SATUAN ACARA PENYULUHAN ROM
Judul
:
ROM
Hari/tanggal
:
17 Maret 2012
Tempat
:
Ruang Perawatan Lontara 3 RS. Wahidin Sudirohusodo
Lama
:
30 menit
Penyaji
:
Mahasiswa PSIK FK Unhas
Audiens
:
Keluarga / klien di ruang perawatan Lontara 3 RS. Wahidin Sudirohusodo
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien / keluarga diharapkan
dapat
mengerti tentang ROM pasien mau pulang. B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Menjelaskan tentang ROM 2. Menjelaskan tentang jenis ROM 3. Menjelaskan tentang tujuan ROM 4. Menjelaskan tentang manfaat ROM 5. Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien di Ruang Perawatan Lontara 3 RS. Wahidin Sudirohusodo.
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian ROM 2. Jenis ROM 3. Tujuan ROM
4. Manfaat ROM 5. Prosedur tindakan ROM
E. Alat Bantu :
Menggunakan alat bantu Laptop, Leaflet. F. Metode
Ceramah dan tanya jawab. G. Kegiatan Penyuluhan
NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
1.
5 menit
Pembukaan :
KEGIATAN PESERTA
Mengucapkan salam.
Menjawab salam
Menjelaskan nama dan akademi
Mendengarkan
Menjelaskan tujuan pendidikan
Mendengarkan
kesehatan Menyebutkan materi yang diberikan. Menanyakan kesiapan peserta
2.
10 menit
Pelaksanaan : Penyampaian materi
Mendengarkan
. Menjelaskan tentang pengertian ROM . Menjelaskan tentang jenis ROM . Menjelaskan tentang tujuan ROM . Menjelaskan tentang manfaat ROM . Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM Tanya jawab . Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
Bertanya
3.
10 menit
Evaluasi: Menanyakan kembali hal-hal yang
Menjelaskan
sudah dijelaskan mengenai ROM
4.
5 menit
Penutup : Menutup pertemuan dengan
Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah dibahas Memberikan salam penutup
Menjawab salam
H. Evaluasi :
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat 2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat 3. Penilaian
Lampiran
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian. Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk memenuhi kebutuhan fisik terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien dengan keterbatasan gerak. 2. Jenis ROM ROM terdiri dari fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi lengan bawah, fleksi bahu, abduksi dan adduksi bahu.rotasi bahu, ekstensi jari-jari tangan, inversi dan eversi jari kaki, fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha, abduksi dan adduksi pangkal paha. 3. Manfaat ROM Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas. Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu, koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf, meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang mengalami gangguan. 4. Tujuan ROM a. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot b. Memelihara mobilitas persendian c. Menstimuulasi persendian d. Mencegah kontraktur sendi 5. Patofisiologi Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang yang dapat menyebabkan gangguan tersebut. Diantaranya adalah: a. Kerusakan otot Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal
seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau ligaman, radang dan lainnya. b. Gangguan pada skelet Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi tertentu hingga menggangu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka. Diantaranya adalah, farktur, radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan. Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak. Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf tergganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dan ke organ target. Dengan tidak sampainya impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi. Kerusakan dapat terjadi pada susunan syaraf pusat (upper motor neuron/UMN) atau pada susunan Syaraf tepi (lower motor neuron/LMN). Yang termasuk UMN adalah otak. Contoh penyakit yang mengganggu otak adalah stroke dan dapat menyebabkan gangguan mobilisasi. Sedangkan untuk LMN adalah Guillaine-bare syndrome dan gangguan sistem syaraf lainnya seperti trauma tulang belakang. 6. Indikasi dilakukan ROM : a. Pasien tirah baring lama b. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran c. Pasien dengan kasus fraktur d. Pasien post operasi yang kesedarannya belum pulih 7. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi/kontraktur b. Intoleransi aktivitas b. d kelemahan secara umum 8. Prosedur a. Cara fleksi dan ekstensi pergelangan tangan Prosedur Kerja: 1). Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan 2). Pegang tangan klien dengan satu tangan dan tangan lain memegang pergelangan tangan
