oleh Safriandi 1. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama
Pemerolehan Pemerolehan bahasa atau akuisisi akuisisi bahasa adalah adalah proses yang berlangsung berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya pertamanya.. Jadi, pemerolehan pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer, 2003:167). Selama pemerolehan bahasa pertama, Chomsky menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjad terjadii ketika ketika seoran seorang g kanak-ka kanak-kanak nak memper memperole oleh h bahasa bahasa pertam pertamany anya. a. Proses Proses yang yang dimaksud adalah proses adalah proses kompetensi dan proses dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa sejak lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehi sehing ngga ga anak anak-an -anak ak memi memili liki ki perf perfor orma mans nsii dalam dalam berb berbah ahas asa. a. Perf Perfor orma mans nsii adal adalah ah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses proses,, yaitu yaitu proses proses pemaha pemahaman man dan proses proses penerb penerbita itan n kalim kalimatat-kal kalima imat. t. Proses Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, sedangkan proses penerbitan melibatkan kemampuan menghasilkan kalimatkalimat sendiri (Chaer 2003:167). Selanjutnya, Chomsky juga beranggapan bahwa pemakai bahasa mengerti struktur dari bahasanya yang membuat dia dapat d apat mengkreasi kalimat-kalimat baru yang tidak terhitung jumlahnya dan membuat dia mengerti kalimat-kalimat tersebut. Jadi, kompetensi adalah pengetahuan intuitif yang dipunyai seorang individu mengenai bahasa ibunya (native languange). languange). Intuisi linguistik ini tidak begitu saja ada, tetapi dikembangkan pada anak sejalan dengan pertumbuhannya, sedangkan performansi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh kompetensi. Hal yang yang patut patut dipert dipertany anyaka akan n adalah adalah bagaim bagaimana ana strate strategi gi si anak dalam dalam memper memperole oleh h baha bahasa sa pert pertam aman anya ya dan apaka apakah h seti setiap ap anak anak memi memili liki ki stra strate tegi gi yang yang sama sama dalam dalam memperoleh bahsa pertamanya? Berkaitan dengan hal ini, Dardjowidjojo, (2005:243244) menyebutkan bahwa pada umumnya kebanyakan ahli kini berpandangan bahwa anak di mana pun juga memperoleh bahasa pertamanya dengan memakai strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi dan neurologi manusia yang sama, tetapi tetapi juga juga oleh oleh pandang pandangan an mental mentalist istik ik yang yang menyat menyataka akan n bahwa bahwa anak telah telah dibeka dibekali li dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. Di samping itu, dalam bahasa juga terdapat konsep konsep univer universal sal sehing sehingga ga anak secara secara mental mental telah telah menget mengetahu ahuii kodratkodrat-kodr kodrat at yang yang universal ini. Chomsky mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya telah dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan input sekitarnya. oleh input sekitarnya.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa Pertama
Perlu untuk diketahui adalah seorang anak tidak dengan tiba-tiba memiliki tata bahasa B1 dalam otaknya dan lengkap dengan semua kaidahnya. B1 diperolehnya dalam beberapa tahap dan setiap tahap berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang dewasa. Menurut Menurut para para ahli, ahli, tahaptahap-tah tahap ap ini sediki sedikitt banyakny banyaknyaa ada ciri ciri keseme kesemesta staan an dalam dalam berbagai bahasa di dunia. Pengetahuan mengenai pemerolehan bahasa dan tahapnya yang paling pertama di dapat dari dari buku buku-b -buk uku u hari harian an yang yang disi disimp mpan an oleh oleh oran orang g tua tua yang yang juga juga pene peneli liti ti ilmu ilmu psiko psikolin lingui guisti stik. k. Dalam Dalam studistudi-stu studi di yang yang lebih lebih mutakh