BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Be Belakang
Pengembangan PVA dewasa ini merupakan subyek komersial yang penting karena pemanfaatannya sebagai wound dressing dengan cakupan yang relatif luas. Cakupan tersebut antara lain untuk penyembuhan luka, luka bakar, dan luka berat (trauma ( trauma)) umumnya digunakan sebagai pembalut basah (wet dressing ) untuk menjaga lingkungan luka tetap lembab dalam jangka waktu yang relatif r elatif lama atau menutupi luka untuk sementara se mentara waktu. Pengem Pengemban bangan gan poli( poli(ini inill alkoho alkohol) l) merupa merupakan kan kemaju kemajuan an dalam dalam bidang bidang medis.
Wound
dress dressing ing send sendir irii
berf berfun ungs gsii
untu untuk k
menu menutu tupi pi
luka luka,,
menghentikan pendarahan, menyerap cairan yang keluar dari luka!nanah, mengurangi rasa sakit dan menyedakan perlindungan untuk pembentukan jaringan baru. Pada umumnya wound dressing berbahan dasar kabohidrat."ound dressing
memiliki
digu diguna naka kan! n!di dile lepa pas, s,
kekuatan dan dan
dapa dapatt
daya aya
serap
meli melind ndun ungi gi
yang
dari dari
sel sel
tinggi, bakt bakter eri. i.
mudah #apa #apatt
mempertahankan kelembapan di lingkungan sekitar luka dan dapat menutup luka. luka. Poli Poli (ini (ini alkoho alkohol) l) sendiri sendiri memilik memilikii kelebi kelebihan han yakni yakni mendor mendorong ong pertumbuhan jaringan sel baru dan mengurangi peradangan. Poli (inil alkohol) atau sering disebut PVA dengan rumus kimia $C %&'&n adalah polimer sintetis
biodegradable yang diproduksi dari hidrolisis poliinil
asetat. *ifat fisis dari Poli (inil alkohol) adalah berwarna putih, bentuk seperti serbuk, rasa hambar, tembus cahaya, dan tidak berbau. Poli (inil alkohol) bersifat non toksik dan larut dalam air sehingga dapat digunakan dalam bidang medis, selain itu Poli (inil alkohol) alkohol) juga bersifat kompatible kompatible dalam jaringan, dan memiliki permebealitas oksigen yang baik. *ifat fisik hidrogel yang terpenting adalah kemampuan menyerap air dan menyerap air dalam jumlah yang besar dan itu merupakan sifat dari Poli (inil alkohol).
1
leh karena itu, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang sintesis Poli (inil alkohol) yang dapat diaplikasikan dalam bidang biomaterial medis. 1.2
Rumusan Masalah
+) agaimana sifat dan karakteristik Poli(inil Alcohol) %) agaimana polimerisasi poli (inil alkohol) ) agaimana metode elektrospinning dengan alginat dan PVA sebagai pembalut luka1.3
Tujuan
+) /emahami sifat dan karakteristik poli(inil alcohol). %) /engetahui dan memahami polimerisasi poli (inil alkohol). 3) /engetahui dan memahami metode elektrospinning dengan alginat dan PVA sebagai pembalut luka. 1.4
Manaat •
agi mahasiswa /ahasiswa dapat mengetahui lebih pembelajaran biomaterial 00
khususnya tentang sistesis PVA12atrium Algiat yang digunakan sebagai woud dressing. •
agi dosen 3ntuk pembelajaran dikusi bersama dalam menjalankan kuliah
biomaterial
2
BAB 2 PEMBAHA!AN 2.1
P"l# $%#n#l al&"h"l'
Poli(inil alkohol) dikembangkan sejak tahun +4%' oleh &erman dkk. sebagai sebuah serat sintetik yang memiliki sifat mekanik yang baik. PVA berasal dari bahan mentah yaitu 5inylon6 yang memiliki kekuatan yang tinggi, serat sintetik dengan high modulus. 7idak hanya itu, PVA berfungsi sebagai material film dan resin acetal, tekstil, sebagai bahan perekat, sebagai stabili8er dalam polimerisasi poliinil klorida (PVC), dan pengikat
anorganik,
dll.
