I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan
dengan
perkembangan
zaman
dan
ilmu
pengetahuan
telah
menciptakan berbagai fasilitas demi kenyamanan dan kualitas hidup manusia, oleh karena itu pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia harus terus ditingkatkan. Penambangan sebagai sumber ketiga terbanyak yang telah mencemari lingkungan, maka perlu dikembangkan pertumbuhan tambang yang berwawasan lingkungan baik dari awal pendirian maupun pada proses dan akhir produksinya guna menunjang pembangunan yang berkesinambungan. PT. Stargate Pasific Resources merupakan salah satu tambang Nikel yang berasal .Seperti halnya industri lain, dalam kegiatan produksinya PT. Aneka Tambang Pomala Sulawesi Tenggara juga menghasilkan limbah yang berpotensi untuk mencemari lingkungan. Dalam rangka usaha peningkatan produksi pada proses pengolahan serta penumpukan ore nikel (stockpile), maka perlu adanya perencanaan yang cukup matang dengan suatu pertimbangan yang ekonomis. Salah satu syarat sehingga usaha berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka dibutuhkan kondisi kerja serta sistem manajemen yang baik pada lingkungan kerja. Dalam hal ini dibutuhkan manajemen produksi stockpile yang tepat untuk menanggulangi hal itu. Karena manajemen produksi stockpile bertujuan untuk mengatur serta mengendalikan produksi nikel yang masuk ke dalam unit instalasi pengolahan atau pengecilan ukuran (Crushing Plant) menuju stockpile sebelum diangkut dan dimuat ketongkang (pengkapalan). Upaya ini dimaksudkan untuk menghindari terganggunya kelancaran kegiatan pengolahan atau pengecilan ukuran. Upaya peningkatan kerja manajemen stockpile yaitu dengan melakukan pemindahan tumpukan-tumpukan tersebut ketempat yang lebih luas sehingga tidak mengganggu aktivitas produksi dan kerja alat-alat berat menjadi lebih optimal. Guna menghindari menghindari penimbunan nikel nikel yang terlalu lama, maka sistem
pembongkaran timbunan nikel menggunakan sistem First In First Out (FIFO) yaitu nikel yang pertama masuk ke stockpile akan keluar pertama juga. Selain itu juga untuk mengamati kemampuan jaringan produksi, serta merencanakan suatu sistem manajemen stockpile yang lebih baik. Sehingga masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan segera sehingga dapat menunjang tercapainya target produksi yang telah direncanakan. Permasalahan yang umum terjadi pada stockpile adalah pengaturan tata tumpuk yang kurang baik sehingga menyebabkan kurangnya efesiensi operasi alat-alat berat, yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya produksi pengolahan yang kualitasnya sangat terkait dengan permintaan pasar, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pengawasan produk yang dihasilkan. Mengacu daripada hal di atas, sehingga dilakukannya penelitian kajian teknis tehadap system penimbunan nikel di stockpile
tambang terbuka
agar dapat
meningkatkan produktivitas juga menunjang untuk tercapainya target produksi yang telah di rencanakan.
B. Rumusan Masalah
Stockpile adalah tempat penyimpanan sementara untuk menampung biji nikel hasil penambangan. Permasalahan yang ditimbulkan dari penimbunan tersebut adalah sering terjadi keterbatasan kapasitas stockpile untuk target produksi yang direncanakan karena sistem manajemen belum dijalankan secara optimal serta terjadinya perubahan kualitas biji nikel pada saat penambangan dan penimbunan yang dapat diakibatkan oleh belum jelasnya pembagian kompartemen kualitas biji nikel yang akan ditimbun serta sanitasi yang kurang baik.Permasalahan tersebut perlu dilakukan kajian , sehingga dapat ditentukan desain “ stockpile” dan sistem manajemen penimbunan biji nikel yang optimal untuk diterapkan.
C. Batasan Masalah
Sistem manajemen penyimpanan biji nikel pada stockpile di tambang terbuka yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Lokasi penelitian ini di laksanakan pada tambang terbuka biji nikel PT. ANTAM Pomalaa.
D. Tujuan Penelitian
Melakukan kajian untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai factorfaktor penyebab terjadinya perubahan kualitas biji nikel pada timbunan nikel di “Stockpile”. Dengan melakukan kajian terhadap perubahan kualitas tersebut, diharapkan dapat dijadikan dasar upaya perbaikan cara penimbunan dan penanganan biji nikel pada “Stockpile” serta dapat mem berikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalam memutuskan kebijakan mengenai kegiatan penimbunan danpenanganan batubara dalam usaha ke arah perbaikan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang Kajian teknis manajemen stockpile nikel tambang terbuka pada PT. ANTAM Pomalaa a. Bagi mahasiswa: Membatu dalam pengembangan wawasan keilmuan terutama pengaplikasin keilmuan tersebut terkait penerapanya di dunia kerja. b. Bagi perusahan: Memberikan informasi baru terkait manajemenmanajemen Disposal nikel oleh PT. STARGATE PASIFIC RESOURES Yang kemudian dapat di jadikan sumber data evaluasi bagi perusahaan.
