TINJAUAN PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN PONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FKG UNSRI
PROPOSAL LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh : JOKO SUDIRMAN NS NIM. 03081001037
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TANDA PENGESAHAN PROPOSAL LAPORAN KERJA PRAKTEK
NAMA
:
JOKO SUDIRMAN NS
NIM
:
03081001037
JUDUL
:
TINJAUAN PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN PONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FKG UNSRI PALEMBANG
Inderalaya,
2011
Ketua Jurusan,
Ir. Yakni Idris, MSC, MSCE NIP. 19581211 198703 1 002
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL LAPORAN KERJA PRAKTEK
NAMA
:
JOKO SUDIRMAN NS
NIM
:
03081001037
JUDUL
:
TINJAUAN PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN PONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FKG UNSRI PALEMBANG
Inderalaya,
2011
Dosen Pembimbing,
Ir. Imron Fikri Astira, MS. NIP. 19540224 198503 1 001
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TANDA PENGAJUAN PROPOSAL LAPORAN KERJA PRAKTEK
NAMA
:
JONATHAN MULIA S.
NIM
:
03071001107
JUDUL
:
TINJAUAN
PELAKSANAAN
DAN
PERHITUNGAN
DAYA
DUKUNG PONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FKG UNSRI PALEMBANG
Inderalaya,
2010
Pemohon,
Rollan Ferancia Komaji NIM. 03071001003
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN JUDUL LAPORAN KERJA PRAKTEK
Yang bertandatangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Kerja Praktek Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya menerangkan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama :
JOKO SUDIRMAN NS
Nim
03081001037
:
1. Sedang melaksanakan Kerja Praktek di Proyek Pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSRI. 2. Akan membuat laporan dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan dan Perhitungan Pondasi Pada Proyek Pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSRI. Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Inderalaya,
2011
Mengetahui/Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Sipil
Dosen Pembimbing,
Ir. Yakni Idris, MSC, MSCE
Ratna Dewi ,S.T.,M.T
NIP. 19581211 198703 1 002
NIP. 19740615 200003 2 001
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gedung Fakultas Kedokteran Gigi yang berlokasi di dekat Gedung Fakultas Kedokteran Umum merupakan Gedung Kuliah yang diperuntukkan bagi mahasiswa ataupun mahasiswi kedokteran gigi, pembangunan gedung perkuliahan ini bertujuan sebagai tempat belajar mengajar bagi para mahasiswa dan dosen di Fakultas Kedokteran Gigi. Dari segi desain maka gedung ini hanya terdiri dari satu bangunan 3 lantai, bangunan 3 lantai ini lah yang akan menjadi tempat perkuliahan bagi mahasiswa Kedokteran Gigi. Sebelumnya, lokasi gedung perkuliahan kedokteran gigi terletak dibagian belakang Universitas Sriwijaya yaitu berada di antara Gedung Lembaga Permasyarakatan Mahasiswa dan Masjid Al-Ghazali. Jika ditinjau dari segi kapasitas maka amat tidak memungkinkan gedung tersebut di jadikan sebagai tempat proses belajar mengajar karena selain tempatnya yang amat jauh, gedung tersebut juga memiliki kapasitas yang sangat kecil sementara mahasiswa-mahasiswi dari jurusan kedokteran gigi semakin bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, maka Rektor Universitas Sriwijaya membuat suatu kebijakan untuk membangun gedung perkuliahan bagi fakultas kedokteran gigi guna memperlancar sistem belajar mengajar. Secara garis besar pekerjaan struktural gedung fakultas kedokteran gigi ini terbagi menjadi beberapa tahap yaitu proses penanaman tiang pancang, pembuatan pondasi, pembangunan