1
PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN PADA PT. BABARAFI INDONESIA KANTOR SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi
Oleh : FEBBRINO RUSDI P NIM : 2007410202
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2010
2
TUGAS AKHIR
PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN PADA PT. BABA RAFI INDONESIA KANTOR SURABAYA
Diajukan Oleh :
FEBRINO RUSDI PRASETYO NIM : 2007410202 Telah siap dipresentasikan
Dosen Pembimbing Tanggal :
Supriyati, S.E.,Ak.M.Si.
ii
3
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama
: Febrino Rusdi P
Tempat, Tanggal Lahir
: Sidoarjo, 26 Februari 1988
NIM
: 2007410202
Jurusan
: Akuntansi
Program Pendidikan
: Diploma III
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Perlakuan Akuntansi Pendapatan Pada PT. Baba Rafi Indonesia kantor Surabaya.
Disetujui dan Diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing
Ketua Program Diploma
Tanggal :
Tanggal :
Supriyati, S.E.,Ak.M.Si.
Drs.Ec.Mochammad Farid.,MM
iv
4
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Proses pembuatan Tugas Akhir ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, serta dukungan, untuk itu rasa terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Dr. Dra. Tatik Suryani Psi., MM., selaku ketua STIE Perbanas Surabaya dalam penyediaan jejaring lokasi magang sehingga mempermudah penulis untuk mendapatkan data-data untuk keperluan Tugas Akhir. 2. Bapak Drs. Ec. Mochammad Farid, MM., sebagai ketua Program Diploma STIE Perbanas Surabaya yang senantiasa memberikan arahan kepada mahasiswa program diploma. 3. Ibu Supriyati, S.E.,Ak.M.Si., yang telah berkenan membimbing dan mengoreksi Tugas Akhir dengan penuh antusias. 4. Bapak Chasan Abrori, SE, Msi, BKP selaku Audit, Finance Accounting Manager PT. Baba Rafi Indonesia. 5. Heni Ernawati, SE., Khoni Lusiana, SE., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dan arahan – arahan dalam melaksanakan kegiatan wawancara serta observasi untuk mendapatkan data yang penulis inginkan, serta staf lainnya.
v
5
6. Bapak Kautar Riza Salman, SE.,MSA.,BKP,Ak selaku wali dosen yang telah membimbingan selama penulis menjalani perkuliahan hingga tugas akhir. 7. Kedua orang tua tercinta yang dengan ketulusan dan keikhlasannya telah memberikan nasehat, saran, dukungan, semangat dan doa yang tidak pernah putus-putusnya mendoakan saya agar sukses meraih masa depan. 8. Seluruh rekan-rekan dan orang-orang terdekat yang telah banyak memberikan semagat dan dorongan dalam proses pemagangan. 9. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan guna menyelesaikan laporan ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Dengan demikian, segala bentuk saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan. Penulis berharap, karya ini bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak. . Surabaya, Januari 2010
Penulis
vi
6
MOTTO
Tidak ada jalan yang tak akan diambil oleh manusia untuk menhindari kerja keras berpikir PERSEMBAHAN
Thank’s to ALLAH SWT, berkat rahmat& hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan TA tepat waktu tanpa adanya hambatan. Buat seluruh anggota keluarga, terutama Mama, Papa,Kakak&alm. Nenek terima kasih atas do’a, dukungan moril dan materi yang telah diberikan selama ini. Spesial person: malik(brother) terima kasih yang telah ada di perjuanganQ semala ini. Perjuangan kita belum selesai, ayo berjuang terus! Orang yang selalu bilang aq bau kecut&bau corot, terima kasih atas perhatian yang diberikan selama ini.hahahahahaha Buat temen-temen D3 Akuntansi: selama ini kita berjuang bersama, merasakan suka duka bersama dan sekarang waktunya kita meraih mimpi” kita. Ingat juga perjuangan kita belum selesai disini. Tetep kompak dan jaga silahturahminya ya. Buat warga kost amburadul : (malik, mas faruk, dadit, sanda, kepik, evin) terima kasih atas bantuanya selama ini. Suwon print”nane rek&semuanya. Sukses buat semuanya Buat UKM Btku CintaQ: terima kasih kalian semua telah memberidukungan dan do’a tetep kompak dan sukses buat kalian tingkatin terus mutu UKM kita.
7
DAFTAR ISI
Hal Halaman Judul...........................................................................................................i Halaman Siap Dipresentasikan................................................................................ii Halaman Lulus Presentasi.......................................................................................iii Halaman Pengesahan ..............................................................................................iv Halaman Motto dan Persembahan...........................................................................v Kata Pengantar........................................................................................................vi Daftar Isi ...............................................................................................................viii Daftar Tabel.............................................................................................................x Daftar Gambar.........................................................................................................xi Daftar Lampiran......................................................................................................xi Bab I Pendahuluan .............................................................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6.
Latar Belakang Masalah.................................................................. Penjelasan Judul.............................................................................. Rumusan Masalah........................................................................... Tujuan Penelitian............................................................................. Manfaat Penelitian........................................................................... Metode Penelitian............................................................................ 1.6.1. Ruang Lingkup ................................................................... 1.6.2. Prosedur Pengambilan Data................................................ Bab II Landasan Teori................... ......................................................................
1 2 3 3 4 4 4 5 6
2.1. Akuntansi......................................................................................... 2.1.1 Pengertian Akuntansi........................................................... 2.2. Pendapatan....................................................................................... 2.3. Perlakuan Akuntansi........................................................................ 2.3.1 Pengakuan ...........................................................................
6 6 7 8 8
2.3.2
Pengakuan Untuk Transaksi Penjualan Waralaba............... 13
2.3.3
Pengukuran.......................................................................... 16
2.3.4
Pencatatan........................................................................... 17
vii
8
2.3.5
Pelaporan.......................................................................... 20
Bab III Gambaran Subyek Penelitian ................................................................ 24 3.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ....................................................... 24 3.2. Visi dan Misi Perusahaan................................................................ 26 3.3. Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 27 3.4. Job Description.............................................................................. 28 3.5. Profil Usaha.................................................................................... 36 Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian................................................................ 39 4.1. Macam-macam Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA Kantor Surabaya ........................................................................................ 39 4.2. Perlakuan Pendapatan Dari Penjualan Investasi Outlet Atau Waralaba........................................................................................ 39 4.2.1. Rincian Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba............................................................................ 39 4.2.2. Pengakuan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba............................................................................ 40 4.2.3. Pengukuran Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba............................................................................ 40 4.2.4. Pencatatan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba............................................................................ 41 4.3. Pendapatan Dari Outlet Yang Dikelola Secara Syariah.................. 41 4.3.1 Rincian Pendapatan Dari Penjualan Outlet Yang Dikelola Secara Syariah..................................................... 41 4.3.2
Pengakuan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Yang Dikelola Secara Syariah..................................................... 42
4.3.3
Pengukuran Pendapatan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Yang Dikelola Secara Syariah.............................. 42 4.3.4 Pencatatan Pendapatan Dari Outlet Yang Dikelola Secara Syariah............................................................... 42 4.4. Perlakuan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Baku Untuk Waralaba....................................................................... 43 4.4.1 Rincian Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba......................................... 43 4.4.2 Pengakuan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba......................................... 43 viii
9
4.5
4.4.3 Pengukuran Pendapatan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba..................... 44 4.4.4 Pencatatan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba....................................... 44 Perlakuan Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost............. 44 4.5.1 Rincian Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost........ 44 4.5.2 Pengakuan Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost.
45
4.5.3 Pengukuran Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost. 45 4.5.4 Pencatatan Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost. 4.6
Perlakuan Pendapatan Dari Bunga Bank............................... 4.6.1 Rincian Pendapatan Dari Bunga Bank.......................
4.7
4.8
4.9
45 46 46
4.6.2 Pengukuran Pendapatan Dari Bunga Bank.................. 46 4.6.3 Pengakuan Pendapatan Dari Bunga Bank.................... 46 4.6.4 Pencatatan Pendapatan Dari Bunga Bank.................... 46 Perlakuan Pendapatan Royalty............................................. 47 4.7.1 Rincian Pendapatan Royalty......................................
47
4.7.2 Pengukuran Pendapatan Royalty...............................
47
4.7.3 Pengakuan Pendapatan Royalty.................................
47
4.7.4 Pencatatan Pendapatan Royalty.................................
48
Perlakuan Pendapatan Lain-Lain..........................................
48
4.8.1 Rincian Pendapatan Lain-Lain...................................
48
4.8.2 Pengakuan Pendapatan Lain-Lain..............................
48
4.8.3 Pengukuran Pendapatan Lain-Lain............................
48
4.8.4 Pencatatan Pendapatan Lain-Lain..............................
49
Hambatan Yang Terjadi Pada PT BABA RAFI INDONESIA Kantor Surabaya............................................................................. 49
4.10 Penyajian Pelaporan Keuagan........................................................ 50
ix
10
Bab V Kesimpulan dan Saran................ ........................................................... 54 5.1
Kesimpulan............................................. ........................................ 54
5.2
Saran................................................... .............................................55
Daftar Pustaka Lampiran- Lampiran
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tabel 2.1 Neraca PT ABC ................................................... 21 Tabel 2 : Tabel 2.2 Laporan Laba RugI ............................................... 23 Tabel 3 : Tabel 4.1 Neraca PT BABA RAFI INDONESIA...................... 50 Tabel 4 : Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi PT BABA RAFI INDONESIA..... 53
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Gambar 2.1 Pengakuan Pendapatan Diklasifikasikan........................ 11 Gambar II : Gambar 3.1 Struktur Organisasi.......................................................
27
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan berbagai kegiatan dalam organisasi perusahaan semakin rumit dan lebih kompleks. Banyak perusahaan yang dituntut untuk melakukan suatu perubahanperubahan yang ada di masyarakat dan mengembangkan usahanya dalam iklim persaingan yang semakin keras, namun masih dalam batas-batas kewajaran. Struktur dan proses perlakuan akuntansi pendapatan haruslah dipahami secara baik , dengan demikian seseorang akan dapat menjelaskan mengapa suatu perlakuan akuntansi sangatlah dibutuhkan dalam pengelohan suatu perusahaan. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cukup untuk memudahkan pengelolaan perusahaan, untuk mempertahankan eksistensinya dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi pendapatan yang baik yang ada dalam perusahaan sangatlah penting. Pada dasarnya sebuah entitas usaha telah memiliki ketentuan atas akuntansinya sendiri, dimana ketentuan-ketentuan tersebut mungkin saja tidak sama dengan perusahaan lain yang sejenis. PT. Babarafi Indonesia Kantor Surabaya merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan siap saji, dan sudah memilki cabang. Pendapatan pada PT.
14
Babarafi Indonesia Kantor Surabaya bisa dari berbagai jenis kegiatan perusahaan, baik itu dari kegiatan usaha atau dari kegiatan yang diluar usaha. Perlakuan akuntansi yang tepat atas pendapatan dikatakan penting, sebab dalam kegiatan ini dilakukan berbagai macam proses akuntansi mulai dari pencatatan penerimaan sehingga keluar output yang berupa laporan keuangan. Hal ini sangat penting dikarenakan pendapatan ini berhubungan langsung dengan segala kegiatan operasi perusahaan. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi yang baik sangat diperlukan untuk memperlancar berbagai kegiatan operasi yang ada di perusahaan.
1.2 Penjelasan Judul Agar tidak terjadi kesalahan dalam Laporan Tugas Akhir ini, maka penulis akan memberikan penjelasan judul sebagai berikut: Perlakuan Akuntansi Adalah suatu kegiatan mengidentifikasi mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.
15
Pendapatan Adalah arus masuk sumber daya yang berasal dari penjualan barang/jasa untuk mendapatkan laba. PT. Babarafi Indonesia Kantor Surabaya Tempat penulis melakukan penelitian
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis merumuskan suatu masalah mengenai Bagaimanakah perlakuan akuntansi pendapatan pada PT. Babarafi Indonesia Kantor Surabaya.
1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perlakuan akuntansi pendapatan pada PT. BABARAFI INDONESIA KANTOR SURABAYA. 2. Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada perlakuan akuntansi pendapatan PT BABARAFI INDONESIA KANTOR SURABAYA.
16
1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Mencoba meberikan sumbangan pemikiran masalah yang di hadapi oleh PT. Babarafi Indonesia Kantor Surabaya dalam menghadapi kendalakendala yang ada. 2. Bagi penulis Sebagai setudi perbandingan antara teori-teori yang telah di dapat di perkuliahan dengan perlakuan akuntansi yang diterapkan PT. Babarafi Indonesia Kantor Surabaya. 3. Bagi pembaca Memberikan informasi dan ilmu pengetahuan yang berguna bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Penulis memberikan ruang lingkup penelitian agar tidak terjadinya perbedaan penafsiran dalam perlakuan akuntansi mulai dari pencatatannya dalam jurnal, pengikhtisaran, sehingga menghasilkan output yang berupa laporan keuangan.
17
1.6.2 Prosedur Pengambilan Data Dalam pengumpulan datanya penulis menggunakan dua metode, yaitu metode wawancara dan observasi secara langsung ke perusahaan dengan melihat bukti-bukti yang berkaitan dengan peneriamaan pendapatan perusahaan. 1. Wawancara Dilakukan dengan Manajer AFA dan staf Accounting. 2. Observasi Melihat langsung proses dan kegiatan perusahaan, bukti-bukti yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan perusahaan
18
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik.(Wikipedia Indonesia : 27 Desember 2009) Menurut suwarjono (2005: 10), akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (service activity) mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa informasi keuangan harus bermanfaat unutk kepentingan sosial dan ekonomik Negara tempat akuntansi diterapkan. Karakteristik
19
informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan, akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan tentunya akan membahas berbagai konsep dan alternatif serta implikasi dalam berbagai kondisi dan lingkungan. Akuntansi menurut warren
adalah sistem
informasi
yang
memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.(warren, 2008, 10)
2.2 Pendapatan Pendapatan menurut PSAK no 23 Paragraf 06 adalah “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal.” Definisi lain tentang pendapatan ialah “arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama inti perusahaan yang berkelanjutan selama satu periode.” (Keiso, Weygandt, Warfield: 2008: 516) Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut
20
menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.(Rustam: 2002: 1)
2.3 Perlakuan Akuntansi 2.3.1 Pengakuan Pengakuan pendapatan diartikan sebagai pengukuran pendapatan dalam menentukan kapan melakukan pencatatan transaksi pendapatan untuk memberikan laporan kepada Badan Usaha yang melakukan operasionalnya secara terus menerus. Didalam Akuntansi di ungkapkan ada dua macam basis akuntansi yang digunakan: 1. Basis akrual Pendapatan yang timbul dari suatu kejadian usaha atau transaksi akan langsung diamati dan dicatat pada saat terjadinya. Transaksi dicatat tanpa memperhatikan apakah uang kas sudah diterima / belum.
21
2. Basis kas Melakukan pencatatan suatu transaksi jika ada uang yang diterima atau dikeluarkan, penerimaan kas akan diperlakukan sebagai pendapatan, sedangkan pengeluaran kas akan diperlakukan sebagai beban.(warren, 2008,112) Secara umum, ada beberapa perinsip pengakuan pendapatan dalam akuntansi, seperti yang ditentukan oleh Keiso, Weygandt, Warfeild (2008: 516) menetapkan bahwa pendapatan dapat diakui pada saat: 1. Direalisasi Pendapatan direalisasi, apabila barang-barang / jasa ditukarkan untuk kas dan apabila aktiva atau jasa yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim yang telah disepakati. 2. Dapat direalisasi Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima daalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui. 3. Dihasilkan Pendapatan dihasilkan apabila perushaan telah menyelesaikan sebagai kas sebagian besar kontrak yang telah disepakati, sehingga dapat diakui sebagai pendapatan serta telah diadakan perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan kontrak tersebut.
