Proposal Usaha PENGGEMUKAN SAPI
Oleh: Rohmat Diyono, S.Pt
bersama
KELOMPOK TANI TERNAK “NGUDI MANDIRI” Alamat: Desa Prangkokan, Kecamatan Bejen Temanggung Jawa Tengah HP: 081-386-672-386 Blog: http://ngudimandiri.wordpress.com/
Executive Summary Usaha penggemukan sapi ini berskala 10 sampai 20 ekor sapi dengan bobot awal antara 350 kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 458-495 kg/ekor. Usaha akan dilakukan di wilayah kabupaten Temanggung. Di Temanggung selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, kulit kopi dan lain-lain banyak didapat dan relative murah. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 20 ekor sebesar Rp. 271.050.000,-. Keuntungan yang bisa diperoleh sebesar Rp. Rp.
35.400.000,- selama satu periode penggemukan (3 bulan) atau Rp. 11.800.000,per-bulan. Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana dengan baik.
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia, telah dipotong sekitar 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan kurang lebih 350.000 ton daging sapi yang diproduksi didalam negeri ditambah dengan mendatangkan sapi bakalan dari Australia tidak kurang dari 350.000 ekor dan impor daging beku sekitar 30.000 ton. Prospek
penggemukan
sapi
potong
cukup
bagus
sejalan
dengan
meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein kewani akan meningkat. Selain itu, menurunnya import sapi dari Amerika, Australia, India dan lain-lain karena penyakit Antrax, mulut dan kuku serta sapi gila, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidk pernah menurun, cenderung 5 – 8 % diatas ratarata inflasi. Dan yang perlu dicatat adalah pengeluaran sapi siap potong dari Kabupaten Temanggung ke luar daerah (Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta
dan
lain-lain)
tercatat
sebanyak
150-175
ekor/bulan
(Distanak
Temanggung, 2008). Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal (Temanggung dan Magelang), regional (Semarang, Tegal dan Wonosobo) dan nasional (JABOTABEK, Bandung, JABAR). Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya diwilayah Temanggung. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
B. Tujuan Tujuan dari pengajuan proposal usaha ini adalah untuk menyediakan informasi bagi para investor, tentang peluang usaha di bidang agribisnis penggemukan sapi.
BAB 2. PROFIL USAHA A. Teknis Produksi Usaha penggemukan sapi ini berskala 10 sampai 20 ekor sapi dengan bobot awal antara 350 kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 458-495 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.
B. Lokasi Lokasi usaha akan direncanakan di wilayah Kabupaten Temanggung. Lokasi yang sesuai untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa criteria penting, diantaranya adalah : 1. Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks 2. Dekat dengan sumber air bersih 3. Dekat dengan akses jalan raya 4. Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah berupa limbah-limbah hasil industri pertanian 5. Dekat dengan sumber bakalan dan pasar. Kabupaten
Temanggung
merupakan
daerah
agraris
yang
sebagian
penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Luas lahan pertanian mencapai 60,956 Ha dengan suhu udara antara 18° C – 28° C dan curah hujan antara 1.000 – 3.100 mm/tahun. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Temanggung selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak.. Selain itu produksi Hijauan Makanan Ternak (HMT) setara
dengan 240.148 Satuan Ternak (ST), sedangkan populasi ternak (sapi, kerbau dan domba/kambing) setara dengan 81.4411 ST, sehingga masih dimungkinkan pengembangan ternak sebanyak 158.707 ST (setara dengan 158.707 ekor sapi). Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, kulit kopi dan lain-lain banyak didapat dan relative murah.
C. Kandang Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas bangunan 1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.
E. Bakalan Sapi Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 1,2-1,6 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara 458-495 kg/ekor.
Gambar 1. Sapi Limousin (sumber: (sumber: google )
D. Pakan Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 350 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan
hijauan berupa rumput Raja (King (King Grass ) yang bersumber dari kebun HMT, atau hijauan yang dibeli dengan kisaran harga Rp.250,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan konsentrat ramuan sendiri dengan pertimbangan untuk menekan biaya. Bahan-bahan untuk membuat konsentrat yang diperlukan diantaranya adalah :dedak halus, dedak kasar, bungkil kelapa, tepung gaplek, tepung jagung, onggok dan tetes.
E.
Tenaga Kerja Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 2 orang, masing-masing
menangani 10 ekor sapi. Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar Rp. 2500 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.750.000 perbulan untuk setiap pekerja.
F.
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi
diantaranya adalah : gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.
