SATUAN ACARA PENYULUHAN
BAHAYA HIPERTENSI BAGI LANSIA
DISUSUN OLEH :
Sulis Setyowati NIM. 13010094
Sulton Wariin NIM. 13010095
Teguh Prasityo NIM. 13010096
Titin Sofyandari NIM. 13010097
Tut Wuri I NIM. 13010098
Weka Febrinda S NIM. 13010099
Widya Nanda Syah NIM. 13010100
Wildan Kharisma P NIM. 13010101
Wiwin Astutik NIM. 13010102
Yanuar Wahyu C NIM. 13010103
Yolanda Dwi W NIM. 13010104
Yusuf Amir Sholeh NIM. 13010105
Novie Triwulan NIM. 15010190
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES dr. SOEBANDI JEMBER
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BAHAYA HIPERTENSI BAGI LANSIA
Topik : Hipertensi
Sasaran : Lansia UPT Dinas Sosial PSLU Bondowoso
Tempat : Halaman UPT UPT Dinas Sosial PSLU Bondowoso
Waktu : Jam 09.30 WIB s/d 10.00 WIB
Hari/Tanggal : Kamis , 17 Desember 2015
Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami konsep teori Hipertensi dan mempraktekkan senam hiipertensi lansia.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
Menjelaskan pengertian hipertensi
Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
Mengetahui penatalaksanaan hipertensi dengan senam hiipertensi lansia
Menyebutkan pengertian senam hiipertensi lansia
Menyebutkan manfaat dari senam hiipertensi lansia
Menyebutkan tujuan dari senam hiipertensi lansia
Mengetahui langkah-langkah dari senam hiipertensi lansia
METODE PENYAMPAIAN
Ceramah
Demonstrasi
MEDIA
Lembar balik
Leaflet
MATERI : Terlampir
PELAKSANAAN
No
TAHAP
WAKTU
KEGIATAN
PERAWAT
PESERTA
1.
Pembukaan
5 menit
Memberikan salam, memperkenalkan diri
Apersepsi tentang Hipertensi
Peserta menjawab salam
Peserta menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
2.
Pelaksanaan
20 menit
Menjelaskan pengertian Hipertensi, tanda gejala, penyebab, komplikasi, penatalaksanaan, dan pencegahan hipertensi.
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk demonstrasi senam hipertensi pada lansia.
Melakukan sesi tanya jawab
Mengevaluasi secara verbal pada peserta penyuluhan
Peserta mendengarkan dengan seksama
Peserta memperhatikan dan melakukan demonstrasi
Peserta memberikan pertanyaan kepada pemateri
Peserta menjawab pertanyaan
3.
Penutup
5 menit
Menyimpulkan materi penyuluhan
Mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan salam
Membagikan leaflet
Peserta memperhatikan
Peserta menjawab salam
Peserta menerima leaflet
PENGORGANISASIAN PERAN
Penanggung jawab : Titin Sofyandari
Tugas:
Membuat satuan acara penyuluhan
Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal sampai akhir kegiatan yang berkaitan dengan "Bahaya Hipertensi bagi Lansia".
Moderator: Weka Febrinda Sandi
Tugas:
Membuka dan menutup acara
Memperkenalkan anggota
Penyaji Materi : Sulton Wariin dan Titin Sofyandari
Tugas: Menyajikan dan menjelaskan tentang materi "Bahaya Hipertensi bagi Lansia"
Sie Perlengkapan : Tutwuri I, Wiwin Astutik, Yolanda Dwi
Tugas : Menyiapkan lembar balik dan leaflet. Memberikan leaflet pada pasien.
Sie konsumsi : Novie Triwulan, Wildan karisma, Yanuar Wahyu C, Sulis Setyowati
Tugas : Menyediakan dan memberikan konsumsi pada peserta penyuluhan.
Sie dokumentasi : Widya Nanda Syah, Yusuf Amir Sholeh
Tugas : Mendokumentasikan seluruh kegiatan.
Peragawan : Teguh Prasetyo
Tugas : Mendemonstrasikan senam hipertensi pada lansia sesuai dengan perintah pemateri 2.
EVALUASI
Evaluasi Struktur
SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
Evaluasi proses
Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
Peserta hadir tepat waktu
Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh perhatian
Evaluasi hasil
80% peserta dapat menyebutkan pengertian dari hipertensi.
