1
Simulasi Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL)
LANJUTAN PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ISANDRE FAJARRACHMAN
Insitut Pertanian Bogor
Jl. Raya Dramaga Kampus IPB
Bogor, Jawa Barat
Daftar Isi
Daftar Tabel 3
Daftar Gambar 3
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang . 4
Tujuan 4
Manfaat. 4
Perundang – undangan , 5
Undang – Undang . 5
Peraturan Pemerintah. 5
Peraturan Menteri. 5
Bab 2 Rencana Usaha dan Kegiatan
2.1 Identitas Pemarkrasa. 6
2.2 Uraian Rencana Usaha dan Kegiatan. 6
Bab 3 Rona Lingkungan Hidup
3.1 Kondisi Iklim. 11
3.2 Kondisi Lingkungan Air. 11
3.3 Kondisi Tata Guna Lahan. 12
3.4 Kondisi Kebisingan. 13
3.5 Kondisi Sosial Budaya. 13
3.6 Kondisi Keistimewaaan. 13
Bab 4 Ruang Lingkup Studi
4.1 Identifikasi Dampak Penting. 14
4.2 Seleksi Dampak Penting. 17
Bab 5 Perkiraan Dampak Penting
5.1 Tahap Pra Konstruksi 18
5.2 Tahap Konstruksi. 18
5.3 Tahap Pasca Konstruksi (Operasi). 26
Bab 6 RKL – RPL
6.1 RKL 28
6.2 RPL 29
Referensi 34
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Undang – undang terkait dengan Studi Amdal
Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB 6
Tabel 1.2 Peraturan Pemerintah terkait dengan Studi Amdal Lanjutan
Gedung Perpustakaan IPB Tujuan 6
Tabel 1.3 Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri terkait dengan Studi
Amdal Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB 7
Tabel 2.1 Tim Pelaksana Amdal 9
Tabel 2.2 Tahap Pra Konstruksi 10
Tabel 2.3 Tahap Konstruksi 11
Tabel 2.4 Tahap Operasi 11
Tabel 2.5 Tahap Pasca Operasi 16
Tabel 4.1 Identifikasi dampak ekologi lingkungan PraKonstruksi 16
Tabel 4.2 Identifikasi dampak ekologi Sosial Pra Konstruksi 16
Tabel 4.3 Identifikasi dampak ekologi lingkungan Konstruksi 17
Tabel 4.4 Identifikasi dampak ekologi Sosial Konstruksi 18
Tabel 4.5 Identifikasi dampak ekologi lingkungan Pasca Konstruksi 18
Tabel 4.6 Identifikasi dampak ekologi Sosial Pasca Konstruksi 18
Tabel 5.1 Spefikasi Alat Berat dalam penggunaan konstruksi 19
Tabel 5.2 List Bahan Konstruksi dan Jumlah Truk dalam penggunan
proyek konstruksi (satu minggu) 20
Tabel 5.3 Nilai L1 – L4 hitungan siang hari 24
Tabel 5.4 Jenis pekerjaan konstruksi excavator dan drilling beton 25
Tabel 5.5 List alat berat pada proyek konstruksi 26
Tabel 5.6 Hasil Kebisingan pada masing – masing alat 26
Tabel 5.7 Hasil Kebisingan pada Kep. Men LH 48 tahun 1996. 27
Tabel 6.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) pada
Proyek Perluasan LSI IPB DRAMAGA 29
Tabel 6.2 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL) pada
Proyek Perluasan LSI IPB DRAMAGA 29
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Lokasi Batas Proyek Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB 8
Gambar 3.1 Windrose pada Kecamatan Dramaga 12
Gambar 3.2 Interval Kedalaman Air Pada Danau LSI 13
Gambar 3.3 Perbandingan Ruang Hijau dan Perpustakaan IPB 13
Gambar 4.1 Batas Studi Pada Proyek Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB 15
Gambar 5.1 Jalur Logistik Material Toko – Lokasi Proyek 19
Gambar 5.2 Titik Prediksi Lokasi Kebisingan Akibat Kemacetan 23
Gambar 5.3 Noise Level Mapping pada Pekerjaan Konstruksi 27
Gambar 6.1 Rencana RKL dan RPL pada Lokasi Proyek 32
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan informasi baik secara manual dan digital sangat diperlukan berbagai kalangan, terutama kalangan pelajar, mahasiswa. Keperluan informasi bagi mahasiswa berupa referensi dan rujukan tertulis sebagai dasar tolok ukur suatu tugas dan penelitian. Perpustakaan merupakan pusat informasi, ilmu pengetahuan, dan dokumen sebagaimana diatur dalam Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Naisonal, pada pasal 7 ayat (1) mewajibkan mengembangkan perpustakaan mendukung pendidikan. Pengembangan infrastruktur perpustakaan merupakan kewajiban dari setiap institut.
IPB (insitut Pertanian Bogor) memiliki jumlah mahasiswa 19.778 orang, dengan penerimaan 3.500 orang ditahun 2015. Ditahun 2007 penerimaan mahasiswa mencapai 3000 orang, peningkatan daya tampung ini disebabkan pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur IPB, berupa penambahan gedung baru di setiap fakultas. Perpustakaan IPB Dramaga memiliki daya tampung 150 - 200 orang dengan luas 10.000m2 namun 40% digunakan sebagai kantor unit seperti Seketariat Tingkat Persiapan Bersama, Seketariat Mata Kuliah Umum (MKDU), dan Cyber Mahasiswa. Sebagai dampak meningkatnya mahasiswa IPB, kapasitas jumlah pengunjung perlu ditambahkan.
Mengacu pada perundang – undangan tersebut,maka pihak Institut Pertanian Bogor perlu melakukan kegiatan lanjutan pembangunan Gedung Perpustakaan IPB untuk meperluas area perpustakaan. Kegiatan perluasan perpustakaan IPB ini memerlukan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Berdasarkan perluasan perpustakaan mencapai 11.124m2. Kegiatan perluasan perpustakaan ini diharapkan memberi dampak positif bagi para mahasiswa IPB.
