SATUAN ACARA PENYULUHAN SPEECH DELAY PADA TUMBUH KEMBANG ANAK DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Oleh KELOMPOK B3 Program B18
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN SPEECH DELAY PADA TUMBUH KEMBANG ANAK DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Disusun oleh : Kelompok B3
Disetujui pada :
Pembimbing akademik
Pembimbing lapangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEWASPADAAN UNIVERSAL
I.
Pokok Bahasan
: Speech Delay
II. Sub Pokok Bahasan :
1.
Pengertian speech delay
2.
Tanda dan gejala Speech Delay
3.
Pemeriksaan diagnostik Speech Delay
4.
Cara menangani masalah speech delay
III. Sasaran : Pasien dan keluarga di poli anak RSU Dr. Soetomo IV. Waktu
: Kamis, 6 September 2017, Pukul 10.00 WIB
V. Tempat
: Ruang pertemuan poli anak RSUD Dr. Soetomo
VI. Tujuan
:
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang Speech Delay, peserta penyuluhan mampu mengerti mengenai Speech Delay. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu : 1.
Menjelaskan pengertian Speech delay
2.
Menyebutkan tanda dan gejala speech delay
3.
Menyebutkan penatalaksanaan
4.
Menjelaskan pengobatan
5.
Menjelaskan tentang terapi yang dilakukan
VII. Kegiatan Belajar Mengajar
No 1
Kegiatan
Respon masyarakat
Pendahuluan
Waktu 5 menit
1.
Penyampaian salam
1.
Membalas salam
2.
Perkenalan
2.
Memperhatikan
3.
Menjelaskan topik
3.
Memperhatikan
penyuluhan
4.
Memperhatikan
4.
Menjelaskan tujuan
5.
Memperhatikan
5.
Menjelaskan waktu pelaksanaan
2
Penyampaian materi
30 menit
A. Materi 1. Menjelaskan
1. Memperhatikan pengertian
penjelasan
Speech delay
dan
mencermati materi
2. Menyebutkan tanda dan gejala speech delay 3. Menyebutkan penatalaksanaan 4. Menjelaskan pengobatan 5. Menjelaskan
tentang
terapi yang dilakukan
2. Bertanya
B. Memberikan kesempatan
3. Memperhatikan
untuk bertanya C. Menjawab
jawaban pertanyaan
peserta 3
Penutup 1
Menyimpulkan
5 menit hasil
1.
Memperhatikan
2.
Menjawab salam
penyuluhan 2
Mengakhiri dengan salam
VIII. Metode
IX.
1
Ceramah
2
Tanya Jawab
3
Demonstrasi
Media
1.
LCD/Leaflet
2.
Laptop
3.
Doorprize
X. Setting Tempat
LAYAR Moderator, penyuluh
Notulen
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Observer
Observer
XI. Pembagian Tugas
1. Moderator
: Elisabect Simarmata
2. Penyuluh
: Citra Dwi
3. Notulen
: Nur Heppy
4. Dokumentasi : Mentari Dwi Aldila 5. Observer XI.
: Fauzan Rifai dan Cholid
Evaluasi
Audience mampu mengetahui 1. Pengertian speech delay 2. Tanda dan gejala speech delay 3. Pemeriksaan diagnostik speech delay 4. Cara menangani masalah speech delay
XII.
Referensi
Depkes RI, 2012. Tumbuh kembang anak, Jakarta : JNPK-KR. Maryunani, Anik., Aeman, Ummu., 2009. Buku ajar keperawatan an ak. Jakarta : Trans Info Media. Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Promosi Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
XIII. Materi
Terlampir
LAMPIRAN MATERI A. Perkembangan
Berbicara
dan
Bahasa
Normal
pada
Toddler
Menurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal usia toddler adalah sebagai berikut :
1. 12 bulan verbal
Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai pertanyaan Mengungkapkan kesadara tentang obyek yang telah akrab dan
menyebut namanya
2. 15 bulan
Mengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuh
Kata-kata
yang benarterdengar diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya.
3. 18 bulan
Dapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang
sudah akrab dengannya, jika obyek disebut namanya menggunakan
kata-kata
daripada
gerakan,
untuk
Lebih banyak mengungkapkan
keinginannya.
