BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kehidupan di Bumi tidak dapat lepas dari air. Air dibutuhkan manusia untukminum, mencuci, memasak, industri, dan pertanian. Tetapi, tidak seluruh air di Bumi ini dapat dimanfaatkan manusia. Sebanyak 97% air di Bumi adalah air laut dan samudra yang berasa asin. Sedang air tawar sisanya 3% berwujud gletser dan salju. Hanya 1% air tawar yang benar-benar dapat dimanfaatkan.Air ini terdapat di sungai, danau, dan air tanah. Keberadaan air di Bumi tidak tetap, karena air selalu beredar. Peredaran ini disebut siklus hidrologi. Kadang kala air tersedia banyak di suatu tempat. Namun, suatu waktu di tempat lain ada yang kekurangan air. Kedua keadaan ini tentu tidak nyaman bagi kehidupan manusia. Banjir mengganggu kegiatan manusia dan menyebabkan kerugian harta benda dan korban nyawa. Sedang kekeringan menyebabkan lahan gersang, kekurangan pangan, dan kematian. Jadi, betapa pentingnya air bagi kehidupan. Air menjadi kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Dengan adanya air, semua makhluk hidup dapat mempertahankan hidupnya. Cobalah rasakan, seandainya dalam satu hari saja kamu tidak minum, apa yang terjadi? Ya, kamu akan merasa haus dan mungkin kekurangan cairan tubuh. Seperti manusia, hewan dan tumbuhan juga akan terganggu metabolismenya jika kekurangan air. Keberadaan air di Bumi sangat penting bagi kehidupan. Air terdapat di permukaan Bumi, di dalam tanah, dan di udara. Wujud air tidak hanya cair, tetapi dapat ber wujud padat (es) dan uap air. Air di Bumi selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dari bentuk satu ke bentuk lain. Peredaran air di Bumi yang disebut siklus hidrologi berlangsung terus-menerus. Untuk mengetahui secara terperinci tentang siklus hidrologi penulis akan membahasnya di dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari air dan siklus Hidrologi ? 2. Apa saja klasifikasi siklus Hidrologi ? 3. Apa saja komponen siklus hidrologi di atmosfer ? 4. Bagaiman pengaruh siklus hidrologi terhadap kehidupan di bumi ? 5. Langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk melestarikan siklus hidrologi 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa pengertian dari air dan siklus hidrologi 2. Untuk mengetahui klasifikasi siklus hidrologi 3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen proses terjadinya siklus hidrologi 4. Untuk mengetahui pengaruh siklus hidrologi terhadap kehidupan dibumi 5. Untuk mengetahui bagaimana cara melestarikan siklus hidrologi 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui proses terjadinya siklus hidrologi serta pengaruhnya terhadap kehidupan dibumi. 2. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan pengalaman dalam penulisan karya karya ilmiah. 3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang siklus hidrologi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Air Dan Siklus Hidrologi.
Susunan molekul air sangat sederhana. Dua atom hydrogen dan satu atom oksigen. H-O-H atau ditulis dengan rumus H 2O.air juga mempunyai sifat yang unik yang memungkinkan berperan sebagai material yang universal. Salah satu sifat khusus air adalah sangat mudah berubah wujud. Air dapat dijumpai diplanet bumi dalam 3 bentuk yaitu, padat, cair, dan gas. Ketiga wujud air ini berperan sangat penting untuk siklus hidrologi. Apa sebenarnya siklus hidrologi itu? Siklus hidrologi terjadi di dalam hidrosfer. Hidrosfer adalah daerah dimana terdapat air baik di atmosfer maupun di permukaan bumi. Siklus hidrologi adalah pergerakan dan perubahan air didalam hidrosfer. Siklus air merupakan focus utama dari ilmu hidrologi. Laut merupakan tempat penampungan air terbesar di bumi. Sinar matahari yang dipancarkan kebumi memanaskan suhu air di permukaan laut, danau, atau yang terikat pada permukaan tanah. Kenaikan suhu memacu perubahan wujud air dari cair menjadi gas. Molekul air dilepas menjadi gas. Ini dikenal sebagai proses evaporasi. Air yang terperangkap di permukaan tanaman juga berubah wujud menjadi gas karena pemanasan oleh sinar matahari proses ini dikenal sebagai transpirasi. Air yang menguap melalui proses evaporasi dan transpirasi selanjutnya naik ke atmosfer membentuk uap air. Uap air di atmosfer selanjutnya menjadi dingin, dan terkondensasi membentuk awan. Kondensasi tejadi ketika suhu udara berubah. Air akan berubah bentuk jika suhu berfluktuasi. Sehingga jika udara cukup dingin, uap air terkondensasi menjadi partikel-partikel di udara membentuk awan. Awan yang terbentuk selanjutnya dibawa oleh angin mengelilingi bumi sehingga awan terdistribusi ke seluruh dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung air, awan melepas uap air yang ada didalamnya kedalam bentuk presipitasi, yang dapat berupa salju, hujan, dan hujan es. Selanjutnya sebagian air hujan yang jatuh kepermukaan bumi diserap oleh permukaan tanaman, sisanya akan mengalir dipermukaan tanah sebagai aliran permukaan. Aliran permukaan selanjutnya mengalir melalui sungai menjadi debit sungai atau tersimpan di permukaan tanah dalam bentuk danau. Sebagian lagi masuk kedalam tanah melalui proses infiltrasi dan sebagian lagi mengalir di dalam lapisan tanah melalui aliran-air-tanah. Pada lokasi tertentu air yang mengalir didalam lapisan tanah, ke luar sebagai mata air dan bergabung dengan aliran permukaan. Lebih jauh lagi, air yang terinfitrasi mungkin dapat mengalami proses perkolasi kedalam tanah menjadi aliran air bawah tanah. Siklus hidrologi ini berlangsung secara kontinu untuk menyediakan air bagi makhluk hidup dibumi. Tanpa proses ini tidak mungkin ada kehidupan dibumi. 2.2 Klasifikasi siklus hidrologi