bagian struktural (kolom, pelat dan balok) dan tangga serta atap. Struktur bawah sebagai pondasi secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi ini tergantung kepada jenis struktur atas, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan tanah permukaan cukup baik, biasanya jenis pondasi dangkal sudah memadai. Tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam adalah menjadi pilihan, dan secara umum permasalahan perencanaan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Pemilihan pondasi tidak saja tergantung
dari besarnya proyek atau beban rencana , tetapi harus lebih ditekankan kepada jenis dan keadaan tanah dasar. Lapisan tanah pada lokasi pembangunan Gedung Perkuliahan FKG Unsri Palembang ini terdiri atas tanah keras berupa lempung kaku yang tipis pada bagian permukaan dan lapisan tanah lunak berupa lempung dibagian dalam . Dengan kondisi tanah tersebut maka daya dukung tanah rendah. Pondasi dalam atau pondasi tiang adalah pilihan pondasi yang tepat untuk digunakan untuk menjangkau tanah keras pada bagian dalam.Pondasi ini digunakan untuk mentransper beban pondasi ke lapisan tanah yang dalam, dimana diharapkan dapat dicapai daya dukung yang lebih baik dari pada daya dukung pada tanah keras yang tipis di permukaan maupun lapisan tanah lunak setelahnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek ini adalah untuk mengidentifikasi proses pelaksanaan dan perhitungan pondasi pada suatu proyek, yaitu proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSRI Tujuan dari Kerja Praktek pada proyek ini, antara lain: 1. Memahami prosedur pelaksanaan pekerjaan di lapangan, khususnya pekerjaan pondasi. 2. Menganalisa perhitungan pondasi yang terdiri atas perhitungan kapasitas daya dukung Tiang Pancang dan Perhitungan Pilecap.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Secara umum, pekerjaan pembangunan gedung perkuliahan fakultas kedokteran gigi ini sangat luas sedangkan waktu yang diberikan untuk kerja praktek ini terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk meninjau keseluruhan pelaksanaan proyek tersebut. Untuk itu ruang lingkup penulisan laporan ini dibatasi hanya pada pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan pondasi yang terdiri atas perhitungan pilecap dan perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang pada Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSRI.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan laporan ini maka dibuat sistematika penulisan laporan yang dibagi atas enam bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I.
Pendahuluan Pada bab ini dibahas latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.
Bab II.
Organisasi Pelaksana Proyek Membahas tentang data-data umum proyek dan struktur organisasi masingmasing unsur pelaksana proyek.
Bab III. Dasar Teori Membahas tentang pengertian dan fungsi pondasi secara umum, pengertian, jenis, dan perhitungan tiang pancang maupun pilecap. Bab IV. Tinjauan Pelaksanaan Lapangan Membahas tentang syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan, tahap pelaksanaan, serta tinjauan pekerjaan di lapangan secara umum mengenai pelaksanaan pekerjaan pondasi. Bab V.
Rencana Tinjauan Perhitungan Membahas tentang perhitungan pilecap dan kapasitas dukung tiang pancang.
II. TINJAUAN PROYEK 2.1 Uraian Umum Proyek
Data proyek dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data umum dan data teknis, yang diuraikan sebagai berikut: 2.2.1. Data Umum
Adapun data umum dari proyek ini antara lain: 1. Nama Proyek
: Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSRI.
