MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN EKOSISTEM SUB OPTIMAL ALAT PANEN DAN PASCA PANEN SAGU
Oleh: SITI NASUHA NIM.1706110243
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2019
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan karunia-Nya dan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengubah dunia ini dari kegelapan ke terang benderang penuh ilmu pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mekanisasi pertanian ekosistem ekosistem sub optimal yang berjudul “Alat panen dan pasca panen sagu”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam Penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapatnya kekurangan dalam pengerjaannnya. Untuk itu penulis mengharapakan kritik serta saran yang membangun demi perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan khususnya kepada penulis yang yang bermanfaat untuk pengembangan pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan memajukan pertanian Indonesia.
Pekanbaru, 20 April 2019
Penulis
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ....................................... ................. i DAFTAR ISI ............................................ .................................................................. ............................................ ............................... ......... ii I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ............................................ .................................................................. ................................... ............. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................ ................................................................... ............................... ........ 2 1.3 Tujuan…....... Tujuan…....... ............................................ .................................................................. ...................................... ................ 2 II. PEMBAHASAN 2.1 Syarat Tumbuh Sagu ............................................ ................................................................... ........................... .... 3 2.2 Morfologi Sagu ............................................ .................................................................. ................................... ............. 4 2.3 Alat Panen dan asca Panen Sagu ................................ .................................................5 .................5 III. PENUTUP 4.1 Kesimpulan ........................ ............................................... ............................................. .................................... .............. 11 4.2
Saran ............................................ ................................................................... ............................................. ......................... ... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ........................................ .................. 12
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sagu merupakan tanaman asli Indonesia, karena ditemukan keragamannya
sangat tinggi dan tumbuh mendominasi di kawasan timur Indonesia. Populasi sagu terkonsentrasi di Indonesia dan Papua Nugini. Di Indonesia sentra pertanaman sagu tersebar di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Riau, Sulawesi, dan Kalimantan. Data luas pertanaman sagu, baik yang sudah dibudidaya atau berupa hamparan hutan/liar belum begitu akurat. Data ini masih sangat beragam untuk masing-masing sumber, di Sulawesi Utara (Kabupaten Sangihe) ditemukan sumber pati yang berasal dari Arenga microcarpha yang disebut Sagu Baruk. Pertumbuhan tanaman sagu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor internal, faktor eksternal, dan teknis budidaya. Tanaman sagu dapat tumbuh pada berbagai kondisi hidrologi dari yang terendam sepanjang masa sampai ke lahan yang tidak terendam air (Bintoro, 2008). Tanaman sagu memer-lukan sinar matahari dalam jumlah banyak. Apabila ternaungi, kadar pati di dalam batang sagu akan rendah. Potensi produksi sagu dapat mencapai 20 – 40 40 ton pati kering/ha per tahun apabila dibudidayakan dengan baik. Pati Sagu selain dapat digunakan sebagai makanan pokok yang potensial, dapat pula dijadikan bahan baku Agroindustri misalnya bahan baku penyedap makanan (monosodium glutamate), Asam laktat (bahan baku plastik yang dapat terurai), gula cair (high fructos syrup) dan bahan baku energi terbarukan. Penganekaragaman pemanfaatan pati sagu untuk bahan makanan maupun bioetanol akan mendorong pertumbuhan sektor pertanian secara eksponensial, karena pasti pohon-pohon sagu yang terbiar akan diolah dan nilai jualnya akan meningkat. Riau merupakan salah satu penghasil sagu, dimana sagu dikonsumsi dalam bentuk sagu gabah, sagu rendang, r endang, sagu embel, laksa sagu, kue bangkit, sagu obor dsb. Namun semakin lama konsumsi sagu semakin menurun. Ada anggapan bahwa sebagai pangan pokok, sagu berada diposisi yang lebih rendah
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
bagi pengembangan sagu di Indonesia. Produk olahan sagu perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera masyarakat. 1.2. Rumusan Masalah
1. Apa syarat tumbuh sagu? 2. Bagaimana morfologi sagu? 3. Apa saja alat panen dan pasca panen sagu? 1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui syarat tumbuh sagu. 2. Mengetahui morfologi sagu 3. Mengetahui alat panen dan pasca panen sagu.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
II. PEMBAHASAN 2.1.Syarat Tumbuh Sagu
Pertumbuhan dan produksi sagu dipengaruhi oleh faktor genetis dan agroklimat. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai jenis sagu dan kondisi agroklimat suatu daerah dalam rangka pengusahaan sagu sangat penting. Berikut sayarat tumbuh sagu (Richana Nur, dkk. (2000): 1. Iklim Tanaman sagu memerlukan ketersediaan air yang cukup semasa pertumbuhannya. Suplai air melalui hujan antara 2.000 – 4.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Bulan basah antara 4 – 9 bulan berturut-turut, dengan bulan kering tidak lebih dari 2 bulan berturut-turut. Menurut penggolongan Schmidt dan Ferguson, kawasan yang cocok untuk pengembangan sagu sebaiknya mempunyai tipe A dan B dengan jumlah curah hujan 2.500 – 3.500 mm dan jumlah hari hujan 142 – 209 HH per tahun. Tanaman sagu tidak terlalu baik jika tergenang permanen. Hasil penelitian dan informasi dari berbagai sumber menyatakan bahwa genangan (tidak permanen) setinggi <50 cm yang terbaik. Suhu optimum 24.5 – 29oC dengan kelembaban 40-60% serta tertinggi 90%. Tanaman sagu sebagaimana tanaman palma umumnya memerlukan intensitas dan lama penyinaran yang cukup tinggi. Sebaran atau agihan populasi sagu tertinggi terdapat di koordinat antara 10oLS – 10oLS – 15oLU 15oLU dan 150oBT. 2.
