BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Rakitis adalah
pelunakan
tulang
pada
anak-anak
karena
kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor atau kalsium, berpotensi menyebabkan patah tulang dan kelainan bentuk. Rakitis adalah salah satu penyakit anak yang paling sering di banyak negara berkembang. Penyebab utama adalah kekurangan vitamin D, namun kekurangan kalsium yang memadai dalam diet juga dapat menyebabkan rakitis (kasus diare berat dan muntah dapat menjadi penyebab kekurangan). Meskipun dapat terjadi pada orang dewasa, sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak menderita gizi buruk, biasanya akibat kelaparan atau kelaparan selama tahap awal masa kanakkanak. Osteomalacia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi serupa terjadi pada orang dewasa, umumnya karena kekurangan vitamin D.
B. ETIOLOGI 1. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati 2. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik
3. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik. 4. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. 5. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat. 6. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini. 7. Gangguan malabsorbsi C. MANIFESTASI KLINIS Hypophosphatemic
rickets
biasanya
mulai
menyebabkan
ketidaknormalan pada tahun pertama kehidupan. Kelainan kemungkinan ringan dimana mereka menghasilkan gejala yang tidak nyata atau berat dimana mereka menghasilkan pembengkokan pada lengan dan kelainan bentuk pada tulang lainnya, nyeri tulang, dan perawakan pendek. Tulang menjadi lebih besar ketika otot menempel menuju tulang bisa membatasi gerakan persendian mereka. Ruang di antara tulang tengkorak bayi bisa terlalu dekat sehingga menyebabkan kejang. Ada beberapa gejala yang ditimbulkan saat terjangkit rakhitis, antara lain adalah: 1. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.
2. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit 3. Sakit pada seluruh tulang tubuhnya 4. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif. 5. Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri. 6. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki. Tulang nyeri, terutama bagian kaki 7. Nyeri otot atau kelemahan otot 8. Kaki terlihat melengkung atau busur-berkaki 9. Pertumbuhan yang terhambat, terlambat
atau
lemahnya
pertumbuhan gigi 10. Ketika rakhitis sangat parah, dapat menyebabkan rendahnya tingkat kalsium dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan kejang otot (kram), kejang-kejang dan kesulitan bernapas. D. PATOFISIOLOGIS/PATHWAY Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang merangsang pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang. Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah.. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat
tidak dapat dimasukkan
ketempat kalsifikasi tulang, sehingga
mengakibatkan kegagalan mineralisasi,terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh. Penyebab osteomalasia adalah kekurangan kalsium dalam diet ,malabsorbsi kalsium (kegagalan absorbsi atau kehilangan kalsium
berlebihandari tubuh), kelainan gastrointestinal (absorbsi lemak tidak memadai sehinggamengakibatkan kehilangan vitamin D dan kalsium) gagal ginjal berat dapat mengakibatkan asidosis (kalsium yang tersedia dalam tubuh digunakan untukmenetralkan asidosis, pelepasan kaslsium skelet
terus-menerus
mengakibatkandemineralisasi
tulang),
dan
kekurangan vitamin D (diet dan sinar matahari. Rakhitis (riskets) adalah penyakit tulang pada anak akibat defisiensi vitamin D. Rakitis menyebabkan disorganisasi tulang, terutama di lempeng pertumbuhan atau epifisis sehingga pertumbuhan terhambat. Rakitis jarang dijumpai di Amerikan Serikat, tetapi mungkin ditemukan pada keluarga yang sangat miskin atau yang berada di daerah-daerah pinggiran. Malabsorbsi kalsium dalam makanan pada para pengidap penyakit crohn sindrom malabsorbsi atau fibrosis kistik dapat menyebabkan osteomalasia atau rakhitis. E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Tes darah: Kalsium serum dapat menunjukkan tingkat yang rendah kalsium, fosfor serum mungkin rendah, dan fosfatase alkali serum dapat menjadi tinggi. Gas darah arteri dapat mengungkapkan asidosis metabolikPengukuran kalsium dan fosfat serum akan memperlihatkan nilai yangrendah 2. Pemeriksaan urin menunjukkan kalsiun dan kreatinin rendah 3. Pemeriksaan vertebra akan memperlihatkan adanya
patah
tulangkompresi tanpa batas vertebra yang jelas. 4. X-ray tulang Yang terkena bisa menunjukkan hilangnya kalsium dari tulang atau perubahan bentuk atau struktur tulang dapat memperlihatkan penurunano sifikasi/demineralisasi tulang secara umum 5. Biopsi tulang Jarang dilakukan tetapi akan mengkonfirmasi rakitis untuk menunjukkan peningkatan jumlah osteoid F. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan medik
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D. Jika sudah telanjur mengalami patah tulang maka
dilakukan
tindakan seperti gips untuk patah tulang di bagian lengan. Kalau patah tulang di bagian tungkai atau tulang paha dilakukan dengan biopsi. Berbeda patah tulang pada anak-anak relatif mudah tersambung kembali, yakni sekitar tiga bulanan. Tindakan selanjutnya upaya rehabilitasi
atau
fisioterapi
untuk
melatih
kemampuan
atau
keterampilan gerak. Misalnya, melatih keseimbangan duduk, berdiri, dan berjalan. Jika karena pengaruh atau efek samping dari obat-obatan seperti steroid.Maka konsumsi obat itu harus segera dikurangi atau kalau bisa diganti dengan obat yang bisa menyerap kalsium. Jika karena gangguan ginjal atau hati maka langkah pertama adalah menyembuhkan dulu gangguan/penyakit tersebut. Biasanya terapi yang dilakukan lebih lama karena gangguan ginjal maupun hati mengganggu metabolisme penyerapan kalsium. 2. Penatalaksanan non medik Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak (pembentuk
konsumsi
tulang)
bisa
unsur
kalsium. Agar
bekerja
lebih
keras
sel
osteoblas
lagi.
Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan
untuk
memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 – 9 pagi dan sore pada pukul 16 – 17. G. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian
a. Biografi Klien 1) Nama lengkap : 2) Umur : 3) Jenis kelamin : 4) Alamat : 5) Pekerjaan : 6) Agama : 7) Status : b. Riwayat Kesehatan 1) RKS a) Pasien mengeluh nyeri tulang b) Ekstremitas disertai nyeri tekan c) Kelemahan otot d) Cara jalan bebek atau pincang 2) RKD a) Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi b) Kekurangan calsium dalam dit c) Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik d) Klien pernah mengalami gangguan hati 3) RKK Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia c. Pemeriksaan Fisik 1) Ekstermitas a) Deformitas skelet b) Deformitas vertebra c) Deformitas lengkungan tulang panjang d) Otot Lemah d. Data dasar Pengkajian 1) Aktivitas / istirahat Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri 2) Sirkulasi Tanda : takikardia ( Respon stress ) 3) Neurosensori Gejala : hilang gerakan Tanda : Deformitas local, kelemahan 4) Nyeri / Kenyamanan Gejala : nyeri tekan 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan kelemahan b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program tindakan c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
3. Intervensi NO 1
Dx. Keperawatan
NOC
NIC
Nyeri b.d Setelah dilakukan tindakan Pain Management: agen cidera keperawatan x 24 jam 1. Lakukan fisik diharapkan nyeri berkurang pengkajian nyeri KH: Pain Level secara komprehensif Indikator IR ER termasuk lokasi, karakteristik, Wajah klien tampak durasi, frekuensi, tenang dan tidak kualitas, dan factor meringis presipitasi Mampu mengontrol 2. observasi nyeri nonverval dari Melaporkan bahwa ketidaknyamanan nyeri berkurang dengan manajemen 3. ajarkan teknik non nyeri farmakologi Mampu nyeri
mengenali
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
2
Kurang pengetahuan b.d proses penyakit dan program tindakan
4. berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 5. kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan nyeri dan tindakan nyeri tidak berhasil
Setelah dilakukan tindakan Teaching: Disease keperawatan x 24 jam Process: diharapkan pengetahuan klien 1. berikan penilaian meningkat tentang tingkat KH: Knowledge: Disease pengetahuan pasien tentang
Process Indikator Familiar dengan nama penyakit Mengetahui tentang penyakit Memahami program tindakan
3
Gangguan konsep diri : harga diri rendah b.d tungkai melengkung, jalan bebek, dan deformitas vertebra
proses penyakit IR
ER 2. diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan dan nutrisis 3. diskusikan pilihan terapi 4. dukung pasien untuk mendapatkan opini kedua dengan cara yang tepat
Setelah dilakukan tindakan Self Esteem keperawatan x 24 jam Enchancement: diharapkan mampu 1. tunjukakan rasa menunjukkan kepercayaan diri percaya diri mengenai kemampuannya. terhadap KH: Self esteem situasional kemampuan klien untuk mengatasi Indikator IR ER situasi Adaptasi terhadap ketunadayaan fisik: respon adaptif klien terhadap tantangn fungsional penting akibat ketunadayaan fisik Resolusi berduka: penyesuaian dengan
2. dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya 3. buat positif klien
statement terhadap
4. kolaborasikan dengan sumbersumber lain.
kehilangan actual atau kehilangan yang akan terjadi Mengungkapkan penilaian pribadi tentang harga diri Mengatakan optimism tentang masa depan
BAB III PENUTUP A. SIMPULAN B. SARAN Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit Rakhitis (Rickets) ini sangat berbahaya dan kita sebagai umat manusia harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.