Self determination (deteminasi diri) adalah keyakinan seseorang bahwa orang ters terseb ebut ut mempu empuny nyai ai kebe kebeba basa san n atau atau oton otonom omii dan dan kend kendal alii tent tentan ang g mengerjakan mengerjakan pekerjaanny pekerjaannyaa sendiri sendiri (Spreitzer, (Spreitzer, 1997). 1997).
baga bagaim iman anaa
Self determinatio determination n berkaitan
dengan kontrol atas ara kerja yang dilakukan oleh karyawan. !orongan atau moti"asi yang munul dari dalam diri manusia penting untuk menent menentuka ukan n arah dan perila perilaku. ku. Salah Salah satu fungsi fungsi nyata nyata terkait terkait dorong dorongan an ini adalah adalah bagaimana indi"idu dapat menapai tujuan atau prestasi sesuai dengan apa yang diinginkan. Saat dorongan dalam diri atau disebut juga dengan moti"asi intrinsik ini munul, indi"idu akan seara bebas terikat dengan ketertarikannya untuk menikmati daripada sekedar untuk mendapat sebuah reward atau atau kepuasan karena paksaan (!ei # $yan, 19%& dalam 'aylor, dkk., 1*) dan akan mendapati diri mereka sebagai agen penyebab dari perilaku mereka sendiri (!e+harms, 19% dalam 'aylor, 'aylor, dkk., 1*). 'erkait
dengan
konsep Human
Agentic
Behavior , self-determination
sendiri
didefinisikan sebagai -asal dimana perilaku munul, dengan aspirasi tinggi, tekun dalam menghadapi menghadapi tantangan, melihat banyak banyak kemungkin kemungkinan an dan peluang peluang untuk untuk bertindak, bertindak, belajar dari kegagalan, dan lain sebagainya yang mengantarkan ke well-being (ehmeyer # /ittle, 9 p. %%). Selain itu, ehmeyer (&) juga mendefinisikan self-determined behavior sebagai -kemauan, kesengajaan, dan self-caused dan self-caused atau atau tindakan yang didasarkan oleh diri sendiri0 s endiri0 (p. 11&) restasi restasi terkait terkait akademik akademik merupakan merupakan hal yang yang didambakan didambakan oleh orang tua dan guru terhadap anak atau anak didik mereka. 2ereka menyadari bahwa moti"asi ialah hal yang krusial untuk kesuksesan akademik, yang mana self-determination selama ini dikenal sebagai sumber dari hasil yang memuaskan seperti penyelesaian tugas sekolah, kesuksesan karir, serta kesehatan fisik dan mental (3rhambault, 4anosz, 2orizot, # agani, 95 6uay, $atelle, # +hanal, % dalam 'aylor, dkk., 1*). eberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa self-determination memilik memilikii hubun hubungan gan yang yang positi positif f dengan penapaian prestasi akademik dan konsep diri (dalam 8heng, dkk., 1). asil penelitian ini didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh 3my, dkk. (1*), bahwa : aspek dari self-determination berkorelasi self-determination berkorelasi positif dengan penapaian akademik. enelitian enelitian lainnya menyebutkan menyebutkan juga bahwa self-determination bukan hanya berperan
penting dalam penapaian prestasi akademik, tetapi juga kemauan untuk maju, salah satunya adalah bekerja. enelitian yang dilakukan oleh elters, dkk. (1*) menyebutkan bahwa penari kerja yang termoti"asi akan seara signifikan menari alternatif pekerjaan daripada mereka yang tidak termoti"asi. !ari beberapa penjelasan diatas, penulis akan menjelaskan pula dasar teori dari self-determination dan kaitan dalam suatu kisah pengalaman hidup.