Lahan Topografi umum dari kawasan pertanaman sagu dari jenis Metroxylon
spp. yaitu datar, landai hingga bergelombang. Tipe lahan rawa dan gambut atau sepanjang pinggiran sungai merupakan tempat tumbuh ideal bagi jenis ini. Kawasan sagu yang mendapat genangan periodik atau pengaruh pasang-surut atau penataan sistem drainase yang baik dapat meningkatkan penampilan sagu. Pergantian air segar yang masuk ke kawasan pertanaman sagu akan membawa beberapa unsur hara yang dibutuhkan sagu seperti potassium, fosfat, kalsium, dan magnesium.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
spektrumnya luas mulai dari tanah dengan komposisi liat >70%, dengan bahan organik 30% dan pH tanah 5.5 – 6.5, tetapi sagu masih bisa beradaptasi dengan kemasaman lebih tinggi. 2.2. Morfologi Sagu
Sagu tumbuh dalam bentuk rumpun. Setiap rumpun terdiri atas 1-8 batang sagu, dan pada setiap pangkal tumbuh 5-7 batang anakan. Pada kondisi liar, rumpun sagu akan melebar dengan jumlah anakan yang banyak dalam berbagai tingkat pertumbuhan (Harsanto, 1986). Lebih lanjut Flach (1983) menyatakan bahwa sagu sa gu tumbuh berkelompok membentuk rumpun mulai dari anakan sampai tingkat pohon. Tajuk pohon terbentuk dari pelepah yang berdaun sirip dengan tinggi pohon dewasa berkisar antara 8-17 m, tergantung pada jenis dan tempat tumbuhnya. A. Batang Batang merupakan bagian terpenting dari tanaman karena merupakan gudang penyimpanan pati atau karbohidrat yang lingkup penggunaannya dalam industri sangat luas, seperti industri pangan, pakan, alkohol, dan berbagai industri lainnya (Haryanto, 1992). Batang sagu berbentuk silinder yang tingginya dari permukaaan tanah sampai pangkal bunga berkisar 10-15 m, dengan diameter batang pada bagian bawah mencapai 35-50 cm (Harsanto, 1986), bahkan dapat mencapai 80-90 cm (Haryanto, 1992). Umumnya diameter batang bagian bawah lebih besar daripada bagian atas, dan batang bagian bawah umumnya mengandung pati lebih tinggi daripada bagian atas (Haryanto, 1992). Pada waktu panen, berat batang sagu dapat mencapai lebih dari dari 1 ton, kandungan patinya patin ya berkisar antara 15-30% (berat basah), sehingga satu pohon sagu mampu
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Menurut Flach (1983), sagu yang tumbuh pada tanah liat dengan penyinaran yang baik, pada saat dewasa memiliki 18 tangkai daun yang panjangnya 5-7 m. Dalam setiap tangkai sekitar 50 pasang daun yang panjangnya bervariasi antara 60-180 cm dan lebarnya sekitar 5 cm. Pada waktu muda daun sagu berwarna hijau muda yang berangsur-angsur berubah menjadi hijau tua, kemudian menjadi coklat kemerahan apabila sudah tua dan matang. Tangkai daun yang sudah tua akan lepas dari batang (Harsanto, 1986). C. Bunga dan Buah Tanaman sagu berbunga dan berbuah pada umur 10-15 tahun, bergantung pada jenis dan kondisi pertumbuhannya. Sesudah itu it u pohon akan mati (Haryanto, 1992). Awal fase berbunga ditandai dengan keluarnya daun bendera yang ukurannya lebih pendek daripada daun-daun sebelumnya. Bunga sagu merupakan bunga majemuk yang keluar dar i ujung atau pucuk batang, berwarna merah kecoklatan seperti karat (Haryanto dan Pangloli, 1992). Sedangkan menurut Harsanto (1986), bunga sagu tersusun dalam manggar secara rapat, berkuran kecil-kecil, warnanya putih berbentuk seperti bunga kelapa jantan, dan tidak berbau. Bunga sagu bercabang banyak yang terdiri atas cabang primer, sekunder dan tersier (Flach,1983). Pada cabang tertier terdapat sepasang bunga jantan dan betina, namun bunga jantan mengeluarkan tepung sari sebelum bunga betina terbuka atau mekar. Oleh karena itu diduga bahwa tanaman sagu adalah tanaman yang menyerbuk silang, sehingga bilamana tanaman ini tumbuh soliter jarang sekali membentuk buah. Bila sagu tidak segera ditebang pada saat berbunga maka bunga akan membentuk buah. Buah berbentuk bulat b ulat kecil, bersisik dan berwarna