4. 21 bulan
Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan
letakkan diatas meja)
Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa,
mama berdiri)
5. 24 bulan
Mengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit.
nama
Menyebut sendiri
Sedangkan Fusco (2002) mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia todlder antara lain :
1. 12 bulan Anak berkata 3-5 buruf. Anak mengenal namanya sendiri. Memahami perintah sederhana. Anak memahami beberapa obyek dan aktivitas
2. 18 bulan Anak menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.. Mengenali obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya. Dapat mengkombinasikan 2 suku kata. Anak senang meniru kegiatan dirumah
3. 24 bulan Anak memahami perintah sederhana. Mengidentifikasi kegiatan/aktivitas di dalam buku. Dapat berbicara rata-rata 3 kata. Bicara diakhiri dengan “s”. Anak bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit. Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak meningkat 2 kata perhari.
4. 30 bulan
Kosakat meningkat menjadi 450 kata. Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang dikenalnya. Dapat mengidentifikasi obyek secara terperinci. Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil
5.
3 tahun Anak dapat menyebutkan nama warna. Anak cenderung senang bercerita. Dapat bercerita tentang cerita sederhana. Kosakata bertambah menjadi 1000 kata-kata. Anak sering menyebut namanya dan j alan.
B. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Bahasa
Anak
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan Sosial Ekonomi Kurang Anak dengan keluarga sosial ekonomi kurang akan mengalami keterlambatan dalam berbahasa karena fasilitas berbahasa dan pendidikan yang rendah pulan dari orang tua.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)
C. Stimulasi 1.
Dasar
Perkembangan
Bahasa
pada
Toddler
Usia 12 – 15 bulan
a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan b. Bicaralah banyak-banyak kepada anak dan dorong agar ia mau bicara c. Dengarkan dan jawab bila anak bicara pada kita d. Perlihatkan dan bacakan buku-buku bergambar pada anak, beri kesempatan untuk menunjuk gambar yang kita sebut namanya
e. Membuat suara, misal dari kaleng atau kerincingan f.
Bicara, dengan menyebut benda yang diinginkan dan dilihat
g. Menyebut nama bagian tubuh yang telah diajarkan sebelumnya h. Pembicaraan, dengan mengajarkan merangkaikan kalimat 2. Usia 15 – 18 bulan a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan : 1) Tunjukkan dan bacakan buku kepada anak setiap hari 2) Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak 3) Bicara banyak-banyak pada anak dan jelaskan apa yang dilihat 4) Ajari anak untuk menggunakan kata dalam menyatakan keinginan b. Bahasa, dengan meminta anak menceritakan kembali cerita atau gambar yang sudah dilihat
c. Main telpon, dengan permainan menelpon ayah atau nenek. d. Menyebutkan nama, meminta anak menyebut barang yang akan dibeli bersama 3.
Usia 18 – 24 tahun
a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan 1) Bernyanyilah dan ceritakan sajak untuk anak 2) Berbicaralah banyak-banyak pada anak dengan membacakan buku 3) Dorong anak mau menceritakan hal yang sudah dikerjakan dan dilihatnya 4) Televisi, lihat TV bersama anak dan ceritakan tentang apa yang dilihat 5) Mengikuti petunjuk, dimulai dengan memberikan petunjuk atau perintah pada anak
6) Buku bergambar, minta anak menceritakan gambar-gamabr yang dilihat 4. Usia 2 – 3 tahun a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan : 1) Teruslah membaca untuk anak dan buat anak melihat bahwa kita membaca buku.
2) Dorong anak mau menceritakan kembali gamabr yang dilihat. 3) Bantu anak memilih TV dan menemaninya b. Nama, ajari anak menyebut namanya c. Cerita mengenai diri anak anada d. Menyebut nama benda-benda e. Menyatakan keadaan suatu benda D. Pengertian
Gangguan
Bicara
dan
Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa merupakan suatu keterlambatan dalam berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan sangat menolong anak dalam masalah bahasa. (Jeniffer Fusco, 2002)
Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang dialami oleh seorang anak (Soetjiningsih, 1995). Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan; sedangkan ucapan atau berbicara adalah memperlihatkan pengetahuan tersebut dalam suatu tingkah laku yang dapat didengar. Bahasa dapat dipandang sebagai dasar di atas mana kemudian dibangun kemampuan berbicara tersebut, keduanya akan berkembang dalam progresi yang beraturan. Kemampuan berbahasa diperlihatkan dengan cara bagaimana anak merespon petunjuk lisan yang diberikan; gerakan yang diperlihatkan anak untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan serta penetahuan tenatng lingkungan serta melalui permainan kreatif dan imajinatif. (Behrman, 1988)
E. Etiologi
Gangguan
berbicara
dan
Bahasa
Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi, psikologis dan lain sebagainya. Menurut Blager B.F (1981) membagi penyebab gangguan bicara dan bahasa adalah sebagai
berikut
1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang b. Tekanan keluarga c. Keluarga bisu d. Dirumah menggunakan bahasa bilingual 2. Emosi a. Ibu yang tertekan b. Gangguan serius pada orang tua c. Gangguan serius pada anak 3. Masalah Pendengaran a. Kongenital b. Didapat 4. Perkembangan terlambat a.
Perkembangan lambat
b. Perkembangan lambat, tetapi masih dalam batas rata-rata c.
Retardasi mental
:
Selain penyebab utama speech delay yaitu kurangnya rangsangan berbicara, ada banyak faktor penyebab lainnya. Beberapa diantaranya bahkan perlu Anda waspadai, karena tanpa sadar sering dilakukan oleh orang tua. Simak saja faktor penyebab speech delay dibawah ini untuk jelasanya. 1. Jarangnya terjadi komunikasi
Modern ini, banyak orang tua yang lebih memercayakan anaknya pada pengasuh atau perawat. Padahal tidak mereka sadari bahwa komunikasi antara orang tua dan anak malah akan mempercepat proses bicara dan membangun percaya diri anak . Ditambah lagi kita tidak tahu bagaimanakah kerja pengasuh anak dibelakang Anda. 2. Faktor Entertainment/Hiburan
Perkembangan teknologi semakin maju, dulu kita hanya bisa menikmati tv, sekarang sudah ada hiburan lain semacam youtube dan yang lainnya. Tapi pernahkah terpikir di Anda, bahwa hiburan dapat menjadi penyebab speech delay? Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif tidak bisa menjadi anak aktif . Selain itu juga anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. 3. Gangguan Perkembangan Otak
Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara.
Sehingga
kondisi
ini
dapat
menyebabkan
anak
kesulitan
menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi. 4. Gangguan Pada Pendengaran
Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga. F. Klasifikasi dan Tanda Gejala Gangguan Bicara dan Bahasa Menurut Rutter (dikutip dari Toback C), berdasarkan atas berat ringannya kelainan bahasa dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Ringan 2) Sedang
Keterlambatan akuisi dari bunyi kata-kata, bahasa normal.
Dislalia
Keterlambatan lebih berat dari akuisi bunyi kata-kata dan
perkembangan bahasa terlambat
Disfasia ekspresif
3) Berat
Keterlambatan lebih berat dari akuisisi dan bahasa, gangguan
pemahaman bahasa 4) Sangat berat
Disfasia reseptif dan tuli perseptif
Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa
Tuli perseptif dan
tuli sentral
G. Penatalaksanaan Klien dengan Gangguan Bicara dan bahasa 1. Rajin mengajak anak berbicara dan berkomunikasi kapanpun 2. Meningkatkan kosa kata anak 3. Memperkenalkan kata pada anak dengan bernyanyi 4. Pelafalan huruf seperti m, p dan 5. Jika anak mengalami speech delay segera konsultasi ke dokter
1.
Behrman, Richard E. (1988). Ilmu Kesehatan Anak : Nelson. Ed. 12. Jakarta :
EGC 2.
Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC
3.
Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan
Pediatrik, Jakarta : EGC. 4.
Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 5.
Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
6.
Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : egc
7.
……….,Modul NCHS WHO. Unpublished
8.
DEPKES RI. (1997). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Ed. 10.
Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Keluarga 9.
www.speechdelayed.com, Jeniffer Fusco , 2002, Fruequently Asked Question,
Colombus, OH 43311.