PROPOSAL MAGANG KERJA
MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL TULUNGAGUNG
Disusun oleh :
HADI SUSILO 115040213111030
MINAT HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN MALANG 2014
i
PROPOSAL MAGANG KERJA
MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL TULUNGAGUNG
Disusun oleh :
HADI SUSILO 115040213111030
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN MALANG 2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL MAGANG KERJA
MANAJEMEN STOK BERAS DI GUDANG PERUSAHAAN UMUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL TULUNGAGUNG
Disetujui oleh:
Pembimbing Lapang,
Pembimbing Utama,
Irlia Dwi Putri, SP. M.M. NOREG. 8206086
Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, M.S. NIP. 19551018 198601 2 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya telah menuntun penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal magang kerja yang berjudul “Manajemen Stok Beras di Gudang Perusahaan Umum BULOG Sub Divisi Regional Tulungagung”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, M.S., selaku dosen pembimbing utama atas segala kesabaran, nasihat, arahan dan bimbingannya kepada penulis. Penghargaan yang tulus penulis berikan kepada kedua orang tua atas doa, cinta kasih sayang, pengertian dan dukungan yang diberikan kepada penulis. J uga pada rekanrekan Agroekoteknologi 2011 serta seluruh pihak atas bantuan, dukungan dan kebersamaan selama ini. Penulis berharap semoga hasil dari penulisan proposal magang ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan. Malang, Juni 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER PROPOSAL ..................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN MAGANG KERJA .......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iii DAFTAR ISI .................................................................................................................................iv I.
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2
Tujuan ........................................................................................................................... 3
1.3
Manfaat ......................................................................................................................... 3
II.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4 2.1 Beras . .................................................................................................................................. 4 2.2 Gudang ................................................................................................................................ 5 2.3 Pengelolaan Komoditas Simpanan ...................................................................................... 6 2.4 Hama Gudang ...................................................................................................................... 8
III.
METODE PELAKSANAAN .......................................................................................... 10
3.1
Tempat dan Waktu ...................................................................................................... 10
3.2
Metode Pelaksanaan .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 13
v
DAFTAR TABEL Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan (Rees, 2004). ................... 9
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja di Gudang Semi Permanen Garum, Jalan Raya Bence No. 1, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar .................................................................... 12
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas. Agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi atau lembaga yang relevan dengan program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Sebab, untuk dapat terjun langsung di masyarakat, tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi dengan perolehan nilai yang memuaskan, namun diperlukan juga ketrampilan (skill) dan pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Salah satu program yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan magang. Magang adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dilakukan oleh mahasiswa dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada lembaga atau instansi yang relevan dengan pendidikan yang diambil mahasiswa dalam perkuliahan. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti semua aktifitas di lokasi magang. Kegiatan ini sesuai dengan kurikulum program Strata Satu (S1), Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (UB) Malang, bahwa pada semester tujuh, setiap mahasiswa diwajibkan melaksanakan kegiatan magang yang mempunyai bobot 4 sks. Magang digunakan sebagai bahan penulisan laporan Tugas Akhir (TA) sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1). Sesuai dengan tuntutan dari kurikulum pendidikan Strata Satu, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang, maka untuk kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di Perusahaan atau instansi yang bergerak di bidang pertanian. Salah satu yang bergerak dalam bidang tersebut adalah Perum Bulog.
