Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Komunitas
OLEH : NUR ARLIANI (213107087) SEPTIAN ANDRIANI (21310708) INDAH PUJA NINGRUM (21310708)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S.1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasiaonal adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam UUD 1945. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan adalah pelayanan kesehatan melalui puskesmas yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat seperti keluarga. Pelayanan kesehatan komunitas diprioritaskan pada masyarkat yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, seperti keluarga dengan salah satu anggota keluarga mendertia TBC paru yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit yang sama kepada anggota keluarga lainnya, oleh karena itu diperlukan asuhan keperawatan komunitas untuk mengatasi hal tersebut. Penyakit tuberculosis yang terjadi di Indonesia sangat tinggi dan insidens yang terjadi pada masyarakat-masyarakat minoritas dengan sosial ekonomi yang rendah. Penyebab penyebab yang mungkin terjadi yang dapat meningkat terjangkitnya masyarakat Indonesia adalah : 1.
Sosial ekonomi rendah
2.
Pendidikan yang kurang
3.
Kebiasaan yang jelek
4.
Kurang mempertahankan kesehatan
Berdasarkan laporan pencatatan Puskesmas X, didapatkan 90 orang menderita TB Paru, diantaranya
15 orang remaja dengan presentasi cukup tinggi sekitar 15% yang tersebar
diseluruh daerah binaan puskesmas termasuk di RW X. Disana terdapat keluarga yang menderita TB Paru dengan keadaan yang memprihatinkan karena penyakit TB Paru sudah kronis. Keperawatan komunitas sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan memiliki peranan strategis dalam meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya dalam melaksanakan upaya – upaya kesehatan untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Upaya – upaya kesehatan dalam keperawatan komunitas lebih difokuskan pada aspek promotif dan preventif untuk meningkatkan kemandirian remaja dalam memelihara kesehatannya. Keperawatan komunitas memperlakukan agregat remaja sebagai mitra kerja dalam berbagai upaya yang menunjang kesehatan, oleh karena itu pelayanan keperawatan komunitas dikelola berdasarkan sumber – sumber yang ada di masyarakat. Model yang akan di kembangkan dalam asuhan keperawatan komunitas pada agregat remaja dengan penyakit TB Paru adalah Community as Partner. Model ini berfokus pada filosofi primary health care yang menjadi landasnnya. Model community as partner model di dasarkan pada pendekatan secara total untuk melihat suatu masalah dan model ini mendemonstrasikan persamaan hubungan perawat dengan kelompok . Dalam model community as partner ada dua factor sentral yang menjadi focus yang pertama, fokus pada
komunitas sebagai mitra ( ditandai dengan roda pengkajian komunitas di bagian atas dan menyatunya masyarakat sebagai intinya: dan kedua, penerapan proses keperawatan dalam penangggulangan masalah yang ada di komunitas.
Melihat fenomena diatas, maka upaya mengatasinya masalah kesehatan remaja khususnya masalah TB Paru diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik. Depkes RI (2002) mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memfasilitasi agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat. Upaya kesehatan dengan memberdayakan masyarakat merupakan ciri pelayanan keperawatan komunitas, khususnya dalam rangka mewujudkan remaja yang sehat, bebas TB Paru, dan pada akhirnya mereka mandri
B.TUJUAN 1. Tujuan umum : Memberikan gambaran praktek asuhan keperawatan komunitas pada agregat remaja dengan masalah risiko TB Paru melalui pendekatan model community as partner di Puskesmas X.
2. Tujuan khusus : a. Menguraikan hasil pengkajian pada agregat remaja dengan penderita dab resiko tinggi TB Paru di Puskesmas X. b. Merumuskan masalah keperawatan pada agregat remaja dengan risisko TB Paru di puskesmas X. c. Mengidentifikasi rencana tindakan keperawatan pada agregat remaja dengan risiko TB paru di Puskesmas X.
BAB II LANGKAH PENCAPAIAN TUJUAN A. Persiapan Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, akan ditempuh strategi pokok sebagai acuan penanggulangan masalah TB Paru pada remaja, sebagai berikut : 1. Pemberdayaan keluarga dalam masalah TB Paru Pemberdayaan
keluarga
adalah
proses
dimana
keluarga-keluarga
yang
mempunyai masalah TB Paru bekerja bersama-sama menanggulangi masalah yang mereka hadapi. Cara terbaik untuk membantu mereka adalah ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Upaya perbaikan kesehatan yang
dilakukan adalah dengan meningkatkan kemandirian dengan fokus keluarga mandiri sadar akan kesehatan dan penularan penyakit TB Paru dengan harapan mereka dapat mengenal dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan operasional yang dilaksanakan adalah: a.
Pemetaan keluarga mandiri sadar akan kesehatan dan penularan penyakit TB Paru oleh dasawisma dalam rangka survey mawas diri masalah penyakit TB Paru.
b.
Asuhan dan konseling tentang penyakit TB Paru Melakukan asuhan dan konseling bagi keluarga dengan tenaga profesional dengan menggunakan tatalaksana asuhan dan konseling
2. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi maslah penyakit TB Paru dan peduli terhadap cara
pencegahan penularan yang muncul di masyarakat.
Masyarakat harus dilibatkan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penanggulangan masalah tesebut, sehingga akan tercipta komitmen yang baik antara masyarakat dan petugas. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat adalah: a.
Pemberdayaan ekonomi Kegiatan dilaksanakan secara lintas sektor terutama dalam rangka income generating
b.
Advocacy Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh dukungan baik teknis maupun non teknis dari pemerintah daerah setempat untuk memobilisasi sumber daya masyarakat yang dimiliki
c.
Fasilitasi Memberikan bantuan teknis dan peralatan dalam rangka memperlancar kegiatan pencegahan penularan TB Paru berbasis masyarakat, misalnya home economic set untuk PMT.
3. Pemberdayaan Petugas Agar kualitas pelayanan baik, maka diharapkan para petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan serangkaian kegiatan dalam peningkatan peran petugas yaitu antara lain dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan baik melalui kegiatan workshop dan capacity building.
4. Subsidi langsung Subsidi diberikan dalam bentuk paket dana untuk pembelian masker pemberian gizi tambahan dan penyuluhan kepada penderita TB Paru khusunya remaja
B. Tekhnik Intervensi 1. Advokasi 2. Bina Suasana a. Proses Kelompok
Kegiatan : Bentuk “per group” yang terdiri dari remaja yang menderita TB Paru maupun yg berisiko TB Paru Kegiatan Kelompok remaja
Tujuan kegiatan : Adanya kelompok dari – oleh- untuk – masyarakat terdiri dari remaja yang mengalami TB Paru maupun yang berisiko TB Paru sehingga dapat secara mandiri mengatasi masalah yang muncul pada populasi tersebut.
Cara : Melibatkan dewasa yang dengan sukarela menyediakan diri menjadi anggota kelompok untuk sharing pengalaman dan memotivasi per dalam mengatasi masalah TB Paru.
Pelaksana : Mahasiswa dan Kader
Hasil : Terbentuknya enam “ peer group” di wilayah perkampungan X Terlaksananya kegiatan kelompok sebnayak minimal 2 x sebulan.