2. Lokasi Proyek
: Universitas Sriwijaya – Inderalaya , Sumatra Selatan
3. Pemilik Proyek
: Universitas Sriwijaya
4. Alamat
: Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya
5. Konsultan Perencana
: PT.Pusparaya Karsa Perdana
6. Konsultan Pengawas
: PT. Yodya Karya
7. Kontraktor
: PT. Nindya Karya (Persero)
8. Sumber Dana
: APBN UNSRI anggaran tahun 2011
9. Nilai Kontrak
: Rp. 11.888.333.000,-
10. Waktu Pelaksanaan a. Tanggal Mulai
:
12 September 2011
b. Tanggal Selesai
:
12 Desember 2011
2.2.2
Data Teknis
Data teknis untuk konstruksi bangunan bawah adalah sebagai berikut: o o o o o o o o o o
Pondasi Luas Bangunan Sistem struktur Dinding Kolom, sloof, balok, ring balok Sengkang Konstruksi atap Lantai Jumlah lantai Tinggi bangunan
Mutu beton o Alat Pemancangan
o
: : : : : : : : : :
Pondasi Tiang Pancang 40X40 (beton K-250) 2 3728 m Beton bertulang K-250 Batu bata Besi D 22 mm dan Besi D 10 mm Besi ø 6 – 10 mm Baja Ringan Keramik, cor, batu bata diplester. 3 lantai Lantai 1 : ± 4.2 m Lantai 2 : ± 4.2 m Lantai 3 : ± 4.2 m : K-250 : hammer kekuatan 3,5 ton DHJ-60
2.3 Rencana Pelaksanaan Proyek
Adapun lingkup pekerjaan yang sesuai dengan rencana pelaksanaan proyek yaitu pekerjaan persiapan, dan pemancangan tiang pancang serta pekerjaan pilecap.
2.4 Struktur Organisasi Proyek
Dalam suatu proyek pasti memerlukan sistem koordinasi yang efektif dan efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih terjaminnya pelaksanaan suatu proyek. Struktur suatu organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan suatu proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara pengelolaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan tertentu. Secara umum, pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan suatu proyek adalah sebagai berikut : Owner
Universitas Sriwijaya
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Kontraktor
PT.Pusparaya Karsa Perdana
PT. Yodya Karya
PT. Nindya Karya (Persero)
Gambar 2.1 Struktur organisasi proyek
2.4.1 Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah yang memiliki sumber dana untuk membuat suatu bangunan dan menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan agar dapat dibuatkannya rancangan struktur dan rencana anggaran biayanya. Dalam proyek pembangunan gedung perkuliahan fakultas kedokteran gigi ini, selaku pemberi tugas adalah
Universitas Sriwijaya Kampus Inderalaya, yang dalam hal ini diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kampus Inderalaya-UNSRI. 2.4.2 Konsultan Perencana
Sebagaimana telah disebutkan di atas, ahli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari pemilik proyek pada umumnya adalah tenaga-tenaga yang dipimpin oleh arsitek atau insinyur yang dalam hal ini disebut sebagai penasehat (konsultan) perencana. Pada proyek pembangunan gedung perkuliahan fakultas kedokteran gigi ini yang bertindak sebagai konsultan perencana adalah PT.Pusparaya Karsa Perdana.
2.4.3 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah perusahaan/badan hukum yang ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, selama kegiatan
pelaksanaan proyek berlangsung. Tujuannya adalah agar pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari gambar kerja/bestek yang telah ditetapkan. Pada proyek pembangunan gedung perkuliahan fakultas kedokteran gigi ini yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah PT. Yodya Karya.
2.4.4 Kontraktor
Kontraktor adalah rekanan peserta pelelangan yang berdasarkan hasil penelitian panitia pelelangan dan pimpinan bagian proyek dianggap paling sesuai untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan surat penunjukan dari pimpinan bagian proyek. Pada proyek pembangunan gedung perkuliahan fakultas kedokteran gigi ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Nindya Karya (Persero).
2.5
Sistem Hubungan Kerja Unsur-unsur Pelaksana Proyek
Sistem koordinasi pengendalian proyek yang biasa digunakan di Indonesia adalah seperti pada bagan di bawah ini:
Keterangan : hubungan kewajiban hubungan kerja hubungan hak
Gambar 2.4 Sistem hubungan kerja antar unsur-unsur proyek
Dari bagan sistem hubungan kerja pelaksana proyek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas mempunyai ikatan kontrak. Konsultan Pengawas bertanggung jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas. 2. Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana mempunyai ikatan kerja kontrak. Untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang disarankan oleh Pemilik Proyek, kontraktor memerlukan biaya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. 3. Antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara kedua belah pihak mempunyai ikatan kerja peraturan pelaksanaan pekerjaan. Konsultan Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan, sedangkan Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalahmasalah yang timbul di lapangan dengan Konsultan Pengawas.
