REVIEW & TELAAH KRITIS
Judul Jurnal/Artikel
: Hubungan Hubungan Dukungan Sosial dengan dengan Kualitas Hidup Pada Penderitaa Penderitaa Tuberkulosis Paru (TB PARU) di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Yogyakarta Unit Minggiran
Penulis
: Nita Yunianti Ratnasari
Publikasi
: Jurnal Tuberkulosis Indonesia; 8(2): 7-11
Penelaah
:Erika Vinariyanti, Dara Putri Paramedika, Anggita Dewi, Resti Nurfadilah, Septiana Charismawati
Tanggal Telaah I.
: 10 Juni 2017
Deskripsi Jurnal 1. Tujuan Utama Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup penderita TB paru, karakteristik penderita TB paru, besarnya besarn ya dukungan sosial dan tingkat kualitas hidup penderita TB paru yang berobat di BP4 Yogyakarta Unit Minggiran serta besarnya kontribusi karakteristik responden terhadap kualitas hidup penderita TB paru. 2. Hasil Penelitian
Dari hasil analisis dengan uji korelasi Product Moment Pearson diperoleh hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada penderita TB paru dengan r sebesar 0,675; p<0,01. Dapat diartikan bahwa ada hubungan yang sangat bermakna antara dukungan sosial dengan kualitas hidup yang berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diterima, maka kualitas hidup juga semakin meningkat. 3. Kesimpulan Penelitian
Ada hubungan yang sangat bermakna antara dukungan sosial dengan kualitas hidup penderita TB paru. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi kualitas hidup. Variabel umur dan pendidikan memberikan kontribusi bermakna terhadap kualitas hidup. Variabel lainnya, yaitu jenis kelamin, pekerjaan dan
riwayat pengobatan tidak memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup penderita TB paru.
II.
Telaah Jurnal A. Fokus Utama Penelitian
Penyakit tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. WHO menyatakan bahwa TB saat ini telah menjadi ancaman global. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas), tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Demikian halnya dengan penderita penyakit kronis seperti TB paru perlu mendapat dukungan sosial lebih. Dukungan sosial penting untuk menderita penyakit kronik sebab dukungan sosial dapat mempengaruhi tingkah laku individu, seperti penurunan rasa cemas, tidak berdaya dan putus asa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan status kesehatan. Meningkatnya status kesehatan berarti akan meningkatkan kualitas hidup penderita. Berdasarkan pertimbangan bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan status kesehatan penderita serta pentingnya perhatian terhadap kualitas hidup penderita penyakit kronis, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji kedua hal tersebut. Berdasarkan dari kutipan pendahuluan diatas diketahui bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan menjadi ancaman global. Fokus dari penelitian sudah cukup jelas yaitu untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup penderita TB paru.
B. Elemen yang mempengaruhi tingkat kepercayaan suatu penelitian 1. Gaya penulisan a. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan tidak tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki. Dimana abstrak tidak disertakan.
b. Tata bahasa
Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh. 2. Penulis a. Kualifikasi penulis
Penulis dalam penelitian ini berasal dari AKPER Giri Satria Husada Wonogiri. Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen mereka berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang cukup di bidang yang mereka teliti. 3. Judul
“Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Tuberkulosis Paru (TB PARU) di Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Yogyakarta Unit Minggiran” a. Kelebihan
Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan diteliti. b. Kekurangan
Belum memenuhi prinsip 5 W 1 H. Tidak dicantumkan tahun penelitian diadakan. 4. Abstrak a. Kelebihan
b. Kekurangan
Tidak dicantumkan abstrak
C. Elemen yang mempengaruhi kekuatan suatu penelitian 1. Tujuan / masalah penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup penderita TB paru. Pada bagian tujuan dijelaskan secara rinci mengenai faktor-faktor epidemiologi apa saja yang dimaksud. 2. Konsistensi logis
Laporan penelitian tidak mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu tidak mencantumkan abstrak. Dimana langkah yang seharusnya dimulai
dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan catatan kaki. 3. Theoritical kerangka
Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori digambarkan secara jelas pada pendahuluan dan pembahasan dalam jurnal penelitian tersebut. 4. Tujuan/ sasaran/ pertanyaan penelitian/ hipotesis
Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang disajikan dalam tinjauan pustaka. 5. Pertimbangan ethical
Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dan tertulis dari peserta (subjek penelitian), izin etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari BP4 Unit Minggiran. 6. Defenisi operasional
Definisi operasional mengenai tuberkulosis tidak disebutkan secara jelas dalam jurnal tersebut. 7. Metode a. b
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional). b. Populasi dan sampel
Subyek yang digunakan sebesar 50 penderita TB paru selama Februari – April 2004 c. Instrumen yang digunakan
Kuesioner dan daftar pedoman wawancara. 8. Data analisis/ hasil a. Analisis statistik yang digunakan
Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui hubungan antara dukungan social dengan kualitas hidup pada penderita TB Paru dengan menggunakan uji analisis korelasi Product Moment Pearson. Uji ini kedua variabelnya berskala interval. Kegunaan Korelasi Product Moment Pearson adalah untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara
variable X dengan variable Y dan untuk menyatakan besarnya sumbangan variable satu terhadap yang lain dinyatakan dalam persen b. Hasil penelitian Dukungan Sosial. Sebanyak 18 orang (36%) mendapat dukungan social
dengan kategori tinggi. Untuk kategori sedang dan rendah masing-masing sebanyak 22 orang (44%) dan 10 orang (20%). Kualitas Hidup ( tingkat aktivitas, kehidupan sehari hari, kesehatan, dukungan social dan harapan).