1.2 Tujuan
Rencana kegiatan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB secara umum bertujuan untuk :
Memperluas kapasitas pengunjung mahasiswa IPB
Meningkatkan ketersediaan fasilitas informasi baik digital dan manual
Memperbaharui gedung perpustakaan IPB
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari hasil Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB :
Bagi IPB :
Meningkatkan citra pendidikan Kampus IPB
Memenuhi kapasitas pengunjung mahasiswa IPB
Bagi Pemerintah:
Sebagai bukti kepedulian pemerintah terhadap dunia pendidikan
Meningkatkan citra daerah
Bagi Masyarakat :
Sebagai wadah pencarian informasi, penelitian, dan dokumen
Meningkatkan tingkat pendidikan
1.4 Perundang – Undangan
Landasan hukum yang dipakai sebagai payung dalam menyusun dokumen AMDAL, rencana kegiatan Lanjutan Gedung Perpustakaan Institut Pertanian Bogor.
1.4.1 Undang - Undang
Tabel 1. Undang – undang terkait dengan Studi Amdal Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB
No.
Undang – Undang
Tentang
Alasan
1
Undang – Undang Dasar 1945
Konstruksi dan pendidikan
Payung hukum dalam pembangunan gedung pendidikan
2
No. 20 Tahun 2003
Sistem Pendidikan Nasional
Acuan pengembangan gedung perpustakaan IPB
3.
No. 18 Tahun 1999
Jasa Konstruksi
Acuan penyelengaraan pada konstruksi
4.
No. 28 Tahun 2002
Bangunan Gedung
Acuan pembangunan gedung IPB
5.
No.32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Lingkungan Hidup
Pedoman Umum Perlindungan dan jalan – jalan umum untuk kegiatan proyek.
6.
No.13 Tahun 2003
Ketenagakerjaan
Regulasi bidang ketenagakerjaan
1.4.2 Peraturan Pemerintah
Tabel 1.2 Peraturan Pemerintah terkait dengan Studi Amdal Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB
No.
Peraturan Pemerintah
Tentang
Alasan
1.
No.12 Tahun 2012
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Acuan dalam proses pelaksanaaan Studi Amdal
2.
No. 32 Tahun 2011
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
Acuan kemacetan lalu lintas
1.4.3 Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri
Tabel 1.3 Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri terkait dengan Studi Amdal Lanjutan Gedung
Perpustakaan IPB
No.
Peraturan Pemerintah
Tentang
Alasan
1.
Kep. Men LH 48/MENLH/11/1996
Baku Mutu Kebisingan
Pedoman pelaksanaan kegiatan agar tidak melebihi baku mutu lingkungan
2.
Permen LH No.12 Tahun 2012
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib AMDAL
Pedoman dan landasan hukum penyusunan studi AMDAL
3.
Permen PU No. 13 Tahun 2003
Pedoman Perhitungan Lingkungan Kapasitas Jalan
Pedoman prediksi kebisingan pada jalan raya
BAB II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1 Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL
1. Pemrakarsa
Nama Institusi : Institut Pertanian Bogor
Alamat Institusi : Jl. Raya Dramaga Kampus IPB, Bogor, Jawa Barat
Penanggung Jawab : Dr. Ir. Erizal, MAgr
Jabatan : Direktur Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana IPB
2. Penyusun AMDAL
Pelaksana : PT. Gunung Halimun
Penanggung Jawab : Ir. Toni Sudarsono, MT
Alamat Kantor : Perum Dramaga Pratama Blok F No. 18 RT.01/05 Cibadak, Kec.
Ciampea
Tabel 2.1 Tim Pelaksana Studi AMDAL
No.
Nama
Sertifikat/Ijazah
Keahlian
Keterangan Lain
1.
Isandre Fajarrachman, S.T, Msi
S2, Insitut Pertanian Bogor, 2015
Ahli Kebisingan
Ketua Tim
2.
Ir.Angga Rizal, M.Eng
S2, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2012
Ahli Kualitas Udara
Anggota Tim
3.
Hazmi Fuadilla, S.T, M.Eng
S2, Massachusetts Institute of Technology,2012
Ahli Pemetaan GIS
Anggota Tim
4.
Resti Wulandari, S.T, M.Eng
S2, Kyushu University, 2013
Ahli Geoteknik
Anggota Tim
5.
Ir.Iyat Hilmawan, M.Si
S2,Insitut Pertanian Bogor, 2013
Ahli Lingkungan
Air
Anggota Tim
6.
Arditya Wicaktama, S.sos, M.A
S2, Havard University, 2012
Ahli Sosial & Budaya
Anggota Tim
Asisten Peneliti : 5 Orang
Administrasi : 1 Orang
2.2 Uraian Rencana Usaha dan/Kegiatan
1. Status Studi AMDAL
Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB Dramaga ini ditujukan sebagai perluasan kapasitas pengunjung perpus. Pembangunan ini telah dilakukan (feasibilty study), berdasarkan data dan studi tampungan kapasitas pengunjung (200 orang) dan mahasiswa IPB (19.778 orang) tidak tercukupi. Kegiatan ini layak dilanjutkan mengingat kebutuhan akan informasi, data, dokumen dan penelitian sangat penting. Teknis pelaksanaan perpustakaan akan mengikuti standar dan prosedur perpustakaan umum.
2. Kesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang
a. Batas Proyek
Batas proyek pada pembangunan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB Dramaga, studi rencana kegiatan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB Dramaga dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2.1. Lokasi Batas Proyek Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB
b. Batas Ekologi
Batas Ekologi dari kegiatan pembangunan Gedung Lanjutan Perpustakaan IPB adalah batas yang dipengaruhi persebaran dampak melalui udara, air dan tanah. Persebaran yang dicermati adalah wilayah pemukiman yang meliputi desa – desa yang ada disekitar lokasi kegiatan.
c. Batas Sosial
Batasan sosial adalah ruang disekitar rencana kegiatan kawasan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertata yang sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan nantinya.
d. Batas Administrasi
Batas administrasi rencana kegiatan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB :
Desa : Dramaga
Kecamatan : Dramaga
Kabupaten : Bogor
Provinsi : Jawa Barat
3. Hubungan Antara Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Jarak dan Ketersediaan
Berbagai Sumber
Sumber daya air khususnya untuk kebutuhan air tawar dapat diperoleh di wilayah tersebut, mengingat Kampus IPB memiliki unit pengolahan air bersih untuk disuplai ke gedung kantor dan fakultas. Demikian pula kebutuhan lain seperti keperluan sehari – hari karyawan dapat didatangkan dari sekitar Dramaga. Energi listrik akan digunakan pada Gedung Perpustakaan IPB bersumber dari PLN. Sedangkan untuk sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja akan diprioritaskan bagi masyarakat Kecamatan Dramaga dan Kabupaten Bogor.
4.Tata Letak Usaha dan/atau Kegiatan
Beberapa Bangunan yang akan dibangun untuk menunjang aktifitas PT.Gunung Halimun dalam kegiatan pembangunan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB adalah :
Tidak ada bangunan penunjang, tempat tinggal (mess-kostan di sekitar Dramaga), laboratorium (IPB), Kantor (Perum Pratama Dramaga, dekat IPB jarak 5.500m).
5. Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
Untuk menguraikan rencana kegiatan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB oleh PT.Gunung Halimun secara jelas dan komprehensif maka akan diuraikan sesuai dengan tahap kegiatan yaitu kegiatan pra konstruksi, konstruksi, operasional, dan pasca operasi.
a. Tahap Pra konstruksi
Tabel 2.2. Kegiatan Pra Konstruksi
No.
Kegiatan
Keterangan
1.
Studi kelayakan dan studi detail desain
Studi dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai infrastruktur gedung
2.
Perizinan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB
Kepengurusan perizinan pada intansi terkait
b. Tahap Konstruksi
Tabel 2.3. Kegiatan Konstruksi
No.
Kegiatan
Keterangan
1.
Persiapan lahan
Pembukaan Lahan, persiapan penempatan material, dan alat berat seluas 2000m2
2.
Pembuatan sarana & prasarana Penunjang pekerjaan konstruksi
Kantor, bedeng tukang, toilet, warung sederhana
3.
Pembukaan jalan kecil untuk mobilisasi alat berat
Pekerjaan bersamaan dengan persiapan lahan
4.
Alat berat standby diarea material
1 Excavator, 1 buldoser, 1 Truk ukuran 2 – 3,5 ton
5.
Penempatan Material
Batu kali, kerikil, batu gamping, urugan tanah, dan rangka besi seluas 295m2
6.
Penempatan Areal kerja Cast in Situ
Perakitan Rangka Besi Beton D-32, D-20, D-15 seluas 30m2
7.
Pengerjaan tahap awal – penambahan lantai – dan pemasangan dinding penahan air
Dinding penahan air
(karung tanah & bronjong)
Penambahan 3 lantai (per lantai 1000m2 )
8.
Pembangunan Atap Bangunan Kerucut Hexagonal
Rangka besi baja
9.
Pemasangan Lift
Pada Gedung Perpustakaan IPB Dramaga
10.
Pembangunan jalan paving block baru
600m2
11.
Pemasangan Mechanical Engginering & Plumbing pada Gedung Perpustakaan IPB
Jaringan kabel, instalasi lisrik, jaringan pipa air, pompa air
12.
Pemasangan Arsitektur
Tahap akhir – pemasangan kaca, pintu, pengecatan, genteng
c. Tahap Operasi
Tabel 2.4. Kegiatan Operasi
No.
Kegiatan
Keterangan
1.
Pengecekan ulang/kembali
Pengecekan apabila ada kerusakan pada gedung
2.
Penggunaan pertama oleh pengunjung IPB
Mahasiswa,dosen,masyarakat umum), baik ditinjau proses distribusi air, listrik, lift, alur denah, dan kapasitas orang.
c. Tahap Pasca Operasi
Tabel 2.5. Kegiatan Pasca Operasi
No.
Kegiatan
Keterangan
1.
Penggunaan Gedung Perpustakaan IPB
Sebagaimana kegiatan sesuai dengan teknis dan prosedur perpustakaan umum.