mutakhir, ir, pengeta pengetahuan huan ini dipero diperoleh leh mela melalui lui rekam rekaman an-r -rek ekam aman an dala dalam m pita pita rekam rekaman an,, reka rekama man n vide video, o, dan dan eksp eksper erim imen en-eksper eksperim imen en yang yang dire direnc ncana anaka kan. n. Ada Ada seme sement ntar araa ahli ahli bahas bahasaa yang yang memb membag agii taha tahap p pemerolehan bahasa ke dalam tahap pralinguistik tahap pralinguistik dan linguistik . Akan tetapi, pendirian ini disanggah oleh banyak orang yang berkata berkata bahwa tahap pralinguistik pralinguistik itu tidak dapat diangga dianggap p bahasa bahasa yang yang permul permulaan aan karena karena bunyi-b bunyi-buny unyii sepert sepertii tangis tangisan an dan rengeka rengekan n dikendalikan oleh rangsangan (stimulus) semata-mata, yaitu respons otomatis anak pada rangsangan lapar, sakit, keinginan untuk digendong, dan perasaan senang. Oleh karena itu, itu, tahaptahap-tah tahap ap pemero pemeroleh lehan an bahasa bahasa yang yang dibaha dibahass dalam dalam makala makalah h ini adalah adalah tahap tahap linguistik yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu (1) tahap pengocehan (babbling); (2) taha tahap p satu satu kata kata (holofrastis); (3) (3) taha tahap p dua dua kata kata;; (4) (4) tahap tahap meny menyer erupa upaii tele telegr gram am (telegraphic speech). 2.1 Vokalisasi Bunyi Pada Pada umur umur sekita sekitarr 6 minggu, minggu, bayi bayi mulai mulai mengel mengeluar uarkan kan bunyi-b bunyi-buny unyii dalam dalam bentuk bentuk teriak teriakan, an, rengeka rengekan, n, dekur. dekur. Bunyi Bunyi yang yang dikelu dikeluark arkan an oleh oleh bayi bayi mirip mirip dengan dengan bunyi bunyi konsonan atau vokal. Akan tetapi, bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar terdengar dengan jelas. jelas. Yang menjadi pertanyaan pertanyaan adalah apakah bunyi-bunyi bunyi-bunyi yang dihasilkan dihasilkan tadi merupakan merupakan bahasa? Fromkin dan Rodman (1993:395) (1993:395) menyebutkan bahwa bunyi tersebut tidak dapat dianggap sebagai bahasa. Sebagian ahli meny menyeb ebut utka kan n bahw bahwaa buny bunyii yang yang diha dihasi silk lkan an oleh oleh bayi bayi ini ini adal adalah ah buny bunyii-bu buny nyii prabahasa/dekur/vokalisasi bahasa/tahap cooing . Setelah tahap vokalisasi, bayi mulai mengoceh (babling). (babling). Celoteh Celoteh merupakan merupakan ujaran ujaran yang yang memili memiliki ki suku suku kata kata tunggal tunggal sepert sepertii mu dan da. da. Adapu Adapun n umur umur si bayi mengoce mengoceh h tak dapat dapat ditent ditentukan ukan dengan dengan pasti. pasti. Mar’at Mar’at (2005: (2005:43) 43) menyeb menyebutk utkan an bahwa bahwa tahap ocehan ini terjadi pada usia antara 5 dan 6 bulan. Dardjowidjojo (2005: 244) menyebutkan bahwa tahap celoteh terjadi sekitar umur 6 bulan. Tidak hanya itu. ada juga sebagian sebagian ahli menyebutkan menyebutkan bahwa celoteh celoteh terjadi pada umur 8 sampai sampai dengan 10 bulan. Perbedaan pendapat seperti ini dapat saja. Yang perlu diingat bahwa kemampuan anak berceloteh tergantung pada perkembangan neurologi seorang anak.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
pertama adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/. dengan demikian, strukturnya adalah K-V. Ciri lain dari celotehan adalah pada usia sekitar 8 bulan, stuktur silabel K-V ini kemudian diulang sehingga muncullah struktur seperti: K1 V1 K1 V1 K1 V1…papapa mamama bababa… Orang tua mengaitkan kata papa dengan ayah dan mama dengan ibu meskipun apa yang ada di benak tidaklah kita ketahui. Tidak mustahil celotehan itu hanyalah sekedar artikulatori belaka (Djardjowidjojo, 2005:245). Begitu Begitu anak anak melewa melewati ti period periodee mengoce mengoceh, h, mereka mereka mulai mulai mengua menguasai sai segmen segmen-segmen fonetik yang merupakan balok bangunan yang dipergunakan untuk mengucapkan