68% dapat beraktivitas normal, 28% beraktivitas perlu bantuan orang lain dan 4% tidak mampu beraktivitas 80% dapat melakukan kehidupan sehari-hari dengan normal, 18% kehidupannya membutuhkan orang lain dan 1% tidak mampu menjalani kehidupan sehari-hari sama sekali 50% merasa sehat, 42% merasa sering lesu dan 8% merasa badannya selalu sakit 86% mendapatkan dukungan kuat dari keluarga dan teman, 12% mendapat dukungan terbatas dari keluarga dan 2% jarang mendapatkan dukungan dari keluarga 80% mempunyai harapan positif, 18% merasa sedih dan 2 % merasa bingung, sangat takut dan cemas Secara garis besar sebanyak 34 orang (68%) mempunyai kualitas hidup baik, 17 orang (30%) kualitas hidup sedang dan 1 orang (2%) dengan kualitas hidup jelek Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup
Dari hasil analisis dengan uji korelasi Product Moment Pearson diperoleh hubungan antara dukungan social dengan kualitas hidup pada penderita TB PAru dengan r sebesar 0,675; p‹ 0,01. Dapat diartikan bahwa ada hubungan yang sangat bermakna antara dukungan social dengan kualitas hidup yang berarti semakin tinggi dukungan social yang diterima, maka kualitas hidup juga semakin meningkat Interpretasi hubungan termasuk cukup tinggi. 9. Pembahasan temuan hasil penelitian a. Kelebihan
-
Kekuatan Asosiasi Besarnya pengaruh dukungan social terhadap kualitas hidup penderita TB Paru dapat dilihat dari masih tingginya angka kematian yang disebabkan oleh kuman penyakit TB. Kematian tersebut umumnya
disebabkan karena tidak terdeteksinya kasus dan kegagalan pengobatan (ketidakteraturan pengobatan dan drop out pengobatan). -
Konsistensi Replikasi dari temuan peneliti sebelumnya memperlihatkan hasil yang bervariasi pada berbagai factor yang di teliti. Contohnya: Pada penelitian ini, hasil analisis multiple regresi antara pekerjaan dengan kualitas hidup penderita diperoleh bahwa pekerjaan tidak memberikan kontribuso terhadap kualitas hidup penderita TB. Sedangkan pada penelitian “ Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Penduduk di Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang” oleh Nanang Kosim et al menjukkan bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap kualitas hidup
-
Hubungan Temporal Keberadaan factor kausa yang mendahului terjadinya penyakit atau akibat. Contoh: Variabel dukungan social sebagai variable independen dan kualitas hidup penderita TB sebagai variable dependen. Penelitian menunjukkan bahwa subjek yang memiliki dukungan social lebih cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini sejalan pula dengan teori mengenai pengaruh
dukungan social, salah satunya
adalah pengaruh tak langsung bahwa dukungan social dapat berpengaruh pada stress yang dihadapi individu, dengan penerimaan social yang dapat mempengaruhi self esteem. Self esteem ini akan berpengaruh pada kesehatan jiwa seseorang -
Efek Dosis Respon Dalam penelitian ini, Kualitas hidup yang kurang didaptkan pada subjek yang memiliki dukungan social yang kurang juga dan signifikan secara statistic. Artinya semakin banyak dukungan social yang diterima makan kualitas hidup juga semakin meningkat
-
Spesifikasi Hubungan kausal dalam specificity tidak terpenuhi, meskipun kualitas hidup kurang ditemukan pada subjek dengan dukungan social kurang, namun pengontrolan terhadap factor lain yang ikut berpengaruh terhadap kualitas hidup tidak dilakukan, misalnya dilakukan ekslusi
pada sampel TB Paru dengan penyakit kronis (Stroke, Diabetes Mellitus, HIV/AIDS) -
Koherensi Pada penelitian ini, unsur koherensi terpenuhi dalam hal pemilihan subjek dimana penderita TB memang tepat dijadikan sebagai subjek penelitian untuk melihat hubungan antara dukungan social dan kualitas hidup, karena penderita TB membutuhkan dukungan social dalam proses penyembuhannya.
-
Bukti Eksperimen Penelitian ini bukan merupakan experimental study
-
Analogi Pada penelitian ini, unsur kausalitas dalam hal analogi terpenuhi sebab dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dukungan social penting untuk penderita penyakit kronik sebab dukungan social dapat mempengaruhi tingkah laku individu, seperti penurunan ras acemas, tidak berdaya dan putus asa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan status kesehatan
b. Kekurangan
:
-
Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
-
Jurnal
ini
tidak
memperlihatkan
tabel
hasil
penelitian
untuk
memudahkan pembaca hasil penelitian -
Menurut penelaah rekomendasi sebaiknya diberikan kriteria ekslusi untuk penderita TB yang menderita penyakit kronis lainnya misalnya stroke, HIV/AIDS atau penderita TB yang imobilisasi.
10. Literatur review
Literatur yang digunakan sekitar lebih dari 50% menggunakan literature lama yang berasal dari jurnal-jurnal maupun textbook yang telah dipublikasikan sebelumnya. 11. Kesimpulan dan saran a. Kelebihan
Isi kesimpulan peneliti merupakan jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan ringkas, jelas dan padat. b. Kekurangan
Tidak mencantumkan saran yang merupakan harapan peneliti.
III.
Kesimpulan
Meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah.