PROTAP PENGUKURAN
MUSCLE LENGTH TEST MMT OTOT WAJAH DAN EKSTREMITAS
Disusun Oleh : Irma Yunita
PO714241151017
Lisa Anggrayni
PO714241151018
Mar’a Nur
PO714241151019
Maryam Marsuki
PO7142411151020
Mersy Lusi Tinus
PO71424115102
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FISIOTERAPI 2017
PROTAP PENGUKURAN MUSCLE LENGTH & TEST MMT (MANUAL MUSCLE TESTING) PADA WAJAH DAN EKSTREMITAS
1. Pengukuran Muscle Length Test a. Tujuan: untuk mengukur ekstensibilitas otot pasien b. Persiapan 1. Alat/ instrument : pastikan muscle length grading chart tersedia 2. Pasien : Jelaskan prosedur test kepada pasien untuk mengurangi kecemasan pasien serta untuk memastikan pasien kooperatif. Pastikan pasien nyaman dan otot yang di test berada pada posisi yang tepat.
c. Teknik Pelaksanaan
Pastikan peregangan otot maksimal dari origo ke insersio.
Stabilisasi dengan kuat salah satu pelekatan otot ( biasanya origo ).
Lakukan penguluran pada otot secara perlahan.
Ulangi test minimal 3 kali, untuk memperoleh hasil yang akurat.
Otot Ilipsoas Cara 1
Cara 2
Upayakan regio yang akan di test, bebas daripakaian yang dapat menghambat atau menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat.
Evaluasi end feel dan catat hasil pengukuran muscle length pada medical record pasien. Teknik Pelaksanaan Cara 1 Cara 1 a. Posisi pasien : Pasien dalam posisi berdiri dengan hip fleksi dan fleksi knee,dimana tungkai yang di test menumpu di lantai sedangkan tungkai yang satunya berada pada bagian penyanggah kaki kaki pada stool. b. Posisi fisioterapis: berada di samping pasien dengan tetap memperhatikan pasien. c. Teknik pelaksanaan: Tarik stool (tungkai tetap berada pada stool) dan perhatikan posisi tungkai tungkai yang ditest. Jika tungkai yang ditest mengalami fleksi knee maka positif terjadi pemendekan otot iliopsoas.
Cara 2
a. Posisi pasien : Posisi pasien terlentang diatas bed dengan tungkai menggelantung di tepi bed (modified Thomas test). b. Posisi fisioterapis: berada di didepan kaki pasien. c. Teknik pelaksanaan: Fleksikan hip dan knee pasien hingga ke dada dan minta pasien untuk mempertahankan dengan cara memeluknya.Sedangkan tungkai yang di test tetap menggelantung di tepi bed. Kemudian fisioterapis memberikan tekanan pada paha tungkai yang di test Otot ilipsoas positif memendek jika hip pada tungkai yang di tes tidak rapat pada bed.
Rectus femoris
a. Posisi pasien : Posisi pasien terlentang diatas bed dengan tungkai menggelantung di tepi bed (modified Thomas test). b. Posisi fisioterapis: berada di didepan kaki pasien. c. Teknik pelaksanaan: Fleksikan hip dan knee pasien hingga ke dada dan minta pasien untuk mempertahankan dengan cara memeluknya.Sedangkan tungkai yang di test tetap menggelantung di tepi bed. Kemudian fisioterapis memberikan tekan pada ankle tungkai yang di test. Otot rectus femoris positif memendek jika fleksi knee kurang dari 80°.
Biceps brachii
a. Posisi pasien : Posisi pasien side lying di tepi bed.Tangan yang dites berada di samping badan dan tungkai sedikit fleksi. b. Posisi fisioterapis: berada di samping bed. c. Teknik pelaksanaan: Fisioterapis berdiri di samping pasien dengan tangan kanan berada di wrist dan tangan kiri berada di bagian distal shoulder. Tangan kanan fisioterapis
mengabduksikan dan mengelevasikan lengan pasien di ikuti gerakan pinggul fisioterapi memfiksasi bahu pasien sedangkan tangan kiri merasakan endfeel bicep brachii.
