BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ruang personal adalah ruang di sekeliling individu yang selalu dibawa kemana saja orang pergi, dan akan merasa tergangu jika ruang ters ebut diinterferensi (Gifford, 1987). Yang berarti, kebutuhan terhadap ruang personal terjadi ketika orang lain hadir. Dengan tidak hadirnya orang lain, kebutuhan tersebut tidak akan muncul. Ruang personal biasanya berbentuk gelembung yang tidak terlihat, terdapat disekeliling individu dengan jarak tertentu yang mempengaruhi besar atau tidaknya gelembung tersebut. Ruang personal ini lebih merupakan proses belajar atau sosialisasi dari orang tua. Seringkali orang tua terutama ibu atau anak diminta memberikan ciuman kepada saudaranya. Anak mempelajari aturan-aturan bagaimana harus mengambil jarak dengan orang yang sedah dikenal dan orang yang belum dikenalnya. Oleh karenanya, pengambilan jarak yang tepat ketika berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan ruang personal diri dan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ruang personal ? 1.2.2 Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi ruang personal ? 1.2.3 Bagaimanakah pengaruh ruang personal terhadap desain arsitektur ?
1.3 Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang personal.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ruang personal.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh ruang personal pada desain arsitektur.
1
1.4 Manfaat Penulisan
A. Manfaat bagi mahasiswa :
Mampu menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dengan kaitannya terhadap ruang personal
Mampu membandingkan dan menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
B. Manfaat bagi ilmu arsitektur :
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu-ilmu arsitektur yang didapat serta menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
C. Manfaat bagi institusi :
Memberikan evaluasi terhadap kurikulum yang selama ini diberikan.
Dapat dijadikan acuan sebagai sumber bacaan, khususnya mahasiswa arsitek tur.
1.5 Metode Penulisan
1.5.1
Metode Pengumpulan Data A. Jenis Data
Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung (tidak memiliki
jumlah pasti) tetapi dapat dirasakan atau dibandingkan antara lain, penempatan furniture yang dapat menimbulkan ruang personal, pola kegiatan yang dilakukan oleh user , dan sebagainya. B. Sumber Data
Data Primer Data
primer
adalah
data
yang
diperoleh
dengan
cara
survey/observasi survey/observasi langsung. a. Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada objek yang bersangkutan serta dengan melakukan pencatatan secara sistematik.
Data sekunder Data sekunder ini merupakan data-data yang diperoleh dari literatur-
literatur seperti artikel dan internet yang berkaitan dengan judul tugas yang sedang dibahas. Mempelajari dan mencari informasi dari literatur-literatur
2
yang berkaitan dengan judul tugas yang sedang diambil yaitu ruang personal.
1.5.2
Metode Pembahasan Metode deskriptif Metode deskriptif dapat memaparkan dan menjelaskan berbagai ruang personal yang
muncul pada objek observasi.
Metode komparatif Dengan metode komparatif ini dapat membandingkan teori-teori maupun literatur-
literatur yang didapat saat perkuliahan dengan kenyataan dilapangan. 1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Merupakan gambaran umum dari isi laporan secara keseluruhan, tujuan yang akan dicapai serta metode yang akan digunakan. Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan dan sistematika penulisan laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibagi ke dalam tiga sub bab yaitu (a), menguraikan tentang teori ruang personal secara umum, (b) menguraikan tentang faktor yang mempengaruhi ruang personal, dan (c) menguraikan tentang pengaruhnya terhadap desain arsitektur. BAB III TINJAUAN OBJEK Bab ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu (a), sub-bab yang menguraikan tentang latar belakang pemilihan objek. Kedua (b) menguraikan tentang identitas objek. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang ruang personal yang terdapat pada objek Lippo Mall, Kuta, menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi ruang personal pada Lippo Mall, Kuta, serta pengaruhnya terhadap desain arsitektur pada Lippo Mall, Kuta. BAB V PENUTUP Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan ruang personal pada objek observasi Lippo Mall, Kuta serta saran-saran oleh penulis.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ruang Personal
Terdapat beberapa pendapat yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui pengertian dari ruang personal tersebut, antara lain sebagai berikut : 1. Istilah personal space pertama kali digunakan oleh Katz, pada tahun 1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah psikologi, karena istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi, antropologi, dan arsitektur (Yusuf, 1991). 2. Ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang deangan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya (Sommer dalam Altman, 1975). 3. Ruang personal merupakan suatu jarak atau daerah di sekitar individu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri (Goffman dalam Altman, 1975). 4. Ruang personal adalah ruang di sekeliling individu yang selalu dibawa kemana saja orang pergi, dan orang akan merasa tergangu jika ruang tersebut diinterferensi (Gifford, 1987). 5. Ruang personal adalah ruang di sekitar individu yang tidak mengijinkan individu lain memasukinya (Holahan, 1982). 6. Ruang personal adalah suatu jarak berkomunikasi, dimana jarak antar individu ini adlah juga jarak berkomunikasi (Edward T. Hall, 1963). 2.2 Faktor Pengaruh Ruang Personal
Faktor-faktor yang mempengaruhi ruang personal yaitu, 1.