BAB III. RONA LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Kondisi Iklim
Lokasi Proyek memiliki curah hujan tahunan rata - rata 3.552mm, curah hujan maksimum 4.212mm dan curah hujan minimum 3.090 mm, kampus IPB dramaga memiliki suhu harian mencapai maks. 30°C - min. 20°C, rata – rata 26°C dengan kelembaban nisbi 88%. Kecepatan angin rata – rata dominan mencapai 1 – 5 knots, dengan kecepatan rata – rata 1,9 knots (Kota Bogor), terletak diketinggian 174 – 184 mdpl. Arah angin (2002 – 2011) angin bertiup dominan dari arah timur ke barat dan barat laut sudut 277°. Windrose Dramaga dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Windrose pada Kecamatan Dramaga
3.2 Kondisi Lingkungan Air
Danau disamping LSI memiliki kedalaman maksimum sebesar 3,5 m, kedalaman rata – rata 2,41m. memiliki lebar maksimum 243 m dan panjang efektif 186m. volume total situ 15.117,94 m3, fluktuasi tinggi muka air stabil + 350cm karena debit yang masuk sama dengan debit yang keluar melewati dam dibawah jembatan LSI, laju sedimentasi danau pada lokasi proyek mencapai 1,4 mg/cm2/hari akibat dekat dengan sumber air , sehingga sedimen terperangkap relatif lebih besar ( dibawah jembatan LSI menuju lokasi proyek (LSI). Untuk kualitas air mengandung TSS 2,0 -16,0 mg/L, kekeruhan 0,5 – 14,5 NTU akibat bahan tersuspensi nilai ini masih dibawah baku mutu PPRI No.82 Tahun 2001, Nilai pH 5,14 – 6,32, kandungan oksigen 3,2 – 7,76mg/L hasil fotosintesis fitoplankton, baku mutu tersebut masih sesuai dengan PP No.82 Tahun 2001 tentang baku mutu air golongan III dan IV, untuk BOD 0,8 -9,68mg/L dikarenakan aktivitas mikroorganisme yang tinggi dalam mengurai bahan organik, BOD melebihi baku mutu yang disyaratkan PPRI No.82 Tahun 2001. Kondisi Tanah memiliki porositas tinggi >60%, permebilitas tanah 6,89 – 10,11 cm/jam. Interval kedalaman air dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Interval Kedalaman Air pada Danau LSI
3.3 Kondisi Tata Guna Lahan
Perpustakaan LSI IPB dibangun didekat danau untuk mendapatkan view danau IPB, dan penempatan tepat ditengah kampus IPB agar dapat dijangkau berbagai jurusan. Areal hijau 2.907m2 dan bangunan 1,419m2. Perbandingan bangunan dengan ruang hijau dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Perbandingan Ruang Hijau dan Perpustakaan IPB
3.4 Kondisi Kebisingan
Pada lokasi proyek tingkat kebisingan mencapai <60 dBA hanya ada aktivitas percakapan manusia, dan kantor pada umumnya, masih dibawah baku mutu KepmenLH no. 48 tahun 1998 untuk wilayah pemerintah dan fasilitas umum. Berada dilokasi samping danau dan 30 meter dari jalan raya kampus.
3.4 Kondisi Sosial Budaya
Pada lokasi proyek, lingkungan sosial mahasiswa dengan intensitas pembelajaran yang tinggi. Lebih pada sifat studi, belajar, dan melakukan penelitian.
3.5 Kondisi Keistimewaan
Pembangunan LSI terletak di samping danau IPB, didesain untuk mendapatkan view lingkungan hijau alami dan ergonomi human factor pada proses konsentrasi suasana yang tenang.
BAB IV. RUANG LINGKUP STUDI
Potensi dampak penting dari kegiatan Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB merupakan hasil telaahan terhadap kegiatan yang dilakukan pada seluruh tahapan kegiatan. Dampak penting tersebut diperkirakan timbul hasil dari rangakaian identifikasi dan pelingkupan dampak potensial yang mendasar. Proses pelingkupan dapat dilihat dalam Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Batas Studi pada Proyek Lanjutan Gedung Perpustakaan IPB.
4.1 Identifikasi dan Dampak Penting :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Dampak Ekologi Lingkungan :
Tabel 4.1 Identifikasi dampak ekologi lingkungan Pra Konstruksi
No.
Kegiatan
Dampak
1.
Pengiriman tukang menyebabkan berdirinya kantin sederhana oleh masyarakat sekitar diarea proyek LSI
Mengakibatkan Limbah organik dan anorganik yang dibuang ke sekitar danau, dengan estimasi total pekerja 40 orang, rincian pagi dan siang.
Mengakibatkan Limbah organik dan anorganik yang dibuang ke sekitar danau.
2.
Pembangunan bedeng tukang, toilet kantor sementara
Mengakibatkan Limbah organik dan anorganik yang dibuang ke sekitar danau.
b. Dampak Ekologi Sosial
Tabel 4.2 Identifikasi dampak ekologi Sosial Pra Konstruksi
No.
Kegiatan
Dampak
1.
Pengiriman tukang menyebabkan berdirinya kantin sederhana oleh masyarakat sekitar diarea proyek LSI.
Kecemburuan sosial, ingin mendirikan warung sederhana disekitar lokasi proyek.
2.
Mulai kedatangan LSM untuk menagih uang, sebagai jasa keamanan logistik, lingkungan, dll.
Ketidaknyamanan para pekerja konstruksi
2.Tahap Konstruksi
a. Dampak Ekologi Lingkungan :
Tabel 4.3 Identifikasi dampak ekologi Lingkungan Konstruksi
No.
Kegiatan
Dampak
1.
Penempatan material semen, batuan, besi dalam site area
Mengkibatkan limbah konstruksi pada tanah menyebabkan perubahan komposisi tanah
Curah hujan bogor yang tinggi, mengakibatkan limbah mudah terserap tanah maupun saluran air
2.
Demobilisasi dan mobilisasi alat – alat berat seperti truk pasir, truk batu, truk barang, truk molen, pump truk, mobile crane, dan buldoser. mengakibatkan kemacetan dimulai dari pabrik/toko saat proses pengiriman alat berat ke area proyek.
Kemacetan mengakibatkan meningkatnya polusi udara, kebisingan, getaran.
Mengakibatkan kerusakan jalan, berkurangnya daya dukung tanah.
Tumpahan bensin ataupun oli
3.
Pemasangan tiang pancang konstruksi sedalam 3,5 meter, sloof sedalam 1 meter panjang 20 meter dengan sistem cor manual dan bekisting.
Mengakibatkan limbah konstruksi seperti sisa cor semen, dan kayu sisa bekisting.
4.
Pembangunan 3 lantai dengan luas masing 1000 m2, memerlukan kayu bekisting, cor manual, dan stagger sekitar 100 lebih. (balok,kolom, plat, dan batako)
Mengakibatkan limbah konstruksi seperti sisa cor semen, besi dan kayu sisa bekisting.
Menghasilkan debu dan kebisingan (penggunaan alat pemecah batu, palu)
5.
Pembangunan atap hexagonal diatas gedung berlingkar, memerlukan crane.