BAB 3. PEMASARAN Tidak perlu dikwatirkan lagi bahwa peluang pasar sapi potong masih sangat terbuka lebar untuk pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri. Wliayah pasar untuk memenuhi kebutuhan lokal dan kota lain terdekat seperti, Semarang, Magelang, Jogjakarta dan Wonosobo. Selain itu, wilayah Jawa Barat dan JABOTABEK merupakan wilayah potensial untuk jangkauan pemasaran yang lebih luas.
BAB 4. TEKNIS INVESTASI DAN KELAYAKAN FINANSIAL
A. Biaya Investasi Awal Asumsi yang digunakan dalam penyusunan rencana biaya investasi dibawah ini yaitu, telah tersedia lahan seluas 1,6 ha untuk keperluan kebun pakan dan perkandangan. Biaya investasi awal terdiri dari biaya tetap dan biaya operasiobal (Tabel 1).
Tabel 1. Biaya Investasi awal
Tabel 1. Biaya Pra Operasional, biaya tetap, dan biaya opeasional No
Biaya investasi tetap
Biaya (Rp)
Survey dan persiapan
5.000.000 2
2
1 unit kandang (190 m ), Rp. 150.000/m
28.500.000
1 paket peralatan kandang
5.000.000
Gudang pakan dan peralatan
5.000.000
Kantor dan perlengkapan
7.000.000
Instalasi air
3.000.000
Instalasi pengolahan pupuk
2.000.000
Total Biaya tetap
58.500.000
No
Biaya operasional 1 periode (3 bulan)
Biaya (Rp)
1
Pengadaan bakalan sapi 20 ekor
175.000.000
2
Konsentrat
13.500.000
3
Biaya hijauan pakan
13.500.000
4
Gaji tenaga kerja
5
Biaya perawatan kandang
500.000
6
Beban transport penjualan
1.500.000
7
Biaya obat-obatan dan vitamin
500.000
8
Biaya listrik dan telpon
450.000
9
Biaya administrasi
600.000
10
Biaya cadangan
1.000.000
11
Sewa lahan kandang
1.500.000
Total Biaya Operasional
4.500.000
212.550.000
Tabel 2. Ringkasan biaya tetap dan biaya opeasional No
Uraian
Biaya (Rp)
1.
Biaya tetap
58.500.000
2.
Biaya operasional
212.550.000
Total
271.050.000
Jadi keseluruhan biaya investasi untuk usaha penggemukan sapi secara intensif skala 20 ekor adalah Rp. 271.050.000,-.
B. Proyeksi Laba-Rugi Untuk mengetahui kondisi usaha setiap periode usaha, apakah untung atau rugi, maka dapat dilihat pada tabulasi secara ringkas dibawah ini.
Tabel 3. Proyeksi Laba Rugi Selama 1 Periode Penggemukan (3 bulan) No
Uraian
1.
Penerimaan Penjualan 20 ekor sapi Penjualan pupuk kandang
(Rp)
238.500.000 9.450.000
Total penerimaan
2.
Pengeluaran (biaya operasional)
3.
Keuntungan (1-2)
212.550.000
35.400.000
Usaha penggemukan sapi ini akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar
Rp. 35.400.000,- selama satu periode penggemukan (3 bulan) atau Rp. 11.800.000,- per-bulan.
C. Analisis Cash Flow Analisis cash flow digunakan untuk mengetahui aliran keluar masuknya dana setiap tahunya. Untuk membuat analisa cashlow digunakan beberapa asumsi dan faktor teknis usaha (Lampiran 1). Sehingga didapatkan tabel analisis cashflow
(Lampiran 2).
D. Analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan B/C rasio NPV bernilai positif (Rp. 223.158.000,-) menunjukkan bahwa apabila investasi dijalankan maka usaha akan memberikan kentungan. Semakin besar NPV maka pusaha akan semakin untung. Nilai IRR yaitu 26%, lebih besar dari tingkat bunga bank (18%). Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada usaha ini akan jauh menguntungkan daripada sejumlah modal tersebut diinvestasikan pada bank.
Sedangkan B/C rasio rata-rata pertahun sebesar 1,2 hal ini berarti setiap pengeluaran tambahan biaya produksi sebesar Rp. 100,- akan menghasilkan Rp. 120,-. Dengan kata lain, keuntungan akan semakin meningkat seiring dengan penambahan input produksi (jumlah ternak) yang diinvestasikan.
BAB 6. PENUTUP Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial diatas, usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 20 ekor sebesar Rp. 271.050.000,-. Keuntungan yang bisa diperoleh sebesar Rp. Rp. 35.400.000,- selama satu periode penggemukan (3 bulan) atau Rp. 11.800.000,- per-bulan. Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana dengan baik.