Secara alami, air di Bumi selalu bergerak hingga terbentuk daur atau siklus hidrologi. Selama dalam perjalanan siklus tersebut, air tidak pernah berhenti, hanya akan tertahan sementara dalam berbagai bentuk dan tempat sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Jika salah satu unsur utama tersebut rusak atau terganggu, maka proses yang berlangsung dalam siklus hidrologi juga mengalami gangguan. Gangguan-gangguan ini menimbulkan ketidakseimbangan hidrologi yang akhirnya berdampak pada kehidupan.Selama dalam perjalanan siklus hidrologi, air ada yang tertahan di berbagai tubuh perairan, ada pula yang langsung kembali masuk pada siklus hidrologi. Berdasarkan lama peredaran air, siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, sedang, dan panjang.
2
2.2.1 Sik lu s Pendek
Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relative cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus pendek? Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.
2.2.2 Sikl us Sedang
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalambentuk uap air karena panas sinar matahari. Angin yangbertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau terkumpul makin banyak di udara.Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
2.2.3 Sikl us Panjang
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan.Uap air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan).Air hujan yang jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit, 3
selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air.Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan prosesnya paling lengkap. 2.3 Proses-Proses yang Mengikuti Siklus Hidrologi
Gambaran siklus hidrologi
2.3.1 Evaporasi , Tr anspir asi, Dan Evapotranspir asi
Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadi gas (uap air) dan masuk ke atmosfer. Dalam hidrologi, penguapan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air (seperti laut, danau, dan sungai), permukaan tanah (genangan air di atas tanah dan penguapan dari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah), dan permukaan tanaman (intersepsi). Sebagian air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tanaman dan menempel pada daun dan cabang, yang kemudian akan menguap. Sedangkan Transpirasi adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan menguap menuju atmosfer. Pada kenyataannya sangat sulit membedakan antara penguapan dari permukaan air, tanah dan tanaman. Oleh karena itu, biasanya evaporasi dan transpirasi dicakup menjadi satu yang disebut evapotranspirasi yaitu penguapan yang terjadi di permukaan, yang meliputi permukaan tanah & air serta tanaman yang tumbuh dipermukaan tersebut. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Evaporasi Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi : radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. a) Radiasi Matahari Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan musim. Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. b) Temperatur Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin). c) Kelembaban Udara Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas 4
permukaan air, sehingga udara mengandung uap air. Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif. Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalaman. d) Kecepatan Angin Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam. 2.3.2 Kondensasi, Adveksi dan Pr esipi tasi
Kondensasi adalah perubahan wujud uap air menjadi air akibat adanya pendinginan. Setelah terjadinya proses kondensasi tahap selanjutnya terjadilah proses adveksi yaitu proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain yang disebabkan oleh gerakan udara mendatar. Kemudian air yang diangkut tersebut akan jatuh ke permukaan bumi dalam berbagai bentuk hujan yang meliputi air, salju, dan es yang bergantung kepada kondisi permukaannya. 2.3.3 Run Off (Ali ran Permukaan), Inf il trasi dan I ntersepsi
Ketika hujan turun ke permukanan bumi, maka hal itu akan menyebabkan terjadinya 3 proses yaitu: a) Run off yaitu pergerakkan aliran air di permukaan tanah melalui sungai atau anak sungai menuju bawah tanah. b) Infiltrasi yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah. c) Intersepsi yaitu keadaan dimana hujan yang turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon. 2.4 Manfaat Siklus Hidrologi Bagi Kehidupan dibumi
Siklus hidrologi ini merupakan siklus alami yang banyak mengandung manfaat. Manfaat siklus hidrologi diantaranya : 2.4.1
M elarutkan B iosfer .
