2
Perawat perlu menjalin
hubungan terapiotik kepada kepada klien agar
terjadi hubungan saling percaya antara klien dan perawat. Sehingga memudahkan perawat untuk mendapatkan data tentang apa yang dirasakan klien sehingga membuat klien marah. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa marah merupakan salah satu respon memicu terjadinya perilaku kekerasan. Maka karena hal tersebut penulis tertarik untuk menulis makalah dengan mengangkat judul “ Asuhan Keperawatan Klien Tn. I Dengan Perilaku Kekerasan di Ruang Pusuk Buhit RSJD Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014”.
1.2.
Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama perilaku peril aku kekerasan. 1.2.2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan c. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan e. Mampu membuat implementasi keperawat pada klien dengan perilaku kekerasan f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan
1.3.
Ruang Lingkup Penulisan
Dalam penulisan laporan studi kasus ini penulis hanya membatasi satu kasus yaitu : Asuhan KeperawatanDengan Perilaku Kekerasan di
3
Ruang Pusuk Buhit RSJD Provinsi Sumatera Medan dengan menggunakan proses keperawatan.
1.4.
Manfaat Penulisan 1. Mahasiswa Keperawatan Keperawatan
Manfaat makalah ini terhadap mahasiswa adalah sebagai panduan dalam melakukan pengkajian, intervensi, implementasi yang benar dan tepat terhadap pasien yang menderita gangguan jiwa. 2. Institusi Pendidikan
Manfaan bagi institusi pendidikan adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan dan secara langsung memberikan masukan metode pemberian asuhan keperawatan jiwa melalui pengaplikasian konsep dan teori keperawatan jiwa kedalam praktek langsung sehingga dapat digunakan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan yang bermanfaat bagi instansi pendidikan. 3. Rumah Sakit Jiwa Daerah ProvSU Medan
Manfaat bagi RSJD ProvSU Medan adalah memberikan masukan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan dan pengaplikasiannya kepada pasien penderita ganggua jiwa.
1.5.
Metode Penelitian
Dalam penulisan studi laporan kasus ini, penulis menggunakan metode ilmiah yang menggambarkan apa yang terjadi menggunakan teknik : 1. Wawancara dan melakukan pengamatan langsung dengan pasien. 2. Studi kepustakaan yaitu membaca buku yang berhubungan dengan perilaku kekerasan 3. Membaca status klien.
4
1.6.
Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini dimulai dari bab yang tersusun secara sistematika yaitu : BAB I
: Pendahuluan
BAB II
: Tinjauan Teoritis
BAB III
: Tinjauan Kasus
BAB IV
: Pembahasan
BAB V
: Penutup : Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustak
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) disis yang lain (Yosep, 2008 : 146). Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang ditujukan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz 2000, dikutip oleh Yosep 2008 : 245). Menurut Patricia D. Barry (1998, dikutip oleh Yosep 2008 : 145), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dant benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan kelingkingan, kedalam diri atau secara destruktif. Perilaku kekerasan merupakan suatu perilaku yang identik yang biasanya ditujukan ke orang lain dengan karakteristik bertindak marah, kebencian dan permusuhan yang membawa ancaman yang bahaya bagi orang lain dalam konteks yang tidak dapat diterima oleh orang lain (Martin, 1998 hal : 26). Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kekerasan adalah suatu perilaku yang menggambarkan keadaan
5
6
marah, agresif verbal maupun nonverbal, serta perasaan benci yang dapat menimbulkan bahaya pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. 2.2. Etiologi
1. Faktor Predisposisi Faktor
predisposisi
yang
dialami
tiap
orang
merupakan
factor
predisposisi, artinya mungkin terjadi / mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika factor berrikut dialami oleh individu : a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan. b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan control sosial yang tidal pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima (permissive). d. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistim limbik, lobus frontal, lobus
temporal,
dan
ketidakseimbangan
neurotransmitter
turut
berperan dalam terjadinyan perilaku kekerasan. 2. Faktor Prespitasi Factor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai / pekerjaan dan kekerasan merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi social yang provokatif an konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
7
2.3. Tanda dan Gejala
Pada pengkajian awal dapat diketahui alas an utama klien dibawa ke rumah sakit adalah periaku kekerasan, klien dengan perilaku kekerasan sering menunjukkan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
1. Data Obyektif a. Muka merah b. Pandangan tajam c. Otot tegang d. Nada suara tinggi e. Berdebat f.
Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang 2. Data Subyektif a. Mengeluh perasaan terancam b. Mengungkapkan perasaan tidak berguna c. Mengungkapkan perasaan jengkel d. Mengungkapkan adanya adanya keluhan fisik, berdear-debar, merasa tercekik, dada sesak, bingung.
2.4. Rentang Respon
Rentang respon marah adalah sebagai berikut :
Adaptif
Asertif Frustasi
Maladaptif
Pasif
Agresif
Kekerasan
8
1. Asertif Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan kelegaan. 2. Frustasi Klien gagal mencapai tujuan dan kepuasan / saat marah dan tidak dapat menemukan alternative. 3. Pasif Klien merasa tidak dapat mengungkapkan perasaannya, tidak berbahaya dan menyerah. 4. Agresif Klien mengekspresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong orang lain dengan ancaman. 5. Kekerasan Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan hilang control, disertai amuk dan merusak lingkungan.
2.5. Penatalaksaan
1. Farmakoterapi a. Obat anti psikotis, phenotizin (CPZ / HLP) b. Obat anti depresi, amitriptyline c. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam d. Obat anti insomnia, phenobarbital. 2. Terapi modalitas a. Terapi keluarga Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian : 1) Jangan memncing emosi klien 2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga 3) Memberikan
kesempatan
pada
klien
dalam
mengemukakan
pendapat 4) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang di alami
9
5) Mendengarkan keluhan klien 6) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien 7) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien 8) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memfonis 9) Jika terjadi PK yang dilakukan adalah : a) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman b) Hindari benda tajam c) Lakukan fiksasi sementara d) Rujuk kepelayanan kesehatan b. Terapi kelompok Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social dan aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kes Adaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain. c. Terapi music Dengan
music
klien
terhibur,
rileks
dan
bermain
untuk
mengembalikan kesadaran klien.
2.6. Tindakan Kperewatan Untuk Pasien
1. Tujuan a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya f. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, social dan dengan terapi psikofarmaka.
10
2. Tindakan a. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah : 1) Mengucapkan salam teraupetik 2) Berjabat tangan 3) Menjelaskan tujuan interaksi 4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu dengan klien b. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu c. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan. 1) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik 2) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis 3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara sisial 4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara spiritual 5) Diskusikan
tanda
dan
gejala
perilaku
kekereasan
secara
intelektual d. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara : 1) Social / verbal 2) Terhadap orang lain 3) Terhadap diri sendiri 4) Terhadap lingkungan e. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya f. Diskusikan bersama pasien
cara mngontrol perilaku kekerasan
secara : 1) Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam 2) Obat 3) Social / verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
11
4) Spiritual : sholat / berdoa sesuai keyakinan pasien g. Latihan control perilaku kekerasan secara fisik : 1) Latihan napas dalam dan pukul kasur / bantal 2) Susun jadwal latihan napas dalam dan pukul kasur / bantal h. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social / verbal : 1) Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 2) Latihan mengungkapkan
rasa marah marah secara verbal : menolak menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik 3) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verb al/ i.
Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual : 1) Diskusikan hasil latihan perilaku kekerasan secara fisik dan sosia; atau verbal 2)
Minum Latihan sholat atau berdoa
3) Buat jadwal latihan sholat / berdoa j.
Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat 1) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar 2) Susun jadwal minum obat secara teratur
2.7. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
1. Tujuan Keluarga dapat merawat pasien dirumah 2. Tindakan a. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku yang muncul dan akibat perilaku tersebut b. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan 1) Anjurkan keluarga untuk memotifasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
12
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan pekerjaan tersebut secara tepat 3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekesama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejalagejala perilaku kekerasan. c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada keluarga, seperti melempar atau memukul benda / orang lain.
2.8. Evaluasi
1. Pada pasien : a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilakku kekerasan secara teratur sesuai jadwal : 1) Secara fisik 2) Secara social/verbal 3) Secara spiritual 4) Dengan terapi psikofarmaka 2. Pada keluarga : a. Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan b. Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien c. Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan d. Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus dilaporkan pada perawat
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1.