22
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan perinsip ini: 1. Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan. 2. Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih. 3. Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan. 4. Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
23
Transaksi pendapatan ini digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 2.1
Jenis Transaksi
Uraian Pendapatan
Waktu pengakuan
Penjualan produk dari persediaan
Pemberian jasa
Memperboleh kan penggunaan aktiva
Penjualan aktiva selain persediaan
Pendapatan dari penjualan
Pendapatan dari fee atau jasa
Pendapatan dari bunga, sewa, dan royalti
Keuntungan atau kerugian atas diposisi
Tanggal penjualan
Jasa sudah dilaksanaka n dan dapat ditagih
Dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva digunakan
Tanggal penjualan atau pertukaran (trade-in)
(tanggal penyerahan )
Gambar 2.1 Pengakuan Pendapatan Diklasifikasikan menurut Sifat Transaksi Sumber : Keiso, Weygandt, Warfeild: 2008: 516
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan
secara
layak
sehingga
pengakuan
pendapatan
akan
ditangguhkan. Salah satu dari dua metode berikut ini biasanya dipakai
24
untuk menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu, metode penjualan cicilan (installment sales method) atau metode pemuliahan biaya (cost recovery method). Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan properti dicatat sebagai simpanan karena transaksi penjualan itu belum selesai. Cara ini disebut sebagai metode simpanan (deposit method). Metode penjualan cicilan mengakui laba dalam periode-periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode penjualan. Metode ini juga dibenarkan atas dasar bahwa bila tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih. Ungkapan
“penjualan
cicilan”
biasanya
digunakan
untuk
menggambarkan setiap jenis penjualan yang pembayarannya harus dilakukan dalam cicilan periodik selama periode waktu yang panjang. Semua jenis peralatan dan perabotan pertanian serta rumah tangga dijual atas dasar cicilan. Kadang-kadang cara ini juga dipakai dalam alat-alat industri alat-alat berat; dalam industri ini instalasi mesin dilunasi dalam periode yang panjang. Penerapan metode ini yang lebih mutakhir adalah dalam penjualan pengembangan tanah. Karena pembayaran atas produk atau properti yang dijual itu tersebar selama periode yang relatif panjang, maka resiko kerugian yang desebabkan oleh piutang tak tertagih akan lebih besar dalam transaksi
25
penjualan cicilan dari pada dalam penjualan biasa. Akibatnya, berbagai cara digunakan untuk melindungi penjual. Dalam perdagangan, dua cara yang paling umum adalah 1.
penggunaan kontrak penjualan bersyarat yang menetapkan bahwa hak milik atas barang yang dijual belum berpindah ke pembeli sampai semua penbayaran dilakukan.
2.
Penggunaan wesel yang dijamin oleh hipotik barang bergerak (harta pribadi) atas barang yang dijual. Menurut metode akuntansi penjualan cicilan, pengakuan laba
ditangguhkan sampai periode penagiahan kas. Baik pendapatan maupun harga pokok penjualan diakui dalam periode penjualan tetapi laba kotor yang terkait ditangguhkan sampai periode tertagihnya kas. Jadi, bukan penjualan yang ditangguhkan sampai periode penagihan yang diantisipasi di masa datang dan kemudian biaya serta beban yang terkait ditangguhkan,
melainkan
hanya
proporsi
laba
kotornya
yang
ditangguhkan. (Keiso, Weygandt, Warfeild 2008: 534)
2.3.2
Pengakuan Pendapatan Untuk Transaksi Penjualan Waralaba Untuk melengkapi penyajian mengenai pengakuan pendapatan dan dikarenakan perusahaan ini merupakan perusahaan waralaba maka akan dibahas tentang pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan waralaba.
26
Dalam akuntansi untuk penjualan waralaba, perusahaan harus menganalisis transaksi itu dan dengan mempertimbangkan semua situasi, harus menggunakan pertimbangan dalam memilih serta menerapakan satu atau lebih dasar pengakuan pendapatan dan kemudian, memantau situasinya selama periode waktu yang panjang. (Keiso, Weygandt, Warfeild 2008: 548) Menurut Keiso, Weygandt, Warfeild (2008: 549) ada empat jenis perjanjian waralaba yang berkembang: (1) pabrikan-pengecer, (2) pabrikan-grosir, (3) sponsor jasa-pengecer, dan (4) grosir-pengecer. Kategori waralaba yang paling cepat pertumbuhannya, dan yang menyebabkan akuntansi yang sesuai ditelaah kembali adalah kategori ketiga,
yaitu
seponsor
jasa-pengecer
dan
Perusahaan
waralaba
memperoleh pendapatannya dari salah satu atau kedua sumber ini: 1. Dari penjualan waralaba awal dan aktiva atau jasa terkait 2. Iuran (fee) berkesinambungan yang didasarkan pada pengoprasian
waralaba. Iuran awal waralaba (initial franchise fee) merupakan pembayaran untuk membentuk suatu hubungan waralaba dan penyediaan berbagai jasa awal. Iuran awal waralaba dicatat franchisor sebagai pendapatan hanya bila dan ketika franchisor “secara substansial melaksanakan” jasajasa yang wajib ia laksanakan dan penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. (Keiso, Weygandt, Warfeild 2008: 550)
27
Iuran waralaba berkesinambungan diterima sebagai imbalan atas hak berkesinambungan yang diberikan oleh perjanjian waralaba dan atas penyediaan jasa seperti pelatihan manajemen, iklan dan promosi, bantuan hukum, serta dukungan lainnya. Iuran yang berkesinambungan harus dilaporka franchisor sebagai pendapatan pada saat dihasilkan dan dapat ditagih dari franchisee, kecuali jika sebagai dari iuran itu dikhususkan untuk tujuan tertentu, seperti penyisihan sejumlah tertentu untuk perawatan bangunan atau iklan lokal. (Keiso, Weygandt, Warfeild 2008: 550) Perjanjian waralaba mungkin saja memberi franchisor opsi untuk membeli franchisee. Sebagai kebijakan manajemen, franchisor mungkin memegang hak untuk membeli outlet waralaba yang mengguntungkan, untuk membeli outlet yang sedang menghadapi kesulitan keuangan. Jika pada saat opsi diberikan besar kemungkinan franchisor akan membeli outlet tersebut, maka iuran awal waralaba tidak boleh diakui sebagai pendapatan tetapi harus dicatat sebagai kewajiban. Ketika opsi digunakan franchisors, kewajiban itu akan mengurangi investasi franchisor dalam outlet itu. Franchisor mengungkapkan semua komitmen dan kewajiban signifikan yang timbul dari perjanjian waralaba, ternasuk penjelasan mengenai jasa-jasa yang belum dilaksanakan secara substansial harus dilakukan. Setiap penyelesaian ketidak pastian mengenai ketertagiahan iuran waralaba harus diungkapkan. Iuran awal waralaba harus dipisahkan
28
dari pendapatan iuran wara laba lainnya apabila jumlahnya signifikan. Bilamana mungkin, pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan outlet yang dimiliki franchisor harus dibedakan terhadap pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan outlet yang diwaralabakan. (Keiso, Weygandt, Warfeild 2008: 552)
2.3.3 Pengukuran Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imabalanyang diterima atau yang dapat diterima. (PSAK no 23 Paragraf 08) Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. (PSAK no 23 Paragraf 09) Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar,