Biosfer yang terdiri atas atmosfer, hidrosfer, dan litosfer merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup dibumi ini. Dalam perjalannnya siklus hidrologi air melewati ke tiga tempat tersebut. Air merupakan pelarut universal yang sangat baik, apa yang dilalui akan dilarutkan oleh air. Pada saat pertama kali air mengalami siklus hidrologi, air sungai, laut, danau, dan sebagainya mengalami penguapan. Hasil penguapan merupakan air yang relative bersih. Ketika perjalanan ke atmosfer air akan melarut partikel debu, gas, dan lainnya, demikian juga ketika air menjadi titik air awan ataupun presipitasi. Semua yang ada di atmosfer dilarutkan dan diikat oleh air untuk dibawa ke permukaan bumi, sehingga atmosfer menjadi bersih alami. Awan di atmosfer merupakan air yang bermuatan listrik sehingga pertemuan awan yang satu dengan lainnya menibulkan kilat maupun petir. Petir sangat bermanfaat untuk terjadinya fiksasi sehingga terbentuk Nitrogen yang berguna pada siklus Nitrogen. Sebelum mencapai permukaan tanah air hujan sebagian mengenai dedaunan yang telah tertutup debu akan terbersihkan, sehingga daun dapat melalukan foto sintesis dengan sempurna, stomata daun akan terbuka, penguapan daun menjadi tidak terganggu. Demikian juga ketika terjadinya run off, pada saat mengalir, air akan melarutkan unsur -unsur mineral yang terdapat pada batuan tanah. Air di permukaan juga akan melarutkan unsur hara pada permukaan tanah, termasuk sisa atau kelebihan kegiatan pertanian, permukiman dan industri. Semua aliran air 5
akhirnya terhenti pada danau atau laut. Endapan-endapan mineral yang berlebihan menimbulkan air laut penuh dengan unsur-unsur mineral, salah satunya garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin. Bahan bawaan air lainnya akan d iendapkan secara berlahan di dasar laut. Unsur unsur hara batuan tanah akan didorong dengan gelombang laut menuju pantai sehingga terbentuk delta daratan yang subur. 2.4.2
M emin dahkan posisi air .
Jumlah air di bumi relative stabil, tidak bertambah tidak berkurang, hanya posisi/tempat dan kualitasnya yang berubah. Air yang dapat dimanfaatkan langsung sekitar 2,8% air di dunia. Secara teoritis semua air di bumi kondisinya statis, oleh karena panas matahari, panas bumi, tinggi rendah permukaan bumi, sehingga air bergerak mengikuti hukum siklus hidrologi. Secara langsung siklus hidrologi memutar atau memindahkan air dari berbagai tempat. Semula di daratan, di lautan, dipindahkan ke udara, ke tanah dan sebagainya. Pada masing-masing tempat/posisi air memiliki kemanfaatan yang berbeda-beda, tergantung dari kemampuan manusia mendayagunakannya. 2.4.3
M enjaga ketersediaan air .
Jumlah air sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan manusia, hewan ataupun tumbuhan. Namun memang tiap daerah berbeda-beda kualitas dan kauntitasnya, ada kekurangan, kecukupan dan kelebihan, tetapi secara total masih sangat mencukupi. Penduduk pegunungan tidak perlu menuju laut untuk memenuhi kebutuhan airnya, cukup menanti hujan atau aliran permukaan atau mengambil di pancuran atau di telaga. Pendudukan perkotaan yang datar, cukup mengambil air dari air bawah tanah atau menjernihkan dari air permukaan. Semua kebutuhan air tercukupi baik dari segi jumlah maupun tempatnya. 2.4.4
Sumber energi .
Perbedaan ketinggian daratan yang dilalui air akan mengakibatkan kekuatan air untuk mengalir lebih kuat, semakin tinggi menuju ke randah semakin kuat kekuatan air. Kekuatan air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada kekuatan yang cukup oleh penduduk dimanfaatkan untuk memutar kincir, sedangkan pada kekuatan yang besar dapat digunakan untuk memutar turbin penghasil listrik. 2.4.5
M anfaat lainnya.
Manfaat lain adanya siklus hidrologi diantaranya sebagai sarana transportasi aliran sungai, lautan, danau; membentuk musim, mempengaruhi iklim, pergerakan udara/angin; juga dapat menjadi objek wisata yang menarik.