Mengakibatkan limbah konstruksi seperti sisa besi baja ringan, kayu, maupun genteng
Menghasilkan kebisingan
6.
Pembuatan Turap penahan dinding dari bronjong dan karung pasir. Urugan dilakukan didekat air.
Mengakibatkan warna, kekeruhan pada danau LSI, terutama padatan TSS dapat membahayakan biota air danau.
7.
Pada pelaksanaan arsitektur seperti pengecatan menyeluruh pada gedung.
Pencemaran udara, dan limbah B3
8.
Pelaksanaan pembuatan paving block dan pembuatan aspal baru.
Pembakaran aspal pada proyek mengakibatkan pencemaran udara
Pembuatan paving block mengurangi daerah resapan air pada daerah LSI
b. Dampak Ekologi Sosial
Tabel 4.4 Identifikasi dampak ekologi Sosial Konstruksi
No.
Kegiatan
Dampak
1.
Kebisingan, getaran, debu pada proyek tahap konstruksi
menggangu pembelajaran di LSI
2.
Kedatangan LSM dengan proposal bertujuan uang
Ketidaknyamanan para pekerja konstruksi
3.
Kecemburuan pekerja sekitar tidak dipekerjakan dalam proyek renovasi LSI
Terjadinya gangguan kriminalitas terhadap jalannya proses konstruksi
4.
Terganggunya jalan mahasiswa menuju LSI dari arah FEM
Jalur yang lebih jauh dicapai
Tahap Pasca Konstruksi
a. Dampak Ekologi Lingkungan :
Tabel 4.5 Identifikasi dampak ekologi lingkungan Pasca Konstruksi
No.
Kegiatan
Dampak
1.
Demobilisasi alat – alat berat
Kemacetan mengakibatkan meningkatnya polusi udara, kebisingan, getaran.
Mengakibatkan kerusakan jalan, berkurangnya daya dukung tanah.
Tumpahan bensin ataupun oli
b. Dampak Ekologi Lingkungan :
Tabel 4.6 Identifikasi dampak ekologi lingkungan Pasca Konstruksi
No.
Kegiatan
Dampak
1.
Kantin baru/buatan masyarakat sekitar akan ditutup dikarenakan tidak ada pekerja.
Berkurangnya penghasilan para penjual makanan
4.2 Seleksi Dampak Penting
a. Demobilisasi dan mobilisasi alat – alat berat
Excavator, truk pasir, truk batu, truk barang, truk molen, pump truck, mobile crane, dan buldoser. mengakibatkan kemacetan dimulai dari pabrik/toko saat proses pengiriman alat berat ke area proyek baik proses pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi.
b. Tahap Pekerjaan Konstruksi
Kebisingan, getaran, debu pada proyek tahap konstruksi menggangu pembelajaran di LSI
BAB V. PERKIRAAN DAMPAK PENTING
5.1 Pekerjaan Pra Konstruksi :
Pada Tahap Pra-konstruksi tidak ada pekerjaan yang berdampak pada Iklim, Udara, dan Kebisingan.
Pekerjaan Konstruksi
Mobilisasi dan demobilisasi alat berat
menggunakan pemetaan software Google Earth untuk memperkirakan jarak trayek, sehingga diketahui hasil perkiraan sebelum dan sesudah kebisingan jika mobilisasi dilakukan.
List Alat Berat dalam tabel 5.1
Tabel 5.1 Spefikasi Alat Berat dalam penggunaan konstruksi
Jenis Alat Berat
Berat (Ton)
Jenis Angkut
Tonase Angkut
(m3)
Truk Mitsubhisi colt diesel FE 71 BC
1,7
Pasir, kerikil,besi, batu gamping
2 – 3,5
Excavator Komatsu PC-200-8
22
-
2
Truk Mixer 8-10 CBM HINO
24,5
Semen mix
8
Concrete Pump Truck IHI IPF100B-8E27
28
Semen cair
100m3/jam
Proses rute ,jarak logistik toko material - proyek LSI dapat dilihat dalam gambar 5.1
Gambar 5.1 Jalur Logistik Material Toko – Lokasi Proyek
Jarak rute bahan material – proyek konstruksi berjarak 1.700m, jarak kemacetan 500m. Dari pemetaan jalur tersebut merupakan zona bisnis,seperti : supermarket Jogja, Giant, pabrik garment, toko skala kecil, rumah makan, dan jalan persimpangan. Ukuran Jalan 5 meter. Dampak mobilisasi mobil berat ini akan memberi dampak kemacetan yang lebih sehingga mengakibatkan kebisingan. Kecepatan mobil truk < 60km/jam. Pengiriman material dilakukan pagi hingga siang hari dan berulang – berulang dalam pengiriman material kerikil, pasir, paving block dan batu gamping, sedangkan excavator hanya dipergunakan sekali pengiriman, tetap di lokasi proyek hingga waktu pekerjaan urugan tanah selesai, untuk truk molen dan pump truk hanya digunakan saat pengecoran lantai (3 lantai – 3 tahap pengiriman) sehingga tidak memberikan dampak signifikan. Belanja bahan material dalam proyek konstruksi dilakukan seminggu sekali tergantung dalam tahapan konstruksi.
Areal batu gamping akan digunakan dalam konstruksi turap dinding penahan tanah mencegah gerusan air danau LSI, untuk material batu gamping akan dilakukan secara langsung hingga menyeluruh dikarenakan pengerjaan turap berupa batu bronjong tidak bertahap – tahap seperti pengerjaan konstruksi utama. Dikarenakan juga material gamping memiliki ketahanan terhadap cuaca hujan.
Untuk pengiriman pasir, kerikil, besi, dan batu gamping dilakukan dalam satu minggu. Pengiriman disesuaikan proses pekerjaan konstruksi. Acuan SNI 2008 campuran semen dan pasir pada bata (1:3) dan SNI 03-2834-2000 campuran pasir,semen, dan koral untuk beton (1:2:3).