2
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengganti Badan Urusan Logistik (BULOG) yang dulu merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). Kehadirannya didasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun 2003 tentang Pendirian Perum Bulog. (Amrullah, 2004) Dalam pelaksanaan magang di Perum Bulog mempunyai tugas antara lain mendukung tugas pemerintah dalam rangka pengamanan stok pangan nasional, berperan secara srategis dalam pengamanan harga pembelian gabah dan beras yang dapat memberikan insentif bagi petani agar dapat mempertahankan kesinambungan usaha taninya, menjamin ketersediaan stok pangan (khususnya beras) bagi masyarakat miskin, menjalankan manajemen logistik untuk meningkatkan pelayanan kepada petani produsen maupun konsumen dalam lingkup waktu, jumlah, kualitas dan tempat, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan serta menyelenggarakan kegiatan ekonomi dibidang pangan secara berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi perekonomian nasional. (Amrullah, 2004) Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai komoditas pangan pokok dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan preferensi masyarakat terhadap beras semakin besar. Berdasarkan data Susenas 1990-1999, tingkat partisi pasi konsumsi beras di setiap provinsi maupun tingkatan pendapatan mencapai sekitar 97-100 %. Ini artinya hanya sekitar 3 % rumah tangga yang tidak mengkonsumsi beras sebagai pangan pokok terutama pangan pokok tunggal. Tingkat partisipasi konsumsi beras yang lebih kecil 90 % hanya ditemukan di pedesaan Papua. Sebagai gambaran, tingkat konsumsi beras rata-rata di kota tahun 1999 adalah 96,0 kg per kapita /tahun dan didesa adalah 111,8 kg per kapita/tahun (Suharno, 2005). Akan tetapi, penyimpanan beras di gudang BULOG sangat rentan terhadap serangan hama-hama gudang, khususnya serangga hama gudang. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kemunculan serangga hama gudang, yaitu beberapa faktor fisik penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro, bahan simpan, dan kondisi fisik gudang sebagai tempat penyimpanan (Pitaloka, dkk, 2012). Iklim mikro yang berpengaruh yaitu suhu gudang penyimpanan, kelembaban dalam gudang, cahaya dan aerasi gudang. Selain itu, faktor fisik dari bahan simpan itu
3
sendiri juga akan berpengaruh terhadap kemunculan hama gudang. Faktor fisik bahan simpan tersebut meliputi kadar air dan kondisi butiran bahan simpan. Kondisi fisik gudang (komponen yang ada dalam gudang, misalnya atap, ventilasi dan saluran drainase, dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya) juga dapat berpengaruh terhadap kemunculan hama gudang. Jenis hama gudang yang muncul yaitu serangga, tungau dan tikus. Dari beberapa jenis hama gudang tersebut, serangga hama merupakan jenis hama gudang yang paling sering menginfestasi di tempat penyimpanan. Hal ini disebabkan karena serangga merupakan binatang yang paling banyak jumlahnya dan mayoritas jenis serangga berperan sebagai hama. Salah satu sifat serangga adalah suhu tubuhnya mampu menyesuaikan dengan suhu lingkungannya. Sehingga serangga dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, terutama jika keadaan lingkungannya tidak mengalami perubahan secara ekstrim. Oleh karena itu untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu dilaksanakan sebuah manajemen stok beras di gudang penyimpanan khususnya di gudang BULOG.
1.2 Tujuan
Tujuan magang kerja ini dibagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut : a. Tujuan Umum Untuk memberi kesempatan mahasiswa agar mendapatkan pengalaman kerja di sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya dimasyarakat. b. Tujuan Khusus Untuk mempelajari serta memahami manajemen stok beras yang diterapkan di Perum BULOG Sub Divre Tulungagung.
1.3 Manfaat
Manfaat dari magang kerja ini adalah : 1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan aplikasi praktis di lapangan. 2. Mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga professional di bidang pertanian.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras .
Beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisahkan dari sekam. Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, baik sebagian maupun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Gabah pada mulanya digiling untuk membuang kulitnya, sehingga dihasilkan beras pecah kulit. Setelah itu akan dilakukan penyosohan beras untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras, sehingga dihasilkan beras sosoh. Menir merupakan kelanjutan dari beras patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada beras patah (Damardjati, 1988). Ukuran butir beras hasil penggilingan dibedakan atas beras kepala, beras patah, dan menir. Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan 2.0 mm (Waries, 2006). Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu sangat panjang (lebih dari 7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan pendek (kurang dari 5 mm). Sedangkan berdasarkan bentuknya (perbandingan antara panjang dan lebar), beras dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3), sedang (s.4-3.0), agak bulat (2.0-2.39) dan bulat (kurang dari 2). Tinggi rendahnya mutu beras tergantung kepada beberapa factor, yaitu spesies dan varietas, kondisi lingkungan, waktu pertumbuhan, waktu dan cara pemanenan, metode pengeringan, dan cara penyimpanan (Siddik dan Halid, 1983). Standarisasi pengolahan dan mutu beras dengan penerapan standar dari pasca panen komoditi beras hingga distribusi adalah sebagai berikut : (1) Perlakuan secara baik agar tidak kotor, berjamur, dan berbau busuk, (2) Pemilihan dan penyortiran hasil panen dari serangan OPT, (3) Produk bebas hama dan penyakit, (4) bebas dari bau busuk, asam atau bau yang lainnya, (5) Bebas dari bahan kimia baik dari sisa pupuk, insektisida dan
5
fungisida, (6) Pembersihan hasil panen harus hati-hati supaya produk tidak cacat, (7) Produk hasil panen dikemas mengikuti ketentuan grading, (8) Kemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan penyimpanan, (9) Bahan kemasan tidak mengandung OPT, (10) Kemasan diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan produk yang dikemas ( Reza, 2004 ).
2.2 Gudang
Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan baik sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan. Yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan beras yaitu kualitas beras, alat pengemas, dan faktor lingkungan. Kesalahan dalam melakukan penyimpanan beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan bahkan yang sering kita alami yaitu timbulnya serangan kutu beras. Tentunya itu semua akan dapat menurunkan mutu beras (Saripudin, 2010). Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi industri yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku dan bahan kemas yang belum didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan (baku dan pengemas) dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta melindunginya dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen pergudangan (Priyambodo, 2007). Pasca panen padi mencakup pemanenan hasil dan pemrosesan gabah hingga siap digunakan oleh konsumen. Penyimpanan merupakan merupakan salah satu tahap penting karena pada proses tersebut padi mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Setelah dipanen padi disimpan dalam bentuk gabah atau beras. Penyimpanan diperlukan karena padi dpanen secara musiman, sementara beras dibutuhkan setiap hari salah satu masalah selama penyimpanan beras adalah serangan hama gudang. Hama gudang menimbulkan kerusakan pada gabah maupun beras sehingga menjadi kotor, timbul bau, berjamur. Kondisi tersebut mengundang hama sekunder untuk merusak beras atau gabah sehingga menambah parah tingkat kerusakan ( Anggara dan Sudarmaji, 2009 ).
6
Menurut (Anonim, 2009) dalam peaturan pergudangan BULOG terdapat prosedur penyimpanan meliputi : 1. Lokasi gudang Lokasi gudang harus strategis guna kelancaran distribusi baik dari segi transportasi lalu lintas, bebas dari banjir atau tidak ada air yang tergenang. 2. Kondisi gudang Untuk pengeolaan barang maka kondisi bangunan harus kokoh, rangka gudang, dinding dibuat yang kuta supaya menjamin keamanan barang simpanan, lantai terbuat dari beton dan pintu harus dilengkapi kunci, mempunyai peredaran udara atau ventilasi. 3. Perlengkapan gudang Perum BULOG mempunyai perlengkapan seperti alat timbang, alas (flonder), alat pemadam kebakaran, alat pengambil sampel beras, penjahit kemasan, pengayak, tangga untuk naik ke tumpukan , pagar yang kokoh, alat penerangan listrik yang cukup. 4. Penumpukan barang Dalam melaksanakan penyimpanan barang maka perlu dilakukan penumpukan barang yang baik dan benar agar tumpukan barang tidak mudah roboh dan dapat dihitung dengan mudah. Untuk ukuran timpukan harus disesuaikan dengan kondisi barang. Dalam tumpukan barang dibuat lorong yang berfungsi sebagai mempermudah perawatan barang, mengatur kebersihan.
2.3 Pengelolaan Komoditas Simpanan
Menurut Anonim (2009) upaya perawatan kualitas dan kuantitas pada produk simpanan khususnya beras sangatlah perlu untuk diperhatikan guna tercapainya efektivitas penyimpanan. Dengan demikian pengelolaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. Maka dari itu hal-hal yang perlu untuk dilaksanakan dalam pengelolaan komoditas simpanan antara lain sebagai berikut :
7
1. Pemeriksaan dan Monitoring Pemerikasaan
terhadap
kondisi
umum
gudang
seperti
ventilasi,
kebocoran, lubang bekas keratan tikus, pemeriksaan terhadap tumpukan barang, pemeriksaan terhadap peralatan pergudangan, pemeriksaan lingkungan (drainase,vegetasi,kebersihan dan cuaca), pemeriksaan tingkat serangan hama guna pelaksanaan fumigasi. 2. Pelaksanaan Sanitasi Pelaksanaan sanitasi meliputi kebersihan gudang dari kotoran insektisida. Pelaksanaan tersebut perlu dilakukan karena dapat membahayakan produk simpanan, kebersihan gudang harus diperhatikan guna menekan populasi hama seperti tungau hama lainnya. Kebersihan komoditas yang disimpan dengam memisahkan barang yang rusak dengan barang yang baik, kebersihan disekitar gudang untuk menekan kelembaban relatif yang merupakan sarang hama, pengaturan vegetasi tanaman tidak boleh semaksemak karena dapat menjadi sarang tikus dan sebagainya. 3. Pengendalian Hama Pengendalian hama dilakukan untuk mengurangi tingkat serangan hama pada produk simpanan. Pengendalian ini menggunakan spraying, fogging, fumigasi dan menggunakan gas karbondioksida. 4. Perawatan dengan CO2 Perawatan komoditas menggunakan gas karbondioksida merupakan sistem penyimpanan dengan cara menyungkup komditas dengan plastik kedap udara. Tujuan dari perlakuan ini adalah menghambat pertumbuhan dan mencegah reinfestasi serangga hama, jamur dan mikroorganisme lain. 5. Perbaikan Kualitas dan Pengolahan Beras Turun Mutu Kegiatan pengolahan untuk mempebaiki kualitas beras dari kenampakan fisiknya supaya komoditasnya tetap pada standar mutu. Apabila barang mengalami kerusakan maka terdapat alternatif penyelesaian seperti pengolahan kembali, pemusnahan barang, dan penjualan beras turun mutu yang diatur pada peraturan yang berlaku.
8
2.4 Hama Gudang
Hama gudang pada umumnya serangga yang menyerang produk ditempat penyimpanan (gudang). Hama gudang berpotensi menyebabkan kehilangan hasil selama produk dalam penyimpanan. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama gudang dapat mencapai 10 – 15% dari isi gudang. Serangga hama gudang adalah serangga yang telah beradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik (Syarif, 2012). Serangga hama gudang menyerang bahan-bahan pangan tertentu yang sesuai dengan kebutuhanya. Selain komoditi yang berbeda, serangga hama gudang juga mempunyai siklus hidup yang berbeda. Salah satu ciri spesifik dari serangga hama gudang adalah mengalami metamorfosis yang sempurna, yaitu dari telur,larva, pupa, dan imago. Berdasarkan hasil penggolongan taksonom, hama gudang yang penting terbatas pada serangga, burung dan mamalia. Menurut Winarno (2006) beberapa serangga hama penting yang sering merusak produk/bahan pangan yaitu: Ordo Coleoptera (kumbang), dengan ciri khasnya yaitu imago mempunyai sayap depan yang mengalami pengerasan (elytra) dan mengalami metamorphosis sempurna dari telur, larva, pupa, kemudian imago. Ordo Lepidoptera (ngengat) dengan ciri khasnya yaitu imago memiliki dua pasang sayap, sehingga aktif terbang dan mengalami metamorphosis sempurna, yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Ordo Psocoptera (psocids) dengan ciri khasnya yaitu imago tidak bersayap, antena panjang dengan ruas yang banyak, sangat kecil dan mengalami metamorphosis tidak sempurna. Ordo Coleoptera adalah kelompok serangga yang paling banyak anggotanya dan hampir semua relung ekologis dalam penyimpanan dapat dimamfaatkan olehnya. Famili Bruchidae, Bostrichidae dan Curculionidae berperan sebagai hama primer, sedangkan hama sekunder banyak yang merupakan anggota famili Cucujidae, Silvanidae dan Tenebrionidae. Beberapa famili misalnya Cleridae dan Dermestidae menyerang bahan simpan hewani. Famili Cryptophagidae, Mycetophagidae dan Ptinidae adalah pemakan cendawan atau scavenger, sedangkan famili Staphylinidae, Carabidae dan Histeridae menjadi predator di penyimpanan. Ada juga yang menyerang bangunan penyimpanan yang terbuat dari kayu, yaitu famili Bostrichidae, Lyctidae dan Scolytidae. Famili
9
Trogossitidae dan Dermestidae berpupa pada tempat-tempat yang tersembunyi (Munro, 1966). Tabel 1 Beberapa Spesies Serangga yang Menyerang Bahan Simpan (Rees, 2004). Nama Umum Flat grain beetle
Nama Ilmiah Cryptolestes pusillus (Schonh)
Family Cucujidae
Rice weevil Red flour beetle Confused flour beetle Trogoderma complex Cadelle Foreign grain beetle Rice moth Angoumois grain moth Maize weevil Lesser grain borer
Sitophilus oryzae (L.) Tribolium castaneum (Hum.) Tribolium cofusum duVal Trogoderma spp. Tenebroides mauritanicus (L.) Ahasverus advena (Waltl) Corcyra cephalonica Staint Sitotroga cerealella (Olive.) Sitophilus zeamais Mots. Rhyzopertha dominica (F.)
