PERKEMBANGAN TREN DAN ISSUE TEKNOLOGI KEPERAWATAN ( ROBOT PERAWAT) Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Tugas Teknologi Kesehatan 1
Di Susun Oleh Kelompok 3 : a. Agung Riswanto b. Endang Nur Jamalia c. Haryanti d. I.B.P Andika
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi
memainkan
peran
penting
dalam
melindungi
pasien,
mengurangikesalahan perawat dan melindungi perawat. Perkembangan teknologi yang pesat saatini di bidang kesehatan berpengaruh pada area keperawatan. Salah satu perkembanganteknologi yang mutakhir saat ini adalah robot perawat (robot nurse). Pada awalnya robot perawat diciptakan untuk menolong pasien yang cacat fisik. Tahun 1986 adalahpertama kali robot perawatan ( The Nursing Robot ) diluncurkan, robot tersebutmampu melakukan kegiatan yang sederhana seperti mengambilkan segelas air untukpasien yang cacat fisik (Borenstein, 1995). Jepang mengalami pertumbuhan yang cepat pada populasi lanjut usia dan keterbatasan sumber daya perawat. Robot berbentuk beruang yang bernama RIBA II ( Robot for interactive body assistance) digunakan untuk membantu para kaum lanjut usia untuk pindah dari tempat tidur, toilet, kursi roda (Wong G, 2011). Kemudian muncul kembali robot yang bernama Taizo yang digunakan untuk membantu latihan fisik (Anonym, 2009).Beberapa kegunaan robot lainnya telah dipaparkan diatas, namun dari sisilain robot perawat juga menjadikan profesi keperawatan tidak dihargai. Mediamemainkan peran penting dalam pencitraan profesi keperawatan. Dalam beberapatahun, media telah mengacu bahwa sebuah mesin yang memainkan peran pelayanankesehatan adalah perawat baik mesin atau manusia. Sedangkan perawat adalah sebuahprofesi yang hanya bisa dilakukan oleh manusia dengan memilki jenjang pendidikantinggi formal. B. Tujuan 1. Mengetahui apa itu robot perawat 2. Mengetahui teknologi yang digunakan dalam robot perawat 3. Mengetahui perkembangan teknologi robot perawat C. Manfaat Penulisan 1. setelah membaca makalah ini, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tekhnologi kesehatan 2. diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
BAB II TREN DAN ISSUE PERKEMBANGAN ROBOT PERAWAT A. Sejarah Robot perawatan (The Nursing Robot) sendiri sudah ada sejak tahun 1986 menggunakan sistem robot yang bisa berpindah-pindah. Fungsi dari robot untukmenolong pasien yang cacat fisik. Robot dapat melakukan kegiatan sederhana yaitumengambilkan segelas air, mengoperasikan peralatan elektronik, atau mengganti kasetpada perekam video (Borenstein,1996) Pada tahun 2003 lebih dari 250 robot telah ditempatkan di berbagai belahan dunia. Para ahli bedah yang menggunakan robot tersebut juga meningkat. Pada tahun 2000, 1500 operasi menggunakan robot, meningkat menjadi 20000 pada tahun 2004 (Francis, 2006). Seorang ahli bedah dr Treat mengatakan bahwa robot Penelope suatu hari nanti akan menggantikan perawat sirkulasi di ruang operasi. Penelope mampu melakukan apa yang dikerjakan perawat sirkulasi danmengatasi kekurangan perawat (Santora, 2005). Robot spesialis perioperative mampu berinteraksi dengan staff di kamar operasi dengan pengenalan suara sehingga robot mengetahui apa yangdiinginkan perawat sirkulasi dan instrument bedah dipegang dengan menggunakan lengan robot yang elektromagnetik (Carpintero, 2010). Pada bidang penelitian, robot harus mampu menghasilkan hasil yang baik bagi pasien dan pembiayaan semakin efektif daripada menggunakan prosedur yang lama. Kebutuhan akan
data tersebut mencakup berapa
banyak darah
yang
keluar, tingkat komplikasi, lama rawat di rumah sakit, waktu operasi, nyeri operasi, dan waktu pemulihan (Francis, 2006). Jepang mengalami pertumbuhan cepat pada populasi lanjut usia namun mengalami keterbatasan sumber daya perawat, sehingga para ahli teknologi di Jepang mengembangkan robot perawat bagi populasi lanjut usia. RIBA
(Robot for Interactive Body Assistance) adalah
robot yang mampu mengangkat pasien dari dan ke tempat tidur, toilet dan kursi roda. RIBA mampu mengenal wajah dan suara. RIBA berkembang menjadi RIBA II yang fungsinya sama. (Wong, G. 2011) Jepang akan mengembangakan standar keselamatan untuk robot perawat sehingga dapat berperan untuk merawat orang lanjut usia yang meningkat di Jepang. Jepang merencanakan robot perawat dalam lima tahun kedepan (Agence
France
Press, 2009) Di Eropa, robot perawat akan berada di bangsal-bangsal rumah sakit sedikitnya selama 3 tahun. Robot perawat akan bertugas membersihkan tumpahan, mengambil pesan dan menjadi pemandu pengunjung rumah sakit ke kamar yang dituju. Robot perawat juga bisa mendistribusikan obat dan bahkan bisa mengawasi pasien dari jauh dengan menggunakan termometer laser. Dalam bekerja sebagai tim, robot mampu berkomunikasi dengan yang lain dan berkoordinasi pekerjaan mereka. Robot juga mampu menjaga kebersihan bangsal dan mencegah infeksi rumah sakit seperti MRSA (Methycillin Resistant Staphylococcus Aureus) (Anonym, 2007).