29
kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima. (PSAK no 23 Paragraf 10) Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. (PSAK no 23 Paragraf 11)
2.3.4 Pencatatan Pencatatan merupakan awal dari proses akuntansi, hal ini perlu sangat diperhatikan karena akan mempengaruhi proses selanjutnya jika ada kesalahan dalam pencatatan. Contoh pencatatan: anang menanamkan investasi pada perusahaan franchisee es krim krim dengan investasi gerobak sebesar Rp 55.000.000 Secara tunai Dr: Kr:
Kas/Bank
55.000.000
Pendapatan Waralaba
55.000.000
30
Secara kredit Dr:
Piutang usaha
Kr:
55.000.000
Penjualan Waralaba
55.000.000
(Keiso, Weygandt, Warfeild 2008: 550)
PT Sedang Untung mempunyai gedung yang disewakan. Pendapatan yang diterima dari penyewaan gedung tersebu adalah Rp 74.000.000 Secara tunai Dr:
Kas/Bank
Kr:
74.000.000
Pendapatan Sewa
74.000.000
Secara kredit Dr: Kr:
Piutang
74.000.000
Pendapatan Sewa
74.000.000
PT Sedang Untung menjual gula box sebanyak 400 box seharga Rp 5.000.000, penjualan ini merupakan penjualan sampingan dari kegiatan
31
utamanya yang menjual makanan cepat saji, harga pokok penjualannya Rp 4.000.000,. Secara tunai Dr:
Kas/Bank
Kr:
Penjualan
Dr:
Harga Pokok Penjualan
Kr:
5.000.000 5.000.000 4.000.000
Persediaan barang Dagang
4.000.000
Secara kredit Dr:
Piutang dagang
Kr:
Penjualan
Dr:
Harga Pokok Penjualan
Kr:
5.000.000 5.000.000 4.000.000
Persediaan barang Dagang
(warren: 2005: 308)
4.000.000
32
2.3.5 Pelaporan Dalam laporan keuangan pos pendapatan disajikan dalam laporan laba rugi yang dimana pendapatan menggambarkan bahwa pendapatan berasal dari penjualan secara tunai maupun secara piutang. Berikut contoh Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi Perusahaan Asuransi (PSAK No. 36)
33 Tabel 2.1 PT. ABC NERACA PERIODE 31 DESEMBER 20X0 DAN 19X9
20X0 20X1 ASET
Kas dan setara kas
xx
xx
Piutang Dagang
xx
xx
Piutang lain-lain
xx
xx
Persediaan
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Utang Dagang
xx
xx
Utang Bunga
xx
xx
Utang Pajak Penghasilan
xx
xx
Utang Jangka Panjang
xx
xx
xx
xx
Tanah, Bangunan dan Peralatan
xx
xx
Akumulasi Penyusutan
(xx)
(xx)
Tanah, Bangunan dan Peralatan (neto) Jumlah Aset
KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban
34
EKUITAS Modal saham
xx
xx
Saldo laba
xx
xx
xx
xx
xx
xx
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber :
PSAK No. 2 Laporan Arus Kas
35
Tabel 2.2 PT. ABC Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 200X
Penjuala bersih
xxxx
Harga pokok penjualan: Persediaan barang jadi, awal
xxxx
Harga pokok produksi
xxxx
Barang jadi siap dijual
xxxx
Persediaan barang jadi, akhir
(xxxx)
Harga pokok penjualan
xxxx
Laba kotor
xxxx
Beban penjualan
(xxxx)
Beban administrasi & umum
(xxxx)
Total beban Laba bersih Sumber : Yadiati, Winwin, Pengantar Akuntansi: 2006
(xxxx) xxx
36
BAB III GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan Awal mula berdirinya usaha Waralaba (Franchisee) Kebab Turki Baba Rafi berawal dari pengalaman Pak Hendy Setiono (Persedir) ketika jalan-jalan ke kawasan Timur Tengah. Di sana banyak saya temui penjual makanan tradisional Turki yang biasa disebut Kebab di sepanjang jalan. Dari situ akhirnya terbersit ide untuk membawa produk Kebab asal Turki tersebut ke Indonesia dalam bentuk usaha. Di luar dugaan, ternyata konsumen Indonesia sangat menggemari Kebab sebagai salah satu alternatif fast food, tapi tentu saja setelah rasanya disesuaikan dengan selera konsumen Indonesia. Beliau memilih nama Kebab Turki Baba Rafi karena nama asli makanan ini adalah Kebab dan merupakan makanan khas Timur Tengah (khususnya: dari Turki). Arti kata Baba Rafi, untuk kata “Baba” artinya ayah/bapak sementara kata Rafi diambil dari nama anak pertama beliau (Rafi Darmawan). Jadi kalau digabung, Kebab Turki Baba Rafi, kira-kira artinya adalah usaha makanan Kebab yang berasal dari Turki milik Bapaknya Rafi. Pak Hendy memulai usaha ini pada tahun 2003 dengan model home industry terlebih dahulu dengan produk utama makanan yang bernama kebab dengan menggunakan sebuah gerobak dan dioperasikan di daerah Nginden
37
Semolo Surabaya, yang merupakan salah satu area kampus di Kota Surabaya. Selama dua tahun pertama, usaha ini dikelola sendiri/mandiri. Kemudian pada tanggal 30 Agustus 2006 usaha Kebab Turki Baba Rafi ini mulai dikelola dengan menggunakan sistem Waralaba (Franchise) sebagai bentuk strategi pengembangan usaha dan menjadi Perseroan Terbatas (PT), Nomor Pengesahan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia: W10-00579 HT.01.01TH.2006. Bidang Usaha makanan cepat saji, No Akte Notaris: 18 (HJ. Imnatunnuroh, SH., MKN.) NPWP: 02.607.066.4-606.000, Merek Dagang Kebab Turki Baba rafi, Hak Cipta Logo Kebab dan 101% Halal, perijinan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No 503/6677A/436.5.9/2006, Tanda Daftar Perusahaan No. 503/726.D/436.5.9/2007. Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi mengangkat konsep makanan ala Timur Tengah yang relatif belum ada pesaing sehingga membuka peluang bisnis yang cukup besar untuk dapat tumbuh subur dan mendulang sukses. Bisnis ini menawarkan produk-produk unggulan ala Timur Tengah, terutama Kebab yang terdiri dari daging sapi panggang yang digabung dengan sayuran segar dan mayonaise istimewa kemudian digulung dalam tortila. Beliau bangga dengan kerja kerasnya dan manajemen Kebab Turki Baba Rafi, berkat perjuangan keras ini akhirnya sekarang telah tersebar lebih dari 400 outlet Kebab Turki Baba Rafi di seluruh Indonesia. Tidak cukup hanya sampai disitu, pada tahun 2009 ini beliau juga berencana membuka beberapa gerai outlet lagi di Negeri Jiran Malaysia. Hal ini tidak lain searah
38
dengan visi kami untuk Go International bahwa tahun 2010 kami harus bisa mengibarkan bendera Kebab Turki Baba Rafi di kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu usaha franchise yang unggul dan terbukti kualitasnya.
3.2 Visi, Misi Perusahaan Visi perusahaan adalah : Menjadi perusahaan franchise makanan cepat saji ala timur tengah terdepan di indonesia dan internasional.
Misi perusahaan adalah : 1. Meningkatkan dan mengembangkan mutu dan pelayanan produk makanan cepat saji ala timur tengah. 2. Meningkatkan jumlah franchisee. 3. Meningkatkan kualitas kontrol (control quality) franchisee, pelayanan dan produk. 4. Meningkatkan budaya kerja melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (sdm) dan menerapkan good corporate governance (gcg). 5. Meningkatkan corporate value dan corporate image..
39
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Sumber : PT Baba Rafi Indonesia
40
3.4 Job Description (Uraian Tugas) President Director 1. Mengambil kebijakan strategis umum Perusahaan 2. Menandatangani kontrak bisnis dengan pihak ketiga 3. Mendelegasikan tugas-tugas teknis ke bagian kerja Perusahaan 4. Menentukan pemasokan atau suplier-suplier strategis perusahaan 5. Menjalin ikatan kerjasama bisnis dengan Pihak Ketiga, selain Franchisee.