Pengkajian Keperawatan
Ruang rawat
: Pusuk Buhit
Tanggal Rawat
: 03 Mei 2014
A. Identitas Klien
Nama
: Tn. I
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 24 Tahun
RM
: 03-14-15
Informent
: Status klien dan komunikasi dengan klien
B. Alasan Masuk
Marah-marah, memukul orang lain, menghancurkan barang-barang, memecahkan kaca.
C. Factor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu 2. Klien sebelumnya pernah menjalani pengobatan dan berhasil 3. Klien merasa kecewa karena keluarga tidak memenuhi permintaannya 4. Klien marah-marah, memukul orang lain serta menghancurkan barang barang di rumah 5. Klien pernah melakukan aniaya fisik dengan memukul orang lain 6. Klien tidak pernah mengalami mengalami aniaya seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan criminal Penjelasan 1,2,3,4,5 : Klien pernah mengalami gangguan jiwa ± 10 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2004 dan pulang dalam keadaan tenang. Di rumah klien tidak rutin minum obat, tidak mau control ke RSJ sehingga timbul gejala-gejala seperti diatas. Kemudian klien
13
14
kambuh lagi pada saat klien meminta uang kepada ibunya dan ibunya tidak memberikan uang, klien marah-marah dan memecahkan kaca yang beresiko mencederai dirinya dan orang lain hingga akhirnya keluarga membawa klien kembali ke RSJ pada tanggal 14 Mei 2014 di opname. Masalah Keperawatan : Regiment Teraupetik Inefektif Koping Keluarga Inefektif Perilaku Kekerasan 7. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa 8. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pemdidikan klien terakhir sampai SMP dan tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi SMA karena klien klien sakit. Masalah Keperawatan : Koping individu in efektif
D. Fsik
1. Tanda Vital :TD : 120/70 mmHg
2. Ukur
N
: 80 x/menit
S
: 37 ºC
P
: 20 x/menit
: TB : 158 cm BB : 50 Kg
3. Tidak terdapat keluhan fisik 4. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14
15
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Klien : Tinggal dalam satu rumah Penjelasan : Klien anak ke 5 dari 5 bersaudara, dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 2. Konsep diri a. Gambaran diri : Klien merasa dirinya biasa saja dan tidak ada Istimewanya b. Identitas
: Klien tamat SM, belum menikah
c. Peran diri
: klien tamat SMP dan masih tinggal bersama
keluarga dan belum bekerja d. Ideal diri
: Klien ingin cepat pulang dan bertemu dengan
keluarga e. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi baik di dalam keluarga maupun masyarakat setelah mengalami gangguan jiwa Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep diri Harga diri rendah
15
16
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya karena ibunya yang sering datang untuk menjenguk b. Selama di rumah sakit klien tidak pernah aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak mau berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman-temannya sehingga klien suka menyendiri. Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan
: Klien beragama islam dan klien yakin
dengan agamanya b. Kegiatan ibadah
: Klien jarang melakukan ibadah selama di
rawat Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
F. Status Mental
1. Penampilan Penjelasan
: Klien berpenampilan tidak rapi, kurang bersih , badan tampak kotor dan rambut tampak berminyak dan tidak di sisir.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri 2. Pembicaraan Penjelasan
: Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 3. Aktivitas Motorik Penjelasan
: Klien terlihat gelisah, mondar-mandir di dalam ruangan sehingga tidak dapat melakukan aktivitas dan kegiatan klien harus di rahkan oleh perawat
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas 4. Suasana Perasaan
16
17
Penjelasan
: Klien terlihat sedih karena tinggal di rumah sakit jiwa, dan dia merasa diasingkan dari keluarga terlebih karena dalam keadaan lebaran.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 5. Afek Penjelasan
: Afek klien labil, mudah emosi, pandangan pandangan tajam dan mudah marah jika di tanya.
Masalah Keperawatan : Resiko mencederai orang lain 6. Interaksi selama wawancara Penjelasan
: Klien Klien kurang kurang kooperatif, jika berbicara berbicara klien klien kadangkadangkadang memalingkan wajah, kurang kontak mata pada lawan bicara, mudah tersinggung dalam setiap interaksi.
Masalah Keperawatan : Gangguan interaksi social : menarik diri 7. Persepsi Penjelasan
: Klien tidak mengalami gangguan persepsi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 8. Proses Pikir Penjelasan
: Klien mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 9. Isi Pikir Penjelasan
: Klien dapat mengontrol mengontrol isi pikirnya, klien tidak mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 10. Tingkat Kesadaran Penjelasan
:
Klien
tidak
mengalami
gangguan
orintasi,
klien
mengenali waktu, orang dan tempat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 11. Memori Penjelasan
: Klien Klien mampu mampu mengingat kejadian di masa lalu dan yang baru terjadi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 12. Tingkat Konsentrasi Berhitung
17
18
Penjelasan
:
Klien
mampu
berkonsentrasi
dalam
perhitungan
sederhana tanpa bantuan orang lain. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian Penjelasan
: Klien dapat membedakan hal yang yang baik dan yang yang buruk.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 14. Daya Tilik Diri Penjelasan
: Klien tidak mengingkari mengingkari pengakit pengakit yang di deritanya , klien mengetahui bahwa dia sedang sakit dan di rawat di rumah sakit jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
G. Daftar Masalah Keperawatan
1. Regiment teraupetik inefektif 2. Koping keluarga inefektif 3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 4. Isolasi sosial : Menarik diri 5. Perilaku Kekerasan 6. Defisit perawatan diri 7. Resiko mencederai orang lain
18
19
H. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain Intoleransi aktivitas
Perilaku kekerasan
Defisit Perawatan Diri
Menarik Diri
Regiment Teraupetik Infektif
Harga Diri Rendah
Keluarga Inefektik I.Koping Diagnosa Keperawatan Keperawat an
1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah (HDR) 2. Isolasi Sosial : Menarik Diri 3. Perilaku Kekerasan 4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan deficit perawatan diri 5. Resiko mencederai orang lain
ANALISA DATA NO 1
DATA
MASALAH
Regimen teraupetik
DS :
Klien mengatakan sudah pernah di rawat sebelumnya
Keluarga klien mengatakan klien pe p e r n a h d i r a w a t d i R S J U
19
inefektif
20
Do : -
2
Koping individu
DS :
Klien
mengatakan
masalah
klien
masalah
tersebut
apabila
ada
inefektif
memecahkan dengan
cara
memecahkan barang-barang DO : 3
Gangguan interaksi
DS :
Klien
mengatakan
be b e r g a u l
dan
tidak lebid
mau
sosial : Menarik diri
suka
menyendiri karena penyakitnya DO :
Klien
tampak
sedih
karena
pe p e n ya k i t n ya
Klien tidak aktif dalam kegiatan yang
dilaksanakan
di
rumah
sakit 4
Gangguan konsep
DS :
Klien
mengatakan
klien
malu
rendah
karena tidak melanjut sekolah
Klien
mengatakan
dia
diri : Harga diri
tidak
be b e r g u n a DO :
5
Klien tampak sedih Perilaku Kekerasan
DS :
Klien mengatakan suka memukul orang lain tanpa sebab
Keluarga klien mengatakan klien suka
marah
marah
dan
menghancurkan barang-barang
20
21
DO :
Klien
tampak
biasa-biasa
saja
ketika memukul orang lain 6
DS : -
Resiko
DO :
diri dan orang lain
klien
labil,
mudah
pa p a n d a n g a n t a j a m ,
muka
mencederai
emosi, merah
dan mudah marah jika di tanya. 7
Defisit
DS :
Klien
tidak
mau
mandi,
dan
tidak mau sikat gigi
DO :
Klien berpenampilan tidak rapi, kurang bersih , badan tampak kotor
dan
rambut
tampak
be b e r m i n ya k d a n t i d a k d i s i s i r .