Curculionidae Tenebrionidae Tenebrionidae Dermestidae Ostomidae Cucujidae Pyralidae Gelechiidae Curculionidae Bostrichidae
10
III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan magang kerja di Gudang Perum BULOG Sub Divisi Regional Tulungagung. Lokasi gudang yaitu di Gudang Semi Permanen Garum, Jalan Raya Bence No. 1, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Waktu pelaksanaan magang kerja ini dilaksanakan selama 3 (t iga) bulan pada bulan Juli 2014 sampai bulan Oktober 2014. 3.2 Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu: 1. Praktek magang kerja langsung sesuai kegiatan sehari-hari yang dilakukan di Gudang Gadang Perum BULOG Sub-Divisi Regional Tulungagung. 2. Pengambilan data primer yang berhubungan secara langsung dengan hama gudang. Pengambilan data primer sebagai berikut: a. Pemasangan Yellow Sticky Trap, yang digantung diantara tumpukan beras. Perangkap ini efektif untuk menangkap serangga yang aktif terbang. b. Pemasangan Pitfall trap yang terbuat dari gelas plastik yang berperekat, diletakkan sejajar dengan permukaan tumpukan karung. Perangkap ini digunakan untuk menjebak serangga yang berjalan diatas karung. c. Pemasangan Bait Trap yang terbuat dari campuran biji-bijian seperti gabah, beras giling, biji kacang tanah dan kedelai yang dicampur dengan minyak zaitun. 3. Pengumpulan data sekunder yang digunakan sebagai pelengkap data primer untuk menyusun laporan hasil magang kerja. Metode yang digunakan yaitu dengan mencatat dan mencari data yang diperoleh dari Perum Bulog Sub Divisi Regional Tulungagung. Pencarian data dapat dilakukan melalui studi literatur. Selain itu dapat diperoleh melalui laporan, referensi, brosur yang telah ada sebelumnya untuk melengkapi data primer, sehingga memudahkan pengambilan contoh selama berada di tempat magang.
11
4. Diskusi dan wawancara secara langsung dengan pembimbing lapang untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang hal yang berhubungan langsung dengan kegiatan Magang Kerja. 5. Pengambilan foto yang berhubungan/ mendukung kegiatan Magang Kerja.
12
Gambar 1 Peta Lokasi Tempat Magang Kerja di Gudang Semi Permanen Garum, Jalan Raya Bence No. 1, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar
Lokasi Gudang
13
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah. 2004. Pedoman Kearsipan Perum Bulog. Jakarta: Tim Perum Bulog 2011. Anggara, A. dan Sudarmaji. 2009. Hama Pacsa Panen Padi dan Pengendaliannya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. http://www.litbang.deptan.go.id. (online). Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014. Anonim, 2009. Peraturan Pergudangan di Lingkungan Perum Bulog . Divisi Persediaan dan Perawatan Direktorat Pelayanan Publik. 133 hal. Damardjati, D. S., 1988. Struktur Kandungan Gizi Beras. Bogor: Balitbang Pertanian Munro, J.W., 1966. Pests of Storage Product. Hutchinsou of London. 234 pp. Pitaloka, A. L., L. Santoso, dan R. Rahardian., 2012. Gambaran Beberapa Faktor Fisik Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga Hama Gudang (Studi di Gudang BULOG 103 Demak Sub BULOG Wilayah 1 Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://ejournals1.undip.ac.id. (online). Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014. Priyambodo, B., 2007. Manajemen Industri. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Global Pustaka Utama. Halaman 350 hal. Rees, D. 2004. Insect of Stored Products. Csiro Publishing. New York. p. 192. Reza, H., 2004. Penerapan Standar Pada Pengolahan dan Mutu Beras. Prosiding. Lokakarya Nasional. Institut Pertanian Bogor. Hal. 12-13. Saripudin, E. 2010. Tata Cara Penyimpanan, Pengemasan Maupun Pelabela n Gabah Atau Beras Secara Baik dan Benar. http://penatanian.blogspot.com /2010/09/tatacara-penyimpanan-pengemasan-maupun.html. Diunduh pada tanggal 10 Mei 2014. Siddik, M. dan Halid, H., 1983. Sistem Penyimpanan dan Perawatan Kualitas Bahan Pangan di Bidang Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Iradiasi 6-8 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengembangan Urusan Logistik BULOG, Jakarta Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP. UNS Press. Surakarta. 114 hal. Syarif, R., 2012. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta. Waries, A., 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
14
Winarno, F.G., 2006. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. Edisi Revisi. MBRIO PRESS, Bogor. 201 hal.