Perhitungan Daya Dukung Ujung Tiang (Qb)
Berikut ini contoh perhitungan daya dukung ujung tiang berdasarkan data N-SPT DBIII menggunakan rumus.
Qb = Ab x (38N_) x Lb /d Ab x (380N_)
Dimana :
Qb = daya dukung ultitmit ujung tiang (KN)
Ab = luas penampang ujung tiang bor (m2).
N_ = rata-rata nilai N-SPT dari daerah antara 8D di atas ujung tiang
dan 4D dibawah ujung tiang.
D = diameter pondasi.
Lb = kedalaman penetrasi tiang pada lapisan ujung tahanan
(tanah keras).
BOR TANGAN
Bor tangan adalah pengujian sederhana dan relatif mudah dilakukan. Penyelidikan dengan bor tangan sering digunakan pada proyek pembangunan jalan raya, rel kereta api, dan lapangan terbang. Namun alat ini tidak dapat dilakukan pada tanah pasir. Bor tangan dapat digunakan untuk penyelidikan maksimum mencapai kedalaman 10 meter.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelidikan tanah yaitu dengan lubang uji( Test-pit), Bor tangan (Hand Auger), Bor Cuci ( Wash Boring), Penyelidikan dengan pencucian (Wash Probing), dan Bor Putar (Rotary Drill).
Penyelidikan dengan lubang uji bertujuan untuk mengetahu kondisi lapisan tanah dengan teliti. Cara ini memungkinkan untuk mengidentifikasi tanah secara langsung, mengetahui dengan jelas kepadatan dan kondisi air tanah di lapangan. Pengujian lubang uji biasanya dilakukan pada tempat-tempat penting suatu bangunan, seperti pada letak kolom.
Pengujian pun dilakukan pada tanah terganggu (disturbed sample) dan tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Tanah yang diambil untuk sampel pengujian merupakan tanah asli, yaitu bebas dari humus dan akar tumbuh-tumbuhan.
Ketelitian dalam pengujian tanah sangat diperlukan. Terutama dalam menentukan muka air tanah, karena data yang diperoleh untuk merencanakan pondasi sangatlah mempengaruhi perencanaan pondasi, dan dapat menyebabkan kesalahan dalam menganalisa stabilitas tanah.
(posisi bor tangan pada saat ditancapkan dalam kedalaman tertetntu)
(bor tangan dirakit sesuai prosedur)
( tanah yang diambil dari dalam tanah dimasukkan dalam cetakan)
(cetakan tanah diangkat)
(tanah dalam cetakan dirapikan)
BOR CUCI
Bor cuci dilakukan dengan penyemprotkan air sambil memutar-mutar pipa selubung. Alat ini digunakan untuk mengambil sampel terganggu, dan tidak dapat digunakan pada jenis tanah berbatuan. Penyelidikan dengan pencucian pada dasarnya sama dengan bor cuci, namun tujuannya adalah untuk mengetahui pertemuan antara tanah lunak dengan tanah padat. Penyelidikan seperti ini sering dilakukan pada proyek pembangunan pelabuhan.
BOR PUTAR
Bor putar atau alat yang sering disebut rotary drill ini dapat digunakan pada jenis tanah apa saja. Alat ini dapat menyelidiki tanah padat dan berbatu hingga kedalaman 40 meter. Alat ini juga dapat digunakan pada tanah berpasir. Cara kerja alat ini yaitu dapat digunakan dengan tanpa menggunakan pipa selubung (casing).
GAMBAR :
TAHAPAN PENYELIDIKAN TANAH
Penyelidikan tanah biasanya tebagi atas 3 (tiga) tahap, antara lain:
Pengeboran atau penggalian lubang uji,
Pengambilan contoh tanah
Pengujian contoh tanah
Tahapan lainnya dari penyelidikan tanah antara lain :
1. Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200m untuk tanah normal dan 50 s/d 100m untuk tanah lunak.
2. Penyelidikan detil : jarak titik 15 s/d 25m untuk bangunan persegi dan 25 s/d 50m untuk konstruksi memanjang.
3. Minimum titik penyelidikan pada tahap detil : 3 sampai 5 lokasi diatur pada pola teratur.
4. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan penting.
Batasan Penyelidikan Tanah
Batasan penyelidikan tanah tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
1. Jenis Tanah Pendukung.
2. Variasi Lapisan Tanah.
3. Kondisi Air Tanah.
4. Jenis Proyek.
5. Informasi Lain yang tersedia.
Penyelidikan tanah yang lebih teliti dibutuhkan apabila :
1. Lapisan Tanah Pendukung Sangat Bervariasi.
2. Bangunan yang penting dan besar.
3. Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi kegagalan pondasi.
4. Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.
Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah
Tujuan Penyeledikan Tanah Secara umum mencakup hal-hal berikut :
1. Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang ditinjau.
2. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed).
3. Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras.
4. Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).
5. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang sudah ada di sekitar lokasi yang ditinjau.
