SATUAN ACARA PENYULUHAN ascariasis (cacingan )
Disusun oleh :
1. Adi Sulistyo permaji
(1720151055)
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS Jl. Ganesha 1 Purwosari Kudus 59316 Tlp. O82227705300 PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2016/2017 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
hari / tanggal
: sabtu 9 Desember 2017
jam
: pukul 08.00 sampai selesai
pokok bahasan
:system pencernaan
sub pokok bahasan
: cacingan (ascariasis)
sasaran
: warga puskesmas Bae
waktu
: 30 menit
tempat
: Puskesmas Bae
I.
Identifikasi masalah Penelitian menunjukkan bahwa 90% anak Indonesia mengidap cacingan. Meskipun demikian, penyakit cacingan ini masih sering dianggap sebagai angin lalu tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga pemerintah. Padahal, cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, dan kecerdasan penderitanya sehingga dipandang sangat merugikan, karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah. Hal ini tentu saja dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Melihat berbagai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini, tentu saja cacingan dapat dikategorikan sebagai salah satu masalah kesehatan yang cukup mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan yang serius. Hal ini terutama karena sebagian besar penderitanya adalah anak – anak atau balita, yang masih dalam masa pertumbuhan. Selain itu, keadaan lingkungan dan kebersihan perseorangan juga sangat mempengaruhi penyebaran penyakit ini. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan suatu upaya bersama dan juga kesadaran untuk menanggulangi penyakit ini. Dengan adanya penyuluhan ini dapat meningkatkan kesadaran serta pemahaman mengenai penyakit cacingan sebagai salah satu masalah kesehatan yang serius, diharapkan dapat menurunkan jumlah penderita penyakit ini, khususnya bagi balita atau anak – anak. Cacing yang sering menyerang manusia adalah cacing kremi, cacing tambang, dan cacing gelang. Banyaknya penyakit cacingan juga dapat menunjukkan keadaan sosial yang buruk.
II.
Tujuan instruksional umum ( TIU ) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penyakit cacingan para warga Puskesmas Bae di desa Bae diharapkan memahami tentang apa itu penyakit cacingan dan dapat menerapkan dalam kehidupannya.
III.
Tujuan instruksional khusus ( TIK ) Setelah melakukan penyuluhan di Puskesmas Bae diharapkan Warga Puskesmas di desa Bae dapat :
1. Menjelaskan pengertian penyakit cacingan 2. Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit cacingan 3. Menjelaskan akibat penyakit cacingan 4. Menjelaskan macam-macam Cacing yang menyerang manusia 5. Menjelaskan gejala penyakit cacingan 6. Menjelaskan pengobatan penyakit cacingan 7. Menjelaskan pencegahan penyakit cacingan IV.
Garis-garis besar materi 1. Pengertian penyakit cacingan 2. Penyebab terjadinya penyakit cacingan 3. Akibat penyakit cacingan 4. Macam-macam caingna yang meyerang manusia 5. Gejala penyakiy cacingan 6. Pengobatan penyakit cacingan 7. Pencegahan penyakit cacingan
V.
Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab
VI.
Media 1. Leflate 2. Lembar balik
VII.
No
1
Kegiatan pembelajaran
Waktu
3 menit
Kegiatan penyuluhan
Pembukaan :
Memberi salam
Menjelaskan tujuan
Kegiatan peserta
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
pembelajaran meneyebutkan materi / pokok bahasan yang akan disampaikan
2
10 menit
Pelaksanaan :
Menyimak dan
Menjelaskan materi
memperhatikan
penyuluhan sacara berurutan dan teratur. Materi : 1. Pengertian penyakit cacingan 2. Penyebab terjadinya penyakit cacingan 3. Akibat penyakit cacingan 4. Macam-macam caingna yang meyerang manusia
5. Gejala penyakiy cacingan 6. Pengobatan penyakit cacingan 7. Pencegahan penyakit cacingan
3
5 menit
Evaluasi :
Bertanya dan menjawab
Meminta pada ibu
pertanyaan
menjelaskan atau menyebutkan kembali : 1. Pengertian penyakit cacingan 2. Penyebab terjadinya penyakit cacingan 3. Akibat penyakit cacingan 4. Macam-macam caingna yang meyerang manusia 5. Gejala penyakiy cacingan 6. Pengobatan penyakit cacingan 7. Pencegahan penyakit cacingan
4
2 menit
Penutup : Mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
VIII. Evaluasi Tanya jawab peserta dan penyuluh
Menjawab salam
IX.