Penggunaan Bahan Konstruksi Satu minggu – jumlah truk pengiriman pada tabel 5.2 :
Tabel 5.2 List Bahan Konstruksi dan Jumlah Truk dalam penggunan proyek konstruksi (satu minggu)
Bahan Konstruksi
Jumlah
Jumlah truk
Semen
Pasir
Kerikil
Besi
Batu Gamping (waktu tidak dibatasi oleh pekerjaan proyek)
15m3
9m3
6m3
4m3
120m3(seluruh)
4
Jumlah truk dalam toko material berjumlah 4 truk Truk Mitsubhisi colt diesel FE 71 BC dengan muatan 3m3. Jumlah yang dibutuhkan dan intensitas pengiriman :
Semen : 15m3
Tonase truk : 3m3
Jumlah kirim (Semen / Tonase) : 5 truk
sehingga diperlukan 5 kali pengiriman dalam waktu seminggu
Pasir : 9m3
Tonase truk : 3m3
Jumlah kirim (Pasir / Tonase) : 3 truk
sehingga diperlukan 3 kali pengiriman dalam waktu seminggu
Kerikil : 6m3
Tonase truk : 3m3
Jumlah kirim (Kerikil / Tonase) : 2 truk
sehingga diperlukan 2 kali pengiriman dalam waktu seminggu
Besi : 4m3
Tonase truk : 3m3
Jumlah kirim (Besi / Tonase) : 1 truk
sehingga diperlukan 1 kali pengiriman dalam waktu seminggu
Batu Gamping : 120m3
Tonase truk : 3m3
Jumlah kirim (Besi / Tonase) : 40 truk
sehingga diperlukan 40 kali pengiriman hingga waktu proyek selesai.
Intensitas total :
(Semen + Pasir + kerikil + Besi ) = 11 truk
(Batu Gamping) = 40 truk selama 6 bulan.
Dampak kemacetan akan dirasakan selama 1,5 hari. hari pertama 6 jam (4jam efektif pengiriman), dan hari kedua 3 jam (2 jam efektif pengiriman).
Hasil dapat diperkirakan:
kebisingan saat kemacetan selama 6 jam (waktu 08.00 – 14.00) dengan jarak 500 m
kebisingan saat kemacetan selama 3 jam (waktu 08.00 – 11.00) dengan jarak 300 m
Pengaruh tingkat kebisingan akan dihitung sebelum dan saat kemacetan, disesuaikan tingkat kebisingan dBA. Prediksi perhitungan kebisingan lalu lintas menggunakan pedoman perhitungan lingkungan kapasitas jalan Pd T-13-2003 kementrian P.U, diambil dari Departement of Traffic UK calculation of Road Traffic Noise,1988.
Basic Noise Level (BNL)
L10 = 42,2 + 10 Log Q dB(A)
Nilai Q adalah arus lalu lintas kendaraan/jam
Q total = Qlv + Qhv + Qmv
Qlv = volume kendaraan ringan/jam
Qhv = volume kendaraan berat/jam
Qmv = volume kendaraan sedang/jam
Adapun faktor koreksi BNL
Koreksi kecepatan rata – rata (V) dan presentase kendaraan berat (P) dinyatakan :
C1 = 33 log(v+40+) + 10log(1+ ) – 68,8 dB(A)
Nilai P, prosentase kendaraan berat(%), didapat :
PHv% = (Qhv/Qtotal) x 100%
Koreksi terhadap gradien jalan (G) dinyatakan dengan :
C2 = 0,3 *G dB(A)
Nilai G, Gradien kelandaian jalan (%)
Koreksi lebih dari 50% diperkeras atau tidak menyerap bunyi (G) dinyatakan dengan :
C3 = 10 log () dB(A)
Nilai d', jarak antara sumber bunyi dan penerima
d' = ((d+0,5*W)2 + (h-0,5)2)0,5
Nilai d = jarak sisi jalan (m)
Nilai W = lebar jalan keseluruhan (m)
Nilai h = ketinggian penerima dari permukaan tanah (m)
Maka nilai PNL (prediksi noise level) :
PNL = BNL + C1 + C2 + C3
Perhitungan PNL pada jalan babakan raya :
Perkiraan Jumlah kendaraan mobil, motor dan truk dalam satuan perjam menggunakan metode perkiraan hasil dari pengamatan jalan laladon – dramaga.
Q total dalam satu jalan di titik x/jam (volume kendaraan per jam) – (saat kemacetan)
Qhv
=
12
(2 lajur)
Qmv
=
120
(2 lajur)
Qlv
=
140
(2 lajur)
Qtotal
=
272
(2 lajur)
Maka Tingkat kebisingan dasar (Basic Noise Level)
BNS
=
66.54569
Nilai P, presentase kendaraan berat
PHv%
=
4.411765
Nilai Koreksi Kecepatan rata - rata dan presentase kendaraan berat
C1
=
-2.45715
Nilai Koreksi terhadap gradien jalan
C2
=
0
Nilai d' jarak antara sumber bunyi dan penerima
d'
=
31.25
Nilai Koreksi lebih dari 50 % diperkeras atau tidak menyerap bunyi
C3
=
3.645163
Prediksi Total Bising
BNS + C1 + C2 + C3
=
68
dB(A)/jam
Untuk Prediksi titik kebisingan diambil diantara toko material dan proyek LSI (ditengah), dikarenakan area terpadat saat kemacetan adalah titik tengah jalur trayek. Prediksi ini juga mengambil nilai maksimum kebisingan. Nilai bising didapat pada sebelum mobilisasi proyek adalah 63 db(A)/jam, dan pada saat pekerjaan 68 dB(A)/jam. Terjadi peningkatan sebesar 5 dB(A). Maka :
Dalam jarak 500m akan terjadi kemacetan rapat dengan kebisingan 68 dB(A) selama 6 jam sejauh 3 meter
Dalam jarak 300m akan terjadi kemacetan rapat dengan kebisingan 68 dB(A) selama 3 jam sejauh 3 meter.