21
diri
perawatan
RENCANA KEPERAWATAN
NO
Di ag n o sa
TUJUAN
KRITERIA
INTERVENSI
Keperawatan 1
Perilaku Kekerasan
SP 1 :
Setelah 2 kali pertemuan
1 . Pasien
dapat pa s ie n m en ye b ut k an :
mengidentifikasi pe n ye b ab
p er il ak u
kekerasan 2 . Pasien
dapat
mengontrol
perilaku
kekerasan cara
dengan
latihan
fisik
cara
tarik
dengan
1 . Tanyakan
pasien
dan masalah yang dihadapi
kekerasan
pa s ie n
Tanda
tanda
Akibat
perilaku
kekerasan
perasaan
Penyebab perilaku
pe ri l ak u k ek er as an
SP 1 :
Jenis
2 . Dengarkan
dengan
ekspresi perasaan pasien 3 . Diskusikan
dengan
pe n ye b ab perilaku
pasien
m el ak u ka n
pe ri l ak u k ek er as an :
kekerasan
penuh
nafas dalam-dalam
Tanda
tanda
perilaku
kekerasan
Akibat
perilaku
kekerasan
Jenis
perilaku
kekerasan
22
SP 2:
Menyebutkan
1 . Pasien mengontrol kekerasan
dapat perilaku dengan
cara sosial/verbal
dan
mempraktekkan
cara
mengontrol kekerasan latihan
fik
1 . Mengevaluasi kegiatan harian pasien
perilaku
2 . Melatih
dengan
pe ri l ak u
2
II
:
memukul bantal
jadwal
pasien
mengontrol
k ek er as an
d en g an
cara verbal 3 . Beri
kesempatan
kepada
pa s ie n u n tu k me mp ra kt ek k an cara kedua untuk mengontrol pe ri l ak u k ek er as an 4 . Menganjurkan memasukkan
pasien dalam
jadwal
kegiatan harian
SP 3 :
Menyebutkan
1 . Pasien mengontrol kekerasan cara spiritual
dapat perilaku dengan
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan latihan
fisik
nafas dalam
dengan 1
:
tarik
1 . Diskusikan cara
mengontrol
pasien perilaku
kekerasan yaitu :
Spiritual
2 . Melakukan terjadwal
23
dengan
aktivitas
SP 2:
Menyebutkan
1 . Pasien
dapat
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan
cara sosial/verbal
dan
mempraktekkan
cara
mengontrol kekerasan latihan
fik
1 . Mengevaluasi kegiatan harian pasien
perilaku
2 . Melatih
dengan
pe ri l ak u
2
II
:
memukul bantal
jadwal
pasien
mengontrol
k ek er as an
d en g an
cara verbal 3 . Beri
kesempatan
kepada
pa s ie n u n tu k me mp ra kt ek k an cara kedua untuk mengontrol pe ri l ak u k ek er as an 4 . Menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam
jadwal
kegiatan harian
SP 3 :
Menyebutkan
1 . Pasien
dapat
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan
cara spiritual
cara
mengontrol
perilaku
kekerasan latihan
1 . Diskusikan cara
dengan
fisik
1
:
pasien
mengontrol
perilaku
kekerasan yaitu :
tarik
nafas dalam
dengan
Spiritual
2 . Melakukan
aktivitas
terjadwal
23
SP 4 :
Mengevaluasi
1 . Pasien
dapat
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan
cara minum obat
mengontrol
cara
1 . Diskusikan
perilaku
kekerasan
cara
dengan
dengan
pasien
mengontrol
perilaku
kekerasan yaitu :
latihan tarik nafas dalam
Secara fisik
dan memukul bantal
Terapi farmakologi
1 . Melakukan
aktivitas
terjadwal 2 . Minum obat secara teratur
2
Isolasi Sosial : Menarik Diri
SP 1 : 1 . Pasien
menyadari
pe n ye b ab
2 . Pasien
i so l as i
sosial
mengetahui
keuntungan
SP 1 :
pe n ye b ab
is ol as i
sosial
Menyadari
kepada
tentang
Pasien
mampu
mempraktekkan
dan
1 . Tanyakan
cara-cara
be ri n te ra ks i
pasien kebiasaan
de n g an
o ra n g
lain 2 . Tanyakan
kepada
pasien
kerugian berinteraksi
be rk en al an d en ga n
pe n ye b ab p as i en ti da k m au
dengan orang lain
satu
be ri n te ra ks i
3 . Mengajarkan
pasien
lebih
24
orang
atau
lain
de n g an
o ra n g
SP 4 :
Mengevaluasi
1 . Pasien
dapat
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan
cara minum obat
mengontrol
cara
1 . Diskusikan
perilaku
kekerasan
cara
dengan
dengan
pasien
mengontrol
perilaku
kekerasan yaitu :
latihan tarik nafas dalam
Secara fisik
dan memukul bantal
Terapi farmakologi
1 . Melakukan
aktivitas
terjadwal 2 . Minum obat secara teratur
2
Isolasi Sosial : Menarik Diri
SP 1 : 1 . Pasien
menyadari
pe n ye b ab
2 . Pasien
i so l as i
1 . Tanyakan
sosial
mengetahui
keuntungan
SP 1 :
pe n ye b ab
is ol as i
sosial
Menyadari
tentang
Pasien
mampu
cara-cara
pasien kebiasaan
be ri n te ra ks i
mempraktekkan
dan
kepada
de n g an
o ra n g
lain 2 . Tanyakan
kepada
pasien
kerugian berinteraksi
be rk en al an d en ga n
pe n ye b ab p as i en ti da k m au
dengan orang lain
satu
be ri n te ra ks i
3 . Mengajarkan
pasien
orang
atau
lebih
de n g an
o ra n g
lain
24
be rk en al an
d en ga n
orang lain
Pasien
mampu
3 . Jelaskan
kepada
be rc ak ap -c ak ap
keuntungan
dengan orang lain
dengan orang lain
SP 2 :
4 . Ajarkan
1 . Pasien
mampu
mempraktekkan be rk en al an
cara
Pasien
mampu
d en ga n
satu
orang lain
orang
atau
berinteraksi
pasien
be rk en al an
be rk en al an d en gn a
pasien
d en g an
cara o ra n g
lain 5 . Menganjurkan
lebih
pasien
memasukkan
latihan
be rb in ca n g -b in ca n g
de n ga n
orang lain kedalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 3 : 1 . Pasien be rk en al an
Pasien
mampu
mampu
be rk en al an d en ga n
d en ga n
satu
orang atau lebih
lebih
orang
atau
SP 3 : 1 . Mengevaluasi
jadwal
kegiatan harian pasien 2 . Bantu
pasien
berinteraksi
dengan satu atau lebih 3 . Memberikan kepada
25
kesempatan klien
untuk
be rk en al an
d en ga n
orang lain
Pasien
mampu
3 . Jelaskan
kepada
be rc ak ap -c ak ap
keuntungan
dengan orang lain
dengan orang lain
SP 2 :
berinteraksi
4 . Ajarkan
1 . Pasien
mampu
mempraktekkan be rk en al an
cara
Pasien
mampu
d en ga n
satu
orang lain
orang
atau
pasien
be rk en al an
be rk en al an d en gn a
pasien
cara
d en g an
o ra n g
lain 5 . Menganjurkan
lebih
pasien
memasukkan
latihan
be rb in ca n g -b in ca n g
de n ga n
orang lain kedalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 3 : 1 . Pasien be rk en al an
Pasien
mampu
mampu
be rk en al an d en ga n
d en ga n
satu
orang atau lebih
orang
SP 3 : 1 . Mengevaluasi
atau
lebih
jadwal
kegiatan harian pasien 2 . Bantu
pasien
berinteraksi
dengan satu atau lebih 3 . Memberikan kepada
kesempatan klien
untuk
25
be ri n te ra ks i/ be rk en al an dengan orang lain 4 . Memberikan
pujian
setiap
kemajuan yang dimiliki oleh klien
dalam
berinteraksi
dengan orang lain 5 . Menganjurkan memasukkan
pasien dalam
jadwal
kegiatan harian
3
Gangguan
SP 1 :
Konsep Diri : Harga
Diri
Rendah (HDR)
Setelah
1 . Pasien
dapat
interaksi
mengindentifikasi kemampuan aspek
dan
positif
yang
kali
pasien
1 . Diskusikan tentang
menyebutkan
aspek dan
aspek positif yang dapat
SP 1 :
dapat
kemampuan
dimilikinya 2 . Pasien
satu
dimilikinya
dengan
kemampuan
pasien dan
positif
yang
pujian
yang
dimilikinya 2 . Beri
realistik/nyata
atas
memilih, melatih dan
kemampuan
menyusn
po si ti f ya n g di mi li ki pa s ie n
kegiatan
26
dan
aspek
be ri n te ra ks i/ be rk en al an dengan orang lain 4 . Memberikan
pujian
setiap
kemajuan yang dimiliki oleh klien
dalam
berinteraksi