Marketing Director 1. Mengambil Kebijakan strategis dan teknis pemasaran Perusahaan 2. menentukan program Co Branding perusahaan lain 3. membuat dealing dengan media informasi (cetak dan elektronik) 4. memperluas jaringan pemasaran 5. menemui dan bernegosiasi dengan Frenchisee 6. mengupayakan terjalinnya ikatan kerja sama dengan calon Frenchisee 7. membuat aturan kerja sama dengan Pihak Ketiga terkait dengan pemasaran
41
Managing Director 1. mengambil kebijakan strategis dana teknis tentang Audit, finance, accounting, masters, operational, general affairs di Kantor Pusat 2. mengambil kebijakan strategis dan teknis tentang finance, accounting, franchisee recruitment, franchisee service, general affairs dan warehouse di Branch Office jakarta 3. melakukan kontrol atas data-data Keuangan Perusahaan 4. memutuskan masalah-masalah terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) Perusahaan 5. menetapkan prosedur rekruitmen calon karyawan Perusahaan 6. menetapkan peraturan-peraturan kerja perusahaan
Corporate Marketing Development Manager 1. merencanakan program-program Corporate Marketing Development (CMD) Division 2. memantau pelaksanaan program-program kerja CMD Division 3. mengarahkan karyawan di CMD Division agar pelaksanaan program sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan 4. mengkordinir kelancaran pekerjaan bagian CMD Division 5. memberikan solusi atas setiap pekerjaan bagian CMD Division 6. berkoordinasi dengan bagian lain demi kelancaran kerja CMD Division
42
7. memberikan masukan kepada atasan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan dalam CMD Division 8. mengotorisasi transaksi keuangan sesuai dengan batas kewenangan 9. memberikan laporan langsung atas permasalahan yang membutuhkan penanganan/kebijakan dari alasan 10. melaksanakan tugas yang diberikan dari atasan 11. melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan selama masih dalam tanggung jawab CMD Division 12. memotivasi semangat kerja bagian CMD Division
Finance & Accounting Manager 1. membuat pedoman Sistem Pengendalian Intern (SPI) khususnya untuk internal kontrol 2. mengkoordinir kelancaran pekerjaan Finance & Accounting, Audit dan Masters (FAM) Division 3. memberikan solusi atas setiap permasalahan yang perlu penanganan FAM Division 4. merencanakan setiap pekerjaan berdasarkan skala prioritas 5. mengevaluasi hasil pekerjaan FAM Division 6. berkoordinasi dengan bagian lain demi kelancaran dan kelangsungan operasional perusahaan
43
7. memberikan masukkan (baik diminta ataupun tidak diminta) kepada atasan atau bagian lain terkait dengan pelaksaan pekerjaan secara efektif dan efisien 8. memotivasi semangat kerja FAM Division 9. menganalisa laporan keungan 10. membuat anggaran 11. mengkoreksi laporan biaya perjalanan dinas kantor Pusat dan Cabang 12. mengkoordinasi transaksi keungan yang menjadi kewenangannya 13. melaporkan setiap saat saldo hutang usaha kepada pimpinan untuk dilakukan rencana pembayaran 14. melakukan korespondensi terkait dengan konfirmasi piutang/hutang 15. memberikan laporan langsung atas permasalahan yang membutuhkan penanganan/kebijakan dari atasan 16. melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
General Affairs Manager 1. Mengkordinasi kelancaran pekerjaan bagian Office Boy, Technician, Driver, Human Resource and Development (HRD) dan Cashier 2. Memberikan solusi atas setiap permasalahan yang perlu penanganan di bagian Office Boy, Technician, Driver, Human Resource and Development dan Cashier 3. Merencanakan setiap pekerjaan berdasarkan skala prioritas
44
4. Mengevaluasi hasil pekerjaaan bagian Office Boy, Technician, Driver, Human Resource and Development dan Cashier 5. Berkoordinasi dengan bagian lain demi kelancaran dan kelangsungan operasional perusahaan 6. memberikan masukkan (baik diminta ataupun tidak diminta) kepada atasan atau bagian lain terkait dengan pelaksaan pekerjaan secara efektif dan efisien 7. memotivasi semangat kerja pada bagian Office Boy, Technician, Driver, Human Resource and Development dan Cashier 8. bertanggung jawab dalam pengadaan aktiva tetap dan perlengkapan kantor 9. bertanggung jawab dalam keamanan asset-asset perusahaan 10. membuat laporan persediaan perlengkapan kantor tiap akhir bulan 11. menangani setiap permasalahan yang terjadi dalam departemen yang menjadi tanggung jawabnya 12. mengotorisasi transaksi keuangan sesuai dengan batas kewenangan 13. melakukan negosiasi awal dengan supplier dan jasa pengiriman 14. konfirmasi langsung dengan supplier lama/baru mengenai pengembangan kualitas/mutu bahan baku dan pelayanan 15. konfirmasi dengan pihak luar mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan bagiannya maupun untuk kepentingan perusahaan 16. melakukan pengembangan awal untuk bisnis dan lain dari PT Baba Rafi Indonesia
45
17. bertanggung jawab atas pemasaran Catering 18. memberikan laporan langsung atas permasalahan yang membutuhkan penanganan/kebijakan dari atasan 19. melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
Operational Manager 1. merencanakan program-program mengenai operational (OPR) Franchisee 2. memantau pelaksanaan program-program kerja mengenai OPR Division 3. mengarahkan karyawan di OPR agar pelaksanaan program sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan 4. menangani komplain bahan baku, outlet dan perlengkapannya serta Operataor 5. bertanggung jawab terhadap Management Catering 6. bertanggung jawab terhadap kelancaran Grand Opening Franchisee 7. mengelola persediaan bahan baku 8. memberi informasi kepada Direksi dan bagian kerja lain dalam perusahaan terkait dengan Operational perusahaan
46
Audit Departement Audit Staff: 1. Cressed Cheque kebenaran saldo transaksi keuangan di Neraca saldo 2. Membuat jurnal koreksi atas temuan ketidak benaran saldo di Neraca Saldo karena kesalahan penginputan, perhitungan dan lain-lain 3. Cheque dan Crossed Cheque atas kepenaran dan kewajaran bukti transaksi keuangan 4. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan atas pelaksanaan SPI 5. Merekomendasikna solusi kepada atasan atas kelemahan SPI yang terjadi 6. Melaporkan setiap kejanggalan/kecurangan yang terbukti dilakukan secara senganja oleh karyawan 7. Melakukan perhitungan fisik kas (cash opname) sewaktu-waktu kepada pemegang kas atau kebenaran saldo kas secara fisik 8. Melakukan audit/pemeriksaan setiap saat atas penerapan/pelaksaan SPI di kantor cabang/masters 9. Merencanakan tahapan-tahapan langkah audit yang harus dilakukan 10. Memberikan laporan langsung kepada atasan atas setiap permasalahan yang terjadi dalam rutinitas pekerjaan 11. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
47
Finance & Accuonting Departement 1. Input transaksi kas dan bank (harian) 2. Konfirmasi dengan pihak intern yang terkait mengenai data transaksi kas/bank yang kurang/tidak jelas (harian) 3. Mengecek kebenaran saldo kas dan bank (harian) 4. Input jurnal memorial dan jurnal koreksi (hairan) 5. Croschek stock opname gudang dengan catatan akuntansi 6. Croschek input transaksi dengan output program computer akuntansi excel (harian) 7. Memberi keterangan/data keuangan sesuai dengan permintaan pihak intern yang terkait (hairan) 8. Koreksi data kas, bank dll Cabang Jakarta 9. Konfirmasi data transaksi kas dan bank dengan cabang Jakarta 10. Rekonsiliasi transaksi Cabang Jakarta dengan pusat Surabaya (harian) 11. Croschek dengan pihak intern yang terkait mengenai agreement, pembayaran investasi, biaya opening outlet dll (harian) 12. Memberikan laporan langsung kepada atasan atas setiap permasalahan yang terjadi dalam rutinitas pekerjaan (harian) 13. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan (harian) 14. Croschek potongan absensi tidak masuk kerja, lembur dan gaji (bulanan) 15. Cetak struk gaji keryawan (bulanan) 16. Membuat daftar aktiva dan penyusutan (bulanan)