Titik prediksi kebisingan dan dampak dapat dilihat pada gambar 5.2
Gambar 5.2. Titik Prediksi lokasi kebisingan akibat kemacetan
Nilai ini akan berulang – ulang setiap minggu selama 6 bulan. Dampak yang ditimbulkan 68 dBA dalam radius 3 meter. Sehingga menimbulkan efek psikologi rasa cemas dan terganggu pada daerah sekitar pemukiman.
Untuk keakuratan nilai, akan dihitungan LS (siang hari)
Rumus Sesuai Kepmen LH 48 Tahun 1996 :
Ls = 10 log 1/16 (T1.10 0.1.L1+…..+ T1.10 0.1.L1) db(A)
T = waktu ke –
L1 = diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00
L2 = diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 11.00
L3 = diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.0
L4 = diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 – 22.00
Hasil perhitungan berdasarkan rumus prediksi total bising, dirangkum bentuk per jam, di hitung sesuai Kepmen LH 48 Tahun 1996 pada Tabel 5.3 :
Tabel 5.3 Nilai L1 – L4 hitungan siang hari
no.
waktu
(dBA)
L1
06.00 - 09.00
68
L2
09.00 - 11.00
66
L3
14.00 - 17.00
67
L4
17.00 - 22.00
64
Pada kegiatan sebelum proyek, nilai Leq mencapai 70 dBA, pada saat kegiatan proyek dimulai nilai Leq mencapai 73 dBA. Peningkatan terjadi sebesar 3 dBA. Hal ini diatas ambang buku mutu Kepmen LH 48 Tahun 1996.
Kebisingan pada tahap pengerjaan konstruksi,
dimana alat – alat berat bekerja (excavator, generator kva, dan mesin drill). Prediksi ini diambil nilai maksimum. Dapat dilihat pada tabel 5.5
Jenis Pekerjaan penggunaan excavator dan mesin drilling dapat dilihat dalam tabel 5.4
Tabel 5.4. Jenis pekerjaan konstruksi excavator dan drilling beton
Jenis Pekerjaan
Lama
Jam kerja
Jumlah
Keterangan
Pengerukan
60 hari
8 jam
2 excavator
Urugan tanah, cut and fill tanah pada depan perpusatakaan LSI.
Driling Beton
15 hari
8 jam
1 Machine Drill
Penghancuran sisa – sisa beton kolom, balok pada LSI.
Pekerjaan cut dan fill yaitu pemotongan tanah pada bagian depan LSI . Pekerjaan ini pengerukan sebesar 514m3 dengan 2 excavator diperkirakan memakan waktu 2 bulan ditambah pengerukan untuk turap dinding penahan air (samping danau LSI), dan pengerukan sisa – sisa limbah konstruksi. Drilling beton digunakan untuk menghancurkan beton kolom, balok yang tidak terpakai pada renovasi LSI. Penggunaan generator hanya digunakan ketika tidak ada aliran listrik. Untuk list detail alat berat dapat dilihat pada tabel 5.5 :
Tabel 5.5. List alat berat pada proyek konstruksi
List Alat Berat
Pekerjaan
Jarak alat (m)
Nilai bising (dBA)
Excavator
Pengerukan
Tanah
20 – 50
68
Generator KVA
Generator
20 – 50
74
Mesin Drill
Pemecahan batu, beton pada konstruksi lama
15 – 75
95
Dampak bising dari proyek konstruksi ini memberikan efek signifikan bagi pengguna perpustakaan LSI IPB. Hasil akan diperhitungkan lagi dengan metode analisis sumber tidak bergerak. Sesuai Kep. Men LH 48 Tahun 1996.
L2 = L1 – 10 log R2R1
Dimana :
L2 = tingkat kebisingan pada jarak R2 (dBA)
L1 = tingkat kebisingan pada jarak R1 (dBA)
R2 = Jarak pendengar dari sumber bising (meter)
R1 = Jarak pendengar dari sumbernya
Hasil hitungan dapat dilihat pada tabel 5.6 :
Tabel 5.6 Hasil Kebisingan pada masing – masing alat
Detail
Jarak (dBA)
No.
Nama
dBA
10m
20m
30m
40m
50m
1
GeneratorKva
96
93
87
79
70
60
2
Excavator
107
104
98
90
81
71
3
Mesin Drill
95
92
86
78
69
59
Diambil sampel hingga jarak 50m karena mendekati baku mutu 55 dBA. Hasil ini dipetakan pada gambar 5.3 disesuaikan dengan software ARCGIS dan Surfer 10 untuk mendapatkan hasil yang akurat. Jarak antar titik bising dan sumbernya menggunakan hitungan phytagoras, agar hasil dapat disesuaikan dengan tabel 5.8
Gambar 5.3. Noise Level Mapping pada pekerjaan konstruksi
Dari hasil pemetaan dapat dilihat jarak 30 meter dari sumber bising ke pintu depan LSI mencapai 75 dBA, sedangkan bagian dalam LSI mencapai 70 dBA. Pada Gedung FEM jarak 40m mencapai 80 – 85 dBA dikarenakan lebih dekat dengan excavator. Tingkat bising ini akan terjadi selama 60 hari dengan 8 jam kerja sehingga berakibat buruk pada proses konsentrasi dan pembelajaran bagi mahasiswa/I di gedung LSI maupun FEM dengan cakupan 1000 orang (LSI), dan 200 – 400 orang (gedung FEMA).
Nilai bising diatas Baku mutu Kep. Men LH 48 tahun 1996.
Tabel 5.7 Hasil Kebisingan pada Kep. Men LH 48 tahun 1996.