Erector spine a. Orientasi test
Stretch test Cara 1
cara 2
Orientasi test : b. Posisi pasien : pasien duduk di tepi bed c. Posisi fisioterapis: berada di belakang pasien. d. Teknik pelaksanaan: dengan posisipasien pinggang stabilFisioterapis meminta pasien untuk melakukan fleksi cervical dan thoracal (membungkuk) semaksimal mungkin. Perhatikan kurva lumbal. Otot postif memendek jika kurva lumbaltidak berubah yang dipengaruhi oleh ekstensibilitas otot erector spine. Stretch test Cara 1: a. Posisi pasien : tidur di bed dengan supine lying dan kaki pasien dalam posisi fleksi hip dan fleksi knee secara pasif dengan lutut dirapatkan. b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping pasien . 1 tangan fisioterapis memfiksasi bagian lutut pasien dan tangan yang satunya berada pada sacrum pasien. c. Teknik pelaksanaan : minta pasien untuk tetap rileks fiksasi lutut earah caudal dan secara perlahan angkat sacrum pasien. Perhatikan perubahan kurva. Cara 2 a. Posisi pasien : tidur menyamping b. Posisi fisioterapis tepat berada dibelakang pasien . c. Teknik pelaksanaan : posisi pasien fleksi cervical , fleksi hip, fleksi knee . secara perlahan fisioterapi membantu menggerakkan tubuh pasien dengan gerakan fleksi
cervical, fleksi hip, dna fleksi knee semaksimal mungkin.
d. Hasil Pengukuran : Regio Otot
Hasil Pengukuran
Iliopsoas Erector Spine Rectus Femoris Biceps Brachii
Orang Coba 1. NAMA 2. USIA 3. JENIS KELAMIN 4. PEKERJAAN 5. ALAMAT
: : : : :
KELOMPOK IV
KOORDINATOR
: MARYAM MARSUKI PO714241151020
ANGGOTA
: IRMA YUNITA
NILAI
PO714241151017
LISA ANGGRAYNI
PO714241151018
MAR’A NUR
PO714241151019
MERSI LUSY TINUS
PO714241151021
: ..........
2. MMT WAJAH a.
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot pasien.
b.
Persiapan : 1. Alat : Bed , kursi/stool 2. Pasien :
Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran MMT pada pasien.
Pasien berada dalam posisi senyaman mungkin. Teknik pelaksanaan
c.
Beri instruksi yang jelas kepada pasien atau dapat juga dengan memberikan contoh terlebih dahulu kepada pasien sebelum meminta pasien untuk mengikuti langkah-langkah pemeriksaan.
Perhatikan dengan seksama wajah pasien saat pasien mulai melakukan instruksi yang diberikan oleh fisioterapis.
No. 1
Otot Wajah M. Occipitofrontalis
Teknik Pelaksanaan Instruksikan pasien mengangkatke 2 alis dan mengerutkan dahi
2
M. Corrugator supercilli
Instruksikan Pasien menarik ke2 alis mata bersamaan ke garis tengah atau kerutk kan dahi. Kemudian fisioterapis membantu menyatukan alis pasien ke garis tengah. Dan perhatikan ada tidaknya kerutan.jika tidak ada kerutan pada dahi pasien, maka otot wajah pasien mengalami kelemahan.
3
M. Frontalis
Instruksikan pasien untuk mengangkat dahi dan perhatikan apa ada kerutan pada dahi.
4
M. Orbicularis oculi
Instruksikan pasien untuk menutup mata.
5
M. Zygomaticum major
Instruksikan pasien untuk senyum dengan memperlihatkan gigi
6
M. Orbicularis oris
Instruksikan pasien untuk memonyongkan bibir.
7
M. Platysma
Instruksikan pasien untuk mempertemukan giginya dan menarik dagu kebawah, perhatikan lehernya.
8
M. Depressor Labii inferior
Instruksikan pasien untuk mempertemukan gigi nya dan menarik dagu kebawah, perhatikan lehernya.
9
M. Mentalis
Instruksikan pasien untuk merapatkan bibirnya, dan perhatikan apakah ada kerutan di dagu nya.