F.
Judul Penelitian
Judul yang diajukan dalam penelitian ini dengan topik utama “Kajian Teknis
Penyimpanan
Tanah
Penutup
pada
Disposal
Tambang
Terbuka ”. Judul ini dapat berubah sesuai dengan kebijakan perusahaan.
G. Mahasiswa Peneliti
Mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut : Nama Stambuk Tempat dan Tanggal Lahir Jurusan Fakultas Jenis Kelamin Status Agama Email No.Handphone Alamat
: SULAEMAN : F1B3 13 109 : Luwu, 31 Desember 1994 : Teknik Pertambangan Kons Rekayasa Sosial aaaaTambang : Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITK) : Laki-Laki : Mahasiswa : Islam :
[email protected] : 082225999542 : kelurahan padaleu, BTN Puri Tawang Alun, Blok W, No. 13
H. Pembimbing
Pembimbing dalam hal ini yaitu Pembimbing dari Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Universitas Halu Oleo. Demi Kelancaran kerja praktek yang akan dilaksanakan, mahasiswa sangat mengharapkan
pembimbing lapangan dari perusahaan PT. Stargate Pasific
Resources.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan PT. Aneka Tambang Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara
Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang terletak di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat besar. Kabupaten Kolaka memiliki cadangan sumberdaya mineral berupa nikel. Pertambangan nikel merupakan salah satu sektor terbesar yang memberikan kontribusi bagi pemerintah untuk pembangunan yang saat ini sedang direalisasikan, khususnya di Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Kolaka adalah salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia. Di Kolaka saat ini selain PT. Aneka Tambang Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara yang mengoperasikan pertambangan dan pengolahan bijh nikel menjadi ferronickel, juga telah beroperasi perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan nikel seperti PT. Panrita Pandita, PT. Ricobana dan PT. Putra Mekongga Sejahtera. B. Nikel Laterit
Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya bata (membentuk bongkah – bongkah yang tersusun seperti bata yang berwarna merah bata). Hal ini dikarenakan
tanah
laterit
tersusun
oleh
fragmen – fragmen
batuan
yang
mengambang diantara matriks, seperti bata diantara semen, namun ada juga yang mengartikan nikel laterit sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang. Batuan induk dari endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa dengan kandungan mineral ferromagnesian (olivine, piroksin, dan amphibole) dalam jumlah besar yang berasosiasi dengan struktur geologi yang terbentuk pada masa Precambrian hingga Tersier (Ahmad, 2006). Batuan ultrabasa wilayah morowali sendiri tersusun dari batuan peridotite yang dapat
dibagi menjadi empat satuan batuan, yang merupakan batuan induk pembawa nikel dengan kadar sekitar 2%. Batuan-batuan sejenis peridotite antara lain : 1) Dunite, yang mengandung olivine lebih dari 90% dan piroksen sekitar 5%. 2) High Serpentinized, yang mengandung olivine 85% dan piroksen 15%. 3) Low Serpentinized, yang mengandung olivine 65% dan piroksen 35%. 4) Serpentinite, merupakan hasil perubahan dari batuan peridotite oleh proses serpentinisasi akibat hidrothermal. Bijih nikel yang terdapat di PT.ANTAM pomalaa termasuk ke dalam jenis laterit nikel dan bijih nikel silikat (garnerit). Bijih nikel tersebut terbentuk akibat pelapukan dan pelindihan (leaching) batuan ultrabasa seperti peridotit dan serpentinit dari rombakan batuan ultrabasa.