Lampiran materi MATERI 1. Pengertian
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan subtropis, dan biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva (masa hidup setelah telur) cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Larva (masa hidup setelah telur) cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang. Cacing yang sering menyerang tubuh manusia adalah cacing tambang , cacing gelang,cacing pita dan cacing kremi . 2. Penyebab terjadinya penyakit cacingan
Parasit umumnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Telur cacing
yang ditularkan melalui kontak dengan air yang terkontaminasi, makanan, atau tangan (misalnya dengan makan sayuran mentah yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi tanpa dicuci terlebih dahulu). Cacing muda (larva) begerak pindah dari usus ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru. Cacing tersebut kemudian kembali ke usus di mana mereka menjadi dewasa dan menghasilkan telur
Penyebab :
Kebersihan lingkungan
Di Indonesia seharusnya tidak lagi menggunakan septictank untuk keperluan buang air besar. Ketika seorang anak yang cacingan buang air besar di lantai, maka telur atau sporanya bisa tahan berhari-hari, meskipun sudah dipel. Sebelum dapat rumah,
larva tidak akan keluar (menetas). Begitu masuk ke usus, baru ia akan keluar. Telur cacing keluar dari perut manusia bersama feses. Jika limbah manusia itu dialirkan ke sungai atau got, maka setiap tetes air akan terkontaminasi telur cacing. Meskipun seseorang buang air besar di WC, ia tetap saja bisa menyebarkan telur ini bila kakusnya meluber saat musim banjir.
Kebiasaan yang buru Telur lainnya terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang tangan manusia. Lewat interaksi sehari-hari, mereka bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Mereka akan masuk ke dalam perut jika biasa makan tanpa cuci tangan. Jika orang – orang selalu menggaruk-garuk lubang pantatnya saat sedang tidur, bisa jadi ia terserang cacing kremi. Saat digaruk, telur-telur ini bersembunyi di jari dan kukunya. Sebagian lagi menempel di seprei, bantal, guling, dan pakaiannya. Lewat kontak langsung, telur menular ke orangorang yang tinggal serumah dengannya. Lalu, siklus cacingan pun dimulai lagi.
Makanan yang tercemar oleh larva cacing. Jika air yang telah tercemar dipakai untuk menyirami tanaman atau aspal jalan, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Saking kecilnya telur-telur itu tak akan pecah, meskipun dilindas ban mobil atau sepeda motor. Bersama debu, telur itu tertiup angin, lalu mencemari gorengan atau es doger yang dijual terbuka di pinggir-pinggir jalan. Karena menular lewat makanan, korban cacingan umumnya anak-anak yang biasa jajan di pinggir jalan. Mereka juga bisa menelan telur
cacing dari sayuran mentah yang dicuci kurang bersih. Misalnya, hanya dicelup-celup di baskom tanpa dibilas dengan air mengalir. Buang air besar sembarangan juga berbahaya. Prosesnya kotoran yang mengandung telur cacing mencemari tanah lalu telur cacing menempel di tangan atau kuku lalu masuk ke mulut bersama makanan. Kotoran yang dikerumuni lalat kemudian lalat hinggap di makanan, juga bisa masuk melalui mulut.
Tanah yang mengandung larva cacing Tanah yang mengandung larva cacing dan masuk melalui pori – pori tubuh. Selain melalui makanan yang tercemar oleh larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh manusia melalui kulit (pori pori). Dari tanah, misalnya lewat kaki anak telanjang yang menginjak larva atau telur. Bisa juga larva cacing masuk melalui pori-pori, yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal.