perkataan. Mereka belajar bagaimana mengucapkan sequence mengucapkan sequence of segmen, yaitu silabesilabe silabe dan kata-ka kata-kata. ta. Cara Cara anak-a anak-anak nak mencob mencobaa menguas menguasai ai segmen segmen foneti fonetik k ini adalah adalah dengan menggunakan teori hypothesis-testing (Clark & Clark dalam Mar’at 2005:43). Menurut teori ini anak-anak menguji coba berbagai hipotesis tentang bagaimana mencoba memproduksi bunyi yang benar. Pada Pada taha tahapp-ta taha hap p perm permul ulaa aan n peme pemero role leha han n baha bahasa sa,, bias biasan anya ya memproduksi perkataan orang dewasa yang disederhanakan sebagai berikut: (1) menghilangkan konsonan akhir blumen bu boot bu (2) mengurangi kelompok konsonan menjadi segmen tunggal: batre batebring bin bring bin (3) menghilangkan silabel yang tidak diberi tekanan kunci ti semut emut 4) reduplikasi silabel yang sederhana pergi gigi
anak anak-a -ana nak k
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Apakah tahap celoteh ini penting bagi si anak. Jawabannya tentu saja penting. Tahap celoteh ini penting artinya karena anak mulai belajar menggunakan bunyi-bunyi ujaran yang benar dan membuang bunyi ujaran yang salah. Dalam tahap ini anak mulai menirukan pola-pola intonasi kalimat yang diucapkan oleh orang dewasa. 2.2 Tahap Satu-Kata atau Holofrastis Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 dan 18 bulan. Ujaran-ujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu pada benda-benda yang dijumpai dijumpai sehari-har sehari-hari. i. Pada tahap ini pula seorang seorang anak mulai menggunakan menggunakan serangkaian serangkaian bunyi berulang-ulang untuk makna yang sama. pada usia ini pula, sang anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna dan mulai mengucapkan kata-kata yang pertama. Itulah sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata satu frase atau kalimat, yang berarti bahwa satu kata yang diucapkan anak itu merupakan satu konsep yang lengkap, misalnya “mam” (Saya minta makan); “pa” (Saya mau papa ada di sini), “Ma” (Saya mau mama ada di sini). Mula-mula, kata-kata itu diucapkan anak itu kalau rangsangan ada di situ, tetapi sesudah lebih dari satu tahun, “pa” berarti juga “Di mana papa?” dan “Ma” dapat juga berarti “Gambar seorang wanita di majalah itu adalah mama”. Menurut pendapat beberapa peneliti peneliti bahasa anak, kata-kata kata-kata dalam tahap ini mempunyai mempunyai tiga fungsi, yaitu kata-kata itu dihubungkan dengan perilaku anak itu sendiri atau suatu keinginan untuk suatu perilaku, untuk mengungkapkan suatu perasaan, untuk memberi nama kepada suatu benda. Dalam bentuknya, kata-kata yang diucapkan itu terdiri dari konsona konsonan-k n-kons onsonan onan yang yang mudah mudah dilafa dilafalka lkan n sepert sepertii m,p,s,k dan vokalvokal-voka vokall sepert sepertii a,i,u,e. 2.3 Tahap Dua-Kata, Satu Frase Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan. Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan papa ikut. Kalau pada tahap holofrastis holofrastis ujaran yang diucapkan si anak belum tentu dapat ditentukan makna, pada tahap dua kata ini, ujaran si anak harus ditafsirkan sesuai dengan konteksnya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir secara “subjek + predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang dan jamak belum dapat digunakan. Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat dapat terdiri atas kata benda + kata benda, seperti “Ani mainan” yang berarti “Ani sedang bermain dengan mainan” atau kata sifat + kata benda, seperti “kotor patu” yang artinya “Sepatu ini kotor” dan sebagainya. 2.4 Ujaran Telegrafis
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
dengan dengan bahasa bahasa orang orang dewasa dewasa.. Contoh Contoh dalam dalam tahap tahap ini diberi diberikan kan oleh oleh Fromk Fromkin in dan Rodman. “Cat stand “Cat stand up table” (Kucing berdiri di atas meja); “What that?” (Apa itu?); “ He play little tune” (dia memainkan lagu pendek); “ Andrew want that” (Saya, yang bernama Andrew, menginginkan itu); “ No sit here” (Jangan duduk di sini!) Pada usia dini dan seterusnya, seorang anak belajar B1-nya secara bertahap dengan caranya sendiri. Ada teori yang mengatakan bahwa seorang anak dari usia dini belajar bahasa dengan cara menirukan. Namun, Fromkin dan Rodman (1993:403) menyebutkan hasil peniruan yang dilakukan oleh si anak tidak akan sama seperti yang diinginkan oleh orang dewasa. Jika orang dewasa meminta sang anak untuk menyebutkan “He’s going out”, si anak akan melafalkan dengan “ He go out”. Ada lagi teori yang mengatakan bahwa bahwa seoran seorang g anak anak belaja belajarr dengan dengan cara cara penguat penguatan an (reinforcement), artinya artinya kalau seorang anak belajar ujaran-ujaran yang benar, ia mendapat penguatan dalam bentuk bagus, pandai, pandai, dsb. pujian, pujian, misalnya misalnya bagus, dsb. Akan tetapi tetapi,, jika jika ujaran ujaran-uj -ujara aranny nnyaa salah, salah, ia mendapat “penguatan negatif”, misalnya lagi, salah, tidak baik. Pandangan ini berasumsi bahwa anak itu harus terus menerus diperbaiki bahasanya kalau salah dan dipuji jika ujarannya itu benar. Teori ini tampaknya belum dapat diterima seratus persen oleh para ahli psikologi dan ahli psikolinguistik. Yang benar ialah seorang ialah seorang anak membentuk aturan-aturan dan menyusun tata bahasa sendiri. Tidak semua anak menunjukkan kemajuan-kemaju kemajuan-kemajuan an yang sama meskipun semuanya menunjukkan kemajuan-kemajuan yang reguler. Selain tahap pemerolehan bahasa yang disebutkan di atas, ada juga para ahli bahasa seperti Aitchison mengemukakan beberapa tahap pemerolehan bahasa anak. Tahap 1: Mendengkur Tahap ini mulai berlangsung pada anak usia sekitar enam minggu. Bunyi yang dihasilkan mirip dengan vokal tetapi tidak sama dengan bunyi vokal orang dewasa. Tahap 2: Meraban Tahap Tahap ini ini berl berlan angs gsun ung g keti ketika ka usia usia anak anak mende mendeka kati ti enam enam bulan bulan
Taha Tahap p mera meraban ban
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Anak mulai menirukan pola-pola intonasi. Tuturan yang dihasilkan mirip dengan yang diucapkan ibunya. Tahap 4: Tuturan satu kata Pada umur satu tahun sampai delapan belas bulan anak mulai mengucapkan tuturan satu kata. kata. Pada Pada usia usia ini anak memper memperole oleh h sekita sekitarr lima lima belas belas kata kata melipu meliputi ti nama nama orang, orang, binatang, dan lain-lain. Tahap 5: Tuturan dua kata Umumnya pada usia dua setengah tahun anak sudah menguasai beberapa ratus kata. Tuturan hanya terdiri atas dua kata. Tahap 6: Infleksi kata Kata-kata yang dianggap remeh dan infleksi mulai digunakan. Dalam bahasa Indonesia yang tidak mengenal istilah istilah infleksi, infleksi, mungkin berwujud berwujud pemerolehan pemerolehan bentuk-bent bentuk-bentuk uk derivasi, misalnya kata kerja yang mengandung awalan atau akhiran. Tahap 7: Bentuk Tanya dan bentuk ingkar Anak mulai memperoleh kalimat tanya dengan kata tanya seperti apa, siapa, kapan, dan sebagainya. Di samping itu anak juga sudah mengenal bentuk ingkar. Tahap 8: Konstruksi yang jarang atau kompleks Anak sudah sudah mulai mulai berusa berusaha ha menafs menafsirk irkan an meskip meskipun un penafsi penafsiran rannya nya dilaku dilakukan kan secara secara keliru. Anak juga memperoleh kalimat dengan struktur yang rumit, seperti pemerolehan kalimat majemuk. Tahap 9: Tuturan yang matang Pada tahap ini anak sudah dapat menghasilkan kalimat-kalimat seperti orang dewasa. Proses Perkembangan Bahasa Anak