Jenis Kelamin Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian faktor
jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri.
4
2.
Umur Makin bertambah usia seseorang, makin besar ruang personalnya, ini
ada kaitannya dengan kemandirian. Pada saat bayi, hampir tidak ada kemampuan untuk menetapkan jarak karena tingkat ketergantungan yang makin tinggi. Pada usia 18 bulan, bayi sudah mulai bisa memutuskan ruang personalnya tergantung pada orang dan situasi. Ketika berumur 12 tahun, seorang anak sudah menerapkan ruang personal seperti yang dilakukan orang dewasa. 3.
Kepribadian Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya
memiliki ruang personal yang lebih kecil. Demikian halnya dengan orang-orang yang lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya si pencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya dengan orang yang bersifat kompetitif dan terburu-buru. 4.
Gangguan Psikologi atau Kekerasan Orang yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang ruang
personal ini. Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa kadang-kadang mereka membuat jarak yang besar dengan orang lain, tetapi di saat lain justru menjadi sangat dekat 5.
Kondisi Kecacatan Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan
dengan ruang personal yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat ke orang tuanya, sedangkan anak-anak dengan tipe autis tidak aktif, anak hiperaktif dan terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak dengan orang dewasa. 6.
Ketertarikan Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan
positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain. Namun yang paling umum adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat akan berdiri pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing. Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang sama di sebuah taman.
5
7.
Rasa Aman/Ketakutan Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan
sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak-pihak tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau bahkan orang gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda. 8.
Persaingan/Kerjasama Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling
berhadapan, sedangkan pada kondisi bekerjasama kita cenderung mengambil posisi saling bersisian. Tapi bisa juga sebaliknya, sepasang kekasih akan duduk berhadapan di ketika makan di restoran yang romantis,sedangkan dua orang pria yang duduk berdampingan di meja bar justru dalam kondisi saling bersaing mendapatkan perhatian seorang wanita yang baru masuk. 9.
Kekuasaan dan Status Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya.
10. Pengaruh Lingkungan Fisik Ruang personal juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik.
Di ruang
dengan cahaya redup orang akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan, demikian halnya bila ruangannya sempit atau kecil. Orang juga cenderung memilih duduk di bagian sudut daripada di tengah ruangan. 2.3 Pengaruh Ruang Personal Terhadap Desain Arsitektur
Ruang personal dimiliki oleh setiap orang. Berbagai rumusan masalah menjelaskan kurangnya ruang personal berarti mengurangi jarak interpersonal. Pengaruhnya adalah hilangnya rasa nyaman, aman, menimbulkan stress, komunikasi yang buruk, serta berbagai kendala terhadap rasa kebebasan. Sehingga, ruang personal berperan dalam menentukan kualitas hubungan seseorang dengan individu lainnya. Pemahaman terhadap ruang personal dapat melengkapi informasi bagi seorang arsitek agar lebih peka terhadap kebutuhan ruang yang akan mewadahi user nantinya. Peran ruang personal terhadap desain arsitektur dibedakan menjadi dua, yaitu :
6
1. Ruang sosiopetal Istilah ini merujuk terhadap suatu tatanan desain arsitektur yang mampu memfasilitasi interaksi social. Tatanan sosiopetal yang paling umum seperti meja makan, tempat anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling berhadapan satu sama lain. Selain penataan perabotan, pembentukan ruang juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terbentuknya ruang sosiopetal.
2. Ruang sosiofugal Istilah ini merujuk pada tatanan desain arsitektur yang mampu mengurangi interaksi social. Tatanan sosiofugal ini biasanya sering ditemukan pada ruang tunggu. Seperti, ruang tunggu pada pusat perbelanjaan, rumah sakit, terminal bus, atau bandara tempat para pengunjung duduk saling membelakangi.
7
BAB III TINJAUAN OBJEK
3.1 Latar Belakang Pemilihan Objek
Ruang personal yang muncul dan mempengaruhi desain arsitektur dapat dibedakan menjadi dua yaitu, ruang sosiopetal atau tatanan desain arsitektur yang mampu memfasilitasi interaksi sosial dan ruang sosiofugal atau tatanan desain arsitektur yang mampu mengurangi interaksi sosial. Contoh ruang sosiopetal adalah meja makan, te mpat anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling berhadapan satu sama lain. Sedangkan contoh untuk ruang sosiofugal adalah ruang tunggu pada pusat perbelanjaan, rumah sakit, terminal bus, atau bandara tempat para pengunjung duduk saling membelakangi. Pusat perbelanjaan, rumah sakit, terminal bus atau bandara merupakan tempat publik yang sering di datangi oleh pengunjung, sehingga dengan adanya pengunjung yang cukup banyak pada tempat-tempat tersebut dapat mempermudah proses observasi dilapangan dan tidak kekurangan objek. Pusat perbelanjaan merupakan objek yang menarik serta tidak memerlukan izin untuk melakukan observasi karena penulis dapat juga berperan sebagai pengunjung disaat yang bersamaan. Hal ini membuat pemilihan objek jatuh pada fungsi pusat perbelanjaan. Dalam studi kasus ini , objek yang akan digunakan yaitu Lippo Mall Kuta, Badung, Bali. Ruang lingkup yang akan dibahas berupa ruang personal seseorang yang mengunjungi Lippo Mall.
3.2 Identitas Objek
Nama Objek
:
Lippo Mall Kuta, Badung, Bali.
Deskripsi Objek
:
Lippo Mall Kuta yang berlokasi di Jalan Kartika Plaza,
Kuta, Badung, dengan luas 33.000 m 2, dengan penyediaan area parkir lebih dari 275 kendaraan roda empat dan 250 kendaraan roda dua. Mengusung konsep modern minimalist, konsep yang lebih mengedepankan fungsi namun tetap memperhatikan estetika. Mall dengan berbagai tenants yang tersedia didalamnya ini juga memiliki sebuah foodcourt yang menawarkan berbagai
8
macam hidangan nusantara dan luar negeri kepada konsumen yang berkunjung ke pusat perbelanjaan dengan mengambil konsep bajak laut lapar atau "hungry pirates". Lippo Mall Kuta juga difasilitasi sebuah jaringan bioskop di bawah bendera Lippo Group, mengumumkan peresmian bioskop barunya pada tanggal 18 februari 2015 di Kuta, Bali. Bioskop yang terdapat di Lippo Mall Kuta lantai lower ground , Jalan Kartika Plaza, Lingkungan Segara, Kuta Badung, Bali ini memiliki tiga la yar pertunjukan reguler dan dua layar dengan layanan premium Cinemaxx Gold dengan total kursi
sebanyak
345
buah.
Cinemaxx
Lippo
Mall
Kuta akan memutar film 2D dan 3D. Interior Cinemaxx Lippo Mall Kuta didesain lebih unik dibandingkan Cinemaxx yang lainnya dengan mural berbagai tokoh ikonik Hollywood. Lokasi Objek
:
Lippo Mall Kuta yang berlokasi di Jalan Kartika Plaza,
Kuta, Badung, Bali.
Gambar 3.1 Peta Pulau Bali sumber : www. petatematikindo.files.wordpress.com
13/04/2016 20:34 Gambar 3.3 Peta Lokasi – (Earth View) sumber : www. googlemaps.com
13/04/2016 20:36
Gambar 3.2 Peta Kabupaten Badung, Bali sumber : www. petatematikindo.files.wordpress.com
13/04/2016 20:34
9
Area Observasi Objek :
Observasi dilakukan pada tanggal 16 April 2016 pada
saat pagi hari. Observasi diambil pada pagi hari untuk melihat objek observasi dengan pengunung yang tidak terlalu banyak, sehingga ruang personalnya dapat terlihat jelas. Area yang digunakan sebagai acuan merupakan berbagai area tunggu yang berada pada bagian dalam mall. Berikut adalah denah keseluruhan mall dan area pada lingkaran merah merupakan area yang dikunjungi untuk studi.
Gambar 3.4 Denah Lower Ground Lippo Mall, Kuta sumber : www.lippomalls.com
Gambar 3.5 Denah Ground Floor Lippo Mall, Kuta sumber : www.lippomalls.com
13/04/2016 20:44
13/04/2016 20:44
Gambar 3.6 Denah Upper Ground Lippo Mall, Kuta sumber : www.lippomalls.com
13/04/2016 20:44
10
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta
Ruang personal merupakan suatu batasan yang menyerupai gelembung tidak te rlihat yang berada disekeliling tubuh manusia. Batas ini mencakup batasan seorang individu satu dengan lainnya bisa berbeda tergantung dari petimbangan-pertimbangan individu itu sendiri, untuk mendapat kan jarak nyaman antara individu satu dengan individu lainnya. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan melakukan interaksi sesuai jarak yang diinginkan. Pada Lippo Mall, Kuta ini ruang personal yang akan dibahas objeknya berada pada berbagai jenis ruang tunggu yang disediakan di dalam mall. Batas-batas dari ruang personal pada Lippo Mall, Kuta tidak tampak secara fisik saja, namun hal ini dapat diamati dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : gestur, postur, sikap, dan posisi seseorang.
Gambar 4.1 Area Ruang Tunggu Cinemaxxx pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 10:49
Pada gambar 4.1 dapat dilihat beberapa gambaran kegiatan individu dan kelompok satu dengan lainnya. Pada area ini memiliki karakter yang cukup luas dengan penempatan beberapa 11
furniture sofa yang jarak satu furniture sofa dengan yang lainnya sekitar 1,5 meter berfungsi sebagai tempat untuk duduk sembari menunggu bagi pengunjung yang akan menonton bioskop. Pada ruang tunggu ticketing dibuat lebih terbuka dan dibatasi dengan sekat menyerupai pembatas tali agar pengunjung tidak saling mendahului. Terlihat jelas bagaimana tingkat kenyamanan dari pengunjung yang duduk diruang tunggu dibandingkan dengan pengunjung yang masih menunggu tiket karena masih berdiri. Kondisi ini juga mempengaruhi bagaimana ruang personal timbul akibat suatu keadaan yang disediakan sedemikian rupa, seperti pengunjung yang menunggu tiket dengan keadaan berdiri dan mengantri maka akan muncul ruang personal dengan sifatnya intim namun dengan keadaan yang tidak nyaman. Berbeda dengan pengunjung yang sedang duduk menunggu waktu film ditayangkan ruang personal yang timbul adalah ruang personal yang bersifat intim dengan tingkat kenyamanan lebih baik. Dalam suatu kegiatan yang dilakukan dapat terlihat bagaimana ruang pernonal yang muncul dan dibutuhkan oleh masing-masing individu tersebut. Kegiatan dari individu atau kelompok ini tidak dibatasi atau dipisahkan oleh batasan tertentu, namun batasan tersebut muncul akibat adanya kesadaran dan pengertian dari individu atau kelompok lain. Jika terjadi pelanggaran ruang personal dari masing-masing individu atau kelompok, kondisi yang terlihat jelas adalah individu atau kelompok tersebut akan berpindah dengan maksud mencari tempat yang lebih memungkinkan dengan ruang personal yang diinginkan agar kegiatan yang dilakukan lebih nyaman. Terdapat empat macam ruang personal dalam psikologi lingkungan yang muncul, yaitu : 1. Jarak intim (0-0,5 meter), yaitu jarak untuk berhubungan seks, untuk saling merangkul antar pasangan, sahabat atau anggota keluarga. 2. Jarak personal (0,5-1,3 meter), yaitu jarak untuk percakapan antara t eman akrab. 3. Jarak sosial (1,3-4 meter), yaitu hubungan bersifat formal seperti dalam bisnis. 4. Jarak publik (4-8,3 meter), hubungan yang lebih formal, seperti narasumber dengan para peserta dalam seminar.
12
Gambar 4.2 Area Void pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:20
Pada gambar 4.2 ruang personal yang muncul antara individu dengan audience area ini diperuntukkan sebagai area berlangsungnya suatu event yang memerlukan area yang cukup luas agar dapat menampung massa dalam jumlah besar. Termasuk ruang personal dengan jarak publik (4-8,3 meter).
Gambar 4.3 Area Front Office Cinemaxxx pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi
Gambar 4.4 Area Void pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi
16/04/2016 10:49
16/04/2016 11:25
Pada gambar 4.3 ruang personal yang muncul antara individu dengan rekan bisnis atau kerjanya area ini diperuntukkan sebagai area berlangsungnya suatu briefing yang sifatnya mendadak dalam kondisi dan situasi tertentu. Selain itu area front office ini juga berdekatan 13
dengan area tunggu Cinemaxxx Lippo Mall, Kuta. Termasuk ruang personal dengan jarak sosial (1,3-4 meter), yaitu hubungan bersifat formal seperti dalam bisnis. Pada gambar 4.4 ruang personal yang muncul antara sesama individu dengan hubungan yang cukup akrab. Termasuk ruang personal dengan jarak personal (0,5-1,3 met er), yaitu jarak untuk percakapan antara teman akrab.