dengan orang lain 5 . Menganjurkan memasukkan
pasien dalam
jadwal
kegiatan harian
3
Gangguan
SP 1 :
Konsep Diri : Harga
Diri
Rendah (HDR)
Setelah
1 . Pasien
dapat
interaksi
mengindentifikasi kemampuan aspek
dan
positif
satu
yang
pasien
dapat
1 . Diskusikan tentang
menyebutkan
aspek dan
aspek positif yang
2 . Pasien
SP 1 :
dapat
kemampuan
dimilikinya
kali
dimilikinya
dengan
pasien
kemampuan
dan
positif
yang
pujian
yang
dimilikinya 2 . Beri
realistik/nyata
atas
memilih, melatih dan
kemampuan
menyusn
po si ti f ya n g di mi li ki pa s ie n
kegiatan
dan
aspek
26
harian sesuai
pasien
yang
kemampuan
yang dimiliki pasien
Setelah
dua
kali
interaksi, pasien dapat :
Menetapkan memilih
be rt em u
p as i en
kali
pe ni la i an
negative dengan
sesuai
aktivitas
harian
kemampuan pasien
bi as an ya
Menyusun rencana
sesuai kemampuan pasien
kegiatan sesuai
kegiatan
setiap
4 . Diskusikan
yang
dan
3 . Hindarkan
yang dengan
kemampuan pasien
yang
di l ak u ka nn ya
5 . Perhatikan dan
pasien
respon
menjadi
kondusif
penddengar
yang aktif
1 . Bantu
pasien
aktifitas
memilih
yang
dapat
dilatihnya 2 . Beri
contoh
pe l ak s an aa n
aktivitas
ya n g
d ap at
dilakukan pasien 3 . Susun
27
bersama
pasien
dan
harian sesuai
pasien
yang
kemampuan
yang dimiliki pasien
Setelah
dua
kali
interaksi, pasien dapat :
Menetapkan memilih
kegiatan
setiap
be rt em u
dan
p as i en
kali
pe ni la i an
negative 4 . Diskusikan
dengan
sesuai
aktivitas
harian
kemampuan pasien
bi as an ya
Menyusun rencana
sesuai kemampuan pasien
yang
3 . Hindarkan
kegiatan sesuai
yang
dan
kemampuan pasien
yang
di l ak u ka nn ya
5 . Perhatikan
dengan
pasien
respon
menjadi
kondusif
penddengar
yang aktif
1 . Bantu
pasien
aktifitas
memilih
yang
dapat
dilatihnya 2 . Beri
contoh
pe l ak s an aa n
aktivitas
ya n g
d ap at
dilakukan pasien 3 . Susun
bersama
pasien
dan
27
bu at
da ft ar
ak ti vi t as
at au
kegiatan sehari hari pasien 4 . Beri
kesempatan
pa s ie n
kepada
m en gu ng ka pk an
pe ra s aa n n ya 5 . Yakinkan pa s ie n
dan
motivasi
ba h wa
ke lu ar g a
sangat mendukung aktivitas yang dilakukan pasien SP 2 :
Setelah
1 . Pasien dapat melatih kemampuan
kali
interaksi pasien mampu :
SP 2 : 1 . Diskusikan
Melatih
kemampuan
yang dimilikinya dan
kemampuan kedua
dimilikinya
memasukkan
yang dimilikinya
ja d wa l
kedua
dua
dalam k eg i at an
harian pasien
2 . Beri
dengan
pasien
kedua
yang
kesemptan
kepada
Memasukkan
pa s ie n u nt uk me mp er ag ak an
dalam
jadwal
dan
kegiatan
harian
kegiatan
pa s ie n
mempraktekkkan uang
telah
dilatihnya 3 . Beri pujian atas keberhasilan
28
bu at
da ft ar
ak ti vi t as
at au
kegiatan sehari hari pasien 4 . Beri
kesempatan
pa s ie n
kepada
m en gu ng ka pk an
pe ra s aa n n ya 5 . Yakinkan pa s ie n
dan
motivasi
ba h wa
ke lu ar g a
sangat mendukung aktivitas yang dilakukan pasien SP 2 :
Setelah
1 . Pasien dapat melatih kemampuan
kali
interaksi pasien mampu :
SP 2 : 1 . Diskusikan
Melatih
kemampuan
yang dimilikinya dan
kemampuan kedua
dimilikinya
memasukkan
yang dimilikinya
ja d wa l
kedua
dua
dalam k eg i at an
harian pasien
2 . Beri
dengan
pasien
kedua
yang
kesemptan
kepada
Memasukkan
pa s ie n u nt uk me mp er ag ak an
dalam
jadwal
dan
kegiatan
harian
kegiatan
pa s ie n
mempraktekkkan uang
telah
dilatihnya 3 . Beri pujian atas keberhasilan
28
pa s ie n d al am me mp ra kt ek k an kegiatan
yang
telah
dilatihnya 4 . Menganjurkan memasukkan
pasien dalam
jadwal
kegiatan harian pasien
4
Intoleransi Aktivitas
SP 1 :
Pasien mampu menjaga
1 . Pasien
memahami
be rh u b un ga n
pe n ti n gn ya
dengan
kebersihan diri
defisit
pe ra wa ta n di ri
2 . Pasien
kebersihan
secara
1 . Jelaskan pentingnya menjaga
mandiri
kebersihan diri 2 . Jelaskan
mengetahui
3 . Membantu
3 . Jelaskan
pasien
mempraktekkan
alat
alat
untuk
menjaga kebersihan diri
cara kebersihan diri
menjaga
diri
SP 1 :
cara
melakukan
kebersihan diri
cara
4 . Latih pasien mempraktekkan
kebersihan
cara menjaga kebersihan diri
diri
SP 2 :
29
pa s ie n d al am me mp ra kt ek k an kegiatan
yang
telah
dilatihnya 4 . Menganjurkan memasukkan
pasien dalam
jadwal
kegiatan harian pasien
4
Intoleransi Aktivitas
SP 1 :
Pasien mampu menjaga
1 . Pasien
memahami
be rh u b un ga n
pe n ti n gn ya
dengan
kebersihan diri
defisit
pe ra wa ta n di ri
2 . Pasien
kebersihan
diri
secara
SP 1 : 1 . Jelaskan pentingnya menjaga
mandiri
kebersihan diri 2 . Jelaskan
mengetahui
menjaga
3 . Jelaskan
pasien
mempraktekkan
alat
untuk
menjaga kebersihan diri
cara kebersihan diri 3 . Membantu
alat
cara
melakukan
kebersihan diri
cara
4 . Latih pasien mempraktekkan
kebersihan
cara menjaga kebersihan diri
diri
SP 2 :
29
SP 2 :
Pasien
1 . Menjelaskan pa si en
kepada
ca ra
mampu
1 . Jelaskan
melakukan makan yang
m ak an ba i k
cara
mempersiapkan makanan 2 . Jelaskan
yang baik
cara
makan
yang
tertib
2 . Membantu
pasien
mempraktekkan
3 . Jelaskan
cara
pe ra la t an
makan yang baik
cara m ak an
merapikan s et el ah
makan
SP 3 :
SP 3 :
1 . Menjelaskan
kepada
Pasien
pa si en ca ra el im in as i
melakukan
yang baik
BAB/BAK
2 . Membantu
pasien
mempraktekkan
mampu eliminsi yang
1 . Jelaskan tempat BAB/BAK 2 . Jelaskan cara membersihkan
baik
secara mandiri
diri setelan BAB dan BAK 3 . Jelaskan cara membersihkan
cara
tempat BAB/BAK
eliminasi yang baik 5
Resiko mencederai orang lain
SP 1 :
1 . Pasien
1 . Pasien
mampu
mampu
mengkontruksi
mengidentifikasi cara
respon
kontruktif
kemarahan
dalam
30
terhadap
SP 1 : 1 . Tanyakan kepada klien apa dia ingin mempelajari cara ba ru ya n g se ha t
SP 2 :
Pasien
1 . Menjelaskan pa si en
kepada
ca ra
mampu
1 . Jelaskan
melakukan makan yang
m ak an ba i k
cara
mempersiapkan makanan 2 . Jelaskan
yang baik
cara
makan
yang
tertib
2 . Membantu
pasien
mempraktekkan
3 . Jelaskan
cara
pe ra la t an
makan yang baik
cara
merapikan
m ak an
s et el ah
makan
SP 3 :
SP 3 :
1 . Menjelaskan
kepada
Pasien
pa si en ca ra el im in as i
melakukan
yang baik
BAB/BAK
2 . Membantu
pasien
mempraktekkan
mampu eliminsi yang
1 . Jelaskan tempat BAB/BAK 2 . Jelaskan cara membersihkan
baik
secara mandiri
diri setelan BAB dan BAK 3 . Jelaskan cara membersihkan
cara
tempat BAB/BAK
eliminasi yang baik 5
Resiko mencederai
SP 1 :
1 . Pasien
1 . Pasien
orang lain
mampu
mampu
mengkontruksi
mengidentifikasi cara
respon
kontruktif
kemarahan
dalam
terhadap
SP 1 : 1 . Tanyakan kepada klien apa dia ingin mempelajari cara ba ru ya n g se ha t
30
merespon
terhadap
2 . Pasien
kemarahan 2 . Membantu
pasien
mendemonstrasikan cara
mampu
2 . Beri
pujian
mengontrol
mengetahui
pe ri l ak u k ek er as an
sehat 3 . Diskusikan
mengontrol
cara
jika lain
dengan
klien yang
pasien
cara lain yang sehat
pe ri l ak u ke k er as an
4 . Ajarkan
3.