10
M. Buccinator
Instruksikan pasien untuk menekan pipi kearah dalam, yaitu dengan menutup mulut, merapatkan pipi ke gigi, dan tekan pipi kedalam.
11
M. Depressor anguli oris
Instruksikan kepada pasien untuk menarik kedua sudut bibirnya kesamping.
12
M. Nasalis
Instruksikan kepada pasien untuk meng-kembangkempiskan cuping hidungnya.
13
M. Levator labii superior
Instruksikan kepada pasien untuk mengangkat bibir atasnya dan perlihatkan gigi atas, sedangkan bibir bawahna tidak bergerak.
d.
Hasil pengukuran :
OTOT WAJAH M. Occipitofrontalis M. Corrugator supercilli M. Frontalis M. Orbicularis oculi M. Zygomaticum major M. Orbicularis oris M. Platysma
HASIL MMT
M. Depressor Labii inferior M. Mentalis M. Buccinator M. Depressor anguli oris M. Nasalis M. Levator labii superior Parameter MMT Otot Wajah Score Keterangan 5 pasien dapat melakukan sesuai dengan ROM normal secara full tanpa kesulitan
3
pasien dapat melakukan tapi agak sulit atau hanya sebagian ROM
1
tidak ada gerakan tapi kontraksi yang ada dapat terasa
0
tidak ada gerakan atau tidak nampak kontraksi
Orang Coba 1. NAMA 2. USIA 3. JENIS KELAMIN 4. PEKERJAAN 5. ALAMAT
: : : : :
KELOMPOK IV
KOORDINATOR
: MARYAM MARSUKI PO714241151020
ANGGOTA
: IRMA YUNITA
NILAI
PO714241151017
LISA ANGGRAYNI
PO714241151018
MAR’A NUR
PO714241151019
MERSI LUSY TINUS
PO714241151021
: ........
3. MMT EKSTREMITAS
a. Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot pasien b. Persiapan : 1. Alat : Bed atau tempat tidur , kain licin, bedak ( untuk mengurangi friksi ) 2. Pasien :
Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran MMT pada pasien.
Pasien berada dalam posisi senyaman mungkin. Posisi nya diseuaikan dengan otot yang akan di-test. 3. Teknik pelaksanaan
Upayakan yang ingin di test, bebas dari pakaian yang dapat menghambat atau menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat
Lakukan test pada kedua sisi tubuh untuk membandingkan sisi yang sehat dan yang mengalami kelemahan. Pemeriksaan dengan resisten/tahanan diterapkan dalam arah yang berlawanandengan aksi otot.
No. 1.
Test MMT Serratus Anterior (Abduksi Scapula dan Rotasi Upward) Observasi Scapula
Teknik Pelaksanaan
Observasi scapula a. Posisi pasien : duduk diatas bed b. Posisi fisioterapis : berdiri dibelakang pasien . c. Teknik pelaksanaan : observasi scapula apakah simetris atau tidak . palpasi dengan thumb di angulus inferior scapula sedangkan finger di axila.
Grade 5 & 4
Grade 5 & 4 a. Posisi pasien : ssupine lying dengan shoulder fleksi 90o, elbow ekstensi b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping bed. c. Teknik pelaksanaan : tangan fisioterapis menstabilisasi diatas thoraks, dan tangan yang satunya mempalpasi serabut m.serratus anterior. Instruksikan kepada pasien untuk mempertahankan
Dengan resisten
Grade 2 ( Tanpa Gravitasi)
2.