1. Fonologi Anak menggun menggunaka akan n bunyibunyi-buny bunyii yang yang telah telah dipela dipelajar jariny inyaa dengan dengan bunyibunyi-buny bunyii yang yang belum dipelajari, misalnya menggantikan bunyi /l/ yang sudah dipelajari dengan bunyi /r/ yang belum dipelajari. Pada akhir periode berceloteh, anak sudah mampu mengendalikan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa morfem yang menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang digunakan. Kesalahan gramatika sering terjadi pada tahap ini karena anak masih berusaha mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. Anak terus memperbaiki bahasanya sampai usia sepuluh tahun. 3. Sintaksis Alamsyah (2007:21) menyebutkan bahwa anak-anak mengembangkan tingkat gramatikal kalima kalimatt yang yang dihasi dihasilka lkan n melalu melaluii beberap beberapaa tahap, tahap, yaitu yaitu melalu melaluii penirua peniruan, n, melalu melaluii penggolongan penggolongan morfem, dan melalui melalui penyusunan penyusunan dengan cara menempatkan menempatkan kata-kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat. 4. Semantik Anak menggunakan kata-kata tertentu berdasarkan kesamaan gerak, ukuran, dan bentuk. Misalnya, anak sudah mengetahui makna kata jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan orang tuanya, namun kemudian dia memakai kata tersebut untuk semua jenis jam. 4. Teori-teori tentang Pemerolehan Bahasa Pertama
4.1 Teori Behaviorisme Teori behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungan antara rangsangan ( stimulus) stimulus) dan reaksi (response (response). ). Perilaku bahasa yang efektif efektif adalah adalah membuat membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya. Sebagai contoh, seorang anak mengucapkan bilangkali untuk barangkali. untuk barangkali. Sudah pasti si anak akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila sutu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak mendapat kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan membuat reaksi yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Namun Namun demiki demikian, an, banyak banyak kritik kritikan an terhada terhadap p aliran aliran ini. ini. Chomsk Chomsky y mengat mengataka akan n bahwa toeri yang berlandaskan conditioning dan reinforcement tidak bisa menjelaskan kalimat-kalimat baru yang diucapkan untuk pertama kali dan inilah yang kita kerjakan tiap tiap hari. hari. Bower Bower dan Hilgar Hilgard d juga juga menent menentang ang aliran aliran ini dengan mengat mengataka akan n bahwa bahwa penelitian mutakhir tidak mendukung aliran ini. Aliran Aliran behavi behaviori orisme sme mengat mengataka akan n bahwa bahwa semua semua ilmu ilmu dapat dapat disede disederha rhanak nakan an menjad menjadii stimulus-response. Hal tersebut tidaklah benar karena tidak semua perilaku hubungan stimulus-response. berasal dari stimulus-response dari stimulus-response.. 4.2 Teori Nativisme Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, manusia, binatang binatang tidak mungkin dapat menguasai menguasai bahasa manusia. manusia. Pendapat Pendapat Chomsky Chomsky didasarkan didasarkan pada beberapa beberapa asumsi. asumsi. Pertama, perilaku perilaku berbahasa berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan yang sama (merupakan sesu sesuat atu u yang yang univ univer ersa sal) l),, dan lingk lingkun ungan gan memi memili liki ki pera peran n keci kecill di dala dalam m pros proses es pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, ling lingkun kunga gan n baha bahasa sa anak anak tida tidak k dapat dapat meny menyedi ediak akan an data data yang yang cukup cukup bagi bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa. Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”. Nativisme juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device, disingkat LAD). Mengenai bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya. Semua anak yang normal dapat belajar bahasa apa saja yang digunakan oleh masyarakat sekitar. sekitar. Apabila diasingkan sejak lahir, anak ini tidak memperoleh bahasa. Dengan kata lain, LAD tidak mendapat “makanan” sebagaimana biasanya sehingga alat ini tidak bisa dapa bah bagaima bagaima lazimn lazimn i anak dipeli dipelihara hara oleh oleh