pasien
mengontrol perilaku
31
cara
merespon
terhadap
2 . Pasien
kemarahan 2 . Membantu
pasien
mampu
pujian
mengontrol
mengetahui
pe ri l ak u k ek er as an
sehat
mendemonstrasikan cara
2 . Beri
3 . Diskusikan
mengontrol
cara
jika
klien
lain
dengan
yang
pasien
cara lain yang sehat
pe ri l ak u ke k er as an
4 . Ajarkan
3.
pasien
cara
mengontrol perilaku
31
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO
Ta n gg al
Di ag n os a Ke p er aw at an
1
Selasa 22 Juli
(Perilaku Kekerasan)
2014 Pukul 10.00
-
Im pl em en t as i 1 . Menyapa pasien dan
Ev al u as i S :
Membina hubungan saling
memperkenalkan diri
pe rc a ya
“selamat pagi pak,
mengatakan mau
pe rk en al k an n am a sa ya
b er k en al an
pe ra wa t A s a ya be ra s al da ri
dengan perawat
WIB
-
Profesi Ners Deli Husada
- Na m a sa ya Tn . I
Delitua, saya akan dinas
saya senang
disini selama 2 minggu dan
dipanggil Tn. I
saya akan membantu merawat bapak”. 2 . Menanyakan nama pasien dan nama panggilan pasien? 3 . Membuat kontrak interaksi yang jelas dengan pasien 4 . Memberikan kesempatan
32
Pasien
O : -
Pasien bicara sopan, suara p el an , b er ja b at tangan dengan ekspresi tenang, p as i en t er l ih at
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO
Ta n gg al
Di ag n os a Ke p er aw at an
1
Selasa 22 Juli
(Perilaku Kekerasan)
2014 Pukul 10.00
-
Im pl em en t as i 1 . Menyapa pasien dan
Ev al u as i S :
Membina hubungan saling
memperkenalkan diri
pe rc a ya
“selamat pagi pak,
mengatakan mau
pe rk en al k an n am a sa ya
b er k en al an
pe ra wa t A s a ya be ra s al da ri
dengan perawat
WIB
-
Profesi Ners Deli Husada
Pasien
- Na m a sa ya Tn . I
Delitua, saya akan dinas
saya senang
disini selama 2 minggu dan
dipanggil Tn. I
saya akan membantu
O :
merawat bapak”.
-
2 . Menanyakan nama pasien
Pasien bicara sopan, suara
dan nama panggilan pasien?
p el an , b er ja b at
3 . Membuat kontrak interaksi
tangan dengan
yang jelas dengan pasien
ekspresi tenang,
4 . Memberikan kesempatan
p as i en t er l ih at
32
kepada pasien untuk
mengangguk
mengungkapkan perasaannya
memperlihatkan
mengenai hal yang dirasakan
p en je l as an
selam ini.
p er aw at d an p as i en b er si fa t terbuka A : -
Masalah teratasi/hubunga n saling percaya sudah terbina setelah dua kali p er t em u an
P : -
Intervensi dilanjutkan.
33
kepada pasien untuk
mengangguk
mengungkapkan perasaannya
memperlihatkan
mengenai hal yang dirasakan
p en je l as an
selam ini.
p er aw at d an p as i en b er si fa t terbuka A : -
Masalah teratasi/hubunga n saling percaya sudah terbina setelah dua kali p er t em u an
P : -
Intervensi dilanjutkan.
33
SP 1 :
1 . mengidentifikasi perasaan
S :
Mengenali Resiko Tinggi Perilaku
pa s ie n h ar i in i. “P ag i in i ki t a
-
Kekerasan yang dialaminya
akan berbincang bincang
mengatakan
tentang resiko perilaku
mendengar
kekerasan yang bapak alami
suara-suara yang
ya pak?”
menyuruhnya
2 . Membantu pasien untuk
memukul orang
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,
Pasien
lain O :
pe n ye b ab , ta nd a da n g ej al a
-
Pasien menjawab
dan akibat dari perilaku
dengan suara
kekerasan
p el an , k on t ak
3 . Memberikan kesempatan
mata lama dan
kepada pasien untuk
ekspresi tenang
mengungkapkan perasaannya (beri pujian jika pasien dapat
A: -
Pasien
mengungkapkan perilaku
mengungkapkan
kekerasannya)
mengapa dirinya mau memukul
34
SP 1 :
1 . mengidentifikasi perasaan
S :
Mengenali Resiko Tinggi Perilaku
pa s ie n h ar i in i. “P ag i in i ki t a
-
Kekerasan yang dialaminya
akan berbincang bincang
mengatakan
tentang resiko perilaku
mendengar
kekerasan yang bapak alami
suara-suara yang
ya pak?”