Self-determination merupakan rasa percaya bahwa individu dapat mengendalikan dirinya sendiri. Self-determination akan muncul ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu motivasi yang tumbuh dari dalam dirinya, atau disebut juga dengan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik sangat berperan dalam menentukan pengendalian diri seseorang, termasuk usaha seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang
dia
inginkan
seperti
halnya
sebuah
prestasi
(need
of
achievement). Self-determination memiliki tiga aspek dasar yang digunakan
untuk
mencapai
sebuah
kepuasan
hidup,
yaitu
competence relatedness dan autonomy (!eci " #yan ($%&', $%&, '''). !i dalam tulisan ini pula akan dijabarkan beberapa hasil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang mendukung bahwa peran self-determination sangat menentukan perilaku individu dalam pencapaian prestasi. !ari bahasan self-determination ini, penulis akan mengambil salah satu contoh pengalaman yang pernah dialami oleh penulis untuk dikaitkan dan dapat dijelaskan dengan konsep self-determination. Teori
Self Determination merupakan salah satu bentuk dari teori moti"asi. Seara umum, self determination diartikan sebagai rasa peraya bahwa indi"idu tersebut dapat mengendalikan dirinya sendiri. Self determination munul ketika seorang indi"idu dipengaruhi oleh moti"asi yang munul dari dalam dirinya atau disebut dengan moti"asi
intrinsik daripada moti"asi yang munul dari luar dirinya atau lingkungan (moti"asi eksternal). !ijelaskan oleh !ei dan $yan (19%, 19%&, ) bahwa self determination terdiri dari : aspek dasar yang digunakan oleh manusia untuk menapai kepuasan hidup, yaitu competence, relatedness, dan aoutonomy. erikut merupakan pengertian dari masing;masing aspek dasar tersebut (!ei dan $yan, )< 1. Competence adalah kebutuhan untuk memiliki kontrol lingkungan luar kita. 3spek ini sama dengan konsep andura tentang human agency yang menjelaskan tentang kapasitas indi"idu untuk mengambil kontrol atau mengendalikan lingkungan dan kualitas kehidupan mereka sendiri. . Relatedness adalah kebutuhan untuk merasakan kasih sayang dari orang lain. :. Autonomy adalah kebutuhan untuk kebebasan akan pengalaman diri. =etiga aspek dasar ini merupakan penentu kepuasan diri dan pemenuhan kebutuhan psikologi. Seorang indi"idu tidak akan merasakan sebuah kepuasan jika salah satu atau salah dua dari aspek tersebut tidak terpenuhi. Sehingga, dapat diasumsikan bahwa tiga aspek dasar yang telah dipaparkan diatas adalah faktor pendukung dari kepuasan diri. Selain itu, !ei dan $yan () menjelaskan bahwa ketiga aspek dasar yang telah disebutkan berdasarkan teori self determination merupakan mediator atau perantara pengembangan dari moti"asi intrinsik. Competence menjadi sebuah mediator dari pengembangan moti"asi intrinsik, karena kita akan menikmati sebuah akti"itas ketika kita merasa pandai atau akap melakukan akti"itas tersebut. !ari sinilah, teori self determination menjelaskan, dengan kita memberikan suatu feedback positif dapat menambah perasaan kompeten dan meniptakan moti"asi intrinsik pada akti"itas tersebut (>allerand # $eid, 19%* dalam etri # 6o"ern, *). 'etapi, feedback positif saja tidak ukup, feedback positif ini harus diterima seara sungguh;sungguh (enderlong # /epper, ) dan tidak harus mengesampingkan otonomi dalam diri (!ei # $yan, ). !ari otonomi yang ada dalam diri akan memunulkan dorongan seperti -=amu adalah pembaa yang hebat0 yang diartikan sebagai -3ku adalah pembaa yang hebat0. !ari kedua aspek dasar ini, indi"idu akan merasa berarti dalam melakukan suatu akti"itas. Selain kedua aspek tersebut, memiliki sebuah relatedness
akan mendukung perasaan keberaartian indi"idu dengan orang lain dalam melakukan sebuah akti"itas. =etiga aspek inilah yang mendukung perasaan puas dalam diri seseorang. Self determination adalah perasaan indi"idu yang berkaitan dengan pilihan dalam mengawali dan mengatur tindakan (!ei et al., 19%9). Self determination merefleksikan otonomi dalam mengawali dan melaksanakan perilaku dan proses kerja, misalnya mengenai pembuatan keputusan tentang metode kerja, keepatan dan usaha yang dilaksanakan (Spreitzer, 199&). $yan dan !ei () menyatakan bahwa self determination berkaitan dengan kebutuhan;kebutuhan mendasar terhadap autonomy, ompetene dan relatedness. Self determination mempresentasikan tingkatan dimana seseorang merasakan tanggung jawab yang timbal balik untuk tindakan;tindakan yang berhubungan dengan pekerjaan, pada perasaan memiliki pilihan dalam memulai dan mengatur
perilaku (Spreitzer,
199). =aryawan
yang
merasa
memiliki
self
determination tinggi dapat memilih metode terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pekerjaannya. Seseorang yang dapat menikmati dan tulus melakukan pekerjaannya akan lebih puas dibandingkan dengan yang bekerja karena adanya motif lain seperti reward dan insentif. Controlled motivation ternyata cenderung dapat menjadikan komitmen individu terhadap organisasi dapat berkurang, karena adanya pengejaran target dan keinginan untuk mendapatkan insentif untuk kepentingan individu.
http?lib.ui.a.id?file@fileAdigital?1&&79;1&&.B$3BdB;B!inamika B2oti"asi;/iteratur.pdf http?www.aademia.edu?&%7711?4C$D3/EhubunganEantaraEselfEdeterminationEden ganEworkEengagement