48
17. Input jurnal penyesuaian (bulanan) 18. Input jurnal penutup (bulanan) 19. Mencetak laporan keuangan (bulanan) 20. Mengarsip bukti transaksi keuangan (harian)
3.5 Profil Usaha Sekarang ini PT. Baba Rafi Indonesia mempunyai 2 kantor yang masing-masing berada di Jakarta dan Surabaya. Tempat yang saya jadikan tempat magang adalah yang beralamat di Ruko Manyar Garden Regency Kav. 29-30 Jl. Nginden Semolo No. 109 Surabaya. Telepon: 031-5999975 dan 031-5999712, Fax: 031-5992405, Website: www.babarafi.com, E-mail :
[email protected] atau
[email protected]. Dulunya kantor yang berada di Surabaya merupakan kantor pusat dari PT. Baba Rafi Indonesia, karena perkembangan yang terjadi lebih cepat di Jakarta maka kantor pusatnya dipindahkan di Jakarta, alasan yang paling menonjol untuk memindah kantor pusat karena jumlah outlet yang ada di Surabaya hanya sekitar 30 outlet dan di Jakarta sekita 300 outlet. Pada PT. Baba Rafi Indonesia mempunyai 3 gudang yaitu gudang frenchaise, gudang mandiri dan gudang outlet. Gudang frenchaise melayani semua pembelian bahan baku seluruh Indonesia yang dilakukan gudang mandiri dan master. Gudang mandiri hanya melayani pembelian bahan baku oleh outlet-outlet yang ada disekitar gudang tersebut berdiri dan jika tempat dari gudang mandiri jauh dari jangkauan outlet-outlet maka PT. Baba Rafi Indonesia akan membuka
49
gudang yang disebut gudang master, gudang ini berfungsi untuk menggantikan jika gudang mandirinya jauh dari jangkauan outlet atau memang tidak ada gudang mandiri di lokasi tersebut, Jawa Tengah salah satu contohnya di sana tidak terdapat gudang mandiri maka diperbolehkan membuka master. Gudang
outlet melayani pembelian peralatan dan
perlengkapan outlet, seperti sabun cuci, pisau,baju seragam penjaga outlet,dll. Selain di Pulau Jawa PT. Baba Rafi Indonesia telah menjangkau hampir semua pulau-pulau besar di Indonesia dan bahkan ke luar negeri yaitu Malaysia menjadi salah satu negara yang telah menjadi lahan PT. Baba Rafi Indonesia untuk mengembangkan usaha kebabnya. Produkproduk yang ada pada PT Baba Rafi yaitu Kebab Turki, Piramizza dan Roti Maryam. Roti Maryam adalah hasil akuisisi yang dilakukan oleh PT Baba Rafi Indonesia terhadap Aba-abi, tetapi karena produk ini dirasa kurang bisa bersaing dengan produk lainnya dan semakin turun omset penjualannya maka PT Baba Rafi Indonesia mempertimbangkan untuk menutup outlet dari Roti Maryam. Piramizza, produk yang satu ini adalah sebuah pitzza tetapi untuk membuatnya unik dibentuklah produk ini menjadi seperti es krim cone, selain membuatnya unik juga memudahkan konsumen untuk memakannya karena bentuknya. Rasa dari piramizza ini tidak kalah dengan rasa pitzza-pitzza lain dan tentunya harganya yang tidak terlalu mahal. Kebab Turki adalah produk andalan dari PT Baba Rafi Indonesia, rasanya yang tidak bikin bosan untuk memakannya terus dan harganya yang cocok
50
untuk sebuah kebab membuat produk ini menjadi paling laris dan membuat kebab ini beda dari kebab-kebab yang lainnya, racikan bumbu-bumbu yang pas untuk lidah orang indonesia adalah kunci utamanya. Selain produkproduk utama, pada outlet-outlet juga menyediakan produk-produk lain seperti Hotdog, berger,dll. Outlet-outlet mandiri adalah tempat untuk memasarkan produkproduk tersebut, cara PT Baba Rafi Indonesia mendapatkan investor untuk membuka sebuah outlet dengan cara mengikuti pameran-pameran perusahaan. Selain melalui outlet tetap ada juga outlet yang dibuka jika ada acara-acara besar dan tertentu saja (DBL Jawa Post), ada juga layanan catering untuk melayani acara seperti perkawinan, dll. Usaha-usaha lain yang sedang digeluti adalah usaha kos-kosan yang ada di daerah Prapanca dan Gula Box. Gula Box PT Baba Rafi tidak diproduksi sendiri melainkan membeli barang jadi kemudian dikemas kembali. Di PT Baba Rafi Indonesia sampe saaat ini masih melakukan uji coba-uji coba untuk mem buat produk-produk baru. Yang saya tau sekarang ini PT Baba Rafi sedang merilis Nasi Goreng Kebab.
51
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Macam-macam Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA Kantor Surabaya 1. Pendapatan dari penjualan investasi outlet atau waralaba 2. Pendapatan dari outlet yang dikelola secara syariah 3. Pendapatan dari penjualan persediaan bahan baku untuk waralaba 4. Pendapatan dari penyewaan kamar kost 5. Pendapatan bunga bank 6. Pendapatan royalty 7. Pendapatan lain-lain
4.2 Perlakuan Pendapatan Dari Penjualan Investasi Outlet Atau Waralaba 4.2.1 Rincian Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba 1) Kebab Turki a. Tipe 1 (Gerobak) Harga Jual
: Rp. 55.000.000,-
b. Tipe 2 (Booth) Harga Jual
: Rp. 75.000.000,-
c. Tipe 3 ( Indoor ) Harga Jual
: Rp. 95.000.000,-
d. Tipe 4 ( Dine In ) Harga Jual
: Rp. 105.000.000,-
52
2) Roti Maryam a. Tipe A (Gerobak) Harga Jual
: Rp. 40.000.000,-
b. Tipe B (Booth)Harga Jual
: Rp. 60.000.000,-
c. Tipe C (Dine In)Harga Jual
: Rp. 80.000.000,-
3) Piramizza a. Tipe 1 (Gerobak) Harga Jual
: Rp. 55.000.000,-
e. Tipe 2 (Booth) Harga Jual
: Rp. 75.000.000,-
f. Tipe 3 ( Indoor ) Harga Jual
: Rp. 95.000.000,-
g. Tipe 4 ( Dine In ) Harga Jual
: Rp. 105.000.000,-
4.2.2 Pengakuan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba Pendapatan dari penjualan outlet atau waralaba diakui pada saat adanya transaksi keuangan atau penerimaan kas. Pada saat pembayaran commitmen fee belum diakui sebagai pendapatan, setelah terjadi (agreement) pelunasan pada saat itu baru akan diakui sebagai pendapatan oleh PT. BABA RAFI INDONESIA.
4.2.3 Pengukuran Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
53
4.2.4 Pencatatan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Atau Waralaba Pada tanggal 2 Februari 2010 Pak Joyo menanamkan investasi pada perusahaan Franchisee Kebab Turki PT. BABA RAFI INDONESIA dengan investasi gerobak sebesar Rp 55.000.000,Pak Joyo membayar commitmen fee sebesar Rp 5.000.000,Dr:
Kas/Bank
Kr:
5.000.000
Pendapatan diterima dimuka
5.000.000
Pada tanggal 15 Februari 2010 Pak Joyo melunasi investasi (agreement)
Rp 50.000.000,-
Dr:
Kas/Bank
Dr:
Pendapatan diterima dimuka
Kr:
50.000.000 5.000.000
Pendapatan Investasi Kebab Pak Joyo
55.000.000
4.3 Perlakuan Pendapatan Dari Outlet Yang Dikelola Secara Syariah 4.3.1 Rincian Pendapatan Dari Penjualan Outlet Yang Dikelola Secara Syariah 1) Kebab Turki 2) Roti Maryam
54
3) Piramizza Outlet syariah adalah Outlet yang dimiliki oleh franchisor tetapi pengelolahannya dilakukan oleh franchisee dan kemudian laba bersi dari outlet tersebut akan dibagi dua, setengah dari laba bersih tersebut diakui pendapatan oleh PT. BABA RAFI INDONESIA.
4.3.2 Pengakuan Pendapatan Dari Penjualan Outlet Yang Dikelola Secara Syariah Pendapatan dari pengelolahan outlet syariah diakui pada saat adanya transaksi keuangan atau penerimaan kas oleh PT. BABA RAFI INDONESIA.