III. DASAR TEORI
3.1 Tiang Pancang 3.2.1
Pengertian Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang ( pile foundation) adalah bagian struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang berbentuk panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Selain itu, tiang pancang ini juga berfungsi untuk menahan beban vertical, lateral, dan uplift . Bahan utama dari tiang pancang adalah kayu, baja ( steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini dipancang dengan cara dipukul, dibor, atau didongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap. Tergantung juga pada tipe tanah, material, dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang diklasifikasikan berbeda-beda. 3.2.2
Macam-macam Tiang Pancang
Cara Tiang Meneruskan Beban
1. End / Bearing Point Pile 2.
Friction Pile
3. Adhesive Pile
Cara Pembuatan Tiang
1.
Precast pile
2.
Cast in situ / Cast in place pile
a. Tang beton tanpa kulit baja
Bahan untuk Tiang
1.
Tiang Kayu
2.
Tiang Baja
3.
Tiang Beton
4.
Tiang Pancang Komposit
Cara Memancang Tiang
1.
Metode Pukulan
b. Tiang beton dengan kulit baja c. Tiang ulir
-
Drop Hammer (Blok-Pancang)
-
Steam Hammer
-
Diesel Hammer
2.
Metode Getaran
3.
Metode Semprotan Air ( Jetting)
3.2.3 Kapasitas Dukung Tiang I.
Kapasitas Dukung Satu Tiang
Dalam menentukan kapasitas dukung tiang diperlukan klasifikasi tiang dalam mendukung beban yang bekerja. Menurut Terzaghi, klasifikasi tiang didasarkan pada pondasi tiang, yaitu:
Tiang gesek ( friction pile),
Tiang lekat ( cohesion pile),
Tiang mendukung di bagian ujung tiang ( point/end bearing pile) Dalam perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang terdapat empat
metode dan rumusan, yaitu: a)
Mengunakan Formula Statis Anlisis
Penentuan Daya Dukung Tiang Pancang dengan metoda ini berdasarkan data hasil pengujian tanah di laboratorium .Rumusannya antara lain : -
Menurut Terzaghi Qu = (Ap(1,3C .Nc+ q Nq+ B.N .a )+( ad.Cu.As)
-
Menurut Mayerhof Qu = (Ap(C .N`c+n. q Nq)+( As.Xm.N)
-
Menurut Tomlinson Qu = (Ap(C .Nc+ q Nq)+(α.Cn.As+0,5K q tan()As) Dimana : 2
Ap
= Luas Penampang Tiang (m )
As
= Luas Selimut Tiang (m )
C
= Kohesi pada tanah (Kg/m )
2
2
Nc,Nq,N = Faktor Daya Dukung a
= Faktor Penampang
α
= Faktor Adhesi
K
= Koefisien Tekanan Tanah Lateral
=
Sudut Geser Efektif antara tanah dan bahan tiang pancang
b) Mengunakan Formula Statis Empiris
Daya Dukung yang diperoleh dengan metode ini didapat dari penyelidikan lapangan secara langsung berupa data aktual di lapangan .Terdiri atas : -
Data Cone Penetration Test (CPT)
. . . . . . . . . . . . (Rumus 3.1)
dimana: Qu
=
Daya dukung ijin tiang tunggal (kg)
NK
=
Nilai konus rata-rata pada ujung tiang (kg/cm )
A
=
Luas penampang tiang (cm )
O
=
Keliling tiang (cm)
JHP
=
Jumlah hambatan pelekat rata-rata (Kg/cm)
-
2
2
Data N-SPT (Standard Penetration Test)
Metode ini menggunakan jenis alat yang sederhana, berupa tabung standar dengan diameter 5 cm dan panjang 56 cm. Meyerhof (1956) menggunakan dua macam rumus, yaitu: a.
