BAB I PENDAHULUAN
Sistem kontrol (sistem kendali) telah memegang memega ng peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Di samping sangat diperlukan pada pesawat ruang angkasa, peluru kendali, dan sistem kemudi pesawat, sistem kontrol juga menjadi bagian yang penting dan terpadu dari proses – proses proses dalam pabrik dan industri modern. Sebagai contoh, sistem kontrol sangat diperlukan dalam operasi – operasi di industri untuk mengontrol tekanan, temperatur, kelembaban, viskositas, dan aliran dalam industri proses, pengerjaan dengan mesin perkakas, penanganan dan perakitan bagian – bagian mekanik dalam industri manufaktur, dan sebagainya. Karena kemajuan dalam teori dan praktek sistem kontrol, maka sistem kontrol dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan performasi dari sistem dinamik, mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju produksi, meniadakan pekerjaan – pekerjaan rutin dan membosankan yang harus dilakukan oleh manusia, dan sebagainya. Pengertian sistem kontrol itu sendiri adalah proses pengaturan / pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu. Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem pengendalian atau sistem pengontrolan. Secara umum sistem kontrol dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Dengan operator (manual) dan otomatik. 2. Jaringan tertutup (closed-loop) dan jaringan terbuka (open-loop). 3. Kontinu (analog) dan diskontinu (digital, diskrit). 4. Servo dan regulator. 5. Menurut sumber penggerak : elektris, pneumatis (udara, angin), hidarulis (cairan), dan mekanis.
BAB II ISI
2.1 Jenis-Jenis Proses Jenis-jenis proses yang dilakukan diindustri dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian-bagian pokok, yaitu: 1. Proses kontiniu Proses kontiniu adalah proses dimana bahan dasar masuk dari satu ujung sistem dan produk yang produk yang diselesaikan keluar dari ujung sistem lain, proses itu sendiri berjalan secara terus menerus atau berulang. Gambar dibawah ini menunjukan garis pemasangan mesin proses kontiniu. Blok mesin dimasuki pada satu ujung dari sistem dan mesin yang telah diselesikan keluar pada ujung yang lainnya. Pada proses jenis ini, bahan produksi dikenai perlakuan yang berbeda pada saat bahan mengalir pada proses (dalam hal ini perakitan, pengaturan, dan inspeksi). Rakitan sendiri melibatkan penggunaan mesin yang dibuat otomatis. Pada tiap-tiap stasiun, bagian-bagian disuplai sesuai yang dibutuhkan.
2. Proses Batch Pada proses batch(Tumpukan) tidak ada aliran bahan produksi dari suatu bagian proses ke bagian yang lain. Seperangkat jumlah dari masing-masing input pada proses diterima dalam tumpukan, dan kemudian beberapa operasi dilakukan pada tumpukan untuk menghasilkan produk akhir atau produk intermediate yang membutuhkan proses berikutnya. Proses tersebut dilakukan, produk yang selesai disimpan , dan tumpukan produksi yang lain dihasilkan. Tiap batch produk kemungkinan berbeda. Pada gambar dibawah ini menunjukan sistem proses tumpukan. Dua bahan ramuan ditambahkan bersama, dicampur, dipanaskan, bahan ramuan ketiga titambhakan, diproses kemudian disimpan. Masing-masing tumpukan dibuat untuk mempunyai karakteristik yang berbeda dengan desain.
3. Produksi Individual Proses produksi individual adalah yang paling umum dari semua sistem pemrosesan.
Mesin yang mula-mula dikontrol secara mekanis, kemudian dikontrol secara elektromekanis dan sekarang sering dikontrol sepenuhnya dengan saran listrik atau elektronis melalui kontrol logika yang dapat diprogram (PLC) atau komputer. Kontrol mesin dibagi dengan kategori sebagai brikut: a. Kontrol elektromekanis b. Kontrol pengawatan berat (hardwired) elektronis c. Kontrol pengawatan berat elektronis yang dapat di program d. Kontrol logika yang dapat diprogram e. Kontrol berharga Konfigurasi kontrol yang mungkin meliputi kontrol individual, kontrol terpusat, dan kontrol terdistribusi. Kontrol individual digunakan untuk mengontrol mesin tunggal. Jenis kontrol ini umumnya tidak memerlukan komunikasi dengan kontrol yang lain. Gambar dibawah ini menunjukan kontrol individual untuk suatu industri yang membuat aluminium, handrails aluminium untuk aplikaso indoor dan outdoor. Operator memasukan tumpukan melalui panel kontrol interface operator dan menekan tombol strat untuk memulai proses.
Kontrol terpusat digunakan apabila beberapa mesin atau pemroses dikontrol oleh suatu pengontrol pusat, seperti gambar 11-5.
Tata letak kontrol menggunakan sistem kontrol besar tunggal untuk mengontrol banyak proses dan operasi pemanufakturan yang beraneka ragam. Tiap langkah individual pada proses pembuatan ditangani dengan pengontrol sistem pusat. Tidak ada pertukaran status pengontrol atau datadata yang dikirim ke pengontrol yang lain. Sistem kontrol distributif berbeda dengan sistem terpusat yang maisng-masing mesin ditangani oleh sistem kontrol yang telah ditetapkan. Masing-masing kontrol seluruhnya independen dan dapat dipindahkan dari skema kontrol keseluruhan jika tidak melakukan fungsi pembuatan. Sistem kontrol distributif melibatkan 2 buah komputer atau lebih yang berkomunikasi satu sama lain untuk mencapai tugas kontrol yang lengkap. Jenis kontol ini memakai LAN dimana beberapa komputer mengontrol tingkatan atau proses yang berbeda-beda secara lokal dan secara terus menerus bertukaran informasi.