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
terutama pada bagian luarnya. Tinggi pohon 10-15 m, diameter 60-70 cm, tebal kulit luar 10 cm, dan tebal batang yang mengandung sagu 50-60 cm. Pemotongan pohon sagu saat panen umumnya dilakukan secara manual (konvensional) dan mekanik (chainsaw). Di tingkat petani, sagu umumnya diolah dengan cara yang paling sederhana yakni secara manual. Namun, di
beberapa
daerah pengolahan empulur sudah menggunakan peralatan mekanis dan semi mekanis, sehingga mampu memproduksi pati lebih banyak . Ketidakmampuan petani atau pemilik sagu seperti di Papua untuk mengolah hasil panen (empulur) secara mekanis menyebabkan banyak potensi pati sagu yang terbuang begitu saja. s aja. Cara pengolahan empulur em pulur menjadi pati sagu basah biasanya dilakukan dengan cara: a.
Pengolahan empulur sagu menjadi pati sagu basah dengan cara
tradisional diawali dengan penyediaan pohon sagu matang dalam bentuk gelondongan atau tanpa dibuat gelondongan. b.
Pengolahan empulur batang sagu untuk menghasilkan sagu basah
dapat menggunakan alat pengolahan sagu mekanis dan mekanis terpadu.
(a)
(b)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Ciri pohon sagu siap panen pada umumnya dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada daun, duri, pucuk dan batang. Cara panen adalah sebagai berikut: 1.
Dilakukan pembersihan pembersihan untuk membuat jalan masuk ke rumpun dan
pembersihan batang yang akan dipotong untuk memudahkan penebangan dan pengangkutan hasil tebangan. tebangan. 2.
Sagu
dipotong
sedekat
mungkin
dengan
akarnya.
Pemotongan
menggunakan kampak/mesin pemotong (gergaji mesin). 3.
Batang dibersihkan dari pelepah dan dan sebagian ujung batangnya karena
acinya rendah, sehingga tinggal gelondongan batang sagu sepanjang 6-15 meter. Gelondongan
dipotong-potong
menjadi
1-2
meter
untuk
memudahkan
pengangkutan. Berat 1 gelondongan adalah ±120 kg dengan diameter dia meter 45 cm dan tebal kulit 3,1 cm. Perkiraan hasil yang paling mendekati kenyataan pada kondisi liar dengan produksi 40-60 batang/ha/tahun dengan jumlah empulur 1 ton/batang, dengan kandungan aci sagu 18,5%, dapat diperkirakan hasil per hektar per tahun adalah 711 ton aci sagu kering. Secara teoritis, dari satu batang pohon sagu dapat dihasilkan 100-600 kg aci sagu kering. Rendemen total untuk pengolahan yang ideal adalah 15%. Umumnya sagu dipanen dengan manual menggunakan tenaga manusia, alat yang digunakan antara lain pakuil sagu, alat fermentasi dan Para-pra pengering. Pakuil sagu berfungsi u ntuk mengeruk sagu dari batangnya. Spesifikasi : Bahan : Plate 5mm - Dimensi ( PxLxT) : 18 x 10 x 5cm. Alat fermentasi Fungsi : Untuk mengendapkan sagu agar terpisah dari airnya. Spesifikasi : - Bahan : Fiber
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Pasca Panen
Adapun tahap pengolahan sagu pasca panen yakni sebagai berikut: a. Pengumpulan 1. Gelondongan yang telah dipotong dapat langsung dibawa keparit/sumber air terdekat, kemudian langsung ditokok/diekstraksi. 2. Atau gelondongan dialirkan lewat kanal lalu dihalau/dihanyutkan menuju tempat pengolahan. 3. Sagu-sagu yang dihanyutkan ditangkap dengan jala-jala yang diletakkan pada sebuah ban pengangkut barang. 4. Ban tersebut akan membawa me mbawa gelondongan ke pabrik. 5. Kalau ada jalan darat yang memadai, pengangkutan menggunakan truk atau gerobak. b. Pembuatan Pati Sagu 1. Pengupasan. Batang sagu dikupas dikupas untuk membuang membuang kulit luar yang keras. 2. Pemarutan. Batang sagu yang yang telah dikupas kulitnya diparut diparut halus menjadi bubur sagu. Jika batang yang ditangani cukup banyak, batang diparut dengan mesin pemarut. 