Gambar 4.5 Rest Area pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 14:10
Pada gambar 4.5 ruang personal yang muncul antar sesama keluarga area ini diperuntukkan sebagai area beristirahat sejenak bagi para pengunjung dengan pemanfaatan kolom selain sebagai element estetika juga sebagai area beristirahat sambil menikmati view yang ada. Termasuk ruang personal dengan jarak intim (0-0,5 meter) karena kedekatan yang ditimbulkan. 4.2 Faktor Pengaruh Ruang Personal Pada Lippo Mall, Kuta
Faktor yang mempengaruhi ruang personal pada Lippo Mall, Kuta ini hampir sama dengan keseluruhan faktor pengaruh ruang personal pada umumnya seperti, jenis kelamin, umur, kepribadian, ketertarikan, rasa aman atau ketakutan, persaingan atau kerjasama, pengaruh lingkungan fisik. Berikut ini adalah penjelasannya :
14
1.
Jenis Kelamin Hampir diberbagai tempat pada umumnya laki-laki memang memiliki ruang yang lebih besar, seperti kecendrungan mereka untuk menjaga pasangannya pada kondisi tertentu jika ruang personal mereka terinterfensi maka dapat terjadi hal yang Gambar 4.6 Eskalator pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:27
2.
tidak diinginkan.
Umur Dengan bertambahnya usia seseorang, maka makin besar juga ruang
personalnya, hal tersebut berkaitan dengan kemandirian. Lippo Mall, Kuta ini dikunjungi oleh berbagai macam usia dari balita hingga dewasa, hal ini tentunya memiliki tingkat ketergantungan yang berbeda. Misalnya, sekelompok anak remaja yang berkunjung ke mall ini cenderung bersama kelompoknya atau dapat berjalan sendiri sesuai dengan kemandiriannya hal ini menunjukkan bahwa remaja tersebut sudah bisa menentukan sendiri batas ruang personalnya, berbeda halnya dengan balita yang masih harus didampingi orang tuanya untuk berjalan di mall yang belum bisa menentukan sendiri batas ruang personalnya
dan
masih
memiliki
tingkat Gambar 4.7 Keluarga yang Berkunjung pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:29
ketergantungan yang tinggi.
3.
Kepribadian Kepribadian
tiap
orang
tentunya
berbeda-beda ada yang terbuka dan ada yang tertutup hal ini berkaitan dengan pengunjung mall yang memiliki kepribadian ramah atau terbuka cenderung lebih mudah akrab dan memiliki ruang personal kecil. Sebalikinya Gambar 4.8 Pengunjung pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:34
pengunjung
yang
memiliki
kepribadian
tertutup atau mudah cemas maka ruang
15
personalnya akan besar karena menimbulkan jarak yang cukup lebar untuk menghindari sesuatu dari hal yang dicemaskan. 4.
Ketertarikan Ketertarikan dalam hal ini bisa dilihat dari banyak atau sedikitnya jumlah pengunjung yang memasuki suatu outlet yang ada pada Lippo Mall,
Kuta.
Biasanya
pengunjung
akan
mendekati sesuatu jika tertarik. Kemungkinan bagi sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan Gambar 4.9 Pengunjung Matahari Department Store pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 12:10
5.
perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang ada saat mencoba sebuah produk alas kaki atau sepatu.
Rasa Aman/Ketakutan Kecendrungan pengunjung perempuan untuk menghindari diri dari seseorang yang dirasa membahayakan. Rasa takut tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak pihak
tertentu.
pengunjung dengan Gambar 4.10 Pengunjung Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 11:33
menjauh
orang
terbelakang
Selain
kemungkinan
ketika
cacat,
mental
itu
atau
atau
berpapasan orang
bahkan
yang orang
gemuk. 6.
Persaingan/Kerjasama Masing-masing outlet yang terdapat pada Lippo Mall, Kuta ini tentunya
memiliki persaingan tersendiri dalam mendapatkan pelanggan yang dapat membeli produknya. Namun bagi karyawan yang bekerja pada satu outlet yang sama cenderung bekerja sama untuk memajukan outletnya sehingga dapat bersaing dengan outlet yang lain. Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling berhadapan, sedangkan pada kondisi bekerjasama orang cenderung mengambil posisi saling bersisian.