4.3.3 Pengukuran Pendapatan Dari Penjualan Outlet Yang Dikelola Secara Syariah Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
4.3.4 Pencatatan Pendapatan Dari Outlet Yang Dikelola Secara Syariah Pada tanggal 31 Mei 2010 outlet atas nama Pak Ahmad yang dikelola secara syariah memperoleh laba sebesar 400.000,-
55
Dr:
Kas/Bank
Kr:
200.000
Pendapatan outlet syariah
200.000
(Rp 400.000,- X 50%)
4.4 Perlakuan
Pendapatan Dari
Penjualan Persediaan Baku
Untuk
Waralaba 4.4.1 Rincian Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba 1) Gudang Franchisee 2) Gudang Mandiri 3) Gudang Outlet
4.4.2 Pengakuan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba karena tidak adanya penjualan kredit maka pengakuannya diakui pada saat pembayaran atau penerimaan kas oleh PT BABA RAFI INDONESIA.
56
4.4.3 Pengukuran Pendapatan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
4.4.4 Pencatatan Pendapatan Dari Penjualan Persediaan Bahan Baku Untuk Waralaba Outlet atas nama Rudi membeli bahan baku kebab sebesar Rp 400.000,pada tanggal 23 agustus 2009. HPP Bahan Baku Kebab Rp. 350.000,Dr:
Kas
Kr: Dr: Kr:
400.000 Penjualan
HPP
400.000 350.000
Persediaan
350.000
4.5 Perlakuan Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost 4.5.1 Rincian Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost PT. BABA RAFI INDONESIA memiliki usaha lain diluar usaha utamanya yaitu persewaan kamar kost di daerah prapanca. Kamar Kost yang dimiliki oleh PT. BABA RAFI INDONESIA adalah 14 kamar dan tarif dari setiap kamar adalah Rp 1.000.000 sampai dengan 1.200.000
57
tergantung fasilitas yang digunakan. Fasilitas yang ada antara lain kamar mandi dalam, pendingin ruangan, dan Televisi.
4.5.2 Pengakuan Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost Pendapatan dari Penyewaan kamar Kost diakui pada saat adanya transaksi keuangan atau penerimaan kas oleh PT. BABA RAFI INDONESIA.
4.5.3 Pengukuran Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
4.5.4 Pencatatan Pendapatan Dari Penyewaan Kamar Kost Pada tanggal 30 april 2009 para penghuni kamar kost PT. BABA RAFI INDONESIA membayar sewa kamar kost mereka. Kamar yang berpenghuni adalah sepuluh kamar Dr: Kas/Bank Kr:
10.000.000
Pendapatan Kost Prapanca
(Rp 1.000.000 X 10)
10.000.000
58
4.6 Perlakuan Pendapatan Dari Bunga Bank 4.6.1 Rincian Pendapatan Dari Bunga Bank 1) Bank Mandiri Mempunyai tiga rekening 2) BCA Mempunyai dua rekening 3) Bank Antar Daerah Mempunyai satu rekening
4.6.2 Pengukuran Pendapatan Dari Bunga Bank Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
4.6.3 Pengakuan Pendapatan Dari Bunga Bank Pengakuan bunga bank langsung diakui pada buku tabungan pada hari saat bank mengeluarkan bunga tersebut.
4.6.4 Pencatatan Pendapatan Dari Bunga Bank Dr: Bank Mandiri/BCA/Bank Antar Daerah Kr:
Pendapatan Bunga Bank
59
4.7 Perlakuan Pendapatan Royalty 4.7.1 Rincian Pendapatan Royalty 1) Royalty Kebab Turki 2) Royalty Roti Maryam 3) Royalty Piramizza Pendapatan royalti dibayarkan tergantung dari berapa omset dari franchisee. Pembayarannya di diberi waktu sampai sepuluh hari bulan berikutnya. Tarifnya adalah lima persen dari omset franchisee.
4.7.2 Pengukuran Pendapatan Royalty Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
4.7.3 Pengakuan Pendapatan Royalty Pengakuannya diakui pada saat terjadinya transaksi pembayaran atau penerimaan kas oleh PT. Baba Rafi Indonesia.
60
4.7.4 Pencatatan Pendapatan Royalty Pada tanggal 7 agustus 2009 outlet Maryam atas nama Bapak Bambang membayar fee royalti untuk bulan juli omset pada bulan juli dari outlet Bapak Bambang adalah Rp 4000.000,- lima persennya adalah Rp 200.000,Dr: Kas/Bank Kr:
Pendapatan Fee Royalty Maryam
4.8 Perlakuan Pendapatan Lain-Lain 4.8.1 Rincian Pendapatan Lain-Lain 1) Dari pengisian seminar atas nama PT BABA RAFI INDONESIA. 2) Diskon yang didapatkan dari pembelian persediaan dari supplier.
4.8.2 Pengakuan Pendapatan Lain-Lain Pengakuannya diakui pada saat terjadinya transaksi pembayaran atau penerimaan kas oleh PT. Baba Rafi Indonesia.
4.8.3 Pengukuran Pendapatan Lain-Lain Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya.
61
4.8.4 Pencatatan Pendapatan Lain-Lain Bapak Hendy Dirut dari PT BABA RAFI INDONESIA diundang untuk mengisi seminar di STIE Perbanas Surabaya. Beliau mendapatkan fee dari pengisian seminar sebesar Rp 2.000.000,Dr: Kas/Bank Kr:
Pendapatan Lain-lain
2.000.000 2.000.000
4.9 Hambatan Yang Terjadi Pada PT BABA RAFI INDONESIA Kantor Surabaya 1. Kurang baiknya pengakuan yang digunakan untuk mengakui pendapatan sehingga pendapatan tidak diakui pada saat waktu yang tepat. 2. Kurangnya pengawasan dalam menentukan omset dari setiap outlet yang nantinya berdampak pada besarnya royalty yang harus dibayar.
62
4.10
Penyajian Pelaporan Keuagan Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi PT BABA RAFI INDONESIA Per november 2009
PENDAPATAN USAHA Pendapatan training karyawan franchise Pendapatan bagi hasil master mandiri Pendapatan investasi kebab Penjualan bahan baku kebab
Bulan ini
L/R
400,000.00 13,135,352.00 880,000,000.00
264,000,000.00
1,750,583,050.00
316,496,773.00
Pendapatan fee royalty kebab
135,404,751.00
Penjualan outlet kebab mandiri
187,590,000.00
136,548,091.00
Penjualan outlet kebab syariah
63,201,500.00
41,801,915.00
Penjualan outlet kebab catering
9,712,500.00
3,885,000.00
Penjualan outlet kebab pameran
4,915,500.00
2,211,975.00
Pendapatan investasi maryam
120,000,000.00
36,000,000.00
Penjualan bahan baku maryam
52,474,050.00
9,970,070.00
Pendapatan fee royalty maryam
20,236,100.00
Penjualan outlet maryam mandiri
20,459,000.00
7,383,110.00
Penjualan outlet maryam syariah
20,158,500.00
5,845,965.00
Penjualan outlet maryam catering
3,057,500.00
886,675.00
Penjualan outlet maryam pameran
2,510,000.00
727,900.00
Pendapatan investasi piramizza
765,000,000.00
191,250,000.00
Penjualan bahan baku piramizza
315,627,500.00
303,209,110
63
Pendapatan fee royalty piramizza
16,539,875.00
Penjualan outlet piramizza mandiri
45,951,000.00
13,785,300.00
Penjualan outlet piramizza syariah
18,598,500.00
4,649,625.00
Penjualan outlet piramizza catering
5,650,000.00
1,277,500.00
Penjualan outlet piramizza pameran
2,698,000.00
1,079,200.00
Jumlah pendapatan usaha
4,456,992,678.00 1,526,814,287.00
HARGA POKOK Biaya angkut pembelian bahan baku
1,883,663.00
Biaya angkut penjualan bahan baku
31,736,174.00
HPP pendapatan investasi kebab HPP bahan baku kebab
616,000,000.00 1,400,466,440.00
HPP outlet kebab mandiri
51,041,909.00
HPP outlet kebab syariah
21,399,585.00
HPP outlet kebab catering
5,827,500.00
HPP outlet kebab pameran
2,703,525.00
HPP produksi barang jadi
-
HPP pendapatan investasi maryam
84,000,000.00
HPP bahan baku maryam
42,503,981.00
HPP Outlet maryam mandiri
18,075,890.00
HPP outlet maryam syariah
14,312,535.00
HPP outlet maryam catering
2,170,825.00
HPP outlet maryam pameran
1,782,100.00
HPP pendapatan investasi Piramizza HPP bahan baku piramizza
573,750,000.00 12,418,390.00
64
HPP outlet piramizza mandiri
32,165,700.00
HPP outlet piramizza syariah