2.5 Mempertahankan siklus hidrologi Upaya mempertahankan siklus hidrologi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: 2.5.1 M engur angi penutupan tanah dengan bahan k edap air
Penutupan tanah dengan bahan kedap air dapat mengurangi penguapan air tanah/tanah, sehingga mengurangi volume uap dan awan. Dampak nantinya curah hujan akan sedikit. Penutupan tanah dengan bahan kedap air juga mengakibatkan air dari presipitasi tidak mengalami infiltrasi ke dalam tanah, sehingga air tanah menjadi berkurang dan berdampak air sumur menjadi dalam, pada daerah pantai timbul interusi air laut masuk daratan. Air tertumpuk dipermukaan menjadi berlebihan yang dapat berakibat banjir. 2.5.2 M empertahan tanaman hutan
Tanaman hutan memiliki fungsi sebagai penahan sementara air hasil presipitasi, hingga runoff tidak berlebihan yang berakibat erosi berlebihan dan banjir. Pengurangan tanaman hutan juga berdampak penguapan transpirasi menjadi rendah, sehingga awan terbentuk nantinya menjadi sedikit. 2.5.3 M enekan polu si u dara
Polusi udara dapat disebabkan banyak hal, diantaranya pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna, misalnya batu baru, bensin, dsb. Pembakaran bahan bakar fosil untuk sumber energi, menggerakkan mesin atau motor pada industri, kendaraan dapat menghasilkan polutan 6
jelaga, Pb, CO, CO2, SOx, NHx, NOx yang dibuang bebas pada udara ambien. Polutan tersebut lama kelamaan akan memenuhi atmosfera, sebagai dampaknya gelombang panas sinar matahari yang mengenai bumi dan dipantulkan balik ke atmosfera tertahan oleh bahan polutan tersebut, sehingga memantulkan kembali ke bumi, akibatnya terjadi kenaikan suhu di bumi, kejadian ini biasa disebut greenhouse effect. Kenaikan suhu di bumi akan berakibat mencairnya es di kutub, menaiknya permukaan laut, sehingga keseimbangan siklus hidrologi akan terganggu. Polutan udara akan dilarutkan air baik dalam perjalan evaporasi dan transpirasi, ketika menjadi awan maupun saat presipitasi. Air yang mengandung polutan tersebut menjadi asam, akan berakibat tanaman menjadi mati, besi cepat berkarat. Tanah dan air menjadi asam, sehingga kehidupan sulit di dapatkan. Kematian banyak tanaman berakibat penuruan transpirasi. Polutan jelaga, Pb, partikel, debu juga dapat menutup permukaan dedaunan, se hingga fotosintesis tanaman terganggu termasuk proses transpirasi menjadi menurun. 2.5.4 M enjaga kualitas air
Air secara teoritis selalu menguap di bagian permukaannya. Air yang tercemar polutan oil, minyak atau detergen di bagian permukaannya akan selalu tertutup polutan, sehingga proses penguapan menjadi terganggu. Gangguan tersebut dapat berdampak pada volume air evaporasi menjadi berkurang. Demikianlah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsungan siklus hidrologi.
7
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Siklus hidrologi adalah siklus air yang terjadi di salah satu lapisan bumi yang disebut hidrosfer. Siklus hidrologi merupakan salah satu proses alam yang telah didesain Allah SWT sedemikian sempurna. Siklus hidrologi dapat di klasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang. Adapun tahapan-tahapan siklus hidrologi adalah evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, infiltrasi, dan intersepsi. Semua kelangsungan kehidupan sangat tergantung siklus hidrologi. Ada beberapa manfaat dari siklus hidrologi didapatkan oleh makhluk hidup di bumi ini diantaranya: membersihkan hidrosfer, memindahkan posisi air, menjaga ketersediaan air, sebagai sumber energi, dan berbagai manfaat lainnya. Diharapkan keberadaan siklus hidrologi dapat terus berlangsung secara alami. 3.2 Saran Perlunya menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta terhadap lingkungan agar siklus hidrologi dapat terus berlangsung secara sempurna sehingga
8
Daftar Pustaka Anjayani, Eni. Geografi Untuk SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.2009. Indarto. Hidrologi: Dasar Teori Dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Jakarta : Bumi Aksara.2012. Sutrijad, Sumadi. Geografi I : Untuk SMU Kelas 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1999. Tjasyono, Bayong. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. 2006. Triatmojo, Bambang. Hidrologi Terapan. Jogyakarta : Beta Offset.2007. Uli, Marah dan Asep Mulyadi. Geografi Untuk SMA Dan MA Kelas x. Jakarta : Erlangga.2007
9