B. Kelebihan Robot Perawat 1. Menggunakan robot perawat ini (lebih banyak pasien, sedikit staff,sedikit waktu dan penghasilan yang banyak) namun kepuasan jiwa dan kehangantan asuhan yang diberikan oleh perawat manusia tentu berbeda dengan asuhan oleh perawat robot. 2. Robot perawat ini juga dapat digunakan dalam terapi radiasi dokter untuk mencegah pajanan terhadap radiasi dan mengurangi jumlah pemaparan kepada pasien. Kista dan tumor dapat dihapus tanpa insisi perut besar,pada beberapa kasus, tidak diperlukan irisan serupa teknik yang digunakan untuk operasi prostat jinak dan ganas
C. Kekurangan Robot Perawat Penggunaan robot perawat ini akan banyak memakan tempat, berapa centimeter space yang diperlukan oleh robot perawat ini untuk masuk keruangan pasien,berdiri disamping tempat tidur pasien dan robot perawat ini juga bisa saja meluncur tanpa kendali pada lantai yang licin. (Roger Napthine,1997)
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian kata robot mulai ditambahkan pada indeks di literatur profesi kesehatan dan keperawatan pada tahun 1991. Kata tersebut berasal dari bahasa Ceko yaitu “robota” yang berarti wajib kerja keras. Robot pertama kali digunakan pada pelayanan kesehatan pada tahun 1991 di Rumah sakit Connecticut, Amerika. Lima robot digunakan untuk memindahkan barang dari ruangan ke ruangan lain di rumah sakit tersebut. Saat itu, perawat skeptis melihat kegunaan robot. Tetapi dalam perjalanannya, perawat melihat bahwa robot dapat melengkapi pekerjaan mereka karena robot mampu mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan waktu sehingga perawat bisa konsentrasi ke pasien (Evelyn,1998). Robot perawatan (The Nursing Robot) sendiri sudah ada sejak tahun 1986 menggunakan sistem robot yang bisa berpindah-pindah. Fungsi dari robot untuk menolong pasien yang cacat fisik. Robot dapat melakukan kegiatan sederhana yaitu mengambilkan segelas air, mengoperasikan peralatan elektronik, atau mengganti kaset pada perekam video (Borenstein,1996)
B. Model Robot Nurse dan Fungsinya Secara garis besar robot nurse terbagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: 1. Assistive robotic (AR) sebagian besar diasosiasikan sebagai robot yang membantu orang dengan keterbatasan fisik melalui interaksi fisik.Contoh dari AR antara lain adalah wheelcahir robot dan alat bantu gerak yang lain,robot companion, manipulation arms dan robot edukasi. AR banyak digunakan di lingkungan sekolah,rumah dan hospital (David Feil-Seifer and Maja J Matari´,2005) 2. Socially Interactive Robotics (SIR) adalah robot yang mempunyai beberapa pola interaksi.Istilah SIR digunakan untuk membedakan fungsi interaksi dengan robot yang dioperasikan secara jarak jauh oleh manusia pada robot dengan sistem human robot interaction (HRI).SIR memiliki semacam pola interaksi sendiri melalui suara dan gesture yang mereka gunakan (David Feil-Seifer and Maja J Matari´,2005).