*ejak
diketahui
bahwa
PVA
memiliki
biokompabilitas yang sangat baik, ia telah memberikan harapan besar untuk menjadi bahan biomaterial. PVA merupakan polimer yang sangat menarik, karena banyak karakter dari PVA yang sesuai dengan karakter polimer yang banyak diinginkan khususnya dalam bidang farmasi dan biomedis. PVA memiliki struktur kimia yang sederhana dengan gugus hidroksil yang tidak beraturan. /onomernya, yaitu inil alkohol tidak berada dalam bentuk stabil, tetapi berada dalam keadaan tautomer dengan asetaldehida (&assan dan Peppas, %999). *elama
ini
Poli(inil
alkohol)
banyak
digunakan
untuk
menggantikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan atau penyakit karena memiliki sifat fisikokemikal terutama sifat bio-tribological yang sangat baik yaitu memiliki permukaan licin, tahan terhadap gesekan, dan keausan (*uciu dkk., %99': *tammen dkk., %99+). /aterial ini memiliki biokompatibilitas yang sangat baik sehingga telah digunakan pada beberapa aplikasi biomedis seperti drug delivery, lensa kontak, graf tulang, penutup luka, dan jaringan lunak sendi lutut (Pan dkk., %99;: /errill, +44;). PVA memiliki karakteristik mekanis yang rendah dan selama ini diaplikasikan pada tempat yang tidak membutuhkan kekuatan mekanis yang tinggi.
3
2.2
!truktur (an )arakter#st#k P*A
Poli(inil alkohol) atau PVA dengan rumus kimia $(C %&'&)n) merupakan polimer sintetik yang diproduksi melalui hidrolisis dari poliinil asetat. PVA bersifat nontoksik dan larut dalam air dengan bantuan panas yaitu pada temperatur diatas 49? C sehingga banyak digunakan dalam bidang medis maupun farmasi. *elain itu, PVA juga umum digunakan sebagai membran karena sifatnya yang hidrofilik. Pada suhu kamar PVA berwujud padat, melunak jika dipanaskan, kemudian akan elastis seperti karet dan mengkristal dalam prosesnya. erat molekul PVA adalah @=.9991+'.999, mempunyai transisi gelas (7g) sebesar @=? C, transisi leleh (7m) sebesar %%@1%= (?C) (Perry, +44;). PVA memiliki film yang sangat baik, pengemulsi dan sifat perekat, tahan terhadap minyak, lemak dan pelarut, tidak berbau, memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan fleksibel. *elain dapat terlarut dalam air, Poliinil alkohol juga dapat larut dalam etanol, namun tidak larut dalam pelarut organik. PVA banyak digunakan karena sifatnya yang lentur dan dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul kitosan, selain itu PVA juga mudah diuraikan secara alami ( biodegradable) pada kondisi yang sesuai. PVA komersial biasanya merupakan campuran dari beberapa
tipe stereoregular
yang
berbeda
(isotaktik,
ataktik,
dan
sindiotaktik). PVA dengan derajat hidrolisis 4@.=B atau lebih dapat dilarutkan dalam air pada suhu ;9 C. *truktur kimia poli(inil alkohol) disajikan pada gambar +.
+am,ar 2.1 !tuktur k#m#a P"l#$%#n#l alk"h"l'
PVA dihasilkan dari polimerisasi inil asetat menjadi poliinil asetat (PVAc), kemudian diikuti dengan hidrolisis PVAc menjadi PVA.
4
dan kristalinitas PVA. #erajat hidrolisis berpengaruh terhadap kelarutan PVA dalam air, semakin tinggi derajat hidrolisisnya maka kelarutannya akan semakin rendah (&assan and Peppas, %999). #ari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi derajat hidrolisis PVA maka kelarutannya akan semakin rendah (Dinch, +4;).
+am,ar 2.2 +ra#k ungs# kelarutan terha(a- (erajat h#(r"l#s#s -a(a tem-eratur 2/ (an 4/0.
*eiring dengan semakin tumbuhnya kesadaran akan polimer hijau yang ramah terhadap lingkungan, penggunaan poliinil alkohol menjadi semakin meningkat dan menjanjikan. erikut adalah tabek sifat fisik PVA Ta,el 2.1 !#at #s#k P*A )arakter #ensitas 7itik Feleh 7itik #idih *uhu Penguraian
N#la# +,+4 E +.+ g!cm +@91%'9 ?C %%@ ?C +@9 ?C
5