klien 3). Tekuk tangan klien ke depan sejauh mungkin 4). Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi b. Cara fleksi dan ekstensi siku Prosedur Kerja: 1). Atur posisi lengan klien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuh klien 2). Letakkan tangan di atas siku dan pegang tangan klien dengan tangan yang lainnya 3). Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekati bahu 4). Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya 5). Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi c. Cara pronasi dan supin Prosedur Kerja: 1). Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh dengan siku menekuk 2). Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya 3).Putar
lengan
bawah
psien
sehingga
telapak
tanga
pasien
menjauhi
pasien
4). Kembalikan ke posisi awal 5). Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan menghadap ke arah pasien 6). Kembalikan ke posisi semula 7). Lakukan observasi pada perubahan yang terjadi d. Cara fleksi bahu Prosedur Kerja: 1). Atur posisi tangan pada pasien di sisi tubuhnya 2). Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya 3). Angkat lengan klien pada posisi awal 4). Lakukan observasi perubahan yang terjadi e. Cara abduksi dan adduksi bahu 1). Atur posisi lengan klien disamping badannya 2). Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang tangan klien dengan tangan lainnya 3). Gerakkan lengan klien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat 4). Kembalikan ke posisi semula
5). Catat perubahan yang terjadi f. Cara rotasi bahu Prosedur Kerja: 1). Atur posisi lenganmenjauhi dari tubuh degan siku menekuk 2). Letakan satu tangan di lengan atas klien dengan siku dan pegang tangan klien dengan tangan yang lain 3). Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan mengahadap ke bawah 4). Kembalikan ke posisi semula 5). Gerakkan lengan ke bawahsampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan mengahadap ke atas 6). Kembalikan ke posisi semula 7). Obsevasi perubahan yang terjadi g. Cara fleksi dan ekstensi jari-jari Prosedur Kerja: 1). Pegang jari-jari pasien dengan satu tangan sementara tangan lainnya memegang kaki 2). Bengkokan jari-jari kaki ke bawah 3). Luruskan jari-jari kemudian dorongan ke belakang 4). Kembalikan ke posisi semula 5). Observasi perubahan yang terjadi h. Cara infersi dan efersi kaki Prosedur Kerja: 1). Pegang separuh bagian atas dengan satu tangan dan pegang pergelangan kaki dengan tangan lain 2). Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya 3). Kembalikan ke posisi semula 4). Putar kaki keluar sehingga telapak kaki menjauhi kaki lainnya 5). Kembalikan ke posisi semula 6). Observasi perubahan yang terjadi i. Cara fleksi dan extensi pergelangan kaki Prosedur Kerja:
1). Letakkan satu tangan pada telapak kaki klien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan releks 2). Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari ke arah dada klien 3). Kembalikan ke posisi semula 4). Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien 5). Observasi perubahan yang terjadi j. Cara fleksi dan extensi lutut Prosedur Kerja 1). Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan pegang tumit klien dengan tangan yang lain 2). Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha 3). Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin 4). Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas 5). Kembalikan ke posisi semula 6). Obsevasi perubahan yang terjadi k. Cara rotasi pangkal paha Prosedur Kerja: 1). Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan lainnya di atas lutut 2). Putar kaki menjauhi perawat 3). Putar kaki mengarah perawat 4). Kembalikan ke posisi semula 5). Observasi perubahan yang terjadi l. Cara abduksi dan adduksi pangkal paha Prosedur Kerja: 1). Letakkan satu tangan di bawah lutut klien dan satu tangan pada tumit 2). Jaga posisi klien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur. Gerakkan kaki menjauhi badan perawat 3). Kembalikan ke posisi semula 4). Obsevasi perubahan yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta. Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC Jakarta. Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.