki Pradana
DEFINISI SITEM CONTROL
Sistim control mempunyai peran yang semakin penting dalam peningkatan dan pengembangan kehidupan modern. Peran dan fungsinya banyak di jumpai di dalam kehidupan sehari-hari contoh: semua sektor industri kehidupa sosial ekonomi dan pendidikan sistim mesin kontrol ini di aplikasikan pada mesin perkakas, sistim pablikasi, sistim rakitan, teknologi ruang angkasa, dll. Pada semua sistim control terdapat lima buah komponen dasar: 1. Plant adalah semua objek fisik yang di kendalikan. 2. Sensor adalah alat pengukur variabel keluar dan sumber informasi tentang apa yang terjadi pada proses. 3. Transmitter, alat penguat sinyal dari sensor dan sinyal yang umum di gunakan biasanya berupa sinyal digital & sinyal elektronika maupun dengan sinyal pnomatic. 4. Controller merupakan otak dari kontrol peran ini menerima informasi dari sensor dan menentukan keputusan tentang tindakan apa yang harus di lakukan. 5. Final point kontrol eleman/elemen kontrol akhir yang berfungsi pelaksana keputusan dari controller.komponen tersebut meliputi katub,motor DC,motor AC,relay,piston,dll. Kegunaan dari komponen tersebut adalah untuk melakukan 3 hal dasar operasi yang selalu ada pada sitim control. 1. Mesuremen/pengukuran yaitu melakukan pengukuran variable yang di control kegiatan ini di lakukan oleh sensor. 2. Decision/pengambilan keputusan. Alat pengontrol tersebut harus menentukan tindakan yang di lakukan pada sistim tertentu,bentuk alat pengambilan keputusan ini sngat sederhana/komplek. 3. Action/tindakan hasil dari keputusan yang di lakukan oleh cotrollor,dan kegiatan ini di lakukan oleh final point kontrol elemen. Control variable adalah otput keluaran dari sitim set point/input merupakan dari variable control yang di berikan pada sistim. Manipulated variable yang digunakan untuk menjaga agar variable control selalu berada pada harga yang di inginkan,Disturbance/gangguan
merupakan
sebuah
variable
yang
menyebabkan variable control menyimpan dari harga yang kita inginkan.
dapat
Sistim control adalah suatu sistim yang berfungsi mengatur,menerima sistim/sitim yang lain dan untuk menjamin stabilitas dan ketelitian dari sebuah proses/aktivitas tertutup. Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal: 1. Sistim yang di control mesin 2. Sistim yang mengontrol sitim control Sistim yang di contol: sistim penggerak sumber energi, sedangkan sistim yang mengontrol:Sistem yang mengontrol saja dan tidak menghasilkan energi.
Jenis-jenis sistem control Dalam pemakaian di industri ada beberapa macam jenis sistim control meliputi: 1. Sistim control manual yang di lakukan oleh tenaga manusia. 2. Sistim control mekanik
yang di lakukan oleh energi mekanik (tuas roda gigi
poros,dll) 3. Sistim control elektrik, yang di gerakkan oleh komponen arus AC 4. Sistim control elektronik, yang di gerakkan dengan komponen elektronik 5. Sistim control penomatic
Push Button switch Yaitu mempunyaisatu set kontak NC (normaly close) dan NO (normaly open).
Contaktor Merupakan suatu alat yang memanfaatkan gaya tarik magnetik. Kumparan dipasang dalam rangkaian control sedangkan kontak-kontaknya dipasang untuk rangkaian kontrol motor.
Relay Relay digunakan untuk mengendalikan suatu rangkaian atau lebih dan mempunyai fungsi yang sama seperti kontaktor. Perbedaan dengan kontaktor iyalah kontaktor digunakan untuk arus besar sedangkan relay tidak. Pengontrolan sebuah motor dimungkinkan pemakaian lebih dari satu relah
Thermal Overload Relay (TOR) Relay overload dirancang sebagai pengaman motor dari beban berlebih saat starting dan running. TOR dirancang untuk membawa arus beban lebih sesaat tanpa memutus daya yang masuk. Kumparan utama sebenarnya adalah sebuah pemanas (heater) temperatur pemanas tergantung pada arus yang melewatinya. Ketika heater menjadi panas menyebabkan lempengan bimetel menjadi bengkok. Kebengkokan tsb menyebabkan lebasnya hubungan normally close. Lama waktu pemutusan tergantung pada besar arus beban
Timmer Timmer berfungsi sebagai menunda penutupan atau pembukaan kontak dalam waktu tertentu. Timmer ON-DELAY akan menunda “penarikan masuk” setelah mendapatkan tegangan. Timmer OFF-DELAY menunda penutupan kontak setelah tegangan dilepas darinya Seperti halnya rely timmer juga mempunyai kontak NC dan Kontak NO
Fasa Kontaktor magnetik dioprasikan secara elektromagnetik sebagai pengaman starting beban motor yang besar. Ketika button start atau NC ditekan maka arus mengalir manuju motor saat bersamaan kotak interlock M yang dipasang dipasang parallel dengan kontak start sehingga kontaktor tetap tetap memperoleh energi setelah tombal start tidak diaktifkan lebih.
1.4. Sistem Kontol Solid State Merupakan siste kontrol otomatis yang menggunakan kontaktor. Perbedaan dari sistem ini dengan konvensional adalah terletak pada sensor. Simtem kontrol solid state terdiri dari: Switching Elektronika yang merupakan sistem logika digital,
rangkaian ini digunakan untuk mengendalikan arus dalam bahan semi konduktor yang padat. Ada dua macam komponen solid state, yaitu: 1. Saklar (switch) 2. Penguat (Amplifier) Komponen saklar digunakan untuk menghubungkan dan memutus dengan sangat ceat. Switch Solid State terdiri dari diode, transisor, silicon controled rectifier (SCR), triode AC switch (TRIAC), diode AC switch (DIAC) dan unjunction transistor (UJT). Sedangkan komponen amplifier dapat menghasilkan tegangan keluaran yang terusmenerus sebanding dengan masukannya. Selanjutnya kompnen ini ditambahkan dengan beberapa komponen, sehingga diperoleh modul rate solid state, timer elektronik, dan lain-lain.
1.5. Sistem Kontrol Konvensional dan Kerugianya Dalam beberapa hal, panel kontrol yang mempunyai ukuran yang sangat besar yang memungkinkan menutupi seluruh dinding. Pengkabelan ini tidak selalu sempurna, oleh karena itu disamping saat bisa membawa kesulitan. Pada kontrol ini bisa digunakan untuk proses tertentu. Dan tidak bisa diubah dengan segera dengan sistem baru, sehingga harus diperbaiki. Dengan demikian sistem kontrol konvensional mempunyai kekurangan sebagai berikut: 1. Terlalu banyak pengerjaan pengkabelan 2. Modifikasi rangkaian sangat sulit 3. Troubleshooting memerlukan teknisi handal 4. Kebutuhan daya sangat besar 5. Troubleshooting memerlukan waktu lama, sehingga mengganggu proses produksi.