Biceps Brachii (Fleksi Elbow) Palpasi m. biceps brachii
Grade 5, 4, 3 ( Dengan Resisten dan Gravitasi)
posisi tersebut. Selain itu periksa juga dengan palpasi adanya winging scapula. Dengan resisten a. Posisi pasien : supine lying dengan fleksi elbow 90o. b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping bed. c. Teknik pelaksanaan : tangan fisioterapis berada distal elbow dan wrist kemudian memberikan resisten kebawah , minta pasien untuk melawan resisten tersebut. Grade 2 (Tanpa Gravitasi) a. Posisi pasien : duduk dengan menumpu pada lantai, lengan yang dites berada diatas bed (bed sebagai penyangga untuk menghilangkan gravitasi) b. Posisi fisioterapis : berdiri dibelakang pasien . c. Teknik pelaksanaan : instruksikan kepada pasien untuk mengarahkan tangannya dalam posisi adduksi shoulder, dan fleksi 90o. Dalam posisi ini lengan diletakkan diatas kain yang halus dan licin serta ditaburi bedak untuk mengurangi friction saat melakukan gerakan ). Tangan kanan fisioterapis menstabilisasi bagian superior dari shoulder girdle, sedangkan tangan krinya mempalpasi serabut m. serratus anterior. Palpasi m. biceps brachii a. Posisi pasien : duduk diatas bed. Posisi lengan pasien supinasi. b. Posisi fisioterapis : berdiri didepan pasien. c. Teknik pelaksanaan : tangan kiri fisioterapis menstabilisasi pada anterior superior shoulder , sedangakan tangan kanan mempalpasi m.biceps brachii pada anterior humerus. Grade 5, 4, 3 a. Posisi pasien : duduk diatas bed. Posisi lengan bwah supinasi
Grade 2 (tanpa gravitasi)
3.
Triceps brachii (Ekstensi Elbow)
Grade 5,4,3 ( Gravity Resisted Test)
b. Posisi fisioterapis : berdiri didepan pasien. c. Teknik pelaksanaan : instruksikan pasien untuk melakukan fleksi elbow. Tangan kiri fisioterapis menstabilisasi pada anterior superior shoulder , sedangkan tangan kanan mempalpasi m.biceps brachii. Sedangkan pada saat memberikan resisten , tangan kanan fisioterapis diletakkan pada wrist untk memberikan resisten , sementara psien melakukan fleksi elbow. Grade 2 (tanpa gravitasi) a. Posisi pasien : duduk diatas diatas lantai. Lengan yang dites disanggah diatas bed/meja. Posisi lengan bwah supinasi , abduksi shoulder 90o dan elbow ekstensi. b. Posisi fisioterapis : berdiri dibelakang pasien. c. Teknik pelaksanaan : instruksikan pasien untuk melakukan fleksi elbow. Tangan kiri fisioterapis menstabilisasi pada anterior superior shoulder , sedangkan tangan kanan mempalpasi m.biceps brachii. Dalam tes ini, lengan diletakkan diatas kain yang licin dan ditaburi bedak untuk mengurangi friksi pada saat dilakukan gerakan fleksi elbow. Palpasi m. tricep brachii dan MMT Grade 5,4,3 a. Posisi pasien : supine lying. Posisi shoulder fleksi 90o kemudian fleksi elbow 90o. b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping bed. c. Teknik pelaksanaan : tangan kanan fisioterapis men- stabilisasi pada anterior superior shoulder , sedangakan tangan kiri mempalpasi m.tricep brachii pada posterior lengan atas. Selanjutnya , instruksikan kepada pasien untuk meluruskan meluruskan elbow (ekstensi elbow) kemudian tangan fisioterapis tetap pada posisinya
Resisted
Test Eliminasi Gravitasi ( Grade < 3 )
4.
untuk memeriksa dan palpasi kontraksi dari m.tricep brachii. Resisted test a. Posisi pasien : supine lying dengan shoulder fleksi 90o, elbow ekstensi b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping bed. c. Teknik pelaksanaan : tangan kanan fisioterapis berada pada wrist kemudian memberikan resisted ke arah fleksi elbow , sementara pasien menggerakkan elbow kearah ekstensi . minta pasien untuk mempertahankan posisi tersebut. Test Eliminasi gravitasi a. Posisi pasien : duduk . lengan disanggah diatas bed. Posisi awal, shoulder abduksi 90o dan elbow fleksi 90o, lengan bawah supinasi. b. Posisi fisioterapis : berdiri dibelakang pasien. c. Teknik pelaksanaan : tangan kanan fisioterapis berada pada superior shoulder kemudian tangan kiri mempalpasi m.tricep . kemudian instruksikan kepada pasien untuk meluruskan elbow(ekstensi) sampai ROM maksimal. Stabilisais dn palpasi tetap dipertahankan. Dibawah lengan dilapisi kain licin dan ditaburi bedak untuk mengurangi friksi saat gerakan.