Peleburan Dan Pemurnian Bijih Nikel
Bijih Nikel yang tersedia di alam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Nikel Iron Sulfide Hydrous Nikel Silicate (Laterit) Keduanya mengandung kadar Nikel antara 1-3%. Bijih Nikel yang
diproses d i PT. ANTAM Pomalaa adalah termasuk golongan Laterit. Bijih Nikel dari mineral oksida (Laterit) ada dua jenis yang umumnya ditemui yaitu Saprolit dan Limonit dengan berbagai variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih Saprolit mempunyai kandungan Fe rendah dan Mg tinggi sedangkan Limonit sebaliknya. Bijih Saprolit dibagi dalam 2 jenis berdasarkan kadarnya yaitu High Grade Saprolit Ore (HGSO) dan Low Grade Saprolit Ore (LGSO), biasanya HGSO mempunyai kadar Ni ≥2% sedangkan LGSO mempunyai kadar Ni < 2%. Untuk mengolah bahan mentah tersebut menjadi produk ferronickel diperlukan beberapa proses. Ferronickel adalah paduan logam besi dan Nikel yang merupakan bahan dasar dari baja tahan karat (stainless steel). Kedua logam dasar feronickel ini yaitu besi dan Nikel, keduanya terkandung dalam bijih ferronickel (ore) yang sudah terreduksi. Kandungan masing-masing unsur dalam produk ferronickel kaya
besi umumnya adalah 20% Ni dan 75-80% Fe. Pemilihan teknologi didasarkan pada jenis bijih dan kebutuhan produk akhir yang diinginkan serta tidak terlepas pula faktor ekonomisnya. Ada dua cara proses ekstraksi Ferronickel dari bijih Laterit yaitu dengan proses pyrometallurgical ataudan hydrometelurgical dimana: Proses hydrometelurgical memerlukan pelarut asam amoniak atau sulfurik yang diikuti dengan penyaringan Nikel (nikel precipitation) pada proses pyrometalurgical bijih laterit dikeringan dan di kalsinasi dalam rotary kiln dan kemudian dilebur (cairkan) dalam tanur listrik untuk memisahakan ferronikel dengan memaikai karbon sebagai reduktornya pada pengolahan Nikel pada PT. Sulawesi Mining Investment. pengolahan bijih Nikel dengan menggunakan teknologi electric furnace. Urutan proses ekstraksi ferronickel sebagai berikut: 1. Penyiapan Bahan baku, 2. Pengeringan Bahan Baku, 3. Kalsinasi Bahan Baku, 4. Peleburan/Smelting, 5. Pemurnian, 6. Pencetakan/Casting Produk ingot ferronickel dan shot yang dilanjutkan dengan pengeringan (drying) agar kadar air memenuhi persyaratan. C. Manajemen Stockpile
G.R Terry (Hasibuan, 2009 : 2) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan menurut Stoner dan Freeman (Safroni, 2012: 44) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya
organisasi
untuk
tercapainya
tujuan
organisasi
yang
telah
ditetapkan.Manajemen stockpile adalah proses pengaturan atau prosedur yang terdiri dari pengaturan kualitas dan prosedur penimbunan nikel di stockpile.
Manajemen
merupakan
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana, dan efesien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan perencanaan. Dalam kaitanya dengan fungsi dari ROM stockpile biji nikel sebagai tempat penimbunan sementara maka diperlukan sistem manajemen stockpile yang tepat. (Achmad Rais, 2002) Prinsip dasar pengelolan stockpile adalah penerapan sistem FIFO ( First In First Out ), dimana biji nikel yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile adalah sebagai berikut : a)
Kontrol Temperatur
b)
Kontrol Terhadap Kontaminasi dan Housekeeping
c)
Kontrol Terhadap Aspek Kualitas biji nikel
d)
Kontrol Terhadap Aspek Lingkungan Manajemen stockpile merupakan suatu upaya agar biji nikel yang di produksi
dapat di control, dari kualitasnya maupun kuantitasnya. Selain itu managemen stockpile di maksudkan untuk mengurangi kerugian yang mungkin muncul dari proses handling
atau penanganan nikel di stockpile seperti misalnya terjadi
penyusutan kuantitas nikel baik yang di akibatkan oleh erosi pada musim hujan. Stockpile
Management menjelaskan
mengenai
bagaimana
mengelola
stockpile biji nikel dan mengontrolnya dengan baik.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai berikut: 1.
Monitoring quantity (Inventory) dan movement nikel distockpile,meliputi recording biji nikel yang
masuk (nikel in) dan recording biji nikel yang
keluar (nikel out) di stockpile, termasuk recording biji nikel yang tersisa (nikelbalance). 2.
Menghindari biji nikel yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu
masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara. 3.
Mengusahakan pergerakan biji nikel sekecil mungkin di stockpile termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi nikel.
4.
Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom.
5.
Pengawasan
yang
ketat
terhadap
kontaminasi,
meliputi
pelaksanaan
housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile. 6.
Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini mencakup usaha:
Contral dust dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust suppressant.
Adanya
tempat
penampungan
khusus
(fine
coal
trap)
untuk
buangan/limbah air dari drainage stockpile.
7.
Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal).
Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer,baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti.
8.
Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile
9.
Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage
Pola Penimbunan
Sistem penimbunan memiliki 2 metode yaitu metode penimbunan terbuka (open stockpile) dan penimbunan tertutub (coverage storage). Penimbunan yang umum di lakukan di dalam kegiatan penambangan adalah dengan metode penimbunan terbuka. Open stockpile atau stockpile adalah penimbunan material
di atas permukaan tanah secara terbuka dengan ukuran sesuai tujuan dan proses yang di gunakan. Pola penimbunan antara lain : 1.