Tiang berpenampang bundar
̅ b.
. .. .. .. .. .. .
(Rumus 3.2)
. .. .. .. .. .. .
(Rumus 3.3)
Tiang berpenampang H atau I
̅ dimana: Pu
=
nilai standar penetrasi pada ujung tiang
N
=
nilai rata-rata standar penetrasi pada ujung tiang
=
nilai rata-rata standar penetrasi sepanjang tiang
A p
=
luas penampang ujung tiang (m )
As
=
luas selimut tiang (m )
̅
2
2
c)
Mengunakan Formula Dinamis
Daya Dukung yang diperoleh dengan metode ini didapat dari data hasil kalendering ketika kegiatan pemancangan berlangsung . 1.
Formula Janbu
( √ ) ; SF = 4
. . . . . . . . . . . . . (Rumus 3.4)
2.
Formula Hiley
3.
. . . . . . . . . . . . . (Rumus 3.5)
;SF = 4
Formula Kobe
; SF = 4
. . . . . . . . . . . . . (Rumus 3.6)
dimana: L = Panjang tiang pancang
h
= Tinggi jatuhnya balok besi panjang/ ram stroke
A = Luas penampang tiang pancang
k 1
= Kompresi blok topi elastic dan topi tiang pancang
E = Modulus elastisitas tiang pancang
k 2
= Pemampatan tiang pancang elastic
k 3
= Pemampatan tanah elastic
s = Besarnya nilai set
eh = Faktor efisiensi palu pada hammer E h = Tenaga palu pabrik yang dipakai per satuan waktu W r = Berat diesel hammer
W p =
Berat tiang pancang
d) Mengunakan Metoda Loading Test
Pengujian pembebanan pada tiang pancang dilakukan dengan menggunakan alat PDA Test (Pile Driving Analyzer ). Test pembebanan yang dilakukan merupakan aksial loading test untuk tiang tekan. . Pengujian dilaksanakan sesuai ASTM D-4945, yang dilakukan dengan memasang dua buah sensor yaitu strain transduser dan accelerometer transduser pada sisi tiang dengan posisi saling berhadapan, dekat dengan kepala tiang. Kedua sensor tersebut mempunyai fungsi ganda, masing-masing menerima perubahan percepatan dan regangan. Gelombang tekan akan merambat dari kepala tiang ke ujung bawah tiang (toe) setelah itu gelombang tersebut akan dipantulkan kembali menuju kepala tiang dan ditangkap oleh sensor. Gelombang yang
diterima
sensor
secara
otomatis
akan
disimpan
oleh
komputer.
Dari hasil uji pembebanan dinamis meliputi kapasitas dukung termobilisasi, yang besarnya ditentukan oleh beban dan energi, maka kapasitas dukung termobilisasi dengan FK=2 yang dihasilkan dinilai memenuhi target beban rencana dengan penurunan (displacement) dan masih dalam batas yang aman. 2.
Kapasitas Dukung Tiang Kelompok
Perumusan dari Uniform Building Code dari AASHTO adalah: Dengan efisiensi tiang:
[ ] maka, kapasitas tiang kelompok =
. .. .. .. .. .. .
(Rumus 3.7)
dimana : m = jumlah tiang dalam deretan baris
s =
jarak antar tiang (as ke as)
n’
d =
diameter tiang
θ
= jumlah tiang dalam deretan kolom = arc tan (d/s) dalam derajat
3.2 Pilecap
Pilecap
adalah
merupakan
elemen
struktur
yang
berfungsi
untuk
menerima beban dari kolom yang kemudian diteruskan ke tiang pancang dan untuk menyatukan kelompok tiang pancang . Sedangkan Tie Beam adalah elemen struktur yang bertumpu pada tanah dan berfungsi untuk penghubung antar pilecap dan dengan plat lantai . Dalam perhitungan-perhitungan Pile Cap dianggap atau dibuat kaku sempurna sehingga :
Bila beban-beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang tersebut menimbulkan penurunan maka setelah penurunan bidang pile cap tetap akan merupakan bidang datar.