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
deng dengan an pend pendap apat at Chom Chomsk sky y yang yang meny menyat atak akan an bahw bahwaa meka mekani nism smee umum umum dari dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yang kompleks, abstrak, dan khas. khas. Begitu Begitu juga juga dengan dengan lingku lingkungan ngan berbaha berbahasa. sa. Bahasa Bahasa harus harus dipero diperoleh leh secara secara alamiah. Menurut Menurut teori teori kogniti kognitivis visme, me, yang yang paling paling utama utama harus harus dicapa dicapaii adalah adalah perkem perkembang bangan an kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada. Anak hanya memahami dunia melalui indranya. Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mula mulaii meng menggu guna naka kan n simb simbol ol untu untuk k memp mempre rese sent ntas asik ikan an bend bendaa yang yang tida tidak k hadi hadir r dihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak. 4.4 Teori Interaksionisme Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis. Sebenarnya, menurut hemat penulis, faktor intern dan ekstern dalam pemerolehan bahasa pertama oleh sang anak sangat mempengaruhi. Benar jika ada teori yang mengatakan bahwa kemampuan berbahasa si anak telah ada sejak lahir (telah ada LAD). Hal ini telah dibuktikan dibuktikan oleh berbagai berbagai penemuan penemuan seperti seperti yang telah dilakukan dilakukan oleh Howard Howard Gardner. Gardner. Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk., 2006: 2-3). Akan Akan teta tetapi pi,, yang yang tida tidak k dapa dapatt dilu dilupa paka kan n adal adalah ah ling lingku kung ngan an juga juga fakt faktor or yang yang memp memper erng ngar aruh uhii kema kemamp mpua uan n berb berbah ahas asaa si anak anak.. Bany Banyak ak pene penemu muan an yang yang tela telah h membuktikan hal ini.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
bentuk tanya dan bentuk ingkar, konstruksi yang jarang atau kompleks, tuturan yang matang. Meskipun terjadi perbedaan dalam hal pembagian tahap-tahap yang dilalui oleh anak saat memperoleh bahasa pertamanya, jika dilihat secara cermat, pembahasan dalam setiap tahap pemerolehan bahasa pertama anak memiliki kesamaan, yaitu adanya proses fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik. Bagaima Bagaimana na sebena sebenarny rnyaa proses proses pemero pemeroleh lehan an bahasa bahasa pertam pertamaa ini? ini? Ada beberap beberapaa teori teori pemero pemeroleh lehan an bahasa bahasa yang yang menjel menjelask askan an hal ini, ini, yaitu yaitu teori teori behavio behavioris risme, me, nativi nativisme sme,, kognitivisme, interaksionisme. Keempat teori ini memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menjelaskan perihal cara anak memperoleh bahasa pertamanya. Daftar Pustaka
Alamsyah, Teuku. 1997. Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language Acqusition). Diktat Kuliah Program S-2. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Baradja, M.F. 1990. Kapita 1990. Kapita Selekta Pengajaran Bahasa. Bahasa. Malang: IKIP Campbel Campbel,, dkk. dkk. 2006. 2006. Metode Metode Praktis Praktis Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Berbasis Multiple Multiple Intelligence Intelligences. s. Depok: Intuisi Press. Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik:Kajian 2003. Psikolinguistik:Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta. Psikolinguistik: tik: Pengantar Pengantar Pemahaman Pemahaman Bahasa Manusia. Manusia. Dardjowidjo Dardjowidjojo, jo, Soenjono. Soenjono. Psikolinguis Jakarta: Yayasan Obor. Fromkin Victoria dan Robert Rodman. 1993. An Introduction Introduction to Language. Language. Florida: Harcourt Brace Jovanovich Collage. Mahmud, Saifuddin dan Sa’adiah. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa: Materi Kuliah Program Setara D-3. Banda Aceh: FKIP Unsyiah.