3. Pembuatan larutan sulfit. Natrium bisulfit bisulfit dilarutkan ke dalam air. Setiap 1 liter air ditambah dengan 3 gram natrium bisulfit. Larutan yang telah diperoleh disebut larutan sulfit. Larutan sulfit dapat dibuat dengan biaya murah dengan cara mengalirkan gas SO2 ke dalam air. Gas SO2 tersebut dibuat dengan membakar belerang (S atau sulfur). 4. Penambahan larutan sulfit dan pengadukan. Bubur hasil pemarutan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pengendapan. Penyaringan juga dapat dilakukan dengan mesin penyaring mekanis. 6.Pengendapan pati. Suspensi pati dibiarkan mengendap di dalam wadah pengendapan selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai pasta. Cairan diatas endapan dibuang. 7. Pengeringan. Pasta pati dijemur diatas tampah, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air dibawah 14%. Produk yang telah kering akan gemerisik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut dengan tepung kasar. 8. Penggilingan. Tepung kasar selanjutnya ditumbuk atau digiling sampai halus (sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tepung sagu. 9. Pengemasan.Tepung sagu dapat dikemas didalam karung plastik atau kotak kaleng dalam keadaan tertutup rapat. Berikut alat-alat yang digunakan utnuk mengolah sagu: 1. Mesin Pemarut Batang Sagu
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Fungsi mesin ini adalah untuk mengendapkan sagu yang telah diekstraksi Spesifikasi: Tipe : SF-EDP, Kapasitas 50 liter, Bahan : stainless Steel. 3.
Mesin Pengayak Tepung
Fungsi mesin ini adalah mengayak tepung sagu agar butiran kasar dan halus terpisah. Spesifikasi: Dimensi : 200 x 80 x85 cm, Lapisan : 3 grid. Kasar sedang - halus (Kasa), Kapasitas : 100 kg / jam, Dimensi : 150x80x60 cm, Listrik : 0.75 HP (± 550 watt), Bahan : Stainless steel, kerangka unp 5. 4.
Mesin Pengolahan Sagu Mekanis Sistem Terpadu
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
III. PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut: Sagu dapat tumbuh pada suhu optimum 24.5 – 29oC 29oC dengan kelembaban 40-60% serta tertinggi 90%, dapat tumbuh dan berkembang hingga ketinggian 700 m, tapi ketinggian optimal yaitu <400 m dpl. Jenis tanah yang dibutuhkan sagu spektrumnya luas mulai dari tanah dengan komposisi liat >70%, dengan bahan organik 30% dan pH tanah 5.5 – 6.5, tetapi sagu masih bisa beradaptasi dengan kemasaman lebih tinggi. Sagu memiliki morfologi yakni mulai dari batang, batang merupakan bagian terpenting dari tanaman t anaman karena merupakan gudang penyimpanan pati atau karbohidrat. Kedua Kedua daun, daun sagu berbentuk memanjang (lanceolatus), agak lebar dan berinduk tulang daun di tengah, bertangkai daun, Dan bunga dan buah, Tanaman sagu berbunga dan berbuah pada umur 10-15 tahun, bergantung pada jenis dan kondisi pertumbuhannya, bila sagu tidak segera ditebang pada saat berbunga maka bunga bunga akan membentuk buah. Alat panen sagu pada umumnya menggunakan manual tapi pada saat pemotongan beberapa wilayah menggunakan alat mekanis hingga semi mekanis,
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Flach, M. 1983. Yield Potential of the Sago Palm and its Realization. In K.Tan (ed.) Sago-76. Papers of The First International Sago Symposium. Kucing, July 5-7. Kemajuan Kanji Sdn. Bhd. Petaling, Kuala Lumpur Malaysia: 157-177. Harsanto, PB. 1986. Budidaya dan Pengolahan Sagu. Penerbit Kanisius. Jakarta. Haryanto, 1992. Potensi dan Pemanfaatan sagu. Penerbit Kanisius. Jakarta. Purwani, E.Y, dkk. 2006. Teknologi Pengolahan Mie Sagu. Bogor: BB Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Richana Nur, dkk. (2000). Karakterisasi Bahan Berpati (Tapioka, Garut dan Sagu) dan Pemanfaatannya Menjadi Glukosa Cair. (396 - 406). Dalam: Prosiding Seminar Nasional Industri Pangan. Vol. I. Surabaya: PATPI