Rectus Abdominis (Fleksi Trunk)
Grade 5
Grade 4
a. Posisi pasien : supine lying. Ektremitas inferior rapat ke bed begitu juga dengan trunk . b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping bed. c. Teknik pelaksanaan : 1. Grade 5 : Kedua tangan fisioterapis berada pada aspek anterior trunk untuk mempalpasi m.rectus abdominis. Kemudian instruksikan agar kedua tangan pasien dilipat dibelakang kepala. Lalu minta pasien mulai
Grade 3+
Grade 3
Grade 2
Grade 1 & 0
mengangkat trunk (fleksi trunk) sampai angulus inferior juga terangkat dari bed. 2. Grade 4 : Kedua tangan fisioterapis berada pada aspek anterior trunk untuk mempalpasi m.rectus abdominis. Kemudian instruksikan agar kedua tangan pasien dilipat menyilang didada. Lalu minta pasien mulai mengangkat trunk fleksi trunk) sampai angulus inferior juga terangkat dari bed. 3. Grade 3+ : Kedua tangan fisioterapis berada pada aspek anterior trunk untuk mempalpasi m.rectus abdominis. Kemudian instruksikan agar kedua tangan pasien diletakkan lurus disamping badan . Lalu minta pasien mulai mengangkat trunk fleksi trunk) sampai angulus inferior juga terangkat dari bed. 4. Grade 3 : Kedua tangan fisioterapis berada pada aspek anterior trunk untuk mempalpasi m.rectus abdominis. Kemudian instruksikan agar kedua tangan pasien diluruskan disamping badan pasien . Lalu minta pasien mulai mengangkat trunk fleksi trunk) . pada grade ini, pasien hanya dapat mengangkat scapula sampai angulus superior, sedangkan agulus inferior nya tetap rapat di bed. 5. Grade 2 : Kedua tangan fisioterapis berada pada aspek anterior trunk untuk mempalpasi m.rectus abdominis. Kemudian instruksikan agar kedua tangan pasien diluruskan disamping badan pasien . Lalu minta pasien mulai mengangkat trunk fleksi trunk) . Pada grade ini, pasien hanya dapat mengangkat kepala dan cervical spine, sedangkan scapula tetap rapat pada bed. 6. Grade I & 0 : Kedua tangan fisioterapis berada pada aspek anterior trunk untuk mempalpasi m.rectus abdominis. Kemudian instruksikan agar kedua tangan pasien diluruskan disamping badan pasien . Lalu minta pasien mulai mengangkat trunk fleksi trunk) . Pada grade 1 tidak ada gerakan pada pasien, namun kontraksi pada otot masih dapat dirasakan. Sedangkan pada
grade 0 (zero) , tidak ada gerakan dan kontraksi sama sekali.
5.
Psoas Major dan Iliacus ( Fleksi Hip) Gravity Resisted Test ( grade 5, 4, 3)
Test tanpa gravitasi
Gravity Resisted Test a. Posisi pasien : duduk di tepi bed, dengan kedua tangan disamping badan. Kedua kaki menggantung. b. Posisi fisioterapis : berdiri didekat pasien (sisi depan sedikit ke samping). c. Teknik pelaksanaan :fisioterapis menstabilisasi diatas pelvic ipsilat. Crista iliaca. m.iliacus & psoas major letaknya dalam & sgt sulit di palpasi. Kemudian instruksikan kepada pasien untuk melakukan fleksi hip ssemaksimal mungkin dengan knee tetap fleksi. Stabilisasi tetap dipertahankan. Sedangkan tangan kanan fisioterapis memberikan resisten pada aspek anterior distal femur. Test tanpa gravitasi a. Posisi pasien : side lying b. Posisi fisioterapis : berdiri dibelakang pasien. c. Teknik pelaksanaan : tungkai yang di-test adalah tungkai yang sebelah bawah. Kemudian fisioterapis memberikan bantuan dengan
mengangkat tungkai(yang sebelah atas). Lalu instruksikan kepada pasien untuk mulai melakukan fleksi hip semaksimal mungkin, dengan knee tetap fleksi. Diatas bed dilapisi kain licin dan ditaburi bedak untuk mengurangi friksi saat gerakan.