13,948,875.00
HPP outlet piramizza catering
2,372,500.00
HPP outlet piramizza pameran
1,618,800.00
Jumlah harga pokok
2,930,178,392.00
LABA KOTOR
1,526,814,287.00
BIAYA USAHA Biaya uji coba Biaya karyawan
9,758,435.00 376,831,910.00
Biaya direksi
23,848,504.00
Biaya marketing
27,614,617.00
Biaya kantor dan lain-lain:
144,122,645.00
-Biaya listrik & air -Biaya penyusutan -Biaya perjalanan dinas -Biaya jamuan Jumlah biaya usaha LABA BERSIH
582,166,111.00
PENDAPATAN DILUAR USAHA
944,548,176.00
Keuntungan penujalan aktiva tetap Pendapatan bunga bank Pendapatan kos prapanca
222,748,435.00 13,795,400.00
Pendapatan gula box
2,500,000.00
Pendapatan lain-lain
10,704,300.00
65
Jumlah pendapatan diluar usaha
27,222,448
BIAYA DILUAR USAHA Biaya usaha kost petra Biaya usaha kost prapanca
10,353,592.00
Kerugian penjualan aktiva tetap
-
Biaya penghapusan piutang
-
Biaya administrasi bank Biaya bunga pinjaman bank
2,077,551.00 27,312,972.00 -
Biaya gula box Biaya diluar usaha lainnya
200,000.00
Jumlah biaya diluar usaha
39,944,115.00
Jumlah biaya pendapatan /biaya diluar usaha LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
(12,721,667.00)
931,926,509.00
Sumber: PT BABA RAFI INDONESIA
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Perkembangan didalam dunia usaha saat ini semakin pesat ditandai dengan
tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Banyak hal yang dilakukan perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, salah satunya perlakuan akuntansi terhadap pendapatan. Oleh sebab itu, perusahaan sangat mengawasi pengelolaan pendapatan secara baik. Pengelolaan pendapatan yang tidak memadai atau cenderung buruk dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Suatu perusahaan tidak dapat mengelola keuangannya dengan baik, jika perusahaan tidak mengelola pendapatan dengan baik atau bahkan perusahaan tidak bisa mengembangkan usahanya sesuai yang direncanakan karena perlakuan pendapatan yang tidak baik. Pendapatan harus diakui, diukur, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan yang mana dapat berguna bagi pihak internal atau eksternal perusahaan. Selama penelitian di PT. BABA RAFI INDONESIA Kantor Surabaya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1.
PT. BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan cepat saji ala timur tengah.
67
2.
Produk utama PT. BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya adalah Kebab Turki yang mana saat ini perusahaan telah memiliki lebih dari 400 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan malaysia, yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
3. Pengakuan pendapatan pada PT. BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya menggunakan cash basis sehingga pendapatan diakui pada saat adanya transaksi keuangan. 4. Pendapatan PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh PT BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya. 5. Pencatatannya sudah baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum di Indonesia.
5.2.
Saran Penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan dasar pertimbangan
dalam menentukan keputusan yang akan diambil untuk perbaikan dan perkembangan di masa yang akan datang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
68
Bagi Perusahaan 1. Sebaiknya Perlakuan akuntansi pendapatan pada PT. BABA RAFI INDONESIA kantor Surabaya mengakui pendapatan secara
akrual,
karena mudah untuk menjadwalkan kapan pendapatan itu akan diterima. Sehingga pendapatan dapat dikelola dengan baik. 2. Untuk menghindari kecurangan dari pemilik dalam melaporkan omset perbulan dari penjualan yang nantinya akan berpengaruh dalam menetukan royalti yang harus dibayar setiap bulannya, maka sebaiknya perlu diadakan pengawasan untuk menyusun laporan keuangan.
Bagi Peneliti Berikutnya 1. Mahasiswa diharapkan dapat mencari subyek pengamatan yang lebih lengkap dari perlakuan akuntansi pendapatan. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mencari obyek pengamatan selain perlakuan akuntansi pendapatan pendapatan
69
NERACA PT. BABA RAFI INDONESIA 30 N0VEMBER 2009
AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Aktiva Lancar
Kewajiban Jangka Pendek Bulan Ini
Kas
Bulan Ini
98,642,400 Hutang Usaha
Bank
999,669,775 Beban Ymh
Piutang Bahan Baku
467,597,400 Hutang Pajak
Piutang Usaha Lainnya
1,829,994,848 Hutang Lain-Lain
Persediaan
1,358,414,000 Total
Perlengkapan Outlet
Kantor&
1,151,884,267 423,196,696 67,582,645 522,731,827 2,165,395,435
254,653,400 Kewajiban Jangka Panjang
Pinjaman Dinas
109,529,050 Hutang Bank
875,900,400
Biaya Dibayar Dimuka
280,659,362 Hutang Pembelian Kendaraan
138,251,003
Pajak Dibayar Dimuka
387,802,294 Hutang Pembelian Bangunan
684,509,356
Investasi
1,524,140,000 Cad Pesangon Pegawai
Total
7,311,102,529 Total
Aktiva Tetap
Ekuitas
272,564,200 1,971,224,959
70
Harga perolehan:
Modal Saham
200,000,000
779,438,005 Laba Ditahan
5,897,565,423
-Aktiva tetap dept GA
107,275,000.00
-Aktiva tetap dept Produksi
178,420,000.00
-Aktiva tetap marketinng
167,370,000.00
dept
dir
-Aktiva tetap HRD
106,410,000.00
-Aktiva tetap accounting
180,405,000.00
-Aktiva tetap marketing
92,860,000.00
-Aktiva tetap r. Meeting
129,325,000.00
-Aktiva tetap pantry
155,080,000.00
-Aktiva tetap R produksi: - Aktiva tetap mesin
53,834,100.00
-Aktiva tetap lain-lain non mesin
75,025,000.00
-Aktiva tetap mushola 2,025,000.00
-Aktiva tetap kos-kosan
3,750,000,000.00
-Aktiva tetap pick up
5,075,000,000.00 Total Akum Penyusutan -Aktiva tetap dept GA -Aktiva tetap dept Produksi -Aktiva tetap marketinng
dept
-Aktiva tetap accounting
dir
71
-aktiva tetap marketing -Aktiva tetap r. Meeting -Aktiva tetap pantry -Aktiva tetap R produksi: - Aktiva tetap mesin
655,959.39
-Aktiva tetap lain-lain non mesin Aktiva tetap mushola Total
8,472,437,095 Laba Berjalan
Laba Bulan Ini
Aktiva Tidak Berwujud Harga Perolehan
24,742,000 Total
Amortisasi
24,742,000
Total
Tahun
4,632,642,698 931,926,509 11,662,134,630
-
Aktiva Lain-Lain Biaya yang ditangguhkan
15,215,400
Total
15,215,400 15,798,755,024
Sumber PT Baba Rafi Indonesia
15,798,755,024
72
DAFTAR RUJUKAN
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 september 2007. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Keiso, et al. 2007. Akunntansi Intermediate. Diterjemahkan oleh Penerbit Erlangga. Indonesia: Jakarta.
Rustam, 2002. Pendapatan menurut standar akuntansi keuangan no. 23. digitized by USU digital library, (http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=pengakuan+pendapatan +menurut+psak&meta=&aq=1&oq=pengakuan+penda&fp=f49e36eefa7 bb55f, diakses 14 januari 2010).
Suwarjono. 2005. Akuntansi Pengantar 1. Buku Panduan Dosen.
Warren, CS., et al. 2008. Pengantar akuntansi. Diterjemahkan oleh Tim Penerbit Salemba Empat. Indonesia: Jakarta.
Wikipedia Indonesia, Pengertian Akuntansi, 2009, (http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi, diakses 19 Januari 2010).
Yadiati, Winwin,. 2006. Pengantar Akuntansi I. Penerbit Salemba Empat. Indonesia: Jakarta