Cone ply merupakan pola dengan bentuk kerucut pada sala satu ujungnya sampai tercapai ketinggian yang di kehendaki dan di lanjutkan menurut panjang stockpile.
2.
Clhevron merupakan pola dengan menempatkan timbunan satu baris material, sepanjang stockpile dan timbunan dengan cara bolak balik hingga mencapai ketinggian yang di inginkan, pola ini baik untuk alat curah seperti belt conveyor dan stacer reclaimer.
3.
Chevcon merupakan pola penimbunan dengan kombinasi antara pola penimbunan chevron dan pola penimbunan cone ply.
4.
Windrow merupakan pola dengan timbunan dalam baris sejajar sepanjang lebar stockpile dan di teruskan sampai ketinggian yang di kehendaki tercapai. Umumnya alat yang di gunakan adalah backhoe,bulldozer dan loader.
III.
METODE PENELITIAN
A. Pengambilan Data
Pada penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu : a.
Data pr imer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan pemeriksaa n para meter baik di lapangan, yang terdiri dari :
b.
1.
Dimensi timbunan
2.
Besar penimbunan dan pembongkaran harian
3.
Waktu edar alat gali muat dan alat angkut
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
studi
literature
dan
penelitian terkait, yang terdiri dari :
1. Data kualitas biji nikel 2. Data curah hujan 3. Data topografi daerah penimbunan biji nikel 4. Target produksi biji nikel 5. Spesifikasi dan jumlah biji nikel yang diminta konsumen 6. Sistem blending dan pola penimbunan B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2016 di Kecamatan pomalaa , kabupaten kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara. Pemilihan daerah ini sebagai
lokasi penelitian dengan pertimbangan adanya kenyataan bahwa di lokasi tersebut
terdapat
kegiatan penambangan yang dapat mencapai produktivitas
dengan sesuai target. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus hingga November 2016 hal ini dapat berubah sesuai kebijakan perusahaan. Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan antara studi pustaka dengan data-data/observasi lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1.
Studi Literatur Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang
diperoleh dari : - Perpustakaan - Internet - Informasi-informasi
2.
Penelitian di lapangan Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu:
Pengamatan lapangan, dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap keadaan di sekitar daerah pertambangan.
Penentuan
lokasi
pengamatan,
dengan
menentukan
lokasi
yang
akandiamati dan mengambil data-data yang diperlukan.
Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian yang dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara efektif.
3.
Akuisisi data
Pengelompokkan data dari lapangan beserta data yang sudah ada disesuaikan dengan obyek yang mewakili permasalahan.
4.
Pengecekan keakuratan data, agar kerja lebih efisien.
Pengolahan data Dilakukan dengan beberapa perhitungan maupun penggambaran yang
selanjutnya akan direalisasikan dalam bentuk perhitungan, grafik-grafik, table yang menuju perumusan penyelesaian masalah. 5.
Analisa hasil pengolahan data Hasil dari pengolahan data akan digunakan sebagai kesimpulan sementara.
Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut dalam bagian pembahasan.
Kajian Teknis Desain dan Manajemen Penimbunan Batubara Pada ROM Stockpile PT. Bukit Asam (Persero), Tbk, Tanjung Enim, Sumatera
Orientasi Lapangan
Mengkaji secara teknis desain dan manajemen yang optimal digunakan pada penimbunan batubara ROM stockpile sehingga permasalahan seperti perubahan kualitas batubara dan masalah pada saat penimbunan dapat
Data Primer 1. Kualitas batubara 2. Dimensi timbunan 3. Besar penimbunan dan pembongkaran harian 4. Waktu edar alat gali muat dan alat angkut
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Pembahasan
Data Sekunder
1. Data curah hujan 2. Data topografi daerah penimbunan batubara 3. Jumlah cadangan dan target produksi batubara 4. Spesifikasi dan jumlah batubara yang diminta oleh konsumen. 5. Sistem blending dan pola penimbunan
Desain ROM stockpile dan sistem manajemen yang optimal diterapkan pada PT. Bukit Asam (persero), Tbk, Tanjung Enim , Sumatera Selatan.
GAMBAR 1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
American Standrt for Tsting and Material, “Gaseous Fuels, Coal and Coke, Atmosperic Analysis”, 1979. Partanto prodjosumanto,1993, tambang terbuka. Jurusan teknik pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institusi Teknolugi Bandung. Soelistijo, U. W. (2006). Manajemen Industri Pertambangan. UNISBA. Bandung.