a. Depresi (Pasien Rawat Jalan) 25-50 mg saat akan tidur PO Ditingkatkan 25 mg 5-7 hari menjadi 100-150 mg (terbagi saat siang dan malam hari) b. Depresi (Pasien Rawat Inap) 100-300 mg/hari PO
c. Amitriptilin
2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) a.
b. Anxiety Disorder 10 mg/hari PO (dapat ditingkatkan 40 mg/hari) c. Panic Disorder Dosis Inisiasi : 20 mg/hari >1 wk dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/hari d. OCD Dosis Inisiasi : 20 mg/haari >1 wk dapat ditingkatkan menjadi 40-60 mg/hari a. Depresi Berat 10 mg/hari PO (>1 wk dapat ditingkatkan menjadi 20 mg) a. Depresi dan OCD Dosis inisiasi : 20 mg/hari PO (dapat ditingkatkan sebanyak 20 mg setelah beberapa minggu) <80 mg/hari
a. OCD dan 50 mg saat akan tidur. (dapat ditingkatkan 50 mg/hari menjadi 100-300 mg/hari) *dosis >100 mg dibagi 12 jam a. Depresi Konvensional : 20 mg/hari PO (dapat dtingkatkan 10 mg/hari) Paxil CR : 25
a. Depresi dan OCD Dosis inisiasi : 50 mg/hari PO (dapat ditingkatkan 25 mg dengan jarak waktu 1 minggu) b. Panic Disorder & Anxiety Disorder Dosis inisiasi : 25 mg/hari PO (dapat ditingkatkan 25 mg dengan jarak waktu 1 minggu)
f. Sertraline
3. Nor Adrenaline Reuptake Inhibitor (NARI) a. Reboxetine
a. Depresi 75 mg terbagi 8/12 Jam PO Moderat : mencapai 225 mg/ hari terbagi 8-12 jam PO Berat : 375 mg/hari terbagi 8-12 jam PO ( Immediate Release) b. Anxiety Disorder
a. Fibromyalgia Hari ke-1 : 12.5 mg PO Hari ke-2 dan 3 : 25 mg terbagi 12 jam PO Hari ke-4 sampai 7 : 50 mg/hari terbagi 12 jam Hari selanjutnya :100 mg/hari terbagi 12 jam a. Depresi 40-60 mg/hari PO selama 1 minggu b. Anxiety Disorder 60 mg/hari PO c. Fibromyalgia 30 mg/hari PO selama 1 minggu
Mono Amin Oxidase I nhibitor (MAOI) a. Phenelzine
b. Tranylcypromine
c. Moclobemide d. Clorglyzine
-
a. Depresi 15 mg/8 jam PO a. Depresi tanpa melankolia 15 mg/12 jam PO (dosis dapat ditingkatkan 5mg pada minggu 1-3) a. Depresi 300 mg/hari (terbagi menjadi 2-3 dosis) -
a.
Tablet/kapsul 1.25 mg 5 mg
a. Parkinson Disease 5 mg PO (saat sarapan) dan 5 mg PO (saat makan siang) = 10 mg/hari
Mono Amin R eceptor Antagonist 1. Noradrenergic and Specific Serotonic Antidepresant (NaSSAs)
a. Mirtazapine
b.
a.
b. Trazodone b.
a.
c. Mianserine
a. Depresi Dosis inisiasi :150 mg/hari PO (terbagi 8-12 jam) b. Insomnia 50-100 mg/hari PO
a. 30 mg/hari PO
B. Mekanisme Kerja Lithium Pada Bipolar Disorder Lithium bekerja pada kelainan bipolar melalui beberapa hal yaitu : 1. Efek lithium terhadap kimia otak Lithium pada otak dapat meningkatkan level zat kimia “menyenangkan” untuk membantu saat depresi termasuk serotonin. 2. Efek lithium terhadap sistem pengiriman sel Sel-sel otak berkomunikasi terhadap satu sama lain dan diantara sel-sel tersebut terdapatzat kimia yang memungkinkan sel tersebut untuk hidup, tumbuh dan membelah hingga akhirnya mati. Terdapat banyak cara sel untuk berkomunikasi, salah satunya yaitu dengan menggunakan pertukaran zat kimia. Peran lithium dapat memberi efek terhadap proses kelenturan sel dan regenerasi. 3. Efek lithium terhadap brain fertilisers Lithium dapat meningkatkan level hormone brain fertilizer. Salah satu fertilizer yaitu BDNF ( Brain Derived Neurotrophic Factor). BDNF berperan dalam membantu pertumbuhan sel otak. Pada kelainan bipolar, BDNF memperbaiki kerusakanpada are yang terluka seperti sirkuit emosi thermostat diantara amygdala dan korteks prefrontal. 4. Lithium terhadap perbaikan dan penjagaan struktur otak Amygdala merupakan bagian dari otak yang menghasilkan emosi sangat cepat. Hal ini yang dapat menjaga dari hal-hal menakutkan yang telah terekam oleh otak. Namun, mereaksikan emosi yang cepat tanpa terpikirkan setiap saat dapat mengganggu masyarakat. Dengan menggunakan scan otak kita dapat melihat bahwa orang dengan kelainan bipolar memiliki amygdalae yang cukup membesar dan korteks prefontal yang cukup kecil. Dengan brain scan kita juga dapat melihat aktivitas otak yang memperlihatkan adanya masalah pada sirkuit penghubung antara amygdalae dan korteks prefrontal. Lithium dapat memperbaiki dan menjaga sirkuit tersebut. 5. Lithium mempengaruhi pembacaan gen dan pembuatan protein Lithium dapat memberikan efek terhadap beberapa protein yang mempengaruhi gen. sehingga, lithium dapat mempengaruhi pembacaan gen yang menyebabkan sel otak untuk tetap hidup lebih lama dan lebih elastis.
DAFTAR PUSTAKA
1. reference.medscape.com/drugs 2. Stanford, Nick. 2011. Lithium for Bipolar Disorder . My Mind Books :UK