3. SAR (Socially Assistive Robotics) adalah gabungan dari bentuk AR dan SIR. SAR adalah robot yang menyediakan bantuan pada user , tetapi bantuan tersebut spesifik bisa didapatkan apabila terjadi interaksi sosial antara SAR dan user. SAR hampir sama dengan SIR, bedanya SIR bertujuan untuk mengembangkan interaksi yang dekat dan efektif seperti hubungan pertemanan antara robot dan user, sedangkan SAR bertujuan membina hubungan yang dekat dan efektif untuk pemberian bantuan
dan
pencapaian
progres
yang
terukur
pada
masa
penyembuhan, rehabilitasi dan pembelajaran. (David Feil-Seifer and Maja J Matari´,2005). C. Penggunaan Robot Perawat dalam Asuhan Keperawatan Penggunaan robot perawat dalam asuhan keperawatan membawa beberapa telah dikaji oleh beberapa peneliti dengan hasil beragam. Seperti yang sudah dibahas dalam latar belakang bahwa robot nurse pertama kali diciptakan karena adanya peningkatan angka harapan hidup dan penurunan angka pertumbuhan penduduk yang menyebabkan para lansia menjadi kesepian dan depresi. Robot nurse diciptakan tidak langsung berbentuk manusia nanum awalnya berbentuk hewan seperti kucing dan anjing karena asumsi bahwa binatang tersebut adalah teman setia dari manusia. (Will Tagart 2006). Dari penelitian awal yang dilakukan Shibata (2004) didapatkan hasil bahwa robot nurse berbentuk binatang laut PARO membawa beberapa aspek positif pada responden yang meliputi lansia,anak anak dan orang dengan autis dan down syndrome yaitu 1) wanita lebih tertarik terhadap PARO dibanding laki laki 2) Orang yang menyukai hewan melihat PARO dengan sisi positif 3) anak anak lebih suka bermain dengan PARO 4) PARO mampu memberikan efek positif terhadap depresi yang dialami lansia.Namun pada penelitan lanjut yang dilakukan oleh Will Tagart (2006) terhadap para lansia didapatkan hasil bahwa walaupun para lansia memberikan reaksi yang beragam terhadap PARO,namun mereka tetap memilih untuk berinteraksi dengan manusia dibanding robot. Penggunaan robot nurse dalam proses rehabilitasi contohnya adalah penggunaan SAR (Socially Assistive Robotics) pada enam pasien rehabilitasi stroke and trauma brain injury ringan untuk meningkatkan fungsi tubuh akibat lesion – induced hemiparesis dan hasilnya adalah terjadi interaksi positif antara SAR dan user
dalam meningkatkan fungsi organ bagian atas yang mengalami hemiparesis, namun untuk ini masih akan diujicoba pada populasi yang lebih besar untuk mengatasi efek “novelty” (Maja Mataric,2004).
(Borenstein, 1996) D. Peran Perawat Terhadap Penggunaan Robot Perawat Penggunaan tenaga robot perawat juga dicetuskan karena kurangnya sikap caring pada perawat terhadap pasien yang dirawat (Jane Tenking.2010) . Penggunaan robot nurse kemudian berkembang bukan lagi menjadi sekedar teman atau mainan untuk mengatasi kesepian,namun menjadi asisten yang membantu tugas perawat seperti robot nurse yang bisa mengangkat pasien (RIBA), robot nurse yang membantu pasien untuk mobilisasi dalam ruangan (DO-U-MI),robot nurse untuk melayani pasien yang tidak bisa bepergian jauh namun butuh konsultasi (Companion) dan beberapa contoh penggunaan robot nurse untuk membantu perawat dalam manajemen asuhan keperawatan. Perkembangan teknologi informasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit,
terutama pelayanan keperawatan. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. E. Rekomendasi Penggunaan robot perawat akan memberikan dampak yang sangat besar pada dunia keperawatan antara lain apabila terjadi pergeseran fungsi perawat oleh para robot perawat ini akan membuat tenaga perawat menjadi murah sehingga penghasilan perawat menjadi turun. Bahkan disebutkan di Jepang sudah mulai dilakukan standarisasi untuk para robot perawat ini supaya lebih aman dan efektif (www.detiknet.com. 29 Maret 2009) serta untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja perawat dari luar negeri,dalam hal ini berarti permasalahan dalam dunia keperawatan menjadilebih bertambah yaitu masalah lapangan kerja yang akan semakin sempit karena tergeser oleh pernggunaan robot. F. Dampak Robot Perawat bagi Pengembangan Profesi Keperawatan Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa 48% waktu perawat digunakan untuk berbagai kegiatan yang bukan ke pasien, seperti kegiatan mencari perlengkapan,
mengambil
linen,
menjawab
telepon,
mengatur
peralatan
kesehatan. Sehingga solusi yang digunakan adalah penggunaan robot pengantar. Di rumah sakit Washington, Amerika telah disediakan 2 robot yang berfungsi untuk mengantarkan obat, tugas, linen dan barang lainnya. Sehingga memberi kesempatan kepada perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
holistik
atau
membantu staf perawat lain mengerjakan tugas. Perawat menjadi tepat waktu dalam melakukan
asuhan keperawatan termasuk dalam
pemberian obat.