menyuruhnya
2 . Membantu pasien untuk
memukul orang
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,
Pasien
lain O :
pe n ye b ab , ta nd a da n g ej al a
-
Pasien menjawab
dan akibat dari perilaku
dengan suara
kekerasan
p el an , k on t ak
3 . Memberikan kesempatan
mata lama dan
kepada pasien untuk
ekspresi tenang
mengungkapkan perasaannya
A:
(beri pujian jika pasien dapat
-
Pasien
mengungkapkan perilaku
mengungkapkan
kekerasannya)
mengapa dirinya mau memukul
34
orang lain P : -
Intervensi dilanjuikan
SP 2 : -
1 . Mendiskusikan cara
S :
Pasien dapat mengontrol
mengontrol perilaku
pe ri l ak u k ek er as an d en g an
kekerasan dengan cara fisik
mengatakan
verbal yaitu cara latihan
1 : tarik nafas dalam,
mampu
fisik I dengan cara tarik
caranya sebagai berikut jika
mempraktekkan
nafas dalam
ba p ak su da h m ul ai em o si da n
latihan tarik
mendengar suara-suara yang
nafas dalam
menyuruh bapak untuk
-
O :
memukul orang lain maka
-
Pasien menjawab
ba p ak h ar us pe la n -p el an
dengan lancar,
menarik nafas dalam,
ekspresi tenang
dilakukan secara berulang-
dan sekali kali
ulang sampai rasa emosi
mengamuk
ba p ak it u mu l ai st ab il
35
Pasien
A :
orang lain P : -
Intervensi dilanjuikan
SP 2 : -
1 . Mendiskusikan cara
S :
Pasien dapat mengontrol
mengontrol perilaku
pe ri l ak u k ek er as an d en g an
kekerasan dengan cara fisik
mengatakan
verbal yaitu cara latihan
1 : tarik nafas dalam,
mampu
fisik I dengan cara tarik
caranya sebagai berikut jika
mempraktekkan
nafas dalam
ba p ak su da h m ul ai em o si da n
latihan tarik
mendengar suara-suara yang
nafas dalam
menyuruh bapak untuk
-
Pasien
O :
memukul orang lain maka
-
Pasien menjawab
ba p ak h ar us pe la n -p el an
dengan lancar,
menarik nafas dalam,
ekspresi tenang
dilakukan secara berulang-
dan sekali kali
ulang sampai rasa emosi
mengamuk
ba p ak it u mu l ai st ab il
A :
35
2 . Memberikan kesempatan
-
Pasien mampu
kepada pasien untuk
mengontrol
memperagakan (Beri pujian
p er il ak u
ji ka p as ie n b er h as il
kekerasan
melakukannya)
dengan cara tarik nafas yang terlatih oleh p er aw at P : -
Intervensi dilanjutkan dan dipertahankan
SP 3 : -
1 . ba ga im an a k ea da an ny a ha ri
S :
Pasien mengontrol perilaku
ini? Apakah emosi bapak
kekerasan dengan spiritual
mulai stabil? Evaluasi jadwal
mengatakan mau
kegiatan harian pasien
b er do a da n ak an
2 . Melatih dan mengajarkan
lebih sering lagi
pa s ie n u nt uk b er do a s es ua i
36
-
Pasien
b er do a se ti ap
2 . Memberikan kesempatan
-
Pasien mampu
kepada pasien untuk
mengontrol
memperagakan (Beri pujian
p er il ak u
ji ka p as ie n b er h as il
kekerasan
melakukannya)
dengan cara tarik nafas yang terlatih oleh p er aw at P : -
Intervensi dilanjutkan dan dipertahankan
SP 3 : -
1 . ba ga im an a k ea da an ny a ha ri
S :
Pasien mengontrol perilaku
ini? Apakah emosi bapak
-
Pasien
kekerasan dengan spiritual
mulai stabil? Evaluasi jadwal
mengatakan mau
kegiatan harian pasien
b er do a da n ak an
2 . Melatih dan mengajarkan
lebih sering lagi
pa s ie n u nt uk b er do a s es ua i
b er do a se ti ap
kepercayaan pasien dalam
harinya
36
mengontrol perilaku
O :
kekerasan
-
3 . Memberi kesempatan kepada
Pasien tampak sedang berdoa
pa s ie n u nt uk me me p er ag ak an
dengan mata
(beri pujian jika pasien
tertutup
be rh as il me la ku k an n ya ) 4 . Menanyakan perasaan pasien
A : -
Pasien dapat
setelah melakukan
melakukan cara
kesempatan cara mengontrol,
ke 4 mengontrol
anjurkan pasien memasukkan
p er il ak u
dalam jadwal kegiatan harian
kekerasan -
Pasien dapat menyebutkan dan mempraktekkan ke 4 cara mengontrol p er il ak u
37
kepercayaan pasien dalam mengontrol perilaku
harinya O :
kekerasan
-
3 . Memberi kesempatan kepada
Pasien tampak sedang berdoa
pa s ie n u nt uk me me p er ag ak an
dengan mata
(beri pujian jika pasien
tertutup
be rh as il me la ku k an n ya )
A :
4 . Menanyakan perasaan pasien
-
Pasien dapat
setelah melakukan
melakukan cara
kesempatan cara mengontrol,
ke 4 mengontrol
anjurkan pasien memasukkan
p er il ak u
dalam jadwal kegiatan harian
kekerasan -
Pasien dapat menyebutkan dan mempraktekkan ke 4 cara mengontrol p er il ak u
37
kekerasan P : -
Intervensi dipertahankan
SP 4 :
1 . ba ga im an a k ea da an ny a ha ri
S :
Pasien mengontrol perilaku
ini? Apakah emosi bapak
-
kekerasan dengan cara minum obat
mulai stabil? Evaluasi jadwal
mengatakan mau
kegiatan harian pasien
minum obat dan
2 . Melatih dan mengajarkan
Pasien
akan menaati
pa s ie n u nt uk mi n um o ba t
p er at u ra n u nt uk
dengan prinsip yang benar
minum obat
dalam mengontrol perilaku
O :
kekerasan
Pasien tampak sedang
3 . Memberi kesempatan kepada pa s ie n u nt uk me mp er ag ak an (beri pujian jika pasien be rh as il me la ku k an n ya )
minum obat A : -
Pasien dapat melakukan cara ke 4 mengontrol
38
kekerasan P : -
Intervensi dipertahankan
SP 4 :
1 . ba ga im an a k ea da an ny a ha ri
S :
Pasien mengontrol perilaku
ini? Apakah emosi bapak
-
kekerasan dengan cara minum obat
mulai stabil? Evaluasi jadwal
mengatakan mau
kegiatan harian pasien
minum obat dan
2 . Melatih dan mengajarkan
Pasien
akan menaati
pa s ie n u nt uk mi n um o ba t
p er at u ra n u nt uk
dengan prinsip yang benar
minum obat
dalam mengontrol perilaku
O :
kekerasan
Pasien tampak sedang
3 . Memberi kesempatan kepada pa s ie n u nt uk me mp er ag ak an
minum obat A :
(beri pujian jika pasien
-
be rh as il me la ku k an n ya )
Pasien dapat melakukan cara ke 4 mengontrol
38
4 . Menanyakan pasien kapan
p er il ak u
saja waktu minum obat,
kekerasan
anjurkan pasien memasukkan
-
dalam jadwal kegiatan harian
Pasien dapat menyebutkan dan mempraktekkan ke 4 cara mengontrol p er il ak u kekerasan
P : -
Intervensi dipertahankan
39
4 . Menanyakan pasien kapan
p er il ak u
saja waktu minum obat,
kekerasan
anjurkan pasien memasukkan
-
dalam jadwal kegiatan harian
Pasien dapat menyebutkan dan mempraktekkan ke 4 cara mengontrol p er il ak u kekerasan
P : -
Intervensi dipertahankan
39
2
Rabu 23 juli
( Isolasi Sosial)
2014
SP 1 :
Pukul 10.00 WIB
SP 1 :
S :
1 . Mengucapkan
1. Pasien menyadari penyebab isolasi sosial
salam
-
teraupetik “selamat pagi pak,
mengatakan
ba ga im an a
d an
malu bergaul
in i? ”
dengan orang
pe ra s aa n
k ea da an b ap ak
h ar i
Apakah keadaan bapak sudah membaik
dari
keadaan
lain O :
sebelum-sebelumnya? 2 . Menanyakan tentang
kepada
pasien
d en ga n
or an g
Pasien tampak sedih dan
keberhasilan
be ri n te ra ks i
menyendiri A :
lain sebelum pasien dirawat
-
Pasien dapat
di rumah sakit atau selam
mengungkapkan
pa s ie n
s eh at .
p er as aa n
dalam
kegiatan/
Ap ak ah
ak ti f
kelompok
menarik diri
yang ada disekitarnya? 3 . Menanyakan
kepada
tampak dibantu pasien
hal-hal yang mengakibatkan pa s ie n ti d ak ma u b er in te ra ks i
40
Pasien
orang lain P : -
Intervensi
2
Rabu 23 juli
( Isolasi Sosial)
2014
SP 1 :
Pukul 10.00 WIB
SP 1 :
S :
1 . Mengucapkan
1. Pasien menyadari penyebab isolasi sosial
salam
-
Pasien
teraupetik “selamat pagi pak,
mengatakan
ba ga im an a
d an
malu bergaul
in i? ”
dengan orang
pe ra s aa n
k ea da an b ap ak
h ar i
Apakah keadaan bapak sudah membaik
dari
keadaan
lain O :
sebelum-sebelumnya? 2 . Menanyakan
-
kepada
tentang
pasien
sedih dan
keberhasilan
be ri n te ra ks i
d en ga n
or an g
Pasien tampak
menyendiri A :
lain sebelum pasien dirawat
-
Pasien dapat
di rumah sakit atau selam
mengungkapkan
pa s ie n
s eh at .
p er as aa n
dalam
kegiatan/
Ap ak ah
ak ti f
kelompok
menarik diri
yang ada disekitarnya? 3 . Menanyakan
kepada
tampak dibantu pasien
hal-hal yang mengakibatkan
orang lain P :
pa s ie n ti d ak ma u b er in te ra ks i
-
Intervensi
40
dengan
orang
lebih
lain?
sering
daripada
Atau
dilanjutkan
menyendiri
bergabung
dengan
orang lain?