80% peserta dapat menjelaskan tentang penyebab penyakit hipertensi.
80% peserta dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.
80% peserta dapat menjelakan penatalaksanaan penyakit hipertensi.
80% peserta dapat menjelakan komplikasi penyakit hipertensi.
80% peserta dapat menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi.
80% peserta dapat melakukan senam hipertensi pada lansia.
Lampiran
HIPERTENSI
PENGERTIAN
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg, sementara itu Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges (2000:42). Pendapat senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta (1993:199) dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh kaplan (1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan Kita (1993:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia antara 60-70 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih dianggap normal. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau lebih pemeriksaan yang berbeda. (JNC VI, 1997).
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kalikunjungan yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg ataulebih, atau apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukuran didapatkannilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan Waguno P, 1990).Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwahipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.
PENYEBAB
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
Stress Lingkungan
Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjutusia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksidan volumenya
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
TANDA DAN GEJALA
Menurut FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)hipertensi esensial kadang tampa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadikomplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namunterdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yangmenderita hipertensi yaitu :
Mengeluh sakit kepala, pusing bahkan terasa berat di pundak
Lemas, kelelahan
Sesak nafas
Gelisah
Mual
Muntah
Epistaksis
Kesadaran menurun
KOMPLIKASI
Penyakit ginjal
Penyakit stroke
Penyakit jantung
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan asupan etanol
Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
Terapi tanpa obat bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, dari berbagi macam olah raga yang ada. Salah satu olah raga yang dapat dilakukan yaitu senam hipertensi pada lansia.
Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh
Obat ke-2 diganti
Ditambah obat ke-3 jenis lain
Terapi Herbal
Blimbing
Saledri
Mentimun
Alpukat
Semangka
mengkudu
PENCEGAHAN
Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.
Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
Batasi aktivitas.
SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA
PENGERTIAN
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan mengelola stress (factor yang mempertinggi hipertensi).
TUJUAN
Tujuan dari senam hipertensi pada lansia ini adalah untuk mengatasi berbagaimacam yaitu:
Stres
Kecemasan
Insomnia
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Membangun emosi positif dari emosi negatif.
MANFAAT
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.
Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto, 2004).
CARA MELAKUKAN SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA
PEMANASAN
Tekuk kepala kesamping lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain.
Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
KEGIATAN INTI
Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari hentakan.
Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya sambil mengatur nafas.
Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakan dipinggang dan kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan. Lalu ganti dengan sisi lainnya.
Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan semampunya.
Hampir sama dengan gerakan inti I, tapi kaki digerakan ke samping. Kedua tangan dengan jemari mengepal kearah yang berlawanan. Ualangi dengan sisi bergantian.
Kedua kaki dibuka lebar dari bahu. Satu lutut agak ditekuk dan tangan yang searah lutut dipinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan semampunya.
PENDINGINAN
Kedua kaki dibuka selebar bahu. Lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8- 10 x dan lakukan pada sisi lainnya.
Posisi tetap tautkan kedua tangan lalu gerakan ke samping dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya. Dan tahan dengan hitungan yang sama.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA
Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai dirisendiri
Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik
Memeriksa apakah klien benar-benar rileks dan nyaman
Terus-menerus memberikan instruksi yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
DAFTAR PUSTAKA
Aji Subekti, Insan. 2012. Olahraga Bagi Usia Lanjut.
http://insanajisubekti.wordpress.com/2012/04/17/olahraga-bagi-usia-lanjut/ ,
diakses 26 November 2013
Arumdita. 2010. Klasifikasi Tekanan Darah.
http://arumdita.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-tekanan-darah.html ,
diakses 26 November 2013.
Departemen Kesehatan. 2012. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Buku Saku.
http://www.binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361338449.pdf ,
diakses 26 November 2013.
Fhajar Pranama, Vendyik. 2012. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, Karya Tulis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/5/jkptumpo-gdl-vendyikfha-233-1-abstrak-i.pdf ,
diakses 21 November 2013.
Kadulli, Arnold. 2012. Proposal Hipertensi Pada Lansia.
http://arnoldkadulli12081991.blogspot.com/2012/11/proposal-hipertensi-pada-lansia.html ,
diakses pada 26 November 2013.
Karya, Teguh. 2012. Olahraga Pada Lansia Pengidap Hipertensi, http://teguhkarya277.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo_31.html , diakses 26 November 2013.