Gambar 11-6 diatas menunjukan sistem kontrol distributif yang diawasi dengan komputer kerekan. Komputer kerkan dapat sebagai
komputer personal dan kana menangani misalnya program atas dan bawah, tanda bahaya y ng melaporkan penyimpanan data dan fasilitas interaksi operator.
2.2 Struktur Sistem Kontrol Sistem kontrol proses dapat didefenisikan sebagai fungsi dan operasi yang perlu untuk mengubah bahan baik secara fisik maupun kimia. Kontrol proses biasanya menunjukan pada pembuatan atau pemrosesan produk pada industri.
Gambar diatas meruapakn komponen-komponen yang ada pada sistem kontrol proses: a. Sensor -
Menyediakan input sari proses dan lingkungan eksternal
-
Mengubah informasi fisik misalnya suhu tekanan, laju aliran dan posisi
-
Terkait dengan variabel fisik pada cara yang diketahui sehingga sinyal
listriknya
dapat
pengontrolan proses. b. Interface operator mesin
digunakan
untuk
memonitor
dan
-
Memungkinkan input dari manusia untuk mengadakan posisi starting atau mengubah kontrol proses.
-
Memungkinkan manusia memberikan input melaui berbagai jenis saklar pengontrol dan keypads.
-
Mengoperasikan dengan menggunakan input yang diberikan.
-
Melibatkan pengubah sinyal input dan uotput pada bentuk yang dapat digunakan.
-
Mencakup teknik yang menggkondisikan sinyal.
c. Aktuator(Penggerak) -
Mengubah sistem sinyal output listrik menjadi aksi fisik
-
Mempunyai penggerak proses yang melibatkan keran kontrol aliran, pompa, penggerak posisi, penggerak kecepatan variabel, kopling, rem, selenoid, motor stepping dan relay daya.
-
Melalui penggerak eksternal misalnya meter, monitor tabung sinar katoda, printer, tanda bahaya,dan lampu petunjuk, menunjukan status proses atau nilai dari variabel proses tertentu.
-
Dapat mengirimkan output secara langsung dari pengontrol ke komputer untuk penyimpanan data dan penganalisaan hasil.
d. Pengontrol -
Membuat keputusan sistem didasarkan pada sinyal input
-
Membangkitkan sinyal output yang mengoperasikan penggerak untuk melakukan keputusan.
Sistem Kontrol dapat diklasifikasikan menjadi 2: 1. Sistem kontrol loop terbuka
Proses pada gambar diatas dikontrol dengan memberikan input pada pengontrol titik penyetelan yang dikehendaki yang dipercaya perlu mencapai titik pengoperasian ideal untuk proses dan menerima apapun
hasil output. Karena satu-satunya input pada pengontrol adalah titik yang distel, kelihatan bahwa sistem loop terbuka mengontrol dengan cara buta. Yaitu pengontrol tidak menerima informasi berkaitan status sekarang dari proses atau keperluan untuk setiap aksi pembetulan.
2. Sistem kontrol loop tertutup Adalah sistem pada output dari proses yang mempengaruhi input. Sistem tersebut mengukur output yang sesungguhnya dari proses yang mempengaruhi input sistem tersebut mengukur output yang sesungguhnya dari proses dan membandingkannya dengan output yang dikehendaki.
Sistem diatas mempunyai komponen sebagai berikut: a. Titik penyetelan -
Adalah
input
yang
menentukan
titik
pengoperasian
yang
dikehendaki selama proses tersebut -
Biasanya dilenkapi dengan operator manusia meskipun disuplai juga oleh rangkaian elektronis yang lain.
b. Variabel proses -
Adalah sinyal yang berisi informasi tentang status proses ar us
-
Menunjuk pada sinyal umpan balik
-
Secara idela cocok dengan titik penyetelan.
c. Error penguat -
Menentukan apakah operasi proses cocok dengan titik penetelan
-
Sangat sering rangkaian penguat difrensial menyediakan output yang disebut sinyal error atau devisiasi sinyal.
-
Magnitude dan polaritas dari sinyal error akan menentukan bagaimana proses akan dibawa kembali dibawah kontrol
d. Pengontrol
-
Menghasilkan sinyal output korektif yang cocok didasarkan input sinyal error
e. Penggerak output -
Adalah komponen yang langsung mempengaruhi perubahan proses.
-
Mempunyai motor, pemanas, kipas dan selenoid yang semuanya adalah contoh penggerak output.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 1. Sistem produksi dibagi 3, yaitu kontiniu, individual dan batch 2. Proses kontiniu adalah proses dimana bahan dasar masuk dari satu ujung sistem dan produk yang produk yang diselesaikan keluar dari ujung sistem lain, proses itu sendiri berjalan secara terus menerus atau berulang 3. Seperangkat jumlah dari masing-masing input pada proses diterima dalam tumpukan, dan kemudian beberapa operasi dilakukan pada tumpukan untuk menghasilkan produk akhir atau produk intermediate 4. Kontrol mesin dibagi dengan kategori sebagai brikut: -
Kontrol elektromekanis
-
Kontrol pengawatan berat (hardwired) elektronis
-
Kontrol pengawatan berat elektronis yang dapat di program
-
Kontrol logika yang dapat diprogram
-
Kontrol berharga
5. Sistem kontrol terbagi 2, yaitu loop terbuka dan tertutup. 3.2 Saran Penulis menerima danya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.