2. Pasien mengetahui
1 . Diskusikan tentang penyebab
keuntungan dan kerugian
ba p ak
be ri nt er ak si de n ga n or an g
dengan orang lain
lain
ti da k
m au
2 . Memberikan kepada
S :
be rg au l
-
mengatakan kesempatan
pasien
keuntungan dan
untuk
mempraktekkan
cara
kerugian O :
be rk en al an de n ga n o ra ng l ai n (
beri
pujian
jika
-
pasien
ba ga im an a setelah pe ra wa t?
kepada
cara bergaul
pasien
dengan orang
pe ra s aa nn ya
berkenalan
dengan
Pasien tampak lebih memahami
be rh as il me la ku k an n ya ) 3 . Tanyakkan
Pasien mampu
lain A : -
Pasien mau b er in t er ak si
41
dengan
orang
lebih
lain?
sering
daripada
Atau
dilanjutkan
menyendiri
bergabung
dengan
orang lain?
2. Pasien mengetahui
1 . Diskusikan tentang penyebab
keuntungan dan kerugian
ba p ak
be ri nt er ak si de n ga n or an g
dengan orang lain
lain
ti da k
m au
2 . Memberikan kepada
S :
be rg au l
-
mengatakan kesempatan
pasien
keuntungan dan
untuk
mempraktekkan
cara
kerugian O :
be rk en al an de n ga n o ra ng l ai n (
beri
pujian
jika
-
pasien
kepada
ba ga im an a setelah
cara bergaul
pasien
dengan orang
pe ra s aa nn ya
berkenalan
Pasien tampak lebih memahami
be rh as il me la ku k an n ya ) 3 . Tanyakkan
Pasien mampu
dengan
lain A :
pe ra wa t?
-
Pasien mau b er in t er ak si
41
dengan orang lain P : -
Intervensi dilanjutkan
3. Mengajarkan pasien
1 . Memberikan
kesempatan
be rk en al an de n ga n o ra n g
kepada
pasien
lain
mempraktekkan
S :
untuk
-
cara
Pasien mengatakan
be rk en al an de n ga n o ra ng l ai n
sudah bisa
(
b er k en al an
beri
pujian
jika
pasien
be rh as il me l ak uk an n ya ) 2 . Memotivasi tetap
dengan orang
pasien
untuk
melakukan
cara
tersebut
dan
dalam
jadwal
lain O :
memasukkan
-
kegiatan
Pasien tampak b er k en al an
hariannya
dengan orang lain A :
42
dengan orang lain P : -
Intervensi dilanjutkan
3. Mengajarkan pasien
1 . Memberikan
kesempatan
be rk en al an de n ga n o ra n g
kepada
pasien
lain
mempraktekkan
S :
untuk
-
cara
Pasien mengatakan
be rk en al an de n ga n o ra ng l ai n
sudah bisa
(
b er k en al an
beri
pujian
jika
pasien
be rh as il me l ak uk an n ya ) 2 . Memotivasi tetap
dengan orang
pasien
untuk
melakukan
cara
tersebut
dan
dalam
jadwal
lain O :
memasukkan
-
kegiatan
Pasien tampak b er k en al an
hariannya
dengan orang lain A :
42
-
Pasien mau b er k en al an dengan orang lain yang belum p as i en k en al
P : -
Intervensi dipertahankan dan dilanjutkan kamis pagi di tempat yang sama pada pukul 10.00 WIB
43
-
Pasien mau b er k en al an dengan orang lain yang belum p as i en k en al
P : -
Intervensi dipertahankan dan dilanjutkan kamis pagi di tempat yang sama pada pukul 10.00 WIB
43
3
Kamis , 24 Juli
Harga Diri Rendah
2014
SP 1 :
Pukul 10.00WIB
1 . Mengucapkan
salam
S :
teraupetik “selamat pagi pak,
1. Pasien dapat
ba ga im an a
mengidentifikasi
ka ba rn ya
-
h ar i
mengatakan
ini?”
kemampuan dan aspek
mampu
2 . Mengidentifikasi kemempuan
po si ti f ya n g di mi li ki n ya
dan
Pasien
aspek
positif
melakukan
yang
kegiatan
dimiliki oleh pasien seperti
kebersihan
menyapu
ruangan dan
ruangan
dan
menyuci piring
merapikan
3 . Memberi kesempatan kepada pa s ie n un t uk m en gu n gk ap k an
tempat tidur O :
kemampuan dan aspek positif
-
yang dimilikinya 4 . Memberikan
pujian
menyapu lantai atas
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh pasien
Pasien sedang
A : -
Pasien melakukan aspek p os it i fn ya sebagai salah satu aktivitas
44
3
Kamis , 24 Juli
Harga Diri Rendah
2014
SP 1 :
Pukul 10.00WIB
1 . Mengucapkan
salam
S :
teraupetik “selamat pagi pak,
1. Pasien dapat
ba ga im an a
mengidentifikasi
ka ba rn ya
-
h ar i
mengatakan
ini?”
kemampuan dan aspek
mampu
2 . Mengidentifikasi kemempuan
po si ti f ya n g di mi li ki n ya
dan
Pasien
aspek
positif
melakukan
yang
kegiatan
dimiliki oleh pasien seperti
kebersihan
menyapu
ruangan dan
ruangan
dan
menyuci piring
merapikan
3 . Memberi kesempatan kepada pa s ie n un t uk m en gu n gk ap k an
tempat tidur O :
kemampuan dan aspek positif
-
yang dimilikinya 4 . Memberikan
Pasien sedang menyapu lantai
pujian
atas
A :
kemampuan dan aspek positif
-
yang dimiliki oleh pasien
Pasien melakukan aspek p os it i fn ya sebagai salah satu aktivitas
44
rutin P : -
Intervensi dipertahankan
-
Motivasi terus p as i en u nt uk tetap melakukan aspek positifnya
2. Pasien dapat memilih,
1 . Membantu
melatih dan menyusun
aktivitas
kegiatan harian pasien yang
dilatihnya
sesuai kemampuan yang
2 . Memberi
dimiliki pasien
pasien
memilih
yang
dapat
contoh ya n g
aktivitas da p at
dilakukan pasien
Pasien
bersama
mampu melakukan kegiatan
pasien
kebersihan
dan buat daftar aktivitas atau
ruangan dan
kegiatan sehari-hari pasien
merapikan
4 . Memberi kesempatan kepada
45
-
mengatakan
pe l ak s an aa n
3 . Menyusun
S :
tempat tidur
rutin P : -
Intervensi dipertahankan
-
Motivasi terus p as i en u nt uk tetap melakukan aspek positifnya
2. Pasien dapat memilih,
1 . Membantu
melatih dan menyusun
aktivitas
kegiatan harian pasien yang
dilatihnya
sesuai kemampuan yang
2 . Memberi
dimiliki pasien
pasien
memilih
yang
dapat
S : -
Pasien mengatakan
contoh
pe l ak s an aa n
aktivitas
ya n g
mampu
da p at
melakukan
dilakukan pasien 3 . Menyusun
kegiatan
bersama
pasien
kebersihan
dan buat daftar aktivitas atau
ruangan dan
kegiatan sehari-hari pasien
merapikan
4 . Memberi kesempatan kepada
tempat tidur
45
pa s ie n
m en gu ng k ap k an
O :
pe ra s aa n n ya 5 . Meyakinkan pa s ie n
dan
b ah wa
motivasi ke l ua rg a
Pasien sedang menyapu lantai
A :
sangat mendukung aktivitas
-
yang dilakukan pasien
Pasien melakukan aspek p os it i fn ya sebagai salah satu aktivitas rutin
P : -
Intervensi dipertahankan
-
Motivasi terus p as i en u nt uk tetap melakukan aspek positifnya
46
pa s ie n
m en gu ng k ap k an
O :
pe ra s aa n n ya 5 . Meyakinkan pa s ie n
dan
b ah wa
motivasi ke l ua rg a
Pasien sedang menyapu lantai
A :
sangat mendukung aktivitas
-
yang dilakukan pasien
Pasien melakukan aspek p os it i fn ya sebagai salah satu aktivitas rutin
P : -
Intervensi dipertahankan
-
Motivasi terus p as i en u nt uk tetap melakukan aspek positifnya
46
4
Defisit Perawatan Diri
SP 1 :
SP 1 : Pasien
S :
1 . Menjelaskan memahami
pentingnya
kepada
pe n ti n g n ya
kebersihan diri
pasien
-
me nj ag a
mamapu
memahami
kebersihan diri
defisit perawatan
2 . Menjelaskan alat alat untuk
diri pada pasien
menjaga kebersihan diri
defisit perawatan
3 . Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri 4 . Melatih
Pasien
diri O :
pasien
-
Pasien
tampak
mempraktekkan cara menjaga
dapat
kebersihan diri
mempraktekkan cara membersihkan diri A : -
Masalah terasi
P : -
47
Intervensi
4
Defisit Perawatan Diri
SP 1 :
SP 1 :
S :
1 . Menjelaskan
Pasien
memahami
pentingnya
kepada
pe n ti n g n ya
kebersihan diri
pasien
-
me nj ag a
Pasien
mamapu
memahami
kebersihan diri
defisit perawatan
2 . Menjelaskan alat alat untuk
diri pada pasien
menjaga kebersihan diri
defisit perawatan
3 . Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri
diri O :
4 . Melatih
pasien
-
Pasien
tampak
mempraktekkan cara menjaga
dapat
kebersihan diri
mempraktekkan cara membersihkan diri A : -
Masalah terasi
P : -
Intervensi
47
dipertahankan SP 2 :
SP 2 :
1. Menjelaskan kepada pasien
1 . Menjelaskan
cara makan yang baik
cara
S :
mempersiapkan makanan 2 . Menjelaskan
cara
-
makan
mampu
menjelaskan cara
yang tertib
makan yang baik
3 . Menjelaskan cara merapikan pe ra la t an
Pasien
m ak an
O :
se t el ah
-
makan
Pasien
tampak
dapat mempraktekkan cara makan yang b ai k A : -