6.
Sartorius ( Fleksi hip, abduksi, danexternal rotasi denga fleksi knee) Gravity resisted Test ( grade 5,4,3)
Test Tanpa Gravitasi
Gravity resisted test a. Posisi pasien : duduk diatas bed dengan kedua tangan memegang tepi bed sebagai support. b. Posisi fisioterapis : berdiri didepan pasien. c. Teknik pelaksanaan : tangan kiri fisioterapis menstabilisasi bagian pelvic crista iliaca sdangkan tangan kiri fisioterapis mempalpasi m.sartorius . Lalu instruksikan pasien untuk mulai melakukan fleksi hip, abduksi, dan ekternal rotasi (knee tetap fleksi), sementara palpasi dan stabilisasi tetap dipertahankan. Minta pasien untuk meletakkan tungkai tumit yang dites diatas tulang tibia pada tungkai yang berlawanan. Ketika memberikan resisten, tangan kiri fisioterapis berada di anterior lateral paha untuk memberikan resisten kearah ekstensi dan adduksi hip, sedangkan tangaan kanan fisioterapis berada pada medial ankle untuk memberikan resisten kearah internal rotasi dan ekstensi hip. Test tanpa gravitasi a. Posisi pasien : supine lying. b. Posisi fisioterapis : berdiri disamping bed. c. Teknik pelaksanaan : tangan fisioterapis menstabilisasi pelvic dan palpasi m.sartorius. lalu pasien menggerakkan tungkai kearah fleksi, abduksi, dan eks.rotasi hip. Kemudian tumit tungkai yang dites berada diventral tungkai yang berlawanan dan minta pasien untuk
menggerakkan tumitnya keatas sepanjang tulnag tibia. Stabilisasi tetap dipertahankan selama pasien melakukan gerakan aktif.
d. Hasil pengukuran :
Otot
Hasil MMT
Serratus anterior Biceps brachii Tricep brachii Rectus abdominis Psoas major dan iliacus Sartorius
Parameter MMT Ektremitas (Nancy, 1999)
No.
Huruf Grade
Zero
0 1 2-
/ Istilah
TR P-
Trash Poor minus
Defenisi
Tidak ada kontraksi yang nyata, baik yang terlihat ataupun saat dipalpasi Ada kontraksi sedikit, tidak ada gerakan Gerakannya sebatas sebagian ROM tapi dengan posisi tubuh dimana gaya gravitasi dihilangkan
2
P
Poor
2+
P+
Poor plus
3-
F-
Fair minus
3
F
Fair
3+
F+
Fair Plus
4
G
Good
Gerakan sampai ROM secara penuh melawan gravitasi & dapat melawan tahanan sedang.
5
N
Normal
Gerakan sampai ROM secara penuh melawan gravitasi & dapat menahan beban secara maximal
Orang Coba 1. NAMA 2. USIA 3. JENIS KELAMIN 4. PEKERJAAN 5. ALAMAT
Gerakannya sampai ROM secara penuh posisi tubuh dimana gaya gravitasi dihilangkan Gerakannya sampai ROM secara penuh tapi dengan posisi tubuh dimana gaya gravitasi dihilangkan & ditingkatkan hingga ½ ROM melawan gaya gravitasi Gerakan melalui ROM secara penuh dengan posisi tubuh dimana gaya gravitasi dihilangkan & ditingkatkan hingga ROMnya lebih dari ½ dengan melawan gaya gravitasi Gerakan sampai dengan ROM secara penuh melawan gravitasi Gerakan sampai ROM secara penuh melawan gravitasi bumi & dapat melawan resisten minimal
: : : : :
KELOMPOK IV
KOORDINATOR
: MARYAM MARSUKI PO714241151020
ANGGOTA
: IRMA YUNITA
PO714241151017
LISA ANGGRAYNI
PO714241151018
MAR’A NUR
PO714241151019
MERSI LUSY TINUS
PO714241151021
NILAI
: ..........