16
7.
Kekuasaan dan Status Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personaln ya. Hal ini
berkaitan dengan kecendrungan seorang manager yang tidak segan-segan untuk memarahi bahkan memberhentikan karyawannya akibat suatu kesalahan yang merugikan Lippo Mall, Kuta. 8. Pengaruh Lingkungan Fisik Pengaruh lingkungan fisik terlihat dari kecendrungan ruang bioskop dengan cahaya redup ketika film ditayangkan orang akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan, selain itu orang juga cenderung Gambar 4.11 Pengunjung Cinemaxxx pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 15:14
memilih duduk di bagian sudut daripada di tengah ruangan.
4.3. Pengaruh Ruang Personal Terhadap Desain Arsitektur Lippo Mall, Kuta
Pengaruh dan peranan ruang personal terhadap desain arsitektur Lippo Mall, Kuta ini dapat dibedakan menjadi dua seperti, pertama yaitu dengan munculnya ruang sosiopetal yang merujuk terhadap suatu tatanan desain arsitektur agar mampu memfasilitasi interaksi sosial. Pada Lippo Mall, Kuta terdapat foodcourt Hungry Pirates ini dengan penempatan meja makan sebagai tempat anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling berhadapan satu sama lain.
Gambar 4.12 Foodcourt Area Pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 13:40 17
Selain itu pada Lippo Mall, Kuta juga terdapat Pirates bar. Sebuah bar bernuansa pantai dengan mengusung ikon bajak laut yang sesuai dengan nama dari bar tersebut. Bar memungkinkan menampung massa dalam jumlah banyak dengan tingkat interaksi sosial yang cukup tinggi dalam satu tempat.
Gambar 4.13 Area Bar Pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi 16/04/2016 14:00
Kedua yaitu dengan munculnya ruang sosiofugal yang merujuk pada tatanan desain arsitektur agar mampu mengurangi interaksi sosial. Tatanan sosiofugal pada Lippo Mall, Kuta ini biasanya sering ditemukan pada ruang tunggu tempat para pengunjung duduk saling membelakangi. dan tempat beristirahat bagi pengunjung yang terdapat pada kolom dengan diberi tempat untuk duduk dan elemen estetika sebagai penambah daya tarik.
Gambar 4.14 Area Tunggu Pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi
Gambar 4.15 Rest Area Pada Lippo Mall, Kuta sumber : dokumen observasi
16/04/2016 12:17
16/04/2016 12:30 18
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Ruang personal menyerupai suatu gelembung yang tidak terlihat dengan membatasi individu yang ukurannya dapat mengecil atau membesar sesuai dengan keinginan masingmasing individu saat melakukan kegiatannya, serta dipengaruhi juga oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, jenis kelamin, umur, kepribadian, gangguan psikologi, kondisi kecacatan, rasa aman atau takut, persaingan atau kerjasama, kekuasaan atau status, pengaruh lingkungan. Pengaruh ruang personal pada desain arsitektur Lippo Mall, Kuta terbagi menjadi dua yaitu pertama dengan timbulnya ruang sosiofetal atau tatanan desain arsitektur yang merujuk pada ruang pendukung interaksi sosial yang diaplikasikan dengan adanya foodcourt Hungry Pirates dan Pirates bar, kedua dengan timbulnya ruang sosiofugal atau tatanan desain arsitektur yang merujuk pada ruang yang mengurangi interaksi sosial yang diaplikasikan dengan adanya ruang tunggu serta pemanfaatan kolom yang diberi tempat untuk duduk. Terdapat sebuah hubungan yang mampu memberikan pemahaman bahwa ruang personal tiap individu berbeda-beda. 5.2 Saran
Untuk mencapai kenyamanan ruang personal bagi individu atau kelompok, para arsitek harus menguasai aspek personal dalam mendesain atau merancang suatu ruang.
19
DAFTAR PUSTAKA Sumber Bacaan :
Haryadi dan B.Setiawan. 2010. Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. (hal.42-44) Laurens, Jonce Marchella. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta : Grasindo. Prabowo, Hendro.1998. Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat. Depok : Universitas Gunadarma
Sumber Internet :
elearning.gunadarma.ac.id. Psikologi Lingkungan Bab 5 Ruang Personal dan Teritorialias.pdf. (hal.49-53) diakses tanggal 16 April 2016 pada pukul 21.15 www.lippomalls.com diakses tanggal 16 April 2016 pada pukul 21.48
20