6. Menentukan kapasitas daya dukung tanah.
7. Mengetahui kedalaman muka air tanah.
8. Memprediksi besar kecilnya penurunan yang akan terjadi.
Sedangkan Sasaran dari penyelidikan Tanah adalah sebagai berikut:
1. Stratifikasi lapisan tanah di proyek.
2. Sifat indeks pada setiap lapisan tanah.
3. Sifat mekanis pada setiap lapisan tanah.
4. Kondisi air tanah.
5. Komposisi kimia air tanah.
6. Jenis pondasi bangunan yang sudah ada disekitarnya
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PONDASI
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman dimana tanah memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan dibangun.
Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium dan observasi air tanah. Kedalaman penyelidikan tergantung pada Jenis Struktur, Jenis Tanah, Prakiraan awal jenis pondasi yang akan dipakai.
PENGEBORAN
Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang.
Tahap-tahap Pelaksanaan Bore Pile
PENGEBORAN
PEMBERSIHAN LUBANG BOR
PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI
PENGECORAN BORE PILE
PONDASI BORE PILE
Merupakan jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi Bore Pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi dalam lainya. Perbedaan di antara keduanya adalah pada cara pelaksanaan pengerjaanya.
Jasa pelaksanaan pondasi bore pile diawali dari pembuatan lubang di tanah dengan cara tanah di bor terlebih dahulu kemudian penginstalan besi tulangan ke dalam lubang yang dilanjutkan dengan pengecoran bor pile dengan tremi.
Rekayasa Pondasi II
Video Bore Pile
Pondasi Bore Pile
By:
Sonny Dhanio
Arnold Kalalo
Evelyn
Gilbert Lorent Ba'dung
KELOMPOK
Gambar Pondasi Bore pile
Pondasi Bore Pile
DEFINISI TIANG PANCANG MENURUT PARA AHLI
PONDASI TIANG PANCANG
PEMBERSIHAN LUBANG BOR
Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih khusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor.
Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor.
PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI
Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm atau sesuai pada gambar yang di sediakan.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE MENGGUNAKAN METODE MAYERHOFF
(tanah terdiri dari beberapa lapisan)
(tanah dibor menggunakan auger)
(campuran dari concrete mixer dimasukkan kedalam cetakan)
(terjadi campuran antara beton lama dan beton baru)
MENENTUKAN KEDALAMAN PONDASI BORE PILE BERDASARKAN DAYA DUKUNG
Teori
Menentukan kedalaman Pondasi dan jenis pondasi yang cocok untuk bangunan yang akan di dirikan adalah bagian yang sangat penting. Jangan sampai pondasi rumah atau pondasi bangunan tidak memiliki fungsi yang baik dalam arti tidak bertumpu pada lapisan tanah yang keras. Jika pondasi tidak bertumpu pada lapisan tanah keras maka sebuah bangunan akan mengalami kerusakan seperti retak karena penurunan bangunan yang dipengaruhi oleh pondasi yang tidak memenuhi syarat.
Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengboran di awal pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18+-2cm ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur.
Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.
PENGEC0RAN BORE PILE
CARA MENENTUKAN KEDALAMAN PONDASI
Agar mampu menahan berat banguan maka di perlukan pengetesan tanah terhadap daya dukung pondasi. Yaitu dengan cara:
Soil Test
Sondir Test
Gaya geser negatif (negative skin friction) adalah suatu gaya yang bekerja pada sisi tiang pancang dimana gaya tersebut justru bekerja kearah bawah sehingga malah memberikan penambahan beban secara vertikal selain beban luar yang bekerja. Negative skin friction berbeda dengan Positif skin friction, karena positif skin friction justru membantu memberikan gaya dukung pada tiang dalam melawan beban luar/vertikal yang bekerja dengan cara memberikan perlawanan geser disisi-sisi tiang, dengan arah kerja yang berlawanan dari arah gaya luar yang bekerja ataupun gaya dari negative skin friction tersebut.
Negatif skin friction terjadi ketika lapisan tanah yang diperkirakan mengalami penurunan yang cukup besar akibat proses konsolidasi, dimana akibat proses konsolidasi ini, tiang mengalami gaya geser dorong kearah bawah yang bekerja pada sisi sisi tiang (karena terbebani).
Umumnya pondasi tiang pancang dapat ditinjau dari :
Jenis / bahan yang digunakan, meliputi : kayu, baja, beton, atau komposit (perpaduan dari beberapa bahan).
Cara Penyaluran Beban.
Gambar 1 Gambar 2
Berdasarkan cara penyaluran beban dapat dibedakan atas :
Tumpuan Ujung (End Bearing Pile) : Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara teoritis dianggap bahwa seluruh beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang
Tumpuan Geser/Sisi (Friction Pile): Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara tanah dengan sisi- sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam menahan beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan tanah disekelilingnya. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada kedalaman yang dalam, sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal
Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam. Dari alasan itulah maka dalam mendesain Pondasi tiang pancang mutlak diperlukan informasi mengenai :
Data tanah dimana bangunan akan didirikan.
Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri (baik single pile ataupun group pile).
Analisa negative skin friction (karena mengakibatkan beban tambahan).
Pondasi tiang pancang ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :
Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.
Pelaksanaannya lebih mudah.
Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan.
Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan bangunan yang mempergunakan pondasi tiang pancang.
Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.
Pondasi Tiang Pancang(Pile Cap Foundation)
Teori:
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang diklasifikasikan berbeda-beda.
(Dibor hingga mencapai tanah keras)
(campuran dimasukkan kedalam cetakan)
(terdapat tulangan dalam cetakan sehingga campuran tidak melebar)
Daya dukung ultimate diperoleh dengan cara menambahkan daya dukung selimut dengan daya dukung ujung tiang.
Qu = Qb + Qs
Keterangan:
Qu = Daya dukung ultimit tiang
Qb = Daya dukung ujung tiang
Qs = Daya dukung selimut tiang
Perhitungan Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)
Untuk menghitung daya dukung selimut, dengan cara menghitung daya dukung setiap lapisan, dengan menggunakan rumus.
Qs = Nrata-rata x Aselimut
Qs = (Nlapisan 1 x Alapisan 1) + (Nlapisan 2 x Alapisan 2) ... N
Gambar Tiang Pancang :
Pondasi merupakan sub-struktur yang berada di bagian paling bawah pada sebuah bangunan yang mempunyai peran penting sebagai penahan berat beban bangunan melalui kolom-kolom yang terpasang pada bangunan tersebut.
Jika akan mendirikan bangungan maka hal yang harus di perhatikan adalah kondisi tanahnya,apakah tanah di permukaan sudah cukup keras atau tanah masih lembek. Jika tanah di permukaan masih dalam kondisi tanah lembek maka pondasi harus diteruskan hinggga bertumpu pada tanah yang lebih keras dan di kedalaman tertentu, untuk itu di butuhkan jenis pondasi dalam
TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG:
Persiapan Lokasi Pemancangan mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat.
Persiapan Alat Pemancang. Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenistanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
Penyimpanan Tiang Pancang. Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanandikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
Pemacangan. Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan denganmenjatuhkan palu pada mesin pancang. Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan. Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitudengan pengelasan. Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau direksi pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.
Soil Test
Pengetesan tanah melalui soil test kita dapat mengetahui data kekerasan tanah dengan melakukan pukulan-pukulan setiap interval tertentu, yang di sebut dengan SPT ( standar penetration test ).
Dengan di lakukan soit test kita juga akan melakukan pengambilan contoh tanah asli untuk menjalani pemeriksaan dilabolaturium, untuk mendapatkan sifat-sifat fisik dan teknis dari tanah tersebut
Sondir Test
Sondir tes merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung terhadap tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras.
Dalam hal ini agar dalam mendesain pondasi yang akan di gunakan sebagai penahan berat struktur memiliki keamanan sehingga bangunan tetap kuat dan tidak mengalami penurunan yang dapat membahayakan bagi penghuninya.
(campuran beton dalam pipa dilindungi dengan pelindung agar tidak ada gangguan pada campuran beton)
(pipa dimasukkan ke dalam tanah)
(dibor hingga mencapai tanah keras)
(dimasukkan campuran beton kedalam lubang)
Definisi Tiang pancang dari beberapa para ahli :
Bowles,1991
Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,beton,dan atau baja,yang digunakan untuk meneruskan(mentransmisikan)beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah.
Sosrodarsono dan Nakazawa,2000
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi ,dengan tumpuan pondasi.
Hardiyatmo,2003
Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam.Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat keatas,terutama pada bangunan-bangunan tingkat tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan akibat angin.Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga.
Qultimate = Aujung . q + O . Ftotal
= (0,252) . 16.000 + (0,25x4) . 846
= 1.846 kN
Qijin = Qultimit / SF
= 1846 / 3
= 615 kN ( 600 kN)
Contoh Perhitungan Tiang Pancang :
Prediksi kapasitas dukung tiang jika menggunakan SPT
Hitunglah kapasitas dukung tiang minipile 25x25 dengan kedalaman (L) = 24 m. Data penyelidikan tanah bor mesin menggunakan data Proyek Gedung Pascasarjana Undip Jalan Imam Barjo, SH Semarang .Bahan minipile adalah beton bertulang dengan Qijin bahan = 590 kN.
Jawab :
Nilai SPT untuk perhitungan Qujung
Nilai N-SPT pada kedalaman 24 meter adalah 40 sehingga,
Q = 40 . N (L/D) < 400 .N
= 40 . 40 . 24/0,25
= 153.600 kN/
Nilai maksimum
q = 400 . N
= 160.000 kN/
Sehingga diambil q = 16.000 kN/m2
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
11/30/2016
#
"
"
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
11/30/2016
#
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
11/30/2016
#
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
11/30/2016
#
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
11/30/2016
#
"
"
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
11/30/2016
#
"
"
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
11/30/2016
#
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
11/30/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
11/30/2016
#
11/30/2016
#