3. Akibat penyakit cacingan Pada kasus ringan cacingan memang tidak menimbulkan gejala nyata, tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan infeksi pada usus dan dapat berakhir pada kematian. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Dampaknya dapat dilihat dari terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, komplikasi kehamilan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kerusakan tubuh secara signifikan hingga kecacatan, kebutaan, stigma sosial, serta produktivitas ekonomi dan pendapatan rumah tangga yang menurun. Bisa juga terjadi “erratic“, yakni, cacing keluar keluar lewat hidung atau mulut.” Cacingan menyebabkan anemia sehingga membuat anak mudah sakit karena tidak punya daya tahan. Anak juga akan kehilangan berat badan, dan prestasi belajar turun. Dari pertumbuhan fisik yang terhambat, hingga IQ loss (penurunan kemampuan mental). Dalam perjalanannya, anak bisa jadi batuk seperti TBC, berdahak seperti asma.
4. Macam-macam cacingan yang meyerang manusia
1. Cacing Kremi Cacing ini banyak di alami oleh anak-anak di Indonesia. Cacing ini berukuran kecil dengan panjang sekitar ¼ untuk ½ inci. Cacing kremi menginfeksi usus, namun sering juga orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Ketika malam hari, cacing betina bergerak menuju liang anus (dubur) karena ingin bertelur. Aktifitas cacing inilah yang memberikan gejala khas cacingan Kremi yaitu anak tidak bisa tidur karena anusnya gatal.Infeksi cacing kremi sangat menular dan menyebar dengan sangat mudah karena kurangnya kebersihan tangan pada anak-anak. Pasalnya ketika anak menggaruk anusnya kemudian bersentuhan tangan dengan kawannya, lalu tangan tersebut digunakan untuk makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, maka kawannya tadi bisa tertular. Secara lebih lengkap berikut ciri anak cacingan cacing kremi: Nyeri perut Mual Gatal yang intens pada pembukaan dubur atau vagina Tidak bisa tidur karena gatal
2. Cacing Gelang Berbeda dengan cacing kremi, Cacing gelang termasuk berukuran besar mendekati ukuran cacing tanah pada umumnya. Dikenal dengan nama Ascaris. Cacing ini hidup menginfeksi usus kecil maupun usus besar. Hidup dan berkembang biak di dalam usus manusia. Namun sayangnya, biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas, seseorang bisa tahu karena melihat adanya cacing pada tinja atau feses yang keluar.wujud cacing gelangGejala cacingan cacing gelang antara lain:(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); Nyeri perut samar Mual Muntah Diare atau tinja berdarah Batuk kering Berat badan turun Terdapat cacing pada muntahan atau tinja Jika jumlahnya banyak dapat menyumbat (obstruksi) ususGejala di atas dapat muncul pada 4 sampai 16 Hari setelah menelan larva cacing gelang dan bisa menjadi sangat serius jika infeksi tersebut berasal dari telur yang banyak.
3. Cacing Pita Cacing pita bisa menyerang manusia karena tertelan melalui air dan makan makanan yang terkontaminasi dengan larva dan telur cacing pita. Jika telur cacing pita tertelan, mereka cenderung untuk menjauh dari daerah usus dan berkembang menjadi kista pada organ dan jaringan tubuh lainnya. Hal ini dikenal sebagai infeksi cacing pita invasif. Namun jika yang tertelan berupa larva cacing pita maka akan tumbuh menjadi cacing pita dewasa dalam usus.Gejala dan ciri-ciri cacingan cacing pitaGejalagejala infeksi cacing pita tergantung pada jenis infeksi, apakah pada usus atau pada organ tubuh (invasif). Berikut gejala cacing pita sesuai dengan lokasinya: Cacing pita pada usus: Nyeri perut MualDiare Malabsorpsi nutrisi dari makanan Berat Badan menurun Kelemahan dan Kelelahan Cacing pita Invasif : Gejala Neurologis / Kejang DemamMassa atau Benjolan / Kista Reaksi alergi terhadap Larva cacing pita.
4. Cacing Tambang Gejala penyakit cacing tambang ini awal mulanya tidak spesifik seperti mual, muntah, malas makan, sakit perut dan badan kurus. Cacing akan menggigit dinding usus halus untuk menghisap darah manusia dan sebagian darah keluar ke lumen usus sehingga menyebabkan BAB berdarah.Gejala lain cacingan tmbang, antara lain: Anemia Nyeri di perut bagian ata Demam disertai batuk dengan bunyi nafas mengi karena larva cacing di paru-paru Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di tempat
masuknya larva pada kulit. Cacing ini juga menyebabkan Cutaneous larva migrans atau creeping eruption, yaitu ada migrasi larva di kulit (cutan:lapisan kulit). Ditandai dengan timbul kelainan pada ku lit berupa erupsi peradangan berbentuk lurus atau berliku-liku yang menonjol di atas permukaan kulit.contoh creeping eruption.
5. Gejala penyakit cacingan
Gejala Umum Perut buncit, badan kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat lelah, muka pucat, serta mata belekan. sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik yang tidak jelas dan berulang, Gejala Khusus
– Cacing Gelang Sering kembung, mual, dan muntah-muntah. Kehilangan nafsu makan dibarengi diare, akibat ketidakberesan di saluran pencernaan. Pada kasus yang berat, penderita mengalami kekurangan gizi. Cacing gelang yang jumlahnya banyak,
akan
menggumpal
dan
berbentuk
seperti
bola,
sehingga
menyebabkan terjadinya sumbatan di saluran pencernaan. – Cacing Cambuk Dapat menimbulkan peradangan di sekitar tempat hidup si cacing, misalnya di membrane usus besar. Pada kondisi ringan, gejala tidak terlalu tampak. Tapi bila sudah parah dapat mengakibatkan diare berkepanjangan. Jika dibiarkan akan mengakibatkan pendarahan usus dan anemia. Peradangan bisa menimbulkan gangguan perut yang hebat, yang menyebabkan mual, muntah, dan perut kembung. – Cacing Tambang Cacing tambang menetas di luar tubuh manusia, larvanya masuk kedalam tubuh melalui kulit. Cacing tambang yang hidup menempel di usus halus menghisap darah si penderita. Gejala yang biasa muncul adalah lesu, pucat, dan anemia berat.
– Cacing Kremi Telur cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu bersarang di usus besar. Setelah dewasa, cacing berpindah ke anus. Dalam jumlah banyak, cacing ini bisa menimbulkan gatal-gatal di malam hari. Tidak heran bila si kecil nampak rewel akibat gatal-gatal yang tidak dapat ditahan. Olesi daerah anusnya dengan baby oil dan pisahkan semua peralatan yang bisa menjadi media penyebar, seperti handuk, celana, pakaian.
5. Pengobatan penyakit cacingan Setiap enam bulan sekali pada masa usia tumbuh, yaitu usia 0 sampai sekitar usia 15 tahun, anak diberi obat cacing.” Jangka waktu enam bulan ini untuk memotong siklus kehidupan cacing. Ada 2 jenis obat yang biasa digunakan :
Pyrantel pamoat Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah: Dewasa/anak-anak : 10mg/kgBB,diberikan dalam dosis tunggal
Mebendazole Dosis
untuk
pengobatan
cacingan
yang
belum
diketahui
jenosnya,sama dengan dosis diatas yaitu : Dewasa/anak-anak 10mg/kgBB, diberikan dalam dosis tunggal.
6. Pencegahan penyakit cacingan o
o
Cuci tangan Anda secara menyeluruh sebelum makan dan setelah menggunakan toilet dengan menggunakan sabun Bersihkan rumah Anda secara teratur, hindarilah membuat lingkungan di mana cacing dapat berkembang baik
Daftar pustaka
www.hennyfaridah.name www.kerjanya.net https://mediskus.com