Gaya-gaya yang bekerja pada tiang berbanding lurus dengan penurunan tiangtiang tersebut. 3. Jenis-Jenis Pile Cap
Meskipun pada tiang berdiameter besar atau untuk beban yang ringan sering digunakan pondasi tiang tunggal untuk memikul kolom atau beban struktur, pada
lazimnya beban kolom struktur atas dipikul oleh kelompok tiang atau pile cap. Tetapi dalam hal pengelompokan tiang baik pada ujung maupun keliling tiang akan terjadi overleping daerah yang mengalami tegangan-tegangan akibat beban kerja struktur. Di berikut ini adalah gambar dari beberapa tipe pile cap
3.2.1
Perhitungan Pilecap
Pada perhitungan pile cap yang akan di bahas adalah mengenai perhitungan pembebanan pada kolom dan perhitungan rencana tulangan pile.
Perhitungan beban yang bekerja pada kolom
Analisa struktur kolom pada bangunan ditinjau dengan analisa struktur program SAP 2000. Analisa ini memperhitungkan pembebanan akibat : pembebanan pelat, pembebanan angin, pembebanan atap yang dijadikan input SAP 2000. Pada perhitungan pembesian kolom ini akan menggunakan perhitungan momen dan gaya aksial yang didapat dari output program SAP 2000. Perhitungan pembebanan pada struktur bangunan
Pembebanan pada plat Atap
Pembebanan pada lantai 3
Pembebanan pada lantai 2
Pembebanan pada lantai 1
Dari hasil analisa diatas maka di dapat hasil Pmax, Mmax.
Perhitungan tulangan pile cap
Di atas pondasi tiang, terutama jika menggunakan kelompok tiang diberi pengikat yang diberi nama pile cap. Tulangan Pile Cap ini diperhitungkan dengan memperhatikan tegangan pons atau tegangan geser. Adapun tahap-tahap perhitungannya yaitu:
Intensitas beban rencana
p u kolom A pilec ap
. . . . . . . . . . . . (Rumus 3.8)
Hitung jarak pelimpahan geser dari kolom ke pile cap (B) B = lebar kolom + (1/2 d).2
.......
(Rumus 3.9)
Gaya geser terfaktor yang bekerja pada penampang adalah : Vu = Pu (A-B 2 )
Kuat geser adalah :
Vc =
4
f ' c bo.d
Vn = Vc / = Vc / 0,8 Bila Vc > Vn maka pile cap memenuhi persyaratan geser Kemudian dilanjutkan dengan mencari berat sendiri dari pile cap yaitu volume ukuran pile cap. Setelah didapat beban sendiri pile cap dicari beban per tiang pancang : Pkolom beratsendiritiang
Beban per tiang pancang
Beban merata pilecap (q) = lebar pilecap x tinggi pilecap x
jumlahtian g beton
Pada rencana pile cap dicari momen maksimum, yang dilanjutkan dengan mencari jarak dari serat tepi tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik (d) : D = h – ( h selimut beton + tulangan sengkang +
K
Momen maksimum digunakan untuk mencari k
m
1 / 2
K
fy
0,85 fc
Mu
b
. . 2. . . . . (Rumus 3.10)
d
Mu
1 1 1 2mRn
m
tulangan utama)
b d
2
fy
Kemudian dicari luas tulangan dengan rumus As
b d
......( Rumus 3.11)
Dari luas tulangan yang didapat akan diperoleh rencana tulangan melalui tabel hubungan antara luas penampang tulangan dengan diameter tulangan.
IV. RENCANA TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal sebagai berikut: 1. Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan, 2. Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan peralatan yang akan digunakan, 3. Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang menunjukkan kapasitas tiang pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Kontraktor, 4. Usulan dalam pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode pemberian beban, pengukuran beban, dan penurunan, serta penyajian data yang diusulkan. Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.