Di
Rumah Sakit Providence, Amerika Serikat robot melakukan kegiatan selama 4 hari dan mampu menyelesaikan mengangkat barang-barang sebesar 500 pound sehingga pekerjaan perawat dapat terselesaikan dengan baik (Turisco, 2008). Kehadiran robot perawat di ruang operasi membantu perawat selama prosedur memberikan efek positif terhadap depresi yang dialami lansia.Namun pada penelitan lanjut yang dilakukan oleh Will Tagart (2006) terhadap para lansia didapatkan hasil bahwa
walaupun
para
lansia
memberikan
reaksi
yang
beragam
terhadap
PARO,namun mereka tetap memilih untuk berinteraksi dengan manusia dibanding robot.
Penggunaan Robot Nursekemudian berkembang bukan lagi menjadi sekedar teman atau mainan untuk mengatasi kesepian,namun menjadi asisten yang membantu tugas perawat seperti robot nurse yang bisa mengangkat pasien (RIBA), robot nurse yang membantu pasien untuk mobilisasi dalam ruangan (DO-U-MI),robot nurse untuk melayani pasien yang tidak bisa bepergian jauh namun butuh konsultasi (Companion) dan beberapa contoh penggunaan robot nurse untuk membantu perawat dalam manajemen asuhan keperawatan. Penggunaan robot nurse dalam proses rehabilitasi contohnya adalah penggunaan SAR (Socially Assistive Robotics) pada enam pasien rehabilitasi stroke and trauma brain injury ringan untuk meningkatkan fungsi tubuh akibat lesion – induced hemiparesis dan hasilnya adalah terjadi interaksi positif antara SAR dan user dalam meningkatkan fungsi organ bagian atas yang mengalami hemiparesis, namun untuk ini masih akan diujicoba pada populasi yang lebih besar untuk mengatasi efek “novelty” (Maja Mataric,2004) pembedahan.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan Robot perawat dibuat untuk menolong pasien. Robot perawat pertama kali dibuat untuk menolong pasien yang cacat fisik pada tahun 1986. Robot tersebut mampu melakukan
kegiatan
yang sederhana
seperti
mengambilkan
segelas air. Di Jepang, kehadiran robot untuk memenuhi kebutuhan akan perawat pada orang
lanjut usia. Jepang
mengalami
pertumbuhan
yang cepat
pada
populasi lanjut usia dan keterbatasan sumber daya perawat. Berbagai robot hadir diantaranya : a. Robot berbentuk beruang yang bernama RIBA II (Robot for interactive body assistance) digunakan untuk membantu para kaum lanjut usia untuk pindah dari tempat tidur, toilet, kursi roda b. Robot yang bernama Taizo yang digunakan untuk membantu latihan fis ik c. Robot Cody yang bertugas untuk memandikan pasien d. Actroid F, robot yang menyerupai manusia yang mampu berkomunikasi Robot juga
berkembang
pada
ranah
spesialis
yaitu
robot
perawat
perioperatif di ruang operasi. Robot perawat perioperatif mampu menampilkan gambar mulai dari bagaimana, mengapa dan kapan sistem digunakan. Kehadiran robot di bangsal perawatan juga memudahkan pasien untuk mengerjakan tugastugas seperti kegiatan mencari perlengkapan, mengambil linen, menjawab telepon, mengatur peralatan kesehatan. Robot juga mampu menjaga kebersihan bangsal dan mencegah infeksi MRSA di rumah sakit. Di
sisi
lain
pemberian
nama
robot
perawat
menjadikan
profesi
keperawatan tidak dihargai keberadaannya. Robot perawat hanya digunakan untuk istilah
keterampilan
dasar namun tidak bisa untuk keadaan gawat darurat.
Kemunculan robot perawat direspons oleh perawat bahwa teknologi tidak bisa menggantikan manusia dalam hal pengambilan keputusan ke pasien. Peningkatan teknologi juga tidak bisa menggantikan sentuhan terapeutik ke pasien. Kemunculan robot perawat hanya lah sebagai mesin bantuan dalam melakukan kegiatan dasar dan
lebih
kepada
bersifat
fisik.
Namun,
peran
perawat dalam mengkaji,
mendiagnosa dan membuat intervensi keperawatan tetaplah seorang perawat manusia. Robot digunakan hanya sebagai mesin pelengkap.
DAFTAR PUSTAKA 1. Nurse Robot Cody. http://www.robots-and-androids.com. Akses 5November, 2011 2. Borenstein, J.D. 1995. The Nursing Robot. http://wwwpersonal.umich.edu. Akses 7November 2011 3. Carpintero, E et all. 2010. Development of a Robotic Scrub Nurse for the Operating Room. 4. Nurse
Specialist
Role.
Association
of
Perioperative
Nurse
Journal
83.3.
AmericaHenneman,EA. 2010. Patient Safety and Technology. Critical Care Nurse Journal. America 5. iRobot CEO: Robot nurses to cut health care costs. http://news.cnet.com.Akses 5 november 2011