Tata Guna Lahan
Baku mutu Kebisingan
Hasil Analisis Kebisingan
Kriteria
Lingkungan kegiatan (rumah sakit, sekolah)
55
75
Tidak aman
Sebelum proyek konstruksi dimulai tingkat kebisingan dibawah baku mutu (<55 dBA) dikarenakan tidak ada aktivitas apapun, setelah proses konstruksi mencapai 75 dBA.
5.3 Tahap Pasca Konstruksi (Operasi)
Dalam tahap operasi tidak ada dampak signifikan dari komponen kualitas iklim, udara, dan bising.
BAGIAN VI - RKL & RPL
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) PADA PROYEK PERLUASAN LSI IPB DRAMAGA
Dampak Lingkungan
yang Dikelola
Sumber
Dampak
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksana
Pengawas
Penerima Laporan
1
Tahap Konstruksi
Gangguan kebisingan pada pengguna
Perpustakaan LSI
Alat – alat berat (Excavator)
Berkurangnya
Nilai kebisingan
dalam LSI
(Sesuai Kep. Men LH 48 tahun 1996)
Pemasangan pagar peredam suara pada area batas konstruksi
Area konstruksi perluasan LSI
Pada saat tahap
Konstruksi dimulai
PT. Gunung Halimun
IPB
BLH Kota Bogor, BPPLH, BPLHD, BAPEDAL, IPB
Gangguan Kemacetan
Pada
Jln.Babakan Raya
Transportasi Logistik Material
(Truk)
Berkurangnya intensitas kemacetan
Mengelola pengiriman logistik dengan disesuaikan dengan jam puncak
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) PADA PROYEK PERLUASAN LSI IPB DRAMAGA
No.
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Parameter
Tujuan Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Rencana Pemantauan Lingkungan
Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Metode
Pengumpulan
Dan Analisis
Data
Lokasi Pemantauan
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
1
Tahap Konstruksi
Gangguan kebisingan pada pengguna
Perpustakaan LSI
Alat – alat berat (Excavator)
Terpasangnya pagar peredam suara area konstruksi
Memantau pelaksanaan pada
Pemasangan
Pagar peredam suara
Pengamatan lapangan dan Barchart Jadwal Pekerjaan
Konstruksi
Area Konstruksi
Pada saat memulai
Tahap Konstruksi
PT. Gunung Halimun
IPB
BLH Kota Bogor, BAPEDAL Kota Bogor, IPB
Keresahan pada Pengguna LSI
Alat – alat berat (Excavator)
Akibat bising
Konsenterasi pada para pengguna LSI
Memantau nilai kebisingan tidak melebihi baku mutu
Kep. Men LH 48 tahun 1996
Pengukuran Lapangan (Sound Meter Level), dan Kuesioner pada pengguna LSI
Perpustakaan LSI
Pada saat memulai
Tahap Konstruksi
PT. Gunung Halimun
IPB
BLH Kota Bogor, BAPEDAL Kota Bogor, IPB
Kemacetan
Pada Jalan Babakan Raya sepanjang
1000 m (toko material – LSI IPB Dramaga)
Truk Logistik
Material
kemacetan padat hingga malam hari
Memantau proses pengiriman logistik
lebih terjadwal.
Mengawasi Bar-chart pengiriman material
Konstruksi
Jalan Babakan
Raya dimulai toko material hingga pintu utama IPB
(1000 m)
Pada saat memulai
Tahap Konstruksi
PT. Gunung Halimun
IPB
BLH Kota Bogor, BAPEDAL Kota Bogor, IPB
Keresahan warga Pada Jalan Babakan Raya sepanjang
1000 m (toko material – LSI IPB Dramaga)
Kebisingan kemacetan
Keresahan warga akibat kebisingan diatas baku mutu Kep.Men LH no.48 Tahun 1996 .
Memantau nilai kebisingan tidak melebihi baku mutu
Kep. Men LH 48 tahun 1996
Pengukuran Lapangan (Sound Meter Level).
Jalan Babakan
Raya dimulai toko material hingga pintu utama IPB
(1000 m)
Pada saat memulai
Tahap Pengiriman Material
Konstruksi
PT. Gunung Halimun
IPB
BLH Kota Bogor, BAPEDAL Kota Bogor, IPB
RKL dan RPL pada PADA PROYEK LANJUTAN GEDUNG PERPUSTAKAAN IPB DRAMAGA
Gambar 6.1 Rencana RKL dan RPL pada Lokasi Proyek
BAB VII. REFERENSI
Budiarto D. 2011. Kajian Hidrologi untuk Pengelolaan Konservasi Perairan Situ IPB, Kampus IPB Dermaga, Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor (ID) : Bogor.
Analya D, Nofal M. 2012. Penentuan Konsentrasi Nitrogen Dioksida (NO2) Pada udara Ambien di Institut Pertanian Bogor. Praktikum. Institut Pertanian Bogor (ID) : Bogor.
Analya D, Nofal M. 2012. Pengukuran Kadar SO2 di Jalan Depan Parkiran Fakultas Pertanian IPB dengan Metode Pararosanilin menggunakan Spektrofotometer. Praktikum. Institut Pertanian Bogor (ID) : Bogor.
Nurjaman HN, Sitepu H, Sidjabat HR. 2011. Sistem Pracetak Beton sebagai Sistem Konstruksi Hijau : Studi Kasus Perbandingan Energi Konstruksi dan Dampak Lingkungan di Pembangunan Rumah Susun di Batam [internet]. [Waktu dan Tempat tidak diketahui]. Bogor (ID) : Dramaga. hlm 1-14; [diunduh 2015 mei 20]. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-25771-330810002-Bibliography.pdf
Putri A, Supardi E. 2012. Bulletin Cipta Karya.Jakarta(ID):Kementrian Pekerjaan Umum.
Brenda. 2014. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Pontianak. Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. 2(2): 102-117.