4.2 Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum
Proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSRI dilaksanakan
pada
12 September 2011 hingga 12 Desember 2011. Peninjauan
pelaksanaan proyek dilakukan dengan intensitas kunjungan 3-4 jam setiap harinya. Berikut ini merupakan rencana urutan pekerjaan yang akan dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi: a. Pekerjaan pendahuluan
- Mobilisasi dan demobilisasi - Direksi keet dan sarana penunjang lainnya. - Pembersihan dan penghancuran bangunan lama - Proses pembuatan pagar pembatas proyek b. Pekerjaan pemancangan
- Pengadaan tiang pancang dengan dimensi 400 mm x 400 mm - Proses pemancangan - Pengujian tiang pancang (PDA TEST)
c. Pekerjaan Pilecap
- Pemotongan Tiang Pancang - Pembuatan tulangan pilecap . - Pelaksanaan Pengecoran Pilecap
Pada proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi UNSI ini, pelaksanaan pemancangan direncanakan akan dilakukan pada 52 titik.
V. RENCANA TINJAUAN PERHITUNGAN 5.1
Perhitungan Tiang Pancang 5.1.1 Kapasitas Dukung Satu Tiang Berdasarkan Metode Statis
Berdasarkan studi literatur untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dengan metode statis yaitu rumus 3.1
5.1.2 Kapasitas Dukung Tiang Kelompok
Sedangkan Untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang kelompok menggunakan perumusan dari Uniform Building Code dari AASHTO (rumus 3.7)
5.2
Perhitungan Pilecap 5.2.1 Perhitungan beban yang bekerja pada kolom
Analisa struktur kolom pada bangunan ditinjau dengan analisa struktur program SAP 2000. Hasil output program ini berupa gaya normal dan momen yang bekerja pada elemen kolom. 5.2.2 Perhitungan tulangan pile cap
Hasil output program Analisa struktur SAP 2000 tersebut berupa gaya normal dan memen yang bekerja pada kolom .Kolom akan menyalurkan gaya dan momen ini ke pilecap.Sehingga dengan hasil output tersebut dapat dihitung kebutuhan tulangan pada pilecap.
Adapun tahap-tahap
perhitungannya yaitu: 1.
Menghitung Intensitas Beban Rencana dengan rumus 3.8.
2.
Menghitung Jarak Pelimpahan Geser dari Kolom ke Pilecap dengan rumus 3.9
3.
Menghitung Gaya Geser terfaktor yang bekerja pada penampang
4.
Menghitung Berat Sendiri Pilecap dan beban pertiang pancang
5.
Menghitung Momen Maksimum yang bekerja pada Pilecap
6.
Mengghitung nilai K dengan rumus 3.10 berdasarkan Momen Maksimum yang terjadi.
7.
Mengitung Luas Tulangan As dengan rumus 3.11 dan dilanjutkan dengan menentukan ukuran tulangan dengan melihat tabel tulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, Joseph E., Analisa dan Design Pondasi. Jilid 2, cetakan ke-4, Erlangga, Jakarta, 1991. Bowles, Joseph E., Analisa dan Disain Pondasi edisi revisi. Jilid 2, cetakan ke-4, Erlangga, Jakarta, 1999. Departemen Pekerjaan Umum., Divisi 7 Struktur Tiang Pancang. www.google.co.id Departemen Pekerjaan Umum., SNI 03-1729-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. www.google.co.id Departemen Pekerjaan Umum., SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. www.google.co.id Mulyono, Tri., Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004. Sosrodarsono, Suyono dan Kazuto Nakazawa, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta, 1984.
Suryolelono, K.Basah., Teknik Fondasi Bagian II Fondasi Tiang, Turap, Sumuran dan Fondasi Spesial. Nafiri, Yogyakarta, 1994.