Masalah teratasi
-
Intervensi
P :
dipertahankan
48
dipertahankan SP 2 :
SP 2 :
1. Menjelaskan kepada pasien
1 . Menjelaskan
cara makan yang baik
cara
S :
mempersiapkan makanan 2 . Menjelaskan
cara
-
makan
mampu
menjelaskan cara
yang tertib
makan yang baik
3 . Menjelaskan cara merapikan pe ra la t an
Pasien
m ak an
O :
se t el ah
-
makan
Pasien
tampak
dapat mempraktekkan cara makan yang b ai k A : -
Masalah teratasi
-
Intervensi
P :
dipertahankan
48
SP 3 :
SP 3 :
1. Menjelaskan kepada pasien
S :
1 . Menjelaskan
cara eliminasi yang baik
tempat
-
BAB/BAK cara diri
membersihkan
eliminasi
setelan
BAB dan BAK 3 . Menjelaskan
mampu
menjelaskan cara
2 . Menjelaskan membersihkan
Pasien
yang
b ai k O :
cara
-
tempat
Pasien
tampak
dapat
BAB/BAK
mempraktekkan cara
eliminasi
yang baik A : -
Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan
49
SP 3 :
SP 3 :
1. Menjelaskan kepada pasien
S :
1 . Menjelaskan
cara eliminasi yang baik
tempat
-
BAB/BAK cara diri
membersihkan
eliminasi
setelan
BAB dan BAK 3 . Menjelaskan
mampu
menjelaskan cara
2 . Menjelaskan membersihkan
Pasien
yang
b ai k O :
cara
-
tempat
Pasien
tampak
dapat
BAB/BAK
mempraktekkan cara
eliminasi
yang baik A : -
Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan
49
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan hasil keperwatan pada Tn. I dengan perilaku kekerasan di ruang Pusuk Buhit, maka penulis membahas beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata dalam proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, diagnosa keperawatan dan evaluasi keperawatan. 4.1
Pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat melakukan pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan yang mana pada tahap ini penulis sedikit kendala dalam memperoleh data dan riwayat keluarga karena selama penulis melakukan pengkajian pada klien, keluarga tidak pernah datang untuk berkunjung ke RSJ Medan. Maka upaya yang dilakukan penulis adalah : 1.
Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan hasil keperwatan pada Tn. I dengan perilaku kekerasan di ruang Pusuk Buhit, maka penulis membahas beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata dalam proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, diagnosa keperawatan dan evaluasi keperawatan. 4.1
Pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat melakukan pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan yang mana pada tahap ini penulis sedikit kendala dalam memperoleh data dan riwayat keluarga karena selama penulis melakukan pengkajian pada klien, keluarga tidak pernah datang untuk berkunjung ke RSJ Medan. Maka upaya yang dilakukan penulis adalah : 1.
Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada klien agar lebih dekat dan lebih percaya dengna menggunakan perasaannya.
2.
Mengadakan pengkajian kepada klien dengan wawancara.
3.
Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status klien, melihat buku rawatan dan bertanya dengan pegawai ruangan Pusuk Buhit tentang keadaan klien
4.2. Diagnosa Keperawatan Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada teoritis adalah : 1.
Perilaku kekerasan
2.
Menarik diri : isolasi sosial
3.
Harga diri rendah Diagnosa keperawatan pada kasus adalah :
1.
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
50
51
2.
Gangguan hubungan sosial: Menarik diri
3.
Defisit perawatan diri
4.
Resiko Mencederai Orang Lain
5.
Perilaku kekerasan Dalam bagian diagnosa ini, penulis menemukan kesenjangan diagnosa
antara teorotis dengan kasus yaitu tidak adanya defisit perawatan diri dan resiko mencederai orang lain pada teoritis sedangkan penulis menekan hal tersebut pada saat pengkajian. 4.3. Intervensi
Penulis melakukan rencana tindakan askep sesuai dengan diagnosa dan disesuaikan dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara intervensi yang ada dikasus dan teori. 4.4. Implementasi
Pada teori maupun kasus tidak ditemukan kesenjangan karena setiap implementasi selalu berdasarkan pada diagnosa keperawatan 4.5
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir akhir
dalam proses keperawatan untuk
mencapai keberhasilan asuhan keperawatan. Penulis selalu mengamati langsung perubahan yang terjadi pada klien serta respon klien tentang tindakan yang diberikan. Hasil dari evaluasi yang dilakukan penulis berdasarkan antar teori dan praktek dilapangan adalah: 1.
Diagnosa I : Harga Diri Rendah
2. Diagnosa II : Gangguan Hubungan Sosial : Menarik diri 3. Diagnosa III : Perilaku Kekerasan 4. Diagnosa IV : Defisit Perawatan Diri
52
Diagnosa I : Perilaku Kekerasan Masalah Teratasi : klien mampu mengalihkan amarahnya dengan latihan fisik I dan II, verbal dan spiritual yang dilakukan klien sebanyak 2 kali, namun jika amarah klien tiba-tiba muncul, klien masih belum bisa mengontrol amarahnya dengan melakukan latihan fisik I dan II yang sudah diajarkan sebelumnya. Diagnosa II : Isolasi Sosial Masalah Teratasi : klien sudah terlihat bercakap-cakap dengan orang lain. Namun klien masih suka menyendiri Diagnosa III : Harga Diri Rendah Masalah Teratasi : klien sudah mau beraktivitas kembali dengan baik. Namun klien masih suka menyendiri Diagnosa IV : Defisit Perawatan Diri Masalah Teratasi : klien terlihat bersih dan rapi dan rajin mandi serta sikat gigi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis menggunakan landasan teoritis dan melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. I di ruang Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa Medan dengan mengambil kesimpulan : 1.
Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang, yang ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik mapupun secara psikologis.
2.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan perlu adanya kerja sama antara perawat, klien, serta keluarga dan tim kesehatan lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Klien dengan perilaku kekerasan perlu adanya pendekatan perawat dengan klien untuk membina hubungan saling percaya dan memotivasi serta menggali kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh klien.
5.2 Saran
1.
Diharapkan kepada keluarga agar lebih sering datang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa Medan untuk memberikan semangat dan dukungan serta menghindari hal-hal yang memicu stressor kepada klien dan melakukan kerja sama yang baik dengan tim kesehatan agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan bisa menerima kondisi pasien di dalam keluarga. Keluarga rajin megontrol pasien rawat jalan.
2.
Diharapkan dengan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan agar bekerja sama antara perawat, klien, keluarga
53
54
dan tenaga kesehatan lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 3.
Diharapkan dengan memberikan asuhan keperawatan dengan klien perilaku kekerasan dilakukan suatu pendekatan yaitu membina hubungan saling percaya dan memotivasi serta menggali kemampuankemampuan yang dimiliki oleh klien.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, Bandung Keliat B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, (Terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya. Stuart G. W, Sundeen. S. J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Terjemahan) Edisi 3, Alih Bahasa Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. Stuart G. W, dan Laria M. T, 2001, Erinciple and Practise of Phychitric Nursing. (Terjemahan) (7 th ed), St. Lois : Mosby Townsend M. C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
55
Psikiatri,